Tsunami Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit. Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam. Gempa bumi Samudra Hindia 2004 Animasi gerakan air laut (tsunami) Peta gempa bumi Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° EKoordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Asia Tenggara Korban jiwa Gempa bumi mengakibatkan tsunami (gelombang pasang) yang menelan sangat banyak korban jiwa. Dipastikan lebih dari 150.000 jiwa tewas. Negara Indonesia Sri Lanka Meninggal dunia Dipastikan Perkiraan 126.915 126.915+ Tak 30.718 diketahui India 10.012 15.636 Thailand 5.3052 11.000 Somalia 150+ 298 Myanmar 90 Malaysia 68-74 290–600 Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Maladewa 82 Seychelles 1 - 3 10 Tanzania 10 Bangladesh 2 Afrika Selatan 2 Kenya 1 Madagaskar Total Tak diketahui 151.976+ 10+ Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui 162.000+ Luka luka Hilang Kehilangan tempat tinggal ~100.000 37.063 ~517.000 15.686 23.000+1 ~573.000 5.624 1.029.692 4.499 Tak diketahui 200 Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui 8.457 Tak diketahui 45 299 Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui 125.000+ 26 Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui 43.000+ Catatan: Angka di tabel di atas adalah perkiraan saja. 1 Termasuk 19.000 korban hilang pada wilayah yang dikontrol oleh Macan Tamil. 2 Termasuk setidaknya 2.464 orang asing. 5.000 mencapai 30.000 Tak diketahui 12-22.000 Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui 1.000+ 3-5 juta [sunting] Indonesia Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, bersama seorang korban yang telah kehilangan keluarganya di Banda Aceh. (Hak cipta: AP) Air pasang menghantam kawasan Ao Nang, Thailand Pusat gempa yang terletak di sebelah utara Pulau Simeulue Peta Gempa (dari Wikipedia Jerman) Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara. Foto dari kerusakan sulit diperoleh karena adanya pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka, yang mengakibatkan sedikitnya jumlah reporter, pejabat pemerintah dan tim penolong di Sumatra Utara. Pejabat pemerintah khawatir akan kurangnya laporan dari kota-kota di pantai barat Sumatra, termasuk beberapa resort kecil. Kota-kota ini hanya berjarak 100 km dari episenter dan diperkirakan menerima kerusakan berat, dan juga Pulau Simeulue dan Pulau Nias. Sri Lanka Di Sri Lanka dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Salah seorang korban yang bisa diselamatkan adalah mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl. Dilaporkan dari Sri Lanka bahwa sangat sedikit ada hewan-hewan liar seperti macan dan gajah yang mati. India Di India, termasuk Kepulauan Andaman dan Nicobar diperkirakan menelan lebih dari 12.000 korban jiwa. Bangladesh Di Bangladesh ada 2 korban jiwa. Thailand Di Thailand banyak pula wisatawan asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket di mana diperkirakan ada sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia 21 tahun. Maladewa Di Maladewa dilaporkan ada 53 korban jiwa. Dua pertiga wilayah ibu kota Malé kebanjiran ketika bencana terjadi. Malaysia Malaysia melaporkan 66 korban jiwa, tetapi dicemaskan korban jiwa berjumlah 600. Somalia Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Tetapi sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para nelayan. Kerusakan dalam konteks sejarah Meskipun gempa ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah tercatat, angka korban lebih rendah dari jika gempa ini terjadi di wilayah padat penduduk. Gempa terparah dalam jumlah kematian adalah: di Tangshan, Republik Rakyat Cina, pada tahun 1976, jumlah korban resmi 242.419, tetapi pakar gempa internasional mengatakan, jumlah korban jiwa mencapai kira-kira 800.000. di Shanxi, Tiongkok, pada tanggal 23 Januari 1556 terjadi gempa bumi yang memakan 830.000 korban jiwa. di Iran pada 1978, di mana 250.000 orang tewas. di Tokyo pada 1923, memakan korban 140.000 jiwa. Negara-negara Samudra Hindia tidak berpartisipasi dalam sistem peringatan dini tsunami, seperti di Samudra Pasifik, dikarenakan dalam sejarah bencana tsunami jarang terjadi di Samudra India. [Perbaikan dan pembangunan kembali Untuk melaksanakan pembangunan kembali daerah yang dilanda bencana, pemerintah membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias (BRR) pada tanggal 16 April 2005. Aceh mengalami perkembangan luar biasa dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami. Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia, El Mustafa Benlamlih, mengatakan perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca-tsunami dapat menjadi contoh bagi negara lain.[1