perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Teori Tentang Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Saluran Aspirasi Politik a. Pengertian Persepsi “Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif” (Robbins, 2006:43). Berbeda dengan pendapat di atas, Wenburg dan Wilmot mendefinisikan “Persepsi sebagai cara organisme memberi makna” (Mulyana, 2000:167). Verdeber mengungkapkan bahwa “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (Mulyana, 2000:167). Cohen mendefinisikan “Persepsi sebagai interprestasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal” (Mulyana, 2000:167). Menurut Mulyana, (2000:168) “Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi, persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan lain”. Mulyana (2000:171) persepsi terbagi dua yaitu “Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia)”. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Persepsi terhadap manusia sering dijumpai persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. Perbedaan kedua tersebut yaitu : 1) Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyak objek dan lebih sulit diramalkan. commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 2) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya). Kebanyakan oebjek tidak mempersepsi anda, ketika anda mempersepsi objek itu, akan tetapi orang mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi mereka. dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. Banyak pengertian persepsi yang diketengahkan oleh berbagai ahli, masing-masing ahli memaknai sesuai disiplin keilmuannya. Konsepsi mengenai persepsi itu sendiri seyogianya telah lama dikembangkan dalam berbagai teori psikologi, dan suatu teori khusus mengenai persepsi yang cukup berpengaruh adalah teori atribusi. Teori atribusi menurut saparinah (1976:52), bahwa: Teori mengenai bagaimana orang membuat penjelasan kausal atau mengenai bagaimana mereka menjawab pertanyaaan yang dimulai dengan mengapa? teori tersebut menekankan pada informasi yang dipergunakan orang dalam menarik kesimpulan kausal, dan apa yang dilakukan dengan informasi tersebut untuk menjelaskan pertanyaan kausal. Berdasarkan pengertian dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana berbagai stimulus dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah “Penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan”. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-sifat individu yang melihatnya, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu : 1) Sikap Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang. 2) Motivasi Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan commit to user yang dilakukannya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 3) Minat Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut. 4) Pengalaman masa lalu Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar. 5) Harapan Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. 6) Sasaran Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan mempengaruhi persepsi. 7) Situasi Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula. c. Definisi Konseptual Persepsi Berdasarkan pengertian dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimulus dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. d. Definisi Operasional Persepsi 1) Berkaitan dengan aspek proses, melalui proses ini diperlukan waktu, semakin lama waktu yang digunakan ada kecenderungan semakin baik dalam mencerna segala sesuatu 2) Proses pengamatan dari penginderaan manusia yang diolah otak manusia, kemudian menghasilkan pemahaman arti atau makna mengenai apa yang commit to user diamati perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 3) Merupakan totalitas artinya persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kebulatan dari peristiwa kejiwaan dalam memahami suatu obyek , sehingga menimbulkan pengertian yang benar melalui obyek tersebut 4) Sangat ditentukan oleh siapa yang mempersepsikannya dan situasi lahirnya persepsi berikutnya e. Pengertian Demonstrasi Demostrasi atau unjuk rasa adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. “Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok”. (Wikipedia bahasa Indonesia. www.wikipedia.org). Di dalam pasal 1 ayat (3) UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum disebutkan bahwa yang dimaksud unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. Unjuk rasa dikenal sebagai satu bentuk partisipasi politik, unjuk rasa sebagai satu bentuk partisipasi politik nonkonvensional. Almond membedakan dengan partisipasi politik konvensional, seperti memberikan suara dalam pemilu, diskusi politik, kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan dan berkomunikasi secara individual dengan pejabat politik dan administratif. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa demonstrasi atau unjuk rasa adalah penyampaian pendapat oleh seseorang atau lebih secara lisan maupun tulisan dan dilakukan dimuka umum sebagai bentuk partisipasi politik. f. Pengertian Saluran Aspirasi Politik Menurut Ellizabeth B. Hurlock (1993: 23) “Aspirasi berarti keinginan akan sesuatu yang lebih tinggi, dengan kemajuan sebagai tujuannya”. Aspirasi yang dimaksud tersebut menekankan pada keinginan untuk lebih maju atau commit to user ahli lain, mengatakan bahwa melebihi status pada saat sekarang. Pendapat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 aspirasi adalah “Tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (Winkel WS, 1991: 20). Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Saluran aspirasi politik adalah perantara dalam menyampaikan keinginan untuk lebih maju dalam bidang politik. Disampaikan oleh Frans H Winarto dalam bukunya suara rakyat lebih tinggi All over the world, people demand good governance for political as well as for economic reasons. politically, good governance is an issue of democracy, public accountability, transparency, and fairness in democracy, those in power are accountable to those who have put them in power. it is also an issue of ensuring that the governed have the appropiate means to control and check the activities of those governing, to ensure that the rights and freedom of the people are respected and protected, that peace and security are maintained and also to ensure that governance is conducted in accordance with the law. (Frans H Winarto, 2009:271) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keinginan lebih maju itu meliputi akuntabilitas publik, transparansi, dan keadilan. Dalam demokrasi, mereka yang berkuasa bertanggung jawab kepada mereka yang telah menempatkan mereka dalam kekuasaan. itu juga merupakan isu untuk memastikan bahwa diatur sesuai jika memiliki sarana untuk mengontrol dan memeriksa kegiatan yang mengatur, untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan rakyat dihormati dan dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan dipertahankan dan juga untuk memastikan bahwa pemerintahan dilakukan sesuai dengan hukum. Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap pemerintah ada perubahan kearah yang lebih baik, misalnya aspirasi rakyat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah harus lebih dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan. Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari pemerintah ke pada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi siapa saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia termasuk didaerah yang jauh dari pemerintahan,dst. g. Definisi Konseptual Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik Dari beberapa pengertian tentang demonstrasi dan saluran aspirasi politik diatas maka dapat disimpulkan bahwa demokrasi sebagai saluran aspirasi politik adalah Demonstrasi pada hakikatnya merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan pendapat, kritikan, dan aspirasi dari rakyat ke pemerintah. Demonstrasi juga menjadi salah satu saluran aspirasi politik. Jadi dapat disimpulkan bahwa demonstrasi merupakan sarana atau perantara untuk menyampaikan keinginan untuk lebih maju dalam bidang politik. 1) Keinginan lebih maju itu meliputi akuntabilitas publik, transparansi, dan keadilan. Dalam demokrasi, mereka yang berkuasa bertanggung jawab kepada mereka yang telah menempatkan mereka dalam kekuasaan. itu juga merupakan isu untuk memastikan bahwa diatur sesuai jika memiliki sarana untuk mengontrol dan memeriksa kegiatan yang mengatur, untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan rakyat dihormati dan dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan dipertahankan dan juga untuk memastikan bahwa pemerintahan dilakukan sesuai dengan hukum. 2) Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap pemerintah ada perubahan kearah yang lebih baik, misalnya aspirasi rakyat yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah harus lebih dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan. 3) Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari pemerintah ke pada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi siapa saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia termasuk didaerah yang jauh dari pemerintahan,dst. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 h. Definisi Operasional Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik 1) Penyampaian pendapat secara lisan maupun tertulis di muka umum. 2) Penyampaian keinginan untuk lebih maju di dalam politik. a) Keinginan lebih maju itu meliputi akuntabilitas publik, transparansi, dan keadilan. Dalam demokrasi, mereka yang berkuasa bertanggung jawab kepada mereka yang telah menempatkan mereka dalam kekuasaan. itu juga merupakan isu untuk memastikan bahwa diatur sesuai jika memiliki sarana untuk mengontrol dan memeriksa kegiatan yang mengatur, untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan rakyat dihormati dan dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan dipertahankan dan juga untuk memastikan bahwa pemerintahan dilakukan sesuai dengan hukum. b) Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap pemerintah ada perubahan ke arah yang lebih baik, misalnya aspirasi rakyat yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah harus lebih dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan. c) Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari pemerintah kepada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi siapa saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia termasuk didaerah yang jauh dari pemerintahan,dst. 3) Penyampaian aspirasi dari rakyat kepada pemerintah di dalam politik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Tabel 2.1 indikator Persepsi Mahasiswa tentang Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dan indikator mahasiswa Persepsi Mahasiswa tentang Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik Tingkatan Mahasiswa Selalu Sering Kadangkadang 1. Pengamatan 1. Selalu aktif 1. Aktif dalam 1. Sempat tentang dalam mengikuti aktif dalam demonstrasi mengikuti diskusi mengikuti melalui diskusi organisasi diskusi indera dan organisasi BEM FKIP organisasi diolah oleh BEM FKIP sehingga BEM FKIP otak sehingga dapat sehingga kemudian dapat menyalurka dapat menghasilka menyalurka n pendapat menyalurka n n pendapat melalui n pendapat pemahaman melalui diskusi melalui arti diskusi tersebut. diskusi mengenai tersebut. tersebut. demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik. 2. Aktif dalam 2. Sempat 2. Memahami 2. Selalu dalam arti tentang Aktif dalam kegiatan yang aktif diakan berbagai demonstrasi kegiatan organisasi kegiatan sebagai yang BEM FKIP organisasi saluran diakan dan pernah BEM FKIP. aspirasi organisasi ikut dalam aksi politik BEM FKIP demonstrasi melalui dan pernah peristiwa ikut dalam yang pernah aksi dialami. demonstrasi 3.Mengetahui 3. Sedikit 3. Mengetahui 3. Sangat commitfungsi to user mengetahui fungsi dan mengetahui tentang Jarang Tak Pernah 1. jarang mengikuti diskusi organisasi yang diselengga rakan BEM FKIP. 1.Tidak pernah aktif dalam mengikuti diskusi organisasi BEM FKIP sehingga dapat menyalurkan pendapat melalui diskusi tersebut. 2.Jarang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi BEM FKIP. 2.Tidak pernah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi BEM FKIP. kurangnya pengetahuan Tak peduli tentang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 tujuan tentang penyampaia fungsi dan n pendapat tujuan melalui organisasi demonstrasi. BEM FKIP 4. Mengetahui 4. Selalu ikut tata cara aktif dalam dalam setiap aksi penyampaia demonstrasi n pendapat yang melalui diadakan demonstrasi. oleh BEM FKIP 5. Mengetahu 5. Selalu aktif problematik dalam a yang mengikuti terjadi forum dalam interaktif masyarakat. organisasi kemsyaraka tan yang dilakukan bersama organisasi BEM FKIP dan tujuan tentang fungsi mengenai organisasi dan tujuan fungsi dan BEM FKIP organisasi tujuan BEM FKIP organisasi BEM FKIP. fungsi dan tujuan organisasi BEM FKIP 4.Sering mengikuti kegiatan aksi demonstrasi yang diadakan oleh BEM FKIP UNS. 4. Tidak pernah ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi yang diadakan oleh BEM FKIP 5. Tidak pernah aktif dalam mengikuti forum interaktif organisasi kemsyarakat an yang dilakukan bersama organisasi BEM FKIP 4. Pernah ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi yang diadakan oleh BEM FKIP 4. Jarang ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi yang diadakan oleh BEM FKIP 5. Sering 5. Sempat akti 5. jarang mengikuti dalam dalam forum mengikuti mengikuti interaktif forum forum organisasi interaktif interaktif kemsyarakatan organisasi organisasi yang dilakukan kemsyarakata kemsyarakat bersama n yang an yang organisasi dilakukan dilakukan BEM FKIP bersama bersama organisasi organisasi BEM FKIP BEM FKIP 2. Teori Tentang Kesadaran Politik a. Pengertian Kesadaran Politik Menurut Petter dalam Ustman Abdul Mu’is Ruslan (2000:94) ”Kesadaran politik adalah berbagai bentuk pengetahuan orientasi dan nilainilai yang membentuk wawasan politik individu, ditinjau dari keterkaitannya dengan kekuasaan politik”. Sedangkan dari konsepsi politik menurut Ustman Abdul Mu’is Ruslan (2000:96), Kesadaran politik adalah pandangan universal yang mencakup wawasan politik, nilai-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kondisi dan problematika commit tosituasi, user masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka mengubah atau mengembangkannya. 1) Wawasan politik adalah Meningkatkan wawasan politik sangat penting supaya mengetahui hak dan kewajiban. Dengan mengetahui hak dan kewajiban, maka akan terdorong dan termotivasi untuk meningkatkan dedikasi (pengabdian), spririt (semangat) dan partisipasi untuk membangun Indonesia. Untuk bisa meningkatkan wawasan politik dan partisipasi dapat dilakukan: a) Sering melakukan diskusi organisasi tentang berbagai persoalan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan misalnya tentang naiknya harga BBM,dst. b) Suka mengikuti program yang dilakukan organisasi BEM dan kegiatan kampus untuk menambah ilmu, pengetahuan, dan pengalaman. c) Sering turun ke masyarakat untuk berdialog dan berdiskusi dengan mesyarakat. d) Aktif di organisasi kampus seperti BEM, dan Organisasi Kemsyarakatan. Dengan melakukan salah satu dari empat hal tersebut, maka wawasan politik dan partisipasi akan meningkat. Tidak banyak yang memahami bahwa politik itu luas, mencakup partisipasi pada pembangunan seluruh aspek kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tidak hanya dalam pengertian sempit, seperti partisipasi kegiatan pemilu, pemilukada, partai politik, parlemen (DPR, DPD, DPRD) dan sebagainya, tetapi semua kegiatan yang dilakukan termasuk berpartisipasi untuk membangun Indonesia, juga merupakan bagian dari politik. 2) Nilai-nilai dan orientasi politik adalah nilai-ni politik meliputi nilai keterbukaan dan tanggung jawab sedangkan orientasi politik menurut Almond dan verba “orientasi politik ada tiga yaitu orientasi kognitif, orientasi afektif, orientasi evaluative” (Afan Gaffar,1999:68). Untuk penjelasan pendapat diatas sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 a) Orientasi kognitif yaitu mengacu pada pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang system politik dan atributnya. Contohnya tahu lambing Negara, tahu lagu kebangsaan Negara, tahu siapa presidn dan wakil presidennya. b) Orientasi afektif yaitu orientasi politik yang didalamnya berisikan perasaan-perasaan dan emosi-emosi tentang obyek-obyek politik atau system politik. Contohnya penilaian masyarakat terhadap iklan kampanye para calaon kandidat presiden. c) Orientasi evaluative merupakan tingkatan tertinggi karena seseorang sudah mampu membuat keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik. Menyangkut kapasitas individu dalam memberikan penilaian terhadap system politik yang sedang berjalan. Contohnya mahasiswa berdemo atas keputusan yang diambil pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat misalnya kenaikan harga BBM. 3) Situasi dan kondisi merupakan keadaan masyarakat pada saat ini apakah ada masalah yang muncul dalam masyrakat atau tidak. 4) Problematika masyarakat adalah masalah yang sedang terjadi dalam kehidupan warga Negara. Misalnya adanya masalah tentang kenaikan BBM, adanya ketidakadilan hukum bagi rakyat kecil. Dalam hal ini sama seperti orientasi politik pada tingkat afektif. 5) Memberikan putusan pada problematika masyarakat yaitu seseorang mampu memberikan keputusan atas tindakan mereka pada masalah yang sedang ada dalam kehidupan masyarakat, apakah mereka setuju atau tidak dengan tindakan pemerintah dalam menangani masalah tersebut. Hal ini termasuk dalam orientasi evaluative. 6) Menentukan mendorongnya pendirian untuk terhadap bergerak problematika dalam rangka masyarakat, yang mengubah atau mengembangkannya. Sama halnya dengan memberikan keputusan terhadap problematika masyarakat, menentukan pendirian terhadap problematika masyarakat juga termasuk kedalam orientasi evaluatif. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 ”Manusia yang sadar menurut Syari’ati adalah manusia yang memiliki ideologi yung kritis, rasa keterikatan dengan masyarakat tertentu dan mengenal kondisi komunitas tersebut”. (Ustman Abdul Mu'is Ruslan, 2000:95). Manusia yang memiliki rasa tanggungjawab individu dalam mnenghadapi problematikanya, di format karaktemya oleh perasaan kolektif dan paartisipasif dalarn perjalanan dan pekerjaan masyarakatnya. Dengan kesadaran itu ia benar-benar mengerti dan mampu mnenangkap situasi dan kondisi zaman dan masyarakat setempat. b. Unsur – Unsur Kesadaran Politik Di dalam kesadaran politik mencakup unsur-unsur yang meliputi diantaranya yaitu : “1) Kesadaran islam yaitu tentang konsepsi secara benar dan menyeluruh yang dengannya seorang individu mampu menyikapi realita yang terjadi dengan segala aspek-aspeknya sesuai pandangan intelektual yang telah terbentuk pada dirinya. Dalam hal ini kesadaran didasarkan pada pandangan hidup seseorang dengan kata lain sesuai dengan keyakinan setiap orang. Jadi pada dasarnya kesadaran islam dalam pengertian ini yaitu kesadaran dalam konsep islam, namun demikian bukan berarti seseorang yang selain agama islam tidak memiliki kesadaran politik, karena hal tersebut didasarkan pada keyakinan pandangan hidup masingmasing. 2) Kesadaraan gerakan yaitu kedaran untuk membentuk organisasi atau gerakan yang bekerja guna mewujudkan cita-cita bersama, tergabung dan terlibat disana dengan upaya memberikan kontribusi maksimal bagi gerakan yang terlibat disana perkembangan organisasi tersebut. 3) Kesadaran akan problematika politik yang terjadi dimasyarakatnya, meliputi kesadaran akan masalah hukum Islam. kebebasan dan keterjajahan, kebebasan politik, masalah persatuan dan sebagainya. 4) Kesadaran akan hakikat sikap politik yaitu kesadaran akan substansi commit toindividu user sekitar sikap politik dimana menjadi sadar dan mampu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah politik itu sendiri. Termasuk diantaranya adalah mempelajari rnasalahmasalah politik umum, mempelajari arus politik dan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi dan menentukan sikap terhadapnya, dan memonitor peristiwap errittiaa politik yang sedang berkembang” (Ustman Abdul Mu'is Ruslan, 2000: 417). c. Cara-cara untuk Mencapai Kesadaran Politik Ada beberapa cara dalam mencapai kesadaran politik yang melalui beberapa hal yaitu: “1) Arahan politik secara langsung, baik melalui jalur formal maupun non formal, melalui penjelasan-penjelasan politik, usaha-usaha bimbingan, dan pengajaran pendidikan politik langsung, yang dilakukan oleh para pemikir dan pimpinan politik. 2) Pengalaman politik yang didapat dari partisipasi politik misalnya dari ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam demonstrasi. 3) Kesadaran yang muncul dari belajar secara mandiri sebagai contoh belajar melalui membaca buku. 4) Kesadaran yang lahir melalui dialog-dialog kritis misalnya keikut sertaan dalam diskusi organisasi ataupun diskusi organisasi dengan forum masyarakat. 5) Ditambah dengan kesadaran politik yang merupakan hasil dari dua metode, yaitu apprenticeship dan generalisasi. Maka seluruh metode ini akan mengantarkan seseorang untuk mendapat kesadaran politik”. (Ustman Abdul Mu’is Ruslan, 2000:96) d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Politik Kesadaran Politik dapat dipengaruhi oleh banyak factor, dalam Ustman Abdul Mu’is Ruslan (2000:97-98) “Faktor yang mempengaruhi kesadaran politik yang terpenting diantaranya adalah : 1) Jenis kultur politik di mana individu itu tumbuh darinya atau dengan kata lain, tabiat kepribadian politik yang terbentuk darinya. 2) Berbagai revolusi danto user perubahan budaya yang terjadi commit dimasyarakat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 3) Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki individu, juga tingkat pendidikannya. 4) Adanya pemimpin politik/sejumlah tokoh politik yang genius yang mampu memberikan arahan politik kepada masyarakat luas. e. Definisi Konseptual Kesadaran Politik Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai politik, dan orientasi politik yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakat, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. f. Definisi Operasional Kesadaran Politik Indikator kesadaran politik yaitu : 1) Memiliki wawasan atau pengetahuan tentang politik. 2) Mengetahui nilai-nilai politik dan orientasi politik. 3) Kesadaran akan situasi dan kondisi masyarakat saat ini. 4) Mengerti akan problematika yang ada dalam masyarakat. 5) Mampu memecahkan masalah yang sedang terjadi dalam masyarakat. 6) Mampu memberikan keputusan atas problematika dalam masyarakat. 7) Menentukan pendirian terhadap problematika dalam masyarakat, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. Tabel 2.2 Tabel Kesadaran Politik dan tingkatan mahasiswa Kesadaran Politik Tingkatan Mahasiswa Selalu aktif 1. Kesadaran islam 1.Selalu dalam mengikuti yaitu tentang diskusi konsepsi secara forum politik di kampus Sering 1.aktif dalam mengikuti forum diskusi commit to user politik di Kadangkadang 1.Sempat aktif dalam mengikuti forum diskusi Jarang Tak Pernah 1.jarang aktif dalam mengikuti forum diskusi 1.Tidak pernah aktif aktif dalam mengikuti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 di kampus politik di benar dan maupun masyarakat. maupun di kampus menyeluruh yang masyarakat. maupun di dengannya masyarakat. seorang individu mampu menyikapi realita yang terjadi dengan segala aspek-aspeknya sesuai pandangan intelektual yang telah terbentuk pada dirinya. Sempat 2. Kesadaraan 3. Selalu Aktif 2. Aktif dalam 2. mengikuti gerakan yaitu dalam seluruh seluruh organisasi salah satu kedaran untuk organisasi kampus organisasi membentuk kampus termasuk BEM kampus organisasi atau termasuk FKIP termasuk gerakan. BEM FKIP BEM FKIP 3. Kesadaran akan problematika politik yang terjadi dimasyarakatnya, meliputi kesadaran akan masalah hukum Islam. kebebasan dan keterjajahan, kebebasan politik, masalah persatuan dan sebagainya. 4. Kesadaran akan hakikat sikap politik yaitu kesadaran akan substansi sekitar sikap politik dimana individu menjadi sadar dan politik di kampus maupun di masyarakat. forum diskusi politik di kampus maupun di masyarakat. 2.Jarang aktif dalam seluruh organisasi kampus termasuk BEM FKIP 2.Tidak pernah aktif dalam seluruh organisasi kampus termasuk BEM FKIP 3. tidak mempunyai pengetahuan serta kepekaan terhadap masalah atau isu politik di kampus maupun di masyarakat. 3.Sangat mengetahui dan memiliki pengetahuan serta kepekaan terhadap masalah atau isu politik di kampus maupun di masyarakat. 3. Mengetahui dan memiliki pengetahuan serta kepekaan terhadap masalah atau isu politik di kampus maupun di masyarakat. 3. Sedikit mengetahui dan memiliki pengetahuan serta kepekaan terhadap masalah atau isu politik di kampus maupun di masyarakat. 3. kurangnya pengetahuan mengenai pengetahuan serta kepekaan terhadap masalah atau isu politik di kampus maupun di masyarakat. 4. Selalu ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi maupun gerakan mahasiswa lainnya. 4.Sering ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi maupun gerakan mahasiswa lainnya. commit to user 4. Pernah ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi maupun gerakan mahasiswa lainnya. 4. Jarang ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi maupun gerakan mahasiswa lainnya. 4. Tidak pernah ikut aktif dalam setiap aksi demonstrasi maupun gerakan mahasiswa lainnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 mampu memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah politik itu sendiri. 3.Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Saluran Aspirasi Politik Terhadap Kesadaran Politik Mahasiswa Persepsi merupakan tanggapan seseorang atas kondisi lingkungan di sekitarnya, yang merupakan proses kognitif dimana seseorang membutuhkan pengetahuan untuk dapat berpersepsi. Sebagimana dinyatakan oleh Leavitt (1978) yang membedakan persepsi dalam dua pengertian yakni perception dalam pengertian sempit adalah ”pengelihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; dan perception dalam arti luas adalah ”pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Desmita, 2011:117). Dalam hal ini berarti sesuatu yang ada dan terjadi di sekitar lingkungan dapat dipersepsikan oleh seseorang terkait situasi yang terjadi. Penyampaian aspirasi masyarakat melalui demonstrasi yang sering terjadi di indonesia yang biasanya diwakili oleh para mahasiswa yamg sadar dan paham bagaimana nasib rakyat kecil. Tidak jarang demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa ini berujung pada tindakan anarki. Ini dipicu karena mereka para mahasiswa tidak terima dengan pemerintah yang tidak mau mendengarkan aspirasi mereka. Namun seharusnya sebagai kaum pelajar, para mahasiswa harus bisa memiliki kesadaran politik dalam berdemonstrasi, mereka harus mematuhi segala peraturan dalam menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi. Demonstrasi yang anarki akan menimbulkan banyak kerugian. Sebagiamana dinyatakan oleh Desmita (2011:117-118) bahwa : Persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. commit toSetelah user individu menginderakan objek perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 lingkungannya, kemudian ia memproses hasil penginderannya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi sebagai suatu proses penginderaan yang dilakukan oleh seseorang atas lingkungannya dapat menghasilkan makna tentang objek atau keadaan di lingkungannya. Makna tersebut dapat diartikan bahwa seseorang telah menyadari perbuatan yang dilakukannya salah dengan berbuat anarki dalam berdemonstrasi dapat berakibat buruk bagi kepentingan umum, sehingga tujuan awal demonstrasi tidak akan tercapai tetapi kebalikannya menimbulkan kerugian bagi semua pihak. Seharusnya para mahasiswa bisa berpkir lebih rasional lagi dengan tindakan yang akan diambil sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. 4.BEM FKIP UNS 2013/2014 a. Definisi BEM FKIP UNS Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat universitas ataupun fakultas. Lembaga eksekutif ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya sebagai manusia yang paripurna. Karena mahasiswa tersebut akan menyalurkan ide kreatifnya untuk merespon realita-realita yang dia dapatkan dari informasi-informasi yang ada di BEM terhadap lingkungan sekitarnya, baik di taraf lokal, regional, nasional maupun internasional. Selain itu dia juga dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan mendapatkan keahlian ataupun kemampuan yang baru dari kegiatan-kegiatan yang di ikuti olehnya. b. Sejarah Singkat BEM FKIP UNS Badan Eksekutif Mahasiswa atau disingkat BEM adalah lembaga kemahasiswaan yang merupakan lembaga pelaksana/eksekutif dari DEMA (Dewan Mahasiswa). Dewan Mahasiswa merupakan perwakilan dari keluarga commit to user besar mahasiswa (KBM) FKIP UNS. Sebelum era reformasi, lembaga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 kemahasiswaan ada 2 yaitu SEMA (Senat Mahasiswa) dan badan perwakilan mahasiswa yang merupakan perwujudan funsi dari perwakilan UKM, HMJ, dan HMP.Setelah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, dengan adanya keputusan Mendikbud RI No. 155/UU/1998, tanggal 30 Juni 1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan, lembaga-lembaga itu mengalami beberapa perubahan yakni bergantinya SEMA menjadi BEM. Sedangkan Badan Perwakilan Mahasiswa menjadi DEMA yang secara eksplisit tidak hanya berubah secara istilah saja namun juga ada perubahan dalam mekanisme kerja serta visi misinya. Pada mulanya keanggotaan DEMA ditentukan berdasarkan pencalonan individu namun kemudian mekanisme ini berubah. Keanggotaan DEMA ditentukan melalui pemilihan sistem kepartaian (multipartai). Sedangkan mekanisme pemilihan presiden BEM kemudian juga berubah dipilih secara langsung. c. Visi dan Misi BEM FKIP UNS Visi menjadikan BEM FKIP UNS sebagai lembaga pendidikan pergerakan mahasiswa dengan meningkatkan fungsi layanan mahasiswa sebagai arahan terciptanya sinergis lembaga di FKIP Misi 1. Mensolidkan keaparatan 2. Profesionalitas lembaga 3. Memberikan pendidikan politik 4. Melakukan pengabdian masyarakat 5. Menciptakan komunikasi efektif antar lembaga di lingkungan FKIP UNS 6. Meningkatkan kualitas SDM FKIP d. Struktur Organisasi BEM FKIP UNS 2013/2014 Organisasi BEM FKIP UNS dipimpin oleh seorang Presiden BEM yang dipilih langsung oleh seluruh mahasiswa FKIP UNS. pengurus BEM FKIP 2013/2014 (Lihat Lampiran 1). commit to user Daftar nama perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 PRESIDEN BEM MENSESNEG MENLU MENPSDM SEKRETARIS KEMENTRIAN KADIF. KASTRAT SEKRETARIS KEMENTRIAN KADIV KEUANGAN STAFF. KASTRAT KADIF HRD MENDAGRI MENSOSPOR SEKRETARIS KEMENTRIAN SEKRETARIS KEMENTRIAN KADIF.SOSIAL KADIF. KOMINFO STAFF KEUANGAN STAFF.SOSIAL STAFF.HRD STAFF.HAL K3 KADIF. PORA KADIF. PENDIDIKAN STAFF. KOMINFO KADIF.ADMIN ISTRASI KADIF.HAL K3 KADIF. ADVOKASI STAFF. PORA STAFF. STAFF. ADVOKASI PENDIDIKAN STAFF.ADMIN ISTRASI Gambar 2.1. Struktur Organisasi BEM FKIP UNS 2013/2014 e. Progam Kerja BEM FKIP UNS 2013/2014 Dalam suatu organisasi ada progam kerja yang harus dilaksanakan selama masa periode, berikut daftar progam kerja BEM FKIP UNS 2013/2014. (Lihat Lampiran 2). B. Hasil Penelitian yang Relevan Berkaitan dengan persepsi mahasiswa dan kesadaran politik, penelitian yang dilakukan oleh : 1. Esti Qomariyah (2011), yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Politik Terhadap kesadaran Politik Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Karanganyar tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesadaran politik siswa dipengaruhi oleh pemahan politik khususnya melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dan hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 C. Kerangka Berpikir Persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dapat dikatakan sebagai mahasiswa memiliki pengetahuan tentang demonstrasi tidak hanya sekedar itu, pengetahuan itu terus berkembang sesuai dengan rangsangan atau stimulus dari luar dan didukung dengan adanya pengalaman demonstrasi, yang itu semua terorganisasi sehingga mereka mendapat gambaran yang terstruktur dan bermakna mengenai demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik. Dengan mahasiswa dapat berpersepsi mengenai demonstrasi sebagai saluran aspirasi pada akhirnya nanti mereka dapat mengetahui bagaimana cara penyampaian pendapat secara lisan atau demonstrasi yang baik sesuai aturan dan bukan demonstrasi yang anarki. Selain itu mereka juga mengetahui fungsi, tujuan, dan tata tertib berdemonstrasi, sehingga aspirasi tentang politik yang mereka suarakan dapat didengar pemerintah. Dalam penyampaian aspirasi melalui demonstrasi ini mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu mengenai fungsi, tujuan, dan tata tertib demonstrasi yang baik melalui pendidikan politik yang diajarkan di perkuliahan, sehingga diharapkan melalui tersebut dapat membina kesadaran politik mahasiswa. Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai politik, dan orientasi politik yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi problematika masyarakat, memecahkannya, memberikan keputusan dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam rangka merubah atau mengembangkannya. Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Kcberadaan generasi muda merupakan asset yang berharga demi keberlangsungan suatu sistem politik. Partisipasi mereka dalam bidang politik sangat diperlukan karena di masa mendatang mereka yang akan memnegang kendali terhadap jalannya sistem politik yang berlaku. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi muda, hendaknya harus mulai mengerti pentingnya kesadaran politik dalam diri mereka commit to usercara pandang atau persepsi tentang sedini mungkin. Dengan mereka bisa memiliki perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dengan cara memiliki pengetahuan yang dipengaruhi oleh stimulus meliputi melihat demonstrasi di televisi membaca surat kabar dan memiliki pengalaman berdemonstrasi, mahasiswa akan memiliki kesadaran akan politik dan dapat mengenal, sadar dan ikut berpartisipasi dalam politik. Kerangka berpikir merupakan alur atau penalaran dari variabel-variabel dalam penelitian yang menghubungkan variabel tersebut, yang berguna untuk mendapatkan jawaban sementara dari masalah yang dirumuskan. Berdasarkan masalah yang muncul dalam penelitian ini dan kajian teori, maka peneliti mengemukakan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut : Interaksi antara manusia dengan apa yang terjadi di lingkungan lambat laun akan menimbulkan persepsi yang merupakan proses penginderaan yang dalami oleh setiap individu tentang keadaan atau kondisi disekitarnya. Yang pada akhirnya akan menumbuhkan kesadaran pada setiap individu atas interpretasinya terhadap lingkungan di sekitarnya, yaitu dengan melakukan perbuatan atau tindakan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan mempertimbangkan dampak yang muncul dari tindakan yang dilakukan, dalam hal ini kesadaran dapat diartikan pula sebagai proses pemaknaan yang timbul karena persepsi. “Kholberg mengemukakan teori perkembangan moral, ini didasarkan atas wawancara yang dilakukan dengan anak usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan pada dilema moral, mereka harus memilih antara tindakan menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan” (Desmita, 2011:260-261). Hal tersebut relevan dengan penelitian ini, dimana mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah akan tetapi terkadang cara yang dilakukan salah dengan melakukan demonstrasi anarki dengan maksud agar aspirasi dapat didengar dan melampiaskan kekecewaan mereka. ini berarti mahasiswa dihadapkan pada dilema moral yakni antara melakukan usaha agar aspirasinya didengar pemerintah dan taat pada aturan. commit to moral user menurut Kholberg, yaitu : Tingkatan dan tahap perkembangan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 a. Prakonvensional Moralitas Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dari otoritas. b. Konvensional Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya. c. Pasca Konvensional Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir, tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak menaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati (Desmita: 2011, 262). Dari uraian diatas, hal penting dari teori perkembangan moral Kholberg tersebut adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata (Desmita: 2011, 261). Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab atas perbuatanperbuatannya. Dapat pula dikatakan, perkembangan moral seseorang tersebut sejalan dengan perkembangan usianya, dimana setelah mencapai tahap dewasa seseorang dapat mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dari perbuatan yang dilakukan, selain itu pendidikan yang diterima juga dapat memengaruhi pembentukan sikap moral sesorang terhadap lingkungannya. The political engagement of college students is important since they will become our future leaders in a variety of fields and professions once they graduate. Nevertheless, college student political engagement peaked in the 1960s, the height of college student involvement with the free speech and civil rights movements, and has waned ever since. With the 2008 presidential elections, a new wave of young people including college students became involved in politics. Moreover, many started implementing nontraditional methods of political participation by incorporating social networks such as Facebook and Twitter. However, a current review of the literature reveals that Latina/o youth between 15 and 25 years old tend to be less involved in political activities than other ethnic groups. (Roger Geertz Gonzalez (2011). Political Awareness and Engagement among Latinas/os at an Urban, Commuter College Campus. Florida International University, USA Journal for Civic Commitment(2011).www.mesacc.edu/other/engagement/Journal/Issue17... commit to user /gonzalez--final.pd). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 Kutipan diatas menjelaskan mengenai Keterlibatan politik mahasiswa ini penting karena mereka akan menjadi pemimpin masa depan kita dalam berbagai bidang dan profesi setelah mereka lulus. Namun demikian, keterlibatan politik mahasiswa mencapai puncaknya pada tahun 1960, ketinggian keterlibatan mahasiswa dengan kebebasan berbicara dan gerakan hak-hak sipil, dan telah berkurang sejak saat itu. Dengan pemilihan presiden 2008, gelombang baru anak muda termasuk mahasiswa menjadi terlibat dalam politik. Selain itu, banyak mulai menerapkan metode non-tradisional partisipasi politik dengan memasukkan jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter. Namun, tinjauan literatur saat ini mengungkapkan bahwa Latina / o pemuda berusia antara 15 dan 25 tahun cenderung kurang terlibat dalam kegiatan politik dibandingkan kelompok etnis lain. Dengan demikian, kesadaran politik harus dikembangkan dalam setiap diri mahasiswa, sehingga mereka dapat berpikir lebih rasional untuk tidak bertindak anarki sehingga tidak menimbulkan kerugian. Apabila dihubungkan antara persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik terhadap kesadaran politik dapat dijelaskan bahwa setiap individu memiliki persepsi yang berbeda, berdasarkan tingkat kognitif atau pemahaman yang dimiliki terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya mengenai bagaimana cara menyampaikan aspirasi atau pendapat yang benar (civic knowledge) agar sesuai dengan aturan dan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain selanjutnya yang mana hal ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor keluarga, keadaan diri atau psikologi individu, budaya, pendidikan, dan kesadaran politik yang timbul dari dalam diri individu sebagai wujud karakter warga negara yang baik (civic disposition). Sehingga berdasarkan uraian tersebut, persepsi dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menyadari keadaandan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Bahwa persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik akan memberikan kontribusi terhadap kesadaran politik mahasiswa. Yaitu dengan persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dapat mempengaruhi kesadarancommit politik mahasiswa melalui yang pertama to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 pengetahuan dalam dirinya sendiri sejauh mana individu memiliki pengetahuan tentang demonstrasi sehingga mahasiswa bisa menumbuhkan kesadaran politik melalui pengetahuan tentang demonstrasi yang ditunjang dengan pengalaman yang pernah dialami. Yang kedua yaitu dengan melihat fenomena yang terjadi dimasyarakat misalnya adanya demo buruh yang menginginkan kenaikan upah buruh dengan melihat hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesadaran politik mahasiswa. Secara sistematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Saluran Aspirasi Politik (X) Kesadaran Politik Mahasiswa (Y) Gambar 2.2: bagan alur pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Saluran Aspirasi Politik terhadap Kesadaran Politik Mahasiswa. D. Hipotesis Menurut Riduwan (2010: 36) mengemukakan bahwa “Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik)”. Selain itu menurut Sugiyono (2010: 96), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana perumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis, Ada pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik terhadap kesadaran politik mahasiswa. commit to user