perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 6 BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Teori Tentang Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai
Saluran Aspirasi Politik
a. Pengertian Persepsi
“Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan
menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada
lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat
berbeda dari kenyataan yang obyektif” (Robbins, 2006:43).
Berbeda
dengan
pendapat
di
atas,
Wenburg
dan
Wilmot
mendefinisikan “Persepsi sebagai cara organisme memberi makna” (Mulyana,
2000:167).
Verdeber mengungkapkan bahwa “Persepsi adalah proses menafsirkan
informasi indrawi” (Mulyana, 2000:167).
Cohen mendefinisikan “Persepsi sebagai interprestasi bermakna atas
sensasi sebagai representatif obyek eksternal” (Mulyana, 2000:167).
Menurut Mulyana, (2000:168) “Persepsi adalah inti komunikasi,
sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi, persepsilah yang
menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan lain”.
Mulyana (2000:171) persepsi terbagi dua yaitu “Persepsi terhadap
objek (lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia)”. Persepsi terhadap
manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Persepsi
terhadap manusia sering dijumpai persepsi sosial, meskipun kadang-kadang
manusia disebut juga objek. Perbedaan kedua tersebut yaitu :
1) Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non
verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyak objek dan lebih sulit
diramalkan.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
2) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan
persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam
(perasaan, motif, harapan dan sebagainya). Kebanyakan oebjek tidak
mempersepsi anda, ketika anda mempersepsi objek itu, akan tetapi
orang mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi mereka. dengan
kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.
Banyak pengertian persepsi yang diketengahkan oleh berbagai ahli,
masing-masing ahli memaknai sesuai disiplin keilmuannya. Konsepsi
mengenai persepsi itu sendiri seyogianya telah lama dikembangkan dalam
berbagai teori psikologi, dan suatu teori khusus mengenai persepsi yang cukup
berpengaruh adalah teori atribusi. Teori atribusi menurut saparinah (1976:52),
bahwa:
Teori mengenai bagaimana orang membuat penjelasan kausal atau
mengenai bagaimana mereka menjawab pertanyaaan yang dimulai
dengan mengapa? teori tersebut menekankan pada informasi yang
dipergunakan orang dalam menarik kesimpulan kausal, dan apa yang
dilakukan dengan informasi tersebut untuk menjelaskan pertanyaan
kausal.
Berdasarkan pengertian dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses dimana berbagai stimulus dipilih, diorganisir, dan
diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah “Penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi
persepsi terjadi penglihatan”. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan
dipengaruhi
sifat-sifat
individu
yang
melihatnya,
sifat
yang
dapat
mempengaruhi persepsi yaitu :
1) Sikap
Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang
akan diberikan seseorang.
2) Motivasi
Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan
commit to user
yang dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
3) Minat
Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap
suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun
ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
4) Pengalaman masa lalu
Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan
menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan
didengar.
5) Harapan
Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan
cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
6) Sasaran
Sasaran
dapat
mempengaruhi
penglihatan
yang
akhirnhya
akan
mempengaruhi persepsi.
7) Situasi
Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat
akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang
kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang
berbeda pula.
c. Definisi Konseptual Persepsi
Berdasarkan pengertian dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimulus dipilih,
diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
d. Definisi Operasional Persepsi
1) Berkaitan dengan aspek proses, melalui proses ini diperlukan waktu,
semakin lama waktu yang digunakan ada kecenderungan semakin baik
dalam mencerna segala sesuatu
2) Proses pengamatan dari penginderaan manusia yang diolah otak manusia,
kemudian menghasilkan pemahaman arti atau makna mengenai apa yang
commit to user
diamati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
3) Merupakan totalitas artinya persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan kebulatan dari peristiwa kejiwaan dalam memahami suatu
obyek , sehingga menimbulkan pengertian yang benar melalui obyek
tersebut
4) Sangat ditentukan oleh siapa yang mempersepsikannya dan situasi
lahirnya persepsi berikutnya
e. Pengertian Demonstrasi
Demostrasi atau unjuk rasa adalah sebuah gerakan protes yang
dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. “Demonstrasi biasanya
dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang
kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai
sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok”.
(Wikipedia bahasa Indonesia. www.wikipedia.org).
Di dalam pasal 1 ayat (3) UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum disebutkan bahwa yang dimaksud
unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya
secara demonstratif di muka umum. Unjuk rasa dikenal sebagai satu bentuk
partisipasi politik, unjuk rasa sebagai satu bentuk partisipasi politik
nonkonvensional.
Almond
membedakan
dengan
partisipasi
politik
konvensional, seperti memberikan suara dalam pemilu, diskusi politik,
kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan dan
berkomunikasi secara individual dengan pejabat politik dan administratif.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa demonstrasi atau unjuk rasa
adalah penyampaian pendapat oleh seseorang atau lebih secara lisan maupun
tulisan dan dilakukan dimuka umum sebagai bentuk partisipasi politik.
f. Pengertian Saluran Aspirasi Politik
Menurut Ellizabeth B. Hurlock (1993: 23) “Aspirasi berarti keinginan
akan sesuatu yang lebih tinggi, dengan kemajuan sebagai tujuannya”. Aspirasi
yang dimaksud tersebut menekankan pada keinginan untuk lebih maju atau
commit to
user ahli lain, mengatakan bahwa
melebihi status pada saat sekarang.
Pendapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
aspirasi adalah “Tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
mengandung makna bagi seseorang (Winkel WS, 1991: 20).
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti
kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang
berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan
negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti
kewarganegaraan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Saluran aspirasi politik adalah perantara
dalam menyampaikan keinginan untuk lebih maju dalam bidang politik.
Disampaikan oleh Frans H Winarto dalam bukunya suara rakyat lebih
tinggi
All over the world, people demand good governance for political as
well as for economic reasons. politically, good governance is an issue
of democracy, public accountability, transparency, and fairness in
democracy, those in power are accountable to those who have put
them in power. it is also an issue of ensuring that the governed have
the appropiate means to control and check the activities of those
governing, to ensure that the rights and freedom of the people are
respected and protected, that peace and security are maintained and
also to ensure that governance is conducted in accordance with the
law. (Frans H Winarto, 2009:271)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keinginan lebih maju itu
meliputi akuntabilitas publik, transparansi, dan keadilan. Dalam demokrasi,
mereka yang berkuasa bertanggung jawab kepada mereka yang telah
menempatkan mereka dalam kekuasaan. itu juga merupakan isu untuk
memastikan bahwa diatur sesuai jika memiliki sarana untuk mengontrol dan
memeriksa kegiatan yang mengatur, untuk memastikan bahwa hak-hak dan
kebebasan rakyat dihormati dan dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan
dipertahankan dan juga untuk memastikan bahwa pemerintahan dilakukan
sesuai dengan hukum.
Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap
pemerintah ada perubahan kearah yang lebih baik, misalnya aspirasi rakyat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah harus lebih
dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan.
Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari
pemerintah ke pada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi siapa
saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia termasuk didaerah
yang jauh dari pemerintahan,dst.
g. Definisi Konseptual Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik
Dari beberapa pengertian tentang demonstrasi dan saluran aspirasi
politik diatas maka dapat disimpulkan bahwa demokrasi sebagai saluran
aspirasi politik adalah Demonstrasi pada hakikatnya merupakan sebuah sarana
untuk menyampaikan pendapat, kritikan, dan aspirasi dari rakyat ke
pemerintah. Demonstrasi juga menjadi salah satu saluran aspirasi politik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa demonstrasi merupakan sarana atau perantara untuk
menyampaikan keinginan untuk lebih maju dalam bidang politik.
1) Keinginan lebih maju itu meliputi akuntabilitas publik, transparansi, dan
keadilan. Dalam demokrasi, mereka yang berkuasa bertanggung jawab
kepada mereka yang telah menempatkan mereka dalam kekuasaan. itu
juga merupakan isu untuk memastikan bahwa diatur sesuai jika memiliki
sarana untuk mengontrol dan memeriksa kegiatan yang mengatur, untuk
memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan rakyat dihormati dan
dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan dipertahankan dan juga
untuk memastikan bahwa pemerintahan dilakukan sesuai dengan hukum.
2) Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap
pemerintah ada perubahan kearah yang lebih baik, misalnya aspirasi rakyat
yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah harus lebih
dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan.
3) Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari
pemerintah ke pada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi
siapa saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia termasuk
didaerah yang jauh dari pemerintahan,dst.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
h. Definisi Operasional Demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik
1) Penyampaian pendapat secara lisan maupun tertulis di muka umum.
2) Penyampaian keinginan untuk lebih maju di dalam politik.
a) Keinginan lebih maju itu meliputi akuntabilitas publik, transparansi,
dan keadilan. Dalam demokrasi, mereka yang berkuasa bertanggung
jawab kepada mereka yang telah menempatkan mereka dalam
kekuasaan. itu juga merupakan isu untuk memastikan bahwa diatur
sesuai jika memiliki sarana untuk mengontrol dan memeriksa kegiatan
yang mengatur, untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebebasan
rakyat dihormati dan dilindungi, bahwa perdamaian dan keamanan
dipertahankan dan juga untuk memastikan bahwa pemerintahan
dilakukan sesuai dengan hukum.
b) Keinginan lebih maju adalah apa yang diharapkan rakyat terhadap
pemerintah ada perubahan ke arah yang lebih baik, misalnya aspirasi
rakyat yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan pemerintah
harus lebih dipertimbangkan lagi dalam mengambil keputusan.
c) Cara mencapai keinginan tersebut adalah harus ada transparansi dari
pemerintah kepada rakyatnya, ditegakkannya hukum secara adil bagi
siapa saja, pemeraataan kebijakan keseluruh daerah di Indonesia
termasuk didaerah yang jauh dari pemerintahan,dst.
3) Penyampaian aspirasi dari rakyat kepada pemerintah di dalam politik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Tabel 2.1 indikator Persepsi Mahasiswa tentang Demonstrasi sebagai saluran
aspirasi politik dan indikator mahasiswa
Persepsi
Mahasiswa
tentang
Demonstrasi
sebagai saluran
aspirasi politik
Tingkatan Mahasiswa
Selalu
Sering
Kadangkadang
1. Pengamatan 1. Selalu aktif 1. Aktif dalam 1. Sempat
tentang
dalam
mengikuti
aktif dalam
demonstrasi
mengikuti
diskusi
mengikuti
melalui
diskusi
organisasi
diskusi
indera dan
organisasi
BEM FKIP
organisasi
diolah oleh
BEM FKIP
sehingga
BEM FKIP
otak
sehingga
dapat
sehingga
kemudian
dapat
menyalurka
dapat
menghasilka
menyalurka
n pendapat
menyalurka
n
n pendapat
melalui
n pendapat
pemahaman
melalui
diskusi
melalui
arti
diskusi
tersebut.
diskusi
mengenai
tersebut.
tersebut.
demonstrasi
sebagai
saluran
aspirasi
politik.
2. Aktif dalam 2.
Sempat
2. Memahami 2. Selalu
dalam
arti tentang
Aktif dalam kegiatan yang aktif
diakan
berbagai
demonstrasi
kegiatan
organisasi
kegiatan
sebagai
yang
BEM
FKIP organisasi
saluran
diakan
dan
pernah BEM FKIP.
aspirasi
organisasi
ikut dalam aksi
politik
BEM FKIP demonstrasi
melalui
dan pernah
peristiwa
ikut dalam
yang pernah
aksi
dialami.
demonstrasi
3.Mengetahui
3.
Sedikit
3. Mengetahui 3. Sangat
commitfungsi
to user mengetahui
fungsi dan
mengetahui tentang
Jarang
Tak Pernah
1. jarang
mengikuti
diskusi
organisasi
yang
diselengga
rakan
BEM
FKIP.
1.Tidak
pernah aktif
dalam
mengikuti
diskusi
organisasi
BEM FKIP
sehingga
dapat
menyalurkan
pendapat
melalui
diskusi
tersebut.
2.Jarang
aktif dalam
berbagai
kegiatan
organisasi
BEM FKIP.
2.Tidak
pernah aktif
dalam
berbagai
kegiatan
organisasi
BEM FKIP.
kurangnya
pengetahuan
Tak peduli
tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
tujuan
tentang
penyampaia
fungsi dan
n pendapat
tujuan
melalui
organisasi
demonstrasi.
BEM FKIP
4. Mengetahui 4. Selalu ikut
tata
cara
aktif dalam
dalam
setiap aksi
penyampaia
demonstrasi
n pendapat
yang
melalui
diadakan
demonstrasi.
oleh BEM
FKIP
5. Mengetahu 5. Selalu aktif
problematik
dalam
a
yang
mengikuti
terjadi
forum
dalam
interaktif
masyarakat.
organisasi
kemsyaraka
tan
yang
dilakukan
bersama
organisasi
BEM FKIP
dan
tujuan tentang fungsi mengenai
organisasi
dan
tujuan fungsi dan
BEM FKIP
organisasi
tujuan
BEM FKIP
organisasi
BEM FKIP.
fungsi dan
tujuan
organisasi
BEM FKIP
4.Sering
mengikuti
kegiatan aksi
demonstrasi
yang diadakan
oleh
BEM
FKIP UNS.
4.
Tidak
pernah ikut
aktif dalam
setiap aksi
demonstrasi
yang
diadakan
oleh BEM
FKIP
5.
Tidak
pernah aktif
dalam
mengikuti
forum
interaktif
organisasi
kemsyarakat
an
yang
dilakukan
bersama
organisasi
BEM FKIP
4. Pernah ikut
aktif
dalam
setiap
aksi
demonstrasi
yang diadakan
oleh
BEM
FKIP
4.
Jarang
ikut
aktif
dalam setiap
aksi
demonstrasi
yang
diadakan
oleh BEM
FKIP
5.
Sering 5. Sempat akti 5.
jarang
mengikuti
dalam
dalam
forum
mengikuti
mengikuti
interaktif
forum
forum
organisasi
interaktif
interaktif
kemsyarakatan organisasi
organisasi
yang dilakukan kemsyarakata kemsyarakat
bersama
n
yang an
yang
organisasi
dilakukan
dilakukan
BEM FKIP
bersama
bersama
organisasi
organisasi
BEM FKIP
BEM FKIP
2. Teori Tentang Kesadaran Politik
a. Pengertian Kesadaran Politik
Menurut Petter dalam Ustman Abdul Mu’is Ruslan (2000:94)
”Kesadaran politik adalah berbagai bentuk pengetahuan orientasi dan nilainilai yang membentuk wawasan politik individu, ditinjau dari keterkaitannya
dengan kekuasaan politik”.
Sedangkan dari konsepsi politik menurut Ustman Abdul Mu’is Ruslan
(2000:96),
Kesadaran politik adalah pandangan universal yang mencakup
wawasan politik, nilai-nilai dan orientasi politik, yang memungkinkan
seseorang untuk mengerti
kondisi dan problematika
commit tosituasi,
user
masyarakatnya, memecahkannya, memberikan keputusan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk
bergerak dalam rangka mengubah atau mengembangkannya.
1) Wawasan politik adalah Meningkatkan wawasan politik sangat penting
supaya mengetahui hak dan kewajiban. Dengan mengetahui hak dan
kewajiban, maka akan terdorong dan termotivasi untuk meningkatkan
dedikasi
(pengabdian),
spririt
(semangat)
dan
partisipasi
untuk
membangun Indonesia. Untuk bisa meningkatkan wawasan politik dan
partisipasi dapat dilakukan:
a) Sering melakukan diskusi organisasi tentang berbagai persoalan
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan misalnya tentang naiknya
harga BBM,dst.
b) Suka mengikuti program yang dilakukan organisasi BEM dan kegiatan
kampus untuk menambah ilmu, pengetahuan, dan pengalaman.
c) Sering turun ke masyarakat untuk berdialog dan berdiskusi dengan
mesyarakat.
d) Aktif
di
organisasi
kampus
seperti
BEM,
dan
Organisasi
Kemsyarakatan.
Dengan melakukan salah satu dari empat hal tersebut, maka wawasan
politik dan partisipasi akan meningkat. Tidak banyak yang memahami bahwa
politik itu luas, mencakup partisipasi pada pembangunan seluruh aspek
kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tidak hanya dalam pengertian sempit, seperti partisipasi kegiatan pemilu,
pemilukada, partai politik, parlemen (DPR, DPD, DPRD) dan sebagainya,
tetapi semua kegiatan yang dilakukan termasuk berpartisipasi untuk
membangun Indonesia, juga merupakan bagian dari politik.
2) Nilai-nilai dan orientasi politik adalah nilai-ni politik meliputi nilai
keterbukaan dan tanggung jawab sedangkan orientasi politik menurut
Almond dan verba “orientasi politik ada tiga yaitu orientasi kognitif,
orientasi afektif, orientasi evaluative” (Afan Gaffar,1999:68).
Untuk penjelasan pendapat diatas sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
a) Orientasi kognitif yaitu mengacu pada pengetahuan dan kesadaran
seseorang tentang system politik dan atributnya. Contohnya tahu
lambing Negara, tahu lagu kebangsaan Negara, tahu siapa presidn dan
wakil presidennya.
b) Orientasi afektif yaitu orientasi politik yang didalamnya berisikan
perasaan-perasaan dan emosi-emosi tentang obyek-obyek politik atau
system politik. Contohnya penilaian masyarakat terhadap iklan
kampanye para calaon kandidat presiden.
c) Orientasi evaluative merupakan tingkatan tertinggi karena seseorang
sudah mampu membuat keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek
politik. Menyangkut kapasitas individu dalam memberikan penilaian
terhadap system politik yang sedang berjalan. Contohnya mahasiswa
berdemo atas keputusan yang diambil pemerintah yang tidak sesuai
dengan keinginan rakyat misalnya kenaikan harga BBM.
3) Situasi dan kondisi merupakan keadaan masyarakat pada saat ini apakah
ada masalah yang muncul dalam masyrakat atau tidak.
4) Problematika masyarakat adalah masalah yang sedang terjadi dalam
kehidupan warga Negara. Misalnya adanya masalah tentang kenaikan
BBM, adanya ketidakadilan hukum bagi rakyat kecil. Dalam hal ini sama
seperti orientasi politik pada tingkat afektif.
5) Memberikan putusan pada problematika masyarakat yaitu seseorang
mampu memberikan keputusan atas tindakan mereka pada masalah yang
sedang ada dalam kehidupan masyarakat, apakah mereka setuju atau tidak
dengan tindakan pemerintah dalam menangani masalah tersebut. Hal ini
termasuk dalam orientasi evaluative.
6) Menentukan
mendorongnya
pendirian
untuk
terhadap
bergerak
problematika
dalam
rangka
masyarakat,
yang
mengubah
atau
mengembangkannya. Sama halnya dengan memberikan keputusan
terhadap problematika masyarakat, menentukan pendirian terhadap
problematika masyarakat juga termasuk kedalam orientasi evaluatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
”Manusia yang sadar menurut Syari’ati adalah manusia yang memiliki
ideologi yung kritis, rasa keterikatan dengan masyarakat tertentu dan
mengenal kondisi komunitas tersebut”. (Ustman Abdul Mu'is Ruslan,
2000:95).
Manusia yang memiliki rasa tanggungjawab individu dalam
mnenghadapi problematikanya, di format karaktemya oleh perasaan kolektif
dan paartisipasif dalarn perjalanan dan pekerjaan masyarakatnya. Dengan
kesadaran itu ia benar-benar mengerti dan mampu mnenangkap situasi dan
kondisi zaman dan masyarakat setempat.
b. Unsur – Unsur Kesadaran Politik
Di dalam kesadaran politik mencakup unsur-unsur yang meliputi
diantaranya yaitu :
“1) Kesadaran islam yaitu tentang konsepsi secara benar dan menyeluruh
yang dengannya seorang individu mampu menyikapi realita yang terjadi
dengan segala aspek-aspeknya sesuai pandangan intelektual yang telah
terbentuk pada dirinya. Dalam hal ini kesadaran didasarkan pada
pandangan hidup seseorang dengan kata lain sesuai dengan keyakinan
setiap orang. Jadi pada dasarnya kesadaran islam dalam pengertian ini
yaitu kesadaran dalam konsep islam, namun demikian bukan berarti
seseorang yang selain agama islam tidak memiliki kesadaran politik,
karena hal tersebut didasarkan pada keyakinan pandangan hidup masingmasing.
2) Kesadaraan gerakan yaitu kedaran untuk membentuk organisasi atau
gerakan yang bekerja guna mewujudkan cita-cita bersama, tergabung
dan terlibat disana dengan upaya memberikan kontribusi maksimal bagi
gerakan yang terlibat disana perkembangan organisasi tersebut.
3) Kesadaran akan problematika politik yang terjadi dimasyarakatnya,
meliputi kesadaran akan masalah hukum Islam. kebebasan dan
keterjajahan, kebebasan politik, masalah persatuan dan sebagainya.
4) Kesadaran akan hakikat sikap politik yaitu kesadaran akan substansi
commit toindividu
user
sekitar sikap politik dimana
menjadi sadar dan mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
memahami peristiwa politik serta sadar akan peristiwa atau masalah
politik itu sendiri. Termasuk diantaranya adalah mempelajari rnasalahmasalah politik umum, mempelajari arus politik dan peristiwa-peristiwa
politik yang terjadi dan menentukan sikap terhadapnya, dan memonitor
peristiwap errittiaa politik yang sedang berkembang” (Ustman Abdul
Mu'is Ruslan, 2000: 417).
c. Cara-cara untuk Mencapai Kesadaran Politik
Ada beberapa cara dalam mencapai kesadaran politik yang melalui
beberapa hal yaitu:
“1) Arahan politik secara langsung, baik melalui jalur formal maupun non
formal, melalui penjelasan-penjelasan politik, usaha-usaha bimbingan,
dan pengajaran pendidikan politik langsung, yang dilakukan oleh para
pemikir dan pimpinan politik.
2) Pengalaman politik yang didapat dari partisipasi politik misalnya dari
ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam demonstrasi.
3) Kesadaran yang muncul dari belajar secara mandiri sebagai contoh
belajar melalui membaca buku.
4) Kesadaran yang lahir melalui dialog-dialog kritis misalnya keikut
sertaan dalam diskusi organisasi ataupun diskusi organisasi dengan
forum masyarakat.
5) Ditambah dengan kesadaran politik yang merupakan hasil dari dua
metode, yaitu apprenticeship dan generalisasi. Maka seluruh metode ini
akan mengantarkan seseorang untuk mendapat kesadaran politik”.
(Ustman Abdul Mu’is Ruslan, 2000:96)
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Politik
Kesadaran Politik dapat dipengaruhi oleh banyak factor, dalam
Ustman Abdul Mu’is Ruslan (2000:97-98) “Faktor yang mempengaruhi
kesadaran politik yang terpenting diantaranya adalah :
1) Jenis kultur politik di mana individu itu tumbuh darinya atau
dengan kata lain, tabiat kepribadian politik yang terbentuk darinya.
2) Berbagai revolusi
danto user
perubahan budaya yang terjadi
commit
dimasyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
3) Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki
individu, juga tingkat pendidikannya.
4) Adanya pemimpin politik/sejumlah tokoh politik yang genius yang
mampu memberikan arahan politik kepada masyarakat luas.
e. Definisi Konseptual Kesadaran Politik
Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang
hal yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai politik, dan
orientasi politik yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi,
kondisi problematika masyarakat, memecahkannya, memberikan keputusan
dan menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak
dalam rangka merubah atau mengembangkannya.
f. Definisi Operasional Kesadaran Politik
Indikator kesadaran politik yaitu :
1) Memiliki wawasan atau pengetahuan tentang politik.
2) Mengetahui nilai-nilai politik dan orientasi politik.
3) Kesadaran akan situasi dan kondisi masyarakat saat ini.
4) Mengerti akan problematika yang ada dalam masyarakat.
5) Mampu memecahkan masalah yang sedang terjadi dalam masyarakat.
6) Mampu memberikan keputusan atas problematika dalam masyarakat.
7) Menentukan pendirian terhadap problematika dalam masyarakat, yang
mendorongnya
untuk
bergerak
dalam
rangka
merubah
atau
mengembangkannya.
Tabel 2.2 Tabel Kesadaran Politik dan tingkatan mahasiswa
Kesadaran Politik
Tingkatan Mahasiswa
Selalu
aktif
1. Kesadaran islam 1.Selalu
dalam
mengikuti
yaitu
tentang
diskusi
konsepsi
secara forum
politik di kampus
Sering
1.aktif dalam
mengikuti
forum diskusi
commit to user
politik
di
Kadangkadang
1.Sempat aktif
dalam
mengikuti
forum diskusi
Jarang
Tak Pernah
1.jarang aktif
dalam
mengikuti
forum diskusi
1.Tidak
pernah aktif
aktif dalam
mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
di kampus
politik
di
benar
dan maupun
masyarakat.
maupun
di
kampus
menyeluruh yang
masyarakat.
maupun
di
dengannya
masyarakat.
seorang individu
mampu menyikapi
realita yang terjadi
dengan
segala
aspek-aspeknya
sesuai pandangan
intelektual yang
telah
terbentuk
pada dirinya.
Sempat
2. Kesadaraan
3. Selalu Aktif 2. Aktif dalam 2.
mengikuti
gerakan
yaitu
dalam seluruh seluruh
organisasi
salah
satu
kedaran
untuk
organisasi
kampus
organisasi
membentuk
kampus
termasuk BEM kampus
organisasi
atau
termasuk
FKIP
termasuk
gerakan.
BEM FKIP
BEM FKIP
3. Kesadaran akan
problematika
politik
yang
terjadi
dimasyarakatnya,
meliputi
kesadaran
akan
masalah
hukum
Islam. kebebasan
dan keterjajahan,
kebebasan politik,
masalah persatuan
dan sebagainya.
4. Kesadaran
akan
hakikat
sikap
politik
yaitu
kesadaran
akan
substansi
sekitar
sikap
politik
dimana
individu
menjadi sadar dan
politik
di
kampus
maupun
di
masyarakat.
forum
diskusi
politik
di
kampus
maupun di
masyarakat.
2.Jarang aktif
dalam
seluruh
organisasi
kampus
termasuk
BEM FKIP
2.Tidak
pernah aktif
dalam
seluruh
organisasi
kampus
termasuk
BEM FKIP
3.
tidak
mempunyai
pengetahuan
serta
kepekaan
terhadap
masalah atau
isu politik di
kampus
maupun di
masyarakat.
3.Sangat
mengetahui dan
memiliki
pengetahuan
serta kepekaan
terhadap masalah
atau isu politik
di
kampus
maupun
di
masyarakat.
3. Mengetahui
dan memiliki
pengetahuan
serta kepekaan
terhadap
masalah atau
isu politik di
kampus
maupun
di
masyarakat.
3.
Sedikit
mengetahui
dan memiliki
pengetahuan
serta
kepekaan
terhadap
masalah atau
isu politik di
kampus
maupun
di
masyarakat.
3. kurangnya
pengetahuan
mengenai
pengetahuan
serta
kepekaan
terhadap
masalah atau
isu politik di
kampus
maupun
di
masyarakat.
4. Selalu
ikut
aktif
dalam
setiap
aksi
demonstrasi
maupun
gerakan
mahasiswa
lainnya.
4.Sering ikut
aktif
dalam
setiap
aksi
demonstrasi
maupun
gerakan
mahasiswa
lainnya.
commit to user
4. Pernah ikut
aktif
dalam
setiap
aksi
demonstrasi
maupun
gerakan
mahasiswa
lainnya.
4. Jarang ikut
aktif dalam
setiap
aksi
demonstrasi
maupun
gerakan
mahasiswa
lainnya.
4.
Tidak
pernah ikut
aktif dalam
setiap
aksi
demonstrasi
maupun
gerakan
mahasiswa
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
mampu memahami
peristiwa
politik
serta sadar akan
peristiwa
atau
masalah politik itu
sendiri.
3.Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Saluran
Aspirasi Politik Terhadap Kesadaran Politik Mahasiswa
Persepsi merupakan tanggapan seseorang atas kondisi lingkungan di
sekitarnya, yang merupakan proses kognitif dimana seseorang membutuhkan
pengetahuan untuk dapat berpersepsi. Sebagimana dinyatakan oleh Leavitt
(1978) yang membedakan persepsi dalam dua pengertian yakni perception
dalam pengertian sempit adalah ”pengelihatan”, yaitu bagaimana cara
seseorang melihat sesuatu; dan perception dalam arti luas adalah
”pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu (Desmita, 2011:117). Dalam hal ini berarti sesuatu yang ada dan
terjadi di sekitar lingkungan dapat dipersepsikan oleh seseorang terkait situasi
yang terjadi.
Penyampaian aspirasi masyarakat melalui demonstrasi yang sering
terjadi di indonesia yang biasanya diwakili oleh para mahasiswa yamg sadar
dan paham bagaimana nasib rakyat kecil. Tidak jarang demonstrasi yang
dilakukan para mahasiswa ini berujung pada tindakan anarki. Ini dipicu karena
mereka para mahasiswa tidak terima dengan pemerintah yang tidak mau
mendengarkan aspirasi mereka. Namun seharusnya sebagai kaum pelajar, para
mahasiswa harus bisa memiliki kesadaran politik dalam berdemonstrasi,
mereka harus mematuhi segala peraturan dalam menyampaikan aspirasi
melalui demonstrasi. Demonstrasi yang anarki akan menimbulkan banyak
kerugian. Sebagiamana dinyatakan oleh Desmita (2011:117-118) bahwa :
Persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan
stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya.
commit toSetelah
user individu menginderakan objek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
lingkungannya, kemudian ia memproses hasil penginderannya itu,
sehingga timbullah makna tentang objek itu.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
sebagai suatu proses penginderaan yang dilakukan oleh seseorang atas
lingkungannya dapat menghasilkan makna tentang objek atau keadaan di
lingkungannya. Makna tersebut dapat diartikan bahwa seseorang telah
menyadari perbuatan yang dilakukannya salah dengan berbuat anarki dalam
berdemonstrasi dapat berakibat buruk bagi kepentingan umum, sehingga
tujuan awal demonstrasi tidak akan tercapai tetapi kebalikannya menimbulkan
kerugian bagi semua pihak. Seharusnya para mahasiswa bisa berpkir lebih
rasional lagi dengan tindakan yang akan diambil sehingga tidak menimbulkan
kerugian bagi dirinya sendiri, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
4.BEM FKIP UNS 2013/2014
a. Definisi BEM FKIP UNS
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra
kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat universitas ataupun
fakultas.
Lembaga eksekutif ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk
mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya sebagai manusia yang
paripurna. Karena mahasiswa tersebut akan menyalurkan ide kreatifnya untuk
merespon realita-realita yang dia dapatkan dari informasi-informasi yang ada
di BEM terhadap lingkungan sekitarnya, baik di taraf lokal, regional, nasional
maupun internasional. Selain itu dia juga dapat mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya dan mendapatkan keahlian ataupun kemampuan yang baru
dari kegiatan-kegiatan yang di ikuti olehnya.
b. Sejarah Singkat BEM FKIP UNS
Badan Eksekutif Mahasiswa atau disingkat BEM adalah lembaga
kemahasiswaan yang merupakan lembaga pelaksana/eksekutif dari DEMA
(Dewan Mahasiswa). Dewan Mahasiswa merupakan perwakilan dari keluarga
commit to user
besar mahasiswa (KBM) FKIP UNS. Sebelum era reformasi, lembaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
kemahasiswaan ada 2 yaitu SEMA (Senat Mahasiswa) dan badan perwakilan
mahasiswa yang merupakan perwujudan funsi dari perwakilan UKM, HMJ,
dan HMP.Setelah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, dengan adanya
keputusan Mendikbud RI No. 155/UU/1998, tanggal 30 Juni 1998 tentang
pedoman umum organisasi kemahasiswaan, lembaga-lembaga itu mengalami
beberapa perubahan yakni bergantinya SEMA menjadi BEM. Sedangkan
Badan Perwakilan Mahasiswa menjadi DEMA yang secara eksplisit tidak
hanya berubah secara istilah saja namun juga ada perubahan dalam
mekanisme kerja serta visi misinya. Pada mulanya keanggotaan DEMA
ditentukan berdasarkan pencalonan individu namun kemudian mekanisme ini
berubah. Keanggotaan DEMA ditentukan melalui pemilihan sistem kepartaian
(multipartai). Sedangkan mekanisme pemilihan presiden BEM kemudian juga
berubah dipilih secara langsung.
c. Visi dan Misi BEM FKIP UNS
Visi
menjadikan BEM FKIP UNS sebagai lembaga pendidikan pergerakan
mahasiswa dengan meningkatkan fungsi layanan mahasiswa sebagai arahan
terciptanya sinergis lembaga di FKIP
Misi
1. Mensolidkan keaparatan
2. Profesionalitas lembaga
3. Memberikan pendidikan politik
4. Melakukan pengabdian masyarakat
5. Menciptakan komunikasi efektif antar lembaga di lingkungan FKIP UNS
6. Meningkatkan kualitas SDM FKIP
d. Struktur Organisasi BEM FKIP UNS 2013/2014
Organisasi BEM FKIP UNS dipimpin oleh seorang Presiden BEM
yang dipilih langsung oleh seluruh mahasiswa FKIP UNS.
pengurus BEM FKIP 2013/2014 (Lihat Lampiran 1).
commit to user
Daftar nama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
PRESIDEN BEM
MENSESNEG
MENLU
MENPSDM
SEKRETARIS
KEMENTRIAN
KADIF.
KASTRAT
SEKRETARIS
KEMENTRIAN
KADIV
KEUANGAN
STAFF.
KASTRAT
KADIF HRD
MENDAGRI
MENSOSPOR
SEKRETARIS
KEMENTRIAN
SEKRETARIS
KEMENTRIAN
KADIF.SOSIAL
KADIF.
KOMINFO
STAFF
KEUANGAN
STAFF.SOSIAL
STAFF.HRD
STAFF.HAL K3
KADIF.
PORA
KADIF.
PENDIDIKAN
STAFF.
KOMINFO
KADIF.ADMIN
ISTRASI
KADIF.HAL K3
KADIF.
ADVOKASI
STAFF.
PORA
STAFF.
STAFF.
ADVOKASI
PENDIDIKAN
STAFF.ADMIN
ISTRASI
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BEM FKIP UNS 2013/2014
e. Progam Kerja BEM FKIP UNS 2013/2014
Dalam suatu organisasi ada progam kerja yang harus dilaksanakan
selama masa periode, berikut daftar progam kerja BEM FKIP UNS
2013/2014. (Lihat Lampiran 2).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan persepsi mahasiswa dan kesadaran politik, penelitian
yang dilakukan oleh :
1. Esti Qomariyah (2011), yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Politik
Terhadap kesadaran Politik Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Karanganyar
tahun Pelajaran 2010/2011”.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesadaran politik siswa dipengaruhi oleh
pemahan
politik
khususnya
melalui
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan. Dan hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan antara
pemahaman politik terhadap tingkat kesadaran politik siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
C. Kerangka Berpikir
Persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik
dapat dikatakan sebagai mahasiswa memiliki pengetahuan tentang demonstrasi
tidak hanya sekedar itu, pengetahuan itu terus berkembang sesuai dengan
rangsangan atau stimulus dari luar dan didukung dengan adanya pengalaman
demonstrasi, yang itu semua terorganisasi sehingga mereka mendapat gambaran
yang terstruktur dan bermakna mengenai demonstrasi sebagai saluran aspirasi
politik. Dengan mahasiswa dapat berpersepsi mengenai demonstrasi sebagai
saluran aspirasi pada akhirnya nanti mereka dapat mengetahui bagaimana cara
penyampaian pendapat secara lisan atau demonstrasi yang baik sesuai aturan dan
bukan demonstrasi yang anarki. Selain itu mereka juga mengetahui fungsi, tujuan,
dan tata tertib berdemonstrasi, sehingga aspirasi tentang politik yang mereka
suarakan dapat didengar pemerintah.
Dalam penyampaian aspirasi melalui demonstrasi ini mahasiswa harus
mengetahui terlebih dahulu mengenai fungsi, tujuan, dan tata tertib demonstrasi
yang baik melalui pendidikan politik yang diajarkan di perkuliahan, sehingga
diharapkan melalui tersebut dapat membina kesadaran politik mahasiswa.
Kesadaran politik adalah suatu kondisi yang tanggap mengerti tentang hal
yang mencakup wawasan/pengetahuan politik, nilai-nilai politik, dan orientasi
politik yang memungkinkan seseorang untuk mengerti situasi, kondisi
problematika
masyarakat,
memecahkannya,
memberikan
keputusan
dan
menentukan pendirian terhadapnya, yang mendorongnya untuk bergerak dalam
rangka merubah atau mengembangkannya.
Kesadaran politik itu menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian
seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Kcberadaan generasi muda
merupakan asset yang berharga demi keberlangsungan suatu sistem politik.
Partisipasi mereka dalam bidang politik sangat diperlukan karena di masa
mendatang mereka yang akan memnegang kendali terhadap jalannya sistem
politik yang berlaku. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi muda,
hendaknya harus mulai mengerti pentingnya kesadaran politik dalam diri mereka
commit
to usercara pandang atau persepsi tentang
sedini mungkin. Dengan mereka bisa
memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dengan cara memiliki pengetahuan
yang dipengaruhi oleh stimulus meliputi melihat demonstrasi di televisi membaca
surat kabar dan memiliki pengalaman berdemonstrasi, mahasiswa akan memiliki
kesadaran akan politik dan dapat mengenal, sadar dan ikut berpartisipasi dalam
politik.
Kerangka berpikir merupakan alur atau penalaran dari variabel-variabel
dalam penelitian yang menghubungkan variabel tersebut, yang berguna untuk
mendapatkan jawaban sementara dari masalah yang dirumuskan. Berdasarkan
masalah yang muncul dalam penelitian ini dan kajian teori, maka peneliti
mengemukakan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :
Interaksi antara manusia dengan apa yang terjadi di lingkungan lambat
laun akan menimbulkan persepsi yang merupakan proses penginderaan yang
dalami oleh setiap individu tentang keadaan atau kondisi disekitarnya. Yang pada
akhirnya akan menumbuhkan kesadaran pada setiap individu atas interpretasinya
terhadap lingkungan di sekitarnya, yaitu dengan melakukan perbuatan atau
tindakan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan mempertimbangkan
dampak yang muncul dari tindakan yang dilakukan, dalam hal ini kesadaran dapat
diartikan pula sebagai proses pemaknaan yang timbul karena persepsi.
“Kholberg mengemukakan teori perkembangan moral, ini didasarkan atas
wawancara yang dilakukan dengan anak usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan
pada dilema moral, mereka harus memilih antara tindakan menaati peraturan atau
memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan”
(Desmita, 2011:260-261).
Hal tersebut relevan dengan penelitian ini, dimana mahasiswa ingin
menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah akan tetapi terkadang cara yang
dilakukan salah dengan melakukan demonstrasi anarki dengan maksud agar
aspirasi dapat didengar dan melampiaskan kekecewaan mereka. ini berarti
mahasiswa dihadapkan pada dilema moral yakni antara melakukan usaha agar
aspirasinya didengar pemerintah dan taat pada aturan.
commit to moral
user menurut Kholberg, yaitu :
Tingkatan dan tahap perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
a. Prakonvensional Moralitas
Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang
ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau
menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut
akan ancaman hukuman dari otoritas.
b. Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan
otoritas atau kelompok sebaya.
c. Pasca Konvensional
Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang
sebagai tujuan akhir, tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak menaati
aturan untuk menghindari hukuman kata hati (Desmita: 2011, 262).
Dari uraian diatas, hal penting dari teori perkembangan moral Kholberg
tersebut adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam
pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata
(Desmita: 2011, 261).
Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin
terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab atas perbuatanperbuatannya. Dapat pula dikatakan, perkembangan moral seseorang tersebut
sejalan dengan perkembangan usianya, dimana setelah mencapai tahap dewasa
seseorang dapat mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dari perbuatan yang
dilakukan, selain itu pendidikan yang diterima juga dapat memengaruhi
pembentukan sikap moral sesorang terhadap lingkungannya.
The political engagement of college students is important since they will
become our future leaders in a variety of fields and professions once they
graduate. Nevertheless, college student political engagement peaked in the
1960s, the height of college student involvement with the free speech and
civil rights movements, and has waned ever since. With the 2008
presidential elections, a new wave of young people including college
students became involved in politics. Moreover, many started
implementing nontraditional methods of political participation by
incorporating social networks such as Facebook and Twitter. However, a
current review of the literature reveals that Latina/o youth between 15 and
25 years old tend to be less involved in political activities than other
ethnic groups. (Roger Geertz Gonzalez (2011). Political Awareness and
Engagement among Latinas/os at an Urban, Commuter College Campus.
Florida
International
University,
USA
Journal
for
Civic
Commitment(2011).www.mesacc.edu/other/engagement/Journal/Issue17...
commit to user
/gonzalez--final.pd).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Kutipan diatas menjelaskan mengenai Keterlibatan politik mahasiswa ini
penting karena mereka akan menjadi pemimpin masa depan kita dalam berbagai
bidang dan profesi setelah mereka lulus. Namun demikian, keterlibatan politik
mahasiswa mencapai puncaknya pada tahun 1960, ketinggian keterlibatan
mahasiswa dengan kebebasan berbicara dan gerakan hak-hak sipil, dan telah
berkurang sejak saat itu. Dengan pemilihan presiden 2008, gelombang baru anak
muda termasuk mahasiswa menjadi terlibat dalam politik. Selain itu, banyak
mulai menerapkan metode non-tradisional partisipasi politik dengan memasukkan
jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter. Namun, tinjauan literatur saat ini
mengungkapkan bahwa Latina / o pemuda berusia antara 15 dan 25 tahun
cenderung kurang terlibat dalam kegiatan politik dibandingkan kelompok etnis
lain. Dengan demikian, kesadaran politik harus dikembangkan dalam setiap diri
mahasiswa, sehingga mereka dapat berpikir lebih rasional untuk tidak bertindak
anarki sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Apabila dihubungkan antara persepsi mahasiswa tentang demonstrasi
sebagai saluran aspirasi politik terhadap kesadaran politik dapat dijelaskan bahwa
setiap individu memiliki persepsi yang berbeda, berdasarkan tingkat kognitif atau
pemahaman yang dimiliki terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya mengenai bagaimana cara menyampaikan aspirasi atau pendapat yang
benar (civic knowledge) agar sesuai dengan aturan dan tidak menimbulkan
kerugian bagi orang lain selanjutnya yang mana hal ini dapat pula dipengaruhi
oleh faktor keluarga, keadaan diri atau psikologi individu, budaya, pendidikan,
dan kesadaran politik yang timbul dari dalam diri individu sebagai wujud karakter
warga negara yang baik (civic disposition). Sehingga berdasarkan uraian tersebut,
persepsi dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menyadari keadaandan apa
yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Bahwa persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi
politik akan memberikan kontribusi terhadap kesadaran politik mahasiswa. Yaitu
dengan persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik
dapat mempengaruhi kesadarancommit
politik
mahasiswa melalui yang pertama
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
pengetahuan dalam dirinya sendiri sejauh mana individu memiliki pengetahuan
tentang demonstrasi sehingga mahasiswa bisa menumbuhkan kesadaran politik
melalui pengetahuan tentang demonstrasi yang ditunjang dengan pengalaman
yang pernah dialami. Yang kedua yaitu dengan melihat fenomena yang terjadi
dimasyarakat misalnya adanya demo buruh yang menginginkan kenaikan upah
buruh dengan melihat hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesadaran politik
mahasiswa. Secara sistematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Persepsi Mahasiswa Tentang
Demonstrasi Sebagai Saluran
Aspirasi Politik (X)
Kesadaran Politik
Mahasiswa (Y)
Gambar 2.2: bagan alur pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi
Sebagai Saluran Aspirasi Politik terhadap Kesadaran Politik Mahasiswa.
D. Hipotesis
Menurut Riduwan (2010: 36) mengemukakan bahwa “Secara statistik
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter)
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian (statistik)”. Selain itu menurut Sugiyono (2010: 96), “Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana
perumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat
pernyataan”.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis, Ada pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang
demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik terhadap kesadaran politik
mahasiswa.
commit to user
Download