SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas perkenan-Nya maka Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2017 – 2019 dapat diselesaikan. Sesuai amanat UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial, dan pemerintah daerah berwenang merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Dengan demikian, ketersediaan obat esensial merupakan tanggung jawab pemerintah di semua level mulai dari tingkat pusat, provinsi, sampai dengan kabupaten/kota. Saya berharap dengan adanya Petunjuk Teknis ini akan mempertajam pengukuran capaian Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial, Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), serta Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar. Kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi. Semoga Petunjuk Teknis ini dapat bermanfaat dalam menjamin 1 ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial di sarana pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas. Jakarta, 28 Februari 2017 Direktur Jenderal, ttd Maura Linda Sitanggang 2 DAFTAR ISI Sambutan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.. 1 Daftar Tabel …………………………………………………………. 4 Daftar Lampiran …………………………………………………….. 5 Sasaran dan Target…………………………………………… 6 1. Kinerja dan Target………………………………………... 6 2. Definisi Operasional ……………………………………... 7 Tata Laksana Pemantauan Indikator Kinerja ……………… 10 A. B. 1. 2. 3. Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial ……………… 10 Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) ………… 14 Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar ………. 16 3 DAFTAR TABEL Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, dan Target Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 7 Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ………………………………………… 8 Tabel 3. Daftar Obat Indikator ……………………………. 11 Tabel 4. Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan vaksin Indikator di Puskesmas …………………. 13 Form Perhitungan Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar ………………………….. 17 Form Rekapitulasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat Sesuai Standar …………………………………... 27 Tabel 2. Tabel 5. Tabel 6. 4 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota ………………………………. 30 Daftar 150 Item Obat dan Vaksin …………… 64 5 PETUNJUK TEKNIS TATA LAKSANA INDIKATOR KINERJA TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN TAHUN 2017 - 2019 A. SASARAN DAN TARGET 1. Kinerja dan Target Target kinerja merupakan penilaian pencapaian program yang diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Untuk dapat mencapai kinerja secara terarah maka diperlukan penetapan indikator kinerja dan target. Berikut ini adalah tabel yang berisi sasaran, indikator kinerja, dan target Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan periode tahun 2017 – 2019. 6 Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, dan Target Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. KEGIATAN SASARAN Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 2. TARGET INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019 Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial Persentase instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 85% 90% 95% 20% 30% 40% 65% 70% 75% Definisi Operasional (DO) Untuk pencapaian menyamakan indikator persepsi kinerja, dalam maka operasionalisasi dirumuskan Definisi Operasional (DO) dari masing-masing indikator sebagaimana tercantum dalam Tabel 2. 7 Tabel 2. Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. NO 1 INDIKATOR KINERJA Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin essensial URAIAN Definisi Operasional : Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator) Perhitungan : Menghitung persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial menggunakan rumus berikut: % 𝑝𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial = 2 Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Definisi Operasional : Persentase Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/ kota yang menerapkan sistem elektronik logistik obat dan BMHP. Perhitungan : Menghitung persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan menggunakan rumus berikut: % Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) = 8 3 Persentase instalasi farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Definisi Operasional (DO): Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan pengelolaan obat sesuai standar bila hasil evaluasi menghasilkan skor minimal 70. Cara dan contoh perhitungan terlampir. Perhitungan : Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar dihitung dengan rumus sebagai berikut: % IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar = 9 B. TATA LAKSANA PEMANTAUAN INDIKATOR KINERJA 1. Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial a. Dasar pemilihan Puskesmas Puskesmas yang melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin adalah seluruh Puskesmas di Indonesia. b. Dasar Pemilihan Item Obat Indikator Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program penanggulangan dan kesehatan pencegahan ibu, kesehatan penyakit, serta anak, obat pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. c. Item Obat Indikator Jenis obat indikator dapat dilihat pada Tabel 3. 10 Tabel 3. Daftar Obat Indikator NO NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN 1 Albendazol Tablet 2 Amoxicillin 500 mg Tablet 3 Amoxicillin Syrup 4 Deksametason 0,5 mg Tablet 5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi 6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) injeksi 7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi 8 Furosemid 40 mg / Hidroklorotiazid Tablet 9 Garam oralit Serbuk 10 Glibenklamid / Metformin Tablet 11 Kaptopril Tablet 12 Magnesium Sulfat 20 % injeksi 13 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml injeksi 14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet 15 Oksitosin injeksi 16 Parasetamol 500 mg Tablet 17 Tablet Tambah Darah Tablet 18 Vaksin BCG injeksi 19 Vaksin DPT-HB-Hib injeksi 20 Vaksin Td injeksi 11 d. Mekanisme Pelaporan 1) Periode pencatatan data di Puskesmas dilakukan pada tanggal 25 setiap bulannya. Jika tanggal 25 jatuh pada hari libur, maka pencatatan dilakukan pada hari kerja berikutnya. Contoh: Tanggal 25 Maret 2017 jatuh pada hari Sabtu, maka pencatatan dilakukan hari Senin, tanggal 27 Maret 2017. 2) Puskesmas melaporkan data ketersediaan obat ke Dinas Kesehatan Kab/Kota paling lambat tanggal 1 bulan berikutnya. Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan verifikasi dan merekap laporan data ketersediaan Kab/Kota. Data tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal 10 setiap bulan melalui email [email protected]. 3) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menghitung hasil akhir persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial. 12 e. Formulir Pelaporan Obat Formulir Pelaporan Obat seperti yang tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin Indikator di Puskesmas FORM PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN INDIKATOR DI PUSKESMAS PERIODE PELAPORAN : BULAN……………… NAMA PUSKESMAS : .................... Kab / Kota : .................... Provinsi : ..................... No (1) 1 2 3 4 5 Nama Obat (2) Albendazol Amoxicillin 500 mg Amoxicillin Deksametason 0,5 mg Penanggungjawab Farmasi : ................. No Hp : ................. Email : ................... Bentuk Ketersediaan Ket Sediaan Ada/ Tidak (3) (4) (5) Tablet Tablet Syrup Tablet Injeksi 7 Diazepam 5 mg/mL Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Fitomenadion (Vitamin K) 8 9 10 11 12 Furosemid 40 mg / Hidroklorotiazid Garam oralit Glibenklamid / Metformin Kaptopril Magnesium Sulfat 20 % Tablet Serbuk Tablet Tablet injeksi 13 14 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml Obat Anti Tuberculosis dewasa injeksi Tablet 15 16 Oksitosin Parasetamol 500 mg injeksi Tablet 17 18 19 Tablet Tambah Darah Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-Hib Tablet injeksi injeksi 20 Vaksin Td injeksi 6 injeksi injeksi 13 Keterangan: Kolom (1) : nomor urut Kolom (2) : Nama Obat, tertulis nama obat generik (kandungan zat berkhasiat) Kolom (3) : Bentuk Sediaan, berisi bentuk sediaan obat Kolom (4) : Ketersediaan (Ada/Tidak): - Diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan - Diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia - untuk pelayanan Untuk item nomor 8 dan 10, kolom (4) diisi dengan angka 1 jika salah satu atau kedua jenis obat tersebut tersedia untuk pelayanan; diisi dengan angka 0 jika kedua jenis obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan. 2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) a. Batasan dan Kriteria Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota dihitung sebagai Instalasi Farmasi yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) jika memenuhi salah satu dari kriteria sebagai berikut: 1) Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi menggunakan sistem informasi obat dan BMHP elektronik (aplikasi e-logistik) mulai dari proses penerimaan, LPLPO, distribusi, dan integrasi ke bank data pusat. 14 2) Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi menggunakan sistem informasi obat dan BMHP elektronik sendiri berbasis database yang di dalamnya terdapat fungsi manajemen logistik obat dan bahan medis habis pakai (BMHP), dibuktikan dengan surat pernyataan Kepala Dinas Kesehatan. b. Cara Perhitungan Menghitung persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan menggunakan rumus berikut: % Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) = c. Contoh Perhitungan Jumlah IF Provinsi, Kab, Kota yang menerapkan sistem elektronik logistik obat dan BMHP = 125 Jumlah IF Provinsi, Kab, Kota = 544 % Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan BMHP = 15 d. Metode Pengumpulan Data 1) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang telah menggunakan aplikasi e-logistik, melakukan integrasi data ke bank data pusat setiap tanggal 5 bulan berjalan. 2) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang sudah memiliki aplikasi berbasis database di luar e-logistik tetap melaporkan data ketersediaan 150 item obat dan vaksin sesuai dengan daftar obat terlampir setiap tanggal 5 bulan berjalan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan melalui bank data pusat di sistem e-logistik. Alamat web bank data pusat yaitu bankdataelog.kemkes.go.id/e-logistics-dc. 3) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang menerapkan sistem e-logistik pada tahap instalasi dan tidak memiliki aplikasi lain berbasis database tetap menyampaikan laporan ketersediaan 150 item obat dan vaksin melalui bank data pusat di sistem e-logistik. Alamat web bank data pusat yaitu bankdataelog.kemkes.go.id/e-logistics-dc. 3. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar a. Batasan dan Kriteria Skor total minimal yang digunakan sebagai standar untuk Instalasi Farmasi yang memenuhi syarat adalah 70. 16 Skoring/penilaian meliputi porsi sumber daya (60%) dan porsi manajemen pengelolaan (40%). b. Bobot Penilaian dan Cara Perhitungan Bobot penilaian dan cara perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. PERHITUNGAN INDIKATOR PERSENTASE INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DAN/ VAKSIN SESUAI STANDAR Komponen No Subskor Perhitungan Skor Skor Sumber Daya (A) 1 Struktur Organisasi (Bobot = 7,5) a. b. c. 2 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Seksi Farmasi Lain-lain/Selain a dan b Skor = subtotal skor x 7,5 5 5 Skor = subtotal skor x 7,5 5 Sumber Daya Manusia (Bobot = 15) 2.1. Penanggung Jawab Instalasi Farmasi (Bobot = 7,5) - Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian (Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi) - Tenaga Lainnya 2.2. Jumlah Sumber Daya Manusia (Bobot = 7,5) - > 7 Orang - 4-7 Orang - < 4 Orang 3 5 3 1 2 1 4 3 1 Biaya Operasional (Bobot = 7,5) Biaya Pemeliharaan Biaya Distribusi Biaya Lain-lain, misal : biaya jaringan internet/modem a. b. c. Tersedia biaya untuk ketiganya Tersedia dua jenis biaya operasional Tersedia hanya satu jenis biaya operasional 5 4 3 Skor = subtotal skor x 7,5 4 Skor = subtotal skor x 7,5 5 17 Komponen No 4 Subskor Perhitungan Skor Skor Sarana dan Prasarana (Bobot = 30) 4.1. Gedung a. Status Kepemilikan 1) Milik sendiri 2) Sewa 3 1 b. Luas Gudang 1) 2) Cukup ( Dapat menyimpan seluruh obat yang dikelola) Tidak Cukup 3 2 c. Tersedia ruang 1) Administrasi 2) Penyimpanan Umum 3) Tempat Penyimpanan Khusus 4) Area Karantina 5) Area Persiapan distribusi/Penyerahan 1 1 1 1 1 4.2. Administrasi dan Pengolah Data a. Komputer /laptop b. Printer c. Aplikasi manajemen obat secara elektronik d. Alat pendukung jaringan internet 1 1 2 1 4.3. Distribusi a. Kendaraan roda empat / Sarana transportasi air b. Kendaraan roda dua 2 1 4.4. Pengaman a. Alarm b. Teralis c. Alat Pemadam Api Ringan/ Kebakaran d. Pagar e. Pintu ganda (non besi dan besi) 1 1 1 1 1 4.5 Penyimpanan a. Rak b. Lemari Khusus Narkotika/ Psikotropika c. Lemari Es d. Pallet e. Air Conditioning f. Generator Set (Genset) g. Trolley/ Kereta Dorong h. Termometer ruangan Skor = Jumlah subtotal skor x 30 32 1 1 1 1 1 1 1 1 Sub Total Skor Sumber Daya (A) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 4 (Komponen) 18 Komponen No Subskor Perhitungan Skor Skor Pengelolaan (B) 1 2 Perencanaan (Bobot = 6) a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Perencanaan Obat 2 b. Tersedia SK Tim Perencanaan Obat Terpadu (TPOT) 1 c. TPOT mempunyai rencana kerja dan berfungsi 1 Penerimaan (Bobot = 5) a. b. c. d. e. 3 Tersedia SOP/ prosedur tertulis Penerimaan Obat Tersedia Buku Penerimaan Obat Tersedia petugas yang diberi tanggung jawab 2 1 1 Petugas memeriksa kesesuaian antara obat yang diterima dengan item obat yang dikirim yang tercatat pada dokumen pengiriman 1 Petugas memeriksa kondisi kemasan dan tanggal kadaluwarsanya 1 Skor = jumlah subskor x 5 6 Penyimpanan (Bobot = 6) a. b. c. d. e. f. g. h. i. 4 Skor = jumlah subskor x 6 4 Tersedia SOP/prosedur tertulis Penyimpanan Obat Ruang penyimpanan bersih dan rapi Ruang penyimpanan bebas dari binatang pengerat dan serangga. Ventilasi, sirkulasi udara dan penerangan cukup memadai. Obat rusak/expired disimpan terpisah Penataan stok memperhatikan tanggal kadaluwarsa Tersedia ruang yang cukup untuk bergerak 2 1 1 1 1 1 Skor = jumlah subskor x 6 10 1 Pengelompokan dilakukan secara jenis peruntukkan (program dan non program), bentuk sediaan dan alfabetis 1 Dilakukan pengamatan mutu obat secara organoleptis dan dicatat dalam buku catatan penyimpanan obat 1 Distribusi (Bobot = 6) a. b. c. 2 1 1 e. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Distribusi Obat Tersedia petugas distribusi Tersedia jadwal distribusi Tersedia dokumen penyerahan/pengiriman obat dan perbekalan kesehatan Tersedia sarana untuk repacking obat seperti kardus, plastik obat dsb f. Memperhitungkan stok optimum 1 d. Skor = jumlah subskor x 6 7 1 1 19 Komponen No 5 Tersedia SOP/ prosedur tertulis Pencatatan dan Pelaporan Tersedia kartu stok obat untuk setiap item obat dan diisi dengan benar Skor 2 1 c. Tersedia Dokumen Dinamika Logistik Obat/ Laporan Mutasi Obat setiap bulan 1 d. Pencatatan obat menggunakan aplikasi elektronik 1 e. Stok opname dilakukan secara periodik 1 Tersedia catatan tersendiri untuk obat rusak/ kadaluarsa 1 Verifikasi data LPLPO Puskesmas dilakukan 1 f. g. 7 Perhitungan Skor Pencatatan dan Pelaporan (Bobot = 6) a. b. 6 Subskor Pemusnahan (Bobot = 5) a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Pemusnahan obat b. Petugas Instalasi Farmasi terlibat/ melakukan pemusnahan c. Tersedia Berita Acara bila dilakukan Pemusnahan Obat. Pengembangan Kompetensi (Bobot = 6) a. Melaksanakan Bimbingan Teknis ke Puskesmas b. 2 1 Skor = jumlah subskor x 5 4 1 1 Melaksanakan Pertemuan Koordinasi dengan Puskesmas Skor = jumlah subskor x 6 8 Skor = jumlah subskor x 6 2 1 Sub Total Skor Pengelolaan (B) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 7 (Komponen) TOTAL SKOR MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT = SUB TOTAL SKOR SUMBER DAYA (A) + SUB TOTAL SKOR PENGELOLAAN (B) INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT SESUAI STANDAR BILA TOTAL SKOR ≥ 70 PERSENTASE INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DAN/ VAKSIN SESUAI STANDAR = JUMLAH IF KAB/KOTA PENGELOLAAN OBAT SESUAI STANDAR/ JUMLAH SELURUH IF KAB/KOTA X 100% c. Cara perhitungan skor terhadap unsur-unsur manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar dilakukan sebagai berikut: Perhitungan skor dilaksanakan terhadap unsur sumber daya dengan sub total bobot 60, dan unsur pengelolaan dengan sub total 40. 20 A. Sumber Daya (Sub Total Bobot = 60) 1. Struktur Organisasi (bobot =7,5) a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai dengan struktur organisasi Instalasi Farmasi. b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5. c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 2. Sumber Daya Manusia ( Bobot =15) Penilaian Sumber Daya Manusia dibagi dalam dua bagian yaitu Penanggung Jawab Instalasi Farmasi ( Bobot =7,5) dan Jumlah SDM ( Bobot =7,5). 2.1. Penanggung Jawab Instalasi Farmasi (bobot =7,5) a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai pendidikan penanggung jawab Instalasi farmasi. b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5. c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 2.2. Jumlah SDM Instalasi Farmasi (bobot=7,5) a. Jumlah SDM dimaksud adalah pegawai tetap maupun kontrak/ pramubakti. b. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai jumlah SDM Instalasi farmasi. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang dilingkari dibagi 4 kemudian dikalikan 7,5. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 21 3. Biaya Operasional (Bobot = 7,5) - Biaya Pemeliharaan - Biaya Distribusi - Biaya lain-lain, contoh : biaya jaringan internet/modem a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai jumlah jenis biaya operasional yang dialokasikan. b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5. c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 4. Sarana dan Prasarana (Bobot = 30) a. Poin tentang status kepemilikan cukup jelas, dipilih salah satu milik sendiri atau sewa. b. Luas cukup merupakan penilaian secara kualitatif apabila gudang penyimpanan mampu menampung/ menyelenggarakan fungsi penyimpanan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan dari semua anggaran yang dikelola, dipilih salah satu cukup atau tidak cukup. c. Tersedia/ pembagian ruangan instalasi farmasi; 1) Ruang administrasi adalah ruangan untuk kegiatan administratif instalasi farmasi. 2) Ruang penyimpanan umum adalah ruangan untuk penyimpanan obat yang tidak membutuhkan kekhususan perlakuan. 3) Tempat penyimpanan khusus adalah ruangan untuk penyimpanan obat yang membutuhkan kekhususan perlakuan, seperti suhu khusus. 22 4) Area karantina adalah area transit sebelum obat dan perbekkes di simpan dalam ruang penyimpanan umum/khusus. 5) Area persiapan distribusi/penyerahan adalah area transit sementara setelah obat dikeluarkan dari tempat penyimpanan untuk didistribusikan/ diserahkan. d. Poin administrasi dan pengolah data cukup jelas, sarana administrasi yang dihitung adalah yang masih berfungsi baik. e. Poin sarana distribusi cukup jelas, sarana distribusi yang dihitung adalah yang masih berfungsi baik. f. Poin sarana pengaman cukup jelas, alarm dan alat pemadam api dihitung/dinilai apabila masih berfungsi baik. g. Poin sarana penyimpanan cukup jelas, cold chain, lemari es, genset, lemari khusus, termometer ruangan, exhauste fan dinilai bila masih berfungsi baik. Rak, handpallet, pallet, AC cukup jumlahnya dan masih berfungsi baik. h. Lingkari nilai subskor sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia. i. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu jumlah subskor sarana dan prasarana dibagi 32 kemudian dikalikan 30. j. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. Sub Total Skor Sumber Daya (A) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 4 (Komponen) 23 B. Pengelolaan (Sub Total Skor 40 ) 1. Perencanaan (Bobot =6) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 4 kemudian dikalikan 6. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 2. Penerimaan ( Bobot =5) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 6 kemudian dikalikan 5. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 3. Penyimpanan (Bobot =6) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f+g+h+i. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 10 kemudian dikalikan 6. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 24 4. Distribusi (Bobot =6) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 7 kemudian dikalikan 6. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 5. Pencatatan dan Pelaporan (Bobot 6) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f+g. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 8 kemudian dikalikan 6. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. 6. Pemusnahan (Bobot = 5) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 4 kemudian dikalikan 5. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. e. Jika kegiatan pemusnahan tidak ada pada tahun berjalan, maka penilaian dilakukan menggunakan Berita Acara Pemusnahan dalam 3 (tiga) tahun terakhir 25 7. Pengembangan Kompetensi (Bobot = 6) a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung aktifitas yang dilakukan. b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b. c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai yang didapatkan dibagi 2 kemudian dikalikan 6. d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor. Sub Total Skor Pengelolaan (B) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 7 (Komponen) Total Skor Manajemen Pengelolaan Obat = Sub Total Skor Sumber Daya (A) + Sub Total Skor Pengelolaan (B) d. Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar, menggunakan Tabel 6. 26 e. Petunjuk Teknis Pengisian Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 1) Ketik Nama Provinsi. 2) Isi kolom nomor dan nama Kabupaten/Kota. 3) Ketik jumlah skor setiap Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang sudah di verifikasi oleh Instalasi Farmasi Provinsi pada setiap komponen baik pada aspek sumber daya (struktur organisasi, sumber daya manusia, biaya operasional, sarana prasarana) maupun aspek pengelolaan (perencanaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan, pengembangan kompetensi). 4) Kolom 'SUBTOTAL SKOR SUMBER DAYA' diisi dengan menjumlahkan skor setiap komponen pada aspek sumber daya. 5) Kolom 'SUBTOTAL SKOR PENGELOLAAN' diisi dengan menjumlahkan skor setiap komponen pada aspek pengelolaan 6) Kolom 'TOTAL SKOR' diisi dengan menjumlahkan 'SUBTOTAL SKOR SUMBER DAYA' dan 'SUBTOTAL SKOR PENGELOLAAN' 7) Apabila 'TOTAL SKOR' ≥ 70, ketik angka '1' pada kolom 'Sesuai Standar ( Skor ≥ 70 )' 8) Apabila 'TOTAL SKOR' < 70, ketik angka '1' pada kolom 'Tidak Sesuai Standar ( Skor < 70 )' 9) Baris ' JUMLAH' diisi dengan jumlah IF Kabupaten/ Kota 'Sesuai Standar' dan 'Tidak Sesuai Standar' 28 f. Mekanisme Pelaporan 1) Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi berupa hasil perhitungan Persentase Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat Sesuai Standar paling lambat tanggal 1 Mei atau 1 Oktober setiap tahun dengan melampirkan Formulir seperti pada Tabel 5. 2) Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berupa: - Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar di wilayahnya menggunakan Form Rekap seperti pada Tabel 6 dengan melampirkan Form seperti pada Tabel 5. Penyampaian laporan paling lambat tanggal 1 Juni atau 1 November setiap tahun melalui email [email protected] atau melalui surat. 3) Apabila ada perubahan data Instalasi Farmasi, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengirimkan laporan untuk periode berikutnya dan apabila tidak ada perubahan data Instalasi Farmasi maka Kabupaten/ Kota tidak perlu mengirimkan laporan untuk periode berikutnya. 4) Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan verifikasi atas penilaian dan skor yang diberikan oleh Kab/Kota. 29