hubungan antara pengetahuan tentang vulva hygiene dengan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG
VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA
PADA REMAJA PUTRI
Mimatun Nasihah* dan Sofia Nihayati**
*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Leukorea merupakan suatu cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan yang merupakan gejala yang sering ditemukan pada penderita
kanker serviks uterus. Desain penelitian analitik dengan rancangan cross
sectional. Populasi seluruh remaja putri berjumlah 44 orang. Sampel sebanyak 40
orang dengan kriteria inklusi, secara Simple Random Sampling. Instrumen
kuesioner, uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan a < 0,05. Hasil penelitian
bahwa sebagian besar yang mengalami leukorea dengan pengetahuan kurang yaitu
47,5% dan sebagian kecil responden yang mengalami leukorea dengan
pengetahuan baik yaitu 12,5%. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
didapatkan X2 hitung = 7,111 > 3,841 dan p = 0,008. bahwa ada hubungan antara
pengetahuan tentang vulva hygiene dengan kejadian leukorea pada remaja putri.
Maka diharapkan remaja putri memiliki pengetahuan yang baik tentang cara vulva
hygiene dengan benar dan teratur.
Kata Kuncl : Pengetahuan, Remaja, Leukorea
terinfeksi tidak mempunyai gejala
(Saifuddin,2006: U-47). Penderita
terbesar IMS kebanyakan berusia
15-29 tahun. Hampir 7 dari 10 orang
penderita IMS berusia 15-24 tahun.
Menurut Derek (2002) dalam
bukunya bahwa sekitar 15% wanita
terinfeksi, tetapi yang mempunyai
gejala-gejala keputihan dan gatalgatal hanya sekitar 3% sampai 5%
wanita. Menurut Menteri Negara
Pemberdayaan
Permpuan
dan
Perlindungan Anak Linda Amalia
Sari Gumelar, di Asia Pasifik setiap
tahun ditemukan 266.000 kasus
kanker serviks, 143.000 diantaranya
meninggal di usia produktif.
Didunia, setiap tahunnya terjadi
sekitar 400.000 kasus baru kanker
PENDAHULUAN
Pada tahun 2005 mencapai
lebih dari 30% dari jumlah
penduduk. Sedagai remaja sudah
mengalami
pematangan
organ
reproduksi dan bisa berfungsi,
namun secara sosial, mental dan
emosi mereka belum dewasa.
Mereka akan mengalami banyak
masalah apabila pendidikan dan
pengasuhan
seksualitas
dan
reproduksi
mereka
terabaikan
(Saifuddin, 2006: U-47).
Berdasarkan
data
di
Indonesia, data pasti tentang jumlah
penderita ISR dan IMS tidak mudah
didapat.
Penelitian
telah
menunjukkan
sekitar
70%
perempuan dan 30% laki-laki yang
44
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
serviks, dimana 80% penderita
adalah perempuan yang hidup di
negara
berkembang
termasuk
indonesia. Di indonesia terdapat 4050 kasus kanker serviks baru setiap
harinya dan menyebabkan kira-kira
20-25 kematian per hari. Divisi
Onkologi Rumah Sakit Umum
Daerah RSU dr. Soetomo. Brahmana
Askandar
mengatakan,
dalam
beberapa tahun terkhir, kanker
serviks ditemukan pada usia muda.
Artinya, pernpuan produktif pun
juga tidak luput dari ancaman
kanker serviks dan salah satu tanda
dan gejala dari kanker serviks adalah
keputihan yang patologis.
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi leokorea diantaranya
aktifitas, keadaan tubuh yang buruk
seperti kurang gizi dan alergi
makanan, lingkungan, stres, kurang
menjaga kebersihan alat genetalia
yang menyababkan terjadi infeksi
dan iritasi dan benda asing. Infeksi
merupakan penyebab paling penting
dari leokorea patologik (Sarwono,
2005: 271).
Keputihan merupakan gejala
yang sering ditemukan pada
penderita kanker serviks uterus.
Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan
(Winkjosastro,
2005:
386).
Diantaranya
tumor
ganas
ginekologik, kanker serviks uterus
masih menduduki peringkat pertama
di Indonesia (Winkjosastro, 2005:
380).
Leokorea bukan penyakit
tetapi gejala dari suatu penyakit,
sehingga sebab yang pasti perlu
ditetapkan. Oleh karena itu untuk
menentukan penyakit dilakukan
berbagai pemeriksaan cairan yang
keluar tersebut. Pada wanita
disarankan umtuk tidak menganggap
remeh atau biasa dengan adanya
pengeluaran cairan leukorea maka
dianjurkan
untuk
pemeriksaan
khusus atau rutin sehingga dapat
menetapkan secara dini penyebab
leukorea (Manuaba,1999: 59-60).
Leukorea dapat dibedakan
dalam bebrapa jenis, diantaranya
leukorea normal dan leukorea
abnormal yang mana leukorea
abnormal dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin dan dapat
menular (IMS) (Manuaba,1999: 5960).
Kurangnya pengetahuan dan
komitmen petugas kesehatan untuk
menangani masalah remaja dan
terbatasnya
fasilitas,
membuat
remaja tidak pernah mendapat
perlindungan dan pemeliharaan
dengan tepat. Adapun pembekalan
pengetahuan yang diperlukan remja
putri meliputi perkembangan fisik,
kejiwaan dan kemtangan seksual
remaja, proses reproduksi yang
bertanggung jawab, pergaulan yang
sehat antara remaja laki-laki dan
perempuan, persiapan pranikah,
kehamilan dan persalinan, serta cara
pencegahannya (DepKes, 2006: 37).
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis
hubungan
pengetahuan tentang vulva hygiene
dengan kejadian leukorea pada
remaja putri.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Pengetahuan
Pengetahuan
adalah
merupakan hasil ”tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni: indera
penglihatan,
pendengaran,
penciuman rasa, raba. Sebagian besar
45
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
pengetahuan manusia
melalui mata dan telinga.
diperoleh
dengan kejadian keputihan pada
remaja putri. (IBI, 2006).
Keputihan
merupakan
keluhan
yang
paling
sering
ditemukan pada perempuan yang
datang berkonsultasi untuk masalah
penyakit kandungan, sebenarnya
setelah
dilakukan
pemeriksaan,
penderita yang datang dengan
keluhan
ini
tidak
semuanya
menunjukkan adanya penyakit atau
kelainan. Memang keputihan dapat
terjadi pada keadaan normal, tetapi
dapat juga merupakan gejala dari
suatu kelainan yang harus diobati.
Vagina yang normal selalu berada
dalam
kondisi
lembab
dan
permukaannya
basah
oleh
cairan/lendir
yang
selanjutnya
disebut sekret, seperti kondisi mulut
yang senantiasa basah oleh liur.
Sekret yang diproduksi oleh kelenjar
pada leher/mulut rahim (Serviks),
dinding vagina, dan kelenjar
bartholini di bibir kemaluan,
menyatu dengan sel-sel dinding
vagina yang lepas serta bakteri yang
normal berada di dalam vagina,
bersifat asam dan berperan penting
dalam menjamin fungsi yang optimal
dari organ ini, sifatnya dapat berubah
sesuai dengan perubahan hormon
yang terjadi dalam siklus haid.
Cara Memperoleh Pengetahuan
yakni:
1. Cara tradisional Atau Non Ilmiah
2. Cara coba salah (trial and error)
3. Cara Kekuasaan atau Otoritas
4. Berdasarkan pengalaman pribadi
5. Melalui jalan fikiran
6. Cara Modern Atau Cara Ilmiah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
1. Usia
Usia adalah umur individu
yang terhitung mulai saat lahir
sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup usia tingkat
kematangannya dan kekuatan
seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja,
sehingga pengetahuan pun akan
bertambah.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan
yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang
lain, sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki dan
begitu pula sebaliknya.
3. Pengalaman
Pengalaman
merupakan
sumber
pengetahuan
atau
pengalaman itu merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, oleh karena yang
diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu (Notoatmodjo,
2005).
Tujuan Vulva Hygiene
1. Mencegah terjadinya
infeksi
vagina
2. Menjaga kebersihan diri
3. Menghilangkan minyak yang
menumpuk, keringat, sel-sel kulit
yang mati dan bakteri
4. Menghilangkan bau badan yang
berlebihan
5. Memelihara integritas permukaan
kulit
6. Meningkatkan kepercayaan diri
seseorang
Konsep Dasar Vulva Hygiene
Pengetahuan
personal
hygiene sangat penting karena
pengetahuan tang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada hubungan vulva hygiene
46
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
pengeluaran transudasi dari
dinding vagina.
d. Waktu
disekitar
ovulasi,
dengan sekret dari kelenjarkelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
e. Pengeluaran
sekret
dari
kelenjar-kelenjar serviks uteri
juga bertambah pada wanita
dengan penyakit menahun,
dengan neurosis dan pada
wanita
dengan
ektropion
porsionis uteri.(Winkjosastro,
2005: 271).
2. Penyebab
leukorea
yang
abnormal/keputihan
yang
berlebihan
dan
mengganggu
disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah:
1) Aktivitas
2) Keadaan tubuh yang buruk
seperti kurang gizi dan alergi
makanan
3) Lingkungan
4) Strees
5) menjaga
kebersihan
alat
genetalia yang menyebabkan
terjadi infeksi dan iritasi
6) Benda asing
Konsep Dasar Leukorea
Leukorea
(keputihan)
merupakan suatu cairan putih yang
keluar dari liang senggama secara
berlebihan (Manuaba,1999: 59).
Keluarnya cairan keputihan dari
vagina adalah umum. Sekresi normal
bisa lebih sering pada sebagian orang
dan bisa membuat mulut vagina
iritasi karena adanya sedikit cairan.
Klasifikasi
Leukorea bukan penyakit
tetapi gejala penyakit, sehingga
sebab yang pasti perlu ditetapkan.
Leukorea dapat dibedakan dalam
beberapa jenis (Manuaba, 1999 : 59),
diantaranya adalah:
a. Leukorea Normal
1. Masa menjelas dan sudah
menstruasi
2. Pada sekitar fase sekresi antara
hari ke 10-16 menstruasi
3. Melalui rangsangan seksual
b. Leukorea Abnormal
Leukorea yang tidak normal
adalah keluarnya lendir dari
vagina yang mulai berubah warna,
jumlah, bau dan kadang-kadang
timbul rasa nyeri.
Penyebab
Adapun
penyebab
dari
leukore adalah:
1. Penyebab leukorea yang normal
a. Bayi baru lahir sampai umur
kira-kira 10 hari: disini
sebabnya
ialah
pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap
uterus dan vagina janin.
b. Waktu disekitar menarche
karena mulai terdapat pengaruh
estrogen.
Leukorea
disini
hilang sendiri, akan tetapi
dapat menimbulkan keresahan
pada orang tuanya.
c. Wanita dewasa apabila ia
dirangsang sebelum dan pada
waktu koitus, disebabkan oleh
Pencegahan
pencegahan
sekaligus
mencegah berulangnya keputihan,
yaitu dengan cara:
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang
seimbang, olah raga rutin,
istirahat cukup, hindari rokok dan
alkohol serta hindari strees yang
berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari
promiskuitas
atau
gunakan
kondom
untuk
mencegah
penularan
penyakit
menular
seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah
pribadi dengan menjaganya agar
tetap kering dan tidak lembab
misalnya dengan menggunakan
47
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
4.
5.
6.
7.
celana dengan bahan yang
meyerap
keringat,
hindari
pemakaian celana terlalu ketat.
Biasakan
untuk
mengganti
pembalut,
pntyliner
pada
waktunya untuk mencegah bakteri
berkembang biak.
Biasakan membasuh dengan cara
yang benar tiap kali buang air
yaitu dari arah depan kebelakang.
Penggunaan cairan pembersih
vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora
normal vagina. Jika perlu, lakukan
konsultasi medis dahulu sebelum
manggunakan cairan pembersih
vagina.
Hindari
penggunaan
bedak
talkum, tissue atau sabun dengan
pewangi pada daerah vagina
karena dapat menyebabkan iritasi.
Hindari pemakaian barang-barang
yang memudahkan penularan
seperti maminjam perlengkapan
mandi dan lain-lain. Sedapat
mungkin tidak duduk diatas kloset
di WC umum atau biasakan
mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakanya.
pengetahuan kurang yaitu 47,5% dan
sebagian kecil responden yang
mengalami
leukorea
dengan
pengetahuan baik yaitu 12,5%.
Dari perhitungan uji Chi-Square
didapatkan nilai X2 hitung = 7,111
>3,841, sehingga H0 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan
tentang vulva hygiene dengan
kejadian leukorea pada remaja putri.
PEMBAHASAN
Pengetahuan remaja putri yang
mengalami leukorea
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa remaja putri lebih banyak
yang mengalami leukorea yaitu
89,4% dan yang mengalami leukorea
sebagian besar adalah remaja putri
dengan pengetahuan tentang vulva
hygiene yang kurang yaitu 68,1%.
Berdasarkan hasil penelitian
dan teori, maka didapatkan hubungan
antara hasil penelitian dan teori.
Dimana
dengan
kurangnya
pengetahuan remaja putri mengenai
vulva hygiene merupakan salah satu
pemicu terjadinya leukorea. Adapun
penyebab lain adalah lingkungan dan
strees
dimana
stress
dapat
dipengaruhi
oleh
lingkungan,
misalnya air kurang bersih ataupun
WC yang ditempatinya setiap hari.
Pemakaian barang-barang orang lain
juga memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi dan
lain-lain.
HIPOTESIS
Ada
hubungan
antara
pengetahuan tentang vulva hygiene
dengan kejadian leukorea pada
remaja putri.
METODE PENELITIAN
Metode korelasional, dengan
pendekatan cross sectional, populasi
seluruh remaja putri 44 orang. secara
Simple
Random
Sampling.
mengunakan uji statistik dengan
rumus Chi Square (χ2).
Pengetahuan remaja putri yang
tidak mengalami leukorea
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa remaja putri yang tidak
mengalami leukorea yaitu 10,6 %
dan yang tidak mengalami leukorea
sebagian besar adalah remaja putri
dengan pengetahuan tentang vulva
hygiene yang baik yaitu 6,4 %.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dari 40
responden, sebagian besar yang
mengalami
leukorea
dengan
48
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
Hasil penelitian dan teori,
maka didapatkan hubungan antara
hasil penelitian dan teori. Dimana
dengan kurangnya pengetahuan
remaja putri mengenai vulva hygiene
merupakan salah satu pemicu
terjadinya leukorea, dikarenakan
kurang menjaga kebersihan alat
genetalia
yang
menyebabkan
terjadinya infeksi dan iritasi. Tidak
terjadwalnya pembelajaran mengenai
kesehatan reproduksi khususnya
leukorea di tempat penelitian juga
dapat mempengaruhi pengetahuan
remaja putri. Disamping itu terdapat
faktor lain yang juga dapat memicu
terjadinya leukorea yaitu keadaan
tubuh yang buruk seperti kurang gizi
dan
alergi
makanan,
dimana
makanan yang disediakan biasanya
kurang berfariasi dan gizinya kurang
memadai. Pola hidup yang sehat juga
diperlukan
untuk
menghindari
terjadinya leukorea, misalnya: diet
yang seimbang, olah raga rutin dan
istirahat cukup.
Diakses tanggal 21 Februari
2011
Depkes RI. (2006). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Depkes RI
Hanifa, W. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
IBI.
Manuaba, I.B.G. (1999). Ilmu
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
danKeluarga
Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ada
hubungan
antara
pengetahuan tentang vulva hygiene
dengan kejadian leukorea pada
remaja putri.
Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Prawirihardjo, S. (2005). Ilmu
kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
Saran
Petugas
kesehatan
memberikan
penyuluhan
bagi
remaja
putri
untuk
menjaga
kebersihan pada daerah kewanitan,
sehingga dapat mencegah dan
mengurangi terjadinya leukorea serta
teknik vulva hygiene yang kurang
tepat dapat menyebabkan leukorea.
Saifuddin, A. (2006). Buku Acuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina
Pustaka
Siti, M .(2005). Kamus Istilah
kebidanan. Jakarta : EGC
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2008).
Cakupan K1 dan K4.
http://www. bankdata. go.id.
49
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
(2006). Standar Pelayanan
Kebidanan. Cetakan ke III.
Jakarta : EGC
Download