ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN LEUCHORHOE NUR HAKIMAH 1211010144 Subject: Kesehatan Reproduksi, Leuchorhoe dan Remaja. DESCRIPTION Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis terutama bagi remaja putri. Kebiasaan membersihkan diri yang tidak benarakan menyebabkan Leuchorhoe, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan daerah luar vagina. Jika tidak ditangani akan mengakibatkan gatal pada genetalia, nyeri saat berhubungan seksual, infeksi yang menyebabkan genetalia odema, rasa panas seperti terbakar pada vagina bahkan dampak jika tidak segera diobati akan menyebabkan kemandulan dan kanker. Tujuan penelitian ini memberikan asuhan kebidanan dan memberikan penyuluhan dan konseling agar remaja dapat melakukan personal hygiene dengan benar. Jenis penelitian observasional dengan responden 2 orang yang mengalami Leuchorhoe. Penelitian dilakukan di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto pada tanggal 01 April 2015-30 April 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan pemeriksaan fisik. Manajemen asuhan dilakukan dengan langkah-langkah, pengkajian, penentuan diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil penelitian di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto berdasarkan tingkat kebersihan diri terdapat 2 orang yang mengalami Leuchorhoe. Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 30 hari Leuchorhoe sembuh dan pasien dapat menjaga kebersihan dengan baik. Asuhan Kebidanan diperlukan dalam periode ini, karena merupakan masalah yang serius dalam kesehatan reproduksi pada remaja. Dengan memberikan dukungan untuk menjaga kebersihan diri dan memperbaiki asupan gizi. Serta memberikan penanganan yang tepat dalam penyembuhan Leuchorhoe. ABSTRACT Cleanliness is very important and must be considered as cleanliness will affect the health and psychological, especially for young girls. Self cleaning habits are not really going to cause leukhorrhea,either because they are less maintain the cleanliness of the area outside the vagina. If left untreated will result in genital itching, pain during intercourse, the infection that causes genital edema, burning sensation in the vagina even if it is not treated immediately will cause infertility and cancer. The purpose of this study was to provide midwifery care and provide education and counseling so that adolescent can perform personal hygiene properly. Observational research with 2 respondents who experienced Leuchorhoe.The study was conducted in SMK Space MojosariMojokerto on April 1 2015-30April 2015. Collecting data using interview and physical examination. Midwifery care management was done by steps of assessment, determination of midwifery diagnosis, planning, implementation and evaluation. Results of research on SMK Space MojosariMojokerto based on the level of personal hygiene, there were 2 people who had leukhorrhea. After midwifery care for 30 days leukhorrhea cured and the patients were able to maintain good hygiene. Midwifery Care is needed in this period, because it is a serious problem in adolescent’s reproductive health. By giving support to maintain personal hygiene and improve nutrition.As well as provide proper treatment in the healing of leukhorrhea. Keywords: Midwifery Care, Reproductive Health, Leukhorrhea. Contributor : 1. Sari Priyanti,S.SiT.,S.KM.,M.Kes 2. Zulfa Rufaida,S.Keb.Bd.,M.Sc Date : 3 Juni 2015 Type Material : LaporanPenelitian Identifier :Right : Open Document Summary LATAR BELAKANG Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Tarwoto dan Wartonah, 2010:113).Bagi remaja putri, membiasakan diri untuk membersihkan vulva setiap setelah buang air kecil atau buang air besar dan mengeringkan sampai benar-benar kering sebelum mengenakan pakaian dalam adalah perilaku yang benar agar terhindar dari leucorhoe (Poltekes Depkes, 2010:53). Leucorhoe merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Leucorhoe seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para wanita. Padahal, leucorhoe bisa menjadi indikasi adanya penyakit semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap leucorhoe pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Lekore atau leucorhoer disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan daerah luar vagina. Cara membersihkan daerah luar vagina dikenal sebagai vulva hygiene. Menurut data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita, 75% wanita di dunia mengalami keputihan, paling tidak sekali seumur hidup, dan 45% diantaranya mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih (Bahari, 2012:15-16). Data yang di dapat dari BKKBN 2009, di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak 2 kali atau lebih (BKKBN, 2009) Penyebab infeksi vagina antara lain 53% kurangnya vulva hygiene, 27% hubungan seksual, dan 20% penyebab lain yang tidak diketahui oleh penyebabnya (Yuliana, 2011). Hasil penelitian Indracahya di Jawa Timurtahun 2010 di SMAN 1 Madiun pada 340 responden di dapatkan 48% remaja tidak dapat melakukan penanganan keputihan, hal ini diketahui remaja melakukan pemeriksaan setelah mengalami tanda dan gejala lebih dari 1 bulan. Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 6 Maret 2015 di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto pada siswi yang mengalami leochorhoe tidak mengerti tentang cara penanganan pada leochorhoe yang benar, dan kebanyakan siswi cenderung malu untuk berkonsultasi dengan guru ataupun teman. Faktor yang mmpengaruhi tindakan personal hygiene pada masa remaja yaitu teman sebaya, citra tubuh atau cara pandang remaja terhadap bentuk tubuhnya, status sosial ekonomi, kepercayaan budaya, keterbatasan fisik, pengetahuan, dan motivasi. Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktik hygiene seseorang (Isro’in dan Andarmoyo, 2012:3). Sedangkan akibat leucorhoe yang berlangsung lama dan tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan penderita merasa malu, sedih dan akhirnya menimbulkan rasa rendah diri yang disertai kecemasan yang berlebihan sehingga akan menjadi depresi (Sulistya, 2009).Untuk mengatasi keputihanremaja putri harus, menggunakan pembalut dengan tepat, dapat menjaga kelembaban vagina dengan tidak menggunakan pakaian ketat, hindari strees, lakukan olahraga secara teratur, serta lebih berperilaku hidup bersih dan sehat (Anna, 2015) Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan penyuluhan dan konseling agar remaja dapat melakukan personal hygiene melalui leafled di sekolah-sekolah sehingga remaja dapat menjaga daerahkewanitaan dengan baik agar dapat menangani keputihan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Nona A dengan leuchorhoe di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto” METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian observasional dengan responden 2 orang yang mengalami Leuchorhoe. Penelitian dilakukan di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto pada tanggal 01 April 2015-30 April 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan pemeriksaan fisik. Manajemen asuhan dilakukan dengan langkah-langkah, pengkajian, penentuan diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penerapan asuhan kebidanan pengumpulan data, didapatkan masalah yaitu Suspect Leuchorhoe dengan tricomoniasis dan Suspect Leuchorhoe dengan kandidiasis vulvo vaginalis. Pada kasus Nn”I” usia 16 tahun dengan keluhan gatal pada alat kemaluan, keputihan kental seperti susu, berwarna kekuningan dan berbau sejak 3 bulan yang lalu, dengan hasil pemeriksaan yang mendukung yaitu perut tidak ada pembesaran dan pada genetalia tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan. Dengan kondisi yang seperti itu, pasien mengalami kecemasan yang dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien yang tampak gelisah. Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berflagela trikomonas vaginalis. Gejala klinis antara lain: 10-50 % asimtomatik; duh tubuh vagina berbau, dapat disertai gatal pada vagina; kadang-kadang terdapat rasa tidak enak di perut bagian bawah. Sedangkan gejala lain antara lain: duh tubuh vagina dengan konsistensi bermacam-macam dari sedikit banyak dan encer bentuk kuning kehijauan berbusa dapat terjadi pada 10–30% wanita; vuivitis dan vaginitis; gambaran serviks strobery dapat ditemukan pada 2% pasien pada 5–15% tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan (CDC, 2007). Diagnosa ditentukan berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang diperoleh pada saat pengumpulan data. Dalam hal ini penulis tidak menemui kesulitan. Dari hasil pemeriksaan dan teori yang ada tidak terdapat kesenjangan. Hal ini dikarenakan ada beberapa gejala pada leuchorhoe trikomoniasis ditemukan pada pasien seperti pengeluaran cairan kekuningan, kental dan berbau serta daerah kemaluan yang kemerahan yang merupakan tanda adanya peradangan akibat infeksi oleh jamur trikomonas. Hal ini karena perasaan gatal pada organ kewanitaan yang mendorong seseorang untuk menggaruk daerah kemaluan sehingga menjadi kemerahan. Pada kasus Nn “N” usia 17 tahun dengan keluhan mengalamikeputihan kental seperti susu, berwarna kekuningan dan berbau sejak kelas 2 SMP, dengan hasil pemeriksaan yang mendukung yaitu perut tidak ada pembesaran dan pada genetalia tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa cairan kekuningan, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan. Dengan kondisi yang seperti itu, pasien mengalami kecemasan yang dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien yang tampak gelisah. Kandidiasis Vulvo Vaginalis (KVV) disebabkan oleh candida albicans atau kadang oleh candida sp atau ragi lainnya. Gejala klinisnya antara lain: gatal pada vulva dan vagina; vulva lecet; duh tubuh vagina dan dapat sampai dispareuni. Sedangkan gejala lain yang mungkin timbul antara lain: eritema; dapat timbul fisura; edema; duh tubuhvagina putih seperti susu mungkin bergumpal, tidak berbau dan terdapat lesi satelit (Wijanarko, 2015). Keluhan yang dirasakan gatal – pedih, labia dan vulva bengkak, keputihan dengan konsistensi kental berwarna putih atau kekuningan, dispareunia disuria (nyeri dan pedih saat miksi) (Wijanarko, 2015). Gejala subjektif yang utama ialah gatal didaerah vulva, dan pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah miksi dan dispaneuria. Gejala objektif yang ringan dapat berupa lesi eritema dan hiperemis dilabia mayora, introitus vagina dan vagina 1/3 bawah. Sedangkan pada yang berat labiamayora dan minora edema dengan ulkusulkus kecil bewarna merah disertai erosi serta sering bertambah buruk oleh garukan dan terdapatnya infeksi sekunder. Tanda khasnya adalah flour albus bewarna putih kekuningan disertai gumpalan – gumpalan seperti kepala susu (Chintya, 2015). Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif tidak ditemukan kesenjangan dengan teori yang ada. Jamur candida albican penyebab leucorhoe menempel pada sel mukosa vulva dan vagina yang menimbulkan reaksi radang akut dengan merusak sel epitel sehingga dapat mengeluaran sekret keputihan dengan keluhan yang menyertai seperti gatal, sehingga menyebabkan pasien melakukan garukan-garukan pada sekitar vagina yang menyebabkan daerah sekitar vagina kemerahan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Angkasa Mojosari Mojokerto penulis melakukan pengkajian secara menyeluruh sehingga dapat mengumpulkan data dengan benar, dengan teknik wawancara, observasi. Pada data subyektif pasien mengatakan mengeluhkan keluar cairan kekuningan kental dan berbau sejak 3 bulan dan adanya rasa gatal pada Nn “I” dan sejak kelas 2 SMP serta tidak disertai rasa gatal pada Nn “N”.Pada data obyektif genetalia: tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam berupa cairan berwarna kekuningan, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan. REKOMENDASI Hendaknya mampu memberikan konseling dan info mengenai leuchorhoe sehingga pasien tidak cemas dan bersedia melaksanakan pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini kegananasan dan memberikan pengobatan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi. Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan terutama daerah kemaluannya. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya meneliti faktor lain yang berhubungan dengan leuchorhoe pada remaja. ALAMAT CORRESPONDENSI: Email : [email protected] No Hp : 081333282258 Alamat : Jl. Pangeran Diponegoro RT 32 RW 06 Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.