BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Definisi pendidikan reproduksi Pendidikan reproduksi adalah proses kehidupan mahluk hidup dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi(konfrensi internasional kependudukan dan pembangunan, 1994) menurut kamus, kata “pendidikan” berarti “proses pengubahan sikap dan tata laku atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan kata reproduksi mempunyai dua pengertian: 1. Berarti jenis kelamin 2. berhubungan dengan alat kelamin misalkan persetubuhan atau sanggama. Pendidikan reproduksi sebenarnya mempunyai pengertian yaitu memberikan pengetahuan tentang pendidikan biologis, pisikologis dan pisikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan remaja. Maka pendidikan reproduksi merupakan pendidikan yang menjelaskan tentang fungsi organ reproduksi dengan moral etika agar tidak terjadi penyimpangan perilaku seksual. 2.2 Perilaku Seksual Perilaku seksual merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis, selain dari itu perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual ini sangat luas sifatnya, misalnya berdandan, melirik, merayu, menggoda, dan sebagainya. Perilaku seksual merupakan hasil interaksi keperibadian dengan lingkungan di sekitarnya. 2.2.1 Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual kita : a) Biologis, yaitu perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal dapat menimbulkan perilaku seksual. b) Pengaruh orang tua, kurang komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan kita dalam masalah seksual, dapat diperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual. c) Pengaruh teman, Pengaruh teman memang sangat kuat. Hal ini membuat kita punya kecenderungan pakai patokan norma teman dibanding norma yang normal. d) Akademik, contohnya orang yang prestasi dan aspirasinya rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibanding remaja dengan perestasi yang baik di sekolah. e) Pemahaman kehidupan sosial, diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang memberikan pemahaman perilaku seksual di kalang remaja. Orang yang mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang diaturnya, dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat. 2.2.2 Bentuk-benmtuk perilaku tiap orang dalam menunjukan cara menyalurkan dorongan seksual faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual, ada bentuk perilaku tiap orang dalam menunjukan cara menyalurkan dorongan seksual berbeda-beda, yaitu : a) Pengalaman seksual Makin banyaknya pengalaman mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual, makinkuat setimulasi yang dapat mendorong munculnya perilaku seksual. Misalnya media masa (film, internet, gambar dan majalah), obrolan dari teman atau pacar tentang pengalaman seks, melihat orang-orang yang tengah berpacaran. b) Faktor keperibadian Seperti harga diri, control diri, tanggung jawab, kemampuan membuat keputusan, dan lain-lain yang dimiliki. Orang yang punya harga diri positif mampu mengelola dorongan dan kebutuhannya secara memadai, memiliki penghargaan yang kuat terhadap diri dan orang lain, mampu mempertimbangkan risiko perilaku sebelum mengambil keputusan, mampu mengikatkan diri pada teman sebaya secara sehat dan proporsional, cenderung dapat mencari penyaluran dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab. c) Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai keagamaan Orang yang memiliki penghayatan yang kuat tentang nilai-nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan perilaku seksual yang selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari perilaku yang produktif. d) Berfungsinya keluarga dan menjalankan fungsi control, penanaman nilai moral, keterbukaan komunikasi. Keluarga yang mampu berfungsi secara optimal membantu remaja untuk menyalurkan dorongan seksualnya dengan cara yang selaras dengan norma dan nilai yang berlaku serta menyalurka energi psikis secara produktif. e) Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi Remaja yang proporsional memiliki tentang pemahaman kesehatan secara reproduksi benar dan cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertangguang jawab. 2.2.3 Hal-hal yang menjadi motif kita melakukan hubungan seksual Hal-hal yang menjadi motif kita melakukan hubungan seksual antara lain: Dorongan seksual yang menggebu-gebu dan sulit dikendalikan Dorongan afeksi, yaitu menyatakan atau menerima ungkapan kasih sayang melalui aktivitas seksual. Dorongan agresif, yaitu keinginan untuk menyakiti diri atau orang lain. Terpaksa, misalnya; diperkosa, dipaksa pacar karena tidak bias menolak ajakan mealui hubungan seks, takut kehilangan pacar, dan sebagainya. Dorongan untuk mendapatkan fasilitas atau materi melalui aktivitas seksual Dorongan atau keinginan untuk diakui kelompoknya Dorongan atau keinginan untuk mencoba atau membuktikan fungsi atau kemampuan dari organ seksualnya. 2.3 Anatomi organ reproduksi 2.3.1 Alat reproduksi Organ reproduksi adalah alat perkembangbiakan atau bagian tubuh yang terlibat di dalam proses untuk mendapatkan keturunan. Tentu saja, pria dan wanita mempunyai alat reproduksi yang berbeda. a. Organ Reproduksi Laki-laki Salah satu yang membedakan system reproduksi pria dan wanita adalah beberapa organ reproduksi laki-laki terletak diluar tubuh. Terdiri dari batang kemaluan (zakar atau penis) dan kantung zakar (skrotum) yang berisi dua buah testis. Akar penis tergantung pada bagian tulang panggul. Bagian yang bebas disebut badan (cospus). Ujung yang licin dikenal sebagai kepala zakar. Leher adalah bagian dimana kepala dan badan itu bertemu. Disini terdapat kulit yang seolah-olah kelebihan, sebagian terlipat dan menutupi kepala zakar, dan disebut kulup (preputium). Kepala zakar merupakan bagian penis yang sangat peka ketimbang bagian lainnya. Terutama bagian bawahnya dimana terdapat sambuangan kulit yang disebut frenulum. Penis memeng tidak di tumbuhi bulu, tetapi sebaliknya skrotum atau kantung buah zakar ditumbuhi bulu dan mempunya banyak kelenjar keringat. Serabut otot yang terdapat di sini memungkinkan untuk bereaksi sendiri terhadap suhu yang dingin, terhadap rangsangan seksual, dan terhadap beberapa rangsangan lainnya. Skrotum ini terbagi dua bagian, di dalamnya masing-masing terdapat testis dan tali mani (spermatic cord) yang berfungsi menahan testis dan didalamnya terdapat vas deferens (saluran mani). Kedua buah testis yang disebut tadi, bertugas membuat benih-benih pria (spermatozoa atau sel sperma). Setiap testis mengandung banyak pipa yang disebut saluran semen, tempat spermatozoa dihasilkan. Di antara pipa tersebut terdapat sel-sel yang memproduksi mengatur hormon sistem testosteron. reproduksi pria Hormon dan inilah yang perkembangan karakteristik seksual yang membedakannya dari wanita. Spermatozoa disimpan di dalam testis pada epididimis, kemudian disalurkan ke kelenjar prostate melalui saluran yang disebut vas deferens menuju ke kelenjar uretra. Dalam kelenjar prostate ini, spermatozoa bercampur dengan cairan seminal dan disebut air mani, yang akan dipancarkan keluar melalui saluran kencing atau uretra. Dalam 1 cm semen biasanya terdapat 100-200 juta spermatozoa. Uretra adalah saluran yang menuju keluar tubuh melalui penis, lubangnya dapat dilihat pada ujung kepala zakar. Gunanya untuk mengeluarkan sperma dan air kencing dari kantung kemih. Tentu tidak dalam waktu yang sama. Air mani yang mengandung spermatozoa itu baru keluar kalau lelaki yang bersangkutan merasa terangsang atau bergairah untuk bersanggama. Batang kemaluan yang tadinya lunak berubah menjadi keras dan besar, dan saluran kandung kemih secara otomatis menutup. b. Organ Reproduksi Wanita Organ reproduksi wanita tidak mudah kelihatan dari luar karena terletak dalam perut. Yang dapat dilihat dari luar mulamula adalah tumpukan lemak yang menutupi alat kelamin wanita disebut mons veneris atau bukit venus dan bulu kemaluan yang tumbuh disekitar, berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi dan keringat. Lipatan yang menutupi lubang vagina dan lubang kencing disebut labia atau labium mayora dan labium minora pudenda, atau bibir besar dan bibir kecil, karena keduanya adalah bibir bagi lubang vagina. Dalam puncak bibir kemaluan itu terletak klitoris atau kelentit. Klitoris ini berakhir pada pelindung atau penutup klitoris, yang berfungsi melindungi klitoris yang sangat peka. Klitoris ini mirip dengan zakar pada penis. Keduanya banyak mengandung saraf, sangat peka dan responsive. Apabila bibir besar di kembangkan, akan tampak serambi yang kiri kananya dibatasi oleh bibir kecil, yang disebut vestibulum. Pada serambi inilah terdapat lubang kencing. Berbeda dengan anatomi kelamin laki-laki, saluran kencing perempuan tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Vagina atau liang sanggama terlihat sebagai lubang yang terbuka. Disekitar pintu vagina dan didalamnya terdapat lapisan otot. Panjang lubang vagina berkisar antara 10-15 cm. Fungsi vagina adalah sebagai saluran yang mengalirkan cairan uterus seperti darah haid, Alat sanggama dan saluran melahirkan bayi. Dibagian dalam, vagina berkhir pada fornix, tempat ujung rahim muncul. Antara bagian bawah lubang vagina dan anus disebut perineum atau kerampang. Ketika seorang wanita melahirkan bayinya, bagian ini mungkin robek sehingga perlu di jahit. Uterus atau rahim terletak dalam rongga panggul dan dipotong oleh jaringan ikat. Panjang uterus normal sekitar 7-8 cm, bentuk buah alpukat terbalik. Selama kehamilan, uterus ini menjadi tempat membesarkan janin dan memberinya makanan sampai akhirnya janin itu siap untuk dilahirkan. Yang berhubungan langsung dengan uterus tetapi tidak langsung berhubungan dengan ovarium dalah kedua saluran telur atau disebut juga Tuba Fallopii. Di dalam saluran ini terdapat bulubulu getar tempat terjadinya pembuahan. Telur yang telah dibuahi itu kemudian akan didorong menuju kedalam rahim oleh bulu-bulu getar dengan bantuan kontraksi dinding saluran telur tersebut. Disitulah telur yang telah dibuahi itu disimpan, dan kemudian berkembang menjadi rahim. Ovarium, disebut juga kandung telur atau indung telur, itu kecil sekali dan mempunyai dua fungsi : memproduksi ovum (sel telur), dan membuat hormon perempuan (estrogen dan progesterone). Dalam setiap ovarium terdapat ribuan sel telur kecil yang belum matang. Setiap bulan, sejak masa pubertas (sekitar usia 11-14 tahun sampai menopause 45-55 tahun), sebuah sel telur atau lebih akan matang dan akan di keluarkan dari indung telur, peristiwa ini disebut ovalasi. Proses ini diatur oleh hormone estrogen tadi. Hormon ini juga mengatur karakteristik seks yang membedakan wanita dengan pria. Setiap bulan sebuah sel telur yang telah matang meninggalakan kandung telur menuju salah satu saluran telur yang menghubungkan kandung telur dengan rahim. Bila terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi oleh sel seperma akan melekat pada dinding rahim dan akan tumbuh di sana dengan menyerap sari makanan dari ibunya. Sebaliknya jika sel telur akan keluar bersama-sama dengan rontokan selaput lender rahim dan sejumlah darah melalui vagina. Inilah yang disebut darah haid. Selaput darah atau hymen adalah selaput tipis yang lembut, yang biasanya ada lubangnya. Kegunaannya secara fisiologis sampai sekarang belumdiketahui dan hanya terdapat pada manusia. Gadis-gadis yang belum pernah senggama, biasanya lubang vaginanya sebagian besar tertutup oleh selaput darah. Selaput darah bisa robek pada sanggama pertama, tetapi bisa juga robek oleh sebab lain, terjadi kecelakaan yang menimbulkan terauma atas selaput dara. Olah raga, loncat tinggi, naik sepeda, naik kuda, dan sebagainya juga bisa menyebabkan selaput dara robek. 2.3.2 Reproduksi sehat Yaitu perilaku dan sikap yang dimiliki individu berkaitan dengan organ-organ reproduksi dan fungsi secara benar dan lengkap disertai pemahaman mengenai gangguan-gangguan yang mungkin timbul dan faktor-faktor pendukungnya. Ada beberapa hal yang harus dimenerti oleh remaja yaitu : a. Menstruasi Yaitu suatu proses berulang setiap bulan yang di tandai dengan pelepasan endometrium dari dinding rahim dan sel telur yang tidak dibuahi yang keluar dari vagina bersama dengan darah. Biasanya mulai terjadi pada usia 11-14 tahun, tapi bisa terjadi baru pada 16 tahun, lamanya siklus bias 28-42 hari. Awalnya mungkin saja tidak teratur namun setelah beberapa bulan akan teratur. Secara singkat prosesnya adalah : Telur yang sudah matang dari ovarium di keluarkan di tangkap fimbriae dan berjalan dengan bantuan gerakan tuba falofi sampai ke rongga rahim. Jika tidak ada pembuahan maka kadar estrogen dan progestron akan terus drastis dan menyebabkan dinding uterus yang tebal dan kaya pembuluh darah akan luruh keluar melalui vagina. Setiap bulan mengeluarkan folikel hormon dalam estrogen ovarium akan (hormon yang menyebabkan dinding endometrium rahim menebal) 12-16 hari sebelum menstruasi terjadi ovulasi (pelepasan sel telur) yang sering di sebut masa subur. Sisa folikel membentuk corpus luteum yang menghasilkan progesterone. Hormon progesterone ini berfungsi dalam proses pematangan menstruasi. Gejala-gejala yang dapat menyertai sebelum dan saat menstruasi : Malas, lemas Nafsu makan makin meningkat Emosi labil Kram perut (dysmenorrhoe) Mual, cephalgie (nyeri kepala) Pingsan b. Mimpi Basah Setiap hari testis memproduksi sperma dan akan di keluarkan bila mengalami ejakulasi (pelepasan). Ejakulasi ini dapat terjadi dengan rangsangan (masturbasi/hubungan seksual) atau secara alamiah melalui mimpi tentang sesuatu yang erotis (mimpi basah). c. Jerawat & bau badan Bagi remaja masalah jerawat dan bau badan merupakan malapetaka dan dapat menghilangkan rasa percaya diri, menyebabkan rasa rendah diri dalam pergaulan. Padahal jerawat merupakan keadaan yang normal pada masa puber yang akan hilang dengan sendirinya jika sudah menginjak masa dewasa. Bau badan dapat terjadi karena kelenjar keringat mulai aktif saat puber dan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan diri. 2.4 Beberapa perubahan pada remaja Pertumbuhan fisik remaja akan membuat remaja kelihatan mengarah pada bentuk tubuh dewasa, yang antara lain di tandai oleh tinggi badan yang bertambah, lebar punggung dan pinggul juga bertambah, dan panjang serta besarnya organ panca indera serta fungsi yang semakin sempurna. Kecuali itu ciri-ciri seks sekunder pun tumbuh pula, yaitu: pada laki-laki antara lain terdiri dari tumbuhnya buah jakun, bulu-bulu di area tubuh tertentu, pori-pori kulit membesar dan warna kulit pun menjadi agak kelam. Sementara pada perempuan, kecuali tumbuh bulu-bulu pada area tubuh tertentu, juga buah dada serta pinggul pun membulat dan membesar. Selain pertumbuhan fisik ada juga pematangan fungsi seksual, yaitu menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja lakilaki. 2.5 Penyimpangan seksual Perilaku penyimpangan seksual banyak dijumpai di lingkungan kita, tapi adakalanya orang tersebut tidak bisa dikatakan mempunyai perilaku penyimpangan seksual. Karena umumnya orang yang mempunyai perilaku penyimpangan seksual tidak boleh diketahui oleh orang lain. Parafilia (kelainan psikoseksual) yang disebut voyeurism, pengidap gangguan psikoseksual. Kebanyakan mereka adalah kaum laki-laki yang mempunyai kegiatan seksual tidak lazim, mulai dari mengintip, memamerkan alat kelamin, mengenakan pakaian wanita. Para penderita parafilia sering tidak mampu melakukan hubungan seksual yang penuh kasih sayang secara timbale balik Juga terdapat disfungsi pisikoseksual seperti nafsu seksual normal yang terhambat ejakulasi dini, orgasme terhambat, atau pada wanita timbul diprapeunia (vagina terasa nyeri waktu melakukan hubungan seksual). Ciri lain dari parafilia adalah berperilaku demikian umumnya tidak merasa cemas atau depresi, meski dalam banyak kasus ada juga yang merasa bersalah, malu atau depresi. Karena seringnya melakukan kegiatan seksual tidak normal atau lazim. Penderita rata-rata tidak merasa atau mengaggap dirinya tidak sakit atau mengidap kelainan seksual, sampai ia mendapatkan perhatian dokter akibat perbuatan seksual itu yang menimbulkan konflik di sekitarnya. Begitupun dalam dirinya juga terdapat gangguan kepribadian, terutama dalam hal kedewasaan emosi. Sehingga hubungan sosial dan seksual terganggu bila perilaku seksualnya itu diketahui orang dekatnya, seperti istri, atau bila pasangan sesksualnya tidak lazim. Oleh karena itu, pendekatan kepada penderita hendaknya dengan penuh pengertian, tidak dengan menghakimi atau mempermasalahkan. Juga dicoba menyelami perasaan dan jiwa mereka karena acap kali gangguan itu terbentuk dari keinginan dan pengalaman masa lalu. Keunikan yang terjadi pada manusia tidak hanya terlihat dalam tingkah laku yang bisa dianggap normal atau sehat saja, tetapi juga bisa terlihat pada perilaku-perilaku yang dianggap menyimpang seperti kasus-kasus penyimpangan seksual, seperti dibawah ini yaitu : a) Homo/ Lesbian Adalah perilaku penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan seksual jika melakukannya dengan sesame jenis. b) Transeksualisme Perilaku yang menunjukan keengganan untuk menerima jenis kelamin yang dimilikinya, mereka menginginkan sebaliknya. c) Samen leven Perilaku hidup bersama atau berkelompok tidak ada sedikitpun untuk melakukan pernikahan. d) Voyeurisme Dalam dunia kedokteran voyeurisme dikenal dengan istilah skopofilia. Perilaku yang mendapatkan kepuasan dengan hanya melihat aurat orang lain yang sedang terbuka atau tidak sengaja terbuka. e) Fethisisme Perilaku penyimpangan yang merasa mendapatka kepuasan seksual dengan hanya memegang, memiliki atau memegang benda-benda yang sering dipakai perempuan/lawan jenis. f) Troilisme Perilaku penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan seksual jika aktifitas seksualnya disaksikan oleh orang ketiga atau orang lain yang bersedia dibayar maupun sukarela. g) Sodomi Perilaku penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan seksual dengan menyetubuhi dari dubur. h) Perkosaan Perilaku penyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan seksual dengan cara memaksa orang lain (lawan jenis) untuk melakukan hubungan seksual. i) Gerontopilia Suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang-orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). j) Transvestisme Pria heteroseksual dalam fantasinya atau secara aktual mengenakan pakaian wanita untuk membangkitkan nafsu seksual dan kemudian mendapatkan kepuasan seksual. k) Paedofilia Kelainan seksual yang sasaran kepuasan seksualnya diarahkan kepada anak-anak yang belum puber. l) Masturbasi/Onani Masturbasi adalah mendapatkan kepuasan seksual yang dilakukan sendirian atau dengan mengadakan perbuatan cabul dengan orang lain tampa mengadakan hubungan seksual. Misalnya dengan memegang, meraba, menggosok atau memeras alat kelamin dan sekitarnya m) Hubungan seksual pranikah dan diluar nikah Hubungan seksual pranikah ialah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang dilakukan sebelum pernikahan dilakukan. Hubungan ini termasuk dalam perbuatan cabul. Sedangkan hubungan seksual diluar nikah ialah setiap hubungan seksual sesudah menikah tapi yang dilikukan dengan orang lain atau bukan pasangannya yang sah. Hubungan ini sering disebut sebagai perzinahan. n) Prostitusi/pelacuran Merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan pola impuls (dorongan) seks yang tidak wajar, tampa efek dan kasih sayang, berlangsung cepat, tampa mendapatkan orgasme di pihak wanita. Biasanya dilakukan melalui transaksi. Banyak hal yang dapat mendorong orang untuk melakukan perilaku seks menyimpang, antara lain ialah pornografi. Pornografi adalah semua hal yang dapat dijadikan sebagi penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan hawa nafsu atau birahi. Tanda-tanda awal remaja yang kecanduan situs porno, jelas Setyawan, antara lain rajin melakukan chatting dalam sex cyber, menghabiskan waktu berjam-jam untuk menemukan pasangan sex online, aktif mencari situs porno, melakukan percakapan erotis di internet, dan memilih sex cyber daripada seks nyata. Jika terus berlanjut, hal itu dapat mengakibatkan gangguan perilaku seperti sulit bersosialisasi dengan orang lain, kurang percaya diri. Atau gangguan seksual seperti necrofili (hubungan seks dengan mayat, red), hemofili (hubungan seks dengan anak-anak- Red), atau homoseksual. Sebab, sejumlah situs porno menyajikan gambaran penyimpangan seksual. Ancaman lain yang tidak kalah membahayakan bagi pelaku seks aktif adalah penyakit menular seksual seperti kencing nanah (GO), sifilis, keputihan akut, dan kanker leher rahim. 2.6 Penyakit Menular Seksual Penyakit ini ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Ada berbagai cara penularannya antara lain melalui seks yang tidak wajar seperti oral seks vaginal dan anal. Panyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri dari jamur relatif mudah disembuhkan sedangkan yang disebabkan oleh virus lebih sulit bahkan tidak dapat disembuhkan. Siapa saja yang berperilaku seksual menyimpang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit yang bersumber dari bakteri maupun virus di atas. Misalnya melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan tampa menggunakan kondom, melakukan hubungan seks dengan orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS. Penyakit menular seksual dapat disembuhkan kecualai HIV/AIDS karena sampai saat ini belum ada obatnya. Pencegahan penyakit menular seksual yang paling ampuh, yang sesuai dengan norma dan agam bagi remaja adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah Tanda dan gejala PMS, yaitu: Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain: berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin, luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat kelamin, adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing, kencing nanah atau darah yang berbau busuk, bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok. Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain: rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin, keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. Jika penyakit menular seksual tidak di obati, maka dapat mengakibatkan : Dapat meningkatkan resiko HIV Kebutaan Lemah tulang Cacat Mandul Jantung Kerusahan otak Penyakit menular seksual tidak dapat di cegah dengan Mencuci alat kelamin Minum jamu Suntik antibiotik Untuk mengetahui lebih lanjut, ada beberapa jenis penyakit menular seksual, yaitu : Gonorea, Sifilis, Herpes, Klamidia, Candida, Chancroid, Granuloma Inguinale, Lymphogranuloma Venereum, AIDS, ARC, Scabies, PID, Trichomonas Infection, dan Venereal Warts. 2.7 Menangani penderita penyimpangan seksual Tidak gampang untuk menangani para penderita parafilia. Karena mereka sering tidak menghendaki atau merasa tidak perlu mendapat terapi. Namun demikian, perlu ada beberapa terapi psikiatrik yang dapat dicoba. Pertama, melakukan pendekatan psikodinamik dan psikoanalitik (menggali pengalaman masa lalu yang menyebabkan kelainan kejiwaan). Kedua, Melakukan terapi perilaku yang terdiri dari aversive conditioning, yaitu conditioning untuk menimbulkan rangsangan (stimulus) terhadap lawan jenis. Ketiga, karena umumnya penderita mempunyai sifat dasar kekurangan social skill (kecakapan sosial), maka mereka perlu disertakan dalam program terapi yang mengajarkan kecakapan sosial serta empati terhadap dunia sekelilingnya. Keempat, terapi farmakologi yang meliputi pemberian hormon wanita, anti androgen, dan obat-obatan golongan penghambat daur ulang serotonin yang biasanya digunakan untuk mengobati penderita depresi tetapi keberhasilan terapi ini tampak lebih disebabkan oleh penurunan nafsu birahinya. Terapi ini mungkin lebih efektif pada penderita parafilia bersifat hiperseks. Kelima, tidak kurang pentingnya perhatian masyarakat terhadap penderita. Mereka hendaknya tidak dicemoohkan tetapi diberi pengarahan agar berusaha menghilangkan kebiasaan yang memalukan tersebut. 2.8 Mencegah terjadinya penyimpangan seksual Untuk mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada remaja maka di butuhkan : 1. Remaja perlu memiliki lingkungan yang mendukung perilaku seksual yang sehat. Orang tua yang menunjukan bahwa perilaku seksual yang sehat di dasari oleh rasa kasih sayang, akan mendidik anaknya tentang perilaku seks yang sehat. 2. Remaja perlu diberikan informasi yang benar. Pada usia yang cukup dini sebaiknya anak diberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi alat reproduksi sesuai dengan usia dan daya nalarnya. 3. Pada usia menjelang remaja anak hendaknya sudah memiliki informasi dasar dari orang tua/ lingkungan yang didukung dengan bahan bacaan maupun informasi lain yang jelas dan memadai. 4. Berikanlah peluang pada remaja untuk mempunyai pengalaman yang luas, sehingga remaja paham perbedaan antara cinta monyet dengan cinta dewasa yang dapat berlangsung seumur hidup 2.9 Komunikasi. 2.9.1 Pengertian komunikasi Komunikasi Dalam bahasa inggaris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi ini minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Menurut Carl. Hovland, ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Sedangkan menurut Harold Lasswell mengatakan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : Komunikator (communicator) Pesan (Message) Media (channel) Komunikan (communicant) Efek (effect) Jadi menurut lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 2.9.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu : 1. Proses Komunikasi secara primer Proses komunikasi secara perimer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses Komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Contoh media kedua yang sering digunakan adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi. 2.10 Film Film adalah media untuk merekam gambar yang menggunakan pita selluloid sebagai bahan dasarnya. Film merupakan suatu bentuk komunukasi massa yang di kelola menjadi suatu komoditi. 2.10.1 Sejarah Film Pada Tahun 28 Desember 1895, dua orang sutradara yang bernama August dan Lois Lumiere menggemparkan pengunjung Grand Café yang terletak di Boulevard de Capucines dalam pemutaran film yang pertama yang berjudul Worker Leaving the Lumiere Factory, film tersebut adalah film bisu. Sambutan masyarakat Perancis sangat heboh karena adanya tontonan baru yang amat memikat pada saat itu. Dengan membayar karcis, mereka berbondong-bondong menyaksikan film yang hanya bermasa putar beberapa menit dan memperlihatkan serombongan pekerja meninggalkan pabrik foto Lumiere tempat mencari nafkah. Meskipun tidak bersuara, penonton takjub melihat keajaiban itu. Mana mungkin gerakan serta tingkah laku manusia dapat direkam secara tepat oleh barang aneh yang bernama pita selluloid. Penemuan itu cepat menjadi buah bibir masyarakat dunia dan memperlihatkan potensinya yang besar sebagai barang komoditi, sekaligus sebagai media komunikasi dan penghibur massa yang efektif. Selanjutnya, Lumiere bersaudara memperkenalkan karya film mereka ke inggris, Belgia, Holland, dan Jerman.. Pada tahun 1902, George Millies memnuat film yang berjudul Voyage to the Moon dan film tersebut menjadi contoh kelasik untuk menghipnotis penonton dengan impian dan fantasi yang memukau. Di Amerika, pada saat yang bersamaan, Edwin S. Porter menghasilkan dua film, The Life of an American Fireman dan The Great Train Robbery (1903) Porter memperkaya bidang sinematografinya dengan menemukan sistem editing sejajar (Paralel editing) yang amat terkenal dalam sejarah film dunia. Selanjutnya, D.W. Grifith dalam karyanya Birtb of the Nation dan Intolerance melengkapi estetika film dengan pengambilan gambar meliputi close up, tracking, dan panning camera (Majalah Film No. 173/140/Th. 1993). 2.10.2 Jenis-jenis Film 1. Film Dokumenter (Documentary Films) Film Dokumenter adalah sebuah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. 2. Film Cerita Pendek (Short Films) Film cerita pendek adalah film yang berdurasi 60 menit. Film tersebut banyak di hasilkan oleh mahasiswa/ kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Umumnya hasil film cerita pendek tersebut dikirimkan ke rumah-rumah produksi atau saluran televise. 3. Film Cerita Panjang (Feature Length Films) Film cerita panjang adalah film yang durasinya lebih dari 60 menit dan lazimnya untuk film cerita panjang seharusnya berdurasi 90-100 menit. Film tersebut umumnya diputar di bioskop. Adapun film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit. 4. Film-film Jenis lain Profil Perusahaan (Corporate Profil) Film yang diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan. Iklan Televisi (TV Commersial) Film yang dibuat untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang di iklaskan secara ekplisit artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit. Program Televisi (TV Programme) Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televise. Secara umum, program televise dibagi menjadi dua jenis yakni kelompok fiksi dan kelompok nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televise dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow, dan liputam/berita. Video Klip (Music Video) Video Klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televise. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri sendiri. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun. .