DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER V (LIMA) JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA Oleh Kursiwi 1111015000113 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 ABSTRAK Kursiwi (1111015000113) Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun teori yang mendasari penelitian ini peneliti bagi ke dalam dua penggolongan yakni; Pertama, pengaruh penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa, Kedua, pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi dengan mahasiswa lain. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskritif. Sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. Berdasarkan temuan hasil penelitian di dapati bahwasanya terdapat dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada mahasiswa. Dampak positif penggunaan gadget meliputi; memudahkan mahasiswa menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak negatif penggunaan gadget meliputi; mahasiswa mengalami disfungsi sosial, intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah, mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan mahasiswa menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya. Kata Kunci : Gadget, Pengaruh Penggunaan Gadget, Interaksi Sosial i ABSTRACT Kursiwi (1111015000113) Usage Gadget Impact Of Social Interaction Student Semester V (Five) Schools of Social Science (IPS) Tarbiyah Faculty and Teaching (FITK) State Islamic University (UIN) in Jakarta. The purpose of this study was to determine the effect of the use of gadgets on social interaction in the fifth semester students (Lima) Tarbiyah and Teaching Faculty, Department of Education Social Sciences, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. The theory underlying this study, researchers divided into two classifications namely; First, the effect of the use of gadgets to the students themselves, the Second, the effect of the use of gadgets to interact with other students. The methodology used in this study using a qualitative descriptive approach. Sample of respondents in this study were 6 (six) students, consisting of three (3) male and three (3) women. Based on the research findings find that there are positive and negative impact on students in the use of gadgets. The positive impact of the use of the gadget include; facilitate student communication with the remote, and facilitate students to obtain information quickly lectures. As for the negative impact of the use of the gadget include; Student social dysfunction, the intensity of direct interaction with other students is reduced, students are less sensitive to the surrounding environment, the quality is very low direct interaction, students rarely have direct communication (face to face) and students become consumptive. Nevertheless forms of interaction that takes place between students tended toward associative, which means that students utilize telecommunication gadgets to cooperate with other students by forming groups on media chat and social media, the main objectives of the group is for information dissemination time lectures, completing tasks lectures and so on. Keywords: Gadget, Gadget Influence, Social Interactiona KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V Jurusan P. IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang positif dan motivasi selama penulis kuliah. 4. Ibu Dr. Maila Dinia Husni Rahim, MA., Cut Dhien Nourwahida, MA dosen pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Syaripulloh selaku sekertaris jurusan dan civitas akademika pendidikan IPS Ibu Tri Harjawati, Bapak Rusmin Tumanggor, Ibu Rukmina Ghanibala, Ibu Anisa, Ibu Neng Sri, Ibu Siti Sahara, Bapak Abd Rozak, Bapak Iwan Hermawan, pembimbing PIQI bapak Furqon, Bapak Andri, Bapak Sodikin, Bapak Moch Noviadi, Pak Arif dan semua dosen yang penulis belum disebutkan. iii 6. Orang Tua penulis, Ibunda Hj. Ranimih dan Ayahanda H. Durah, yang telah mendidik dan memberi motivasi semangat, kemudian keluarga besar, yang selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga bisa menempuh pendidikan sampai tingkatan sarjana 7. Keluarga Besar Permai-Ayu dan KMSGD dimana penulis mengabdikan diri selama ini 8. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2011 dan teman teman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi kemalasan. 9. Teman-teman Angkatan 2013 Pendidikan IPS yang sudah membantu untuk menggali informasi, suami tercinta Rifqi yang telah memberikan dukungan penuh, dan para sahabat Wazakah Savas, Nurafnisfa Sya’bani, Mayasari, NH Amalia, winda Alfiani yang selalu memberikan semangat. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Jakarta, November 2016 Penulis Kursiwi iv DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................ i ABSTRACT ............................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ............................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9 D. Perumusan Masalah ........................................................................ 9 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9 F. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 10 1. Kegunaan Teoritis ............................................................... 10 2. Kegunaan Praktis ................................................................. 10 BAB II PENDEKATAN TEORITIK .......................................................... 11 A. Teori-Teori yang Relevan dengan Variabel Penelitian ................. 11 1. Definisi Dampak ........................................................................ 11 2. Definisi Gadget .......................................................................... 12 3. DampakPenggunaan Gadget....................................................... 14 4. Definisi Interaksi Sosial ............................................................ 16 a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial .................. 17 b. Syarat - Syaratdan Faktor – Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial .................................................................. 18 c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial........................................ 20 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 21 1. Skripsi ....................................................................................... 21 2. Jurnal ......................................................................................... 23 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24 vi vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26 A. Tempat Dan WaktuPenelitian ........................................................ 26 B. Metode Penelitian........................................................................... 27 C. Sumber Data dan SampelPenelitian ............................................... 28 1. Sumber Data .............................................................................. 28 2. Sampel ....................................................................................... 28 D. Instrumen Penelitian....................................................................... 29 E. TeknikPengumpulan Data .............................................................. 29 1. Observasi ................................................................................. 29 2. Wawancara .............................................................................. 30 3. Dokumentasi ............................................................................ 31 F. TeknikAnalisis Data ....................................................................... 31 G. Rencana Pengujian Keabsahan Data .............................................. 32 1. Triangulasi ............................................................................... 32 2. Meningkatkan Ketekunan ......................................................... 33 3. Member Check ......................................................................... 33 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 34 A. Pendahuluan ................................................................................... 34 B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ..................................... 34 C. Informasi Partisipan ........................................................................ 37 D. Paparan Hasil Penelitian ................................................................. 39 1. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ....................................... 42 a. Interaksi Menggunakan Gadget Telekomunikasi Dapat Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan Teman Yang Jauh ................................................................ 42 b. Gadget Telekomunikasi Memudahkan Mahasiswa Memperoleh Informasi Perkuliahan .................................... 45 2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial .................. 47 a. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Mengalami Disfungsi Sosial ............................................... 47 viii b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi Langsung Berkurang ........................................................... 49 c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang Peka Terhadap Lingkungan Sekitarnya .............................. 50 d. Kehadiran Gadget Telekomunikasi Mengurangi Kualitas Interaksi Langsung Berkurang ............................................ 52 e. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Jarang Melakukan Komunikasi Tatap Muka ................................. 54 f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif ........................................................................... 55 E. DISKUSI(Analisis Hasil Penelitian) ............................................... 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 66 A. Kesimpulan ..................................................................................... 66 B. Implikasi .......................................................................................... 67 C. Saran ............................................................................................... 67 a. Bagi Mahasiswa ................................................................. 67 b. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................69 LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari masyarakat. Manusia tidak lepas dari hubungan antara sesama manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan hubungan tersebut melahirkan sebuah komunikasi dengan manusia yang lain melalui media interaksi. Interaksi merupakan suatu hubungan antar manusia yang bersifat dinamis. 1 Pola interaksi tersebut menimbulkan hal-hal baru seperti simbol-simbol, gestur, serta media komunikasi dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia makin terampil dengan menciptakan alat-alat mekanis yang bermaksud untuk mempermudah kehidupan manusia. Pasca revolusi industri, ketergantungan manusia pada alat-alat mekanis tidak dapat dipisahkan, begitu pun dengan media komunikasi, agar manusia tetap terhubung satu sama lain baik untuk mendapatkan informasi dan untuk tujuan lain tanpa harus mendatangi tempat tujuan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa keterkaitan manusia pada alat-alat mekanis yang bersifat baru dan mudah digunakan tidak dapat terpisahkan, sesuatu tersebut disebut dengan Gadget. Di antara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu pertama, pengertian Gadget menurut Merriam Webster yaitu an often small mechanichal or electronic device with practical use but often though of as a novelty yang berarti (sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru). 2 Pada intinya yang dimaksud dengan Gadget adalah suatu alat atau perangkat mekanik yang bersifat baru dan mudah digunakan. Peneliti hanya menggunakan penggunaan kata Gadget yang kedua yakni telepon seluler. Pada intinya peneliti hanya ingin membatasi penjelasannya terhadap alat mekanis yang memiliki fungsi sebagi alat komunikasi yaitu telepon 1 Setiyadi, Elly dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 62 2 Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. 1 2 selular atau telepon genggam atau handphone. Dengan demikian penggunaan istilah Gadget dalam penelitian ini yang dimaksud adalah telepon seluler. Telepon yaitu pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya. Seluler adalah telepon mandiri yang menggunakan baterai, tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Telepon mandiri yang sedang banyak sekarang dipasarkan adalah telepon seluler karena bentuknya yang paling kecil dan paling ringan. 3 Jadi telepon seluler mengandung makna sebagai alat untuk bercakap-cakap antara dua orang atau lebih yang menggunakan baterai tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Sebelum ditemukannya telepon seluler, dahulu orang menggunakan telepon dengan kabel yang ditempatkan di rumah-rumah atau kantor mereka, itu pun hanya beberapa saja yang memilikinya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa perubahan pola komunikasi, media komunikasi sekarang tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, tetapi juga digunakan sebagai alat untuk mencari informasi, hiburan dan gaya hidup. Sehingga keberadaannya tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar tersebut manusia berupaya mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi serta hiburan. Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun di negara berkembang. Termasuk di Indonesia, telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara bebas. Sehingga bentuk telepon seluler lebih kecil, ringan, layar lebih hidup dan mudah disimpan serta kecanggihan-kecanggihan lain yang tidak dimiliki generasi sebelumnya. Adapun pengertian smartphone sendiri adalah ..a small telephone that people can take with them and use outside their homes. 4 Artinya smartphone (telepon pintar) adalah telepon atau handphone yang dapat orang bawa bersama mereka dan digunakan di luar rumah. Terdapat definisi lain mengenai pengertian 3 Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008). 4 Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. 3 smartphone yaitu sebuah device yang memungkinkan untuk komunikasi dan juga didalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan layaknya komputer. Selain itu smartphone juga dilengkapi dengan Organizer Digital. 5 Menurut Menkominfo pada tahun 2014 bisa dikatakan hampir semua orang menggunakan Gadget (telepon seluler), yakni sekitar 270 juta pengguna, sementara itu jumlah sambungan internet di Indonesia memiliki 47 juta pengguna 6. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari keluar rumah sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, sekolah, kantor, mall sampai kendaraan umum, begitu banyak orang disibukkan dengan Gadget-nya. Gadget menjadi magnet yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Gadget yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh hampir semua orang dari berbagai kalangan saat ini adalah smartphone. Kecanggihan smartphone menawarkan berbagai macam fitur dan aplikasi serta mampu mengakses internet dilengkapi juga dengan kamera dengan beragam resolusi, mulai yang paling rendah sampai paling tinggi (sebagaimana yang tidak terdapat pada telepon genggam sebelumnya) kecanggihan smartphone ini sudah hampir menyerupai komputer, sehingga smartphone dapat meng-install berbagai program dalam komputer seperti Microsoft Office, Winamp, serta media sosial seperti facebook, twiter, path, line, whatsapp, imo, instagram, dan programprogram yang lain yang dapat memudahkan dan memanjakan kehidupan manusia. Program-program dalam smartphone tersebut (utamanya media sosial) memungkinkan kita berhubungan dengan jutaan orang di berbagai belahan dunia, bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Dengan Gadget, interaksi sosial yang idealnya harus bertatap muka sekarang tidak harus bertatap muka. Interaksi antar manusia pun kini secara perlahan tergantikan dengan interaksi manusia dengan Gadget. Kapanpun dan di manapun orang selalu tergantung dengan Gadget-nya. Banyak orang yang lebih asyik dengan Gadget-nya ketimbang berinteraksi dengan 5 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 (Januari 2012): h, 98. http://ugm.ac.id/id/berita/8776-menkominfo:.270.juta.pengguna.ponsel.di.indonesia. Penggunaan ponsel di Indonesia. Diakses pada 16 November 2015 6 4 lingkungan sosial di sekitarnya. Orang lebih suka mencari teman di media sosial ketimbang berkenalan dengan teman satu bangku di kendaraan umum. Terkadang kita berada dalam satu ruangan yang sama namun tidak terlibat dalam sebuah pembicaraan, semua sibuk dengan Gadget masing-masing, asyik dengan dunianya sendiri. Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata dibanding keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu terobsesi dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian seperti sikap menyendiri, anti-sosial cenderung tidak peka dengan kebutuhan orang sekitar, individualistis dan lain-lain. 7 Pada akhirnya Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan. 8 Umpan balik komunikasi atau dikenal dengan Feedback merupakan reaksi (tanggapan) yang diberi penerima pesan atau komunikasi kepada penyampai pesan atau komunikator sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator. 9 Sehingga komunikasi tatap muka (baik dalam keluarga maupun lingkungan sosial yang lain) yang dianggap merupakan hal yang sangat diperlukan. Seiring dengan perkembangan teknologi di era millenium sebagaimana peneliti singgung sebelumnya berlangsung sangat pesat dan terjadi pergeseran komunikasi maupun di bidang-bidang lain, sebagai implikasi dari berbagai perkembangan revolusi komunikasi. Demam Gadget memang sedang melanda masyarakat Indonesia, orang seperti keranjingan berbagai informasi, rasa, canda, tawa, hasrat, ekpresi, 7 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 8 Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi: Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002 9 Elvina Ardianto, Lukiati Komals, Komunikasi Massa (Bandung : Remaja Rosdakarya) 2004. Hal 45 5 dan impian lewat jejaring sosial di dunia maya. Anak sekolah, mahasiswa, karyawan, hingga ibu rumah tangga menggunakan Gadget. Penelitian yang dilakukan mengenai dampak pemakaian internet yang dilakukan oleh tim peneliti di Carnegie Mellon University menemukan bahwa pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan hubungan dengan anggota keluarga. Menurutnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet dapan menyingkirkan hubungan sosial bertatap muka langsung. Internet juga dapat menyebabkan orang mengubah hubungan sosial yang kuat yang dikembangkan dalam komunitas langsung dengan hubungan sosial lemah yang dibangun dengan web. 10 Sementara itu hasil survey yang dilakukan oleh Yugof memperlihatkan bahwa situs jejaring sosial menjauhkan orang dari lingkungan sosialnya mengurangi penggunaaan SMS, telepon, radio, bermain game bahkan menonton televisi sebanyak 63% dari 1600 orang yang di survey mengungkapkan bahwa situs jejaring sosial tersebut telah mengubah hidup mereka, karena mereka mengaku lebih banyak berkomunikasi secara online dari pada berbicara dengan keluarga dan temannya. Penelitian dalam bidang akademik menunjukan bahwa jejaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan mulai dari keluarga hingga negara dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya. 11 Tren jejaring sosial pertemanan seperti facebook tidak hanya berhenti pada tahap pencarian teman. Para pengguna facebook menyebut jejaring ini sebagai tempat dimana seseorang dapat menjadi dirinya sendiri dan bebas berbicara dengan teman dekat, ibu, bapak, sepupu, pacar, teman bisnis, atau jejaring yang lebih luas. Facebook dianggap paling aman untuk berkomunikasi selama percakapan penting dilakukan melalui kotak pesan (inbox) dengan orang yang dapat dipercaya. 10 Serverin J Werner dan JW Tankard Jr. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Masa (Jakarta; Kencana Prenada media group). 2005. Hal 464 11 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 6 Meskipun seorang pengguna facebook bisa memiliki 1000 teman tetapi dia dapat memilih berkomunikasi dengan siapa, tentang apa, melalui fasilitas kotak pesan ini sehingga dengan cara ini pengguna tidak perlu merasa ada yang tersisihkan karena tidak diajak bicara. Akan tetapi juga sebaliknya, semua pengguna akan ikut berpartisipasi (memberikan saran atau komentar) jika topik disajikan di wall. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang terdapat pada Gadget canggih sehingga para pengguna dapat bergabung dalam komunitas di dunia maya seperti kota asal, profesi, sekolah, untuk berinteraksi dengan orang lain. Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di tengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, berdasarkan survey siemens mobile lifestyle III, menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih senang mengirim dan membaca SMS atau memainkan Gadgetnya di tengah acara keluarga yang dianggap membosankan. 12 Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh bagi remaja yang selalu ingin tahu hal-hal yang yang baru dan unik. Kondisi usia mereka merupakan usia paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Sering kali orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun, atau sesorang yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, emosional, dan sebagainya. 13 Perlu kita ketahui bahwa pada awal tahun 2000 teknologi komunikasi mulai berkembang dengan pesat. Gadget mulai tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Departemen Psikiatri Universitas Michigan melakukan studi meta-analisis yang menggabungkan hasil dari tujuh puluh studi yang berbeda pada empati antara tahun 1974 hingga 2009. Studi tersebut menghasilkan bahwa mahasiswa saat ini memiliki empati yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa tahun 1980an dan 1990an. Studi tersebut menemukan terjadinya penurunan empati terbesar terjadi setelah tahun 2000. Mahasiswa saat 12 13 2 Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia (Jakarta : Raja Grafindo Persada). 2005 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1994). Hal 7 ini memiliki empati 40% lebih rendah dibandingkan mahasiswa sebelum tahun 2000. 14 Perbedaan antara yang nyata dan maya, yang asli dan palsu sangat tipis dan sulit dibedakan. Banyak orang yang suka meng update statusnya di jejaring sosial dan mendapat simpati ataupun komentar dari teman-temannya di dunia maya. Kita merasa memiliki begitu banyak teman padahal bisa jadi orang yang ketika di dunia maya memberi komentar dan simpati, ketika bertemu bahkan saling tidak peduli. Perbedaan tentunya pasti kita rasakan ketika interaksi sosial terjadi secara langsung daripada hanya sebatas virtual. Mimik muka, bahasa tubuh, sentuhan, mungkin tidak bisa kita rasakan secara nyata. 15 Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada 09 Oktober 2015 di ruang 4.19, peneliti menunjukan bahwa hampir semua mahasiswa menggunakan Gadget. Namun seringkali para mahasiswa memainkan Gadget nya di tengah-tengah perkuliahan atau ketika perkuliahan berlangsung. Mereka juga umumnya tergabung dengan berbagai grup di media sosial. Dari berbagai merk dan jenis Gadget, rata-rata mahasiswa menggunakan Gadget jenis handphone merk Samsung. 16 Dengan berbagai pertimbangan (diantaranya cukup terjangkau dan cukup canggih) mahasiswa umumnya memilih merk Samsung dibandingkan dengan merk-merk yang lain, dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti padahari jumat, tanggal 09-16 Oktober 2015 di ruang 4.19 pada mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial semester V (Lima) dari 80 mahasiswa menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan semuanya menggunakan Gadget dengan berbagai merk, 36 diantaranya menggunakan Samsung, 6 menggunakan Oppo, 4 menggunakan Asus, 4 Apple, 5 Xiamoi, 4 Evercross, 4 Lenovo, 5 Smartfren, 3 Blackberry, 1 Redmi, 2 Nokia, 4 Sony Experia. 2 LG. 14 Sigman, A. (2010). The Impact Of Screen Media On Children: A Eurovision For Parliament. Diunduh pada tanggal 21 September 2015 dari http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter-4.pdf 15 http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/. Diakses pada 02 Oktober 2015. 16 Observasi Peneliti pada 09 Oktober 2015. 8 Dari hasil observasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa semester V Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mahasiwa yang aktif dalam menggunakan Gadget. Sehingga dirasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak atau pengaruh yang ditimbulkan akibat penggunaan Gadget terhadap kehidupan sosial mahasiswa. Karena peneliti menemukan berbagai permasalahan dampak atau pengaruh penggunaan Gadget di kehidupan sosial terutama pada kehidupan sosial mahasiswa, baik yang bersifat negatif maupun positif. Selain itu, mahasiswa dianggap sebagai agen of change, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi (baik pemikiran maupun tindakan) terhadap berbagai permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Dengan demikian sehingga peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang didapatkan peneliti dengan cara observasi dan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dibuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih tekonologi informasi dan komunikasi mengakibatkan pola interaksi mengalami perubahan. 2. Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi mengakibatkan individu lebih menyukai komunikasi via gadget dibandingkan komunikasi tatap muka. 3. Hampir semua mahasiswa menggunakan Gadget sebagai alat komunikasi, sehingga menjadikan gadget sebagai sebuah kebutuhan. 9 4. Manusia membutuhkan manusia lainya, salah satunya kebutuhan komunikasi. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi di permudah dengan adanya gadget, sehingga terkadang gadget medekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. 5. Kebanyakan mahasiswa menggunakan gadget telekomunikasi canggih yang dilengkapi dengan banyak fitur dan aplikasi sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencari informasi seputar perkuliahan, sehingga terkadang mahasiswa merasa tidak perlu untuk mencari referensi dalam bentuk cetak. C. Pembatasan Masalah Masalah penelitian ini dibatasi pada pembahasan bagaimana dampak penggunaan Gadget terhadap intekasi sosial, pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini didasarkan pada selain faktor pertimbangan pelaksanaan penelitian juga karena mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan angkatan yang dianggap dapat merepresentasikan penggunaan Gadget yang makin hari makin berkembang (up to date), Selain itu, dari berbagai jenis Gadget akan peneliti batasi pada smartphone. Karena Gadget jenis ini yang banyak dimiliki oleh mahasiswa. D. Perumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget terhadap inteaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu 10 Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran terkait dengan dampak penggunaan Gadget. 2. Diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan informasi/referensi bagi penelitian selanjutnya atau pun mahasiswa lain yang berminat mendalami studi tentang dampak penggunaan Gadget. 3. Diharapkan dapat mengembangkan khazanah keilmuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Kegunaan Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat terutama bagi: 1. Peneliti Diharapkan hasil temuan penelitian ini memberi kontribusi pengalaman pilan bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori secara empiris yang sejalan dengan disiplin ilmu peneliti. 2. Mahasiswa Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pembelajaran terhadap mahasiswa, khususnya mahasiswa semester lima dalam menggunakan Gadget, supaya dapat memberikan dampak dan pengaruh yang bersifat posotif terhadap kehidupan sosialnya. 3. Universitas Diharapkan hasil temuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran atau saran-saran atau kebijakan kampus khususnya terkait dengan penggunaan Gadget dikalangan mahasiswa. BAB II PENDEKATAN TEORITIK A. Teori – Teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti 1. Definisi Dampak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang di maksud dengan dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif). Adapun pengertian pengaruh sendiri seperti yang dipaparkan beberapa ahli yakni: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 1 Senada dengan Purwadarminta yang mendefinisikan pengaruh sebagai sebuah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib dan sebagainya). 2 Sehingga bagi beberapa ahli pengaruh merupakan segala hal baik itu benda atau pun manusia serta apa pun yang mana atas hal-hal tersebut dapat membentuk karakter, keyakinan atau perilaku seseorang. Menurut Uwe Becker yang di kutip oleh Nurlaela Syarif pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan. Hafied Cangara mendefinisikan pengaruh sebagai salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui besar tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena apabila terjadi perubahan sesuai dengan tujuan. 3 Dengan kata lain pengaruh tidak hanya berdasarkan unsur-unsur pemaksaan, contoh yang dapat dilihat secara nyata misalnya dalam komunikasi, dimana ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dicerna dengan baik oleh si penerima sehingga si penerima dapat bertingkah 1 Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Hal 1045 2 Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 218 3 Ibid., h. 218 11 12 sebagaimana yang komunikator kehendaki. Hal ini tentu sangat berkaitan erat dengan sosok si komunikator terlebih wibawa atau kharisma si komunikator. 4 2. Definisi Gadget Diantara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu menurut Merriam Webster yaitu “ an often small mechanichal or electronic device with practical use but often thought of as a novelty ”. Yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru. 5 Gadget mempunyai banyak definisi yang berbeda satu dengan yang lainya, Gadget merujuk pada suatu peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna. Selain itu, dewasa ini Gadget lebih merupakan suatu media (alat) yang dipakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia, kini kegiatan komunikasi semakin 6 berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget. Dalam kamus Oxford terdapat perbedaan antara gadget dengan barang elektronik yang biasa digunakan orang-orang. Perbedaan tersebut yaitu unsur kebaruannya yang terus berkembang dari hari ke hari. Gadget merupakan objek teknologi seperti perangkat atau alat yang memiliki fungsi tertentu dan sering dianggap hal baru. Gadget merupakan alat mekanis yang menarik, karena selalu baru sehingga menimbulkan kesenangan baru kepada penggunanya. Menurut kamus Oxford kata gadget pertama kali muncul pada abad ke 19. Awalnya gadget digunakan sebagai nama tempat untuk menyimpan item teknis tertentu dimana orang tidak dapat mengingat nama item tersebut. 7 Dengan demikian, gadget merupakan sebuah alat mekanis yang terus mengalami pembaruan (upgrade) selain untuk membantu memudahkan 4 Ibid., h. 218 Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. 6 Lucia Tri Ediana P dan F Anita Herawati, Segmentasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi. Jurnal.Hal 2 7 Id.m,wikipedia,org/wiki/Oxford_English_Dictionary 5 13 kegiatan manusia gadget juga menjadi gaya hidup masyarakat modern. Salah satu gadget yang hampir setiap orang miliki dan senantiasa dibawa pada kehidupan sehari-hari adalah handphone. Klemens menyebutkan bahwa handphone adalah salah satu gadget berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima secara luas oleh berbagai Negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan, handphone berfungsi untuk mengirim dan menerima pesan singkat (Short Message Service). 8 Menurut Gary B, Thomas J & Misty E Smartphone (gadget) adalah telepon yang bisa di pakai internetan yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistanst (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator. Adapun Schmidt mengemukakan bahwa istilah smartphone merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan mobile device yang menggabungkan fungsi cellphone, PDA, audio player, digital camera, camcorder, Global Positioning System (GPS) receiver dan Personal Computer (PC). 9 Teknologi handphone dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur, seperti game, radio, Mp3, kamera, video dan layanan internet. Handphone terbaru saat ini sudah menggunakan processor dan OS (Operating System) sehingga kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa mengubah fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. Mengenai kecanggihan teknologi gadget pada ponsel juga memiliki beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth, Bluetooth merupakan nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa 8 Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta: Mediakita 2008 9 Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 219 14 perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangka maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel sedangkan pada Infrared kedua perangkat harus berhadapan. 10 Mengenai aplikasi yang ada pada gadget salah satu nya media hiburan pada gadget atau ponsel sudah menggunakan teknologi yang canggih saat ini. Telah dibuat suatu pengembangan yang lebih lanjut dinamakan MP3. Suara keliling ini pada dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah berada pada lingkungan tertentu selain itu teknologi terbaru pada gadget adalah menyaksikan televisi melalui layar ponsel tersebut. 11 Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya gadget yang paling canggih dan diterima oleh masyarakat di seluruh Negara adalah handphone atau Smartphone. Dengan kecanggihan yang dimilikinya handphone mampu menjadi gadget dengan penjualan nomor satu di dunia, serta mampu memberikan kemudahan bagi manusia tidak hanya pada kecanggihan komunikasi tetapi juga mempermudah pekerjaan-pekerjaan manusia dan dapat menjadi hiburan. 3. Pengaruh Penggunaan Gadget Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di kembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial, komunikasi akan efektif bila memiliki media komunikasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi melalui gadget (smartphone) sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini yang oleh Walhter disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari 10 Fiati, Rina. Akses Internet Via ponsel, (Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta). 2005 Ina Astari Utaminingsih, Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja. 2006. Hal 12 11 15 pada komunikasi langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan atau dapat meningkatkan efektifitas pesan komunikasi dengan mendayagunakan emoticon untuk membantu mengekpresikan perasaan serta teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat mengimbangi komunikasi tatap muka. 12 Dengan hadirnya gadget (smartphone) bukan berarti efektifitas komunikasi berkurang, melainkan gadget membantu manusia melakukan komunikasi secara efektif. Selain itu, teknologi dalam gadget juga membantu manusia untuk dapat mengekspresikan berbagai macam perasaan yang dirasakan ketika berkomunikasi seperti halnya yang terjadi pada komunikasi langsung (tatap muka). Meski demikian, komunikasi langsung (tatap muka) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat nilai keterlibatan manusia secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komunikasi dengan menggunakan perantara. Dari penjelasan tersebut Badwilan membagi dua bagian mengenai dampak penggunaan gadget yaitu, Pertama, Aspek Psikologis yakni banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika, selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget ponsel membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang ini. Kedua, Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orang- orang disekitarnya seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempat-tempat ibadah dan lain-lain, selain itu penggunakaan gadget sebagai media komunikasi secara langsung 12 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455 16 (tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung. 13 Sebelum adanya ipod, iphone, walkman, android dan semacamnya, orang-orang dengan mudah saling menyapa dan melakukan kontak ketika berada di jalan maupun berkumpul bersama. Saat ini banyak orang yang asyik dengan gadget yang mereka miliki. Seolah-olah orang-orang lupa dengan adanya teman yang sesungguhnya ada disampingnya. Saat ini banyak orang memiliki alasan untuk menghindar dari perjumpaan dengan orang. Manusia hanya dianggap sebagai objek, bukan lagi manusia selayaknya saat mereka bertemu. Paula Pile ahli terapi dari Greensboro Carolina Utara bersama tim nya menganalisa tanda-tanda ketergantungan smartphone para ahli terapi mengkhawatirkan ketergantungan pada smartphone dan juga fitur yang ada didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi sosial. Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang pertama, tidur larut malam akibat asik bermain gadget atau smartphone, kedua, menggunakannya lebih dari dua jam, lalu yang ketiga adalah terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam gadget atau smartphone, yang ke empat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi berlama-lama memainkan gadget atau smartphone dan yang terakhir merasa tidak bisa hidup tanpa gadget atau smartphone. 14 4. Definisi Interaksi Sosial Untuk memahami definisi interaksi sosial secara menyeluruh, maka pada bagian ini peneliti akan menguraikan pengertian konsep dan interaksi sosial, syarat-syarat dan faktor-faktor yang mendasarai interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial a. 13 Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone, (Jakarta: Darul Falah). 2004 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456 14 17 Dalam kehidupan sosial kita tidak dapat memungkiri bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti kelompokkelompok sosial, kebudayaan, lembaga, strata dan kekuasaan. Disadari atau tidak struktur tersebut mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, bergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, perubahan dan perkembangan masyarakat disebabkan karena adanya hubungan satu dengan yang lainnya baik secara individu maupun kelompok. 15 Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. 16 Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat menghasilkan kebutuhan hidup dalam suatu kelompok sosial, kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila manusia saling bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun individu dengan kelompok 17. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun orangorang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukat tanda interaksi sosial telah terjadi, karena masingmasing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahanperubahan dalam perasaan maupun syaraf individu yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, aroma 15 Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 53 16 Kimball Young dan Raymond, W. Mack: Sociology and Social Life, (New York: American Book Company, 1959), hlm. 137 dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 55 17 Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56 18 minyak wangi, suara berjalan dan lain sebagainya. Hal tersebut memberikan kesan di dalam pikiran seseorang yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. 18 Di dalam interaksi tidak mesti terjadi komunikasi. Dengan kata lain, ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari keberadaan keduanya pada saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun diantara keduanya tidak terjadi percakapan. Berbeda apabila keduanya tidak menyadari dengan tidak melihat atau mendengar atau apa pun yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi interaksi. b. Syarat-Syarat dan Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial Secara teoritis ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Adanya kontak sosial yang terjadi dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok, selain itu suatu kontak sosial dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, kontak sosial tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek dari komunikasi adalah apabila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau perlakuan orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. 19 Ketika individu bertemu dengan individu yang lain maka kontak sosial telah terjadi, ketika individu kemudian melakukan suatu gerakan atau tindakan yang mana gerakan atau tindakan tersebut kemudian di interpretasi oleh individu yang lain sehingga kemudian 18 Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 55 19 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 62 19 memberi reaksi atau respon atas gerakan atau tindakan tersebut maka telah terjadi komunikasi. Adapun faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial; Faktor Imitasi, Sugesti, Identifikasi dan Simpati. Faktor Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Faktor Sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umunya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir sama satu dengan yang lain, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi adalah pasif. Dalam arti bahwa yang di-imitasi tidak dengan aktif memberikan apa yang diperbuatnya. Faktor Identifikasi merupakan suatu sitilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi, khususnya psikoanalisis. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Pada proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari. Segala sesuatu yang diperbuat oleh orang tua akan dijadikan tauladan bagi anakanaknya. Misal pada perkembangan anak, mula-mula anak mengidentifikasi diri pada orang tuanya, tetapi kemudian setelah anak masuk sekolah, tempat identifikasi dapat beralih dari orang tua kepada gurunya atau kepada orang lain yang dianggapnya bernilai tinggi dan yang dihormatinya. Faktor Simpati merupakan rasa tertarik kepada orang lain, oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan atas dasar emosi atau perasaan. Simpati berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu yang lain, demikian pula antipasti. Dengan demikian interaksi sosial yang 20 berdasarkan atas simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi baik atas sugesti maupun imitasi. 20 c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Gillin dan Gillin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah proses yang disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan. 21 1) Proses Sosial Asosiatif Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya persepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau kelompokkelompok yang mau tak mau harus bekerja sama sekalipun dalam kenyataanya masing-masing selalu memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Asimilasi merupakan proses yang lebih berlanjut apabila di bandingkan dengan proses akomodasi. Pada proses asimilasi terjadi proses peleburan kebudayaan, sehingga pihak-pihak atau warga-warga dari dua-tiga kelompok yang tengah berasimilasi akan merasakan adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai milik bersama. Adapun Akulturasi merupakan proses sosial yang melebur dua kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan sesuatu yang baru. 22 2) Proses Sosial Diasosiatif Kompetisi atau persaingan merupakan bentuk interaksi sosial disasosiatif yang sederhana. Proses ini adalah proses sosial yang 20 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: andi) 2003 . hal 72-74 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 64-65 22 J.Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta : Kencana) 2007. Hal 58-62 21 21 mengandung perjuangan untuk merebutkan tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya terbatas yang semata-mata bermanfaat untuk mempertahankan suatu kelestarian hidup. Yang kedua dari proses disasosiatif adalah Konflik berbeda dengan kompetisi yang selalu berlangsung di dalam suasana “damai”, konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. 23 Akhirnya dapat kita simpulkan bahwasanya bentuk dari interaksi sosial dapat berupa asosiatif yakni ikatan kerjasama antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Kerjasama yang dijalin memiliki beberapa bentuk seperti akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Adapun bentuk interaksi sosial yang lain adalah disasosiatif yakni terjadinya suatu persaingan dan pertikaian baik antar individu dengan individu maupun individu dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Bentuk persaingan dan pertikaian tersebut dapat berupa kompetisi dan konflik. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa penelitian yang lain yang berkaitan dengan pengaruh penggunaa Gadget terhadap interaksi sosial. Diantaranya: 1. Skripsi - Skripsi, Ina Astari Utaminingsih (A 14202036)“Pengaruh Penggunaa Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB)). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan ponsel pada remaja saat ini, pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling, tujuan pengggunaan ponsel responden mayoritas untuk kegiatan- 23 Ibid. hal 64-70 22 kegiatan yang tidak terlalu penting, mengenai interaksi penelitian ini melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu ke intensitas interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan sosial, berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antar responden dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas. Dalam skripsinya tersebut menunjukan bahwa tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini meunjukan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan.0,014 tidak terdapat mempengaruhi antara tingkat penggunaan ponsel dengan interaksi sosial. 24 - Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi“ (Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Yogyakarta). Tujuan dari penelitian ini adalah menetahui pola pikir dan perilaku akibat pengaruh penggunaan handphone dan untuk mengidentifikasi penggunaan handphohe akan membentuk identitas baru remaja masa kini atau tidak. Teknik berupa pengumpulan data, wawancara, observasi dan dokumentasi, berdasarkan hasil waancara bahwa yang memeiliki handphone sangat berpengaruh terhadap pola pemikiran mereka, kemajuan teknologi menciptakan nilai-nilai, norma, kebudayaan, gaya hidup dan ideologi baru bagi remaja dan masyarakat desa, mereka menjadi malas untuk bersosialisasi, lunturnya jiwa sosial, perubahan pola interaksi sehingga tidak ada bedanya antara masyarakat desa dan kota. Ini merupakan akibat dari adanya alat-alat konsumsi baru salah satunya handphone. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pemikiran remaja penggunaan handphone memiliki dampak negatif yang sangat besar dalam 24 Ina Astari Utaminingsih. (Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di Era Globalisasi) (Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). 2006 23 kehidupan pendidikan, sosial, maupun keagamaan karena mereka menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya. 25 - Penelitian Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati Pada Mahasiswa” metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala empati hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan empati antara mahasiswa prodi psikologi dengan mahasiswa prodi bimbingan konesling islam dimana dilihat dari mean mahasiswa psikologi memiliki empati yang besar yaitu 63,21 sedangkan mahasiswa bimbinan konselin islam hanya 59,74. Akan tetapi -1,612 dengan taraf signifikan p=0,109 (p>,05) pada kecanduan gadget, menunjukan indeks perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Goleman dan Leung, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kecanduan Gadget dengan empati pada mahasiswa. 26 2. Jurnal - Tara lioni, Holilulloh, Yunisca Nurmalisa pengaruh penggunaan Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh penggunaan Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Jenis penelitian ini adalah kuantitatifdengan menggunakan uji pengaruh antar variabel yang akan diteliti populasi penelitian ini sebanyak 300 peserta didiksehingga sampel yang diambil sebanyak 20 % yaitu 60 peserta didik. Hasil perhitungan hipptesis melalui uji t diperoleh, t hitung 25 Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi” (Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta). 2013 26 Anggit Purnomo, (Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati Pada Mahasiswa), Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014 24 untuk variabel kelompok referensi sebesar 8,872 dan t tabel sebesar 1,672 yang artinya t hitung lebih besar dari pada t table serta nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan secara persial kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial. C. Kerangka Berfikir Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti”. 27 GADGET MAHASISWA INTERAKSI SOSIAL DISASOSIATIF ASOSIATIF - Akomodasi Asimilasi Akulturasi - Persaingan OO Pertentangan Gambar. 1.1 Bagan Kerangka Berpikir 27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012). Hal 91 25 Berdasarkan kerangka diatas maka dapat dijelaskan bahwa Gadget dapat mempengaruhi mahasiswa terhadap interaksi sosial. Adapun bentuk interaksi sosialnya dapat berupa asosiatif maupun disasosiatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian No. Kegiatan Jan 1. Penyerah x Mar Jun Agus an proposal pada Dosen Pembim bing 2. Penulisa X x x x x x n BAB IIII 3. Penyusu x x x nan Instrume n 4. Pengump x x x ulan data wawanca ra dan observasi 5. Membua Xx t 26 Okt Des 27 Transkip Wawanc ara 6. Konsulta x Xx si hasil transkip wawanca ra dan analisis data Bab IV 7. Penulisa x x x n Laporan Penelitia n BAB IV B. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. 1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan Pengaruh 1 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Alfabeta, 2012). h. 1 28 Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial pada Mahasiswa Semester V (lima) Pendidikan IPS FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. C. Sumber Data dan Sampel Penelitian 1. Sumber Data Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder : Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa secara lebih mendalam. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa dokumen dan rekaman sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun data dokumen dan rekaman dalam penelitian ini berupa ponsel dan arsip-arsip yang dimiliki oleh peneliti mengenai kepemilikan ponsel pada mahasiswa. 2. Sampel Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. 2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan. Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang memiliki gadget yang canggih, dan mahasiswa yang memiliki gadget 2 Sugiyono, op.cit., h. 53-54. 29 yang biasa, jumlah keseluruhan ada 78 mahasiswa. 3 Alasan peneliti mengambil partisipan tersebut adalah ingin mengetahui bagaimana dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa. Hal ini dilihat dari keadaan mahasiswa yang kekinian. Sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. 4 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi, seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya. Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis data dan membuat kesimpulan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 3 4 Hasil Observasi Peneliti 09 Oktober 2015 Sugiyono, op.cit., h.59 30 1. Observasi Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. 5 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti dengan kriteria mahasiswa yang menggunakan smartphone canggih dan mahassiswa yang menggunakan smartphone biasa dengan data yang sudah diperoleh. 2. Wawancara Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. 6 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data. 7 Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 35-45 menit. Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh narasumber dalam bentuk transkrip wawancara. Selanjutnya, tahap terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan narasumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya. Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah enam mahasiswa yaitu, terdiri dari; tiga mahasiswa yang menggunakan 5 Wina Sanjaya, op. cit., h 270 Ibid., h. 263 7 Sugiyono, op.cit., h.129. 6 31 smartphone canggih dan tiga mahasiswa yang menggunakan smartphone biasa. 3. Dokumentasi Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara. 8 Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan data mahasiswa yang menggunaan gadget dari hasil observasi secara langsung. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 9 Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti 8 Ibid., h. 74 9 Ibid., h. 89 32 menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada. 10 Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa. G. Rencana Penguji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas. 11 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan meningkatkan ketekunan. 12 Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Triangulasi Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. 13 Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami masingmasing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan. 2. Meningkatkan Ketekunan 10 Ibid., h. 92 Ibid., h. 117 12 Ibid., h. 117 13 Idid., h. 125 11 33 Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.14 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 3. Member Check Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, 15 yaitu data yang telah di verifikasikan oleh peneliti dapat dikoreksi oleh pemberi data dari segi pandangan situasi mereka sendiri. Apabila data yang diorganisasikan oleh peneliti dapat disepakati, maka kepercayaan dapat diterima, jika penafsiran data yang diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu mengadakan diskusi kembali dengan pemberi data, sehingga sepakat antara peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka terwujud kepercayaan data penelitian. 14 15 Ibid., h. 124 Ibid., h. 129 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian Pada bab ini peneliti akan membahas hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur, sebagai bentuk pengumpulan data dan informasiinformasi dengan partisipan. Data primer berasal dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder berupa dokumentasi. Dalam bab ini pula peneliti mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain membahas hasil penelitian, pada bab ini juga peneliti mencoba untuk menguraikan gambaran umum objek penelitian, informasi partisipan dan diskusi. B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian Pada bagian ini peneliti akan memaparkan secara umum latar belakang berdirinya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, visi dan misinya serta tujuan didirikannya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemaparan tersebut peneliti ambil melalui wawancara dengan Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial serta data tertulis yang diperoleh dari Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan IPS memiliki tiga konsentrasi keilmuan, yakni Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. Jurusan Pendidikan IPS menetapkan visi untuk “menjadi jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, serta berwawasan 34 35 ke-Islaman, ke-manusiaan, dan ke-Indonesiaan”. Salah satu konsekuensinya dari visi ini adalah bahwa jurusan pendidikan IPS harus mengembangkan kurikulum sebagai landasan akademik dalam penyelenggara proses pembelajaran. Terkait dengan visi di atas, maka Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di tuntut untuk dapat : pertama, menyelenggarakan program pendidikan yang didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki daya kompetitif yang tinggi serta mampu mengembangkan profesionalitas dalam bidang pendidikan IPS, kedua, menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan guru-guru pendidikan IPS yang professional untuk jenjang SMP/MTS dan SMK serta guru-guru yang profesional dalam bidang ilmu-ilmu sosial lainya untuk jenjang SMA/MA dan sederajat, serta ketiga, menyelenggarakan kegiatan penelitian dalam rangka memperkuat epistemologi dan struktur keilmuan (body of knowledge) pendidikan IPS. 1 Program studi / jurusan pendidikan IPS merupakan salah satu program studi yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, resmi didirikan pada tahun 2001 dengan nomor SK pendirian Jurusan IPS : E/47A/2001. Program studi pendidikan IPS ini sesungguhnya merupakan program studi yang sangat prestigious dan prospektif dalam konteks pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan IPS di perguruan tinggi dan madrasah. Pendirian program studi pendidikan IPS ini didasari atas pemikiran fakta tentang kebutuhan guru IPS di madrasah Tsanawiyah (MTS) dan (MA), dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Sosiologi-Antropologi. 2 Adapun, jumlah mahasiswa jurusan Pendidikan IPS pada tahun 2011 mencapai 106 mahasiswa, pada tahun 2012 mengalami peningkatan yakni 1 Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 36 115 mahasiswa. Pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 111 mahasiswa, begitu pun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 98 mahasiswa. 3 Tujuan didirikannya Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini sesuai dengan misi yakni guna menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian professional dan sosial. Dengan demikian lulusan Jurusan Pendidikan IPS diharapkan mampu tidak hanya sebatas sebagai tenaga pendidik melainkan juga menyiapkan ilmuwan-ilmuwan sosial islami, nasionalis, dan berperi kemanusiaan. 4 Selain itu, tujuan didirikannya jurusan IPS adalah untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK, dengan demikian dapat menjadikan lulusan Jurusan Pendidikan IPS sebagai tenaga ahli untuk mengadakan penelitian dalam bidang ilmu sosial. Seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan yang ada di tengah masyarakat, lulusan Pendidikan IPS diharapkan mampu memiliki kemampuan dan bertanggung jawab terhadap karir di berbagai lapangan kerja yang berkaitan dengan pendidikan IPS: kemampuan berwirausaha terkait bidang IPS/pendidikan secara umum. Menyiapkan sarjana yang memiliki kemampuan beradaptasi di dalam lingkungan Sosial-Ekonomi yang berbeda-beda dan berubah dengan mengembangkan dan membangun cepat sambil senantiasa kesadaran terhadap pentingnya pendidikan IPS. Akhirnya para tujuan lain Jurusan Pendidikan IPS adalah menyiapkan sarjana yang memiliki kemampuan menulis, presentasi, dan 2 Ibid., Data Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 4 Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 3 37 alternative solution secara mandiri dan kelompok dengan menggunakan teknologi informasi untuk keberlangsungan belajar seumur hidup. 5 C. Informasi Partisipan Dalam upaya mencari informasi tentang pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti melibatkan partisipan untuk dijadikan sumber penelitian yang berjumlah enam mahasiswa/i. Tiga diantaranya adalah yang menggunakan handphone canggih dan tiga diantaranya menggunakan handphone biasa. Penting sekali peneliti mendeskripsikan informasi dan latar belakang partisipan pada bab ini sehingga diharapkan mampu mempelajari konteks dan situasi penelitian. Berikut adalah informasi partisipan: Partisipan perempuan berinisial EF (21 Th), merupakan mahasiswi aktif dengan konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berasal dari Kota Bogor, Jawa Barat. Saat ini EF menggunakan Smartphone Asus Zenfone 2. Smartphone tersebut dia gunakan sejak tahun 2015. Berbagai aplikasi telah dia pasang/install karena tipe smartphone tersebut memang memungkinkan untuk dipasang aplikasiaplikasi seperti Blackberry massanger, Path, Line, Facebook, Twiter dan Instagram. Partisipan kedua berjenis kelamin laki-laki berinisial R (22 Th), mahasiswa asal Jakarta Selatan, pengguna smartphone Samsung Galaxy V. Dia adalah mahasiswa konsentrasi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . Dia tergabung dalam berbagai grup-grup di media sosial atau aplikasi chatting, seringkali grup-grup tersebut 5 Ibid 38 memberinya informasi yang dibutuhkan terlebih tentang perkuliahan, dia bilang dia tidak bisa terlepas dari smartphone. Partisipan berinisial IA (21 Th), Laki-Laki, Mahasiswa asal Pekalongan Jawa Tengah, merupakan mahasiswa konsentrasi Sosiologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tinggal bersama keluarganya di Jakarta Selatan, sebagian besar aktivitasnya dilakukan dikampus. Penggunaan handphone Asus yang berbasis Android termasuk ke dalam tipe handphone canggih Partisipan berinisial T (21 Th Perempuan) mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, merupakan pengguna handphone BlackBerry, handphone tersebut sudah ia gunakan semenjak tahun 2012. Selain itu dia juga menggunakan smartphone tipe terbaru yakni iPhone 5. Mahasiswa asal Depok, Jawa Barat ini seringkali menggunakan smartphone sebagai ajang untuk mencari barang-barang yang dia butuhkan secara online, dengan kata lain dia merupakan salah satu pelanggan di online shop. Partisipan berinisial W (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perempuan yang lahir di Jakarta 12 Oktober 1995 ini merasa bahwa dia tidak bisa lepas dari smartphone. Dia merasa bosan apabila tidak ada smartphone. Selain itu, hal pertama yang dia lakukan setelah bangun tidur adalah membuka smartphone. Mahasiswi asal Bintaro, Jakarta Selatan ini juga seringkali terlalu fokus dalam memainkan smartphone sehingga dia tidak mengetahui apa yang terjadi disekitarnya bahkan dia juga terkadang ketika sedang berkumpul dengan temannya tidak mengetahui apa yang temannya sampaikan. Penggunaan handphone Samsung Duos yang berbasis Android. 39 Partisipan berinisial U (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ini merasa bahwa kehidupan sosialnya ada di dalam handphone, tidak heran hampir seluruh aplikasi media sosial atau chatting dia install pada gadget nya. Penggunaan handphone Samsung galaxy A3yang berbasis anroiid. D. Paparan Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti melakukan observasi sebelum dilakukannya wawancara dengan partisipan. Hasil observasi peneliti buatkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V (Lima) Kelas Sosiologi No. NAMA MERK HP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Rista Maryani Yuli Ocbiani Dewi Purnamasari Nurkholisoh Hanifah Nadwatul Khoiroh Tiara Andriani Isnina Intan Cahya Sherlyna Febiyanti Sandra Lenovo Samsung Sony Samsung Samsung Samsung BB Lenovo Sony Ericsson Samsung OPERATION SYSTEM Android Andoid Andoid Andoid Andoid Andoid BB Andoid Andoid Andoid TAHUN DI PAKAI 2015 2014 2014 2014 2013 2014 2012 2015 2015 2015 40 Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V (Lima) Kelas Geografi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. NAMA Uyun Mustafidah Paramita Miftah Riyadi Sidik Abdul Jalil Iqbal Maulana Ali Machsun Tara Lillah Nur Isma Nur Alika Sa’diah Siti Nurhikmah Desi Setiawati Elieza F Concetta Syiffa Sya’diah Siti Rohaya Hiazatul Fauziah Hafidz Akbar Anugrah Ramadhan Annisa Nur Hikmah Sandra Ikhwan Yasin Sihab Ubaidillah Baiturrahman Syahreza Amri Dira Ani M Rahmina H Riva atun Eka Esti Syifa N H Sa’diyah MERK HP Samsung Galaxy A3 Iphone 4S Samsung Duos Samsung galaxy v Asus Zenvone Oppo Neo Sony Experia Oppo Joy Xiaomi Blackberry Smartfren Xiaomi Samsung Galaxy Ace3 Nokia Evercross Asus Zenfone Samsung G Prime Samsung Galaxy GT Samsung Galaxy Chat Evercross A7L Evercross A75w Samsung Young Samsung Galaxy V Samsung Redmi 2 Blackberry Nokia c6 Samsung Ace3 Balaxy Tab 4 Lenovo A6000 Asus Zenfone Samsung galaxy V Smartfren U2 Samsung Young 2 OPERATION SYSTEM TAHUN DI PAKAI Android 2015 IOS Android 2014 2014 Android 3024 Android Android Android Android Android Android Android Android 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 Android 2014 Android Android Lollipop 2014 2014 2015 Kitkat 2015 Android 2014 Android 2014 Kitkat Kitkat Android 2015 2015 2013 Android 2015 Android Android Blackberry Java Android Jelly Bean Kitkat Android 2015 2015 2013 2011 2013 2014 2015 2015 Kitkat 2015 Android 2014 Jelly Bean 2013 41 Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V (Lima) Kelas Ekonomi NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. NAMA MERK HP Navila Camalia Muhamad Suparjo Ati Mulianingsih Fatma Hanivah Yayah Fauziah Resti Muliani Irma Ayu Galemma Putri Y Layin Natunisa Chanda Anry Fina Nurmaulina Sharasita Prilly Narisa Nur Ibrahim Aziz Nurul Ulfhaini B Desi Mudyastuti Rina Arniansyah Zela Amira Indira Sari Amalia Husnayani Nadia S Lutfiyana Sapitri Isma Nurfitri Miftah Ismie S Usriatun hasanah Maisyah Ulfah Nur Ajie Rizaldi St. Lusi Suswanti Rizka Megawati Fitrotul Laeli Widya Septiyani Siti Rohmah Ganish Sytta Oppo Samsung Samsung Samsung Samsung Oppo Asus Iphone Oppo LG Samsung Xiaomi Samsung Iphone Samsung Smartfren Samsung Samsung Iphone Smartfren Xiaomi Lenovo Lenovo Oppo Asus Samsung Samsung Samsung Asus Asus Evercross Samsung Samsung LG OPERATION SYSTEM Android Android Android Android Android Android Android IOS Android Android Android Android Android IOS Android Android Android Android Android Android Android Kitket Kitket Jelyy Bean Kitket Jelly Bean Kitket Jelly Bean Kitket Kitket Android Kitket Jelly Bean Jelly Bean TAHUN DI PAKAI 2013 2013 2012 2015 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2014 2014 2014 2013 2013 2015 2014 2014 2014 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2013 2015 Pada wawancara dengan partisipan terdapat 20 (dua puluh) pertanyaan. Hasil wawancara peneliti buatkan transkrip, kemudian transkrip tersebut peneliti olah dengan cara menginterpretasi data dan mereduksi data, 42 sehingga dapat menyimpulkan data. Data yang direduksi adalah informasi yang tidak berhubungan dengan penelitian. Kemudian peneliti dapat menyimpulkannya secara deskriptif. Untuk membuat paparan hasil lebih mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi dua bagian, yaitu: pendapat mahasiswa mengenai dampak positif penggunaan gadget telekomunikasi dan pendapat mahasiswa mengenai dampak negatif penggunaan gadget telekomunikasi. 1. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial Pada bagian ini peneliti akan menguraikan beberapa pendapat mahasiswa tentang telekomunikasi. dampak Semua positif mahasiswa penggunaan yang peneliti gadget wawancara menyatakan bahwa dampak positif penggunaan gadget meliputi; memudahkan komunikasi dengan orang yang jauh dan searching informasi perkuliahan. a. Interaksi Menggunakan Gadget Telekomunikasi Dapat Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan Teman Yang Jauh Interkasi dengan menggunakan gadget telekomunikasi diakui memudahkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Beberapa mahasiswa (R dan T) menyatakan bahwa gadget telekomunikasi memudahkan mereka untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh. Sebagaimana yang disampaikan partisipan R, baginya gadget telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang jauh. “......memudahkan komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita....” 6 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 6 43 Sependapat dengan partisipan R, partisipan T juga menyatakan hal yang sama bahwa gadget telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang jauh. “buat komunikasi yang jarak jauh, manfaatnya lebih memudahkan 7 komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita” Selain sebagai media komunikasi dengan teman yang jauh, gadget telekomunikasi juga memberikan dampak positif yang lain, seperti yang disampaikan partisipan EF, baginya gadget telekomunikasi juga mempermudah dia untuk menunjukkan arah jalan. Sebagaimana yang disampaikan kepada peneliti sebagai berikut; “.....memudahkan buat nelpon, kalo pergi kemana-mana bisa buat 8 nunjukin arah jalan....” Adapun bagi partisipan lain seperti IA dan W, gadget telekomunikasi juga mempermudah mereka mendapatkan berita terkini. “.....tau informasi terkini, kadang kalo di TV belum keluar berita di 9 smartphone sudah ada” “....misal di televisi belum beritanya dan dari gadget kita sudah tau duluan 10 info tersebut sudah terupdate” Tidak hanya sebatas itu, gadget telekomunikasi juga memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk mempromosikan produk mereka. Seperti yang dilakukan oleh partisipan EF, sebagai pelaku usaha kerudung, partisipan EF memanfaatkan gadget telekomunikasi sebagai media untuk mempromosikan barang 7 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 9 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 10 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 8 44 dagangannya. Bagi partisipan EF melalui gadget telekomunikasi memberikan peluang pangsa pasar yang lebih luas. “.....saya jualan online jadi kalo ngubungin temen/orang itu mudah,.. kalo langsungkan waktunya terbatas (ruang geraknya), toh kalo kerudung itu bukan kebutuhan sehari-hari dan tidak bisa di daur ulang, jadi harus 11 online karena peluangya lebih gede mencakup orangnya lebih banyak” Meski demikian beberapa mahasiswa (R dan IA) mengungkapkan bahwa selain untuk komunikasi dengan orang yang jauh gadget telekomunikasi juga biasa digunakan untuk melakukan janjian dengan teman dekat yang mereka temui seharihari. Kepada peneliti keduanya menyatakan: “Iya, karena buat menanyakan keberadaan atau buat janjian untuk 12 ketemu...” “Iya, ngubungin lewat medsos kan untuk janjian, buat ketemu bareng kan 13 susah jadi janjian dulu biar ketemu atau ngobrol bareng....” Sebagai sebuah media komunikasi, gadget telekomunikasi memegang peranan penting untuk berinteraksi. Beberapa mahasiswa (EF dan W) biasanya lebih mengatur diri dalam menggunakan gadget telekomunikasi guna menjaga hubungan dengan teman. Kepada peneliti keduanya menyatakan bahwa demi menjaga hubungan, mereka mengatur diri dalam menggunakan gadget telekomunikasi dengan cara menaruhnya di dalam tas atau di taruh di depan mereka. Berikut pernyataan kedua partisipan; “Karena ngehargain teman jadi (gadget) di taroh di tas atau di saku atau 14 di taroh di depan kita aja.....” 15 “Biasanya kalo kita lihat handphone harus taroh ditas,...” 11 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 Wanwancara dengan R 02 Maret 2016 13 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 14 Wawancara EF 02 Maret 2016 15 Wanwancaea dengan W 03 Maret 2016 12 45 Adapun cara lain yang digunakan mahasiswa untuk menjaga hubungan dengan teman adalah dengan komunikasi secara langsung, seperti yang disampaikan oleh partisipan EF. Selain melakukan komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi partisipan EF juga masih sering melakukan komunikasi langsung. “...kita juga selain komunikasi lewat gadget kita juga masih sering ketemu” 16 b. Gadget Telekomunikasi Memudahkan Mahasiswa Memperoleh Informasi Perkuliahan Sebagai sebuah alat yang senantiasa mengalami pembaharuan gadget telekomunikasi memberikan kemudahan pada manusia untuk melakukan segala aktifitas dan memudahkan pekerjaan manusia. Hal tersebut dirasakan juga oleh para mahasiswa, dimana kecanggihan gadget telekomunikasi memberikan fitur dan aplikasi yang memudahkan mereka untuk memperoleh informasi perkuliahan secara cepat, mencari referensi dan sebagainya sehingga mampu membantu menyelesaikan tugas perkuliahan. Selain itu, umumnya para mahasiswa juga mempunyai grup (wadah) dalam media sosial atau chatting yang berfungsi untuk memberikan informasi seputar perkuliahan. Seperti yang disampaikan oleh partisipan W, bagi W gadget telekomunikasi membantu mendapatkan informasi seputar perkuliahan seperti info kelas perkuliahan dan tugas. “...untuk mencari informasi harus melalui handphone, informasi kelas dan jam kuliah termasuk menanyakan tugas-tugas...” 17 Begitupun yang disampaikan oleh partisipan T, gadget telekomunikasi sangat diperlukan untuk menghubungi teman guna mencari info perkuliahan. “...paling cuma nanya kelas, lagi dimana, ya seputar kebutuhan perkuliahan, kan susah ka kalo mau ketemu harus kontak dulu, kalo tidak 18 pake media sosial susah ka” 16 Wanwancara dengan EF 02 Maret 2016 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 18 Wanwancara dengan T 03 Maret 2016 17 46 Selain untuk mencari informasi perkuliahan gadget telekomunikasi juga membantu proses perkuliahan. Bagi partisipan R dengan banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi membantu proses perkuliahan; “.....smartphone banyak aplikasi dan membantu prospek perkuliahan, ada banyak aplikasi yang saya pasang seperti bbm, line, whatsapp,...” 19 Aplikasi-aplikasi media sosial atau chatting seringkali dijadikan sarana bagi mahasiswa untuk berbagi informasi dalam bentuk grup. Sebagaimana yang disampaikan partisipan T banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi mempermudah dia untuk mendapatkan informasi perkuliahan melalui grup-grup yang telah dibentuk. “hampir semua aplikasi medsos atau chat saya install, seperti BBM, facebook, whatsApp, Line, instagram. Kalau yang sering di pakai sih whatsApp karena saya tergabung dalam grup, jadi takut ada informasi kelas atau yang lainya....” 20 Seperti halnya partisipan T, partisipan R pun menyatakan kepada peneliti bahwa aplikasi-aplikasi pada gadget telekomunikasi memudahkan memperoleh info perkuliahan. “...kalo di whatsapp lebih banyak grup, jadi intinya kebanyakan isi kontaknya teman-teman kelas...” 21 Begitupun yang disampaikan partisipan EF kepada peneliti, kecanggihan gadget telekomunikasi yang menyediakan layanan internet memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi. “.....gadget itu..eh ..referensinya lebih banyak tidak harus jauh-jauh ke perpus di handphone/smartphone juga bisa di bawa kemana mana tinggal koneksikan internet saja,....” 22 19 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 21 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 22 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 20 47 Senada dengan partisipan EF, partisipan U pun memanfaatkan aplikasi dalam gadget telekomunikasi untuk membaca buku dan sebagainya. “...di dalam handphone banyak aplikasi yang saya suka misal e-book, game, musik dan media sosial” 23 2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial Pada bagian ini peneliti akan menguraikan beberapa pendapat mahasiswa tentang dampak negatif penggunaan gadget telekomunikasi. Secara keseluruhan semua mahasiswa yang peneliti wawancara menyatakan bahwa dampak negatif penggunaan gadget meliputi; pertama, gadget telekomunikasi menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial; kedua, waktu interaksi langsung berkurang; ketiga, kurang peka terhadap lingkungan sekitar; keempat, kehadiran gadget telekomunikasi mengganggu kualitas interaksi langsung; kelima, gadget telekomunikasi menjadikan mahasiswa hyperpersonal; keenam, gadget komunikasi menjadikan mahasiswa konsumtif. a. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Mengalami Disfungsi Sosial Salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial, dimana fungsifungsi sosial mahasiswa tidak berfungsi. Seperti yang dialami oleh beberapa partisipan, partisipan U menyatakan kepada peneliti bahwa separuh hidupnya ada di gadget telekomunikasi, sehingga ketika tidak ada gadget dia akan melakukan segala upaya untuk mendapatkannya kembali. “kalo hilang saya usahakan sebisa mungkin dapetin yang baru lagi......karena saya orang nya tidak bisa jauh dari handphone, rasanya tidak megang handphone itu kayanya ada yang hilang” 24 23 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 48 Begitupun dengan partisipan W, gadget telekomunikasi merupakan kebutuhan dalam melakukan segala aktifitas, dia merasa hampa kalau tidak ada gadget telekomunikasi. “...paling rasanya bete kan kita tiap hari megang handphone jadi bingung mau ngapain gitu, kaya hidupnya hampa yang biasa kita lakukan terus tiba-tiba ngga ada ngga kita lakukan kaya ada yang beda...” 25 Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan adalah orang menjadi mementingkan diri sendiri, hal seperti ini dialami oleh partisipan U, dimana dia lebih menyukai komunikasi melalui gadget telekomunikasi serta lebih mementingkan dirinya ketimbang orang lain. “...saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih teratarik ke handphone” 26 Penggunaan secara berlebihan juga menyebabkan sesuatu menjadi kurang baik, hal ini dialami oleh beberapa partisipan, sebagai sebuah kebutuhan penggunaan gadget secara otomatis makin sering digunakan. Sebagaimana yang dipaparkan partisipan IA dan T, bagi mereka menggunakan gadget kalau diperkirakan sekitar 12-14 jam dalam sehari semalam, bahkan bagi keduanya hal yang pertama dilakukan sebelum dan setelah bangun tidur adalah membuka gadget; “Paling kurang lebih 14 jam, jujur saya juga bangun tidur langsung megang handphone sampai mau tidur pun tidak lepas dengan gadget, dan kalo ada waktu setelah aktifitas di luar jam kuliah saya main gadget” 27 “Hampir setengah dari 24 jam, hampir seharian selama aktifitas, waktu senggang, waktu kuliah, sebelum tidur sampe bangun tidur buka handphone” 28 24 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 26 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 27 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 28 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 25 49 Adapun menurut partisipan U tidak dapat menentukan waktu pasti berapa lama menggunakan gadget, karena baginya menggunakan gadget dapat kapan pun ketika dibutuhkan atau selagi ada waktu luang. “Kalau misalnya ada waktu luang sih saya luangin megang handphone tapi kalo lagi kuliah saya ngga buka, kalo saya kosong berarti ya saya megang handphone” 29 b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi Langsung Berkurang Ternyata didapati lima partisipan (EF, R, IA, T dan U) mengabiskan waktu bersama teman jauh lebih sedikit dibandingkan dengan memainkan gadget telekomunikasi, kalau sebelumnya dalam memainkan gadget telekomunikasi partisipan menghabiskan waktu hampir selama 14 jam dalam sehari maka ketika bersama dengan teman mereka hanya menghabiskan waktu 2-3 jam. Itu pun biasanya dilakukan ketika mereka berada di kampus. Sebagaimana yang disampaikan partisipan IA, “Tiga jam sampai empat jam, ya”. 30 Begitu pun dengan partisipan EF dan T, bagi keduanya mereka menghabiskan waktu selama 2-4 jam, itu pun biasanya dilakukan setelah aktifitas perkuliahan atau ketika mereka berada di kampus; “Sehari kumpul bareng temen, kalo kumpul belajar kan di kelas selalu kumpul, kumpul sama teman dalam sehari empat jam” 31 “Lebih dari dua jam, kalo temen kuliah pasti sehabis ngampus,..” 32 Adapun partisipan W lebih suka menghabiskan waktunya dengan keluarga di rumah, baginya ketika sudah dirumah jarang menggunakan gadget; 29 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 31 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 32 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 30 50 “Sekarang udah jarang ngumpul ama temen, lebih sering di rumah, karena di rumah banyak sodara jadi lebih memilih untuk berkumpul dengan keluarga, karena enak interkasinya secara langsung, main gadget jarang kalo udah lagi kumpul ama sodara ya handphone di taroh di kamar atau di diamkan dulu” 33 Berdasarkan komparasi di atas akhirnya peneliti mencoba mendeskripsikan lebih jauh bagaimana mahasiswa melakukan komunikasi langsung dengan temannya di tengah kehadiran gadget. Seperti yang disampaikan partisipan R, W dan U hal yang dilakukan ketika bertemu dengan teman sudah pasti mengobrol, bercanda tawa, atau diskusi; “Lebih suka diskusi, tapi tergantung ketemunya ka kalo ketemu sama temen organisasi ya ngobrol masalah organisasi tapi kalo ketemu sama temen kelas ya ngobrolin kuliah ya engga jauh-jauh dari tugas” 34 “Biasanya yang pasti ngobrol ya, cerita-cerita, ya gimana sih, kalo ketemu ya pasti mengobrol,..” 35 “...kita omongin di obrolan itu entah dari pelajaran atau pasangan masingmasing, karena kita kalo lagi ngumpul bawa pasangan masing-masing jadi obrolannya campur apapun ya kita ceritakan sharing dengan teman” 36 c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang Peka Terhadap Lingkungan Sekitarnya Pengalaman ini hampir dialami oleh partisipan, seperti misalnya partisipan EF, dia seringkali ditegur oleh temannya lantaran terlalu fokus dengan gadget sehingga dia tidak mendengarkan apa yang temannya sampaikan. “....waktu itu gadget nya dalam keadaan penting, temen aku sedang curhat tapi aku sedang fokus dengan gadget, terus temennya bilang udah-udah, udah lewat, makanya jangan terlalu fokus ke gadget katanya, jadi lebih baik kalo lagi ngobrol dengan orang atau temennya mau cerita tinggal bilang saja, maaf gitu saya lagi sibuk di hp nanti dulu” 37 33 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 35 Wawanca ra denganW 03 Maret 2016 36 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 37 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 34 51 Begitu juga dengan partisipan W, dimana dia lebih asyik memainkan game di gadget telekomunikasinya sehingga dia ditegur oleh temannya. “Saya kan suka nya main game di handphone ya, saya fokus di game terus, saya di ajak ngobrol sama temen dan saya ngga tau dia ngomong apaan karena saking asiknya main game, terus kata temen yang ceritanya “eh lu dengerin gue ngga sih” terus saya bilang maaf tadi ngga kedengaran soalnya asik main game” 38 Pengalaman lain di alami oleh partisipan R karena terlalu fokus dengan gadget ketika berada dalam KRL dia harus menaiki kereta lagi karena stasiun yang dituju sudah terlewat. “Pernah, ceritanya saya pengen turun ke stasiun, eh tau-tau udah kelewatan, karena terlalu fokus dengan gadget jadi tidak tahu” 39 Berbeda dengan partisipan-partisipan yang lain partisipan T mengatakan belum pernah mengalami hal-hal tersebut, walaupun fokus dengan gadget telinganya masih tetap mendengar sehingga kalau ada yang curhat atau mengajak ngobrol dia masih bisa respon. “Ngga pernah, walapun fokus dengan handphone telinga masih tetep dengar jadi kalo ada yang curhat masih bisa saya respon” 40 Kepada peneliti partisipan U mengatakan seringkali dia tidak merespon (karena asik dengan gadget) apa yang temannya sampaikan sehingga seringkali temannya merasa jengkel ketika mengajak partisipan U mengobrol atau hanya sekedar tegur sapa. Partisipan U sebetulnya tahu dan menyadari apa yang temannya sampaikan akan tetapi dia lebih asik dengan gadgetnya. “Nah itu dia sering suka khilafnya kaya gitu emang, justru hal hal yang lebih menarik dengan yang jauh saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih tertarik ke handphone,... karena saya lebih suka menceritakan kisah hidup 38 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 40 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 39 52 saya ketimbang saya harus mendengarkan kisah orang lain, jadi kalo ada orang lain cerita saya kurang respon” 41 d. Kehadiran Gadget Telekomunikasi Mengurangi Kualitas Interaksi Langsung Adapun ketika tiba-tiba gadget berdering atau terdengar suaru notifikasi dari gadget biasanya partisipan langsung melihat gadget tersebut apakah penting atau tidak, namun demikian biasanya partisipan lebih melihat kondisi atau topik perbincangan. Sebagaimana yang disampaikan partisipan EF, biasanya dia meminta maaf atau izin kepada temannya dahulu sebelum menerima telefon. “Respon pertama, jujur saya lebih respon ke telepon atau sms karena kalo telepon dan sms lebih urgent, jadi kalo ada telepon masuk atau ada sms saya lihat dulu dari siapa kalo ada yang penting saya bilang atau izin buat terima telepon itu”. 42 Bagi partisipan R dia tidak langsung membuka gadgetnya ketika obrolan sedang menarik. Dia akan mengabaikannya notifikasi gadget untuk sementara sehingga dia bisa menghubunginya kembali. “Tergantung sih kalo perbincanganya lagi enak ya lanjutin obrolan sama temen, tapi kalo obrolannya ngga enak langsung megang handphone, kalo tema atau topik pembahasanya lagi seru ya lanjutin diskusi, kalo ada telepon langsung diangkat tapi kalo ada chat biasanya di pending sementara” 43 Adapun dengan partisipan IA secara refleks dia akan langsung melihat gadgetnya; “....kalo kita lagi ngumpul biasa ya mungkin mentingin handphone dulu lihat siapa yang nelpon atau sms atau chatting..” 44 Selain itu, ada beberapa hal yang membuat para partisipan merasa kecewa ketika mereka berkomunikasi secara langsung akan tetapi lawan bicara mereka malah sibuk dengan gadgetnya. Meski 41 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 43 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 44 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 42 53 demikian para partisipan biasanya menanyakan atau menegur kepada teman tersebut untuk tidak memainkan gadgetnya. Pengalaman partisipan R ketika mengadakan reuni, setelah bertahun-tahun tidak bertemu sekalinya ketemu (berkumpul) masing-masing malah sibuk dengan gadget. “Perasaanya ya bete aja, kalo misalkan sudah lama ngga ketemu pengen reunian udah komunikasi cape-cape lewat medsos buat nyatuin tementemen, eh tau nya pada main handphone sendiri, ya kecewa” 45 Ada juga yang melakukan perjanjian seperti partisipan EF, partisipan EF biasanya melakukan perjanjian bersama temantemannya, bahwa selama berkumpul gadget di taruh di tas atau di depan. Gadget hanya dipakai dalam keadaan darurat saja. “Responnya pertama kita harus menanyakan dulu alasan dia menggunakan handphone, kalo semisal penting, oke lah, ngga apa-apa tapi biasanya kita kalo lagi ngumpul, bikin perjanjian atau kesepakatan untuk tidak bermain hp, saat kumpul hp di silent atau di taroh di tas” 46 Bagi partisipan T makna berkumpul menjadi hilang ketika sedang berkumpul teman-temannya malah asik dengan gadget masing-masing; “Rasanya ngga enak aja apa artinya kita ngumpul kalo pada akhirnya main hp, percuma gitu ka buat ngumpul ya ini sih kalo lagi ngumpul banyak orang, kalo cuma ngobrol berdua sih ngga apa-apa lah ngga masalah” 47 Adapun bagi partisipan U tidak masalah temannya memainkan gadget selama bertemu yang penting dia masih merespon apa yang partisipan U sampaikan; “Kalo saya sih ya itu kalo misalkan dia sekali buka handphone berarti itu ada yang penting tapi kalo dia sering ya saya harus negur, tapi kalo selagi dia masih respon saya sih ngga apa-apa karena masih ngedengerin saya ngomong gitu” 48 45 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 47 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 48 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 46 54 e. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Jarang Melakukan Komunikasi Tatap Muka Komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi memang memberikan kepuasan tersendiri kepada para penggunanya, sehingga tidak heran banyak pula mahasiswa yang lebih menyukai komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi ini. Bentuk komunikasi yang disukai partisipan umumnya adalah komunikasi langsung (tatap muka), meski pun bentuk komunikasi ini jarang sekali dilakukan oleh para partisipan, akan tetapi partisipan menyadari betul pentingnya komunikasi tatap muka ini. Seperti yang dipaparkan partisipan EF, dia lebih menyukai komunikasi secara langsung dibandingkan dengan melalui gadget (tidak langsung), baginya ketika bertemu langsung hubungan emosional lebih dapat ketimbang melalui gadget, dengan bertemu bisa lebih mengetahui apa yang disampaikan oleh lawan bicara; “Ketemu langsung soalnya emosinya lebih dapet, dibandingkan lewat medsos karena itu kan terbatas yah, terhalangi oleh handphone walaupun kita berbicara dengan kata-kata itu belum tentu bisa menyampaikan pesan yang dimaksud orang tersebut, salah menggunakan tanda baca aja itu artinya udah beda, kalo ketemu langsung enak bisa tau orang itu dan ketemu langsung lebih ngerti dan banyak peluang ketemu langsung membaca mimik mukanya,....” 49 Begitupun menurut partisipan R, baginya manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi langsung; “Ketemu langsung, kalo secara langsung lebih enak aja, kalo lewat medsos komunikasinya kurang, yang namanya manusia kan makhluk sosial, jadi harus ada interaksi langsung.” 50 Selaras dengan apa yang disampaikan partisipan W, dia lebih menyukai komunikasi langsung karena tidak memiliki batas, tidak dikhawatirkan dengan capeknya mengetik di gadget; 49 50 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 55 “Enak secara langsung, karena misalkan ngga kita tuh masih suka ada yang nyangkut di pikiran terus kalo di media sosial masih banyak yang lupa kalo ketemu langsung reflek ngomong nya banyak sampe detail juga , ngetik di sms kan lebih cape kadang-kadang ya pake voice note” 51 Berbeda dengan partisipan EF, R, IA, T dan W, partisipan U malah sebaliknya, dia lebih senang komunikasi tidak langsung ketimbang komunikasi langsung, baginya komunikasi tidak langsung lebih mendapat respon dengan orang yang di ajak komunikasi. “Saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung dulu, jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara langsung, karena saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget lewat media sosial atau sms, dan menurut saya, interaksi yang menyenenangkan itu ya adanya timbal balik seumpama saya nge-love dia dan dia juga nge-love balik saya jadi ada kesenangan sendiri walaupun interaksi di dunia maya atau interaksi secara tidak langsung” 52 f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif Pemanfaatan teknologi informasi yang baik sebetulnya memberikan peluang yang besar bagi wirausahawan muda terutama mahasiswa. Pada bagian ini peneliti hendak memaparkan bagaimana perkembangan teknologi informasi ini dijadikan sebuah peluang usaha bagi para partisipan. Ternyata hanya dua partisipan saja yang memanfaatkan peluang usaha ini, yakni partisipan EF dan R. Partisipan EF menawarkan berbagai macam aksesoris dan kerudung secara online, partisipan EF menyadari bahwa ruang geraknya yang terbatas, sehingga dia lebih menjajakan barang daganganya secara online. Partisipan R pun sama, dia mencoba peruntungan dengan menawarkan sepatu olahraga secara online. “Lebih kepada jualan aksesoris, aku sebenarnya makenya dua, langsung sama online jadi kalo langsungkan waktunya terbatas ruang geraknya juga, toh kalo kerudung itu bukan kebutuhan tiap hari tidak bisa daur ulang, jadi harus online karena peluangnya lebih gede, mencakup orang lebih banyak” 53 51 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 53 Wawancara dengan EF 02 Maret 2016 52 56 “...waktu itu sempat jualan sepatu dan memasang DP sepatu futsal jualan di online, pernah jadi konsumen juga beli sepatu ketipu dengan barangnya tidak sesuai dengan ukuran” 54 Partisipan T dan W mengaku hanya sebagai konsumen barangbarang yang ditawarkan secara online, meskipun mereka pernah dikecewakan karena barang yang dipesan tidak sesuai tetapi bukan berarti mereka berhenti. Berdasarkan pengalaman tersebut mereka biasanya hanya mau menerima penawaran dari teman yang sudah mereka kenal, sehingga suatu saat mereka dapat melihat langsung barang yang ditawarkan. “Saya lebih kearah konsumtif kak, sering beli di online, tapi biasanya kecewa kalo bukan sama temen yang kita kenal karena barangnya kurang memuaskan, kalo sama temen kan bias nanya atau lihat sampelnya dulu” 55 “Aku lebih ke konsumen, pernah waktu itu pesan baju di online tapi pas dateng malah kurang puas sama barangnya. Makanya sekarang-sekarang sih kalo mau beli apa-apa mending ke mall atau pesen ama temen yang udah kita kenal gitu” 56 Adapun partisipan IA dan U, dia tidak suka berbelanja secara online, karena pernah dikecewakan dengan barang yang dipesan tidak sesuai dengan harapan dia lebih memilih untuk melihatnya secara langsung di toko-toko. “Pernah beli tapi karena barangnya kurang cocok jadi kecewa sampe sekarang udah ngga mau beli-beli di online lagi mending sekalian aja ke toko nya” 57 “Kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online” 58 54 Wawancara dengan R 02 Maret 2016 Wawancara dengan T 03 Maret 2016 56 Wawancara dengan W 03 Maret 2016 57 Wawancara dengan IA 02 Maret 2016 58 Wawancara dengan U 03 Maret 2016 55 57 E. DISKUSI (Analisis Hasil Penelitian) Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil penelitian yang digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Pustaka, namun beberapa lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Brotosiswoyo B Suprapto mengungkapkan, pada akhirnya Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka: “....disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan”. 59 Interaksi dengan menggunakan gadget telekomunikasi diakui memudahkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Beberapa mahasiswa (R dan T) menyatakan bahwa gadget telekomunikasi memudahkan mereka untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh. Sebagaimana yang disampaikan partisipan R, baginya gadget telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang jauh. Dalam kehidupan sosial manusia membutuhkan orang lain karena tidak dapat di pungkiri manusia tidak dapat hidup sendiri. Untuk memenuhi kebutuhanya maka mansuia membutuhkan hubungan dengan manusia lain. Begitupun mahasiswa saling membutuhkan karena untuk mengetahui informasi perkuliahan maka dengan itu mahasiswa harus berinteraksi dengan mahasiswa yang lain baik menggunakan gadget atau bertatap muka langsung guna untuk dapat memenuhi kebutuhanya mencari informasi atau tugas kuliah. Menurut Soerjono Soekanto (2013) Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun individu dengan kelompok. Di dalam interaksi tidak mesti 59 Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002 58 terjadi komunikasi, interaksi sosial dimulai pada saat orang saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda interaksi sosial telah terjadi. Berbeda jika sebaliknya; Ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari keberadaan keduanya pada saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun diantara keduanya tidak terjadi percakapan. Berbeda apabila keduanya tidak menyadari dengan tidak melihat atau mendengar atau apa pun yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi interaksi. 60 Sependapat dengan partisipan R, partisipan T juga menyatakan hal yang sama bahwa gadget telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang jauh. Selain sebagai media komunikasi dengan teman yang jauh, gadget telekomunikasi juga memberikan dampak positif yang lain, seperti yang disampaikan partisipan EF, baginya gadget telekomunikasi juga mempermudah dia untuk menunjukkan arah jalan. Adapun bagi partisipan lain seperti IA dan W, gadget telekomunikasi juga mempermudah mereka mendapatkan berita terkini. Dengan demikian beberapa mahasiswa (R dan IA) mengungkapkan bahwa selain untuk komunikasi dengan orang yang jauh gadget telekomunikasi juga biasa digunakan untuk melakukan janjian dengan teman dekat yang mereka temui sehari-hari. Menurut Agusli, Rachmat (2008) teknologi handphone dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur. Handphone terbaru saat ini kemampuannya sudah seperti sebuah komputer, menurut beliau: Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur, seperti game, radio, Mp3, kamera, video dan layanan internet. Handphone terbaru saat ini sudah menggunakan processor dan OS (Operating System) sehingga kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa mengubah fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat........ Saat ini sudah banyak sekali gadget ataupun smartphone, handphone yang keren dan modern dengan kualitas fitur yang sangat sempurna dan keren. 60 hlm. 55 Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 59 Gadget sudah menjadi kebutuhan mendasar manusia modern saat ini yakni saat dimana pertukaran informasi sangat cepat sehingga manusia membutuhkan alat yang bisa menjawab kebutuhanya tersebut. 61 Sebagaimana yang disampaikan keenam partisipan (EF, R, IA, W, T dan U) bahwasanya dampak positif penggunaan gadget telekomunikasi adalah untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh serta sebagai sarana untuk mencari informasi secara cepat, selain itu dampak positif penggunaan gadget telekomunikasi adalah adanya koneksi internet sehingga pengguna tidak dikhawatirkan akan kehabisan pulsa. Koneksi internet bisa di dapat baik melalui jaringan selular yang disediakan oleh pihak provider atau melalui jaringan WiFi. Bagi partisipan R dengan banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi membantu proses perkuliahan. Aplikasi-aplikasi media sosial atau chatting seringkali dijadikan sarana bagi mahasiswa untuk berbagi informasi dalam bentuk grup. Sebagaimana yang disampaikan partisipan T banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi mempermudah dia untuk mendapatkan informasi perkuliahan melalui grup-grup yang telah dibentuk. Seperti halnya partisipan T, partisipan R pun menyatakan kepada peneliti bahwa aplikasi-aplikasi pada gadget telekomunikasi memudahkan memperoleh info perkuliahan. Begitupun yang disampaikan partisipan EF kepada peneliti, kecanggihan gadget telekomunikasi yang menyediakan layanan internet memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi. Senada dengan partisipan EF, partisipan U pun memanfaatkan aplikasi dalam gadget telekomunikasi untuk membaca buku dan sebagainya. Hampir seluruh aplikasi media sosial atau aplikasi chat terpopuler di Indonesia terpasang pada gadget partisipan (EF, R, IA, T, W dan U), aplikasi-aplikasi tersebut meliputi; Blackberry Massanger, Line, Path, WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram. Aplikasi-aplikasi tersebut partisipan gunakan sebagai media komunikasi sehari-hari, baik dengan 61 Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta: Mediakita 2008 60 teman kelas maupun yang lain. Selain itu, aplikasi-aplikasi tersebut memperbolehkan penggunanya untuk membuat sebuah grup. Fitur ini yang juga dimanfaatkan oleh para partisipan untuk membentuk grup-grup di media sosial atau pun aplikasi chatting. Umumnya grup tersebut dimanfaatkan untuk berbagi informasi perkuliahan, seperti jadwal perkuliahan dan tugas perkuliahan. Pembentukan grup-grup pada media sosial atau chatting yang digunakan oleh mahasiswa berfungsi sebagai ajang tukar informasi dan kerjasama antar mahasiswa guna menyelesainkan tugas perkuliahan atau lain sebagainya, hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan pendapat Gillin dan Gillin terjadi proses sosial asosiatif. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian.Gillin dan Gillin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah proses yang disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan. 62 Masih menurut Gillin dan Gillin (1954) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun individu dengan kelompok: Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat menghasilkan kebutuhan hidup dalam suatu kelompok sosial, kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila manusia saling bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya. 63 Akan tetapi perlu diperhatikan pula, selain memiliki dampak positif gadget 62 telekomunikasi juga memiliki dampak negatif terhadap Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 64-65 63 Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56 61 penggunanya. Salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial, dimana fungsi-fungsi sosial mahasiswa tidak berfungsi. Seperti yang dialami oleh beberapa partisipan, partisipan U menyatakan kepada peneliti bahwa separuh hidupnya ada di gadget telekomunikasi, sehingga ketika tidak ada gadget dia akan melakukan segala upaya untuk mendapatkannya kembali. Begitupun dengan partisipan W, gadget telekomunikasi merupakan kebutuhan dalam melakukan segala aktifitas, dia merasa hampa kalau tidak ada gadget telekomunikasi. Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan adalah orang menjadi terobsesi dengan diri sendiri, hal seperti ini dialami oleh partisipan U, dimana dia lebih menyukai komunikasi melalui gadget telekomunikasi serta lebih mementingkan dirinya ketimbang orang lain.Penggunaan secara berlebihan juga menyebabkan sesuatu menjadi kurang baik, hal ini dialami oleh beberapa partisipan, sebagai sebuah kebutuhan penggunaan gadget secara otomatis makin sering digunakan. Sebagaimana yang dipaparkan partisipan IA dan T, bagi mereka menggunakan gadget kalau diperkirakan sekitar 12-14 jam dalam sehari semalam, bahkan bagi keduanya hal yang pertama dilakukan sebelum dan setelah bangun tidur adalah membuka gadget. Hasil studi yang dilakukan oleh Paula Pile seorang ahli terapi dari Greensboro Carolina Utara bersama timnya menganalisa tanda-tanda ketergantungan smartphone. Para ahli terapi mengkhawatirkan ketergantungan seseorang pada smartphone dan juga fitur yang ada didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi sosial. Menurutnya: Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang Pertama, tidur larut malam akibat asik bermain gadget atau smartphone, Kedua, menggunakannya lebih dari dua jam, lalu yang Ketigaadalah terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam gadget atau smartphone, yang Keempat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi 62 berlama-lama memainkan gadget atau smartphone dan yang Kelima, merasa tidak bisa hidup tanpa gadget atau smartphone. 64 Selain itu pula, ternyata didapati lima partisipan (EF, R, IA, T dan U) mengabiskan waktu bersama teman jauh lebih sedikit dibandingkan dengan memainkan gadget telekomunikasi, kalau sebelumnya dalam memainkan gadget telekomunikasi partisipan menghabiskan waktu hampir selama 14 jam dalam sehari maka ketika bersama dengan teman mereka hanya menghabiskan waktu 2-3 jam. Itu pun biasanya dilakukan ketika mereka berada di kampus. Begitu pun dengan partisipan EF dan T, bagi keduanya mereka menghabiskan waktu selama 2-4 jam, itu pun biasanya dilakukan setelah aktifitas perkuliahan atau ketika mereka berada di kampus.Dengan kata lain waktu yang digunakan untuk memainkan gadget telekomunikasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu berkumpul dengan teman. Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata dibanding keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu terobsesi dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian seperti sikap menyendiri, anti-sosial cenderung tidak peka dengan kebutuhan orang sekitar, individualistis dan lain-lain. 65 Pengalaman ini hampir dialami oleh partisipan, seperti misalnya partisipan EF, dia seringkali ditegur oleh temannya lantaran terlalu fokus dengan gadget sehingga dia tidak mendengarkan apa yang temannya sampaikan. Begitu juga dengan partisipan W, dimana dia lebih asyik memainkan game di gadget telekomunikasinya sehingga dia ditegur oleh temannya. Pengalaman lain di alami oleh partisipan R karena terlalu fokus dengan gadget ketika berada dalam KRL dia harus menaiki kereta lagi karena stasiun yang dituju sudah terlewat. 64 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456 65 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 63 Kepada peneliti partisipan U mengatakan seringkali dia tidak merespon (karena asik dengan gadget) apa yang temannya sampaikan sehingga seringkali temannya merasa jengkel ketika mengajak partisipan U mengobrol atau hanya sekedar tegur sapa. Partisipan U sebetulnya tahu dan menyadari apa yang temannya sampaikan akan tetapi dia lebih asik dengan gadgetnya. Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di tengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, berdasarkan survey siemens mobile lifestyle III, menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih senang mengirim dan membaca SMS atau memainkan Gadgetnya di tengah acara keluarga yang dianggap membosankan. 66 Dengan begitu tidak heran ketika tiba-tiba gadget berdering atau terdengar suaru notifikasi dari gadget biasanya partisipan langsung melihat gadget tersebut apakah penting atau tidak, namun demikian biasanya partisipan lebih melihat kondisi atau topik perbincangan. Sebagaimana yang disampaikan partisipan EF, biasanya dia meminta maaf atau izin kepada temannya dahulu sebelum menerima telefon. Adapun dengan partisipan IA secara refleks dia akan langsung melihat gadgetnya. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat para partisipan merasa kecewa ketika mereka berkomunikasi secara langsung akan tetapi lawan bicara mereka malah sibuk dengan gadgetnya. Meski demikian para partisipan biasanya menanyakan atau menegur kepada teman tersebut untuk tidak memainkan gadgetnya. Pengalaman partisipan R ketika mengadakan reuni, setelah bertahun-tahun tidak bertemu sekalinya ketemu (berkumpul) masing-masing malah sibuk dengan gadget. Bagi partisipan T makna berkumpul mejadi hilang ketika sedang berkumpul teman-temannya malah asik dengan gadget masing-masing. 66 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 64 Meski demikian, komunikasi langsung (tatap muka) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat nilai keterlibatan manusia secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komunikasi dengan menggunakan perantara. Dari penjelasan tersebut Badwilan (2004) membagi dua bagian mengenai dampak penggunaan gadget yaitu; Pertama, Aspek Psikologis yakni banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakanajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika, selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget ponsel membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang ini. Kedua, Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orangorang disekitarnya seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempattempat ibadah dan lain-lain, selain itu penggunakaan gadget sebagai media komunikasi secara langsung (tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung. 67 Seperti yang dipaparkan partisipan EF, dia lebih menyukai komunikasi secara langsung dibandingkan dengan melalui gadget (tidak langsung), baginya ketika bertemu langsung hubungan emosinal lebih dapat ketimbang melalui gadget, dengan bertemu bisa lebih mengetahui apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Begitupun menurut partisipan R, baginya manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi langsung. Selaras dengan apa yang disampaikan partisipan W, dia lebih menyukai komunikasi langsung karena tidak memiliki batas, tidak dikhawatirkan dengan capeknya mengetik di gadget. Berbeda dengan partisipan EF, R, IA, T dan W, partisipan U malah sebaliknya, dia lebih senang komunikasi tidak langsung daripada komunikasi langsung, baginya komunikasi tidak langsung lebih mendapat respon dengan orang yang diajak komunikasi. Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di kembangkan oleh John Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976), komunikasi akan efektif bila memiliki media komunikasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi memang memberikan kepuasan tersendiri kepada para 67 Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone,(Jakarta: Darul Falah). 2004 65 penggunanya, sehingga tidak heran banyak pula mahasiswa yang lebih menyukai komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi ini. Bentuk komunikasi yang disukai partisipan umumnya adalah komunikasi langsung (tatap muka), meski pun bentuk komunikasi ini jarang sekali dilakukan oleh para partisipan, akan tetapi partisipan menyadari betul pentingnya komunikasi tatap muka ini. Media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi melalui gadget atau smartphone sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini yang oleh Walhter (2004) disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari pada komunikasi langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan atau dapat meningkatkan efektifitas pesan komunikasi dengan mendayagunakan emoticon untuk membantu mengekpresikan perasaan serta teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat mengimbangi komunikasi tatap muka. 68 68 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (lima) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada dua, yaitu: pertama, pengaruh penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa, kedua, pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi dengan mahasiswa lain. Penggolongan pertama peneliti menggunakan Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang dikembangkan oleh John Short, Ederyn Williams dan Bruch Christie (1976). Inti dari teori ini adalah terjadinya komunikasi hyperpersonal dimana terjadi komunikasi dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari pada komunikasi langsung. Teori lainya adalah Teori ketergantungan gadget telekomunikasi Paula Pile, asumsi dasarnya adalah penggunaan gadget telekomunikasi dan juga fitur yang ada didalamnya dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi sosial. Penggolongan kedua peneliti menggunakan teori interaksi sosial Gillin dan Gillin, baginya terdapat dua bentuk interaksi sosial, yakni asosiatif (kerjasama) dan disasosiatif (pertentangan). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskritif, dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif deskriptif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. 66 67 Berdasarkan temuan hasil penelitian didapati bahwasanya terdapat dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada mahasiswa. Dampak positif pengguaan gadget meliputi: memudahkan mahasiswa menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak negatif penggunaan gadget meliputi: mahasiswa mengalami disfungsi sosial, intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah, mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan mahasiswa menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya. Selain itu, peneliti tidak menemukan bentuk interaksi yang mengarah kepada bentuk interaksi disasosiatif. B. Implikasi Implikasi dalam penelitian ini meliputi; Pertama, Penggunaan gadget telekomunikasi sebagai media komunikasi, memberikan kemudahankemudahan bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi dan referensi seputar perkuliahan. Kedua, Jika tidak disikapi secara bijak gadget telekomunikasi menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial dan jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka). C. Saran Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : a. Bagi Mahasiswa 1. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap gadget telekomunikasi disarankan agar mahasiswa menambah waktu 68 interaksi langsung (tatap muka) dengan membentuk Focus Group Discussion (FGD) diluar waktu perkuliahan serta aktif di organisasi-organisasi yang mendukung minat dan bakat mahasiswa. 2. Disarankan agar menggunakan mahasiswa Gadget dapat lebih telekomunikasi, bijak dalam supaya dapat memberikan pengaruh yang bersifat positif bagi diri sendiri serta kehidupan sosialnya. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan kajian lebih mendalam terkait dengan pengaruh penggunaan gadget telekomunikasi terhadap interaksi sosial pada mahasiswa maupun yang lain. DAFTAR PUSTAKA Buku Ahmad Rayan, Badwilan, Rahasia Dibalik Handphone, Jakarta: Darul Falah). 2004 Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. Jakarta: Media Bangsa 2013 Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008 Eastwood, John, Oxford Learner Dictionary. UK: Oxford University Press 2009 Elly Setiyadi, dan Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media, 2011 JW Tankard Jr dan Serverin J Werner. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan Di Dalam Media Masa Jakarta; Kencana Prenada media group. 2005. Komals Lukiati, Elvina Ardianto, Komunikasi Massa Bandung : Remaja Rosdakarya 2004. Nurudin, SistemKomunikasi diIndonesia Jakarta : Raja GrafindoPersada. 2005 R, Agusli, Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta: Mediakita 2008 Rayan Ahmad ,Badwilan, Rahasia Dibalik Handphone, Jakarta: Darul Falah. 2004 Rina , Fiati,. Akses Internet Via ponsel, Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta. 2005 69 70 Sarwono , Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja Jakarta Raja GrafindoPersada, 1994 Soekanto, Soerjono: Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: ALFABETA, cv. 2012. Suprapto, Brotosiswoyo B. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi: Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002 Suyanto Bagong, dan J.Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta : Kencana) 2007. Walgito, Bimo, Psikologi Sosial Yogyakarta: andi 2003 . Jurnal Herawati F Anita dan Lucia Tri Ediana P, Segmentasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi. Jurnal Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 Januari 2012 Syarif, Nurlaela, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015 Skripsi Fajrin, Nesy Aryani “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi“ Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta. 2013. 71 Purnomo, Anggit Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati Pada Mahasiswa. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2014 Utaminingsih, Ina Astari. Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi. Program studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). 2006 Website A, Sigman,(2010).The Impact Of Screen Media On Children: A Eurovision For Parliament. 2015 Diunduh pada tanggal 21 September http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter- 4.pdf http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/. Diakses pada 02 Oktober 2015. Webster, Merriam, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : E. F (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 02 Maret 2016 Jenis kelamin : Perempuan Jam wawancara : 13:00 WIB Alamat : Bogor Usia : 21 Th Merk Handphone : Asus Zenfone 2 Keterangan P : Pewawancara E. F : Partisipan P : “Assalamualaikum, hai E. F saya kaka kelas kamu sekarang lagi penelitian skripsi yang judulnya (Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Pend IPS semester V). Boleh minta waktu nya sebentar? Buat wawancara ada dua puluh pertanyaan, kebetulan kamu responden / partisipan saya hehe, sebelumnya saya sudah pernah hubungin kamu tapi tidak di balas, sebelumnya terimasih atas kerjasamanya yah” E.F : “Wa’alaikumsalam, iya kak boleh, kebetulan lagi istirahat soalnya tadi abis ngomongin jadwal observasi sama dosen di jurusan“ .. (tersenyum)”. P : “Nama panjangnya siapa”? E.F : “E. F.C (senyum)”. P :” Namanya panjang banget, semester VI ya sekarang, sebenarnya sih penelitianya kemaren semester V tapi ngga apa-apa lah berlanjut saja, saya mau penelitian ya tentang pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS semester V FITK UIN Jakarta, mau nanya nanya tentang gadget, oke langsung saja” D.K : “iya kak (tersenyum)” P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?” E.F : “Alasanya kalo pake gadget/handphone (batuk) bisa dipakai kemana mana, dan aplikasinya sudah mulai banyak, terus memudahkan buat nelvon dengan orang yang jauh kalo pergi kemana mana buat nunjukin arah jalan terus nya apayah jdi klo nyari informasi kita ngga harus buru-buru pergi ke perpuskan kan dan kalo diskusi dikelas kita bisa searching langsung” P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?” E.F : “Manfaatnya banyak ka, kalo misalkan gadget itu ehhh referensinya lebih banyak tidak harus jauh-jauh ke perpus di handphone/smartphone juga bisa di bawa kemana mana tinggal koneksikan internet saja, terusnya itu sekarang kalo harus menelvon tidak harus ke wartel dulu kan di hp udah kaya gitu” P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” E.F :”kalo saya lihat makin kesini makin banyak sebagai kebutuhan, karena saya jualan online jadi kalo ngubungin temen / orang itu mudah, perlu gadget entah handphone atau laptop, yang penting bisa menggunakan buat komunikasi dengan orang lain, orang semakin kesini sibuk dengan urusan masing-masing jarang bisa untuk ketemu jadi dengan gadget bisa via suara video call walapun tidak ketemu langsung walapun orang itu jauh sekalipun di luar negeri, jadi memudahkan untuk hmmm menjalankan keseharian terutama untuk orang-orang yang keseharianya sibuk, membutuhkan alatalat yang canggih dan prosesnya cepat. P : “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?” E.F : “Ya mungkin ada 18 jam, hehe sisa nya kan tidur” tersenyum P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” E.F : “Perasaanya, ya sedih sih karena rusak kan, terus perasaan nya gak enak ka, udah kebiasaan make gadget terus tiba tiba ngga ada atau rusak ya ada perasaan sedih sama keselnya juga sih, kaya ada yang kurang kalo tidak ada gadget” P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu sebelum dan sesudah adanya gadget?” E.F : “Ada ka temen SMP rasanya beda aja kalo temen dulu maksudnya temen SMP sebelum megang gadget pertemannya lebih kerasa simpati dan kekeluargaanya dapet, terus emosional satu sama lainya lebih dapet soalnya pada saat itu lebih sering ketemu, beda dengan temen yang pas kita sudah kenal gadget, memang sih kita temenan di gadget itu lebih sering lewat gadget jadi kaya Cuma numpang lewat aja kaya Cuma sekedar kenal kekeluargaan nya kurang aja, persahabatanya kurang deket jadi kaya teman biasa, tapi kita seminggu sekali biasanya kumpul,” P : Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget? E.F : “yah karena aku juga sambil jualan sih ka jadi hampir setiap waktu ngecek sering buka gadget, tapi pas ada waktu kulah jadwal kuliah ya ngga mainin gitu, terus apayah ya paling yang sering intensya abis maghrib sampe jam sepuluh malem sisanya cuma selinga selingan aja” P : Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja? E.F : “kalo ketemu temen lama biasanya kita ngobrol biasa tentang seputar kegiatan masing-masing selebihnya kita nostalgia, diskusi tentang masa depan dan tugas-tugas masing- masing di kampusnya terus main kartu itu tdk pernah lepas dari ketika kita ngumpul selalu main kartu hehe dan paling makan-makan dan jalan jalan ka, ..(tertawa).” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? E.F : “Respon pertama, jujur saya lebih respon ke telvon atau sms karena kalo telvon dan sms lebih urgent, jadi kalo ada telvon masuk atau ada sms saya lihat dulu dari siapa kalo ada yang penting saya bilang atau izin untuk mengangakt telvon itu, tersenyum..” P : Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung? E.F : “Karena ngargain teman jadi di taroh di tas atau di saku, di taroh di depan kita aja, kalo bunyi atau nyala cuma di lihat aja kalo tidak penting oh yaudh lanjutin ngobrol sama teman hehe..” P : Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam? E.F : “Waduh..idealnya ya ya kalo menurut saya sih tergantung kebutuhan, kalau dia orang nya pembisnis butuh waktu banyak, tapi kalu yang biasa aja sih paling butuh waktu tiga jam atau dua jam sehari, sisanya yang lain beresih rumah kek ngerjain tugas hehe atau beresin apa gitu” P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? E.F : Banyak ka, Iya kak.. hehehe bbm, path, line, facebook, twiter, instagram, teman di twiter 600, instagram 400, bbm 1000, path kan terbatas 220, karena kebanyak teman deket jadi udah biasa ketemu paling kalo yang baru kenal mah Cuma say hai P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? E.F : “Iya, lebih kepada chating, kalo ngga diangkat dibaca bareng teman, mungkin karena jauh, karena jarak yang memutuskan tapi lebih sopan di samperin sih, dibandingan kalo sosmed kalo jaraknya deket tapi kalo di sosmed mau ngga mau harus lewat medsos” P : Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung? E.F : “Ketemu langsung soalnya emosinya lebih dapet, dibandingkan lewat medsos karena itukan terbatas yah, terhalangi oleh handphone walaupun kita berbicara dengan kata-kata itu belum tentu bisa menyampaikan pesan yang dimaksud orang tersebut, salah menggunakan tanda baca aja itu artinya udah beda, kalo ketemu langsung enak bisa tau orang itu dan ketemu langsung lebih ngerti dan banyak peluang ketemu langsung membaca mimiknya mukanya, Heemmm soalnya kalo ketwa kedengeran hehe..(tersenyum)” P : Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa E.F : “menurut aku engga ka, aku lebih menyenangkan sama tmen yang kita temuin sehari- hari di bandingkan ketemu temen di media sosial, paling kalo pake aplikasi aku lebih ke video call ka, aku lebih seneng ketemu langsung sih ka” P : Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu? E.F : Responya pertama kita harus menanyakan dulu alasan dia menggunakan handphone kalo semisal penting okelah ngga apa-apa tapi biasanya kita kalo lagi ngumpul bikin perjanjian atau kesepakatan untuk tidak bermain hp saat kumpul di silent di taroh di tas karena sudah ada perjanjian sebelum ngobrol P : Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu? E.F : “Pernah ngalamin, waktu itu gadget nya dalam keadaan penting, temen aku sedang curhat tapi aku sedang fokus dengan gadget, terus temen nya bilang udah udah, udah lewat hehe makanya jangan terlalu fokus ke gadget, jadi lebih baik kalo lagi ngobrol dengan orang atau temenya mau cerita tinggal bilang saja maaf gitu saya lagi sibuk di hp nanti dulu” P : Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget? E.F : “Pernah, ya salah satunya ketika lagi disukusi atau kumpul sibuk main sendiri kadang kadang temen negor lu dengerin gue ngga sih, trs di media sosial tmen uload status terus aku salah paham jadi kita berantem ya kaya gitu konfliknay hehe…” P : Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen? E.F : “pake, lebih kepada jualan asesoris, aku sebenarnya makenya dua langsung sama online jadi kalo langsungkan waktunya terbatas ruang gerak, toh kalo kerudung itu tidka tiap hari kebutuhan tidak bisa daur ulang jadi harus online karena peluangya lebih gede mencakup orang nya lebih banyak, kalo dikampus kan sedikit jadi kaya pasar di dunia maya ada yang datang ada yang pergi” P : Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial? E.F : “lebih mendatangi ke temen ka, kalau ke temen kan Cuma dia yang tau dan curhatnya juga lebih nyambung, kalo via sosial media atau mempostingkan aka nada miskomunikasi besar kemungkinan.” TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : R (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 02 Maret 2016 Jenis kelamin : Laki-laki Jam wawancara : 13:41 WIB Alamat : Jakarta Usia : 22 Th Merk Hansphone : Galaxy V Keterangan P : Pewawancara R : Partisipan P : Assalamualaiku, saya kaka kelas kamu dari pendidikan sosiologi, pengen wawancara kamu, bisa minta waktunya sebentar? R :”Waalaikum salam. Iya bisa ka ..(tersenyum)” P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?” R : “Alasanya untuk memudahkan komunikasi, kalo gadget nya smartphone banyak aplikasi juga dan membantu prospek perkuliahan, ada banyak aplikasi kaya bbm line whatsapp, punya gadget ini biar tidak ketinggalan informasi P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?” R : “Manfaatnya ya itu ka lebih untuk memudahkan komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita, menambahkan informasi, bisa buat sarana belajar online, P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” R :”Tergantung sih ya, gadget itu kalo sekarang bisa dilang dua duanya bisa sebagai kebutuhan dan bisa dibilang sebagai gaya hidup, gadget juga tidak terlepas dari informasi, kenapa sebagai gaya hidup karena sekarang zamanya digital serba canggih jadi kalo sekarang tidak pake gadget itu ketinggalan zaman, kebutuhnya yaitu untuk mencari informasi. P : “Secara keseluruhan dalam 24 jam berapa jam kamu memainkan hp nya?” R : “Tergantung kebutuhan juga sih, dalam dua puluh empat jam bisa delapan jam hehe tapi selama dua puluh empat jam tidak terlepas dari handphone, standar nya mungkin ya ada 18 jam, hehe sisa nya kan tidur” tersenyum P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” R : “Nah itu dia, bingung juga, ya gimana ya, tadikan udh bilang smartphone kebutuhan, jadi kalo tidak ada handphone bingung mencari informasi perkuliahan, mending kalo bisa sms adanya informasi nanya-nanya ke temen mengenai jadwal” P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu sebelum dan sesudah adanya gadget?” R : “Ada, teman SD ya dibandingin dulu lebih asik tidak ada gadget, kalo saya lihat yah handphone atau gadget ini menjauhkan yang deket dan mendekatkan yang jauh, kalo lagi ngumpul pada megang handphone jadi quality time nya kurang, teman yang dulu mash komunikasi dengan lancar berhubungan baik, tapi sudah berbeda, karena punya kesibukan masingmasing” P : Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget? R : “Sehari?tergantung sih ya bergaul nya sama siapa sih ka rata-rata saya kalo di jam luar kuliah saya hunting tapi seharian juga kalo saya hunting itu, di usahakan lebih lama sama temen, cuma ya tergantung situasi dan kondisi juga sih jadi contohnya kaya lagi diperjalanan di mobil duduk bareng bersampingan kadang ngobrol dan kadang megang atau main handphone cuma kebanyakan ngobrolnya itu….” P : Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja? R : “lebih suka diskusi, tapi tergantung ketemu nya ka kalo ketemu sama temen organisasi ya ngobrol masalah organsisasi tapi kalo ketemu sama temen kelas ya ngobrolin kuliah ya ngga jauh-jauh dari tugas” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? R : “Tergantung sih kalo perbincanganya lagi enak ya lanjutin obrolan sama temen, tapi kalo obrolanya ngga enak langsung megang handphone hehe, kalo tema atau topik pembahasanya lagi seruya lanjutin diskusi, kalo ada telvon langsung diangkat tapi klo ada chat biasanya di pending semetara” P : Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung? R : “sama sih ka kalo obrolanya lagi penting ya handphone d simpen dulu di taroh di tas jadi kalo obrolanya menarik ya sampe kita selsai interaksi nya handphone masih tetep di simpen tapi kalo obrolanya udah ngga enak ya terpaksa buka handphone itu juga kadang lirik ke handphone kadang dengerin obrolan” P : Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam? R : Sesuai kebutuhan, biasanya setelah melakukan aktivitas, kurang lebih delapan jam an ka karena setelah melakukan aktivitas buka handphone nya cuma lihat lihat pemberitahuan d group ada pemberitauhan apa P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? R : “Ada bbm, facebook, masanger, whatsapp, line, kalo di whatsapp lebih banyak group jadi intinya kebanyakn isi kontaknya teman-teman kelas, kalo di facebook temneya banyak karena temen dari dulu sampai sekarang” P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? R : “Iya, karena buat menanyakan keberadaan atau buat janjian untuk ketemu, interaksinya ya ngobrolin basa basi terus kalo lagi ada maslah penting ya ngobrolin maslah kuliah, karena interaksi dengan gadget atau handphone lebih murah dan komuniaksi nya cepet, lebih sering menggunakan aplikasi chatting” P : Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung? R : “Ketemu langsung, kalo secara langsung lebih enak aja, kalo lewat medsos komunikasinya kurang, yang namanya manusia kan mahluk sosial jadi harus ada interaksi langsung. Manusia kn makhluk sosial jadilebih enak ketemu atau interaksi secara langsung kalo di media sosial cuma sekedar tulisan” P : Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa R : “sebenarnya komunikasi di media sosial kurang menyenangkan karena kurang puas, tapi kalo lagi ada urusan mendadak kan harus komunikasiin lewat chat dulu pake bbm atau whatsapp untuk mengasih info” P : Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu? R : “Perasaanya ya bete aja, kalo misalkan udh lama ngga ketemu pengen reunian udah komunikasi cape-cape lewat medsos buat nyatuin temen-temen eh tau nya pada main handphone sendiri ya kecewa” P : Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu? R : “Pernah, ceritanya pngen turun ke stasiun ehhh tau-tau kelewatan karena fokus dengan gadget jadi tidak mengetahui stasiun yang di tuju gitu. Akhirnya kelewat stasiun” P : Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari penggunaan gadget? R : “Pernah, dulu waktu SD pernah jadi yang namanya anak kecil iseng-iseng mencet nomor hp ngacak terus tau-tau nyambung ke bapak bapak terus dimarahin sama yang punya nomornya padahal itu ngga sengaja cuma iseng dan acak milih nomornya juga” P : Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen? R : “Pernah, waktu itu sempat jualan sepatu dan memasang dp sepatu futsal jualan di online, pernah jadi konsumen juga beli sepatu ketipu dengan barangnya tidak sesuai dengan ukuran hehe” P : Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial? R : “Ngga pernah sih ka, kalo lagi ada masalah hati atau perasaan seringnya diem, malu ka kalo di posting-posting ke media sosial, ke temen juga ngga pernah soalnya takut di ledekin hahaha (ketawa)..” TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : I.A (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 02 Maret 2016 Jenis kelamin : Laki-laki Jam wawancara : 14:24 WIB Alamat : Pekalongan Usia : 21 Th Merk Handphone : Oppo Keterangan P : Pewawancara I.A : Partisipan P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?” I.A : “Biar tidak ketinggalan zaman dan tidak ketinggalan informasi, terus mempermudah aja sih sebenarnya mempermudah komunikasi, biar ngga gaptek, jadi biar tau informasi terkini, kadang kalo di TV belum keluar berita di smartphone sudah ada P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?” I.A : “Manfaatnya sih dari teknologi handphone/smartphone yang udah maju smartphone aplikasi yang dulunya tidak ada sekarang menjadi ada, contohnya untuk mempermudah sarana transpotasi, komunikasi juga lebih enak dulu kalo mau telvon harus ke wartel dulu tapi sekarang sudah ada handphone/smartphone kita bisa kirim foto atau audio juga, denger suara maksudnya telvon video call tanpa ngabisin pulsa karna di paket dari internet P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” I.A :”Tergantung dari segi pandang, bisa di bilang kebutuhan karena menggunakanya untuk sekedar komunikasi, fungsi awal handphone cuma sebagai alat komunikasi, orang makin gaya dengan gadget nya dengan gaya hidup yang berlomba lomba untuk membandingkan hadphone contoh beli handphone yang nyari kamera yang bagus P : “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?” I.A : “Paling kurang lebih 14 jam, jujur saya juga bangun tidur lngsung megang handphone sampai mau tidurpun tidak lepas dengan gadget, dan kalo ada waktu setelah aktifitas di luar jam kuliah saya main gadget P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” I.A : “Pasti bingung lah ka soalnya kita butuh banget gadge, apalagi kalo menurut saya pribadi gadget sebagai kebutuhan untuk komunikasi, karna buat ngubungin orang, kalo ada kendala di jalan kenapa napa kan harus ngubungin orang P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu sebelum dan sesudah adanya gadget?” I.A : “Punya, temen rumah dari TK sampai sekarang main berempat, sama aja kita punya waktu ngumpul bareng, ada bedanya sedikit kalo ketemu masih di sibukan dengan gadget masing masing, dan kalo kita tegur bisa mereka menaroh handphone di saku atau di letakan di depan kita, masih solid dengan teman yg lama interaksinya masih dapat” P : Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget? I.A : “Kumpul sama temen tiga jam sampai empat jam, main handphone nya berapa ya..paling kalo ada yang ngubungin aja sih atau paling lihat group ada pemberitahuan apa takut ada info dari kelas jadi seperlunya aja sih ka” P : Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja? I.A : “Tergantung ketemu teman nya sih, kalo beda teman nongkrong pasti beda obrolan, kalo lagi ngumpul sama teman organisasi ya ngomongin organisasi, kalo lagi ngumpul sama temen kelas ya ngobrolin tugas kuliah, kalo nongkrong sama temen yang sudah kerja ya bahas masalah kerjaan gitu aja sih ka( senyum)” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? I.A : “Sebenarnya gini sih ka, kalo kita lagi ngumpul biasa ya mungkin mentingin handphone dulu lihat siapa yang nelpon atau sms atau chatingg di medsos, tergantung topik pembahasan yang kita obrolkan kalo pembahsan topik nya seru atau penting ya lanjutin ngobrol tapi kalo topik pembahsanya biasa aja ya buka handphone dulu, bukan tergantung siapa yg nelvon,” P : Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung? I.A : “Kalo lagi obrolanya penting handphone di nomor duakan , tapi klo ngga penting langsung lihat handphone ada panggilan atau sms dari siapa, obrolan yang penting itu misal kita lagi ngobrolin tugas kuliah yang bener-bener darurat dan ngobrolinya sesama kelompok pembagian tugas” P : Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam? I.A : tergntung kebutuhan dari orang tersebut ka, setiap orang punya kebutuhan yang berbeda, ada yang bisnis, ada yang sekalian jualan di online, ada juga yang gamer di handphone sampe lupa waktu, P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? I.A : “Aplikasi di handphone banyak ka, ada bbm facebook whatsapp line, massagaer, instagram, path,teman di kontak di bbm ada 500 lebih” P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? I.A : “Iya, ngubungin lewat medsos kan untuk janjian, buat ketemu bareng kan susah jadi janjian dulu biar ketemu atau ngobrol bareng, ngobrolinya ya paling bercanda-canda aja, waktu buat bercanda” mungkin ketemunya juga kurang jadi butuh P : Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung? I.A : “Ketemu langsung, gimana ya ketika kita ngomong langsung bener-bener ngabisin waktu banget kalo tidak ketemu langsung kadang susah buat membaca mimik mukanya, jadi sering salah paham juga, dan kadang salah mengartikan pesan yang kita kirim” P : Apakah menurut kamu komunikasi dengan media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa I.A : “Kalo yang kita temui sehari-hari lebih menyenagkan interaksi langsung, kalo media sosial enaknya mendekatkan yang jauh dan memudahkan komunikasi dengan orang yang jauh” P : Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu? I.A : “Sebenanya sih gondok yah, balik lagi ke awal yang saya katakana tadi mungkin menurut mereka lebh penting gadget nya dari pada obrolan, ya di sindir sih paling terus yaudah mereka menyimpan handphone nya” P : Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu? I.A : “Pernah, ya kita tidak tau apa yang di obrolkan sama temen yang sedang ngobrol, terus temen nya protes” P : Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget? I.A : “Pernah, paling kalo di rumah kan main handphone mulu kalo mamah manggil ngga kedengeran jadi mamah marah gitu, mungkin mamah mau minta tolong, akhirnya mamah bilang makanya jangan mainan handphone mulu,” P : Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen? I.A : “Pernah beli tapi karena barangnya kurang cocok jadi kecewa sampe sekarang udah ngga mau beli-beli di online lagi mending sekalian aja ke took nya” P : Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial? I.A : “tidak pernah mencurahkan atau mendatangi teman untuk curhat kalo misal lagi ada masalah lebih baik diam” TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : T (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 03 Maret 2016 Jenis kelamin : Laki-Laki Jam wawancara : 13:09 WIB Alamat : Depok Usia : 21 Th Merk handphone : I phone 5 Keterangan P : Pewawancara T : Partisipan P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone /smartphone yang dipakai?” T : “Alasanya apa yah, buat komunikasi dengan orang lain dan mendapatkan informasi karena dengan menggunakan handphone kita bica mencari semua informasi P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone /smartphone (gadget)?” T : “Banyak buat komunikasi yang jarak jauh, Manfaatnya lebih memudahkan komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” T : “gadget juga udah bisa buat aplikasi media sosial, buat interaksi sosial, beda tipis sih, kebutuhanya buat ngasih tau orang sama kalo kita lagi tuh d sni … P : “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?” T : “hampir setengah dari 24 jam, berarti dua belas jam nya ka karena kan hampir seharian selama aktifitas senggang atau lagi di luar jam kuliah sebelum buka handphone sampe bangun tidur, P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” T : “perasaanya kaya ada sesuatu, kalo ada apa-apa di jalan takut kenapa-napa jadi persaanya bingung, kepikiran sih buat mnjem ke temen, paling minjem buat ngubungi orang rumah kaya orang tua P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman kamu sebelum dan sesudah adanya gadget?” T : “Ada, kalo dulu mau main ya main aja, kalo sekarang harus kontek-kontekan dulu, kalo sekarang mesti di hubungin dulu, mungkin karena sekarang sudah zamanya teknologi jadi semuanya serba media sosial” P : Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget? T : lebih dari dua jam, kalo temen kuliah pasti sehabis ngampus, ya paling ngobrolinya ngga jauh jauh dari makanan P : Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja? T : “Kalo ketemu temen lama ngobrol banyak karena temu kangen sampe obrolan yang tidak pentingpun kita omongin dan jarang ketemu jadi heboh , kalo temen sekarang sapa sapa aja soalnya sering ketemu” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? T : “ngobrol sambil main handphone hehe, respon temenku biasa aja karna sama sama udah biasa, yang lain juga saya perhatiin hampir pada megang handphone nya masing-masing kalo lagi ngobrol” P : Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung? T : “paket datanya di matiin hp nya di masukin ke tas aja, biar kalo ada bunyi bbm atau medsos lainya bisa tertunda, karna menghargai temen, biar tidak main handphone banget” P : Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam? T : “tiga jam tapi di seling seling, maksudnya tidak harus tiga jam berturut-turut bisa beberapa menit dulu gitu terus di seling aktifitas dan beberapa jam kemudian bisa lihat hp, …” P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? T : “bbm facebook whatsapp line, instagram kalo sering yang di pakai sih whatsapp karena banyak group jadi takut ada informasi kelas atau yang lainya, paling banyak temen di kontak ya temen sekolah dulu, bisanya kenal karena awalnya dia temen nya temen aku jadi kenal” P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? T : “Iya, paling cuma nanya kelas lg dimana ya seputar kebutuhan perkuliahan, kan susah ka kalo mau ketemu harus kontak dulu, kalo tidak pake media sosial susah ka” P : Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung? T : “Ketemu langsung, karna tatap muka lebih tau apa yang kita mau bicarakan dan pembahasanya juga lebih banyak dari pada di chat,” P : Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa T :”Tidak Sebenernya komunikasi di media sosial itu tidak begitu menyenangkan saya lebih suka berinteraksi langsung dengan teman karena interaksinya lebih dekat dan menyenangkan kalo di medsos ruang geraknya terbatas ka” P : Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu? T : “Rasanya ngga enak aja apa artinya kita ngumpul kalo pada akhirnya main hp, percuma gitu ka buat ngumpul ya ini sih kalo lagi ngumpul banyak orang, kalo cuma ngobrol berdua sih ngga pp lah ngga maslah” P : Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu? T : “Ngga pernah, walapun fokus dengan hanphone telinga masih tetep dengar jadi kalo ada yang curhat masih bisa saya respon hehe karena gimanapun juga kalo kita lagi ngobrol sama temen handphone bisa saya handel” P : “Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget? T : “Mungkin dulu zaman sekolah pernah bikin status di bbm atau di facebook tapi dia ngrasa tersinggung padahal status itu bukan buat dia sih, ya jadi intinya salah faham” P : Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen? T : “Saya lebih ke arah konsumtif kak, sering beli di online, tapi biasanya kecewa kalo bukan sama temen yang kita kenal karena barang nya kurang memuaskan, kalo sama temenkan bisa nanya atau lihat sampel nya dulu” P : Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial? T : “biasanya mendatangi teman karena kalo cerita ke temen itu di kasih saran dan masukan, kalo posting di media sosial nanti orang lain juga tau semua permasalahan yang sedang di hadapain” TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : W (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 03 Maret 2016 Jenis kelamin : Perempuan Jam wawancara : 14:56 WIB Alamat : Bintaro, Jakarta Selatan Usia : 21 Th Merk Handphone : Green 2 Keterangan P : Pewawancara W : Partisipan P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?” W : “yang pertama handphone simple buat komunikasi dan yang ke dua buat searching nyari informasi bahan kuliah, paling yang lainya buat bisa mainan di handphone game online P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?” W : “buat kita sih khusus Android dan BiB cepet dapet informasi misal di televisi belum beritanya dan dari gadget kita sudah tau duluan info tersebut sudah terupdate P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” W :”kalo menurut saya sekarang sih sudah menjadi kebutuhan, mungkin waktu dulu-dulu sih memang gaya hidup karena kebanyak buat pamer gadget masing-masing, sekarang menjadi kebutuhan karena balik lagi ke awal fungsi handphone soalnya buat komunikasi jadi untuk mencari informasi harus melalui handphone tersebut informasi kelas jam kuliah termasuk menanyakan tugas tugas P : “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?” W : “Lama sih hampir 10 jam lebih ka, biasanya pagi-pagi pasti buka handphone terus di jam kuliah missal lagi senggang buka handphone ya sesempatnya aja gitu, terus pulang kuliah d rumah juga pasti buka handphone sampe menjelang tidur kayanya hehe P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” W : “Perasaanya, paling rasanya bete kan kita tiap hari megang handphone jadi bingung mau ngapain gitu, kaya hidupnya hampa yang biasa kita lakukan terus tiba-tiba ngga ada ngga kita lakukan kaya ada yang beda, kepikiran buat minjem ke temen ada paling kalo minjem ketmen cuma buat ngabarin ke rumah, dulu juga pernh tidak make handphone hampir lama loh ka ya berjalan aja sih kalo mau ngabarin temen pake handphone mamah, kalo mau ngabarin mahah atau orang tua ya minjem ke temen P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu sebelum dan sesudah adanya gadget?” W : “Ada dulu temen dari kecil masih satu daerah, kalo sebelum nya karena kita masih kecil kita sering main bareng kan karena sekarang udah gede jarang ketemu jadi kalo ketemu pun se intens dulu, sekarang mah harus naya dulu lagi dimana gitu, kalo tidak chat dia takut tidak ada” P : Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget? W : Skrng udah jarang ngumpul sama temen lebih sering di rumah, krna d rumah banyak sodara jadi lebih memilih untuk berkumpul dengan keluarga karena enak interkasinya secara langsung, main gadget jarang kalo udah lagi kumpul sama sodara ya handphone d taroh di kamar atau d diamkan dulu… P : Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja? W : “Biasanya yang pasti ngobrol ya cerita cerita ya gimana sih kalo ketemu pasti mengobrol, kalo ketemu sama temen lama nanyain apa kabar kerja dimana sibuk apa, ngobrolnya paling sering kalo ketemu temen kuliah ya bahas masalah kuliah kampus tugas terus kalo sama temen kerja ya ngomongin kerjaan...hehe” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? W : “Tergantung ka, kalo bunyi deringnya kedengran ya saya lihat dulu dari siapa dan ada apa tapi kalo kita lagi membahas obrolan yang asik kadang kadang handphone d abaikan dulu atau di tunda” P : Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung? W : Biasanya kalo kita lihat handphone harus taroh di tas, jadi biar kita tidak buka buka handphone biar kita juga fokus ngobrol sama mereka-mereka, soalnya dulu ada temen yang protes katanya eh ngapain sih fokus ke handphone mulu jadi karena saya di tegus yaudah handphone nya d masukan ke tas” P : Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam? W : “Berapa yah kayanya dua sampai tiga jam lah karena kalo terlalu keseringan ngga baik juga” P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? W : “Biasa whatisapp, line, bbm, facebook, instagram, yang lebih sering di gunakan paling bbm dan facebook, kontak temen di bbm sekitar ada 100 an lebih lah, kebanyak temen sekolah” P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? W : “Pernah, kalo temen kuliah yang paling sering tugas tentang kuliah pernah, palingan kalo temen kuliah nanya tugas dan seputar kuliahh, interaksinya pake chating di bbm atau whtasapp ,,” P : “Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung?” W : “Enak secara langsung, karena misalkan ngga kita tuh masih suka ada yg nyangkut di pikiran terus kalo d media sosial masih banyak yang lupa kalo ketemu langsung reflek ngomng nya banyak sampe detail juga , ngetik di sms kan lebih cape kadang-kadang ya pake voice not” P : Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa W : “engga juga sih ka, kalo temen di media sosial kan jarang ketemu dan kalo setiap hari kan sering ketemu, jadi lebih suka komunikasi dengan teman yang kita temui sehari-hari” P : Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu? W : “Paling negor kalo misalkan kumpul ya kumpul dulu gitu usahakan jangn pada main handphone yaudah mereka nyimpen handphone nya di tas atau meletakan di depan obrolan kita, terus besoknya kalo kita mau kumpul harus di kasih peringatan dulu bahwa handphone harus di masukan k etas atau di silent focus dulu ke obrolan yang kita buka jadi harus ada kesepakatan dari kita dulu ka P : “Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?” W : “Saya suka nya main handphone di game saya fokusnya di game terus saya di ajak ngobrol sama tmen dan saya ngga tau dia ngomong apaan karena saking asiknya main game terus kata temen yang ceritanya “eh lu dengerin gue ngga sih” terus saya bilang maaf tadi ngga kedengarn soalnya asik main game hehe makanya jangna mainan handphone mulu kata temenya gitu ka ngga ngrti dia ngmng pa sih trs kata tmen makanya jng mainan handphone mulu” P : “Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget?” W : “Pernah, misalkan kita update status mksud nya buka buat dia eh dianya kaya negrasa gitu ka jadi dianya tersinggung padahal status saya bukan buat dia, ya intinya salah faham terus saya jelasin kan ke dia ini tuh bukan buat kamu saking kamunya aja baper (bawa perasaan) respon dia awalnya cuek ka tapi lama kelamaan udah biasa lagi” P : “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?” W : “aku lebih ke konsumen ka, pernah waktu itu pesen baju di online tapi pas barang nya dating malah kurang puas ama barangnya, makanya kalo sekarang-sekarang kalo mau beli apa apa mending ke mall atau pesen sama temen yang udah kenal” P : “Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial? W : “Kalo sekarang sih kebanyakan yaudah menyelsaikanya sendiri paling ngomong ke mamah kalo ngga ke tamen deket langsung ketemu, tapi hari ini ada masalah ngga langsung ketemu gitu paling nanti kalo ketemu ya sekalian ngomong, kalo dulu pas SMP iya update status tapi kalo sekarang udah ngga bilang-bilang ke orang lagi hehe” TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI Identitas Informan Inisial Partisipan : U (Mahasiswa) Tanggal wawancara : 03 Maret 2016 Jenis kelamin : Perempuan Jam wawancara : 15:27 WIB Keterangan P : Pewawancara Us : Partisipan P :”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?” U : “untuk mempermudah komunikasi aja ka karna tanpa handphone juga akan mempersulit kita berhubungan dengan orang lain dan sulit mendapatkan informasi P : “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?” U : “banyak bisa membantu dalam bersosialisasi bisa memebantu kita mendapat informasi komunikasi, istilahnya biar kita tidak kudet lah biar update terus, biar tidak kerepotan P : “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?” U :”kebutuhan jadi kalo saya sendiri sehari tanpa handphone itu rasanya gimana gitu kaya ada yang kurang hampa banget, orang gaya hidupkan kalo mereka punya handphone bagus mereka memamerkan kebagusan handpnoe tersebut entah harganya entah dari kamera yang bagus atau fitur-fitur yang lebih menarik di dalam handphone canggih tersebut, jadi terlihat handphone nya bagus, nah kalo sekakarang menurut saya pribadi handphone sebagai kebutuhan karena untuk mendapatkan informasi karna saya cukup terbilang aktif dalam menggunakan media social P : “Secara keseluruhan dalam 24 jam berapa jam kamu memainkan hp nya?” U : “kalo misalnya ada waktu luang sih saya luangin megang handphone tapi kalo lagi kuliah saya ngga buka, kalo saya kosong berarti ya saya megang handphone karena di dalam handphone banyak aplikasi yang saya suka misal baca buku game musik media sosial P : “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?” U : “kalo hilang saya usahakan sebisa mungkin dapetin yang baru lagi tapi kalo ketinggalan ya ngga pp kan Cuma sehari juga ngga ada paling pas kuliah juga setengah hari, karena saya orang nya tidak bisa jauh dari handphone, rasanya tidak megang handphone itu kayanya ada yang hilang ketnggalan info bangt P : “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu sebelum dan sesudah adanya gadget?” U : “Sahabat dari dulu ada dari SD satu daerah sampe sekarang masih deket bgt.,waktu Sd dulu juga punya handpnoe tapi ngga secanggih sekarang , dulu kalo pengen ketemu tiba tiba ketemu sering ketemu lah tapi sekarang kalo mau ketemu harus kontak dulu kalo ngga ya lewat bbm, ta;pi kalo kita sedang ngumpul tidak boleh membawa handphone atau kita ,membuat perjanjia kalo bawa handphone di simpen atau di taroh dulu, karena untuk menghargai quality time kita” P : “Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu memainkan gadget?” U : “kalo main emang biasanya seminggu sekali kalo tidaak shari sabtu minggu tapi yang pasti kita selalu ketemu dalam seminggu itu, saya megang handphone kalo ketemu temen2berarti saya ada yang penting tapi kalo tidak ada yang penting sayab dan teman –teman tidak ada yang bawa handphoe, kalo ketemu kita foto-foto nya pake SLR atau kamera digital jadi tidak ada alasan membawa handphone untuk foto-foto” P : “Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?” U : “kalo saya ketemu temen, nah saya itu kan ketemu seminggu sekali jadi ada kejaidan apa aja ya semua nya kita omongin di obrolan itu entah dari pelajaran atau pasangan masing-masing, karena kita kalo lagi ngumpul bawa pasangan masing-masing jadi obrolanya campur apapun ya kita ceritakan sharing dengan teman-teman (ketawa)” P : Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya berdering, apa yang kamu lakukan? U : “Kan saya bilang kalo temen di rumah saya jarang ketemu seminggu sekali dan tidak bawa handphone kecuali lagi emergency tapi kalo teman di kampus ngobrol sama temen di kampus kalo saya lagi ngobrol sama temen terus ada yang yang nelvon ya saya angkat dulu saya bilang nanti dulu ada yang penting, tapi kalo saya di kampus jujur lebih mengutamakn bbm an terus juga karena temen –temen saya pada pegang handphone masa saya ngga gitu” P : “Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda sedang berinteraksi secara langsung?” U : “ya itu tadi kalo missal ada yang penting saya angkat dulu, saya bilang nanti dulu ini ada telpon” P : “Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari semalam?” U : “Ngga ada idealnya yah tapi menggunakan handphone itu ketika kita sedang berinteraksi sosial yak kita utamakan interaksi dulu ngobrol tatap muka jangan megang han[hone dulu, sebisa mungkin di atur kapan kita bisa berinteraksi langsung dan kapan gadget itu di pakai” P : Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman kamu di daftar kontak tersebut? U :”Banyak, ada buku online pra bayar aplikasi kamera game dan media social yang lainya, media social hamper semuanya saya punya instagram twiter path bbm facebook karena kehidupan sosial saya ada di handphone, kehidupan saya di media social karena banyak nya teman dunia maya patner saya dan lebih banyak kontak di media social dari pada di kontak handphone” P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa? U : “paling saya komen aja sih ngga ngechatt ngga apa-apa karena sudah sering ketemu.misal saya lagi nyindir orang di media social update status nah saya bilang ke temen eh ikut komen d status saya dong tolong bantuin sindirin biar dia peka aja tujuanya nah terus mereka baru ikut nimbrung di komentar yang saya suruh, lebih suka apikasi bbm dan buku online karena saya suka baca buku dio handphone” P : “Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung?” U : “saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung dulu, jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara langsung karena saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget lewat media social atau sms, dan menurut saya interaksi yang menyenenangkan itu ya adanya timbal balik seumpama saya nge love dia dan dia juga ngelove balik saya jadi ada kesenangan sendiri walaupum interaksi di dunia maya atau interaksi secara tidak langsung” P : “Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa” U : “Mungkin kalo udah lama ngga ketemu itu banyak yang di harus di ceriatakan di omongkan karena jarang ketemu jadi baru di omongin lewat media social, yah lebih enak sih ketemu langsung kalo sama temen kuliah mah bisa ngonomgin tugas secara jelas ngga cape ngetik juga dan sekali di jelasin udah paham” P : “Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu?” U : “Kalo saya sih ya itu kalo misalkan dia sekali buka handphone berarti itu ada yang penting tapi kalo dia sering ya saya harus negur, tapi kalo selagi dia masih respon saya sih ngga apa-apa karena masih ngedengin saya ngomong gitu” P : “Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?” U : “Nah itu dia sering suka khilafnya kaya gitu emang, justru hal hal yang lebih menarik dengan yang jauh saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih teratarik ke handphone” P : Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget? U :”Pernah, karena saya lebih suka menceritakan kisah hidup saya ketimbang saya harus mendengarkan kisah orang lain, jadi kalo ada orang lain cerita saya kurang respon” P : “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen? U : “kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online” P : “Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial?” U : “kalo saya lagi ada masalah dengan perasaan pribadi saya biasanya saya ceritakan ke temen deket saya, tapim kalo untuk mengutarakan hal-hal lain saya awalnya posting dulu tapi saya pilih kata kata tidak asal sembarang posting, tujuan nya untuk sadar diri aja ke orang yang saya tuju, buat kode aja biar dia ngerasa” Dokumentasi Wawancara Partisipan E Partisipan W Partisipan R Partisipan U CURICULLUM VITAE Nama Tempat, Tgl. Lahir Alamat No HP Email Domisili : : : : : : Kursiwi Indramayu, 11Februari 1993 Ds. Cangkring. Kec. Cantigi. Kab. Indramayu 08988013928 [email protected] Jl. Limun No 23 Rt/Rw 02/08 Pisangan Ciputat Tanggerang Selatan 15419 RiwayatPendidikan Nama Instansi 1. SDN Cangkring II Cantigi Indramayu 2. SMP N 1 Cantigi Indramayu 3. SMA Unggulan DAI An Nur Losarang Indramayu 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Lulus 2002 2008 2011 2016