dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial mahasiswa

advertisement
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP
INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER V (LIMA)
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
Oleh
Kursiwi
1111015000113
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK
Kursiwi (1111015000113) Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi
Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget
terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun teori yang mendasari
penelitian ini peneliti bagi ke dalam dua penggolongan yakni; Pertama, pengaruh
penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa, Kedua, pengaruh penggunaan gadget
terhadap interaksi dengan mahasiswa lain. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskritif. Sampel
responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga)
laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. Berdasarkan temuan hasil penelitian di dapati
bahwasanya terdapat dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada
mahasiswa. Dampak positif penggunaan gadget meliputi; memudahkan
mahasiswa menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan
mahasiswa memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak
negatif penggunaan gadget meliputi; mahasiswa mengalami disfungsi sosial,
intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang
peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah,
mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan mahasiswa
menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar
mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget
telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan
membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama
pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu
perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya.
Kata Kunci : Gadget, Pengaruh Penggunaan Gadget, Interaksi Sosial
i
ABSTRACT
Kursiwi (1111015000113) Usage Gadget Impact Of Social Interaction Student
Semester V (Five) Schools of Social Science (IPS) Tarbiyah Faculty and Teaching
(FITK) State Islamic University (UIN) in Jakarta.
The purpose of this study was to determine the effect of the use of gadgets on social
interaction in the fifth semester students (Lima) Tarbiyah and Teaching Faculty,
Department of Education Social Sciences, State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. The theory underlying this study, researchers divided into two
classifications namely; First, the effect of the use of gadgets to the students
themselves, the Second, the effect of the use of gadgets to interact with other students.
The methodology used in this study using a qualitative descriptive approach. Sample
of respondents in this study were 6 (six) students, consisting of three (3) male and
three (3) women. Based on the research findings find that there are positive and
negative impact on students in the use of gadgets. The positive impact of the use of
the gadget include; facilitate student communication with the remote, and facilitate
students to obtain information quickly lectures. As for the negative impact of the use
of the gadget include; Student social dysfunction, the intensity of direct interaction
with other students is reduced, students are less sensitive to the surrounding
environment, the quality is very low direct interaction, students rarely have direct
communication (face to face) and students become consumptive. Nevertheless forms
of interaction that takes place between students tended toward associative, which
means that students utilize telecommunication gadgets to cooperate with other
students by forming groups on media chat and social media, the main objectives of
the group is for information dissemination time lectures, completing tasks lectures
and so on.
Keywords: Gadget, Gadget Influence, Social Interactiona
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat
rahmat dan karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap
Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V Jurusan P. IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang
positif dan motivasi selama penulis kuliah.
4. Ibu Dr. Maila Dinia Husni Rahim, MA., Cut Dhien Nourwahida, MA dosen
pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik
yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Syaripulloh selaku sekertaris jurusan dan civitas akademika pendidikan
IPS Ibu Tri Harjawati, Bapak Rusmin Tumanggor, Ibu Rukmina Ghanibala,
Ibu Anisa, Ibu Neng Sri, Ibu Siti Sahara, Bapak Abd Rozak, Bapak Iwan
Hermawan, pembimbing PIQI bapak Furqon, Bapak Andri, Bapak Sodikin,
Bapak Moch Noviadi, Pak Arif dan semua dosen yang penulis belum
disebutkan.
iii
6. Orang Tua penulis, Ibunda Hj. Ranimih dan Ayahanda H. Durah, yang telah
mendidik dan memberi motivasi semangat, kemudian keluarga besar, yang
selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga bisa menempuh
pendidikan sampai tingkatan sarjana
7. Keluarga Besar Permai-Ayu dan KMSGD dimana penulis mengabdikan diri
selama ini
8. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2011
dan teman teman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi
kemalasan.
9. Teman-teman Angkatan 2013 Pendidikan IPS yang sudah membantu untuk
menggali informasi, suami tercinta Rifqi yang telah memberikan dukungan
penuh, dan para sahabat Wazakah Savas, Nurafnisfa Sya’bani, Mayasari, NH
Amalia, winda Alfiani yang selalu memberikan semangat.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis
bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang
penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, November 2016
Penulis
Kursiwi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
............................................................................................ i
ABSTRACT
............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI
............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
F. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 10
1. Kegunaan Teoritis ............................................................... 10
2. Kegunaan Praktis ................................................................. 10
BAB II PENDEKATAN TEORITIK .......................................................... 11
A. Teori-Teori yang Relevan dengan Variabel Penelitian ................. 11
1. Definisi Dampak ........................................................................ 11
2. Definisi Gadget .......................................................................... 12
3. DampakPenggunaan Gadget....................................................... 14
4. Definisi Interaksi Sosial ............................................................ 16
a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial .................. 17
b. Syarat - Syaratdan Faktor – Faktor Yang Mendasari
Interaksi Sosial .................................................................. 18
c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial........................................ 20
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 21
1. Skripsi ....................................................................................... 21
2. Jurnal ......................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
vi
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
A. Tempat Dan WaktuPenelitian ........................................................ 26
B. Metode Penelitian........................................................................... 27
C. Sumber Data dan SampelPenelitian ............................................... 28
1. Sumber Data .............................................................................. 28
2. Sampel ....................................................................................... 28
D. Instrumen Penelitian....................................................................... 29
E. TeknikPengumpulan Data .............................................................. 29
1. Observasi ................................................................................. 29
2. Wawancara .............................................................................. 30
3. Dokumentasi ............................................................................ 31
F. TeknikAnalisis Data ....................................................................... 31
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data .............................................. 32
1. Triangulasi ............................................................................... 32
2. Meningkatkan Ketekunan ......................................................... 33
3. Member Check ......................................................................... 33
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 34
A. Pendahuluan ................................................................................... 34
B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ..................................... 34
C. Informasi Partisipan ........................................................................ 37
D. Paparan Hasil Penelitian ................................................................. 39
1. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan Gadget
Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ....................................... 42
a. Interaksi Menggunakan Gadget Telekomunikasi Dapat
Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan
Teman Yang Jauh ................................................................ 42
b. Gadget
Telekomunikasi
Memudahkan
Mahasiswa
Memperoleh Informasi Perkuliahan .................................... 45
2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan
Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial .................. 47
a. Gadget
Telekomunikasi
Menjadikan
Mahasiswa
Mengalami Disfungsi Sosial ............................................... 47
viii
b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi
Langsung Berkurang ........................................................... 49
c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang
Peka Terhadap Lingkungan Sekitarnya .............................. 50
d. Kehadiran Gadget Telekomunikasi Mengurangi Kualitas
Interaksi Langsung Berkurang ............................................ 52
e. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Jarang
Melakukan Komunikasi Tatap Muka ................................. 54
f. Gadget
Telekomunikasi
Menjadikan
Mahasiswa
Konsumtif ........................................................................... 55
E. DISKUSI(Analisis Hasil Penelitian) ............................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 66
A. Kesimpulan ..................................................................................... 66
B. Implikasi .......................................................................................... 67
C. Saran ............................................................................................... 67
a. Bagi Mahasiswa ................................................................. 67
b. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari masyarakat. Manusia
tidak lepas dari hubungan antara sesama manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Kecenderungan hubungan tersebut melahirkan sebuah komunikasi
dengan manusia yang lain melalui media interaksi. Interaksi merupakan suatu
hubungan antar manusia yang bersifat dinamis. 1
Pola interaksi tersebut menimbulkan hal-hal baru seperti simbol-simbol,
gestur, serta media komunikasi dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan
teknologi, manusia makin terampil dengan menciptakan alat-alat mekanis yang
bermaksud untuk mempermudah kehidupan manusia.
Pasca revolusi industri, ketergantungan manusia pada alat-alat mekanis
tidak dapat dipisahkan, begitu pun dengan media komunikasi, agar manusia tetap
terhubung satu sama lain baik untuk mendapatkan informasi dan untuk tujuan lain
tanpa harus mendatangi tempat tujuan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa
keterkaitan manusia pada alat-alat mekanis yang bersifat baru dan mudah
digunakan tidak dapat terpisahkan, sesuatu tersebut disebut dengan Gadget.
Di antara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu pertama, pengertian
Gadget menurut Merriam Webster yaitu an often small mechanichal or electronic
device with practical use but often though of as a novelty yang berarti (sebuah
perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis tetapi sering
diketahui sebagai hal baru). 2 Pada intinya yang dimaksud dengan Gadget adalah
suatu alat atau perangkat mekanik yang bersifat baru dan mudah digunakan.
Peneliti hanya menggunakan penggunaan kata Gadget yang kedua yakni
telepon seluler. Pada intinya peneliti hanya ingin membatasi penjelasannya
terhadap alat mekanis yang memiliki fungsi sebagi alat komunikasi yaitu telepon
1
Setiyadi, Elly dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 62
2
Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.
1
2
selular atau telepon genggam atau handphone. Dengan demikian penggunaan
istilah Gadget dalam penelitian ini yang dimaksud adalah telepon seluler.
Telepon yaitu pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap
antara dua orang yang berjauhan tempatnya. Seluler adalah telepon mandiri yang
menggunakan baterai, tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Telepon
mandiri yang sedang banyak sekarang dipasarkan adalah telepon seluler karena
bentuknya yang paling kecil dan paling ringan. 3 Jadi telepon seluler mengandung
makna sebagai alat untuk bercakap-cakap antara dua orang atau lebih yang
menggunakan baterai tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Sebelum
ditemukannya telepon seluler, dahulu orang menggunakan telepon dengan kabel
yang ditempatkan di rumah-rumah atau kantor mereka, itu pun hanya beberapa
saja yang memilikinya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi membawa perubahan pola komunikasi, media komunikasi sekarang
tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, tetapi juga
digunakan sebagai alat untuk mencari informasi, hiburan dan gaya hidup.
Sehingga keberadaannya tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar tersebut manusia berupaya mencari dan menciptakan sistem dan alat
untuk dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan
informasi serta hiburan.
Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua
dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun di negara berkembang. Termasuk
di Indonesia, telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara
bebas. Sehingga bentuk telepon seluler lebih kecil, ringan, layar lebih hidup dan
mudah disimpan serta kecanggihan-kecanggihan lain yang tidak dimiliki generasi
sebelumnya.
Adapun pengertian smartphone sendiri adalah ..a small telephone that
people can take with them and use outside their homes. 4 Artinya smartphone
(telepon pintar) adalah telepon atau handphone yang dapat orang bawa bersama
mereka dan digunakan di luar rumah. Terdapat definisi lain mengenai pengertian
3
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008).
4
Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.
3
smartphone yaitu sebuah device yang memungkinkan untuk komunikasi dan juga
didalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan
layaknya komputer. Selain itu smartphone juga dilengkapi dengan Organizer
Digital. 5
Menurut Menkominfo pada tahun 2014 bisa dikatakan hampir semua orang
menggunakan Gadget (telepon seluler), yakni sekitar 270 juta pengguna,
sementara itu jumlah sambungan internet di Indonesia memiliki 47 juta
pengguna 6. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari keluar rumah sepanjang
perjalanan menuju tempat tujuan, sekolah, kantor, mall sampai kendaraan umum,
begitu banyak orang disibukkan dengan Gadget-nya. Gadget menjadi magnet
yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia
maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Gadget yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh hampir semua orang dari
berbagai kalangan saat ini adalah smartphone.
Kecanggihan smartphone menawarkan berbagai macam fitur dan aplikasi
serta mampu mengakses internet dilengkapi juga dengan kamera dengan beragam
resolusi, mulai yang paling rendah sampai paling tinggi (sebagaimana yang tidak
terdapat pada telepon genggam sebelumnya) kecanggihan smartphone ini sudah
hampir menyerupai komputer, sehingga smartphone dapat meng-install berbagai
program dalam komputer seperti Microsoft Office, Winamp, serta media sosial
seperti facebook, twiter, path, line, whatsapp, imo, instagram, dan programprogram yang lain yang dapat memudahkan dan memanjakan kehidupan manusia.
Program-program dalam smartphone tersebut (utamanya media sosial)
memungkinkan kita berhubungan dengan jutaan orang di berbagai belahan dunia,
bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Dengan Gadget, interaksi sosial yang
idealnya harus bertatap muka sekarang tidak harus bertatap muka. Interaksi antar
manusia pun kini secara perlahan tergantikan dengan interaksi manusia dengan
Gadget. Kapanpun dan di manapun orang selalu tergantung dengan Gadget-nya.
Banyak orang yang lebih asyik dengan Gadget-nya ketimbang berinteraksi dengan
5
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 (Januari 2012): h, 98.
http://ugm.ac.id/id/berita/8776-menkominfo:.270.juta.pengguna.ponsel.di.indonesia.
Penggunaan ponsel di Indonesia. Diakses pada 16 November 2015
6
4
lingkungan sosial di sekitarnya. Orang lebih suka mencari teman di media sosial
ketimbang berkenalan dengan teman satu bangku di kendaraan umum. Terkadang
kita berada dalam satu ruangan yang sama namun tidak terlibat dalam sebuah
pembicaraan, semua sibuk dengan Gadget masing-masing, asyik dengan dunianya
sendiri.
Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata dibanding
keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu terobsesi
dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal inilah yang
kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian seperti sikap menyendiri,
anti-sosial cenderung tidak peka dengan kebutuhan orang sekitar, individualistis
dan lain-lain. 7
Pada akhirnya Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat
komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama
sekali berbeda dengan interaksi tatap muka disini interaksi yang terbentuk
kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan. 8 Umpan balik
komunikasi atau dikenal dengan Feedback merupakan reaksi (tanggapan) yang
diberi penerima pesan atau komunikasi kepada penyampai pesan atau
komunikator sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang
timbul dari pesan kepada komunikator. 9
Sehingga komunikasi tatap muka (baik dalam keluarga maupun lingkungan
sosial yang lain) yang dianggap merupakan hal yang sangat diperlukan. Seiring
dengan perkembangan teknologi di era millenium sebagaimana peneliti singgung
sebelumnya berlangsung sangat pesat dan terjadi pergeseran komunikasi maupun
di bidang-bidang lain, sebagai implikasi dari berbagai perkembangan revolusi
komunikasi. Demam Gadget memang sedang melanda masyarakat Indonesia,
orang seperti keranjingan berbagai informasi, rasa, canda, tawa, hasrat, ekpresi,
7
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451
8
Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:
Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002
9
Elvina Ardianto, Lukiati Komals, Komunikasi Massa (Bandung : Remaja Rosdakarya)
2004. Hal 45
5
dan impian lewat jejaring sosial di dunia maya. Anak sekolah, mahasiswa,
karyawan, hingga ibu rumah tangga menggunakan Gadget.
Penelitian yang dilakukan mengenai dampak pemakaian internet yang
dilakukan oleh tim peneliti di Carnegie Mellon University menemukan bahwa
pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan hubungan dengan anggota
keluarga. Menurutnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi
dan rasa kesepian. Internet dapan menyingkirkan hubungan sosial bertatap muka
langsung. Internet juga dapat menyebabkan orang mengubah hubungan sosial
yang kuat yang dikembangkan dalam komunitas langsung dengan hubungan
sosial lemah yang dibangun dengan web. 10
Sementara itu hasil survey yang dilakukan oleh Yugof memperlihatkan
bahwa situs jejaring sosial menjauhkan orang dari lingkungan sosialnya
mengurangi penggunaaan SMS, telepon, radio, bermain game bahkan menonton
televisi sebanyak 63% dari 1600 orang yang di survey mengungkapkan bahwa
situs jejaring sosial tersebut telah mengubah hidup mereka, karena mereka
mengaku lebih banyak berkomunikasi secara online dari pada berbicara dengan
keluarga dan temannya. Penelitian dalam bidang akademik menunjukan bahwa
jejaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan mulai dari keluarga hingga
negara dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan
masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seseorang dalam
mencapai tujuannya. 11
Tren jejaring sosial pertemanan seperti facebook tidak hanya berhenti pada
tahap pencarian teman. Para pengguna facebook menyebut jejaring ini sebagai
tempat dimana seseorang dapat menjadi dirinya sendiri dan bebas berbicara
dengan teman dekat, ibu, bapak, sepupu, pacar, teman bisnis, atau jejaring yang
lebih luas. Facebook dianggap paling aman untuk berkomunikasi selama
percakapan penting dilakukan melalui kotak pesan (inbox) dengan orang yang
dapat dipercaya.
10
Serverin J Werner dan JW Tankard Jr. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan
Terapan Di Dalam Media Masa (Jakarta; Kencana Prenada media group). 2005. Hal 464
11
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451
6
Meskipun seorang pengguna facebook bisa memiliki 1000 teman tetapi dia
dapat memilih berkomunikasi dengan siapa, tentang apa, melalui fasilitas kotak
pesan ini sehingga dengan cara ini pengguna tidak perlu merasa ada yang
tersisihkan karena tidak diajak bicara. Akan tetapi juga sebaliknya, semua
pengguna akan ikut berpartisipasi (memberikan saran atau komentar) jika topik
disajikan di wall. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang terdapat
pada Gadget canggih sehingga para pengguna dapat bergabung dalam komunitas
di dunia maya seperti kota asal, profesi, sekolah, untuk berinteraksi dengan orang
lain.
Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan
atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di tengah-tengah suatu
kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, berdasarkan survey
siemens mobile lifestyle III, menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih
senang mengirim dan membaca SMS atau memainkan Gadgetnya di tengah acara
keluarga yang dianggap membosankan. 12
Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh bagi remaja yang selalu ingin
tahu hal-hal yang yang baru dan unik. Kondisi usia mereka merupakan usia paling
rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Sering kali orang mendefinisikan
remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa
usia belasan tahun, atau sesorang yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti
susah diatur, emosional, dan sebagainya. 13
Perlu kita ketahui bahwa pada awal tahun 2000 teknologi komunikasi mulai
berkembang dengan pesat. Gadget mulai tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Departemen Psikiatri Universitas Michigan melakukan
studi meta-analisis yang menggabungkan hasil dari tujuh puluh studi yang
berbeda pada empati antara tahun 1974 hingga 2009. Studi tersebut menghasilkan
bahwa mahasiswa saat ini memiliki empati yang lebih rendah dibandingkan
dengan mahasiswa tahun 1980an dan 1990an. Studi tersebut menemukan
terjadinya penurunan empati terbesar terjadi setelah tahun 2000. Mahasiswa saat
12
13
2
Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia (Jakarta : Raja Grafindo Persada). 2005
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1994). Hal
7
ini memiliki empati 40% lebih rendah dibandingkan mahasiswa sebelum tahun
2000. 14
Perbedaan antara yang nyata dan maya, yang asli dan palsu sangat tipis dan
sulit dibedakan. Banyak orang yang suka meng update statusnya di jejaring sosial
dan mendapat simpati ataupun komentar dari teman-temannya di dunia maya. Kita
merasa memiliki begitu banyak teman padahal bisa jadi orang yang ketika di
dunia maya memberi komentar dan simpati, ketika bertemu bahkan saling tidak
peduli. Perbedaan tentunya pasti kita rasakan ketika interaksi sosial terjadi secara
langsung daripada hanya sebatas virtual. Mimik muka, bahasa tubuh, sentuhan,
mungkin tidak bisa kita rasakan secara nyata. 15
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada 09 Oktober
2015 di ruang 4.19, peneliti menunjukan bahwa hampir semua mahasiswa
menggunakan Gadget. Namun seringkali para mahasiswa memainkan Gadget nya
di tengah-tengah perkuliahan atau ketika perkuliahan berlangsung. Mereka juga
umumnya tergabung dengan berbagai grup di media sosial. Dari berbagai merk
dan jenis Gadget, rata-rata mahasiswa menggunakan Gadget jenis handphone
merk Samsung. 16 Dengan berbagai pertimbangan (diantaranya cukup terjangkau
dan cukup canggih) mahasiswa umumnya memilih merk Samsung dibandingkan
dengan merk-merk yang lain, dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti
padahari jumat, tanggal 09-16 Oktober 2015 di ruang 4.19 pada mahasiswa
pendidikan ilmu pengetahuan sosial semester V (Lima) dari 80 mahasiswa
menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan semuanya
menggunakan Gadget dengan berbagai merk, 36 diantaranya menggunakan
Samsung, 6 menggunakan Oppo, 4 menggunakan Asus, 4 Apple, 5 Xiamoi, 4
Evercross, 4 Lenovo, 5 Smartfren, 3 Blackberry, 1 Redmi, 2 Nokia, 4 Sony
Experia. 2 LG.
14
Sigman, A. (2010). The Impact Of Screen Media On Children: A
Eurovision For Parliament. Diunduh pada tanggal 21 September 2015 dari
http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter-4.pdf
15
http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/. Diakses pada
02 Oktober 2015.
16
Observasi Peneliti pada 09 Oktober 2015.
8
Dari hasil observasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
mahasiswa semester V Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mahasiwa yang aktif dalam menggunakan
Gadget. Sehingga dirasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
dampak atau pengaruh yang ditimbulkan akibat penggunaan Gadget terhadap
kehidupan sosial mahasiswa. Karena peneliti menemukan berbagai permasalahan
dampak atau pengaruh penggunaan Gadget di kehidupan sosial terutama pada
kehidupan sosial mahasiswa, baik yang bersifat negatif maupun positif. Selain itu,
mahasiswa dianggap sebagai agen of change, yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi (baik pemikiran maupun tindakan) terhadap berbagai
permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Dengan demikian sehingga
peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Dampak Penggunaan Gadget
Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang didapatkan peneliti dengan cara
observasi dan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa semester
V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, maka dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih
tekonologi informasi dan komunikasi mengakibatkan pola interaksi
mengalami perubahan.
2. Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi mengakibatkan
individu lebih menyukai komunikasi via gadget dibandingkan komunikasi
tatap muka.
3. Hampir semua mahasiswa menggunakan Gadget sebagai alat komunikasi,
sehingga menjadikan gadget sebagai sebuah kebutuhan.
9
4. Manusia membutuhkan manusia lainya, salah satunya kebutuhan
komunikasi. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi di permudah
dengan adanya gadget, sehingga terkadang gadget medekatkan yang jauh
dan menjauhkan yang dekat.
5. Kebanyakan mahasiswa menggunakan gadget telekomunikasi canggih
yang dilengkapi dengan banyak fitur dan aplikasi sehingga memudahkan
mahasiswa untuk mencari informasi seputar perkuliahan, sehingga
terkadang mahasiswa merasa tidak perlu untuk mencari referensi dalam
bentuk cetak.
C.
Pembatasan Masalah
Masalah penelitian ini dibatasi pada pembahasan bagaimana dampak
penggunaan Gadget terhadap intekasi sosial, pada mahasiswa semester V (Lima)
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini
didasarkan pada selain faktor pertimbangan pelaksanaan penelitian juga karena
mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan angkatan yang dianggap dapat
merepresentasikan penggunaan Gadget yang makin hari makin berkembang (up to
date), Selain itu, dari berbagai jenis Gadget akan peneliti batasi pada smartphone.
Karena Gadget jenis ini yang banyak dimiliki oleh mahasiswa.
D.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan
Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan Gadget terhadap inteaksi sosial pada mahasiswa semester V
(Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu
10
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F.
Kegunaan Penelitian
a.
Kegunaan Teoritis
1.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran
terkait dengan dampak penggunaan Gadget.
2.
Diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan informasi/referensi
bagi penelitian selanjutnya atau pun mahasiswa lain yang berminat
mendalami studi tentang dampak penggunaan Gadget.
3.
Diharapkan dapat mengembangkan khazanah keilmuan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b.
Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat
terutama bagi:
1.
Peneliti
Diharapkan hasil temuan penelitian ini memberi kontribusi
pengalaman pilan bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori secara
empiris yang sejalan dengan disiplin ilmu peneliti.
2.
Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pembelajaran
terhadap mahasiswa, khususnya mahasiswa semester lima dalam
menggunakan Gadget, supaya dapat memberikan dampak dan
pengaruh yang bersifat posotif terhadap kehidupan sosialnya.
3.
Universitas
Diharapkan hasil temuan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran atau saran-saran atau kebijakan kampus
khususnya terkait dengan penggunaan Gadget dikalangan mahasiswa.
BAB II
PENDEKATAN TEORITIK
A.
Teori – Teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti
1.
Definisi Dampak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang di maksud
dengan dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik
positif maupun negatif). Adapun pengertian pengaruh sendiri seperti yang
dipaparkan beberapa ahli yakni: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. 1 Senada dengan Purwadarminta yang mendefinisikan
pengaruh sebagai sebuah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib
dan sebagainya). 2 Sehingga bagi beberapa ahli pengaruh merupakan segala
hal baik itu benda atau pun manusia serta apa pun yang mana atas hal-hal
tersebut dapat membentuk karakter, keyakinan atau perilaku seseorang.
Menurut Uwe Becker yang di kutip oleh Nurlaela Syarif pengaruh
adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan
tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan
kepentingan. Hafied Cangara mendefinisikan pengaruh sebagai salah satu
elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui besar
tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan
mengena apabila terjadi perubahan sesuai dengan tujuan. 3
Dengan kata lain pengaruh tidak hanya berdasarkan unsur-unsur
pemaksaan, contoh yang dapat dilihat secara nyata misalnya dalam
komunikasi, dimana ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dicerna dengan baik oleh si penerima sehingga si penerima dapat bertingkah
1
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Hal 1045
2
Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi
Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ.
Mulawarman, 2015) h. 218
3
Ibid., h. 218
11
12
sebagaimana yang komunikator kehendaki. Hal ini tentu sangat berkaitan
erat dengan sosok si komunikator terlebih wibawa atau kharisma si
komunikator. 4
2.
Definisi Gadget
Diantara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu menurut Merriam
Webster yaitu “ an often small mechanichal or electronic device with
practical use but often thought of as a novelty ”. Yang artinya dalam bahasa
Indonesia adalah sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan
penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru. 5 Gadget
mempunyai banyak definisi yang berbeda satu dengan yang lainya, Gadget
merujuk pada suatu peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan
fungsi praktis spesifik yang berguna.
Selain itu, dewasa ini Gadget lebih merupakan suatu media (alat) yang
dipakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah
kegiatan
komunikasi
manusia,
kini
kegiatan
komunikasi
semakin
6
berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget. Dalam kamus
Oxford terdapat perbedaan antara gadget dengan barang elektronik yang
biasa digunakan orang-orang. Perbedaan tersebut yaitu unsur kebaruannya
yang terus berkembang dari hari ke hari. Gadget merupakan objek teknologi
seperti perangkat atau alat yang memiliki fungsi tertentu dan sering
dianggap hal baru. Gadget merupakan alat mekanis yang menarik, karena
selalu baru sehingga menimbulkan kesenangan baru kepada penggunanya.
Menurut kamus Oxford kata gadget pertama kali muncul pada abad ke 19.
Awalnya gadget digunakan sebagai nama tempat untuk menyimpan item
teknis tertentu dimana orang tidak dapat mengingat nama item tersebut. 7
Dengan demikian, gadget merupakan sebuah alat mekanis yang terus
mengalami pembaruan (upgrade) selain untuk membantu memudahkan
4
Ibid., h. 218
Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.
6
Lucia Tri Ediana P dan F Anita Herawati, Segmentasi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Komunikasi. Jurnal.Hal 2
7
Id.m,wikipedia,org/wiki/Oxford_English_Dictionary
5
13
kegiatan manusia gadget juga menjadi gaya hidup masyarakat modern.
Salah satu gadget yang hampir setiap orang miliki dan senantiasa dibawa
pada kehidupan sehari-hari adalah handphone.
Klemens menyebutkan bahwa handphone adalah salah satu gadget
berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima secara luas oleh
berbagai Negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk melakukan dan
menerima panggilan, handphone berfungsi untuk mengirim dan menerima
pesan singkat (Short Message Service). 8 Menurut Gary B, Thomas J &
Misty E Smartphone (gadget) adalah telepon yang bisa di pakai internetan
yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistanst (PDA),
seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator. Adapun
Schmidt mengemukakan bahwa istilah smartphone merupakan istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan mobile device yang menggabungkan
fungsi cellphone, PDA, audio player, digital camera, camcorder, Global
Positioning System (GPS) receiver dan Personal Computer (PC). 9
Teknologi handphone dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini
handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur, seperti game, radio,
Mp3, kamera, video dan layanan internet. Handphone terbaru saat ini sudah
menggunakan
processor
dan
OS
(Operating
System)
sehingga
kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa mengubah
fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu
mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam
waktu yang singkat.
Mengenai kecanggihan teknologi gadget pada ponsel juga memiliki
beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth,
Bluetooth merupakan nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa
8
Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta:
Mediakita 2008
9
Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi
Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ.
Mulawarman, 2015) h. 219
14
perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangka
maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel sedangkan pada
Infrared kedua perangkat harus berhadapan. 10 Mengenai aplikasi yang ada
pada gadget salah satu nya media hiburan pada gadget atau ponsel sudah
menggunakan teknologi yang canggih saat ini. Telah dibuat suatu
pengembangan yang lebih lanjut dinamakan MP3. Suara keliling ini pada
dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah
berada pada lingkungan tertentu selain itu teknologi terbaru pada gadget
adalah menyaksikan televisi melalui layar ponsel tersebut. 11
Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya gadget
yang paling canggih dan diterima oleh masyarakat di seluruh Negara adalah
handphone atau Smartphone. Dengan kecanggihan yang dimilikinya
handphone mampu menjadi gadget dengan penjualan nomor satu di dunia,
serta mampu memberikan kemudahan bagi manusia tidak hanya pada
kecanggihan komunikasi tetapi juga mempermudah pekerjaan-pekerjaan
manusia dan dapat menjadi hiburan.
3. Pengaruh Penggunaan Gadget
Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di
kembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976).
Menurut teori kehadiran sosial, komunikasi akan efektif bila memiliki
media komunikasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan
untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Media tatap muka
dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang
ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi melalui
gadget (smartphone) sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih
menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini
yang oleh Walhter disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi
dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari
10
Fiati, Rina. Akses Internet Via ponsel, (Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta). 2005
Ina Astari Utaminingsih, Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap
Interaksi Sosial Remaja. 2006. Hal 12
11
15
pada komunikasi langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan
atau
dapat
meningkatkan
efektifitas
pesan
komunikasi
dengan
mendayagunakan emoticon untuk membantu mengekpresikan perasaan serta
teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat mengimbangi komunikasi
tatap muka. 12
Dengan hadirnya gadget (smartphone) bukan berarti efektifitas
komunikasi berkurang, melainkan gadget membantu manusia melakukan
komunikasi secara efektif. Selain itu, teknologi dalam gadget juga
membantu manusia untuk dapat mengekspresikan berbagai macam perasaan
yang dirasakan ketika berkomunikasi seperti halnya yang terjadi pada
komunikasi langsung (tatap muka). Meski demikian, komunikasi langsung
(tatap muka) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat
nilai keterlibatan manusia secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
komunikasi dengan menggunakan perantara.
Dari penjelasan tersebut Badwilan membagi dua bagian mengenai
dampak penggunaan gadget yaitu, Pertama, Aspek Psikologis yakni
banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme
dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya yang marak
ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika,
selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang
bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget
ponsel membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang
ini. Kedua, Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah
tindakan seseorang yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup
sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu
konsentrasi serta mengejutkan orang- orang disekitarnya seperti ketika
sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempat-tempat ibadah dan lain-lain,
selain itu penggunakaan gadget sebagai media komunikasi secara langsung
12
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455
16
(tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui
komunikasi secara tidak langsung. 13
Sebelum adanya ipod, iphone, walkman, android dan semacamnya,
orang-orang dengan mudah saling menyapa dan melakukan kontak ketika
berada di jalan maupun berkumpul bersama. Saat ini banyak orang yang
asyik dengan gadget yang mereka miliki. Seolah-olah orang-orang lupa
dengan adanya teman yang sesungguhnya ada disampingnya. Saat ini
banyak orang memiliki alasan untuk menghindar dari perjumpaan dengan
orang. Manusia hanya dianggap sebagai objek, bukan lagi manusia
selayaknya saat mereka bertemu.
Paula Pile ahli terapi dari Greensboro Carolina Utara bersama tim nya
menganalisa tanda-tanda ketergantungan smartphone para ahli terapi
mengkhawatirkan ketergantungan pada smartphone dan juga fitur yang ada
didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi
sosial. Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang
pertama, tidur larut malam akibat asik bermain gadget atau smartphone,
kedua, menggunakannya lebih dari dua jam, lalu yang ketiga adalah
terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam gadget atau smartphone,
yang ke empat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi berlama-lama
memainkan gadget atau smartphone dan yang terakhir merasa tidak bisa
hidup tanpa gadget atau smartphone. 14
4.
Definisi Interaksi Sosial
Untuk memahami definisi interaksi sosial secara menyeluruh, maka
pada bagian ini peneliti akan menguraikan pengertian konsep dan interaksi
sosial, syarat-syarat dan faktor-faktor yang mendasarai interaksi sosial, dan
bentuk-bentuk interaksi sosial
a.
13
Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial
Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone, (Jakarta: Darul Falah). 2004
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456
14
17
Dalam kehidupan sosial kita tidak dapat memungkiri bahwa
masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti kelompokkelompok sosial, kebudayaan, lembaga, strata dan kekuasaan.
Disadari atau tidak struktur tersebut mempunyai suatu derajat
dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang
berbeda, bergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan kata lain,
perubahan dan perkembangan masyarakat disebabkan karena adanya
hubungan satu dengan yang lainnya baik secara individu maupun
kelompok. 15 Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial,
karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. 16
Bertemunya
manusia
secara
fisik
belaka
tidak
dapat
menghasilkan kebutuhan hidup dalam suatu kelompok sosial,
kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila manusia saling
bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan
bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu
yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun
individu dengan kelompok 17. Apabila dua orang bertemu, interaksi
sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan,
saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun orangorang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak
saling menukat tanda interaksi sosial telah terjadi, karena masingmasing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahanperubahan
dalam
perasaan
maupun
syaraf
individu
yang
bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, aroma
15
Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 53
16
Kimball Young dan Raymond, W. Mack: Sociology and Social Life, (New York:
American Book Company, 1959), hlm. 137 dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 55
17
Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New
York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu
Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56
18
minyak wangi, suara berjalan dan lain sebagainya. Hal tersebut
memberikan kesan di dalam pikiran seseorang yang kemudian
menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. 18
Di dalam interaksi tidak mesti terjadi komunikasi. Dengan kata
lain, ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari
keberadaan keduanya pada saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun
diantara keduanya tidak terjadi percakapan. Berbeda apabila keduanya
tidak menyadari dengan tidak melihat atau mendengar atau apa pun
yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi interaksi.
b.
Syarat-Syarat dan Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi
Sosial
Secara teoritis ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi
sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Adanya kontak
sosial yang terjadi dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar
individu dengan kelompok, antar kelompok, selain itu suatu kontak
sosial dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, kontak sosial
tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung
kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan
aspek dari komunikasi adalah apabila seseorang memberikan tafsiran
pada sesuatu atau perlakuan orang lain, perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. 19
Ketika individu bertemu dengan individu yang lain maka kontak
sosial telah terjadi, ketika individu kemudian melakukan suatu
gerakan atau tindakan yang mana gerakan atau tindakan tersebut
kemudian di interpretasi oleh individu yang lain sehingga kemudian
18
Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 55
19
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 62
19
memberi reaksi atau respon atas gerakan atau tindakan tersebut maka
telah terjadi komunikasi.
Adapun faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial; Faktor
Imitasi, Sugesti, Identifikasi dan Simpati. Faktor Imitasi merupakan
dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde faktor imitasi ini
merupakan satu satunya faktor yang mendasari atau melandasi
interaksi sosial.
Faktor Sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri
sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umunya
diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Peranan
sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir sama satu dengan
yang lain, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi
adalah pasif. Dalam arti bahwa yang di-imitasi tidak dengan aktif
memberikan apa yang diperbuatnya.
Faktor Identifikasi merupakan suatu sitilah yang dikemukakan
oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi, khususnya psikoanalisis.
Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama)
dengan orang lain. Pada proses identifikasi ini seluruh norma-norma,
cita-cita, sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak
menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari. Segala sesuatu
yang diperbuat oleh orang tua akan dijadikan tauladan bagi anakanaknya.
Misal
pada
perkembangan
anak,
mula-mula
anak
mengidentifikasi diri pada orang tuanya, tetapi kemudian setelah anak
masuk sekolah, tempat identifikasi dapat beralih dari orang tua kepada
gurunya atau kepada orang lain yang dianggapnya bernilai tinggi dan
yang dihormatinya.
Faktor Simpati merupakan rasa tertarik kepada orang lain, oleh
karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional melainkan atas dasar emosi atau perasaan. Simpati
berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu yang lain,
demikian pula antipasti. Dengan demikian interaksi sosial yang
20
berdasarkan atas simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan
dengan interaksi baik atas sugesti maupun imitasi. 20
c.
Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi
sosial
dapat
berupa
kerjasama,
persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian.
Gillin dan Gillin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas
lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang
asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah
proses yang disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan. 21
1) Proses Sosial Asosiatif
Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya persepakatan
sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah
bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau kelompokkelompok yang mau tak mau harus bekerja sama sekalipun dalam
kenyataanya masing-masing selalu memiliki paham yang berbeda dan
bertentangan. Asimilasi merupakan proses yang lebih berlanjut apabila
di bandingkan dengan proses akomodasi. Pada proses asimilasi terjadi
proses peleburan kebudayaan, sehingga pihak-pihak atau warga-warga
dari dua-tiga kelompok yang tengah berasimilasi akan merasakan
adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai milik bersama.
Adapun Akulturasi merupakan proses sosial yang melebur dua
kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan
sesuatu yang baru. 22
2) Proses Sosial Diasosiatif
Kompetisi atau persaingan merupakan bentuk interaksi sosial
disasosiatif yang sederhana. Proses ini adalah proses sosial yang
20
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: andi) 2003 . hal 72-74
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm 64-65
22
J.Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta :
Kencana) 2007. Hal 58-62
21
21
mengandung perjuangan untuk merebutkan tujuan-tujuan tertentu
yang
sifatnya
terbatas
yang
semata-mata
bermanfaat
untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup. Yang kedua dari proses
disasosiatif adalah Konflik berbeda dengan kompetisi yang selalu
berlangsung di dalam suasana “damai”, konflik adalah suatu proses
sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau
kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman
kekerasan. 23
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwasanya bentuk dari interaksi
sosial dapat berupa asosiatif yakni ikatan kerjasama antar individu
dengan individu atau individu dengan kelompok maupun kelompok
dengan kelompok. Kerjasama yang dijalin memiliki beberapa bentuk
seperti akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Adapun bentuk interaksi
sosial yang lain adalah disasosiatif yakni terjadinya suatu persaingan
dan pertikaian baik antar individu dengan individu maupun individu
dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Bentuk
persaingan dan pertikaian tersebut dapat berupa kompetisi dan
konflik.
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa penelitian yang lain yang
berkaitan dengan pengaruh penggunaa Gadget terhadap interaksi sosial.
Diantaranya:
1.
Skripsi
- Skripsi, Ina Astari Utaminingsih (A 14202036)“Pengaruh Penggunaa
Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program
studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian,
Institut Pertanian Bogor (IPB)). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan ponsel pada remaja saat
ini, pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling,
tujuan pengggunaan ponsel responden mayoritas untuk kegiatan-
23
Ibid. hal 64-70
22
kegiatan yang tidak terlalu penting, mengenai interaksi penelitian ini
melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu ke intensitas
interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan
sosial, berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
interaksi antar responden dengan lingkungan keluarga lebih baik
dalam hal kualitas. Dalam skripsinya tersebut menunjukan bahwa
tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini
meunjukan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media
hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi
remaja, baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan.0,014 tidak
terdapat mempengaruhi antara tingkat penggunaan ponsel dengan
interaksi sosial. 24
- Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap
Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi“ (Program Studi Sosiologi
Agama, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam
Negeri Yogyakarta). Tujuan dari penelitian ini adalah menetahui pola
pikir dan perilaku akibat pengaruh penggunaan handphone dan untuk
mengidentifikasi penggunaan handphohe akan membentuk identitas
baru remaja masa kini atau tidak. Teknik berupa pengumpulan data,
wawancara, observasi dan dokumentasi, berdasarkan hasil waancara
bahwa yang memeiliki handphone sangat berpengaruh terhadap pola
pemikiran mereka, kemajuan teknologi menciptakan nilai-nilai,
norma, kebudayaan, gaya hidup dan ideologi baru bagi remaja dan
masyarakat desa, mereka menjadi malas untuk bersosialisasi,
lunturnya jiwa sosial, perubahan pola interaksi sehingga tidak ada
bedanya antara masyarakat desa dan kota. Ini merupakan akibat dari
adanya alat-alat konsumsi baru salah satunya handphone. Dalam hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa pemikiran remaja penggunaan
handphone memiliki dampak negatif yang sangat besar dalam
24
Ina Astari Utaminingsih. (Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran
Remaja Di Era Globalisasi) (Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). 2006
23
kehidupan pendidikan, sosial, maupun keagamaan karena mereka
menjadi
malas
untuk
bersosialisasi
dengan
teman
dan
lingkungannya. 25
- Penelitian Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Hubungan Antara
Kecanduan
Gadget
(Mobile
Phone)
dengan
Empati
Pada
Mahasiswa” metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala empati hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan empati
antara mahasiswa prodi psikologi dengan mahasiswa prodi bimbingan
konesling islam dimana dilihat dari mean mahasiswa psikologi
memiliki empati yang besar yaitu 63,21 sedangkan mahasiswa
bimbinan konselin islam hanya 59,74. Akan tetapi -1,612 dengan taraf
signifikan p=0,109 (p>,05) pada kecanduan gadget, menunjukan
indeks perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Goleman dan
Leung, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan
antara
kecanduan
Gadget
dengan
empati
pada
mahasiswa. 26
2.
Jurnal
- Tara lioni, Holilulloh, Yunisca Nurmalisa pengaruh penggunaan
Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh penggunaan
Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Jenis penelitian
ini adalah kuantitatifdengan menggunakan uji pengaruh antar variabel
yang akan diteliti populasi penelitian ini sebanyak 300 peserta
didiksehingga sampel yang diambil sebanyak 20 % yaitu 60 peserta
didik. Hasil perhitungan hipptesis melalui uji t diperoleh, t hitung
25
Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran
Remaja Di era Globalisasi” (Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushuludin dan Pemikiran
Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta). 2013
26
Anggit Purnomo, (Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati
Pada Mahasiswa), Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014
24
untuk variabel kelompok referensi sebesar 8,872 dan t tabel sebesar
1,672 yang artinya t hitung lebih besar dari pada t table serta nilai
probabilitasnya kurang dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan secara persial kelompok
referensi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial.
C.
Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti”. 27
GADGET
MAHASISWA
INTERAKSI SOSIAL
DISASOSIATIF
ASOSIATIF
-
Akomodasi
Asimilasi
Akulturasi
-
Persaingan
OO
Pertentangan
Gambar. 1.1 Bagan Kerangka Berpikir
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012). Hal 91
25
Berdasarkan kerangka diatas maka dapat dijelaskan bahwa Gadget dapat
mempengaruhi mahasiswa terhadap interaksi sosial. Adapun bentuk interaksi
sosialnya dapat berupa asosiatif maupun disasosiatif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No.
Kegiatan
Jan
1.
Penyerah
x
Mar
Jun
Agus
an
proposal
pada
Dosen
Pembim
bing
2.
Penulisa
X x x x x x
n BAB IIII
3.
Penyusu
x x x
nan
Instrume
n
4.
Pengump
x x x
ulan data
wawanca
ra dan
observasi
5.
Membua
Xx
t
26
Okt
Des
27
Transkip
Wawanc
ara
6.
Konsulta
x Xx
si hasil
transkip
wawanca
ra dan
analisis
data Bab
IV
7.
Penulisa
x x x
n
Laporan
Penelitia
n BAB IV
B.
Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil
penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang
logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan
lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik
penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,
dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah. 1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau
bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan Pengaruh
1
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Alfabeta, 2012). h. 1
28
Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial pada Mahasiswa Semester V (lima)
Pendidikan IPS FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
C.
Sumber Data dan Sampel Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder :
Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan
informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara
dengan mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna
memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan gadget terhadap
interaksi sosial pada mahasiswa secara lebih mendalam.
Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa dokumen
dan rekaman sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak
yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun data
dokumen dan rekaman dalam penelitian ini berupa ponsel dan arsip-arsip
yang dimiliki oleh peneliti mengenai kepemilikan ponsel pada mahasiswa.
2. Sampel
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V
(Lima) jurusan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purpossive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. 2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada
partisipan.
Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah
mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa
yang memiliki gadget yang canggih, dan mahasiswa yang memiliki gadget
2
Sugiyono, op.cit., h. 53-54.
29
yang biasa, jumlah keseluruhan ada 78 mahasiswa. 3 Alasan peneliti
mengambil partisipan tersebut adalah ingin mengetahui bagaimana dampak
penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa. Hal ini dilihat
dari keadaan mahasiswa yang kekinian. Sampel responden dalam penelitian
ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga)
perempuan.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri. 4 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi,
seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun ke
lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai
human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.
Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman
wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti
akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis
data dan membuat kesimpulan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
3
4
Hasil Observasi Peneliti 09 Oktober 2015
Sugiyono, op.cit., h.59
30
1. Observasi
Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan
mencatatnya pada alat observasi. 5 Observasi dalam penelitian ini dilakukan
untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti dengan
kriteria mahasiswa yang menggunakan smartphone canggih dan mahassiswa
yang menggunakan smartphone biasa dengan data yang sudah diperoleh.
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan
dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui
saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai
sebagai sumber data. 6 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu
wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang
dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada
sumber-sumber data yang telah memberikan data. 7
Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil
partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan
partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk
melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana
wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari
perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama
kurang lebih 35-45 menit.
Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan
oleh narasumber dalam bentuk transkrip wawancara. Selanjutnya, tahap
terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil
wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti
dan narasumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.
Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah
enam mahasiswa yaitu, terdiri dari; tiga mahasiswa yang menggunakan
5
Wina Sanjaya, op. cit., h 270
Ibid., h. 263
7
Sugiyono, op.cit., h.129.
6
31
smartphone canggih dan tiga mahasiswa yang menggunakan smartphone
biasa.
3. Dokumentasi
Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang
diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara. 8
Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsip-arsip yang
berkaitan dengan data mahasiswa yang menggunaan gadget dari hasil
observasi secara langsung.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di
fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 9 Proses analisis data dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta
memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam
penlitian
kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan
sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.
3. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut
Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti
8
Ibid., h. 74
9
Ibid., h. 89
32
menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada. 10 Kesimpulan ini
dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada
sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku
altruisme pada mahasiswa.
G. Rencana Penguji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. 11 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik
pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan
meningkatkan ketekunan. 12 Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi.
Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
melalui sumber yang berbeda. 13
Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi
sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi
yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses wawancara,
peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian.
Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami masingmasing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, observasi dalam
penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai
oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan
kondisi lapangan.
2. Meningkatkan Ketekunan
10
Ibid., h. 92
Ibid., h. 117
12
Ibid., h. 117
13
Idid., h. 125
11
33
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.14
Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat,
sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
apa yang diamati.
3. Member Check
Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan
cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data
yang telah memberikan data, 15 yaitu data yang telah di verifikasikan oleh
peneliti dapat dikoreksi oleh pemberi data dari segi pandangan situasi
mereka sendiri. Apabila data yang diorganisasikan oleh peneliti dapat
disepakati, maka kepercayaan dapat diterima, jika penafsiran data yang
diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu mengadakan
diskusi kembali dengan pemberi data, sehingga sepakat antara peneliti dan
pemberi data. Dengan demikian, maka terwujud kepercayaan data
penelitian.
14
15
Ibid., h. 124
Ibid., h. 129
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Temuan Penelitian
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil wawancara mendalam
yang dilakukan terhadap narasumber yang peneliti sebut sebagai
partisipan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik
wawancara terstruktur, sebagai bentuk pengumpulan data dan informasiinformasi dengan partisipan. Data primer berasal dari hasil wawancara,
sedangkan data sekunder berupa dokumentasi.
Dalam bab ini pula peneliti mencoba untuk mendeskripsikan
bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada
mahasiswa semester V jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain membahas hasil penelitian, pada bab
ini juga peneliti mencoba untuk menguraikan gambaran umum objek
penelitian, informasi partisipan dan diskusi.
B.
Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan secara umum latar
belakang berdirinya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, visi dan misinya serta
tujuan didirikannya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemaparan tersebut
peneliti ambil melalui wawancara dengan Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial serta data tertulis yang diperoleh dari Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan yang ada di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan IPS memiliki tiga
konsentrasi keilmuan, yakni Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. Jurusan
Pendidikan IPS menetapkan visi untuk “menjadi jurusan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, serta berwawasan
34
35
ke-Islaman, ke-manusiaan, dan ke-Indonesiaan”. Salah satu konsekuensinya
dari visi ini adalah bahwa jurusan pendidikan IPS harus mengembangkan
kurikulum sebagai landasan akademik dalam penyelenggara proses
pembelajaran.
Terkait dengan visi di atas, maka Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta di tuntut untuk dapat : pertama, menyelenggarakan
program pendidikan yang didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan
lulusan yang memiliki daya kompetitif yang tinggi serta mampu
mengembangkan profesionalitas dalam bidang pendidikan IPS, kedua,
menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan guru-guru
pendidikan IPS yang professional untuk jenjang SMP/MTS dan SMK serta
guru-guru yang profesional dalam bidang ilmu-ilmu sosial lainya untuk
jenjang SMA/MA dan sederajat, serta ketiga, menyelenggarakan kegiatan
penelitian dalam rangka memperkuat epistemologi dan struktur keilmuan
(body of knowledge) pendidikan IPS. 1
Program studi / jurusan pendidikan IPS merupakan salah satu program
studi yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, resmi didirikan pada tahun 2001 dengan nomor
SK pendirian Jurusan IPS : E/47A/2001. Program studi pendidikan IPS ini
sesungguhnya merupakan program studi yang sangat prestigious dan
prospektif dalam konteks pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
IPS di perguruan tinggi dan madrasah. Pendirian program studi pendidikan
IPS ini didasari atas pemikiran fakta tentang kebutuhan guru IPS di
madrasah Tsanawiyah (MTS) dan (MA), dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial,
baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Geografi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Sosiologi-Antropologi. 2
Adapun, jumlah mahasiswa jurusan Pendidikan IPS pada tahun 2011
mencapai 106 mahasiswa, pada tahun 2012 mengalami peningkatan yakni
1
Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015
36
115 mahasiswa. Pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 111 mahasiswa,
begitu pun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 98 mahasiswa. 3
Tujuan didirikannya Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ini sesuai dengan misi yakni guna menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan
guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian professional dan sosial. Dengan demikian lulusan Jurusan
Pendidikan IPS diharapkan mampu tidak hanya sebatas sebagai tenaga
pendidik melainkan juga menyiapkan ilmuwan-ilmuwan sosial islami,
nasionalis, dan berperi kemanusiaan. 4
Selain
itu,
tujuan
didirikannya
jurusan
IPS
adalah
untuk
mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
untuk tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK, dengan demikian dapat
menjadikan lulusan Jurusan Pendidikan IPS sebagai tenaga ahli untuk
mengadakan penelitian dalam bidang ilmu sosial.
Seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan yang ada di
tengah masyarakat, lulusan Pendidikan IPS diharapkan mampu memiliki
kemampuan dan bertanggung jawab terhadap karir di berbagai lapangan
kerja yang berkaitan dengan pendidikan IPS: kemampuan berwirausaha
terkait bidang IPS/pendidikan secara umum. Menyiapkan sarjana yang
memiliki kemampuan beradaptasi di dalam lingkungan Sosial-Ekonomi
yang berbeda-beda dan berubah dengan
mengembangkan
dan
membangun
cepat sambil senantiasa
kesadaran
terhadap
pentingnya
pendidikan IPS. Akhirnya para tujuan lain Jurusan Pendidikan IPS adalah
menyiapkan sarjana yang memiliki kemampuan menulis, presentasi, dan
2
Ibid.,
Data Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015
4
Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015
3
37
alternative solution secara mandiri dan kelompok dengan menggunakan
teknologi informasi untuk keberlangsungan belajar seumur hidup. 5
C.
Informasi Partisipan
Dalam upaya mencari informasi tentang pengaruh penggunaan gadget
terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan
IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti melibatkan partisipan untuk
dijadikan sumber penelitian yang berjumlah enam mahasiswa/i. Tiga
diantaranya adalah yang menggunakan handphone canggih dan tiga
diantaranya menggunakan handphone biasa.
Penting sekali peneliti mendeskripsikan informasi dan latar belakang
partisipan pada bab ini sehingga diharapkan mampu mempelajari konteks
dan situasi penelitian. Berikut adalah informasi partisipan:
Partisipan perempuan berinisial EF (21 Th), merupakan mahasiswi
aktif dengan konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, berasal dari Kota Bogor, Jawa Barat. Saat ini EF
menggunakan Smartphone Asus Zenfone 2. Smartphone tersebut dia
gunakan sejak tahun 2015. Berbagai aplikasi telah dia pasang/install karena
tipe smartphone tersebut memang memungkinkan untuk dipasang aplikasiaplikasi seperti Blackberry massanger, Path, Line, Facebook, Twiter dan
Instagram.
Partisipan kedua berjenis kelamin laki-laki berinisial R (22 Th),
mahasiswa asal Jakarta Selatan, pengguna smartphone Samsung Galaxy V.
Dia adalah mahasiswa konsentrasi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta . Dia tergabung dalam berbagai grup-grup di
media sosial atau aplikasi chatting, seringkali grup-grup tersebut
5
Ibid
38
memberinya informasi yang dibutuhkan terlebih tentang perkuliahan, dia
bilang dia tidak bisa terlepas dari smartphone.
Partisipan berinisial IA (21 Th), Laki-Laki, Mahasiswa asal
Pekalongan Jawa Tengah, merupakan mahasiswa konsentrasi Sosiologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tinggal bersama keluarganya di Jakarta Selatan, sebagian besar aktivitasnya
dilakukan dikampus. Penggunaan handphone Asus yang berbasis Android
termasuk ke dalam tipe handphone canggih
Partisipan berinisial T (21 Th Perempuan) mahasiswi konsentrasi
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, merupakan pengguna handphone BlackBerry,
handphone tersebut sudah ia gunakan semenjak tahun 2012. Selain itu dia
juga menggunakan smartphone tipe terbaru yakni iPhone 5. Mahasiswa
asal Depok, Jawa Barat ini seringkali menggunakan smartphone sebagai
ajang untuk mencari barang-barang yang dia butuhkan secara online, dengan
kata lain dia merupakan salah satu pelanggan di online shop.
Partisipan berinisial W (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, perempuan yang lahir di Jakarta 12 Oktober 1995 ini
merasa bahwa dia tidak bisa lepas dari smartphone. Dia merasa bosan
apabila tidak ada smartphone. Selain itu, hal pertama yang dia lakukan
setelah bangun tidur adalah membuka smartphone. Mahasiswi asal Bintaro,
Jakarta Selatan ini juga seringkali terlalu fokus dalam memainkan
smartphone sehingga dia tidak mengetahui apa yang terjadi disekitarnya
bahkan dia juga terkadang ketika sedang berkumpul dengan temannya tidak
mengetahui apa yang temannya sampaikan. Penggunaan handphone
Samsung Duos yang berbasis Android.
39
Partisipan berinisial U (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, ini merasa bahwa kehidupan sosialnya ada di dalam
handphone, tidak heran hampir seluruh aplikasi media sosial atau chatting
dia install pada gadget nya. Penggunaan handphone Samsung galaxy
A3yang berbasis anroiid.
D.
Paparan Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap
interaksi sosial mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Peneliti melakukan observasi sebelum dilakukannya wawancara
dengan partisipan. Hasil observasi peneliti buatkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V
(Lima) Kelas Sosiologi
No.
NAMA
MERK HP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Rista Maryani
Yuli Ocbiani
Dewi Purnamasari
Nurkholisoh
Hanifah
Nadwatul Khoiroh
Tiara Andriani
Isnina Intan Cahya
Sherlyna Febiyanti
Sandra
Lenovo
Samsung
Sony
Samsung
Samsung
Samsung
BB
Lenovo
Sony Ericsson
Samsung
OPERATION
SYSTEM
Android
Andoid
Andoid
Andoid
Andoid
Andoid
BB
Andoid
Andoid
Andoid
TAHUN DI
PAKAI
2015
2014
2014
2014
2013
2014
2012
2015
2015
2015
40
Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V (Lima)
Kelas Geografi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
NAMA
Uyun Mustafidah
Paramita
Miftah
Riyadi
Sidik
Abdul Jalil
Iqbal Maulana
Ali Machsun
Tara
Lillah
Nur Isma
Nur Alika
Sa’diah
Siti Nurhikmah
Desi Setiawati
Elieza F Concetta
Syiffa Sya’diah
Siti Rohaya
Hiazatul Fauziah
Hafidz Akbar
Anugrah Ramadhan
Annisa Nur Hikmah
Sandra
Ikhwan Yasin
Sihab Ubaidillah
Baiturrahman
Syahreza Amri
Dira
Ani M
Rahmina H
Riva atun
Eka Esti
Syifa N H
Sa’diyah
MERK HP
Samsung
Galaxy A3
Iphone 4S
Samsung Duos
Samsung galaxy
v
Asus Zenvone
Oppo Neo
Sony Experia
Oppo Joy
Xiaomi
Blackberry
Smartfren
Xiaomi
Samsung
Galaxy Ace3
Nokia
Evercross
Asus Zenfone
Samsung G
Prime
Samsung
Galaxy GT
Samsung
Galaxy Chat
Evercross A7L
Evercross A75w
Samsung Young
Samsung
Galaxy V
Samsung
Redmi 2
Blackberry
Nokia c6
Samsung Ace3
Balaxy Tab 4
Lenovo A6000
Asus Zenfone
Samsung galaxy
V
Smartfren U2
Samsung Young
2
OPERATION
SYSTEM
TAHUN DI
PAKAI
Android
2015
IOS
Android
2014
2014
Android
3024
Android
Android
Android
Android
Android
Android
Android
Android
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
Android
2014
Android
Android
Lollipop
2014
2014
2015
Kitkat
2015
Android
2014
Android
2014
Kitkat
Kitkat
Android
2015
2015
2013
Android
2015
Android
Android
Blackberry
Java
Android
Jelly Bean
Kitkat
Android
2015
2015
2013
2011
2013
2014
2015
2015
Kitkat
2015
Android
2014
Jelly Bean
2013
41
Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V
(Lima) Kelas Ekonomi
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
NAMA
MERK HP
Navila Camalia
Muhamad Suparjo
Ati Mulianingsih
Fatma Hanivah
Yayah Fauziah
Resti Muliani
Irma Ayu
Galemma Putri Y
Layin Natunisa
Chanda Anry
Fina Nurmaulina
Sharasita Prilly
Narisa Nur
Ibrahim Aziz
Nurul Ulfhaini B
Desi Mudyastuti
Rina Arniansyah
Zela
Amira Indira Sari
Amalia Husnayani
Nadia S
Lutfiyana Sapitri
Isma Nurfitri
Miftah Ismie S
Usriatun hasanah
Maisyah
Ulfah Nur
Ajie Rizaldi
St. Lusi Suswanti
Rizka Megawati
Fitrotul Laeli
Widya Septiyani
Siti Rohmah
Ganish Sytta
Oppo
Samsung
Samsung
Samsung
Samsung
Oppo
Asus
Iphone
Oppo
LG
Samsung
Xiaomi
Samsung
Iphone
Samsung
Smartfren
Samsung
Samsung
Iphone
Smartfren
Xiaomi
Lenovo
Lenovo
Oppo
Asus
Samsung
Samsung
Samsung
Asus
Asus
Evercross
Samsung
Samsung
LG
OPERATION
SYSTEM
Android
Android
Android
Android
Android
Android
Android
IOS
Android
Android
Android
Android
Android
IOS
Android
Android
Android
Android
Android
Android
Android
Kitket
Kitket
Jelyy Bean
Kitket
Jelly Bean
Kitket
Jelly Bean
Kitket
Kitket
Android
Kitket
Jelly Bean
Jelly Bean
TAHUN DI
PAKAI
2013
2013
2012
2015
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2015
2014
2014
2014
2013
2014
2013
2014
2015
2013
2015
2013
2015
Pada wawancara dengan partisipan terdapat 20 (dua puluh)
pertanyaan. Hasil wawancara peneliti buatkan transkrip, kemudian transkrip
tersebut peneliti olah dengan cara menginterpretasi data dan mereduksi data,
42
sehingga dapat menyimpulkan data. Data yang direduksi adalah informasi
yang tidak berhubungan dengan penelitian. Kemudian peneliti dapat
menyimpulkannya secara deskriptif. Untuk membuat paparan hasil lebih
mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi
dua bagian, yaitu: pendapat mahasiswa mengenai dampak positif
penggunaan gadget telekomunikasi dan pendapat mahasiswa mengenai
dampak negatif penggunaan gadget telekomunikasi.
1.
Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan
Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan beberapa pendapat
mahasiswa
tentang
telekomunikasi.
dampak
Semua
positif
mahasiswa
penggunaan
yang
peneliti
gadget
wawancara
menyatakan bahwa dampak positif penggunaan gadget meliputi;
memudahkan komunikasi dengan orang yang jauh dan searching
informasi perkuliahan.
a. Interaksi
Menggunakan
Gadget
Telekomunikasi
Dapat
Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan Teman
Yang Jauh
Interkasi dengan menggunakan gadget telekomunikasi diakui
memudahkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
Beberapa mahasiswa (R dan T) menyatakan bahwa gadget
telekomunikasi memudahkan mereka untuk menjalin komunikasi
dengan orang yang jauh. Sebagaimana yang disampaikan partisipan
R, baginya gadget telekomunikasi mempermudah menjalin
komunikasi dengan teman yang jauh.
“......memudahkan komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita....”
6
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
6
43
Sependapat
dengan
partisipan
R,
partisipan
T
juga
menyatakan hal yang sama bahwa gadget telekomunikasi
mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang jauh.
“buat komunikasi yang jarak jauh, manfaatnya lebih memudahkan
7
komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita”
Selain sebagai media komunikasi dengan teman yang jauh,
gadget telekomunikasi juga memberikan dampak positif yang lain,
seperti
yang
disampaikan
partisipan
EF,
baginya
gadget
telekomunikasi juga mempermudah dia untuk menunjukkan arah
jalan. Sebagaimana yang disampaikan kepada peneliti sebagai
berikut;
“.....memudahkan buat nelpon, kalo pergi kemana-mana bisa buat
8
nunjukin arah jalan....”
Adapun bagi partisipan lain seperti IA dan W, gadget
telekomunikasi juga mempermudah mereka mendapatkan berita
terkini.
“.....tau informasi terkini, kadang kalo di TV belum keluar berita di
9
smartphone sudah ada”
“....misal di televisi belum beritanya dan dari gadget kita sudah tau duluan
10
info tersebut sudah terupdate”
Tidak hanya sebatas itu, gadget telekomunikasi juga
memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk mempromosikan
produk mereka. Seperti yang dilakukan oleh partisipan EF, sebagai
pelaku usaha kerudung, partisipan EF memanfaatkan gadget
telekomunikasi sebagai media untuk mempromosikan barang
7
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
9
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
10
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
8
44
dagangannya. Bagi partisipan EF melalui gadget telekomunikasi
memberikan peluang pangsa pasar yang lebih luas.
“.....saya jualan online jadi kalo ngubungin temen/orang itu mudah,.. kalo
langsungkan waktunya terbatas (ruang geraknya), toh kalo kerudung itu
bukan kebutuhan sehari-hari dan tidak bisa di daur ulang, jadi harus
11
online karena peluangya lebih gede mencakup orangnya lebih banyak”
Meski
demikian
beberapa
mahasiswa
(R
dan
IA)
mengungkapkan bahwa selain untuk komunikasi dengan orang
yang jauh gadget telekomunikasi juga biasa digunakan untuk
melakukan janjian dengan teman dekat yang mereka temui seharihari. Kepada peneliti keduanya menyatakan:
“Iya, karena buat menanyakan keberadaan atau buat janjian untuk
12
ketemu...”
“Iya, ngubungin lewat medsos kan untuk janjian, buat ketemu bareng kan
13
susah jadi janjian dulu biar ketemu atau ngobrol bareng....”
Sebagai sebuah media komunikasi, gadget telekomunikasi
memegang
peranan
penting
untuk
berinteraksi.
Beberapa
mahasiswa (EF dan W) biasanya lebih mengatur diri dalam
menggunakan gadget telekomunikasi guna menjaga hubungan
dengan teman. Kepada peneliti keduanya menyatakan bahwa demi
menjaga hubungan, mereka mengatur diri dalam menggunakan
gadget telekomunikasi dengan cara menaruhnya di dalam tas atau
di taruh di depan mereka. Berikut pernyataan kedua partisipan;
“Karena ngehargain teman jadi (gadget) di taroh di tas atau di saku atau
14
di taroh di depan kita aja.....”
15
“Biasanya kalo kita lihat handphone harus taroh ditas,...”
11
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
Wanwancara dengan R 02 Maret 2016
13
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
14
Wawancara EF 02 Maret 2016
15
Wanwancaea dengan W 03 Maret 2016
12
45
Adapun cara lain yang digunakan mahasiswa untuk menjaga
hubungan dengan teman adalah dengan komunikasi secara
langsung, seperti yang disampaikan oleh partisipan EF. Selain
melakukan komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi
partisipan EF juga masih sering melakukan komunikasi langsung.
“...kita juga selain komunikasi lewat gadget kita juga masih sering
ketemu”
16
b. Gadget Telekomunikasi Memudahkan Mahasiswa Memperoleh
Informasi Perkuliahan
Sebagai sebuah alat yang senantiasa mengalami pembaharuan
gadget telekomunikasi memberikan kemudahan pada manusia
untuk melakukan segala aktifitas dan memudahkan pekerjaan
manusia. Hal tersebut dirasakan juga oleh para mahasiswa, dimana
kecanggihan gadget telekomunikasi memberikan fitur dan aplikasi
yang memudahkan mereka untuk memperoleh informasi
perkuliahan secara cepat, mencari referensi dan sebagainya
sehingga mampu membantu menyelesaikan tugas perkuliahan.
Selain itu, umumnya para mahasiswa juga mempunyai grup
(wadah) dalam media sosial atau chatting yang berfungsi untuk
memberikan informasi seputar perkuliahan.
Seperti yang disampaikan oleh partisipan W, bagi W gadget
telekomunikasi membantu mendapatkan informasi seputar
perkuliahan seperti info kelas perkuliahan dan tugas.
“...untuk mencari informasi harus melalui handphone, informasi kelas dan
jam kuliah termasuk menanyakan tugas-tugas...”
17
Begitupun yang disampaikan oleh partisipan T, gadget
telekomunikasi sangat diperlukan untuk menghubungi teman guna
mencari info perkuliahan.
“...paling cuma nanya kelas, lagi dimana, ya seputar kebutuhan
perkuliahan, kan susah ka kalo mau ketemu harus kontak dulu, kalo tidak
18
pake media sosial susah ka”
16
Wanwancara dengan EF 02 Maret 2016
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
18
Wanwancara dengan T 03 Maret 2016
17
46
Selain
untuk
mencari
informasi
perkuliahan
gadget
telekomunikasi juga membantu proses perkuliahan. Bagi partisipan
R dengan banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi
membantu proses perkuliahan;
“.....smartphone banyak aplikasi dan membantu prospek perkuliahan, ada
banyak aplikasi yang saya pasang seperti bbm, line, whatsapp,...” 19
Aplikasi-aplikasi media sosial atau chatting seringkali
dijadikan sarana bagi mahasiswa untuk berbagi informasi dalam
bentuk grup. Sebagaimana yang disampaikan partisipan T
banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi mempermudah dia
untuk mendapatkan informasi perkuliahan melalui grup-grup yang
telah dibentuk.
“hampir semua aplikasi medsos atau chat saya install, seperti BBM,
facebook, whatsApp, Line, instagram. Kalau yang sering di pakai sih
whatsApp karena saya tergabung dalam grup, jadi takut ada informasi
kelas atau yang lainya....” 20
Seperti halnya partisipan T, partisipan R pun menyatakan
kepada
peneliti
bahwa
aplikasi-aplikasi
pada
gadget
telekomunikasi memudahkan memperoleh info perkuliahan.
“...kalo di whatsapp lebih banyak grup, jadi intinya kebanyakan isi
kontaknya teman-teman kelas...” 21
Begitupun yang disampaikan partisipan EF kepada peneliti,
kecanggihan gadget telekomunikasi yang menyediakan layanan
internet memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi.
“.....gadget itu..eh ..referensinya lebih banyak tidak harus jauh-jauh ke
perpus di handphone/smartphone juga bisa di bawa kemana mana tinggal
koneksikan internet saja,....” 22
19
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
21
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
22
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
20
47
Senada
dengan
partisipan
EF,
partisipan
U
pun
memanfaatkan aplikasi dalam gadget telekomunikasi untuk
membaca buku dan sebagainya.
“...di dalam handphone banyak aplikasi yang saya suka misal e-book,
game, musik dan media sosial” 23
2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan beberapa pendapat
mahasiswa tentang dampak negatif penggunaan gadget telekomunikasi.
Secara keseluruhan semua mahasiswa yang peneliti wawancara
menyatakan bahwa dampak negatif penggunaan gadget meliputi;
pertama, gadget telekomunikasi menjadikan mahasiswa mengalami
disfungsi sosial; kedua, waktu interaksi langsung berkurang; ketiga,
kurang peka terhadap lingkungan sekitar; keempat, kehadiran gadget
telekomunikasi mengganggu kualitas interaksi langsung; kelima, gadget
telekomunikasi menjadikan mahasiswa hyperpersonal; keenam, gadget
komunikasi menjadikan mahasiswa konsumtif.
a.
Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Mengalami
Disfungsi Sosial
Salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah
menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial, dimana fungsifungsi sosial mahasiswa tidak berfungsi. Seperti yang dialami oleh
beberapa partisipan, partisipan U menyatakan kepada peneliti bahwa
separuh hidupnya ada di gadget telekomunikasi, sehingga ketika
tidak ada gadget dia akan melakukan segala upaya untuk
mendapatkannya kembali.
“kalo hilang
saya usahakan sebisa mungkin dapetin yang baru
lagi......karena saya orang nya tidak bisa jauh dari handphone, rasanya
tidak megang handphone itu kayanya ada yang hilang” 24
23
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
48
Begitupun dengan partisipan W, gadget telekomunikasi
merupakan kebutuhan dalam melakukan segala aktifitas, dia
merasa hampa kalau tidak ada gadget telekomunikasi.
“...paling rasanya bete kan kita tiap hari megang handphone jadi bingung
mau ngapain gitu, kaya hidupnya hampa yang biasa kita lakukan terus
tiba-tiba ngga ada ngga kita lakukan kaya ada yang beda...” 25
Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan adalah orang
menjadi mementingkan diri sendiri, hal seperti ini dialami oleh
partisipan U, dimana dia lebih menyukai komunikasi melalui
gadget
telekomunikasi
serta
lebih
mementingkan
dirinya
ketimbang orang lain.
“...saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa di bandingin saya
mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih teratarik ke handphone” 26
Penggunaan secara berlebihan juga menyebabkan sesuatu
menjadi kurang baik, hal ini dialami oleh beberapa partisipan,
sebagai sebuah kebutuhan penggunaan gadget secara otomatis
makin sering digunakan. Sebagaimana yang dipaparkan partisipan
IA dan T, bagi mereka menggunakan gadget kalau diperkirakan
sekitar 12-14 jam dalam sehari semalam, bahkan bagi keduanya hal
yang pertama dilakukan sebelum dan setelah bangun tidur adalah
membuka gadget;
“Paling kurang lebih 14 jam, jujur saya juga bangun tidur langsung
megang handphone sampai mau tidur pun tidak lepas dengan gadget, dan
kalo ada waktu setelah aktifitas di luar jam kuliah saya main gadget” 27
“Hampir setengah dari 24 jam, hampir seharian selama aktifitas, waktu
senggang, waktu kuliah, sebelum tidur sampe bangun tidur buka
handphone” 28
24
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
26
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
27
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
28
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
25
49
Adapun menurut partisipan U tidak dapat menentukan waktu
pasti
berapa
lama
menggunakan
gadget,
karena
baginya
menggunakan gadget dapat kapan pun ketika dibutuhkan atau
selagi ada waktu luang.
“Kalau misalnya ada waktu luang sih saya luangin megang handphone
tapi kalo lagi kuliah saya ngga buka, kalo saya kosong berarti ya saya
megang handphone” 29
b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi Langsung
Berkurang
Ternyata didapati lima partisipan (EF, R, IA, T dan U)
mengabiskan waktu bersama teman jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan memainkan gadget telekomunikasi, kalau sebelumnya dalam
memainkan gadget telekomunikasi partisipan menghabiskan waktu
hampir selama 14 jam dalam sehari maka ketika bersama dengan
teman mereka hanya menghabiskan waktu 2-3 jam. Itu pun biasanya
dilakukan ketika mereka berada di kampus. Sebagaimana yang
disampaikan partisipan IA, “Tiga jam sampai empat jam, ya”. 30
Begitu pun dengan partisipan EF dan T, bagi keduanya mereka
menghabiskan waktu selama 2-4 jam, itu pun biasanya dilakukan
setelah aktifitas perkuliahan atau ketika mereka berada di kampus;
“Sehari kumpul bareng temen, kalo kumpul belajar kan di kelas selalu
kumpul, kumpul sama teman dalam sehari empat jam” 31
“Lebih dari dua jam, kalo temen kuliah pasti sehabis ngampus,..” 32
Adapun partisipan W lebih suka menghabiskan waktunya
dengan keluarga di rumah, baginya ketika sudah dirumah jarang
menggunakan gadget;
29
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
31
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
32
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
30
50
“Sekarang udah jarang ngumpul ama temen, lebih sering di rumah, karena
di rumah banyak sodara jadi lebih memilih untuk berkumpul dengan
keluarga, karena enak interkasinya secara langsung, main gadget jarang
kalo udah lagi kumpul ama sodara ya handphone di taroh di kamar atau di
diamkan dulu” 33
Berdasarkan komparasi di atas akhirnya peneliti mencoba
mendeskripsikan lebih jauh bagaimana mahasiswa melakukan
komunikasi langsung dengan temannya di tengah kehadiran gadget.
Seperti yang disampaikan partisipan R, W dan U hal yang
dilakukan ketika bertemu dengan teman sudah pasti mengobrol,
bercanda tawa, atau diskusi;
“Lebih suka diskusi, tapi tergantung ketemunya ka kalo ketemu sama
temen organisasi ya ngobrol masalah organisasi tapi kalo ketemu sama
temen kelas ya ngobrolin kuliah ya engga jauh-jauh dari tugas” 34
“Biasanya yang pasti ngobrol ya, cerita-cerita, ya gimana sih, kalo ketemu
ya pasti mengobrol,..” 35
“...kita omongin di obrolan itu entah dari pelajaran atau pasangan masingmasing, karena kita kalo lagi ngumpul bawa pasangan masing-masing
jadi obrolannya campur apapun ya kita ceritakan sharing dengan
teman” 36
c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang Peka
Terhadap Lingkungan Sekitarnya
Pengalaman ini hampir dialami oleh partisipan, seperti misalnya
partisipan EF, dia seringkali ditegur oleh temannya lantaran terlalu
fokus dengan gadget sehingga dia tidak mendengarkan apa yang
temannya sampaikan.
“....waktu itu gadget nya dalam keadaan penting, temen aku sedang curhat
tapi aku sedang fokus dengan gadget, terus temennya bilang udah-udah,
udah lewat, makanya jangan terlalu fokus ke gadget katanya, jadi lebih
baik kalo lagi ngobrol dengan orang atau temennya mau cerita tinggal
bilang saja, maaf gitu saya lagi sibuk di hp nanti dulu” 37
33
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
35
Wawanca ra denganW 03 Maret 2016
36
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
37
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
34
51
Begitu juga dengan partisipan W, dimana dia lebih asyik
memainkan game di gadget telekomunikasinya sehingga dia ditegur
oleh temannya.
“Saya kan suka nya main game di handphone ya, saya fokus di game
terus, saya di ajak ngobrol sama temen dan saya ngga tau dia ngomong
apaan karena saking asiknya main game, terus kata temen yang ceritanya
“eh lu dengerin gue ngga sih” terus saya bilang maaf tadi ngga
kedengaran soalnya asik main game” 38
Pengalaman lain di alami oleh partisipan R karena terlalu fokus
dengan gadget ketika berada dalam KRL dia harus menaiki kereta lagi
karena stasiun yang dituju sudah terlewat.
“Pernah, ceritanya saya pengen turun ke stasiun, eh tau-tau udah
kelewatan, karena terlalu fokus dengan gadget jadi tidak tahu” 39
Berbeda dengan partisipan-partisipan yang lain partisipan T
mengatakan belum pernah mengalami hal-hal tersebut, walaupun
fokus dengan gadget telinganya masih tetap mendengar sehingga
kalau ada yang curhat atau mengajak ngobrol dia masih bisa respon.
“Ngga pernah, walapun fokus dengan handphone telinga masih tetep
dengar jadi kalo ada yang curhat masih bisa saya respon” 40
Kepada peneliti partisipan U mengatakan seringkali dia tidak
merespon (karena asik dengan gadget) apa yang temannya sampaikan
sehingga seringkali temannya merasa jengkel ketika mengajak
partisipan U mengobrol atau hanya sekedar tegur sapa. Partisipan U
sebetulnya tahu dan menyadari apa yang temannya sampaikan akan
tetapi dia lebih asik dengan gadgetnya.
“Nah itu dia sering suka khilafnya kaya gitu emang, justru hal hal yang
lebih menarik dengan yang jauh saya pengen menyampaikan apa yang
saya rasa di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih
tertarik ke handphone,... karena saya lebih suka menceritakan kisah hidup
38
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
40
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
39
52
saya ketimbang saya harus mendengarkan kisah orang lain, jadi kalo ada
orang lain cerita saya kurang respon” 41
d. Kehadiran
Gadget
Telekomunikasi
Mengurangi
Kualitas
Interaksi Langsung
Adapun ketika tiba-tiba gadget berdering atau terdengar suaru
notifikasi dari gadget biasanya partisipan langsung melihat gadget
tersebut apakah penting atau tidak, namun demikian biasanya
partisipan
lebih
melihat
kondisi
atau
topik
perbincangan.
Sebagaimana yang disampaikan partisipan EF, biasanya dia meminta
maaf atau izin kepada temannya dahulu sebelum menerima telefon.
“Respon pertama, jujur saya lebih respon ke telepon atau sms karena kalo
telepon dan sms lebih urgent, jadi kalo ada telepon masuk atau ada sms
saya lihat dulu dari siapa kalo ada yang penting saya bilang atau izin buat
terima telepon itu”. 42
Bagi partisipan R dia tidak langsung membuka gadgetnya
ketika obrolan sedang menarik. Dia akan mengabaikannya notifikasi
gadget untuk sementara sehingga dia bisa menghubunginya kembali.
“Tergantung sih kalo perbincanganya lagi enak ya lanjutin obrolan sama
temen, tapi kalo obrolannya ngga enak langsung megang handphone, kalo
tema atau topik pembahasanya lagi seru ya lanjutin diskusi, kalo ada
telepon langsung diangkat tapi kalo ada chat biasanya di pending
sementara” 43
Adapun dengan partisipan IA secara refleks dia akan
langsung melihat gadgetnya;
“....kalo kita lagi ngumpul biasa ya mungkin mentingin handphone dulu
lihat siapa yang nelpon atau sms atau chatting..” 44
Selain itu, ada beberapa hal yang membuat para partisipan
merasa kecewa ketika mereka berkomunikasi secara langsung akan
tetapi lawan bicara mereka malah sibuk dengan gadgetnya. Meski
41
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
43
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
44
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
42
53
demikian para partisipan biasanya menanyakan atau menegur
kepada teman tersebut untuk tidak memainkan gadgetnya.
Pengalaman partisipan R ketika mengadakan reuni, setelah
bertahun-tahun tidak bertemu sekalinya ketemu (berkumpul)
masing-masing malah sibuk dengan gadget.
“Perasaanya ya bete aja, kalo misalkan sudah lama ngga ketemu pengen
reunian udah komunikasi cape-cape lewat medsos buat nyatuin tementemen, eh tau nya pada main handphone sendiri, ya kecewa” 45
Ada juga yang melakukan perjanjian seperti partisipan EF,
partisipan EF biasanya melakukan perjanjian bersama temantemannya, bahwa selama berkumpul gadget di taruh di tas atau di
depan. Gadget hanya dipakai dalam keadaan darurat saja.
“Responnya pertama kita harus menanyakan dulu alasan dia
menggunakan handphone, kalo semisal penting, oke lah, ngga apa-apa
tapi biasanya kita kalo lagi ngumpul, bikin perjanjian atau kesepakatan
untuk tidak bermain hp, saat kumpul hp di silent atau di taroh di tas” 46
Bagi partisipan T makna berkumpul menjadi hilang ketika
sedang berkumpul teman-temannya malah asik dengan gadget
masing-masing;
“Rasanya ngga enak aja apa artinya kita ngumpul kalo pada akhirnya
main hp, percuma gitu ka buat ngumpul ya ini sih kalo lagi ngumpul
banyak orang, kalo cuma ngobrol berdua sih ngga apa-apa lah ngga
masalah” 47
Adapun
bagi
partisipan
U
tidak
masalah
temannya
memainkan gadget selama bertemu yang penting dia masih
merespon apa yang partisipan U sampaikan;
“Kalo saya sih ya itu kalo misalkan dia sekali buka handphone berarti itu
ada yang penting tapi kalo dia sering ya saya harus negur, tapi kalo selagi
dia masih respon saya sih ngga apa-apa karena masih ngedengerin saya
ngomong gitu” 48
45
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
47
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
48
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
46
54
e. Gadget
Telekomunikasi
Menyebabkan
Mahasiswa
Jarang
Melakukan Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi memang
memberikan kepuasan tersendiri kepada para penggunanya, sehingga
tidak heran banyak pula mahasiswa yang lebih menyukai komunikasi
menggunakan gadget telekomunikasi ini. Bentuk komunikasi yang
disukai partisipan umumnya adalah komunikasi langsung (tatap
muka), meski pun bentuk komunikasi ini jarang sekali dilakukan oleh
para partisipan, akan tetapi partisipan menyadari betul pentingnya
komunikasi tatap muka ini.
Seperti yang dipaparkan partisipan EF, dia lebih menyukai
komunikasi secara langsung dibandingkan dengan melalui gadget
(tidak langsung), baginya ketika bertemu langsung hubungan
emosional lebih dapat ketimbang melalui gadget, dengan bertemu bisa
lebih mengetahui apa yang disampaikan oleh lawan bicara;
“Ketemu langsung soalnya emosinya lebih dapet, dibandingkan lewat
medsos karena itu kan terbatas yah, terhalangi oleh handphone walaupun
kita berbicara dengan kata-kata itu belum tentu bisa menyampaikan pesan
yang dimaksud orang tersebut, salah menggunakan tanda baca aja itu
artinya udah beda, kalo ketemu langsung enak bisa tau orang itu dan
ketemu langsung lebih ngerti dan banyak peluang ketemu langsung
membaca mimik mukanya,....” 49
Begitupun menurut partisipan R, baginya manusia sebagai
makhluk sosial memerlukan interaksi langsung;
“Ketemu langsung, kalo secara langsung lebih enak aja, kalo lewat
medsos komunikasinya kurang, yang namanya manusia kan makhluk
sosial, jadi harus ada interaksi langsung.” 50
Selaras dengan apa yang disampaikan partisipan W, dia lebih
menyukai komunikasi langsung karena tidak memiliki batas, tidak
dikhawatirkan dengan capeknya mengetik di gadget;
49
50
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
55
“Enak secara langsung, karena misalkan ngga kita tuh masih suka ada
yang nyangkut di pikiran terus kalo di media sosial masih banyak yang
lupa kalo ketemu langsung reflek ngomong nya banyak sampe detail juga
, ngetik di sms kan lebih cape kadang-kadang ya pake voice note” 51
Berbeda dengan partisipan EF, R, IA, T dan W, partisipan U
malah sebaliknya, dia lebih senang komunikasi tidak langsung
ketimbang komunikasi langsung, baginya komunikasi tidak langsung
lebih mendapat respon dengan orang yang di ajak komunikasi.
“Saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung
dulu, jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara
langsung, karena saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget
lewat media sosial atau sms, dan menurut saya, interaksi yang
menyenenangkan itu ya adanya timbal balik seumpama saya nge-love dia
dan dia juga nge-love balik saya jadi ada kesenangan sendiri walaupun
interaksi di dunia maya atau interaksi secara tidak langsung” 52
f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif
Pemanfaatan
teknologi
informasi
yang
baik
sebetulnya
memberikan peluang yang besar bagi wirausahawan muda terutama
mahasiswa. Pada bagian ini peneliti hendak memaparkan bagaimana
perkembangan teknologi informasi ini dijadikan sebuah peluang usaha
bagi para partisipan.
Ternyata hanya dua partisipan saja yang memanfaatkan peluang
usaha ini, yakni partisipan EF dan R. Partisipan EF menawarkan
berbagai macam aksesoris dan kerudung secara online, partisipan EF
menyadari bahwa ruang geraknya yang terbatas, sehingga dia lebih
menjajakan barang daganganya secara online. Partisipan R pun sama,
dia mencoba peruntungan dengan menawarkan sepatu olahraga secara
online.
“Lebih kepada jualan aksesoris, aku sebenarnya makenya dua, langsung
sama online jadi kalo langsungkan waktunya terbatas ruang geraknya
juga, toh kalo kerudung itu bukan kebutuhan tiap hari tidak bisa daur
ulang, jadi harus online karena peluangnya lebih gede, mencakup orang
lebih banyak” 53
51
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
53
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
52
56
“...waktu itu sempat jualan sepatu dan memasang DP sepatu futsal jualan
di online, pernah jadi konsumen juga beli sepatu ketipu dengan barangnya
tidak sesuai dengan ukuran” 54
Partisipan T dan W mengaku hanya sebagai konsumen barangbarang yang ditawarkan secara online, meskipun mereka pernah
dikecewakan karena barang yang dipesan tidak sesuai tetapi bukan
berarti mereka berhenti. Berdasarkan pengalaman tersebut mereka
biasanya hanya mau menerima penawaran dari teman yang sudah
mereka kenal, sehingga suatu saat mereka dapat melihat langsung
barang yang ditawarkan.
“Saya lebih kearah konsumtif kak, sering beli di online, tapi biasanya
kecewa kalo bukan sama temen yang kita kenal karena barangnya kurang
memuaskan, kalo sama temen kan bias nanya atau lihat sampelnya
dulu” 55
“Aku lebih ke konsumen, pernah waktu itu pesan baju di online tapi pas
dateng malah kurang puas sama barangnya. Makanya sekarang-sekarang
sih kalo mau beli apa-apa mending ke mall atau pesen ama temen yang
udah kita kenal gitu” 56
Adapun partisipan IA dan U, dia tidak suka berbelanja secara
online, karena pernah dikecewakan dengan barang yang dipesan tidak
sesuai dengan harapan dia lebih memilih untuk melihatnya secara
langsung di toko-toko.
“Pernah beli tapi karena barangnya kurang cocok jadi kecewa sampe
sekarang udah ngga mau beli-beli di online lagi mending sekalian aja ke
toko nya” 57
“Kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di
online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online” 58
54
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
56
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
57
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
58
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
55
57
E.
DISKUSI (Analisis Hasil Penelitian)
Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori
ataupun hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil
penelitian yang digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Pustaka,
namun beberapa lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul.
Brotosiswoyo
B
Suprapto
mengungkapkan,
pada
akhirnya
Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata
melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda
dengan interaksi tatap muka:
“....disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan
teks atau tulisan”. 59
Interaksi
dengan
menggunakan gadget
telekomunikasi
diakui
memudahkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Beberapa
mahasiswa (R dan T) menyatakan bahwa gadget telekomunikasi
memudahkan mereka untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh.
Sebagaimana
yang
disampaikan
partisipan
R,
baginya
gadget
telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang
jauh.
Dalam kehidupan sosial manusia membutuhkan orang lain karena
tidak dapat di pungkiri manusia tidak dapat hidup sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhanya maka mansuia membutuhkan hubungan dengan manusia lain.
Begitupun mahasiswa saling membutuhkan karena untuk mengetahui
informasi perkuliahan maka dengan itu mahasiswa harus berinteraksi
dengan mahasiswa yang lain baik menggunakan gadget atau bertatap muka
langsung guna untuk dapat memenuhi kebutuhanya mencari informasi atau
tugas kuliah.
Menurut Soerjono Soekanto (2013) Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok
yang lain maupun individu dengan kelompok. Di dalam interaksi tidak mesti
59
Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:Peta
Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002
58
terjadi komunikasi, interaksi sosial dimulai pada saat orang saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun
orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak
saling menukar tanda interaksi sosial telah terjadi. Berbeda jika sebaliknya;
Ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari keberadaan keduanya pada
saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun diantara keduanya tidak terjadi
percakapan. Berbeda apabila keduanya tidak menyadari dengan tidak melihat atau
mendengar atau apa pun yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi
interaksi. 60
Sependapat dengan partisipan R, partisipan T juga menyatakan hal
yang sama bahwa gadget telekomunikasi mempermudah menjalin
komunikasi dengan teman yang jauh. Selain sebagai media komunikasi
dengan teman yang jauh, gadget telekomunikasi juga memberikan dampak
positif yang lain, seperti yang disampaikan partisipan EF, baginya gadget
telekomunikasi juga mempermudah dia untuk menunjukkan arah jalan.
Adapun bagi partisipan lain seperti IA dan W, gadget telekomunikasi juga
mempermudah mereka mendapatkan berita terkini. Dengan demikian
beberapa mahasiswa (R dan IA) mengungkapkan bahwa selain untuk
komunikasi dengan orang yang jauh gadget telekomunikasi juga biasa
digunakan untuk melakukan janjian dengan teman dekat yang mereka temui
sehari-hari.
Menurut Agusli, Rachmat (2008) teknologi handphone dari tahun ke
tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini handphone
dilengkapi dengan berbagai macam fitur. Handphone terbaru saat ini
kemampuannya sudah seperti sebuah komputer, menurut beliau:
Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini handphone dilengkapi dengan
berbagai macam fitur, seperti game, radio, Mp3, kamera, video dan layanan internet.
Handphone terbaru saat ini sudah menggunakan processor dan OS (Operating
System) sehingga kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa
mengubah fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu
mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang
singkat........ Saat ini sudah banyak sekali gadget ataupun smartphone, handphone
yang keren dan modern dengan kualitas fitur yang sangat sempurna dan keren.
60
hlm. 55
Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
59
Gadget sudah menjadi kebutuhan mendasar manusia modern saat ini yakni saat
dimana pertukaran informasi sangat cepat sehingga manusia membutuhkan alat yang
bisa menjawab kebutuhanya tersebut. 61
Sebagaimana yang disampaikan keenam partisipan (EF, R, IA, W, T
dan U) bahwasanya dampak positif penggunaan gadget telekomunikasi
adalah untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh serta sebagai
sarana untuk mencari informasi secara cepat, selain itu dampak positif
penggunaan gadget telekomunikasi adalah adanya koneksi internet sehingga
pengguna tidak dikhawatirkan akan kehabisan pulsa. Koneksi internet bisa
di dapat baik melalui jaringan selular yang disediakan oleh pihak provider
atau melalui jaringan WiFi.
Bagi partisipan R dengan banyaknya aplikasi pada gadget
telekomunikasi membantu proses perkuliahan. Aplikasi-aplikasi media
sosial atau chatting seringkali dijadikan sarana bagi mahasiswa untuk
berbagi informasi dalam bentuk grup. Sebagaimana yang disampaikan
partisipan T banyaknya aplikasi pada gadget telekomunikasi mempermudah
dia untuk mendapatkan informasi perkuliahan melalui grup-grup yang telah
dibentuk. Seperti halnya partisipan T, partisipan R pun menyatakan kepada
peneliti bahwa aplikasi-aplikasi pada gadget telekomunikasi memudahkan
memperoleh info perkuliahan. Begitupun yang disampaikan partisipan EF
kepada peneliti, kecanggihan gadget telekomunikasi yang menyediakan
layanan internet memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi. Senada
dengan partisipan EF, partisipan U pun memanfaatkan aplikasi dalam
gadget telekomunikasi untuk membaca buku dan sebagainya.
Hampir seluruh aplikasi media sosial atau aplikasi chat terpopuler di
Indonesia terpasang pada gadget partisipan (EF, R, IA, T, W dan U),
aplikasi-aplikasi tersebut meliputi; Blackberry Massanger, Line, Path,
WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram. Aplikasi-aplikasi tersebut
partisipan gunakan sebagai media komunikasi sehari-hari, baik dengan
61
Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta:
Mediakita 2008
60
teman kelas maupun yang lain. Selain itu, aplikasi-aplikasi tersebut
memperbolehkan penggunanya untuk membuat sebuah grup. Fitur ini yang
juga dimanfaatkan oleh para partisipan untuk membentuk grup-grup di
media sosial atau pun aplikasi chatting. Umumnya grup tersebut
dimanfaatkan untuk berbagi informasi perkuliahan, seperti jadwal
perkuliahan dan tugas perkuliahan.
Pembentukan grup-grup pada media sosial atau chatting yang
digunakan oleh mahasiswa berfungsi sebagai ajang tukar informasi dan
kerjasama antar mahasiswa guna menyelesainkan tugas perkuliahan atau
lain sebagainya, hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan pendapat Gillin
dan Gillin terjadi proses sosial asosiatif.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan, dan dapat juga
berbentuk pertentangan atau pertikaian.Gillin dan Gillin pernah mengadakan
penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial
yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang
asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah proses yang
disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan. 62
Masih menurut Gillin dan Gillin (1954) interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok
yang lain maupun individu dengan kelompok:
Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat menghasilkan kebutuhan hidup
dalam suatu kelompok sosial, kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila
manusia saling bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan
bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya. 63
Akan tetapi perlu diperhatikan pula, selain memiliki dampak positif
gadget
62
telekomunikasi
juga
memiliki
dampak
negatif
terhadap
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm 64-65
63
Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New
York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu
Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56
61
penggunanya. Salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah
menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial, dimana fungsi-fungsi
sosial mahasiswa tidak berfungsi. Seperti yang dialami oleh beberapa
partisipan, partisipan U menyatakan kepada peneliti bahwa separuh
hidupnya ada di gadget telekomunikasi, sehingga ketika tidak ada gadget
dia akan melakukan segala upaya untuk mendapatkannya kembali.
Begitupun dengan partisipan W, gadget telekomunikasi merupakan
kebutuhan dalam melakukan segala aktifitas, dia merasa hampa kalau tidak
ada gadget telekomunikasi.
Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan adalah orang menjadi
terobsesi dengan diri sendiri, hal seperti ini dialami oleh partisipan U,
dimana dia lebih menyukai komunikasi melalui gadget telekomunikasi serta
lebih mementingkan dirinya ketimbang orang lain.Penggunaan secara
berlebihan juga menyebabkan sesuatu menjadi kurang baik, hal ini dialami
oleh beberapa partisipan, sebagai sebuah kebutuhan penggunaan gadget
secara otomatis makin sering digunakan. Sebagaimana yang dipaparkan
partisipan IA dan T, bagi mereka menggunakan gadget kalau diperkirakan
sekitar 12-14 jam dalam sehari semalam, bahkan bagi keduanya hal yang
pertama dilakukan sebelum dan setelah bangun tidur adalah membuka
gadget.
Hasil studi yang dilakukan oleh Paula Pile seorang ahli terapi dari
Greensboro Carolina Utara bersama timnya menganalisa tanda-tanda
ketergantungan
smartphone.
Para
ahli
terapi
mengkhawatirkan
ketergantungan seseorang pada smartphone dan juga fitur yang ada
didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi
sosial. Menurutnya:
Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang Pertama, tidur larut
malam akibat asik bermain gadget atau smartphone, Kedua, menggunakannya lebih
dari dua jam, lalu yang Ketigaadalah terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam
gadget atau smartphone, yang Keempat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi
62
berlama-lama memainkan gadget atau smartphone dan yang Kelima, merasa tidak
bisa hidup tanpa gadget atau smartphone. 64
Selain itu pula, ternyata didapati lima partisipan (EF, R, IA, T dan U)
mengabiskan waktu bersama teman jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
memainkan gadget telekomunikasi, kalau sebelumnya dalam memainkan
gadget telekomunikasi partisipan menghabiskan waktu hampir selama 14
jam dalam sehari maka ketika bersama dengan teman mereka hanya
menghabiskan waktu 2-3 jam. Itu pun biasanya dilakukan ketika mereka
berada di kampus. Begitu pun dengan partisipan EF dan T, bagi keduanya
mereka menghabiskan waktu selama 2-4 jam, itu pun biasanya dilakukan
setelah aktifitas perkuliahan atau ketika mereka berada di kampus.Dengan
kata lain waktu yang digunakan untuk memainkan gadget telekomunikasi
jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu berkumpul dengan teman.
Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata
dibanding keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu
terobsesi dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian
seperti sikap menyendiri, anti-sosial cenderung tidak peka dengan
kebutuhan orang sekitar, individualistis dan lain-lain. 65
Pengalaman ini hampir dialami oleh partisipan, seperti misalnya
partisipan EF, dia seringkali ditegur oleh temannya lantaran terlalu fokus
dengan gadget sehingga dia tidak mendengarkan apa yang temannya
sampaikan. Begitu juga dengan partisipan W, dimana dia lebih asyik
memainkan game di gadget telekomunikasinya sehingga dia ditegur oleh
temannya. Pengalaman lain di alami oleh partisipan R karena terlalu fokus
dengan gadget ketika berada dalam KRL dia harus menaiki kereta lagi
karena stasiun yang dituju sudah terlewat.
64
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456
65
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451
63
Kepada peneliti partisipan U mengatakan seringkali dia tidak
merespon (karena asik dengan gadget) apa yang temannya sampaikan
sehingga seringkali temannya merasa jengkel ketika mengajak partisipan U
mengobrol atau hanya sekedar tegur sapa. Partisipan U sebetulnya tahu dan
menyadari apa yang temannya sampaikan akan tetapi dia lebih asik dengan
gadgetnya.
Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih
memainkan atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di
tengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di
sekitarnya, berdasarkan survey siemens mobile lifestyle III, menyebutkan
bahwa 60% dari respondennya lebih senang mengirim dan membaca SMS
atau memainkan Gadgetnya di tengah acara keluarga yang dianggap
membosankan. 66
Dengan begitu tidak heran ketika tiba-tiba gadget berdering atau
terdengar suaru notifikasi dari gadget biasanya partisipan langsung melihat
gadget tersebut apakah penting atau tidak, namun demikian biasanya
partisipan lebih melihat kondisi atau topik perbincangan. Sebagaimana yang
disampaikan partisipan EF, biasanya dia meminta maaf atau izin kepada
temannya dahulu sebelum menerima telefon. Adapun dengan partisipan IA
secara refleks dia akan langsung melihat gadgetnya.
Selain itu, ada beberapa hal yang membuat para partisipan merasa
kecewa ketika mereka berkomunikasi secara langsung akan tetapi lawan
bicara mereka malah sibuk dengan gadgetnya. Meski demikian para
partisipan biasanya menanyakan atau menegur kepada teman tersebut untuk
tidak memainkan gadgetnya. Pengalaman partisipan R ketika mengadakan
reuni, setelah bertahun-tahun tidak bertemu sekalinya ketemu (berkumpul)
masing-masing malah sibuk dengan gadget. Bagi partisipan T makna
berkumpul mejadi hilang ketika sedang berkumpul teman-temannya malah
asik dengan gadget masing-masing.
66
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451
64
Meski demikian, komunikasi langsung (tatap muka) merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan mengingat nilai keterlibatan manusia
secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komunikasi dengan
menggunakan perantara. Dari penjelasan tersebut Badwilan (2004) membagi
dua bagian mengenai dampak penggunaan gadget yaitu;
Pertama, Aspek Psikologis yakni banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakanajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya
yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi
Amerika, selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang
bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget ponsel
membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang ini. Kedua,
Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang
yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup sehingga mengeluarkan
bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orangorang disekitarnya seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempattempat ibadah dan lain-lain, selain itu penggunakaan gadget sebagai media
komunikasi secara langsung (tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam
pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung. 67
Seperti yang dipaparkan partisipan EF, dia lebih menyukai
komunikasi secara langsung dibandingkan dengan melalui gadget (tidak
langsung), baginya ketika bertemu langsung hubungan emosinal lebih dapat
ketimbang melalui gadget, dengan bertemu bisa lebih mengetahui apa yang
disampaikan oleh lawan bicara. Begitupun menurut partisipan R, baginya
manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi langsung. Selaras
dengan apa yang disampaikan partisipan W, dia lebih menyukai komunikasi
langsung karena tidak memiliki batas, tidak dikhawatirkan dengan capeknya
mengetik di gadget. Berbeda dengan partisipan EF, R, IA, T dan W,
partisipan U malah sebaliknya, dia lebih senang komunikasi tidak langsung
daripada komunikasi langsung, baginya komunikasi tidak langsung lebih
mendapat respon dengan orang yang diajak komunikasi.
Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di
kembangkan oleh John Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976),
komunikasi akan efektif bila memiliki media komunikasi yang sesuai
dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan
interpersonal yang diperlukan. Komunikasi menggunakan gadget
telekomunikasi memang memberikan kepuasan tersendiri kepada para
67
Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone,(Jakarta: Darul Falah). 2004
65
penggunanya, sehingga tidak heran banyak pula mahasiswa yang lebih
menyukai komunikasi menggunakan gadget telekomunikasi ini. Bentuk
komunikasi yang disukai partisipan umumnya adalah komunikasi langsung
(tatap muka), meski pun bentuk komunikasi ini jarang sekali dilakukan oleh
para partisipan, akan tetapi partisipan menyadari betul pentingnya
komunikasi tatap muka ini.
Media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti
sedangkan yang ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi
melalui gadget atau smartphone sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih
menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini yang oleh
Walhter (2004) disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi dengan
perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari pada komunikasi
langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan atau dapat meningkatkan
efektifitas pesan komunikasi dengan mendayagunakan emoticon untuk membantu
mengekpresikan perasaan serta teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat
mengimbangi komunikasi tatap muka. 68
68
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat.(Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (lima) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada dua,
yaitu: pertama, pengaruh penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa,
kedua, pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi dengan mahasiswa
lain.
Penggolongan pertama peneliti menggunakan Teori Kehadiran Sosial
(Social Presence Theory) yang dikembangkan oleh John Short, Ederyn
Williams dan Bruch Christie (1976). Inti dari teori ini adalah terjadinya
komunikasi hyperpersonal dimana terjadi komunikasi dengan perantara
jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari pada komunikasi
langsung. Teori lainya adalah Teori ketergantungan gadget telekomunikasi
Paula Pile, asumsi dasarnya adalah penggunaan gadget telekomunikasi dan
juga fitur yang ada didalamnya dapat menyebabkan seseorang mengalami
disfungsi sosial.
Penggolongan kedua peneliti menggunakan teori interaksi sosial
Gillin dan Gillin, baginya terdapat dua bentuk interaksi sosial, yakni
asosiatif (kerjasama) dan disasosiatif (pertentangan).
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kualitatif deskritif, dimana peneliti berusaha untuk
menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau
kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep
dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif deskriptif
dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik,
dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna
sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
66
67
Berdasarkan temuan hasil penelitian didapati bahwasanya terdapat
dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada mahasiswa.
Dampak positif pengguaan gadget meliputi: memudahkan mahasiswa
menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa
memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak negatif
penggunaan gadget meliputi: mahasiswa mengalami disfungsi sosial,
intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa
kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat
rendah, mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka)
dan mahasiswa menjadi konsumtif.
Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar mahasiswa
cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget
telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan
membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama
pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu
perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya. Selain
itu, peneliti tidak menemukan bentuk interaksi yang mengarah kepada
bentuk interaksi disasosiatif.
B.
Implikasi
Implikasi dalam penelitian ini meliputi; Pertama, Penggunaan
gadget telekomunikasi sebagai media komunikasi, memberikan kemudahankemudahan bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi dan referensi
seputar perkuliahan. Kedua, Jika tidak disikapi secara bijak gadget
telekomunikasi menjadikan mahasiswa mengalami disfungsi sosial dan
jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka).
C.
Saran
Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
a.
Bagi Mahasiswa
1.
Untuk
mengurangi
ketergantungan
terhadap
gadget
telekomunikasi disarankan agar mahasiswa menambah waktu
68
interaksi langsung (tatap muka) dengan membentuk Focus
Group Discussion (FGD) diluar waktu perkuliahan serta aktif di
organisasi-organisasi
yang mendukung minat
dan
bakat
mahasiswa.
2.
Disarankan
agar
menggunakan
mahasiswa
Gadget
dapat
lebih
telekomunikasi,
bijak
dalam
supaya
dapat
memberikan pengaruh yang bersifat positif bagi diri sendiri serta
kehidupan sosialnya.
b.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan kajian lebih
mendalam
terkait
dengan
pengaruh
penggunaan
gadget
telekomunikasi terhadap interaksi sosial pada mahasiswa maupun
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad Rayan, Badwilan, Rahasia Dibalik Handphone, Jakarta: Darul Falah). 2004
Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. Jakarta: Media Bangsa 2013
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008
Eastwood, John, Oxford Learner Dictionary. UK: Oxford University Press 2009
Elly
Setiyadi, dan Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada
Media, 2011
JW Tankard Jr dan Serverin J Werner. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan
Terapan Di Dalam Media Masa Jakarta; Kencana Prenada media group.
2005.
Komals Lukiati, Elvina Ardianto, Komunikasi Massa Bandung : Remaja Rosdakarya
2004.
Nurudin, SistemKomunikasi diIndonesia Jakarta : Raja GrafindoPersada. 2005
R, Agusli, Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer.
Jakarta: Mediakita 2008
Rayan Ahmad ,Badwilan, Rahasia Dibalik Handphone, Jakarta: Darul Falah. 2004
Rina , Fiati,. Akses Internet Via ponsel, Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta. 2005
69
70
Sarwono , Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja Jakarta Raja GrafindoPersada, 1994
Soekanto, Soerjono: Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: ALFABETA, cv. 2012.
Suprapto, Brotosiswoyo B. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:
Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002
Suyanto Bagong, dan J.Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan
(Jakarta : Kencana) 2007.
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial Yogyakarta: andi 2003 .
Jurnal
Herawati F Anita dan Lucia Tri Ediana P, Segmentasi Mahasiswa Program Studi
Ilmu Komunikasi. Jurnal
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 Januari 2012
Syarif, Nurlaela, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi
Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, eJurnal Ilmu
Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015
Skripsi
Fajrin, Nesy Aryani “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran
Remaja Di era Globalisasi“ Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas
Ushuludin dan Pemikiran Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta. 2013.
71
Purnomo, Anggit Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan
Empati Pada Mahasiswa. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.2014
Utaminingsih, Ina Astari. Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola
Pemikiran Remaja Di era Globalisasi. Program studi komunikasi dan
pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor
(IPB). 2006
Website
A, Sigman,(2010).The Impact Of Screen Media On Children: A Eurovision For
Parliament.
2015
Diunduh
pada
tanggal
21
September
http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter-
4.pdf
http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/.
Diakses
pada 02 Oktober 2015.
Webster, Merriam, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: E. F (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 02 Maret 2016
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 13:00 WIB
Alamat
: Bogor
Usia
: 21 Th
Merk Handphone
: Asus Zenfone 2
Keterangan
P
: Pewawancara
E. F
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum, hai E. F saya kaka kelas kamu sekarang lagi penelitian
skripsi yang judulnya (Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi
Sosial Mahasiswa Pend IPS semester V). Boleh minta waktu nya sebentar?
Buat wawancara ada dua puluh pertanyaan, kebetulan kamu responden /
partisipan saya hehe, sebelumnya saya sudah pernah hubungin kamu tapi
tidak di balas, sebelumnya terimasih atas kerjasamanya yah”
E.F
: “Wa’alaikumsalam, iya kak boleh, kebetulan lagi istirahat soalnya tadi abis
ngomongin jadwal observasi sama dosen di jurusan“ .. (tersenyum)”.
P
: “Nama panjangnya siapa”?
E.F
: “E. F.C (senyum)”.
P
:” Namanya panjang banget, semester VI ya sekarang, sebenarnya sih
penelitianya kemaren semester V tapi ngga apa-apa lah berlanjut saja, saya
mau penelitian ya tentang pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi
sosial pada mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS semester V FITK UIN
Jakarta, mau nanya nanya tentang gadget, oke langsung saja”
D.K
: “iya kak (tersenyum)”
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?”
E.F
: “Alasanya kalo pake gadget/handphone (batuk) bisa dipakai kemana mana,
dan aplikasinya sudah mulai banyak, terus memudahkan buat nelvon dengan
orang yang jauh kalo pergi kemana mana buat nunjukin arah jalan terus nya
apayah jdi klo nyari informasi kita ngga harus buru-buru pergi ke perpuskan
kan dan kalo diskusi dikelas kita bisa searching langsung”
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?”
E.F
: “Manfaatnya banyak ka, kalo misalkan gadget itu ehhh referensinya lebih
banyak tidak harus jauh-jauh ke perpus di handphone/smartphone juga bisa
di bawa kemana mana tinggal koneksikan internet saja, terusnya itu sekarang
kalo harus menelvon tidak harus ke wartel dulu kan di hp udah kaya gitu”
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
E.F
:”kalo saya lihat makin kesini makin banyak sebagai kebutuhan, karena saya
jualan online jadi kalo ngubungin temen / orang itu mudah, perlu gadget
entah handphone atau laptop, yang penting bisa menggunakan buat
komunikasi dengan orang lain, orang semakin kesini sibuk dengan urusan
masing-masing jarang bisa untuk ketemu jadi dengan gadget bisa via suara
video call walapun tidak ketemu langsung walapun orang itu jauh sekalipun
di luar negeri, jadi memudahkan untuk hmmm menjalankan keseharian
terutama untuk orang-orang yang keseharianya sibuk, membutuhkan alatalat yang canggih dan prosesnya cepat.
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?”
E.F
: “Ya mungkin ada 18 jam, hehe sisa nya kan tidur” tersenyum
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
E.F
: “Perasaanya, ya sedih sih karena rusak kan, terus perasaan nya gak enak ka,
udah kebiasaan make gadget terus tiba tiba ngga ada atau rusak ya ada
perasaan sedih sama keselnya juga sih, kaya ada yang kurang kalo tidak ada
gadget”
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
E.F
: “Ada ka temen SMP rasanya beda aja kalo temen dulu maksudnya temen
SMP sebelum megang gadget pertemannya lebih kerasa simpati dan
kekeluargaanya dapet, terus emosional satu sama lainya lebih dapet soalnya
pada saat itu lebih sering ketemu, beda dengan temen yang pas kita sudah
kenal gadget, memang sih kita temenan di gadget itu lebih sering lewat
gadget jadi kaya Cuma numpang lewat aja kaya Cuma sekedar kenal
kekeluargaan nya kurang aja, persahabatanya kurang deket jadi kaya teman
biasa, tapi kita seminggu sekali biasanya kumpul,”
P
: Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?
E.F
: “yah karena aku juga sambil jualan sih ka jadi hampir setiap waktu ngecek
sering buka gadget, tapi pas ada waktu kulah jadwal kuliah ya ngga mainin
gitu, terus apayah ya paling yang sering intensya abis maghrib sampe jam
sepuluh malem sisanya cuma selinga selingan aja”
P
: Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?
E.F
: “kalo ketemu temen lama biasanya kita ngobrol biasa tentang seputar
kegiatan masing-masing selebihnya kita nostalgia, diskusi tentang masa
depan dan tugas-tugas masing- masing di kampusnya terus main kartu itu tdk
pernah lepas dari ketika kita ngumpul selalu main kartu hehe dan paling
makan-makan dan jalan jalan ka, ..(tertawa).”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
E.F
: “Respon pertama, jujur saya lebih respon ke telvon atau sms karena kalo
telvon dan sms lebih urgent, jadi kalo ada telvon masuk atau ada sms saya
lihat dulu dari siapa kalo ada yang penting saya bilang atau izin untuk
mengangakt telvon itu, tersenyum..”
P
: Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda
sedang berinteraksi secara langsung?
E.F
: “Karena ngargain teman jadi di taroh di tas atau di saku, di taroh di depan
kita aja, kalo bunyi atau nyala cuma di lihat aja kalo tidak penting oh yaudh
lanjutin ngobrol sama teman hehe..”
P
: Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?
E.F
: “Waduh..idealnya ya ya kalo menurut saya sih tergantung kebutuhan, kalau
dia orang nya pembisnis butuh waktu banyak, tapi kalu yang biasa aja sih
paling butuh waktu tiga jam atau dua jam sehari, sisanya yang lain beresih
rumah kek ngerjain tugas hehe atau beresin apa gitu”
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
E.F
: Banyak ka, Iya kak.. hehehe bbm, path, line, facebook, twiter, instagram,
teman di twiter 600, instagram 400, bbm 1000, path kan terbatas 220,
karena kebanyak teman deket jadi udah biasa ketemu paling kalo yang baru
kenal mah Cuma say hai
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
E.F
: “Iya, lebih kepada chating, kalo ngga diangkat dibaca bareng teman,
mungkin karena jauh, karena jarak yang memutuskan tapi lebih sopan di
samperin sih, dibandingan kalo sosmed kalo jaraknya deket tapi kalo di
sosmed mau ngga mau harus lewat medsos”
P
: Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara
langsung?atau tidak langsung?
E.F
: “Ketemu langsung soalnya emosinya lebih dapet, dibandingkan lewat
medsos karena itukan terbatas yah, terhalangi oleh handphone walaupun kita
berbicara dengan kata-kata itu belum tentu bisa menyampaikan pesan yang
dimaksud orang tersebut, salah menggunakan tanda baca aja itu artinya udah
beda, kalo ketemu langsung enak bisa tau orang itu dan ketemu langsung
lebih ngerti dan banyak peluang ketemu langsung membaca mimiknya
mukanya, Heemmm soalnya kalo ketwa kedengeran hehe..(tersenyum)”
P
: Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa
E.F
: “menurut aku engga ka, aku lebih menyenangkan sama tmen yang kita
temuin sehari- hari di bandingkan ketemu temen di media sosial, paling kalo
pake aplikasi aku lebih ke video call ka, aku lebih seneng ketemu langsung
sih ka”
P
: Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?
E.F
: Responya pertama kita harus menanyakan dulu alasan dia menggunakan
handphone kalo semisal penting okelah ngga apa-apa tapi biasanya kita kalo
lagi ngumpul bikin perjanjian atau kesepakatan untuk tidak bermain hp saat
kumpul di silent di taroh di tas karena sudah ada perjanjian sebelum ngobrol
P
: Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa
yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?
E.F
: “Pernah ngalamin, waktu itu gadget nya dalam keadaan penting, temen aku
sedang curhat tapi aku sedang fokus dengan gadget, terus temen nya bilang
udah udah, udah lewat hehe makanya jangan terlalu fokus ke gadget, jadi
lebih baik kalo lagi ngobrol dengan orang atau temenya mau cerita tinggal
bilang saja maaf gitu saya lagi sibuk di hp nanti dulu”
P
: Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari pengginaan gadget?
E.F
: “Pernah, ya salah satunya ketika lagi disukusi atau kumpul sibuk main
sendiri kadang kadang temen negor lu dengerin gue ngga sih, trs di media
sosial tmen uload status terus aku salah paham jadi kita berantem ya kaya
gitu konfliknay hehe…”
P
: Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?
E.F
: “pake, lebih kepada jualan asesoris, aku sebenarnya makenya dua langsung
sama online jadi kalo langsungkan waktunya terbatas ruang gerak, toh kalo
kerudung itu tidka tiap hari kebutuhan tidak bisa daur ulang jadi harus online
karena peluangya lebih gede mencakup orang nya lebih banyak, kalo
dikampus kan sedikit jadi kaya pasar di dunia maya ada yang datang ada
yang pergi”
P
: Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?
E.F
: “lebih mendatangi ke temen ka, kalau ke temen kan Cuma dia yang tau dan
curhatnya juga lebih nyambung, kalo via sosial media atau mempostingkan
aka nada miskomunikasi besar kemungkinan.”
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: R (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 02 Maret 2016
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jam wawancara
: 13:41 WIB
Alamat
: Jakarta
Usia
: 22 Th
Merk Hansphone
: Galaxy V
Keterangan
P
: Pewawancara
R
: Partisipan
P
: Assalamualaiku, saya kaka kelas kamu dari pendidikan sosiologi, pengen
wawancara kamu, bisa minta waktunya sebentar?
R
:”Waalaikum salam. Iya bisa ka ..(tersenyum)”
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?”
R
: “Alasanya untuk memudahkan komunikasi, kalo gadget nya smartphone
banyak aplikasi juga dan membantu prospek perkuliahan, ada banyak
aplikasi kaya bbm line whatsapp, punya gadget ini biar tidak ketinggalan
informasi
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?”
R
: “Manfaatnya ya itu ka lebih untuk memudahkan komunikasi sama orang
yang lebih jauh dari kita, menambahkan informasi, bisa buat sarana belajar
online,
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
R
:”Tergantung sih ya, gadget itu kalo sekarang bisa dilang dua duanya bisa
sebagai kebutuhan dan bisa dibilang sebagai gaya hidup, gadget juga tidak
terlepas dari informasi, kenapa sebagai gaya hidup karena sekarang zamanya
digital serba canggih jadi kalo sekarang tidak pake gadget itu ketinggalan
zaman, kebutuhnya yaitu untuk mencari informasi.
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jam berapa jam kamu memainkan hp nya?”
R
: “Tergantung kebutuhan juga sih, dalam dua puluh empat jam bisa delapan
jam hehe tapi selama dua puluh empat jam tidak terlepas dari handphone,
standar nya mungkin ya ada 18 jam, hehe sisa nya kan tidur” tersenyum
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
R
: “Nah itu dia, bingung juga, ya gimana ya, tadikan udh bilang smartphone
kebutuhan, jadi kalo tidak ada handphone bingung mencari informasi
perkuliahan, mending kalo bisa sms adanya informasi nanya-nanya ke temen
mengenai jadwal”
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
R
: “Ada, teman SD ya dibandingin dulu lebih asik tidak ada gadget, kalo saya
lihat yah handphone atau gadget ini menjauhkan yang deket dan
mendekatkan yang jauh, kalo lagi ngumpul pada megang handphone jadi
quality time nya kurang, teman yang dulu mash komunikasi dengan lancar
berhubungan baik, tapi sudah berbeda, karena punya kesibukan masingmasing”
P
: Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?
R
: “Sehari?tergantung sih ya bergaul nya sama siapa sih ka rata-rata saya kalo
di jam luar kuliah saya hunting tapi seharian juga kalo saya hunting itu, di
usahakan lebih lama sama temen, cuma ya tergantung situasi dan kondisi
juga sih jadi contohnya kaya lagi diperjalanan di mobil duduk bareng
bersampingan kadang ngobrol dan kadang megang atau main handphone
cuma kebanyakan ngobrolnya itu….”
P
: Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?
R
: “lebih suka diskusi, tapi tergantung ketemu nya ka kalo ketemu sama temen
organisasi ya ngobrol masalah organsisasi tapi kalo ketemu sama temen
kelas ya ngobrolin kuliah ya ngga jauh-jauh dari tugas”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
R
: “Tergantung sih kalo perbincanganya lagi enak ya lanjutin obrolan sama
temen, tapi kalo obrolanya ngga enak langsung megang handphone hehe,
kalo tema atau topik pembahasanya lagi seruya lanjutin diskusi, kalo ada
telvon langsung diangkat tapi klo ada chat biasanya di pending semetara”
P
: Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda
sedang berinteraksi secara langsung?
R
: “sama sih ka kalo obrolanya lagi penting ya handphone d simpen dulu di
taroh di tas jadi kalo obrolanya menarik ya sampe kita selsai interaksi nya
handphone masih tetep di simpen tapi kalo obrolanya udah ngga enak ya
terpaksa buka handphone itu juga kadang lirik ke handphone kadang
dengerin obrolan”
P
: Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?
R
: Sesuai kebutuhan, biasanya setelah melakukan aktivitas, kurang lebih
delapan jam an ka karena setelah melakukan aktivitas buka handphone nya
cuma lihat lihat pemberitahuan d group ada pemberitauhan apa
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
R
: “Ada bbm, facebook, masanger, whatsapp, line, kalo di whatsapp lebih
banyak group jadi intinya kebanyakn isi kontaknya teman-teman kelas, kalo
di facebook temneya banyak karena temen dari dulu sampai sekarang”
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
R
: “Iya, karena buat menanyakan keberadaan atau buat janjian untuk ketemu,
interaksinya ya ngobrolin basa basi terus kalo lagi ada maslah penting ya
ngobrolin maslah kuliah, karena interaksi dengan gadget atau handphone
lebih murah dan komuniaksi nya cepet, lebih sering menggunakan aplikasi
chatting”
P
: Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara
langsung?atau tidak langsung?
R
: “Ketemu langsung, kalo secara langsung lebih enak aja, kalo lewat medsos
komunikasinya kurang, yang namanya manusia kan mahluk sosial jadi harus
ada interaksi langsung. Manusia kn makhluk sosial jadilebih enak ketemu
atau interaksi secara langsung kalo di media sosial cuma sekedar tulisan”
P
: Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa
R
: “sebenarnya komunikasi di media sosial kurang menyenangkan karena
kurang puas, tapi kalo lagi ada urusan mendadak kan harus komunikasiin
lewat chat dulu pake bbm atau whatsapp untuk mengasih info”
P
: Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?
R
: “Perasaanya ya bete aja, kalo misalkan udh lama ngga ketemu pengen
reunian udah komunikasi cape-cape lewat medsos buat nyatuin temen-temen
eh tau nya pada main handphone sendiri ya kecewa”
P
: Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa
yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?
R
: “Pernah, ceritanya pngen turun ke stasiun ehhh tau-tau kelewatan karena
fokus dengan gadget jadi tidak mengetahui stasiun yang di tuju gitu.
Akhirnya kelewat stasiun”
P
: Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari penggunaan gadget?
R
: “Pernah, dulu waktu SD pernah jadi yang namanya anak kecil iseng-iseng
mencet nomor hp ngacak terus tau-tau nyambung ke bapak bapak terus
dimarahin sama yang punya nomornya padahal itu ngga sengaja cuma iseng
dan acak milih nomornya juga”
P
: Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?
R
: “Pernah, waktu itu sempat jualan sepatu dan memasang dp sepatu futsal
jualan di online, pernah jadi konsumen juga beli sepatu ketipu dengan
barangnya tidak sesuai dengan ukuran hehe”
P
: Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?
R
: “Ngga pernah sih ka, kalo lagi ada masalah hati atau perasaan seringnya
diem, malu ka kalo di posting-posting ke media sosial, ke temen juga ngga
pernah soalnya takut di ledekin hahaha (ketawa)..”
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: I.A (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 02 Maret 2016
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jam wawancara
: 14:24 WIB
Alamat
: Pekalongan
Usia
: 21 Th
Merk Handphone
: Oppo
Keterangan
P
: Pewawancara
I.A
: Partisipan
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?”
I.A
: “Biar tidak ketinggalan zaman dan tidak ketinggalan informasi, terus
mempermudah aja sih sebenarnya mempermudah komunikasi, biar ngga
gaptek, jadi biar tau informasi terkini, kadang kalo di TV belum keluar berita
di smartphone sudah ada
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?”
I.A
: “Manfaatnya sih dari teknologi handphone/smartphone yang udah maju
smartphone aplikasi yang dulunya tidak ada sekarang menjadi ada,
contohnya untuk mempermudah sarana transpotasi, komunikasi juga lebih
enak dulu kalo mau telvon harus ke wartel dulu tapi sekarang sudah ada
handphone/smartphone kita bisa kirim foto atau audio juga, denger suara
maksudnya telvon video call tanpa ngabisin pulsa karna di paket dari internet
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
I.A
:”Tergantung dari segi pandang, bisa di bilang kebutuhan karena
menggunakanya untuk sekedar komunikasi, fungsi awal handphone cuma
sebagai alat komunikasi, orang makin gaya dengan gadget nya dengan gaya
hidup yang berlomba lomba untuk membandingkan hadphone contoh beli
handphone yang nyari kamera yang bagus
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?”
I.A
: “Paling kurang lebih 14 jam, jujur saya juga bangun tidur lngsung megang
handphone sampai mau tidurpun tidak lepas dengan gadget, dan kalo ada
waktu setelah aktifitas di luar jam kuliah saya main gadget
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
I.A
: “Pasti bingung lah ka soalnya kita butuh banget gadge, apalagi kalo menurut
saya pribadi gadget sebagai kebutuhan untuk komunikasi, karna buat
ngubungin orang, kalo ada kendala di jalan kenapa napa kan harus
ngubungin orang
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
I.A
: “Punya, temen rumah dari TK sampai sekarang main berempat, sama aja kita
punya waktu ngumpul bareng, ada bedanya sedikit kalo ketemu masih di
sibukan dengan gadget masing masing, dan kalo kita tegur bisa mereka
menaroh handphone di saku atau di letakan di depan kita, masih solid
dengan teman yg lama interaksinya masih dapat”
P
: Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?
I.A
: “Kumpul sama temen tiga jam sampai empat jam, main handphone nya
berapa ya..paling kalo ada yang ngubungin aja sih atau paling lihat group
ada pemberitahuan apa takut ada info dari kelas jadi seperlunya aja sih ka”
P
: Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?
I.A
: “Tergantung ketemu teman nya sih, kalo beda teman nongkrong pasti beda
obrolan, kalo lagi ngumpul sama teman organisasi ya ngomongin organisasi,
kalo lagi ngumpul sama temen kelas ya ngobrolin tugas kuliah, kalo
nongkrong sama temen yang sudah kerja ya bahas masalah kerjaan gitu aja
sih ka( senyum)”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
I.A
: “Sebenarnya gini sih ka, kalo kita lagi ngumpul biasa ya mungkin mentingin
handphone dulu lihat siapa yang nelpon atau sms atau chatingg di medsos,
tergantung topik pembahasan yang kita obrolkan kalo pembahsan topik nya
seru atau penting ya lanjutin ngobrol tapi kalo topik pembahsanya biasa aja
ya buka handphone dulu, bukan tergantung siapa yg nelvon,”
P
: Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda
sedang berinteraksi secara langsung?
I.A
: “Kalo lagi obrolanya penting handphone di nomor duakan , tapi klo ngga
penting langsung lihat handphone ada panggilan atau sms dari siapa, obrolan
yang penting itu misal kita lagi ngobrolin tugas kuliah yang bener-bener
darurat dan ngobrolinya sesama kelompok pembagian tugas”
P
: Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?
I.A
: tergntung kebutuhan dari orang tersebut ka, setiap orang punya kebutuhan
yang berbeda, ada yang bisnis, ada yang sekalian jualan di online, ada juga
yang gamer di handphone sampe lupa waktu,
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
I.A
: “Aplikasi di handphone banyak ka, ada bbm facebook whatsapp line,
massagaer, instagram, path,teman di kontak di bbm ada 500 lebih”
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
I.A
: “Iya, ngubungin lewat medsos kan untuk janjian, buat ketemu bareng kan
susah jadi janjian dulu biar ketemu atau ngobrol bareng, ngobrolinya ya
paling bercanda-canda aja,
waktu buat bercanda”
mungkin ketemunya juga kurang jadi butuh
P
: Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara
langsung?atau tidak langsung?
I.A
: “Ketemu langsung, gimana ya ketika kita ngomong langsung bener-bener
ngabisin waktu banget kalo tidak ketemu langsung kadang susah buat
membaca mimik mukanya, jadi sering salah paham juga, dan kadang salah
mengartikan pesan yang kita kirim”
P
: Apakah menurut kamu komunikasi dengan media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa
I.A
: “Kalo yang kita temui sehari-hari lebih menyenagkan interaksi langsung,
kalo media sosial enaknya mendekatkan yang jauh dan memudahkan
komunikasi dengan orang yang jauh”
P
: Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?
I.A
: “Sebenanya sih gondok yah, balik lagi ke awal yang saya katakana tadi
mungkin menurut mereka lebh penting gadget nya dari pada obrolan, ya di
sindir sih paling terus yaudah mereka menyimpan handphone nya”
P
: Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa
yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?
I.A
: “Pernah, ya kita tidak tau apa yang di obrolkan sama temen yang sedang
ngobrol, terus temen nya protes”
P
: Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari pengginaan gadget?
I.A
: “Pernah, paling kalo di rumah kan main handphone mulu kalo mamah
manggil ngga kedengeran jadi mamah marah gitu, mungkin mamah mau
minta tolong, akhirnya mamah bilang makanya jangan mainan handphone
mulu,”
P
: Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?
I.A
: “Pernah beli tapi karena barangnya kurang cocok jadi kecewa sampe
sekarang udah ngga mau beli-beli di online lagi mending sekalian aja ke
took nya”
P
: Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?
I.A
: “tidak pernah mencurahkan atau mendatangi teman untuk curhat kalo misal
lagi ada masalah lebih baik diam”
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: T (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 03 Maret 2016
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Jam wawancara
: 13:09 WIB
Alamat
: Depok
Usia
: 21 Th
Merk handphone
: I phone 5
Keterangan
P
: Pewawancara
T
: Partisipan
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone /smartphone yang dipakai?”
T
: “Alasanya apa yah, buat komunikasi dengan orang lain dan mendapatkan
informasi karena dengan menggunakan handphone kita bica mencari semua
informasi
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone /smartphone (gadget)?”
T
: “Banyak buat komunikasi yang jarak jauh, Manfaatnya lebih memudahkan
komunikasi sama orang yang lebih jauh dari kita
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
T
: “gadget juga udah bisa buat aplikasi media sosial, buat interaksi sosial, beda
tipis sih, kebutuhanya buat ngasih tau orang sama kalo kita lagi tuh d sni …
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?”
T
: “hampir setengah dari 24 jam, berarti dua belas jam nya ka karena kan
hampir seharian selama aktifitas senggang atau lagi di luar jam kuliah
sebelum buka handphone sampe bangun tidur,
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
T
: “perasaanya kaya ada sesuatu, kalo ada apa-apa di jalan takut kenapa-napa
jadi persaanya bingung, kepikiran sih buat mnjem ke temen, paling minjem
buat ngubungi orang rumah kaya orang tua
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman kamu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
T
: “Ada, kalo dulu mau main ya main aja, kalo sekarang harus kontek-kontekan
dulu, kalo sekarang mesti di hubungin dulu, mungkin karena sekarang sudah
zamanya teknologi jadi semuanya serba media sosial”
P
: Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?
T
: lebih dari dua jam, kalo temen kuliah pasti sehabis ngampus, ya paling
ngobrolinya ngga jauh jauh dari makanan
P
: Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?
T
: “Kalo ketemu temen lama ngobrol banyak karena temu kangen sampe
obrolan yang tidak pentingpun kita omongin dan jarang ketemu jadi heboh ,
kalo temen sekarang sapa sapa aja soalnya sering ketemu”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
T
: “ngobrol sambil main handphone hehe, respon temenku biasa aja karna
sama sama udah biasa, yang lain juga saya perhatiin hampir pada megang
handphone nya masing-masing kalo lagi ngobrol”
P
: Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda
sedang berinteraksi secara langsung?
T
: “paket datanya di matiin hp nya di masukin ke tas aja, biar kalo ada bunyi
bbm atau medsos lainya bisa tertunda, karna menghargai temen, biar tidak
main handphone banget”
P
: Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?
T
: “tiga jam tapi di seling seling, maksudnya tidak harus tiga jam berturut-turut
bisa beberapa menit dulu gitu terus di seling aktifitas dan beberapa jam
kemudian bisa lihat hp, …”
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
T
: “bbm facebook whatsapp line, instagram kalo sering yang di pakai sih
whatsapp karena banyak group jadi takut ada informasi kelas atau yang
lainya, paling banyak temen di kontak ya temen sekolah dulu, bisanya kenal
karena awalnya dia temen nya temen aku jadi kenal”
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
T
: “Iya, paling cuma nanya kelas lg dimana ya seputar kebutuhan perkuliahan,
kan susah ka kalo mau ketemu harus kontak dulu, kalo tidak pake media
sosial susah ka”
P
: Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara
langsung?atau tidak langsung?
T
: “Ketemu langsung, karna tatap muka lebih tau apa yang kita mau bicarakan
dan pembahasanya juga lebih banyak dari pada di chat,”
P
: Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa
T
:”Tidak
Sebenernya
komunikasi
di
media
sosial
itu
tidak
begitu
menyenangkan saya lebih suka berinteraksi langsung dengan teman karena
interaksinya lebih dekat dan menyenangkan kalo di medsos ruang geraknya
terbatas ka”
P
: Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?
T
: “Rasanya ngga enak aja apa artinya kita ngumpul kalo pada akhirnya main
hp, percuma gitu ka buat ngumpul ya ini sih kalo lagi ngumpul banyak
orang, kalo cuma ngobrol berdua sih ngga pp lah ngga maslah”
P
: Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa
yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?
T
: “Ngga pernah, walapun fokus dengan hanphone telinga masih tetep dengar
jadi kalo ada yang curhat masih bisa saya respon hehe karena gimanapun
juga kalo kita lagi ngobrol sama temen handphone bisa saya handel”
P
: “Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari pengginaan gadget?
T
: “Mungkin dulu zaman sekolah pernah bikin status di bbm atau di facebook
tapi dia ngrasa tersinggung padahal status itu bukan buat dia sih, ya jadi
intinya salah faham”
P
: Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?
T
: “Saya lebih ke arah konsumtif kak, sering beli di online, tapi biasanya
kecewa kalo bukan sama temen yang kita kenal karena barang nya kurang
memuaskan, kalo sama temenkan bisa nanya atau lihat sampel nya dulu”
P
: Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?
T
: “biasanya mendatangi teman karena kalo cerita ke temen itu di kasih saran
dan masukan, kalo posting di media sosial nanti orang lain juga tau semua
permasalahan yang sedang di hadapain”
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: W (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 03 Maret 2016
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 14:56 WIB
Alamat
: Bintaro, Jakarta Selatan
Usia
: 21 Th
Merk Handphone
: Green 2
Keterangan
P
: Pewawancara
W
: Partisipan
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?”
W
: “yang pertama handphone simple buat komunikasi dan yang ke dua buat
searching nyari informasi bahan kuliah, paling yang lainya buat bisa mainan
di handphone game online
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?”
W
: “buat kita sih khusus Android dan BiB cepet dapet informasi misal di televisi
belum beritanya dan dari gadget kita sudah tau duluan info tersebut sudah
terupdate
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
W
:”kalo menurut saya sekarang sih sudah menjadi kebutuhan, mungkin waktu
dulu-dulu sih memang gaya hidup karena kebanyak buat pamer gadget
masing-masing, sekarang menjadi kebutuhan karena balik lagi ke awal
fungsi handphone soalnya buat komunikasi jadi untuk mencari informasi
harus melalui handphone tersebut informasi kelas jam kuliah termasuk
menanyakan tugas tugas
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jan berapa jam kamu memainkan hp nya?”
W
: “Lama sih hampir 10 jam lebih ka, biasanya pagi-pagi pasti buka handphone
terus di jam kuliah missal lagi senggang buka handphone ya sesempatnya aja
gitu, terus pulang kuliah d rumah juga pasti buka handphone sampe
menjelang tidur kayanya hehe
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
W
: “Perasaanya, paling rasanya bete kan kita tiap hari megang handphone jadi
bingung mau ngapain gitu, kaya hidupnya hampa yang biasa kita lakukan
terus tiba-tiba ngga ada ngga kita lakukan kaya ada yang beda, kepikiran
buat minjem ke temen ada paling kalo minjem ketmen cuma buat ngabarin
ke rumah, dulu juga pernh tidak make handphone hampir lama loh ka ya
berjalan aja sih kalo mau ngabarin temen pake handphone mamah, kalo mau
ngabarin mahah atau orang tua ya minjem ke temen
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
W
: “Ada dulu temen dari kecil masih satu daerah, kalo sebelum nya karena kita
masih kecil kita sering main bareng kan karena sekarang udah gede jarang
ketemu jadi kalo ketemu pun se intens dulu, sekarang mah harus naya dulu
lagi dimana gitu, kalo tidak chat dia takut tidak ada”
P
: Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?
W
: Skrng udah jarang ngumpul sama temen lebih sering di rumah, krna d rumah
banyak sodara jadi lebih memilih untuk berkumpul dengan keluarga karena
enak interkasinya secara langsung, main gadget jarang kalo udah lagi
kumpul sama sodara ya handphone d taroh di kamar atau d diamkan dulu…
P
: Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?
W
: “Biasanya yang pasti ngobrol ya cerita cerita ya gimana sih kalo ketemu
pasti mengobrol, kalo ketemu sama temen lama nanyain apa kabar kerja
dimana sibuk apa, ngobrolnya paling sering kalo ketemu temen kuliah ya
bahas masalah kuliah kampus tugas terus kalo sama temen kerja ya
ngomongin kerjaan...hehe”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
W
: “Tergantung ka, kalo bunyi deringnya kedengran ya saya lihat dulu dari
siapa dan ada apa tapi kalo kita lagi membahas obrolan yang asik kadang
kadang handphone d abaikan dulu atau di tunda”
P
: Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika anda
sedang berinteraksi secara langsung?
W
: Biasanya kalo kita lihat handphone harus taroh di tas, jadi biar kita tidak
buka buka handphone biar kita juga fokus ngobrol sama mereka-mereka,
soalnya dulu ada temen yang protes katanya eh ngapain sih fokus ke
handphone mulu jadi karena saya di tegus yaudah handphone nya d masukan
ke tas”
P
: Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?
W
: “Berapa yah kayanya dua sampai tiga jam lah karena kalo terlalu keseringan
ngga baik juga”
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
W
: “Biasa whatisapp, line, bbm, facebook, instagram, yang lebih sering di
gunakan paling bbm dan facebook, kontak temen di bbm sekitar ada 100 an
lebih lah, kebanyak temen sekolah”
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
W
: “Pernah, kalo temen kuliah yang paling sering tugas tentang kuliah pernah,
palingan kalo temen kuliah nanya tugas dan seputar kuliahh, interaksinya
pake chating di bbm atau whtasapp ,,”
P
: “Menurut
kamu
bentuk
interaksi
seperti
apa
yang
lebih
menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung?”
W
: “Enak secara langsung, karena misalkan ngga kita tuh masih suka ada yg
nyangkut di pikiran terus kalo d media sosial masih banyak yang lupa kalo
ketemu langsung reflek ngomng nya banyak sampe detail juga , ngetik di
sms kan lebih cape kadang-kadang ya pake voice not”
P
: Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa
W
: “engga juga sih ka, kalo temen di media sosial kan jarang ketemu dan kalo
setiap hari kan sering ketemu, jadi lebih suka komunikasi dengan teman
yang kita temui sehari-hari”
P
: Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?
W
: “Paling negor kalo misalkan kumpul ya kumpul dulu gitu usahakan jangn
pada main handphone yaudah mereka nyimpen handphone nya di tas atau
meletakan di depan obrolan kita, terus besoknya kalo kita mau kumpul harus
di kasih peringatan dulu bahwa handphone harus di masukan k etas atau di
silent focus dulu ke obrolan yang kita buka jadi harus ada kesepakatan dari
kita dulu ka
P
: “Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui
apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?”
W
: “Saya suka nya main handphone di game saya fokusnya di game terus saya
di ajak ngobrol sama tmen dan saya ngga tau dia ngomong apaan karena
saking asiknya main game terus kata temen yang ceritanya “eh lu dengerin
gue ngga sih” terus saya bilang maaf tadi ngga kedengarn soalnya asik main
game hehe makanya jangna mainan handphone mulu kata temenya gitu ka
ngga ngrti dia ngmng pa sih trs kata tmen makanya jng mainan handphone
mulu”
P
: “Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari pengginaan gadget?”
W
: “Pernah, misalkan kita update status mksud nya buka buat dia eh dianya
kaya negrasa gitu ka jadi dianya tersinggung padahal status saya bukan buat
dia, ya intinya salah faham terus saya jelasin kan ke dia ini tuh bukan buat
kamu saking kamunya aja baper (bawa perasaan) respon dia awalnya cuek
ka tapi lama kelamaan udah biasa lagi”
P
: “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?”
W
: “aku lebih ke konsumen ka, pernah waktu itu pesen baju di online tapi pas
barang nya dating malah kurang puas ama barangnya, makanya kalo
sekarang-sekarang kalo mau beli apa apa mending ke mall atau pesen sama
temen yang udah kenal”
P
: “Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?
W
: “Kalo sekarang sih kebanyakan yaudah menyelsaikanya sendiri paling
ngomong ke mamah kalo ngga ke tamen deket langsung ketemu, tapi hari ini
ada masalah ngga langsung ketemu gitu paling nanti kalo ketemu ya sekalian
ngomong, kalo dulu pas SMP iya update status tapi kalo sekarang udah
ngga bilang-bilang ke orang lagi hehe”
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: U (Mahasiswa)
Tanggal wawancara
: 03 Maret 2016
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 15:27 WIB
Keterangan
P
: Pewawancara
Us
: Partisipan
P
:”Apa alasan kamu menggunakan handphone/smartphone yang dipakai?”
U
: “untuk mempermudah komunikasi aja ka karna tanpa handphone juga akan
mempersulit kita berhubungan dengan orang lain dan sulit mendapatkan
informasi
P
: “Menurut kamu apa manfaat dari handphone/smartphone (gadget)?”
U
: “banyak bisa membantu dalam bersosialisasi bisa memebantu kita mendapat
informasi komunikasi, istilahnya biar kita tidak kudet lah biar update terus,
biar tidak kerepotan
P
: “Menurut kamu gadget itu kebutuhan atau gaya hidup?”
U
:”kebutuhan jadi kalo saya sendiri sehari tanpa handphone itu rasanya gimana
gitu kaya ada yang kurang hampa banget, orang gaya hidupkan kalo mereka
punya handphone bagus mereka memamerkan kebagusan handpnoe tersebut
entah harganya entah dari kamera yang bagus atau fitur-fitur yang lebih
menarik di dalam handphone canggih tersebut, jadi terlihat handphone nya
bagus, nah kalo sekakarang menurut saya pribadi handphone sebagai
kebutuhan karena untuk mendapatkan informasi karna saya cukup terbilang
aktif dalam menggunakan media social
P
: “Secara keseluruhan dalam 24 jam berapa jam kamu memainkan hp nya?”
U
: “kalo misalnya ada waktu luang sih saya luangin megang handphone tapi
kalo lagi kuliah saya ngga buka, kalo saya kosong berarti ya saya megang
handphone karena di dalam handphone banyak aplikasi yang saya suka misal
baca buku game musik media sosial
P
: “Misalkan kamu tidak memiliki gadget atau ada hal tertentu yang tidak
boleh memainkan gadget misalnya rusak, gimana perasaan kamu?”
U
: “kalo hilang saya usahakan sebisa mungkin dapetin yang baru lagi tapi kalo
ketinggalan ya ngga pp kan Cuma sehari juga ngga ada paling pas kuliah
juga setengah hari, karena saya orang nya tidak bisa jauh dari handphone,
rasanya tidak megang handphone itu kayanya ada yang hilang ketnggalan
info bangt
P
: “Apakah kamu punya teman sejak lama yang kamu kenal sebelum kamu
memiliki gadget? Bagaimana bedanya hubungan kamu dengan teman amu
sebelum dan sesudah adanya gadget?”
U
: “Sahabat dari dulu ada dari SD satu daerah sampe sekarang masih deket
bgt.,waktu Sd dulu juga punya handpnoe tapi ngga secanggih sekarang , dulu
kalo pengen ketemu tiba tiba ketemu sering ketemu lah tapi sekarang kalo
mau ketemu harus kontak dulu kalo ngga ya lewat bbm, ta;pi kalo kita
sedang ngumpul tidak boleh membawa handphone atau kita ,membuat
perjanjia kalo bawa handphone di simpen atau di taroh dulu, karena untuk
menghargai quality time kita”
P
: “Berapa lama kamu berkumpul dengan teman?berapa lama juga kamu
memainkan gadget?”
U
: “kalo main emang biasanya seminggu sekali kalo tidaak shari sabtu minggu
tapi yang pasti kita selalu ketemu dalam seminggu itu, saya megang
handphone kalo ketemu temen2berarti saya ada yang penting tapi kalo tidak
ada yang penting sayab dan teman –teman tidak ada yang bawa handphoe,
kalo ketemu kita foto-foto nya pake SLR atau kamera digital jadi tidak ada
alasan membawa handphone untuk foto-foto”
P
: “Kalau ketemu teman kamu biasanya ngapain saja?”
U
: “kalo saya ketemu temen, nah saya itu kan ketemu seminggu sekali jadi ada
kejaidan apa aja ya semua nya kita omongin di obrolan itu entah dari
pelajaran atau pasangan masing-masing, karena kita kalo lagi ngumpul bawa
pasangan masing-masing jadi obrolanya campur apapun ya kita ceritakan
sharing dengan teman-teman (ketawa)”
P
: Kalau kamu sedang mengobrol dengan teman terus tiba-tiba handphone nya
berdering, apa yang kamu lakukan?
U
: “Kan saya bilang kalo temen di rumah saya jarang ketemu seminggu sekali
dan tidak bawa handphone kecuali lagi emergency tapi kalo teman di
kampus ngobrol sama temen di kampus kalo saya lagi ngobrol sama temen
terus ada yang yang nelvon ya saya angkat dulu saya bilang nanti dulu ada
yang penting, tapi kalo saya di kampus jujur lebih mengutamakn bbm an
terus juga karena temen –temen saya pada pegang handphone masa saya
ngga gitu”
P
: “Bagaimana cara mengatur diri anda dalam menggunakan gadget ketika
anda sedang berinteraksi secara langsung?”
U
: “ya itu tadi kalo missal ada yang penting saya angkat dulu, saya bilang nanti
dulu ini ada telpon”
P
: “Menurut kamu berapa lama idealnya menggunakan gadget dalam sehari
semalam?”
U
: “Ngga ada idealnya yah tapi menggunakan handphone itu ketika kita sedang
berinteraksi sosial yak kita utamakan interaksi dulu ngobrol tatap muka
jangan megang han[hone dulu, sebisa mungkin di atur kapan kita bisa
berinteraksi langsung dan kapan gadget itu di pakai”
P
: Aplikasi chat apa saja yang kamu miliki di gadget? berapa banyak teman
kamu di daftar kontak tersebut?
U
:”Banyak, ada buku online pra bayar aplikasi kamera game dan media social
yang lainya, media social hamper semuanya saya punya instagram twiter
path bbm facebook karena kehidupan sosial saya ada di handphone,
kehidupan saya di media social karena banyak nya teman dunia maya patner
saya dan lebih banyak kontak di media social dari pada di kontak
handphone”
P
: Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui
sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?
U
: “paling saya komen aja sih ngga ngechatt ngga apa-apa karena sudah sering
ketemu.misal saya lagi nyindir orang di media social update status nah saya
bilang ke temen eh ikut komen d status saya dong tolong bantuin sindirin
biar dia peka aja tujuanya nah terus mereka baru ikut nimbrung di komentar
yang saya suruh, lebih suka apikasi bbm dan buku online karena saya suka
baca buku dio handphone”
P
: “Menurut
kamu
bentuk
interaksi
seperti
apa
yang
lebih
menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung?”
U
: “saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung dulu,
jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara langsung karena
saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget lewat media social
atau sms, dan menurut saya interaksi yang menyenenangkan itu ya adanya
timbal balik seumpama saya nge love dia dan dia juga ngelove balik saya
jadi ada kesenangan sendiri walaupum interaksi di dunia maya atau interaksi
secara tidak langsung”
P
: “Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih
menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa”
U
: “Mungkin kalo udah lama ngga ketemu itu banyak yang di harus di
ceriatakan di omongkan karena jarang ketemu jadi baru di omongin lewat
media social, yah lebih enak sih ketemu langsung kalo sama temen kuliah
mah bisa ngonomgin tugas secara jelas ngga cape ngetik juga dan sekali di
jelasin udah paham”
P
: “Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan
gadget nya, apa respon kamu?”
U
: “Kalo saya sih ya itu kalo misalkan dia sekali buka handphone berarti itu ada
yang penting tapi kalo dia sering ya saya harus negur, tapi kalo selagi dia
masih respon saya sih ngga apa-apa karena masih ngedengin saya ngomong
gitu”
P
: “Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui
apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?”
U
: “Nah itu dia sering suka khilafnya kaya gitu emang, justru hal hal yang lebih
menarik dengan yang jauh saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa
di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih teratarik ke
handphone”
P
: Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat
dari pengginaan gadget?
U
:”Pernah, karena saya lebih suka menceritakan kisah hidup saya ketimbang
saya harus mendengarkan kisah orang lain, jadi kalo ada orang lain cerita saya
kurang respon”
P
: “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun
semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah
bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan
bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?
U
: “kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di
online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online”
P
: “Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi,
apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya
di media sosial?”
U
: “kalo saya lagi ada masalah dengan perasaan pribadi saya biasanya saya
ceritakan ke temen deket saya, tapim kalo untuk mengutarakan hal-hal lain
saya awalnya posting dulu tapi saya pilih kata kata tidak asal sembarang
posting, tujuan nya untuk sadar diri aja ke orang yang saya tuju, buat kode
aja biar dia ngerasa”
Dokumentasi Wawancara
Partisipan E
Partisipan W
Partisipan R
Partisipan U
CURICULLUM VITAE
Nama
Tempat, Tgl. Lahir
Alamat
No HP
Email
Domisili
:
:
:
:
:
:
Kursiwi
Indramayu, 11Februari 1993
Ds. Cangkring. Kec. Cantigi. Kab. Indramayu
08988013928
[email protected]
Jl. Limun No 23 Rt/Rw 02/08 Pisangan Ciputat
Tanggerang Selatan 15419
RiwayatPendidikan
Nama Instansi
1. SDN Cangkring II Cantigi Indramayu
2. SMP N 1 Cantigi Indramayu
3. SMA Unggulan DAI An Nur Losarang
Indramayu
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun Lulus
2002
2008
2011
2016
Download