BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN 6.1.1. Karakteristik

advertisement
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.1.1. Karakteristik visual
dominan pembentuk karakter visual dinding
ruang jalan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka didapatkan karakter visual
terbentuk dari langgam bangunan dan komponen dinding ruang jalan.
Adapun karakteristik kawasan Jalan KHA. Dahlan adalah sebagai berikut:
a. Langgam bangunan yang menjadi kekhasan kawasan, adalah: bentuk
atap limasan dengan sudut 35°-45°, bentuk geometris sederhana untuk
penambahan bangunan, kesegarisan secara horisontal (horizontal
alignment) dipertahankan, penebalan dan pengolahan dinding sebagai
texture bangunan, warna bersih.
b. Rumah yang memiliki kekhasan dalam kawasan yaitu rumah Pecinan,
Lokal Kauman dan Kolonial semakin lama semakin menghilang
dikarenankan beralih fungsi dan tertutup oleh cladding.
c. Bangunan baru memanfaatkan setback sebagai ruang parkir
d. Batas teritori antar bangunan, setback dan ruang jalan berupa vegetasi
sebagai elemen lunak (softedges) ataupun elemen keras (hardeges)
pada bidang horisontal.
e. Penananaman vegetasi dapat memperindang ruang jalan dan dapat
menjadi penentu dari pintu utama bangunan.
118
6.1.2. Faktor - faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter visual
dinding ruang jalan kawasan pada masa sekarang
Dengan variabel yang sama dalam mencari karakter kawasan, maka
dinding ruang jalan KHA. Dahlan dapat diketahui pula karakternya. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi karakter dinding ruang jalan jalan KHA.
Dahlan adalah:
a. Fungsi Bangunan
b. Dominasi bangunan berdasarkan variabel adalah sebagi berikut:
•
deret bangunan menggunakan bentuk dasar sederhana.
•
Kesegarisan secara horisontal menjadi elemen garis yang dominan.
•
texture bangunan terbentuk dari solid (dinding) dan void (bukaan)
pada bangunan.
•
warna cenderung bersih (tone warna cenderung putih).
c. Penggal P1 dan P3 menjadi generator koridor (core koridor), dilihat dari
intensitas parkir sepanjang hari yang dapat menunjukkan keberlangsungan
aktivitas sebuah area serta sebaran fungsi komersial lebih tinggi.
d. Bangunan pada penggal P1 sampai P3, memiliki setback sempit sehingga
cenderung memanfaatkan badan jalan dan trotoar untuk menampung
kegiatan dalam bangunan, misalnya:on street parkir, pasar tumpah, street
cafe.
119
e. Vegetasi digunakan sebagai pembatas antara bangunan dan jalan raya,
serta dapat membantu dalam penegasan karakter kawasan dengan cara
pola penanaman yang tepat.
6.1.3. Mempertahankan satuan visual dinding ruang jalan berdasarkan
karakter kawasan
Koridor jalan KHA. Dahlan sebagai media untuk mengenalkan
kawasan. Jika dilihat tingkat kesesuaian antar variabelnya, koridor jalan
memiliki kesesuaian dengan kawasan. Akan tetapi untuk memperkuat karakter
dinding koridor dan adanya kontekstual dengan kawasan, tidak hanya dilihat
dari tingkat kesesuaiannya saja akan tetapi diperlukan konsistensi pada karakter
fisik yang dapat memperkuat karakter dinding koridor dengan mengangkat
kekhasan kawasan yang memang dapat diimplementasikan di dinding koridor
jalan. Adapun elemen fisik yang terdapat di dinding koridor jalan yang
dapat diimplementasikan sesuai karakter kawasan adalah dengan
menemukan titik-titik yang potensial sebagai aksen kawasan. Titik-titik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bangunan yang masih memiliki karakter seperti rumah pecinan, rumah
local kauman, dan bangunan kolonial tetap dipertahankan terutama
pada kekhasannya.
b. Bangunan baru yang memiliki setback lebar, tinggi lebih dari 2 lantai,
dan memiliki fungsi komersial menggunakan langgam kawasan dalam
aspek arsitektural bangunannya.
120
c. Kesegarisan ambang batas bukaan dan elemen vertikal sebagai media
promosi atau penutup atap (clading) dapat mempertegas alignment
horisontal.
d. Pengaturan vegetasi dapat digunakan untuk menunjukkan hirarki di
sepanjang koridor jalan.
e. Tetap mempertahankan aktivitas yang memanfaatkan ruang jalan dan
trotoar terutama pada fungsi komersial dan pariwisata.
6.2. ARAHAN
6.2.1. Karakteristik Umum
Mempertahankan sebagai kawasan unik yang memiliki tampilan
diding ruang jalan yang khas yaitu pecinan, lokal, dan kolonial jalan KHA.
Dahlan sebagai akses utama dan pintu masuk ke dalam kawasan pariwisata
Malioboro. Di mana aktivitas yang ada dapat mendukung adanya area
perpanjangan pariwisata dan jalan masuk dari kawasan parkir Ngabean.
6.2.2. Area
Aktivitas pariwisata banyak dilakukan pada penggal P3 yaitu yang
mendekati kawasan Malioboro, maka diperlukan penanda masuk ke dalam
kawasan serta perlu adanya core corridor di sepanjang koridor jalan KHA.
Dahlan. Core corridor tersebut sebagai pusat aktivitas di sepanjang
koridor sekaligus menjadi titik temu untuk dari/menuju kawasan di
belakangnya (Frey,1999).
121
Jalan KHA. DAhlan sebagaiakses utama kawasan
P1
P3 dan P1 sebagai
kawasan. Sedang
titik temu kawasan.
Sebaiknya secara
penanda masuk
kawasan
P3
P2
B
T
pintu masuk
P2 menjadi
fisik dibuat
ke dalam
Penanaman
vegetasi
dapat
dirancang disepanjang koridor
Barat- Timur. Keseragaman
pemilihan
vegetasi
dapat
menunjukkan identitas dan
karakter kawasan, dan sebagai
peneduh untuk kenyamanan
para pejalan kaki.
Gambar 6.1. .Arahan penyelesain pada tataran Area / kawasan
122
6.2.3.Block
a. Secara keseleruhan sudah ada kesesuaian bangunan di koridor
dengan kawasan, untuk mempertegas maka perlu dijaga
kemenerusan posisi cladding dan garis bukaan terutama pada
lantai 1. Pemasangan Clading yang seragam tingginya dapat
memperkuat karakter kawasan, dimana horisontal alignment
merupakan kekehasan bangunan. Sebagai elemen pembeda antar
penggal di sepanjang koridor, maka dapat dimunculkan kembali
kekhasan bangunan khas yang masih muncul di tiap penggal
terutama pada bangunan fungsi komersial. Penggal P1 dan P2
kekhasan masih dapat dilihat pada bentukan atap bangunan
lokal dan Pecinan yang masih bias ditemui, pada penggal P3
dijumpai rumah dengan gaya lokal dan kolonial
masih
terlihat jelas pada penggal ini.
Disarankan
•
Kesegarisan
secara
horizontal
diperkuat
dengan
pemasangan
cladding yang memiliki ketinggian
yang seragam
Tidak Disarankan
•
Pemasangan cladding yang tidak
teratur
dapat
memperlemah
kesegarisan horisontal.
123
•
•
•
Ketinggian pemasangan cladding
menyesuaikan
bangunan
disekitarnya
Cladding dapat berfungsi sebagai
media
promosi
atau
sarana
memperkuat karakter bangunan
Kanopi vegetasi dapat memperjelah
kesegarisan horisontal
Gambar 6.2. .Arahan pemasangan cladding
b. Berbicara pada tataran block berarti membuat arahan pada setiap
penggal jalan. Penggal P1 dan P3 sebagai generator koridor (core
corridor), vegetasi dapat mempertegas hirarki tersebut sekaligus
mengatur penggunaan ruang jalan dan trotoar agar tetap sesuai
dengan karakter kawasan.
Vegetasi dapat membantu memberikan identitas kawasan, tidak
hanya sebagai pembatas kepemilikan. Penanaman vegetasi
tersebut berfungsi juga sebagai ruang teduhan bagi aktivitas
pejalan kaki dan ruang parkir. Sedangkan untuk penggal P1 dan
P2, pola tanam mengalami perbedaan disetiap ujung penggal
jalan.
124
P1
P2
P3
Setback lama
Setback baru
Pola penanaman disepanjang koridor utama pada penggal
P3 berbeda karena memiliki setback sempit. Terjadi
perubahan lebar setback juga pola penanaman yang berbeda
pada penggal P1 dan P2
Perbedaan pola tanam dikaitkan dengan lebar setback.
Gambar 6.3. .Arahan pada tataran koridor/blok
125
6.2.4. Bangunan
a. Pada tataran Builidng (bangunan) arahan tidak hanya ditekankan pada
arsitektural bangunan, akan tetapi juga pada ruang depan bangunan
(setting fisik). Ruang depan bangunan berkaitan pada perencanaan
vegetasi, dan pemanfaatan setback bangunan
b. Bangunan yang memiliki karakter khas (Pecinan, Lokal, dan Kolonial)
c. Bangunan Baru
126
6.3. SARAN
Apabila dilakukan penelitian lanjutan maka perlu membahas pola perilaku
pejalan kaki dalam kawasan ini sehingga dapat diketahui kebutuhan pejalan kaki
sehingga mempengaruhi aspek arsitektural kawasan. Serta dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap ruang jalan KHA. Dahlan.
128
Download