AKTIVITAS GRANUL INSTAN KOMBINASI EKSTRAK JAHE

advertisement
AKTIVITAS GRANUL INSTAN KOMBINASI EKSTRAK
JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN SIRIH (Piper betle L.)
SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli
123
Opy Dwi Astari1, Min Rahminiwati2, Erni Rustiani3
Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor
Email : [email protected]
ABSTRAK
Jahe mengandung gingerol, oleoresin dan minyak atsiri. Fenol dan
kavikol dalam komponen minyak atsiri inilah yang berpotensi sebagai
antibakteri, begitupula pada daun sirih. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat sediaan granul instan kombinasi ekstrak jahe dan sirih dengan
metode granulasi basah yang memiliki aktivitas antibakteri. Sediaan dibuat
dalam tiga formula. Hasil pengujian mutu granul menunjukkan formula I
sebagai formula terbaik. Hasil pengujian aktivitas antibakteri granul instan
terhadap Escherichia coli menunjukkan formula I sebagai formula terbaik
dengan aktivitas yang hampir sama dengan kontrol positif.
Kata Kunci: Jahe, Daun sirih, Granul instan, Escherichia coli
ABSTRACT
Ginger contains gingerol, oleoresin and essential oil. Phenol and kavikol
in the components of this essential oil that has potential as an antibacterial, nor
on the betel leaf. This study aims to create an instant granule preparations
ginger extract and betel combination with the wet granulation method that has
antibacterial activity. Preparations were made in three formulas. Results of
testing the quality of the granules indicates formula I as the best formula. The
test results of instant granules antibacterial activity against Escherichia coli
showed that the formula I as the best formula for activity that is nearly equal to
the positive control.
Keywords: Ginger, Betel leaf, Instant granule, Escherichia coli
Hermawan (2007), meneliti
potensi ekstrak daun sirih sebagai
antibakteri terhadap Escherichia coli.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
diketahui ekstrak daun sirih bersifat
bakterisidal terhadap Escherichia
coli secara in vitro.
Tanaman
berpotensi
antibakteri terhadap Escherichia coli
juga ditemukan pada jahe. Daya
antibakteri rimpang jahe seperti
PENDAHULUAN
Chronic
Respiratory
Diseases (CRD) merupakan penyakit
pernapasan yang sangat merugikan
pada ayam, yang menyerang semua
kelompok umur. Penyakit ini
disebabkan
oleh
Mycoplasma
gallisepticum. Pada kondisi kronis
CRD sering disertai dengan infeksi
sekunder yaitu Escherichia coli.
1
dilaporkan oleh Natta et al, 2008
cukup luas mencakup bakteri E.coli,
Staphylococcus aureus, B.cereus dan
L. monocytogenes.
Kombinasi ekstrak sirih dan
jahe
pernah
diteliti
oleh
(Rahminiwati et al, 2014) dalam
bentuk sediaan ekstrak gabungan.
Berdasarkan penelitian tersebut
gabungan sirih dan jahe efektif
sebagai antibakteri terhadap E.coli
dan M.gallisepticum, efektifitas
terbaik antara keduanya terjadi pada
campuran ekstrak sirih dan jahe
dalam perbandingan 1:4 terkait profil
kinetika lebih baik dibandingkan
dengan kombinasi ekstrak lainnya.
Pemilihan rute pemberian
obat disesuaikan dengan jenis obat
yang digunakan, jenis penyakit yang
diobati, tingkat keparahan penyakit
dan lama waktu obat tersebut
diberikan. Obat yang diberikan
secara oral akan bekerja dengan cara
langsung
membunuh
penyebab
penyakit di saluran pencernaan atau
diserap melalui usus untuk kemudian
didistribusikan ke organ tubuh yang
terinfeksi.
Berdasarkan uraian tersebut
maka
perlu
dilakukan
suatu
penelitian aktivitas granul instan
kombinasi ekstrak jahe dan sirih
sebagai
antibakteri
terhadap
Escherichia coli dan menetapkan
lebar daerah hambat dan konsentrasi
bunuh minimum.
Alat
Alat
gelas,
timbangan
analitik, ayakan mesh 30, mesh 12
dan mesh 16, granul flow tester,
oven, moisture balance, mortar, kurs,
tanur, otoklaf, ose, cawan petri,
kertas cakram, kapas, inkubator,
pipet ukur, pipet tetes.
Bahan
Ekstrak sirih, ekstrak jahe,
polivinilpirolidon, laktosa, asam
galat, FeCl3 0,1 M, K3Fe(CN)6 0,01
M,
biakan
Escherichia
coli,
antibiotik
enrofloxacin,
media
nutrient agar, akuades.
Cara Kerja
Formulasi Granul Instan
Formula
I
menunjukkan
perbandingan ekstrak sirih dan jahe
(1:4), formula II (4:1) dan formula
III (1:1).
Tabel 1. Formula Granul Instan Ekstrak
Sirih dan Jahe
Komposisi
Formula (%)
I
II
III
Ekstrak Sirih
10
40
25
Ekstrak Jahe
40
10
25
PVP
3
3
3
100
100
100
Laktosa ditambahkan
Hingga
Pembuatan Granul Instan
Semua bahan yang akan
digunakan dalam formulasi sediaan
diayak dengan ayakan mesh 30,
ditimbang sesuai formula yang akan
dibuat. Larutan pengikat dibuat
dengan cara menambahkan air
hangat ± 20 tetes ke dalam wadah
gelas yang berisi PVP sambil diaduk
dan didiamkan semalam. Ekstrak
sirih dan jahe tersebut dicampurkan
dengan laktosa dan diaduk sampai
homogen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari sampai April
2016
yang
bertempat
di
Laboratorium Farmasi dan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam
Universitas
Pakuan Bogor.
2
Larutan
pengikat
ditambahkan sedikit demi sedikit
kedalam adonan tadi hingga menjadi
massa basah. Massa basah diayak
menggunakan ayakan mesh 12 dan
disimpan pada nampan beralaskan
kain batis. Setelah di oven pada suhu
40-50ºC hingga setengah kering,
massa tadi diayak dengan ayakan
mesh 16. Massa setengah kering
disimpan pada nampan beralaskan
kain batis dan dikeringkan pada oven
suhu 40-50ºC semalaman hingga
terbentuk granul kering, kemudian
dikemas.
petri yang berisi padatan nutrient
agar,
kemudian
digerakkan
melingkar menggunakan ose untuk
menyebarkan bakteri secara merata.
Kertas cakram diletakkan di atas agar
tersebut yang mengandung granul
instan kombinasi ekstrak sirih dan
jahe. Cawan petri tersebut diinkubasi
dengan suhu 37oC selama 1x24 jam.
Cara mengukur lebar daerah hambat:
(Lebar Daerah Hambat-Lebar Kertas
Cakram) / 2
Pengujian Konsentrasi Bunuh
Minimum (KBM)
Sebanyak 20 g serbuk
nutrient agar dilarutkan dalam 1 L
akuades, kemudian dididihkan dan
disterilisasi dalam autoklaf pada
suhu 121°C selama 15 menit. Media
agar
yang
telah
didinginkan
kemudian dimasukkan ke dalam
cawan
petri,
masing-masing
sebanyak 15 mL dan ditambahkan
bakteri Escherichia coli konsentrasi
10-1 sebanyak 0,2 mL dan 1 mL
sediaan granul instan dengan
berbagai konsentrasi dihomogenkan
dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37°C. Deret konsentrasi yang di
uji adalah 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%,
0,5%, 1%, 5%, 10%, 20%, 30%,
40% dan 50%. Konsentrasi terendah
dari formula granul instan yang tidak
menyebabkan pertumbuhan bakteri
pada cawan petri merupakan
konsentrasi
bunuh
minimum
(Hadioetomo, 1985).
Evaluasi Granul Instan
Uji Organoleptik
Uji ini dilakukan dengan cara
dilihat secara langsung bentuk,
warna, aroma dan rasa dari granul
yang dihasilkan.
Uji Aliran
Penetapan daya alir dilakukan
menggunakan alat granul flow tester
(Aulton, 1988).
Uji Kelarutan
Sebanyak 20 g granul instan
dilarutkan ke dalam air 200 mL,
dihitung kecepatan melarut dengan
stopwatch. Syarat waktu yang
diperlukan granul untuk melarut
kurang dari 5 menit (Siregar, 2010).
Uji Kadar Air
Menggunakan alat moisture
balance yang temperaturnya telah
diset pada suhu 1050C (Voight,
1999).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Granul Instan
Uji Organoleptik
Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pengujian Lebar Daerah Hambat
(LDH)
Bakteri sebanyak 0,2 mL
dengan konsentrasi 10-1 hasil
pengenceran dituangkan pada cawan
Meliputi parameter bentuk, warna,
aroma dan rasa yang dilihat secara
langsung.
3
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik
Granul
F1
F2
F3
Tabel 4. Hasil Kadar Air
Parameter
Bentuk
Warna
Aroma
granul
coklat
khas
kecil
muda
jahe
granul
coklat
khas
kecil
tua
sirih
coklat
netral
granul
kecil
Granul instan
Rasa
Formula 1
0,80
Jahe
Formula 2
1,47
Formula 3
1,21
sirih
Hasil Pengujian Lebar Daerah
Hambat (LDH)
netral
K 50%
Uji Aliran
Berdasarkan hasil pengujian
laju alir, formula 1 dan 3 memiliki
karakteristik alir yang mudah
mengalir dengan nilai alir 5,15
g/detik dan 4,65 g/detik, ini berarti
memenuhui persyaratan granul yang
baik. Sedangkan formula 2 memiliki
karakteristik alir yang kohesif yang
tidak memenuhi persyaratan granul
instan yang baik dengan nilai alir 2,1
g/detik.
K 60%
Formula 1
2 menit
Formula 2
3 menit
Formula 3
Keterangan
Terdispersi, terdapat
endapan 0,2 cm
Terdispersi, terdapat
endapan 0,1 cm
2 menit 30
Terdispersi, terdapat
detik
endapan 0,2 cm
K 60%
Berdasarkan hasil pengujian
aktivitas antibakteri lebar hambat
yang dihasilkan pada konsentrasi
50% sebagai berikut, formula I
memiliki rata-rata lebar 4 mm±0,
formula II 3,33 mm±0,58 dan
formula III 3 mm±0 dan kontrol
positif enrofloxacin memiliki ratarata lebar 13,33 mm±1,44 sedangkan
pada kontrol negatif tidak memiliki
lebar zona hambat.
Pada
konsentrasi
60%
formula I memiliki rata-rata lebar
5,33 mm±0,58, formula II 4,33
mm±0,58 dan Formula III 3 mm±1
dan kontrol positif enrofloxacin
memiliki rata-rata lebar 14,17
mm±1,44 sedangkan pada kontrol
negatif tidak memiliki lebar zona
hambat.
Dari hasil uji lanjut, aktivitas
terbaik antibakteri Escherichia coli
sediaan granul instan ekstrak sirih
dan jahe terdapat pada formula I
dengan potensi yang sama dengan
antibiotik enrofloxacin.
Tabel 3. Hasil Uji Kelarutan
Waktu
K 50%
Gambar 1. Hasil Pengujian LDH
Uji Kelarutan
Berdasarkan
hasil
uji
kelarutan ketiga formula memiliki
hasil kurang dari 5 menit. Hasil
tersebut sesuai dengan penelitian
Yulianti (2010) yaitu uji kelarutan
granul yang baik <5 menit.
Formula
Kadar air (%)
Uji Kadar Air
Penentuan kadar air berfungsi
mengetahui masa simpan granul dan
sebagai salah satu syarat bahan baku
herbal (DepKes RI, 1995). Syarat
kadar air yang baik <10% (Faradiba,
2013).
4
Hasil
Pengujian
Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM)
F1 K 1%
F2 K 0,5%
DAFTAR PUSTAKA
Aulton ME. 1988. Farmaceutich The
Sciense Of Dosage From
Design.
Churvill
livingstone
Edinburgh.
Halaman 247-312.
F3 K 0,5%
Gambar 2. Hasil Pengujian KBM
Faradiba, Nursiah H dan Zahriati.
2013. Formulasi Tablet
Ekstrak Etanol Daun
Jambu
biji.
Majalah
Farmasi dan Farmakologi.
Vol. 17:2. Halaman 4047.
Berdasarkan
hasil
pengamatan terhadap pertumbuhan
bakteri yang mengandung granul
instan kombinasi ekstrak sirih dan
jahe (f1, f2 dan f3), pada konsentrasi
1% granul instan ekstrak sirih dan
jahe formula 1 menunjukkan daya
bunuhnya ditandai dengan tidak
adanya pertumbuhan bakteri, hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi 1%
granul instan formula 1 memiliki
sifat bakterisida. Sedangkan pada
granul instan formula 1 dan 2 daya
bunuh terhadap bakteri ditunjukkan
pada konsentrasi 0,5%.
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek Teknik
dan
Prosedur
Dasar
Laboratorium. PT Gramedia.
Jakarta.
Hermawan A. 2007. Pengaruh
Ekstrak
Daun
Sirih
terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus
aureus
dan Escherichia coli
dengan Metode Difusi
Disk.
Universitas
Airlangga. Jakarta.
SIMPULAN
Simpulan
Ekstrak sirih dan jahe
memiliki
aktivitas
sebagai
antibakteri. Granul instan ekstrak
sirih dan jahe berdasarkan mutu dan
daya antibakterinya formula I
merupakan formula yang terbaik.
Natta L, Orapin K, Krittika N dan
Pantip
B.
2008.
Essential Oil From Five
Zingiberaceae for Anti
Food-Borne Bacteria.
International
Food
Research
Journal
15(3):337-346.
Saran
Perlu adanya peningkatan
konsentrasi zat aktif untuk melihat
daya antibakteri yang lebih baik.
Perlu dilakukan reformulasi sediaan
dengan penambahan konsentrasi zat
pengikat untuk membentuk massa
granul dan sifat alir yang lebih baik.
Perlu
dilakukan
pengujian
kandungan
kavikol
untuk
standarisasi daya antibakteri formula.
Rahminiwati M, Mustika AA, Sadiah
S, Andriyanto dan
Unang
P.
2014.
Bioprospektif Ekstrak
Jahe Gajah sebagai
Anti-CRD:
Kajian
Aktivitas
Antibakteri
terhadap Mycoplasma
gallisepticum dan E.coli
in vitro. Jurnal Ilmu
5
Pertanian
Bogor.
Indonesia.
Noerono, S. Gajah
Mada University Press.
Yogyakarta.
Siregar Charles JP. 2010. Teknologi
Farmasi Sediaan Tablet
Dasar-Dasar Praktis.
EGC. Jakarta.
Yulianti L. 2010. Pengaruh Sifat
Fisik Granul Ekstrak
Etanol Daun Murbei.
Program Studi Farmasi
Universitas Pancasila.
Jakarta.
Voight R. 1999. Buku Pelajaran
Teknologi
Farmasi
Edisi V. Terjemahan
6
Download