bio.unsoed.ac.id - Universitas Jenderal Soedirman

advertisement
III. METODE PENELITIAN
A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Materi Penelitian
1.1 Materi
Bahan yang digunakan meliputi kultur Candida albicans, sampel
vagina wanita usia produktif, medium MRSA (deMann Rogosa Sharpe
Agar), medium MRSB (deMann Rogosa Sharpe Broth), medium SDA
(Sabouraud Dextrose Agar), akuades, indikator phenolphthalein (pp 1 %),
NaOH 1 N, pepton water, indikator anaerob jar, Gram set (Crystal violet,
lugol’s iodine, etanol 96%, safranin), reagen H2O2, reagen tetra methyl dphenilenediamine dihidrochloride, reagen malachite green, alkohol 70% dan
spiritus.
Alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, cawan petri, Beaker
glass, labu Erlenmeyer, statif dan buret, pipet ukur dan filler, kamera digital,
drugalsky, eppendorf, mikropipet dan tip, aluminium foil, sprayer, pembakar
spirtus, object glass, rak tabung, jarum ose, pipet tetes, label, cotton bud,
anaerobic jar, refrigerator, hotplate and magnetic stirrer, timbangan
analitik, lemari es, kompor gas dan autoclave.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto selama bulan September-Desember 2014.
B. Metode Penelitian
1. Rancangan percobaaan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
tahapan isolasi, identifikasi genus BAL (meliputi pengamatan makromorfologi,
mikromorfologi dan uji biokimiawi), seleksi dan uji penghambatan. Isolat
bio.unsoed.ac.id
potensial dilakukan uji aktivitas antimikroba terhadap C. albicans, meliputi uji
aktivitas antifungi, pengukuran kadar asam laktat, perhitungan jumlah sel dan
pengukuran pH.
2. Cara Kerja
2.1 Isolasi BAL dan C. albicans vagina wanita usia produktif (Modifikasi
Grolund et al., 2009)
Sampel diambil dari vagina wanita sehat usia produktif. Isolasi
dilakukan secara swab menggunakan catton bud steril yang telah dilembabkan
6
dengan pepton water kemudian dilakukan pengenceran hingga 10-4. Dua
pengenceran terakhir masing-masing dibiakkan ke media MRSA untuk isolasi
BAL dan media SDA isolasi C. albicans dengan metode spread plate,
kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 x 24 jam.
2.2 Pemurnian (Kismiyati dkk.,2009)
Tahap pemurnian ini merupakan tahapan lanjutan dari isolasi bakteri
yang bertujuan untuk mendapatkan koloni tunggal dengan cara mengambil
koloni yang dominan pada medium MRSA kemudian dipindahkan ke medium
yang sama dengan metode four streak sampai mendapatkan koloni tunggal.
Selanjutnya dilakukan pembuatan kultur stok dan kultur uji dengan
menginokulasikan koloni tunggal yang didapat pada medium MRSA miring
dan medium MRSB. Inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 0C.
2.3 Karakterisasi Bakteri Asam laktat vagina
a. Pengamatan Morfologi koloni (Desniar et al., 2012)
Pengamatan morfologi koloni dilakukan setelah mendapatkan koloni
tunggal atau biakan murni. Koloni yang tumbuh pada permukaan medium
diamati morfologinya meliputi: ukuran, bentuk, warna, permukaan, elevasi,
dan tepi. Pengamatan morfologi koloni menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4 x 10.
b. Pewarnaan Gram (Lay, 1994)
Pewarnaan Gram digunakan untuk memastikan bahwa kelompok
bakteri tersebut termasuk ke dalam bakteri gram positif. Isolat bakteri
diulaskan pada object glass dan difiksasi. Ulasan tersebut ditetesi dengan
gram A (crystal violet) selama 60 detik dan dicuci menggunakan akuades
mengalir kemudian dikeringanginkan. Gram B (lugol’s iodine) diteteskan
pada ulasan selama 60 detik kemudian dicuci dengan akuades mengalir
lalu dikeringanginkan dan ditetesi gram C (ethanol 96%) sampai tetesan
bio.unsoed.ac.id
berwarna jernih dan dicuci menggunakan akuades mengalir kemudian
dikeringanginkan. Terakhir ulasan ditetesi gram D (safranin) selama 45
detik
dan
dicuci
menggunakan
akuades
mengalir
kemudian
dikeringanginkan. Selanjutnya, ulasan diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100 x 10. Bakteri gram positif ditandai dengan warna sel
yang berwarna ungu.
7
c. Uji katalase (Kismiyati dkk., 2009)
Isolat yang didapatkan kemudian dilakukan pengujian katalase untuk
mengetahui kemampuan bakteri dalam menghasilkan enzim katalase.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengulaskan bakteri pada object glass
kemudian ditetesi reagen H2O2. Interpretasi hasil positif jika terdapat
gelembung gas.
d. Uji oksidase (Kismiyati dkk., 2009)
Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim
oksidase pada isolat uji dengan cara mengulas satu ose isolat uji di atas
object glass. Isolat ditutup dengan kertas tissue untuk menghindari
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara. Ditetesi dengan reagen
oksidase
(tetramethyl
d-phenilenediamin
dihydrochloride).
Diamati
perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan warna yang lebih gelap
dari sebelumnya maka oksidase positif dan sebaliknya.
e. Uji MR (Methyl Red)
Sebanyak 1 ose isolat diinokulasikan pada medium cair MR-VP.
Selanjutnya diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 37 oC. Setelah
diinkubasi, Methyl-red ditambahkan sebanyak 5 tetes diatas preparat isolat
bakteri. Hasil positif jika terbentuk kompleks warna pink sampai merah
yang menandakan bahwa mikroba tersebut menghasilkan asam.
f. Uji VP (Voges Proskauer)
Isolat bakteri diambil sebanyak 1 ose dan diinokulasikan kedalam
medium cair MR-VP kemudian diinkubasikan pada temperatur 37 oC
selama 2 x 24 jam. Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan 3 tetes KOH
40% dan 2 tetes alpha-naphthol pada masing-masing isolat lalu dikocok
selama 30 detik. Hasil positif jika medium berubah warna dari warna
kuning menjadi merah muda.
bio.unsoed.ac.id
g. Uji motilitas dan uji kebutuhan O2 (Kismiyati dkk., 2009)
Uji motilitas dilakukan untuk mengetahui pergerakan bakteri uji bisa
juga digunakan untuk mengetahui sifat dari kebutuhan oksigennya (bakteri
anaerob,
aerob,
mikroaerofilik,
atau
fakultatif
anaerob).
Uji
ini
menggunakan medium SIMA semisolid dengan perlakuan I ose
diinokulasikan secara stab inoculation. Bakteri dikatakan motil apabila
8
setelah inkubasi 2x 24 jam suhu 37 oC bakteri tersebut menunjukkan pola
penyebaran pada medium tegak.
h. Uji Tipe Fermentasi (Suryani dkk., 2010)
Pengujian tipe fermentasi dilakukan dengan uji produksi gas.
Pengamatan dilakukan dengan menumbuhkan kultur isolat dalam media
MRSB dalam tabung reaksi yang diberi tabung durham dalam keadaan
terbalik untuk menangkap gas yang dihasilkan oleh BAL. Selanjutnya
dilakukan inkubasi selama 2-3 hari pada suhu 37 oC. Terdapat dua tipe
fermentasi
pada
bakteri
asam
laktat,
yaitu
homofermentasi
dan
heterofermentasi. BAL homofermentasi hanya menghasilkan asam laktat
sebagai produk utama fermentasinya, sedangkan bakteri asam laktat
heterofermentasi selain asam laktat juga menghasilkan etanol, asam lain
seperti asam asetat serta gas CO2. Sehingga apabila bakteri asam laktat
yang diuji menghasilkan gas yang tertampung dalam tabung Durham, BAL
tersebut dinyatakan sebagai heterofermentatif, sedangkan isolat yang tidak
menghasilkan atau memproduksi gas disebut homofermentatif.
2.2 Seleksi Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam menghambat pertumbuhan
C. albicans
Untuk mendapatkan isolat bakteri yang berpotensi dalam
menghambat pertumbuhan C. albicans, maka dilakukan pengujian terhadap
aktivitas antagonistik atau daya hambat. Seleksi BAL dalam menghambat
pertumbuhan C. albicans dilakukan dengan menggunakan metode KirbyBauer. Kultur bakteri asam laktat (BAL) sebanyak 1 mL dari kultur
diinokulasikan ke dalam 10 mL MRSB dan diinkubasi selama 2 x 24 jam
pada suhu 37 oC.
Sebanyak 1 mL kultur C. abicans diinokulasikan ke dalam 10 mL
SDB lalu diinkubasi pada suhu 37 oC sampai jumlah sel 106 CFU/mL.
bio.unsoed.ac.id
kemudian, sebanyak 0,1 mL C. albicans diinokulasikan ke dalam SDA
secara spread plate.
Sebanyak 25 μL kultur BAL masing-masing diteteskan pada kertas
cakram kemudian diletakkan di tengah media, selanjutnya diinkubasi pada
suhu 37 oC selama 2 hari. Diamati zona hambat yang terbentuk, isolat
dengan zona hambat tertinggi dilakukan pengujian terhadap aktivitas
antifungi.
9
2.3 Uji Penghambatan terhadap Candida albicans
a. Pembuatan kultur C. albicans
Biakan C. albicans sebanyak 1 mL (jumlah sel 106 CFU/mL)
diinokulasikan ke dalam medium SDB (Sabaroud Dextrose Broth)
kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 oC.
b. Penyiapan Inokulum BAL
Isolat BAL yang mempunyai kemampuan dalam menghambat
pertumbuhan C. albicans tertinggi dikultur dalam media MRSB dengan
aktivasi sebanyak 3 kali. Aktivasi pertama dengan menginokulasikan 1 ose
biakan murni BAL ke dalam 10 mL MRSB kemudian diinkubasi pada suhu
37 oC selama 24 jam. Aktivasi kedua dengan menginokulasikan 1 mL
kultur aktivasi pertama ke dalam 9 mL MRSB kemudian diinkubasi pada
suhu 37 oC selama 24 jam. Aktivasi ketiga dengan menginokulasikan 5 mL
kultur aktivasi kedua ke dalam 45 mL MRSB kemudian diinkubasi pada
suhu 37 oC selama 24 jam. Kemudian dilakukan pengukuran jumlah sel.
c. Uji Aktivitas Antifungi (Khunajakr et al., 2008 dalam Khoiriyah, 2014)
Sebanyak 1 mL inokulum BAL diinokulasikan dalam 25 mL media
MRSB diinkubasi pada suhu 37 oC selama 0, 4,8, 12, 16, 20, 24, 32, dan 72
jam. Kemudian dari setiap perlakuan waktu inkubasi tersebut dilakukan uji
aktivitas antifungi, pengukuran kadar asam laktat, perhitungan jumlah sel
dan pengukuran pH media.
Sebanyak 25 mL kultur BAL pada medium MRSB disentrifugasi
dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit, sehingga didapatkan
supernatan yang bersifat bebas sel (cell free culture). Supernatan kemudian
diberi perlakuan dengan penambahan NaOH hingga pH menjadi netral (SN)
dan supernatan yang tidak dinetralkan (STN), pengaturan pH supernatan
dimaksudkan untuk melihat pengaruh metabolit primer asam organik dan
bio.unsoed.ac.id
senyawa antimikroba lain pada STN dan pengaruh metabolit asam organik
pada SN. kemudian diuji aktivitas antifunginya.
Sebanyak 0,1 mL suspensi C. albicans diinokulasikan pada medium
SDA secara spread plate. Kertas cakram ( 6 mm) steril diambil dengan
pinset dan diletakkan di atas permukaan medium SDA yang telah di
inokulasikan C. albicans, kemudian ditetesi 25 µL SN dan diinkubasi 24
jam pada suhu 37 oC. Perlakuaan yang sama dilakukan dengan STN.
10
Aktivitas antifungi ditentukan dengan mengukur
zona hambat pada kertas
cakram.
zona hambat dihitung dengan cara:
(3-1)
Keterangan: D1= diameter zona hambat vertikal
D2= diameter zona hambat horizontal
d. Pengukuran Total Asam Laktat
Kultur potensial pada medium MRSB diambil sebanyak 10 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, selanjutnya diencerkan
dengan akuades sebanyak 90 mL. Ditambahkan 3 tetes indikator
phenolphthalein
(pp
1
%),
Kemudian
dilakukan
titrasi
dengan
menggunakan NaOH 1 N secara perlahan sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah muda (pink). Perhitungan total asam dilakukan dengan
menggunakan rumus:
Jumlah Asam =
(3-2)
Keterangan: V = volume larutan NaOH, dinyatakan dalam ml
N = normalitas larutan NaOH
B = bobot/volume sampel, dinyatakan dalam ml
BM asam laktat = 90
Satuan total asam laktat dalam %.
e. Pengukuran Jumlah Sel BAL pada media MRSA
Perhitungan jumlah sel BAL dilakukan dengan penanaman pada
media MRSA secara pour plate sebanyak 1 mL. Diinkubasi pada suhu
37 oC selama 24 jam. Koloni yang tumbuh pada media MRSA diamati dan
dihitung jumlah koloninya, kemudian ditentukan jumlah total bakteri
dengan metode TPC (Total Plate Count).
bio.unsoed.ac.id
f. Pengukuran pH Media MRSB
Pengukuran pH media dilakukan dengan menggunakan pH meter,
sehingga dapat diketahui perubahan pH yang terjadi selama masa inkubasi.
11
C. Metode Analisis
Hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan cara
membandingkan hasil positif yang didapatkan dengan hasil dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang berkaitan. BAL yang memiliki kemampuan dalam menghambat
pertumbuhan C. abicans diidentifikasi sampai level genus mengacu pada Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al., 1994 dalam Suryani, 2010).
Penentuan genus bakteri asam laktat didasarkan pada hasil pengamatan morfologi
dan uji biokimiawi.
D. Bagan Alir Penelitian
Sampling
Sampling
IsolasiBakteri
BAL
Isolasi
Karakterisasibakteri
BAL
Karakterisasi
-
Pengamatan morfologi
Uji biokimiawi
Seleksi Bakteri Asam Laktat Penghasil
Substansi Antifungi
Uji Aktivitas Antifungi
bio.unsoed.ac.id
aktivitas antifungi
pengukuran
kadar asam
laktat
perhitungan
jumlah sel
12
pengukuran pH
Download