LAPORAN TAHUNAN 2006(RRB).p65

advertisement
PPATK
Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan
La
por
an Tahunan
Lapor
poran
2006
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
INDONESIAN FINANCIAL TRANSACTION AND ANALYSIS CENTRE
VISI
PPATK
Menjadi Lembaga Independen yang bergerak di Bidang Intelijen Keuangan yang
Handal dan Terpercaya baik di Dalam maupun di Luar Negeri
MISI
Menyediakan Informasi Intelejen di Bidang Keuangan yang Berkualitas dan
Bermanfaat bagi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
dan Pembiayaan Terorisme, serta Mendukung Terciptanya Sistem Keuangan yang
Stabil dan Dapat Terpercaya
DAFT
AR ISI
AFTAR
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
i
PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA PPATK .........................................................................
1
STRUKTUR ORGANISASI PPATK ….....................…..…………………………………………………..
2
RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................................................
2
LAPORAN PPATK ....................................................................................................................
5
A.
DASAR HUKUM PELAKSANAAN TUGAS .....................................................................
1
B.
ARAH KEBIJAKAN ..........................................................................................................
2
C.
PELAKSANAAN PROGRAM ..........................................................................................
7
1.
Riset dan Analisis .................................................................................................
7
1.1. Riset................................................................................................................
1.2. Analisis ...........................................................................................................
7
8
i
2.
3.
4.
5.
6.
Pengawasan Kepatuhan .....................................................................................
9
2.1. Pengawasan Kepatuhan .............................................................................
2.2. Audit Kepatuhan ..........................................................................................
9
12
Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri ......................................................
13
3.1. Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri ...................................................
3.2. Kerjasama dan Hubungan Dalam Negeri ...............................................
13
14
Hukum dan Regulasi ...........................................................................................
15
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
Penyusunan RUU Amandemen UU TPPU .................................................
Kajian Atas Beberapa Putusan Perkara TPPU ........................................
Pemberian Keterangan Ahli .......................................................................
Pemberian Pendapat Hukum.....................................................................
Peran Serta Dalam Pembahasan RUU, Tindak Lanjut Ratifikasi
UNCAC, dan Lain-lain...................................................................................
4.6. Sosialisasi Rezim Anti-Pencucian Uang ...................................................
15
15
15
15
Sistem Teknologi Informasi ................................................................................
17
5.1. Operasi Sistem ............................................................................................
5.2. Manajemen Database................................................................................
5.3. Pengembangan Aplikasi............................................................................
17
18
18
Administrasi ..........................................................................................................
20
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
Sumber Daya Manusia...............................................................................
Keuangan .....................................................................................................
Umum ...........................................................................................................
Audit Internal ...............................................................................................
20
21
22
23
Peristiwa Penting Tahun 2006 ...........................................................................
Daftar Istilah .........................................................................................................
50
70
15
15
LAMPIRAN
1.
2.
ii
PERT
ANGGUNGJ
AWABAN PP
ATK
PERTANGGUNGJ
ANGGUNGJA
PPA
Assalamu’alaik
um W
er
a bagi kita semua.
Assalamu’alaikum
Wrr. Wb. Salam Sejaht
Sejahter
era
Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 15 Tahun 2002 Tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undangundang No. 25 Tahun 2003 (UU TPPU), perkenankanlah kami menyampaikan
salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan wewenang
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam bentuk
Laporan Tahunan Tahun 2006.
Laporan Tahunan Tahun 2006 ini memuat penjelasan mengenai berbagai
kegiatan pelaksanaan tugas dan wewenang PPATK selama satu tahun dari
mulai awal bulan Januari sampai dengan akhir bulan Desember 2006
mencakup topik-topik bahasan yaitu riset dan analisis, pengawasan dan
kepatuhan, kerjasama dalam dan luar negeri, hukum dan peraturan
perundang-undangan, system dan teknologi informasi, dan administrasi.
Berdasarkan keputusan Financial Action Task Force on Money Laundering
(FATF) pada sidang pleno di Cape Town Afrika Selatan pada 13-17 Februari
2006, Indonesia tidak lagi dimonitor secara formal oleh FATF. Keputusan FATF
tersebut merupakan tonggak sejarah baru bagi bangsa Indonesia, setelah
1
empat tahun berada pada Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
list atau daftar negara-negara dan territories yang tidak kooperatif di dalam
menjalankan rezim anti pencucian uang sehingga memberikan dampak positif
baik secara ekonomi, politik dan tatanan pergaulan internasional.
Momentum yang semakin membaik ini harus tetap dijaga dan terus
menerus dikembangkan sehingga mampu mewujudkan tujuan pembangunan
rezim anti pencucian uang di Indonesia dalam membantu menciptakan
stabilitas dan kepercayaan sistem keuangan, menurunkan angka kriminalitas
dan hal lainnya yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang.
Akhir kata, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas
dukungan dan perhatian dari Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, Institusi
Penegak Hukum serta kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK
dalam mengemban tugas dan wewenang sebagaimana diamanatkan UU
TPPU.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 25 Januari 2007
Dr
unus Husein, S.H., LL.M
Dr.. Y
Yunus
Kepala PPATK
2
STR
UK
TUR OR
GANIS
ASI PP
ATK
STRUK
UKTUR
ORG
ANISASI
PPA
Lampiran Keputusan Kepala PPATK Nomor: 3/3/KEP. PPATK/2004 Tertanggal 11 Maret 2004
KEPALA PPATK
Auditor Internal
Wakil Kepala
Bidang Riset, Analisis dan
Kerjasama Lembaga
Direktorat
Riset dan
Analisis
Direktorat
Kerjasama
Lembaga
Kelompok
Analisis
Kelompok
Riset
Kelompok
Kerjasama
Dalam
Negeri
Tenaga Ahli
Wakil Kepala
Bidang Hukum
dan Kepatuhan
Direktorat
Hukum dan
Regulasi
Direktorat
Pengawasan
Kepatuhan
Kelompok
Hukum
Kelompok
Pengawas
Kepatuhan
Wakil Kepala
Bidang Teknologi
Informasi
Direktorat
Pengembangan
Aplikasi
Sistem
Wakil Kepala
Bidang Administrasi
Direktorat
Operasi
Sistem
Direktorat
SDM
Direktorat
Keuangan
Direktorat
Umum
Kelompok
Pengembang
Aplikasi
Sistem
Kelompok
Pengelolaan
SDM
Kelompok
Pengelolaan
Keuangan
Kelompok
Regulasi
Kelompok
Kerjasama
Luar
Negeri
Kelompok
Operasi &
Infrastruktur
Kelompok
System
Expert
Kelompok
Pemeliharaan
Kualitas
3
Kelompok
Perencanaan
Strategis
Kelompok
Administrasi
Umum
Kelompok
Hubungan
Masyarakat
RINGKAS
AN EKSEKUTIF
RINGKASAN
A
ktifitas PPATK selama tahun 2006 difokuskan pada peningkatan kinerja
operasional PPATK guna mendukung terciptanya rezim anti pencucian
uang yang efektif di Indonesia guna membantu dalam penegakan
hukum, mencegah dan memberantas tindak kejahatan dan sekaligus juga
sebagai upaya agar Indonesia dihentikan pengawasan formalnya oleh Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF). Atas dukungan semua
pihak, pada bulan Februari 2006 dalam sidangnya di Cape Town, Afrika
Selatan, FATF memutuskan untuk menghentikan pengawasan formal terhadap
Indonesia setelah melihat adanya sustainable development dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia.
Peran PPATK selaku instansi sentral dalam pelaksanaan rezim anti
pencucian uang, tentunya tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan ini. Sebagai
instansi contact point dari FATF, PPATK telah menjalankan tugasnya dengan
optimal, baik dalam melakukan komunikasi dan pertemuan dengan FATF
maupun dalam hal penyampaian laporan berkala kepada FATF. Dalam
menjalankan tugasnya tersebut, tentunya PPATK melakukan koordinasi
dengan semua instansi terkait dan memperoleh dukungan dari berbagai
elemen yang ada.
4
Berbagai kemajuan positif selama tahun 2006 juga dicapai oleh PPATK,
hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK).
Fenomena ini menunjukkan bahwa program sosialisasi dan audit kepatuhan
yang dilaksanakan oleh PPATK mendapatkan hasil yang positif. Peningkatan
jumlah pelaporan ini dibarengi pula dengan kegiatan analisis yang dilakukan
oleh PPATK yang telah menyerahkan 433 (empat ratus tiga puluh tiga) kasus/
hasil analisis kepada Penyidik.
Guna memastikan kepatuhan PJK dalam melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam UU TPPU, selama tahun 2006 PPATK telah
melakukan audit kepatuhan terhadap PJK sebanyak 47 perusahaan yang
terdiri dari 23 Bank dan 24 non-bank seperti perusahaan asuransi, perusahaan
efek dan perusahaan pembiayaan. Hal ini berdampak terhadap peningkatan
kepatuhan PJK. Beberapa pencapaian positif juga dicapai oleh PPATK dalam
melakukan kerjasama dengan lembaga/institusi baik domestik maupun
internasional yang tercermin dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman
(MoU) dan peran aktifnya PPATK dalam berbagai fora domestik dan
internasional.
Pada tahun 2006, PPATK juga aktif terlibat dalam proses penegakan
hukum beberapa kasus pencucian uang, antara lain dalam pemberian
keterangan ahli, serta dalam proses penyusunan dan pembahasan beberapa
undang-undang dan ketentuan terkait. Secara internal, berbagai kemajuan di
atas didukung pula oleh adanya penambahan jumlah pegawai PPATK, baik
yang berasal dari penugasan instansi lain maupun rekruitmen pegawai kontrak
yang diikuti dengan peningkatan capacity building; pemenuhan anggaran dari
APBN untuk mendukung kegiatan PPATK; serta pengembangan lanjutan
sistem teknologi informasi guna mendukung penyampaian laporan PJK
kepada PPATK secara on-line dan piranti analisis.
Selanjutnya, untuk melangkah ke depan telah ditetapkan Rencana
Strategis Tahun 2007 hingga 2010 dan Rencana Kegiatan Tahun 2007. PPATK
terus melakukan berbagai pembenahan, salah satunya adalah upaya menuju
tata kelola yang baik (good governance). Rencana strategis dimaksud
didasarkan pada visi dan misi PPATK, yaitu:
5
Menjadi Lembaga Independen yyang
ang ber
ger
ak di Bidang Int
elijen
berger
gerak
Intelijen
Keuangan yyang
ang Handal dan TTer
er
perca
erperca
percayya baik di Dalam maupun di
Luar Negeri (Visi).
an Inf
ormasi Int
Men
Menyyediak
ediakan
Informasi
Intelejen
Keuangan
euangan yyang
ang
elejen di Bidang K
Ber
kualitas dan Bermanfaat bagi Pencegahan dan Pember
antasan
Berk
Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembia
erorisme, ser
ta
Pembiayyaan TTerorisme,
serta
Menduk
ung TTerciptan
erciptan
euangan yyang
ang Stabil dan Dapat
Mendukung
erciptanyya Sis
Sisttem K
Keuangan
Ter
perca
erperca
percayya (Misi).
Dari sini diharapkan setiap insan yang ada di PPATK mengetahui dan
dapat melaksanakan apa yang telah digariskan. Begitu juga dengan
masyarakat, hasil pelaksanaan tugas yang telah dilakukan PPATK dapat
dipahami dan ikut berpartisipasi demi terwujudnya rezim anti pencucian uang
yang efektif di Indonesia.
ŠŠ™ŠŠ
6
LAPORAN PP
ATK
PPA
A . DAS
AR HUKUM PELAKS
ANAAN TUG
AS
ASAR
PELAKSANAAN
TUGAS
Berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003, bahwa dalam melaksanakan
fungsinya sebagai intelijen di bidang keuangan, PPATK mempunyai tugas
sebagai berikut:
a.
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi
informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan Undang-undang
ini;
b.
memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat
oleh Penyedia Jasa Keuangan;
c.
membuat pedoman mengenai tatacara pelaporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan;
d.
memberikan nasehat dan bantuan kepada instansi yang berwenang
tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-undang ini;
7
e.
mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa
Keuangan tentang kewajibannya yang ditentukan dalam Undangundang ini atau dengan peraturan perundang-undangan lain, dan
membantu mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan;
f.
memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upayaupaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian
uang;
g.
melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi
tindak pidana pencucian uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan;
h.
membuat dan memberikan laporan mengenai analisis transaksi
keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 (enam) bulan
sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga
yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa
keuangan;
i.
memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi tersebut tidak bertentangan
dengan Undang-undang ini.
Selanjutnya dalam Pasal 27 UU TPPU ditegaskan bahwa dalam
melaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai wewenang:
a.
meminta dan menerima laporan dari Penyedia Jasa keuangan;
b.
meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan atau
penuntutan terhadap tindak pidana pencucian uang yang telah
dilaporkan kepada penyidik atau penuntut umum;
c.
melakukan audit terhadap Penyedia Jasa Keuangan mengenai
kepatuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam Undangundang ini dan terhadap pedoman pelaporan mengenai transaksi
keuangan;
d.
memberikan pengecualian kewajiban pelaporan mengenai
transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b.
8
B. ARAH KEBIJ
AKAN
KEBIJAKAN
Efektivitas rezim anti pencucian uang merupakan suatu kebutuhan
penting bagi Indonesia yang sedang membangun dalam rangka membantu
menurunkan tingkat kriminalitas yang berdimensi ekonomi dan keuangan
serta membantu menciptakan sistem keuangan yang stabil dan terpercaya.
Untuk hal tersebut, kebijakan secara umum yang dilakukan PPATK adalah
meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyamakan
persepsi serta meningkatkan pemahaman PJK dan masyarakat dalam rangka
pelaksanaan efektivitas rezim anti pemcucian uang di Indonesia.
Koordinasi dengan regulator (Bank Indonesia serta Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) bertujuan untuk mendorong agar PJK
mampu mengidentifikasikan transaksi keuangan yang mencurigakan dan
melaporkan LTKM dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) kepada
PPATK serta dalam rangka audit kepatuhan dan pengawasannya. Koordinasi
dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan agar pelaporan
pembawaan uang tunai ke luar dan/atau masuk wilayah pabean Republik
Indonesia senilai Rp 100 juta atau lebih dapat dilakukan secara optimal.
Koordinasi dengan aparat penegak hukum tidak hanya dilakukan pada
saat menangani kasus tindak pidana pencucian uang saja tetapi juga pada
saat penegak hukum menangani tindak pidana asal (predicate crimes).
Langkah koordinasi tersebut dilakukan agar tindak pidana yang menghasilkan
uang dapat ditekan dan semakin menurun jumlahnya.
Pemahaman masyarakat terhadap keberadaan dan efektivitas rezim anti
pencucian uang di Indonesia juga terus ditingkatkan, terutama untuk
mengawasi kinerja PPATK dan sekaligus diharapkan agar masyarakat dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi tegaknya rezim anti pencucian
uang.
Kebijakan lainnya yang perlu dilakukan untuk mendukung langkahlangkah tersebut di atas mencakup kebijakan mendorong agar small banks
menyampaikan LTKM, melaksanakan audit kepatuhan terhadap PJK secara
berkesinambungan, mengupayakan pemenuhan komitmen untuk mendukung
operasional PPATK yang meliputi penyediaan anggaran, melanjutkan proses
pembangunan gedung kantor, menindaklanjuti agar Kepala PPATK sebagai
9
Pejabat Pembina Kepegawaian, melanjutkan penyusunan dan aplikasi sistem
kepegawaian berbasis kinerja dan sistem Disaster Recovery Center,
menyelesaikan amandemen UU TPPU serta meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait dalam rangka pelaksanaan efektifitas rezim anti pencucian
uang di Indonesia.
C. PELAKS
ANAAN PR
OGRAM
PELAKSANAAN
PROGRAM
1.
Rise
Risett dan Analisis
Dalam rangka melaksanaan tugas sebagaimana yang diamanatkan
dalam Pasal 26 huruf UU TPPU, PPATK telah membentuk Direktorat Riset
dan Analisis dengan tugas utamanya adalah melakukan analisis
terhadap LTKM yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK).
Apabila dari hasil analisis terdapat indikasi adanya tindak pidana
pencucian uang dan atau tindak pidana lainnya, hasil analisis dimaksud
akan diteruskan kepada pihak penyidik. Direktorat Riset dan Analisis
mempunyai sasaran strategis berupa tersedianya hasil analisis yang
dapat digunakan sebagai bahan pendukung bagi aparat penyidik dalam
melakukan proses penyelidikan/penyidikan tindak pidana pencucian
uang dan atau tindak pidana lainnya.
1 .1 . Rise
Risett
Selama tahun 2006, PPATK telah menyusun juridiction report
mengenai tipologi TPPU di Indonesia dalam rangka APG Typolgies
Workshop pada bulan November 2006 di Jakarta termasuk
membuat country paper mengenai TPPU dalam kaitannya dengan
illegal logging dan korupsi. Disamping itu, PPATK juga telah
menyusun juridiction report terkait perkembangan rezim AML di
Indonesia dalam rangka APG Annual Meeting pada bulan Juni 2006
di Manila, Pilipina.
Selama periode 2006, kegiatan riset lebih ditujukan pada
penelitian terhadap metode dan trend pencucian uang berdasarkan
LTKM yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan
10
hasil analisis LTKM yang telah disampaikan kepada aparat penegak
hukum (penyidik dan penuntut umum). Berdasarkan penelitian atas
LTKM dan hasil analisis LTKM yang telah disampaikan oleh PPATK
kepada aparat penegak hukum diketahui bahwa tindak pidana asal
(predicate of crime) korupsi dan penipuan adalah merupakan jenis
tindak pidana yang paling banyak mendominasi.
Berdasarkan informasi pada LTKM yang diterima dari PJK
selama periode tahun 2006, dapat disimpulkan adanya perubahan
trend indikasi tindak pidana asal yang terkait dengan TPPU. Untuk
tahun 2006, informasi LTKM yang disampaikan oleh PJK mayoritas
terkait dengan indikasi tindak pidana korupsi sedangkan pada tahun
2005 yang lalu trend tindak pidana asal masih didominasi oleh
tindak pidana penipuan. Selain itu, terdapat beberapa indikasi
adanya trend modus operandi TPPU yang kemungkinan akan
semakin banyak digunakan oleh para pelaku tindak pidana pada
tahun-tahun mendatang yaitu penggunaan fasilitas phone banking
dan pembelian aset-aset mewah (barang-barang berharga). Trend
modus operandi TPPU dengan cara penggunaan identitas palsu
dalam proses pembukaan rekening di bank untuk tujuan penipuan
masih tetap banyak dilakukan oleh para pelaku tindak pidana
selama thaun 2006.
Sesuai hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK
kepada pihak aparat penegak hukum, modus operandi TPPU yang
terjadi di Indonesia selama periode tahun 2006 antara lain sebagai
berikut:
1.
Pengalihan dana dari rekening giro milik instansi
pemerintah ke rekening tabungan a/n pribadi pejabat,
seperti Bendaharawan Kantor Dinas Daerah/ Pemda
melakukan penarikan dana dengan cek dari rekening a/
n Dinas Daerah/Pemda. Selanjutnya dana hasil pencairan
disetorkan ke rekening a/n pribadi Bendahara/Pejabat
Kantor Dinas dimaksud.
2.
Pembukaan rekening di bank dengan menggunakan
identitas palsu untuk melakukan penipuan.
11
3.
Penyuapan dengan cara rekening pejabat pemerintah
beserta anggota keluarganya digunakan untuk
menampung dana-dana dari pihak lain yang memperoleh
jasa dari sipemilik rekening atau ada keterkaitan
emosional dengan pihak tertentu. Dana yang masuk ke
rekening pejabat tersebut dapat berupa:
a.
penyetoran secara tunai;
b.
menggunakan warkat atas bawa;
c.
transfer dari bank lain; dan
d.
pemindahbukuan.
Dana yang sudah masuk ke rekening pejabat kemudian
digunakan untuk pembelian surat berharga, polis
asuransi, bisnis yang dikelola oleh anggota keluarga,
pembelian properti, didepositokan dan lain-lain.
4.
Selain penyuapan dengan menggunakan uang atau
instrumen keuangan terdapat pula penyuapan dengan
menggunakan barang seperti mobil mewah. Mobil dibeli
atas nama pejabat, namun pembayaran dilakukan oleh
pihak lain.
5.
Pelaku illegal logging membuka beberapa rekening di
bank baik menggunakan nama pelaku sendiri maupun
nama pihak lain untuk menyamarkan identitas pelaku.
Rekening tersebut digunakan untuk memperlancar
penyelesaian transaksi perdagangan kayu/log. Beberapa
transaksi ada yang disetorkan kepada rekening oknum
aparat keamanan dan pejabat berwenang di bidang
kehutanan dan perkayuan.
6.
Transaksi di Pasar Modal dengan menggunakan rekening
atas nama nominee, pembelian Unit Penyertaan
Reksadana melalui Manager Investasi serta melalui agen
pembayar (indirect selling).
12
7.
Pembelian Efek dalam rangka Initial Public Offering/IPO
melalui underwriter untuk selanjutnya hasil perolehan
Efek ditransfer ke rekening nasabah di Perusahaan Efek
dimana nasabah tercatat.
8.
Pembelian polis asuransi jiwa dengan premi jumlah besar
yang dibayarkan sekaligus (premi tunggal) pada saat
penutupan kontrak asuransi. Selang beberapa waktu atau
jauh sebelum kontrak asuransi berakhir, polis asuransi
dibatalkan, uang premi yang sudah dibayarkan kemudian
ditarik walaupun dengan penalty tertentu. Dana
pembelian untuk polis asuransi tersebut diantaranya
berasal dari penyetoran tunai dalam jumlah besar dan
frekuensi tinggi ke rekening yang bersangkutan yang
tidak menggambarkan hasil dari aktifitas atau usaha.
Diduga uang tersebut hasil dari perbuatan melawan
hukum.
9.
Pembelian polis asuransi jiwa jenis unit linked dengan
jumlah premi besar yang dibayar secara reguler dimana
pemegang polis (pembayar premi) adalah perusahaan
berbadan hukum dan tertanggung adalah pimpinan
perusahaan tersebut. Perusahaan didirikan berdekatan
dengan waktu pengajuan polis. Sehingga besar
kemungkinan dana untuk membayar premi bukan dari
hasil usaha perusahaan. Jumlah modal disetor
perusahaan juga tidak menunjukan kemampuan
perusahaan untuk membayar premi tersebut. Jadi, diduga
dana untuk membayar premi berasal dari sumber lain
yang tidak sah dan penggunaan nama perusahaan
sebagai pemegang polis mengindikasikan usaha
tertanggung untuk menyamarkan asal asul dana seolaholah berasal dari kegiatan bisnis yang sah.
10. Kembalinya dana-dana yang dulunya dari hasil perbuatan
melawan hukum di Indonesia ke dalam negeri.
Pengembalian dana tersebut terindikasi dilakukan
melalui rekening perusahaan atau rekening pejabat
13
tertentu, kemudian dana yang sudah masuk diserahkan
kepada oknum pemilik dana dengan memberikan
imbalan kepada pihak yang nama atau perusahaannya
digunakan.
11. Restitusi pajak tidak wajar, dilakukan oleh perusahaan
yang baru berdiri dengan mengajukan restitusi pajak
dalam jumlah relatif besar namun dari mutasi rekening
perusahaan tidak mencerminkan adanya transaksi
penjualan dan pembelian yang jumlahnya mendukung
untuk dapat diberikannya restitusi pajak tersebut.
12. Penyelewengan penggunaan anggaran oleh Bagian
pengadaan pada suatu instansi pemerintah yang diberi
wewenang untuk melakukan pembelian sejumlah
barang. Dalam pelaksanaannya instansi tersebut tidak
benar membeli barang dimaksud, tetapi hanya menyewa
dengan nilai yang jauh lebih kecil dibandingkan kalau
membeli. Selisih dana yang ada sebagian masuk ke
rekening pejabat instansi dimaksud.
Sampai dengan akhir tahun 2006, dari 433 hasil analisis yang
disampaikan kepada penyidik, kasus terbanyak berasal dari
korupsi/penggelapan (178), Penipuan (157), Kejahatan
Perbankan (27), Pemalsuan Dokumen (19), Teroris (5),
Penggelapan Pajak (4), Perjudian (3), Penyuapan (7), Narkotika
(3), Pornografi Anak (1), Pemalsuan Uang Rupiah (4) Pencurian
(1), Pembalakan Liar (4), Tidak teridentifikasi/dll (20) kasus.
14
Diagram 1
1..
Modus operandi TPPU yyang
ang tterjadi
erjadi di Indonesia
selama periode tahun 2006
Penipuan
Tidak Teridentifikasi
Perpajakan
Pornography
Pem alsuan Uang
Korupsi/Penggelapan
Terorism e
Pem alsuan Dokum en
Perjudian
Pencurian
Perbankan
Illegal Logging
Narkotika
Penyuapan
178
157
14 7 3 13
19
4 45
20
27
1 .2. Analisis
Sebagai salah satu tugas pokok PPATK, analisis atas transaksi
keuangan mencurigakan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa
Keuangan/PJK kepada PPATK adalah merupakan hal yang penting untuk
dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh PPATK.
Pelaksanaan analisis oleh PPATK dilaksanakan dengan
mendapatkan data/informasi dari PJK, bantuan kerjasama dengan Financial Intelligence Unit (FIU) di luar negeri serta aparat penegak hukum di
Indonesia.
Hingga 31 Desember 2006 terdapat 6.793 laporan transaksi
keuangan mencurigakan yang telah disampaikan oleh PJK kepada PPATK.
Sebanyak 433 hasil analisis dari 633 LTKM telah disampaikan oleh PPATK
kepada aparat penegak hukum, yang terdiri dari:
Š
428 jumlah kasus/hasil analisis disampaikan kepada Kepolisian;
dan
Š
5 kasus/hasil analisisi disampaikan kepada Kejaksaan.
15
Diagram 2.
433 hasil analisis dari 633 LLTKM
TKM ttelah
elah disampaik
an
disampaikan
oleh PP
ATK k
epada P
olri dan K
ejalsaan
PPA
kepada
Polri
Kejalsaan
1%
Tabel 3.
Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan TTunai
unai
Keuangan
Kepolisian
Jumlah
PJK
pelapor
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
???
1.536.915
???
Perusahaan Efek
???
--
???
Manajer Investasi
???
99% --
???
Asuransi
???
28
???
Dana Pensiun
???
--
???
Pedagang Valas
???
662
???
PJK
Bank
Jumlah
LTKT
Kejaksaan
Non Bank
Adapun
jumlah hasil analisis
yang --disampaikan
kepada
Lembaga
???
???
penegak
hukum sejak tahun 2003 hingga tahun 2006 sebagai
Pembiayaan
berikut:
TOTAL
1.537.605
???
Š
Tahun 2003: 24 kasus/hasil analisis yang berasal dari
280 STR;
Š
Tahun 2004: 212 kasus/hasil analisis yang berasal dari
2.2.3. Laporan
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
838 STR;pemba
Berdasarkan
UUkasus/hasil
TPPU, setiapanalisis
orang wajib
Š
Tahun Pasal
2005:16
111
yang melaporkan
berasal dari
uang tunai sejumlah
Rp
100.000.000,atau
lebih
atau
dalam
mata
2.055 STR;
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
Š
Tahun
2006:
86 kasus/hasil
analisisDirektorat
yang berasal
dari
luar wilayah
negara
Republik
Indonesia kepada
Jenderal
3.482
STR.
Bea dan Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
menyampaikan
laporan
tentang
informasi yang diterimanya selama
Catatan
Catatan:
jangka
waktu
5 (lima)analisis
hari yang
kerjatidak
kepada
PPATK.
dengan
Bahwa jumlah
kasus/hasil
diteruskan
kepadaBerkaitan
aparat penegak
hukum
setelah dilakukan
proses analisis,
dimasukkan
PPATKJenderal
mengingat Bea
tidak
terjadinya
pelanggaran
ketentuan
di dalam
atas,database
Direktorat
ditemukannya
indikasi
atas
TPPU.
Namun
demikian
database
dimaksud
akan
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
dipergunakan bagi kepentingan analisis diwaktu yang akan datang apabila diperlukan.
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
16
Tabel 1
1..
Laporan Hasil Analisis dan STR yyang
ang disampaik
an oleh PP
ATK
disampaikan
PPA
kepada P
enegak Huk
um per tahun (2003-2006)
Penegak
Hukum
No.
Tahun
1
2003
2
2004
3
2005
4
2006
TOTAL
Jumlah Kasus/LHA
24
212
111
86
433
STR
31
313
145
144
633
Diagram 3.
epada
Laporan Hasil Analisis dan STR yyang
ang disampaik
an oleh PP
ATK k
disampaikan
PPA
kepada
Penegak Huk
um per tahun (2003-2006)
Hukum
700
600
500
400
JUMLAH KASUS /
LHA
300
STR
2.
200
Penga
wasan K
epatuhan
engaw
Kepatuhan
2.
1 . Penga
wasan K
epatuhan
2.1
engaw
Kepatuhan
100
0
2003
2004
wewenang PPATK adalah melakukan audit
terhadap Penyedia Jasa Keuangan (PJK) untuk menilai kepatuhan
PJK dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Tindak Pidana Pencuian Uang dan ketentuan
pelaksanannya. Dengan dilakukannya audit kepatuhan kepada 47
PJK pada tahun 2006, kepatuhan penyampaian laporan oleh PJK
kepada PPATK menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Hal
ini tercermin dari peningkatan penerimaan Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan (LKTM) maupun Laporan Transaksi
Keuangan Tunai (LTKT).
2005
Salah TOTAL
satu
2006
17
langsung
line) dari TTransaksi
masing-masing
PJK dengan
PPATK.
Saat
ini,
2.
1 .(on
1. Laporan
ransaksi K
euangan
Mencurigak
an (L
TKM)
2.1
Keuangan
Mencurigakan
(LTKM)
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
Jumlah
laporan atau
PJK …………….PJK
kepada PPATK
baru mencapai
……………..%
dari menunjukkan
total PJK yang
peningkatan
yang
cukup
pesat
(Tabel
1).
Selain
itu, dari
jumlah
ada (…………). Sampai dengan akhir 2006, PPATK telah
menerima
PJK yang melapor
juga mengalami
peningkatan
dari tahun
ke
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
Tunai (LTKT)
dari
tahun.
………………...PJK
dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikut ini.
Tabel 2.
Rincian Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan Mencurigak
an (L
TKM)
Keuangan
Mencurigakan
(LTKM)
Tabel 3.
Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan
TTunai
unai
Keuangan
Rata-rata
Periode
PJK
2001
Bank
2002
Jumlah LTKM
Jumlah
PJK
14
pelapor
124
???
280
2003
Non Bank
2004
Perusahaan Efek
2005
Manajer Investasi
2006
Asuransi
TOTAL
Dana
Pensiun
838
2.055
3.482
6.793
Pedagang Valas
Jumlah PJK
Jumlah LTKM
Pelapor
per bulan
Jumlah LTKT
s.d.--Des ’05
10
1.536.915
23
1 ’06
s.d. Des
19
???
51
???
70
-171
-290
28
???
--
???
???
662
???
???
???
71
???
133
???
161
???
Lembaga
???
-???
Ditinjau dari jenisnya,
PJK Bank Umum
masih mempunyai
Pembiayaan
persentase pelaporan yang paling tinggi dibandingkan dengan
1.537.605
???
PJK jenis lainnya, yaitu sebanyak 85,38% dari total jumlah Bank
Umum. Secara rinci, jenis PJK yang melaporkan LTKM tampak
pada Tabel 2 :
TOTAL
Tabel 3.
Rincian
P
JK yyang
ang
Melapor
kan
LLTKM
TKM batas negara
PJK
Melapork
2.2.3. Laporan pemba
waan
uang
tunai
lintas
pembaw
18
Meski demikian dari keseluruhan PJK yang ada yaitu
sebanyak 4.256 PJK, jumlah PJK pelapor masih relatif sedikit
yaitu hanya 161 PJK atau 3,78 %. Hal ini antara lain
disebabkan belum terdapatnya indikasi transaksi keuangan
mencurigakan yang wajib dilaporkan oleh PJK yang
bersangkutan, atau masih rendahnya kemampuan PJK dalam
mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan. Untuk hal
tersebut dan sehubungan dengan kewenangan PPATK untuk
melakukan audit kepatuhan PJK terhadap kepatuhan
pemenuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan UU TPPU
sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat 1 huruf c, maka sejak
tahun 2004 PPATK telah melakukan audit kepatuhan terhadap
99 PJK.
2.
1 .2. Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan yyang
ang Dilak
uk
an Secara
2.1
Keuangan
Dilakuk
ukan
Tunai (L
TK
T)
(LTK
TKT)
Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) huruf b UU TPPU, Penyedia
Jasa Keuangan (PJK) wajib menyampaikan Laporan Transaksi
Keuangan Tunai kepada PPATK. Tingginya intensitas kegiatan
laporan ini memerlukan sistem pelaporan on line dari PJK
kepada PPATK. Saat ini, PJK yang sudah dapat melakukan
pelaporan secara on line mencapai 2,35% atau 100 PJK dari
total PJK yang ada (4.256). Sampai dengan akhir 2006, PPATK
telah menerima 1.968.180 Laporan Transaksi Keuangan Tunai
(LTKT) dari 176 PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada
Tabel 3:
19
Tabel 4.
langsung (on line) dari masing-masing
PJK dengan PPATK. Saat ini,
Rincian
Laporan
T
ransaksi
K
euangan
T
unai (L
TK
T)
Transaksi
Keuangan
Tunai
(LTK
TKT)
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan
dengan teknologi ini
baru mencapai ……………..% atau …………….PJK
dari total PJK yang
Jumlah LTKT
Jumlah PJK
PJK
ada (…………). Sampai dengan
2006, PPATK
telah menerima
pelapor akhir
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
Tunai
(LTKT) dari
Bank
136
1.536.915
1.967.297
………………...PJK
dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
Non Bank
berikut
ini.
Perusahaan Efek
---Manajer Investasi
--
Asuransi
Tabel 3.
--
--
28
Laporan 4TTransaksi
ransaksi K
euangan
TTunai
unai 36
Keuangan
Dana Pensiun
---Jumlah
Jumlah
Pedagang Valas
36
662
847 LTKT
PJK
PJK
Lembaga Pembiayaan
-- pelapor
-- s.d. Des ’05 -- s.d. Des ’06
Bank
TOTAL
Non Bank
???
1.536.915
1.537.605
1.968.180
???
Perusahaan Efek
???
--
???
Manajer Investasi
???
--
???
Asuransi
2.2.3.
Laporan
176
???
pemba
waan
pembaw
Dana Pensiun
???
uang
28 lintas
tunai
--
???negara
batas
???
Berdasarkan
Pasal???16 UU TPPU,
yang
Pedagang
Valas
662 setiap orang
???
membawa
rupiah sejumlah
Rp.???100 juta
Lembaga uang tunai berupa
???
-Pembiayaan
atau lebih, atau mata uang asing yang nilainya setara dengan
itu ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik ???
Indonesia,
TOTAL
1.537.605
harus melaporkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya
selama
jangka
waktu
5 (lima)
hari kerja
PPATK.
2.2.3.
Laporan
pemba
waan
uang tunai
lintas kepada
batas negara
pembaw
Berkaitan dengan terjadinya pelanggaran ketentuan di atas,
Berdasarkan
Pasal 16 Bea
UU TPPU,
setiap wajib
orang melaporkan
wajib melaporkan
Direktorat Jenderal
dan Cukai
pula
uang tunai
sejumlah
Rp
100.000.000,atau
lebih
atau
dalam
mata
kepada PPATK dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja.
uang asing
laindengan
yang nilainya
dibawa
ke dalam
ke
Sampai
akhir setara
tahun yang
laporan,
laporan
yangatau
telah
luar wilayah
negara
Republik Indonesia
Jenderal
diterima
dari Direktorat
Jenderal kepada
Bea danDirektorat
Cukai berjumlah
Bea dan
Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Bea
danlima
Cukai
wajib
1.432
laporan
(lihat tabel
4) yang
berasal
dari
wilayah
menyampaikan
laporan
tentangBea
informasi
yang
diterimanya
selama
kerja Direktorat
Jenderal
dan Cukai
yaitu
Jakarta, Tanjung
jangkaBalai
waktu
5 (lima)Bandung,
hari kerjaBatam
kepada
PPATK.
Berkaitan dengan
Karimun,
dan
Denpasar.
terjadinya pelanggaran ketentuan di atas, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
20
Tabel 5
Rincian Laporan P
emba
waan Uang TTunai
unai
Pemba
embaw
Kanwil Ditjen
Bea dan Cukai
s.d. Des ‘05
s.d. Des ’06
448
977
Jakarta
25
389
Kepulauan Riau
51
55
Denpasar
--
10
Kantor Pos Bandung
--
1
524
1.432
Batam
TOTAL
2.2. Audit K
epatuhan
Kepatuhan
Sesuai dengan ketentuan UU TPPU sebagaimana diatur dalam
Pasal 27 ayat 1 huruf c, PPATK berwenang melaksanakan audit
kepatuhan terhadap PJK. Sepanjang tahun 2006 PPATK telah
melakukan audit kepatuhan terhadap 47 PJK, terdiri dari 24 bank,
8 perusahaan asuransi, 4 perusahaan pembiayaan, dan 11
perusahaan efek.
3.
Kerjasama Dalam Negeri dan LLuar
uar Negeri
Sebagaimana secara tegas dinyatakan pada pasal 25 UU TPPU
bahwa dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang PPATK dapat melakukan kerja sama dengan pihak
terkait baik nasional maupun internasional, maka selama tahun 2006
PPATK tetap melakukan kerja sama yang intensif baik dengan instansi
terkait di Indonesia maupun dengan pihak internasional yang dilakukan
baik secara multilaleral maupun bilateral.
Kerjasama dengan instansi dalam negeri terutama dilakukan agar
rezim anti pencucian uang di Indonesia dapat diterapkan secara efektif
serta untuk mendukung upaya penegakan hukum tindak pidana lainnya
di Indonesia, yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kejahatan
itu sendiri. Sementara itu kerja sama internasional dilakukan sebagai
21
bagian
langsung
dari komunitas
(on line) dari
internasional
masing-masing
untuk
PJKmenunjang
dengan PPATK.
upaya-upaya
Saat ini,
pencegahan
PJK yang dan
sudah
pemberantasan
dapat melakukan
pencucian
pendekatan
uang secara
denganinternasional.
teknologi ini
Selama
baru tahun
mencapai
2006……………..%
banyak pencapaian
atau …………….PJK
yang dilakukan
dari total
oleh
PJKPPATK
yang
sebagaimana
ada (…………).
yangSampai
tergambar
dengan
padaakhir
paparan-paparan
2006, PPATK di
telah
bawah
menerima
ini.
…………..Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) dari
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikut
3.
1. Kini.
erjasama dan Hubungan LLuar
uar Negeri
3.1
Pada tahun 2006 ini, PPATK
Tabel 3.tetap berperan penting dalam
Laporan Tstatus
ransaksiIndonesia
K
euangan TTunai
unai
Transaksi
Keuangan
upaya mempertahankan
untuk tetap tidak lagi
dalam pemantauan (formal monitoring) FATF setelah FATF
mengeluarkan Indonesia dari status pemantauan pada Februari
2006. Indonesia sejak Februari 2005 telah dikeluarkan dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs). Sebagaimana
diketahui bahwa sesuai dengan kebijakan FATF yang berlaku dalam
proses pencabutan suatu negara dari daftar NCCTs (de-listing
procedure), FATF akan melakukan pemantauan (monitoring) yang
pelaksanaannya akan dikoordinasikan dengan Asia/Pacific Group
on Money Laundering (APG) sebagai FATF-style regional body,
minimal dalam tenggat waktu 1 (satu) tahun.
Menjelang sidang FATF di Cape Town, Afrika Selatan, pada
tanggal 15-17 Pebruari 2006, Indonesia diwajibkan untuk
menyampaikan laporan perkembangan selama 1 (satu) tahun
terakhir kepada Tim Review FATF sebagai bahan untuk memutuskan
apakah terhadap Indonesia akan dihentikan atau diperpanjang formal2.2.3.
monitoringnya.
Dalam
mempersiapkan
laporan
PPATK
Laporan pemba
waan
uang tunai lintas
batasini,
negara
pembaw
menjalankan perannya dalam hal mengorganisasi laporan dari
Berdasarkan
Pasal
16 UU TPPU,
setiap
orang wajib melaporkan
instansi
terkait,
menyusun
dan
menyampaikan
laporan
uang
tunai sejumlah
Rp 100.000.000,ataupencucian
lebih atauuang
dalam
perkembangan
pembangunan
rezim anti
dimata
Indouang
asing
lain
yang
nilainya
setara
yang
dibawa
ke
dalam
atau
ke
nesia kepada FATF. Laporan perkembangan tersebut disampaikan
luar
wilayah
Republik
Indonesia
kepada
Jenderal
oleh
PPATKnegara
melalui
surat resmi
kepada
Tim Direktorat
Review FATF
pada
Bea
dan
Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Bea
dan
Cukai
wajib
tanggal 30 Januari 2006.
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya selama
adanya
yangPPATK.
positif Berkaitan
dan berkelanjutan
jangkaMelihat
waktu 5
(lima)perkembangan
hari kerja kepada
dengan
dalam pembangunan
rezim anti di
pencucian
uang yang
efektif
di
terjadinya
pelanggaran ketentuan
atas, Direktorat
Jenderal
Bea
Indonesia,
akhirnya
pada
tanggal
Februari
dan
Cukai wajib
melaporkan
pula
kepada17
PPATK
dalam2006
waktu FATF
lima
memutuskan
untuk
menghentikan
pemantauan
(formal monitoring)
hari
kerja. Sampai
dengan
akhir tahun
laporan, laporan
yang telah
22
terhadap Indonesia.
Pada tahun 2006 Indonesia PPATK secara konsisten tetap aktif
berperan serta dalam berbagai fora internasional, antara lain forum
APG, Egmont, FATF dan APEC. Memperhatikan adanya
perkembangan yang positif dan berkelanjutan dalam penciptaan
rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia serta peranan
yang aktif dalam berbagai fora internasional membuat Indonesia
secara aklamasi terpilih sebagai Co-Chair Asia Pacific Group on
Money Laundering (APG) bersama dengan Australia untuk periode
tahun 2006-2008. Penunjukkan Indonesia tersebut dilakukan pada
Annual Meeting APG yang berlangsung di Manila, Filipina pada bulan
Juli 2006 ynag lalu. Dalam hal ini, Indonesia diwakili oleh Kepala
PPATK yaitu Dr. Yunus Husein, sementara Australia diwakili oleh
Kepala Australian Federal Police (AFP) Commissioner Mick Keelty.
Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia kembali
dinyatakan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah
penyelenggaraan APG Typologies Workshop 2006, APG Special
Plenary Meeting dan Ad-Hoc Meeting on Illegal Logging and Money
laundering yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14-17
November 2006. Penyelenggaraan ketiga even tersebut diikuti oleh
hampir 180 peserta yang berasal dari 29 negara/yurisdiksi anggota
APG, 5 negara/yurisdiksi observer APG dan 10 organisasi
internasional sebagai observer. Penyelenggaraan yang dirasakan
sukses tersebut menghasilkan beberapa hal dan inisiatif yang sangat
berguna bagi terciptanya rezim anti pencucian uang yang efektif
secara internasional.
Disamping kerjasama yang sifatnya multilateral, selama tahun
2006 PPATK juga telah melakukan kerja sama bilateral yang
dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) dengan 7
(tujuh) FIU, yaitu dengan FIU Republik Rakyat Cina (CAMLMAC), FIU
Meksiko, Financial Transactions Report Analiysis Centre of Canada
(FinTRAC), Money Laundering The Central Control Board (CCB) of
The Union of Myanmar, Financial Reporting Authority (CAYFIN)
Cayman Island, Financial Intelligence Centre (FIC) Afrika Selatan dan
Japan Financial Intelligence Office (JAFIO). Dengan demikian hingga
23
akhir tahun
telah melakukan
dalamSaat
bentuk
langsung
(on2006,
line) PPATK
dari masing-masing
PJKkerjasama
dengan PPATK.
ini,
MoUyang
dengan
18dapat
(delapan
belas) FIU.
Kerja samadengan
denganteknologi
FIU negara
PJK
sudah
melakukan
pendekatan
ini
lain tersebut
berkaitan
dengan pertukaran
baru
mencapaiterutama
……………..%
atau …………….PJK
dari totalinformasi
PJK yang
intelijen
di bidang
keuangan.
ada
(…………).
Sampai
dengan akhir 2006, PPATK telah menerima
…………..Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) dari
Sementara itu dalam rangka pertukaran informasi intelijen di
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
bidang keuangan, sejak berdirinya PPATK hingga akhir 2006 ini,
berikut ini.
PPATK telah melakukan pertukaran informasi sebanyak 140 (seratus
empat puluh) kali dengan rincian
sebagai
berikut :
Tabel
3.
Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan TTunai
unai
Keuangan
Diagram 4.
Jumlah Dengan FIU
Jumlah
LTKT
Pertukaran
Informasi
Lain
Per
tuk
aran inf
ormasi dengan FIU lain
ertuk
tukaran
informasi
PJK
PJK
pelapor
Bank
s.d. Des ’05
1.536.915Total
???
140
120Efek
Perusahaan
100
Manajer Investasi
80
Asuransi
Jumlah
60
Dana Pensiun
40
Pedagang Valas
20
Lembaga
0
Pembiayaan
s.d. Des ’06
???
Non Bank
???
???
2005
???
2004
???
2003
--
???
--
???
28
2006
???
--
???
???
662
???
???
--
???
1.537.605
???
1
TOTAL
Tahun
Tabel 6. P
er
tuk
aran Inf
ormasi dengan FIU lain
Per
ertuk
tukaran
Informasi
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
uang tunai sejumlah Rp 100.000.000,- atau lebih atau dalam mata
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
luar wilayah negara Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya selama
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran ketentuan di atas, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
24
Pertukaran informasi tersebut dilakukan dengan FIU-FIU
negara lain, seperti Australia, Belgia, Filipina, Amerika Serikat, Cook
Island, China, Malaysia, Swiss, Hongkong, Singapura, Macau, Inggris,
British Virgin Island, Jersey, Mauritius, Peru, dan lain-lain.
Sebagaimana tampak dalam tabel di atas, pertukaran informasi
intelijen di bidang keuangan tersebut dilakukan baik atas dasar
permintaan (by request) maupun atas dasar sukarela (spontaneous).
Dalam kerangka kerja sama dengan donor-donor yang
memberikan bantuan terhadap pembangunan rezim anti pencucian
uang di Indonesia, sebagai pihak yang ditunjuk sebagai in-country
coordinator, selama tahun 2006 PPATK telah mengadakan 2 (dua)
kali pertemuan donor (donors’ meeting) yaitu pada tanggal 7
Februari 2006 dan 16 Agustus 2006 yang bertempat di PPATK.
Pertemuan donor tersebut diikuti oleh seluruh perwakilan negara
atau lembaga donor, antara lain AUSAID, USAID, ADB dan IMF, dan
seluruh instansi terkait penerima bantuan di Indonesia, seperti
PPATK, BI, Depkeu, Kepolisian, Kejaksaan, dan lain-lain. Pertemuan
tersebut selain membahas perkembangan penanganan anti
pencucian uang di Indonesia, juga membahas pula perkembangan
bantuan yang telah diberikan dan beberapa hal lain yang terkait
dengan bantuan.
3.2. Kerjasama dan Hubungan Dalam Negeri
Terkait dengan kerjasama dan hubungan dalam negeri,
serangkaian kegiatan telah dilaksanakan selama tahun 2006, baik
yang sifatnya memperkuat koordinasi antar instansi maupun untuk
mendukung pelaksanaan tugas PPATK dan instansi terkait secara
teknis. Beberapa kegiatan tersebut adalah:
Š
mengadakan pertemuan Komite Koordinasi Nasional
Pencegahan Dan Pemberantasan TPPU (Komite TPPU)
dan Tim Kerja Komite TPPU. Kedua pertemuan yang
dilangsungkan pada bulan Januari 2006 tersebut
terutama untuk membahas upaya-upaya yang harus
25
langsung (on
line) darioleh
masing-masing
dengan
PPATK. Saatdari
ini,
dilakukan
pemerintah RIPJK
agar
dapat dikeluarkan
PJK yang sudah
dapat melakukan
pendekatan
denganuntuk
teknologi
ini
pengawasan
FATF serta
komitmen
tetap
baru mencapai
……………..%
atau
dari total
PJK yang
membangun
rezim
anti…………….PJK
pencucian secara
efektif.
ada (…………). Sampai dengan akhir 2006, PPATK telah menerima
Š
melakukan
kerjasamaKeuangan
dalam bentuk
MoU (LTKT)
dengan BPK
…………..Laporan
Transaksi
Tunai
dari
dan
menjajagi
kemungkinan
kerjasama
lain
dengan
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikut ini. instansi terkait lainnya, yaitu dengan Itjen Depkeu, BPKP,
Ditjen AHU, Komisi Yudisial dan MA. Kerjasama3.
kerjasama tersebutTabel
adalah
dalam rangka pertukaran
Laporan
T
ransaksi
K
euangan
TTunai
unai yang dimiliki oleh
Transaksi
Keuangan
informasi, khususnya agar informasi
PPATK dapat bermanfaat
nilai tambah
Jumlah dan mempunyai
Jumlah LTKT
PJK
PJK instansi-instansi tersebut.
bagi pelaksanaan tugas
pelapor
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
membantu penyelesaian
beberapa
kasus yang
???
1.536.915
??? sedang
ditangani oleh aparat penegak hukum, yaitu di Polda
Non Bank
Sumut Efek
(kasus illegal???
logging dan --TPPU), Polda???NAD dan
Perusahaan
Manajer
Investasi
???
-??? kasus
Polda
Jambi (masing-masing
terkait
dengan
Asuransi
???
28
???
kebocoran informasi).
Š
Bank
Dana Pensiun
???
--
???
Š Pedagang
menindaklanjuti
permintaan
informasi
dari???penegak
Valas
???
662
hukum, KPK dan instansi terkait lain. Sampai dengan
Lembaga
???
-???
Pembiayaan
Desember 2006 jumlah permintaan informasi adalah: Polri
TOTALsebanyak
149, KPK sebanyak
143 dan Kejaksaan
RI
1.537.605
???
sebanyak 25. Dari kegiatan ini diharapkan terjadi
pertukaran informasi dan diskusi khususnya terkait
dengan permasalahan-permasalahan dalam penanganan
perkara TPPU di lapangan.
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
Tabel 7
7..
Berdasarkan
PasalPermintaan
16 UU TPPU,
setiap
orang wajib
melaporkan
Statistik P
ermintaan Inf
ormasi Dari penegak Huk
um
Hukum
Informasi
uang tunai sejumlah(P
Rp
100.000.000,atau
lebih
atau
dalam
mata
olri, KPK, Jaksa) TTahun
ahun 2004 s/d 2006
(Polri,
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
POLRI
JAKSA
luar wilayah
negara Republik
Indonesia KPK
kepada Direktorat
Jenderal
PERIODE
JUMLAH
DIJAWAB
JUMLAH
DIJAWAB
JUMLAH
DIJAWAB
Bea dan Cukai. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
2004
11
10
16
13
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya selama
2005
46
22
53
53
11
6
jangka waktu
5 (lima)
hari 52
kerja kepada
PPATK.
Berkaitan
dengan
2006
92
74
58
14
5
terjadinya
pelanggaran
ketentuan
di
atas,
Direktorat
Jenderal
Bea
TOTAL
149
84
143
124
25
9
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
26
Š
4.
dengan bekerjasama dengan lembaga donor, PPATK
melakukan pelatihan di berbagai daerah yang bertujuan
meningkatkan kemampuan aparat penegak hukum,
regulator dan PJK khususnya mengenai pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Huk
um dan R
egulasi
Hukum
Regulasi
Sepanjang tahun 2006 PPATK telah melakukan berbagai kegiatan
penting di bidang hukum dan perundang-undangan yang merupakan
kombinasi dari kegiatan baru dan kegiatan yang merupakan kelanjutan
dari tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan di bidang hukum dan perundangundangan sepanjang tahun laporan lebih banyak difokuskan pada
kegiatan dalam rangka penyusunan RUU Amandemen UU No. 15 Tahun
2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 25 Tahun 2003 (UUTPPU), yang naskahnya telah
diserahkan oleh Presiden kepada DPR pada tanggal 10 Oktober 2006
yang lalu. Kegiatan lainnya diisi dengan aktivitas pemberian pendapat
hukum (legal opinion), pemantauan kasus, pemberian keterangan ahli,
keikutsertaan di dalam pembahasan peraturan perundang-undangan
serta penyuluhan hukum kepada pemangku kepentingan (stake holders).
Kegiatan PPATK di bidang hukum dan peraturan perundangundangan dilaksanakan oleh Direktorat Hukum dan Regulasi sebagai
satuan kerja pendukung (supporting unit) yang memiliki tugas pokok
memberikan pendapat dan pertimbangan hukum kepada pimpinan
PPATK dan satuan kerja internal PPATK. Rincian kegiatan selama periode
laporan sebagaimana diuraikan berikut ini.
4.
1. Pen
yusunan R
UU Amandemen UU TPPU
4.1
enyusunan
RUU
RUU Amandemen UUTPPU telah dimasukkan ke dalam
Program Legislasi Nasional DPR tahun 2004-2009. Pada tahun
laporan, RUU ini belum dibahas karena kesibukan Pemerintah dan
DPR dalam membahas RUU prioritas lainnya. Penyusunan dan
pembahasan naskah RUU telah dilakukan oleh tim interdep
27
langsung
(on line)
dari
masing-masing
PJK dengan
PPATK.
Saat ini,
Pemerintah
yang
dipimpin
oleh Direktur
Jenderal
Peraturan
PJK
yang sudah dapat melakukan
pendekatan
dengan
teknologi
ini
Perundang-undangan
dan didampingi
oleh Kepala
PPATK
sebagai
baru
mencapai
……………..%
atau …………….PJK
dari total PJK
yang
Wakil
Ketua Tim.
Di samping
terdiri dari wakil-wakil
instansi
ada
(…………).terkait
Sampai
dengan
akhir
2006, PPATK
telah menerima
Pemerintah
seperti
Polri,
Kejaksaan,
Departemen
Keuangan,
…………..Laporan
Transaksi
Tunaidan
(LTKT)
dari
Departemen Hukum
dan HAM,Keuangan
Bank Indonesia
Mahkamah
………………...PJK
dengan
rincian
sebagaimana
pada
3
Agung, serta Tim
Interdep
yang
terdiri dari tampak
pengamat
danTabel
pakar
berikut
sepertiini.
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Prof. Dr. Romli Atmasasmita,
dan Prof. Dr. Barda Nawawi Arief.
Tabel 3.
Laporan
T
ransaksi
K
euangan TTunai
unai
Transaksi
Keuangan
membantu Pemerintah
dalam
PPATK telah
menyiapkan
naskah awal RUU. Penyiapan
naskah awal
tersebut mengacu
Jumlah
Jumlah LTKT
PJK
PJKconcern PPATK selama ini yang
kepada hal-hal yang menjadi
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
pelapor
bersumber pada kendala dan hambatan yang dijumpai dalam
Bank
???
???
pencegahan
dan pemberantasan
TPPU1.536.915
baik oleh PPATK
maupun
Non Bank
instansi lainnya, serta standar internasional yang berlaku (40+9 FATF
Perusahaan Efek
???
-???
Recommendation).
Manajer Investasi
???
--
???
Dalam
naskah RUU,
juga
Asuransi menyiapkan ???
28 Pemerintah
???
Dana Pensiun
???
mengundang
Anti-Money Laundering
Office--of Thailand,???
dan pakar
Valas
???
662 Serikat, Ben
??? Wagner
hukumPedagang
dari Departement
of Justice
Amerika
Lembaga
-???
dan Asia
Development Bank ???
Legal Consultant
yang berasal
dari
Pembiayaan
Australia, Pauline David.
TOTAL
1.537.605
???
Dalam menyiapkan naskah RUU dilakukan pula diskusi publik
dengan berbagai kalangan seperti penegak hukum, penyedia jasa
keuangan, kalangan kampus, serta penyedia barang/jasa, dan
profesi yang akan menjadi pihak pelapor baru.
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
Substansi penting di dalam RUU antara lain meliputi
Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
penyempurnaan rumusan delik TPPU; perluasan cakupan pihak
uang tunai sejumlah Rp 100.000.000,- atau lebih atau dalam mata
pelapor sehingga tidak lagi terbatas pada penyedia jasa keuangan
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
(bank dan non-bank), melainkan mencakup pula profesi (profession)
luar wilayah negara Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal
dan designated non-financial business; penambahan jenis laporan
Bea dan Cukai. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
baru yaitu International Fund Transfer Instruction (IFTI); perluasan
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya selama
penyidik TPPU yang akan mencakup penyidik tindak pidana asal;
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
pembentukan task force dalam pelaksanaan penyidikan; dan
terjadinya pelanggaran ketentuan di atas, Direktorat Jenderal Bea
penguatan kelembagaan PPATK.
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
28
RUU telah diserahkan oleh Presiden kepada DPR pada tanggal
10 oktober 2006 dan menurut rencana akan mulai dibahas pada
bulan Januari 2007.
er
kara TPPU
4.2. Kajian A
tas Beberapa Putusan P
Atas
Per
erk
Kajian dilakukan dengan meneliti kasus posisi setiap perkara
terkait dengan penggunaan pasal UU TPPU di dalam dakwaan dan
pertimbangan-pertimbangan yang diambil oleh majelis hakim yang
memeriksa perkara. Putusan perkara yang dikaji yaitu:
Š
Putusan Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.254/Pid.B/2005/PN.Jkt. Sel atas nama Lukman
Hakim.
Š
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.956/
Pid.B/ 2005/PN.Jak. Sel atas nama Tony Chaidir
Martawinata.
Š
Putusan PN Medan No. No.873/Pid.B/2005/PN.Mdn
tanggal 31 Agustus 2005 Jasmarwan als. Ijas als. Hendrik
Sihombing als. Rikardo Ginting.
Š
Putusan PN Jakarta Pusat No.1056/ Pid.B/ 2005/
PN.Jkt.Pst tanggal 25 Oktober 2005 dan Putusan PT DKI
Jakarta No.211/PID/ 2005/PT.DKI tanggal 4 Januari
2006 Ie Mien Sumardi.
Š
Putusan PN Kebumen No.122/Pid.B/2005/PN.Kbm,
Tanggal 31 Oktober 2005 dan Putusan PT. Jawa Tengah
No. 265/Pid/ 2005/PT.Smg, Tanggal 17 Januari 2006
Drs. Anastia Kusmiati Pranoto alias Mei Hwa.
Š
Putusan PN Kebumen No.123/Pid.B/2005/PN.Kbm,
tanggal 31 Oktober 2005 dan Putusan PT. Jawa Tengah
No. 266/Pid/ 2005/PT.Smg, tanggal 17 Januari 2006
atas nama Herry Robert.
Š
Putusan PN Jakarta Pusat No. 1032/PID.B/2005/
PN.JKT.PST atas nama Suardi (Direktur PT. YSL) dan
Suhandi (Manager PT. YSL).
29
langsung
(on
line) K
dari
masing-masing
PJK dengan PPATK. Saat ini,
4.3. Pem
berian
eterangan
Ahli
emberian
Ke
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
Pemberian
keterangan
oleh PPATK
atas
baru mencapai
……………..%
atauahli
…………….PJK
daridilakukan
total PJK yang
permintaan
penegak
hukum.
Alasan
penegak
hukum
meminta
ada (…………). Sampai dengan akhir 2006, PPATK telah menerima
keterangan ahli dariTransaksi
PPATK didasarkan
pertimbangan
…………..Laporan
Keuangan
Tunai belum
(LTKT)adanya
dari
pihak
lain
yang
dapat
dimintai
bantuan
memberikan
keterangan
yang
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel
3
dapat
menjelaskan
ketentuan
mengenai
anti-pencucian
uang
berikut ini.
berdasarkan UUTPPU, best practices, standar internasional dan
memahami seluk beluk transaksi
keuangan, perbankan dan non
Tabel 3.
Laporan
T
ransaksi
K
euangan
TTunai
unai
Transaksi
Keuangan
bank. Sesuai kedudukan ahli di dalam
KUHAP,
di dalam memberikan
keterangan baik di tahap penyidikan
maupun Jumlah
pemeriksaan
di muka
Jumlah
LTKT
PJK
PJK
persidangan, keterangan ahli
dari PPATK tidak menyentuh fakta
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
pelapor
maupun kasus posisinya, sehingga objektifitas keterangan yang
Bank
???
1.536.915
???
diberikan
dapat dipertanggung-jawabkan.
Non Bank
Sepanjang
2006, ???
PPATK memberikan
keterangan
ahli
Perusahaan tahun
Efek
-???
dalamManajer
beberapa
perkara
yaitu:
perkara
illegal
logging
dan
tindak
Investasi
???
-???
pidanaAsuransi
pencucian uang yang???menarik perhatian
masyarakat
di
28
???
Dana Utara;
Pensiun perkara korupsi,
???
-???
Sumatera
tindak pidana
perbankan
dan
Valas
662oleh seorang
??? manajer
tindakPedagang
pidana pencucian
uang ???
yang dilakukan
???
??? logging
sebuahLembaga
bank pemerintah di Jakarta;
dan --perkara illegal
Pembiayaan
dan tindak pidana pencucian uang di Papua.
TOTAL
1.537.605
???
4.4. Pemberian P
endapat Huk
um
Pendapat
Hukum
Dalam rangka mendukung upaya penegakan hukum, PPATK
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
2.2.3. Laporan pemba
juga secara aktif membantu instansi penegak hukum dalam bentuk
Berdasarkan
Pasal 16aliran
UU TPPU,
setiap orang wajib
melaporkan
penjelasan
terhadap
dana/transaksi
keuangan
dan
uang
tunai
sejumlah
Rp
100.000.000,atau
lebih
atau
dalam
mata
penerapan UUTPPU. Pemberian pendapat hukum dilakukan atas
uang
asing laininstansi
yang nilainya
setara
yang dibawa
ke dalam
ke
permintaan
penegak
hukum.
Sepanjang
tahunatau
2006,
luar
wilayah
negara
Republikaparat
Indonesia
kepada Direktorat
Jenderal
PPATK
telah
membantu
kepolisian
di Bareksrim
dan
Bea
dan Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Bea Polda
dan Cukai
wajib
beberapa
Polda
antara lain:
Polda Jenderal
Jawa Barat,
Nanggroe
menyampaikan
laporan
informasi yang
Aceh Darussalam,
dantentang
Polda Sumatera
Utara.diterimanya
Selain itu,selama
PPATK
jangka
waktu 5 (lima)
hari kerja
kepada
PPATK. Berkaitan
dengan
juga membantu
Kejaksaan
dalam
penanganan
kasus pencucian
terjadinya
pelanggaran
ketentuankepada
di atas, Kejaksaan
Direktorat Jenderal
Bea
uang seperti
yang dilakukan
Tinggi Riau,
dan
Cukai wajib
melaporkan
kepada PPATK
waktu lima
Kejaksaan
Tinggi
Papua, pula
Kejaksaan
Tinggi dalam
Jawa Barat,
dan
hari
kerja. Sampai
dengan akhir
tahun laporan, laporan yang telah
Kejaksaan
Tinggi Sumatera
Utara.
30
4.5. P eran Ser
ta Dalam P
embahasan R
UU
Serta
Pembahasan
RUU
UU,, Tindak Lanjut
Ratif
ik
asi UNC
AC, dan Lain-lain
Ratifik
ikasi
UNCA
PPATK secara aktif terlibat di dalam pembahasan penyusunan
peraturan perundang-undangan antara lain pembahasan RUU
tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana, menjadi
narasumber pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I
DPR mengenai pengesahan International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism (1999), pembahasan RUU
tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption
(2003), pembahasan RUU tentang Pengesahan Perjanjian antara
Republik Indonesia dan Republik Rakyat China Mengenai Bantuan
Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana (Treaty Between the
Republic of Indonesia and The People’s Republic of China on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters) di DPR-RI, pembahasan
RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban di Komisi III DPR-RI
serta menjadi anggota Panitia Penyusunan RUU tentang Perubahan
Kedua atas UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. PPATK juga
terlibat aktif di dalam tim nasional yang membahas tindak lanjut
ratifikasi UNCAC.
4.6. Sosialisasi R
ezim Anti-P
encucian Uang di Indonesia
Rezim
Anti-Pencucian
Sepanjang tahun 2006, kegiatan yang tergabung dalam
kegiatan sosialisasi rezim anti pencucian uang di berbagai daerah
meliputi diskusi aparat penegak hukum (Diskusi Apgakkum),
sosialisasi kepada penyedia jasa keuangan dan apgakkum, rapat
kerja dengan instansi terkait seperti Bank Indonesia, Bapepam-LK,
Ditjen Pos dan Telekomunikasi, dan Direktorat Jenderal Pos dan
telekomunikasi. Pada periode laporan, kegiatan sosialisasi kepada
Penyedia Jasa Keuangan dan apgakkum telah dilaksanakan di
berbagai daerah seperti Yogyakarta, Balikpapan, Bengkulu,
Lampung, Riau, Bandung, Jambi dan Makassar. Sementara itu,
Rapat Koordinasi Apgakkum telah dilaksanakan pula di beberapa
daerah yaitu Jakarta, Palembang dan Mataram. Sedangkan rapat
koordinasi telah dilakukan dengan instansi terkait seperti Bank Indonesia, Bapepam-LK, Bea Cukai dan Ditjen Postel.
31
langsung
(on line)
dari masing-masing
PJK dengan
PPATK.
Saat
ini,
Berbagai
kegiatan
di atas dilakukan
dengan
tujuan
agar
PJK
yang sudah
dapat
melakukan(stake
pendekatan
teknologi
ini
diantara
pemangku
kepentingan
holders)dengan
terbangun
persepsi
baru
……………..%
atau …………….PJK
total PJK
yang
yangmencapai
sama mengenai
pentingnya
penerapandari
UUTPPU,
Prinsip
ada
(…………).
Sampai dan
dengan
akhir 2006,
PPATK telah
menerima
Mengenal
Nasabah
berbagai
permasalahan
teknis
terkait
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
Tunai (LTKT) dari
dengan pembangunan
rezim anti
pencucian uang.
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikut ini.
5. Sist
em TTeknologi
eknologi Inf
ormasi
Sistem
Informasi
Tabel 3.
Laporan TTransaksi
ransaksi K
euangan TTunai
unai
Keuangan
mendukung tercapainya
Rencana
Dalam rangka
Strategis yaitu
peningkatan peranan teknologi dan
informasi dalam
mendukung
kinerja
Jumlah
Jumlah
LTKT
PJK
PJK beberapa kegiatan terkait dengan
PPATK, tahun 2006 telah dilaksanakan
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
pelapor
tugas dan fungsi bidang teknologi informasi untuk memberikan layanan
Bank
???
1.536.915
???
kepada PJK maupun internal PPATK. Peningkatan pelayanan
Non Bank
dilaksanakan melalui pengadaan perangkat keras (hardware), perangkat
Perusahaan Efek
???
-???
lunak (software) maupun penambahan sumber daya manusia yang
Manajer Investasi
???
-???
mempunyaiAsuransi
kompetensi sebagai programmer
sebanyak
2 (dua)
orang.
???
28
???
Upaya meningkatan
kualitas sumber
daya manusia
juga telah???
dilakukan
Dana Pensiun
???
-dengan penugasan
beberapa pegawai
untuk mengikuti
pelatihan
dan
Pedagang Valas
???
662
???
seminar baik
di
dalam
maupun
di
luar
negeri.
Lembaga
???
-???
Pembiayaan
Dari direktorat pengembangan sistem aplikasi telah dilaksanakan
TOTAL
1.537.605
???
pembangunan
dan pengembangan sistem aplikasi
yang dilaksanakan
secara intensif bekerjasama dengan direktorat terkait, demikian juga
upaya perbaikan dari sisi database sudah dilaksanakan secara
berkelanjutan sehingga aplikasi yang dihasilkan dapat mendukung
2.2.3.tugas-tugas
Laporan pemba
waanlain
uang
tunai
lintas
batas negara
pembaw
pelaksanaan
direktorat
serta
dapat
menjamin
kualitas
data yang akurat.
Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
uang
sejumlah Rp
100.000.000,atau lebih atau
mata
Gunatunai
mendukung
standarisasi
pelaksanaan
tugasdalam
di bidang
uang asing
lain yang
nilainya
setara
yang dibawa
ke dalam
atau
ke
teknologi
informasi
sesuai
dengan
rencana
kerja tahun
2006
telah
luar wilayah
negara Republik
Indonesia
kepada
Direktorat
Jenderal
dilakukan
penyempurnaan
standar
prosedur
operasi
(SPO)
yang
Bea
dan
Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Bea
dan
Cukai
wajib
dipergunakan dalam rangka pelaksanaan tugas rutin pada direktorat
menyampaikan
laporan tentang
informasi yang
diterimanya
operasi
sistem dan direktorat
pengembangan
sistem
aplikasi. selama
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
Dalam rangka
kerjasama
pertukaran
PPATK
terjadinya
pelanggaran
ketentuan
di atas,informasi
Direktoratantara
Jenderal
Bea
dengan
penegak
hukum
yang
terdiri
dari
komisi
pemberantasan
korupsi
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
(KPK),
Kepolisian
RI dandengan
Kejaksaan
Kepala PPATK
membentuk
hari
kerja. Sampai
akhirAgung),
tahun laporan,
laporan
yang telah
32
TIM Implementasi Database Consolidation and Management Project Plan,
pembentukan tim tertuang dalam Surat Keputusan Kepala PPATK Nomor:
KEP-47/1.04/PPATK/11/2006. Sejak Oktober 2006 bidang teknologi
informasi PPATK mendapatkan bantuan 1 (satu) orang tenaga konsultan
di bidang TI dari pemerintah Australia melalui AUSTRAC guna berbagi
pengalaman dan pengetahuan tentang “best practice” sistem TI di FIU
negara lain khususnya Australia.
5.
1. Operasi Sist
em
5.1
Sistem
Guna mendukung dan meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap tugas-tugas operasional, PPATK telah melakukan
penambahan sarana dan prasarana di bidang teknologi informasi
baik untuk kebutuhan intern maupun dalam rangka hubungan kerja
dengan lembaga/institusi yang menjadi mitra kerja PPATK di dalam
dan di luar negeri. Peningkatan kualitas yang menjadi prioritas
meliputi penambahan dan peningkatan kapasitas perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), infrastruktur jaringan dan
sistem pengamanan data. Realisasi kegiatan yang sudah berhasil
dikembangkan sebagaimana diuraikan di bawah ini.
5.
1.1. Infrastruktur Jaringan Sist
em Inf
ormasi
5.1
Sistem
Informasi
Infrastruktur jaringan yang telah dibangun menggunakan
kabel fibre optic dengan besaran bandwidth 2 MB dari IIX
(Indonesia Internet Exchange) memberikan fasilitas kecepatan
akses yang tinggi pada sistem pelaporan online.
Pada tahun 2006 telah direncanakan untuk membangun
jalur cadangan (Backup Link Internet) dengan menggunakan
media wireless sebagai rencana kontinjensi (contingency plan)
apabila terjadi gangguan pada jalur internet fibre optic. Namun
demikian realisasi pengadaan jalur cadangan tersebut tidak
dapat direalisasikan karena terkait dengan masalah teknis,
yaitu belum dapat dipenuhinya jaringan wireless oleh penyedia
jasa layanan internet (ISP) untuk menghubungkan koneksi dari
33
langsung
(on line)
dariSaat
masing-masing
PJK dengan PPATK.
Saat
ini,
PPATK
ke IIX.
ini masih diupayakan
oleh ISP
untuk
PJK yang
sudah dapat
melakukanwireless
pendekatan
dengan teknologi ini
membangun
infrastruktur
dimaksud.
baru mencapai ……………..% atau …………….PJK dari total PJK yang
Guna
mendukung
kontinuitas
penggunaan
softwareada (…………).
Sampai
dengan akhir
2006, PPATK
telah menerima
software yangTransaksi
berlisensi, untuk
pemeliharaan
…………..Laporan
Keuangan
Tunai software
(LTKT) pada
dari
tahun
2006
telah
dilaksanakan
pengadaan
license
software
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikutyang
ini. meliputi : (i) anti virus; (ii) tools database; (iii) analitical
tools, (iv) license upgrade untuk beberapa jenis software
meliputi : netbackup server,
server, GFI LAN Guard
Tabel windows
3.
Laporan
T
ransaksi
K
euangan
T
unai
Transaksi
Keuangan
Tunai
LANSS 128, Oracle 10g, Microsoft office, MS Windows Server,
intrusion detection system
license, cyberguard,
mdaemon mail
Jumlah
Jumlah LTKT
PJK
PJKmdaemon outlook connector serta
server, mdaemon
anti virus,
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
pelapor
ACDsee software.
Bank
???
1.536.915
???
Khusus
Non Bank
pengadaan perangkat keras (hardware), sampai
dengan
2006???pengadaannya
belum
Perusahaantahun
Efek
-??? dapat
direalisasikan,
proses-- lelang dilaksanakan,
Manajer Investasikarena setelah
???
???
tidak
terdapat
peserta
lelang
yang
memenuhi
syarat.
Asuransi
???
28
??? Untuk
Dana
Pensiun pengadaan
??? tersebut diusulkan
-??? dapat
itu
anggaran
agar
Pedagang Valas
???
662
???
dialihkan
ke anggaran pengadaan
tahun
2007. Upaya
yang
Lembaga
???mengatasi --permasalahan
??? dalam
telah
dilaksanakan guna
Pembiayaan
bidang hardware khususnya peningkatan kemampuan
TOTAL
1.537.605
??? server
memory dengan rincian untuk peningkatan
memory
sebanyak 16 GB masing-masing 4 GB. Sedangkan
penambahan memory komputer pada Direktorat Riset dan
Analisis sebanyak 20 GB masing-masing 2 GB, penambahan
tersebut
terkait
dengan
penggunaan
VisuaLinks.
2.2.3.
Laporan
pemba
waan
uang tunaisoftware
lintas batas
negara
pembaw
Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
uang tunai sejumlah Rp 100.000.000,- atau lebih atau dalam mata
JK
5.
1 .2. La
epada P
5.1
Layyanan K
Kepada
PJK
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
luar wilayahDalam
negararangka
Republik
Indonesia kepada
Direktorat
Jenderal
peningkatan
pelayanan
kepada
PJK,
Bea dan
Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Bea
dan
Cukai
wajib
terkait dengan permasalahan yang timbul dalam operasional
menyampaikan
laporan tentang
yang
diterimanya
yang berkaitan
dengan informasi
pelaporan
secara
onlineselama
telah
jangkadilaksanakan
waktu 5 (lima)
hari kerja fungsi
kepada
PPATK. Berkaitan
dengan
peningkatan
konsultasi
teknis (help
desk),
terjadinya
pelanggaran
ketentuan di atas,dan
Direktorat
Jenderalserta
Bea
melalui
email, [email protected]
[email protected]
dan Cukai
wajibsaluran
melaporkan
pula
kepada
PPATKtim
dalam
waktuuntuk
lima
melalui
telpon
telah
ditunjuk
khusus
hari kerja.
Sampai dengan
akhir tahun
laporan,
laporan yang
menangani
permasalahan
yang
disampaikan
oleh telah
PJK.
34
Disamping peningkatan layanan melalui help desk, pada tahun
2007 Direktorat TI diikutsertakan mendampingi kegiatan audit
kepatuhan ke PJK yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengawas Kepatuhan. Keikutsertaan staf TI dimaksudkan
untuk melakukan evaluasi terhadap infrastruktur maupun
sistem aplikasi untuk pelaporan on-line di PJK.
5.
1 .3. Sist
em P
engamanan TTeknologi
eknologi Inf
ormasi
5.1
Sistem
Pengamanan
Informasi
Rencana penggantian RSA key yang sudah digunakan
sejak tahun 2004 untuk sistem pelaporan on-line oleh PJK
belum dapat ditentukan alternatif penggantinya, hal ini terkait
dengan masih dilakukannya upaya pengembangan aplikasi
pelaporan dengan menggunakan metode authentifikasi yang
memiliki standar IT security. Di tahun 2006 beberapa PJK yang
telah berakhir batas waktu pemakaian RSA key (expire date),
diberikan penggantian RSA key yang baru tanpa dikenakan
biaya sesuai dengan kebijakan pimpinan PPATK. Demikian
pula bagi PJK yang baru melakukan pelaporan secara on-line
diberikan RSA key tanpa dipungut biaya penggantian.
Pengamanan infrastruktur jaringan dari sisi hardware
sudah dilakukan pembaharuan license sistem pengamanan
jaringan untuk firewall yang berfungsi menangkal serangan
dari pihak luar terhadap sistem komputer PPATK. Demikian
juga intrusion detection system (IDS) telah ditingkatkan
kemampuannya sebagai pendeteksi awal jika ada serangan
dari pihak luar terhadap sistem pelaporan.
5.2. Manajemen Database
Sehubungan dengan adanya peningkatan kuantitas data dan
penyempurnaan pada beberapa modul sistem aplikasi, pada tahun
2006 telah dilakukan upaya penataan (alokasi) kapasitas media
penyimpanan dan manajemen data serta perubahan struktur
database guna memenuhi kebutuhan user. Penataan tersebut
35
dimaksudkan
menjamin integritas
langsung
(on line)untuk
dari masing-masing
PJK dengan (integrity)
PPATK. Saatdan
ini,
ketersediaan
(availability)
data.
Dalam
upaya
penataan
tersebut
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
telahmencapai
dilakukan……………..%
pemindahan
data
dari sistemdari
database
lama
ke
baru
atau
…………….PJK
total PJK
yang
sistem
database
baru.dengan
yang meliputi:
(i) database
Transaksi
ada
(…………).
Sampai
akhir 2006,
PPATKLaporan
telah menerima
Keuangan Tunai (CTR);
(ii) database
LaporanTunai
Transaksi
Keuangan
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
(LTKT)
dari
Mencurigakan (STR);
(iii)rincian
database
Laporan Pembawaan
Uang
Tunai
………………...PJK
dengan
sebagaimana
tampak pada
Tabel
3
Lintas ini.
Negara (CBCC).
berikut
Guna memudahkan penanganan
pengelolaan manajemen
Tabel 3.
data telah dilakukan
pengadaan
Laporan
TTransaksi
ransaksisoftware
K
euangan TOAD
TTunai
unai profesional editon
Keuangan
with quest DBA module yang berguna untuk meningkatkan kinerja
Jumlah
Jumlah LTKT
sistem pelayanan
penyajianPJK
informasi serta upgrade database
PJK
s.d. Des ’06
engine dari Oracle Databasepelapor
9i ke 10g.s.d. Des ’05
Bank
???
1.536.915
???
--
???
--
???
Non Bank
Efek Aplikasi???
5.3. PPerusahaan
engembangan
Aplikasi
Manajer Investasi
???
Pada
tahun 2006 telah dilakukan
pengembangan
sistem
baru
Asuransi
???
28
???
serta Dana
pemeliharaan
sistem
ada ???meliputi
Pensiun
??? yang sudah
-penyempurnaan
fitur
dan
fungsi
pada
aplikasi
TRACES
Pedagang Valas
???
662
??? melalui
koordinasi
dengan FIU negara
realisasinya
telah
Lembaga
??? lain. Dalam
-???
Pembiayaan
dilakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap sistem informasi
yangTOTAL
telah dibangun dan digunakan oleh1.537.605
PPATK selama???
tiga tahun
ini. Sampai dengan akhir tahun 2006, telah berhasil dikembangkan
modul-modul aplikasi yang terdiri dari : (i) modul CTR Viewer; (ii)
modul CTR Data Collector Manual; (iii) modul CTR Data Collector
On-line.
dan
aplikasi
tersebut
2.2.3.Pembangunan
Laporan pemba
waanpengembangan
uang tunai lintas
batas negara
pembaw
mengalami perubahan yang sangat mendasar yang dimaksudkan
Berdasarkan
16 UU kelemahan
TPPU, setiapdan
orang
wajib melaporkan
untuk
menjawabPasal
beberapa
permasalahan
yang
uang
tunai
sejumlah
Rp 100.000.000,- atau lebih atau dalam mata
sering
dialami
oleh PJK.
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
Guna menjaga
kualitas sistem
aplikasi,
telah
dilakukan
upaya
luar wilayah
negara Republik
Indonesia
kepada
Direktorat
Jenderal
untuk
bahwa program
sudah
berfungsi
baikwajib
dan
Bea
danmenjamin
Cukai. Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Beadengan
dan Cukai
benar, maka dilaksanakan
system
test yang
secara
internal maupun
menyampaikan
laporan tentang
informasi
diterimanya
selama
bersama-sama
dengan
user.
Sebelum
dilakukan
implementasi
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
sistem, dilakukan
tahapan
userdiacceptance
test Jenderal
(UAT) guna
terjadinya
pelanggaran
ketentuan
atas, Direktorat
Bea
menjamin
bahwa
aplikasi
yang
dibuat
sudah
sesuai
dengan
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
kebutuhan
dan keinginan
hari
kerja. Sampai
dengan user.
akhir tahun laporan, laporan yang telah
36
Untuk mendukung penyempurnaan tersebut telah dilakukan
studi banding pada bulan Februari 2006 di FIU Australia (AUSTRAC)
guna mempelajari proses bisnis pada sistem informasi yang telah
dibangun oleh AUSTRAC. Dari hasil studi banding tersebut dihasilkan
beberapa kegiatan penyempurnaan fungsi pada aplikasi TRACES
antara lain sebagai berikut: (i) pengayaan data yang berfungsi
sebagai rujukan kualitas data laporan, maupun penambah informasi
dari berbagai narasumber yang terkait dengan data wajib pajak,
data nomor telepon, data catatan kekayaan pejabat, maupun data
dari sumber-sumber lainnya yang dirasakan dapat bermanfaat; (ii)
sistem database yang sesuai dengan bisnis proses analisis,
peningkatan kinerja sejalan dengan bertambahnya data laporan,
serta pengintegrasian data laporan dengan data rujukan/tambahan
sebagaimana disebutkan pada butir (i) di atas; dan (iii) penambahan
sistem aplikasi yang terkait dengan penanganan data laporan,
penanganan data pelapor, maupun otomatisasi bisnis kerja
Direktorat Pengawasan Kepatuhan serta Direktorat Riset dan
Analisis.
Pengembangan sistem yang telah dilakukan didasarkan atas
pertimbangan kepentingan institusi dalam hal pengayaan database
dari hasil laporan masyarakat, maupun laporan terorisme dari FIU
negara lain.
6.
Adminsitrasi
6.
1 . Sumber Da
6.1
Dayya Manusia
Dalam rangka memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia
(SDM) agar pelaksanaan tugas organisasi dapat direalisasikan lebih
optimal, PPATK sejak bulan Januari 2006 telah melakukan
rekrutmen sebanyak 19 orang pegawai. Dari sejumlah 19 orang
personil baru tersebut terdiri dari 15 orang Pegawai yang
Dipekerjakan yang berasal dari Bank Indonesia 4 orang, anggota
Kepolisian 5 orang, Departemen Keuangan 4 orang , Kejaksanaan
2 orang, dan 4 orang pegawai kontrak. Walaupun demikian, PPATK
masih mengharapkan segera terealisasinya penetapan revisi
37
Peraturan
nomor 9 Tahun
tentang
langsung
(on Pemerintah
line) dari masing-masing
PJK2003
dengan
PPATK.Wewenang
Saat ini,
Pengangkatan,
Pemindahan
dan
Pemberhentian
Pegawai
Negeri
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi
ini
Sipil
sehingga
PPATK
mempunyai
kewenangan
untuk
merekrut
baru mencapai ……………..% atau …………….PJK dari total PJK yang
Pegawai
Tetap
sebagaimana
yang2006,
dipersyaratkan
untuk
menjadi
ada
(…………).
Sampai
dengan akhir
PPATK telah
menerima
lembaga intelijen
keuanganKeuangan
yang diakui
dalam
pergaulan
…………..Laporan
Transaksi
Tunai
(LTKT)
dari
internasional. dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
………………...PJK
berikut ini.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan kapasitas pegawai,
PPATK telah mengikutsertakan
pegawainya antara lain melalui
Tabel 3.
pendidikan formalLaporan
S2 di TTransaksi
dalam
di luar
negeri, seminar workransaksidan
K
euangan
TTunai
unai
Keuangan
shop, forum diskusi, studi banding maupun program magang yang
Jumlah
Jumlah LTKT
penyelenggaraannya
dilakukan
PJK
PJKdi dalam maupun di luar negeri.
s.d. Des ’05
pelapor
s.d. Des ’06
Tabel 8.
???
1.536.915
???
K
omposisi
P
er
sonil
(Pimpinan
dan
P
ega
w
ai)
PP
A
TK
Pega
egaw
PPA
Per
ersonil
Non Bank
per 3
1 Desember 2006
31
Bank
Perusahaan Efek
???
Manajer Investasi
STATUS KEPEGAWAIAN
Asuransi
???
Dana Pensiun
Pegawai Dipekerjakan
Pedagang Valas
- Bank Indonesia
Lembaga
- Pegawai Negeri Sipil
Pembiayaan
- Polri
TOTAL
Pegawai Kontrak
--
-- PEGAWAI
JUMLAH
???
2002 - 2004
???
???
???
14
6
2
27
TOTAL
282005
-662
15
-18
13
1.537.605
34
???
???
???
2006
???
???
16
???
24
18
???
51
6.793
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
Berdasarkan
Pasal 16 UU TPPU,sistem
setiap pengelolaan
orang wajib melaporkan
Dalam
rangka mengembangkan
SDM PPATK
uang
tunai sejumlah
Rp 100.000.000,atau
dalam sistem
mata
yang
berbasis
kinerja (merrit
system) saatatau
ini lebih
sedang
disusun
uang asing
lain
yang nilainya
yangprioritas
dibawadalam
ke dalam
atau ke
penilaian
kinerja
pegawai
sebagaisetara
salah satu
membangun
luar di
wilayah
negara
Republiksistem
Indonesia
kepada Direktorat
Jenderal
sistem
maksud.
Diharapkan
ini merupakan
landasan
dalam
Bea dan
Cukai. Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal
Bea dan
Cukai wajib
membuat
kebijakan
pengembangan
karier,
pemberian
renumerasi
yang
menyampaikan
laporan
tentang(reward
informasi
diterimanya selama
sepadan
serta sanksi
yang sesuai
danyang
punishment).
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran ketentuan di atas, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
38
6.2. Keuangan
Anggar
an PP
ATK TTahun
ahun 2006
Anggaran
PPA
Sesuai dengan DIPA PPATK Tahun 2006 Nomor : SP-0001.0/07801.0/-/2006 tanggal 31 Desember 2005, PPATK memperoleh pagu
anggaran tahun 2006 sebesar Rp. 77.973.500.000,- (Tujuh puluh tujuh
milyar sembilan ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) yang
terdiri hanya 1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan Penerimaan
dan Pengamanan Keuangan Negara, terdiri dari 5 (lima) macam kegiatan,
yaitu :
Tabel 9.
Anggaran PP
ATK TTahun
ahun 2006
PPA
NO.
URAIAN KEGIATAN
ANGGARAN (Rp.)
1
Administrasi Umum
2
Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja
62.617.623.000
7.314.500.000
3
Pembinaan Kerjasama Internasional
4.170.238.000
4
Pendayagunaan Pelaksanaan Pengawasan
5
Pembinaan Administrasi Hukum dan Keuangan
3.152.689.000
JUMLAH ANGGARAN PPATK TAHUN 2006
77.973.500.000
718.450.000
Secara harfiah, uraian kegiatan yang tertuang dalam DIPA
PPATK tahun 2006 tersebut mungkin kurang mencerminkan
kegiatan riel yang dilaksanakan oleh PPATK. Hal ini semata-mata
disebabkan karena jenis kegiatan tersebut diambil dari tabel
kegiatan yang telah tersedia dalam System Aplikasi DIPA yang
ditetapkan oleh Departemen Keuangan. Walaupun demikian, telah
diupayakan agar jenis-jenis kegiatan yang telah ditetapkan tersebut
dapat mengakomodasikan seluruh kegiatan yang diperlukan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kegiatan
pembangunan PPATK.
39
langsung
(on line)
darian
masing-masing
dengan PPATK. Saat ini,
Realisasi
Anggar
PP
ATK TTahun
ahun PJK
2006
Anggaran
PPA
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
memperhatikan
prinsip-prinsip
pelaksanaan
baru Dengan
mencapai
……………..% atau
…………….PJKdalam
dari total
PJK yang
APBN
sebagaimana
diamanatkan
dalam
Undang-Undang
Nomor 1
ada
(…………).
Sampai
dengan akhir
2006,
PPATK telah menerima
Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan
Negara,
maka
anggaran
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
Tunai
(LTKT)
dari
PPATK
tahun
2006
dilaksanakan
efisien
dan
transparan,
dengan
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
tetap mengupayakan
efektifitas pelaksanaan tugas secara lebih
berikut
ini.
optimal.
Tabel 3.
Hingga akhir tahun
2006,
realisasi
anggaran
Laporan
TTransaksi
ransaksi
K
euangan
TTunai
unai PPATK mencapai
Keuangan
Rp 33.102.794.095,- atau sekitar 42,45% dari total anggaran PPATK
tahun 2006, dengan rincian :
Tabel 1
0.
10.
Realisasi Anggaran PP
ATK TTahun
ahun 2006
PPA
NO.
URAIAN KEGIATAN
REALISASI (Rp.)
1
Administrasi Umum
26.497.938.954
2
Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja
3.456.386.044
3
Pembinaan Kerjasama Internasional
1.962.162.669
4
Pendayagunaan Pelaksanaan Pengawasan
5
Pembinaan Administrasi Hukum dan Keuangan
JUMLAH REALISASI TAHUN 2006
243.094.500
943.211.929
33.102.794.096
Jika dilihat dari besaran prosentase, realisasi anggaran PPATK tahun
2.2.3. Laporan
pemba
uangHal
tunai
lintasdisebabkan
batas negara
2006 dimaksud
termasuk
relatifwaan
rendah.
tersebut
oleh
pembaw
beberapa faktor, antara lain :
Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
uang
tunai sejumlah
Rp 100.000.000,atau
lebihmencapai
atau dalam
mata
1. Realisasi
anggaran
belanja pegawai
hanya
sebesar
uang Rp
asing
yang
nilainya
setara
ke dalam
ke
6,8lain
milyar
atau
sekitar
36%,yang
yang dibawa
disebabkan
belumatau
dapat
luar wilayah
negararekruitmen
Republik Indonesia
kepada
Direktorat
dilakukannya
pegawai tetap
PPATK
karenaJenderal
Kepala
Bea dan
Cukai.
Selanjutnya,
Direktorat
Jenderal Bea
dan Cukai
wajib
PPATK
belum
mempunyai
kewenangan
sebagai
Pejabat
menyampaikan
laporan
tentang
informasi
yang
diterimanya
selama
Pembina Kepegawaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah
jangka
5 (lima)
hariSelain
kerja kepada
PPATK. Berkaitan
Nowaktu
9 tahun
2003.
itu, sebagaian
pegawaidengan
yang
terjadinya
pelanggaran
ketentuan
di atas, Direktorat
dipekerjakan
memilih
untuk menerima
gaji dan Jenderal
tunjanganBea
di
dan Cukai
wajib
melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
instansi
asalnya.
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
40
2.
PPATK masih menempati gedung Bank Indonesia sehingga
untuk keperluan pemeliharaan kantor sehari—hari sebagian
masih dibiayai oleh pemilkik gedung (Bank Indonesia).
3.
Anggaran pengadaan perluasan tanah untuk gedung kantor
sebesar Rp 9,2 milyar tidak terealisir karena pemilik tanah
yang lokasinya di belakang tanah yang akan dibangun menjadi
kantor PPATK menawarkan harga yang cukup tinggi.
4.
Anggaran pembangunan gedung tahun 2006 sebesar Rp 20
milyar hanya bisa terserap Rp 15 milyar karena pelaksanaan
pembangunan baru dimulai bulan Desember 2006.
5.
Anggaran pengadaan dalam rangka pengembangan sistem
teknologi informasi PPATK sebesar Rp. 5,7 milyar hanya
terealisir sebesar Rp 2,9 milyar. Hal tersebut karena gagalnya
pengadaan hardware yang disebabkan tidak ada peserta
lelang yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
6.3. Umum
Kebutuhan untuk memiliki kantor sendiri bagi PPATK sangat
mendesak untuk segera dipenuhi, karena gedung kantor yang selama
ini dipakai oleh PPATK pada akhir tahun 2007 akan diminta kembali
oleh Bank Indonesia. Selain itu, sebagai Financial Intellegence Unit (FIU),
kantor PPATK dipersyaratkan harus terpisah dengan instansi lain.
Kebutuhan tersebut akan segera terpenuhi setelah Menteri Keuangan
dengan surat No. S-190/MK.06/2006 tanggal 3 Mei 2006 dan No. S5758/MK.06/2007 tanggal 7 Agustus 2006 memberi persetujuan
kepada PPATK untuk menggunakan tanah dan membangun gedung
kantor di atas tanah eks aset Badan Penyehatan Perbankan Nasional
yang berdasarkan Keputusan Presiden No. 15 tahun 2004 menjadi
kekayaan negara dan dikelola Menteri Keuangan.
Setelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan tersebut
di atas, PPATK segera membentuk panitia pengadaan dan melakukan
lelang dengan prakualifikasi untuk memilih Konsultan Perencana,
Konsultan Manajemen Konstruksi, dan Pelaksana Konstruksi sesuai
41
dengan
Keputusan
No. 80 tahun
tentang
langsung
(on line)Presiden
dari masing-masing
PJK2003
dengan
PPATK.Pedoman
Saat ini,
Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa
Instansi
Pemerintah
sebagaimana
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
telah
beberapa
kali ……………..%
diubah, terakhir
Peraturan
baru
mencapai
atau dengan
…………….PJK
dari Presiden
total PJK No.
yang8
tahun
Pada
awal bulan
Desember
2006PPATK
pembangunan
gedung
ada2006.
(…………).
Sampai
dengan
akhir 2006,
telah menerima
sudah
dimulai dan diharapkan
sebelum
akhir tahun
ini, PPATK
…………..Laporan
Transaksi
Keuangan
Tunai2007
(LTKT)
dari
sudah
pindah
dan
menempati
gedung
kantor
yang
baru.
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
berikut
Selainini.
pengadaan gedung kantor, PPATK juga melakukan
pengadaan barang dan jasa untuk mendukung keperluan operasional
Tabel 3.
kantor sehari-hari PPATK,
diantaranya
pengadaan
Laporan
TTransaksi
ransaksi K
euangan TTunai
unaiperalatan informasi
Keuangan
teknologi (software dan hardware) sebagai pendukung kinerja PPATK.
Jumlah
Jumlah LTKT
Namun untuk pengadaan
hardware
dinyatakan gagal
karena tidak ada
PJK
PJK
s.d.
Des
’05
s.d. Des ’06 dan
pelapor
satupun peserta lelang yang memenuhi
persyaratan administrasi
teknis. Bank
???
1.536.915
???
Non Bank
Kegiatan di bidang hubungan masyarakat, selama tahun 2006,
Perusahaan Efek
???
-???
PPATK telah
menyelenggarakan
sosialisasi
antara
lain
melalui
media
Manajer Investasi
???
-???
massa baikAsuransi
cetak, elektronik maupun
on-line. Selain
itu dilakukan
pula
???
28
???
seminar, workshop,
pelatihan, baik???
kepada instansi
pemerintah
terkait,
Dana Pensiun
-???
Pemda, lembaga
swadaya masyarakat,
kalangan
akademisi,
dan
Pedagang Valas
???
662
???
masyarakatLembaga
secara umum. Dengan ???
sosialisasi tersebut
diharapkan
dapat
-???
Pembiayaan
membangun,
meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat
terhadapTOTAL
arti penting pembangunan rezim 1.537.605
anti pencucian ???
uang yang
efektif. Upaya tersebut penting dilakukan karena masyarakat merupakan
salah satu komponen dari rezim anti pencucian uang itu sendiri. Sasaran
yang hendak dicapai setelah masyarakat mengetahui arti penting
pembangunan rezim anti pencucian uang adalah agar masyarakat
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
mengerti dan melaksanakan kewajiban yang diatur oleh undang-undang
Berdasarkan
Pasalidentitas
16 UU TPPU,
orang
wajib melaporkan
yaitu dalam
memberikan
dan setiap
informasi
lainnya
kepada PJK,
uang tunaiinformasi
sejumlah kepada
Rp 100.000.000,lebih atau kontrol
dalam mata
memberikan
PPATK danatau
memberikan
yang
uang asing
lain penguatan
yang nilainya
setara
dibawauang
ke dalam
atau ke
membangun
demi
rezim
antiyang
pencucian
di Indonesia.
luar wilayah negara Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
6.4 menyampaikan
A
udit Int
ernal laporan tentang informasi yang diterimanya selama
Audit
Internal
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
Selama tahun
2006,ketentuan
Direktorat
AuditDirektorat
InternalJenderal
(DAI) telah
terjadinya
pelanggaran
di atas,
Bea
melaksanakan
dan
menyelesaikan
tugas
pokok
dan
tugas
tambahan
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktu lima
lainnya
good
governance
di lingkungan
haridalam
kerja.rangka
Sampai
dengan
akhir tahun
laporan,PPATK.
laporanTugas
yangpokok
telah
42
dimaksud adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program
kerja dan rencana kegiatan tahun 2006 pada setiap direktorat yang ada
di lingkungan PPATK, menyiapkan konsep peraturan tentang (i) Pedoman
Audit Internal, dan (ii) Sistem dan Prosedur Operasi DAI. Sedangkan tugas
tambahan yang telah diselesaikan adalah merumuskan peraturan Kepala
PPATK tentang (i) penomoran dan pengkodean naskah dinas, (ii) rencana
strategis PPATK 2007-2010 berikut rencana kegiatan PPATK 2007, (iii)
rapat pimpinan, dan (iv) sistem dan prosedur operasi setiap direktorat.
E. PENUTUP
Upaya yang harus dilakukan dalam memberdayakan rezim anti
pencucian uang di Indonesia secara efektif adalah dengan memperkuat empat
pilar utama, yang antara satu pilar dengan pilar lainnya berkaitan erat dan
saling mendukung. Pilar-pilar tersebut : pertama, hukum dan peraturan
perundang-undangan ; kedua, sistem teknologi informasi dan sumber daya
manusia; ketiga, analisis dan kepatuhan ; keempat, kerjasama dalam negeri
dan internasional.
Penguatan pilar pertama dimaksudkan agar tersedianya kerangka
hukum dan peraturan perundang-undangan yang kuat, yaitu yang dapat
menciptakan ketegasan dan kejelasan tentang rezim anti pencucian uang
sehingga mempermudah proses penegakan hukumnya. Sehubungan dengan
itu, pada tahun 2006 ini Pemerintah telah mengusulkan revisi atau
penyempurnaan terhadap UU TPPU kepada DPR RI mengingat standar
internasional The Forty Recomendations yang dikeluarkan oleh FATF telah
mengalami perkembangan (Revised 40+9 Recommendations) dan best
practice yang diberlakukan secara internasional.
Pilar kedua terutama bertujuan untuk menyediakan sarana informasi
dan komunikasi yang terintegrasi dan terjamin keamanannya, serta
menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, terampil dan memiliki
moral yang tinggi yang pada gilirannya dapat mengefektifkan dan
mengefisienkan rezim anti pencucian uang. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan SDM agar pelaksanaan tugas organisasi dapat dilakukan lebih
optimal, maka PPATK sejak bulan Januari 2006 telah melakukan rekruitmen
pegawai. Walaupun demikian, PPATK masih mengharapkan segera
43
Per
atur
an Pemerintah
Nomor
9 TTahun
ahun
terealisasinya
langsung
penetapan
(on line)revisi
dari masing-masing
Peratur
aturan
PJK dengan
PPATK.
Saat2003
ini,
ewyang
enang
Pengangk
Pemindahan
dan Pember
hentian
Pega
wai
We
PJK
sudah
Pengangkatan,
dapatatan,
melakukan
pendekatan
Pemberhentian
dengan
teknologi
Pegaw
ini
tentang W
Negeri Sipil
Sipil,
sehingga ……………..%
PPATK mempunyai
kewenangan
merekrut
baru, mencapai
atau …………….PJK
dariuntuk
total PJK
yang
Pegawaiada
Tetap
(…………).
sebagaimana
Sampai yang
dengan
dipersyaratkan
akhir 2006, PPATK
untuk menjadi
telah menerima
lembaga
intelijen …………..Laporan
keuangan yang diakui
Transaksi
dalam pergaulan
Keuangan
internasional.
Tunai (LTKT) dari
………………...PJK dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 3
Pilar ketiga untuk membangun suatu kondisi yang dapat mendorong
berikut ini.
reporting parties untuk dapat memahami peranan dan kewajibannya dalam
rezim anti pencucian uang khususnya dalam
kewajiban penyampaian laporan
Tabel 3.
Laporan
TTransaksi
ransaksi
K
euangan
unai
Keuangan
suspicious transaction sebagai
bahan
analisis
bagi TTunai
PPATK
yang selanjutnya
disampaikan kepada instansi penyidik. Dari hasil analisis atas laporan-laporan
Jumlah
Jumlah LTKT
suspicious transaction
mampu menghasilkan suatu
PJKtersebut diharapkan
PJK
Des ’05
s.d. Des ’06
kesimpulan yang memiliki kualitas pelapor
yang baik s.d.
sehingga
dapat
membantu
Bank
???
1.536.915
???
penegakan hukum tindak pidana pencucian uang di Indonesia.
Non Bank
Pilar keempat
ditujukan
kerja
sama antar
Perusahaan
Efek untuk mempererat
???
-??? instansi
domestik dan kerjasama
internasional
akan dapat???
diciptakan
Manajer Investasi
??? sehingga -koordinasi lintasAsuransi
sektoral secara efektif ???
dan efisien. Di
kerjasama
28samping itu???
antar sesama FIU
dapat
mempercepat???terjadinya tukar-menukar
Dana
Pensiun
-???informasi
tanpa perlu mengorbankan
Pedagang Valasaspek kerahasiaan.
???
662
???
Lembaga
???
-???
Sebagai suatu
built-in sub systems
dalam rezim
anti-pencucian
uang,
Pembiayaan
maka pilar kedua, pilar ketiga, dan pilar keempat akan dapat ditata dan
TOTAL
1.537.605
???
dikelola menjadi jauh lebih baik apabila pilar pertama (UU TPPU) dapat direvisi
untuk penyempurnaan. Karena dalam penerapan UU TPPU selama 4 tahun
ini masih ditemukan beberapa kelemahan (loopholes) yang cukup mendasar.
Beberapa kelemahan dan kendala legislasi tersebut kemungkinan besar akan
2.2.3.
Laporan
pemba
aan uang internasional
tunai lintas batas
pembaw
menjadi sorotan
dan
perhatian
dariwkomunitas
yaitu negara
FATF, APG,
IMF, dan World
Bank dalam
mengevaluasi
kepatuhan
terhadap
Berdasarkan
Pasal
16 UU TPPU, setiap
orangIndonesia
wajib melaporkan
standaruang
internasional
yang
bersama
yaitu
+ 9mata
FATF
tunai sejumlah
Rp disepakati
100.000.000,atau lebih
atau40
dalam
Recommendations.
Apabila
evaluasi
komunitas
uang asing lain
yang hasil
nilainya
setarayang
yang dilakukan
dibawa ke oleh
dalam
atau ke
internasional
tersebut
bernilai
negatif,
maka
akan
merusak
reputasi
Indonesia
luar wilayah negara Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal
di mata internasional,
sehingga
tidak Direktorat
tertutup kemungkinan
kembali
Bea dan Cukai.
Selanjutnya,
Jenderal BeaIndonesia
dan Cukai
wajib
mengalami
kondisi yanglaporan
sama ketika
di dalam
daftar NCCTs
sejak
menyampaikan
tentangberada
informasi
yang diterimanya
selama
tahun 2001
hingga
2005.
Dan
karena
tidak
efektifnya
pelaksanaan
rezim
jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
anti pencucian
juga akan
mengakibatkan
tidak maksilmalnya
terjadinyauang,
pelanggaran
ketentuan
di atas, Direktorat
Jenderal Bea
pendekatan
anti
pecucian
uang
dalam
mendukung
upaya
penegakan
dan Cukai wajib melaporkan pula kepada PPATK dalam waktuhukum
lima
(law enforcement)
atas
tindak
pidana
asal
seperti
korupsi,
pembalakan
liar,
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
44
pedagangan dan penggunaan narkoba secara ilegal, serta tindak pidana
terorisme di Indonesia. Hal ini tentunya akan memberikan insentif atau
kemudahan bagi pelaku kejahatan khususnya kejahatan yang melibatkan
harta kekayaan dalam jumlah yang signifikan untuk mengulangi bahkan
memperluas kejahatannya.
ŠŠ™ŠŠ
45
LAMPIRAN
langsung (on line) dari masing-masing PJK dengan PPATK. Saat ini,
PJK yang sudah dapat melakukan pendekatan dengan teknologi ini
Peristiw
a baru
P
enting
TTahun
ahun 2006
eristiwa
Penting
mencapai
……………..% atau …………….PJK dari total PJK yang
25 Januari 2006
adaKomite
(…………).
Sampai
2006, PPATK
telahPencucian
menerima
Pertemuan
Koordinasi
Nasional dengan
Pencegahan akhir
dan Pemberantasan
Tindak Pidana
Uang
(Komite
TPPU),
dan
Tim
Kerja
Komite
TPPU
membahas
upaya-upaya
yang
harus
dilakukan
…………..Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) oleh
dari
Pemerintah RI agar dapat dikeluarkan dari pengawasan FATF serta komitmen untuk tetap membangun
………………...PJK
dengan
rincian
sebagaimana
tampak
pada
Tabel
3
rezim anti pencucian uang secara efektif.
9 – 11 Februari
2006 ini.
berikut
Dalam sidang yang berlangsunf di Cape Town Afrika Selatan, FATF memutuskan untuk menghentikan
pengawasan formal terhadap Indonesia setelah melihat adanya suistainable development dalam
Tabel 3.
pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia.
Laporan
T
ransaksi
K
euangan TTunai
unai
Transaksi
Keuangan
4 April 2006
Seminar Nasional “Sinergi Pemberantasan Korupsi: Peranan PPATK dan Tantangan Asset Recovery” di
Jumlah
Jumlah LTKT
Jakarta dalam rangka Peringatan Ulang Tahun PPATK
ke-4.
PJK
PJK
17 April 2006
s.d. Des ’05
s.d. Des ’06
pelapor
Peringatan Ulang Tahun PPATK ke-4.
Bank
???
1.536.915
???
29 Mei 2006
Kerjasama Bilateral
yang
dituangkan
dalam
bentuk
Nota
Kesepahaman
(MoU)
dengan
Financial
Non Bank
Intelligent Unit (FIU) Republik Rakyat Cina (CAMLMAC).
Perusahaan Efek
???
-???
12 ~ 16 Juni 2006
Manajer
Investasi
??? Cyprus.
-???
Mengikuti Pertemuan
Tahunan
Egmont Group di Limassol,
14 Juni 2006
Asuransi
???
28
???
Kerjasama Bilateral
yang
dituangkan
dalam
bentuk
Nota
Kesepahaman
(MoU)
dengan
FIU
Mexico.
Dana Pensiun
???
-???
4 Juli 2006
Pedagang Valas
???
662
???
Mengikuti APG Annual Meeting 2006 di Manila, Filipina.
Lembaga
???
-???
6 Juli 2006
Pembiayaan
Dr. Yunus Husein (Kepala PPATK) terpilih sebagai Co-Chair (Ketua Bersama) APG untuk Periode 20062008 bersama-sama dengan Mr. Mick Keelty, Kepala Kepolisian Federal Australia (Australian Federal
1.537.605
???
Police/AFP). TOTAL
25 September 2006
Penandatanganan MoU dengan BPK dalam rangka pertukaran informasi, khususnya agar informasi yang
dimiliki PPATK dapat bermanfaat dan memupunyai nilai tambah bagi pelaksanaan tugas masing-masing
instansi.
14 Nopember 2006
2.2.3. Laporan pemba
waan uang tunai lintas batas negara
pembaw
Kerjasama Bilateral yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) dengan Money
Laundering The Central Control Board (CCB) of the Union of Myanmar.
Berdasarkan
Pasal 16 UU TPPU, setiap orang wajib melaporkan
14 ~ 17 Nopember
2006
uang
tunai sebagai
sejumlah
Rp APG
100.000.000,atau2006.
lebihBertindak
atau dalam
Indonesia
dipercaya
pelaksana
Typologies Workshop
sebagai mata
Host:
PPATK, POLRI, dan BANK INDONESIA.
uang asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke
27 Nopember 2006
luarBilateral
wilayah
negara
Republik
Indonesia
kepada Direktorat
Kerjasama
yang
dituangkan
dalam bentuk
Nota Kesepahaman
(MoU) dengan Jenderal
Financial
Reporting
Authority
(CAYFIN)
Cayman
Island.
Bea dan Cukai. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib
29 Nopember 2006
menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya selama
Kerjasama Bilateral yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) dengan Financial
Intelligence
Center
(FIC) Afrika
Selatan. hari kerja kepada PPATK. Berkaitan dengan
jangka
waktu
5 (lima)
19 Desember
2006
terjadinya pelanggaran ketentuan di atas, Direktorat Jenderal Bea
Kerjasama Bilateral yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) dengan Japan
dan
Cukai
wajibOffice
melaporkan
pula kepada PPATK dalam waktu lima
Financial
Intelligence
(JAFIO).
hari kerja. Sampai dengan akhir tahun laporan, laporan yang telah
46
34
Daf
tar Istilah
Daftar
AFP
APBN
APG
CBCC
CTR
DAI
DIPA
DPR
FATF
FIC
FinTRAC
FIU
IDS
IIX
JAFIO
KPK
KUHAP
KYC
LSM
LTKM
LTKT
MLA
MoU
NCCTs
NGO
PJK
PMN
PP
PPATK
STR
UU TPPU
Australian Federal Police
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Asia Pacific Group on Money Laundering
Cross Border Cash Carrying
Cash Transaction Report
Direktorat Audit Internal
Daftar Isian Penggunaan Anggaran
Dewan Perwakilan Rakyat
Financial Action Task Force on Money Laundering
Financial Intelligence Centre
Financial Transactions Report Analiysis Centre of Canada
Financial Intelligence Unit
Intrusion Detection System
Indonesian Internet Exchange
Japan Financial Intelligence Office
Komisi Pemberantasan Korupsi
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Know Your Customer
Lembaga Swadaya Masyarakat
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
Laporan Transaksi Keuangan Tunai
Mutual Legal Assistance
Memorandum of Understanding
Non-Cooperative Countries and Territories
Non-Governmental Organization
Penyedia Jasa Keuangan
Prinsip Mengenal Nasabah
Peraturan Pemerintah
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Suspicious Transaction Report
Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang
47
PPATK
NILAI-NILAI DASAR
Integritas ~ Tanggung Jawab ~ Profesionalisme ~
Kerahasiaan ~ Kemandirian
Disain Gedung PP
ATK
PPA
PUS
AT PELAPORAN D
AN ANALISIS TRANS
AKSI KEU
ANG
AN (PP
ATK)
PUSA
DAN
TRANSAKSI
KEUANG
ANGAN
(PPA
Gedung Bank Indonesia Kebon Sirih
Jalan Kebon Sirih No. 82-84, Jakarta 10010 - Indonesia
Telp. (62-21) 386 2579 (Hunting) Fax. (62-21) 386 6337
Website: www.ppatk.go.id
E-mail: [email protected]
Download