1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asia Tenggara

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asia Tenggara merupakan kawasan strategis dalam rute perdagangan dunia.
Indonesia adalah bagian dari kawasan Asia Tenggara yang terletak di garis
katulistiwa yang merupakan titik temu antara dua benua dan dua samudera yang
menjadi jalur lintas internasional. Dengan letaknya yang strategis, Indonesia
menghasilkan sumber daya alam yang beraneka ragam. Menurut Oberman (2012)
Indonesia saat ini telah memasuki pertumbuhan demand secara intensif terhadap
sumber daya yang dihasilkan khususnya sumber daya alam yang meliputi energi,
material, dan air sehingga dengan adanya permintan yang tinggi telah menjadi salah
satu keunggulan Indonesia yang harus Indonesia maksimalkan. Dengan adanya
permintaan akan sumber daya yang meningkat maka akan memberikan dampak
berupa keuntungan untuk dapat bertransaksi dalam dunia perdagangan internasional.
Oberman (2012) lebih jelas menjelaskan bahwa Indonesia saat ini berada pada
peringkat 16 untuk ekonomi terbesar di dunia dan pada kondisi yang dinamis ini
Indonesia berpotensi untuk menempati peringkat 7 ekonomi terbesar di dunia pada
tahun 2030. Salah satu cara yang dapat dilakukan Indonesia dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah dengan merealisasikan kegiatan pasar bebas.
Pada tahun 2015 negara-negara dalam kawasan Asia Tenggara akan membentuk
pasar bebas dimana para negara anggota akan menjadi wilayah kesatuan yang
membuka peluang pasar bebas untuk barang dan jasa, permodalan, serta tenaga kerja.
Menurut Baskoro (2014) adanya wilayah kesatuan akan memberikan keuntungan
dengan tidak adanya hambatan dalam melakukan transaksi antar satu negara ke
negara lainnya khusunya pada negara-negara di Asia Tenggara. Bergabungnya
negara-negara Asia Tenggara untuk membentuk suatu wilayah kesatuan dikenal
dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Indonesia merupakan salah satu dari
anggota wilayah kesatuan ini, negara lain yang tergabung dalam MEA adalah
Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Brunei, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan
Laos. Segala peluang, resiko, dan tantangan akan dihadapi oleh Indonesia dengan
adanya Masyarakat Ekonomi Asean. Di saat terdapat peluang maka secara bersama1
2
sama ada resiko yang harus dihadapi sebagai tantangan, salah satunya pada
ketenagakerjaan. Menurut Baskoro (2014) MEA telah menciptakan kesempatan yang
sangat besar dengan tersedianya lapangan kerja dengan kebutuhan akan keahlian
yang beragam namun hal ini dapat menimbulkan resiko ketenagakerjaan bagi
Indonesia. Resiko ini dilihat berdasarkan pada sisi pendidikan dan produktivitas
masyarakat Indonesia yang masih kalah bersaing jika dibandingkan dengan tenaga
kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Lebih spesifik Dhakiri
dalam Deny (2015) menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Agustus 2015 jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 122,4 juta orang, jumlah
orang yang bekerja sebanyak 114,82 juta orang, sementara jumlah pengangguran
sebanyak 7,56 juta orang. Dilihat dari jumlah angkatan kerja tersebut masih
didominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah walaupun tingkat pendidikan
tidak linier dengan tingkat kompetensi, namun beberapa indikator menunjukkan
bahwa tingkat kompetensi angkatan kerja Indonesia secara rata-rata masih rendah
dan perlu ditingkatan. Dakhiri dalam Deny (2015) meminta semua pihak
mempersiapkan diri berupa skill dan kompetensi guna menghadapi persaingan saat
berlangsungnya Masyarakat Ekonomi Asean yang akan berlaku. Kesiapan sumber
daya manusia angkatan kerja ini sangat penting agar Indonesia mampu menjadi
pemenang dalam kompetisi MEA. Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
maka tenaga kerja Indonesia harus dipersiapkan dengan berbagai keterampilan yang
mendukung kebutuhan agar memiliki daya saing. Hal ini diikuti oleh pernyataan
Oberman (2012) bahwa Indonesia harus berinvestasi dengan membangun
keterampilan tenaga kerja karena Indonesia membutuhkan berbagai keterampilan
baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain dari adanya resiko dalam
ketenagakerjaan, menurut Baskoro (2014) MEA memberikan peluang yang baik
dengan adanya pengurangan hingga penghapusan hambatan perdagangan sehingga
akan berdampak pada peningkatan ekspor. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Hidayat dalam Afriyadi (2015) yang mengatakan bahwa perdagangan bebas untuk
barang sudah berjalan lama dan tidak perlu dikhawatirkan lagi, sayangnya sebagian
masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa perdagangan bebas melulu soal
barang namun sebenarnya di dalamnya juga menyangkut sirkulasi jasa sehingga hal
inilah yang perlu diwaspadai saat MEA berlangsung. Adanya perdagangan bebas ini
memberikan tantangan kepada perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang ekspor
dan impor seperti perusahaan Freight Forwarding.
3
Perusahaan freight forwarding merupakan perusahaan jasa yang melayani
pengurusan transportasi ekspor atau impor barang. Lebih lanjut Siswosoediro
(2008:83) menjelaskan bahwa Freight Forwarding adalah usaha yang ditujukan
mewakili kepentingan pemiliki barang ekspor atau impor untuk mengurus semua
kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang
melalui transportasi darat, laut, dan udara. Pada Peraturan Pemerintah No.20 Tahun
201 tentang Angkutan di Perairan Pasal 82 menyatakan bahwa perusahaan pelaku
usaha jasa pengurusan transportasi adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk
usaha jasa pengurusan transportasi dengan izin yang diberikan gubernur tempat
perusahaan berdomisili. Perusahaan freight forwarding memiliki peran yang penting
dalam pelaksanaan ekspor dan impor barang dengan aktivitas seperti pengurusan
dokumen transportasi, penyelesaian dokumen ekspor-impor, pengiriman, dan
penyimpanan. Sebagai freight forwarder, pelayanan harus selalu ditingkatkan
sehingga tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan freight forwading memiliki
daya saing. Dalam aktivitas utama perusahaan freight forwarding teknologi menjadi
pendukung dalam menjalankan aktivitas.
Teknologi menciptakan efektivitas dan efisiensi untuk manusia dalam menjalankan
usaha untuk memenuhi segala kebutuhannya. Pengembangan dan
kemajuan ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya dapat
dikatakan sebagai teknologi. Seiring perubahan zaman yang telah dilalui,
perkembangan teknologi semakin menuntut manusia untuk berperan menjadi pribadi
yang memiliki keterampilan serta kreativitas yang lebih untuk memuaskan tuntutan
perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini. Manusia yang memiliki
keteramplian dan kreativitas dapat menghadapi perkembangan dan kemajuan
teknologi. Dampak dari adanya perubahan teknologi langsung dirasakan oleh
manusia itu sendiri. Menurut Bangun (2012:14) bahwa perubahan teknologi akan
mengakibatkan tuntutan manusia menjadi semakin berubah sehingga perubahan
teknologi menuntut organisasi agar cepat untuk memenuhi tuntutan tersebut serta
perubahan dalam bidang teknologi akan berpengaruh pula terhadap kegiatan
organisasi. Pengaruh yang diberikan oleh perkembangan dan kemajuan teknologi
memberikan kemudahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya secara efektif dan
efisien namun teknologi dapat menjadi potensi yang dikhawatirkan. Potensi yang
dikhawatirkan ini adalah teknologi dapat menggantikan sumber daya utama didalam
4
suatu organisasi, yaitu sumber daya manusia. Perubahan teknologi dapat mengubah
peluang tenaga kerja, khususnya pada negara berkembang dimana tingkat
pertumbuhan sangat tinggi.
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar 1.1 yaitu
proyeksi penduduk tahun 2010 hingga 2030 yang terus mengalami peningkatan
dalam proyeksi hingga lima tahun kedepan. Indonesia sebagai negara berkembang
dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki tantangan dalam mengelola sumber
daya manusia agar mampu berjalan dengan perubahan dan kemajuan teknologi.
Lebih spesifik Bangun (2012:15) menjelaskan bahwa teknologi mampu merevolusi
kegiatan-kegiatan sumber daya manusia mulai dari pengadaan, pelatihan dan
pengembangan, sistem kompensasi, penilaian kinerja, hingga pemeriksaan sumber
daya manusia. Tantangan perubahan dan kemajuan teknologi terhadap sumber daya
manusia dirasakan langsung oleh perusahaan yang berada di negara berkembang
karena perusahaan dituntut untuk memiliki tenaga kerja yang siap dengan
pengetahuan serta keterampilan dalam teknologi.
Gambar 1.1 Proyeksi Penduduk Tahun 2010-2030
Sumber : Data Badan Pusat Statistik (2015)
5
Perubahan dan kemajuan teknologi sebagai resource perusahaan tidak
menghalangi sumber daya manusia sebagai penggerak utama organisasi perusahaan.
Snell dan Bohlander (2010:4) menyatakan bahwa dahulu para pengamat
memperkirakan bahwa mesin akan mengeleminasi manusia sebagai kebutuhan
didalam pekerjaan namun pada kenyataannya adalah kebalikan dari perkiraan
tersebut. Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam suatu organisasi karena
manusia merupakan penggerak dalam pelaksanaan organisasi. Organisasi menurut
Dessler (2015:36) adalah orang yang secara bersama-sama ditugaskan secara formal
bekerja sesuai dengan perannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya manusia dalam organisasi tidak semata-mata hanya pada peran
kerja yang diberikan untuk mencapai tujuan organisasi namun pengelolaan sumber
daya manusia juga harus diberikan perhatian agar organisasi perusahaan dapat
berjalan secara optimal dan berkelanjutan. Fokus perusahaan dalam pengelolaan
sumber daya manusia akan mempengaruhi bagaimana karyawan bekerja untuk
organisasi perusahaan tersebut, yaitu dengan cara memberikan perhatian dan fokus
kepada kinerja karyawan. Pernyataan tersebut didukung oleh Armstrong (2015:1)
yang mengatakan bahwa berfokus pada kinerja akan memberikan imbalan yang
nyata untuk organisasi perusahaan. Imbalan yang nyata dapat langsung dirasakan
oleh perusahaan jika karyawan memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang dihasilkan
karyawan dapat dipengaruhi oleh keterikatan yang dimiliki karyawan terhadap
perusahaan. Menurut Ramadhan (2014:47) keterikatan karyawan merupakan keadaan
psikologis dimana karyawan merasa berkepentingan dalam keberhasilan perusahaan
dan termotivasi untuk meningkatkan kinerja ke tingkat yang melebihi job
requirement yang diminta oleh perusahaan. Lebih lanjut Ramadhan (2014:50)
menyatakan bahwa keterikatan karyawan dapat menciptakan kesuksesan bagi
perusahaan melalui hal-hal yang berkaitan dengan kinerja karyawan, produktivitas,
keselamatan kerja, kehadiran dan retensi, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan,
serta profitabilitas. Di sisi lain kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh bagaimana
karyawan menguasai pekerjaan dalam bidangnya. Tidak semua karyawan dalam
perusahaan menguasai pekerjaannya secara maksimal sehingga perusahaan
melakukan pelatihan sebagai cara agar karyawan dapat menguasai pekerjaannya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan “Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
6
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan”. Pelatihan guna meningkatkan
kemampuan dan produktivitas akan memberikan pengaruh kepada kinerja karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Bangun (2012:202) pelatihan adalah
suatu proses memperbaiki keterampilan kerja karyawan untuk membantu pencapaian
tujuan perusahaan Pelatihan merupakan salah satu proses yang dilakukan perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dalam memperbaiki keterampilan kerja karyawan
sehingga kinerja yang dihasilkan karyawan akan maksimal untuk mencapai tujuan
perusahaan. Faktor selain pelatihan yang akan mempengaruhi kinerja karyawan
adalah motivasi kerja.
Armstrong (2014:169) mengatakan bahwa kinerja tinggi dicapai oleh orangorang yang termotivasi dengan baik, yang berusaha mempersiapkan dirinya sebaik
mungkin. Motivasi kerja dalam diri karyawan akan mempengaruhi kinerjanya
sehingga akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Motivasi merupakan suatu bentuk
upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Bangun (2012:313) menjelaskan tingkat
upaya yang tinggi akan mengantarkan pada kinerja dan memberikan keuntungan,
bila upaya tersebut disalurkan dalam suatu arah yang bermanfaat bagi organisasi
akan dapat mencapai tujuan organisasi tersebut.
PT. Glorius Interbuana merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam freight
forwarding, penyedia transportasi darat, depo kontainer, serta warehousing. Dengan
pengalaman selama lebih dari 20 tahun PT. Glorius Interbuana yang selalu menggali
potensi untuk pencapaian optimalisasi aset. Menurut CEO PT. Glorius Interbuana
salah satu cara untuk pencapaian aset adalah dengan meningkatkan kreativitas
karyawan dalam menciptakan dan memanfaatkan peluang usaha dengan tetap
memperhatikan resiko-resiko yang ada. Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN
memberikan peluang usaha bagi PT. Glorius Interbuana dengan memperhatikan
resiko yang ada yaitu dengan memberikan pelatihan kepada karyawan sehingga
memiliki kualitas dan daya saing. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat pelatihan kerja yang
telah dilaksanakan di dalam perusahaan.
7
Gambar 1.2 Pelatihan Kerja PT. Glorius Interbuana
Sumber : Data Diolah Penulis (2015)
PT. Glorius Interbuana telah mempersiapkan karyawannya agar dapat bersaing
dengan berbagai pelatihan yang diberikan. Seperti 5S Training Program, Bidang
Ketenagakerjaan, serta adanya Sertifikasi. Menurut Dakhiri dalam Deny (2015)
bahwa pelatihan memegang peran penting untuk mewujudkan kompetensi tenaga
kerja yaitu karyawan agar memiliki daya saing. PT. Glorius Interbuana
melaksanakan pelatihan kepada karyawannya secara rutin sebanyak 1 kali dalam
sebulan. Pelatihan diadakan untuk melihat kembali jika ada kesalahan operasional
agar tidak terulang di masa yang akan datang dan juga sebagai masukan dari pelaku
operasional untuk internal improvement sehingga akan meningkatkan kinerja
karyawan.
Keterikatan karyawan PT. Glorius Interbuana terlihat dari cakupan kerja yang
luas dan tanggung jawab yang tinggi sehingga menciptakan potensi untuk
pencapaian dan pertumbuhan pribadi karyawan. Selain dari keterikatan karyawan
dan pelatihan adanya motivasi adalah upaya yang tinggi yang akan mempengaruhi
kinerja karyawan sehingga peningkatan optimalisasi aset dapat tercapai. Motivasi
8
karyawan dapat dilihat dari tingkat kehadiran karyawan. Elqadri (2015:84)
menjelaskan bahwa karyawan yang termotivasi akan mempengaruhi tingkat absen
yang rendah sehingga karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi akan
mengurangi tingkat ketidakhadirannya. Berikut adalah gambar absensi karyawan
pada periode September 2015.
Gambar 1.3 Grafik Absensi PT. Glorius Interbuana 2015
Sumber : Data Diolah Penulis (2015)
Dari gambar 1.2 maka dapat dilihat bahwa target dari tingkat kehadiran
karyawan adalah sebesar 98% pada periode September 2015 dan realisasi yang
dihasilkan menunjukkan tingkat kehadiran maksimal adalah 100% dan tingkat
kehadiran minimal adalah 93% sehingga tingkat kehadiran secara persentase pada
periode September adalah sebesar 98% dimana target kehadiran pada bulan ini sudah
tercapai. Terlihat bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan PT. Glorius Interbuana
rendah sehingga dapat menjadi potensi yang dapat menimbulkan motivasi yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan.
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian
dengan
judul
“PENGARUH
KETERIKATAN
KARYAWAN,
PELATIHAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT.GLORIUS INTERBUANA”.
9
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Glorius Interbuana?
2. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara pelatihan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Glorius Interbuana?
3. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT. Glorius Interbuana?
4. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan, pelatihan
dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Glorius Interbuana?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi oleh pembahasan pada keterikatan
karyawan, pelatihan, motivasi, dan kinerja karyawan. Penelitian dilakukan
kepada 75 karyawan tetap di PT. Glorius Interbuana sebagai responden
penelitian.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Glorius Interbuana.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pelatihan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Glorius Interbuana.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan pada PT. Glorius Interbuana.
4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan,
pelatihan, dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Glorius
Interbuana.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian “Pengaruh Keterikatan Karyawan, Pelatihan,
dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Glorius Interbuana” adalah
sebagai berikut :
10
Manfaat bagi perusahaan diharapkan dengan adanya penelitian ini akan
memberikan manfaat sebagai bentuk jawaban atas permasalahan manajerial yang
berada dalam perusahaan. Juga sebagai alternatif pemecahan masalah sehingga dapat
menerapkan hasil penelitian “Pengaruh Keterikatan Karyawan, Pelatihan, dan
Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Glorius Interbuana” didalam
perusahaan.
Manfaat bagi penulis adalah sebagai pengetahuan dan pemahaman akan
manajemen sumber daya manusia khususnya pada keterikatan karyawan, pelatihan,
motivasi, dan kinerja karyawan. Serta sebagai pembelajaran dalam penelitian
manajemen sumber daya manusia.
Manfaat bagi pembaca adalah untuk informasi dan pengetahuan penelitian
manajemen sumber daya manusia khususnya pada keterikatan karyawan, pelatihan,
motivasi, dan kinerja karyawan. Serta menjadi sebagai tinjauan pustaka untuk
penelitian selanjutnya.
1.6 State of The Art
Berikut merupakan tabel State of The Art pada penelitian ini :
Tabel 1.1 State of The Art
No.
Jurnal
Metode
Hasil
1.
International Education Studies
Multiple Linier
Adanya pengaruh antara variabel
Vol. 8, No. 10
Regression
Leadership Style (X1) terhadap
Performance of The Employees (Y).
Effect of Leadership Style,
Motivation, and Giving
Incentives on The Performance
of Employees – PT. Kurnia
Wijaya Various Industries.
Adanya pengaruh antara variabel
Motivation (X2) terhadap
Performance of The Employees (Y).
Penulis :
Zaenal Mustafa Elqadri
Adanya pengaruh antara Incentives
Priyono
Rahayu Puji Suci
Teddy Chandra
Tahun : 2015
(X3) terhadap Performance of The
Employees (Y).
11
Adanya pengaruh antara Leadership
Style (X1), Motivation (X2), dan
Incentives employee (X3) terhadap
Performance of The Employees (Y).
2.
International Journal of
Frequencies,
Adanya pengaruh yang kuat antara
Business and Management
Percentage, Means
variabel Training Component in
General terhadap variabel
Vol. 10, No, 2
Standard Deviation,
The Influence of Training on
Multiple Linier
Employee’s Performance,
Regression,
Organizational Commitment,
ANOVA, Pearson
and Quality of Medical
Correlation.
Application the Stages of Training
Process, Training Program Diversity,
dan The Used Modern Technology
in training program.
Services at Jordanian Private
Hospitals.
Penulis :
Salah M. Diab
Musa T. Ajlouni
Tahun : 2015
3.
Jurnal Manajemen Indonesia
Deskriptif dan Path
Adanya pengaruh antara variabel
Edisi : Vol,14 – No. 1
Analysis.
Equity (X1), Achievement (X2),
Camaraderie (X3), dan Leadership
Pengaruh Employee
(X4) terhadap variabel KInerja
Engagement Terhadap Kinerja
Karyawan (Y).
Karyawan di Human Capital
Center PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk.
Penulis :
Nabilah Ramadhan
Jafar Sembiring
Tahun : 2014
4.
Business Management and
Deskriptif,
Adanya hubungan positif yang
Strategy
Reliability,
signifikan antara Training (X1) dan
Korelasi, dan
Employee Performance (Y).
Vol. 6, No. 1
Analisis Regresi
Adanya pengaruh yang signifikan
12
Impact of Training on
antara variabel Training (X1) dan
Employees Performance
Employee Performance (Y).
Evidence from
Pharamaceutical Companies In
Karachi, Pakistan
Penulis :
Uzma Hafeez
Waqar Akbar
Tahun : 2015
5.
International Journal of
Deskriptif,
Adanya pengaruh secara signifikan
Business and Management
Reliability, Korelasi
antara motivasi (X1) dan Kinerja
Vol. 3, No. 1
Effect of Motivation On
Employee ‘s Work
Performance at Ireland Blyth
Limited
Penulis :
S. Chintallo
Jyoti Devi Mahadeo
Tahun : 2013
Sumber : Peneliti (2015)
(Y).
Download