KOMERSIALISASI DI TENGAH MEA BERSAMA UNS ACTIVE Anisa Surya Wijareni M0215011 FISIKA Siapkah dosen dan mahasiswa Universitas Sebelas Maret menghadapi persaingan MEA? Strategi apa yang telah disiapkan untuk menghadapi persaingan MEA? Dan mampukah dosen dan mahasiswa Universitas Sebelas Maret menghadapinya? Pertanyaan ini pasti pernah terlintas dibenak warga Universitas Sebelas Maret. Budaya riset antara mahasiswa dan dosen sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ini. Selain budaya riset juga diperlukan kerjasama antara individu maupun kelompok. Kerjasama yang diperlukan adalah kerjasama yang saling menguntungkan “win to win” antara kedua pihak yang bersangkutan. Tidak dipungkiri bahwa sistem pengembangan riset yang dilakukan di Universitas Sebelas Maret kurang tepat karena sistem yang digunakan masih konvensional. Sistem riset yang digunakan masih memiliki banyak kekurangan antara lain kurangnya semangat dari mahasiswa dan dosen untuk mengembangkan hasil riset. Setelah mahasiswa dan dosen menyelesaikan hasil penelitiannya dan berhasil didanai, keinginan untuk melanjutkan hasil penelitian menjadi lahan bisnis sangat rendah. Biasanya dana yang digunakan untuk memperdalam penelitian digunakan untuk kepentingan pribadi. Dan hasil dari penelitian yang berupa paper maupun karya cipta hanya akan tersimpan di Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret tanpa ada pengembangan lagi. Sistem budaya riset di Universitas Sebelas Maret dapat dilihat dari bagan dibawah. MAHASISWA IDE A PENELITIAN A LOMBA DAN SKRIPSI PAPER A DAN KARYA CIPTA A KEPENTINGAN PRIBADI DANA IDE B DOSEN PENELITIAN B KENAIKAN PANGKAT PAPER B DAN KARYA CIPTA B DANA KEPENTINGAN PRIBADI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET Gambar 1 Diagram Alir Pengembangan Riset UNS secara Konvensional 1 Terlihat bahwa antara dosen dan mahasiswa tidak ada kerjasama yang terjalin untuk menggabungkan hasil riset agar tercipta suatu pemaksimalan ide dari kedua pihak. Secara mandasar hal yang harus diubah adalah pola pikir dari mahasiswa dan dosen agar memiliki keinginan untuk mengembangkan hasil riset dan saling bekerjasama untuk mewujudkannya. Bila dibandingkan dengan Universitas Teknologi Malaysia yang memiliki sistem pengelolaan riset yang memadai Universitas Sebelas Maret dapat dikatakan kalah bersaing. Pada dasarnya sistem pengelolaan riset yang baik juga tercipta dari keinginan individu untuk semakin berkembang menjadi lebih baik. Di Universitas Teknologi Malaysia, pola pengembangan riset tidak berhenti sampai proses pendanaan melainkan masih berlanjut dengan pengembangan dan kerjasama yang dapat dilakukan antara dosen dan mahasiswa ataupun antar mahasiswa. Maka terciptalah suatu peluang bisnis yang menjanjikan karena adanya penggabungan dari dua ide berbeda menjadi satu ide dengan prinsip yang sama. Di Universitas Sebelas Maret, kebanyakan pola pikir mahasiswa dan dosen hanya berhenti pada hasilnya saja yaitu pada tahap pendanaan. Setelah didanai, penelitian tidak berlanjut pada tahap pengembangan dan pemasaran. Biasanya dana yang digunakan untuk pengembangan penelitian digunakan untuk kepentingan pribadi. Bila direnungkan cara berpikir dari dosen di Universitas Sebelas Maret kurang tepat dan tidak berpikir panjang. Banyak dosen yang menggunakan dana pengembangan penelitian untuk membeli rumah ataupun mobil. Bila dosen mau lebih berusaha maka dana pengembangan penelitian dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat. Disinilah sistem pengelolaan riset dan cara berpikir dari setiap individu dituntut untuk kreatif dan inovatif. Jika dosen mau mengembangkan hasil penelitiannya dan bekerjasama dengan mahasiswanya untuk mengkreasi dan menginovasi gabungan dari ide mahasiswa dan ide dosen maka akan didapatkan suatu ide baru yang lebih baik. Ketika suatu ide baru telah diperoleh maka dosen dan mahasiswa dapat membangun suatu perusahaan yang dipimpin oleh mahasiswa dan komisaris penuh dari dosen pembimbing. Setelah memiliki perusahaan langkah berikutnya adalah penjualan produk baik barang ataupun jasa yang dapat diterima masyarakat. Disini akan terjadi banyak tantangan dan inovasi serta kreatifitas yang harus diperbarui sesuai perkembangan jaman di masyarakat. Apalagi sekarang Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 yang memiliki persaingan industry yang cukup 2 ketat. Banyak perusahaan asing yang akan terus berlomba melakukan inovasi pada setiap produk dan ketahanan mental pada setiap individu akan diuji. Bila perusahaan dapat melampaui tantangan, pasti perusahaan akan menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat dari modal awal. Hasil keuntungan dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan. Pengembangan perusahaan akan menyerap tenaga kerja, pemberdayaan tenaga kerja dapat diefisiensikan dengan mengambil tenaga kerja dari mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Sehingga dari pemberdayaan mahasiswa Universitas Sebelas Maret, dapat meningkatkan efisiensi waktu mahasiswa untuk digunakan secara lebih bijak dan berdampak positif. Selain itu, mahasiswa dapat memperoleh pekerjaan sebelum lulus dari Universitas Sebelas Maret. Mahasiswa memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk kebutuhan kuliah serta pengembangan penelitian yang sedang dilakukan. Jika perusahaan semakin berkembang dan semakin besar maka perusahaan ini dapat bersaing dalam menghadapi MEA. Mahasiswa juga dituntut untuk berpikir kritis dan selalu inovatif agar dapat bersaing di dunia kerja. Selain dosen mendapat keuntungan yang berlipat-lipat, dosen sekaligus mengajarkan kepada mahasiswa untuk selalu kompetitif dan melatih mental mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Mahasiswa dapat melatih mental dari kritik para konsumen dan menemukan solusi yang tepat di waktu yang tepat agar pemasaran dapat terus berlangsung. Peningkatan mutu kualitas mahasiswa dapat ditingkatkan dengan metode ini. Selain bagi dosen dan mahasiswa, nama Universitas Sebelas Maret akan lebih diperhitungkan di nasional bahkan internasional jika perusahaan dari mahasiswa dan dosen Universitas Sebelas Maret dapat bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lainnya. Dan pada akhirnya Universitas Sebelas Maret beserta bagiannya siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah tiba. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pola pikir dari dosen dan mahasiswa Universitas Sebelas Maret haruslah berubah menjadi pola pikir yang lebih panjang dan terstruktur seperti pada bagan dibawah ini. Terciptanya ide inovatif dan penggabungannya dapat membuka lapangan kerja yang menjanjikan. Persaingan dunia kerja akan semakin keras serta persaingan menghadapi Masyrakat Ekonomi ASEAN akan semakin ketat. Universitas Sebelas Maret siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan budayanya yaitu ACTIVE Achievement orientation, Customer orientation, Teamwork, Integrity, Visionary, Entrepreneurship. UNS! BISA!! 3 MAHASISWA DOSEN IDE A IDE B PENELITIAN B PENELITIAN A LOMBA DAN SKRIPSI KENAIKAN PANGKAT PAPER A DAN KARYA CIPTA A PAPER B DAN KARYA CIPTA B DANA DANA PENGEMBANGAN IDE DAN KEBUTUHAN KULIAH PENGEMBANGAN IDE BERSAMA MAHASISWA PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET KOMISARIS : DOSEN PEMBANGUNAN PESUSAHAAN IDE MAHASISWA + IDE DOSEN PIMPINAN : MAHASISWA KOMERSIAL KARYA CIPTA DAN PERSAINGAN MEA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SEMAKIN DIKENAL MASYARAKAT HASIL KEUNTUNGAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DOSEN MENDAPAT TAMBAHAN PENGHASILAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DARI MAHASISWA UNS MAHASISWA DAPAT BEKERJA SEBELUM LULUS DAN MENDAPAT PENGHASILAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SIAP MENGHADAPI MEA Gambar 2 Diagram Alir sistem Pengembangan secara Terstruktur dan Modern untuk Hadapi MEA 4