EKONOMI MORAL DALAM JARINGAN SOSIAL PADA USAHA MIKRO (Studi: Jaringan Sosial Usaha Kripik Tempe Sido Gurih di Jorong Padang Bintungan Nagari Sialang Gaung Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya) 1 Iin Indrayati1, Marleni2, Ariesta2 Mahasiswa Program studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT This background of the study is human activity in the field of productive sector economy material to be unfinished more valuable comodity for sale, this identic industrial activitties withproduction process. The researcher uses this theory by Max Weber about measure social theory. This reseach uses qualitative appoarch with descriptive type. This selection using purposive sampling technique with the number of informants 8 people. The type of the data used is primary data and secondary data. The data selection of techniques werw conducted by observasition (non-participant), in-depth interview and document study. The unit of analysis is individual. the data analysis using an interactive model that was analyzed using milles and huberman techniques.The results of this study indicate the axistence 1. Network (social) micro between producers and supliers established a fairly intimate relationship because, they uphold the value os social, religious and cultural norms 2. Meso network fount in this research is the axistence of rationalness that is an economy action which is social and embedded in the social network of personal that is going on between the actor (fellow tempeh chips industry owner). Key words : Moral Economy, Social Network, Micro business produksi. Menurut Hendro (dalam PENDAHULUAN Kegiatan industri merupakan Putra, 2003: 63), aktivitas manusia dibidang ekonomi Jumlah tenaga kerja yang produktif untuk mengelola bahan terlibat di dalamnya adalah 5-19 mentah menjadi barang yang lebih orang dengan investasi untuk mesin bernilai untuk dijual. Sebagai bagian dan peralatan di bawah Rp 70 juta, dari sistem perekonomian, kegiatan investasi per tenaga kerja kurang dari industri Rp 625 ribu. Termasuk didalamnya identik dengan proses adalah industri kerajinan yaitu suatu Tempe adalah salah bentuk usaha pembuatan barang makanan tradisional yang berasal yang lebih banyak menggunakan dari indonesia, tempe terbuat dari keterampilan tangan meskipun sering kacang dibantu dengan peralatan menurut mengalami Sugiarto (dalam Putra, 2003: 64). memiliki rasa yang lezat dan disukai kedelai yang satu telah fermentasi. Tempe Begitu juga pada masing- oleh banyak golongan masyarakat. masing daerah memiliki industri Selain itu, tempe juga memiliki kecil, dimana industri ini banyak harga yang relatif murah sehingga yang membuat mudah dijangkau oleh masyarakat. makanan khas yang berbeda-beda Olahan berbahan dasar tempe yang mulai sering kita temui, yaitu seperti tempe dominan dari terkenal dalam Kota Padang dengan yang masakan goreng, tempe mendoan, tempe Minangkabau yaitu rendang, Kota bacem, tempe tumis, martabak tempe Bukittinggi terkenal dan juga kripik tempe. Berbagai kripik olahan tersebut menggunakan teknik daerah pemasakan yang berbeda-beda. Hal Dharmsraya makanan khas yaitu ini tentu akan berpengaruh terhadap kripik tempe yang terletak di Jorong nilai Padang Bintungan, Nagari Sialang (Muchtadi, 2010). yang denganmakanan ciri balado Gaung, (sanjai), khas juga Kecamatan Koto Baru gizi Untuk terhadap mendirikan tempe usaha Kabupaten Dharmasraya. Dimana harus memiliki modal awal baik kripik tempe diolah industri kecil berupa biaya ataupun bahan mentah rumahan, yang dahulunya hanya yang dikenal Jorong memproduksi kripik tempe. Untuk Padang Bintungan, dan kripik tempe memproduksi suatu barang mentah dianggap makanan yang sekarang kripik oleh masyarakat biasa, tempe tetapi menjadi akan didapat digunakan melalui untuk pemasok kemudian akan diolah menjadi kripik makanan khas. Dimana industri kecil tempe oleh industri tersebut. ini didukung oleh jaringan sosial Biasanya dalam sebuah industri baik besar maupun kecil adanya karyawan sebagai pekerja untuk memproduksi tersebut, sebelumnya Ibu Solihah barang mentah menjadi barang jadi, dahulunya pernah menjadi anggota serta ada agen yang mendistribusikan Sido Gurih, lalu Ibu Solihah memilih barang jadi ke penjual kemudian untuk mendirikan usaha sendiri di barang tersebut sampai ketangan rumahnya yang terletak di Jorong konsumen Padang Bintungan dan mempunyai 3 orang Berdasarkan observasi awal, tetap, dalam produksi kripik tempe kurang lebih Berawal dari usaha Bapak Muridi 30 yang menekuni karyawan kilogram. Dengan adanya kegiatan dalam jaringan sosial maka di Jorong tempe yang Padang Bintungan terdapat 3 industri menggunakan waktu, tenaga, usaha, kripik tempe. Dengan adanya usaha dana dan sumber lainnya. Dimana tersebut terdapat beberapa jaringan home industri kripik tempe ini berdiri sosial dari karyawan yang pernah sejak sebelum menjadi angota dan kini mampu mendirikan usaha industri Bapak membuka mendirikan usaha sendiri, Muridi mengikuti binaan yang dibina tidak oleh Koperindang sekali sebulan, melainkan juga memiliki karyawan setelah tetap industri kripik tahun 1986, mengikuti binaan oleh Koperindang, maka Bapak Muridi hanya bekerja Bahan-bahan sendiri penunjang mulai membuka usaha home industri untuk proses yang diberi nama home industri tempe di kripik yang pemasok datang mengantar bahan terletak di Jorong Padang Bintungan mentah seperti kedelai langsung ke Nagari Sialang Gaung Kecamatan rumah produksi tersebut. Bahan lain Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. seperti tempe Sido Gurih Selain usaha Sido Gurih dan Matahari ada juga usaha Dua pembuatan dapat bumbu, dari kartas kripik pemasok, untuk pembungkusan kripik didapat dari warung, produsen yang membeli Saudara yang didirikan oleh Ibu langsung kewarung. Proses Solihah yang berdiri pada tahun pembuatan kripik tempe mulai dari 2001, sebelum mendirikan usaha perebusan kedelai setelah kedelai direbus dibiarkan sehari, lalu pagi agen, agen mengambil kripik tempe harinya direbus yang sudah siap dipasarkan lalu agen kembali dan diletakkan di baskom- memberikan uang setengah, setelah baskom kripik kedelai tersebut biarkan sampai kedelai ke proses sampai ke tangan konsumen, maka pembungkusan tempe basah tempe agen melunasi kurangan uang yang yang dibungkus memakai kertas nasi diberikan kepada produsen. dingin, lanjut habis dioper ke penjual yang ditumpuk-tumpuk hingga 20 tumpukan diatasnya ditumpuk dengan tumpukan buku agar tempe METODOLOGI PENELITIAN 1.Pendekatan dan Tipe Penelitian menjadi padat agar bisa dipotong- Penelitian ini menggunakan potong sesuai ukuran kripik tempe. pendekatan kualitatif Pagi harinya tempe bisa digoreng Menggunakan metode observasi dan untuk wawancara serta dokumen. sampai Pendekatan kualitatif dimaksud diberi label dipasarkan siap sehingga ketangan konsumen. Jaringan dan untuk memahami fenomena tentang yang terbentuk apa yang dialami oleh subjek dalam produksi kripik tempe mulai penelitian. Menurut Bodgen dan dari pemasok barang mentah ke Taylor (dalam Maleong, 2013: 4). pengusaha Tipe penelitian deskriptif ini dapat atau tempe pemasok kedelai dengan produksi kripik menghantarkan mendeskripsikan jumlah mengambarkan yang atau tentang suatu diperlukan oleh produksi, produksi keadaan atau peristiwa mengenai perlu 200 kilogram maka pemasok jaringan sosial usaha kripik tempe. harus menyediakan barang mentah Pemilihan informan penelitian seperti kedelai, sistem pembayaran diambil dengan cara purposive bahan mentah ini diansur atau bayar sampling Adapun kriteria informan setengah, setelah produksi habis dalam maka uang yang kurangan bahan usaha kripik tempe di Jorong Padang mentah Bintungan, Kecamatan Koto Baru, dilunasi oleh produksi. Begitu juga antara produsen dengan penelitian jaringan sosial Kabupaten Dharmasraya. sebagai berikut: sebagai 1. Pemasok yang memiliki bahan mentah berupa kedelai 2. bersama. Keduannya dapat dianggap produsen industri sekaligus yang aktor “mengendalikan daya pemilik memproduksi karena dan mereka sumber-sumber peristiwa-peristiwa, berminat pada sumber-sumber daya dan peristiwa-peristiwa, dan barang mentah (kedelai) menjadi mempunyai kecakapan mengambil barang jadi berupa kripik tempe. tindakan-tindakan 3. Agen yang menyalurkan barang produksi ketoko-toko untuk dijual. untuk mewujudkan kepentingan- kepentingan melalui pengendalian itu. Informan penelitian berjumlah 8 Adapun aktor-aktor yang orang diantaranya adalah: pemilik terdapat dalam jaringan kripik tempe industri, karyawan, pemasok bahan yaitu mentah, agen serta konsumen. mentah, agen, konsumen dengan produsen, pemasok bahan adanya jaringan sosial kripik tempe HASIL DAN PEMBAHASAN sido gurih 1.Aktor dalam adanya kebuhan dari masing-masing Jaringan Sosial Usaha Kripik individu yang saling membutuhkan Tempe Sido Gurih antara yang Aktor Terlibat merupakan individu ini terbentuk karena satu sama lain, industri mengiginkan bahan mentah dari yang terlibat dalam suatu interaksi pemasok, dengan individu-individu menyediakan kebutuhan dari industri beberapa (sekelompok) atau individu kripik sedangkan tempe tersebut. pemasok Dengan lainnya, dalam artian aktor tidak adanya keterlibatan antara pemasok hanya dengan dapat dikatakan dengan pemilik industri adanya individu tapi dapat juga dikatakan pertukaran barang dengan uang, dengan kelompok (Damsar, 2009: pemasok menyediakan bahan mentah 38). Aktor tidak dapat bertindak dalam waktu produksi butuhkan menurut kepentingan mereka sendiri, minimal melainkan pemasokan, menurut kepentingan 3 kali dalam1 dengan kali sistem pembayaran antara setengah. pemilik karyawan Hubungan industri terjalin cukup kripik tempe agar rasa dan bahan- dengan bahan tersebut lancar dipasarkan bagus untuk dapat memenuhi kebutuhan dilihat dari karyawan yang bekerja di sehari-hari. industri cukup lama sekitar 5 tahunan Produsen merupakan aktor dengan kepercayaan pemilik industri terpenting kepada hubungan karyawannya ketika dalam yang kelangsungan terbina dalam karyawan sedang memerlukan uang kegiatan industri (aktifitas) produsen dan meminjam kepada pemilik kripik pemilik industri produsen untuk mengolah makanan meminjamkan uang tersebut dengan kripik tempe tidak mungkin terjadi, syarat waktu penerimaan gaji uang sehingga dalam penelitian ini peneliti tersebut dipotong sesuai dengan yang melihat aktor-aktor terpenting dalam dipinjam kegiatan industri rumahan kripik industri maka, oleh karyawannya. Peristiwa tersebut tidak sekali dua kali ditemukan oleh pemilik industri, tempe. Tanpa adanya tempe tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari melainkan sering karyawan tersebut keluarga meminjam gajian tempe yang berada di Jorong Padang diterima. Adapun aktor-aktor yang Bintungan, Nagari Sialang Gaung, terlibat dalam jaringan sosial kripik Kecamatan Koto Baru, Kabupaten tempe sido gurih yaitu: Dharmasraya. 1. Produsen Sekaligus Pemilik sebagai petani juga pensiunan guru uang sebelum yang industri Bermata kripik pencarian SD. Jika hanya pekerjaan itu yang Industri Kripik Tempe Produsen pemilik dimaksud diandalkan oleh produsen industri dalam penelitian ini adalah orang kripik tempe tidak akan mencukupi yang membuat makanan produksi kebuhannya kripik tempe di Jorong Padang keterbatasan lahan pertanian yang Bintungan, Nagari Sialang Gaung, dimiliki Kecamatan Koto Baru, Kabupaten pekerjaan, memicu mereka untuk Dharmasraya orang yang mempunyai mendirikan industri rumahan juga keterampilan untuk mengisi waktu luang mereka dalam pembuatan dan sehari-hari sulitnya dengan lapangan dengan kegiatan industri pembuatan kripik tempe Pembuatan kripik tempe ini tidak Industri Kripik Tempe Sido terlalu sulit membutuhkan hanya kesabaran Gurih berdiri pada tahun 1986 yang pembuatan dibangun oleh Bapak Muridi dan Ibu pembuatan tempe memerlukan waktu Suyatmi. Dengan berdirinya industri 2 kripik tempe sido gurih ini, pemilik sekaligus langsung dipasarkan begitu industri dapat memiliki pemasukan juga seterusnya, apabila ada waktu yang lebih, hari kripik dalam agar tempe. dapat dalam diproduksi serta dapat untuk pergi bertani pemilik industri usaha kecil ini mencari tenaga karyawan untuk menengah (UKM) di Jorong Padang proses pembungkusan kripik tempe Bintungan, Kecamatan Koto Baru, dan pemilik industri ini pergi untuk Kabupaten Dhrmasraya. Hubungan bertani. Tenaga kerja (karyawan) yang terjalin antara industri lain, dijemput dengan pemasok juga agen memiliki tempe saja tidak datang setiap hari. mengembangkan pas pembuatan kripik hubungan yang baik. Dengan adanya kepercayaan 2. Pemasok Bahan Mentah (trust) dengan pihak-pihak yang Pemasok adalah orang yang terlibat hubungan antara kedua belah menyediakan sumber daya yang pihak atau lebih yang mengandung dibutuhkan oleh individu (kelompok) harapan-harapan yang atau orang yang memasukkan bahan menguntungkan salah satu pihak atau baku atau bahan mentah kepada kedua belah pihak melalui interaksi industri sosial. Menjadi aktor dalam jaringan merupakan kripik tempe maka akan semakin proses bagus hubungan yang dibina antara operasional perusahaan. pemasok dengan produsen, pemilik merupakan sumber industri dengan agen. Adanya saling bahan pembantu, bahan pendukung percaya dan bekerja sama untuk lainnya serta jasa pelayanan. mendapatkan suatu yang ingin dicapai oleh aktor-aktor tersebut. kripik tempe, bagian produksi Konsep pemasok penting maupun dari proses Pemasok bahan resiprositas baku, yang menunjuk pada gerakan diantara kelompok dengan kelompok yang hubungan antara pemasok dengan saling berhubungan timbal balik pemilik industri ketika berinteraksi antar individu, memesan bahan yang diperlukan dan kelompok, sistem pembayaran menggunakan kelompok dengan kelompok yang sistem bayar separo maka itu bisa sering dikatakan individu individu dengan dengan dilakukan. Hubungan ini bersifat simetris yang terjadi apabila hubungan antara berbagai dengan adanya tindakan resiprositas dalam pihak aktifitas pemasok dengan pemilik (individu-individu, individu dengan industri dengan adanya barang yang kelompok, serta kelompok dengan dibutuhkan oleh pemilik industri dan kelompok) pemasok memiliki posisi dan menyediakan bahan peranan yang relatif sama dalam tersebut maka bisa dikatakan dengan proses hubungan pertukaran. dilakukan oleh Seperti pemasok yang bahan timbal sedangkan apabila bahan pembuatan yang kripik digunakan tempe seperti kedelai maka tidak akan menjadi pemilik industri membayar dengan uang mentah dengan pemilik industri, bahan balik pemasok mentah memberikan kedelai untuk diproduksi oleh industri kripik sido gurih. kripik tempe yang diproduksi yang dijual kepada konsumen. 3.Agen Dalam buku pemasaran kelompok Pada aktifitas tersebut. Pihak bisnis dan majemen, Agen yang terlibat resiprositas memiliki merupakan perantara yang tidak posisi sosial yang sama, meskipun memiliki diantara mereka mempunyai derajat diperdagangkan, tetapi semata-mata harta kekayaan yang sama. Dalam sebagai hubungan Tejasutisna: resiprositas merupakan barang-barang penghubung. 2002: tersebut 156) (Ating dari kewajiban membayar atau membalas pengertian kembali kepada orang atau kelompok bertugas sebagai penghubung atau lain atas apa yang mereka berikan. perantara. (Damsar, 2009: 104-105). Seperti disalurkan ke pada sub- sub agen Dan dari agen yang agen hanya akan disini adalah pedagang-pedangang berbagai cara seperti menikmati, warung yang nantinya ada konsumen menonton, melihat, menghabiskan, yang akan membeli produk tersebut. mendengar, Sistem bayar antara agen dan pemilik industri itu bayar separo, biasanya kalo barang tersebut tidak memperhatikan, dan lainnya. Menurut (Damsar, 2005: 109) . pengunjung adalah mereka yang habis dan agen harus melunasi uang datang kepada agen mempunyai tujuan untuk melakukan industri pembelian terhadap suatu barang bawasanya barang yang di antarkan atau jasa. Mereka ini adalah orang- tidak habis maka pemilik industri orang yang menghabiskan waktu memaklumi agen tersebut. Dengan luangnya dilokasi pasar. Konsumen adanya saling kerja sama antara agen adalah dan produksi tempe maka kegiatan memanfaatkan barang atau jasa yang industri dijual. meminta pemilik waktu industri, kepada tersebut berjalan lancar sampai saat ini. ke lokasi pasar pemakai Dengan tanpa atau adanya yang komunikasi yang baik antara konsumen dengan 4. Konsumen pemilik industri otomatis konsumen Konsumen adalah masyarakat akan melakukan pembelian secara yang cenderung diorganisasikan di berulang-ulang. Sehingga dalam seputar kegiatan dilakukan ketiga konsumsi ketimbang yang produksi barang dan jasa (Suyanto, komponen yang saling membutuhkan 2013: 128). Sedangkan (dalam buku dan saling terikat baik pemilik Damsar, 2009: 113-114) konsumsi industri dengan pemasok, pemilik adalah bagaimana manusia dan aktor industri sosial industri dengan para konsumen. dengan dimilikinya sesuatu mereka. kebutuhan berhubungan yang dapat yang sesuatu yang dapat mereka dapat dilakukan agen, pemilik dengan memuaskan Berhubungan dengan dengan memuaskan dengan A. Jaringan Sosial Usaha Kripik Tempe Di Bintungan. Jorong Padang Pada penelitian ini ditemukan lalu pemilik industri tersebut jaringan sosial mikro antara pemilik menunasi kurangan uang kepada industri pemasok bahan mentah. kripik tempe dengan pemasok barang mentah. Ketika hubungan yang mereka bina pemilik industri kripik tempe dan cukup bagus ketika agen mengambil pemasok barang mentah berinteraksi produksi tempe dalam seminggu dalam suatu transaksi bisnis dan sekali berahir dengan jual beli maka hal produksi tersebut tidak habis maka tersebut bisa menjadi simpul bagi agen datang langsung ke produksi terbentuknya ikatan pelanggan antara tersebut mereka berdua. Perhitungan antara agen dan pemilik Dengan adanya keterlibatan antara pemasok agen dan mengambil memberikannya. indusrti ini agen mengambil kripik pemilik tempe sebanyak 40 pack apabila industri adanya pertukaran barang kripik tersebut tidak habis maka di dengan uang, pemasok menyediakan berikan lagi ke pemilik industri bahan mentah dalam waktu produksi tersebut. butuhkan minimal 3 kali dalam 1 kali menjual sisa dari agen serta tepung- pemasokan, dengan sistem tepung jelek atau sotirannya dari pembayaran setengah. Pemasok tempe yang telah diambil oleh agen bahan mentah yang bagus ke pasar. Hal itu menghantarkan dengan ketika Pemilik dilakukan sido gurih ini dalam waktu 2 minggu dalam sekali dengan jumlah 1 kwuintal, memperdagangkan hasil industrinya dengan harga per kilonya Rp 10.000 kripik tempe. dan pembayaran seminggu pemilik pun kedelai kepada industri kripik tempe rupiah oleh industri industri sekali untuk separo Adapun peta konsep dalam sekitar Rp 500.000 dan Pelunasan jaringan sosial usaha kripik tempe di bahan pemasok Jorong Padang Bintungan Nagari dibayar setelah pemasok menghantar Sialang Gaung Kecamatan Koto kan pesenan kepada pemilik industri Baru Kabupaten Dharmasraya. mentah kepada terjalin dengan baik karena mereka saling membutuhkan untuk saling bertukar informasi sehubungan dengan bahan mentah kedelai. Usaha industri kripik tempe sido gurih ini termasuk kedalam usaha mikro dimana usaha mikro disini adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Gambar 5.1 Peta Konsep Jaringan usaha mikro sebagaimana diatur Sosial Kripik Tempe. dalam undang-undang (Nitisusastro, 2012: 268). Omset penjualan tahunan Pembentukan ikatan pelanggan mencapai 50.000.000,00 (lima puluh dapat diperkasai oleh kedua belah juta rupiah) sampai dengan paling pihak, baik pemilik industri maupun banyak 500.000.000,00 (lima ratus pemasok. Kedua belah pihak akan juta rupiah) tidak termasuk tanah dan melakukan ikatan bangunan tempat usaha. Memiliki pelanggan dengan penjualan tahunan mencapai lebih mempertimbangkan tingkat dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus kepercayaan yang dimiliki selama ini juta rupiah) sampai paling banyak Rp dan yang 2.500.000.000,00 (dua milyar lima mungkin akan diperoleh oleh pemilik ratus juta rupiah). Industri tersebut industri kripik tempe. hal ini mereka sudah memiliki izin dari pemerintah lakukan karena adanya tujuan yang SITU, TDI, SIUP, TDP, PIRT ingin LP.POM-MUI pembentukan tingkat keuntungan mereka capai, misalnya 13100010140815. hubungan antara pemilik industri Biaya kripik tempe yang berada di Jorong mengurus Padang Bintungan. Dengan hal itu kurang lebih Rp.1.336.000 rupiah. hubungan yang terjadi antara pemilik Hasil industri tersebut sudah bisa di industri dengan pemasok harus yang dikeluarkan perizinan pada untuk awal pasarkan keluar kota dengan adanya dengan kelompok) bersifat intim dan izin dari pemerintah. akrab. Dengan kata lain, mereka Dalam konteks ekonomi sosiologi kepercayaan (trust) merupakan hubungan antara kedua belah pihak atau terlibat dalam aktifitas resiprositas saling kenal antara satu sama lain. yang Dari pengamatan yang sudah yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal satu pihak 27 Maret 2017 bahwa diantara atau kedua belah pihak melalui pemilik industri dan pemasok terlihat interaksi sosial (Lawang, 2004: 189). adanya keterlekatan relasional yang Konsep utama merupakan tindakan ekonomi yang mengandung lebih yang harapan menguntungkan salah Antara pemasok dengan pemilik industri kripik tempe disituasikan sido gurih memiliki kesepakatan melekat (embedded) karena terjadi bahwasannya, kedelai yang dipesan suatu kepercayaan yang baik antara kepada pemasok bahan mentah yang pemilik industri dengan pemasok diambil oleh pemilik industri sistem bahan mentah hal ini dibuktikan pembayaran dibayar separo dengan dengan kesepakatan tersebut, maka pemilik mempercayai industri akan tetap berlangganan bertransaksi jual beli. Walaupun kepada diantara mereka yang kadang terjadi pemasok kedelai Bapak Mamat. adanya sosial tindakan dan jujur dan saling dalam perselisihan paham tetapi itu hanya Pada aktivitas tersebut, berbagai pihak secara yang memiliki terlibat posisi resiprositas Dalam hubungan pelanggan sama, terjadi hubungan interpersonal antara meskipun di antara mereka memiliki penjual dan pembeli yang melibatkan derajat berbagai harta yang bersifat sementara. kekayaan dan aspek sosial, budaya, fungsionaris adat yang berbeda-beda. agama, dan politik dalam kehidupan Hubungan seperti ini terjadi apabila mereka berdua. Proses ini terus hubungan berbagai pihak (antara berlangsung terus-menerus sampai individu individu ada kepastian dan kepercayaan dari dengan kelompok, serta kelompok kedua belah pihak bahwa berbagai dan individu, informasi telah terjadi dan telah sosial, budaya, agama dan politik menguntungkan kedua belah pihak. dalam kehidupan mereka. Menurut Weber, tindakan sosial jika dilihat sosialnya contohnya pemilik industri kripik pemasok tempe saling berinteraksi dan saling tergolong dalam tindakan rasional tolong menolong dalam menjual instrumental. Dimana tindakan yang barang produksinya apabila barang mereka lakukan ditentukan oleh yang diinginkan konsumen tidak harapan-harapan adaditempatnya.Merekasaling tempe kasus aspek pemilik industri dari Pada dengan yang memiliki tujuan yang ingin mereka capai. mempromosikan Adapun harapan-harapan dari para lainnya. Ketika salah satu dari ke 3 pemilik industri kripik tempe kepada produksi mengalami masalah tentang pemasok adalah agar bahan mentah kripik yang kurang bagus cara tetap lancar dan kripik tersebut laku pembuatannya, maka salah satu dari dipasarkan. industri misal industri matahari yang B. Jaringan Meso Antara Pemiliik mengalami masalah tempe yang tempe Industri Sido Gurih dengan dibungkus Industri Lainnya industri matahari bertanya kepada Berdasarkan dilakukan, penelitian jaringan sosial kurang industri bagus maka, yang industri sido gurih. Bagaimana cara yang pembuatan tempe basah ketika tempe ditemukan dalam penelitian ini yaitu tersebut adanya keterlekatan relasional yang semalam. Hubungan antara ketiga merupakan tindakan ekonomi yang produksi memiliki hubungan yang disituasikan dan bagus saling memberikan informasi melekat (embedded) dalam jaringan antara sama lain. kripik tersebut sosial Kripik tempe produksi sido gurih personal berlangsung (sesama secara sosial yang diantara pemilik para industri sedang aktor habis hitam dan dalam konsumen waktu memiliki kripik keinginan untuk membeli produk tempe). Hubungan antara sesama sido gurih maka, pemilik industri pemilik industri terjadi hubungan menawarkan interpersonal yang melibatkan aspek bahwasannya di 2 saudara dengan kepada konsumen matahari ada mau dalam pergaulan didalam masyarakat menunggu waktu produksi tempe telah ada tuntutan agar kita harus berikutnya. bergaul dengan tetangga kita dengan Ulasan kalau dari tidak teori yang penuh sopan santun. Begitu juga di dikemukakan oleh Weber seseorang dalam agama yang telah menuntun yang berasumsi dalam bertindak kita agar saling tolong-menolong tidak hanya sekedar melaksanakan, antara sesama makhluk sosial. tetapi juga menempatkan diri dalam KESIMPULAN lingkungan berpikir dan perilaku Berdasarkan penelitian yang orang lain. Menurut Weber untuk telah dilakukan di Jorong Padang memahami makna Bintungan, Nagari Sialang Gaung, tindakan manusia itu terkait dengan Kecamatan Koto Baru, Kabupaten tujuan. Dengan begitu, tindakan Dharmasraya individu tindakan sosial usaha kripik tempe dapat subjektif yang merujuk pada suatu disimpulkan bahwa, pada penelitian motif tujuan (in onder to motive) ini ditemukan ada jaringan sosial yang sebelumnya mengalami proses pada usaha kripik tempe sebagai intersubjektif berupa hubungan tatap berikut: muka, atau face to face relationship 1. motif adalah dan suatu antar person yang bersifat unik. mengenai jaringan Jaringan Mikro Pada penelitian ini ditemukan Tindakan rasional seperti itu adalah jaringan mikro antara pemilik suatu tindakan yang bertujuan atas industri kripik tempe dengan dasar rasional nilai yang berlaku dan pemasok bahan mentah. Ketika bersifat afektual, yaitu tindakan yang pemilik industri dengan pemasok terkait berinteraksi dalam suatu transaksi dengan intelektual dan kemampuan emosi, serta bisnis dan berahir dengan jual beli berdasarkan atas pemahamaN makna maka hal tersebut bisa menjadi subjektif dari para aktor itu sendiri. simpul bagi terbentuknya ikatan Hal tersebut mencerminkan bahwa mereka telah menjunjung tinggi nilai etika dan agama, sebab di pelanggan antara mereka berdua. 2. Jaringan Meso Pada penelitian ini ditemukan jaringan meso yaitu antara produsen sekaligus pemilik industri satu Nitisusastro, Mulyadi. Kewirausahaan 2012. Dan dengan yang lainnya. Fungsi pelicin Manajemen Usaha Kecil. dalam jaringan sosial pada tingkat Bandung: Alfabeta. meso dapat dilihat dari berbagai Sulistyowati, A. 1999. Membuat kemudahan anggota yang diperoleh para kelompok produsen sekaligus pemilik industri kripik Kripik Buah Dan Sayur. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara. tempe. Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2003. DAFTAR PUSTAKA Astamoen, Moko. Entrepreneurship 2008. Politik Dalam Industri Kecil dalam Di Jawa: Yayasan Adikarya Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Ekonomi Moral, Rasional, Ikapi Dan Ford Fundation. Bandung: Alfabeta. Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Erlangga University Press. Damsar dan Indrayani. Pengantar 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Muchtadi, T.R. Teknologi Pengolahan et al. 2010. Proses Pangan. Bogor: Alfabeta, CV. IPB. Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group