BAGIAN KELIMA ORGANISASIINTERNASIONAL A. Ruang Lingkup Arti Luas: meliputi Organisasi Internasional Publik (IGO = International Governmental Organization atau ISO = International States Organization) dan organisasi internasional privat (NGO = Non-Government Organization) Arti sempit: menunjuk pada organisasi yg bersifat publik. B. Peristilahan dan Pengertian • • International Organitation • International Institution Bow ett → International Institutions ... bagaimanapun juga organisasi ini adalah organisasi permanen yang didirikan atas dasar perjanjian internasional, yang kebanyakan merupakan perjanjian multilateral daripada perjanjian bilateral dan dengan tujuan tertentu. • Boer Mauna → Organisasi internasional OI adalah suatu perhimpunan negara-negara yang merdeka dan berdaulat yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama melalui organ dari perhimpunan itu sendiri. • Schermers: Sebagai cabang dari Ell cenderung mempelajari secara sitematik mengenai masalah lembaga-lembaga yang timbul dari hampir semua OI, oleh karena itu dikenal dengan International Institutions Law, Organization. hukum daripada HOI yang menyangkut dirumuskan The lebih oleh Law of International banyak prinsip-prinsip organisasi-organisasi internasional • Brierly →International Constitutions Law Karena OI itu mempunyai fungsi legislatif, fungsi eksekutif, dan fungsi administratif. - fungsi legislasi: menyagkut perkembangan OI dalam menghimpun ketentuan-ketentuan internasional dalam berbagai bidang. - Fungsi eksekutif: menyangkut pelaksanaan keputusan- keputusan yang mengikat secara hukum atas keputusan yang dikeluarkan oleh OI tsb. - Fungsi administratif: menyangkut pelaksanaan peraturan- peraturan yang dikeluarkan oleh OI oleh negara anggota. • L.B. Sohn → United Nations Law Lebih memusatkan pada badan PBB sebagai OI yang paling besar dan melihat Piagam PBB sbagai konstitusi. Sehingga menyangkut penafsiran piagam, status internasioal PBB, pengambilan keputusan, dsb. • Maryan Green: OI adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan perjanjian oleh dua atau lebih Negara Unsur yang ada dalam OI: - adanya lembaga/organ - perhimpunan negara-negara - dibentuk berdasakan perjanjian internasional - bersifat permanen - punya tujuan dan fungsi tertentu L Roy Bennet, menunjukkan ciri-ciri OI: - bersifat permanen - keanggotaannya sukarela - punya instrumen pokok - punya organ konfeensi konsultatif - punya sekretariat tetap C. Klasifikasi Organisasi Internasional -O.IPUBLIK: OI ANTAR PEMERINTAH I. KEANGGOTAAN:(INTER. GOVERN ORGS = IGO = ISO) - O.I PRIVAT: tidak penuhi syarat sgb. orgs. publik - non-pemerintah ==> anggt. individu - perusahaan internasional - UNIVERSAL = terbuka bagi setiap negara II. SISTEM KEANGGOTAAN: . punya karakteristik: - meliputi seluruh dunia - muncul krn. kebutuhan pokok - bersifat heterogin, beda poltk/budaya. -O.I. TERTUTUP = terbataspada: > region tertentu > latar belakang (polt., eko., budy.) sama O.I. REGIONAL => H. Miller & Leroy Bennet: = pengelompokan didasarkan: - sifat & lingkungan cara kerja, - keanggotaannya, - lingkungan geografis DIDAPAT: 1. MULTIPURPOSE ORGANIZATIONS (orgs.serbaguna): = orgs. yg. punya tujuan & kegiatan yg. luas. Polt, ek, sos, budaya. 2. ALLIANCE-TYPE ORGS. (Orgs. Persekutuan) = kerjasama politik & militer, dg. tujuan pertahankan kea-manan thd. tindakan dr. luar. 3. FUNCTIONAL ORGZ. (Orgs. fungsional) = utk. memajukan kerjasama polt., sos., ek. Tdk. faktor keamanan. 4. UNITED NATIONS REGIONAL (Komisi-2 Regional PBB) = bidang ekonomi dan sosial. Di bawah naungan ECOSOC. - ANTAR PEMERINTAH : tdk. punya status di atas neg. III, STATUS ORGS. - SUPRANASIONAL: punya status di atas neg. anggt. - putusannya ikat - putusan. tdk. tgtung. kesepakatan neg. besar - O.I. FUNGSIONAL: = fungsi spesifik IV. LINGKUP FUNGSI YG. DILAKS. - O.I. POLITIK = fungsi luas & umum. ingin capai 7-an polt. D. Beberapa Aspek dalam Organisasi Internasional 1. ASPEK FILOSOFIS * Berkaitan dengan nilai-2 historis, yg. melatar belakangi dibentuknya OI * Tujuan pembentukan OI - LBB dibentuk setelah PDI tujuan ciptakan perdamaian & keamanan - PBB dibentuk setelah PD II ] - ASEAN = hub. # harmonis neg-neg. di Asia tenggara -> ciptakan perdamaian. - OAU (orgs. Persatuan Afrika) = dim. kondisi terjajah ==> kemerdekaan nasional dan tentukan nasib sendiri. - OKI = masalah minoritas Islam & rasa solidaritas => curahkan kerjasama ekonomi, sosial, budaya, il. pengeth. dan kebutu-an vital lainnya. * Tujuan OI dapat dibedakan: Umum: yg. ingin dicapai oleh OI pd umumnya. Antara lain, perdamaian inter., kesejahteraan. Khusus: utk. jadikan orgs. sbg. wadah utk capai tujuan bersama, yg. mrpk. karakteristik dr. OI tsb. 2. ASPEK ADMINISTRATE Kondisi yang ada dalam OI: - keberadaan sekretariat tetap OI - Sidang/Pertemuan - keanggotaan OI - anggaran belanja - loyalitas pegawai sipil int. 3. ASPEK HUKUM. = lebih menitik beratkan pd. masalah-2 konstitusional dan prosedural Seperti: - hak & kewajiban dr. OI maupun anggotanya - hak prerogatif dr. negara anggota berdaulat - pembentukan aturan hukum Lois B Sohn => basic legal characteristic dalam OI adalah: - sumber hukum OI - status hukum ( sbg. subyek & obyek hukum) - msl. konstitusional (keanggotaan). - proses pengambilan keputusan & berlakunya kpts. Karena lebih menitik beratkan pd. konstitusi, Hk OI = Hk. Konsti. Lois B. Sohn: lebih tekankan pd konst. PBB = Hukum PBB berkaitan dg. Penafsiran Piagam, keputusan, bekerjanya PBB, keanggotaan Sumaryo: seperangkat norma hukum yg. berhubungan dengan OI tsb. norma hukum: - HI umum dan yg. dibuat oleh OI tsb. E. KONSTITUSI atau ISTRUMEN DASAR. 1. arti: - istrumen yg. dipakai sbg. dasar pembentukan OI - dijadikan sbg. konstitusi dasar. 2. wujud: - M Green & pasal 57 Piagam => perjanjian/persetujuan * OI = orgs. yg. dibentuk bdsk. per-7an antar pemth/neg * OI = orgs. yg. dibentuk bersk. perjanjian oleh 2 atau lebih neg. - Bowett: asosiasi pemth./permanen di dsk. pd perj. multilateral (treaty) Jadi, Instrumen Dasar berbentuk perjanjian (dalam arti luas) Dalam arti sempit: Deklarasi: => Deklarasi Bangkok => Deklarasi Rabat, 25 Sept. 1969 Piagam F. => Piagam PBB Sumber Hukum Organisasi Internasional Yaitu bahan aktual yg. digunakan sbg. dasar bekerjanya OI Digunakan dalam 4 pengertian. 1. Kenyataan historis, kebiasaan, perjanjian/persetujuan. Kenyataan historis = konferensi pembentukan PBB Kebiasaan = masa jabatan Sekjen, tidak berasal dari lima neg. anggota tetap DK Perjanjian = Konvensi Wina 1961 & 1969 Headquarters Agreement, ttg markas besar PBB Konv. ttg. hak istimewa & kekebalan PBB 1946 2. Instrumen Pokok. 3. Peraturan tata-cara OI dan bahan-bahan yg. di bawah naungannya. - Rules of procedure dari MU, DK, MI dsb. - Staff regulations, 1970 dsb. 4. Hasil keputusan anggotanya. dari Seperti, OI yg. resolusi, wajib dilaksanakan rekomendasi, deklarasi oleh dan keputusan. Resolusi MU: merupakan bentuk umum dari keputusan MU,dapat dibedakan dalam 3 golongan: a. berisi seruan, himbauan, harapan, permintaan serta desakan => bersifat rekomendasi, punya kekuatan moral dan politik saja b. berkaitan dg. - anggaran, membebankan kewajiban bg. anggota bayar kontribusi. - penerimaan anggota - pemilihan jabatan atau keanggotaan dalam PBB Semua itu menimbulkan kewajiban hukum, bagi negara anggota. c. memuat perangkat aturan atau prinsip dalam hubungan dg. HI => disetujui oleh mayoritas terbanyak neg. anggota. ==> proses transisi ke arah terciptanya hukum ==> menimbulkan kewajiban hukum (legal obligations) G. STATUS HUKUM O.L Subyek Hukum = punya => Legal Capacity <= ciri dari == Legal personality Pengertian subyek hukum: umum : - pemegang hak dan kewajiban - pemegang hak prosedural - pemilik kepentingan yg. diatur oleh HI Siapa subyek hukum: HN : - person/individu dan Badan Hukum HI : - negara, OI dan kesatuan bukan neg. ==> khusus OI Untuk apa personalitas hukum: - Maryan Green: personalitas hukum bagi OI merupakan 'sine gua non' untuk dpt. melaksanakan fungsi tujuanya. @ fungsi hukum: Seperti, membuat perjanjian, membuat dan kontrak atau mengadakan claim internasional. @ Tujuan sebagaimana dimuat dim instrumen dasar: - tujuan bersama dim berbagai aspek - bukan tujuan masing-masing negara secara individual - bukan tujuan yang tidak disepakati Personalitas hukum, apakah otomatis dimiliki atau perlu ditegaskan dalam instrumen ? Dalam hal ini: - tidak ada rumusan yg. tegas - tergantung pada OI ybst. LBB: - piagam tidak dengan tegas mengatur --> timbul masalah. - terselesaikan dg. adanya pernyataan Swiss melalui Modus Vivendi 1921 dan 1926, intinya: > LBB punya int. personality dan legal capacity > hal ini dianalogikan dengan negara > bdsk. HI ia tidak dapat dituntut di muka pengadilan tanpa persetujuan secara tegas darinya Sekjen LBB : - sambut baik pernyataan Swiss, ttg. personalitas tidak perlu dirinci secara tuntas. Jadi, OI sebagai subyek hukum, sekalipun dalam instrumen pokok tidak mengatur masalah personalitas hukum, maka OI tersebut tidak berarti tidak memiliki personalitas hukum. Sebab, OI tersebut tetap mempunyai kemampuan utk. melaksanakan fungsinya sesuai dg. ketentuan dlm instrumen dan HI PBB : - Dalam konfrensi di San Fransisco, 1945 tidak atur secara khusus. - hanya saja melalui pasal 104 dpt disimpulkan akan adanya personalitas hukum dari PBB. " PBB di setiap wilayah neg. anggotanya mempunyai kapasitas hk. untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya" - Pasal 104 dibatasi: - khusus di negara anggota - ps. 1 ay. 1 Konv. ttg. keistimewaan dan kekebalan PBB 1946, yaitu: buat kontrak, memperoleh & hapuskan hak miliknya dan mengadukan ke pangadilan - Pasal 105: PBB memiliki hak istimewa dan kekebalan di neg. anggota. Personalitas hukum dalam kaitannya dengan HN. Pada hakekatnya menyangkut: - keistimewaan dan kekebalan bg. OI di wil. neg anggota, - bg. wakil-wakil dari negara anggotanya - bg. pejabat-pejabat sipil internasional yg. bekerja pada OI tsb. Bagaimana OI mengatur hal itu ? LBB, tidak atur secara khusus dalam piagamnya, namun malalui pasal 7 ay. 4 -5 dpt. disimpulkan: - wakil-wakil & pegawai LBB dim aktivitasnya menikmati hak istimewa & kekebalan diplomatik, - gedung-2, hak milik LBB, wakil-2 & pegawainya adl. kebal. PBB, di atur secara sepntas dalam pasal 104 dan 105 Isinya: - personalitas hukum - keistirtlewaan - kekebalan badan - wakil-wakil neganggota - pejabat sipil int. wakil-2 neg. anggota meliputi: semua delegasi, wakil delegasi, delegasi. penasihat, ahli tehnis, dan sekretaris Pejabat sipil int. : Sekjen akan membuat pengelompokan secara khusus dan kemudian disampaikan pada MU. Sbg. pelaksanaan Ibh. lanjut dr. psl. 104 & 105, Konvensi mengenai Keistimewaan dan Kekebalan PBB. Konv. tersebut memerinci Keistimewaan& kekebalan a.l.: - ps. 1 ayl.: kapasitas hk dim hal, buat kontrak, peroleh hapus hak milik & menga dukan ke pengadilan. - kekebalan dr. proses hk. setempat a.L: . atas hak milik & aktiva lainya . gedung & arsip . hak untuk menahan dana . bebas pajak & eukai . buka giro & pindahkan dana db. bebas komunikasi, kurir. Kekebalanjuga diatur dim. "Headquarters agreement". 1. PBB - AS ttg Markas besar PBB. @ psl. V : siapa yg. termasuk Resident representative --> setingkat Duta Besar/ Menteri Berkuasa Penuh. @ Dibedakan: - neg. yg. diakui AS --> kekebalan termasuk di luar distrik Mabes. PBB - neg yg. tdk. diakui AS —> hanya dalam distrik Mabes. PBB. 2. Pemerintah Belanda - MI, ttg kedudukan MI di Den Haag. - keistimewaan/kemudahan bg. hakim-2 dan Penitera MI. 3. PBB - Switzerland, 1946: . pengakuan sec explisit ttg personalitas gedung PBB di Jenewa . keistimewaan & kekebalan gedung . wakil-2 neg anggota & pejabat sipil int. 4. PBB - Austria, ttg. Mabes UNIDO (UN Indust. Devel. Orgs.): - pengakuan ekstrateritorial bg. Mabes UNIDO . berhak buat peraturan bg. pelaks. fungsinya . gedung tak dpt. diganggu gugat. Personalitas Dalam Kaitannya dengan H.I. Dalam HI: - tak kita temukan dalam Piagam - Hakikatnya → berkaitan dg. personalitas hukum Dari OI ]yang memiliki kapasitas/ kemampuan (dalam tingkat int.) utk. melakukan per buatan hukum dg. negara anggota, neg.bukan anggota, kesatuan lain. Sejak kapan OI diterima sbg. subyek hukum internasional ? Sejak AO dr. MI tgl. 11-1-1949, dim. "Reparation for injuries case " Kasus: - Mediator PBB (dr. Swedia) terbunuh di Yerosalem (Israel) Sekjend PBB penghinaan Trygve thd. wwng. Lie=>anggap PBB sbg. Sekjend suatu persiapkan tuntutan ganti rugi. Pd. sidang MU ke 3 ajukan mslh: - apakah neg. punya tangg. jwb pada PBB - apakah PBB bisa dapatkan g.r. - cara-cara apa yang harus ditempuh Menurut Sekjend: = PBB sbg suatu "entety" punya hak ajukan kompensasi Punya kapasitas hk. ajukan tuntutan di bawah HI thd. neg anggota. Advisory Opinion MI pada intinya: - PBB sbg. subyek hukum internasional - mampu untuk melaksanakan hak dan kewajiban internasional - mempunyai kapasitas untuk mempertahankan haknya. Ditegaskan lebih lanjut dalam keputusannya yg. lain, AO 1980, - antara WHO v.s Egypt ttg. penafsiran agreement 1951. - putuskan OI (WHO) adl. subyek HI —> punya hak dan kewajiban dalam HI H. Bubarnya OI: Biasanya tdk disebutkan dalam konstitusi Secara teoritis: - jangka waktunya habis - berdasarkan keputusan dr. para anggota secara tegas. Beberapa persoalan muncul: 1. Suksesi: 2. Perbuatan hokum 3. Keputusan/hukum yg. dibuat: 4. Personalia/ pejabatnya: 5. Kekayaan: Schermers: eksistensi OI tdk. diakui bila dalam 5 th tdk. dapat lakukan aktivitas baik intern/ekstern. Daftar Pustaka Akerhurst, M, 1983, A Modern Introduction to International law, George Alien and Unwin, London. Arlina Permanasari, Dkk, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta. Brownlie, 1979, Principles of Public International Law, ELBS & oxford University Press, London. Haryomataram, 1984, Hukum Humaniter, C.V.Rajawali, Jakarta Hingorani, 1982, Modern Introduction Law, Oxford & IBM Publishing Co, New Delhi. Huala Adolf, 1991, Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, Rajawali Press, Jakarta. Kansil, 1989, Hubungan Diplomatik Republik Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Mochtar Kusumaatmaja, Konvensi Jenewa 1949, Bina Cipta, Bandung Mochtar Kusumaatmadja, 1990, Pengantar Hukum Internasional, Binacipta, Bandung. Mohd. Burhan Tzani, 1990, Hukum dan Hubungan Internasional, Liberty, Yogyakarta. Sugeng Istanto, 1994, Pengantar Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta. Sumaryo Suryokusumo, 1990, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta Starke, 1989, Introduction to International Law, Butterworths, London.