1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Database

advertisement
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Database
Pendekatan database dilakukan untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas
dalam database, sehingga bisa dilihat sebuah kerangka topik yang akan diangkat
didalam skripsi ini.
2.1.1 Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2010: 65), Database adalah suatu koleksi
bersama data-data yang saling terkait secara logis, dan juga merupakan
pendeskripsian dari data-data tersebut, yang dirancang untuk menyajikan
informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi.
Menurut Indrajani (2011: 2), Kumpulan terpadu dari elemen data logis yang
saling berhubungan. Basis data mengonsolodasi banyak catatan yang sebelumnya
disimpan dalam file terpisah.
2.1.2 Keuntungan Database
Dengan dimasukkannya data informasi ke dalam suatu sistem database maka
data tersebut dapat diakses oleh semua orang yang memiliki hak akses terhadap
data tersebut. Selain untuk fasilitas shared data, database memiliki beberapa
keuntungan, antara lain:
a. Mengurangi ataupun menghilangkan duplikasi data (data redudan),
b. Meningkatkan integritas data,
c. Memelihara sifat indepedensi data,
d. Meningkatkan keamanan data,
e. Memelihara konsistensi data,
f. Data lebih mudah di manipulasi,
g. Data mudah digunakan dan diakses
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010: p66), Database Management System
(DBMS) merupakan suatu perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk
2
mendefinisikan, merancang/membuat, memelihara, dan menentukan akses
control ke dalam database. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh DBMS, yaitu:
a. DBMS memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan database melalui
Data Definition Language (DDL). DDL menyediakan fasilitas kepada
pengguna untuk menentukan tipe data, struktur serta batasan aturan
(constraint) pada data yang akan disimpan ke dalam database.
b. DBMS memungkinkan pengguna untuk membuat, mengubah, menghapus,
dan
menampilkan
data
dari
database
dengan
menggunakan
Data
Manipulation Language (DML).
c. DBMS menyediakan akses control ke database, yaitu:
1. Security system, yaitu sistem yang dapat mencegah pengguna yang tidak
memiliki otoritas untuk mengakses database.
2. Integrity System, yaitu sistem yang menjaga konsistensi penyimpanan
data.
3. Concurrency Control System, yaitu sistem yang memungkinkan
pengguna untuk mengakses database bersamaaan dengan pengguna lain.
4. Recovery control system, yaitu mengembalikan database ke kondisi
sebelumnya bila terjadi kerusakan atau kesalahan pada perangkat keras
atau lunak.
5. User-accessible catalog, yaitu adanya deskripsi data di dalam sebuah
database.
2.1.3.1 Komponen Lingkungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: p68-p71), DBMS memiliki 5
komponen yang penting, yaitu:
A. Hardware, meliputi single personal computer, single mainframe, dan
jaringan komputer bergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS
yang digunakan.
B. Software, meliputi software DBMS itu sendiri dan program aplikasi,
dan sistem operasi, termasuk software jaringan jika DBMS sedang
digunakan melalui jaringan.
C. Data, merupakan komponen yang paling penting dalam lingkungan
DBMS. Data bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan
komponen manusia, yang terdiri dari data operasional dan meta data.
3
D. Procedure (prosedur), mengacu pada instruksi dan peraturan yang
mengatur perancangan dan penggunaan basis data bagi pengguna
sistem dan staf yang menangani basis data mengenai bagaimana
menggunakan dan menjalankan suatu sistem.
E. People (manusia), terdiri dari:
1. Data Administrator (DA), merupakan seseorang yang bertanggung
jawab untuk pengaturan sumber daya data meliputi perencanaan
basis
data,
kebijakan
pengembangan
dan
prosedur,
dan
pemeliharaan
standarisasi,
dan
perancangan
basis
data
konseptual/logikal.
2. Database Administrator (DBA), bertanggung jawab terhadap
realisasi fisik dari basis data, meliputi perancangan basis data
fisikal dan implementasi, pengaturan integritas dan keamanan,
pemeliharaan dari sistem operasional dan memastikan pencapaian
yang memuaskan dari aplikasi terhadap user.
3. Database designers
a. Logical database designer focus dengan pengidentifikasian
data (entity dan atribut), hubungan antara data, dan batasan
data yang akan disimpan dalam basis data.
b. Physical
database
designer
memutuskan
bagaimana
perencanaan basis data logikal direalisasikan secara fisik.
4. Application
developers,
bertanggung
jawab
untuk
mengimplementasikan program aplikasi yang menyediakan
fungsionalitas yang dibutuhkan oleh end-user setelah basis data
diimplementasikan.
5. End Users,merupakan klien dari basis data yang didesain dan
dimplementasikan, dan dipelihara untuk melayani kebutuhan
informasi mereka. End users dapat dikelompokkan menurut cara
mereka menggunakan sistem, yaitu:
a. Native users adalah user yang mengakses basis data melalui
program aplikasi special yang mencoba untuk membuat
operasi sesedarhana mungkin sehingga tidak peru mengetahui
segala sesuatu mengenai basis data atau DBMS.
4
b. Sophisticated users adalah user yang lebih mengenal struktur
basis data dan fasilitas yang ditawarkan oleh DBMS. Beberapa
Sophiticated users bahkan dapat menulis program aplikasi
untuk kepentingan mereka sendiri.
2.1.3.2 Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 77), keuntungan dari DBMS adalah
sebagai berikut:
1) Terdapat control pengulangan data
Database
berusaha
untuk
menghilangkan
pengulangan
dengan
mengintegrasikan file sehingga berbagai copy dari data yang sama tidak
tersimpan. Tetapi, pendakatan database tidak menghilangkan redudansi
sepenuhnya, tetapi mengendalikan jumlah redudansi database.
2) Data yang konsisten
Dengan menghilangkan atau mengendalikan rududansi, dapat mengurangi
resiko terjadinya ketidak konsistenanan.
3) Penggunaan data bersama
Biasanya,
file
dimiliki
oleh
orang
atau
departemen
yang
menggunakannya. Padahal database dimiliki oleh seluruh organisasi dan
dapat digunakan oleh pengguna yang berhak.
4) Meningkatkan integritas data
Integritas database mengacu pada validitas dan konsistensi data yang
disimpan. Integritas biasanya menunjukan batasan-batasan, yaitu aturanaturan konsistensi yang tidak boleh dilanggar dalam database. Batasanbatasan dapat diterapkan pada data atau relasi antar data. Integrasi
memungkinkan DBA untuk mendefinisikan, dan DBMS menerapkan batasan
integritas.
5) Meningkatkan keamanan data
Keamanan database adalah perlindungan database dari pengguna yang
tidak berhak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengunakan username dan
5
password
untuk
mengidentifikasikan
orang
yang
berwenang
untuk
menggunakan database. Akses pengguna yang berwenang pada database.
Akses pengguna yang berwenang pada database mungkin dibatasi oleh jenis
operasi seperti pengambilan, insert, update, dan delete.
6) Kebutuhan pengguna yang kompleks dapat teratasi
Setiap kebutuhan dari pengguna di departemen mungkin mengalami
konflik dengan kebutuhan pengguna lainnya. Sejak database dikontrol oleh
DBA. DBA dapat membuat keputusan mengenai desain dan kegunaan
operasional database yang menyediakan sumber yang terbaik untuk
organisasi secara kesuluruhan. Keputusan ini akan memberikan kinerja yang
optimal untuk aplikasi penting dan mungkin dengan mengorbankan yang
kurang penting.
7) Informasi lebih lanjut dari jumlah data yang sama
Dengan diintegrasikannya data operasional, memungkinkan organisasi
untuk
mengendalikan
penambahan
informasi
untuk
mengendalikan
penambahan informasi untuk data yang sama.
8) Penetapan standarisasi
Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan membuat
standar yang diperlukan. Standar ini termasuk standar departemen, organisasi,
nasional, atau internasional dalam hal format data, untuk memfasilitasi
pertukaran data antar sistem, ketetapan penamaan, standarisasi dokumentasi,
prosedur update, dan aturan pengaksesan.
9) Pengurangan Biaya
Dengan menggabungkan seluruh data operasional organisasi ke dalam
suatu database, dan membuat serangkaian aplikasi yang bekerja pada suatu
sumber data dapat menghemat biaya. Dalam hal ini, anggaran yang biasanya
dialokasikan tiap departemen untuk mengembangkan dan merawat sistem
berbasis file dapat digabungkan.
6
10) Meningkatkan kemampuan askses dan respon data
Dengan pengintegrasian data yang melintasi batasan departemen dapat
secara langsung diakses oleh pengguna akhir. Banyak DBMS menyediakan
fasilitas query atau pembuat laporan yang memungkinkan pengguna untuk
menanyakan pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan informasi secara
cepat dari terminalnya, tanpa membutuhkan programmer untuk membuat
program yang menghasilkan informasi dari database.
11) Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar yang biasanya
programmer harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari fungsifungsi ini memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada fungsifungsi khusus yang dibutuhkan pengguna tanpa harus khawatir tentang detail
implementas.
Hasilnya
meningkatkan
produktivitas
programmer dan
mengurangi waktu pengembangan.
12) Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang bebas
Memisahkan data dengan aplikasi, sehingga membuat aplikasi tidak harus
terpengaruh oleh perubahan data.
13) Meningkatkan concurrency
Bila dua atau lebih pengguna dapat mengakses file yang sama secara
bersamaan, kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi,
mengakibatkan kehilangan informasi dan integritas. Banyak DBMS
mengelola pengaksesan secara bersamaan pada database dan memastikan
masalah di atas tidak terjadi.
14) Meningkatkan layanan back up dan recovery
Banyak sistem berbasis file melakukan pengamanan data terhadap
gangguan pada sistem atau program aplikasi oleh pengguna. Caranya adalah
dengan membuat back up data. Sebaliknya, DBMS menyediakan fasilitas
untuk meminimalisasi pemrosesan yang hilang akibat kegagalan.
7
2.1.3.3 Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 80), kerugian dari DBMS adalah
sebagai berikut:
1) Kompleksitas
Ketentuan dari fungsi yang kita harapkan dari DBMS yang baik membuat
DBMS menjadi sebuah software yang sangat kompleks. Perancang dan
pengembang database, DA, dan DBA, serta penggunaan akhir harus
memahami fungsi tersebut untuk mendapatkan banyak keuntungan dari
DBMS ini.
2) Ukuran
Fungsi yang kompleks dan luas membuat DBMS menjadi software yang
sangat besar, memerlukan banyak ruang harddisk dan jumlah memori yang
besar untuk berjalan dengan efisien.
3) Biaya dari DBMS
Biaya dari DBMS bervariasi, tergantung pada lingkungan dan fungsi yang
disediakan. Di sana juga terdapat biaya pemeliharaan tahunan yang juga
dimasukkan dalam daftar harga DBMS.
4) Biaya penambahan perangkat keras
Kebutuhan tempat penyimpanan bagi DBMS dan database sangat
memerlukan pembelian tempat penyimpanan tambahan. Lebih lanjut, untuk
mencapai performa yang diperlukan, mungkin diperlukan untuk membeli
mesin yang lebih besar lagi. Hal ini tentu memerlukan tambahan biaya yang
tidak sedikit. Tergantung pada spesifikasi perangkat keras yang diperlukan.
5) Biaya konversi
Untuk mengkonversi sistem lama ke sistem yang baru yang memakai
DBMS terkadang sangat mahal.
8
6) Performa
Pada dasarnya DBMS dibuat untuk menyediakan banyak aplikasi,
akibatnya mungkin beberapa aplikasi akan berjalan tidak seperti biasanya.
7) Dampak yang tinggi atas kegagalan
Karena sistem yang terpusat, jika seleuruh user dan aplikasi terakses dari
DBMS maka kerusakan pada bagian manapun dari sistem akan menyebabkan
operasi terhenti.
2.1.3.4 Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 99), fungsi DBMS adalah sebagai
berikut:
a) Penyimpanan, pengambilan dan pengubahan data
Sebuah
DBMS
harus
menyediakan
kemampuan
menyimpan,
mengambil dan mengubah data dalam database.
b) Katalog yang dapat diakses oleh pemakai (user-accesible)
DBMS menyediakan sebuah katalog yang berisi deskripsi item data
yang disimpan dan diaksesoleh pengguna.
c) Mendukung Transaksi
DBMS menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua
pengubahan yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan
atau tidak ada kegiatan pengubahan yang dibuat untuk transaksi
tersebut.
d) Layanan kendali konkurensi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin bahwa
database di-update secara benar pada saat beberapa pemakai
melakukan pengubahan terhadap database yang sama secara
bersamaan.
9
e) Layanan perbaikan (recovery)
DBMS menyediakan mekanisme untuk mengembalikan database
kekeadaan semula sebelum terjadinya kerusakan pada database.
f) Layanan autorisasi
DBMS menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya
pengguna yang berwenang yang dapat mengakses database. Hal ini
untuk mencegah data yang tersimpan tak terlihat oleh semua
pengguna dan melindungi database dari akses yang tidak berwenang.
g) Mendukung komunikasi data
DBMS harus mampu mengintegrasikan dengan software komunikasi.
h) Layanan integritas
DBMS berguna untuk menjamin semua data dalam database dan
setiap terjadinya perubahan data harus sesuai dengan aturan yang
berlaku.
i) Layanan peningkatan keterbatasan data (data independence)
DBMS harus mempunyai fasilitas untuk mendukung kemandirian
program dari struktur database yang sebenarnya.
j) Layanan utilitas
DBMS harus menyediakan separangkat layanan utilitas. Dengan
adanya program utilitas dapat membantu DBA mengelola database
secara efektif.
2.1.4 Database Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), Database Language terbagi atas dua
bagian, yaitu Data Definition Language dan Data Manipulation Language.
2.1.4.1 Data Definition Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92) Data Definition Language adalah
sebuah bahasa yang mengizinkan DBA (Database Administrator) atau user
10
untuk mendeskripsikan dan nama entitas, atribut dan hubungan yang
diperlukan aplikasi beserta integritas yang berhubungan dan batasan
kemamanan.
2.1.4.2 Data Manipulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92) Data Manipulation Language
adalah sebuah bahasa yang menyediakan kumpulan operasi untuk
mendukung operasi manipulasi basis data pada data yang tersimpan dalam
database. Operasi manipulasi data biasanya mengandung:
a. Memasukan data baru kedalam database,
b. Memodifikasi data yang disimpan dalam database,
c. Mengambil kembali data yang ada dalam database,
d. Menghapus data dari database.
2.1.4.3 Fourth Generation Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 94) 4GL adalah non-procedural.
User mendefinisikan apa yang akan dibuat, bukan bagaimana. 4GL
diharapkan untuk bergantung pada komponen level tinggi yang sering
diketahui sebagai Fourth generation tools. User tidak mendefinisikan
langkah-langkah
program
untuk
melakukan
sebuah
tugas,
tapi
mendefinisikan parameter yang digunakan dalam tools untuk menghasilkan
sebuah program aplikasi.
4GLs meliputi:
1. Bahasa persentasi seperti bahasa query dan report generators.
2. Bahasa speciality, seperti spreadsheet seperti database.
3. Aplikasi generator yang dapat mendefinisikan, memasukan,
memperbaharui, dan menggambil data dari database untuk
membangun aplikasi.
4. Bahasa level tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode
aplikasi.
11
2.1.5 Siklus Hidup Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313) Berikut ini merupakan diagram
tahap-tahap dalam siklus hidup aplikasi basis data yang tertera pada gambar 2.1 ,
antara lain:
Gambar 2.1 : Tahap-Tahap Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
2.1.5.1 Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), aktivitas manajemen yang
memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database yang akan
direalisasikan secara efisiensi dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data
harus diintegrasikan dengan keseluruhan sistem informasi suatu organisasi.
Ada 3 (tiga) persoalan pokok yang terlibat dalam perumusan suatu
strategi sistem informasi:
12
1. Identifikasi rencana, sasaran dan tujuan perusahaan dengan penentuan
kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan
kelebihan dan kekurangan yang ada.
3. Penilaian terhadap peluang IT apakah mampu menghasilkan
keuntungan yang kompetitif.
Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan mission statement dan
mission objective:
a. Mission statement
Mission statement ini menjelaskan tujuan utama aplikasi basis
data, juga membantu menjelaskan tujuan proyek basis data, dan
menyediakan alur yang lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis
data yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
b. Mission objective
Setiap Mission objective akan menjelaskan suatu tugas tertentu
yang harus didukung oleh basis data, dengan asumsi jika basis
data mendukung mission objective, maka mission statementnya
juga akan sesuai.
2.1.5.2 System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010: 286), System definition
menggambarkan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan
pandangan pengguna (user view) yang utama. Sebelum merancang aplikasi
basis data, maka harus mengidentifikasikan batasan dari sistem dan
bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan bagian lain dari informasi
perusahaan.
2.1.5.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly & Begg (2010: 316), Requirement Collection and
Analysis Merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi
tentang bagian dari organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem
baru .
13
Pengumpulan kebutuhan atau fact – finding memiliki 5 jenis teknik
yang penggunaanya sesuai kebutuhan:
1) Mempelajari Dokumentasi
Mempelajari dokumentasi
sangat berguna
untuk
memperoleh
wawasan mengenai bagaimana kebutuhan basis data muncul,
mengidentifikasi bagian dari organisasi yang terkait dengan masalah,
dan memahami sistem yang berjalan sekarang.
2) Wawancara
Teknik fact finding ini sangat populer dan umum digunakan. Teknik
ini memungkinkan pengumpulan informasi secara individual secara
tatap muka.
3) Observasi
Observasi merupakan teknik yang efektif untuk mengerti sistem.
Ketika
melakukan
observasi,
pengamat
dimungkinkan
untuk
berpartisipasi atau menonton kegiatan tiap orang dalam menggunakan
sistem. Teknik ini mudah digunakan untuk mengumpulkan data
terhadap berbagai pertanyaan dan kompleksitasnya sesuai kebutuhan
sistem berdasarkan penjelasan pengguna akhir.
4) Penelitian
Teknik ini mudah digunakan untuk mengkaji masalah dan
penerapan. Penelitian dapat menggunakan informasi terkini seperti
jurnal komputer, buku referensi, dan internet. Selain itu, dapat
juga
menggunakan
informasi bagaimana orang lain memecahkan
masalah yang sama.
5) Kuesioner
Penyebaran kuesioner memungkinkan fakta disimpulkan dengan cepat
dari banyak responden yang dikelola dengan beberapa kontrol. Ada
dua tipe pertanyaan yakni format bebas dan format terikat.
2.1.5.4 Database Design
Menurut Connolly & Begg (2010: 320), Perancangan database adalah
proses menciptakan desain untuk sebuah database yang akan mendukung
operasi dan tujuan dari suatu perusahaan. Dua pendekatan utama untuk
14
perancangan database. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
merancang basis data, yaitu:
1. Bottom Up Approach
Pendekatan bottom up dimulai dari atribut awal (entity dan
relationship) yang dianalisa asosiasi antar atribut, kemudian dibentuk relation
yang mewakili tipe dari entity dan relationship antar entity. Pendekatan ini
sesuai untuk perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut
yang sedikit.
2. Top Down Approach
Pendekatan top down dimulai dengan pengembangan data model yang
terdiri dari sedikit atau banyak entity dan relationship, kemudian melakukan
perbaikan
top
down
untuk
mengidentifikasikan
lower-level
entity,
relationship, dan asosiasi antar atribut. Pendekatan ini digambarkan dengan
entity relationship (ER) model, yang dimulai dari identifikasi entity dan
relationship antar entity.
2.1.5.5 DBMS Selection (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 325) DBMS selection adalah
seleksi atas kesesuaian DBMS yang mendukung aplikasi sistem basisdata.
Bagaimana pun pemilihan DBMS bisa dilakukan pada setiap waktu sebelum
melakukan desain logikal yang menyajikan informasi cukup mengenai
kebutuhan sistem seperti performance, security, integrity constraint.
Walaupun pemilihan DBMS mungkin jarang tetapi ketika kubutuhan
perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan digantikan, mungkin
menjadi perlu untuk mengevaluasi produk DBMS yang baru. Suatu penelitian
sederhana dalam melakukan pemilihan DBMS adalah dengan mencocokan
DBMS sesuai kebutuhan. Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS:
1. Mendefinisikan terminology studi referensi
2. Mendaftar dua atau tiga produk
3. Evaluasi produk
4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk
15
2.1.5.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 329), Application Design
merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang
menggunakan dan memproses basis data. Ada 2 (dua) aspek penting dalam
perancangan aplikasi, yakni:
a) Transaction Design
Transaksi merupakan sebuah aksi, atau serangkaian aksi yang
dilakukan oleh seorang pengguna atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi dari basis data.
Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk menetapkan dan
mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang
dibutuhkan pada basis data, adapun yang termasuk adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan dalam transaksi
2. Karakteristik fungsional dari transaksi
3. Keluaran (output) dari transaksi
4. Kepentingan pengguna
5. Nilai yang diharapkan dari pemakaian
Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses perancangan
untuk memastikan bahwa basis data yang diimplementasikan mampu
mendukung semua transaksi yang dibutuhkan. Ada 3 (tiga) jenis transaksi,
yaitu:
1. Retrival transaction, digunakan untuk mendapatkan kembali data
untuk ditampilkan di layar atau dalam laporan.
2. Update transaction, digunakan untuk menambah data, menghapus
data lama, atau memodifikasi data yang ada dalam basis data.
3. Mixed transaction, melibatkan retrival (pemanggilan) dan update
(perubahan) data atau kombinasi antara keduanya.
b) User Interface Design
Menurut Scheiderman dan Plaisant (2004), ada beberapa langkah
dalam membuat rancangan user interface yang baik bagi aplikasi database,
yaitu:
a. Judul berarti
b. Instruksi yang komprehensif
c. Rancangan laporan
16
d. Label field yang dikenal
e. Singkatan dan istilah yang konsisten
f. Penggunakan warna yang konsisten
g. Batasan dan ruang yang terlihat bagi field data-entry
h. Pergerakan kursor yang baik
i. Perbaikan kesalahan bagi karakter individu dan
j. keseluruhan field
k. Pesan kesalahan bagi nilai yang tidak sesuai
l. Penandaan field opsional yang jelas
m. Pesan penjelasan bagi field
n. Sinyal penyelesaian
2.1.5.7 Prototyping (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 333), Prototyping adalah tahapan
yang dilakukan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data. Suatu
prototype adalah model yang bekerja yang tidak mempunyai semua fitur-fitur
yang diperlukan atau menyediakan semua fungsionalitas dari sistem terakhir.
Tujuan utama dari pengembangan suatu aplikasi basis data prototype yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan dengan baik
atau tidak.
2. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru.
3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.
4. Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari
desain sistem khusus.
Terdapat 2 macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu:
1. Requirement prototyping, menggunakan suatu prototype untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi basis data yang
diusulkan dan suatu waktu kebutuhan-kebutuhan tersebut lengkap
prototype dibuang
2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama,
perbedaan yang penting adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi
dengan perkembangan yang lebih jauh menjadi aplikasi basis data
yang digunakan.
17
2.1.5.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010: 333), Implementation merupakan
realisasi fisik dari perancangan basisdata dan aplikasi. Pada penyelesaian
tingkat-tingkat perancangan (dimana mungkin atau tidak melibatkan
prototyping), sekarang kita dalam posisi mengimplementasi basis dan
program aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data
Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User
Interface (GUI), dimana menyediakan fungsionalitas yang sama ketikan
menyembunyikan pernyataan DDL tingkat rendah.
Pernyataan DDL tersebut digunakan untuk membuat struktur basis
data dan file basis data kosong. Program aplikasi diimplementasikan dengan
menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL). Bagian
dari
program
aplikasi
ini
adalah
transaksi
basis
data,
dimana
diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language
(DML) dari DBMS sasaran, yang mungkin disimpan dalam sekumpulan
bahasa pemograman, seperti Visual Basic. Juga mengimplementasikan
komponen-komponen lainnya dari perancangan aplikasi seperti layar menu,
form pemasukan data, dan laporan.
2.1.5.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly & Begg (2010: 334), Data Conversion and
Loading adalah suatu proses mentransfer data yang ada ke dalam basis data
baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan dalam basis data baru.
Tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan
sistem yang lama.
2.1.5.10 Testing
Menurut Connolly & Begg (2010: 334), Testing adalah suatu proses
eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan pengujian
terlebih dahulu. Kriteria yang diperlukan dalam melakukan testing atau
evaluasi adalah:
1. Learnability, berapa lama waktu yang dibutuhkan pengguna baru
untuk menjadi produktif dengan sistem.
18
2. Performance, seberapa baik respon sistem sesuai praktek kerja
pengguna.
3. Robustness, seberapa toleransinya sistem dari kesalahan pengguna.
4. Recoverability, seberapa baik sistem pulih darikesalahan pengguna.
5. Adaptability, seberapa dekat sistem terkait dengan satu model
perkerjaan. Setelah pengujian selesai, sistem basis data siapuntuk
“ditandatangani” dan diserahkan pada pengguna.
2.1.5.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly & Begg (2010: 335), Merupakan proses
pengawasan dan pertahanan sistem berikut instalasi. Pada langkah
sebelumnya, aplikasi basis data telah diimplementasikan dan diuji
sepenuhnya.
Sekarang
sistem
memasuki
langkah
perawatan,
yang
menurun
maka
melibatkana aktivitas-aktivitas berikut:
1. Pengawasan
performa sistem, jika
performa
memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data. Kebutuhan baru
disertakan
dalam aplikasi basis data melalui tahapan sebelumnya dari siklus
hidup.
2.1.6 Entity Relationship Modeling (ER Model)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 371-395), ER Model adalah pendekatan
Top-Down untuk merancang basis data yang di awali dengan mengidentifikasi
data penting yang disebut entitas dan relasi antar data yang harus diwakili dalam
model tersebut.
2.1.6.1 Entity Types
Menurut Conolly dan Begg (2010: 372), Entitytype adalah
sekumpulan objek dengan properti – properti yang sama yang teridentifikasi
oleh perusahaan sebagai objek yang memiliki keberadaan yang independen.
Entitytype adalah konsep dasar dari entittrelationship model. Entity type dapat
diklasifikasikan menjadi strong atau weak.
19
Nama Entiti
Staff
Branch
Gambar 2.2 : Diagramatik yang Merepresentasikan Tipe Entiti
Tipe entiti dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Strong Etity Type , yaitu jenis entitas yang tidak tergantung pada
keberadaan beberapa jenis entitas lainnya. Strong entity type terkadang
disebut
sebagai parent,
owner, atau
dominant
entities (Connolly
dan Begg, 2010: 383).
2. Weak Etity Type, yaitu jenis entitas yang keberadaannya tergantung pada
beberapa tipe entitas lainnya. Weak entity type bergantung pada
keberadaan entitas jenis lain. Karakteristik dari weak entity type adalah
bahwa setiap kemunculan entitas tidak dapat diidentifikasi secara unik
hanya
dengan
entitas. Weak
menggunakan atribut yang
entity
type terkadang
terkait dengan jenis
disebut
sebagai
dependent, or subordinate entities. (Connolly dan Begg, 2010: 384).
Gambar 2.3 : Strong and Weak Entity
child,
20
2.1.6.2 Relationship Types
Menurut Connolly dan Begg (2010: 374), relation type adalah
kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entiti yang ada.
Relationship occurencess, yaitu keterhubungan yang diidentifikasikan secara
unik yang meliputi keberadaan tiap tipe enititi yang berpartisipasi.
Tipe
relationship
digambarkan
dengan
sebuah
garis
yang
menghubungkan entiti-entiti yang saling berhubungan. Sebuah relationship
hanya dinamai dalam satu arah dan sebuah symbol panah ditempatkan di
samping nama untuk menunjukkan arah yang tepat bagi pembaca untuk
menginterpretasikan nama relationship.
2.1.6.3 Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2010: 379), atribut merupakan sifat-sifat
(property) dari sebuah entiti atau tipe relationship. Atribut domain adalah
himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut.
Macam-macam atribut :
a) Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal
dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi yang
lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama atomic attribute.
b) Composite attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,
dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen
c) Single-value attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk
setiap kejadian dari tipe entiti.
d) Multi-value attribute, yaitu atribut yang memiliki banyak nilai untuk
setiap entity.
e) Derived attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari
suatu atau beberapa atribut lainnya yang berhubungan, dan tidak harus
berasal dari tipe entiti yang sama.
2.1.6.4 Keys
Menurut Conolly dan Begg (2010: 381), Penentuan kunci (key)
merupakan hal yang paling esensial pada basis data relasional. Kunci bukan
hanya sebagai metode untuk mengakses suatu basis tertentu, tetapi sekaligus
juga menjadi pengenal unik dalam suatu tabel. Akan tetapi perlu juga
21
diketahui bahwa tidak semua kunci dapat menjadi pengenal yang unik karena
terdapat beberapa istilah kunci.
Menurut Connolly dan Begg (Connolly dan Begg, 2010, p381), kunci
dapat berupa sebuah atribut atau gabungan dari beberapa atribut. Berikut ini
adalah penjelesan jenis-jenis kunci yang digunakan dalam perancangan:
a) Super Key, yaitu atribut atau kumpulan atribut yang secara unik
mengidentifikasikan record dalam suatu relasi
b) Candidate key, yaitu jumlah minimal artibut-atribut yang dapat
mengidentifikasi setiap kejadian / record dari tipe entiti secara unik.
c) Primary key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
d) Alternate key, adalah setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key atau biasa disebut dengan secondary key.
e) Composite key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih
atribut.
f) Foreign key, adalah sebuah primary key pada sebuah entiti yang
digunakan pada entiti lainnya untuk mengidentifikasi sebuah relationship.
2.1.6.5 Structural Constraint
Menurut Conolly dan Begg (2010: 385), Batasan utama pada
relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau range) dari kejadian yang
mungkin terjadi pada suatu tipe entiti yang terhubung ke satu kejadian dari
tipe entiti lain yang berhubungan melalui suatu relationship. Relationship
yang paling umum adalah binary relationship. Macam-maacam jenis binary
relationship adalah sebagai berikut:
1. One-to-one (1:1)
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entity
occurrances pada entiti yang satu dengan sebuah entity occurances
pada entiti yang lainnya yang ikut serta dalam relasi tersebut.
22
Gambar 2.4 : One-to-One Relationship (Connolly dan Begg, 2010)
2. One-to-many (1:*)
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah
entity
occurances pada entiti yang satu atau lebih entity occurance pada
entiti lainnya yang ikut serta dalam relasi tersebut.
Gambar 2.5 : One-to-Many Relationship (Connolly dan Begg, 2010)
23
3. Many-to-many (*:*)
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity
occurances pada entiti yang satu atau lebih entity lainnya yang ikut
serta dalam relasi tersebut.
Gambar 2.6 : Many-to-Many Relationship (Connolly dan Begg, 2010)
4. Multiplicity untuk complex relationship
Setiap relasi menggambarkan jumlah atau range dari kejadian yang
mungkin dari suatu tipe entiti dalam relationship ketika nilai entiti
yang lain (n-1) diketahui.
Gambar 2.7 : Multiplicity for Complex Relationship (Connolly dan
Begg, 2010)
5. Cardinality and Participation Constraint
Cardinality mendeskripsikan nilai maksimum dari relationship
occurences yang mungkin untuk setiap entitas yang berpartisipasi
dalam tipe relationship yang diberikan. Participation menentukan
apakah semua atau hanya beberapa entity occurrence yang
berpartisipasi dalam satu relationship.
24
Gambar 2.8 : Cardinality and Participation Constrain (Connolly dan
Begg, 2010)
2.1.7 Metodologi Perancangan Database
Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode perancangan basis data
diantaranya adalah:
2.1.7.1 Conceptual Database Design
Menurut Connolly & Begg (2010: 467), Conceptual Database Design
merupakan proses dalam pengkonstruksian model data yang digunakan
perusahaan, independen dari pertimbangan fisik.
Berikut ini adalah langkah untuk membuat membuat Conceptual
Databasel Design menurut Connolly dan Begg (2010: 470):
Step 1 Build conceptual data model
Step 1.1 Membangun model data konseptual local untuk setiap view,
bertujuan untuk membangun sebuah model data konseptual lokal dari sebuah
perusahaan untuk setiap view yang spesifik.
Step 1.2 Mengindentifikasi tipe relasi, bertujuan untuk mengidentifikasikan
relasi penting yang terdapat di antara tipe-tipe entity yang telah
teridentifikasi.
Step 1.3 Identifikasi dan menghubungkan atribut sesuai dengan tipe entity
dan relasi, bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan tipe-tipe entity
atau relasi yang sesuai.
Step 1.4 Menentukan domain atribut, bertujuan untuk menentukan domain
untuk atribut dalam model data konseptual lokal.
25
Step 1.5 Menentukan atribut candidate dan primary key, bertujuan untuk
mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entity dan jika terdapat lebih
dari satu candidate key, memilih satu untuk dijadikan primary key.
Step 1.6 Mempertimbangkan pengguna konsep permodelan enhanced
(opsional),
bertujuan
untuk
mempertimbangkan
pengguna
konsep
permodelan enhanced, seperti spesialisasi / generalisasi, agresasi dan
komposisi.
Step 1.7 Memeriksa redudansi pada model, bertujuan untuk memeriksa
adanya redudansi pada model.
Step 1.8 Validasi model konseptual lokal pada transaksi user, bertujuan
untuk memastikan bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang
dibutuhkan oleh view.
Step 1.9 Meninjau model dan konseptual lokal dengan user, bertujuan untuk
meninjau model data konseptual data model dengan user untuk memastikan
bahwa model sudah mewakili view.
2.1.7.2 Logical Datebase Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 490), Logical Datebase Design
merupakan proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam
perusahaan berdasarkan sebuah model data spesifik, tetapi bebas dari DBMS
tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.
Adapun langkah-langkah dalam perancangan logical database design
adalah sebagai berikut menurut Connolly dan Begg (2010, p490):
Step 2 Built logical data model
Step 2.1 Membangun dan memvalidasi model data logical untuk setiap view,
bertujuan untuk membangun sebuah model data logikal lokal dari sebuah
model data konseptual lokal yang mewakili sebuah view tertentu dari
perusahaan dan kemudian untuk memvalidasi model ini untuk memastikan
secara struktur model ini benar (menggunakan teknik normalisasi) dan
memastikan
model
ini
mendukung
transaksi
yang
dibutuhkan.
Menghilangkan fitur yang tidak kompetibel dengan model relasional
(opsional), bertujuan untuk menyempurnakan model data konseptual lokal
dengan menghilangkan fitur yang tidak kompetibel dengan model relasional.
Fitur yang tidak kompetibel tersebut antara lain:
26
•
Tipe relasi many-to-many (*:*) binary
•
Tipe relasi many-to-many (*:*) rekrusif
•
Tipe relasi komplek
•
Atribut multi-valued
Medapatkan relasi untuk model data logikal lokal, bertujuan untuk membuat
relasi model data logikal lokal yang menampilkan entity, relasi dan atribut
yang telah diidentifikasikan.
Step 2.2 Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi, bertujuan
untuk memvalidasi relasi dalam model data logikal lokal menggunakan
teknik normalisasi.
Step 2.3 Memvalidasikan relasi pada transaksi user, bertujuan untuk
memastikan bahwa relasi dalam model data logikal lokal mendukung
transaksi yang dibutuhkan dalam view.
Step 2.4 Menetapkan integritas constraints, bertujuan untuk membatasi
integritas constraints yang terdapat dalam view.
Step 2.5 Meninjau model data logikal dengan user, bertujuan untuk
memastikan bahwa model data logikal lokal dan dokumentasi pendukung
yang menjelaskan model telah mewakili view.
Step 2.6 Membangun dan memvalidasikan model data logikal global,
bertujuan untuk menggabungkan masing-masing model data logikal lokal
menjadi sebuah model data logikal global yang menggambarkan perusahaan.
Menggabungkan model data logikal lokal menjadi model global, bertujuan
untuk mengabungkan model data logikal lokal yang ada menjadi sebuah
model data logikal global perusahaan. Memvalidasi model data logikal
global, bertujuan untuk memvalidasikan relasi yang dibentuk dari model data
lokal logikal global menggunakan teknik normalisasi dan memastikan model
data tersebut mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Step 2.7
Memeriksa kemungkinan
perkembangan,
bertujuan
untuk
memastikan apakah ada perubahan yang signifikan pada suatu saat nanti dan
memperkirakan apakah model data logikal global dapat mengakomodasi
perubahan ini. Meninjau model data logikal global dengan para user,
bertujuan untuk memastikan bahwa model datalogikal model ini mewakili
perusahaan.
27
2.1.7.3 Physical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 523), Physical Database Design
merupakan proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi database
di secondary stroge, yang mendeskripsikan relasi dasar, file organisasi, dan
index yang digunakan agar dapat mengakses data secara efisien, dan semua
hubungan integritas constraint dan tingkat keamanan.
Adapun langah-langkah dalam physical database design adalah sebagai
berikut menurut Connolly dan Begg (2010: 523):
Step 3 Menerjemahkan model data logikal global ke dalam DBMS tujuan,
bertujuan untuk menghasilkan sebuah skema relasi database dari model data
logikal global yang diimplemasikan di DBMS tujuan.
Step 3.1 Mendesain relasi dasar, bertujuan untuk menentukan bagaimana
menampilkan relasi dasar yang diidentifisikan dalam model data logikal
global di dalam DBMS tujuan.
Step 3.2 Mendesain berdasarkan data yang diperoleh, bertujuan untuk
menentukan bagaimana menampilkan data yang diperoleh di model data
logikal global dalam target DBMS.
Step 3.3 Mendesain batasan general constraint, bertujuan untuk mendesain
batasan constraint untuk DBMS tujuan.
Step 4 Mendesain physical representation, bertujuan untuk menentukan
organisasi file yang optimal untuk disimpan dalam relasi dasar dan index
yang dibutuhkan untuk menghasilkan performa yang baik, yang mana relasi
dan tuples akan disimpan dalam secondary storage.
Step 4.1 Menganalisa transaksi, bertujuan untuk memahami fungsionalitas
transaksi yang akan dijalankan pada database dan untuk menganalisa
transaksi penting.
Step 4.2 Memilih file organisasi, bertujuan untuk menentukan file organisasi
untuk setiap relasi dasar.
Step 4.3 Memilih index, bertujuan untuk menentukan apakah penambahan
index akan meningkatkan performa sistem. ‘
Step
4.4
Memperkirakan
kebutuhan
disk
space,
bertujuan
memperkirakan kapasitas disk space yang akan dibutuhkan database.
untuk
28
Step 5 Mendesain user view, bertujuan untuk mendesain user view yang
teridentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan analisis pada bagian
siklus hidup aplikasi relasional database.
Step 6 Mendesain mekanisme keamanan, bertujuan untuk mendesain tingkat
keamanan untuk database secara terspesifik bagi user.
Step 7 Mempertimbangkan pengenalan redudansi terkontrol,
Step 8 Memantau dan menyetel sistem operasi.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010: p428), normalisasi merupakan
suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan hubungan dengan properti yang
diinginkan, yang memberikan kebutuhan data terhadap suatu perusahaan.
Proses normalisasi, yaitu:
1. Suatu teknik formal untuk menganilisa relasi berdasarkan primary key dan
functional denpendencies antar atribut.
2. Dieksekusi dalam beberapa lankah. Setiap langkah mengacu ke bentuk
normal tertentu sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
3. Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas /
kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang
anomaly.
Proses normalisasi dibagi menjadi lima(5) tahap, dimana langkah –
langkah yang dilakukan akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly (2010: 430), unnormalized form (UNF) merupakan
sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating group.
2.
First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly (2010: 430), First Normal Form (1NF) merupakan
sebuah relasi dimana setiap potongan baris dan kolom mengandung satu
dan mungkin hanya satu nilai, dan proses untuk mengubah tabel UNF ke
dalam First Normal Form (1NF) adalah dengan cara harus diidentifikasi
dan menghilangkan bagian yang mengandung repeating group pada tabel.
29
Suatu
data
dikatakan
unormalized
(UNF),
jika
didalamnya
mengandung kelompok yang berulang (repeating group), sehingga untuk
membentuk normalisasi pertama repeating group harus dihilangkan. Nilai
dari setiap atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan
melakukan eliminasi terjadinuya data ganda (repeating group). Namun
pada kondisi pertama ini kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap.
3.
Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly (2010: 434), Second Normal Form (2NF) sebuah
relasi yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key
berfungsi secara penuh bergantung pada primary key-nya.
Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat
apakah ada atribut bukan primary key yang merupakan fungsi dari
sebagian primary key (partial dependency).
4.
Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly (2010: 436), Third Normal Form (3NF) sebuah relasi
yang berada pada 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut yang bukan primary
key yang secara langsung bergantung kepada primary key-nya.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat atribut yang bukan key tergantung fungsional terhadap atribut
bukan key lainnya (disebut ketergantungan transitif atau transitive
dependence). Dengan cara yang sama, maka setiap ketergantungan transitif
dipisahkan. 3NF sudah cukup baik dalam arti anomali (data yang
berulang) yang dikandungnya sudah sedemikian minimum.
5.
Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 447), BCNF berdasarkan pada
functional dependencies yang mempertimbangkan semua candidate key
dalam sebuah relasi. Sebuah relasi dalam BCNF jika dan hanya jika setiap
determinant adalah sebuah candidate key.
Pengujian terhadap BCNF dilakukan dengan cara mengidentifikasi
semua determinan dan memastikan bahwa semuanya adalah candidate key.
30
Determinan adalah sebuah atau sekelompok atribut dimana beberapa
atribut lain bergantung terhadapnya.
2.2 Pemahaman Objek Studi
Untuk pemahaman objek studi yang kami kerjakan, maka untuk unsur –
unsur yang terkait pada sistem akademiknya, antara lain:
1. Murid
2. Guru
3. Orang Tua
4. Admin Tata Usaha
Kelengkapan dari pemahaman objek studi ini harus diketahui bahwa sistem
yang berjalan harus sejalan dengan program akademik yang ada, seperti subbab
dibawah.
2.2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadinya proses
perolehan
ilmu
dan
pengetahuan,
penguasaan
kemahiran
dan
tabiat,
pembentukan sikap, dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
2.2.2 Pengertian Sistem Akademis
Kegiatan akademis adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatur
segala aktivitas yang berhubungan dengan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh sebuah institusi pendidikan. Kegiatan ini dapat berupa
penjadwalan mata pelajaran untuk setiap kelas, absensi siswa di kelas setiap
harinya, melakukan penilaian pada para siswa yang dapat dilakukan melalui
perhitungan nilai-nilai tugas, ulangan harian, dan ulangan umum, serta
pembagian nilai rapor untuk setiap pertengahan semester dan akhir semester.
2.2.3 Pengertian Penjadwalan
Penjadwalan adalah suatu kegiatan administrasi utama pada sebagian besar
institusi. Kegiatan operasional institusi akan berlangsung sepenuhnya pada
31
jadwal yang dibuat.
Berdasarkan definisi diatas, penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya
pada objek-objek yang ada pada ruang waktu dan bergantung pada kendala dan
sedemikian sehingga sedapat mungkin memenuhi kondisi-kondisi tertentu.
Dalam proses penjadwalan, sumber daya yang ada harus dialokasikan secara
optimal, efektif dan efesien, serta sedapat mungkin memenuhi kebutuhan yang
ada namun biaya yang dikeluarkan harus pantas.
2.2.4 Pengertian Absensi
Absensi atau ketidakhadiran adalah kegagalan untuk melapor pada waktu
kerja. Dengan kata lain, absensi merupakan kegagalan seorang karyawan untuk
hadir di tempat kerja pada hari kerja. Absensi berbeda dengan terlambat
(lateness) atau lamban (tardiness) yang menunjukan kegagalan untuk dating
tepat waktu. Cara menghitung ketidakhadiran dengan membagi time loss, yaitu
jumlah hari-hari yang hilang dengan frekuensi, yaitu jumlah kehadiran selama
satu
periode.
Absensi
mempunyai
hubungan
prestasi
kerja,
dimana
ketidakhadiran dapat mengakibatkan rendahnya prestasi kerja juga dipengaruhi
oleh kerumitan pekerjaan bagi karyawan yang memiliki kemampuan rendah,
sehingga ketidakhadiran dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Absensi dapat diklarifikasikan dalam empat kategori:
a. Absensi yang disebabkan penyakit (sakit).
b. Absensi karena suatu sebab yang membutuhkan kesepakatan dengan
keluarga, seperti anak sakit.
c. Absensi tanpa alasan.
Dari segi pendidikan, daftar hadir memiliki arti yang tak kalah pentingnya,
baik untuk pembinaan suatu pendidikan secara professional maupun dalam
memelihara tata tertib atau disiplin secara kontinyu. Data absensi digunakan
sebagai salah satu pertimbangan dalam kenaikan kelas.
2.2.5 Pengertian Penilaian Mata Pelajaran Siswa
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional). pengalaman (proses)
belajar mengajar, dan hasil belajar. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah
32
perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa.
Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai dari suatu objek. Untuk
dapat menentukan suatu nilai dari objek diperlukan ukuran atau kriteria.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar
yang dicapai siswa dengan materi-materi tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa
objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Dalam penilaian hasil belajar,
peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku
yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan
penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa oleh guru dalam mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Dalam penilaian dapat dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensi
dalam proses belajar mengajar.
2.3 Sistem Berbasis Web
2.3.1 Internet
Menurut Connolly dan Begg (2010: 1024), Internet adalah sebuah koleksi
jaringan komputer dari seluruh dunia yang saling berhubungan.
2.3.2 Website
Menurut Connolly dan Begg (2010: 1028),Website adalah sistem yang
berbasis hypermedia yang menyediakan sarana browsing informasi diinternet
dengan cara non-sekuensial menggunakan hyperlink
2.3.3 Web Browser
Menurut Williams dan Sawyer (2007, p64), Menjelajah web (web browser)
adalah perangkat lunak yang memungkinkan anda mencari dan mengakses
beragam komponen web.
Menurut James F. Kurose dan Keith W. Ross (2003, p89), browser adalah
agen pengguna untuk web. Web browser dapat menampilkan halaman web yang
diminta dan menyediakan berbagai fitur navigasi dan konfigurasi. web browser
yang juga menerapkan pada sisi klien HTTP.
33
2.3.4 WWW
Menurut Fathansyah (2005: 325), World Wide Web adalah sistem informasi
terdistribusi yang berbasis hypertext. Dokumen-dokumen yang dikelola dalam
Web bisa beraneka jenis (pengolah kata, lembar kerja, tabel, basis data,
presentasi, hypertext dan lain-lain). Jenis dokumen yang paling umum adalah
dokumen Hypertext yang dibentuk berdasarkan format HTML .
World Wide Web adalah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan
sarana informasi browsing di internet dengan cara non- sekuensial menggunakan
hyperlink.
2.3.5 Web Server
Menurut Fathansyah (2005: 327),
Web Server merupakan aplikasi yang
memberikan pelayanan berbentuk front-end ataupun serangkaian layanan
informasi lainnya. Untuk menginstall sebuah layanan baru dalam Web, seseorang
hanya perlu membuat dan menginstall program yang dapat dieksekusi yang
memberikan layanan tersebut. Bahasa yang didukung oleh Web, yaitu HTML,
memberikan fasilitas antar muka grafis pada pemakai untuk mengakses layanan
informasi tersebut.
2.3.6 HTTP
Menurut Conolly dan Beg (2010: 1029), HTTP adalah protokol yang
digunakan untuk transfer halaman web melalui internet. HTTP mendefinisikan
bagaimana server dan klien berkomunikasi.
2.3.7 HTML
Menurut Conolly dan Beg (2010: 1031), HTML merupakan format bahasa
untuk yang digunakan untuk mendesain sebagian besar halaman web. HTML
adalah sistem untuk menandai atau penandaan dokumen sehingga dapat
dipublikasikan
di
web.
HTML
mendefinisikan
apa
yang
umumnya
ditransmisikan antara node dalam jaringan.
2.3.8 URL
Menurut Conolly dan Beg (2010: 1033), URL (Uniform Resource Locators)
adalah serangkaian karakter alfanumerik yang mewakili lokasi atau alamat
sumber di internet dan bagaimana sumber tersebut harus diakses.
34
2.4 Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Shneiderman & Plaisant (2010: 22), interaksi manusia dan computer
adalah ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi
suatu sistem komputer yang interaktif yang dapat digunakan oleh manusia. Delapan
aturan emas dalam perancangan antarmuka, yaitu:
1. Konsistensi
Konsisten di berbagai situasi baik dalam istilah-istilah yang digunakan pada
setiap menu, pesan bantuan, dan dalam penggunaan tampilan seperti jenis
tulisan, warna, dan layout.
2. Menyediakan Usability Universal
Mengetahui kebutuhan yang berbeda pada masing-masing pengguna, seperti
perbedaan umur pengguna, kondisi pengguna, teknologi yang digunakan
dan perbedaan kemampuan pengguna. Berdasarkan kemampuan dari
pengguna terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:
1. Novice atau First-Time-Users yang membutuhkan umpan balik
yang informatif.
2. Knowledgeable Intermittent Users yang membutuhkan fasilitas
bantuan yang jelas.
3. Expert Frequent Users yang membutuhkan umpan balik yang
singkat dan dapat menggunakan shortcut.
35
3. Umpan balik yang informatif
Setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna harus mendapatkan umpan
balik yang memudahkan pengguna dalam mengetahui akibat dari
tindakannya. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol
pada waktu input data atau muncul pesan kesalahan.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan atau keadaan
akhir
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian
awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informative akan memberikan
indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan
kelompok tindakan berikutnya.
5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana
Sistem akan memberikan suatu intruksi yang sederhana dan mudah
dimengerti kepada pengguna jika terjadi kesalahan yang dilakukan.
6. Pembalikan aksi yang mudah
Pengguna menjadi pengendali sistem dan bukan sebaliknya. Jadi peran
pengguna dalam sistem adalah sebagai inisiator bukan responden.
7. Mendukung pusat kendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem
yang mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa
sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau
banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup
waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.5 Tools Yang Digunakan
2.5.1 Diagram Tools
Diagraming Tools yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.5.1.1 Data Flow Diagram
Menurut McLeod dan Schell (2008: 214) Data Flow Diagram adalah
penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat buah symbol
36
untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang
saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan unsur-unsur
lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, proses, arus data, dan
penyimpanan data.
Menurut pendapat McLeod dan Schell,(2008: 214) terdapat elemenelemen DFD, diantaranya:
a. Unsur-unsur lingkungan
Unsur-unsur lingkungan berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini
memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem.
Dalam DFD, tidak ada pembedaan antara data dan informasi. Seluruh arus
maya dapat dianggap sebagai data.
Istilah terminator sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur
lingkungan, karena menunjukkan titik-titik di mana sistem berakhir. Suatu
terminator digambarkan di DFD dalam bentuk kotak atau persegi panjang,
yang diberi label dengan nama unsur lingkungan tersebut.
Suatu terminator dapat berupa:
1. Orang, seperti seorang manajer, yang menerima dari sistem.
2. Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan
lain.
3. Sistem lain yang memiliki antarmuka dengan sistem.
Pekerjaan penting dalam analisis dan desain sistem adalah pendefinisian
batasan sistem. Terminator-lah yang melakukan pekerjaan ini. Pengembang
akan bekerja di dalam batasan dan menciptakan hubungan-hubungan dengan
lingkungan sistem dalam bentuk arus data.
b. Proses
Proses merupakan sesuatu yang mengubah input menjadi output. Hal ini
dapat diilustrasikan dengan lingkaran, persegi panjang horisontal atau persegi
panjang
tegak
dengan
sudut
dibulatkan.
Setiap
simbol
proses
diidentifikasikan dengan label.
c. Arus Data
Sebuah aliran data terdiri dari sekelompok elemen data logis terkait
dengan perjalanan dari satu point atau proses menuju ke proses yang lain.
Panah simbolis digunakan untuk menggambarkan aliran dan dapat ditarik
dengan garis lurus atau garis melengkung.
37
d. Penyimpanan Data
Data storage adalah gudang data yang menyimpan banyak data
berbagai macam tipe data.
Gambar 2.9 : Notasi Data Flow Diagram (DFD)
2.5.1.1.1 Diagram Konteks
Menurut Menurut McLeod dan Schell (2008: 216) diagram
konteks menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan.
Diagram ini terdiri atas satu symbol proses tunggal yang
melambangkan keseluruhan sistem. Diagram ini menunjukkan arus
data yang mengarah dan keluar dari terminator.
Syarat ketika menggambarkan sebuah digram konteks:
1. Hanya menggunakan satu symbol proses saja.
2. Memberikan label pada symbol proses untuk mencerminkan
keseluruhan sistem. User dapat menggunakan kata kerja
ditambahkan
dengan
objek
seperti
“Memproses
komisi
penjualan” atau dapat menggunakan nama sistem seperti dalam
figure.
3. Jangan memberikan nomor pada symbol proses tunggal.
4. Memasukkan seluruh terminator untuk sistem
5. Menunjukkan seluruh arus data yang terjadi antara terminator
dan sistem.
38
Gambar 2.10 : Diagram Konteks dari Sebuah Sistem Komisi
Penjualan
2.5.1.1.2 Diagram Nol
Menurut McLeod dan Schell (2008: 215) digram nol adalah
sebuah diagram yang mengidentifikasikan proses-proses utama
sistem.
2.5.1.2 State Transition Diagram
Menurut Indrajadi (2011: 17), State Transition Diagram (STD) adalah
suatu kondisi yang menunjukan keadaan tertentu, dimana suatu sistem dapat
ada dan transisi menghasilkan keadaan tertentu yang baru. Biasannya
digunakan dalam sistem yang real time.
Gambar 2.11 : Contoh STD
39
Hal – hal yang terdapat dalam STD, antara lain:
1. System State
Setiap empat persegi persegi panjang menggambarkan satu keadaan
sistem dari sistem secara keseluruan.
2. Change State
3. Condition and Action
2.5.1.3 Flowchart
Menurut Indrajadi (2011: 22), Flowchart adalah merupakan
penggambaran secara grafik dari grafik dari langkah – langkah dan urutan
prosedur suatu program. Biasanya mempermudah penyelesaian masalah,
khususnya yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
Jenis – jenis flowchar :
1. System Flowchart
2. Document Flowchart
3. Schematic Flowchart
4. Program Flowchart
5. Process Flowchart
40
Gambar 2.12 : Notasi Flowchart
2.5.2 Software Tools
Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 118), adalah istilah umum untuk
berbagai jenis program yang digunakan dan memanipulasi computer dan
perangkat peripheral mereka.
2.5.2.1 Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver merupakan program penyunting halaman
Web keluaran Adobe Systems yang dulu dikenal sebagai Macromedia
Dreamweaver.
41
Aplikasi Dreamweaver ini digunakan untuk merancang halaman web
dan aplikasi web. Di dalamnya disediakan lingkungan coding yang powerful
disertai dengan antarmuka visual yang mudah dimengerti bagi developer
maupun designer yang ingin membuat website yang dinamis untuk berbagai
macam teknologi (FAQ : Adobe, 2014).
2.5.2.2 XAMPP
Menurut Bunafit Nugroho (2008: 2), XAMPP merupakan paket php
berbasis open source yang dikembangkan oleh sebuah komunitas open
source. dengan menggunakan XAMPP, tidak usah lagi bingung untuk
melakukan penginstalan program lain, karena semua kebutuhan telah
disediakan oleh XAMPP.
XAMPP adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak
sistem operasi yang merupakan kompilasi dari beberapa perangkat lunak.
XAMPP dikembangkan oleh sebuah tim proyek bernama Apache Friends.
Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost),
yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan
penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.
Nama XAMPP merupakan singkatan dari X berarti mendukung 4 sistem
operasi, Apache, MySQL, PHP dan Perl.
2.5.3 Programming Tools
2.5.3.1 PHP
Menurut Raharjo dan Heryanto (2012, p4), PHP adalah salah satu
bahasa pemograman script yang dirancang untuk membangun aplikasi web.
Ketika dipanggil dari web browser, program yang ditulis dengan PHP akan
di-parsing di dalam web server oleh interpreter PHP dan diterjemahkan ke
dalam dokumen HTML, yang selanjutnya akan ditampilkan kembali ke web
browser. Karena pemprosesan program PHP dilakukan di lingkungan web
server, PHP dikatakan sebagai bahasa sisi server (server-side).
Menurut Loka Dwiartara (2010: 4) yang menjadikan PHP berbeda
dengan HTML adalah proses dari PHP itu sendiri. HTML merupakan bahasa
statis yang apabila kita ingin merubah konten/isinya maka yang harus
42
dilakukan pertama kali adalah, membuka filenya terlebih dahulu, kemudian
menambahkan isi kedalam file tersebut. Beda halnya dengan PHP, di bahasa
PHP seorang user tidak berhubungan langsung dengan scriptnya, sehingga
seorang pemula sekalipun dapat menggunakan aplikasi seperti itu.
Keunggulan PHP antara lain:
•
Gratis
PHP berkembang sangat pesat sehingga jutaan domain menggunakan
php karena dalam menggunakan bahasa ini tidak dipungut biaya.
•
Cross Platform
Artinya dapat digunakan di berbagai sistem operasi, mulai dari linux,
windows, mac os, dan os yang lain.
•
Mendukung banyak database
PHP telah banyak mendukung database, oleh karena itu banyak
developer web mengunakan PHP.
•
On The Fly
PHP sudah mendukung on the fly, artinya dengan php user dapat
membuat document text, Word, Excel, PDF, menciptkan image dan
flash, juga menciptakan file-file seperti zip, XML, dan banyak lagi.
2.5.3.2 HTML
Menurut Fathansyah (2004: 327), Hypertext Markup Language
(HTML) merupakan bahasa tampilan hypertext untuk kebutuhan umum.
HTML menyediakan fitur-fitur untuk mendukung pemasukan data.
Contohnya, sebuah dokumen HTML dapat mengatur bagaimana sebuah form
harus ditampilkan. Program tampilan HTML dari browser memungkinkan
user untuk mengisi data ke dalam formulir tersebut. Menu dan fasilitas grafis
untuk memasukkan yang lainnya juga tersedia, seperti pemilihan list,
penggunaan radio button menggerakkan slide bar untuk memiliih sebuah
nilai dalam batas nilai tertentu, penunjukan dan pemilihan lokasi dalam
gambar dan sebagainya. Ketika user telah selesai melakukan pemasukan data,
ia dapat mengklik tombol “ok” untuk mengirimkan datanya ke server Web.
Tampilan layar aktual, formulir spesifik yang bisa diisi dan menu
yang bisa dipilih, kesemuanya dikendalikan oleh dokumen HTML. Akan
43
tetapi, tidak ada koneksi terus menerus antara client dan server. Server tidak
memiliki histori atas interaksinya dengan client, dan semua status informasi
harus disimpan di client dan dikirim ke server setiap kali keduanya
berkomunikasi. Hal ini merupakan salah satu kelemahan HTML.
2.5.3.3 Structured Query Language (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 184), SQL adalah contoh dari
orientasi transformasi bahasa, atau bahasa yang didesain untuk hubungan
kepada masukan kedalah kebutuhan output.
2.5.3.4 Java Script
Menurut Kadir (2012: 6), JavaScript adalah bahasa skrip yang biasa
diletakkan bersama kode HTML untuk menentukan aksi.
2.5.3.5 CSS
Menurut Madcoms (2009: 89), CSS merupakan kependekan dari
Cascading Style Sheet, yang digunakan untuk membantu user mendesain isi
halaman web. Bentuk penulisan CSS terdiri dari 3 bagian, yaitu Selector,
Properti dan Nilai. Penulisan properti dan nilai dipisahkan oleh tanda titik dua
(;), jika nilai terdiri lebih dari satu kata, penulisan nilai diapit dengan tanda
petik dua.
Untuk menggunakan CSS pada halaman web ada 3 pilihan, yaitu
External Style Sheet (file CSS disimpan sendiri), Internal Style Sheet
(menuliskan kode CSS dalam tag Head) dan Inline Style Sheet (langsung
menuliskan kode CSS jadi satu dengan tag HTML atau XHTML).
2.5.4 DBMS Tools
MySQL adalah sebuah relational database management system (RDMBS)
yang paling sering digunakan di seluruh negera. MySQL merupakan aplikasi
open source.
MySQL merupakan pilihan database paling popular yang digunakan untuk
aplikasi web. Perangkat lunak gratis yang open source yang membutuhkan
DBMS berfitur lengkap cenderung berpaling kepada MySQL.
44
2.5.4.1 MySQL
Menurut Loka Dwiartara (2010: 6) MySQL adalah database. Database
sendiri merupakan suatu jalan untuk menyimpan berbagai informasi dengan
membaginya berdasarka kategori-kategori tertentul. Dimana informasiinformasi tersebut saling berkaitan, satu dengan yang lainnya.
MySQL bersifat RDBMS (Relational Database Management System)
yang memungkinkan seorang admin dapat menyimpan berbagai informasi ke
dalam table-table, dimana table-table tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Keuntungan RDBMS adalah dapat memecahkan database ke dalam tabletable yang berbeda. Setiap table memiliki informasi yang berkaitan dengan
table lainnya.
2.5.4.2 Konektivitas PHP dan MySQL
Sebelum script PHP melakukan pengaksesan data ke server database
MySQl, script tersebut perlu dihubungkan dengan web server kemudian
mengkoneksikannya pada server MySQL. Berikut adalah syntax umum untuk
mengkoneksikan PHP dan MySQL :
mysql_connect (“host”,”user_mysql”,”password_mysql”);
Syntax di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
•
Host : merupakan alamat server komputer yang menyediakan
database MySQL.
•
User_mysql : merupakan user MySQL yang dimiliki dalam server
MySQL.
•
Password_mysql : adalah password user MySQL yang dimiliki.
2.6 Hasil Rancangan Sistem Basis Data yang Serupa
Hasil rancangan sistem basis data serupa adalah kumpulan jurnal – jurnal
yang berisikan tentang bahasan yang menyerupai tentang tema yang diambil untuk
dijadikan tolak ukur dan sebagai acuan untuk dapat melakukan analisis dan
perancangan nantinya.
45
2.6.1
Analisis
dan
Perancangan
Sistem
Basis
Data
E-Learning
SMACIMAYA Berbasis Web pada SMAN 1 Cibitung
Universitas
: Bina Nusantara
Penulis
: Andrianus Tri Listyo, Ibnu Gibran Prabowo, dan Singgih
Dirga Gunarsa
Tahun
: 2013
Ruang Lingkup
:
a.
Perancangan dan pembuatan sistem basis data smacimaya berbasis web
untuk membantu proses belajar mengajar pada SMAN 1 Cibitung;
b.
Pembuatan e-Learning ini meliputi pemberitahuan event sekolah,
informasi data siswa, kegiatan belajar mengajar, materi pengajaran,
jadwal ujian siswa, tugas dan nilai siswa, forum diskusi dan
perpustakaan;
c.
Seluruh siswa dan guru SMAN 1 Cibitung akan mendapatkan hak akses
berupa username (NIS untuk siswa dan NUPTK untuk guru atau
pegawai) dan password untuk dapat mengakses halaman smacimaya;
d.
Pembagian hak akses untuk enam orang admin, admin pertama
menangani urusan keuangan, admin kedua menangani kurikulum, ketiga
urusan keanggotaan, keempat urusan penjadwalan, kelima urusan
perpustakaan dan keenam super admin yang dapat melihat seluruh kerja
admin;
2.6.2 Analisis dan Perancangan Sistem Basisdata E-Learning Berbasis Web
pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolok RICCI II
Universitas
: Bina Nusantara
Penulis
: Tania Liana dan Joko Ngalimin
Tahun
: 2012
Ruang Lingkup
:
1. Perancangan e-Learning berbasiskan web untuk membantu proses
kegiatan belajar mengajar pada SMA Katolik Ricci II.
2. Penelitian ini untuk melakukan perancangan terhadap beberapa fitur
e-Learning yang terdiri dari :
a. Fitur admin : beranda, lihat pengumuman, ganti password,
keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal pelajaran,
46
jadwal mengajar, materi, tugas, pesan, set pengumuman, set
informasi dan news flash.
b. Fitur kepala sekolah : beranda, lihat pengumuman,
lihat
informasi, data siswa, data guru, ganti password, profil, pesan,
forum.
c. Fitur wali kelas : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi,
ganti password, kehadiran siswa, data siswa, profil, pesan, forum.
d. Fitur guru : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi,
ganti password, profil, my class, materi, tugas, jadwal mengajar,
input nilai, pesan, forum.
e. Fitur siswa : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi, data
absen, ganti password, profil, my class, materi, tugas, keuangan,
jadwal pelajaran, nilai, pesan, forum.
3. Penelitian ini tidak membahas mengenai infrastruktur jaringan,
keamanan serta biaya yang dibutuhkan
4. Sistem e-Learning ini dirancang dengan bagian terdiri atas 5 aktor, yaitu
karyawan sebagai administrator, kepala sekolah, wali kelas, guru
dan siswa SMA Katolik Ricci II.
2.6.3 Analisis dan Perancangan e-Learning Sebagai Fasilitas Pendukung
Proses Pembelajaran
Jurnal ComTech / Agus Putranto, Idris Gautama, Daniel Citra: Analisis dan
Perancangan e-Learning Sebagai Fasilitas Pendukung Proses Pembelajaran /
Volume 01 / Nomor 02 / Desember 2010. E-Learning adalah sebuah cara yang
memungkinkan proses belajar mengajar agar lebih mudah dan fleksibel, dengan
menggunakan media elektronik, seperti computer dan internet, agar bisa
memperoleh materi dan pengetahuan secara aktif dan mandiri oleh siswa itu
sendiri. Sesuai dengan judul skripsi ini, serupa dengan permasalahan mengenai
fleksibilitas proses belajar mengajar bisa membantu dalam efisiensi dan
meningkatnya proses belajar itu sendiri.
47
2.6.4 Pengembangan Model E-Learning di Perguruan Tinggi dengan
Mempertimbangkan Faktor Kebutuhan Dinamis
Jurnal ComTech / Inayatulloh: Pengembangan Model E-Learning di
Perguruan Tinggi dengan Mempertimbangkan Faktor Kebutuhan Dinamis /
Volume 03 / Nomor 01 / Juni 2012. Dalam e-learning yang menjadi pusat
pembelajaran serta yang memegang peranan terbesar adalah murid atau pelajar,
sehingga yang pertama kali perlu diperhatikan dalam proses pengembangan
pembelajaran menggunakan e-learning adalah pelajar itu sendiri. Serupa dengan
pusat subjek yang judul skripsi ini, dengan siswa lebih memegang peranannya
sebagai dalam proses pengembangannya. Sistem akademik berbasis web sendiri
dibuat agar siswa bisa lebih aktif dengan adanya fitur – fitur yang bisa menjadi
acuan skripsi ini.
2.6.5 Developing Interctive E-Learning Activities
Journal ProQuest Research Library / Watkins, Ryan: Developing Interctive
E-Learning Activities / Volume 44 / Number Issue 5 / May-June 2005. Kegiatan
pembelajaran e-Learning menggunakan teknologi online seperti chat room, forum
diskusi atau email yang berguna untuk memfasilitasi interaksi sebagai latihan
yang berguna. Kegiatan ini dapat dibumbui hampir semua program (secara online
atau dalam format gabungan) untuk memperkenalkan peserta didik, melakukan
diskusi, peningkatan interaksi, tantangan praduga, dan mencapai tujuan program
yang beragam (Watkins, 2005). Dari latihan bebat online dan pendengar sebagai
tamu, kita dapat menggunakan e-Learning dalam kursus online untuk melibatkan
peserta didik dan mengembangkan lingkungan belajar yang lebih interaktif.
Kegiatan e-Learning dapat mengubah pengalaman secara online
dari
membosankan hingga menjadi menghibur, interaktif, bermakna, dan valueable
experience untuk peserta didik. Berdasarkan jurnal diatas, bisa disebutkan bahwa
banyak hal positif dibalik e-Learning, sesuai dengan perancangan skripsi judul ini
bisa dikatakan elearning bisa memfasilitasi siswa dalam perkembangan akademik.
Download