SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 -SelesaiPhone/Fax: 021-385-8213 www.depdag.go.id Perlindungan Hak Cipta: Membangun Ekonomi Kreatif Jakarta, 29 Oktober 2007 - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan akan pentingnya upaya untuk memberi perlindungan dan insentif berkarya yang tepat pada mereka yang berkarya di industri kreatif sehingga mereka terus berkarya dan berkembang mendorong ekonomi kreatif dan terus mengembangkan dasar budaya dan seni Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Mari Pangestu pada saat menjadi nara sumber Diskusi Panel pada Rapat Pimpinan Nasional PAPPRI (Persatuan Penyanyi, Pencipta Lagu & Penata Musik Rekaman Indonesia) hari ini di Jakarta. “Hal tersebut sangat penting, mengingat bahwa industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu dan dapat menghasilkan nilai ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui penciptaan dan eksploitasi hak intelektual dan kontent,” kata Mendag yang juga adalah Wakil Ketua Harian Tim Nasional Penanggulangan Pelangaran Hak Kekayaan Intelektual (Timnas HKI). HKI, menurut Mari, adalah landasan dari ekonomi kreatif karena HKI melindungi karya dari para pekerja di industri kreatif. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta yang kreatif, trampil dan berbakat atas karyanya. Dari hak tersebut si pencipta mempunyai hak ekonomi yang dapat menciptakan nilai ekonomi dari karyanya melalui reproduksi sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain dan mempunyai dasar hukum mencegah pihak lain menggunakan karyanya tanpa izin. ”Perlindungan HKI adalah kunci peningkatkan insentif untuk berkarya dan memberi hak pada para pekerja industri kreatif dalam rangka menciptakan nilai ekonomi dari karyanya,” tambah Mari. Yang dilindungi antara lain adalah hak cipta atas ciptaan buku, tulisan, drama, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, lagu atau musik, arsitektur. Bentuk HKI lain yang juga perlu dilindungi adalah paten terhadap suatu invensi atau inovasi, merek yang menjadi tanda pengenal produk atau jasa, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang. Untuk melindungi sektor dan orang yang bekerja di industri kreatif ini, Timnas HKI berkomitmen untuk memperkuat UU dan peraturan, penegakan hukum, sosialisasi, pengembangan SDM/pendidikan, dan kerjasama internasional. Timnas HKI juga menyatakan pentingnya usaha untuk inventarisasi perlindungan terhadap karya budaya dan pengetahuan/karya tradisional Indonesia. Menteri Budaya dan Parawisata dan Menteri Hukum dan HAM telah ditanda tangan kerjasama antara untuk menindaklanjuti hal tersebut. Sebagai wujud kepedulian terhadap UKM, Timnas HKI juga telah mencanangkan: 1. Pendaftaran invensi atau ciptaan secara cuma-cuma seperti yang dilakukan pada malam HKI tanggal 28 Oktober. Dalam program sosialisasi HKI Departemen Perdagangan menawarkan pendaftaran hak cipta lagu secara cuma-cuma untuk 500 lagu. 2. Pemotongan biaya sebesar 50% untuk pendaftaran merek, hak cipta atau desain oleh UKM (berdasarkan MOU antara Departemen Hukum dan HAM dan Kementerian Negara UKM dan koperasi) Disamping itu departemen lain seperti Departemen Perindustrian juga mempunyai program serupa untuk memfasilitasi UKM dalam HKI. Timnas HKI terdiri dari beberapa departemen termasuk aparat hukum seperti Polisi, Jaksa dan Hakim. ”Selain perlindungan hak cipta yang dilakukan melalui pendaftaran dan perolehan sertifikat, penegakan hukum oleh aparat hukum juga penting, supaya pelanggaran hak cipta seperti pengadaan hasil karya musik dan seni yang tidak sah dapat di cegah,” ujar Mari. Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian besar atas pentingnya perlindungan hak cipta. Presiden telah berulangkali menegaskan pentingnya peran ekonomi kreatif sebagai ekonomi gelombang ke empat yang berdasarkan kreativitas dan inovasi individu kreatif yang menciptakan berbagai karya,dan pentingnya upaya melindungi sektor ini. Ekonomi kreatif adalah gelombang keempat, setelah ekonomi berbasis pertanian, industri, dan ilmu pengetahuan (knowledge based). Dilihat dari sudut ekonomi, potensi industri kreatif ini besar sekali sehingga tidak mengherankan jika Presiden RI memerintahkan Timnas HKI untuk membuat road map industri kreatif. ”Indonesia sangat berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif karena warisan budaya, tradisi, seni dan kenyataan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah setaraf dunia,” kata Mari menunjuk banyak sekali SDM Indonesia yang trampil dalam mengambar, memahat, mengukir, melukis, menyanyi, menciptakan lagu dan musik dan seterusnya. Pemerintah mendukung upaya-upaya yang dilakukan seluruh pemangku kpentingan, seperti PAPPRI untuk bersama-sama Pemerintah mendorong perlindungan dan pengembangan HKI. Disamping itu, sosialisasi menjadi penting agar seluruh lapisan masyarakat turut membantu melindungi HKI untuk mendorong pengembangan kreatifitas yang pada akhirnya menjadi sumber ekonomi. Kontribusi Industri Kreatif Terhadap Perekonomian Nasional Berdasarkan kajian Departemen Perdagangan, kontribusi industri kreatif kurang lebih 4.7% kepada PDB per tahun. Sampai saat ini industri kreatif mengalami pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan nasional dan menyumbang 4% kepada penyerapan tenaga kerja dan 9% terhadap ekspor. Selain industri musik beberapa contoh kelompok industri kreatif, yaitu: (1) Periklanan; (2) Arsitektur; (3) Pasar Seni dan Barang Antik; (4) Kerajinan; (5) Desain; (6) Desain Fesyen; (7) Video, Film, dan Fotografi; (8) Permainan Interaktif; (9) Musik; (10) Seni Pertunjukan; (11) Penerbitan dan Percetakan; (12) Layanan Komputer dan piranti Lunak; (13) Televisi dan Radio; (14) Riset dan pengembangan. Tiga kontributor terbesar adalah: (1) Desain Fesyen dengan kontribusi sebesar 29,85%: (2) Kerajinan dengan kontribusi sebesar 22,70% dan (3) Periklanan dengan kontribusi sebesar 18,38%. Musik mempunyai kontribusi sebesar 5% tetapi mengalami pertumbuhan yang tertinggi. Sedangkan jika ditinjau dari sisi pertumbuhan PDB, maka kelompok industri kreatif yang memiliki rata-rata pertumbuhan yang sangat tinggi adalah: (1) Musik; (2) Periklanan; (3) Penerbitan dan percetakan. Tren yang menggembirakan adalah industri kreatif di Indonesia juga tumbuh karena permintaan dalam negeri yang besar – misalnya 80 persen dari penjualan musik dan lagu di Indonesia berasal dari hasil ciptaan dan nyanyian artis Indonesia. Banyak karya pencipta musik dan lagu di Indonesia yang telah berhasil menjual ringtone dan download dari internet. -- Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Departemen Perdagangan Republik Indonesia Telepon/Fax: 385 8213