Pengendali Kebisingan dengan Metode Active Noise Control untuk

advertisement
PENGENDALI KEBISINGAN DENGAN METODE ACTIVE NOISE CONTROL
UNTUK FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS ELEKTROMEKANIS
Kelik Yan Pradana1, Nur Aji Wibowo1,2, Adita Sutresno1,2,*,
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
2
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah - Indonesia
*
[email protected]
1
Abstrak
Telah dilakukan penelitian alat pengendali kebisingan dengan metode active noise
control (ANC) berbasis elektromekanis. Alatyang terdiri dari kotak noise berisi
microphone sensor noise, microphone hasil, speaker noise, dan speaker anti noise
mampu mengurangi kebisingan untuk noise dengan frekuensi tunggal. Konsep dasar
ANC adalah proses eliminasi noise primer dengan anti noise (interferensi destruktif).
Dalam alat ini terdapat sistem kontrol yang berisi pre-amp penguat microphonedan
pre-amp penggeser fasa. Pre-amp ini digunakan untuk mengolah sinyal yang
diterima oleh microphone sensor noise menjadi sinyal anti noise yang dikeluarkan
pada speaker anti noise. Pengambilan datadilakukan dengan cara merekam
menggunakan VIRTINS multi-instrument. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
alat ini mampu mengurangi noise maksimal sebesar 7 desibel untuk noisefrekuensi
tunggal pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz.
Kata kunci:active noise control, noise, daninterferensi destruktif
1. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi tidak lepas dari masalah kebisingan. Pada masa sekarang ini,
semakin banyak peralatan yang digunakan manusia seperti motor, generator, dan
mesin-mesin lainya menghasilkan suara-suara bising yang mengganggu. Selain hal
tersebut kebisingan dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang
mengakibatkan meningkatnya tingkat kebisingan lingkungan, penggunaan bahan
material pembangunan gedung-gedung dan perangkat transportasi yang semakin ringan
menjadikan transfer noise yang semakin mudah. Masalah kebisingan merupakan
masalah yang perlu diperhatikan untuk kenyamanan lingkungan.
Dalam hal ini sangat diperlukan seperangkat alat yang dapat meredam kebisingankebisingan (noise) tersebut. Seiring berkembangnya teknologi telah dikembangkan
sebuah perangkat yang mampu meredam ataupun mengeliminasi noise. Terdapat dua
pendekatan dalam mengendalikan kebisingan yaitu pasif noise control dan active noise
control1.
Pasif noise control memiliki kemampuan peredaman pada rentang frekuensi yang
relatif tinggi namun membutuhkan dimensi fisik yang relatif besar, biaya tinggi dan tidak
efektif pada frekuensi rendah. Keadaan ini menjadikan hambatan dalam pemakaian
dalam aplikasi nyata. Di sisi lain, berkembang konsep active noise control (ANC) yang
1
mampu menutupi kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh pasif noise control. Konsep
dasar dari active noise control (ANC) adalah proses eliminasi atau penghapusan noise
primer (noise yang tidak dikehendaki) dengan anti noise yang menjadikan noise residu
akan mendekati nol dengan prinsip interferensi destruktif.
Penelitian ini bertujuan merancangalat pengendali kebisingan yang dapat diterapkan
pada noise dengan frekuensi tunggal. Sedangkan batasan masalah dari eksperimen ini
antara lain penggunaan kotak dengan ukuran 0,85 × 0,25 × 0,20 m3 dilapisi karpet
dengan tebal 0,5 cm yang berisi sinyal noise dan anti noise, penggunaan hardware
sebagai sistem control active noise control, sumber dari sinyal noise adalah noise dengan
frekuensi tunggalpada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz dengan karakteristik frekuensi
1/3oktaf yaitu 100 Hz, 125Hz, 160Hz, 200Hz, 250Hz, 315Hz, 400Hz, 500Hz, 630Hz, 800
Hz, dan 1000Hz.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi dapat
merambat melaluli zat padat, zat cair dan zat gas. Partikel-partikel bahan yang
mentransmisikan sebuah gelombang bunyi berosilasi di arah penjalaran gelombang itu
sendiri. Gelombang mekanis longitudinal menghasilkan suatu jangkauan frekuensi yang
besar. Gelombang mekanis longitudinal terdapat beberapa rentang frekuensi yaitu
infrasonik (<20 Hz),audiosonik(20Hz-20.000Hz), dan ultrasonik (>20.000Hz)2. Pada
gelombang bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan
otak manusia kepada sensasi pendengaran, gelombang ini adalah gelombang
audiosonik.
Derau atau yang biasa disebut noise adalah suatu sinyal yang bersifat akustik
(suara), elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian
listrik/elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang
diinginkan.Ada beberapa jenis kebisingan berdasarkan spektrumnya, diantaranya White
noise, Pinknoise, Brown(ian) noise, Blue noise, Violet noise, dan Miscellanea6.
Dalam penelitian ini untuk mempermudah dalam analisa data bilangan yang
menggambarkan kuat lemahnya bunyi adalah desibel. Skala Penguatan dB (Desibel)
merupakan perbandingan nilai-nilai yang berbeda dari daya, tegangan dan arus. Hal ini
dikarenakan penggunaan bilangan desibel lebih sesuai dengan dampaknya pada
karakteristik telinga manusia bila nada-nada atau suara pada pengeras suara, selain itu
dengan nilai desibel akan memperjelas dalam pengolahan data.Untuk nilai perbandingan
tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut8 :
V
dB  20 log 2
 V1



(1)
Dimana V1 adalah tegangan referensi sebesar 1 volt dan V2 adalah data tegangan
yang akan dikonversi ke desibel. Dari rumusan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai dB
positif (+) menunjukkan bahwa terjadi penguatan (output lebih besar dari input),
sedangkan nilai dB negatif (-) menunjukkan terjadi pelemahan (output lebih kecil dari
input). Pada posisi tanpa ada penguatan, angka desibel akan 0 (Nol) atau penguatan
sama dengan satu (output = input).
2
2.2. Active Noise Control
Prinsip dasar active noise control yaitu mempertemukan dua buah gelombang yang
berbeda fasa tetapi memiliki nilai amplitudo yang sama. Pertama kali ditemukan oleh
Paul Lueg dan telah dipatenkan pada tahun 1936. Kendali derau aktif teraplikasi pada
sistem elektro-akustik atau elektro-mekanik yang menghilangkan derau primer (derau
yang tidak diinginkan) berdasarkan prinsip interferensi destruktif. Efektifitas ANC sangat
tergantung dari besarnya amplitudo dan fasa dari anti noise. Konsep dasar ANC
ditunjukkan pada Gambar 1 1.
Gambar 1. Prinsip Penghapusan noise
Penurunan noise dengan pendekatan active noise control merupakan sistem akustik
elektrik menggunakan konsep interferensi destruktif gelombang. Sistem kerja ANC yaitu
menangkap noise dan memunculkan suara lain yang merupakan “anti noise”. Anti noise
mempunyai amplitudo yang sama dengan sumber noise, namun anti noise mempuyai
perbedaan fasa sekitar 180o sehingga gabungan dari kedua sumber suara tersebut akan
mengakibatkan penurunan pada sumber noise utama.
Interferensi gelombang terjadi bila dua atau lebih gelombang bertumpang tindih
dalam ruang yang sama. Gambaran sederhana dari efek interferensi: dua gelombang
pada persamaan (2) dan persamaan (3)merupakan gelombang yang mempunyai
frekuensi dan amplitudo sama yang berjalan dengan laju yang sama di dalam arah (+ x)
tetapi mempunyai perbedaan fasa φ7.
y1  A sin(kx  t )
(2)
y2  A sin(kx  t   )
(3)
Jika terjadi superposisi pada persamaan (2) dan (3) maka diperoleh resultan yang
ditunjukkan persamaan (4) dan persamaan (5)
y  y1  y2  A[sin(kx  t )  sin(kx  t   )]

   
  
y  2 A cos  sin kx  t   
 2  
 2 

(4)
(5)
Interferensi destrucktif akan terjadi jika jarak-jarak yang dijalani dua gelombang itu
berbeda sebanyak bilangan bulat kali panjang gelombang (0, λ, 2λ, 3λ,...). Berdasarkan
Persamaan (5) akan terjadi interferensi destructif jika besarnya cos(  2 =0. Disisi lain
jika dua gelombang berbeda sebanyak 1/2 bilangan bulat kali panjang gelombang
(1/2λ,3/2λ, 5/2λ,...), gelombang-gelombang itu memiliki fasa yang berlawanan sehingga
terjadi interferensi destruktif 1.
3
2.3. Bunyi dalam Ruang Tertutup
Pada frekuensi rendah, penyebaran suara dalamruang tertutupdidominasioleh
gelombangtegakdengankarakteristikfrekuensi tertentu. Jikasumbermenghasilkansuara
diruang tertutup, maka suaraakan menyebardalamarahtiga dimensi. Dalam hal
inigelombang suara akan mengalami efek pemantulan dan efekpenyerapanyang
tergantungpada bahandan materialdariruang yang digunakan2.
Gambar 2. Feedfoward control
Sistem control yang digunakan dalam penelitian ini adalah feedfoward
control.Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam sistem feedfoward control terjadi
delayakustik, dalam hal ini sistem control akan berperan dalam mengendalikan sinyal
yang dikeluarkan pada sinyal anti noise. Dalam sistem control ini terdapat
sensormicrophone sebagai penangkap sinyal yang akan masuk dalam sistem control ANC
dan sinyal akan dikeluarkan ke speaker anti noise. Dengan perhitungan dan penempatan
speaker anti noise yang benar sistem ini akan maksimal untuk mengurangi bunyi yang
tidak diinginkan.
3. METODE PENELITIAN
Desain rancangan alat pengendali kebisingan dengan metode active noise control
berbasiselektromekanis adalah sebagai berikut:
3.1. Desain Sistem Mekanik
Rancangan alat seperti pada Gambar 3 terdiri dari kotaknoise dankotak kontrol
sebagai tempat sistem kontrol. Dalam kotaknoise berisi sumber noise dan sound anti
noise. Kotak ini terbuat dari kayu. Satu sisi dari kubus ini terbuka, ini merupakan sisi dari
keluaran noise dan anti noise. Semua dari sisi noise kecuali sisi yang terbuka dilapisi oleh
karpet. Sumber noise pada kotak berasal dari noise yang menyerupai suara generator
dengan pola periodik. Noise ini akan dikeluarkan oleh audio generator dan sound berupa
noisedengan frekuensi tunggal.
Gambar 3. Desain sistem mekanik
4
3.2. Desain Sistem Kontrol
Sistem Kontrol yang terdapat dalam kotak kontrol terdiri dari beberapa jenis preamp antara lain pre-amp penguat microphonedan pre-amp penggeser fasa. Sistem
Kontrol ini akan mengolah sinyal analog dari yang ditangkap oleh microphone dan
menghasilkan sinyal keluaran dengan amplitudo yang sama namun mempunyai
perbedaan fasa sekitar 180o. Sinyal yang diterima microphone akan sangat kecil sehingga
dibutuhkan sinyal penguat microphone. Setelah sinyal diterima dari microphone maka
sinyal akan melewati pre-amp penggeser fasa. Dalam proses ini sinyal digeser sehingga
sinyal noiseakan berbeda fasa 1800dengansinyal anti noise. Skema rangkaian kotak
kontrol seperti pada Gambar 4.
Input
Pre amp
penggeser
fasa
Pre amp
penguat
mic
anti noise
Gambar 4. Diagram sistem kontrol
Hardware yang digunakan sebagai sistem kontrol adalah rangkaian operational
amplifier. Terdapat 2 channel rangkaian pre-amp penguat microphone. Rangkaian preamp ini digunakan untuk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh microphone sebagai
sensor penangkap noise. Selain itu, Pre-amp penggeser fasa yang digunakan untuk
memunculkan sinyal dengan fasa yang berbeda 1800 dari sinyal input. Pre-amp ini
mampu untuk menyesuaikan sinyal anti noisemeskipun sinyal noise yang masuk
mengalami delay. Pre-amp penggeser fasa ini akan memaksimalkan interferensi
dekstruktif dan menghasilkan sinyal outputnya berbalik fasa 180odari sinyal input.
3.3. Proses Pengambilan Data.
Proses pengambilan data pada pengukuran besarnya pengurangan desibel ini
menggunakan aplikasi VIRTINS Multi-Instrument.Input dari microphone 1 yang masuk
pada kotak kontrol akan diolah dan dikeluarkan pada speaker anti noise,
kemudianmicrophone hasil diletakkan pada ujung kotak yang terbuka. Microphone ini
sangatsensitif dan data yang diterima dapat direkam langsung menggunakan laptop
dengan aplikasi VIRTINS Multi-Instrument.Langkah pertama yang dilakukan dalam
rangkaian pengambilan data ini adalah pengambilan data noise tanpa treatmentanti
noise. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data untuk noise dengan
treatmentanti noise. Data-data tersebutkemudian dibandingkan sehingga didapatkan
data pengurangan noise.
4. HASIL DAN ANALISA DATA
4.1. Data Sistem Mekanik-Akustik
Pengambilan data active noise control berlangsung didalam kotak noise. Pada sistem
kontrol pada alat ini menggunakan 2 pre-amp yaitu pre-amp penguat microphone dan
pre-amp penggeser fasa. Kalibrasi pre-amp penguat microphoneditunjukkan pada
Gambar 5 dan pre-amp penggeser fasa ditunjukkan pada Gambar 6.
5
Sinyal yang diterima mikropon
Sinyal penguatan
Gambar 5. Kalibrasi Pre-amp penguat microphone
Pre-amppenguat yang telah dibuat mampu menguatkan hingga 1000 kali penguatan.
Gambar 5menunjukkan kalibrasi alat dengan penguatan sinyal yang diterima
microphone sensor noise sebesar 93,3 kali.Besar penguatan yang dipilih didasarkan pada
sinyal yang harus drkan oleh speaker anti noise mempunyai amplitudo yang sama
dengan sinyal yang
Sinyal yang diterima mikropon
Sinyal pergeseran
Gambar 6. Kalibrasi Pre-amp penggeser fasa
Gambar 6 menunjukkan kalibrasi pre-amp penggeser fasa dimana pada posisi
tersebut pengendali kebisingan active noise control mampu bekerja paling
maksimal.Pada posisi tersebut sebagian besar sinyal noise dapat berkurang. Pre-amp
Penggeser fasa ini yang membuat active noise control bersifat adaptif. Penggeser fasa
akan mengatasi delayakustik-mekanikyang terjadi pada kotak.
4.2. Pengambilan Data Menggunakan VIRTINS Multi-Instrument
Data sinusoida yang didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan VIRTINS multiinstrument ditunjukkan pada Gambar 7
Gambar 7. Sinyal noise 100 Hz dengan treatment anti noise
Gambar 7 menunjukkan sinyal noise dengan frekuensi 100 Hz. PadaGambar tersebut
menunjukkan bahwa pada detik 1-5 sekon noise primer belum mendapat treatment anti
noise. Nilai amplitudomaksimum sinyal noise tanpa treatmentsebesar 0,236 V.
Sedangkan Pada detik 5-10 sekon menunjukkan bahwa noise sudah mendapatkan
treatment anti noise sehingga mengalami penurunan amplitudo akibat terjadi
interferensi gelombang. Besar amplitudo maksimum sinyal noise dengan treatment
turun hingga 0,153 V.
6
Data yang diambil dari gambar tersebut adalah besarnya amplitudo yang berupa
tegangan. Data tegangan yang ada kemudian dikonversi dalam bentuk desibel untuk
mempermudah analisa data dengan menggunakan persamaan (1).Pengambilan data
sinyal noise dengan treatment anti noise dilakukan dengan dua tahap, tahap yang
pertama yaitu pengambilan data sinyal noise dengan treatment anti noisedengan titik
penggeser fasa tetap. Tahap yang kedua pengambilan data sinyal noise dengan
treatment anti noise untuk memperoleh data penurunan noise paling maksimal.
4.2.1
Data pengurangan noise dengan penggeser fasa tetap pada rentang
frekuensi 100Hz-1000Hz
Tabel 1. Pengurangan noise dengan teknik pengambilan data menggunakan aplikasi VIRTINS
Multi-Instrument dengan penggeser fasa tetap pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
Frekuensi (Hz)
Noise tanpa treatment
anti noise (dB)
Noise dengan treatment
Anti noise (dB)
Pengurangan Noise (dB)
100
125
160
200
250
315
400
500
630
800
1000
-12,432
-15,650
-15,810
-15,650
-16,595
-14,128
-17,240
-14,027
-14,475
-16,743
-18,359
-16,318
-20,265
-20,175
-17,202
-18,273
-17,589
-17,849
-13,367
-14,289
-17,059
-19,332
-3,885
-4,614
-4,366
-1,552
-1,678
-3,460
-0,609
0,660
0,187
-0,316
-0,973
Keterangan:
1. Pada noise tanpa treatment anti noise dan noise dengan treatment anti noisesatuan
yang digunakan desibel (dB) nilai perbandingan tegangan dengan tegangan referensi 1
Volt
2.
Nilai pengurangan noise didapat dari
V
dB  20 log 2
 V1



, dimana V2 adalahnilai
tegangannoise dengan treatment anti noise dan V1 adalah nilai tegangannoise tanpa
treatment anti noise.
7
0
Noise (dB)
-5
-10
-15
-20
-25
600
800
1000
Frekuensi (Hz)
Grafik 1. Perbandingan data tanpa anti noise (biru) dan menggunakan anti noise
(merah)dengan penggeser fasa tetap pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
Pengurangan Noise (dB)
0
200
400
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
0
200
400
600
800
1000
Frekuensi (Hz)
Grafik 2. Pengurangan noise dengan dengan penggeser fasa tetap pada
rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
Data noise tanpa treatment anti noise dan noise dengan treatment anti noisepada
Tabel 1 semua bernilai negatif. Hal ini dikarenakan tegangan referensi yang digunakan
bernilai 1 volt, semua data amplitudo maksimal yang didapat besarnya lebih kecil dari 1
volt sehingga semua data akan bernilai negatif.
Dalam hal ini yang perlu diketahui adalah nilai pengurangan noise. Nilai ini
didapatkan dari perbandingan nilai tegangan noisedisertaitreatment anti noise dan noise
tanpa treatment anti noise. Jika nilai pengurangan noise bernilai negatif (-) menunjukkan
bahwa besarnya noisedisertai treatment anti noise nilainya lebih kecil dibandingkan
dengan noise tanpa treatment anti noise. Nilai negatif (-) menunjukkan penurunan noise.
Sebaliknya jika nilai pengurangan noise bernilai positif (+) menunjukkan bahwa besarnya
noise disertai treatment anti noise nilainya lebih besar dibandingkan dengan noise tanpa
treatment anti noise.Nilai positif (+) menunjukkan kenaikan noise.
Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa terjadi penurunan noise pada frekuensi-frekuensi
tertentu. Hanya pada frekuensi 500Hz dan 630Hz terjadi sebaliknya, yaitu kenaikan dari
8
sumber noise. Secara umum data yang diperoleh dari pemilihan anti noise dengan
penggeser fasa tetap menunjukkan tingkat penurunan noise,
Dilihat dari Grafik 1 tidak ada pola tertentu yang terbentuk antara besarnya noise
dengan besarnya frekuensi. Hal ini dikarenakan tiap frekuensi memiliki karakteristik
yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas noise tidak tergantung pada
besarnya frekuensi. Dari data berikut terjadi penurunan paling tinggi pada frekuensi 160
Hz. Pada frekuensi ini alat bekerja maksimal jika titik penggeser fasa ditetapkan seperti
pada Gambar 6. Dari Grafik 2 pengurangan noise rentang frekuensi 160Hz dan 200Hz
secara umum berkurang paling maksimal. Jika dilihat dari data tersebut pada titik
penggeser fasa tetap yang ditentukan menunjukkan adanya interferensi dektruktif yang
maksimal pada frekuensi 160Hz dan 200Hz.
Dari data yang diperoleh ada dua rentang frekuensi yang mengalami kenaikan
tingkat noise yaitu pada frekuensi 500Hz dan 630Hz. Dapat disimpulkan bahwa pada
saat titik penggeser fasa ditentukan pada satu titik saja dipastikan ada rentang frekuensi
yang naik. Dalam hal ini dengan penggeser fasa yang tetap tidak semua sinyal noise akan
mengalami interferensi destruktif. Tetapi sebaliknya yaitu interfrensi konstruktif pada
frekuensi 500Hz dan 630Hz.
4.2.2
Data pengurangan noisemaksimal pada rentang frekuensi 100Hz1000Hz
Tabel 2. Pengurangan noise maksimaldengan teknik pengambilan data menggunakan aplikasi
VIRTINS Multi-Instrument pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
Frekuensi (Hz)
Noise tanpa treatment
anti noise (dB)
Noise dengan treatment
Anti noise (dB)
Pengurangan
Noise (dB)
100
125
160
200
250
315
400
500
630
800
1000
-12,432
-15,650
-15,810
-15,650
-16,595
-14,128
-17,240
-14,027
-14,475
-16,743
-18,359
-16,318
-20,265
-22,878
-17,202
-18,273
-17,589
-17,849
-15,918
-18,273
-17,059
-19,332
-3,885
-4,614
-7,068
-1,552
-1,678
-3,460
-0,609
-1,890
-3,797
-0,316
-0,973
Keterangan:
1. Pada noise tanpa treatment anti noise dan noise dengan treatment anti noise satuan
yang digunakan desibel (dB) nilai perbandingan tegangan dengan tegangan referensi 1
Volt
3.
V
dB  20 log 2
 V1
Nilai pengurangan noise didapat dari ,
tegangannoise dengan treatment anti
tegangannoise tanpa treatment anti noise.
9



dimana V2 adalah nilai
noise dan V1 adalah nilai
0
-5
Noise (dB)
-10
-15
-20
-25
0
200
400
600
800
1000
Frekuensi (Hz)
Grafik 4. Perbandingan data tanpa anti noise (biru) dan menggunakan anti noise (merah)
untuk penurunan paling maksimal pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
8
pengurangan noise (dB)
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
0
200
400
600
800
1000
Frekuensi (Hz)
Grafik 5. Pengurangan noise maksimalpada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz
Pada Tabel 2 menunjukkan penurunan maksimal pada rentang frekuensi 100Hz1000Hz. Data tersebut didapat dengan mencari dimana posisi fasa yang mendapakan
noise dengan nilai paling minimal. Dari data tersebut menunjukkan bahwa alat ini
mampu untuk mengurangi noise pada rentang frekuensi 100Hz-1000Hz. Dilihat dari
Grafik 4 dan Grafik 5tidak terjadi kenaikan tingkat noise. Hal ini menunjukkan bahwa alat
ini mampu untuk mengurangi noise dengan frekuensi tunggal.
10
Setiap rentang frekuensi yang berbeda akan mempunyai amplitudo yang berbeda.
Pengaruh penggeser fasa untuk tiap frekuensi mempunyai karakteristik yang sama.
Namun dalam hal ini delayakan terjadi pada sistem mekanik kotak. Dengan karakteristik
tiap frekuensi yang berbedadan delay mekanik yang sama menyebabkan perbedaan
pengurangan noise tiap frekuensi. Interferensi destruktif akan maksimal jika ada
penyesuaian fasa. Dilihat dari Tabel 1 dan Tabel 2 yang mengalami perubahan hanya
pada rentang frekuensi 315Hz, 500Hz, dan 600Hz. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada frekuensi tersebut tidak terjadi periodik yang sama.
5. KESIMPULAN
Dari hasil perancangan dan pengukuran yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa alat pengendali kebisingan dengan metode active noise control berbasis
elektromekanis telah berhasil dibuat. Alat ini mampu mengurangi noise dengan
frekuensi tunggal pada rentang frekuensi 100 – 1000 Hz, dan paling efektif bekerja pada
rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan kemampuan pengurangan noise mencapai 7
desibel.
6. REFERENSI
[1] Bambang Riyanto, “H∞ Estimation Approach to Active Noise Control: Theory,
Algorithm and Real-Time Implementation”, PROC. ITB Eng. Science Vol. 35 B, No.
2, 155-181, 2003.
[2] Matej,T., Svensek, D.,”Active noise control”, Univerza v ljubljani, Fakuteta za
matematiko in fiziko, Seminar 2010/2011, 2010.
[3] Victor minggus pasele, ”Active Noise Control for Noise Inside an Enclosure”,
Undergraduate Final Project Report Satya Wacana Christian University, salatiga.
[4] Kastenhuber, K., ”Active Noise Control”,Graz University of Technology, Austria.
[5] Dewanto RA, Asep S., Aradea, “Active Noise Control untuk Peredaman Generator
Listrik dengan Algoritma Neurofuzzy”,Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2005, Yogyakarta, ISBN: 979-756-061-6, 2005.
[6] Suyatno, Lea Prasetio, Fariz Farianto, “Hubungan Antara Speech Intelligibiity Suara
Wanita dan Tingkat Tekanan Bunyi Background Noise” , Tugas Akhir TF-ITS,
Surabaya.
[8] Halliday, D., Resnick, R., “Fisika Jilid 1”, Penerbit Erlangga: Jakarta, 1985.
[7] David, M., Pozar,” Microwave Engineering (3rd ed.)”, ISBN 978-0-471-448785.2005.
[8] Atika Asyanti, “Simple Microphone pre-amp based lm387”, Electronic Schematic
Diagram, 2012.
11
Download