Menjaga kualitas Layanan kPei dengan Enterprise Risk Management

advertisement
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 3
indeks >>
Kualitas Layanan KPEI
1 Menjaga
dengan ERM
3
4
5
I
Tr i w u l a n III
l
2016
Seputar RUPST KPEI 2016
Likuiditas Pasar untuk Memenangkan
Persaingan Global
Mengembangkan Transaksi Repo dengan
Third Party Repo
6
7
Kegiatan KLIK Kuartal II
Tahun 2016
Statistik
8
Kilas Peristiwa
a rt i ke l uta ma
Menjaga Kualitas Layanan KPEI dengan
Enterprise Risk Management
Ketidakpastian akan risiko terjadinya
gangguan kelangsungan bisnis KPEI,
menjadi faktor dibutuhkannya unit
khusus yang menangani Enterprise
Risk Management (ERM), sehingga
dapat fokus mengukur seluruh risiko
serta mitigasi yang tepat dan sesuai
untuk level Perusahaan.
U
paya KPEI dalam mengantongi persetujuan sebagai
Central Counterparty (CCP) berstandar internasio­
nal tinggal selangkah lagi. Tahun ini, KPEI telah
me­
ngajukan pendaftaran sebagai Qualified CCP kepada
European Securities Markets Authority (ESMA). Dengan
mengacu kepada prinsip-prinsip yang direkomendasikan
Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang
dikeluarkan International Organization of Securities Com­
missions (IOSCO), KPEI terus berbenah diri untuk mening­
katkan kualitas layanan dan produknya di pasar modal
Indo­nesia.
Tahun 2015, hasil penilaian
mandiri KPEI yang dibantu oleh pi­
Masih ada
hak konsultan atas pemenuh­an 23
beberapa gap
prinsip PFMI di atas telah tersedia.
yang harus
Dan ternyata masih ada beberapa
ditindaklanjuti,
gap yang harus ditindaklanjuti,
salah satunya
terkait kerangka
salah satu­
nya terkait kerangka
risk management
risk management yang belum ses­
yang belum
uai, dimana fungsi Enterprise Risk
sesuai.
Management (ERM) dan internal
audit di KPEI masih menjadi satu
sehingga keberadaan internal audit tidak independen.
Selain itu, KPEI juga direkomendasikan untuk menunjuk
Chief Risk Officer (CRO) setingkat direksi yang khusus
membawahi fungsi ERM. Kerangka risk management
di KPEI saat dilakukan penilaian mandiri, masih terbagi
menjadi ERM and Clearing Member Risk Management
(CMRM), dimana ERM dibawah supervisi internal audit
sedangkan CMRM dibawah divisi penjaminan dan pe­
ngendalian risiko.
KPEI Newsletter
1
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
artikel utama
EDITORIAL
“Risk comes from not know­
ing what you`re doing” Warren
Buffett.
Untuk meningkatkan pemaha­
man risiko pada seluruh individu
di perusahaan yang berfokus pada
proses pengelolaan risiko perusa­
haan, KPEI menerapkan sistem
manajemen risiko yang kompre­
hensif dan terintegrasi, yaitu En­
terprise Risk Management (ERM),
serta dengan mengoptimalkan
ERM menjadi suatu unit kerja baru
yang akan memberikan dukungan
penuh kepada seluruh jajaran dan
proses bisnis organisasi kerja.
KPEI Newsletter Edisi III tahun
2016 menyajikan gambaran leng­
kap mengenai Penerapan ERM di
KPEI pada bagian headline. Ada
pula hasil pelaksanaan RUPST
KPEI yang tersedia pada artikel
khusus. Pada kolom edukasi, kami
mengupas topik Pengembangan
Third Party Repo yang akan disam­
paikan secara berkala di beberapa
edisi. Tersaji pula profil wajah baru
Dewan Komisaris KPEI periode
2016-2019 sebagai salah satu hasil
keputusan RUPST. Bagian seru
lainnya, kegiatan sharing KLIK’ers
selama triwulan II 2016 ikut
mengisi edisi kali ini.
Semoga edisi ini dapat mem­
berikan wawasan baru untuk lebih
mengenal KPEI dengan segala
aktifitas dan perannya sebagai
Lembaga Kliring dan Penjaminan.
Hormat kami,
Redaksi
Penerbit:
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat:
Direksi PT KPEI
Penanggung Jawab:
Sekretaris Perusahaan
Dewan Redaksi:
Suryadi, Diah Sugiretno, Lisda
Rumondang Sitohang, Arie
Budieningsih, Vinsensia Selvia Muga,
Rivanie Novalia
Alamat Redaksi & Sirkulasi:
Gedung Bursa Efek Indonesia,
Menara I Lt. 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190,
Telp. 021-5155115
Fax. 021-5155120
Toll Free 0800-100-KPEI (5734)
email: [email protected]
website www.kpei.co.id
2 KPEI Newsletter
Direktur sekaligus sebagai CRO
operasional Perusahaan, dibentuklah
baru KPEI, Indriani Darmawati men­
risk officer pada masing-masing unit.
Risk officer merupakan perpanjangan­
gatakan, salah satu fungsi KPEI yang
penting adalah memastikan risk mana­
tangan dari risk owner yakni orang
gement berjalan sebagaimana mesti­
yang bertanggung jawab atas kegiat­
an operasional pada masing-masing
nya. Berdasarkan model Pertahanan
divisi”. Dalam tugas, para risk officer
Tiga Lapis atau Three Lines of Defense
harus bisa fleksibel terhadap perubah­
dalam pengendalian dan pengelolaan
an risiko dan risk register. Karena itu,
risiko yang efek­tif, disebutkan bahwa
butuh kesadaran tinggi bagi siapapun,
masing-ma­
sing lapis tersebut memi­
bahwa risiko apa pun harus dikelola
liki peran yang berbeda dalam suatu
dengan mematuhi stan­
organisasi. Ketiga lapis
(fungsi) tersebut antara
dar prosedur yang ada se­
lain business unit (risk
optimal mungkin. Untuk
owner), risk management
meningkatkan awareness
serta internal audit. Agar
seluruh karyawan, Per­
ketiga fungsi dapat ber­
usahaan telah menga­
jalan secara optimal, maka
dakan sosialisasi dengan
harus dipisahkan. Business
mengundang pakar di
Kehadiran unit
unit diwakili oleh seluruh
bidang governance dan
ERM tentu sangat risk management sebagai
divisi, risk management
penting karena
oleh ERM dan internal au­
pembicara dari Center
bermanfaat
Risk Management Studies
dit oleh Satuan Pemeriksa
dalam memonitor (CRMS) Indo­nesia. Selain
Internal.
risiko di level
sosialisasi, juga disedia­
Hal inilah yang mela­
Perusahaan.
kan pelatihan khu­
sus
tar­belakangi pembentuk­
terkait risk mana­gement
an unit khusus yang me­
yang bersertifikasi bagi risk officer.
nangani ERM di KPEI. Dan juga seba­gai
Saat ini, KPEI sudah mengimple­
salah satu bentuk komitmen KPEI
dalam mengimplementa­sikan good
mentasikan Business Continuity Ma­na­
corporate governance (GCG). “Keha­
gement System (BCMS) sebagai bagian
diran Unit ERM tentu sangat penting
dari penerapan ERM. BCMS merupa­
karena bermanfaat dalam memonitor
kan salah satu langkah strategis untuk
risiko di level Perusahaan. Semua level
menjaga keberlangsungan bisnis da­
risiko ini harus diidentifikasi, termasuk
lam memberikan layanan kepada para
perkiraan dampaknya, lalu dipastikan
pemakai jasa, serta perlin­dungan ter­
mitigasi risiko yang tepat. Jika Perusa­
hadap aset dan sumber daya Perusa­
haan tidak menjalan­kan prosedur ope­
haan. Fungsi BCMS sendiri untuk me­
rasional tertentu, para pemakai jasa
mastikan bahwa KPEI seba­gai LKP atas
KPEI akan menghada­pi risiko dengan
transaksi bursa tetap dapat berjalan
tingkatan tertentu”, tambah Indriani.
meski dalam kondisi darurat. Bentuk
“Manajemen risiko juga memberikan
BCMS yang sudah pernah dilakukan,
kontribusi terhadap penerapan GCG
dengan melakukan simulasi khusus
melalui pemberian jaminan yang wa­
peralihan sistem utama operasional
KPEI ke alternate site system (Disaster
jar terhadap pencapaian tujuan Per­
Recovery Centre-DRC) dalam mengan­
usahaan”, tegas Indriani. Metodologi
ERM yang diadopsi dan digunakan
tisipasi adanya gangguan. Simulasi
KPEI mengacu pada standar manaje­
tersebut mengukur seluruh tahapan
solusi mulai dari proses komando,
men risiko ISO 31000:2009 tentang Risk
keputusan, pengumuman, hingga me­
Management-Principles and Guidelines
on Implementation. “ISO 31000:2009
mastikan DRC site dapat beroperasi
menjelaskan tentang Prinsip Mana­
dalam melayani pengguna jasa.
Pada 2016, KPEI juga tengah
jemen Risiko, Kerangka Manajemen
melakukan persiapan terkait assess­
Risiko, dan Proses Manajemen Risiko”,
ungkap Listyarini Hikmaningrum, Ke­
ment Sistem Manajemen Keaman­
pa­la Unit ERM.
an Informasi dalam memenuhi ISO
Menurut Listyarini, untuk mendu­
270001:2013 tentang information se­
kung program Unit ERM melakukan
curity management.F
update risk register seluruh kegiatan
[tim redaksi]
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
artikel khusus
Seputar RUPST KPEI 2016
KPEI menargetkan diri untuk menjadi Lembaga Kliring
Penjaminan (LKP) yang qualified atau Qualified CCP
di tahun ini. Sebuah pencapaian bagi lembaga CCP
di dunia, yang telah memenuhi standar kualifikasi
internasional dalam hal kepatuhan, layanan,
keanggotaan dan keuangan.
W
ajah baru yang sangat terke­
nal di industri pasar modal
mewarnai ruang komisaris
KPEI. Mereka adalah Abraham Bastari,
James Tjahaja Riady dan Margeret Mu­
tiara Tang. Ketiganya didapuk menjadi
Dewan Komisaris KPEI untuk periode
2016-2019. Pengangkatan Dewan Ko­
misaris baru KPEI menjadi agenda ke­
tiga dalam agenda Rapat Umum Pe­
megang Saham Tahunan (RUPST) KPEI
yang berlangsung awal Juni.
Persetujuan Laporan Tahunan seka­
ligus Pengesahan Laporan Keuangan
Perusahaan 2015 menjadi agenda per­
tama. Tahun 2015 merupakan tahun
pengembangan infrastruktur, pengu­
atan peran dan fungsi Perusahaan,
serta peningkatan kualitas produk dan
layanan KPEI. Terdapat 25 inisiatif uta­
ma yang dijalankan KPEI, 5 diantaranya
termasuk Program Pengembangan In­
frastruktur Pasar Modal (PPIPM), yang
dikerjakan bersama-sama dengan OJK
dan SRO lain. Dalam PPIPM, inisiatif
pertama berupa pengembangan infra­
struktur sistem kliring yakni e-CLEARS,
yang dilakukan untuk mengantisipasi
peningkatan performance dan kapa­
sitas transaksi saham. Kedua, inisiatif
efisiensi proses penyelesaian transak­
si bursa untuk para nasabah institusi
yang menyimpan asetnya di Bank Kus­
todian (BK). “Kami memperkenalkan
peran institutional delivery yakni BK
sebagai settlement agent dalam siklus
penyelesaian transaksi bursa,” papar
Hasan Fawzi, Direktur Utama KPEI.
“Melalui inisiatif ini, biaya Anggo­
ta Bursa (AB) akan berkurang dalam
menalangi penebusan saham sebelum
diserahkan kepada KPEI, sehingga
dana tersebut dapat dipergunakan un­
tuk bertransaksi,” tegas Hasan. Ketiga,
implementasi penuh terkait Peraturan
OJK No.26/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan
adanya ketentuan ini, terdapat proses
penguatan posisi dan peran KPEI se­
bagai LKP. Keempat, te­lah diselesaikan
pengembangan sistem General Clear­
ing Member (GCM) di tahun 2015. Inisi­
atif ini merupakan skema keanggotaan
bertingkat, dimana AB dapat menyele­
saikan kewajiban kliring dan penyele­
saiannya melalui Anggota Kliring (AK)
tertentu tanpa harus
menjadi AK KPEI. “Kami
sedang mempersiapkan
peluncurannya di ta­
hun ini, pararel dengan
menunggu peraturan­
nya disetujui oleh OJK”,
tambah Hasan. Kelima,
KPEI sedang menyiapkan
fasilitas transaksi REPO.
Di tahun 2016, dilakukan
pengembangan sistem
third party REPO yang
sejalan de­ngan pengem­
bangan sistem REPO di KSEI.
Aspek Pengelolaan keuangan
Tahun 2015, transaksi bursa me­
ngalami penurunan dan berdampak
pada pendapatan KPEI yang turun se­
besar 3,01%. Awalnya, menurut Hasan,
target transaksi efek harian tahun 2015
dipatok Rp7 triliun, lalu direvisi menja­
di hanya Rp6 triliun. Sampai akhir 2015,
hanya terealisasi Rp5,76 triliun, jauh di
bawah target awal, bahkan tidak men­
capai target revisi. Meskipun persen­
tase penurunan terlihat kecil, lanjut
Hasan, cukup mempengaruhi angga­
ran pengembangan infrastruktur dan
pos anggaran lain. Beban usa­ha tidak
mung­
kin turun, karena ada proyeksi
beban yang naik. “Akhirnya manaje­
men menerapkan efisiensi anggaran,”
ungkap Hasan. Dengan strategi efisien­
si tersebut, KPEI berhasil mencatat laba
usaha tahun 2015 sebesar Rp37,51 mil­
iar dan laba bersih Rp21,15 miliar.
Sesuai persetujuan RUPST dalam
agen­da kedua, berdasarkan laba bersih
tahun 2015 dianggarkan penyisih­an Ca­
dangan Jaminan sebesar 5% dari la­ba
bersih, atau sekitar Rp1,06 mi­li­ar. Nilai
ini menambahkan Cadangan Ja­minan
KPEI per akhir 2015 sebesar Rp138,19
miliar menjadi Rp139,25 mi­li­ar.
Bagaimana dengan tahun 2016? Ta­
hun ini KPEI mempunyai target untuk
memantapkan predikat sebagai lem­
baga Central Counterparty (CCP) yang
berkualifikasi internasio­nal atau Quali­
fied CCP, artinya, CCP yang memenuhi
standar kualifikasi internasional dari
segi kepatuhan, hukum, layanan,
keanggotaan bahkan keuang­
an. Saat
ini, KPEI sedang dalam proses menga­
jukan diri sebagai Third
Country CCP kepada Eu­
ropean Securities Mar­
ket Association (ESMA).
Pe­
ngakuan ini dapat
membantu perusahaan
sekuritas yang terafili­
asi dengan perusahaan
asal Uni Eropa yang
melakukan
transaksi
dan kegiatan kliring di
pasar modal Indonesia,
untuk
mendapatkan
keringanan capital of
charge yang harus disediakan.
“Tahun ini juga dila­
kukan asses­
ment dari Financial Sector Assessment
Program (FSAP) terhadap 5 Responsi­
bilities yang harus dipenuhi oleh Regu­
lator (OJK dan Bank Indonesia) serta
23 Principles oleh Financial Market In­
frastructure (KPEI dan KSEI). Kegiatan
assesment tersebut dilakukan setiap
5 tahun sekali untuk seluruh lembaga
pengawas dan fasilitator di pasar mo­
dal. Diharapkan Indonesia akan mem­
peroleh rating observed pada seluruh
Responsibilities dan Principles” ujar
Hasan.
Tahun 2016 merupakan tahun di­
mu­lai­nya roadmap baru Perusahaan,
dengan dibuatnya Strategic Business
Plan untuk periode 2016-2020. Bebe­
rapa rencana strategis tersebut, 3 di­an­
tara­nya adalah finalisasi implementasi
GCM, pemendekan siklus settlement
dari T+3 menuju T+2, dan melahir­
kan lembaga baru yaitu Securities Fi­
nancing.F
[tim redaksi]
KPEI Newsletter
3
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
P rofil
Komisaris KPEI
Likuiditas Pasar untuk Memenangkan
Persaingan Global
bank menjadi alternatif pembiayaan
jangka pendek, sebaliknya pasar mo­
dal menjadi sumber pembiayaan al­
ter­­
natif jangka panjang bagi para
emiten. “Dengan terjaminnya sumber
pembiayaan jangka panjang, emiten
lah investor lokal ikut meningkat dan
dapat melakukan perencanaan usaha
menjadi pemodal terbanyak di negeri
jangka panjang. Dengan rencana usaha
sendiri. Per 31 Mei 2016, jumlah investor
yang berkelanjutan dari emiten, inves­
lokal berdasarkan SID di KSEI sebanyak
476.798 sedangkan investor asing ber­
tor ataupun pemegang saham publik
akan ikut menikmati keuntungan per­
jumlah 10.592 (Data KSEI).
usahaan berupa pe­
ningkatan nilai in­
Jumlah dana pihak ketiga yang
vestasi melalui ke­
naikan harga saham
dihimpun oleh perbankan per April
(capital gain) maupun dividen,” papar
2016 mencapai Rp4.478.409 miliar, se­
James. Sejalan de­
ngan
James, Marge­ret menam­
bahkan me­­rupakan ini­
siatif yang baik, dengan
dibentuknya biro kre­
dit
anak perusahaan Pefin­
do, emiten diharapkan
segera mendapatkan cre­
dit rating. Hal ini akan
mempermudah emiten
James
Tjahaja
Riady
mendapatkan
fasilitas
Margeret Mutiara Tang
dari perbankan.
“Selain itu, langkah terobosan yang
dangkan jumlah kepemilikan efek
saat ini dibutuhkan adalah agar emi­
eku­
it­as serta obligasi korporasi yang
ten-emiten di BEI dapat masuk dalam
tercatat di KSEI per Mei 2016 sebesar
indeks MSCI (Morgan Stanley Capital
Rp3.110.255,15 miliar (Data Statistik
International), yang menjadi rujukan
OJK). Nilai kepemilikan efek pihak keti­
pemodal di pasar modal Internasional,”
ga yang dihimpun oleh pasar modal
papar James. Hal tersebut akan meng­
mempunyai potensi pertumbuhan yang
undang investor asing untuk berin­
tinggi. Adanya perpindahan portofolio
dari perbankan menuju pasar modal
vestasi di Indonesia.
berpotensi menjadikan pasar mo­
dal
Terkait proses bisnis KPEI sendi­
Indo­
nesia menjadi yang terbesar di
ri, sebagai salah satu SRO, lanjutnya
ASEAN. Demikian dipaparkan James T.
KPEI mempunyai peran penting dalam
Riady.
perkembangan pasar modal di Indone­
Menurut James, agar pasar modal
sia. “Sebagai institusi yang terpercaya,
Indonesia bisa bersaing dengan pasar
KPEI dapat menjadi katalisator dan
modal negara lainnya di ASEAN, ada
mengambil peranan yang aktif dengan
4 pilar yang harus terus dijaga dan di­
memberikan solusi untuk peningkatan
tingkatkan, yakni meningkatkan jumlah
volume (likuiditas) di pasar modal,”
emiten dan investor aktif, penguatan
ujarnya. Salah satunya melalui layanan
anggota bursa, penyediaan infrastruk­
pinjam meminjam efek (securities bor­
tur yang memadai serta penguatan
rowing and lending) serta pembiayaan
ketahanan pasar modal Indonesia.
saham (securities financing). Kedua
Sebagai wakil emiten, James meng­
layanan tersebut, kata James, dapat
menjadi produk unggulan yang diinisia­
harapkan emiten yang ada saat ini
memiliki credit rating. Credit rating di­
si KPEI yang sangat berguna bagi pemo­
gunakan emiten untuk mendapatkan
dal dan anggota bursa yang bertransak­
fasilitas pendanaan dari perbankan. Jika
si di BEI. F [tim redaksi]
Komposisi Dewan Komisaris KPEI baru menjadi
kombinasi yang sesuai untuk mengawal
perkembangan KPEI.
M
emasuki paruh kedua 2016,
KPEI mendapatkan semangat
baru dengan hadirnya De­
wan Komisaris periode 2016-2019 yang
ditetapkan RUPST awal Juni. Ketiga ko­
misaris tersebut merupakan tokoh dan
praktisi yang sudah sangat terkenal di
pasar modal. Abraham Bastari sebagai
komisaris utama, yang sebelum­
nya
menjabat Deputi Komis­
ioner Manajemen Strategis
IB OJK. Abraham berperan
mengawasi aktivitas per­
dagangan di pasar modal.
Dua komisaris lainnya yak­
ni James Tjahaja Riady yang
merupakan CEO kelompok
Lippo Group dan Margeret
Mutiara Tang adalah man­
tan Direktur Utama KSEI. Abraham Bastari
James aktif di Kadin Indo­
nesia sebagai wakil Ketua Bidang Kes­
ehatan dan Pendidikan. Putra pendiri
Lippo Group, Mochtar Riady ini juga
Pendiri dan Ke­tua Yayasan Pelita Hara­
pan. Sementara itu, profil Margeret M.
Tang yang pernah menjadi Direksi KSEI
selama dua periode ini, memiliki banyak
pengalaman dalam dunia perbankan.
Beliau dipercaya menjabat di sejumlah
bank asing.
Perkembangan pasar modal Indo­
nesia telah mencapai momentum yang
menggembirakan. Sejak berlakunya
UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995,
hingga 21 tahun perjalanannya, nilai
kapitalisasi pasar BEI telah mencapai
Rp7.219 trilun per 1 Juli 2016 (Data
Statistik BEI) dibanding Rp310,9 triliun
pada 1995 (Data Statistik OJK). Dari sisi
jumlah emiten, juga terjadi peningkat­
an dari sekitar 238 emiten pada 1995
(Data Statistik OJK) menjadi 530 emi­
ten di 2016 (Data Statistik BEI), dengan
nilai transaksi harian di BEI mencapai
sekitar Rp7 triliun per hari. Kondisi lain
juga terlihat pada jumlah investor asing
yang terus bertambah, bahkan jum­
4 KPEI Newsletter
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
edukasi
Mengembangkan Transaksi Repo
dengan Third Party Repo
bertransaksi Repo agar lebih termoni­
tor dan lebih berstandar.
Guna meramaikan pasar sekunder saham dan obligasi,
Manfaat lain dari transaksi Repo
pemerintah mendorong pengembangan pasar Repo
adalah untuk memenuhi kebutuhan
di Indonesia. Fasilitas Third Party Repo yang tengah
pendanaan jangka pendek dengan
dikembangkan KPEI diharapkan dapat membuat pasar
memanfaatkan portofolio efek dan
Repo Indonesia lebih termonitor dan mempunyai standar.
sebagai sarana strategi investasi yang
stabil, dengan tetap mempertahan­
kan prinsipal dan likuiditas. Dijelaskan
lebih lanjut oleh Kepala Unit Pinjam
Meminjam Efek dan Repo, Rachmade­
wi Sjahesti, adanya KPEI sebagai pihak
ketiga dalam transaksi Repo nantinya
tidak akan menghilangkan sifat tran­
saksi ini yang sebenarnya bilateral.
Dalam pengembangan Third Party
Repo ini, KPEI menyediakan sistem, sa­
rana dan prasarana serta menyiapkan
aturannya agar pihak-pihak yang ingin
bertransaksi Repo tidak perlu investasi
sistem lagi karena semua
sudah difasi­litasi KPEI. Da­
agi pelaku pasar, transaksi Re­
ang dalam Peraturan
OJK
No.09/POJK.04/2015
purchase Agreement atau Repo
KPEI akan menjadi lam pengembangannya,
tentang Pedoman Tran­
bukan sesuatu yang asing lagi.
KPEI bekerja sama dengan
pihak ketiga
Transaksi ini sudah berlangsung sejak
Korea Securities Deposi­
saksi Repo Bagi Lembaga
(intermediary)
lama dan sudah menjadi salah satu
Jasa Keuang­an dan Surat
bagi mereka yang tory (KSD). KSD dipilih KPEI
instrumen dalam transaksi keuangan.
Edaran OJK No.33/SEO­
ingin bertransaksi karena in­stitusi ini berhasil
Repo merupakan transaksi jual beli
menyelenggarakan fasili­
JK.04/2015 tentang Glo­
Repo agar lebih
efek dengan perjanjian akan dibeli
tas Thir­
d Party Repo di
bal Master Repurchase
termonitor dan
atau dijual kembali pada waktu dan
ne­ga­ra asal­nya. “Kita me­
Agreement
Indonesia.
lebih berstandar.
harga yang sudah disepakati kedua be­
Kedua aturan tersebut
lihat KSD di Asia memang
mulai berlaku per 1 Ja­
bagus dalam menangani
lah pihak. Di Indonesia, transaksi Repo
nuari 2016.
transaksi Repo dan transak­sinya likuid,
untuk instrumen keuangan bisa dibi­
Pengembangan pasar Repo meru­
sela­in itu model KSD bisa diadopsi di sini
lang sudah likuid, namun pihak-pihak
pakan salah satu cara pemerintah
karena sistem ini tidak menghilangkan
yang melakukannya masih terbatas
untuk meramaikan pasar sekunder
nature bilateralnya namun tetap bisa
dan belum termonitor dengan baik.
obligasi. Latar belakangnya adalah pe­
termonitor,” kata Rachmadewi. KPEI
Selain itu, Repo yang terjadi belum
dan KSD bersama-sama telah menyu­sun
menggunakan standarisasi dan kurang
nerbitan Surat Berharga Negara (SBN)
konsep Third Party Repo yang telah di­
transparan.
oleh pemerintah yang sudah banyak,
sesuaikan dengan kondisi dan aturan di
Guna menjawab belum adanya
namun tidak diikuti dengan frekuen­
pasar modal Indonesia.
standarisasi, OJK telah meluncurkan
si transaksi di pasar sekunder, justru
Fasilitas Third Party Repo ini di­ha­
Global Master Repurchase Agreement
ha­
nya disimpan oleh pihak peme­
rap­
k
an dapat selesai akhir tahun 2016
Indonesia (GMRA Indonesia) untuk
gang SBN. Untuk mewujudkan pasar
dan diperkirakan pada awal 2017 su­
mendorong pengembangan pasar
sekunder obligasi yang makin ramai
Repo di Indonesia. GMRA Indonesia
dan likuid melalui transaksi Repo, KPEI
dah mulai beroperasi. Untuk mewujud­
disusun dengan mengadopsi standar
menginisiasi proyek bersama dengan
kan konsep Third Party Repo tersebut,
perjanjian GMRA yang diterbitkan
OJK dan SRO lain dengan membuat
KPEI juga berkerjasama dengan KSEI
oleh International Capital Market As­
fasilitas Third Party Repo. Seperti di­
sesuai peranan masing-ma­
sing. KPEI
sampaikan
oleh
Kepala
Divisi
Kliring
akan
memfasilitasi
proses
konfirmasi,
sociation (ICMA). GMRA Indonesia ini,
Penyelesaian dan Pinjam Meminjam
mark to market, margin management,
telah dilengkapi dengan klausul yang
Efek, Antonius Herman Azwar, nan­
dan income payment. Sedangkan KSEI
menyesuaikan kondisi hukum dan ke­
akan menyediakan fasilitas settlement
butuhan pasar di Indonesia. Aturan
tinya KPEI akan menjadi pihak ketiga
Repo.F [tim redaksi]
penggunaan GMRA Indonesia tertu­
(intermediary) bagi mereka yang ingin
B
KPEI Newsletter
5
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
edukasi
Kegiatan KLIK di
Kuartal II Tahun 2016
Memasuki pertengahan tahun, kegiatan sharing
knowledge kembali dimeriahkan oleh KLIK’ers. Beragam
tema sharing yang menyenangkan mampu mengalihkan
perhatian KLIK’ers.
A
jang sharing KLIK’ers di event
Thanks KLIK It’s Friday pada
kuartal kali ini hanya diada­
kan satu kali yaitu pada 24 Juni 2016.
Acara yang dibawakan oleh salah satu
pe­ngurus KLIK technology ini meng­
angkat materi terkait penggunaan
KM Portal, yakni sebagai media ko­
munikasi dan informasi. Sosialisasi de­
ngan tema ini merupakan kali kedua,
setelah sebelumnya dilakukan pada
1 April 2016 melalui sharing internal
dengan peserta KLIK team dan seluruh
PIC COP. Meski kegiatan ini diadakan
pada bulan puasa, para KLIK’ers tetap
semangat untuk menyimak dan aktif
dalam bertanya serta memberikan ma­
sukan kepada pembicara.
Selain diisi oleh KLIK team, sharing
knowledge juga diadakan oleh PIC dan
member COP. Diantaranya COP Marco,
yang mengadakan kegiatan RINGGO
pada 26 Mei 2016. Kegiatan RINGGO
mengupas tentang pembentukan unit
baru Enterprise Risk Management
(ERM) sekaligus menyampaikan pema­
haman kepada risk owner di ma­singmasing unit untuk mendukung pro­
gram kerja yang akan direncanakan
oleh Unit ERM kedepannya.
Sementara itu, COP Bahasa meng­
adakan beberapa kegiatan yang seru
dan dikemas penuh dengan fun,
dian­ta­ranya English for Office Sup­
port dan KPEI Fun Corner. English for
6 KPEI Newsletter
Office Support mendukung program
pembela­jaran bagi Office Support KPEI
de­ngan tema simple future tense, sim­
ple present, simple future, conjunction,
dan relative pronoun (which dan who)
pada kalimat. Diharapkan, para Office
Support ini dapat mempraktekkan Ba­
ha­
sa Inggris dalam sehari-harinya di
kan­tor. English for Office Support telah
di­langsungkan sebanyak 6 kali pada 6,
20, 27 April dan 11, 18, 25 Mei 2016.
Sedangkan KPEI Fun Corner dilakukan
pada 29 April 2016, dimana tema yang
dibahas mengenai kagiatan CSR yang
dilakukan KPEI kepada 3 yayasan sosial
binaan. Sharing CSR yang di­bawakan
oleh salah satu karyawan baru KPEI ter­
sebut, bercerita kesan dan pe­nga­laman
sebagai karyawan baru saat di­li­batkan
dalam kegiatan sosial Peru­sahaan.
CoP yang tidak kalah seru, dengan
mendatangkan pembicara dari ekster­
nal, CoP Investasi (CoPIN) menyeleng­
garakan acara yang sangat informatif
yaitu “Open Mind!!”. Pada 29 April
2016, dengan mengusung tema BNI
Griya-KTA, perwakilan Bank BNI ber­
bagi informasi terkait pinjaman Kredit
Kepemilikan Rumah (KPR) yang ber­
tujuan untuk memberikan alternatif
investasi (properti) serta cara pem­
biayaannya, sehingga KLIK’ers dapat
memulainya sedini mungkin. Sharing
kedua bertemakan Entrenpreneur­
ship yang diadakan pada 27 Mei 2016
oleh Bapak Bambang Suharno dari
Indonesian Entrepreneur Soviet (IES).
Tema yang dibawakan sangat berman­
faat bagi karyawan yang akan me­
rencanakan masa pensiunnya dengan
kegiatan berwirausaha. Kedua kegiat­
an di atas selaras dengan misi CoPIN,
dalam rangka mempelajari berbagai
produk investasi yang tersedia untuk
kebahagian di masa pensiun nanti.
Terakhir, kegiatan yang diselengga­
rakan oleh CoP Hobi, seperti CoP Olahraga dan CoP Art Station (COPAS), sela­
ma triwulan II ini telah melaksanakan
berbagai kegiatan rutin mingguan,
seperti latihan modern dan traditional
dance serta olahraga (futsal, squash,
bulutangkis, tenis meja, tenis lapang­
an). Selain itu, CoP Fotografi juga
sempat melakukan kegiatan hunting
foto dengan tema Street Photography
yang mengambil suasana ‘ngabuburit’
Rama­
dhan di daerah Benhil-Jakarta
pada 17 Juni 2016.F [tim redaksi]
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
statistik
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Transaksi Bursa
Penyelesaian Transaksi Bursa
Frekuensi (kali)
Volume (lembar)
Nilai (Rp)
Total
Volume (lembar)
Efisiensi
Nilai (Rp)
Volume (%)
Nilai (%)
29,848,785
661,335,363,730
715,519,427,123,293
215,493,696,500
302,736,523,233,300
52.96
43.99
Tertinggi harian
318,164
11,078,434,285
14,410,496,698,029
3,111,986,600
4,877,064,124,300
71.35
53.40
Rata-rata harian
240,716
5,333,349,708
5,770,317,960,672
1,737,852,391
2,441,423,574,462
52.13
43.98
Terendah harian
167,677
2,775,034,553
3,442,627,882,620
1,040,929,000
1,454,152,213,400
43.43
37.10
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
Alternate Cash Settlement (ACS)
ACS
Volume (Lembar)
Nilai (Rp)
Fasilitas Intraday
Jumlah AK
(ACS)
AK
AK
Serah
Terima
Total
43,821,100
30,594,591,250
29
106
Tertinggi harian
11,986,100
8,715,852,250
2
Rata-rata harian
353,396
-
246,730,575
-
0
21
1
-
-
Terendah harian
Penggunaan (Rp)
Biaya (Rp)
Total Penggunaan
82,995,058,972,886
2,305,418,305
Rata-Rata Bulanan
13,832,509,828,814
384,236,384
669,314,991,717
18,592,083
Rata-Rata Harian
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
POSISI DANA JAMINAN
Jenis Pasar
Nilai (Rp) Prosentase
Ekuiti
2,150,844,501,011
65.34%
596,213,204
0.02%
1,087,103
0.00%
Hasil Pengelolaan Dana Jami­
nan Ekuiti, Kontrak Berjangka
dan Surat Utang
1,140,396,455,497
34.64%
Total
3,291,838,256,815
100.00%
Derivatif-Kontrak Berjangka
Surat Utang
POSISI CADANGAN JAMINAN
Nilai (Rp)
Cadangan Jaminan
139,247,833,382
* Data sampai dengan 30 Juni 2016
KOMPOSISI AGUNAN ONLINE
Jenis Instrumen
Uang
Saham
Obligasi
Total
Nilai Agunan (Rp)
Prosentase
236,390,789,448
2.52%
8,973,228,329,071
95.69%
168,186,418,108
1.79%
9,377,805,536,627
100.00%
* Data per 30 Juni 2016
KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE
Jenis Instrumen
Nilai Agunan (Rp)
Prosentase
Bank Garansi
6,121,866,500,000
79.38%
Deposito
1,342,434,508,874
17.41%
236,604,493,456
3.07%
11,500,000,000
0.15%
Dana Minumum Kas
Saham Bursa
Total
7,712,405,502,331
100.00%
* Data per 30 Juni 2016
TRANSAKSI PINJAM MEMINJAM EFEK
Bulan
Total
Rata-Rata Harian
Nilai
(Rp)
Volume
(lembar)
Frekuensi
(kali)
Nilai
(Rp)
Volume
(lembar)
Jumlah
Hari
Januari
13,934,556,000
8,645,800
10
449,501,806
278,897
31
Februari
9,182,783,000
5,893,200
13
316,647,690
203,214
29
Maret
10,049,055,000
1,544,700
10
324,163,065
49,829
31
April
9,406,630,200
347,200
4
313,554,340
11,573
30
Mei
6,602,756,000
1,803,400
6
212,992,129
58,174
31
Juni
2,807,669,500
751,200
12
93,588,983
25,040
30
Total
51,983,449,700
18,985,500
55
285,623,350
104,316
182
*Data sampai dengan 30 Juni 2016
KPEI Newsletter
7
Edisi 3
I Triwulan III
l
2016
kilas peristi w a
Peluncuran Unit Baru ERM dan Penunjukan CRO KPEI
Pada 28 Maret 2016 di Main Hall BEI, KPEI mengumumkan pembentukan unit
baru yakni Unit Enterprise Risk Management sekaligus menunjuk Direktur KPEI
Indriani Darmawati sebagai Chief Risk Officer. Tujuan pembentukan unit ini
adalah sebagai bentuk komitmen Perusahaan untuk terus dapat meningkatkan
kapabilitasnya sebagai CCP berstandar internasional di pasar modal Indonesia.
Kunjungan Bisnis OJK, BEI, dan KPEI ke Jepang
Pada 4-6 April 2016, KPEI bersama dengan OJK dan BEI melakukan kunju­
ngan ke Japan Financial Service Agency, Japan Securities Finance dan Japan
Exchange di Tokyo dalam rangka rencana pengembangan Securities Financing
di Indonesia.
Kunjungan Bisnis ke Japan Information Processing Services Co., Ltd
Perwakilan KPEI berkunjung ke Japan Information Processing Services Co., Ltd
pada 6 April 2016 dalam rangka rencana pengembangan Securities Financing
di Indonesia.
Kunjungan Bisnis ke Japan Securities Clearing Corporation
Dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai bagai­
mana menjadi Qualified Central Counterparty (QCCP), Direktur KPEI Indriani
Darmawati melakukan kunjungan bisnis ke Japan Securities Clearing Cor­
porationn (JSCC) pada 18 April 2016. JSCC sendiri merupakan perusahaan
cross-market dan merupakan CCP untuk pasar keuangan Jepang.
Kunjungan Bisnis KPEI ke Central Securities
Depository of Iran. Direktur KPEI Indriani
Darmawati, Komisaris KPEI Parikesit Suprapto dan
Corporate Secretary Suryadi melakukan kunjungan
bisnis ke Central Securities Depository of Iran pada
16-19 Mei 2016.
Pembukaan Festival Pasar Modal Syariah
2016. Pada 30 Maret sampai 2 Februari 2016, SRO
bersama dengan OJK menyelenggarakan kegiatan
Festival Pasar Modal Syariah 2016 dengan tema
“Yuk Nabung Saham Syariah.” Acara tersebut
dihadiri oleh seluruh komunitas pa­
sar modal
syariah. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini
untuk meningkatkan awareness dan mengenalkan
produk syariah yang dapat ditransaksikan di BEI
kepada masyarakat umum. The 8th ACG Cross Training Seminar. Pada 24-25
Mei 2016, KPEI ikut berpartisipasi dalam kegiatan
The 8th ACG Cross Training Seminar di Ho Chi
Minh City, Vietnam. Kegiatan yang beragendakan
presentasi singkat mengenai proyek terbaru ang­
gota ACG, presentasi mengenai isu-isu terkini di
bidang pasar modal, PFMI workshop serta diskusi
grup ini diselenggarakan oleh Vietnam Securities
Depository.
Pelaksanaan RUPST KPEI 2016. Pada 2 Juni
2016, bertempat di The Dharmawangsa Hotel
Jakarta, KPEI menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2016. Dalam
RUPST tersebut, terdapat 4 (empat) agenda yang
diputuskan. Salah satu hasil keputusan RUPST 2016
adalah pengangkatan anggota Dewan Komisaris
Perusahaan untuk periode 2016-2019, dengan
susunan Abraham Bastari sebagai Komisaris Utama,
James Tjahaja Riady dan Margeret Mutiara Tang
sebagai Komisaris.
CCP12 Founding Conference and CCP
Forum. Pada 7-9 Juni 2016, KPEI menghadiri per­
Kunjungan Bisnis Korea Exchange ke KPEI
Korea Exchange (KRX) mengunjungi KPEI pada 14 April 2016 dalam rangka
mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis KPEI. Kunjungan tersebut
dilakukan oleh 4 orang perwakilan KRX dan disambut baik oleh perwakilan
dari KPEI.
8 KPEI Newsletter
temuan tahunan CCP12 Founding Conference and
CCP Forum di Shanghai, China. Pertemuan tersebut
dihadiri oleh Roni Gunardi selaku Kepala Divisi
Penjaminan & Pengelolaan Risiko beserta Satya
Birawa selaku Kepala Satuan Pemeriksa Internal KPEI.
Download