Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa Edisi VII / Maret - Mei 2014 Ketua MPD Aceh: Lanjutkan Praktik yang Baik Foto: kemenag Aceh Keterangan gambar paling atas dari kiri: Kepala Kemenag Aceh Jaya mencoba salah satu hasil kar ya guru,; Bupati Bener Meriah berdialog dengan siswa tentang media pembelajaran; Seorang siswa SMP di Aceh Jaya memperagakan media pembelajaran teropong bumi; Simulasi PAKEM di Bener Meriah Foto: Teuku Meldi & Wira Dharma/ PRIORITAS Aceh K etua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Prof Dr Warul Walidin AK, MA menunjukkan apresiasinya atas Prof. Dr. Warul Walidin AK, MA implementasi program USAID PRIORITAS yang telah dilaksanakan sejak awal 2013. ”Praktik baik yang telah dilaksanakan USAID PRIORITAS pada sekolah binaannya dapat menjadi contoh untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,” katanya pada pemaparan capaian 1,5 tahun implementasi program USAID PRIORITAS di Aceh yang juga dihadiri sekretaris, wakil ketua, dan anggota MPD Aceh di kantor majelis tersebut (20/5). MPD menyatakan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh lewat peningkatan kualitas guru. ”Karena itu, bantuan lembaga donor seperti USAID PRIORITAS dapat mendorong percepatan peningkatan kualitas guru di Aceh,” jelas Prof Warul. Dalam pertemuan tersebut, MPD merekomendasikan beberapa hal. Di antaranya, adanya rapat koordinasi secara rutin antara MPD dan USAID PRIORITAS. ”Sebagai salah satu lembaga yang rutin diminta pertimbangan oleh gubernur, kami berharap kita dapat melakukan pertemuan secara rutin untuk mengetahui permasalahan di lapangan dan hal lainnya yang dapat kita pecahkan bersama,” tegas ketua MPD. Unjuk Karya Praktik yang Baik di Bener Meriah dan Aceh Jaya S ebanyak 48 sekolah yang terdiri atas 32 SD/MI dan 16 SMP/MTs di dua kabupaten melakukan unjuk karya praktik yang baik. Di Kabupaten Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani membuka kegiatan unjuk karya di gedung olah raga (GOR) didampingi wakil bupati, ketua DPRK, Kapolres, Dandim, kejaksaan atau jajaran muspida dan para pemangku kepentingan pendidikan di kabupaten tersebut (24/4). Bupati Ruslan menyampaikan rasa kagumnya terhadap unjuk karya sekolah itu. ”Luar biasa. Hanya dalam waktu pelatihan setahun lebih, sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS dapat menghasilkan karya-karya inovatif yang bervariasi dan sangat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Bener Meriah,” tuturnya. Untuk itu, bupati sangat mengapresiasi upaya USAID PRIORITAS yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah mitra. ”Mereka dilatih untuk menerapkan pembelajaran aktif kepada siswa-siswinya demi menyukseskan mutu pendidikan di Kabupaten Bener Meriah,” ujarnya. Menurut bupati, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan pengembangan mutu pendidikan, terutama peningkatan mutu guru. ”Kualitas guru akan sangat berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena itu, kami sangat mengapresiasi model pendekatan USAID PRIORITAS dalam meningkatkan kualitas profesionalisme guru,” ucapnya. ”Penerapan sistem pembelajaran aktif kepada murid telah menjadikan para guru tidak lagi menjadi satu-satunya pusat pembelajaran, tetapi para siswalah yang dituntut aktif dalam pembelajaran. Dengan begitu, hal ini bisa mendongkrak kreativitas dan menggali potensi mereka. Tujuannya, mereka dapat percaya diri dalam menguasai materi lewat belajar secara berkelompok dan aktif melakukan presentasi.” jelas bupati. ”Kami berharap praktik-praktik yang baik yang telah diterapkan oleh sekolahNewsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students SE Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE UTAMA Edisi : 1/2012 sekolah mitra USAID PRIORITAS bisa disebarkan kepada sekolah-sekolah yang lain,” pintanya. Bupati menambahkan, Kabupaten Bener Meriah akan mengalokasikan dana diseminasi untuk peningkatan mutu guru agar tidak hanya sekolah binaan USAID PRIORITAS yang mendapatkan pelatihan, tetapi juga sekolah-sekolah yang lain di Kabupaten Bener Meriah. ”Kami ingin sekolah-sekolah lain pun mampu melakukan perubahan serupa untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing. Harapan kami, pendidikan di Kabupaten Bener Meriah semakin maju di masa yang akan datang,” tegasnya. Sementara itu, di Kabupaten Aceh Jaya, Bupati Aceh Jaya Azhar Abdurrahman berharap agar program PRIORITAS dapat terus dilanjutkan di kabupaten tersebut. ”Program ini memiliki strategi yang sangat baik untuk memudahkan pemahaman proses belajar mengajar. Kita bersama USAID PRIORITAS terus berupaya untuk meningkatkan peningkatan mutu pendidikan melalui berbagai kegiatan pelatihan. Semoga dari Aceh Jaya lahir generasi-generasi cerdas di masa yang akan datang,” tutur bupati dalam pidatonya yang dibacakan oleh Asisten II Pemkab Aceh Jaya Saiful Bahri pada pembukaan unjuk karya di Escape Building Aceh Jaya (29/4). Dalam kegiatan unjuk karya di dua kabupaten tersebut, perwakilan guru, kepala sekolah, komite, dan siswa memberikan testimoni tentang manfaat dan perubahan di sekolahnya. Beberapa sekolah juga menampilkan simulasi media pembelajaran yang dihasilkan guru dan siswa. Simulasi pembelajaran PAKEM dan CTL juga menarik perhatian pengunjung. Mereka semakin memahami pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah mitra. Pementasan seni siswa dan guru menjadi tontonan selingan pada panggung utama unjuk karya yang dibuka untuk umum hingga pukul 16.00 WIB itu. Pemilihan Sekolah Praktik yang Baik Kohor 1 B ersamaan dengan pelaksanaan unjuk karya di kabupaten kohor 1, USAID PRIORITAS memilih 4 sekolah perkabupaten yang telah menerapkan praktik yang baik secara menyeluruh baik dalam bidang pembelajaran maupun bidang manajemen sekolah. selama dua hari di Bener Meriah (24-25/4) dan Aceh Jaya (29-30/4) tim yang terdiri dari unsur dinas pendidikan, Kemenag, LPTK, Fasda dan USAID PRIORITAS melakukan pemilihan yang diawali dengan briefing dan menentukan sekolah nominasi pada saat showcase kabupaten sesuai dengan instrument pemilihan. Tahap awal, tim memilih masingmasing empat sekolah setiap jenjangnya mewakili SMP/MTs dan SD/MI. Hari berikutnya, tim melakukan survey ke sekolah nominasi dan menilai sesuai dengan instrument yang telah disediakan diantaranya: mayoritas guru melaksanakan pembelajaran aktif/CTL/PAKEM, lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran aktif, guru mendorong interaksi antar siswa, Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah, guru memberi tugas yang menantang dan bervariasi, Kepengurusan komite aktif, Sumber belajar lebih beragam, Kegiatan siswa bervariasi, partisipasi masyarakat tinggi dan item penilaian lainnya. Tahapan akhir, setelah melakukan observasi ke lapangan dan berdiskusi bersama tim, akhirnya penetapan sekolah dilakukan secara bersama antara dinas pendidikan, kemenag, LPTK, Fasda dan USAID PRIORITAS. Berikut sekolah yang terpilih: ACEH JAYA BENER MERIAH * SMPN 1 Sampoinet * SMPN 2 Timang Gajah * MTSN Lamno * MTsN Jaranata * SDN 4 Calang * SDN 2 Lampahan * MIN Teunom * MIN Sukadamai Keterangan foto, BENER MERIAH:1. Bupati memperhatikan presentasi salah seorang siswa; 2. Bupati menerima hadiah dari seorang guru; 3. Wakil Bupati berdiskusi dengan guru; 4. Bupati diajak ikut menari gayo dengan seorang siswa; 5. Bupati mengacungkan jempol setelah mendengarkan presentasi siswa; 6. Komite menjual hasil kebun untuk pembangun pagar sekolah. ACEH JAYA: 7. Asisten Bupati memperhatikan presentasi media pembelajaran; 8. Asisten Bupati, Kadis Pendidikan dan Komandan Ops TNI mencoba media pembelajaran karya siswa; 9-12: Para tamu dan undangan memperhatikan presentasi media pembelajaran hasil karya sekolah. 6 7 8 Edisi VII / Maret - Mei 2014 1 4 5 9 2 10 3 11 Foto: Teuku Meldi & Wira Dharma/ PRIORITAS Aceh Galeri foto Unjuk Karya 12 2 Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE KABUPATEN Foto: Teuku Meldi / Komunikasi 96 Sekolah Mitra Kohor 2 Kunjungi Sekolah di Sumatera Utara Foto dari kiri: Diskusi Kasek dan komite dalam kunjungan belajar; seorang guru menjelaskan metode pembelajaran di sekolahnya; diskusi sesama guru dalam kunjungan belajar di SDN 060843 Medan Barat; Observasi kelas dalam kunjungan belajar S ejumlah 414 orang yang terdiri atas guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dari 96 sekolah tingkat SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Utara, Pidie Jaya, dan Aceh Barat Daya melakukan kunjungan belajar ke 12 sekolah yang telah mengembangkan praktik yang baik di Kota Medan, Binjai, dan Lubuk Pakam, Sumatera Utara (11/3). Mereka melihat langsung praktik yang baik dalam bidang pembelajaran, manajemen, dan partisipasi masyarakat terhadap sekolah. ”Kami melihat peran komite yang cukup baik. Keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dan komite juga cukup berkesan. Kami mendapat banyak pembelajaran melalui kunjungan belajar ini dan insya Allah secara bertahap kami akan terapkan di sekolah,” jelas H Abdul Wahab, ketua Komite SDN 10 Senuddon, Aceh Utara. Guru-guru SMP Tunas Nusa, Kabupaten Aceh Barat Daya, yang ikut dalam kunjungan tersebut merasakan pentingnya mengadopsi praktik baik yang telah dilakukan sekolah lain. ”Kami mendapatkan banyak pelajaran dari studi banding ini. Metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini lebih hidup dan siswa lebih aktif dengan duduk berkelompok sehingga interaksi antara guru dan murid berjalan bagus,” tutur Kafrawi SPd, guru matematika. Peserta kunjungan mendapatkan beragam pengalaman yang baik. Mereka melihat program pengajian bulanan antara komite dan guru yang dijadikan media komunikasi untuk membahas perkembangan pembelajaran di kelas. Mereka juga melihat perlombaan kelas PAKEM yang dilaksanakan setiap semester, pemasangan CCTV di setiap kelas, dan kepala sekolah yang rutin melakukan supervisi kelas setiap hari. Termasuk, program pemanfaatan lingkungan sekolah untuk media pembelajaran dan menghasilkan tambahan keuangan bagi sekolah seperti pembuatan kolam ikan yang hasilnya dijual kepada masyarakat. Dalam rencana tindak lanjutnya, para peserta berkomitmen mengadopsi praktik baik ke sekolah masing-masing. Empat Kabupaten Kohor 2 di Aceh, Selesaikan Pelatihan Tingkat Sekolah Pelatihan Modul 1 di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Aceh Barat Daya Foto: Rahmi Jafar/ Yusrizal/ Mashadi/ Cut Rahmawati/ PRIORITAS Aceh Foto dari kiri: Guru melakukan eksperimen saat pelatihan; presentasi hasil karya kelompok; komite sekolah berperan aktif dalam pelatihan manajemen tingkat sekolah; siswa secara aktif menyelesaikan tugas kelompok; peserta pelatihan tingkat sekolah melakukan praktik pembelajaran di sekolah. S elama medio April hingga Mei, empat kabupaten kohor 2 di Aceh telah menyelesaikan pelatihan tingkat sekolah untuk modul 1. Perubahan di sekolah mulai terasa. ”Setelah pelatihan, kami mengunjungi beberapa sekolah. Ternyata, perubahan mulai tampak, terutama penataan kelas yang sudah berkelompok dan pajangan di dalam kelas mulai terlihat,” jelas Thomas Elfiadi, fasilitator Kabupaten Aceh Barat Daya. Hal serupa dikatakan Nurwadah SPd, kepala SMPN 4 Percontohan Aceh Tamiang. ”Setelah pelatihan, guru dapat memanfaatkan hasil karya siswa sebagai Edisi VII / Maret - Mei 2014 sumber belajar dan penataan kelas dilakukan langsung oleh guru,” katanya. Pelatihan tingkat sekolah untuk modul 1 di empat kabupaten tersebut melibatkan 503 peserta untuk jenjang SMP/MTs (CTL), 458 peserta untuk jenjang SD/MI (PAKEM), dan 532 peserta pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) dari unsur kepala sekolah, guru, komite, pengawas, dinas pendidikan, serta Kemenag. Di Aceh Tamiang, kegiatan pelatihan PAKEM dibuka oleh Bupati Aceh Tamiang H Hamdan Sati ST (5/5). Dalam sambutannya, Bupati Aceh Tamiang yang didampingi kepala kantor Kemenag dan dinas pendidikan tersebut sangat berharap agar para peserta bersungguhsungguh mengikuti pelatihan tingkat sekolah itu. ”Sehingga pengalaman ini dapat meningkatkan pengetahuan yang akhirnya bisa meningkatkan mutu kualitas pendidikan di kabupaten kita,” tutur bupati. Bupati Aceh Tamiang juga mengingatkan bahwa program ini terlaksana atas kerja sama antara USAID PRIORITAS dan pemkab. ”Kita telah Bersambungan ke hal. 4 3 Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE LPTK Sambungan dari hal. 3 Diseminasi Pembelajaran Aktif Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi di Tarbiyah UIN Ar Raniry Foto: Ismail/ TTI Sp. Prov. Aceh menandatangani MoU dengan USAID PRIORITAS. Artinya, program ini merupakan program kabupaten yang harus didukung,” tegasnya. Di empat kabupaten lainnya, kegiatan CTL, PAKEM, dan MBS dibuka dan ditutup oleh beberapa pejabat daerah. Di Aceh Tamiang dan Aceh Barat Daya, misalnya, kegiatan pelatihan dibuka oleh asisten 2 Bupati. Secara keseluruhan, kepala dinas dan kepala kantor Kemenag berperan aktif menghadiri pembukaan dan penutupan pelatihan. ”Keterlibatan para pemangku kepentingan tersebut adalah bentuk dukungan kabupaten terhadap program ini,” terang Ridwan Ibrahim, Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Aceh. Dari hasil evaluasi pelatihan kontekstual (SMP/MTs), 79 persen peserta menyatakan materi pelatihan sangat bermanfaat, selebihnya bermanfaat dan cukup bermanfaat. Untuk pelatihan PAKEM, 82 persen peserta menyatakan hal yang sama. Foto kiri: Diskusi kelompok tentang pembelajaran aktif oleh para dosen. Atas: Perkuliah aktif di UIN Ar Raniry S ebanyak 51 dosen Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry (dosen micro teaching) melakukan diseminasi pembelajaran aktif. Khususnya, pendalaman modul 2 unit 2 tentang mengelola pembelajaran secara efektif dan unit 3 tentang memahami kurikulum 2013 di kampus tersebut (26-27/5). Peserta yang mewakili semua program studi pada fakultas tarbiyah itu dibagi atas dua kelompok dan difasilitasi oleh delapan fasilitator. Mawardi SAg, MPd, pengelola micro teaching UIN Ar Raniry, berharap agar dosen lebih memahami metode pembelajaran saat ini dengan kegiatan tersebut. ”Sehingga mahasiswa yang kita bina di micro teaching nanti sudah siap menjadi guru,” terangnya. Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi Dirjen Dikti Memecahkan Kode Segitiga Ajaib pada Booth Unsyiah dan UIN Ar Raniry D irektur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso memecahkan kode ”Segitiga Ajaib” hasil karya mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh pada acara pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jakarta (15/4). Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan UIN Ar Raniry yang menempati satu booth bersama pada kegiatan tersebut memamerkan dan mempresentasikan perubahan yang terjadi dalam proses perkuliahan dengan pendekatan active learning di kampusnya. Termasuk, pengembangan di sekolah lab dan sekolah mitra LPTK sebagai tempat praktik mengajar mahasiswa sehingga mereka mendapatkan pengalaman baik dalam Foto dari atas: Dirjen Dikti Kemdikbud Prof Dr mengajar. Djoko Santoso sedang bermain angka dan memecahkan kode Segitiga Ajaib di booth LPTK Di antara tampilan tersebut, Aceh; Ekspresi kegembiraan Dirjen Dikti setelah terdapat media pembelajaran yang memecahkan kode Segitiga Ajaib karya dikembangkan oleh mahasiswa dan dosen. mahasiswa UIN Ar Raniry Misalnya, media sederhana untuk menguji Edisi VII / Maret - Mei 2014 material konduktor dan isolator, media sederhana untuk mendapatkan jumlah gambar yang terbentuk dari dua cermin dengan sudut tertentu yang dihasilkan oleh Unsyiah. Sementara itu, Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry memiliki inovasi besar untuk mengembangkan media pembelajaran untuk matematika. Misalnya, segitiga ajaib dan pecahan lingkaran. Dalam kegiatan yang dihadiri para pimpinan 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS tersebut, Dirjen Dikti mengapresiasi program yang dikembangkan. Menurut beliau, model perkuliahan yang dikembangkan dari kemitraan ini merupakan wujud dari demokrasi pendidikan. Mahasiswa atau siswa dalam belajar di kelas difasilitasi untuk menyampaikan gagasannya dan proses perkuliahan dikemas dengan pendekatan mahasiswa aktif. ”Praktik yang baik ini perlu disebarluaskan kepada seluruh LPTK untuk dapat menghasilkan guru yang terbaik,” jelas Prof Joko. 4 SE Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE Edisi : 1/2012 BELAJAR XX Pencetus Metode MMP (Membaca Menulis Permulaan) Berbagi Pengalaman Edisi VII / Maret - Mei 2014 Xxxxx (misalnya, di bawah gambar dasi di tempelkan kartu kalimat ini dasi). Xxxxx Langkah 1, guru melatih siswa membaca gambar dan kalimat yang benar. Langkah 2, guru melatih siswa membaca kalimat tanpa menggunakan gambar. Langkah 3, guru melatih siswa membaca kalimat dengan menunjukkan kata per kata. Langkah 4, guru melatih siswa membaca sembari terampil mengangkat kalimat apa yang dibaca. Setelah siswa terampil membaca dan membedakan kalimat yang dibaca, selanjutnya langkah 5, siswa memilah satu kalimat menjadi kata (misalnya, kalimat ini dasi menjadi kata ”ini” dan ”dasi”). 3) Kartu Huruf. Terlebih dahulu guru mengumpulkan semua kartu huruf yang sudah dimiliki siswa dengan memisahkan antara huruf konsonan dan huruf vokal. Langkah 1, guru membagikan huruf vocal kepada siswa (A, I, U, E, O) dan memberikan satu kartu huruf konsonan (misalnya huruf ”N”) sehingga siswa dapat mengembangkan ”kata” menjadi sebuah ”kalimat” (misalnya, i - ni menjadi ini, a - ni menjadi ani). Dengan menggunakan metode ini, siswa dapat mengenal huruf dan membaca awal, untuk tahap berikutnya dapat melakukan membaca ringan. Dengan menggunakan metode ini, siswa lebih aktif dan bebas Foto kiri atas: berekspresi. ”Siswa dapat berinteraksi Contoh kartu huruf MMP; kanan: aktif terus menerus dengan cara yang Contoh kartu berbeda untuk mengenal huruf. kalimat MMP; bawah: Mereka juga secara bebas Membentuk satu kalimat MMP; Alat mengembangkan imajinasi dan potensi MMP awal yang dengan cara mereka sendiri. Dalam masih tersimpan jangka waktu tiga bulan, mereka dapat dan digunakan oleh Ibu Asmara Murni; membaca lancar,” kenang ibu yang kanan: Ibu Asmara pernah menjadi kepala sekolah selama Murni 16 tahun tersebut. Berkat kegigihan Foto-foto Praktik yang Baik dapat diunduh di: beliau waktu itu, bersama Bapak Said www.prioritaspendidikan.org Adli dari Dinas Pendidikan Aceh Tengah, Dinas Pendidikan Provinsi kelas awal dan menyediakan media Aceh mewajibkan guru SD untuk pembelajarannya di semua sekolah. menggunakan metode MMP untuk Foto: Teuku Meldi/ Rahmi Jafar/ PRIORITAS Aceh M eski telah berusia senja, semangatnya mengajar tidak surut. Ibu Asmara Murni yang lahir di Aceh Tengah 71 tahun silam itu masih menyempatkan diri mengajari anak-anak di lingkungannya agar cepat dapat membaca. Awalnya, pada 1976, saat beliau menjadi guru, rata-rata permasalahan utama sekolah waktu itu adalah banyaknya siswa kelas 4 yang belum bisa membaca dan mengenal huruf. Maklumlah, waktu itu di daerahnya belum ada PAUD atau TK sehingga guru SD harus mengajari siswa mulai nol. Untuk mengatasi masalah tersebut, munculah ide beliau membuat metode MMP agar siswa cepat mengenal huruf. Media pembelajaran ini terdiri atas papan tulis MMP, kartu kalimat, kartu gambar, kartu kata, serta kartu huruf vokal dan konsonan. Dalam penerapan MMP, siswa dilarang mengeja bacaan. Teknis penggunaannya adalah: 1) Kartu Gambar. Terlebih dahulu guru menempelkan sebuah gambar di papan MMP (misalnya, gambar dasi, gambar seorang perempuan, dan gambar guru). Kartu gambar tersebut juga dibagikan kepada siswa. Selanjutnya langkah 1, sambil menunjukkan kartu, guru membaca gambar satu per satu tanpa menulis (misalnya, ini ibu, ini dasi, ini guru). Langkah 2, guru menunjukkan gambar dan siswa membaca gambar secara bersama. Langkah 3, guru menunjukkan gambar satu per satu, siswa membaca secara bergiliran. Langkah 4, guru membaca satu per satu gambar, siswa yang memperlihatkan kartu gambar yang dibacakan guru. Ketika siswa sudah terampil membaca gambar yang benar, dicoba dengan membaca gambar lainnya. Teknik ini membiasakan siswa berinteraksi secara aktif. 2) Kartu Kalimat. Terlebih dahulu guru menempelkan kartu kalimat di bawah kartu gambar 5 SE Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE Edisi : 1/2012BELAJAR Tumbuhkan Minat Baca dengan Buku Kecil Foto: Koleksi Ridwan SPdI & Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya Siswa menulis dan saling berbagi informasi dari buku kecil hasil karyanya; contoh hasil karya siswa: Kamus Tiga Bahasa dan Tahan Lapar itu Tidak Selamanya Susah dan Payah. P ara siswa saya di MTsN Teunom, Aceh Jaya, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya dengan hasil karya mereka. Buku kecil yang berbentuk buku saku unik tersebut didesain secara sederhana dan kreatif. Buku kecil itu berisi tulisan hasil eksplorasi mereka dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi. Banyak yang beranggapan bahwa cara untuk menumbuhkan minat baca/budaya baca dan keingintahuan siswa harus dilakukan di suatu ruangan besar, yang di situ tersusun rapi buku-buku dengan judul yang banyak (baca: perpustakaan). Tetapi, saya mencoba menumbuhkan minat baca sambil bereksplorasi menciptakan sebuah buku kecil. Hasilnya, siswa dapat menunjukkan pembelajaran yang aktif dengan menggali, mengorganisasi, dan mengomunikasikan informasi kepada pembaca lain melalui buku kecil yang dibuatnya. Ide ini saya peroleh sekembali dari pelatihan untuk pelatih modul 2 tingkat nasional yang berkaitan dengan budaya baca dan literasi. Dengan ide ini, saya mengajak siswa untuk berpikir lepas dan menantang mereka untuk menulis. Tujuannya, memanfaatkan sumber informasi yang ada (surat kabar, majalah, internet, buku, dan hasil wawancara) menjadi suatu sumber yang menarik dan menantang. Hal ini dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dan berinovasi dalam menulis dengan menggunakan gaya bahasa dan bahan yang sederhana. Ide ini juga dapat memecahkan masalah kekurangan buku bacaan di dalam kelas. Bahan yang digunakan adalah kertas buku atau kertas kwarto yang dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan (ukuran buku), gunting dan kulit buku, serta karton atau platik bekas yang akan dijadikan sebagai sampul buku. Langkah kegiatannya, 1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membaca dan mencari literasi buku dengan tema apa saja, 2) Memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber, 3) Siswa menyiapkan buku kecil/saku mereka dengan bentuk dan warna yang mereka sukai, 4) Dalam sesi pembelajaran, siswa menuliskan informasi penting yang berkaitan dengan tema yang mereka senangi dan disampaikan kepada teman-temannya melalui tulisan yang telah mereka buat, 5) Sampul buku bertuliskan judul yang dapat menimbulkan keinginan orang untuk membacanya (misalnya: 22 Satwa Air Tawar dan Catatan Angka Rahasia Dalam Matematika), 6) Halaman belakang dicantumkan nama penulis dan komentar pembaca, 7) Saling menukarkan buku untuk dibaca oleh siswa lainnya sehingga Buku hasil karya siwa: Diactionary Fruits, Rahasia Matematikan dan Doaku untukmu Ibu Edisi VII / Maret - Mei 2014 informasi tersebarkan kepada teman lainnya dan akan menjadi milik pustaka kelas. Hasilnya luar biasa. Para siswa sangat antusias. Selain mudah dibawa dan dibaca, praktik yang baik ini dapat menumbuhkan budaya baca/minat baca bagi siswa dan melatih kecakapan menulis serta menggali informasi yang dianggap penting dalam suatu permasalahan yang diungkapkan dalam bentuk /gaya tulisan yang unik. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengomunikasikan informasi kepada siswa lain melalui tulisan yang unik dan menarik. Salah seorang siswa saya merasa lebih tertantang untuk menggali informasi dan keinginannya membaca jadi meningkat. ”Saya sangat senang bisa membuat buku saku ini sehingga bisa dibaca dan memberikan informasi kepada teman-teman berdasarkan pemahaman dan tulisan saya sendiri. Pembelajaran ini juga membuat saya lebih tertantang lagi untuk mencari dan menggali informasi yang lebih banyak sehingga dapat saya jadikan refensi bahan tulisan berikutnya,” kata Putri Linda, siswi kelas VIII MTsN Teunom, Kabupaten Aceh Jaya. Ridwan, S.PdI guru MTsN Teunom Aceh Jaya. Foto: Koleksi Ridwan SPdI & Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya 6 Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE ACEH Edisi 1 / 2012 Bupati Bener Meriah Terbitkan Perbup Pemerataan Guru Foto: Wira Dharma/ ME Aceh bulan untuk menghasilkan analisis PPG yang mendalam berbasis data pokok pendidikan (dapodik) yang dikelola Direktorat Pendidikan Dasar Kemdikbud. Sebelumnya, tim tersebut menemukan data tentang guru kelas (PNS) di tingkat SD, yakni 585 orang Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani bersama CoP USAID PRIORITAS Stuart Weston dinyatakan masih kurang dari upati Bener Meriah Ruslan kebutuhannya sebanyak 762 orang. Abdul Gani mengeluarkan Artinya, kabupaten ini masih Peraturan Bupati Nomor 7 membutuhkan 177 guru kelas. Hal Tahun 2014 tentang Penataan dan tersebut berbanding terbalik jika Pemerataan Guru PNS di kabupaten melihat distribusi berdasarkan tersebut. Rekomendasi tim PPG kecamatan. Ada dua kecamatan yang (penataan dan pemerataan guru) yang mengalami kelebihan guru kelas, yaitu difasilitasi USAID PRIORITAS untuk Kecamatan Bukit (+10) dan mengatasi masalah sebaran guru yang Kecamatan Wih Pesam (+4). tidak merata ditindaklanjuti dengan Kecamatan lainnya kekurangan guru terbitnya perbup itu. Tim yang terdiri kelas. Kecamatan Pinto Rime Gayo (atas dinas pendidikan dan kebudayaan 56) dan Kecamatan Permata (-37) serta Kementerian Agama kabupaten mengalami kekurangan guru kelas tersebut telah bekerja selama lima terbanyak. B Pada tingkat SMP, dari total guru SMP (PNS), tersedia 512 guru dari kebutuhan 449 orang (+ 63). Tetapi, menurut tim tersebut, bila dilihat per mata pelajaran, kelebihan guru sangat bervariasi. Kelebihan guru terbanyak adalah guru IPA dan guru pendidikan agama Islam (PAI). Isu strategis PPG di kabupaten itu adalah terjadi kekurangan guru kelas dan PAI serta kelebihan guru penjas di tingkat SD. Pada tingkat SMP, kelebihan guru mapel dan kekurangan guru TIK, muatan lokal, dan sosbud. Secara keseluruhan, kecukupan guru pada level sekolah tidak merata. ”Perbub ini menjadi payung hukum dalam implementasi hasil analisis data dan rekomendasi tim PPG untuk menata kembali distribusi guru di Bener Meriah,” kata Bupati Ruslan. (Tmk/Anw) P engembangan budaya baca di sekolah yang didukung USAID PRIORITAS mendapat apresiasi positif dari sekolah. Salah satunya, SMPN 1 Pekan Bada, Aceh Besar. Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan pendidikan yang Islami di Aceh, dibutuhkan ide-ide kreatif kepala sekolah. Muhardi SPd, MPd adalah salah seorang kepala sekolah yang berpikir cerdas untuk menumbuhkan minat baca siswa. Kiatnya tidak dengan hamparan dan susunan buku bacaan, melainkan kitab suci Alquran. ”Lima belas menit membaca Alquran setiap pagi sebelum memulai pelajaran di dalam kelas mampu menumbuhkan karakter yang positif bagi siswa dan mendorong kebiasaan siswa membaca Alquran,” kata Muhardi. Fasilitator USAID PRIORITAS ini menjelaskan, pihaknya mampu mengumpulkan 400 Alquran dalam waktu singkat. ”Kami tidak mewajibkan siswa membawa Alquran. Edisi VII / Maret - Mei 2014 Seluruh kelas telah terisi Alquran dalam waktu singkat yang kami peroleh dari hibah para guru, komite, dan donatur masyarakat. Sangat mudah dan cepat jika kita mempunyai niat dan keinginan yang baik,” kenangnya. Hal serupa dialami Fatimah A.B., salah seorang guru di SMP tersebut. ”Jika guru terlambat masuk beberapa menit pada jam pertama, para siswa berinisiatif membaca Alquran secara bersama,” katanya. ”Guru yang masuk pada jam pertama secara otomatis mengoordinasi siswa membaca secara bergantian. Sejauh ini kami tidak menemukan kendala karena salah satu syarat masuk menjadi siswa SMP ini harus mampu membaca Alquran,” jelasnya. Sebagai kepala sekolah teladan Provinsi Aceh tahun 2014, Muhardi berharap agar keberkahan ilmu diperoleh siswa yang mengawali aktivitas dengan mambaca Alquran. Untuk terus memotivasi dan membiasakan membaca Alquran, siswa Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi Budaya Baca di SMPN 1 Pekan Bada Kelompik siswa di SMP 1 Pekan Bada membaca Alquran 15 menit sebelum belajar yang mampu membaca dengan baik di setiap kelas diberi penghargaan khusus oleh sekolah. ”Yang kami lakukan di sekolah ini hanya sepenggal pengabdian kepada Tuhan,” sebutnya. 7 Seuramoe PRIORITAS Edisi VII / Maret - Mei 2014 Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi Ketua TKPPA: Pemerintah Aceh Perlu Gambaran Pemerataan Guru Ketua TKPPA dan Asisten 2 Sekda Aceh Azhari Hasan SE, MSi U ntuk mengatasi penumpukan guru di daerah perkotaan, Pemerintah Aceh memandang perlunya dilakukan penataan dan pemerataan guru (PPG) di 23 kabupaten/kota. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh (TKPPA) Azhari Hasan SE, MSi pada kegiatan provincial policy, planning, and coordination workshop (23/5) di Banda Aceh. Ia menegaskan perlunya gambaran atau analisis penyebaran guru di daerah tingkat II. ”Apalagi, program ini dilaksanakan untuk mendukung peraturan bersama lima menteri yang waktu implementasinya semakin dekat,” tegas Asisten 2 Sekda Aceh tersebut. Menanggapi telah selesainya analisis PPG di dua kabupaten mitra USAID PRIORITAS, beliau menjelaskan bahwa hasil itu bisa menjadi contoh. ”Dengan dua sampel kabupaten yang telah dianalisis PPG oleh USAID PRIORITAS, tentunya Sekda Abdya: Pemerataan Penting bagi Guru S sudah dapat diprediksi kelebihan/kekurangan guru di Aceh,” paparnya. Sementara itu, beberapa peserta memberikan masukan. Di antaranya, peserta memandang perlunya peraturan gubernur untuk PPG. ”Dengan begitu, ada kejelasan untuk peningkatan kualias guru,” tutur Drs Irhamuddin, salah satu peserta. Peserta lainnya, Sofyan A. Gani, memandang perlunya lembaga peninjau jumlah guru dan anggaran. ”Aceh memiliki 39 LPTK yang menghasilkan guru. Sepatutnya ada sebuah lembaga yang meninjau berapa jumlah guru yang dibutuhkan, berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk membiayai guru, dan hal lainnya yang berkaitan dengan itu,” jelasnya. Pidie Jaya Kelebihan Guru PAI ekda Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Drs Ramli Bahar epala kantor mendukung dilakukannya penataan dan pemerataan guru Kemenag Pidie jaya (PPG) di daerahnya. ”Setelah adanya hasil nanti, segera kita M. Iqbal, M.Ag., tindak lanjuti,” jelasnya dalam kegiatan sosialisasi PPG di kabupaten menjelaskan saat ini terjadi tersebut (23/5). Sekda juga mengapresiasi tahapan analisis PPG yang kelebihan guru di melibatkan staf dinas pendidikan serta Kemenag tersebut. ”Rencana madrasah. “Saat ini terjadi program PPG ini sangat lengkap. Saya harap dapat melibatkan kelebihan guru di kembali seluruh stakeholder pendidikan pada saat tahapan M. Iqbal, M.Ag madrasah terutama guru perumusan isu-isu stategis dalam menentukan alternatif atau Pendidikan Agama Islam. Dampaknya sertifikasi kebijakan apa yang akan kita pilih setelah adanya hasil dari analisis menjadi tidak terbayar karena guru kekurangan tersebut. Perlu diingat bahwa analisis ini sangat penting bagi para jam mengajar, “ jelas Kakankemenag saat guru bersertifikasi karena untuk memenuhi jam mengajar,” jelas menghadiri sosialisasi program Pemetaan dan Sekda di hadapan Komisi D DPRK, dinas pendidikan, Kemenag, Pemerataan Guru di Pidie Jaya. Dia juga bappeda, BKPP, pengawas sekolahm dan komite sekolah yang hadir menjelaskan untuk saat ini masih kurangnya pada kegiatan itu. guru madrasah mendapatkan pelatihan. Sementara itu, Ketua Komisi D DPRK Tgk Idris “Pelatihan sangat perlu bagi guru untuk menegasnya perlunya dukungan dinas pendidikan dan Kemenag meningkatkan kapasitas diri yang akan untuk memberikan data kepada tim PPG. ”Dengan begitu, dari hasil berdampak pada pembelajaran dan anak, tetapi analisis ini, nanti dapat dikeluarkan kebijakan yang benar bagi para pelatihan bagi guru madrasah masih sangat guru,” tegas Tgk Idris. Program yang dirancang untuk mendukung terbatas oleh karenanya kami berharap USAID peraturan bersama lima menteri, Undang-Undang Nomor 20 Tahun PRIORITAS dapat melibatkan madrasah lebih 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang banyak lagi dalam pelatihan-pelatihan guru,' Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 tersebut harapnya. akan dilaksanakan selama empat bulan. Proses untuk menghasilkan analisis yang akurat berdasarkan data itu diakhiri dengan uji publik Kunjungi kami di: atau pemaparan hasil analisis untuk pengambilan kebijakan pada tingkat kabupaten. K www.prioritaspendidikan.org Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi:Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl.Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: [email protected] Edisi VII / Maret - Mei 2014 8