i HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI

advertisement
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….
i
HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI …………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..
iii
ABSTRAK …………………………………………………………………….
iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
ix
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………..
x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………...
5
C. Batasan Masalah ………………………………………………….
6
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….
6
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………...
6
F. Sistematika Penulisan ……………………………………………..
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka …………………………………………………….
vi
8
vii
B. Landasan Teori …………………………………………………….
11
C. Operasionalisasi Konsep ………………………………………….
20
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….
26
B. Sumber Data ……………………………………………………….
26
C. Unit Analisis ……………………………………………………….
27
D. Populasi dan Sampel ………………………………………………
27
E. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………………
28
F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………...
28
G. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………..
29
H. Teknik Analisis Data ………………………………………………
30
I. Teknik Penyajian Data ……………………………………………..
30
J. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………
30
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………………..
31
B. Gambaran Umum Pemilih Pemula ……………………………….
34
C. Temuan Penelitian ………………………………………………...
40
D. Analisis …………………………………………………………....
53
vii
viii
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….
62
B. Saran ………………………………………………………………
64
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
65
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Uji Validitas Pada Kuesioner Penelitian ……………………..
32
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Pada Kuesioner Peneltian …………………...
33
Tabel 4.3
Iklan Partai Politik Sering Dilihat ……………………………
46
Tabel 4.4
Iklan Partai Politik Yang Disukai ……………………………
47
Tabel 4.5
Iklan Partai Politik Menarik Perhatian ……………………….
48
Tabel 4.6
Iklan Partai Politik Yang Diingat …………………………….
49
Tabel 4.7
Periode Pemilih Pemula Memutuskan Memilih ……………..
51
Tabel 4.8
Periode Pemilih Pemula Memutuskan Tidak Memilih ………
51
Tabel 4.9
Alasan Pemilih Pemula Tidak Memilih ………………………
52
Tabel 4.10
Pertimbangan Pemilih Pemula Dalam Memilih ……………...
54
ix
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Jenis Kelamin Pemilih Pemula ………………………………
34
Garfik 4.2
Umur Pemilih Pemula …………………………………….....
35
Grafik 4.3
Durasi Menonton Televisi …………………………………...
36
Grafik 4.4
Acara Yang Paling Sering Ditonton …………………….......
37
Grafik 4.5
Sumber Informasi Selain Dari Iklan Politik …………………
38
Grafik 4.6
Pentingnya Tayangan Iklan Partai Politik …………………...
41
Grafik 4.7
Keyakinan Terhadap Pilihan Akibat Informasi Iklan ……….
42
Grafik 4.8
Iklan Politik Dapat Menambah Wawasan …………………..
43
Grafik 4.9
Intensitas Melihat Tayangan Iklan Partai Politik ……………
44
Grafik 4.10
Pemilih Pemula Menonton Iklan Dari Awal Sampai Akhir ....
45
x
xi
ABSTRAK
Pelaku politik berkampanye untuk mengenalkan dirinya dan tentu saja ingin mendapatkan suara
masyarakat. Tidak heran jika selama masa kampanye sangat banyak bisa dilihat iklan partai
politik di televisi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 62,3% pemilih pemula sering
terpapar iklan partai politik di televisi, namun tidak semuanya menyaksikan iklan partai politik
dari awal sampai akhir, sebanyak 40,8% pemilih pemula tidak menyaksikan iklan secara utuh.
Walaupun iklan partai politik yang paling sering dilihat dan menarik perhatian adalah PDI
Perjuangan, hal ini tidak membuat iklan PDI Perjuangan menjadi iklan yang paling diingat dan
disukai, justru iklan Partai Gerindra yang paling diingat dan disukai. Hal ini dikarenakan iklan
Partai Gerindra menampilkan sosok figur kader partai dengan tingkat popularitas yang tinggi
yakni Prabowo Subianto. Walaupun persepsi pemilih pemula terhadap iklan partai politik cukup
positif dan intensitas pemilih pemula terpapar iklan partai politik cukup intens, hal ini tidak
membuat pemilih pemula memilih karena iklan partai politik, melainkan pemilih melihat sosok
figur kader partai untuk menentukan pilihannya.
Kata Kunci : Terpaan Iklan, Pemilih Pemula, Iklan Partai Politik
xi
xii
ABSTRACT
Almost every politicians campaigning for themselves or their party to gain people’s vote. On the
campaign period, we see a lot of political party’s campaign on television. Analysis shows that
62.3% beginner voters frequently exposed by political party commercial on television, but not all
of them watch the whole commercial. 40.8% of the respondent did not watch the whole
commercial from start to end. Even though the PDI Perjuangan commercial was the most viewed
and interesting, it doesn’t make it the most remembered and liked commercial. Gerindra’s
commercial was the most remembered and liked by the viewers. It was because of the
commercial presents a politician with high popularity, it was PrabowoSubianto. Even though
beginner voters’ perception to political commercial is on positive state and the exposure intensity
is high, it doesn’t make voters choose those political party. Beginner voters tend to see more of
the politician figure to choose.
Keyword: commercial Exposure, beginner voters, political party commercial
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini, televisi sudah bukan menjadi barang yang asing lagi
bagi masyarakat. Semua masyarakat saat ini sudah memiliki televisi di rumahnya
masing-masing. Bisa dikatakan televisi adalah media massa yang sangat sering
dipergunakan atau dinikmati oleh manusia. Ini diperkuat dengan data dari AC Nielsen
(2014) yang menunjukkan bahwa televisi masih menjadi medium utama yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh internet (33%), radio (20%),
surat kabar (12%), tabloid (6%) dan majalah (5%). Televisi diibaratkan seakan seperti
sebuah kotak yang sangat ajaib dan bisa menghipnotis para penontonnya untuk mau
menonton acara-acara yang ada di televisi. Anak kecil, orang tua dan remaja seakan
tidak bisa dipisahkan dengan televisi dalam kesehariannya. Itu dikarenakan televisi
memang mempunyai daya tarik yang lebih kuat dari pada media massa lainnya.
Berbicara mengenai televisi, maka tidak akan jauh dari yang namanya
periklanan. Periklanan adalah soal penciptaan pesan dan mengirimkannya kepada
orang
dengan
harapan
orang
itu
akan
bereaksi
dengan
cara
tertentu
(Morierty,2011:6). Ada juga pengertian iklan atau advertising yang mencakup
beberapa faktor penting lainnya, seperti media, audiensi, dan tujuan. Advertising
adalah bentuk komunikasi berbayar yang menggunakan media massa dan media
interaktif untuk menjangkau audiensi yang luas dalam rangka menghubungkan
1
2
sponsor yang jelas dengan pembeli (audiensi sasaran) dan memberikan informasi
tentang produk barang, jasa, dan gagasan (Morierty,2011:9).
Dibandingkan dengan media massa yang lainnya, media massa televisi adalah
sarana media yang paling favorit digunakan untuk beriklan. Hal ini dikarenakan
televisi dapat memberikan tampilan gambar dan juga mengeluarkan suara atau audio.
Tentu dengan dukungan gambar dan suara maka iklan akan lebih terlihat menarik.
Televisi juga digunakan untuk advertising atau beriklan sebab iklan bekerja seperti
film menceritakan kisah, membangkitkan emosi, menciptakan fantasi, dan dapat
memberi dampak visual yang kuat, karena televisi cocok untuk mendemontstrasikan
cara kerja sesuatu (Morierty,2011:330). Selain untuk beriklan produk atau barang dan
jasa, televisi juga digunakan sebagai sarana beriklan oleh pelaku politik ataupun
partai politik.
Bertepatan pada tahun 2014 Indonesia menggelar Pesta Demokrasi, di mana
dalam Pemilu Legislatif 2014 masyarakat memilih anggota DPR, DPRD, dan DPD.
Selama proses pelaksanaan Pemilu tersebut semua aktor politik berlomba untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat, dan salah satu cara yang digunakan adalah
dengan iklan politik. Iklan politik adalah proses di mana kandidat, partai politik,
individu, dan grup-grup mempromosikan diri dan pandangan mereka melalui suatu
saluran komunikasi massa. Iklan politik biasanya merupakan suatu bentuk media
berbayar di mana promotor (atau sponsor) dari kandidat tersebut membeli jam tayang
untuk mendistribusikan pesan iklan (Triastari,2011:33). Keuntungan utama
2
3
memasang iklan politik melalui televisi adalah kemampuannya dalam membangun
citra kepada masyarakat luas. Sebagaimana iklan umumnya, iklan politik bertujuan
menciptakan citra serba positif tentang apa yang yang akan dipasarkan kepada
konsumen, dalam hal ini yang ditawarkan adalah kandidat politik kepada rakyat
pemilih. Dengan asumsi bahwa melalui pencitraan yang baik, pemilih akan terpikat
dan tertarik untuk untuk memilih mereka (Triastari,2011:22). Pada hal ini terpaan
iklan akan terjadi jika pemilih bisa melihat (see), mendengar (hear), membaca (read)
iklan tersebut. Terpaan sebuah iklan iklan dalam (Mahmudoh,2011:11) ditentukan
berdasarkan dari frekuensi (seberapa seringkah iklan dilihat atau dibaca), intensitas
(sampai manakah khalayak mengerti pesan iklan) dan yang terakhir adalah durasi
(seberapa lama khalayak menyaksikan iklan). Walaupun seseorang sering
menyaksikan suatu iklan, belum tentu orang tersebut menyaksikan iklan dari awal
iklan dimulai sampai akhir iklan, bisa saja hanya menyaksikan sebagian iklan.
Sehingga dengan semakin sering pemilih melihat iklan politik yang ditayangkan di
televisi ataupun semakin sering pemilih diterpa oleh iklan politik, maka semakin
besar pula perhatian dari pemilih. Nantinya pemilih diharapkan semakin mengetahui
dan mengingat aktor-aktor politik ataupun partai politik yang akan bertarung pada
Pileg 2014.
Tentu untuk menyukseskan proses Pemilu, ada peranan penting yang
dipegang oleh para pemilih. Pemilih inilah yang menjadi sasaran dari semua iklaniklan politik karena nantinya mereka akan memberikan suara mereka untuk nasib
3
4
Indonesia lima tahun ke depan. Hal ini membuat Komisi Pemilihan Umum dan juga
para pelaku politik selalu mengingatkan kepada para pemilih untuk menggunakan hak
suara mereka dengan baik. Terlebih lagi bagi para pemilih pemula. Pemilih pemula
adalah kalangan muda yang baru pertama kali memilih dalam pemilu, sehingga hal
ini cenderung mengakibatkan para pemilih muda belum mendapatkan pemahaman
tentang politik.
Pemilih pemula, merupakan potensi suara yang patut dipertimbangkan oleh
partai politik pada Pemilu Legislatif 2014. Para pemilih pemula ini belum
mempunyai jangkauan politik yang cukup kuat sehingga membuka peluang yang
sangat besar untuk dirangkul oleh partai politik manapun. Pemilih pemula sesuai
dengan UU no 8 Tahun 2012 adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari
pemungutan suara telah genap berumur 17(tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin yang mempunyai hak memilih dalam pemilu. Dalam Pemilu
2014 jumlah pemilih pemula di Indonesia yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum
adalah sebanyak 18 juta pemilih dengan rentang usia 17 hingga 21 tahun. Tentu ini
jumlah yang sangat besar, jika para pemilih pemula tersebut bisa menggunakan hak
pilihnya dengan baik maka akan sangat menguntungkan bagi perkembangan
demokrasi di Indonesia.
Jumlah pemilih pemula di Kota Denpasar berdasarkan data dari KPUD Bali
pada tahun 2014 mencapai 44.232 orang dengan rincian 23.252 orang laki-laki dan
20.980 orang perempuan. Melihat tingginya angka jumlah pemilih pemula di Kota
4
5
Denpasar dan pemilih pemula mempunyai peranan penting dalam proses kemajuan
demokrasi di Indonesia sehingga pemilih pemula tidak bisa dikesampingkan
peranannya. Dari hal di atas maka sangat menarik untuk meneliti bagaimana terpaan
iklan partai politik di televisi pada pemilih pemula dalam Pemilu Legislatif 2014 di
Kota Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka diketahui bahwa televisi menjadi
sebuah media massa yang memang paling sering dipergunakan oleh masyarakat.
Televisi menjadi sumber hiburan dan tentunya sumber informasi bagi masyarakat.
Bertepatan dengan Pemilu Legislatif di tahun 2014 media televisi menjadi salah satu
sarana beriklan paling favorit para caleg dan partai politik. Begitu banyak iklan-iklan
yang dimunculkan oleh partai politik untuk bisa mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Tentu harapan partai politik dengan semakin banyak dan seringnya iklan
partai politik menerpa pemilih pemula adalah mendapatkan respon yang baik pula
dari masyarakat. Termasuk untuk mendapatkan dukungan dari pemilih pemula,
karena memang peranan pemilih pemula di Pemilu Legislatif 2014 ini sangat besar.
Angkanya mencapai 44.232 orang untuk rentan umur 17 tahun sampai 21 tahun di
Kota Denpasar. Pemilih pemula dipilih untuk diteliti dikarenakan cenderung para
pemilih pemula belum mengenal betul apa itu politik dan belum mendapatkan
pemahaman mengenai politik. Berdasarkan pernyataan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
5
6
1.2.1
Bagaimana terpaan iklan partai politik di televisi pada pemilih pemula di Kota
Denpasar dalam Pemilu Legislatif 2014?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah, peneliti hanya melakukan
penelitian di Kota Denpasar karena berdasarkan data dari KPU jumlah golput di
daerah tersebut menduduki peringkat kedua di Provinsi Bali setelah Kabupaten
Buleleng. Batasan untuk subyek penelitian ini adalah masyarakat di Kota Denpasar
dari rentan umur 17-21 tahun yang terdaftar sebagai pemilih pemula dalam Pemilu
Legislatif 2014. Dalam penelitian ini juga peneliti hanya mencari tahu sampai
bagaimana terpaan iklan politik pada pemilih pemula bukan sampai pada sikap
pemilih pemula.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian dalam penelitian
ini adalah:
1.4.1
Mengetahui terpaan iklan partai politik di televisi pada pemilih pemula di
Kota Denpasar dalam Pemilu Legislatif 2014.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
6
7
Menambah kajian pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya pada bidang
penggunaan media masa televisi sebagai media kampanye dari partai politik dan juga
menambah literatur dan refrensi yang berguna sebagai dasar pemikiran bagi
kemungkinan adanya penelitian sejenis di masa mendatang yang berhubungan dengan
penggunaan media televisi sebagai sarana kampanye.
1.5.2
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bisa sebagai acuan atau refrensi
bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan juga bagi para aktor politik mengenai iklan
partai politik apakah efektif atau tidak. Bagi masyarakat umum juga bisa mengetahui
jika ingin mendapatkan informasi tentang para caleg ataupun partai politik bisa
melihatnya melalui iklan politik di televisi.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian ini, perlu
dikemukakan sistematika penulisan proposal ini. Adapun proposal ini disusun dengan
sistematika Bab I pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II meliputi kajian
pustaka, landasan teori, dan operasionalisasi konsep. Pada Bab III metode penelitian
meliputi, jenis penelitian, sumber data, lokasi penelitian, waktu penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, teknik penyajian data, keterbatasan penelitian. Bagian akhir dalam penelitian ini
akan berisikan daftar pustaka dan juga lampiran-lampiran.
7
Download