Penggunaan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil

advertisement
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
4.1.1. Diskripsi Kondisi Awal
Nilai hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Medani Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan semester I tahun pelajaran 2012/2013, sebelum diadakan
penelitian belumlah tuntas. Hal ini disebabkan guru lebih banyak melakukan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) terutama mata pelajaran matematika belum menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menarik. Minat siswa untuk belajar matematika sangat
kurang siswa cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan. Akibatnya
kemampuan pemahaman konsep matematka setelah diadakan evaluasi belajar pada akhir
pembelajaran hasilnya masih jauh dari harapan dan tujuan pembelajaran. Hasil belajar
siswa sebelum diadakan tindakan dapat dibaca Tebel 4.1 distribusi frekuensi hasil belajar
pra siklus di bawah ini:
Tabel 4.1
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Medani
Pra Siklus
No
1
2
Ketuntasan
Tuntas
Tidak tuntas
Jumlah
Minimum
Maksimum
Frekuensi
7
26
33
40
60
Prosentase
22%
78%
100%
Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada Kompetensi Dasar
pelajaran matematika adalah 60. Sehingga siswa yang belum mendapatkan nilai 60
dikategorikan belum tuntas belajarnya. Siswa kelas IV SD Negeri Medani yang belum
tuntas hasil belajarnya sebanyak 26 siswa dari 33 siswa, yang dapat disajikan pada
Gambar 4.1. di bawah ini:
24
25
22%
78%
Gambar.4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Medani
Pra Siklus
Gambar 4.1 menunjukkan siswa yang belum tuntas mencapai 78%. Pada
pembelajaran matematika ssiswa
iswa terpancang oleh penjelasan dan sejumlah tugas yang
diberikan guru. Akibatnya kemampuan pemahaman konsep matematika pada materi
Mengenal Lambang Bilangan Romawi
Romawi.. Dari hasil analisis data tersebut dijadikan sebagai
sempel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan tiga
pertemuan.
4.1.2
Siklus 1
4.1.2.1 Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Menyusun indikator tentang lambang bilangan romawi yang secara khusus
membahas tentang pengertian lambang bilangan romawi, mengubah bilangan romawi
ke dalam lambangan bilangan biasa, dan mengubah bilangan lambangan biasa ke
dalam lambang bilangan romawi
2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam indikator lambang
bilangan romawi yaitu siswa dapat :
a) menjelaskan pengertian lambang bilangan.
b) menjelaskan pengertian lambang bilangan romawi.
c) Mengubah lambang bilangan romawi ke dalam lambang bilangan biasa.
d) Mengubah lambang bilangan biasa ke dalam lambang bilangan romawi.
3) Menyusun rencana pembelajaran tentang lambang bilangan romawi.
26
4) Mempersiapkan
instrumen
pengamatan
(observasi)
aspek-aspek
proses
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
lambang bilangan romawi.
5) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran tentang lambang bilangan
romawi.
6) Membagi siswa menjadi delapan kelompok, yang masing-masing anggotanya adalah
5 (lima) orang yang tiga kelompok beranggotakan 6 orang.
7) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat dan penjelasan cara pengisian lembar
pengamatan (observasi).
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
a, Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan struktur pembelajaran yang
telah ditetapkan yaitu penerapan metode pemecahan masalah.
b, Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan buku panduan kegiatan belajar mengajar.
c. Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan tentang
aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan lambang bilangan romawi.
Hasil evaluasi siklus 1 dapat diliha pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas IV SD
Negeri Medani Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
No
Interval
Frekwensi
%
1
2
80 - 89
70 - 79
15
45
3
4
5
60 - 69
50 - 59
40 - 49
Jumlah
8
10
33
25
30
100%
Tuntas
23
69%
Tidak Tuntas
10
31%
27
Dari tabel 4.2 dapat di lihat hasil evaluasi mata pelajaran matematika siklus I adalah
sebagai berikut : Siswa yang tuntas 23 siswa 69% dan siswa yang tidak tuntas 10 siswa
31%.Untuk jelasnya hasil evaluasi pada siklus I dapat dilihat dalam diagram 4.2 sebagai
berikut:
31%
Tuntas
69%
Tidak Tuntas
Gambar.4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Medani
Siklus I.
Karena ketuntasan hasil belajar belum memenuhi indikator kinerja yaitu 75% maka
penelitian dilanjutkan ke siklus 2.
4.1.2.3 Observasi
Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek proses pembelajaran yang
dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan lambang bilangan romawi.
a. Analisis Data
Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran lambang bilangan romawi sesuai dengan
instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru
meliputi : pendahuluan, kegiatan utama dan penutup.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai ketuntasan
belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 69%, sehingga dapat dikatakan bahwa siklus I
masih kurang menunjukkan hasil yang ingin dicapai dari proses penelitian.
28
4.1.2.4Hasil Refleksi
Dari rata-rata persentase hasil proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat
dikategorikan cukup baik, menunjukkan bahwa setengah dari aspek-aspek proses
pembelajaran sudah dikuasai oleh guru, sehingga penampilan mengajarnya dapat
dikategorikan cukup, baik dalam menyiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk
demontrasi kelas, melakukan percobaan pendahuluan sebelum melaksanakan
demontrasi kelas, menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa, pertanyaan atau cerita
kejadian yang berkaitan dengan konsep yang akan diajarkan, review atau melanjutkan
pelajaran terdahulu yang belum lengkap, mengamati/membahas perencanaan teknis
dalam lingkungan, merumuskan pertanyaan atau permasalahan tentang topik pelajaran,
melaksanakan kegiatan demontrasi atau percobaan melalui langkah-langkah atau
tahapan, penjelasan oleh siswa/diskusi, pemecahan masalah, membuat ringkasan,
menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas. Untuk itulah pada siklus II penampilan
mengajar guru akan ditingkatkan secara lebih baik dengan mengacu kepada kelemahankelemahan aspek penampilan mengajar yang telah terjadi.
kelemahan
tersebut
berdasarkan
data
yang
ada
Adapun kelemahanberhubungan
dengan
mengamati/membahas perencanaan teknis dalam lingkungan, merumuskan pertanyaan
atau permasalahan tentang topik pelajaran, melaksanakan kegiatan pemecahan masalah
melalui langkah-langkah atau tahapan,
penjelasan oleh siswa/diskusi, pemecahan
masalah dan membuat ringkasan. Selanjutnya ditinjau dari nilai ketuntasan belajar siswa
pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut terbukti dengan
hanya 23 orang siswa atau 69% siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal.
4.1.3
Hasil Belajar Pada Siklus II
Siklus II
4.1.3.1 Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut.
1.) Menyusun kembali peta lambang bilangan romawi yang secara khusus
membahas tentang pengertian getaran, pengertian satu getaran, pengertian
frekuensi, pengertian amplitudo, pengertian periode, periode tidak tergantung
pada amplitudo dan hubungan antara frekuensi dengan periode.
29
2.) Merumuskan kembali tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam lambang
bilangan romawi yaitu siswa dapat :
a) menjelaskan pengertian lambang bilangan.
b) menjelaskan pengertian lambang bilangan romawi.
c) mengubah lambang bilangan romawi ke dalam lambang bilangan biasa.
d) mengubah lambang bilangan biasa ke dalam lambang bilangan
romawi.
3.) Menyusun kembali rencana pembelajaran lambang bilangan romawi.
4.) Mempersiapkan kembali instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek
proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran lambang bilangan romawi.
5). Mempersiapkan kembali alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam
proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran tentang
lambang bilangan romawi.
6.) Membagi kembali siswa menjadi enam kelompok, yang masing-masing
anggotanya adalah 5 (lima) orang yang tiga kelompok 6 orang.
7.) Melakukan kembali koordinasi dengan tim pengamat dan penjelasan cara
pengisian lembar pengamatan (observasi).
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melakukan kembali langkah pembelajaran sesuai dengan struktur
pembelajaran yang telah ditetapkan pemecahan masalah.
2) Siswa mengikuti kembali kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan buku panduan kegiatan belajar mengajar.
3) Pengamat melakukan kembali pengamatan sesuai dengan instrumen
pengamatan tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru
dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan
lambang bilangan romawi.
Hasil pembelajaran siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
30
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas IV
SD Negeri Medani Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
No
Interval
Frekwensi
%
1
90 - 100
5
15
2
80 - 89
13
39
3
70 - 79
8
24
4
60 - 69
-
-
5
50 - 59
7
21
Jumlah
33
100%
Tuntas
26
78%
Tidak Tuntas
7
22%
Dari tabel 4.3 dapat di lihat hasil evaluasi mata
mata pelajaran matematika siklus II
adalah sebagai berikut : Siswa yang tuntas 26 siswa 78% dan siswa yang tidak tuntas 7
siswa 22%. Untuk jelasnya hasil evaluasi pada siklus II dapat dilihat dalam diagram 4.3
sebagai berikut:
22%
Tuntas
78%
Tidak Tuntas
Gambar.4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Medani
Siklus II.
31
4.1.3.3 Observasi
Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan
guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang berhubungan dengan lambang bilangan romawi.
Analisis Data
Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran lambang bilangan romawi sesuai dengan
instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru
meliputi : pendahuluan, kegiatan utama dan penutup.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi
sebagai berikut.
a. Jumlah peserta ulangan harian 33 siswa
b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 70 sebanyak 7 siswa
c. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 26 siswa
d. Ketuntasan klasikal 78%
Berdasarkan data tersebut di atas, ketuntasan belajar Matematika yang dicapai
pada siklus II sebesar : 26/33 x 100% = 78%. Ketuntasan belajar Matematika sebesar
78% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I.
4.1.3.4 Hasil Analisis Data Diskriptif Komparatif Antar Siklus
Hasil pengumpulan data tentang hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN
Medani sebelum dan sesudah diadakan tindakan dengan menerapkan metode problem
solving dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini :
32
Tabel.4.4
Hasil Analisis Data Diskriptis Komparatif Antar Siklus
No
Hasil Belajar
Tuntas
Tidak Tuntas
Frekwensi
%
Frekwensi
%
1
Pra Siklus
7
22
26
78
2
Siklus I
23
69
10
31
3
Siklus II
26
78
7
22
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pengajaran dengan menerapkan
metode problem solving memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan
siswa terhadap materi yang telah disampaikan selama ini (ketuntasan belajar meningkat
dari sklus I, II) yaitu masing-masing 69%, 78 %. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa
secara klasikal telah tercapai. Kenaikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN
Medani dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini :
30
25
20
15
TUNTAS
10
TIDAK TUNTAS
5
0
PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 4.4 Grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika antar siklus
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa ada kenaikan ketuntasan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN Medani, sebelum tindakan kelas dilaksanakan jumlah
siswa yang tuntas 7 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 26 siswa, dan
setelah dilaksanakan tindakan dengan penerapan metode diskusi pada siklus 1 jumlah
33
siswa yang tuntas meningkat menjadi 23 siswa, dan siswa yang tidak tuntas berjumlan
10 siswa, sedangkan pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas menjadi 26 siswa, dan yang
tidak tuntas hanya 7 siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus 2
berhasil karena siswa yang tuntas mencapai 78% melebihi dari indikator yang ditetapkan
yaitu 75%.
4.1.3.5 Data diskriptif kualitatif.( hasil observasi terhadap penggunaan metode
problem solving)
Setelah dianalisis hasil penilaian kinerja guru dalam melakukan tindakan dengan
menerapkan metode problem solving yang dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2
tampak pada tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel. 4.5
Perbandingan Kinerja Guru dengan Menerapkan Metode Problem Solving
Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas Mengajar Perolehan
Skor
Nilai
Kriteria
Skor
Maksimum
Presentase
Siklus 1
30
68
68%
Kurang
Pertemuan ke 1
Siklus 1
34
77
77%
Cukup baik
Pertemuan ke 2
Siklus 2
36
81
81%
Baik
Pertemuan ke 1
Siklus 2
43
97
97%
Baik sekali
Pertemuan ke 2
Kinerja guru dalam menerapkan metode problem solving pada siklus 1 pertemuan
pertama mendapat presentase nilai 68% dengan kategori kurang, pertemuan kedua
siklus 1 mendapat presentase nilai 77% dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada
siklus 2 mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama mendapat presentase
nilai 81% dengan kategori baik, dan pada pertemuan kedua mendapat presentase nilai
97% dengan kategori baik sekali. Sehingga ada peningkatan dari setiap pertemuan baik
siklus 1 maupun siklus 2.
Peningkatan kinerja guru dalam menerapkan metode problem silving dapat dilihat
pada gambar 4.5 di bawah ini :
34
50
40
30
20
10
0
Siklus 1
pertemuan
pertama
Siklus 1
pertemuan
kedua
Siklus 2
pertemuan
pertama
Siklus 2
pertemuan
kedua
Gambar 4.5 Peningkatan Kinerja Guru Dalam Penerapan Metode Problem Solving
Siklus 1 Dan Siklus 2
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode problem
solving dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari perolehan
nilai kinerja guru. Pembelajaran dengan penerapan metode problem solving pada siklus
1 dan siklus 2 dapat dikatakan berhasil.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
Proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode problem solving
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dengan
metode problem solving sangat cocok untuk mencapai hasil belajar siswa sesuai dengan
ketuntasan yang diharapkan. Demikian pula dari kemampuan guru yang dimiliki telah
mampu menerapkan metode problem solving secara optimal, sehingga kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik.
35
Dalam penggunaan metode problem solving pada setiap siklus terjadi perubahan
yang signifikan, jika sebelumnya pada siklus I menjadi ketuntas 69%, maka pada siklus II
menjadi 78%.
Dalam pembelajaran Matematika dengan metode problem solving akan
memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa, mengingat metode
tersebut berusaha untuk memadukan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya.
Dengan adanya pengalaman belajar yang demikian, maka siswa menjadi lebih mudah
untuk mengingat, sehingga hasil test yang diberikan guru menjadi lebih baik. Hasil
pembelajaran siswa dapat diliha pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Matematika Pra Siklus,Siklus 1 dan Siklus 2 Kelas IV SD
Negeri Medani Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.
Kategori
Tuntas
Tidak
Tuntas
Jumlah
Pra Siklus
Jumlah
Siswa
7
%
Siklus I
22
Jumlah
Siswa
23
26
78
33
100
Siklus II
%
69
Jumlah
Siswa
26
%
78
10
31
7
22
33
100
33
100
Berdasarkan tabel diatas dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu :
1. Siswa tuntas pada pra siklus 7 siswa
2. Siswa tuntas pada siklus I sebanyak 23 siswa
3. Siswa tuntas pada siklus II sebanyak 26 siswa
4. Siswa yang tidak tuntas siklus 2 adalah 7 siswa
Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
materi mengenal lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri Medani mengalami
peningkatan setelah penggunaan metode problem solving. Sedangkan yang tidak tuntas
pada silkus 2 sebanyak 7 siswa diberikan remidi namun nilainya selalu dibawah KKM
sehingga ketujuh anak tersebut membutuhkan bimbingan khusus dari guru. Karena ke
tujuh anak tersebut memiliki kemampuan yang rendah dan kurang dalam belajar karena
kebanyakan orang tua mereka merantau dan ikut neneknya.
Download