minat guru pai terhadap penyusunan rencana

advertisement
MINAT GURU PAI TERHADAP PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Penelitian terhadap Guru Agama Islam di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
RIZKI AMALIA
NIM. 105011000032
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
MINAT GURU PAI TERHADAP PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Studi Terhadap Guru-guru PAI di 8 (Delapan) SDN di Kelurahan Pondok
Kelapa, Jakarta timur)
Skripsi
Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh:
Rizki Amalia
(105011000032)
Di bawah bimbingan
Drs. H. Ghufran Ihsan, MA
NIP. 195305091981031006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Motto:
Juara sejati bukanlah orang yang selalu menang disetiap
pertandingan…
Tapi
Juara sejati adalah orang yang SELALU bisa BANGKIT
setiap kali ia mengalami KEGAGALAN
Kupersembahkan Skripsi ini
kepada:
Ummi Hj. Siti Rahmah dan Babeh H. Machmud yang selalu
memberikan segala yang terbaik, serta Saudara-saudaraku Mpo Iyu,
mpo ipit, mpo oyo dan mpo-mpo ku yang lain.
Juga kepada guru-guruku yang telah memberikan berbagai ilmu,
serta sahabat-sahabatku (kulluhum). Dan kepada suamiku yang
selalu mendampingiku. Terima kasih banyak.
iii
ABSTRAK
Rizki Amalia
“Minat Guru PAI Terhadap Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (Penelitian terhadap guru-guru PAI di SDN Kelurahan
Pondok Kelapa, Jakarta Timur)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian
ini dilaksanakan di 8 (delapan) SDN Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 20 orang dari seluruh
guru PAI di 8 SDN Pondok Kelapa yang berada di Jakarta Timur. Pengukuran
skala minat diambil berdasarkan teori Renninger dan disusun dengan menggnakan
Model Skala Likert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat guru PAI terhadap
penyusunana RPP di 8 SDN di Kelurahan Pondok Kelapa berada dalam
kualifikasi tinggi yang terbukti dengan perolehan skor sebesar 99,7.
Untuk meningkatkan minat guruPAI terhadap penyusunan RPP di 8 SDN
Pondok Kelapa, diharapkan guru dapat menambah pengetahuannya dalam upaya
menyusun serta mengembangkan RPP. Kepala sekolah hendaknya untuk tetap
mengintensifkan supervisi dan memberikan pembinaan untuk memotivasi semua
guru dalam melaksankan tugas khususnya dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat lebih meningkatkan kompetensinya
dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
iv
KATA PENGANTAR
‫ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬‫ﺑﺴﻢ ﺍ‬
Segala puji bagi Allah SWT yang mencurahkan rahmat-Nya kepada kita,
yang dengan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat
beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Minat Guru PAI Terhadap Penyusunan RPP
(Penelitian terhadap guru-giuru PAI di Sdn Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta
Timur)”. Penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan
mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (SI) pada jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa selesainya
penyusunan skripsi ini tidaklah semata atas usaha sendiri, namun berkat bantuan,
motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pda kesempatan yang baik
ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Dra. Manerah, Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing, memberi petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan
ikhlas demi keberhasilan penulis.
5. Bapak Istadi, M.Pd, selaku K3S (Ketua Komite Kepala Sekolah) yang
telah memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data di 8 SDN
di Kelurahan Pondok Kelapa.
v
6. Ayahanda (H. Machmud) dan Ibunda (Hj. Siti Rahmah) tercinta, mertuaku
yang tercinta (Bpk Rahmat dan Ibu Wangsih), kakak-kakaku tersayang
(mpo ida, mpo wati, mpo uti, mpo oji, mpo olil, mpo oyo, mpo iyu dan
mpo ipit) serta keluargaku yang tak pernah lelah menuntun dan
memberiku semangat, dan terus mencurahkan kasih saying sert do’a
mereka kepadaku, yang tanpa itu semua mungkin diri ini tidak akan
mampu berjuang setegar ini.
7. Sahabat- sahabat seperjuangan kelas PAI Reguler Angkatan 2005. Isti,
fuha, fikoh, ria, dan sluruh teman-teman PAI Reguler angkatan 2005
semoga kalian menemukan apa yang kalian cita-citakan.
8. Sahabat-sahabat se-perjuangan dan rekan-rekanku, guru-guru At-Tawazun
Subang yang selalu memberi motivasi kepada penulis.
9. Dan terakhir, penulis ucapkan terima kasih Teruntuk Yang Tercinta
Suamiku A’a Jamaludin S.Pd.I yang selalu sabar dan juga tak hentihentinya memberikan dukungan atas selesainya penulisan skripsi ini.
Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua phak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya atas jasa dari semua pihak, baik berupa moril maupum
materil, penulis doakan semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan
rahmat dan karunia yang tiada terhingga dan dapat menjadi amal jariyah.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa mengilhami penulis untuk senantiasa
berada dalam jalan yang benar, menjauhkan penulis dari kesalahan berfikir,
ketumpuan pena, kekeliruan pembicaraan, tulisan, kelemahan argumentasi dan
semoga karya ini menjadi amal jariyah penulis serta mendapat berkah dari
Allah ST. Amiin.
Jakarta, 16 Februari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
MOTO .................................................................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................... 5
1. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
2. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
3. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................... 7
1. Pengertian Minat Guru PAI .................................................... 7
a. Pengertian Minat .............................................................. 7
b. Pengertian Guru PAI ........................................................ 10
2. Macam-macam Minat ............................................................. 12
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat.............................. 13
B. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 15
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................... 15
2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................... 17
3. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................ 18
4. Prinsip-prinsip dalam Mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 20
vii
5. Langkah-langkah dalam Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 23
6. Cara Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............. 30
C. Minat Guru PAI terhadap Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ........................................................................ 35
B. Metode Penelitian ......................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 36
E. Teknik Analisis Data..................................................................... 36
F. Instrument Penelitian .................................................................... 39
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum .......................................................................... 42
1. Keadaan SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur .......................................................................... 42
2. Keadaan Guru PAI di SD Negeri Kelurahan Pondok
Kelapa ..................................................................................... 42
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................... 43
C. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Saran.............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kriteria Perhitungan ............................................................................ 38
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian............................................................ 40
Tabel 3
Menurut saya, menyusun RPP merupakan tanggung jawab saya
sebagai seorang guru ........................................................................... 43
Tabel 4
Sebelum PBM berlangsung, saya berusaha menyusun RPP
terlebih dahulu................................................................................... 44
Tabel 5
Dalam menyusun RPP, guru harus mampu merumuskan tujuan
pembelajaran ....................................................................................... 44
Tabel 6
Saya kurang senang menyusun RPP karena menurut saya, RPP
merupakan hal yang merepotkan ....................................................... 45
Tabel 7
Saya selalu mengutamakan tugas saya dalam menyusun RPP
dalam kesibukan apapun ..................................................................... 45
Tabel 8
Menurut saya, RPP dapat mendorong guru lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang......... 46
Tabel 9
Menurut saya, RPP memudahkan guru dalam mengajar .................... 46
Tabel 10 Menurut
saya,
setiap
guru
butuh
terhadap
perencanaan
pembelajaran ....................................................................................... 47
Tabel 11 RPP dapat membantu memelihara semangat guru dalam mengajar ... 47
Tabel 12 Saya senang menyusun RPP, tanpa selalu diingatkan kepala
sekolah................................................................................................. 48
Tabel 13 Dalam menyusun RPP, guru harus menyesuaikan metode dengan
tujuan pembelajaran ............................................................................ 48
Tabel 14 Menurut pemahaman saya, RPP tidak dapat dijadikan sebagai tolak
ukur seberapa jauh tujuan pembelajaran itu telah tercapai ................. 49
Tabel 15 Menurut
saya,
kesesuaian
materi
pokok
dengan
tujuan
pembelajaran itu kurang penting dalam menyusun RPP..................... 49
Tabel 16 Saya merasa keberatan, apabila tiap pembelajaran harus menyusun
RPP...................................................................................................... 50
ix
Tabel 17 Sebagai Guru, saya harus mampu memilih alat evaluasi yang tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran..................................................... 50
Tabel 18 Dalam mengajar saya harus berpedoman pada RPP, karena dengan
RPP pembelajaran menjadi lebih efektif............................................. 51
Tabel 19 Dalam menyusun RPP, saya selalu merumuskan scenario
pembelajaran yang sesuai dengan metode yang saya gunakan ........... 51
Tabel 20 Saya senang dengan tugas saya dalam menyusun RPP, karena RPP
dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan
potensinya ........................................................................................... 52
Tabel 21 Saya selalu bertanya kepada sekolah hal-hal yang kurang saya
pahami dalam menyusun RPP............................................................. 52
Tabel 22 Dalam mengajar, saya kurang berpedoman pada RPP, karena tanpa
RPP saya masih bisa mengajar............................................................ 53
Tabel 23 Menurut
saya,
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dapat
menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya dalam pembelajaran .. 53
Tabel 24 Penyusunan RPP biasa saya lakukan, pada saat kepala sekolah
akan mengadakan supervisi................................................................. 54
Tabel 25 Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun RPP, agar RPP
tidak dibuat asal-asalan ....................................................................... 54
Tabel 26 RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat
dan mendorong murid dalam belajar................................................... 55
Tabel 27 RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam belajar
dan membentuk kompetensi dirinya ................................................... 55
Tabel 28 RPP disusun tidak harus disesuaikan dengan karakteristik murid ...... 56
Tabel 29 Dalam menyusun RPP, guru harus memilih alat atau sumber
belajar yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah................... 56
Tabel 30 Saya kurang senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi
guru yang diadakan oleh komite sekolah ............................................ 57
Tabel 31 Saya menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan RPP . 57
Tabel 32 RPP harus disusun sesederhana dan seflekibel mungkin.................... 58
Tabel 33 Distribusi Frekuensi Skor Minat ......................................................... 59
Tabel 34 Kriteria Perhitungan ............................................................................ 60
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memainkan peranan penting untuk meningkatkan kualitas
manusia menyongsong kehidupan masa depan. Melalui pendidikan manusia
dapat mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan
potensi berupa intelektual, mental, sosial, emosional, kemandirian dalam
kehidupan sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu
menjawab tantangan zaman. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab I tentang ketentuan umum
Pasal I ayat (I) disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
manusia seutuhnya adalah sebuah misi dari pendidikan yang menjadi
tanggung jawab professional seorang guru. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan dalam mendidik anak yaitu dengan pengajaran. K.H. Dewantara
sebagaimana dikutip A. Tafsir mengatakan bahwa pengajaran itu adalah
1
. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
edisi revisi, h. 304
1
sebagian dari pendidikan, ia menyatakan pengajaran (onderwijs) itu tidak lain
dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran
tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan
serta kecakapan.2
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
adalah
dengan
memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling
penting dalam hal ini adalah faktor guru, sebab secanggih apapun suatu
kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, jika tidak didukung oleh
kualitas dan kinerja guru yang baik, maka semua itu tidak dapat membuahkan
hasil yang maksimal. Hal penting yang harus dilakukan oleh guru adalah
menjabarkan kurikulum tersebut ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dengan kata lain, guru diharapkan memiliki kemampuan dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan pedoman
pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan
menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan
kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dimasa
sekarang maupun dimasa depan. Oleh Karena itu, dalam kondisi dan situasi
bagaimanapun, guru tetap harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran.3
Perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan sebelum pelaksanaan,
karena dengan perencanaan pembelajaran proses kegiatan belajar mengajar
akan dapat memperlihatkan kualitasnya dan lebih terarah dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam kaitannya dengan minat guru terhadap penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), berarti dalam diri guru terdapat perasaan
2
. A. Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2008), h. 7
3
. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 153
2
suka dan tidak suka untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
akan digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran. Karena hal ini dipengaruhi
oleh minat guru itu sendiri.
Minat adalah suatu yang harus diperhatikan, karena minat akan
memegang perananan penting terhadap hasil yang akan dicapai. Pada dasarnya
kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh
kecenderungan, keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi
seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik sebagai pokok aspek
kejiwaan. Minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang,
tetapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh
sesuatu.
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang
dibebankan kepaadanya, seperti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Hal tersebut dapat dilihat dari kerajinannya dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, ketertarikannya untuk mendalami tugasnya dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakannya dengan
perasaan senang.4
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru diharuskan menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai rambu-rambu atau acuan untuk
memudahkan dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya dikelas.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun harus memuat sasaran dan
tujuan pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik yang nantinya dituangkan dalam proses belajar mengajarnya.
Ketiga aspek tersebut harus mendapatkan porsi yang sama dan tidak boleh
mengutamakan salah satu dari aspek tersebut. Artinya ketiga aspek tersebut
harus terintegrasi menjadi satu kesatuan yang seimbang dan utuh.
Untuk bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal agar dalam proses
belajar mengajarnya seorang guru dapat mencapai sasaran dan tujuan
4
. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), h. 231
3
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,
maka seorang guru dituntut mampu menjadi guru yang efektif. Guru efektif
adalah guru yang mau dan mampu mendayagunakan (empowering) seluruh
kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya, peserta didiknya dan
lingkungan belajarnya untuk mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tidak hanya itu, ia
juga harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses
belajar mengajar yang efektif adalah suatu proses pembelajaran yang dapat
memberikan hasil belajar maksimal berupa penguasaan pengetahuan,
kemampuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Namun demikian, konsep ideal seperti di atas, tidak selamanya sesuai
dengan tujuan dan realita yang ada, serta informasi yang diterima penulis dari
sebagian guru agama bahwa sedikit sekali guru yang menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan masih mengesampingkan tugas mereka
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, sekalipun menyusun
rencana pembelajaran tidak dijadikan pedoman pada saat mengajar, atau
hanya untuk memenuhi kewajiban administrative, dan hanya untuk
kepentingan portofolio dalam rangka sertifikasi guru.
Dari kenyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat
suatu fenomena yang menarik untuk ditelusuri lebih seksama, karena
fenomena itu sudah mendekati pada suatu kesenjangan. Seorang guru memang
harus benar-benar melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, salah satunya
adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk digunakan
dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Uraian singkat tersebut di atas
memberikan gambaran sekaligus
pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang minat guru agama terhadap
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dalam judul “ MINAT
GURU
PENDIDIKAN
PENYUSUNAN
AGAMA
RENCANA
ISLAM
PELAKSANAAN
4
(PAI)
TERHADAP
PEMBELAJARAN
(RPP)”. (Penelitian terhadap guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri
Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur).
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya minat
guru agama
terhadap
penyusunan
rencana
pelaksanaan pembelajaran
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat guru agama terhadap
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, baik dari dalam
maupun dari luar
c. Pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam kegiatan
pembelajaran
d. Kurangnya tingkat kesadaran guru terhadap pentingnya penyusunan
rencana pembelajaran
2. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas, agar penulisan skripsi
ini tidak melebar luas, penulis hanya membatasi permasalahan penelitian
pada “Minat guru PAI terhadap penyusunan RPP”, minat yang dimaksud
adalah minat guru PAI yang meliputi perasaan senang, perhatian, memiliki
pengetahuan, perasaan tertarik, keinginan, cita-cita serta prestise,
sedangkan guru PAI yang dimaksud adalah guru-guru PAI di 8 (delapan)
SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah
yang akan diteliti adalah:
5
“Bagaimana minat guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri di Kelurahan
Pondok Kelapa, Jakarta Timur terhadap penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) di SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khazanah
ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam.
2. Secara praktis, diharapkan bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan
penambahan referensi dan masukan bagi para praktisi pendidikan (guru
dan sekolah), maupun akademisi dalam memahami masalah Pendidikan
Agama Islam selanjutnya. Dan memberikan masukan bagi pengembangan
penelitian serupa dimasa yang akan datang.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Pengertian Minat Guru PAI
a. Pengertian Minat
Setiap
insan
mempunyai
kecenderungan
untuk
selalu
berintegrasi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya.
Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat
kepada dirinya, kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu.
Secara etimologi minat dapat diartikan “sebagai suatu
kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu gairah atas
keinginan”. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi minat, maka
penulis
mengangkat
beberapa
pendapat
tentang
minat
yang
dikemukakan oleh para tokoh yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Menurut H. M Alisuf Sabri minat (interest) adalah “sesuatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu
secara terus-menerus”.5 Lusi Nuryanti berpendapat bahwa minat
adalah kecenerungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan
apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.6
5
. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 84
. Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks Hak Cipta, 2008), h. 59
6
7
Selanjutnya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan
W.J.S
Poerwodarminto,
yang
dimaksud
engan
minat
adalah
“perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu”.7
Sejalan dengan itu menurut Retno Priyani minat atau interest
merupakan sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan apa saja yang ia inginkan bila ia bebas memilih.8 Bimo
Walgito menyatakan nbahwa minat adalah suatu keadaan imana
seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan
keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan
lebih lanjut”.9
M. Bukhori mengemukakan pendapat bahwa minat adalah
kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau
suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.10 Utami
Munandar, mengatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan
motivasi, prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas
minat-minatnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa minat juga
menimbulkan kepuasan, seseorang akan cenerung untuk mengulangulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat, dan minat dapat
bertahan selama hidupnya.11
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa minat atau interest adalah suatu kecenderungan hati dalam diri
seseorang sebagai pendorong dan penggerak yang berbentuk perhatian
untuk melakukan suatu kegiatan, yang disertai keinginan untuk
mengetahui maupun membuktikan lebih lanjut dan dapat membawa
perasaan senang. Sekalipun seorang guru itu mampu dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun guru tersebut tidak akan
7
. W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, dikutip oleh Mudjito,
Pembinaan Minat Baca, (Universitas Terbuka: 2001), h. 61
8
. Retno Priyani, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta:
Kanisius, 2006), h. 129
9
. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h.175
10
. M. Bukhori, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124.
11
. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak di Sekolah, (Jakarta:
PT. Grasindo, 1992), h. 11
8
mau melakukan tugasnya dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, jika tidak diiringi dengan adanya minat. Dalam hal ini
tentunya minat atau keinginan erat pula hubungannya dengan perhatian
yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak
pada seseorang.
Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif, aspek
kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada
manfaat dari obyek tersebut, sedangkan aspek afektif nampak pada
rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek
tersebut. Minat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka
berminat dan mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang
minatpun akan berkurang.
Menurut M. Bukhari dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”
bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Kognisi (mengenal), dalam arti minat didahului oleh pengetahuan
dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut.
b. Emosi (perasaan), karna dalam partisipasi atau pengalaman itu
disertai dengan perasaan tertentu.
c. Konasi (kehendak), merupakan kelanjutan dari kedua unsur
tersebut, yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat
untuk melakukan suatu aktivitas.12
Berdasarkan rumusan dia atas, dapat disimpulkan bahwa minat
itu mengandung unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut adalah kognisi, emosi dan
konasi. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, maka ia harus
terlebih dahulu mengenal atau mengetahui apa yang dituju oleh
minatnya setelah mengetahui, lalu menimbulkan perasaan senang
dalam partisipasi atau pengalamannya. Apabila seseorang telah
mengenal atau mengetahui tentang sesuatu yang dituju oleh minatnya
12
. M. Bukhari, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 135
9
tersebut disertai dengan perasaan senang, maka selanjutnya minat itu
akan dimanifestasikan dalam suatu kegiatan.
b. Pengertian Guru PAI
Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang yang membimbing,
mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang
atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah
dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam.13 Menurut Drs. A. D.
Marimba, guru pendidikan agama Islam atau pendidik adalah “Orang
yang memikul pertanggungan jawab untuk mendidik.14
Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru professional yang harus menguasai betul-betul selukbeluk pendidikan dan pengajaran. Adapun syarat-syarat tersebut
meliputi fisik, psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih
jelasnya Oemar Hamalik mengemukakan sebagai berikut:
a. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seorang
guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit.
b. Persyaratan psikis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami
gangguan jiwa atau kelainan.
c. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik
terhadap profesi kependidikan, mencintai dan mengabdi serta
memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan
memiliki sikap susila yang tinggi.
e. Persyaratan
intelektual,
yaitu
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan yang tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan
13
. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 100
. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT al-ma’arif, 1989),
Cet. Ke-8, h. 37
14
10
tenaga kependidikan, yang memberi bekal guna menunaikan
tugasnya dan kewajibannya sebagai guru.15
Sementara itu, Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa syarat
menjadi guru itu adalah:
1) Bertaqwa kepada Allah SWT
2) Berilmu
3) Sehat jasmaninya
4) Baik akhlaknya
5) Bertanggungjawab
6) Berjiwa nasional.16
Dari berbagai persyaratan yang telah dikemukakan dari kedua
pendapat di atas, menunjukkan bahwa guru menempati bagian
tersendiri dari berbagai ciri, khususnya apabila dikaitkan dengan tugas
keprofesiannya.
Mengingat ruang lingkup tugas guru yang begitu luas, maka
Zakiyah Darajat membagi fungsi dan tugas guru sebagai berikut: “
Fungsi dan Tugas guru itu meliputi pertama, tugas pengajaran atau
tugas menjadi pengajar. Kedua, tugas bimbingan dan penyuluhan atau
guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan. Ketiga, tugas
administrasi atau guru sebagai pemimpin (manajer kelas)”.17
Ketiga tugas di atas mesti dijalankan secara seimbang dan
serasi, tidak boleh salah satu ada yang terabaikan, karena satu dengan
yang lainnya adalah saling berkaitan dalam menuju keberhasilan
pendidikan.
Jadi, yang dimaksud dengan minat guru PAI disini adalah
kecenderungan guru pendidikan agama Islam untuk melakukan suatu
aktifitas atau tugas, dimana terdapat perasaan senang dan perhatian
yang tinggi pada tugas tersebut.
15
. Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1994), h. 9
16
. Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 19920, h. 40
17
. Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, h. 265
11
2. Macam-macam Minat
Menurut Witherington (1999), minat dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Minat Primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis
atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan
enak atau nyaman, kebebasan beraktifitas dan sebagainya.
b. Minat Kultural adalah minat yang berasal dari perbuatan yang lebih
tinggi tarafnya.18
Sedangkan menurut Dale. H. Schunk, dkk minat juga digolongkan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Minat Pribadi (Personal interest), adalah karakteristik kepribadian
seseorang yang relative stabil, yang cenderung menetap pada diri
seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang
pada seseorang pada beberapa aktifitas yang spesifik. Minat pribadi
dapat dilihat ketika seseorang menjadikan aktifitas sebagai pilihan.
Secara umum aktifitas tersebut menimbulkan kesenangan pribadi atau
aktifitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.
b. Minat Situasional (Situasional interest), adalah minat yang sebagian
besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.19
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dari dalam dan dari
luar individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai.
Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktifitas berarti
ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan
cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah
lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai.
18
. http://edu-articles.com/ Kelemahan-guru-dalam-mengajar, terbit: rabu, 2 Desember,
2009
19
. Dale H. Schunk, Paul. R. Pintrich, Motivation in Education: Theory, Research and
Applications, Third Edition, New Jersey: Pearson Education, 2008, h. 213
12
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu. Dimana secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu bersumber dari dalam dan dari luar.
Crow and crow (1982) berpendapat bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:
a. Faktor dorongan dari dalam individu
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang
baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membangkitkan minat seseorang
terhadap obyek yang diminatinya.
b. Faktor motif sosial
Yakni, minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu
pengetahuan, yang mungkin dilhami oleh hasrat untuk mendapatkan
kemampuan dalam bekerja, atau adaya hasrat untuk memperoleh
penghargaan dari keluarga dan orang lain.
c. Faktor emosional
Yakni, minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi, misalnya,
keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan hal tersebut akan
memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sedangkan kegagalan
dapat menghilangkan minat seseorang.20
Jadi, dapat disimpulkan apabila seorang menaruh minat terhadap
sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang
menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya
menentukan tercapai tidaknya suatu tujuan tersebut.
Menurut Zakiyah Darajat, kebutuhan dapat mempengaruhi faktor
timbulnya minat. Beliau menyatakan “semakin besar kebutuhan yang
dirasakan mereka, semakin kuat pula minat yang dimiliki.21
Menurut S. Nasution, minat dapat ditimbulkan dengan beberapa
cara:
20
. http://uin-suka. Info/ejurnal/index.php?option=com
. Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet. Ke-16, h. 16
21
13
a) Membangkitkan
suatu
kebutuhan,
misalnya
kebutuhan
untuk
mendapatkan penghargaan dan sebagainya.
b) Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau
c) Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik22
Seorang Psikolog yang bernama Renninger mengemukakan ada dua
faktor yang mempengaruhi minat. Pertama, value atau nilai aktivitas.
Kedua, pengetahuan terdahulu.
Menurutnya konsep minat itu sebagai perbandingan antara tingkat
penilaian yang dimiliki seseorang terhadap aktifitas, yang artinya memilih
untuk melakukannya dan berfikir bahwa aktivitas itu penting, dan tingkat
pengetahuan yang dimilikinya tentang aktifitas. Dan dari kedua aspek
tersebut, Reninger mengemukakan terdapat empat model minat. Pertama,
ignorance (mengabaikan), kedua, non interest (tidak berminat), ketiga,
attraction (sekedar melihat tapi tidak berminat untuk melaksanakan),
keempat, interest (berminat).23
Reninger’s model of the relations
Low
Value for activity
Low
High
Ignorance
Attraction
Prior knowledge
High
Non interest
Interest
Dalam penulisan ini, penulis lebih mengacu pada teori Renninger
dimana dari kedua interaksi dari aspek tersebut Reninger mengemukakan
empat macam model minat seperti yang dikemukakan di atas, yaitu:
a. Mengabaikan
Jika nilai tentang pentingnya RPP rendah dan pengetahuan tentang RPP
itu rendah.
22
. S. Nasution, Didaktik asas-asas mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), h. 85
. Dale H. Schunk, Paul. R. Pintrich, Motivation in Education: Theory, Research and
Applications, Third Edition, h. 214
23
14
b. Tidak berminat
Jika nilai tentang pentingnya RPP rendah dan pengetahuan tentang RPP
itu tinggi.
c. Sekedar melihat tapi tidak berminat melaksanakan
Jika nilai tentang pentingnya RPP tinggi dan pengetahuan tentang RPP
itu rendah.
d. Berminat
Jika nilai tentang pentingnya RPP tinggi dan pengetahuan tentang RPP
itu tinggi.
B. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Muhaimin, RPP adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.24 Sedangkan Menurut Mansur Muslich, perencanaan pembelajaran
atau disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan
bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.25 Karena itu, RPP harus
mempunyai daya terap (apicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang
matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada
sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam
menjalankan profesinya.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan ini dapat diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan
24
. Prof. Dr. H. Muhaimin M.A, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h.136
25
. Prof.Dr.H. Muhaimin M.A, dkk, Pengembangan model KTSP pada sekolah dan
madrasah…, h. 53
15
belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau
terlibat secara penuh.
Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP adalah
menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta
siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam
pengembangan
RPP,
guru
diberi
kebebasan
untuk
mengubah,
memodifikasi dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan
daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Menurut Muhaimin, dkk
tugas masing-masing guru adalah mengembangkan silabus yang sudah
disepakati ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yang biasa disebut
dengan skenario pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran secara utuh tiap pertemuan, atau
merupakan deskripsi proses pembelajaran secara utuh dalam tiap
pertemuan mulai dari langkah awal, kegiatan inti, dan penutup.26
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP
merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
dalam
kegiatan
pembelajaran.
RPP
perlu
dikembangkan
untuk
mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar,
materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian. Kompetensi dasar
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi
sebagai memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar
berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta
didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi
dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar
belum terbentuk atau belum tercapai.27
26
. Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan
Madrasah…, h.149
27
. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), h. 231
16
2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan
pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan
serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dimasa sekarang maupun
dimasa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun,
guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran.
Menurut E. Mulyasa pentingnya, RPP dalam implementasi KTSP,
yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran, idealnya
peserta didik dilibatkan dalam pengembangannya, untuk mengidentifikasi
kompetensi, menetapkan materi standar, mengembangkan indikator hasil
belajar, dan melakukan penilaian. Dalam pada itu, mereka dapat
menetukan jenis evaluasi untuk melihat seberapa besar keberhasilan dan
kemajuan belajarnya.28
Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam bukunya “Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, mengatakan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran itu sangat dibutuhkan. Hal ini di sebabkan oleh beberapa
hal.29
Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana
apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian semakin
kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses
pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang
harus disusun oleh guru.
Kedua,
pembelajaran
adalah
proses
kerja
sama,
proses
pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak
mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses
28
. E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, h. 155
29
. Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. Ke-1, h. 31-32
17
pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Dengan
demikian guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Guru perlu
merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.
Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan
tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Oleh karena itu sebabnya
pembelajaran
merupakan
memperhitungkan
suatu
kemungkinan
yang
yang
kompleks,
akan
terjadi.
yang
Disini
harus
guru
memerlukan perencanaan yang matang dalam menhadapi kemungkinankemungkinan yang akan terjadi.
Keempat,
proses
pembelajaran
akan
efektif
manakala
memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan tepat. Untuk itu perlu
perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Memerhatikan beberapa hal di atas, maka rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana,
karena proses perencanaan pembelajaran memerlukan pemikiran yang
matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam pencapaian
tujuan pembelajaran.
3. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru
yang
baik
akan
berusaha
pengajarannya berhasil. Salah satu faktor
sedapat
mungkin
agar
yang bisa membawa
keberhasilan itu, ialah guru tersebut senantiasa menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya.
Menurut Oemar Hamalik, perencanaan pembelajaran berfungsi
sebagai berikut:30
30
. Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet.
Ke-2, h. 135-136
18
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
sekolah dan hubungannya dengan pengakaran yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan itu.
b. Membantu
guru
memperjelas
pemikiran
tentang
sumbangan
pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan
c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan
dan prosedur yang dipergunakan
d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid,
minat-minat murid dan mendorong memotivasi mereka dalam belajar
e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar
dengan adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang
tepat dan menghemat waktu
f. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan
mereka
g. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya
dan perkembangan profesionalnya
h. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan
jaminan atas diri sendiri
i. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa
memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.
Sedangkan Menurut Abdul Majid perencanaan pengajaran
memainkan peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya.
Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum
proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa manfaat perencanaan
pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan.
19
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun
unsur murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.31
Dapat disimpulkan bahwa fungsi perencanaan pengajaran bagi
seorang guru adalah untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang direncanakan dan hendaknya dapat mendorong guru
lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang
matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib
memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.
4. Prinsip-prinsip
dalam
Mengembangkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Pengembangan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
harus
memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi
standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan
agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus
berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu
belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan
berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang
pembentukan
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar.
Untuk
kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan Rencana Pelaksanakan Pembelajaran , yakni:32
a. Kompetensi
yang
dirumuskan
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah
diamati dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
membentuk kompetensi tersebut.
31
. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005),
h. 22
32
. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, h. 219
20
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sederhana dan fleksibel,
serta
dapat
dilaksanakan
dalam
kegiatan
pembelajaran
dan
pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan diwujudkan.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan harus utuh
dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team
teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jamjam pelajaran lain.
Dalam hal itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan
kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu
yang digunakan secara proporsional, penetapan penilaian, penetapan
norma kenaikan kelas dan keleluasaan, pencatatan kemajuan belajar,
pembelajaran remidial (remidial teaching), program pengayaan, program
percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran dan pengisian
waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama; persiapan
merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang,
misalnya untuk pembentukan kompetensi dan mungkin akan melibatkan
orang lain, seperti pengawas dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta
didik. Kedua: persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang
(future action), yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan dan
hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti (chaos). Sementara itu,
pengetahuan tentang masa depan sangat terbatas, sehingga mempersulit
prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan dalam kelas, apalagi dalam
era globalisasi sekarang ini, tidak menutup kemungkinan apa-apa yang
direncanakan sebenarnya sudah dimiliki oleh peserta didik. Ketiga:
21
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan
serta hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh
karena itu, RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal
dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.
Gagne dan Briggs mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran perlu memerlukan empat asumsi sebagai berikut:33
a. Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan
menggunakan pendekatan sistem. Proses pembelajaran dipandang
sebagai suatu sistem karena memliki sejumlah komponen yang saling
berinteraksi dan berinterelasi, memiliki fungsi masing-masing untuk
mencapai tujuan pembelajarn, dan membentuk kompetensi peserta
didik
b. Rencana pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan
tentang peserta didik. Kualitas rencana pembelajaran banyak
bergantung pada bagaimana rancangan tersebut dibuat, apakah bersifat
ilmiah, intuitif, atau keduanya. Jelasnya, seorang guru yang profesional
perlu memiliki pengetahuan mengenai teori-terori belajar dan
pembelajaran, serta harus memiliki kemampuan menyusun rncana
pembelajaran dengan baik dan efektif
c. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan
peserta didik belajar dan membentuk kompetensi dirinya. Meskipun
proses pembelajaran dilakukan secara klasikal, pada hakikatnya belajar
itu bersifat individual. Oleh karena itu, dalam mengembangkan
rencana pembelajaran perlu mempertimbangkan peserta didik
d. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi
hanya untuk memenuhi syarat administrasi. Asumsi keempat ini
bersifat menegaskan akan pentingnya asumsi pertama dan kedua.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal penting yang
harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi pada
33
. E. Mulyasa, Implementasi KTSP kemandirian Guru dan Kepala Sekolah…, h. 161-162
22
peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan
dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester,
beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester
sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memiliki komponen
kompetensi dasar, indikator, materi standar, pengalaman belajar, metode
mengajar dan penilaian.34
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengembangan rencana
pelaksanaan
pembelajaran
itu
menuntut
pemikiran,
pengambilan
keputusan dan pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual,
pengetahuan teoritik, pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas,
seperti meramalkan, mempertimbangkan, menata dan memvisualisasikan.
5. Langkah-langkah
dalam
Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kunandar menyebutkan langkah-langkah menyusun suatu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran meliputi beberapa hal berikut ini:35
a. Identitas Mata Pelajaran
Tuliskan nama pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu (jam
pertemuan).
b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan
standar isi.
c. Indikator
Pengembangan Indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan
berikut:
1) Setiap Kompetensi Dasar dikembangkan menjadi beberapa
indikator (lebih dari dua).
34
. E. Mulyasa, KTSP…, h. 219
. Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Periapan Menghadapi
Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 242-249
35
23
2) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
dan/atau diobservasi.
3) Tingkat kata kerja dalam indikator menggunakan kata kerja dalam
Kompetensi Dasar maupun Standar Kompetensi.
4) Prinsip pengembangan indikator adalah Urgensi, Kontinuitas,
Relevansi, dan Konstektual.
5) Keseluruhan indikator dalam satu Kompetensi Dasar merupakan
tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi
yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir, dan bertindak
secara konsisten.
d. Materi Pembelajaran
Cantumkan materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya
yang telah dikembangkan dalam silabus. Dalam menetapkan dan
mengembangkan materi perlu diperhatikan hasil dari pengembangan
silabus, pengalaman belajar yang bagaimana yang ingin diciptakan
dalam proses pembelajaran yang didukung oleh uraian materi untuk
mencapai kompetensi tersebut.
e. Tujuan Pembelajaran
Dalam
tujuan
pembelajaran
dijelaskan
apa
tujuan
dari
pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran diambil dari indikator.
f. Strategi atau Skenario Pembelajaran
Strategi atau skenario pembelajaran adalah strategi atau skenario
apa dan bagaimana dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa secara terarah, aktif, efektif, bermakna, dan menyenangkan.
Strategi atau skenario pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan oleh guru secara beruntun untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting
artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
g. Sarana dan Sumber Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat
membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sarana
24
pembelajaran ini lebih ditekankan pada arti media/alat peraga.
Sementara itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar.
h. Penilaian dan Tindak Lanjut
Tuliskan sistem penilaian dan prosedur yang digunakan untuk
menilai pencapaian belajar siswa berdasarkan sistem penilaian yang
telah dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa
proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang
dilakukan berdasarkan indikator.
2) Menggunakan acuan kriteria.
3) Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan.
4) Hasil penilaian di analisis untuk menentukan tindak lanjut
5) Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan
Muhaimin,
dkk
menjelaskan
langkah-langkah
penyusunan RPP, yaitu:36
a. Mencantumkan identitas:
1) Nama sekolah/madrasah
2) Mata pelajaran
3) Kelas/semester
36
. Prof. Dr. Muhaimin, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah...,
h. 137-145
25
4) Standar Kompetensi
5) Kompetensi Dasar
6) Indikator
7) Alokasi Waktu
b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang
operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk
pernyataan
yang
operasional
dari
kompetensi
dasar.
Tujuan
pembelajaran menggambarkan hasil akhir yang akan dikuasai peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
c. Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan
dengan mengacu pada materi pokok/pembelajaran yang ada dalam
silabus. Setiap karakteristik materi pembelajaran dalam RPP, dapat
diuraikan menjadi lebih utuh dalam penguasaan kompetensi.
d. Mencantumkan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat
pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang
dipilih. Setiap metode yang dicantumkan dalam RPP, menggambarkan
penerapan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Dan setiap metode
yang dicantumkan dalam RPP, menunjukkan benar-benar dilaksanakan
dalam langkah-langkah skenario kegiatan pembelajaran baik dalam
kegiatan pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan kegiatan penutup
(akhir) pembelajaran.
e. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan
tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan
26
karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai
dengan modelnya. Kegiatan awal/pendahuluan/pembuka adalah upaya
yang dilakukan
guru
untuk mengondisikan kesiapan mental,
emosional, spiritual dan aktivitas-aktivitas belajar yang akan dilakukan
selama pembelajaran. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang paling
banyak menentukan kualitas pembelajaran dan berpengaruh langsung
dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang direncanakan. Kegiatan akhir atau
penutup adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan
dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada
kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama
dengan siswa.
f. Mencantumkan Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada
dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber
belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber,
alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan buku referens, dalam RPP
harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman
yang diacu.
g. Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan dengan menunjukkan teknik/jenis penilaian,
bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan
data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik
horisontal atau vertikal. Pencantuman penilaian dalam RPP dapat
berupa penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses banyak
digunakan untuk penilaian afektif atau praktik. Sedangkan penilaian
hasil belajar digunakan untuk mengukur secara tepat setiap indikator
yang dirumuskan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik. Setiap instrumen penilaian harus dirumuskan bobot, skor, dan
pengolahan nilai dalam rubrik penilaian.
27
Menurut
Mulyasa
langkah-langkah
pembuatan
rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:37
Pertama, mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi
yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang
dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi
standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan peserta didik,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan filsafat. Identifikasi kompetensi
perlu dilakukan dengan baik dan benar, karena kesalahan dalam
mengidentifikasi kompetensi dapat mengaburkan makna dan hakekat
pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi komponen, yaitu: hendaknya mengandung unsur
proses dan produk; bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk
perilaku nyata; mengandung pengalaman belajar yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi tersebut; pembentukan kompetensi
seringkali membutuhkan waktu relatif lama, harus realitas dan dapat
dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta
harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah.
Kedua,
mengembangkan
materi
standar.
Materi
standar
merupakan bahan pembelajaran berkenaan dengan jawaban atas, "apa
yang
harus
dipelajari
oleh
peserta
didik
untuk
membentuk
kompetensi?". Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan
kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan
kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen
utama, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan nilai-nilai, yang dapat
dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah.
Menentukan materi standar bukanlah pekerjaan yang mudah, karena
harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar dan diurutkan sesuai
dengan ruang lingkup (scope) dan urutannya (skuensi), serta perlu
dirancang dan diorganisir sedemikian rupa, agar mampu membentuk
kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, para guru sebagai
37
. E. Mulyasa, KTSP…, H. 224-226
28
manager kurikulum di sekolah diharapkan dapat memilih dan
mengembangkan materi standar sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman, serta minat, kemampuan dan perkembangan
peserta didik.
Ketiga, menentukan metode. Penentuan metode erat kaitannya
dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efesien dan efektif
dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk
membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, strategi pembelajaran
merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan
pembentukan kompetensi, yang dapat memberikan kemudahan kepada
peserta untuk mencapai tujuan. Dalam setiap pembelajaran dan
pembentukkan kompetensi, guru dapat menggunakan berbagai variasi
metode dan
berbagai
variasi media untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini guru diharapkan dapat memilih dan
menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat
menumbuhkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Keempat, merencanakan penilaian. Menurut Tyler yang dikutip
oleh Mulyasa mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan
untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang dilaksanakan,
yang mencakup semua komponen pembelajaran, baik prosess maupun
hasilnya. Untuk itu, kegiatan penilaian membutuhkan alat penilaian
dalam mencapai tujuan dan guru perlu menentukan alat penilaian
sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Dalam hal ini, pembelajaran
tidak harus berlangsung di kelas saja, tetapi dapat terjadi di luar kelas,
bahkan di luar sekolah.
Guru sebagai pengembang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
seyogyanya melakukan penilaian terhadap efektivitas pelaksanaannya.
Penilaian dapat dilakukan selama proses implementasi rencana
pelaksanaan pembelajaran maupun sesudahnya, sehingga kegiatan
yang terbaik bagi guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah
adalah melakukan evaluasi kurikulum secara terus menerus, utuh dan
29
menyeluruh. Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam
menilai kurikulum yang berlaku itu beragam sesuai dengan sasaran,
fungsi dan tujuan penilaian.
6. Cara Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Mansur Muslich langkah atau cara yang patut dilakukan
guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:38
a. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan
dalam pembelajaran.
b. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
unit tersebut.
c. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
d. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator
tersebut.
e. Rumuskan
tujuan
pembelajaran
yang
ingin
dicapai
dalam
pembelajaran tersebut.
f. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
g. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
h. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap rumusan
tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
i. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari
dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi
lebih satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan
pada
satuan
tujuan
pembelajaran
atau
sifat/tipe/jenis
materi
pembelajaran.
38
. Mansur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 54-55
30
j. Sebutkan sumber/media belajar
yang akan
digunakan
dalam
pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.
k. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian
berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana
rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal,
cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya
berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
Mulyasa mengemukakan cara membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:39
a. Mengisi kolom identitas.
b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang
telah ditetapkan.
c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator
yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.
e. Mengidentifikasi
materi
standar
berdasarkan
materi
pokok/
pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan
uraian dari materi pokok/ pembelajaran.
f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti dan akhir.
h. Menentukan sumber belajar yang digunakan.
i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal dan
teknik penskoran.
Dari kedua pendapat diatas, dipahami bahwa seorang guru sebelum
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat memperhatikan dan
memahami dengan benar cara-cara yang harus dilakukan. Sehingga
39
. E. Mulyasa, KTSP…, h. 222
31
perencanaan pembelajaran pun akan terlaksana sesuai dengan apa yang
disusun dalam RPP tersebut.
C. Minat
Guru
PAI
terhadap
Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Sebagai salah satu aspek kejiwaan minat memiliki peranan dalam
setiap sikap dan tingkah laku yang dilakukan seseorang. Minat dapat membuat
seseorang dapat memperoleh atau bahkan tetap melakukan sesuatu dengan
baik. Dengan adanya minat pada suatu objek tertentu akan membuat seseorang
merasa senang dalam melakukan hal tersebut. Minat erat kaitannya dengan
perasaan, terutama perasaan senang karena dapat dikatakan minat itu terjadi
karena adanya sikap senang. Seseorang yang berminat kepada sesuatu ia
senang kepada sesuatu itu.40
Perencanaan itu bermanfaat bagi guru sebagai kontrol dan pegangan
terhadap diri sendiri agar memperbaiki cara pengajarannya. Dengan
perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu
murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan sebagai pelengkap administrasi,
namun RPP disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan
professional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran
merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan
pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang
dibebankan kepadanya, salah satunya adalah dengan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Nawawi sebagaimana dikutip oleh E.
Mulyasa mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap suatu
pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan
40
. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2,
h. 85
32
dorongan untuk memilih objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis.
Objek minat dapat berupa benda, kegiatan, jabatan atau pekerjaan, yang
diekspresikan dengan perasaan suka atau tidak suka.41
Minat seorang guru juga akan menentukan kinerjanya dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Maka minat guru PAI
terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), berarti dalam
diri guru tersebut terdapat perasaan suka atau tidak suka untuk menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Walaupun guru itu mampu dan memiliki
pengetahuan yang luas mengenai RPP, apabila tidak diiringi dengan minat,
maka guru tersebut tidak akan dapat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan baik.
Dikarenakan RPP itu sangat penting untuk menunjang proses
pembelajaran yang efektif, maka seorang guru harus memiliki kemampuan
dan minat yang tinggi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Sehingga RPP itu tidak disusun asal-asalan, apalagi hanya untuk
memenuhi kewajiban administrasi saja.
Minat guru PAI dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam (personal) dan dari luar diri
guru (situasional). Pengaruh personal bisa berupa faktor kebutuhan dalam diri
guru, dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas. Kecenderungan dan
intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi
oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri orang tersebut.42 Demikian halnya
guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, tentu dipengaruhi
oleh keinginan-keinginan yang ada dalam dirinya. Jika guru mempunyai
keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan berusaha melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan baik.
Setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap sejumlah tugas yang
harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Guru yang merasa memiliki rasa
41
. E. Mulyasa, KTSP…, h, 230
. E. Mulyasa, KTSP…, h..228
42
33
tanggung jawab khususnya terhadap tugas dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, maka guru tersebut akan senantiasa dan berusaha
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Sedangkan pengaruh
situasional biasa datang dari lingkungan sekolah yang diciptakan kepala
sekolah, suasana kerja, keluarga, serta masyarakat pada umumnya.
Minat seorang guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya dapat
dilihat dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami
tugas yang diberikan, dan gairahnya dalam menerima tugas-tugas dengan
perasaan senang.43 Jadi, guru yang memiliki minat yang tinggi dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), maka guru akan menilai
bahwa RPP itu sangatlah penting untuk mensukseskan tujuan pembelajaran,
dan guru akan senantiasa terus mengembangkan kompetensinya, dan
menambah pengetahuannya untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
43
. E. Mulyasa, KTSP…, h. 231
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dimulai pada bulan Juli-September 2010. Dan tempat
yang dijadikan objek penelitian adalah 8 (delapan) SD Negeri di Pondok
Kelapa, Jakarta Timur.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif
yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (Field
Research).
Penelitian lapangan (Field Research), penulis terjun langsung
kelapangan atau dilakukan disekolah melalui angket dan wawancara, guna
memperoleh data yang jelas dan representatif.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian44. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah 20 orang guru. Karena
jumlah populasi terbatas maka seluruh jumlah populasi dijadikan sampel
dalam penelitian ini.
44
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), h. 108
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun
langsung ke objek penelitian.
Untuk mendapatkan data penelitian ini diperlukan beberapa teknik.
Adapun teknik-teknik yang dimaksud adalah:
1. Angket
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini diberikan kepada
guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
2. Interview/wawancara
Interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya
atau pewawancara dengan sipenjawab atau responden. Interview ini
digunakan untuk melengkapi data angket. Penulis melakukan wawancara
kepada kepala sekolah, untuk memperoleh data tentang minat guru PAI
dalam penyusunan RPP.
E. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca.45 Data yang penulis peroleh berupa data kualitatif
kemudian diolah menjadi data kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah
analisis deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya
menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubunganhubungan yang ada.46 Maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
45
. Masri Singarimbun, sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES,
1995), h 263
46
. M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), h 171
36
1. Editing
Dalam pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah editing.
Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan
kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan atau
kesalahan sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid.
2. Coding
Adalah
usaha
yang
mengklasifikasikan
jawaban
pada
responden menurut macam-macamnya.47
3. Skoring
Merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang
terdapat dalam angket. Dalam setiap pernyataan dan pertanyaan angket
terdapat 4 butir jawaban a, b, c dan d yang harus dipilih oleh responden,
maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Untuk jawaban yang pernyataanya positif, skornya :
Sangat Setuju
SS
:4
Setuju
S
:3
Tidak Setuju
TS
:2
Sangat Tidak Setuju STS
:1
b. Untuk jawaban yang pernyataanya negative, skornya :
Sangat Setuju
SS
:1
Setuju
S
:2
Tidak Setuju
TS
:3
Sangat Tidak Setuju STS
:4
4. Tabulasi
Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan
skor berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang
kemudian diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah
analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistic (prosentase)
47
. Amirul Hadi dan Hartono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv. Pustaka
Setia, 1998), h. 144
37
yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan rumus
sebagai berikut:48
P=
F
x 100
N
Keterangan
P
: Prosentase
F
: Frekuensi dari jumlah populasi
N
: Number Of Cases (banyaknya responden)
Adapun untuk mengetahui minat guru PAI terhadap penyusunan
RPP, maka penulis menghitung rata-rata minat guru PAI tersebut dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Mx =
∑x
N
keterangan:
Mx = Mean (rata-rata) yang dicari
∑x = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
= Number of Cases49
N
Dan untuk menentukan kategori skor minat secara ideal mengacu
pada klasifikasi sebagai berikut :
TABEL I
Kriteria Perhitungan
NO
1
Skor
30-60
2
61-90
3
91-120
Penafsiran
Menunjukkan minat guru PAI
terhadap penyusunan RPP di 8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur rendah
Menunjukkan minat guru PAI
terhadap penyusunan RPP
di 8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur sedang
Menunjukkan minat guru PAI
terhadap penyusunan RPP di 8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tinggi
48
. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 43
49
. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 82-83
38
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data
mengenai minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan) SD Negeri
Pondok Kelapa, adalah berbentuk angket skala likert. Angket yang digunakan
terdiri dari 30 butir soal.
1. Definisi Konseptual
Minat personal adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
aktifitas yang dipilihnya, yang menimbulkan kesenangan pribadi yang
sifatnya relatif stabil. Sedangkan minat situasional adalah kecenderungan
seseorang pada aktifitas tertentu karna disebabkan oleh faktor lingkungan,
dimana terdapat aspek perasaan suka dan perhatian yang tinggi pada tugas
tertentu.
2. Definisi Operasional
Untuk mengukur variabel yang dijadikan obyek penelitian oleh
penulis, diperlukan definisi operasional, yakni semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun definisi
variabel dari penelitian ini adalah:
Minat guru PAI (personal) terhadap penyusunan RPP adalah
kecenderungan guru Pendidikan Agama Islam untuk menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran karena tingginya nilai akan pentingnya RPP
dan tingginya pengetahuan terdahulu mengenai RPP yang terkait dalam
diri guru tersebut. Sedangkan minat guru PAI (situasional) terhadap
penyusunan RPP adalah kecenderungan guru PAI untuk menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang muncul karena tingginya nilai
akan pentingnya RPP dan tingginya pengetahuan terdahulu mengenai
RPP yang terkait dengan keadaan diluar dirinya yaitu tugas, penghargaan,
dan keberhasilan murid dalam pembelajaran.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tentang minat guru PAI terhadap
penyusunan RPP, instrument pengumpulan data yang digunakan berupa
39
angket atau kuesioner. Kisi-kisi instrument penelitian yang penulis susun
dan kembangkan adalah sebagai berikut:
TABEL 2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Minat Guru PAI terhadap
Penyusunan RPP
Dimensi/Sub Dimensi
Minat
1. Personal
a. Nilai pentingnya
RPP
b. Pengetahuan
mengenai RPP
Indikator
No. Butir Soal
Favorable Unfavorable
- Tanggung jawab guru dalam
menyusun RPP
- Kesadaran
guru
dalam
menyusun RPP
- Tingginya kebutuhan guru
terhadap perencanaan
Pembelajaran
- Memudahkan guru dalam
mengajar
- Memelihara semangat guru
dalam mengajar
- RPP sebagai tolak ukur
pencapaian
tujuan
pembelajaran
- Berpedoman pada RPP
1, 2
4
10
22
- Merumuskan
tujuan
pembelajaran dalam RPP
- Memilih metode pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
- Menyesuaikan materi pokok
dengan tujuan pembelajaran
- Merumuskan
scenario
kegiatan pembelajaran yang
sesuai
dengan
metode
pembelajaran dalam RPP
- Memilih alat evaluasi yang
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran
3
40
6, 8
7
9
12
16
20
11
13
17
15
2. Situasional
a. Nilai pentingnya
RPP
b. Pengetahuan
mengenai RPP
- Tugas guru dalam menyusun
RPP
- Tuntutan
pengembangan
kompetensi diri guru
- Kemampuan
guru
dalam
menyusun RPP
- Memilih alat/sumber belajar
yang sesuai dengan sarana
yang dimiliki sekolah
- Menghemat waktu, tenaga,
alat-alat dan biaya dalam
pembelajaran
- Membantu guru memahami
kebutuhan,
minat
dan
memotivasi murid dalam
belajar
- Membentuk kompetensi diri
murid
- Menyusun RPP sesuai dengan
karakteristik peserta didik
41
5, 18, 19
14
28
23, 29, 30
27
21
24
25
26
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Keadaan SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur
SD Negeri di kelurahan Pondok kelapa, Jakarta Timur berjumlah
12 sekolah yang memiliki gugus nomor XV dan XVI, karena keterbatasan
yang dimiliki penulis, maka penulis hanya mendatangi delapan (8) SDN di
kelurahan Pondok Kelapa, yaitu :
a. SDN Pondok Kelapa 01 Pagi
b. SDN Pondok Kelapa 02 Petang
c. SDN Pondok Kelapa 04 Pagi
d. SDN Pondok Kelapa 07 Pagi
e. SDN Pondok Kelapa 08 Petang
f. SDN Pondok Kelapa 09 Pagi
g. SDN Pondok Kelapa 11 Petang
h. SDN Pondok Kelapa 12 Petang
2. Keadaan Guru PAI di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa
Guru PAI di delapan SD Negeri Pondok Kelapa berjumlah 20
orang. Terdiri dari 13 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Dilihat dari
kepegawaiannya, guru PAI di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa terdiri
dari 8 orang pegawai negeri (PNS), 12 orang honorer. Adapun tingkat
42
pendidikan guru PAI di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa, terdiri dari
lulusan atau masih melanjutkan studi di SI.(lihat lampiran 2)
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil analisa angket dibawah ini akan memberikan penjelasan tentang
minat Guru PAI terhadap penyusunan RPP, yang diukur melalui dua dimensi
yaitu minat personal dan minat situasional. Berikut ini gambaran tentang
minat personal dan situasional oleh Guru PAI. Untuk lebih jelasnya dapat
diperhatikan pada tabel-tabel dibawah ini :
TABEL 3
Menurut saya, menyusun RPP merupakan tanggung jawab saya
sebagai seorang guru
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
20
100
Setuju
-
0
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Sangat Setuju
Jumlah
Tabel diatas dapat diterangkan bahwa sebanyak 100% responden
menyatakan sangat setuju, 0% responden menyatakan setuju, 0% responden
menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa menyusun RPP merupakan tanggung jawab guru.
43
TABEL 4
Sebelum PBM berlangsung, saya berusaha menyusun RPP
terlebih dahulu
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
20
100
Setuju
-
0
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Sangat Setuju
Jumlah
Tabel diatas dapat diterangkan bahwa 100% responden menyatakan
sangat setuju menyusun RPP terlebih dahulu sebelum PBM berlangsung, 0%,
yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada
responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa seluruh guru selalu berusaha menyusun RPP sebelum
pembelajaran berlangsung.
TABEL 5
Dalam menyusun RPP, guru harus mampu merumuskan
tujuan pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
20
100
Setuju
-
0
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Sangat Setuju
Jumlah
Tabel diatas dapat diterangkan bahwa 100% yang menjawab sangat
tidak setuju, 0% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan
0% yang menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, seluruh guru
menyatakan sangat setuju bahwa guru harus mampu merumuskan tujuan
pembelajaran.
44
TABEL 6
Saya kurang senang menyusun RPP karena menurut saya,
RPP merupakan hal yang merepotkan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
18
60
Sangat Tidak Setuju
2
10
Jumlah
20
100%
Tabel diatas dapat diterangkan bahwa sebanyak 0% responden yang
menyatakan sangat setuju, 0% yang menyatakan setuju, 60% yang
menyatakan tidak setuju, dan 10% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukan bahwa guru senang menyusun RPP dan bukanlah suatu hal yang
merepotkan untuk mereka.
TABEL 7
Saya selalu mengutamakan tugas saya dalam menyusun RPP
dalam kesibukan apapun
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
1
5
Setuju
19
95
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas diterangkan bahwa sebanyak 5% responden yang
menjawab sangat setuju, 95% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunujukan bahwa hamper seluruh
guru selalu mengutamakan tugasnya dalam menyusun RPP, dalam kesibukan
apapun.
45
TABEL 8
Menurut saya, RPP dapat mendorong guru lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
14
70
Setuju
6
30
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas dapat diterangkan bahwa 70% responden menyatakan
sangat setuju, 30% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju,
dan tidak ada responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukan bahwa RPP dapat mendorong guru untuk lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang.
TABEL 9
Menurut saya, RPP memudahkan guru dalam mengajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
15
Setuju
17
85
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas diterangkan bahwa sebanyak 15% responden yang
menjawab sangat setuju, 85% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa RPP dapat
memudahkan guru dalam mengajar.
46
TABEL 10
Menurut saya, setiap guru butuh terhadap
perencanaan pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
7
35
Setuju
13
65
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas diterangkan bahwa sebanyak 35% responden yang
menjawab sangat setuju, 65% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
hampir seluruh guru setuju bahwa guru membutuhkan rencana pembelajaran.
TABEL 11
RPP dapat membantu memelihara semangat guru dalam mengajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
2
10
Setuju
18
90
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 10% responden yang
menjawab sangat setuju, 90% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut dapat dikatakan hampir
seluruh guru setuju bahwa RPP dapat membantu memelihara semangat guru
dalam mengajar.
47
Tabel 12
Saya senang menyusun RPP, tanpa selalu diingatkan
kepala sekolah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
5
25
Setuju
15
75
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 25% responden yang
menjawab sangat setuju, 75% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
hamper seluruh guru menyusun RPP atas kesadaran sendiri.
TABEL 13
Dalam menyusun RPP, guru harus menyesuaikan metode
dengan tujuan pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
6
30
Setuju
14
70
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 30% responden yang
menjawab sangat setuju, 70% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, dijelaskan bahwa hamper
seluruh guru menyatakan setuju dalam menyusun RPP guru harus
menyesuaikan metode dengan tujuan pembelajaran.
48
TABEL 14
Menurut pemahaman saya, RPP tidak dapat dijadikan sebagai tolak
ukur seberapa jauh tujuan pembelajaran itu telah tercapai
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
4
20
Tidak Setuju
13
65
Sangat Tidak Setuju
3
15
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 20% responden yang menjawab setuju, 65%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 15% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyatakan bahwa RPP dapat dijadikan tolak ukur seberapa jauh tujuan
pembelajaran telah tercapai.
TABEL 15
Menurut saya, kesesuaian materi pokok dengan tujuan pembelajaran
itu kurang penting dalam menyusun RPP
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
5
25
Sangat Tidak Setuju
15
75
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan
bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 0% responden yang menjawab setuju, 25%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 75% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh guru
49
menyatakan sangat tidak setuju apabila kesesuaian materi pokok dengan
tujuan pembelajaran itu kurang penting.
TABEL 16
Saya merasa keberatan, apabila tiap pembelajaran harus
menyusun RPP
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
1
5
Sangat Tidak Setuju
19
95
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 0% responden yang menjawab setuju, 5% responden
yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 95% responden yang menjawab
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa seluruh guru tidak merasa
keberatan apabila tiap pembelajaran harus menyusn RPP.
TABEL 17
Sebagai Guru, saya harus mampu memilih alat evaluasi yang tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
9
45
Setuju
11
55
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 45% responden yang
menjawab sangat setuju, 55% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruhnya
50
menyatakan setuju bahwa guru harus mampu memilih alat evaluasi yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tabel 18
Dalam mengajar saya harus berpedoman pada RPP, karena
dengan RPP pembelajaran menjadi lebih efektif
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
11
55
Setuju
9
45
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 55% responden yang
menjawab sangat setuju, 45% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, dijelaskan bahwa hampir
seluruh guru menyatakan selalu berpedoman pada RPP.
Tabel 19
Dalam menyusun RPP, saya selalu merumuskan scenario
pembelajaran yang sesuai dengan metode yang saya gunakan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
5
25
Setuju
15
75
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 25% responden yang
menjawab sangat setuju, 75% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
51
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, dapat diterangkan bahwa
guru selalu merumuskan skenario pembelajaran yang sesuai dengan metode
yang digunakan.
TABEL 20
Saya senang dengan tugas saya dalam menyusun RPP, karena RPP
dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan
potensinya
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
2
10
Setuju
18
90
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Alternatif Jawaban
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 10% responden yang
menjawab sangat setuju, 90% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyatakan senang dengan tugas mereka dalam menyusun RPP, karena dapat
memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan potensinya.
TABEL 21
Saya selalu bertanya kepada sekolah hal-hal yang kurang saya
pahami dalam menyusun RPP
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
6
30
Setuju
14
60
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
52
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 30% responden yang
menjawab sangat setuju, 60% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, Hampir seluruhnya setuju
bahwa guru bertanya kepada kepala sekolah hal-hal yang kurang dipahami
dalam menyusun RPP.
TABEL 22
Dalam mengajar, saya kurang berpedoman pada RPP, karena tanpa
RPP saya masih bisa mengajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
14
70
Sangat Tidak Setuju
6
30
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 0% responden yang menjawab setuju, 70%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 30% responden yang
menjawab sangat tidak setuju.
TABEL 23
Menurut saya, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat
menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya dalam pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
15
Setuju
17
85
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
53
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 15% responden yang
menjawab sangat setuju, 85% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh guru
menyatakan setuju bahwa RPP dapat menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan
biaya dalam pembelajaran.
TABEL 24
Penyusunan RPP biasa saya lakukan, pada saat kepala sekolah
akan mengadakan supervisi
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
5
25
Sangat Tidak Setuju
15
75
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 0% responden yang menjawab setuju, 25%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 75% responden yang
menjawab sangat tidak setuju apabila RPP disusun hanya pada saat kepala
sekolah akan mengadakan supervise.
TABEL 25
Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun RPP, agar RPP
tidak dibuat asal-asalan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
4
20
Setuju
16
80
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
54
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 20% responden yang
menjawab sangat setuju, 80% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyatakan setuju, bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun
RPP, agar RPP tidak dapat dibuat asal-asalan.
TABEL 26
RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat
dan mendorong murid dalam belajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
2
10
Setuju
18
90
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 10% responden yang
menjawab sangat setuju, 90% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyatakan setuju bahwa RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhankebutuhan, minat dan mendorong murid dalam belajar.
TABEL 27
RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam belajar
dan membentuk kompetensi dirinya
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
6
30
Setuju
14
70
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
55
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 30% responden yang
menjawab sangat setuju, 70% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa guru menyatakan
setuju bahwa RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam
belajar dan membentuk kompetensi diri murid.
TABEL 28
RPP disusun tidak harus disesuaikan dengan karakteristik murid
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
4
20
Tidak Setuju
5
25
Sangat Tidak Setuju
11
55
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 20% responden yang menjawab setuju, 25%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 11% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa guru tidak setuju
apabila RPP disusun tidak disesuaikan dengan karakteristik murid.
TABEL 29
Dalam menyusun RPP, guru harus memilih alat atau sumber
belajar yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
8
40
Setuju
12
60
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
56
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 40% responden yang
menjawab sangat setuju, 60% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, guru mengatakan setuju
bahwa dalam menyusun RPP guru harus memilih alat atau sumber belajar
yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah.
TABEL 30
Saya kurang senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi guru
yang diadakan oleh komite sekolah
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
-
0
Setuju
-
0
Tidak Setuju
3
15
Sangat Tidak Setuju
17
85
Jumlah
20
100%
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat setuju, 0% responden yang menjawab setuju, 15%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 85% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa guru
senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi guru yang diadakan oleh
komite sekolah.
TABEL 31
Saya menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan RPP
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
5
25
Setuju
15
75
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
57
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 25% responden yang
menjawab sangat setuju, 75% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan RPP.
TABEL 32
RPP harus disusun sesederhana dan seflekibel mungkin
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
15
Setuju
17
85
Tidak Setuju
-
0
Sangat Tidak Setuju
-
0
20
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 15% responden yang
menjawab sangat setuju, 85% responden yang menjawab setuju, 0%
responden yang menjawab tidak setuju, dan sebanyak 0% responden yang
menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut, hampir seluruh guru
menyatakan setuju bahwa RPP harus disusun sesederhana dan sefleksibel
mungkin.
C. Analisis dan Interpretasi Data
Dari data skor minat diperoleh rentangan nilai antara 91 sampai
dengan 120 dengan skor rata-rata (X) sebesar 1994, dengan jumlah responden
(n) sebanyak 20 orang guru. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi
skor minat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
58
TABEL 33
Distribusi Frekuensi Skor Minat
Batas
Batas
Titik
Frekuensi
No
Interval
Bawah
Atas
Tengah (Xi)
Absolut
Relatif
1
91-96
90,5
96,5
93,5
6
30%
2
97-102
96,5
102,5
99,5
10
50%
3
103-108
102,5
108,5
105,5
2
10%
4
109-114
108,5
114,5
111,5
1
5%
5
115-120
114,5
120,5
117,5
1
5%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, dilihat bahwa banyaknya kelas interval
adalah 5 kelas. Guru yang memperoleh skor 91-96 sebanyak 30%, guru yang
memperoleh skor 97-102 sebanyak 50%, guru yang memperoleh skor 103-108
sebanyak 10%, guru yang memperoleh skor 109-114 sebanyak 5%, dan guru
yang memperoleh skor 5% sebanyak 10%.
Setelah mencari banyaknya kelas interval, maka penulis menentukan
nilai rata-rata mean, dengan rumus:
Mx =
∑x
N
∑x = 1994 n =20
=
1994
20
= 99,7
Adapun untuk menentukan kategori skor minat secara ideal mengacu
pada klasifikasi sebagai berikut:
59
TABEL 34
Kriteria Perhitungan
NO
Skor
f
Penafsiran
1
30-60
0
Menunjukkan
terhadap
minat
penyusunan
guru
RPP
PAI
di
8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur rendah
2
61-90
0
Menunjukkan
minat
guru
terhadap penyusunan RPP
PAI
di 8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur sedang
3
91-120
20
Menunjukkan
terhadap
minat
penyusunan
guru
RPP
PAI
di
8
(delapan) SD Negeri Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak
dari skor minat guru PAI terhadap penyusunan RPP berada pada kualifikasi
tinggi, yang artinya minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan)
SDN Kelurahan Pondok Kelapa adalah tinggi dalam segi pengetahuan guru
tentang RPP dan tinggi pula nilai pentingnya sebuah RPP bagi mereka baik
secara personal maupun situasional.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai” Minat Guru PAI
terhadap Penyusunan RPP”, dapat diambil kesimpulan bahwa minat guru PAI
terhadap penyusunan RPP di 8 SD Negeri Pondok Kelapa, Jakarta Timur
menunjukan kualifikasi tinggi, yang artinya minat guru PAI terhadap
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tinggi yang dipengaruhi
oleh faktor minat personal dan situasional guru. Hal ini dilihat dari perolehan
skor hasil angket responden yang berada pada interval 90-120 sebanyak 20
orang guru, dengan rata-rata skor sebesar 99,7.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan, maka ada
beberapa saran yang akan penulis ajukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepada Guru PAI
Dari hasil perhitungan di atas mengenai minat guru PAI terhadap
penyusunan RPP termasuk dalam kualifikasi tinggi. Namun mengingat
terdapat beberapa jawaban guru-guru yang menyatakan bahwa RPP tidak
dapat dijadikan tolak ukur seberapa jauh tujuan pembelajaran telah
tercapai dan ada pula yang menyatakan bahwa dalam menyusun RPP guru
tidak harus menyesuaikannya dengan karakteristik murid. Maka penulis
berharap kepada para guru-guru khususnya guru PAI, dapat memahami
61
secara mendalam mengenai RPP. Karena keberhasilan guru dalam
melaksanakan peran dan tugasnya dalam mengajar khususnya dalam
menyusun RPP tidak terlepas dari faktor kemampuan yang dimiliki
seorang guru.
2. Kepada Kepala sekolah
Hendaknya kepala sekolah agar tetap mengintensifkan supervisi
untuk lebih memotivasi semua guru dalam melaksanakan tugasnya
khusunya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Serta lebih banyak mengadakan pembinaan terhadap guru dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru dapat lebih
meningkatkan
kompetensinya
pelaksanaan pembelajaran.
62
dalam
mengembangkan
rencana
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Filsafat Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.
Bukhari, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
_________, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1978.
Burhan, M., Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005.
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
______________, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, Cet. Ke-16.
Hadi, Amirul dan Hartono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998.
Hamalik, Oemar, Prof. Dr., Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara,
Cet. Ke-2.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), edisi revisi, h. 304
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Periapan Menghadapi
Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2005.
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT al-ma’arif,
1989, Cet. Ke-8.
Muhaimin, H. Prof. Dr., M.A, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008.
Mulyasa, E., Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. Ke-2.
__________, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
63
__________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007.
Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak di Sekolah,
Jakarta: PT. Grasindo, 1992.
Muslich, Mansur, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Nasution, S., Didaktik asas-asas mengajar, Bandung: Jemmars, 1986.
Nuryanti, Lusi, Psikologi Anak, Jakarta: PT. Indeks Hak Cipta, 2008.
Poerwodarminto, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, dikutip oleh Mudjito,
Pembinaan Minat Baca, Universitas Terbuka: 2001.
Priyani, Retno, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, Yogyakarta:
Kanisius, 2006), h. 129
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1998.
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
Sanjaya, Wina, Dr., M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, Cet. Ke-1.
Schunk, Dale H., Paul. R. Pintrich, Motivation in Education: Theory, Research
and Applications, Third Edition, New Jersey: Pearson Education, 2008.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES,
1995.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006.
Tafsir, A., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1994.
http://edu-articles.com/
Desember, 2009
Kelemahan-guru-dalam-mengajar,
http://uin-suka. Info/ejurnal/index.php?option=com
64
terbit:
rabu,
2
RIWAYAT HIDUP
Rizki Amalia, Lahir di Jakarta pada tanggal 09
September 1985, sebagai anak terakhir dari pasangan
Bapak H. Machmud dan Ibu Hj. Siti Rahmah, yang
beralamat di Jln Kelapa Sawit Raya Kp.Tipar RT
004/07 No. 21 Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Jenjang Pendidikan yang ditempuh oleh penulis adalah:
1. Tahun 1998 lulus SDN 02 Petang Pondok Kelapa
2. Tahun 2001 lulus Madrasah Tsanawiyah
Daarul Rahman Islamic
Boarding School
3. Tahun 2004 lulus Madrasah Aliyah Daarul Rahman
Kemudian pada tahun 2005 melanjutkan studi program S-1 pada jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
65
Lampiran 1
Keadaan SDN di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur
No. Nama Sekolah
1
SDN 01 Pagi
2
SDN 02 Petang
3
SDN 04 Pagi
4
SDN 07 Pagi
5
SDN 08 Petang
6
SDN 09 Pagi
7
SDN 11 Petang
8
SDN 12 Petang
Alamat
Jl. Tipar Kavling DKI. RT 12/04
Kec. Duren Sawit Jakarta-Timur
Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren
Sawit Jakarta-Timur
Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren
Sawit Jakarta-Timur
Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI
Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit
Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren
Sawit Jakarta-Timur
Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI
Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit
Kepala Sekolah
Hj. Mulyantinah, S.Pd
H. Syaefudin Siddiq, M. Pd
Istadi, M. Pd
Dra. Binawati Sulistio
Asrani Harahap, S.Pd
Erdalia Muchtar, S.Pd
Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI Hj. Eko cahya ningrum,
Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit
M.Pd
Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI Hj. Eko cahya ningrum,
Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit
66
M.Pd
Lampiran 2
Keadaan Guru PAI di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur
NO
Nama Guru PAI
Nama Sekolah
Status
Kepegawaian
Pendidikan
1
M. Askuri Marzuki, S.Pd
SDN 01 Pagi
PNS
S1
2
Drs. Syarif Hidayat
SDN 01 Pagi
PNS
S1
3
Slamet Riyadin, S.Ag
SDN 01 Pagi
PNS
S1
4
Maria Ulfah, S. Pd.I
SDN 02 Petang
Honorer
S1
5
Khofiah, S. Ag
SDN 02 Petang
PNS
S1
6
Irwan Maulana, S. SI
SDN 02 Petang
Honorer
S1
7
Maqbullah, S. Pd. I
SDN 04 Pagi
Honorer
S1
8
Siti Syahroini, A Ma
SDN 04 Pagi
Honorer
D2
9
Neneng Hasanah, S. Ag
SDN 07 Pagi
Honorer
S1
10
Kasypul Anwar, S. Pd. I
SDN 07 Pagi
Honorer
S1
11
Haris M. Rijal, S. Pd. I
SDN 07 Pagi
Honorer
S1
12
Yusni, S. Pd. I
SDN 08 Petang
PNS
S1
13
Deni Setiawan, S. Ag
SDN 08 Petang
Honorer
S1
14
Iim Salimah, S. Ag
SDN 09 Pagi
PNS
S1
15
Samingun, S. Ag
SDN 09 Pagi
PNS
S1
16
Mamah Rohimah,S. Ag
SDN 011 Petang
PNS
S1
17
Mursal, S. Ag
SDN 011 Petang
Honorer
S1
18
A. Firdaus, S. Pd
SDN 012 Petang
Honorer
S1
19
Cecep Ma’mur,S. Ag
SDN 012 Petang
Honorer
S1
20
Ahmad Kholis,S. H. I
SDN 012 Petang
Honorer
S1
67
ANGKET
1. Pengantar
a.
Angket ini disebarkan kepada Bapak/Ibu dengan maksud untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian tentang minat
guru PAI terhadap penyusunan RPP
b.
Informasi yang diperoleh dari Bapak/Ibu berguna bagi kami untuk
menganalisis tentang minat guru PAI terhadap penyusunan RPP
c.
Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan
penelitian. Untuk itu, Bapak/Ibu tidak perlu ragu untuk mengisi
angket ini
d.
Partisipasi Bapak/Ibu memberikan informasi sangat kami harapkan
2. Petunjuk
a. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, kami mohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk membacanya terlebih dahulu petunjuk
pengisian
b. Setiap pernyataan, pilihlah salah satunya dengan memberikan tanda
silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu
1. Menurut saya, menyusun RPP merupakan tanggung jawab saya sebagai
seorang guru
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
2. Sebelum PBM berlangsung, saya berusaha menyusun RPP terlebih
dahulu
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
3. Dalam menyusun RPP, guru harus mampu merumuskan tujuan
pembelajaran
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
68
4. Saya kurang suka menyusun RPP karena menurut saya, RPP merupakan
hal yang merepotkan
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
5. Saya selalu mengutamakan tugas saya dalam menyusun RPP dalam
kesibukan apapun
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
6. Menurut saya, RPP dapat mendorong saya lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
7. Menurut saya, RPP memudahkan saya dalam mengajar
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
8. Menurut saya, setiap guru butuh terhadap perencanaan pembelajaran
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
9. Menurut saya, RPP dapat membantu memelihara semangat saya dalam
mengajar
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
10. saya senang menyusun RPP, tanpa selalu diingatkan kepala sekolah
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
11. Dalam menyusun RPP, guru harus menyesuaikan metode dengan tujuan
pembelajaran
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
12. Menurut pemahaman saya, RPP tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur
seberapa jauh tujuan pembelajaran itu telah tercapai
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
69
13. Kesesuaian materi pokok dengan tujuan pembelajaran itu kurang
penting dalam menyusun RPP
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14. Saya merasa keberatan, apabila tiap pembelajaran harus menyusun RPP
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
15. Sebagai Guru, saya harus mampu memilih alat evaluasi yang tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
16. Saya harus berpedoman pada RPP, karena menurut saya RPP membuat
pembelajaran menjadi lebih efektif
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
17. Dalam menyusun RPP, saya selalu merumuskan scenario pembelajaran
yang sesuai dengan metode yang saya gunakan
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
18. Saya senang dengan tugas saya menyusun RPP, karena memberikan
kesempatan bagi guru untuk mengembangkan potensinya
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
19. Saya bertanya kepada kepala sekolah hal-hal yang kurang saya pahami
dalam menyusun RPP
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
20. Saya kurang berpedoman pada RPP, karena tanpa RPP saya masih bisa
mengajar
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat menghemat waktu, tenaga,
alat-alat dan biaya dalam pembelajaran
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
70
22. Penulisan RPP biasa saya lakukan, pada saat kepala sekolah akan
mengadakan supervisi
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
23. Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun RPP, agar RPP tidak
dibuat asal-asalan
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
24. RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat dan
mendorong murid dalam belajar
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
25. RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam belajar dan
membentuk kompetensi dirinya
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
26. RPP disusun tidak harus disesuaikan dengan karakteristik murid
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
27. Dalam menyusun RPP, guru harus memilih alat atau sumber belajar
yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah
a. Sangat setuju
c. Tidak setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
28. Saya kurang senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi guru
yang diadakan oleh komite sekolah, karena membosankan
a. Sangat setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak Setuju
29. Saya telah menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan
RPP
a. Sangat setuju
c. Tidak setuju
b. setuju
d. Sangat tidak setuju
30. RPP harus disusun sesederhana dan seflekibel mungkin
a. Sangat setuju
c. tidak setuju
b. Setuju
d. sangat tidak setuju
71
Download