plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR
(Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Cicilia Maryani
NIM : 091434017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR
(Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Cicilia Maryani
NIM : 091434017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur kepada
Yesus Kristus, Bunda Maria Untuk Limpahan
KasihNya Yang Tiada Henti, Memberikan
Kemurahan Bagiku Untuk Kesempatan
Menyelesaikan Kuliah Ini.
Dengan Penuh Syukur Kupersembahkan Buah Usaha Ini Untuk....
Kedua Orang Tuaku
Adikku
Dan
Orang Terkasih slalu mendampingi di saat senang dan susah.
Sahabatku dan Almamaterku.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Ad Maiorem Dei Gloriam
Seorang sahabat menaruh kasih
setiap waktu dan menjadi seorang
saudara dalam kesukaran. Amsal
17:7
“Be A Leader Not Follower”
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun
dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida) terhadap pertumbuhan S. aureus secara
in vitro. Luka yang berdarah dapat menyebabkan infeksi oleh S. Aureus. Daun
dan getah Jarak Tintir
memiliki potensi sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan luka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antibakteri ekstrak daun dan getah Jarak Tintir terhadap pertumbuhan S. Aureus
dan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Aktivitas antibakteri dilihat
dari terbentuknya zona hambat pada perlakuan. Metode yang digunakan untuk uji
aktivitas antibakteri yaitu metode Kirby-Bauer. Metode yang digunakan untuk uji
MIC adalah metode dilusi padat. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali
pengulangan. Konsentrasi ekstrak daun dan getah yang digunakan adalah 5%,
10%, 25%, 50%, dan 100%. Kontrol positif digunakan povidone iodine 10%.
Terdapat aktivitas antibakteri pada ekstrak daun dan getah yang ditunjukkan dari
terbentuknya zona bening di sekitar paper disc. Diameter zona hambat terkecil
pada ekstrak daun adalah konsentrasi 5% diameter 4 mm, sedangkan pada getah
10% diameter 2,33. Diameter terbesar pada ekstrak daun dan getah pada
konsentrasi 100% dengan diameter berturut-turut 7,67 mm dan 20,33 mm. Tidak
terdapat perbedaan signifikan antara ekstrak daun dan getah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Nilai Minimum Inhibitory Concentration tidak didapatkan
karena konsentrasi terlalu rendah dan getah tidak tercampur rata dengan media
kultur. Nilai Minimum Bactericidal Concentration tidak ditemukan karena
aktivitas antibakteri hanya bersifat bakteriostatik atau hanya bersifat menghambat.
Kata-kata kunci : Antibakteri, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
An antibacterial activity research of extract leaves and saps Tintir
(Jatropha multifida) on Staphylococcus aureus with in vitro was carried out.
Wounds that bleed can make innfection disesase by S. Aureus. The potential of
leave ang saps as a traditional medicine that usually used for heal the wounds.
This research aimed to know about antibacterial activities of leave extract and
saps Jarak Tintir towards growing of
S. Aureus and minimun inhibitory
concentration (MIC). Antibacterial activity looks from inbition zone formation.
The method used in this research of activity of antibaceterial is Kirby-Baur
method. The Method that used for MIC is solid dilution method. In this research
conducted three times repetition. The concentration of leaves extract and saps
used in this research ranges from 5%, 10%, 25%, 50%, dan 100%. Positive
control used povidone iodine 10%. The presence of antibacterial activity in the
leaves extract and sap are shown of the clear zone around the paper disc.
Inhibition zone diameter of the smallest in leaves extract is 5% and the diameter
is 4 mm then in the sap is 10% and 2,33mm. The largest diameter in 100% ,
leaves extract 7,67 mm and sap 20,33 mm. Minimum Inhibitory Concentration
value is not obtained because the concentration used is too low and sap is not
blended with the medium culture. Minimum Bactericidal Concentration value is
not founded because the antibacterial activity just have a bacteriostatic or only be
inhibited.
Keywords : antibacterial, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan
perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat doa, bimbingan, dorongan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, dukungan dan motivasi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan
lancar.
2. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan
Biologi.
3. Dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik, saran dan masukan
kepada penulis.
4. Para dosen Pendidikan Biologi (Bu Nana, Bu Luisa, Pak Kristio, Romo
Sunu,Pak Tardhi, Bu Maslichah, Pak Tri) yang dengan sabar dan telaten
membimbing dan memberikan banyak pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik dan lancar.
5. Ibu Maria yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian, memberikan
dukungan dan saran yang membangun.
6. Kepala
Laboratorium
Fakultas
Farmasi
Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta, atas ijin yang diberikan sehingga peneliti bisa melakukan
penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7. Kepada kedua orang tuaku Bapakku Florentinus Sukarno Sri Hadiwiyono,
Mamakku Fransicanes Ngatiyem dan Adikku Yohanes Sigit Laksono.
Terimakasih atas doa dan cinta yang tiada henti, dukungan moril dan materiil
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah.
8. Kepada teman-temanku angkatan 2009 yang selalu memberi warna dalam
kehidupan sehari-hari dan berbagi pengalaman bersama. Kepada Ruth lana
Monika as Mamiku, Riris, Duyung, Wiwik, Indri, Siska, Yuni, Yani, Rere,
Bundo, Rambu, Mb Triel, Junot, mb kristin, Ryka Nana, Jarot, Wisnu, Mas
Kris, Widi, Leo, Rio, Bang Eran, dan teman lain yang belum bisa disebutkan.
Terimakasih atas diinamika yang telah kita lalui.
9. Mas Vincensius Didin Maman yang selalu memberikan motivasi dan
dorongan moril dan materiil. Mas Dwi yang memberikan dukungan moril dan
materiil.
10. Terimakasih untuk teman indri dan febri farmasi, Mika, Krista, Ririn (teman
satu atap) , terimakasih untuk adik-adikku Nina, Dheni, Natri, Dikta Serta Mas
Agus Laboran.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk penulisan skripsi ini. Penulis
berharap semoga karya yang jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi
banyak masyarakat.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penulis,
Cicilia Maryani
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................... vii
ABSTRAK.............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................ xi
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Batasan Masalah ................................................................................. 6
D. Tujuan ................................................................................................. 6
E. Manfaat ............................................................................................... 7
F. Hipotesis .............................................................................................. 7
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Antibakteri ................................................................................. 8
B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) ........ 10
1. Klasifikasi ............................................................................ 10
2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 11
3. Habitat................................................................................. 12
4. Manfaat ............................................................................... 13
5. Kandungan Metabolit Sekunder ........................................ 14
6. Aktivitas Antibakteri .......................................................... 15
C. Deskripsi Staphylococcus aureus ............................................... 16
1. Klasifikasi ............................................................................ 16
2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 16
3. Habitat................................................................................. 18
4. Penyakit ............................................................................... 19
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 23
B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 23
C. Definisi Operasional .................................................................. 23
D. Desain Penelitian........................................................................ 24
1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri ............................. 24
2. Metode
Pengujian
Concentration)dan
MIC
MBC
(Minimum
(Minimum
Inhibitory
Bactericidal
Concentration)....................................................................... 25
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration) ... 26
b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration)26
E. Variabel Penelitian .................................................................... 26
F. Populasi dan Sampel .................................................................. 27
G. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 27
H. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 27
I. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 29
1. Tahap Persiapan ................................................................... 29
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 30
a. Sterilisasi ........................................................................... 30
b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah.......................... 30
1) Ekstraksi Daun ............................................................. 30
2) Penyulingan Getah ....................................................... 32
c. Pembuatan Media Kultur Bakteri ................................... 32
3. Tahap Perlakuan ................................................................... 33
a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar
Kirby-Bauer ....................................................................... 33
b. Pengujian MIC atau KHM ............................................... 34
c. Pengujian MBC atau KBM .............................................. 35
J. Analisis Data .............................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 37
1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L) .. 37
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L)
................................................................................................ 37
a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L)........ 37
b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L)..................... 38
3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................... 38
4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak
Tintir
(JatrophamultifidaL.)
Terhadap
Pertumbuhan
Staphylococcus aureus ........................................................... 39
5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minimum Inhibitory
Concetration) ......................................................................... 42
B. Pembahasan ............................................................................... 46
1. Aktivitas
Ekstrak
Daun
(JatrophamultifidaL.)
Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus .................................. 46
2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun..... 49
3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................. 50
4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah ............... 53
C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan........................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan S.aureus ............. 19
Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian .................................................................... 27
Tabel 3.2 Daftar Bahan Penelitian ................................................................. 30
Tabel 3.3 Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi
ekstrak ................................................................................................... 31
Tabel 3.4 Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi .... 32
Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun........................... 39
Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah ...................................... 39
Tabel 4.3 Percobaan I HasilPenentuan MIC Ekstrak Daun danGetah Jarak Tintir
(JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aures ............. 42
Tabel 4.4 Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir
(JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aureus ........... 44
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Jarak Tintir ................................................................. 10
Gambar 2.2 Daun Jarak Tintir ....................................................................... 11
Gambar 2.3 Bunga Jarak Tintir dan Buah Jarak Tintir Masih Muda .............. 12
Gambar 2.4 Biji Jarak Tintir yang Sudah Tua................................................ 12
Gambar 2.5 Koloni Staphylococcus aureus ................................................... 17
Gambar 2.6 Luka luar yang terbuka .............................................................. 20
Gambar 2.7 Impetigo .................................................................................... 20
Gambar 2.8 Folikulistis ................................................................................. 21
Gambar 2.9 Bisul .......................................................................................... 21
Gambar 4.1 Zona bening yang terukur .......................................................... 40
Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah, kanan dengan
ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam .......................................... 40
Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media ............................... 40
Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan setelah di
inkubasi ................................................................................................. 45
Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur ..................................... 45
Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan setelah di
inkubasi ................................................................................................. 46
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri ................................. ..62
Lampiran 2 Skema Kerja Uji MIC ........................................................... ..63
Lampiran 3 Skema Kerja Uji MBC ......................................................... ..64
Lampiran 4 Silabus ................................................................................. ..65
Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... ..68
Lampiran 6 Hasil Data Pengukuran Zona Hambat ................................... ..75
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................ ..76
Lampiran 8 Analisis SPSS Pada Ekstrak Daun ........................................ ..78
a. Uji Homogenitas.......................................................................... 78
b. Uji Normalitas ............................................................................. 83
c. Uji Transformasi.......................................................................... 94
d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 101
e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 102
Lampiran 9 Analisis SPSS Pada Getah .................................................... ..104
a. Uji Homogenitas.......................................................................... 104
b. Uji Normalitas ............................................................................. 109
c. Uji Transformasi.......................................................................... 119
d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 126
e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 128
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tantangan yang tidak bisa dihindarkan dari hidup manusia adalah
adanya penyakit. Penyakit bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
melemahnya kekebalan tubuh karena kelelahan, pola makan tidak sehat sehingga
virus dapat dengan mudah menginfeksi tubuh manusia, penurunan sifat / gen,
atau karena cedera dan terluka. Kemajuan jaman berjalan seiring dengan
penemuan berbagai penyakit baru dan semakin resistennya bakteri atau mikrobia
patogen lainnya, sehingga masyarakat semakin dituntut untuk bisa menemukan
obat-obatan yang mampu mencegah, memberi efek atau menyembuhkan. Upaya
pengobatan terhadap penyakit sudah ada dari Jaman dahulu. Masyarakat pada
jaman dahulu mencari atau membuat sendiri obat yang mereka perlukan baik dari
tumbuhan atau hewan. Pengetahuan tentang bahan obat tersebut mereka wariskan
secara turun temurun dan disebarkan dari mulut ke mulut. Dalam catatan sejarah
dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal
masyarakat sejak masa sebelum masehi (Gana, 2008). Tumbuh-tumbuhan menjadi
komoditas penting terkait aspek kemampuan menyembuhkan penyakit sehingga
banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi berbagai tumbuhan untuk
pengobatan.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keragaman jenis tumbuhan
paling besar di dunia. Hal ini tercermin dalam Gana (2008), hutan tropik
Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga. Sementara dari
171 suku tumbuhan tinggi yang mencangkup 2799 jenis tumbuhan yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
bermanfaat dilaporkan sebanyak 1306 jenis dari 153 suku sebagai tumbuhan obat.
Data ini belum termasuk tumbuhan rendah. Pada saat ini bahan alam terutama
tumbuhan obat telah digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat dunia baik di
negara berkembang maupun negara maju. Sekitar 80% penduduk negara
berkembang masih mengandalkan pengobatan tradisional dan 85% pengobatan
tradisional dalam prakteknya menggunakan tumbuh-tumbuhan (Beswika,2009).
Jurnal Current Botany dalam currentbotany.org disampaikan bahwa secara
historis tanaman telah menyediakan agen anti infeksi dengan senyawa yang sangat
efektif dalam memerangi infeksi mikroba. Disampaikan juga bahwa infeksi
merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan fitokimia yang berasal
dari tanaman berpotensi sebagai bahan pengobatan bagi penyakit menular yang
berbahaya. Selanjutnya disampaikan bahwa produk alami, baik dalam bentuk
senyawa murni atau ekstrak tanaman, membuka peluang yang tidak terbatas untuk
dijadikan obat baru karena ketersediaan kandungan kimia yang beragam.
Salah satu tumbuhan tropis Indonesia yang memiliki khasiat obat adalah Jarak
tintir (Jatropha multifida L.), yang dikenal dengan beberapa nama daerah
diantaranya jarak tintir (Jawa), jarak gurita (Sunda), balacai batai (Ternate), pohon
yodium, Geloah (Gayo). Hariana (2006) menuturkan dalam kajian etnobiologi
yang dilakukan di beberapa daerah tanaman perdu ini banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat luka. Namun banyak pula manfaat lain dari tumbuhan ini
seperti mengobati luka bengak, patah tulang, mencegah dan mengobati kerusakan
gigi. Khasiat dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) sebagai obat herba
tradisonal telah banyak diteliti secara ilmiah oleh banyak peneliti. Sari (2010)
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ekstrak tanin (Jatropha multifida L.)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
mempunyai daya efektif antimikroba terhadap bakteri patogen Staphyloccocus
aureus dan jamur Candida albicans. Hasil penelitian Isnaini (2011) menyatakan
bahwa konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium yang mulai menghambat
pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli adalah sebesar 1 %, konsentrasi
efektif ekstrak etanol pohon yodium. Penghambatan lebih efektif dibandingkan
dengan ampisilin 20%.
“Jatropha multifida L. mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit atau infeksi bakteri. Hal ini terkait adanya senyawa
aktif dalam (Jatropha multifida L.) yang bersifat sebagai antimikroba.
Berdasarkan penelitian kandungan senyawa metabolit sekunder (fitokimia)
diketahui bahwa
Jarak Tintir mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,
stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid dan tanin Selain itu (Jatropha multifida L.)
juga mempunyai efek
farmakologis diantaranya sebagai anti inflamasi, penghambat pendarahan dan
penurun panas” (Hariana, 2006:138).
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar dan salah satu indera, yaitu indera
peraba. Indera peraba peka terhadap segala sentuhan dan efek jika sesuatu
melukai tubuh kita. Selain sebagai indera peraba kulit juga berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan dan organ tubuh dalam. Tanpa kulit badan manusia
hanya dibalut oleh otot. Oleh karena itu kulit merupakan mekanisme pertahanan
yang utama dalam proses infeksi bakteri. Banyak aktivitas yang menyebabkan
bakteri atau mikroba menempel pada kulit. Kulit yang terluka akan lebih rentan
terhadap infeksi. Pada kulit yang terluka akan ada beberapa jaringan yang terluka
dan lapisan kulit terbuka. Hal ini dengan mudah memungkinkan terjadinya infeksi
pada luka. Terlebih lagi bila luka pada kulit yang sampai berdarah tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
mendapatkan perlakuan atau pemberian antibakteri, maka bakteri akan semakin
nyaman untuk tumbuh dalam luka tersebut. Orang menganggap bahwa kulit
terluka jika sampai berdarah akan serta merta sembuh. Namun kenyataannya tidak
selalu begitu. Tubuh memiliki mekanismenya sendiri dalam melindungi setiap
organnya. Begitu pula jika kulit terluka, sel darah putih dan plasma darah
memfagosit mikroba patogen yang masuk. Namun apabila tubuh tidak dalam
keadaan normal atau baik, luka gores atau luka berdarah akan dapat menyebabkan
infeksi, hingga kematian. Salah satu bakteri patogen yang ditemukan pada luka
adalah bakteri patogen gram-positif Staphylococcus aureus. “Staphylococcus
aureus dapat mengganggu sistem imun pada tubuh manusia karena mengikat
antibodi, menyerang membran sel dan menyebabkan hemolisis, serta leukolisis
yang mematikan sel tubuh manusia. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus adalah infeksi pada kulit seperti bisul, furonkolosis;
infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia, mastitis dan meningitis; dan infeksi
pada saluran urine” (Radji, 2011:184-185). Bakteri yang tergolong resistan
terhadap antibiotik disebut Multi Drug Resistant (MDR), salah satunya adalah
Staphylococcus aureus. Resistensi terhadap antibiotik menyebabkan bahaya besar
bagi manusia karena infeksi yang semula mudah diobati dengan antibiotik kini
menjadi sulit atau bahkan tidak dapat lagi diobati dengan antibiotik. Bakteri ini
sudah kebal terhadap antibiotik kelas standar seperti penisilin, methicillin,
dicloxacillin, nafcillin, oxacillin dan cephalosporins sehingga sulit diobati.
Menjadi fatal kalau bakteri ini mampu memakan daging otot kita. Bahkan jika
sudah menjalar menjadi lebih parah karena akan menyerang organ vital seperti
menggerogoti jantung, paru-paru, hati dan lain-lain. Dewasa ini resistensi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
antibiotik sudah menjadi perhatian global, antibiotik terancam oleh munculnya
mikroba resisten. Penting untuk menggali kemampuan senyawa metabolit
sekunder
untuk
menghambat
pertumbuhan
Staphylococcus
aureus
dan
mengetahui efek farmakologisnya. Oleh sebab itu penelitian tentang daya hambat
aktivitas antibakteri dari ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap
Staphylococcus aureus sebagai bakteri patogen pada luka di kulit perlu dilakukan.
Penelitian ini menggunakan getah dan daun dari tanaman Jarak Tintir (Jatropha
multifida L.).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan:
Bagaimana pengaruh ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ?
2. Apakah konsentrasi ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida
L.) berpengaruh terhadap zona hambat yang dihasilkan pada media kultur?
3. Berapakah nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC
(Minimum Bactericidal Concentration) dari ekstrak daun dan getah Jarak
tintir
(Jatropha
multifida
L)
dalam
menghambat
pertumbuhan
Staphylococcus aureus?
4. Ekstrak manakah yang memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Ekstrak yang digunakan berasal dari daun yang masih muda, berwarna hijau ,
dan getah perlu diisolasi sebelum perlakuan.
2. Parameter dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat di sekitar kertas
cakram pada media kultur dengan satuan milimeter.
3. Metode yang digunakan untuk melihat aktivitas bakteri adalah metode difusi
Kirby-Bauer dengan menggunakan paper disc untuk membantu mengetahui
zona hambat yang yang terlihat pada media dengan satuan milimeter (mm).
4. Metode yang digunakan untuk menentukan MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) adalah metode dilusi padat dengan parameter tidak
tumbuhnya bakteri atau media kultur setelah di inkubasikan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak
daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus berdasarkan zona hambat yang didapatkan dari media
kultur, konsentrasi efektif ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida
L.). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mana ekstrak daun atau getah
(Jatropha multifida L.) yang memiliki zona hambat paling lebar dan juga
mengukur MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.)
pada proses penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
E. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah menambah ilmu dan wawasan
peneliti tentang pengujian pengaruh suatu ekstrak tanaman herba terhadap suatu
bakteri patogen, membantu peneliti untuk semakin memahami tentang prosedur
uji aktivitas, dan membantu peneliti menyadari akan banyaknya potensi tanaman
herba yang masih belum tergali.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan daun
dan getah Jarak Tintir sebagai obat alternatif terhadap luka agar terhindar dari
infeksi Staphylococcus aureus dan sebagai dasar pengembangan bahan-bahan
obat-obatan antibakteri sebagai alternatif penyembuhan terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri patogen Staphylococcus aureus.
F. Hipotesis
Terdapat aktivitas antibakteri dan perbedaan signifikan dari ekstrak daun dan
getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) yang bersifat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus secara in vitro.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Antibakteri
Menurut Aulia (2013) dalam, antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang
digunakan untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang bersifat merugikan
manusia. Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses pembasmian
bakteri adalah germisid, bakterisid, bakteriostatik, antiseptik, desinfektan.
“Mekanisme kerja obat antimikroba tidak sepenuhnya dimengerti. Namun
mekanisme aksi ini dapat dikelompokkan dalam empat hal utama:
a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel
b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel
c. Penghambatan terhadap sintesis protein
d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat”
(http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/06/10/anti-bakteri-danmekanismenya-372060.html)
Menurut Brooks (2005) dalam Dewi (2010) antibakteri merupakan bahan atau
senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Antibakteri dapat
dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu antibakteri yang menghambat
pertumbuhan
dinding
sel,
antibakteri
yang
mengakibatkan
perubahan
permeabilitas membran sel atau menghambat pengangkutan aktif melalui
membran sel dan antibakteri yang menghambat sintesis protein serta menghambat
sintesis asam nukleat sel. Aktivitas antibakteri dibagi menjadi 2 macam yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh
patogen) dan aktivitas bakterisidal (dapat membunuh patogen dalam kisaran luas)
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Untuk dapat diterima sebagai agen antimikroba, suatu bahan harus bisa
menghambat atau menghancurkan patogen tanpa merusak bagian yang
disembuhkan. Obat Sulfonide menghambat produksi asam folat (vitamin) pada
mereka yang membutuhkan bakteri asam para-aminobenzoic (PABA) untuk bisa
mensintesis asam folat. Karena molekul sulfominade mirip dalam bentuk molekul
PABA, bakteri mencoba untuk memetabolisme sulfonide untuk menghasilkan
asam padat. Tanpa asam folat, bakteri tidak dapat memproduksi protein esensial
tertentu dan akan mati. Beberapa mekanisme agen antibakteri membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri (Burton,2004).
Menurut Davis Stout (1971) dalam Priyatmoko (2008:28) , “ketentuan
kekuatan antibiotik-antibakteri sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau
lebih berarti berdaya hambat sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm berdaya
hambat kuat, daerah hambatan 5-10 mm berdaya hambat sedang, dan daerah
hambatan 5 mm atau kurang berdaya hambat lemah”. Faktor yang
mempengaruhi ukuran daerah
penghambatan, yaitu sensitivitas organisme,
medium kultur, kondisi inkubasi, dan kecepatan difusi agar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan difusi agar, yaitu konsentrasi mikroorganisme,
komposisi media, suhu inkubasi, dan waktu inkubasi (Schlegel dan Schmidt 1994
dalam Priyatmoko 2008 ).
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode
pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur
diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon
penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 106-10-8 CFU/mL
(Hermawan, 2007 dalam Dewi, 2010).
B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida)
1. Klasifikasi
Gambar 2.1 : Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L .)
(Sumber : http://floridata.com)
Berikut merupakan taksonomi tanaman Jarak tintir :
Kingdom
: Plantae – Plants
Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta – Seed plants
Division
: Magnoliophyta – Flowering plants
Class
: Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass
: Rosidae
Order
: Euphorbiales
Family
: Euphorbiaceae – Spurge family
Genus
: Jatropha L. – nettlespurge
Species
: Jatropha multifida L. – coralbush
(Sumber: http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=JAMU)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
2. Morfologi dan Fisiologi
Jarak tintir merupakan tumbuhan tahunan , berbentuk semak, dengan akar
tunggang. Tinggi tanaman sekitar 2 meter dengan batang bulat, berkayu,
pangkalnya membesar, bergetah, dan tampak jelas bekas menempelnya daun
(Suharmiati, 2005). Jarak tintir berdaun tunggal, daunnnya tersebar, panjang
daunnya mencapai 15-20 cm, berbentuk bulat, bercangap, pertulangan daunya
menjari, ujung daunnya runcing, pangkalnya membulat, tepi daun rata dan daun
berwarna hijau.
Gambar 2.2 : Daun Jarak Tintir
(Sumber: http://www.trubus-online.co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html )
Bunga jarak tinitr merupakan bunga majemuk, berbentuk malai, bertangkai di
ujung cabang, benang sarinya berjumlah delapan, kepala sari jarak tintir berbentuk
tapal kuda, putiknya berjumlah tiga berukuran pendek, kelopak bercangap dan
bunganya berwarna merah (Anonim,Depkes).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Gambar 2.3 : Bunga Jarak Tintir dan Biji yang masih muda
(Sumberhttp://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flow
ers/red/jatropha-multifida.htm)
Bijinya bulat, jika masih muda berwarna putih, dan setelah tua menjadi
coklat (Suharmiati 2005 ).
Gambar 2.4: Biji Jarak Tintir yang sudah tua
(Sumber
:
http://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flowers/red/ja
tropha-multifida.htm)
3. Habitat
Jatropha multifida L ditanamam sebagai tanaman hias di Australia utara dan
Afrika tenggara, terdapat pula di Filipina dan Srilanka terutama Pulau Jawa dan
Sulawesi (Sabandar ). Jatropha multifida L hidup pada iklim tropis dengan curah
hujan tahunan sekitar 944 dan 3121 mm. Tanaman ini mudah tumbuh liar di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
sekitar pekarangan rumah. Haryanto (2009:230) mengungkapkan “tanaman ini
dapat tumbuh di tempat yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6-7 dan
drainasenya baik, sebab akar jarak tidak tahan genangan air. Jarak merupakan
perdu yang tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut, tingginya
dapat mencapai 2-3 m”.
4. Manfaat
Hampir semua bagian tanaman Jarak tintir bisa dimanfaatkan, menurut Hariana
(2006:138) : biji,daun dan getahnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati
beberapa penyakit seperti berikut ini.
a. Bengkak terpukul, terkilir, tulang patah dan luka berdarah
Cuci bersih 7 helai daun segar, tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit
air sampai membentuk adonan. Oleskan pada bagian yang sakit.
b. Luka berdarah
Oleskan getah batang atau daun pada bagian luka yang baru.
c. Mencegah dan mengobati kerusakan gigi
Tumbuk 1 butir biji sampai halus lalu seduh dengan 1 gelas air panas. Setelah
dingin, air seduhan untuk berkumur selama 3-5 menit.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syarfati dalam jurnal natural (2011)
diperoleh hasil bahwa getah jarak cina berpotensi sama dengan betadin dalam
lama waktu terbentuk keropeng pada luka baru. Begitu pula penelitian yang
dilakukan oleh Sari bahwa Jatropha multifida berdaya efektif sebagai
antimikroba. Dituliskan pula oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review
of Jatropha multifida L. bahwa semua bagian pada tanaman tersebut memiliki
efek pengobatan yang kuat terutama bijinya. Bijinya berguna untuk mengobati
luka, pembesaran limpa dan penyakit kulit. Daun Jatropha multifida L dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
digunakan untuk mengobati kudis dengan cara ditempelkan di atas luka dan
mengobati ulkus. Kulit kayu dan daun digunakan untuk mengobati neudermatitis,
gatal pada kulit dan eksim kulit Sedangkan di Nigeria batangnya juga digunakan
untuk perawatan gigi. Dalam trubus-online juga diungkapkan bahwa Jarak cina
menjadi andalan PT. Rumpun Sejati—perusahaan penggemukan sapi di Bogor,
Jawa Barat—untuk mengobati luka di kulit sapi. Kelebihan daun betadin, selain
murah, juga manjur dan tahan lama. Aromanya membuat lalat enggan mendekat
sehingga luka sembuh lebih cepat.
5. Kandungan Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan
biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya.
Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer
(polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama
makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi
eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies
lain, misalnya zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, feromon. Contoh dari
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, saponin, triterpen dan tannin.
“Senyawa kimia tanaman yang jumlahnya paling banyak adalah senyawa kimia
bermolekul kecil dari kelompok yang penyebaranya terbatas inilah yang
dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder “(Sirait, 2007:2).
Batang Jarak tintir mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Getah
daun jarak tintir berkhasiat sebagai obat luka yang masih baru (Suharmiati, 2005).
Flavonoid telah diketahui sebagai vasodilatator yang dapat memperlancar aliran
darah, tanin bersifat sebagai antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri sehingga luka cepat kering, tanin juga dapat menimbulkan efek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
vasokontriksi pembuluh darah kapiler dan kandungan saponin dapat memicu
pembentukan kolagen, yaitu protein struktural yang berperan dalam proses
penyembuhan luka (Syarfati, 2011).
Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoid
terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari dan akar
(Sirait, 2007) . Mekanisme kerja flavonoid diduga mendenaturasi protein sel
bakteri dan merusak membran sel (Nishino 2009 dalam Silvikasari 2011).
“Jarak cina memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam jarak ini adalah α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,
stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid dan tanin. Efek farmakologisnya diantaranya penurun panas,
antiinflamasi, dan penghambat perdarahan “(Hariana,2006:138).
6. Aktivitas Antibakteri
Dituliskan oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review of
Jatropha multifida L., Antibakteri-Aiyelaagbe (2001) dalam Sari (2010)
melaporkan aktivitas antibakteri heksana, etil asestat, kloroform dan ekstrak
etanol Jatropha multifida L. terhadap Bacillus subtilis dan Staphyloccocus aureus.
Labaditin
telah
menunjukkan
antibakteri terhadap
bakteri
gram-positif,
Streptoccocus mutans, tetapi tidak berpengaruh terhadap bakteri gram-negatif.
Dari penelitian yang dilakukan Zamrodi (2011) di dapatkan bahwa zat aktif
tumbuhan anting-anting (Acalypha indica L.) dari ekstrak etanol yang positif
mengandung senyawa golongan tripertepenoit dan flavonoid mempunyai aktivitas
penghambatan pada pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Rahayu dalam penelitian yang berjudul Aktivitas Antibakteri Saponin
Hasil Isolasi Aloe Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Mastitis Pada Sapi Perah mengungkapkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus Aureus dari saponin isolasi Aloe Barbadensis. Hasil uji
aktivitas yang dilakukan oleh Ummah (2010) terungkap bahwa senyawa tannin
pada belimbing wuluh mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus.
C. Deskripsi Staphylococcus aureus
1. Klasifikasi
Berikut merupakan taksonomi Staphylococcus aureus
Domain
: Bacteria
Kerajaan : Eubacteria
Filum
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Staphylococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Spesies
: S. aureus
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus)
2.
Morfologi dan Fisiologi.
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif berbentuk bulat,
berdiameter 0,5 – 1,5 mm, tidak bergerak dan tidak berspora (Holt, 1994).
Staphylococcus aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning dalam
media yang baik, dan Staphylococcus aureus bersifat patogen pada manusia
(Radji, 2011).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Gambar 2.5 : Koloni Staphylococcus aureus
(Sumber : http://www.bioquell.com)
“Staphylococcus bersifat anaerob fakultatif karena melakukan
respirasi aerob atau fermentasi dengan hasil utama asam laktat” (Radji,
2011:180). Untuk kepentingan klinis, Staphylococcus dapat dibedakan
menjadi Staphylococcus yang menghasilkan dan tidak menghasilkan
koagulase. Staphylococcus penghasil koagulase adalah Staphylococcus
aureus (Vandepiite, 2011). Staphylococcus aureus merupakan spesies
Staphylococcus yang merupakan katalase positif, artinya mikroorganisme
tersebut menggunakan enzim katalase untuk menguraikan hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen sehingga menghasilkan
gelembung-gelembung (Sears, 2011). Sedangkan spesies lain tidak bisa
menguraikan H2O2, sehingga perbedaan spesies Staphylococcus dapat
dilihat jika dilakukan penambahan H2O2 muncul gelembung-gelembung
atau tidak. Enzim koagulase mengaktifkan protombin, menyebabkan
pembekuan darah, diuji dengan cara mencampur plasma dengan kultur
bakteri dalam sebuah tabung reaksi. Secara in vivo, Staphylococcus aureus
melepaskan koagulase yang akan menyebabkan pembentukan sawar
pelindung fibrin di sekeliling mikroorganisme tersebut; sawar ini yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
akan melindungi Staphylococcus aureus dari sistem imun hospes (Sears,
2011). Staphylococcus aureus dapat menggangu sistem imun pada tubuh
manusia karena mengikat antibodi, menyerang membran sel dan dapat
menyebabkan hemolisis serta leukosis yang mematikan tubuh manusia
(Ahira, 2013). Staphylococcus aureus memiliki kemampuan mendeteksi
jumlah sel menggunakan sinyal oligopeptida, dan memastikan jumlah
tersebut cukup untuk memproduksi dan toksik dan enzim koagulase,
enzim ini yang berperan dalam menggumpalkan fibrinogen di dalam
plasma darah sehingga Staphylococcus aureus selamat dari fagositosis dan
respon antibodi tubuh kita (Ahira, 2013).
3. Habitat
Suhu optimum pertumbuhan Staphylococcus adalah 30-370C dan
selalu bisa tumbuh pada kandungan 10% NaCl (Holt, 1994). Sedangkan
kisaran suhu pertumbuhan antara 15-400C, Staphylococcus aureus dapat
tumbuh pada suhu 15-450C dan dalam NaCl berkonsentrasi 15% (Radji,
2011). Staphylococcus aureus merupakan bagian dari flora mikroba
komensal pada hidung (40% orang dewasa sehat positif), kulit dan saluran
cerna, spesies ini menyebabkan impetigo, bisul, abses, infeksi luka, infeksi
ulkus, dan luka bakar, osteomielitis, mastitis, epiema pleura, piomiositis,
sindrom syok toksik, dan jenis-jenis infeksi piogenik lainya (Vandepiite,
2011). Di antara semua bakteri yang tidak membentuk spora,
Staphylococcus aureus termasuk yang memiliki daya tahan paling kuat.
“Pada agar miring, Staphylococcus aureus dapat tetap hidup berbulanbulan, baik dalam lemari es maupun pada suhu kamar. Dalam keadaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
kering pada benang, kertas kain dan dalam nanah, bakteri ini dapat hidup
selama 6-14 minggu” (Radji, 2011:183).
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Staphylococcus aureus
Pertumbuhan
Faktor Pengaruh
Optimum
Kisaran
0
Suhu
37 C
4-480C
pH
6-7
4-9,8
aw
0,98≥0,99
0,83≥0,99
Atmosfer
Aerobik
Anaerobik hingga
aerobik
Natrium Klorida
0,4-0,5%
0-20%
Adam dan Moss (1995) dalam Anonim 2011
4. Penyakit
Berbagai jenis bakteri hidup sebagai flora normal pada kulit manusia,
sebagian besar adalah bakteri gram-positif. Staphylococcus aureus adalah
jenis patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit.
Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai jenis infeksi pada kulit
seperti seperti bisul dan furonkolosis; seperti pneumonia, mastitis dan
meningtis; dan infeksi pada saluran urine. “Staphylococcus aureus juga
menyebabkan infeksi kronis, seperti osteomielitis dan endokarditis.
Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama infeksi
nosokomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alat-alat
perlengkapan perawatan di rumah sakit” (Radji, 2011:184-185). Dalam
kondisi normal bakteri sehat dan normal, bakteri ini tidak dapat
menginfeksi karena adanya antibodi dalam tubuh, infeksi biasanya dipicu
oleh luka luar atau penetrasi bakteri melalui makanan yang tercemar.
Infeksi pada kulit atau luka luar biasanya berakibat pada penanahan, area
infeksi berwarna merah, bengkak dan terasa sakit bila disentuh (Ahira,
2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Infeksi Staphylococcus aureus dapat menyerang setiap bagian tubuh.
Staphylococcus aureus dapat tinggal sementara di daerah kulit basah dan
dimiliki oleh 20-50% manusia. Infeksi Staphylococcus aureus biasanya
terjadi pada luka terbuka atau luka potong (Radji, 2011).
Gambar 2.6 : Luka luar yang terbuka
(Sumber:
http://iryana84.blogspot.com/2013/02/mengkifarahdosa.html )
Berikut merupakan beberapa gambar akibat infeksi dari
Staphylococcus aureus :
Gambar 2.7 : Impetigo
(Sumber:
skin.html)
http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Gambar 2.8: Folikulistis
(Sumber:
skin.html)
http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
Gambar 2.9: Bisul
(Sumber:
skin.html)
http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dapat disusun kerangka pemikiran yang disajikan
pada bagan berikut ini :
Luka luar yang
berdarah
Jarak Tintir (Jatropha
multifida L.)
Bakteri
Staphylococcus aureus
Flavonoid, alkaloid,
Saponin, Tanin
Uji aktivitas antibakteri
Metode Kirby-Bauer dan
Dilusi Padat
Obat luka luar
yang berdarah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen
adalah penelitian dimana ada perlakuan (treatment) terhadap variabel
perlakuan, penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang
hubungan sebab akibat yang bisa diketahui oleh peneliti yang dimungkinkan
untuk melakukan treatment terhadap objek penelitian” (Kountur, 2003:116).
B. Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian adalah bakteri biakan murni Staphylococcus aureus yang
diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Subjek Penelitian adalah getah dan ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida
L.) Daun dan getah Jarak Tintir diambil di kebun tanaman obat Kampus III
Universitas Sanata Dharma.
C. Definisi Operasional
Getah dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) adalah getah yang didapat dari
tangkai daun yang dipangkas dari batang pohonnya, getah disuling dengan
didekatkan dengan bunsen. Ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
adalah ekstrak yang terbuat dari daun Jarak Tintir yang bagus dan tidak berlubang.
Ekstrak dibuat dengan cara ditumbuk dengan mortar, kemudian diperas sarinya
dan dinyatakan dalam beberapa konsentrasi.
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat dilihat dari zona
hambat di sekeliling paper disc yang sudah diberi getah atau ekstrak daun Jarak
Tintir (Jatropha multifida L.) yang mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,
stigmaterol, β-sitosterol, HCN, alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin, adanya zat
tersebut yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar MIC dapat dilihat
dari konsentrasi terkecil perlakuan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
pada media kultur dan Kadar MBC dapat dilihat dari konsentrasi perlakuan yang
tidak dapat ditumbuhi bakteri MBC didapat melalui uji penegasan streak plate.
D. Desain Penelitian
Desain dari penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap
(RAL). RAL dijadikan pilihan dalam penelitian ini karena penelitian dilakukan di
laboratorium jadi lingkungan dianggap homogen.
1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri
Metode yang digunakan dalam pengujian antibakteri adalah Metode
modifikasi Kirby-Bauer. Dalam Cappuccino (2008) metode ini menggunakan
paper disc atau cakram yang disterilkan. Paper disc dengan ukuran yang sama
dengan konsentrasi antibiotik yang berbeda-beda diletakkan pada media agar yang
akan bereaksi dengan bakteri yang diuji. Dari metode ini akan diketahui zona
hambat yang terlihat pada media yang mengelilingi paper disc. Untuk mengetahui
kemungkinan sebab akibat antar variabel maka terdapat tujuh perlakuan yang
diberikan kepada Staphyloccocus aureus yakni kontrol media, konsentrasi 0%
(sebagai kontrol negatif), 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dan povidone iodin 10%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
sebagai kontrol positif. Banyaknya pengulangan menggunakan pengulangan yang
diperoleh dari Gomes (1995) dalam (Bewiska,2009) :
T (r-1) ≥ 20
8(r-1) ≥ 20
8r-8 ≥ 20
r ≥ 28/8
r ≥ 3,5
keterangan :
T : jumlah perlakuan
R : jumlah replikasi
Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah pengulangan yang
dilakukan digenapkan menjadi 3 pengulangan.
2. Metode Pengujian MIC dan MBC
MIC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk
menghambat
pertumbuhan
bakteri,
MIC
atau
(Minimum
Inhibittory
Concentration) sering disebut dengan KHM atau Kadar Hambat Minimum. MBC
adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk membunuh
bakteri, MBC atau (Minimum Bactericidal Concentration) sering disebut dengan
KBM atau Kadar Bunuh Minimum. Pada pengujian MIC dan MBC ini
menggunakan metode dilusi padat (solid dilution test). Metode dilusi padat dalam
Pratiwi (2008) dilakukan dengan cara melakukan seri pengenceran agen
antimikroba pada media cair yang ditambahkan dengan mikroba uji.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
Membuat seri pengenceran bakteri uji, menyiapkan dan 9 tabung reaksi yang
berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-1 dibuat dengan cara mengambil 1 ml
suspensi bakteri uji yang sudah diaktifasi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang sudah berisi 9 ml aquades steril, lalu di homogenkan dengan vortex. Untuk
pengenceran 10-2, mengambil 1 ml dari suspensi bakteri pada tabung pengenceran
10-1 tadi kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi lain yang juga berisi 9 ml
aquades steril, begitupun pengenceran pada seri pengencerean 10-3 sampai 10-8.
Biakan bakteri yang bisa dipakai dalam uji aktivitas adalah biakan bakteri pada
seri pengenceran 10-6 – 10-8 cfu/ml.
Inokulasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate. Penentuan nilai MIC
ditentukan dengan melihat kadar terkecil dimana konsentrasi ekstrak menghambat
pertumbuhan bakteri pada media dilusi agar padat. Hasil MIC bisa dilihat setelah
di incubator selama 24 jam dengan suhu 370C.
b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration)
Penentuan Nilai MBC dimulai dengan mengamati media agar pada masingmasing konsentrasi dan memilih dua diantaranya yang terlihat paling bening atau
terlihat tidak ditumbuhi bakteri, kemudian dilakukan uji penegasan untuk
menentukan MBC, dari uji penegasan barulah didapatkan MBC.
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun dan
getah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat pada
paper disc.
F. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman Jarak tintir (Jatropha multifida
L.) yang terdapat pada Kebun Tanaman Obat Kampus III Universitas Sanata
Dharma dan Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman. Sedangkan untuk
sampel dari penelitian ini adalah getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dan
daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.).
G. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2013, di Laboratorim
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Laboratorium
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .
H. Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Cawan Petri
40 buah
2.
Beker Glass 1 L
1 buah
3.
Paper disc
100 buah
4.
Corong Kaca
2 buah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
Tabung Reaksi
20 buah
6.
Rak Tabung Reaksi
2 buah
7.
Sendok tanduk
1 buah
8.
Batang Drigalski
4 buah
9.
Erlenmeyer 250 ml
2 buah
10.
Hot Plate
1 buah
11.
Neraca Ohaus
1 buah
12.
Gelas Arloji
1 buah
13.
Pengaris
1 buah
14.
Batang Pengaduk
2 buah
15.
Sarung tangan Latex
Secukupnya
16.
Vortex
1 buah
17.
Jarum Inakulasi
2 buah
18.
Autoklaf
1 buah
19.
Kain saring
Secukupnya
20.
Pinset
10 buah
21.
Kertas Label
Secukupnya
22.
Masker
Secukupnya
23.
Inkubator
1 unit
24.
Microbacterial Safety Cabinet
1 unit
25.
Kertas Payung
Secukupnya
26.
Mortar dan stemper
1 buah
27.
Gelas Ukur 10 ml
3 buah
28.
Gelas Ukur 100 ml
2 buah
29.
Labu ukur 10 ml
10 buah
30.
Pipet Ukur 1 ml
2 buah
31.
Pipet Ukur 10 ml
2 buah
32.
Glasfirm
2 buah
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33.
Bunsen
3 buah
34.
Perferator
1 buah
35.
Kulkas
1 buah
36.
Pinset
1 buah
37.
Penjepit
1 buah
29
Bahan-bahan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2
Nama Bahan
Jumlah
No.
1.
Nutrient Agar Oxoid
50 Gram
2.
Aquades steril
1 Liter
3.
Aquades
3 Liter
4.
Daun Jarak Tintir
Secukupnya
5.
Getah Jarak Tintir
Secukupnya
6.
Ethanol 96%
1 Liter
7.
Biakan
aureus
8.
Povidone iodine 10 %
murni
Staphylococcus 1 tabung
50 ml
I. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap perlakuan.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap inventaris alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam penelitian. Pengumpulan bahan ekstrak dari Kebun Obat dengan cara
pengambilan daun yang dalam kondisi baik untuk digunakan dalam penelitian.
Getah diperoleh dari tangkai daun yang diputus dari batangnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
2. Tahap Pelaksanaan
a. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo,1985 dalam
Dewi 2010). Pratiwi (2008) menyampaikan bahwa metode sterilisasi panas
merupakan metode yang paling dapat dipercaya dan banyak digunakan. Metode
sterilisasi panas dengan uap air disebut metode sterilisasi panas basah. Sterilisasi
panas basah menggunakan temperatur di atas 1000 C dilakukan dengan uap yaitu
autoklaf. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan, hal
ini ditujukan agar alat-alat yang digunakan steril dari mikroba sehingga tidak
mengkontaminasi media atau kultur. Sterilisasi dilakukan pada alat-alat yang
berbahan kaca, alat-alat tersebut disterilkan dengan menggunakan autoklaf.
Sterilisasi dilakukan pada tekanan 1 atm, suhu 1210C selama 15 menit. Media NA
yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri juga harus dalam kondisi
steril, perlakuanya sama dengan sterilisasi alat hanya lama waktu autoklafnya
yang berbeda jika alat selama 15 menit, untuk sterilisasi media cukup dengan 10
menit. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas dapat disterilisasi dengan
penyemprotan alkohol atau pembakaran dengan bunsen.
b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah
1) Ekstraksi Daun
Ekstraksi merupakan proses pengambilan sari yang berkhasiat atau zat tertentu
yang ada pada tanaman herbal atau hewan. Menurut Voigt (1995) ekstraksi
adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah
dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Cairan yang dapat digunakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
untuk menyari diantaranya air, ester, dan campuran etanol dengan air (Voight,
1995). Ektraksi biasanya dilakukan dengan melarutkan bahan yang akan dibuat
substrat dengan pelarut tertentu. Tujuan dari dilakukannya ekstraksi adalah
mendapatkan komponen kimia yang diperoleh dari bahan.
a) Pembuatan Ekstrak Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.)
Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dicuci bersih dengan aquades
kemudian ditumbuk, diperas untuk mendapatkan sarinya. Setelah didapatkan
pedoman konsentrasi kemudian dibuat seri pengenceran dengan aquades steril.
Ektrak pekat daun jarak tintir (Jatropha multifida L.), dibuat lima konsentrasi
yaitu 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dengan pengenceran menggunakan aquades
steril. Setiap konsentrasi dibuat dengan menambahkan aquades steril sampai
mencapai volume 10 ml, kecuali pada konsentrasi 100% yang merupakan ektrak
murni. Volume ekstrak yang yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 : Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok
konsentrasi ekstrak.
Nilai Konsentrasi (%)
Ekstrak Pekat Daun Jarak
Tintir ( ml)
5
0,5
10
1
25
2,5
50
5
100
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
2) Penyulingan Getah
Getah didapatkan dengan memotong tangkai daun dan memisahkannya dari
batang sehingga didapatkan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) selain itu
bisa juga dengan memotong batang yang muda dimana banyak terdapat getah.
Dalam menyuling getah diusahakan agar tidak terkontaminasi. Volume getah
yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 : Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi getah.
Nilai Konsentrasi (%)
Getah Jarak Tintir ( ml)
5
0,5
10
1
25
2,5
50
5
100
10
c. Pembuatan Media Kultur Bakteri
“Media mempengaruhi ukuran zona melalui efeknya terhadap kecepatan
pertumbuhan organisme, kecepatan difusi obat antimikroba, dan aktivitas obat.
Penggunaan media harus sesuai dengan metode tersebut “(Vandepitte, 2011
:112). Media yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri Staphylococcus
aureus adalah media NA, sebelum sterilisasi dilakukan pengukuran pH terhadap
media kultur. Bila belum sesuai pengaturan pH bisa dilakukan dengan
penambahan HCl atau NaOH. NA Oxoid dipanaskan dengan pemanas
dicampurkan pada aquades dengan perbandingan, 500 :10 yaitu untuk membuat
NA sebanyak 500 ml maka memerlukan Nutrient agar oxoid sebanyak 10 gram.
Media NA dianggap sudah bisa diangkat apabila sudah berwarna jernih, Media
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
NA tidak bisa langsung digunakan melainkan harus disterilkan terlebih dahulu
dengan autoklaf. Media NA pada cawan petri yang digunakan sebagai media
kultur untuk menguji aktivitas antibakteri berisi masing-masing 10 ml. Sedangkan
media yang akan digunakan sebagai media kultur bakteri agar miring pada tabung
reaksi adalah masing-masing 5 ml. Media NA agar miring digunakan untuk
meremajakan bakteri biakan murni.
3. Tahap Perlakuan
a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Media Difusi Agar
Metode difusi agar spread plate secara aseptis digunakan untuk mengetahui
aktivitas antibakteri. Media NA steril sebanyak 10 ml dalam cawan petri di
inokulum bakteri sebanyak 0,5 ml. Inokulum yang dipakai adalah inokulum pada
konsentrasi 10-8cfu/mL. Setelah inokulum dimasukkan maka inokulum diratakan
menggunakan batang L, perlakuan ini juga dilakukan dengan aseptis. Area cawan
petri dibagi menjadi 3 kuadran, yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif,
dan perlakuan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih pertumbuhan
atau penghambatan bakteri. Paper disc yang sudah direndam selama 10 menit
dalam ekstrak konsentrasi tertentu dimasukan ke dalam media yang sudah
diinokulum, paper disc diambil menggunakan pinset dibiarkan sesaat sebelum
dimasukkan ke dalam cawan petri sehingga dapat berdifusi ke dalam media
sekitarnya. Selanjutnya media tersebut di inkubasikan selama 1 hari (24 jam)
dalam incubator dengan suhu 370C, setelah itu dilihat dan diukur diameter zona
hambat yang mengelilingi paper disc tersebut dengan jangka sorong. Pada suhu
370C karena pada suhu tersebut tidak mengalami perpanjangan fase lag pada
pertumbuhan bakteri dan viabilitas bakteri tidak menurun. Selama 24 jam karena
sel bakteri diduga sudah dalam fase death. Hasilnya adalah
zona hambat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
antibakteri pada pertumbuhan bakteri, biasanya terlihat lebih bening daripada
daerah sekitarnya. Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi
antimikroba, derajat sensitifitas, mikroorganisme dan kecepatan pertumbuhan
bakteri (Anonim, 2011). Keefektifan ekstrak dilihat dari zona hambat yang
didapat.
b. Pengujian Nilai MIC atau KHM
Ada dua macam metode dilusi yaitu metode dilusi cair dan metode dilusi
padat. Pada penelitian ini menggunakan metode dilusi padat. Konsentrasi ekstrak
daun dan getah jarak tintir adalah 5%, 10%, 25%, 50%, 100%, ditambah 1
kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol media. Konsentrasi minimal
yang di dapat dari uji aktivitas digunakan sebagai acuan untuk menentukan
konsentrasi yang akan digunakan dalam pengujian nilai MIC atau KHM.
Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat, metode ini dilakukan dengan
cara penanaman bakteri secara pourplate atau cawan tuang. Prosedur pourplate
adalah dengan mendinginkan media kultur yang sudah disterilkan dalam tabung
reaksi sampai dengan suhu 450C, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri
yang sudah berisi mikroba uji dan sampel ekstrak (Cappuccino,2008). Media
kultur yang digunakan adalah 10 ml, sedangkan bakteri uji yang digunakan adalah
bakteri uji pada konsentrasi 10-8cfu/mL yang di vortex dahulu sebelum digunakan
sebanyak 0,5 ml sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Setelah pourplate dilakukan
langkah selanjutnya adalah menginkubasinya selama 24 jam dalam suhu 370C,
penentuan nilai MIC atau KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang medianya
tidak ditumbuhi bakteri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
c. Pengujian MBC atau KBM
Metode streak dengan cottonbude steril dilakukan untuk menegaskan nilai
MBC yang diperoleh dari media yang digunakan dalam uji MIC. Metode
streakplate dilakukan dengan cara menggoreskan bakteri uji pada permukaan
media agar menggunakan jarum ose yang dibagi menjadi 3 kuadran, kerapatan
goresan pada masing-masing kuadran berbeda berturut rapatnya mulai dari
kuadran pertama hingga kuadran ketiga.
Setelah di dapatkan nilai MIC atau KHM langkah selanjutnya adalah memilih
2 konsentrasi paling besar dalam uji MIC atau KHM yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri , hal tersebut di tandai dengan media yang tidak ditumbuhi
oleh bakteri. Dua media paling jernih dibandingkan dengan menstreakan cotton
bud steril pada media kultur baru kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam suhu
370C, media kultur yang tidak ditumbuhi bakteri tersebutlah yang menjadi MBC
atau KBM.
J. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dengan program
SPSS. Untuk mendapatkan data awal maka dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. “Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi data, jika
jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal, maka
kesimpulan yang ditarik berkemungkinan salah” (Irianto, 2004: 273). Uji
homogenitas adalah pembandingan data yang sejenis.
Untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak yang diuji terhadap pertumbuhan
bakteri maka digunakan uji Kruskal Wallis, untuk mengetahui kelompok mana
yang mempunyai perbedaan maka harus dilakukan analisis Post Hoc. Alat untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
melakukan analisa Post Hoc untuk uji Kruskal Wallis adalah Uji Mann-Whitney
(Dahlan, 2009). Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi ekstrak terhadap diameter zona hambat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
Diketahui ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yaitu
memiliki buah berbiji. Mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi
berwarna kuning selanjutnya berwarna hitam namun tidak pecah atau
merekah. Ranting tebal, gundul dan berair, panjang daun 5-15 cm dan 6-16
cm, memiliki 3-5 sudut, dan panjang tangkai daun 3,5 – 15 cm sampai 30
cm serta memiliki ujung runcing. Kelopak bunga berwarna merah,
berbentuk lonjong, panjangnya 6-7 cm dan memiliki 3 rusuk yang
membujur. Ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yang
diperoleh dari Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma dan
Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman yang digunakan dalam
penelitian sesuai dengan kunci determinasi Flora of Java (Backer, 1965)
2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
Dalam pengambilan sampel memerlukan cara dan penanganan khusus
pada masing-masing bahan. Karena setiap bahan yang akan digunakan
mempunyai karakteristik dan perlakuan masing-masing. Cara pengolahan
dan pengambilan diketahui bahwa daun (Folium) diambil yang tua (bukan
daun kuning) dan daun kelima dari pucuk. Daun dipetik satu persatu
secara manual.
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Daun yang digunakan dalam percobaan ini di ambil dari dua tempat
yaitu Kebun Obat Universitas Sanata Dharma dan Ngekong, Gayamharjo,
Prambanan. Daun yang diambil adalah daun ke lima dari pucuk. Perlakuan
pada daun sesuai dengan yang diungkapkan Hariana (2006) daun segar,
tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk
adonan dan bisa dioleskan pada bagian yang sakit. Ekstrak Daun didapat
dengan menumbuk daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.), langkah
pembuatannya adalah mengambil sebanyak 50 gram daun Jarak Tintir,
sebelumnya sudah dicuci bersih dengan air mengalir dan akuades
ditumbuk menggunakan mortar dan stemper kemudian diperas sehingga
menghasilkan ekstrak pekat sebanyak 10 ml yang diletakkan dalam gelas
ukur steril. Ekstrak pekat tersebut yang akan diencerkan menjadi 5%,
10%, 25%, 50% dan 100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan
aquades steril.
b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
Dalam Hariana (2006) diungkapkan getah batang atau daun dioleskan
pada bagian luka yang baru. Getah yang digunakan adalah getah dari
batang Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) , getah yang didapatkan adalah
getah pekat yang diencerkan menjadi konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan
100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan aquades steril.
3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Biakan murni Staphylococcus aureus didapatkan dari Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Staphylococcus
aureus diinkubasikandalam oven dengan suhu 370C dan dilakukan
peremajaan kembali Staphylococcus aureus pada media agar miring.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir
(Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
aureus
Hasil dari uji aktivitas antibakteri ekstrak daun Jarak Tintir
(Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini ;
Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun
Kontrol (+)
Kontrol /
Kontrol (-)
5%
10%
25%
50%
100%
Povidone Iodine
Pengulangan
10%
1
0
6
6
6
8
10
12
2
0
0
7
7
6
7
8
3
0
6
6
6
6
6
12
Rata-rata
0
4
6,33
6,33
6,67
7,67
10,67
Keterangan
Null
Lemah sedang sedang sedang Sedang
Kuat
Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah
Kontrol Positif (+)
Kontrol /
Kontrol
Povidone Iodine
Pengulangan
(-)
5%
10%
25%
50%
100%
10%
1
0
0
0
10
20
25
23
2
0
0
0
10
15
19
22
3
0
0
7
12
14
17
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Rata-rata
0
0
2,33
10,67
16,33
20,33
40
21,67
Sangat
Keterangan
Null
Null
Lemah
kuat
kuat
kuat
Sangat kuat
Berikut merupakan dokumentasi foto hasil uji aktivitas antibakteri :
Gambar 4.1 Zona bening yang terukur
Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah,
kanan dengan ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam.
+
-
Media
Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,
beberapa analisis yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji
normalitas dan uji regresi linier. Dari uji homogenitas diketahui bahwa
data nilai diameter zona hambat getah tidak homogen karena memiliki
nilai siginifikan hitung (p) ≤ 0,005 yaitu 0,003. Sedangkan dari uji
homogenitas pada daun diketahui bahwa data nilai diameter zona
hambat daun tidak homogen karena memiliki nilai signifikan hitung
(p) ≤ 0,005 yaitu 0,002. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data
shapiro-wilk. Diketahui bahwa data nilai diameter zona hambat ekstrak
daun dan getah berdistribusi tidak normal.
Maka dilakukan uji
nonpametrik yaitu uji Kruskal-Walis. Didapatkan nilai p pada getah
adalah 0,12 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sedangkan p
pada daun adalah 0,353 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu
juga tidak terdapat perbedaan diameter yang bermakna antar kelompok
perlakuan.
Dilakukan uji statistik regresi linier untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi esktak daun dan getah terhadap diameter zona hambat. Uji
regresi linier pada ekstrak daun diketahui nilai R2 sebesar 0,369 yaitu
nilai R2 tidak mendekati 1 (linier). Sedangkan uji regresi pada getah
diketahui nilai R2 sebesar 0,346 yaitu nilai R2
(linier).
tidak mendekati 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minnimum Inhibitory
Concetration)
Untuk pengujian nilai MIC ekstrak daun dan getah dilakukan dengan
metode dilusi padat. Pengujian MIC dilakukan sebanyak dua kali, karena
pada percobaan pertama gagal maka dilakukan percobaab kedua dengan
konsentrasi yang berbeda. Pada pengujian nilai MIC tidak didapatkan nilai
MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 : Percobaan I Hasil Uji Minnimum Inhibitory Concetration
Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada
Staphylococcus aureus.
Perlakuan
Keterangan
Daun (%)
5
6
Semua konsentrasi tidak bisa menghambat
pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai
dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh
7
8
permukaan media kultur. Selain itu juga
media kutur menjadi keruh dan berair.
Koloni yang tampak tumbuh pada media
9
kultur hampir pada semua konsentrasi
Getah (%)
10
tersebar di seluruh media kultur.
5
Semua konsentrasi tidak bisa menghambat
6
pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai
dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh
7
permukaan media kultur. Selain itu juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
9
43
media kutur menjadi keruh. Koloni yang
tampak tumbuh pada media kultur hampir
pada semua konsentrasi tersebar di seluruh
10
Kontrol Media
media kultur.
Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24
Setelah gagal dalam pengujian pertama kemudian peneliti melakukan
percobaan kedua dengan konsentrasi yang berbeda.
Tabel 4.4 : Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah
Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
Perlakuan
Keterangan
Daun (%)
10
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
bakteri diseluruh permukaan media.
11
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
bakteri diseluruh permukaan media, namun
koloni lebih kecil daripada 10%.
12
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri . Hal ini ditandai dengan media
kultur
berwarna
keruh
pertumbuhan bakteri.
dan
terdapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perlakuan
44
Keterangan
13
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
bakteri dalam koloni kecil yang menyebar.
14
Tidak
bisa
bakteri.
Hal
menghambat
ini
pertumbuhan
ditandai
dengan
pertumbuhan bakteri dengan koloni tidak
tersebar dan media paling jernih diantara
media lain.
Getah (%)
10
Tidak
bakteri.
bisa
Hal
menghambat
ini
pertumbuhan
ditandai
dengan
pertumbuhan bakteri tersebar diseluruh
media dengan koloni kecil.
11
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri, hal ini ditandai dengan terdapatnya
bagian media yang ditumbuhi bakteri.
12
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya
bakteri pada bagian tengah dan tepi media.
13
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya
bateri pada tepi media.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Perlakuan
45
Keterangan
14
Tidak
bisa
menghambat
pertumbuhan
bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya
bakteri pada tepi media dan sekitarnya dan
media lebih jernih dibanding media lainnya.
Kontrol Media
Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24
Berikut merupakan gambar dokumentasi uji MIC :
Sebelum
Sesudah
Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan
setelah di inkubasi
Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sebelum
46
Sesudah
Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan
setelah di inkubasi.
B. Pembahasan
1. Aktivitas Ekstrak Daun (Jatropha multifida L.) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Terbentuknya area bening disekitar paper disc yang ditanamkan
pada media kultur pada uji aktivitas antibakteri membuktikan bahwa
ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) memiliki sifat
antibakteri terhadap pertumbuhan awal bakteri Staphylococcus aureus.
Zona bening adalah daerah yang tidak ditumbuhi bakteri yang terlihat
lebih jernih dari area sekitarnya. Kemampuan ekstrak daun Jarak Tintir
(Jatropha multifida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri
diduga karena adanya kandungan senyawa aktif metabolit sekunder
dalam daun. Suharmiati mengungkapkan daun jarak tintir mengandung
alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Hal ini juga diungkapkan
Isnaini (2010) dalam Skrining Fitokimia Ekstrak Pohon Yodium
diketahui positif mengandung flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.
Beberapa
peneliti
menyatakan
pendapat
yang
berbeda-beda
sehubungan dengan mekanisme kerja dari flavonoid. Cara Kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
flavonoid antara lain; flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil
interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Sementara Mirzoeva
dalam Zamrodi (2011) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa
flavonoid mampu melepaskan energi tranduksi terhadap membran
sitoplasma bakteri selain itu juga menghambat motilitas bakteri.
Mekanisme yang berbeda dikemukakan oleh Di Carlo dan Estrela
yang menyatakan bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada struktur
senyawa flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan
transpor nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek
toksik terhadap bakteri ungkap Sabir (2005).
Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
povidone iodine 10%, povidon-iodine ialah suatu iodovor dengan
polivinil pirolidon berwarna coklat gelap dan punya bau yang khas
(Ganiswara, 1995 dalam Anonim 2011). Povidone-iodine merupakan
agen antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit
baik pra- maupun pascaoperasi, dalam luka traumatik yang kotor pada
pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar.
Tjay dan Rahardja (2002 dalam Anonim 2011) mengungkapkan
Povidon-iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 μg/ml dan
bersifat bakterisid pada kadar 960 μg/ml. Dalam 10% povidon iodine
mengandung 1% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit
dan membunuh spora dalamm waktu 15 menit (Ganiswara, 1995 dalam
Anonim 2011).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Pada penelitian ini digunakan aquades steril sebagai pelarut pada
pengenceran konsentrasi larutan. Aquades tersusun atas hydrogen
perixida maksimal 49.9%. Aquades ini berwarna putih bening seperti
air. Aquades adalah air biasa yang telah mengalami penyulingan
sehingga tidak memiliki kandungan mineral apapun dan juga tidak ada
campuran apapun, sehingga bisa berperan sebagai pelarut (Fatih,2008
dalam Friziah 2012). Digunakan aquades steril sebagai pelarut dengan
tujuan agar memperkecil kemungkinan bahwa adanya sifat antibakteri
daun jarak tintir adalah berasal dari pelarut yang digunakan.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa diameter zona
hambat paling besar adalah perlakuan ekstrak pada konsentrasi 100%
dengan rata-rata zona hambat 7,67 mm. Berdasarkan kriteria zona
hambat menurut Davis Stout, diketahui ekstrak daun yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada
konsentrasi 5%, 10%, 25 %, 50% dan 100%. Pada konsentrasi 5%
berdaya
hambat
lemah
dalam
menghambat
pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Sedangkan pada konsentrasi 10%, 25 %, 50%
dan 100% berkekuatan sedang terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus, dimana kisaran zona hambat untuk adalah 6-7 mm.
Dari uji normalitas diketahui data berdistribusi tidak normal dan
pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram.
Selanjutanya dilakukan Uji Kruskal-Walis, dari uji didapatkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan.
Pada hasil uji regresi linier diketahui bahwa diameter zona hambat
tidak berpengaruh terhadap diameter zona hambat bakteri karena R2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
yang didapat tidak mendekati linier atau satu. Faktor yang
mempengaruhi diameter zona hambat adalah sensitivitas organisme,
kondisi inkubasi, kecepatan difusi agar. Salah satu hal tersebut yang
juga diduga mempengaruhi ukuran zona hambat. Hal ini mungkin
terjadi karena senyawa aktif tidak terlarut sempurna. Beswika (2009)
dalam penelitiannya mengungkapkan perbedaan pengaruh tesebut
disebabkan
oleh
molekul
besar
senyawa
metabolit
sekunder
mengalami kesulitan berdifusi pada medium agar.
2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun
Nilai MIC (Minimum inhibitory Concentration) ekstrak daun
belum bisa didapatkan dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari Tabel
4.3 dan Tabel 4.4 , semua media kultur pada semua konsentrasi dapat
ditumbuhi oleh bakteri. Perbedaan yang terlihat pada jam ke 0 dan 24
adalah pada jam ke 0 media kultur dalam kondisi jernih setelah jam ke
24 hampir semua media menjadi keruh. Hanya pada konsentrasi 13%
dan 14% media terlihat agak jernih. MIC atau KHM (Kadar hambat
minimal) pada daun Jarak tintir belum bisa ditemukan. Diduga hal ini
terjadi karena konsentrasi pada perlakuan terlalu rendah, sehingga
jumlah zat aktif yang terkandung dalam perlakuan sedikit. Hal ini
mengakibatkan kemampuan dari senyawa yang terkandung dalam
ekstrak daun belum bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Situasi ini
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajizah (2004) dalam
Maliana (2013) bahwa konsentrasi ekstrak yang semakin tinggi
membentuk zona bening yang semakin besar. Semakin pekat
konsentrasi suatu ekstrak, maka senyawa metabolit sekunder yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
terkandung di dalamnya akan semakin banyak sehingga memberikan
pengaruh terhadap diameter zona bening yang terbentuk .
Ratnawati dalam Isnaini (2010) menyatakan bahwa pengaruh
ekstrak metanol daun Jarak Tintir menghambat pertumbuhan bakteri
Bacillus subtilis. Dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat sebesar
17,44 mm- 23, 99mm. Efektivitas kerja antibakteri dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri,
spesies bakteri, bahan organik, suhu, dan pH lingkungan (Cowan 1999
dalam Silvikasari 2011). Karena nilai MIC tidak bisa didapatkan maka
nilai MBC (Minimum Bacteredical Concentration) atau KBM (Kadar
Bunuh Minimal) pun tidak bisa didapatkan, karena dasar dari
pengujian MBC adalah hasil dari uji MIC. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Junairiah (2012) pada uji nilai MIC dan MBC
ekstrak Dumortiera hirsuta terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus. Nilai MIC dan MBC dari ekstrak Dumortiera hirsuta belum
bisa ditemukan hal ini diduga karena tidak terjadinya penurunan nilai
koloni pada ekstrak hingga mencapai 90%. MIC bisa ditetapkan jika
bakteri yang tumbuh kurang dari 90%. Aktivitas dri konsentrasi yang
diberikan hanya bersifat bakteriostatik.
3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Hasil dari uji aktivitas getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) ,
menunjukkan bahwa getah mempunyai aktivitas penghambatan
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
adanya zona bening atau yang disebut dengan zona hambat pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
sekitar paper disc. Temuan ini membuktikan bahwa dalam getah Jarak
Tintir terdapat senyawa aktif yang mempunyai aktivitas dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Anonym I,2006 dalam Sulaiman (2013) mengungkapkan beberapa
hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa getah Jarak
Tintir dapat digunakan untuk membantu pengobatan luka karena
adanya kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloida, saponin,
flavonoida dan tanin.
Dalam Ummah (2010: 79-80) “Tanin diduga berperan sebagai
antibakteri
karena
memiliki
kemampuan
membentuk
senyawa
kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Jika terbentuk
ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein
akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri menjadi terganggu”
Metabolime bakteri terganggu diduga karena ikatan hidrogen antara
tanin dan protein enzim akan mendenaturasi dinding sel. Maka dengan
adanya tanin maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel,
mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu
aktivitas enzim. Kerusakan pada membran sel dapat mencegah
masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri
untuk menghasilkan energi (Ummah,2010). Akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian (Volk and
Wheller, 1988 dalam Ummah 2010).
Rahayu (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
stabilitas
saponin
mampu
menekan
aktivitas
mikroorganisme.
Kemampuan saponin dalam mempertahankan pH, absorbansi, warna
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
dan persen kelarutan dan kadar air, secara interaktif mampu
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan
memiliki
aktivitas
antibakteri.
Aglikon
epigenin,
quersetin,
kaempferol, dan luteolin-7,3- O’diglukosida pada tanaman Mentha
Longifolia dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif (Akroum, 2009 dalam Silvikasari 2011). Agestia dalam Isnaini
(2010)
menjelaskan Alkaloid
mengandung
racun
yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri
menjadi lisis.
Berdasarkan data yang diperoleh diameter zona hambat paling
besar adalah perlakuan getah pada konsentrasi 100% dengan rata-rata
zona hambat 20,33 mm. Berdasarkan kriteria zona hambat menurut
Davis Stout , getah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus yaitu ekstrak dengan konsentrasi 10%, 25 %,
50% dan 100%. Pada konsentrasi 5% getah tidak memiliki daya
penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ,hal ini dilihat dari
ketiga pengulangan konsentrasi 5% paper disc kertas dapat ditumbuhi
bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 10% dengan rata-rata zona
hambat 2,33 mm daya hambat pertumbuhan bakteri berkekuatan
lemah. Pada konsentrasi 25 % dan 50% dengan rata-rata zona hambat
berturut turut 10,67 mm dan 16,67 mm konsentrasi tersebut
berkekuatan
kuat
dalam
menghambat
pertumbuhan
bakteri.
Sedangkan pada konsentrasi 100% berkekuatan sangat kuat dalam
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Dari uji normalitas diketahui data berditribusi tidak normal dan
pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram.
Selanjutnya dilakukan Uji Kruskal-Walis hasilnya tidak signifikan,
maka didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkmakna
antara kelompok perlakuan. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya
efektifitas senyawa metabolit dalam menghambat pertumbuhan bakteri
uji. Pada uji regresi liner didapatkan bahwa konsentrasi getah tidak
berpengaruh terhadap besar diameter zona hambat bakteri. Namun
berdasarkan kriteria Davis Stout terdapat perbedaan kekuatan, hal ini
menunjukkan kekuatan konsentrasi getah tidak sebanding dengan
besarnya
konsentrasi
perlakuan.
Tetapi
besarnya
konsentrasi
menentukan kekuatan daya hambat getah terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus.
Karya ilmiah Sulaiman (2013) mengungkapkan bahwa getah Jarak
Cina dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka baru.
Itu disebabkan adanya kandungan zat kimia yang dapat mencegah
berkembangnya bakteri dan memperlambat proses inflamasi luka.
Begitu juga dengan hasil penelitian Apriani (2010) dalam Isnaini
(2010) diungkapkan bahwa larutan getah batang yodium memiliki
aktivitas antibakteri yang bermakna pada Eshcerichia coli secara in
vitro mulai dari konsentrasi 10%.
4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah Daun Jarak
Tintir (Jatropha multifida)
Nilai MIC ekstrak daun belum bisa didapatkan. Hal ini terlihat dari
Tabel 4.3 dan Tabel 4.4, semua media kultur pada semua konsentrasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
dapat ditumbuhi oleh bakteri. Berbeda dengan daun, pada pengujian
getah pada jam ke 0 media sudah terlihat keruh hal ini disebabkan
karena pengaruh dari warna getah dan setelah dituangkan ke dalam
media getah menjadi seperti endapan dan tidak bisa tercampur secara
keseluruhan dengan media. Setelah dituangkan endapan dari getah
terlihat dan tidak tersebar rata. Hal ini diduga menjadi salah satu
pemicu belum bisa didapatkannnya nilai MIC dari getah tersebut.
Getah tidak bisa tercampur rata karena mengendap sehingga
kandungan senyawa aktif dalam getah juga tidak bisa tercampur maka
tidak bisa terjadi aktivitas penghambatan terhadap bakteri uji. Dewi
(2010)
dalam
penelitiannya
mengungkapkan
bahwa
terjadi
ketidakstabilan zona hambat. Jumlah ekstrak semakin besar tidak
memberikan efek penghambatan lebih besar. Ini diduga karena ekstrak
yang digunakan adalah ekstrak kasar yang kelarutan senyawa
metabolitnya tidak maksimal. Karena kelarutan getah tidak maksimal
maka kelarutan senyawa metabolitnya juga tidak maksimal.
Sama halnya dengan ekstrak daun, nilai MBC (Minimum
Bactericidal Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimal) pada
getah juga belum bisa didapatkan. Apabila nilai MIC (Minimum
Inhibitory Concentration) belum bisa ditemukan maka tidak bisa
melakukan uji MBC. Dengan kata lain konsentrasi pada perlakuan
hanya bersifat bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan bakteri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan
Hasil penelitan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jarak Tintir (Jatropha
multifida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara InVitro dapat menjadi
pengetahuan baru bagi masyarakat. Esktrak daun dan getah mempunyai
aktifitas terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Masih banyak yang
bisa dikembangkan dari penelitian ini, misalnya mencari konsentrasi yang
tepat atau pengujian secara in vivo. Aplikasi untuk dunia pendidikan
khususnya terkait dengan pembelajaran, hasil penelitian ini dapat dimasukkan
ke dalam Materi Hakekat Ilmu Biologi atau Eubacteria. Konten dari hakekat
biologi diantaranya Metode Ilmiah dan Manfaat Ilmu Biologi dan konten dari
eubacteria adalah macam-macam bakteri. Aplikasi pada materi hakekat ilmu
biologi adalah para siswa berdiskusi menganalisis metode ilmiah yang
diterapkan dalam penelitian ini, sedangkan pada manfaat ilmu biologi dari
hasil penelitian dan proses penelitian yang dilakukan merupakan manfaat dari
ilmu biologi. Pada materi eubacteria, dapat dipelajari salah satu contoh bakteri
pathogen yaitu Staphylococcus aureus yang merupakan penyebab berbagai
penyakit (bisul, impetigo, nanah pada luka luar atau luka potong). Namun
bakteri ini dapat dihambat aktivitasnya oleh ekstrak daun dan getah Jarak
Tintir (Jatropha multifida L.).
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus pada materi
hakekat ilmu biologi dengan KD : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
dan SK : 1.1 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi terlampir. Silabus
terdapat pada lampiran 4 dan RPP pada lampiran 5.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ekstrak daun dan getah
memiliki
aktivitas
Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)
antibakteri
dan
mampu
menghambat
pertumbuhan awal Staphylococcus aureus.
2. Ekstrak daun dengan konsentrasi 5 % memiliki zona hambat paling
kecil yaitu sebesar 4 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah
100% yang memiliki zona hambat sebesar 7,67 mm, untuk getah
konsentrasi 10 % memiliki zona hambat paling kecil yaitu sebesar
2,33 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah 100% yang
memiliki zona hambat sebesar 20,33 mm.
3. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) belum bisa didapatkan
karena penggunaan konsentrasi yang terlalu rendah dan pada getah
tidak bisa tercampur dengan media kultur. Uji MBC (Minimum
Bacetericidal Concentration) belum bisa dilakukan karena MIC
belum bisa didapatkan karena aktivitas bakteri hanya bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)
4. Tidak terdapat perbedaan siginifikan antara aktivitas antibakteri
ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara laboratoris untuk mengetahui
pelarut yang mampu mendukung kerja senyawa metabolit agar senyawa
metabolit yang terlarut lebih banyak dan penentuan konsentrasi yang tepat.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkinan efek samping
dengan melakukan pengujian pengaruh ekstrak Jarak Tintir (Jatropha
multifida L) terhadap Staphylococcus aureus secara in vivo.
3. Penggunaan Jarak Tintir sebagai tanaman obat di masyarakat masih
jarang dilakukan dan tanaman ini hanya dikenal sebagai tanaman pagar.
Oleh sebab itu sebaiknya penyebaran informasi penggunaan Jarak Tintir
dalam pengobatan tradisional harus digalakkan demi perawatan kesehatan
masyarakat secara mandiri dengan pemanfaatan potensi alam yang
tersedia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahira,anne. Infeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Dalam http://anneahira.com
/bakteri- staphylococcus-aureus.htm. diakses pada tanggal 16 Mei 2013.
Anonim. 2011. Manfaat Jarak Cina. Dalam http://www.trubus-online.
co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.
Anonim. 2011. Tinjaun Pustaka. Dalam http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4
s1keperawatan/0910712033/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus
2013.
Backer, C.A., and Brink, R.C.B.V.D. 1965. Flora of Java (vol.1). The
Netherlands : N.V.P. Noordhoff-Groningen,pp. 494.
Beswika, Ayu. 2009. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK MANGGIS
(Garcinia mangostana) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas
aeruginosa. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dalam Resporitory UPI pada
tanggal 17 Mei 2013.
Burton, Gwendolyn R., Paul G. Engelkirk. 2004. Microbiology : For The Health
Sciencis (Seventh Edition). USA :Lippincot Williams & Wilkins, pp. 230233.
Cappuccino, James G., Natalie Sherman. 2008. Microbiology : A Laboratory
manual (Eight edition). San Fransisco : Perason Benjamin Cummings, pp.
134, 284-285, 585-588.
Dahlan, Muhammad Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, pp. 96-105.
Dewi,Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Surakarta:
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas sebelas Maret.
http://epriints.uns.ac.id/388/1/169682309201001141.pdf
diakses
pada
tanggal 30 Mei 2013.
Friziah.
2011.
Laporan
Praktikum.
Dalam
http://friziah.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum.html diakses pada
tanggal 12 Agustus.
Gana,A.S., Singgih, M., and Haryanto. 2008. Prospek Tumbuhan Indonesia
Dalam Kesehatan dan Permasalahannya. Edisi 4 Vol II. Sekolah Farmasi,
Institut
Teknologi
Bandung.
http://www.isfinational.or.id/pt-isfipenerbitan/126/480 diakses tanggal 17 Mei 2013, 1.
Hariana, Arif. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta : Penebar
Swadaya,pp. 138.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta :
Pallmall
Holt, John G., Noel R. Krieg, dkk. 1994. Bergey’s Manual of DETERMINATIVE
BACTERIOLOGY (ninth edition). Philadelphia : Lipincott Williams &
Wilkins, pp. 532.
Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada
Media Grup.
Isnaini, Noor Muthmainah, Gina Eva Marsiana. 2011. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Pohon Yodium (Jatropha multifida L.) Terhadap Bakteri
Escherichia coli. Fakultas Kedokteran. Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru. Diakses dalam http://www.scribd.com/doc/113202566/JurnalBerkala-Gina#download diakses pada tanggal 12 Agustus 2013, 8-13.
Junairiah, Hanik Faizah, dan Salamun.2012. AKTIVITAS ANTI BAKTERI DAN
ANTIFUNGI EKSTRAK PETROLEUM ETER Dumortiera hirsuta. Jurnal
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. Diakses dalam
http://biologi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/Jurnal-HanikFaizah2.pdf diakses pada tanggal 23 Agustus 2013.
Kountour, Ronny . 2003. Metode Penelitian . Jakarta : PPM,pp. 23.
Maliana, Yayang, Siti Khotimah, Farah Diba. 2013. Aktivitas Antibakteri Kulit
Garcinia mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan
Enterobacter Dari Coptotermes curvignathus Holmgren. Protobiont Vol 2
(1)
:
711,
diakses
dalam
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/download/1347/1460. diakses
tanggal 24 Mei 2013.
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga,pp. 137-138,
180.
Priyatmoko, Windhyka. 2008. Aktivitas Antibakteri Karang Lunak Hasil
Transplantasi (Sinularia Sp.) Pada Dua Kedalaman Berbeda Di Perairan
Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Dki Jakarta. Prodi Teknologi Hasil
Perikanan,
Institut
Pertanian
Bogor.
Diakses
dalam
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5416/C08wpr.pdf
pada tanggal 23 Agustus 2013.
Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar, MIKROBIOLOGI (Panduan Mahasiswa
Farmasi & Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,pp. 180181.
Rahayu, Imbang Dwi.2007. Aktivitas Antibakteri Saponin Hasil Isolasi Aloe
Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab Mastitis
Pada Sapi Perah. Fakultas Perikanan dan Peternakan, Universitas
Muhamadiyah Malang. Diakses dalam. http://research report.umm.ac.id/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
index.php/research-report/article/viewFile/156/182 diakses tanggal 24 Mei
2013.
Sari, Fahriya Puspita, Sofi Muktiana Sari. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba Dari
Tanaman Yodium (Jatropha multifida L.) Sebagai Bahan Baku Alternatif
Antibiotik Alami. Artikel Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Hal : 1-9. http://eprints.undip.ac.id/36753/1/54.
Artikel1.pdf diakses tanggal 16 Mei 2013.
Sabandar, Carla W. Review of Jatropha multifida Linn. Diakses dalam
http://carlasabandar.files.wordpress.com/2010/12/a-review-of-jatrophamultifida-linn.pdf diakses pada tanggal 16 Mei 2013.
Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis Trigona sp terhadap
bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38.
No. 3 Juli–September 2005: 135–141. Dalam http://herbalnet
.healthrepository.org/bitstream/123456789/2653/1/uji%20anti%20bakteri%
20trigona.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus 2013.
Sears, Benjamin W., Lisa Spear, Rodrigo Saenz. 2011. Intisari Mikrobiologi &
Imunologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 3-4.
Silvikasari. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Flavonoid Daun Gambir
(Uncaria Gambir Roxb). Bogor : Departemen Kimia, Fakultas MIPA, ITB.
Dalam http://repository.ipb.ac.id/bitstream /handle/123456789/47533/BAB
%20II%20Tinjauan%20Pustaka_%20G11sil.pdf?sequence=5 diakses pada
tanggal 12 Agustus 2013.
Sirait,Midian. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung : Penerbit ITB,
pp. 129.
Suharmiati, Lestari Handayani. 2005. Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat
di Rumah. Jakarta : AgroMedia, pp. 64.
Sukandar, Dede. Nani Radiastuti, Ira Jayanegara, Adeng Hudaya. 2010.
Karakterisasi Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang
(Etlingera elatior) Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Valensi Vol. 2 No. 1,
Nop 2010 (333-339).
Sulaiman. Efektivitas Pemberian Getah Jarak Cina Jatropha multifida L Terhadap
Penyembuhan Luka. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Diakses
dalam
http://www.scribd.com/doc/104881671/Jurnal-Sulaiman-09180
11022- Efektivitas-Getah- Jarak-Cina-Terhadap-Luka diakses pada tanggal
12 Agustus 2013.
Syarfati,K., K. Eriani, A. Damhoeri. 2011. The Potential Of Jarak Cina (Jatropha
multifida L.) Secretion In Healing New-Wounded Mice. Jurnal Natural,
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Aceh, Vol. 11, No. 1.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Ummah, Masithah Khairul. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri
Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) (Kajian
Variasi Pelarut). Malang : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uin-malang .ac.id/?mod
=th_detail&id= 05530001 diakses tanggal 25 Mei 2013.
Vandepitte, J.,J. Verhaegen, K.Engbaek, P.Rohner, P.Piot, C.C. Heuck. 2011.
Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis (Edisi 2) : Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 88.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. ITB. Bandung, pp. 561-565.
Zamrodi,Moh.2011. Uji Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif
Tanaman Anting-anting (acalypha indica l.). Malang : Jurusan Kimia,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/introduction/07630043-m-zamrodi.ps diakses tanggal 25
Mei 2013.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Lampiran 1
Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri
Sterilisasi alat-alat yang
digunakan
Menyiapka
n medium
cultur
Penyiaapan Stok Inokulum dengan
mengencerkan stok mikroba murni
Membuat Media NA dan
Disterilkan
Biakan bakteri
dituangkan ke dalam
media NA steril
kemudian diratakan
Paper disc
steril
Menyiapkan Esktrak
Daun dan Getah
Ekstraksi
Daun
Jarak
Tintir
Penyulin
gan
Getah
Pembuatan FIltrat
dengan berbagai
konsentrasi
Paper disc steril di rendam
pada masing-masing ektrak
Paper disc diinokulasikan ke dalam
cawan petri, Dibuat 3 kuadran dalam
1 perlakuan, control positif dan
negatif
Inkubasi selama 24
jam
Pengukuran zona
Hambat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Lampiran 2
Skema Kerja Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
Sterilisasi alat-alat yang
digunakan
Menyiapkan
medium
cultur
Penyiaapan Stok Inokulum
konsentrasi 108 cfu/ml dengan
mengencerkan stok mikroba murni
Membuat Media NA
dimasukkan dalam tabung
reaksi dan Disterilkan 10
menit.
Menyiapkan Esktrak
Daun dan Getah
Ektrak dilarutkan
dengan presentase
berbeda
Media didinginkan,
hingga suam-suam kuku.
Bakteri uji dimasukan.
Ekstrak masing-masing konsentrasi
dimasukan ke dalam tabung reaksi
Tuangkan ke dalam cawan petri
kemudian goyangkan bentuk
angka 8
Inkubasi 24 jam , 370C
Pengamatan ; Nilai MIC
adalah konsentrasi paling
rendah pada media yang
tidak di tumbuhi bakerti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Lampiran 3
Skema Kerja Uji MBC (Minimum Bactericidal Concentration)
Menyiapkan media NA
yang sudah disteriilkan
dalam cawan petri.
Dua konsentrasi terbesar
pada uji MIC yang tidak
ditumbuhi bakteri.
Streak dengan cotton bud
steril, bakteri yang
diambil pada dua
konsntrasi terbesar pada
media NA steril.
Inkubasi selama 24 jam ,
370C
Pengamatan ; Nilai
MBC dilihat dari
kosentrasi terendah
yang tidak ditumbuhi
bakteri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Lampiran 4
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH
: SMA
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/I
STANDAR KOMPETENSI
: 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
ALOKASI WAKTU
: 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )
Kompetensi
Materi
Nilai
Kegiatan
dasar
Pembelajaran
Karakter
Pembelajaran
1.1
 Arti dan
Mengidentifikasi
karakteristik
ruang lingkup
biologi
biologi
 Manfaat ilmu
biologi
a. Rasa ingin
tahu
b. Komunikati
f
c. Tanggung
Jawab

Diskusi
Indikator
Penilaian
Pencapaian
Kompetensi

Menjelaskan arti
tentang arti
ilmu biologi dan
ilmu biologi
menyebutkan
dan
karakteristik
karakteristik
ilmu biologi
ilmu biologi 
Menyebutkan


Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
Observasi
2 x 45
(Lisan)
menit
Tertulis
(LKS)
 Buku
Biologi
SMA
Kelas X,
Priadi,
Arif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
d. Peduli

lingkungan
Menemukan
dan memberi
manfaat
contoh manfaat
jurnal,
ilmu biologi
ilmu biologi
buku
 Majalah,
dalam studi
sumber,
kasus
dan
dan
diskusi
ALOKASI WAKTU
Kompetensi dasar
1.2
: 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )
Materi
Pembelajaran
 Objek biologi
Mendeskripsikan
dan
objek dan
permasalahan
permasalahan
biologi
biologi pada
berbagai tingkat
organisasi
internet
 Cabang ilmu
biologi.
 Metode ilmiah
Nilai Karakter
a. Kerja keras
b. Rasa ingin
tahu
c. Komunikatif
d. Tanggung
Jawab
e. Peduli
Kegiatan
Pembelajaran

Mengamati
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
contoh objek
dan
biologi
organisasi
 Menjelaskan
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
2 x 45
 Memberikan
objek biologi
tingkat
Penilaian
 Post tes
(Tertulis)
menit
 Buku
Biologi
SMA
Kelas X,
kehidupan di
contoh
Priadi,
sekitar
permasalahan
Arif
sekolah
biologi dalam
 Karya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
kehidupan
lingkungan

Menemukan
kehidupan
(molekul, sel,
permasalaha
jaringan, organ,
n
individu,
yang
populasi,
mungkin
ekosistem, dan
dialami
karya ilmiah
bioma
siswa.
sesuai metode
Diskusi
ilmiah dan
untuk
kaitannya dengan
menentukan
manfaat biologi

biologi
cabang ilmu
biologi

Menganalisis
karya ilmiah
dalam
kelompok
 Menyebutkan
cabang ilmu
biologi
 Mengidentifikasi
ilmiah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Lampiran 5
RPP
( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN )
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X (Sepuluh) / I
Pertemuan ke
:
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
B. Kompetensi Dasar
:
1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi
C. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan arti ilmu biologi dan menyebutkan karakteristik ilmu biologi
2. Menyebutkan dan memberi contoh manfaat ilmu biologi
Kognitif Proses
1. Diskusi tentang arti ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi
2. Menemukan manfaat ilmu biologi dalam studi kasus dan diskusi
Psikomotorik

Mengamati gambar dan menuliskan manfaat ilmu biologi
Afektif
1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif.
2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli
terhadap lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Dengan membaca buku paket dan berdiskusi siswa dapat menjelaskan arti
ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
2. Dengan berdiskusi dan presentasi siswa dapat menyebutkan manfaat ilmu
biologi
Kognitif Proses
Afektif
1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman dan motivasi siswa meningkat.
2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada
biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat.
3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat.
E. Materi Pembelajaran
1. Ilmu Biologi dan karakteristik ilmu biologi
2. Manfaat ilmu biologi
F.
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Ceramah, Preentasi
G.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
Melakukan apersepsi,
1. Guru mengajukan pertanyaan dan
(15 menit)
menyampaikan tujuan
meminta siswa menuliskan
dan memotivasi siswa
jawaban di papan tulis:
(Waktu)
Apa yang terlintas dipikiran
kalian jika mendengar kata
biologi?
2. Guru menunjukan gambar
ruanglingkup biologi
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti (60 menit) Menyampaikan
masalah
4. Guru memunculkan fenomena
yang terkait ilmu biologi dan
manfaat ilmu biologi?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
5. Siswa memberikan tanggapan atas
fenomena yang diajukan guru.
6. Guru membagikan LKS pada
siswa untuk diskusi kelompok
Menyampaikan materi
7. Guru meminta siswa untuk
mepresentasikan jawaban siswa
dan hasil diskusi kelas.
Evaluasi
8. Guru meminta siswa untuk tunjuk
jari dan menyebutkan apa saja
yang sudah dipelajari
9. Guru melengkapi atau
membenarkan jawaban siswa
Penutup
Penghargaan
10. Memberikan penghargaan kepada
(15 menit)
seluruh siswa yang bersungguhsungguh mengikuti pelajaran
11. Membimbing siswa merangkum
butir-butir pembelajaran dan
merefleksikannya
12. Memberi tugas membaca materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
H. Sumber Belajar
1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif
2. Internet
3. Lembar Kerja Siswa 1
I. PENILAIAN
1. Ranah Afektif
:
Observasi
pembelajaran.
2. Ranah Kognitif
: LKS
kegiatan
siswa
selama
proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
RPP
( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN )
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X (Sepuluh) / I
Pertemuan ke
:
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
B. Kompetensi Dasar
:
1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem,
dan bioma
C. Indikator
Kognitif Produk
1. Memberikan contoh objek biologi
2. Menjelaskan contoh permasalahan biologi dalam kehidupan
3. Menyebutkan cabang ilmu biologi
4. Mengidentifikasi karya ilmiah sesuai metode ilmiah dan kaitannya dengan
manfaat biologi
Kognitif Proses
1. Mengamati objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan di sekitar
sekolah
2. Menemukan permasalahan biologi yang mungkin dialami siswa.
3. Diskusi untuk menentukan cabang ilmu biologi.
4. Menganalisis karya ilmiah dalam kelompok.
Psikomotorik

Mengamati lingkungan sekitar

Mengamati gambar cabang ilmu biologi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Afektif
1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif.
2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli
terhadap lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar siswa dapat
memberikan contoh objek biologi
2. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan permasalahan biologi
3. Dengan berdiskusi siswa dapat menentukan cabang ilmu biologi
4. Dengan menganalisis karya ilmiah siswa dapat memahami metode ilmiah
dan manfaat ilmu biologi
Kognitif Proses
Afektif
1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman dan motivasi siswa meningkat.
2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada
biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat.
3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat.
E. Materi Pembelajaran
1. Menyebutkan objek biologi dan permasalahan biologi
2. Mendeskripsikan cabang ilmu biologi.
3. Metode ilmiah
F.
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Ceramah, observasi
G.
Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
Melakukan apersepsi,
13. Guru meminta siswa untuk sekilas
(15 menit)
menyampaikan tujuan
mengamati lingkuangan sekitar
dan memotivasi siswa
dan mencatat yang siswa lihat.
(Waktu)
14. Guru menanyakan kepada siswa :
Pernahkah melihat semangka
tanpa biji?, atau mendengar
tentang kloning?
15. Guru menunjukan gambar tentang
hal tersebut.
16. Guru memanyakan kepada siswa :
Siapakah yang ingin jadi dokter?
Scientis? Atau Guru biologi?
17. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti (60 menit) Menyampaikan
masalah
18. Guru memunculkan fenomena
yang terkait objek biologi dan
permasalahan biologi. Guru
menanyakan kepada siswa :
Apakah ada yang tahu bagaimana
manusia bisa sakit? Kenapa kalu
kita terluka akan terjadi infeksi?
19. Siswa memberikan tanggapan atas
fenomena yang diajukan guru.
20. Guru membagikan LKS dan
Karya ilmiah pada siswa untuk
diskusi kelompok untuk
menentukan cabang-cabang
ilmu biologi dan mengidentifikasi
metode ilmiah dalam karya
ilmiah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Menyampaikan materi
74
21. Guru meminta siswa untuk
mepresentasikan hasil diskusi
siswa.
Evaluasi
22. Guru meminta siswa untuk tunjuk
jari dan menyebutkan apa saja
yang sudah dipelajari
23. Guru melengkapi atau
membenarkan jawaban siswa
Penutup
Penghargaan
24. Memberikan penghargaan kepada
(15 menit)
seluruh siswa yang bersungguhsungguh mengikuti pelajaran
25. Membimbing siswa merangkum
butir-butir pembelajaran dan
merefleksikannya
26. Memberi tugas membaca materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
H. Sumber Belajar
1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif
2. Karya ilmiah
3. Internet
4. Lembar Kerja Siswa 2
I. PENILAIAN
1. Ranah Kognitif
: Post tes, LKS
2. Ranah Afektif
:
pembelajaran.
Observasi
kegiatan
siswa
selama
proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Lampiran 6
Hasil Data Pengukuran Zona Hambat Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir
(Jatropha multifida L.)
Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun
Kontrol (+)
Kontrol /
Kontrol (-)
5%
10%
25%
50%
100%
Pengulangan
Povidone Iodine
10%
1
0
6
6
6
8
10
12
2
0
0
7
7
6
7
8
3
0
6
6
6
6
6
12
Rata-rata
0
4
6,33
6,33
6,67
7,67
10,67
Keterangan
Null
Lemah sedang sedang sedang sedang
Kuat
Diameter zona hambat bakteri pada getah
Kontrol Positif (+)
Kontrol /
Kontrol
Povidone Iodine
Pengulangan
(-)
5
10
25
50
100
10%
1
0
0
0
10
20
25
23
2
0
0
0
10
15
19
22
3
0
0
7
12
14
17
20
Rata-rata
0
0
2,33
10,67
16,33
20,33
21,67
Sangat
Keterangan
Null
null
Lemah
kuat
kuat
kuat
Sangat kuat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
Dokumentasi Penelitian
Biakan Staphylococcus aureus
Pengenceran bakteri uji
Pengenceran ekstrak daun
Pengenceran Getah
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Media Kultur sebelum Inkubasi
Zona hambat yang terukur
Media kultur sesudah ikubasi
Kontrol media
Uji aktivitas pada daun
Uji aktivitas getah
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Lampiran 8
Analisis Data Ekstrak Daun Dengan SPSS
a. Uji Homogenitas
Oneway
[DataSet1] D:\SPSS 4 Daun.sav
Descriptives
Datahasil
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
0
3
.0000
.00000
.00000
.0000
.0000
.00
.00
5
3
4.0000
3.46410
2.00000
-4.6053
12.6053
.00
6.00
10
3
6.3333
.57735
.33333
4.8991
7.7676
6.00
7.00
25
3
6.3333
.57735
.33333
4.8991
7.7676
6.00
7.00
50
3
6.6667
1.15470
.66667
3.7982
9.5351
6.00
8.00
100
3
7.6667
2.08167
1.20185
2.4955
12.8378
6.00
10.00
1000
3
10.6667
2.30940
1.33333
4.9298
16.4035
8.00
12.00
Total
21
5.9524
3.48534
.76056
4.3659
7.5389
.00
12.00
Test of Homogeneity of Variances
Datahasil
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Test of Homogeneity of Variances
Datahasil
Levene Statistic
df1
6.424
df2
6
Sig.
14
.002
ANOVA
Datahasil
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
195.619
6
32.603
47.333
14
3.381
242.952
20
9.643
Sig.
.000
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Datahasil
Scheffe
(I)
(J)
95% Confidence Interval
Konsent Konsent Mean Difference
rasi
rasi
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
0
5
-4.00000
1.50132
.370
-10.2058
2.2058
10
-6.33333
*
1.50132
.044
-12.5391
-.1275
25
-6.33333
*
1.50132
.044
-12.5391
-.1275
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
10
25
50
80
*
1.50132
.031
-12.8725
-.4609
*
1.50132
.011
-13.8725
-1.4609
-10.66667
*
1.50132
.001
-16.8725
-4.4609
0
4.00000
1.50132
.370
-2.2058
10.2058
10
-2.33333
1.50132
.865
-8.5391
3.8725
25
-2.33333
1.50132
.865
-8.5391
3.8725
50
-2.66667
1.50132
.780
-8.8725
3.5391
100
-3.66667
1.50132
.466
-9.8725
2.5391
1000
-6.66667
*
1.50132
.031
-12.8725
-.4609
50
-6.66667
100
-7.66667
1000
0
6.33333
*
1.50132
.044
.1275
12.5391
5
2.33333
1.50132
.865
-3.8725
8.5391
25
.00000
1.50132
1.000
-6.2058
6.2058
50
-.33333
1.50132
1.000
-6.5391
5.8725
100
-1.33333
1.50132
.990
-7.5391
4.8725
1000
-4.33333
1.50132
.286
-10.5391
1.8725
0
6.33333
*
1.50132
.044
.1275
12.5391
5
2.33333
1.50132
.865
-3.8725
8.5391
10
.00000
1.50132
1.000
-6.2058
6.2058
50
-.33333
1.50132
1.000
-6.5391
5.8725
100
-1.33333
1.50132
.990
-7.5391
4.8725
1000
-4.33333
1.50132
.286
-10.5391
1.8725
0
6.66667
*
1.50132
.031
.4609
12.8725
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
5
2.66667
1.50132
.780
-3.5391
8.8725
10
.33333
1.50132
1.000
-5.8725
6.5391
25
.33333
1.50132
1.000
-5.8725
6.5391
100
-1.00000
1.50132
.998
-7.2058
5.2058
1000
-4.00000
1.50132
.370
-10.2058
2.2058
0
7.66667
*
1.50132
.011
1.4609
13.8725
5
3.66667
1.50132
.466
-2.5391
9.8725
10
1.33333
1.50132
.990
-4.8725
7.5391
25
1.33333
1.50132
.990
-4.8725
7.5391
50
1.00000
1.50132
.998
-5.2058
7.2058
-3.00000
1.50132
.679
-9.2058
3.2058
*
1.50132
.001
4.4609
16.8725
1000
1000
81
0
10.66667
5
6.66667
*
1.50132
.031
.4609
12.8725
10
4.33333
1.50132
.286
-1.8725
10.5391
25
4.33333
1.50132
.286
-1.8725
10.5391
50
4.00000
1.50132
.370
-2.2058
10.2058
100
3.00000
1.50132
.679
-3.2058
9.2058
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Datahasil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Scheffe
Subset for alpha = 0.05
Konsent
rasi
N
1
2
3
0
3
.0000
5
3
4.0000
10
3
6.3333
6.3333
25
3
6.3333
6.3333
50
3
6.6667
6.6667
100
3
7.6667
7.6667
1000
3
Sig.
4.0000
10.6667
.370
.466
.286
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
b. Uji Normalitas
Konsentrasi
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Konsent
rasi
Datahasil
N
Percent
N
Percent
N
Percent
0
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
5
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
10
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
25
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
50
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
100
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
1000
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
a
Descriptives
Konsentrasi
Datahasil
5
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
Std. Error
4.0000
Lower Bound
-4.6053
Upper Bound
12.6053
Mean
5% Trimmed Mean
.
2.00000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Median
6.0000
Variance
12.000
Std. Deviation
3.46410
Minimum
.00
Maximum
6.00
Range
6.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
10
Mean
95% Confidence Interval for
84
-1.732
1.225
.
.
6.3333
.33333
Lower Bound
4.8991
Upper Bound
7.7676
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
6.0000
.333
.57735
Minimum
6.00
Maximum
7.00
Range
1.00
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
.
1.732
1.225
.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Mean
95% Confidence Interval for
6.3333
Lower Bound
4.8991
Upper Bound
7.7676
85
.33333
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
6.0000
Variance
.333
Std. Deviation
.57735
Minimum
6.00
Maximum
7.00
Range
1.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
50
Mean
95% Confidence Interval for
1.732
1.225
.
.
6.6667
.66667
Lower Bound
3.7982
Upper Bound
9.5351
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
6.0000
1.333
1.15470
Minimum
6.00
Maximum
8.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Range
2.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
100
Mean
95% Confidence Interval for
86
1.732
1.225
.
.
7.6667
1.20185
Lower Bound
2.4955
Upper Bound
12.8378
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
7.0000
Variance
4.333
Std. Deviation
2.08167
Minimum
6.00
Maximum
10.00
Range
4.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
1000
Mean
95% Confidence Interval for
1.293
1.225
.
.
10.6667
1.33333
Lower Bound
4.9298
Upper Bound
16.4035
Mean
5% Trimmed Mean
Median
.
12.0000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Variance
87
5.333
Std. Deviation
2.30940
Minimum
8.00
Maximum
12.00
Range
4.00
Interquartile Range
.
Skewness
-1.732
1.225
.
.
Kurtosis
a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
b
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Konsent
rasi
Datahasil
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
5
.385
3
.
.750
3
.000
10
.385
3
.
.750
3
.000
25
.385
3
.
.750
3
.000
50
.385
3
.
.750
3
.000
100
.292
3
.
.923
3
.463
1000
.385
3
.
.750
3
.000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Datahasil
Normal Q-Q Plots
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Detrended Normal Q-Q Plots
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
c. Transformasi Data
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Konsent
rasi
Datahasil
N
Percent
N
Percent
N
Percent
0
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
5
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
10
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
25
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
50
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
100
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
1000
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
a
Descriptives
Konsentrasi
Datahasil
5
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
Std. Error
4.0000
Lower Bound
-4.6053
Upper Bound
12.6053
Mean
5% Trimmed Mean
Median
.
6.0000
2.00000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Variance
12.000
Std. Deviation
3.46410
Minimum
.00
Maximum
6.00
Range
6.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
10
Mean
95% Confidence Interval for
95
-1.732
1.225
.
.
6.3333
.33333
Lower Bound
4.8991
Upper Bound
7.7676
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
6.0000
.333
.57735
Minimum
6.00
Maximum
7.00
Range
1.00
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
25
.
Mean
.
1.732
1.225
.
.
6.3333
.33333
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95% Confidence Interval for
Lower Bound
4.8991
Upper Bound
7.7676
96
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
6.0000
Variance
.333
Std. Deviation
.57735
Minimum
6.00
Maximum
7.00
Range
1.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
50
Mean
95% Confidence Interval for
1.732
1.225
.
.
6.6667
.66667
Lower Bound
3.7982
Upper Bound
9.5351
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
6.0000
1.333
1.15470
Minimum
6.00
Maximum
8.00
Range
2.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
100
Mean
95% Confidence Interval for
97
1.732
1.225
.
.
7.6667
1.20185
Lower Bound
2.4955
Upper Bound
12.8378
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
7.0000
Variance
4.333
Std. Deviation
2.08167
Minimum
6.00
Maximum
10.00
Range
4.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
1000
Mean
95% Confidence Interval for
1.293
1.225
.
.
10.6667
1.33333
Lower Bound
4.9298
Upper Bound
16.4035
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
.
12.0000
5.333
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Std. Deviation
8.00
Maximum
12.00
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
Datahasil
Stem-and-Leaf Plots
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 5,00
Frequency Stem & Leaf
1,00
0. 0
2,00
0 . 66
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 10,00
2.30940
Minimum
Range
98
4.00
.
-1.732
1.225
.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Frequency Stem & Leaf
2,00
6 . 00
1,00
7. 0
Stem width:
Each leaf:
1,00
1 case(s)
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 25,00
Frequency Stem & Leaf
2,00
6 . 00
1,00
7. 0
Stem width:
Each leaf:
1,00
1 case(s)
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 50,00
Frequency Stem & Leaf
3,00
0 . 668
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 100,00
99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Frequency Stem & Leaf
2,00
0 . 67
1,00
1. 0
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
Datahasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 1000,00
Frequency Stem & Leaf
1,00
0. 8
2,00
1 . 22
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Uji Kruskal-Wallis
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsent
rasi
Datahasil
N
5
3
4.33
10
3
8.00
25
3
8.00
50
3
8.67
100
3
11.00
Total
15
a,b
Test Statistics
Datahasil
Chi-Square
Df
Asymp. Sig.
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Konsentrasi
Mean Rank
4.410
4
.353
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
e. Uji Regresi Linier
Regression
b
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Konsentrasi
a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Datahasil
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
.608
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.369
.336
2.83977
a. Predictors: (Constant), Konsentrasi
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Df
Mean Square
89.730
1
89.730
Residual
153.222
19
8.064
Total
242.952
20
a. Predictors: (Constant), Konsentrasi
b. Dependent Variable: Datahasil
F
11.127
Sig.
a
.003
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
4.920
.693
Konsentrasi
.006
.002
a. Dependent Variable: Datahasil
Coefficients
Beta
t
.608
Sig.
7.103
.000
3.336
.003
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
Lampiran 9
Analisis Data Getah Dengan SPSS
a. Uji Homogenitas
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
DataHasil
Levene Statistic
df1
5.862
df2
6
Sig.
14
.003
ANOVA
DataHasil
Sum of Squares
Between Groups
Mean Square
1625.905
6
270.984
95.333
14
6.810
1721.238
20
Within Groups
Total
df
F
Sig.
39.795
.000
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable:DataHasil
Std. Error
(I)
(J)
Mean Difference
Sig.
95% Confidence Interval
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Konsent Konsent
Scheffe
rasi
rasi
0
5
5
10
25
105
(I-J)
Lower Bound
Upper Bound
.00000
2.13065
1.000
-8.8072
8.8072
10
-2.33333
2.13065
.971
-11.1405
6.4739
25
-10.66667
*
2.13065
.013
-19.4739
-1.8595
50
-16.33333
*
2.13065
.000
-25.1405
-7.5261
100
-20.33333
*
2.13065
.000
-29.1405
-11.5261
1000
-21.66667
*
2.13065
.000
-30.4739
-12.8595
.00000
2.13065
1.000
-8.8072
8.8072
10
-2.33333
2.13065
.971
-11.1405
6.4739
25
-10.66667
*
2.13065
.013
-19.4739
-1.8595
50
-16.33333
*
2.13065
.000
-25.1405
-7.5261
100
-20.33333
*
2.13065
.000
-29.1405
-11.5261
1000
-21.66667
*
2.13065
.000
-30.4739
-12.8595
0
2.33333
2.13065
.971
-6.4739
11.1405
5
2.33333
2.13065
.971
-6.4739
11.1405
25
-8.33333
2.13065
.070
-17.1405
.4739
50
-14.00000
*
2.13065
.001
-22.8072
-5.1928
100
-18.00000
*
2.13065
.000
-26.8072
-9.1928
1000
-19.33333
*
2.13065
.000
-28.1405
-10.5261
*
2.13065
.013
1.8595
19.4739
*
2.13065
.013
1.8595
19.4739
0
0
10.66667
5
10.66667
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
100
10
8.33333
2.13065
.070
-.4739
17.1405
50
-5.66667
2.13065
.371
-14.4739
3.1405
100
-9.66667
*
2.13065
.027
-18.4739
-.8595
1000
-11.00000
*
2.13065
.010
-19.8072
-2.1928
*
2.13065
.000
7.5261
25.1405
*
2.13065
.000
7.5261
25.1405
0
16.33333
5
16.33333
10
14.00000
*
2.13065
.001
5.1928
22.8072
25
5.66667
2.13065
.371
-3.1405
14.4739
100
-4.00000
2.13065
.735
-12.8072
4.8072
1000
-5.33333
2.13065
.439
-14.1405
3.4739
*
2.13065
.000
11.5261
29.1405
*
2.13065
.000
11.5261
29.1405
*
2.13065
.000
9.1928
26.8072
0
20.33333
5
20.33333
10
18.00000
25
9.66667
*
2.13065
.027
.8595
18.4739
50
4.00000
2.13065
.735
-4.8072
12.8072
-1.33333
2.13065
.999
-10.1405
7.4739
*
2.13065
.000
12.8595
30.4739
*
2.13065
.000
12.8595
30.4739
*
2.13065
.000
10.5261
28.1405
1000
1000
106
0
21.66667
5
21.66667
10
19.33333
25
11.00000
*
2.13065
.010
2.1928
19.8072
50
5.33333
2.13065
.439
-3.4739
14.1405
100
1.33333
2.13065
.999
-7.4739
10.1405
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
DataHasil
Subset for alpha = 0.05
Konsent
rasi
a
Tukey B
a
Scheffe
N
1
2
3
4
0
3
.0000
5
3
.0000
10
3
2.3333
25
3
10.6667
50
3
16.3333
100
3
20.3333
1000
3
21.6667
0
3
.0000
5
3
.0000
10
3
2.3333
25
3
50
3
100
3
20.3333
1000
3
21.6667
Sig.
16.3333
2.3333
10.6667
10.6667
16.3333
.971
.070
.371
16.3333
.439
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DataHasil
Subset for alpha = 0.05
Konsent
rasi
a
Tukey B
a
Scheffe
N
1
2
3
4
0
3
.0000
5
3
.0000
10
3
2.3333
25
3
10.6667
50
3
16.3333
100
3
20.3333
1000
3
21.6667
0
3
.0000
5
3
.0000
10
3
2.3333
25
3
50
3
100
3
20.3333
1000
3
21.6667
Sig.
16.3333
2.3333
10.6667
10.6667
16.3333
.971
.070
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
.371
16.3333
.439
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
b. Uji Normalitas Data
Explore
Konsentrasi
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Konsent
rasi
DataHasil
N
Percent
N
Percent
N
Percent
0
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
5
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
10
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
25
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
50
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
100
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
1000
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
a,b
Descriptives
Konsentrasi
DataHasil
10
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
2.3333
Lower Bound
-7.7062
Upper Bound
12.3729
Mean
Std. Error
2.33333
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5% Trimmed Mean
.
Median
.0000
Variance
16.333
Std. Deviation
4.04145
Minimum
.00
Maximum
7.00
Range
7.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
25
Mean
95% Confidence Interval for
110
1.732
1.225
.
.
10.6667
.66667
Lower Bound
7.7982
Upper Bound
13.5351
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
10.0000
1.333
1.15470
Minimum
10.00
Maximum
12.00
Range
Interquartile Range
Skewness
2.00
.
1.732
1.225
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kurtosis
50
Mean
95% Confidence Interval for
111
.
.
16.3333
1.85592
Lower Bound
8.3479
Upper Bound
24.3187
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
15.0000
Variance
10.333
Std. Deviation
3.21455
Minimum
14.00
Maximum
20.00
Range
6.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
100
Mean
95% Confidence Interval for
1.545
1.225
.
.
20.3333
2.40370
Lower Bound
9.9910
Upper Bound
30.6756
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
.
19.0000
17.333
4.16333
17.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Maximum
25.00
Range
8.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
1000
Mean
95% Confidence Interval for
112
1.293
1.225
.
.
21.6667
.88192
Lower Bound
17.8721
Upper Bound
25.4612
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
22.0000
2.333
1.52753
Minimum
20.00
Maximum
23.00
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.
3.00
.
-.935
1.225
.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
b,c
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Konsent
rasi
DataHasil
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
10
.385
3
.
.750
3
.000
25
.385
3
.
.750
3
.000
50
.328
3
.
.871
3
.298
100
.292
3
.
.923
3
.463
1000
.253
3
.
.964
3
.637
a. Lilliefors Significance Correction
b. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
c. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.
DataHasil
Normal QQ Plots
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Detrended Normal Q-Q Plots
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119
c. Uji Tranformasi Data
Explore
Konsentrasi
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Konsent
rasi
DataHasil
N
Percent
N
Percent
N
Percent
0
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
5
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
10
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
25
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
50
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
100
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
1000
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
a,b
Descriptives
Konsentrasi
DataHasil
10
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
2.3333
Lower Bound
-7.7062
Upper Bound
12.3729
Mean
Std. Error
2.33333
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5% Trimmed Mean
.
Median
.0000
Variance
16.333
Std. Deviation
4.04145
Minimum
.00
Maximum
7.00
Range
7.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
25
Mean
95% Confidence Interval for
120
1.732
1.225
.
.
10.6667
.66667
Lower Bound
7.7982
Upper Bound
13.5351
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
10.0000
1.333
1.15470
Minimum
10.00
Maximum
12.00
Range
Interquartile Range
Skewness
2.00
.
1.732
1.225
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kurtosis
50
Mean
95% Confidence Interval for
121
.
.
16.3333
1.85592
Lower Bound
8.3479
Upper Bound
24.3187
Mean
5% Trimmed Mean
.
Median
15.0000
Variance
10.333
Std. Deviation
3.21455
Minimum
14.00
Maximum
20.00
Range
6.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
100
Mean
95% Confidence Interval for
1.545
1.225
.
.
20.3333
2.40370
Lower Bound
9.9910
Upper Bound
30.6756
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
.
19.0000
17.333
4.16333
17.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Maximum
25.00
Range
8.00
Interquartile Range
.
Skewness
Kurtosis
1000
Mean
95% Confidence Interval for
122
1.293
1.225
.
.
21.6667
.88192
Lower Bound
17.8721
Upper Bound
25.4612
Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.
22.0000
2.333
1.52753
Minimum
20.00
Maximum
23.00
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.
b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.
3.00
.
-.935
1.225
.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DataHasil
Stem-and-Leaf Plots
DataHasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 10,00
Frequency Stem & Leaf
2,00
0 . 00
1,00
0. 7
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
DataHasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 25,00
Frequency Stem & Leaf
3,00
1 . 002
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
DataHasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 50,00
Frequency Stem & Leaf
2,00
1 . 45
1,00
2. 0
Stem width:
10,00
123
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Each leaf:
1 case(s)
DataHasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 100,00
Frequency Stem & Leaf
2,00
1 . 79
1,00
2. 5
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
DataHasil Stem-and-Leaf Plot for
Perlakuan= 1000,00
Frequency Stem & Leaf
3,00
2 . 023
Stem width:
Each leaf:
10,00
1 case(s)
124
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Uji Kruskal-Wallis
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
DataHasil
21
10.1905
9.27696
.00
25.00
Konsentrasi
21
1.7000E2
348.77285
.00
1000.00
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsent
rasi
DataHasil
N
Mean Rank
5
3
3.00
10
3
4.00
25
3
8.00
50
3
11.67
100
3
13.33
Total
15
126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a,b
Test Statistics
DataHasil
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Konsentrasi
12.918
4
.012
127
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
e. Uji Regresi Linier
Regression
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Konsentrasi
a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DataHasil
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
.588
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.346
.311
7.69978
a. Predictors: (Constant), Konsentrasi
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
594.793
1
594.793
Residual
1126.445
19
59.287
Total
1721.238
20
a. Predictors: (Constant), Konsentrasi
F
10.033
Sig.
a
.005
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
F
594.793
1
594.793
Residual
1126.445
19
59.287
Total
1721.238
20
Sig.
10.033
a
.005
b. Dependent Variable: DataHasil
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
7.532
1.878
Konsentrasi
.016
.005
a. Dependent Variable: DataHasil
Coefficients
Beta
t
.588
Sig.
4.011
.001
3.167
.005
Download