PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : Cicilia Maryani NIM : 091434017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : Cicilia Maryani NIM : 091434017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Syukur kepada Yesus Kristus, Bunda Maria Untuk Limpahan KasihNya Yang Tiada Henti, Memberikan Kemurahan Bagiku Untuk Kesempatan Menyelesaikan Kuliah Ini. Dengan Penuh Syukur Kupersembahkan Buah Usaha Ini Untuk.... Kedua Orang Tuaku Adikku Dan Orang Terkasih slalu mendampingi di saat senang dan susah. Sahabatku dan Almamaterku. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO Ad Maiorem Dei Gloriam Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17:7 “Be A Leader Not Follower” v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida) terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro. Luka yang berdarah dapat menyebabkan infeksi oleh S. Aureus. Daun dan getah Jarak Tintir memiliki potensi sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan luka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun dan getah Jarak Tintir terhadap pertumbuhan S. Aureus dan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Aktivitas antibakteri dilihat dari terbentuknya zona hambat pada perlakuan. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri yaitu metode Kirby-Bauer. Metode yang digunakan untuk uji MIC adalah metode dilusi padat. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali pengulangan. Konsentrasi ekstrak daun dan getah yang digunakan adalah 5%, 10%, 25%, 50%, dan 100%. Kontrol positif digunakan povidone iodine 10%. Terdapat aktivitas antibakteri pada ekstrak daun dan getah yang ditunjukkan dari terbentuknya zona bening di sekitar paper disc. Diameter zona hambat terkecil pada ekstrak daun adalah konsentrasi 5% diameter 4 mm, sedangkan pada getah 10% diameter 2,33. Diameter terbesar pada ekstrak daun dan getah pada konsentrasi 100% dengan diameter berturut-turut 7,67 mm dan 20,33 mm. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara ekstrak daun dan getah dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Nilai Minimum Inhibitory Concentration tidak didapatkan karena konsentrasi terlalu rendah dan getah tidak tercampur rata dengan media kultur. Nilai Minimum Bactericidal Concentration tidak ditemukan karena aktivitas antibakteri hanya bersifat bakteriostatik atau hanya bersifat menghambat. Kata-kata kunci : Antibakteri, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT An antibacterial activity research of extract leaves and saps Tintir (Jatropha multifida) on Staphylococcus aureus with in vitro was carried out. Wounds that bleed can make innfection disesase by S. Aureus. The potential of leave ang saps as a traditional medicine that usually used for heal the wounds. This research aimed to know about antibacterial activities of leave extract and saps Jarak Tintir towards growing of S. Aureus and minimun inhibitory concentration (MIC). Antibacterial activity looks from inbition zone formation. The method used in this research of activity of antibaceterial is Kirby-Baur method. The Method that used for MIC is solid dilution method. In this research conducted three times repetition. The concentration of leaves extract and saps used in this research ranges from 5%, 10%, 25%, 50%, dan 100%. Positive control used povidone iodine 10%. The presence of antibacterial activity in the leaves extract and sap are shown of the clear zone around the paper disc. Inhibition zone diameter of the smallest in leaves extract is 5% and the diameter is 4 mm then in the sap is 10% and 2,33mm. The largest diameter in 100% , leaves extract 7,67 mm and sap 20,33 mm. Minimum Inhibitory Concentration value is not obtained because the concentration used is too low and sap is not blended with the medium culture. Minimum Bactericidal Concentration value is not founded because the antibacterial activity just have a bacteriostatic or only be inhibited. Keywords : antibacterial, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat doa, bimbingan, dorongan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut : 1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan lancar. 2. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Biologi. 3. Dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis. 4. Para dosen Pendidikan Biologi (Bu Nana, Bu Luisa, Pak Kristio, Romo Sunu,Pak Tardhi, Bu Maslichah, Pak Tri) yang dengan sabar dan telaten membimbing dan memberikan banyak pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik dan lancar. 5. Ibu Maria yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian, memberikan dukungan dan saran yang membangun. 6. Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas ijin yang diberikan sehingga peneliti bisa melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. Kepada kedua orang tuaku Bapakku Florentinus Sukarno Sri Hadiwiyono, Mamakku Fransicanes Ngatiyem dan Adikku Yohanes Sigit Laksono. Terimakasih atas doa dan cinta yang tiada henti, dukungan moril dan materiil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah. 8. Kepada teman-temanku angkatan 2009 yang selalu memberi warna dalam kehidupan sehari-hari dan berbagi pengalaman bersama. Kepada Ruth lana Monika as Mamiku, Riris, Duyung, Wiwik, Indri, Siska, Yuni, Yani, Rere, Bundo, Rambu, Mb Triel, Junot, mb kristin, Ryka Nana, Jarot, Wisnu, Mas Kris, Widi, Leo, Rio, Bang Eran, dan teman lain yang belum bisa disebutkan. Terimakasih atas diinamika yang telah kita lalui. 9. Mas Vincensius Didin Maman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan moril dan materiil. Mas Dwi yang memberikan dukungan moril dan materiil. 10. Terimakasih untuk teman indri dan febri farmasi, Mika, Krista, Ririn (teman satu atap) , terimakasih untuk adik-adikku Nina, Dheni, Natri, Dikta Serta Mas Agus Laboran. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah membantu penulis menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya yang jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi banyak masyarakat. xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penulis, Cicilia Maryani xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv HALAMAN MOTTO ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................... vii ABSTRAK.............................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................ xi KATA PENGANTAR ............................................................................ x DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Batasan Masalah ................................................................................. 6 D. Tujuan ................................................................................................. 6 E. Manfaat ............................................................................................... 7 F. Hipotesis .............................................................................................. 7 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibakteri ................................................................................. 8 B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) ........ 10 1. Klasifikasi ............................................................................ 10 2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 11 3. Habitat................................................................................. 12 4. Manfaat ............................................................................... 13 5. Kandungan Metabolit Sekunder ........................................ 14 6. Aktivitas Antibakteri .......................................................... 15 C. Deskripsi Staphylococcus aureus ............................................... 16 1. Klasifikasi ............................................................................ 16 2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 16 3. Habitat................................................................................. 18 4. Penyakit ............................................................................... 19 D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 23 B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 23 C. Definisi Operasional .................................................................. 23 D. Desain Penelitian........................................................................ 24 1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri ............................. 24 2. Metode Pengujian Concentration)dan MIC MBC (Minimum (Minimum Inhibitory Bactericidal Concentration)....................................................................... 25 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration) ... 26 b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration)26 E. Variabel Penelitian .................................................................... 26 F. Populasi dan Sampel .................................................................. 27 G. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 27 H. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 27 I. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 29 1. Tahap Persiapan ................................................................... 29 2. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 30 a. Sterilisasi ........................................................................... 30 b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah.......................... 30 1) Ekstraksi Daun ............................................................. 30 2) Penyulingan Getah ....................................................... 32 c. Pembuatan Media Kultur Bakteri ................................... 32 3. Tahap Perlakuan ................................................................... 33 a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar Kirby-Bauer ....................................................................... 33 b. Pengujian MIC atau KHM ............................................... 34 c. Pengujian MBC atau KBM .............................................. 35 J. Analisis Data .............................................................................. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 37 1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L) .. 37 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L) ................................................................................................ 37 a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L)........ 37 b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L)..................... 38 3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................... 38 4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus ........................................................... 39 5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minimum Inhibitory Concetration) ......................................................................... 42 B. Pembahasan ............................................................................... 46 1. Aktivitas Ekstrak Daun (JatrophamultifidaL.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus .................................. 46 2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun..... 49 3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................. 50 4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah ............... 53 C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan........................55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 56 B. Saran ........................................................................................ 57 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan S.aureus ............. 19 Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian .................................................................... 27 Tabel 3.2 Daftar Bahan Penelitian ................................................................. 30 Tabel 3.3 Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi ekstrak ................................................................................................... 31 Tabel 3.4 Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi .... 32 Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun........................... 39 Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah ...................................... 39 Tabel 4.3 Percobaan I HasilPenentuan MIC Ekstrak Daun danGetah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aures ............. 42 Tabel 4.4 Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aureus ........... 44 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tanaman Jarak Tintir ................................................................. 10 Gambar 2.2 Daun Jarak Tintir ....................................................................... 11 Gambar 2.3 Bunga Jarak Tintir dan Buah Jarak Tintir Masih Muda .............. 12 Gambar 2.4 Biji Jarak Tintir yang Sudah Tua................................................ 12 Gambar 2.5 Koloni Staphylococcus aureus ................................................... 17 Gambar 2.6 Luka luar yang terbuka .............................................................. 20 Gambar 2.7 Impetigo .................................................................................... 20 Gambar 2.8 Folikulistis ................................................................................. 21 Gambar 2.9 Bisul .......................................................................................... 21 Gambar 4.1 Zona bening yang terukur .......................................................... 40 Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah, kanan dengan ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam .......................................... 40 Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media ............................... 40 Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan setelah di inkubasi ................................................................................................. 45 Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur ..................................... 45 Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan setelah di inkubasi ................................................................................................. 46 xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri ................................. ..62 Lampiran 2 Skema Kerja Uji MIC ........................................................... ..63 Lampiran 3 Skema Kerja Uji MBC ......................................................... ..64 Lampiran 4 Silabus ................................................................................. ..65 Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... ..68 Lampiran 6 Hasil Data Pengukuran Zona Hambat ................................... ..75 Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................ ..76 Lampiran 8 Analisis SPSS Pada Ekstrak Daun ........................................ ..78 a. Uji Homogenitas.......................................................................... 78 b. Uji Normalitas ............................................................................. 83 c. Uji Transformasi.......................................................................... 94 d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 101 e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 102 Lampiran 9 Analisis SPSS Pada Getah .................................................... ..104 a. Uji Homogenitas.......................................................................... 104 b. Uji Normalitas ............................................................................. 109 c. Uji Transformasi.......................................................................... 119 d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 126 e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 128 xix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan yang tidak bisa dihindarkan dari hidup manusia adalah adanya penyakit. Penyakit bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: melemahnya kekebalan tubuh karena kelelahan, pola makan tidak sehat sehingga virus dapat dengan mudah menginfeksi tubuh manusia, penurunan sifat / gen, atau karena cedera dan terluka. Kemajuan jaman berjalan seiring dengan penemuan berbagai penyakit baru dan semakin resistennya bakteri atau mikrobia patogen lainnya, sehingga masyarakat semakin dituntut untuk bisa menemukan obat-obatan yang mampu mencegah, memberi efek atau menyembuhkan. Upaya pengobatan terhadap penyakit sudah ada dari Jaman dahulu. Masyarakat pada jaman dahulu mencari atau membuat sendiri obat yang mereka perlukan baik dari tumbuhan atau hewan. Pengetahuan tentang bahan obat tersebut mereka wariskan secara turun temurun dan disebarkan dari mulut ke mulut. Dalam catatan sejarah dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi (Gana, 2008). Tumbuh-tumbuhan menjadi komoditas penting terkait aspek kemampuan menyembuhkan penyakit sehingga banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi berbagai tumbuhan untuk pengobatan. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keragaman jenis tumbuhan paling besar di dunia. Hal ini tercermin dalam Gana (2008), hutan tropik Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga. Sementara dari 171 suku tumbuhan tinggi yang mencangkup 2799 jenis tumbuhan yang 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 bermanfaat dilaporkan sebanyak 1306 jenis dari 153 suku sebagai tumbuhan obat. Data ini belum termasuk tumbuhan rendah. Pada saat ini bahan alam terutama tumbuhan obat telah digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat dunia baik di negara berkembang maupun negara maju. Sekitar 80% penduduk negara berkembang masih mengandalkan pengobatan tradisional dan 85% pengobatan tradisional dalam prakteknya menggunakan tumbuh-tumbuhan (Beswika,2009). Jurnal Current Botany dalam currentbotany.org disampaikan bahwa secara historis tanaman telah menyediakan agen anti infeksi dengan senyawa yang sangat efektif dalam memerangi infeksi mikroba. Disampaikan juga bahwa infeksi merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan fitokimia yang berasal dari tanaman berpotensi sebagai bahan pengobatan bagi penyakit menular yang berbahaya. Selanjutnya disampaikan bahwa produk alami, baik dalam bentuk senyawa murni atau ekstrak tanaman, membuka peluang yang tidak terbatas untuk dijadikan obat baru karena ketersediaan kandungan kimia yang beragam. Salah satu tumbuhan tropis Indonesia yang memiliki khasiat obat adalah Jarak tintir (Jatropha multifida L.), yang dikenal dengan beberapa nama daerah diantaranya jarak tintir (Jawa), jarak gurita (Sunda), balacai batai (Ternate), pohon yodium, Geloah (Gayo). Hariana (2006) menuturkan dalam kajian etnobiologi yang dilakukan di beberapa daerah tanaman perdu ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat luka. Namun banyak pula manfaat lain dari tumbuhan ini seperti mengobati luka bengak, patah tulang, mencegah dan mengobati kerusakan gigi. Khasiat dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) sebagai obat herba tradisonal telah banyak diteliti secara ilmiah oleh banyak peneliti. Sari (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ekstrak tanin (Jatropha multifida L.) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 mempunyai daya efektif antimikroba terhadap bakteri patogen Staphyloccocus aureus dan jamur Candida albicans. Hasil penelitian Isnaini (2011) menyatakan bahwa konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium yang mulai menghambat pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli adalah sebesar 1 %, konsentrasi efektif ekstrak etanol pohon yodium. Penghambatan lebih efektif dibandingkan dengan ampisilin 20%. “Jatropha multifida L. mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit atau infeksi bakteri. Hal ini terkait adanya senyawa aktif dalam (Jatropha multifida L.) yang bersifat sebagai antimikroba. Berdasarkan penelitian kandungan senyawa metabolit sekunder (fitokimia) diketahui bahwa Jarak Tintir mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol, stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin Selain itu (Jatropha multifida L.) juga mempunyai efek farmakologis diantaranya sebagai anti inflamasi, penghambat pendarahan dan penurun panas” (Hariana, 2006:138). Kulit merupakan bagian tubuh paling luar dan salah satu indera, yaitu indera peraba. Indera peraba peka terhadap segala sentuhan dan efek jika sesuatu melukai tubuh kita. Selain sebagai indera peraba kulit juga berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan dan organ tubuh dalam. Tanpa kulit badan manusia hanya dibalut oleh otot. Oleh karena itu kulit merupakan mekanisme pertahanan yang utama dalam proses infeksi bakteri. Banyak aktivitas yang menyebabkan bakteri atau mikroba menempel pada kulit. Kulit yang terluka akan lebih rentan terhadap infeksi. Pada kulit yang terluka akan ada beberapa jaringan yang terluka dan lapisan kulit terbuka. Hal ini dengan mudah memungkinkan terjadinya infeksi pada luka. Terlebih lagi bila luka pada kulit yang sampai berdarah tidak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 mendapatkan perlakuan atau pemberian antibakteri, maka bakteri akan semakin nyaman untuk tumbuh dalam luka tersebut. Orang menganggap bahwa kulit terluka jika sampai berdarah akan serta merta sembuh. Namun kenyataannya tidak selalu begitu. Tubuh memiliki mekanismenya sendiri dalam melindungi setiap organnya. Begitu pula jika kulit terluka, sel darah putih dan plasma darah memfagosit mikroba patogen yang masuk. Namun apabila tubuh tidak dalam keadaan normal atau baik, luka gores atau luka berdarah akan dapat menyebabkan infeksi, hingga kematian. Salah satu bakteri patogen yang ditemukan pada luka adalah bakteri patogen gram-positif Staphylococcus aureus. “Staphylococcus aureus dapat mengganggu sistem imun pada tubuh manusia karena mengikat antibodi, menyerang membran sel dan menyebabkan hemolisis, serta leukolisis yang mematikan sel tubuh manusia. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah infeksi pada kulit seperti bisul, furonkolosis; infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia, mastitis dan meningitis; dan infeksi pada saluran urine” (Radji, 2011:184-185). Bakteri yang tergolong resistan terhadap antibiotik disebut Multi Drug Resistant (MDR), salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Resistensi terhadap antibiotik menyebabkan bahaya besar bagi manusia karena infeksi yang semula mudah diobati dengan antibiotik kini menjadi sulit atau bahkan tidak dapat lagi diobati dengan antibiotik. Bakteri ini sudah kebal terhadap antibiotik kelas standar seperti penisilin, methicillin, dicloxacillin, nafcillin, oxacillin dan cephalosporins sehingga sulit diobati. Menjadi fatal kalau bakteri ini mampu memakan daging otot kita. Bahkan jika sudah menjalar menjadi lebih parah karena akan menyerang organ vital seperti menggerogoti jantung, paru-paru, hati dan lain-lain. Dewasa ini resistensi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 antibiotik sudah menjadi perhatian global, antibiotik terancam oleh munculnya mikroba resisten. Penting untuk menggali kemampuan senyawa metabolit sekunder untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan mengetahui efek farmakologisnya. Oleh sebab itu penelitian tentang daya hambat aktivitas antibakteri dari ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap Staphylococcus aureus sebagai bakteri patogen pada luka di kulit perlu dilakukan. Penelitian ini menggunakan getah dan daun dari tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.). B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan: Bagaimana pengaruh ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ? 2. Apakah konsentrasi ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) berpengaruh terhadap zona hambat yang dihasilkan pada media kultur? 3. Berapakah nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC (Minimum Bactericidal Concentration) dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus? 4. Ekstrak manakah yang memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Ekstrak yang digunakan berasal dari daun yang masih muda, berwarna hijau , dan getah perlu diisolasi sebelum perlakuan. 2. Parameter dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat di sekitar kertas cakram pada media kultur dengan satuan milimeter. 3. Metode yang digunakan untuk melihat aktivitas bakteri adalah metode difusi Kirby-Bauer dengan menggunakan paper disc untuk membantu mengetahui zona hambat yang yang terlihat pada media dengan satuan milimeter (mm). 4. Metode yang digunakan untuk menentukan MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah metode dilusi padat dengan parameter tidak tumbuhnya bakteri atau media kultur setelah di inkubasikan. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus berdasarkan zona hambat yang didapatkan dari media kultur, konsentrasi efektif ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mana ekstrak daun atau getah (Jatropha multifida L.) yang memiliki zona hambat paling lebar dan juga mengukur MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) pada proses penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 E. Manfaat 1. Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah menambah ilmu dan wawasan peneliti tentang pengujian pengaruh suatu ekstrak tanaman herba terhadap suatu bakteri patogen, membantu peneliti untuk semakin memahami tentang prosedur uji aktivitas, dan membantu peneliti menyadari akan banyaknya potensi tanaman herba yang masih belum tergali. 2. Bagi Masyarakat Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan daun dan getah Jarak Tintir sebagai obat alternatif terhadap luka agar terhindar dari infeksi Staphylococcus aureus dan sebagai dasar pengembangan bahan-bahan obat-obatan antibakteri sebagai alternatif penyembuhan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen Staphylococcus aureus. F. Hipotesis Terdapat aktivitas antibakteri dan perbedaan signifikan dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) yang bersifat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibakteri Menurut Aulia (2013) dalam, antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang bersifat merugikan manusia. Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses pembasmian bakteri adalah germisid, bakterisid, bakteriostatik, antiseptik, desinfektan. “Mekanisme kerja obat antimikroba tidak sepenuhnya dimengerti. Namun mekanisme aksi ini dapat dikelompokkan dalam empat hal utama: a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel c. Penghambatan terhadap sintesis protein d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat” (http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/06/10/anti-bakteri-danmekanismenya-372060.html) Menurut Brooks (2005) dalam Dewi (2010) antibakteri merupakan bahan atau senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Antibakteri dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu antibakteri yang menghambat pertumbuhan dinding sel, antibakteri yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel atau menghambat pengangkutan aktif melalui membran sel dan antibakteri yang menghambat sintesis protein serta menghambat sintesis asam nukleat sel. Aktivitas antibakteri dibagi menjadi 2 macam yaitu aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh patogen) dan aktivitas bakterisidal (dapat membunuh patogen dalam kisaran luas) 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Untuk dapat diterima sebagai agen antimikroba, suatu bahan harus bisa menghambat atau menghancurkan patogen tanpa merusak bagian yang disembuhkan. Obat Sulfonide menghambat produksi asam folat (vitamin) pada mereka yang membutuhkan bakteri asam para-aminobenzoic (PABA) untuk bisa mensintesis asam folat. Karena molekul sulfominade mirip dalam bentuk molekul PABA, bakteri mencoba untuk memetabolisme sulfonide untuk menghasilkan asam padat. Tanpa asam folat, bakteri tidak dapat memproduksi protein esensial tertentu dan akan mati. Beberapa mekanisme agen antibakteri membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri (Burton,2004). Menurut Davis Stout (1971) dalam Priyatmoko (2008:28) , “ketentuan kekuatan antibiotik-antibakteri sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti berdaya hambat sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm berdaya hambat kuat, daerah hambatan 5-10 mm berdaya hambat sedang, dan daerah hambatan 5 mm atau kurang berdaya hambat lemah”. Faktor yang mempengaruhi ukuran daerah penghambatan, yaitu sensitivitas organisme, medium kultur, kondisi inkubasi, dan kecepatan difusi agar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi agar, yaitu konsentrasi mikroorganisme, komposisi media, suhu inkubasi, dan waktu inkubasi (Schlegel dan Schmidt 1994 dalam Priyatmoko 2008 ). Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 106-10-8 CFU/mL (Hermawan, 2007 dalam Dewi, 2010). B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida) 1. Klasifikasi Gambar 2.1 : Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L .) (Sumber : http://floridata.com) Berikut merupakan taksonomi tanaman Jarak tintir : Kingdom : Plantae – Plants Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants Superdivision : Spermatophyta – Seed plants Division : Magnoliophyta – Flowering plants Class : Magnoliopsida – Dicotyledons Subclass : Rosidae Order : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae – Spurge family Genus : Jatropha L. – nettlespurge Species : Jatropha multifida L. – coralbush (Sumber: http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=JAMU) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 2. Morfologi dan Fisiologi Jarak tintir merupakan tumbuhan tahunan , berbentuk semak, dengan akar tunggang. Tinggi tanaman sekitar 2 meter dengan batang bulat, berkayu, pangkalnya membesar, bergetah, dan tampak jelas bekas menempelnya daun (Suharmiati, 2005). Jarak tintir berdaun tunggal, daunnnya tersebar, panjang daunnya mencapai 15-20 cm, berbentuk bulat, bercangap, pertulangan daunya menjari, ujung daunnya runcing, pangkalnya membulat, tepi daun rata dan daun berwarna hijau. Gambar 2.2 : Daun Jarak Tintir (Sumber: http://www.trubus-online.co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html ) Bunga jarak tinitr merupakan bunga majemuk, berbentuk malai, bertangkai di ujung cabang, benang sarinya berjumlah delapan, kepala sari jarak tintir berbentuk tapal kuda, putiknya berjumlah tiga berukuran pendek, kelopak bercangap dan bunganya berwarna merah (Anonim,Depkes). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Gambar 2.3 : Bunga Jarak Tintir dan Biji yang masih muda (Sumberhttp://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flow ers/red/jatropha-multifida.htm) Bijinya bulat, jika masih muda berwarna putih, dan setelah tua menjadi coklat (Suharmiati 2005 ). Gambar 2.4: Biji Jarak Tintir yang sudah tua (Sumber : http://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flowers/red/ja tropha-multifida.htm) 3. Habitat Jatropha multifida L ditanamam sebagai tanaman hias di Australia utara dan Afrika tenggara, terdapat pula di Filipina dan Srilanka terutama Pulau Jawa dan Sulawesi (Sabandar ). Jatropha multifida L hidup pada iklim tropis dengan curah hujan tahunan sekitar 944 dan 3121 mm. Tanaman ini mudah tumbuh liar di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 sekitar pekarangan rumah. Haryanto (2009:230) mengungkapkan “tanaman ini dapat tumbuh di tempat yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6-7 dan drainasenya baik, sebab akar jarak tidak tahan genangan air. Jarak merupakan perdu yang tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut, tingginya dapat mencapai 2-3 m”. 4. Manfaat Hampir semua bagian tanaman Jarak tintir bisa dimanfaatkan, menurut Hariana (2006:138) : biji,daun dan getahnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit seperti berikut ini. a. Bengkak terpukul, terkilir, tulang patah dan luka berdarah Cuci bersih 7 helai daun segar, tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk adonan. Oleskan pada bagian yang sakit. b. Luka berdarah Oleskan getah batang atau daun pada bagian luka yang baru. c. Mencegah dan mengobati kerusakan gigi Tumbuk 1 butir biji sampai halus lalu seduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, air seduhan untuk berkumur selama 3-5 menit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syarfati dalam jurnal natural (2011) diperoleh hasil bahwa getah jarak cina berpotensi sama dengan betadin dalam lama waktu terbentuk keropeng pada luka baru. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sari bahwa Jatropha multifida berdaya efektif sebagai antimikroba. Dituliskan pula oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review of Jatropha multifida L. bahwa semua bagian pada tanaman tersebut memiliki efek pengobatan yang kuat terutama bijinya. Bijinya berguna untuk mengobati luka, pembesaran limpa dan penyakit kulit. Daun Jatropha multifida L dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 digunakan untuk mengobati kudis dengan cara ditempelkan di atas luka dan mengobati ulkus. Kulit kayu dan daun digunakan untuk mengobati neudermatitis, gatal pada kulit dan eksim kulit Sedangkan di Nigeria batangnya juga digunakan untuk perawatan gigi. Dalam trubus-online juga diungkapkan bahwa Jarak cina menjadi andalan PT. Rumpun Sejati—perusahaan penggemukan sapi di Bogor, Jawa Barat—untuk mengobati luka di kulit sapi. Kelebihan daun betadin, selain murah, juga manjur dan tahan lama. Aromanya membuat lalat enggan mendekat sehingga luka sembuh lebih cepat. 5. Kandungan Metabolit Sekunder Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya. Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer (polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies lain, misalnya zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, feromon. Contoh dari senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, saponin, triterpen dan tannin. “Senyawa kimia tanaman yang jumlahnya paling banyak adalah senyawa kimia bermolekul kecil dari kelompok yang penyebaranya terbatas inilah yang dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder “(Sirait, 2007:2). Batang Jarak tintir mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Getah daun jarak tintir berkhasiat sebagai obat luka yang masih baru (Suharmiati, 2005). Flavonoid telah diketahui sebagai vasodilatator yang dapat memperlancar aliran darah, tanin bersifat sebagai antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga luka cepat kering, tanin juga dapat menimbulkan efek PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 vasokontriksi pembuluh darah kapiler dan kandungan saponin dapat memicu pembentukan kolagen, yaitu protein struktural yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Syarfati, 2011). Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari dan akar (Sirait, 2007) . Mekanisme kerja flavonoid diduga mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel (Nishino 2009 dalam Silvikasari 2011). “Jarak cina memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam jarak ini adalah α-amirin, kampesterol, 7 α-diol, stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin. Efek farmakologisnya diantaranya penurun panas, antiinflamasi, dan penghambat perdarahan “(Hariana,2006:138). 6. Aktivitas Antibakteri Dituliskan oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review of Jatropha multifida L., Antibakteri-Aiyelaagbe (2001) dalam Sari (2010) melaporkan aktivitas antibakteri heksana, etil asestat, kloroform dan ekstrak etanol Jatropha multifida L. terhadap Bacillus subtilis dan Staphyloccocus aureus. Labaditin telah menunjukkan antibakteri terhadap bakteri gram-positif, Streptoccocus mutans, tetapi tidak berpengaruh terhadap bakteri gram-negatif. Dari penelitian yang dilakukan Zamrodi (2011) di dapatkan bahwa zat aktif tumbuhan anting-anting (Acalypha indica L.) dari ekstrak etanol yang positif mengandung senyawa golongan tripertepenoit dan flavonoid mempunyai aktivitas penghambatan pada pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Rahayu dalam penelitian yang berjudul Aktivitas Antibakteri Saponin Hasil Isolasi Aloe Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 Mastitis Pada Sapi Perah mengungkapkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus Aureus dari saponin isolasi Aloe Barbadensis. Hasil uji aktivitas yang dilakukan oleh Ummah (2010) terungkap bahwa senyawa tannin pada belimbing wuluh mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. C. Deskripsi Staphylococcus aureus 1. Klasifikasi Berikut merupakan taksonomi Staphylococcus aureus Domain : Bacteria Kerajaan : Eubacteria Filum : Firmicutes Kelas : Bacilli Ordo : Bacillales Famili : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies : S. aureus (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus) 2. Morfologi dan Fisiologi. Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif berbentuk bulat, berdiameter 0,5 – 1,5 mm, tidak bergerak dan tidak berspora (Holt, 1994). Staphylococcus aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning dalam media yang baik, dan Staphylococcus aureus bersifat patogen pada manusia (Radji, 2011). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 Gambar 2.5 : Koloni Staphylococcus aureus (Sumber : http://www.bioquell.com) “Staphylococcus bersifat anaerob fakultatif karena melakukan respirasi aerob atau fermentasi dengan hasil utama asam laktat” (Radji, 2011:180). Untuk kepentingan klinis, Staphylococcus dapat dibedakan menjadi Staphylococcus yang menghasilkan dan tidak menghasilkan koagulase. Staphylococcus penghasil koagulase adalah Staphylococcus aureus (Vandepiite, 2011). Staphylococcus aureus merupakan spesies Staphylococcus yang merupakan katalase positif, artinya mikroorganisme tersebut menggunakan enzim katalase untuk menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen sehingga menghasilkan gelembung-gelembung (Sears, 2011). Sedangkan spesies lain tidak bisa menguraikan H2O2, sehingga perbedaan spesies Staphylococcus dapat dilihat jika dilakukan penambahan H2O2 muncul gelembung-gelembung atau tidak. Enzim koagulase mengaktifkan protombin, menyebabkan pembekuan darah, diuji dengan cara mencampur plasma dengan kultur bakteri dalam sebuah tabung reaksi. Secara in vivo, Staphylococcus aureus melepaskan koagulase yang akan menyebabkan pembentukan sawar pelindung fibrin di sekeliling mikroorganisme tersebut; sawar ini yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 akan melindungi Staphylococcus aureus dari sistem imun hospes (Sears, 2011). Staphylococcus aureus dapat menggangu sistem imun pada tubuh manusia karena mengikat antibodi, menyerang membran sel dan dapat menyebabkan hemolisis serta leukosis yang mematikan tubuh manusia (Ahira, 2013). Staphylococcus aureus memiliki kemampuan mendeteksi jumlah sel menggunakan sinyal oligopeptida, dan memastikan jumlah tersebut cukup untuk memproduksi dan toksik dan enzim koagulase, enzim ini yang berperan dalam menggumpalkan fibrinogen di dalam plasma darah sehingga Staphylococcus aureus selamat dari fagositosis dan respon antibodi tubuh kita (Ahira, 2013). 3. Habitat Suhu optimum pertumbuhan Staphylococcus adalah 30-370C dan selalu bisa tumbuh pada kandungan 10% NaCl (Holt, 1994). Sedangkan kisaran suhu pertumbuhan antara 15-400C, Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada suhu 15-450C dan dalam NaCl berkonsentrasi 15% (Radji, 2011). Staphylococcus aureus merupakan bagian dari flora mikroba komensal pada hidung (40% orang dewasa sehat positif), kulit dan saluran cerna, spesies ini menyebabkan impetigo, bisul, abses, infeksi luka, infeksi ulkus, dan luka bakar, osteomielitis, mastitis, epiema pleura, piomiositis, sindrom syok toksik, dan jenis-jenis infeksi piogenik lainya (Vandepiite, 2011). Di antara semua bakteri yang tidak membentuk spora, Staphylococcus aureus termasuk yang memiliki daya tahan paling kuat. “Pada agar miring, Staphylococcus aureus dapat tetap hidup berbulanbulan, baik dalam lemari es maupun pada suhu kamar. Dalam keadaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 kering pada benang, kertas kain dan dalam nanah, bakteri ini dapat hidup selama 6-14 minggu” (Radji, 2011:183). Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Staphylococcus aureus Pertumbuhan Faktor Pengaruh Optimum Kisaran 0 Suhu 37 C 4-480C pH 6-7 4-9,8 aw 0,98≥0,99 0,83≥0,99 Atmosfer Aerobik Anaerobik hingga aerobik Natrium Klorida 0,4-0,5% 0-20% Adam dan Moss (1995) dalam Anonim 2011 4. Penyakit Berbagai jenis bakteri hidup sebagai flora normal pada kulit manusia, sebagian besar adalah bakteri gram-positif. Staphylococcus aureus adalah jenis patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit. Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai jenis infeksi pada kulit seperti seperti bisul dan furonkolosis; seperti pneumonia, mastitis dan meningtis; dan infeksi pada saluran urine. “Staphylococcus aureus juga menyebabkan infeksi kronis, seperti osteomielitis dan endokarditis. Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama infeksi nosokomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alat-alat perlengkapan perawatan di rumah sakit” (Radji, 2011:184-185). Dalam kondisi normal bakteri sehat dan normal, bakteri ini tidak dapat menginfeksi karena adanya antibodi dalam tubuh, infeksi biasanya dipicu oleh luka luar atau penetrasi bakteri melalui makanan yang tercemar. Infeksi pada kulit atau luka luar biasanya berakibat pada penanahan, area infeksi berwarna merah, bengkak dan terasa sakit bila disentuh (Ahira, 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 Infeksi Staphylococcus aureus dapat menyerang setiap bagian tubuh. Staphylococcus aureus dapat tinggal sementara di daerah kulit basah dan dimiliki oleh 20-50% manusia. Infeksi Staphylococcus aureus biasanya terjadi pada luka terbuka atau luka potong (Radji, 2011). Gambar 2.6 : Luka luar yang terbuka (Sumber: http://iryana84.blogspot.com/2013/02/mengkifarahdosa.html ) Berikut merupakan beberapa gambar akibat infeksi dari Staphylococcus aureus : Gambar 2.7 : Impetigo (Sumber: skin.html) http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 Gambar 2.8: Folikulistis (Sumber: skin.html) http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of- Gambar 2.9: Bisul (Sumber: skin.html) http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang dapat disusun kerangka pemikiran yang disajikan pada bagan berikut ini : Luka luar yang berdarah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Bakteri Staphylococcus aureus Flavonoid, alkaloid, Saponin, Tanin Uji aktivitas antibakteri Metode Kirby-Bauer dan Dilusi Padat Obat luka luar yang berdarah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana ada perlakuan (treatment) terhadap variabel perlakuan, penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sebab akibat yang bisa diketahui oleh peneliti yang dimungkinkan untuk melakukan treatment terhadap objek penelitian” (Kountur, 2003:116). B. Subjek dan Objek Penelitian Objek penelitian adalah bakteri biakan murni Staphylococcus aureus yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Subjek Penelitian adalah getah dan ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Daun dan getah Jarak Tintir diambil di kebun tanaman obat Kampus III Universitas Sanata Dharma. C. Definisi Operasional Getah dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) adalah getah yang didapat dari tangkai daun yang dipangkas dari batang pohonnya, getah disuling dengan didekatkan dengan bunsen. Ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) adalah ekstrak yang terbuat dari daun Jarak Tintir yang bagus dan tidak berlubang. Ekstrak dibuat dengan cara ditumbuk dengan mortar, kemudian diperas sarinya dan dinyatakan dalam beberapa konsentrasi. 23 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 Penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat dilihat dari zona hambat di sekeliling paper disc yang sudah diberi getah atau ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yang mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol, stigmaterol, β-sitosterol, HCN, alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin, adanya zat tersebut yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar MIC dapat dilihat dari konsentrasi terkecil perlakuan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada media kultur dan Kadar MBC dapat dilihat dari konsentrasi perlakuan yang tidak dapat ditumbuhi bakteri MBC didapat melalui uji penegasan streak plate. D. Desain Penelitian Desain dari penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL). RAL dijadikan pilihan dalam penelitian ini karena penelitian dilakukan di laboratorium jadi lingkungan dianggap homogen. 1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri Metode yang digunakan dalam pengujian antibakteri adalah Metode modifikasi Kirby-Bauer. Dalam Cappuccino (2008) metode ini menggunakan paper disc atau cakram yang disterilkan. Paper disc dengan ukuran yang sama dengan konsentrasi antibiotik yang berbeda-beda diletakkan pada media agar yang akan bereaksi dengan bakteri yang diuji. Dari metode ini akan diketahui zona hambat yang terlihat pada media yang mengelilingi paper disc. Untuk mengetahui kemungkinan sebab akibat antar variabel maka terdapat tujuh perlakuan yang diberikan kepada Staphyloccocus aureus yakni kontrol media, konsentrasi 0% (sebagai kontrol negatif), 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dan povidone iodin 10% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 sebagai kontrol positif. Banyaknya pengulangan menggunakan pengulangan yang diperoleh dari Gomes (1995) dalam (Bewiska,2009) : T (r-1) ≥ 20 8(r-1) ≥ 20 8r-8 ≥ 20 r ≥ 28/8 r ≥ 3,5 keterangan : T : jumlah perlakuan R : jumlah replikasi Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah pengulangan yang dilakukan digenapkan menjadi 3 pengulangan. 2. Metode Pengujian MIC dan MBC MIC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, MIC atau (Minimum Inhibittory Concentration) sering disebut dengan KHM atau Kadar Hambat Minimum. MBC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk membunuh bakteri, MBC atau (Minimum Bactericidal Concentration) sering disebut dengan KBM atau Kadar Bunuh Minimum. Pada pengujian MIC dan MBC ini menggunakan metode dilusi padat (solid dilution test). Metode dilusi padat dalam Pratiwi (2008) dilakukan dengan cara melakukan seri pengenceran agen antimikroba pada media cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Membuat seri pengenceran bakteri uji, menyiapkan dan 9 tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-1 dibuat dengan cara mengambil 1 ml suspensi bakteri uji yang sudah diaktifasi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml aquades steril, lalu di homogenkan dengan vortex. Untuk pengenceran 10-2, mengambil 1 ml dari suspensi bakteri pada tabung pengenceran 10-1 tadi kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi lain yang juga berisi 9 ml aquades steril, begitupun pengenceran pada seri pengencerean 10-3 sampai 10-8. Biakan bakteri yang bisa dipakai dalam uji aktivitas adalah biakan bakteri pada seri pengenceran 10-6 – 10-8 cfu/ml. Inokulasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate. Penentuan nilai MIC ditentukan dengan melihat kadar terkecil dimana konsentrasi ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri pada media dilusi agar padat. Hasil MIC bisa dilihat setelah di incubator selama 24 jam dengan suhu 370C. b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration) Penentuan Nilai MBC dimulai dengan mengamati media agar pada masingmasing konsentrasi dan memilih dua diantaranya yang terlihat paling bening atau terlihat tidak ditumbuhi bakteri, kemudian dilakukan uji penegasan untuk menentukan MBC, dari uji penegasan barulah didapatkan MBC. E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun dan getah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat pada paper disc. F. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman Jarak tintir (Jatropha multifida L.) yang terdapat pada Kebun Tanaman Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma dan Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman. Sedangkan untuk sampel dari penelitian ini adalah getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dan daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.). G. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2013, di Laboratorim Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta . H. Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Cawan Petri 40 buah 2. Beker Glass 1 L 1 buah 3. Paper disc 100 buah 4. Corong Kaca 2 buah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Tabung Reaksi 20 buah 6. Rak Tabung Reaksi 2 buah 7. Sendok tanduk 1 buah 8. Batang Drigalski 4 buah 9. Erlenmeyer 250 ml 2 buah 10. Hot Plate 1 buah 11. Neraca Ohaus 1 buah 12. Gelas Arloji 1 buah 13. Pengaris 1 buah 14. Batang Pengaduk 2 buah 15. Sarung tangan Latex Secukupnya 16. Vortex 1 buah 17. Jarum Inakulasi 2 buah 18. Autoklaf 1 buah 19. Kain saring Secukupnya 20. Pinset 10 buah 21. Kertas Label Secukupnya 22. Masker Secukupnya 23. Inkubator 1 unit 24. Microbacterial Safety Cabinet 1 unit 25. Kertas Payung Secukupnya 26. Mortar dan stemper 1 buah 27. Gelas Ukur 10 ml 3 buah 28. Gelas Ukur 100 ml 2 buah 29. Labu ukur 10 ml 10 buah 30. Pipet Ukur 1 ml 2 buah 31. Pipet Ukur 10 ml 2 buah 32. Glasfirm 2 buah 28 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. Bunsen 3 buah 34. Perferator 1 buah 35. Kulkas 1 buah 36. Pinset 1 buah 37. Penjepit 1 buah 29 Bahan-bahan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 Nama Bahan Jumlah No. 1. Nutrient Agar Oxoid 50 Gram 2. Aquades steril 1 Liter 3. Aquades 3 Liter 4. Daun Jarak Tintir Secukupnya 5. Getah Jarak Tintir Secukupnya 6. Ethanol 96% 1 Liter 7. Biakan aureus 8. Povidone iodine 10 % murni Staphylococcus 1 tabung 50 ml I. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap perlakuan. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah tahap inventaris alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengumpulan bahan ekstrak dari Kebun Obat dengan cara pengambilan daun yang dalam kondisi baik untuk digunakan dalam penelitian. Getah diperoleh dari tangkai daun yang diputus dari batangnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 2. Tahap Pelaksanaan a. Sterilisasi Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo,1985 dalam Dewi 2010). Pratiwi (2008) menyampaikan bahwa metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling dapat dipercaya dan banyak digunakan. Metode sterilisasi panas dengan uap air disebut metode sterilisasi panas basah. Sterilisasi panas basah menggunakan temperatur di atas 1000 C dilakukan dengan uap yaitu autoklaf. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan, hal ini ditujukan agar alat-alat yang digunakan steril dari mikroba sehingga tidak mengkontaminasi media atau kultur. Sterilisasi dilakukan pada alat-alat yang berbahan kaca, alat-alat tersebut disterilkan dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dilakukan pada tekanan 1 atm, suhu 1210C selama 15 menit. Media NA yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri juga harus dalam kondisi steril, perlakuanya sama dengan sterilisasi alat hanya lama waktu autoklafnya yang berbeda jika alat selama 15 menit, untuk sterilisasi media cukup dengan 10 menit. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas dapat disterilisasi dengan penyemprotan alkohol atau pembakaran dengan bunsen. b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah 1) Ekstraksi Daun Ekstraksi merupakan proses pengambilan sari yang berkhasiat atau zat tertentu yang ada pada tanaman herbal atau hewan. Menurut Voigt (1995) ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Cairan yang dapat digunakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 untuk menyari diantaranya air, ester, dan campuran etanol dengan air (Voight, 1995). Ektraksi biasanya dilakukan dengan melarutkan bahan yang akan dibuat substrat dengan pelarut tertentu. Tujuan dari dilakukannya ekstraksi adalah mendapatkan komponen kimia yang diperoleh dari bahan. a) Pembuatan Ekstrak Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.) Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dicuci bersih dengan aquades kemudian ditumbuk, diperas untuk mendapatkan sarinya. Setelah didapatkan pedoman konsentrasi kemudian dibuat seri pengenceran dengan aquades steril. Ektrak pekat daun jarak tintir (Jatropha multifida L.), dibuat lima konsentrasi yaitu 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dengan pengenceran menggunakan aquades steril. Setiap konsentrasi dibuat dengan menambahkan aquades steril sampai mencapai volume 10 ml, kecuali pada konsentrasi 100% yang merupakan ektrak murni. Volume ekstrak yang yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.3 : Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi ekstrak. Nilai Konsentrasi (%) Ekstrak Pekat Daun Jarak Tintir ( ml) 5 0,5 10 1 25 2,5 50 5 100 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 2) Penyulingan Getah Getah didapatkan dengan memotong tangkai daun dan memisahkannya dari batang sehingga didapatkan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) selain itu bisa juga dengan memotong batang yang muda dimana banyak terdapat getah. Dalam menyuling getah diusahakan agar tidak terkontaminasi. Volume getah yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.5 : Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi getah. Nilai Konsentrasi (%) Getah Jarak Tintir ( ml) 5 0,5 10 1 25 2,5 50 5 100 10 c. Pembuatan Media Kultur Bakteri “Media mempengaruhi ukuran zona melalui efeknya terhadap kecepatan pertumbuhan organisme, kecepatan difusi obat antimikroba, dan aktivitas obat. Penggunaan media harus sesuai dengan metode tersebut “(Vandepitte, 2011 :112). Media yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri Staphylococcus aureus adalah media NA, sebelum sterilisasi dilakukan pengukuran pH terhadap media kultur. Bila belum sesuai pengaturan pH bisa dilakukan dengan penambahan HCl atau NaOH. NA Oxoid dipanaskan dengan pemanas dicampurkan pada aquades dengan perbandingan, 500 :10 yaitu untuk membuat NA sebanyak 500 ml maka memerlukan Nutrient agar oxoid sebanyak 10 gram. Media NA dianggap sudah bisa diangkat apabila sudah berwarna jernih, Media PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 NA tidak bisa langsung digunakan melainkan harus disterilkan terlebih dahulu dengan autoklaf. Media NA pada cawan petri yang digunakan sebagai media kultur untuk menguji aktivitas antibakteri berisi masing-masing 10 ml. Sedangkan media yang akan digunakan sebagai media kultur bakteri agar miring pada tabung reaksi adalah masing-masing 5 ml. Media NA agar miring digunakan untuk meremajakan bakteri biakan murni. 3. Tahap Perlakuan a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Media Difusi Agar Metode difusi agar spread plate secara aseptis digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri. Media NA steril sebanyak 10 ml dalam cawan petri di inokulum bakteri sebanyak 0,5 ml. Inokulum yang dipakai adalah inokulum pada konsentrasi 10-8cfu/mL. Setelah inokulum dimasukkan maka inokulum diratakan menggunakan batang L, perlakuan ini juga dilakukan dengan aseptis. Area cawan petri dibagi menjadi 3 kuadran, yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih pertumbuhan atau penghambatan bakteri. Paper disc yang sudah direndam selama 10 menit dalam ekstrak konsentrasi tertentu dimasukan ke dalam media yang sudah diinokulum, paper disc diambil menggunakan pinset dibiarkan sesaat sebelum dimasukkan ke dalam cawan petri sehingga dapat berdifusi ke dalam media sekitarnya. Selanjutnya media tersebut di inkubasikan selama 1 hari (24 jam) dalam incubator dengan suhu 370C, setelah itu dilihat dan diukur diameter zona hambat yang mengelilingi paper disc tersebut dengan jangka sorong. Pada suhu 370C karena pada suhu tersebut tidak mengalami perpanjangan fase lag pada pertumbuhan bakteri dan viabilitas bakteri tidak menurun. Selama 24 jam karena sel bakteri diduga sudah dalam fase death. Hasilnya adalah zona hambat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 antibakteri pada pertumbuhan bakteri, biasanya terlihat lebih bening daripada daerah sekitarnya. Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi antimikroba, derajat sensitifitas, mikroorganisme dan kecepatan pertumbuhan bakteri (Anonim, 2011). Keefektifan ekstrak dilihat dari zona hambat yang didapat. b. Pengujian Nilai MIC atau KHM Ada dua macam metode dilusi yaitu metode dilusi cair dan metode dilusi padat. Pada penelitian ini menggunakan metode dilusi padat. Konsentrasi ekstrak daun dan getah jarak tintir adalah 5%, 10%, 25%, 50%, 100%, ditambah 1 kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol media. Konsentrasi minimal yang di dapat dari uji aktivitas digunakan sebagai acuan untuk menentukan konsentrasi yang akan digunakan dalam pengujian nilai MIC atau KHM. Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat, metode ini dilakukan dengan cara penanaman bakteri secara pourplate atau cawan tuang. Prosedur pourplate adalah dengan mendinginkan media kultur yang sudah disterilkan dalam tabung reaksi sampai dengan suhu 450C, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi mikroba uji dan sampel ekstrak (Cappuccino,2008). Media kultur yang digunakan adalah 10 ml, sedangkan bakteri uji yang digunakan adalah bakteri uji pada konsentrasi 10-8cfu/mL yang di vortex dahulu sebelum digunakan sebanyak 0,5 ml sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Setelah pourplate dilakukan langkah selanjutnya adalah menginkubasinya selama 24 jam dalam suhu 370C, penentuan nilai MIC atau KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang medianya tidak ditumbuhi bakteri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 c. Pengujian MBC atau KBM Metode streak dengan cottonbude steril dilakukan untuk menegaskan nilai MBC yang diperoleh dari media yang digunakan dalam uji MIC. Metode streakplate dilakukan dengan cara menggoreskan bakteri uji pada permukaan media agar menggunakan jarum ose yang dibagi menjadi 3 kuadran, kerapatan goresan pada masing-masing kuadran berbeda berturut rapatnya mulai dari kuadran pertama hingga kuadran ketiga. Setelah di dapatkan nilai MIC atau KHM langkah selanjutnya adalah memilih 2 konsentrasi paling besar dalam uji MIC atau KHM yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri , hal tersebut di tandai dengan media yang tidak ditumbuhi oleh bakteri. Dua media paling jernih dibandingkan dengan menstreakan cotton bud steril pada media kultur baru kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 370C, media kultur yang tidak ditumbuhi bakteri tersebutlah yang menjadi MBC atau KBM. J. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dengan program SPSS. Untuk mendapatkan data awal maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. “Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi data, jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal, maka kesimpulan yang ditarik berkemungkinan salah” (Irianto, 2004: 273). Uji homogenitas adalah pembandingan data yang sejenis. Untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak yang diuji terhadap pertumbuhan bakteri maka digunakan uji Kruskal Wallis, untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan maka harus dilakukan analisis Post Hoc. Alat untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 melakukan analisa Post Hoc untuk uji Kruskal Wallis adalah Uji Mann-Whitney (Dahlan, 2009). Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap diameter zona hambat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Diketahui ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yaitu memiliki buah berbiji. Mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi berwarna kuning selanjutnya berwarna hitam namun tidak pecah atau merekah. Ranting tebal, gundul dan berair, panjang daun 5-15 cm dan 6-16 cm, memiliki 3-5 sudut, dan panjang tangkai daun 3,5 – 15 cm sampai 30 cm serta memiliki ujung runcing. Kelopak bunga berwarna merah, berbentuk lonjong, panjangnya 6-7 cm dan memiliki 3 rusuk yang membujur. Ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yang diperoleh dari Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma dan Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan kunci determinasi Flora of Java (Backer, 1965) 2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Dalam pengambilan sampel memerlukan cara dan penanganan khusus pada masing-masing bahan. Karena setiap bahan yang akan digunakan mempunyai karakteristik dan perlakuan masing-masing. Cara pengolahan dan pengambilan diketahui bahwa daun (Folium) diambil yang tua (bukan daun kuning) dan daun kelima dari pucuk. Daun dipetik satu persatu secara manual. 37 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Daun yang digunakan dalam percobaan ini di ambil dari dua tempat yaitu Kebun Obat Universitas Sanata Dharma dan Ngekong, Gayamharjo, Prambanan. Daun yang diambil adalah daun ke lima dari pucuk. Perlakuan pada daun sesuai dengan yang diungkapkan Hariana (2006) daun segar, tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk adonan dan bisa dioleskan pada bagian yang sakit. Ekstrak Daun didapat dengan menumbuk daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.), langkah pembuatannya adalah mengambil sebanyak 50 gram daun Jarak Tintir, sebelumnya sudah dicuci bersih dengan air mengalir dan akuades ditumbuk menggunakan mortar dan stemper kemudian diperas sehingga menghasilkan ekstrak pekat sebanyak 10 ml yang diletakkan dalam gelas ukur steril. Ekstrak pekat tersebut yang akan diencerkan menjadi 5%, 10%, 25%, 50% dan 100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan aquades steril. b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Dalam Hariana (2006) diungkapkan getah batang atau daun dioleskan pada bagian luka yang baru. Getah yang digunakan adalah getah dari batang Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) , getah yang didapatkan adalah getah pekat yang diencerkan menjadi konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan 100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan aquades steril. 3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus Biakan murni Staphylococcus aureus didapatkan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Staphylococcus aureus diinkubasikandalam oven dengan suhu 370C dan dilakukan peremajaan kembali Staphylococcus aureus pada media agar miring. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Hasil dari uji aktivitas antibakteri ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat dilihat dalam tabel dibawah ini ; Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun Kontrol (+) Kontrol / Kontrol (-) 5% 10% 25% 50% 100% Povidone Iodine Pengulangan 10% 1 0 6 6 6 8 10 12 2 0 0 7 7 6 7 8 3 0 6 6 6 6 6 12 Rata-rata 0 4 6,33 6,33 6,67 7,67 10,67 Keterangan Null Lemah sedang sedang sedang Sedang Kuat Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah Kontrol Positif (+) Kontrol / Kontrol Povidone Iodine Pengulangan (-) 5% 10% 25% 50% 100% 10% 1 0 0 0 10 20 25 23 2 0 0 0 10 15 19 22 3 0 0 7 12 14 17 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Rata-rata 0 0 2,33 10,67 16,33 20,33 40 21,67 Sangat Keterangan Null Null Lemah kuat kuat kuat Sangat kuat Berikut merupakan dokumentasi foto hasil uji aktivitas antibakteri : Gambar 4.1 Zona bening yang terukur Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah, kanan dengan ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam. + - Media Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, beberapa analisis yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji regresi linier. Dari uji homogenitas diketahui bahwa data nilai diameter zona hambat getah tidak homogen karena memiliki nilai siginifikan hitung (p) ≤ 0,005 yaitu 0,003. Sedangkan dari uji homogenitas pada daun diketahui bahwa data nilai diameter zona hambat daun tidak homogen karena memiliki nilai signifikan hitung (p) ≤ 0,005 yaitu 0,002. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data shapiro-wilk. Diketahui bahwa data nilai diameter zona hambat ekstrak daun dan getah berdistribusi tidak normal. Maka dilakukan uji nonpametrik yaitu uji Kruskal-Walis. Didapatkan nilai p pada getah adalah 0,12 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sedangkan p pada daun adalah 0,353 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu juga tidak terdapat perbedaan diameter yang bermakna antar kelompok perlakuan. Dilakukan uji statistik regresi linier untuk mengetahui pengaruh konsentrasi esktak daun dan getah terhadap diameter zona hambat. Uji regresi linier pada ekstrak daun diketahui nilai R2 sebesar 0,369 yaitu nilai R2 tidak mendekati 1 (linier). Sedangkan uji regresi pada getah diketahui nilai R2 sebesar 0,346 yaitu nilai R2 (linier). tidak mendekati 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minnimum Inhibitory Concetration) Untuk pengujian nilai MIC ekstrak daun dan getah dilakukan dengan metode dilusi padat. Pengujian MIC dilakukan sebanyak dua kali, karena pada percobaan pertama gagal maka dilakukan percobaab kedua dengan konsentrasi yang berbeda. Pada pengujian nilai MIC tidak didapatkan nilai MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 : Percobaan I Hasil Uji Minnimum Inhibitory Concetration Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada Staphylococcus aureus. Perlakuan Keterangan Daun (%) 5 6 Semua konsentrasi tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh 7 8 permukaan media kultur. Selain itu juga media kutur menjadi keruh dan berair. Koloni yang tampak tumbuh pada media 9 kultur hampir pada semua konsentrasi Getah (%) 10 tersebar di seluruh media kultur. 5 Semua konsentrasi tidak bisa menghambat 6 pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh 7 permukaan media kultur. Selain itu juga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 9 43 media kutur menjadi keruh. Koloni yang tampak tumbuh pada media kultur hampir pada semua konsentrasi tersebar di seluruh 10 Kontrol Media media kultur. Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24 Setelah gagal dalam pengujian pertama kemudian peneliti melakukan percobaan kedua dengan konsentrasi yang berbeda. Tabel 4.4 : Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada pertumbuhan Staphylococcus aureus. Perlakuan Keterangan Daun (%) 10 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya bakteri diseluruh permukaan media. 11 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya bakteri diseluruh permukaan media, namun koloni lebih kecil daripada 10%. 12 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri . Hal ini ditandai dengan media kultur berwarna keruh pertumbuhan bakteri. dan terdapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Perlakuan 44 Keterangan 13 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya bakteri dalam koloni kecil yang menyebar. 14 Tidak bisa bakteri. Hal menghambat ini pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan bakteri dengan koloni tidak tersebar dan media paling jernih diantara media lain. Getah (%) 10 Tidak bakteri. bisa Hal menghambat ini pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan bakteri tersebar diseluruh media dengan koloni kecil. 11 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini ditandai dengan terdapatnya bagian media yang ditumbuhi bakteri. 12 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya bakteri pada bagian tengah dan tepi media. 13 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya bateri pada tepi media. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Perlakuan 45 Keterangan 14 Tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya bakteri pada tepi media dan sekitarnya dan media lebih jernih dibanding media lainnya. Kontrol Media Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24 Berikut merupakan gambar dokumentasi uji MIC : Sebelum Sesudah Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan setelah di inkubasi Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Sebelum 46 Sesudah Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan setelah di inkubasi. B. Pembahasan 1. Aktivitas Ekstrak Daun (Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Terbentuknya area bening disekitar paper disc yang ditanamkan pada media kultur pada uji aktivitas antibakteri membuktikan bahwa ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) memiliki sifat antibakteri terhadap pertumbuhan awal bakteri Staphylococcus aureus. Zona bening adalah daerah yang tidak ditumbuhi bakteri yang terlihat lebih jernih dari area sekitarnya. Kemampuan ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri diduga karena adanya kandungan senyawa aktif metabolit sekunder dalam daun. Suharmiati mengungkapkan daun jarak tintir mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Hal ini juga diungkapkan Isnaini (2010) dalam Skrining Fitokimia Ekstrak Pohon Yodium diketahui positif mengandung flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Beberapa peneliti menyatakan pendapat yang berbeda-beda sehubungan dengan mekanisme kerja dari flavonoid. Cara Kerja PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 flavonoid antara lain; flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Sementara Mirzoeva dalam Zamrodi (2011) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa flavonoid mampu melepaskan energi tranduksi terhadap membran sitoplasma bakteri selain itu juga menghambat motilitas bakteri. Mekanisme yang berbeda dikemukakan oleh Di Carlo dan Estrela yang menyatakan bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada struktur senyawa flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan transpor nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap bakteri ungkap Sabir (2005). Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah povidone iodine 10%, povidon-iodine ialah suatu iodovor dengan polivinil pirolidon berwarna coklat gelap dan punya bau yang khas (Ganiswara, 1995 dalam Anonim 2011). Povidone-iodine merupakan agen antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit baik pra- maupun pascaoperasi, dalam luka traumatik yang kotor pada pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar. Tjay dan Rahardja (2002 dalam Anonim 2011) mengungkapkan Povidon-iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 μg/ml dan bersifat bakterisid pada kadar 960 μg/ml. Dalam 10% povidon iodine mengandung 1% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit dan membunuh spora dalamm waktu 15 menit (Ganiswara, 1995 dalam Anonim 2011). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 Pada penelitian ini digunakan aquades steril sebagai pelarut pada pengenceran konsentrasi larutan. Aquades tersusun atas hydrogen perixida maksimal 49.9%. Aquades ini berwarna putih bening seperti air. Aquades adalah air biasa yang telah mengalami penyulingan sehingga tidak memiliki kandungan mineral apapun dan juga tidak ada campuran apapun, sehingga bisa berperan sebagai pelarut (Fatih,2008 dalam Friziah 2012). Digunakan aquades steril sebagai pelarut dengan tujuan agar memperkecil kemungkinan bahwa adanya sifat antibakteri daun jarak tintir adalah berasal dari pelarut yang digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa diameter zona hambat paling besar adalah perlakuan ekstrak pada konsentrasi 100% dengan rata-rata zona hambat 7,67 mm. Berdasarkan kriteria zona hambat menurut Davis Stout, diketahui ekstrak daun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi 5%, 10%, 25 %, 50% dan 100%. Pada konsentrasi 5% berdaya hambat lemah dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Sedangkan pada konsentrasi 10%, 25 %, 50% dan 100% berkekuatan sedang terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dimana kisaran zona hambat untuk adalah 6-7 mm. Dari uji normalitas diketahui data berdistribusi tidak normal dan pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram. Selanjutanya dilakukan Uji Kruskal-Walis, dari uji didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan. Pada hasil uji regresi linier diketahui bahwa diameter zona hambat tidak berpengaruh terhadap diameter zona hambat bakteri karena R2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 yang didapat tidak mendekati linier atau satu. Faktor yang mempengaruhi diameter zona hambat adalah sensitivitas organisme, kondisi inkubasi, kecepatan difusi agar. Salah satu hal tersebut yang juga diduga mempengaruhi ukuran zona hambat. Hal ini mungkin terjadi karena senyawa aktif tidak terlarut sempurna. Beswika (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan perbedaan pengaruh tesebut disebabkan oleh molekul besar senyawa metabolit sekunder mengalami kesulitan berdifusi pada medium agar. 2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun Nilai MIC (Minimum inhibitory Concentration) ekstrak daun belum bisa didapatkan dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 , semua media kultur pada semua konsentrasi dapat ditumbuhi oleh bakteri. Perbedaan yang terlihat pada jam ke 0 dan 24 adalah pada jam ke 0 media kultur dalam kondisi jernih setelah jam ke 24 hampir semua media menjadi keruh. Hanya pada konsentrasi 13% dan 14% media terlihat agak jernih. MIC atau KHM (Kadar hambat minimal) pada daun Jarak tintir belum bisa ditemukan. Diduga hal ini terjadi karena konsentrasi pada perlakuan terlalu rendah, sehingga jumlah zat aktif yang terkandung dalam perlakuan sedikit. Hal ini mengakibatkan kemampuan dari senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun belum bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Situasi ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajizah (2004) dalam Maliana (2013) bahwa konsentrasi ekstrak yang semakin tinggi membentuk zona bening yang semakin besar. Semakin pekat konsentrasi suatu ekstrak, maka senyawa metabolit sekunder yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 terkandung di dalamnya akan semakin banyak sehingga memberikan pengaruh terhadap diameter zona bening yang terbentuk . Ratnawati dalam Isnaini (2010) menyatakan bahwa pengaruh ekstrak metanol daun Jarak Tintir menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat sebesar 17,44 mm- 23, 99mm. Efektivitas kerja antibakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri, spesies bakteri, bahan organik, suhu, dan pH lingkungan (Cowan 1999 dalam Silvikasari 2011). Karena nilai MIC tidak bisa didapatkan maka nilai MBC (Minimum Bacteredical Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimal) pun tidak bisa didapatkan, karena dasar dari pengujian MBC adalah hasil dari uji MIC. Hal serupa juga dikemukakan oleh Junairiah (2012) pada uji nilai MIC dan MBC ekstrak Dumortiera hirsuta terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Nilai MIC dan MBC dari ekstrak Dumortiera hirsuta belum bisa ditemukan hal ini diduga karena tidak terjadinya penurunan nilai koloni pada ekstrak hingga mencapai 90%. MIC bisa ditetapkan jika bakteri yang tumbuh kurang dari 90%. Aktivitas dri konsentrasi yang diberikan hanya bersifat bakteriostatik. 3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Hasil dari uji aktivitas getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) , menunjukkan bahwa getah mempunyai aktivitas penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya zona bening atau yang disebut dengan zona hambat pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 sekitar paper disc. Temuan ini membuktikan bahwa dalam getah Jarak Tintir terdapat senyawa aktif yang mempunyai aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Anonym I,2006 dalam Sulaiman (2013) mengungkapkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa getah Jarak Tintir dapat digunakan untuk membantu pengobatan luka karena adanya kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin. Dalam Ummah (2010: 79-80) “Tanin diduga berperan sebagai antibakteri karena memiliki kemampuan membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri menjadi terganggu” Metabolime bakteri terganggu diduga karena ikatan hidrogen antara tanin dan protein enzim akan mendenaturasi dinding sel. Maka dengan adanya tanin maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim. Kerusakan pada membran sel dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi (Ummah,2010). Akibatnya bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian (Volk and Wheller, 1988 dalam Ummah 2010). Rahayu (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa stabilitas saponin mampu menekan aktivitas mikroorganisme. Kemampuan saponin dalam mempertahankan pH, absorbansi, warna PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 dan persen kelarutan dan kadar air, secara interaktif mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri. Aglikon epigenin, quersetin, kaempferol, dan luteolin-7,3- O’diglukosida pada tanaman Mentha Longifolia dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif (Akroum, 2009 dalam Silvikasari 2011). Agestia dalam Isnaini (2010) menjelaskan Alkaloid mengandung racun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis. Berdasarkan data yang diperoleh diameter zona hambat paling besar adalah perlakuan getah pada konsentrasi 100% dengan rata-rata zona hambat 20,33 mm. Berdasarkan kriteria zona hambat menurut Davis Stout , getah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yaitu ekstrak dengan konsentrasi 10%, 25 %, 50% dan 100%. Pada konsentrasi 5% getah tidak memiliki daya penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ,hal ini dilihat dari ketiga pengulangan konsentrasi 5% paper disc kertas dapat ditumbuhi bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 10% dengan rata-rata zona hambat 2,33 mm daya hambat pertumbuhan bakteri berkekuatan lemah. Pada konsentrasi 25 % dan 50% dengan rata-rata zona hambat berturut turut 10,67 mm dan 16,67 mm konsentrasi tersebut berkekuatan kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 100% berkekuatan sangat kuat dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Dari uji normalitas diketahui data berditribusi tidak normal dan pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram. Selanjutnya dilakukan Uji Kruskal-Walis hasilnya tidak signifikan, maka didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkmakna antara kelompok perlakuan. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya efektifitas senyawa metabolit dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Pada uji regresi liner didapatkan bahwa konsentrasi getah tidak berpengaruh terhadap besar diameter zona hambat bakteri. Namun berdasarkan kriteria Davis Stout terdapat perbedaan kekuatan, hal ini menunjukkan kekuatan konsentrasi getah tidak sebanding dengan besarnya konsentrasi perlakuan. Tetapi besarnya konsentrasi menentukan kekuatan daya hambat getah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Karya ilmiah Sulaiman (2013) mengungkapkan bahwa getah Jarak Cina dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka baru. Itu disebabkan adanya kandungan zat kimia yang dapat mencegah berkembangnya bakteri dan memperlambat proses inflamasi luka. Begitu juga dengan hasil penelitian Apriani (2010) dalam Isnaini (2010) diungkapkan bahwa larutan getah batang yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna pada Eshcerichia coli secara in vitro mulai dari konsentrasi 10%. 4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida) Nilai MIC ekstrak daun belum bisa didapatkan. Hal ini terlihat dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4, semua media kultur pada semua konsentrasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 dapat ditumbuhi oleh bakteri. Berbeda dengan daun, pada pengujian getah pada jam ke 0 media sudah terlihat keruh hal ini disebabkan karena pengaruh dari warna getah dan setelah dituangkan ke dalam media getah menjadi seperti endapan dan tidak bisa tercampur secara keseluruhan dengan media. Setelah dituangkan endapan dari getah terlihat dan tidak tersebar rata. Hal ini diduga menjadi salah satu pemicu belum bisa didapatkannnya nilai MIC dari getah tersebut. Getah tidak bisa tercampur rata karena mengendap sehingga kandungan senyawa aktif dalam getah juga tidak bisa tercampur maka tidak bisa terjadi aktivitas penghambatan terhadap bakteri uji. Dewi (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa terjadi ketidakstabilan zona hambat. Jumlah ekstrak semakin besar tidak memberikan efek penghambatan lebih besar. Ini diduga karena ekstrak yang digunakan adalah ekstrak kasar yang kelarutan senyawa metabolitnya tidak maksimal. Karena kelarutan getah tidak maksimal maka kelarutan senyawa metabolitnya juga tidak maksimal. Sama halnya dengan ekstrak daun, nilai MBC (Minimum Bactericidal Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimal) pada getah juga belum bisa didapatkan. Apabila nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) belum bisa ditemukan maka tidak bisa melakukan uji MBC. Dengan kata lain konsentrasi pada perlakuan hanya bersifat bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan bakteri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan Hasil penelitan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara InVitro dapat menjadi pengetahuan baru bagi masyarakat. Esktrak daun dan getah mempunyai aktifitas terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Masih banyak yang bisa dikembangkan dari penelitian ini, misalnya mencari konsentrasi yang tepat atau pengujian secara in vivo. Aplikasi untuk dunia pendidikan khususnya terkait dengan pembelajaran, hasil penelitian ini dapat dimasukkan ke dalam Materi Hakekat Ilmu Biologi atau Eubacteria. Konten dari hakekat biologi diantaranya Metode Ilmiah dan Manfaat Ilmu Biologi dan konten dari eubacteria adalah macam-macam bakteri. Aplikasi pada materi hakekat ilmu biologi adalah para siswa berdiskusi menganalisis metode ilmiah yang diterapkan dalam penelitian ini, sedangkan pada manfaat ilmu biologi dari hasil penelitian dan proses penelitian yang dilakukan merupakan manfaat dari ilmu biologi. Pada materi eubacteria, dapat dipelajari salah satu contoh bakteri pathogen yaitu Staphylococcus aureus yang merupakan penyebab berbagai penyakit (bisul, impetigo, nanah pada luka luar atau luka potong). Namun bakteri ini dapat dihambat aktivitasnya oleh ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.). Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus pada materi hakekat ilmu biologi dengan KD : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu dan SK : 1.1 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi terlampir. Silabus terdapat pada lampiran 4 dan RPP pada lampiran 5. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak daun dan getah memiliki aktivitas Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan awal Staphylococcus aureus. 2. Ekstrak daun dengan konsentrasi 5 % memiliki zona hambat paling kecil yaitu sebesar 4 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah 100% yang memiliki zona hambat sebesar 7,67 mm, untuk getah konsentrasi 10 % memiliki zona hambat paling kecil yaitu sebesar 2,33 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah 100% yang memiliki zona hambat sebesar 20,33 mm. 3. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) belum bisa didapatkan karena penggunaan konsentrasi yang terlalu rendah dan pada getah tidak bisa tercampur dengan media kultur. Uji MBC (Minimum Bacetericidal Concentration) belum bisa dilakukan karena MIC belum bisa didapatkan karena aktivitas bakteri hanya bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) 4. Tidak terdapat perbedaan siginifikan antara aktivitas antibakteri ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. 56 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara laboratoris untuk mengetahui pelarut yang mampu mendukung kerja senyawa metabolit agar senyawa metabolit yang terlarut lebih banyak dan penentuan konsentrasi yang tepat. 2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkinan efek samping dengan melakukan pengujian pengaruh ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L) terhadap Staphylococcus aureus secara in vivo. 3. Penggunaan Jarak Tintir sebagai tanaman obat di masyarakat masih jarang dilakukan dan tanaman ini hanya dikenal sebagai tanaman pagar. Oleh sebab itu sebaiknya penyebaran informasi penggunaan Jarak Tintir dalam pengobatan tradisional harus digalakkan demi perawatan kesehatan masyarakat secara mandiri dengan pemanfaatan potensi alam yang tersedia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 DAFTAR PUSTAKA Ahira,anne. Infeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Dalam http://anneahira.com /bakteri- staphylococcus-aureus.htm. diakses pada tanggal 16 Mei 2013. Anonim. 2011. Manfaat Jarak Cina. Dalam http://www.trubus-online. co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013. Anonim. 2011. Tinjaun Pustaka. Dalam http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4 s1keperawatan/0910712033/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. Backer, C.A., and Brink, R.C.B.V.D. 1965. Flora of Java (vol.1). The Netherlands : N.V.P. Noordhoff-Groningen,pp. 494. Beswika, Ayu. 2009. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK MANGGIS (Garcinia mangostana) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dalam Resporitory UPI pada tanggal 17 Mei 2013. Burton, Gwendolyn R., Paul G. Engelkirk. 2004. Microbiology : For The Health Sciencis (Seventh Edition). USA :Lippincot Williams & Wilkins, pp. 230233. Cappuccino, James G., Natalie Sherman. 2008. Microbiology : A Laboratory manual (Eight edition). San Fransisco : Perason Benjamin Cummings, pp. 134, 284-285, 585-588. Dahlan, Muhammad Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, pp. 96-105. Dewi,Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Surakarta: Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas sebelas Maret. http://epriints.uns.ac.id/388/1/169682309201001141.pdf diakses pada tanggal 30 Mei 2013. Friziah. 2011. Laporan Praktikum. Dalam http://friziah.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum.html diakses pada tanggal 12 Agustus. Gana,A.S., Singgih, M., and Haryanto. 2008. Prospek Tumbuhan Indonesia Dalam Kesehatan dan Permasalahannya. Edisi 4 Vol II. Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung. http://www.isfinational.or.id/pt-isfipenerbitan/126/480 diakses tanggal 17 Mei 2013, 1. Hariana, Arif. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta : Penebar Swadaya,pp. 138. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta : Pallmall Holt, John G., Noel R. Krieg, dkk. 1994. Bergey’s Manual of DETERMINATIVE BACTERIOLOGY (ninth edition). Philadelphia : Lipincott Williams & Wilkins, pp. 532. Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media Grup. Isnaini, Noor Muthmainah, Gina Eva Marsiana. 2011. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Pohon Yodium (Jatropha multifida L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli. Fakultas Kedokteran. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Diakses dalam http://www.scribd.com/doc/113202566/JurnalBerkala-Gina#download diakses pada tanggal 12 Agustus 2013, 8-13. Junairiah, Hanik Faizah, dan Salamun.2012. AKTIVITAS ANTI BAKTERI DAN ANTIFUNGI EKSTRAK PETROLEUM ETER Dumortiera hirsuta. Jurnal Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. Diakses dalam http://biologi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/Jurnal-HanikFaizah2.pdf diakses pada tanggal 23 Agustus 2013. Kountour, Ronny . 2003. Metode Penelitian . Jakarta : PPM,pp. 23. Maliana, Yayang, Siti Khotimah, Farah Diba. 2013. Aktivitas Antibakteri Kulit Garcinia mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter Dari Coptotermes curvignathus Holmgren. Protobiont Vol 2 (1) : 711, diakses dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/download/1347/1460. diakses tanggal 24 Mei 2013. Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga,pp. 137-138, 180. Priyatmoko, Windhyka. 2008. Aktivitas Antibakteri Karang Lunak Hasil Transplantasi (Sinularia Sp.) Pada Dua Kedalaman Berbeda Di Perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Dki Jakarta. Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Diakses dalam http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5416/C08wpr.pdf pada tanggal 23 Agustus 2013. Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar, MIKROBIOLOGI (Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,pp. 180181. Rahayu, Imbang Dwi.2007. Aktivitas Antibakteri Saponin Hasil Isolasi Aloe Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah. Fakultas Perikanan dan Peternakan, Universitas Muhamadiyah Malang. Diakses dalam. http://research report.umm.ac.id/ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 index.php/research-report/article/viewFile/156/182 diakses tanggal 24 Mei 2013. Sari, Fahriya Puspita, Sofi Muktiana Sari. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba Dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida L.) Sebagai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Artikel Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Hal : 1-9. http://eprints.undip.ac.id/36753/1/54. Artikel1.pdf diakses tanggal 16 Mei 2013. Sabandar, Carla W. Review of Jatropha multifida Linn. Diakses dalam http://carlasabandar.files.wordpress.com/2010/12/a-review-of-jatrophamultifida-linn.pdf diakses pada tanggal 16 Mei 2013. Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis Trigona sp terhadap bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 135–141. Dalam http://herbalnet .healthrepository.org/bitstream/123456789/2653/1/uji%20anti%20bakteri% 20trigona.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. Sears, Benjamin W., Lisa Spear, Rodrigo Saenz. 2011. Intisari Mikrobiologi & Imunologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 3-4. Silvikasari. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Flavonoid Daun Gambir (Uncaria Gambir Roxb). Bogor : Departemen Kimia, Fakultas MIPA, ITB. Dalam http://repository.ipb.ac.id/bitstream /handle/123456789/47533/BAB %20II%20Tinjauan%20Pustaka_%20G11sil.pdf?sequence=5 diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. Sirait,Midian. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung : Penerbit ITB, pp. 129. Suharmiati, Lestari Handayani. 2005. Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat di Rumah. Jakarta : AgroMedia, pp. 64. Sukandar, Dede. Nani Radiastuti, Ira Jayanegara, Adeng Hudaya. 2010. Karakterisasi Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (333-339). Sulaiman. Efektivitas Pemberian Getah Jarak Cina Jatropha multifida L Terhadap Penyembuhan Luka. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Diakses dalam http://www.scribd.com/doc/104881671/Jurnal-Sulaiman-09180 11022- Efektivitas-Getah- Jarak-Cina-Terhadap-Luka diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. Syarfati,K., K. Eriani, A. Damhoeri. 2011. The Potential Of Jarak Cina (Jatropha multifida L.) Secretion In Healing New-Wounded Mice. Jurnal Natural, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Aceh, Vol. 11, No. 1. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Ummah, Masithah Khairul. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) (Kajian Variasi Pelarut). Malang : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uin-malang .ac.id/?mod =th_detail&id= 05530001 diakses tanggal 25 Mei 2013. Vandepitte, J.,J. Verhaegen, K.Engbaek, P.Rohner, P.Piot, C.C. Heuck. 2011. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis (Edisi 2) : Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 88. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. ITB. Bandung, pp. 561-565. Zamrodi,Moh.2011. Uji Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif Tanaman Anting-anting (acalypha indica l.). Malang : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/introduction/07630043-m-zamrodi.ps diakses tanggal 25 Mei 2013. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Lampiran 1 Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri Sterilisasi alat-alat yang digunakan Menyiapka n medium cultur Penyiaapan Stok Inokulum dengan mengencerkan stok mikroba murni Membuat Media NA dan Disterilkan Biakan bakteri dituangkan ke dalam media NA steril kemudian diratakan Paper disc steril Menyiapkan Esktrak Daun dan Getah Ekstraksi Daun Jarak Tintir Penyulin gan Getah Pembuatan FIltrat dengan berbagai konsentrasi Paper disc steril di rendam pada masing-masing ektrak Paper disc diinokulasikan ke dalam cawan petri, Dibuat 3 kuadran dalam 1 perlakuan, control positif dan negatif Inkubasi selama 24 jam Pengukuran zona Hambat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Lampiran 2 Skema Kerja Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Sterilisasi alat-alat yang digunakan Menyiapkan medium cultur Penyiaapan Stok Inokulum konsentrasi 108 cfu/ml dengan mengencerkan stok mikroba murni Membuat Media NA dimasukkan dalam tabung reaksi dan Disterilkan 10 menit. Menyiapkan Esktrak Daun dan Getah Ektrak dilarutkan dengan presentase berbeda Media didinginkan, hingga suam-suam kuku. Bakteri uji dimasukan. Ekstrak masing-masing konsentrasi dimasukan ke dalam tabung reaksi Tuangkan ke dalam cawan petri kemudian goyangkan bentuk angka 8 Inkubasi 24 jam , 370C Pengamatan ; Nilai MIC adalah konsentrasi paling rendah pada media yang tidak di tumbuhi bakerti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 Lampiran 3 Skema Kerja Uji MBC (Minimum Bactericidal Concentration) Menyiapkan media NA yang sudah disteriilkan dalam cawan petri. Dua konsentrasi terbesar pada uji MIC yang tidak ditumbuhi bakteri. Streak dengan cotton bud steril, bakteri yang diambil pada dua konsntrasi terbesar pada media NA steril. Inkubasi selama 24 jam , 370C Pengamatan ; Nilai MBC dilihat dari kosentrasi terendah yang tidak ditumbuhi bakteri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 Lampiran 4 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SEKOLAH : SMA MATA PELAJARAN : BIOLOGI KELAS/SEMESTER : X/I STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan ) Kompetensi Materi Nilai Kegiatan dasar Pembelajaran Karakter Pembelajaran 1.1 Arti dan Mengidentifikasi karakteristik ruang lingkup biologi biologi Manfaat ilmu biologi a. Rasa ingin tahu b. Komunikati f c. Tanggung Jawab Diskusi Indikator Penilaian Pencapaian Kompetensi Menjelaskan arti tentang arti ilmu biologi dan ilmu biologi menyebutkan dan karakteristik karakteristik ilmu biologi ilmu biologi Menyebutkan Alokasi Sumber Waktu Belajar Observasi 2 x 45 (Lisan) menit Tertulis (LKS) Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 d. Peduli lingkungan Menemukan dan memberi manfaat contoh manfaat jurnal, ilmu biologi ilmu biologi buku Majalah, dalam studi sumber, kasus dan dan diskusi ALOKASI WAKTU Kompetensi dasar 1.2 : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan ) Materi Pembelajaran Objek biologi Mendeskripsikan dan objek dan permasalahan permasalahan biologi biologi pada berbagai tingkat organisasi internet Cabang ilmu biologi. Metode ilmiah Nilai Karakter a. Kerja keras b. Rasa ingin tahu c. Komunikatif d. Tanggung Jawab e. Peduli Kegiatan Pembelajaran Mengamati Indikator Pencapaian Kompetensi contoh objek dan biologi organisasi Menjelaskan Alokasi Sumber Waktu Belajar 2 x 45 Memberikan objek biologi tingkat Penilaian Post tes (Tertulis) menit Buku Biologi SMA Kelas X, kehidupan di contoh Priadi, sekitar permasalahan Arif sekolah biologi dalam Karya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 kehidupan lingkungan Menemukan kehidupan (molekul, sel, permasalaha jaringan, organ, n individu, yang populasi, mungkin ekosistem, dan dialami karya ilmiah bioma siswa. sesuai metode Diskusi ilmiah dan untuk kaitannya dengan menentukan manfaat biologi biologi cabang ilmu biologi Menganalisis karya ilmiah dalam kelompok Menyebutkan cabang ilmu biologi Mengidentifikasi ilmiah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 Lampiran 5 RPP ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : X (Sepuluh) / I Pertemuan ke : Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu B. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi C. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan arti ilmu biologi dan menyebutkan karakteristik ilmu biologi 2. Menyebutkan dan memberi contoh manfaat ilmu biologi Kognitif Proses 1. Diskusi tentang arti ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi 2. Menemukan manfaat ilmu biologi dalam studi kasus dan diskusi Psikomotorik Mengamati gambar dan menuliskan manfaat ilmu biologi Afektif 1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif. 2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal yang belum dipahami. 3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli terhadap lingkungan D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Dengan membaca buku paket dan berdiskusi siswa dapat menjelaskan arti ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 2. Dengan berdiskusi dan presentasi siswa dapat menyebutkan manfaat ilmu biologi Kognitif Proses Afektif 1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat teman dan motivasi siswa meningkat. 2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat. 3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat. E. Materi Pembelajaran 1. Ilmu Biologi dan karakteristik ilmu biologi 2. Manfaat ilmu biologi F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Kooperatif Metode Pembelajaran : Diskusi, Ceramah, Preentasi G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa Pendahuluan Melakukan apersepsi, 1. Guru mengajukan pertanyaan dan (15 menit) menyampaikan tujuan meminta siswa menuliskan dan memotivasi siswa jawaban di papan tulis: (Waktu) Apa yang terlintas dipikiran kalian jika mendengar kata biologi? 2. Guru menunjukan gambar ruanglingkup biologi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti (60 menit) Menyampaikan masalah 4. Guru memunculkan fenomena yang terkait ilmu biologi dan manfaat ilmu biologi? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 5. Siswa memberikan tanggapan atas fenomena yang diajukan guru. 6. Guru membagikan LKS pada siswa untuk diskusi kelompok Menyampaikan materi 7. Guru meminta siswa untuk mepresentasikan jawaban siswa dan hasil diskusi kelas. Evaluasi 8. Guru meminta siswa untuk tunjuk jari dan menyebutkan apa saja yang sudah dipelajari 9. Guru melengkapi atau membenarkan jawaban siswa Penutup Penghargaan 10. Memberikan penghargaan kepada (15 menit) seluruh siswa yang bersungguhsungguh mengikuti pelajaran 11. Membimbing siswa merangkum butir-butir pembelajaran dan merefleksikannya 12. Memberi tugas membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. H. Sumber Belajar 1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif 2. Internet 3. Lembar Kerja Siswa 1 I. PENILAIAN 1. Ranah Afektif : Observasi pembelajaran. 2. Ranah Kognitif : LKS kegiatan siswa selama proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 RPP ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : X (Sepuluh) / I Pertemuan ke : Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu B. Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma C. Indikator Kognitif Produk 1. Memberikan contoh objek biologi 2. Menjelaskan contoh permasalahan biologi dalam kehidupan 3. Menyebutkan cabang ilmu biologi 4. Mengidentifikasi karya ilmiah sesuai metode ilmiah dan kaitannya dengan manfaat biologi Kognitif Proses 1. Mengamati objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan di sekitar sekolah 2. Menemukan permasalahan biologi yang mungkin dialami siswa. 3. Diskusi untuk menentukan cabang ilmu biologi. 4. Menganalisis karya ilmiah dalam kelompok. Psikomotorik Mengamati lingkungan sekitar Mengamati gambar cabang ilmu biologi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Afektif 1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif. 2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal yang belum dipahami. 3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli terhadap lingkungan D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar siswa dapat memberikan contoh objek biologi 2. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan permasalahan biologi 3. Dengan berdiskusi siswa dapat menentukan cabang ilmu biologi 4. Dengan menganalisis karya ilmiah siswa dapat memahami metode ilmiah dan manfaat ilmu biologi Kognitif Proses Afektif 1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat teman dan motivasi siswa meningkat. 2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat. 3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat. E. Materi Pembelajaran 1. Menyebutkan objek biologi dan permasalahan biologi 2. Mendeskripsikan cabang ilmu biologi. 3. Metode ilmiah F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Kooperatif Metode Pembelajaran : Diskusi, Ceramah, observasi G. Kegiatan Pembelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa Pendahuluan Melakukan apersepsi, 13. Guru meminta siswa untuk sekilas (15 menit) menyampaikan tujuan mengamati lingkuangan sekitar dan memotivasi siswa dan mencatat yang siswa lihat. (Waktu) 14. Guru menanyakan kepada siswa : Pernahkah melihat semangka tanpa biji?, atau mendengar tentang kloning? 15. Guru menunjukan gambar tentang hal tersebut. 16. Guru memanyakan kepada siswa : Siapakah yang ingin jadi dokter? Scientis? Atau Guru biologi? 17. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti (60 menit) Menyampaikan masalah 18. Guru memunculkan fenomena yang terkait objek biologi dan permasalahan biologi. Guru menanyakan kepada siswa : Apakah ada yang tahu bagaimana manusia bisa sakit? Kenapa kalu kita terluka akan terjadi infeksi? 19. Siswa memberikan tanggapan atas fenomena yang diajukan guru. 20. Guru membagikan LKS dan Karya ilmiah pada siswa untuk diskusi kelompok untuk menentukan cabang-cabang ilmu biologi dan mengidentifikasi metode ilmiah dalam karya ilmiah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Menyampaikan materi 74 21. Guru meminta siswa untuk mepresentasikan hasil diskusi siswa. Evaluasi 22. Guru meminta siswa untuk tunjuk jari dan menyebutkan apa saja yang sudah dipelajari 23. Guru melengkapi atau membenarkan jawaban siswa Penutup Penghargaan 24. Memberikan penghargaan kepada (15 menit) seluruh siswa yang bersungguhsungguh mengikuti pelajaran 25. Membimbing siswa merangkum butir-butir pembelajaran dan merefleksikannya 26. Memberi tugas membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. H. Sumber Belajar 1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif 2. Karya ilmiah 3. Internet 4. Lembar Kerja Siswa 2 I. PENILAIAN 1. Ranah Kognitif : Post tes, LKS 2. Ranah Afektif : pembelajaran. Observasi kegiatan siswa selama proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Lampiran 6 Hasil Data Pengukuran Zona Hambat Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun Kontrol (+) Kontrol / Kontrol (-) 5% 10% 25% 50% 100% Pengulangan Povidone Iodine 10% 1 0 6 6 6 8 10 12 2 0 0 7 7 6 7 8 3 0 6 6 6 6 6 12 Rata-rata 0 4 6,33 6,33 6,67 7,67 10,67 Keterangan Null Lemah sedang sedang sedang sedang Kuat Diameter zona hambat bakteri pada getah Kontrol Positif (+) Kontrol / Kontrol Povidone Iodine Pengulangan (-) 5 10 25 50 100 10% 1 0 0 0 10 20 25 23 2 0 0 0 10 15 19 22 3 0 0 7 12 14 17 20 Rata-rata 0 0 2,33 10,67 16,33 20,33 21,67 Sangat Keterangan Null null Lemah kuat kuat kuat Sangat kuat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian Biakan Staphylococcus aureus Pengenceran bakteri uji Pengenceran ekstrak daun Pengenceran Getah 76 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Media Kultur sebelum Inkubasi Zona hambat yang terukur Media kultur sesudah ikubasi Kontrol media Uji aktivitas pada daun Uji aktivitas getah 77 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 Lampiran 8 Analisis Data Ekstrak Daun Dengan SPSS a. Uji Homogenitas Oneway [DataSet1] D:\SPSS 4 Daun.sav Descriptives Datahasil 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 0 3 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00 5 3 4.0000 3.46410 2.00000 -4.6053 12.6053 .00 6.00 10 3 6.3333 .57735 .33333 4.8991 7.7676 6.00 7.00 25 3 6.3333 .57735 .33333 4.8991 7.7676 6.00 7.00 50 3 6.6667 1.15470 .66667 3.7982 9.5351 6.00 8.00 100 3 7.6667 2.08167 1.20185 2.4955 12.8378 6.00 10.00 1000 3 10.6667 2.30940 1.33333 4.9298 16.4035 8.00 12.00 Total 21 5.9524 3.48534 .76056 4.3659 7.5389 .00 12.00 Test of Homogeneity of Variances Datahasil Levene Statistic df1 df2 Sig. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 Test of Homogeneity of Variances Datahasil Levene Statistic df1 6.424 df2 6 Sig. 14 .002 ANOVA Datahasil Sum of Squares Between Groups Within Groups Total df Mean Square F 195.619 6 32.603 47.333 14 3.381 242.952 20 9.643 Sig. .000 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Datahasil Scheffe (I) (J) 95% Confidence Interval Konsent Konsent Mean Difference rasi rasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 0 5 -4.00000 1.50132 .370 -10.2058 2.2058 10 -6.33333 * 1.50132 .044 -12.5391 -.1275 25 -6.33333 * 1.50132 .044 -12.5391 -.1275 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 10 25 50 80 * 1.50132 .031 -12.8725 -.4609 * 1.50132 .011 -13.8725 -1.4609 -10.66667 * 1.50132 .001 -16.8725 -4.4609 0 4.00000 1.50132 .370 -2.2058 10.2058 10 -2.33333 1.50132 .865 -8.5391 3.8725 25 -2.33333 1.50132 .865 -8.5391 3.8725 50 -2.66667 1.50132 .780 -8.8725 3.5391 100 -3.66667 1.50132 .466 -9.8725 2.5391 1000 -6.66667 * 1.50132 .031 -12.8725 -.4609 50 -6.66667 100 -7.66667 1000 0 6.33333 * 1.50132 .044 .1275 12.5391 5 2.33333 1.50132 .865 -3.8725 8.5391 25 .00000 1.50132 1.000 -6.2058 6.2058 50 -.33333 1.50132 1.000 -6.5391 5.8725 100 -1.33333 1.50132 .990 -7.5391 4.8725 1000 -4.33333 1.50132 .286 -10.5391 1.8725 0 6.33333 * 1.50132 .044 .1275 12.5391 5 2.33333 1.50132 .865 -3.8725 8.5391 10 .00000 1.50132 1.000 -6.2058 6.2058 50 -.33333 1.50132 1.000 -6.5391 5.8725 100 -1.33333 1.50132 .990 -7.5391 4.8725 1000 -4.33333 1.50132 .286 -10.5391 1.8725 0 6.66667 * 1.50132 .031 .4609 12.8725 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 5 2.66667 1.50132 .780 -3.5391 8.8725 10 .33333 1.50132 1.000 -5.8725 6.5391 25 .33333 1.50132 1.000 -5.8725 6.5391 100 -1.00000 1.50132 .998 -7.2058 5.2058 1000 -4.00000 1.50132 .370 -10.2058 2.2058 0 7.66667 * 1.50132 .011 1.4609 13.8725 5 3.66667 1.50132 .466 -2.5391 9.8725 10 1.33333 1.50132 .990 -4.8725 7.5391 25 1.33333 1.50132 .990 -4.8725 7.5391 50 1.00000 1.50132 .998 -5.2058 7.2058 -3.00000 1.50132 .679 -9.2058 3.2058 * 1.50132 .001 4.4609 16.8725 1000 1000 81 0 10.66667 5 6.66667 * 1.50132 .031 .4609 12.8725 10 4.33333 1.50132 .286 -1.8725 10.5391 25 4.33333 1.50132 .286 -1.8725 10.5391 50 4.00000 1.50132 .370 -2.2058 10.2058 100 3.00000 1.50132 .679 -3.2058 9.2058 *. The mean difference is significant at the 0.05 level. Homogeneous Subsets Datahasil PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Scheffe Subset for alpha = 0.05 Konsent rasi N 1 2 3 0 3 .0000 5 3 4.0000 10 3 6.3333 6.3333 25 3 6.3333 6.3333 50 3 6.6667 6.6667 100 3 7.6667 7.6667 1000 3 Sig. 4.0000 10.6667 .370 .466 .286 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. 82 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 b. Uji Normalitas Konsentrasi Case Processing Summary Cases Valid Missing Total Konsent rasi Datahasil N Percent N Percent N Percent 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% a Descriptives Konsentrasi Datahasil 5 Statistic Mean 95% Confidence Interval for Std. Error 4.0000 Lower Bound -4.6053 Upper Bound 12.6053 Mean 5% Trimmed Mean . 2.00000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Median 6.0000 Variance 12.000 Std. Deviation 3.46410 Minimum .00 Maximum 6.00 Range 6.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 10 Mean 95% Confidence Interval for 84 -1.732 1.225 . . 6.3333 .33333 Lower Bound 4.8991 Upper Bound 7.7676 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 6.0000 .333 .57735 Minimum 6.00 Maximum 7.00 Range 1.00 Interquartile Range Skewness Kurtosis . 1.732 1.225 . . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 Mean 95% Confidence Interval for 6.3333 Lower Bound 4.8991 Upper Bound 7.7676 85 .33333 Mean 5% Trimmed Mean . Median 6.0000 Variance .333 Std. Deviation .57735 Minimum 6.00 Maximum 7.00 Range 1.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 50 Mean 95% Confidence Interval for 1.732 1.225 . . 6.6667 .66667 Lower Bound 3.7982 Upper Bound 9.5351 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 6.0000 1.333 1.15470 Minimum 6.00 Maximum 8.00 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Range 2.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 100 Mean 95% Confidence Interval for 86 1.732 1.225 . . 7.6667 1.20185 Lower Bound 2.4955 Upper Bound 12.8378 Mean 5% Trimmed Mean . Median 7.0000 Variance 4.333 Std. Deviation 2.08167 Minimum 6.00 Maximum 10.00 Range 4.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 1000 Mean 95% Confidence Interval for 1.293 1.225 . . 10.6667 1.33333 Lower Bound 4.9298 Upper Bound 16.4035 Mean 5% Trimmed Mean Median . 12.0000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Variance 87 5.333 Std. Deviation 2.30940 Minimum 8.00 Maximum 12.00 Range 4.00 Interquartile Range . Skewness -1.732 1.225 . . Kurtosis a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. b Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Konsent rasi Datahasil Statistic df Sig. Statistic df Sig. 5 .385 3 . .750 3 .000 10 .385 3 . .750 3 .000 25 .385 3 . .750 3 .000 50 .385 3 . .750 3 .000 100 .292 3 . .923 3 .463 1000 .385 3 . .750 3 .000 a. Lilliefors Significance Correction b. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Datahasil Normal Q-Q Plots 88 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Detrended Normal Q-Q Plots 90 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 c. Transformasi Data Case Processing Summary Cases Valid Missing Total Konsent rasi Datahasil N Percent N Percent N Percent 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% a Descriptives Konsentrasi Datahasil 5 Statistic Mean 95% Confidence Interval for Std. Error 4.0000 Lower Bound -4.6053 Upper Bound 12.6053 Mean 5% Trimmed Mean Median . 6.0000 2.00000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Variance 12.000 Std. Deviation 3.46410 Minimum .00 Maximum 6.00 Range 6.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 10 Mean 95% Confidence Interval for 95 -1.732 1.225 . . 6.3333 .33333 Lower Bound 4.8991 Upper Bound 7.7676 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation 6.0000 .333 .57735 Minimum 6.00 Maximum 7.00 Range 1.00 Interquartile Range Skewness Kurtosis 25 . Mean . 1.732 1.225 . . 6.3333 .33333 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95% Confidence Interval for Lower Bound 4.8991 Upper Bound 7.7676 96 Mean 5% Trimmed Mean . Median 6.0000 Variance .333 Std. Deviation .57735 Minimum 6.00 Maximum 7.00 Range 1.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 50 Mean 95% Confidence Interval for 1.732 1.225 . . 6.6667 .66667 Lower Bound 3.7982 Upper Bound 9.5351 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 6.0000 1.333 1.15470 Minimum 6.00 Maximum 8.00 Range 2.00 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Interquartile Range . Skewness Kurtosis 100 Mean 95% Confidence Interval for 97 1.732 1.225 . . 7.6667 1.20185 Lower Bound 2.4955 Upper Bound 12.8378 Mean 5% Trimmed Mean . Median 7.0000 Variance 4.333 Std. Deviation 2.08167 Minimum 6.00 Maximum 10.00 Range 4.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 1000 Mean 95% Confidence Interval for 1.293 1.225 . . 10.6667 1.33333 Lower Bound 4.9298 Upper Bound 16.4035 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance . 12.0000 5.333 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Std. Deviation 8.00 Maximum 12.00 Interquartile Range Skewness Kurtosis a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. Datahasil Stem-and-Leaf Plots Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 5,00 Frequency Stem & Leaf 1,00 0. 0 2,00 0 . 66 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 10,00 2.30940 Minimum Range 98 4.00 . -1.732 1.225 . . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Frequency Stem & Leaf 2,00 6 . 00 1,00 7. 0 Stem width: Each leaf: 1,00 1 case(s) Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 25,00 Frequency Stem & Leaf 2,00 6 . 00 1,00 7. 0 Stem width: Each leaf: 1,00 1 case(s) Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 50,00 Frequency Stem & Leaf 3,00 0 . 668 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 100,00 99 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Frequency Stem & Leaf 2,00 0 . 67 1,00 1. 0 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) Datahasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 1000,00 Frequency Stem & Leaf 1,00 0. 8 2,00 1 . 22 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) 100 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI d. Uji Kruskal-Wallis Kruskal-Wallis Test Ranks Konsent rasi Datahasil N 5 3 4.33 10 3 8.00 25 3 8.00 50 3 8.67 100 3 11.00 Total 15 a,b Test Statistics Datahasil Chi-Square Df Asymp. Sig. a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Konsentrasi Mean Rank 4.410 4 .353 101 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 e. Uji Regresi Linier Regression b Variables Entered/Removed Model 1 Variables Variables Entered Removed Konsentrasi a Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Datahasil Model Summary Model R R Square a 1 .608 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .369 .336 2.83977 a. Predictors: (Constant), Konsentrasi b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Df Mean Square 89.730 1 89.730 Residual 153.222 19 8.064 Total 242.952 20 a. Predictors: (Constant), Konsentrasi b. Dependent Variable: Datahasil F 11.127 Sig. a .003 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 4.920 .693 Konsentrasi .006 .002 a. Dependent Variable: Datahasil Coefficients Beta t .608 Sig. 7.103 .000 3.336 .003 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 Lampiran 9 Analisis Data Getah Dengan SPSS a. Uji Homogenitas Oneway Test of Homogeneity of Variances DataHasil Levene Statistic df1 5.862 df2 6 Sig. 14 .003 ANOVA DataHasil Sum of Squares Between Groups Mean Square 1625.905 6 270.984 95.333 14 6.810 1721.238 20 Within Groups Total df F Sig. 39.795 .000 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable:DataHasil Std. Error (I) (J) Mean Difference Sig. 95% Confidence Interval PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Konsent Konsent Scheffe rasi rasi 0 5 5 10 25 105 (I-J) Lower Bound Upper Bound .00000 2.13065 1.000 -8.8072 8.8072 10 -2.33333 2.13065 .971 -11.1405 6.4739 25 -10.66667 * 2.13065 .013 -19.4739 -1.8595 50 -16.33333 * 2.13065 .000 -25.1405 -7.5261 100 -20.33333 * 2.13065 .000 -29.1405 -11.5261 1000 -21.66667 * 2.13065 .000 -30.4739 -12.8595 .00000 2.13065 1.000 -8.8072 8.8072 10 -2.33333 2.13065 .971 -11.1405 6.4739 25 -10.66667 * 2.13065 .013 -19.4739 -1.8595 50 -16.33333 * 2.13065 .000 -25.1405 -7.5261 100 -20.33333 * 2.13065 .000 -29.1405 -11.5261 1000 -21.66667 * 2.13065 .000 -30.4739 -12.8595 0 2.33333 2.13065 .971 -6.4739 11.1405 5 2.33333 2.13065 .971 -6.4739 11.1405 25 -8.33333 2.13065 .070 -17.1405 .4739 50 -14.00000 * 2.13065 .001 -22.8072 -5.1928 100 -18.00000 * 2.13065 .000 -26.8072 -9.1928 1000 -19.33333 * 2.13065 .000 -28.1405 -10.5261 * 2.13065 .013 1.8595 19.4739 * 2.13065 .013 1.8595 19.4739 0 0 10.66667 5 10.66667 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 100 10 8.33333 2.13065 .070 -.4739 17.1405 50 -5.66667 2.13065 .371 -14.4739 3.1405 100 -9.66667 * 2.13065 .027 -18.4739 -.8595 1000 -11.00000 * 2.13065 .010 -19.8072 -2.1928 * 2.13065 .000 7.5261 25.1405 * 2.13065 .000 7.5261 25.1405 0 16.33333 5 16.33333 10 14.00000 * 2.13065 .001 5.1928 22.8072 25 5.66667 2.13065 .371 -3.1405 14.4739 100 -4.00000 2.13065 .735 -12.8072 4.8072 1000 -5.33333 2.13065 .439 -14.1405 3.4739 * 2.13065 .000 11.5261 29.1405 * 2.13065 .000 11.5261 29.1405 * 2.13065 .000 9.1928 26.8072 0 20.33333 5 20.33333 10 18.00000 25 9.66667 * 2.13065 .027 .8595 18.4739 50 4.00000 2.13065 .735 -4.8072 12.8072 -1.33333 2.13065 .999 -10.1405 7.4739 * 2.13065 .000 12.8595 30.4739 * 2.13065 .000 12.8595 30.4739 * 2.13065 .000 10.5261 28.1405 1000 1000 106 0 21.66667 5 21.66667 10 19.33333 25 11.00000 * 2.13065 .010 2.1928 19.8072 50 5.33333 2.13065 .439 -3.4739 14.1405 100 1.33333 2.13065 .999 -7.4739 10.1405 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI *. The mean difference is significant at the 0.05 level. Homogeneous Subsets DataHasil Subset for alpha = 0.05 Konsent rasi a Tukey B a Scheffe N 1 2 3 4 0 3 .0000 5 3 .0000 10 3 2.3333 25 3 10.6667 50 3 16.3333 100 3 20.3333 1000 3 21.6667 0 3 .0000 5 3 .0000 10 3 2.3333 25 3 50 3 100 3 20.3333 1000 3 21.6667 Sig. 16.3333 2.3333 10.6667 10.6667 16.3333 .971 .070 .371 16.3333 .439 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DataHasil Subset for alpha = 0.05 Konsent rasi a Tukey B a Scheffe N 1 2 3 4 0 3 .0000 5 3 .0000 10 3 2.3333 25 3 10.6667 50 3 16.3333 100 3 20.3333 1000 3 21.6667 0 3 .0000 5 3 .0000 10 3 2.3333 25 3 50 3 100 3 20.3333 1000 3 21.6667 Sig. 16.3333 2.3333 10.6667 10.6667 16.3333 .971 .070 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. .371 16.3333 .439 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 b. Uji Normalitas Data Explore Konsentrasi Case Processing Summary Cases Valid Missing Total Konsent rasi DataHasil N Percent N Percent N Percent 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% a,b Descriptives Konsentrasi DataHasil 10 Statistic Mean 95% Confidence Interval for 2.3333 Lower Bound -7.7062 Upper Bound 12.3729 Mean Std. Error 2.33333 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5% Trimmed Mean . Median .0000 Variance 16.333 Std. Deviation 4.04145 Minimum .00 Maximum 7.00 Range 7.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 25 Mean 95% Confidence Interval for 110 1.732 1.225 . . 10.6667 .66667 Lower Bound 7.7982 Upper Bound 13.5351 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 10.0000 1.333 1.15470 Minimum 10.00 Maximum 12.00 Range Interquartile Range Skewness 2.00 . 1.732 1.225 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kurtosis 50 Mean 95% Confidence Interval for 111 . . 16.3333 1.85592 Lower Bound 8.3479 Upper Bound 24.3187 Mean 5% Trimmed Mean . Median 15.0000 Variance 10.333 Std. Deviation 3.21455 Minimum 14.00 Maximum 20.00 Range 6.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 100 Mean 95% Confidence Interval for 1.545 1.225 . . 20.3333 2.40370 Lower Bound 9.9910 Upper Bound 30.6756 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum . 19.0000 17.333 4.16333 17.00 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Maximum 25.00 Range 8.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 1000 Mean 95% Confidence Interval for 112 1.293 1.225 . . 21.6667 .88192 Lower Bound 17.8721 Upper Bound 25.4612 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 22.0000 2.333 1.52753 Minimum 20.00 Maximum 23.00 Range Interquartile Range Skewness Kurtosis a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted. 3.00 . -.935 1.225 . . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 b,c Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Konsent rasi DataHasil Statistic df Sig. Statistic df Sig. 10 .385 3 . .750 3 .000 25 .385 3 . .750 3 .000 50 .328 3 . .871 3 .298 100 .292 3 . .923 3 .463 1000 .253 3 . .964 3 .637 a. Lilliefors Significance Correction b. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. c. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted. DataHasil Normal QQ Plots PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Detrended Normal Q-Q Plots 116 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 c. Uji Tranformasi Data Explore Konsentrasi Case Processing Summary Cases Valid Missing Total Konsent rasi DataHasil N Percent N Percent N Percent 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% 1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0% a,b Descriptives Konsentrasi DataHasil 10 Statistic Mean 95% Confidence Interval for 2.3333 Lower Bound -7.7062 Upper Bound 12.3729 Mean Std. Error 2.33333 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5% Trimmed Mean . Median .0000 Variance 16.333 Std. Deviation 4.04145 Minimum .00 Maximum 7.00 Range 7.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 25 Mean 95% Confidence Interval for 120 1.732 1.225 . . 10.6667 .66667 Lower Bound 7.7982 Upper Bound 13.5351 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 10.0000 1.333 1.15470 Minimum 10.00 Maximum 12.00 Range Interquartile Range Skewness 2.00 . 1.732 1.225 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kurtosis 50 Mean 95% Confidence Interval for 121 . . 16.3333 1.85592 Lower Bound 8.3479 Upper Bound 24.3187 Mean 5% Trimmed Mean . Median 15.0000 Variance 10.333 Std. Deviation 3.21455 Minimum 14.00 Maximum 20.00 Range 6.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 100 Mean 95% Confidence Interval for 1.545 1.225 . . 20.3333 2.40370 Lower Bound 9.9910 Upper Bound 30.6756 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum . 19.0000 17.333 4.16333 17.00 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Maximum 25.00 Range 8.00 Interquartile Range . Skewness Kurtosis 1000 Mean 95% Confidence Interval for 122 1.293 1.225 . . 21.6667 .88192 Lower Bound 17.8721 Upper Bound 25.4612 Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation . 22.0000 2.333 1.52753 Minimum 20.00 Maximum 23.00 Range Interquartile Range Skewness Kurtosis a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted. b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted. 3.00 . -.935 1.225 . . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DataHasil Stem-and-Leaf Plots DataHasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 10,00 Frequency Stem & Leaf 2,00 0 . 00 1,00 0. 7 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) DataHasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 25,00 Frequency Stem & Leaf 3,00 1 . 002 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) DataHasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 50,00 Frequency Stem & Leaf 2,00 1 . 45 1,00 2. 0 Stem width: 10,00 123 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Each leaf: 1 case(s) DataHasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 100,00 Frequency Stem & Leaf 2,00 1 . 79 1,00 2. 5 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) DataHasil Stem-and-Leaf Plot for Perlakuan= 1000,00 Frequency Stem & Leaf 3,00 2 . 023 Stem width: Each leaf: 10,00 1 case(s) 124 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI d. Uji Kruskal-Wallis NPar Tests Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum DataHasil 21 10.1905 9.27696 .00 25.00 Konsentrasi 21 1.7000E2 348.77285 .00 1000.00 Kruskal-Wallis Test Ranks Konsent rasi DataHasil N Mean Rank 5 3 3.00 10 3 4.00 25 3 8.00 50 3 11.67 100 3 13.33 Total 15 126 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a,b Test Statistics DataHasil Chi-Square df Asymp. Sig. a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Konsentrasi 12.918 4 .012 127 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 e. Uji Regresi Linier Regression Model 1 Variables Variables Entered Removed Konsentrasi a Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DataHasil Model Summary Model R R Square a 1 .588 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .346 .311 7.69978 a. Predictors: (Constant), Konsentrasi b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 594.793 1 594.793 Residual 1126.445 19 59.287 Total 1721.238 20 a. Predictors: (Constant), Konsentrasi F 10.033 Sig. a .005 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square F 594.793 1 594.793 Residual 1126.445 19 59.287 Total 1721.238 20 Sig. 10.033 a .005 b. Dependent Variable: DataHasil a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 7.532 1.878 Konsentrasi .016 .005 a. Dependent Variable: DataHasil Coefficients Beta t .588 Sig. 4.011 .001 3.167 .005