BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa akan selalu tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam masyarakat itu akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban bangsa yang memakai dan memiliki bahasa tersebut (Badudu, 1989:4). Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, serta perhatiannya terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang hari dan sepanjang zaman (Sangidu, 2004:1-2). Secara umum, karya sastra berasal dari kehidupan sehari-hari. Sastra bisa berasal dari pengalaman hidup, pengamatan, pemahaman dan penghayatan terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan pengarangnya. Gambaran realitas dalam karya sastra mencerminkan berbagai macam permasalahan dan gejolak perasaan masyarakat. Oleh karena itu, karya sastra adalah untaian perasaan dan realitas sosial (semua aspek kehidupan manusia) yang telah tersusun baik dan indah dalam bentuk benda konkret (Quthub via Sangidu, 2004:38). Bentuk-benda konkret dalam karya sastra tersebut dapat berupa karya tulis fiksi maupun non fiksi. Karya sastra fiksi antara lain berupa 1 novel, cerpen, essai dan cerita rakyat sedangkan karya sastra non fiksi diantaranya puisi, lagu, skenario untuk film, dan drama (Nurgiyantoro, 1995:8). Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pedoman atau ajaran. Sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Perbedaan signifikan antara cerpen dan novel adalah perbedaan panjang dan pendeknya. Akan tetapi unsur pembentuk kedua genre tersebut sama, yaitu tema, tokoh dan penokohan, setting atau latar, sudut pandang, alur, dan pesan moral. Karya sastra, baik novel, drama, dan puisi di zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai manifestasi : kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan dan pembaca (Minedrop, 2011:53). Dapat dikatakan bahwa karya sastra sangat mungkin ditelaah dengan kajian psikologis karena menunjukkan watak para tokohnya walaupun imajinatif. Selain itu, tujuannya adalah memahami aspek-aspek kejiwaan tokoh dalam suatu karya sastra, seperti perubahan yang terjadi pada kehidupan seseorang, keadaan lingkungan yang merubah pribadi seseorang dan juga penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Cerpen ini menarik bagi penulis karena di dalam cerpen ini terdapat perubahan pandangan hidup seseorang dalam penelitian ini yang akan dibahas oleh penulis adalah tokoh utama. Penulis menggunakan penelitian dengan menggunakan pendekatan psikologi karena psikologi merupakan kebutuhan bagi pribadi manusia. Pshyce yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu sehingga psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pribadi atau jiwa manusia. 2 Tokoh utama tersebut akan dianalisis oleh penulis dari segi psikologi karena konflik yang terjadi dalam suatu kehidupan dapat membuat seseorang menjadi berkembang dan berubah yang kemudian mengharuskan seseorang untuk merubah pandangan hidupnya agar sesuai dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori Psikologi Humanistik Rogers, yaitu teori yang berpusat pada pribadi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil hipotesa awal bahwa konflik yang terjadi dalam kehidupan pribadi seseorang dapat membuat setiap individu berkembang dan berubah pribadinya sehingga merubah pandangan hidupnya demi mencapai aktualisasi diri. Dengan menggunakan teori Rogers, bagaimana perubahan dan perkembangan pribadi seseorang dapat diketahui. Hal tersebut sesuai dengan teori Rogers yaitu berpusat pada pribadi. Sebelum menganalisis psikologi tokoh utama dengan teori Rogers, peneliti akan melakukan kajian struktural. Menurut kaum strukturalisme, karya sastra, fiksi atau puisi adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur (pembangun)-nya (Nurgiyantoro, 2012:36). Dalam struktur karya sastra menyarankan pada pengertian hubungan antar unsur intrinsik yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang bersamaan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, penulis juga menggunakan analisis struktural sebagai teori bantu karena dalam setiap karya sastra terdapat unsur intrinsik yang digunakan untuk menganalisis penokohan dan tokoh sehingga dapat membantu penulis untuk mencari tahu apakah ada keterkaitan 3 antara konflik yang terjadi dengan perubahan pandangan hidup tokoh utama Bongnyeo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang hendak diteliti adalah bagaimana konflik yang terjadi dalam kehidupam pribadi tokoh utama dapat merubah pandangan hidupnya agar menjadi manusia yang berfungsi utuh dan apakah tokoh bawahan memiliki peranan dalam proses perubahan pandangan hidup yang terjadi pada tokoh utama Bongnyeo. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konflik yang terjadi dalam kehidupan pribadi tokoh utama Bongnyeo sehingga membuat tokoh utama merubah pandangan hidupnya dan mengetahui peranan tokoh bawahan terhadap keputusan yang diambil tokoh utama untuk merubah pandangan hidupnya. 1.4 Tinjauan Pustaka Dewi Nurika (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kepribadian Tokoh Kisuke dalam cerpen Takasebune Karya Mori Oogai : Tinjauan Psikologi Humanistik Carl Rogers”. Skripsi ini membahas tentang analisis kepribadian tokoh Kisuke yang membunuh adiknya agar adiknya tidak menderita karena usaha bunuh dirinya yang gagal. 4 I Kadek Saputra (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Aktualisasi Diri Tokoh Utama Dalam Cerita Anak Oneesan Yametai Karya Funabashi Sachie : Analisis Psikologi Sastra”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana seorang anak belajar untuk memahami dan mengerti orang lain. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah dalam penelitian ini, penulis menganalisis bagaimana suatu konflik yang terjadi dalam kehidupan baik secara sadar maupun tidak sadar dapat berkembang dan merubah pribadi individu, dalam hal ini yang dibahas adalah tokoh utama cerpen “Gamja” yang merubah pandangan hidupnya demi mencapai aktualisasi diri. Menurut penulis, penelitian terhadap perubahan pandangan hidup individu menarik untuk diteliti karena konflik yang terjadi dalam kehidupan seorang individu ternyata dapat membuat individu tersebut menjadi pribadi yang lebih baik atau pribadi yang lebih buruk dari sebelumnya. 1.5 Landasan Teori Pribadi setiap manusia berdasarkan pengalamannya akan berubah dan berkembang sesuai dengan situasi yang ada demi tercapainya aktualisasi diri dan menjadi manusia yang utuh di dalam lingkungannya. Pada dasarnya teori yang dipilih penulis lebih berpusat pada diri pribadi manusia sehingga lebih mudah bagi penulis untuk memahami bagaimana sebuah konflik dapat merubah pribadi seseorang demi kelangsungan hidupnya dengan cara yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi seseorang saat itu. 5 Teori struktural dipilih penulis sebagai teori bantu karena dapat membantu penulis untuk mencari tahu bagaimana karakter dalam cerpen yang dipilih penulis.Karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita dan juga merujuk pada berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut. Sebagian besar cerita dapat ditemukan satu ‘karakter utama’ yaitu karakter yang terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Alasan seorang karakter bertindak dinamakan motivasi. ‘Motivasi spesifik’ seorang karakter adalah alasan atas rekasi spontan, yang mungkin juga tidak disadari, yang ditunjukkan oleh adegan atau dialog tertentu. ‘Motivasi dasar’ adalah suatu aspek umum dari satu karakter atau dengan kata lain hasrat dan maksud yang memandu sang karakter dalam melewati keseluruhan cerita. 1.5.1 Teori Psikologi Humanistik Rogers Teori Humanistik lebih menekankan pada sisi perkembangan manusia atau individu. Manusia diajak untuk berpikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya serta meraih potensi maksimal dalam hidupnya. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab atas terhadap hidup dan perbuatannya serta memiliki kemampuan dan kebebasan untuk mengubahsikap dan perilaku manusia. Teori psikologi humanistik Rogers lebih menekankan kepada bagaimana kepribadian suatu individu berubah dan berkembang. Menurut Rogers, secara psikologis orang dapat berkembang dengan baik jika mampu menerima dan 6 memahami berbagai perasaan dan pengalaman. Kontrol diri yang baik berasal dari dalam diri individu tersebut bukan paksaan dari luar. Menurut Rogers (dalam Alwisol, 2010:268-270) struktur kepribadian dibagi menjadi tiga hal yang akan digunakan untuk mengetahui hakikat kepribadian manusia, yaitu (1.) Organisme Pengertian organisme mencakup tiga hal, yaitu : a. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya. b. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. c. Holisme : organisme adalah satu kesatuan sistem sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. (2.) Medan Fenomena Keseluruhan pengalaman baik internal maupun eksternal, yang disadari maupun tidak disadari oleh setiap individu dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi individu selama hidupnya di dunia, sebagaimana perspektif subjektifnya. (3.) Pribadi (Self) Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self sehingga dapat dikatakan bahwa self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. 7 Menurut Rogers (dalam Alwisol, 2010:275-276) tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat kehidupan menjadi sebaik-baiknya (good life). Berfungsi utuh (fully functioning)adalah istilah yang digunakan Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai diri sendiri mengenai seluruh pengalaman. Lima ciri kepribadian orang yang berfungsi sepenuhnya (fully functioning person), yaitu sebagai berikut : (1) Terbuka untuk pengalaman baru (openess to experience) adalah kebalikan dari sifat bertahan (defensiveness). (2) Hidup yang eksis (existensial living) adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada setiap eksistensi. (3) Keyakinan organisme (organismic trusting) adalah individu yang mengambil keputusan berdasarkan pandangannya sendiri, mengerjakan apa yang ‘dirasanya benar’ sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku yang memuaskan. (4) Kebebasan pengalaman (experiental freedom) adalah pengalaman hidup bebas sesuai dengan yang diinginkan tanpa ada perasaan tertekan. (5) Kreativitas (creativity) adalah kematangan psikologi yang optimal. 8 1.5.2 Teori Strukturalisme Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori strukturalisme sebagai teori bantu karena dapat memudahkan penulis untuk mengetahui konflik yang terjadi dapat mempengaruhi tokoh utama dalam merubah pandangan hidupnya. Teori struktural adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu struktur yang terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya (Sangidu, 2007:16). Karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri atas unsur yang satu dengan lainnya saling berkaitan sehingga setiap perubahan yang terjadi dalam suatu unsur struktur akan merubah hubungan antar unsur. Metode analisis struktural karya sastra bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna secara menyeluruh (Teeuw via Sangidu, 2007:17). Unsur-unsur karya sastra dapat berupa karya sastra prosa, puisi, dan drama. Unsur karya sastra prosa meliputi tema, alur, penokohan, latar, tegangan dan padahan, suasana, pusat pengisahan, serta gaya bahasa sedangkan unsur karya sastra puisi meliputi tema, daya bayang, rima dan irama. Unsur karya sastra drama meliputi lakon, pemain, tempat, dan penonton (Suharianto via Sangidu 2007:17). Teknik dalam menganalisis secara struktural tidak ada rumus pasti sehingga orang cenderung bekerja seusai dengan unsur yang sudah ada dalam formalisme, yaitu tokoh, alur, motif, tema dan bahasa. 9 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif yang bersifat menjelaskan dan menggambarkan. Data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata, gambar-gambar, bukannya angka-angka (Danim, 2002:61). Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data kualitatif karena penelitian ini menggunakan data lisan dan tertulis. Tujuan dari penelitian ini bersifat deskriptif karena peneliti berusaha untuk menunjukkan gambaran mengenai konflik yang terjadi dalam kehidupan pribadi tokoh utama yang mempengaruhi perubahan pandangan hidupnya. 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Cerpen yang dipilih dalam penelitian ini adalah cerpen karya Kim Dong In merupakan tokoh penting sastra Korea modern.Cerpen ini diterbitkan dalam jurnal sementara berjudul “Creation” bersama dengan teman-temannya pada tahun 1919 di Jepang. Dalam jurnal ini, dia menerbitkan cerita pertama berjudul “The Sorrows Of The Week”.Di tahun 1925, dia mengeluarkan karya paling terkenal yaitu “Gamja” yang merupakan penerobosan dalam sastra fiktif Korea. Beberapa cerpen yang dibuatnya dalam terjemahan bahasa Inggris antara lain “Potato”, “The Rock” dan“The Post Horse”.Karena “The Rock” dan “The Post Horse” tidak terlalu terkenal seperti “Potato” maka penulis pun tidak dapat menemukan kedua judul cerpen tersebut baik melalui internet maupun buku. 10 1.6.2 Metode Analisis Data Cerpen “Gamja” karya Kim Dong In akan dianalisis menggunakan teori strukturalisme dan teori psikologi Rogers. Teori struktural ini pada dasarnya sebagai teori bantu untuk mencari tahu bagaimana unsur-unsur intrinsik seperti tokoh dan penokohan di dalam cerpen ini. Teori psikologi humanistik Rogers merupakan teori inti dari penelitian ini. Teori ini mengacu pada perubahan dan perkembangan kepribadian suatu individu atau dikenal dengan teori yang berpusat pada pribadi. Proses yang dilakukan dalam teori strukturalisme adalah mengetahui siapa yang menjadi tokoh utama dan tokoh bawahan serta bagaimanakah karakteristik atau penokohan yang ada dalam cerpen “Gamja”. Ini dilakukan mengingat bahwa kedua hal di atas tidak dijelaskan secara gambling oleh penulis cerpen “Gamja” itu sendiri. Teori psikologi humanistik Rogers sendiri digunakan penulis sebagai teori inti dari penelitian ini karena pada dasarnya teori ini merupakan penggambaran bagaimana seorang individu dapat berkembang dan berubah sesuai dengan pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik secara eksternal dan internal. Kedua hal tersebut kemudian membentuk persepsi subjektif individu untuk melakukan suatu kegiatan yang dirasa benar tanpa mempertimbangkan konsekuensi bagi masyarakat sekitarnya. Jika persepsi subjektif ini telah terbentuk maka timbullah holisme yang merupakan satu kesatuan sistem karena jika salah satu bagian berubah akan mempengaruhi yang lain. 11 Jika suatu organisme sudah memiliki persepsi subjektif sesuai dengan medan fenomena yang terjadi maka akan membentuk struktur self. Self terbentuk karena medan fenomena dimana struktur self yang kaku dapat berubah menjadi fleksibel, adaptif dan toleran sehingga membuat suatu individu membentuk dirinya sebagai manusia yang berfungsi utuh (fully functioning person). Untuk mendapatkan hasil yang signifikan dari penelitan cerpen di atas, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : a. Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, dicari cerpen “Gamja” dalam bahasa Korea. b. Tahap kedua, cerpen ini kemudian dibaca dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan Kamus Bahasa Korea-Indonesia dan kamus di situs online Korea. c. Tahap ketiga adalah analisis data dengan menggunakan teori struktural meliputi tokoh dan penokohan. d. Tahap keempat adalah analisis data dengan menggunakan teori psikologi humanistik Rogers meliputi organisme, medan fenomena, self dan fully functioning person. e. Tahap akhir adalah menyimpulkan hasil penelitian. f. Penulisan laporan penelitian. 12 1.7 Sistematika Penyajian Secara keseluruhan, penulis menyajikan penelitian ini ke dalam empat bab yang akan diuraikan seperti dibawah ini. Bab I merupakan pendahuluan yang tediri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penyajian. Bab II merupakan analisis struktural mengenai tokoh dan penokohan yang dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh bawahan dengan tujuan untuk membantu menganalisis tokoh utama cerpen “Gamja”melalui konflik yang terjadi dalam kehidupan pribadinya. Bab III merupakan analisis perkembangan kepribadian dengan pendekatan psikologi Rogers. Analisis ini akan membahas tentang konflik yang terjadi dalam kehidupan pribadi tokoh utama sehingga merubah pandangan hidupnya demi mencapai aktualisasi diri dan menjadi manusia yang berfungsi utuh. Bab IV merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap cerpen “Gamja”. 13