SIARAN PERS PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Dalam Rangka Memperingati 35 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia 10 Agustus 2012 Memasuki usianya yang ke-35, Pasar Modal Indonesia semakin berkembang dan terus mencatatkan pencapaian dan pertumbuhan yang baik. Pelaksanaan kegiatan senantiasa dipenuhi dengan semangat, optimisme dan harapan bahwa pertumbuhan pasar modal akan terus berlanjut, meskipun masih terdapat berbagai tantangan akibat dari gejolak ekonomi global sepanjang satu tahun terakhir ini. Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2012, dengan level IHSG pada pembukaan perdagangan tahun 2012 yaitu 3.821,99 mengalami kenaikan menjadi 4131,20 pada penutupan perdagangan tanggal 9 Agustus 2012 (naik 7,48%). Sementara rata-rata nilai transaksi perhari pasar saham dari Rp 4,96 triliun (2011) mengalami penurunan menjadi Rp 4,48 triliun (per Juli 2012) dan nilai transaksi setelah netting sebesar Rp 844 miliar (akhir 2011) dan Rp 1,12 triliun (Jan-Juli 2012). Pasar modal Indonesia menunjukan pertumbuhan secara berkelanjutan dengan ditunjang oleh kekuatan fundamental perekonomian Indonesia sehingga menjadi sarana penggalangan dana bagi para emiten dan menjadi sarana investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing. Pada bulan Agustus 2012 ini, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 2012, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), memasuki usianya yang ke-16. Selama 16 tahun perjalanan KPEI, dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO) dan menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) di Pasar Modal Indonesia, KPEI senantiasa berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pelaksanaan fungsi kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang merupakan fungsi utama KPEI. Untuk mencapai misi, visi, dan tujuan strategis perusahaan, KPEI menerapkan empat tema strategi yaitu: 1. Memperkuat peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator (Strengthening CCP & Regulatory Roles); 2. Pengembangan pasar secara inovatif (Innovative Market Development); 3. Membangun kapasitas dan institusi (Capacity & Institutional Building); dan 4. Harmonisasi dan globalisasi secara selektif dan cerdas (Harmonization and Smart Globalization). KPEI berkomitmen untuk memberikan manfaat secara maksimal bagi para stakeholders (Bapepam-LK, SRO lainnya, Anggota Kliring, para pelaku pasar, dan para mitra strategis) dan berkontribusi secara aktif dalam pengembangan Pasar Modal Indonesia melalui pelaksanaan inisiatif-inisiatif dalam rangka pencapaian tema-tema strategi KPEI (Strengthening CCP & Regulatory Roles, Innovative Market Development, Capacity & Institutional Building dan Harmonization & Smart Globalization). KPEI sebagai SRO berkewajiban untuk berpartisipasi secara aktif mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. Peran KPEI sebagai Central Counterparty (CCP) diwujudkan dengan menciptakan proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien serta menciptakan kepastian hukum dan terus meningkatkan integritas pasar modal. Untuk membangun infrastruktur pasar modal Indonesia yang solid, KPEI bersama-sama dengan Bapepam-LK, SRO lainnya (BEI dan KSEI), dan para pelaku pasar, juga telah membentuk tim kerja Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO) dalam rangka mengelola dan memantau berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal. Untuk hal ini, selain mendukung pelaksanaan beberapa proyek pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya, KPEI berkontribusi dan menjadi koordinator dalam pengembangan dan implementasi sistem Straight Through Processing (STP) dan pengembangan manajemen risiko serta mengembangkan pusat pelaporan sistem MKBD. Proyek STP merupakan hasil implementasi dari berbagai pengembangan komponen infrastruktur pasar modal lainnya yang telah dilakukan oleh Bapepam-LK dan SRO. Implementasi sepenuhnya STP telah dimulai sejak tanggal 15 Juni 2012 setelah melalui masa persiapan, perencanaan, pengmbangan dan 9 kali pengujian (mock testing) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Anggota Kliring termasuk juga pengujian dari sistem keamanan dan review dari konsultan untuk memastikan kesiapan implementasi sistem STP. Dalam mendukung implementasi STP tersebut, KPEI juga telah melaksanakan sosialisasi peraturan dan lebih dari 50 kali pelatihan dan sosialisasi teknis pra-Implementasi STP bagi Anggota Kliring. Dengan implementasi STP ini KPEI memperkuat perannya sebagai Central Counterparty dan Regulator baik dalam menjalankan fungsi Kliring maupun Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan telah diimplementasikannya sistem STP dan sistem-sistem pendukung lainnya, semakin menempatkan posisi pasar modal Indonesia menjadi sejajar dan lebih kompetitif dibanding dengan pasar modal maju lainnya di negara lain. Memperkuat Peran KPEI sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator – Strengthening CCP and Regulatory Roles Program KPEI dalam memperkuat peran sebagai CCP dan Regulator ini terlihat dalam pelaksanaan fungsi KPEI sebagai LKP, kegiatan pengembangan infrastruktur pasar modal, khususnya implementasi sistem Straight Through Processing (STP), penambahan kerjasama Fasilitas Intraday, implementasi Risk Management System dan pemberlakuan perubahan peraturan-peraturan terkait STP. Sepanjang semester II 2011 dan semester I 2012, KPEI mempersiapkan implementasi STP, mulai dari pengembangan sistem, sosialisasi konsep dan peraturan, pengujian bersama pelaku pasar dan persiapan operasional di sisi KPEI dan di sisi Anggota Kliring. Hingga pada akhirnya, implementasi sistem STP dapat dimulai pada tanggal 15 Juni 2012 yang lalu. A. Implementasi Straight Through Processing (STP) 1. Latar Belakang Implementasi Straight Through Processing (STP) Latar belakang dari implementasi STP adalah terjadinya peningkatan frekuensi dan nilai transaksi bursa yang terjadi dari tahun ke tahun (sebagai gambaran, peningkatan nilai transaksi dari rata-rata harian 1,6 triliun di tahun 2005 menjadi rata-rata 4,9 triliun di tahun 2011). Peningkatan ini menimbulkan tantangan dari aspek kompleksitas dan kapasitas transaksi yang harus ditangani, sehingga tidak mungkin lagi dilakukan dengan mekanisme yang berjalan selama ini. STP juga dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan transaksi yang lebih besar lagi di masa-masa mendatang yang ditandai dengan : (a) (b) (c) (d) Pertumbuhan Emiten; Pertumbuhan Investor; Penerapan online trading dan direct market access (DMA); Diperkenalkannya produk-produk baru. STP diperlukan dalam rangka menjawab perkembangan dan tantangan peningkatan kapasitas dan kompleksitas proses transaksi di pasar modal Indonesia tersebut, yang memunculkan kebutuhan akan mekanisme yang lebih cepat, lebih aman, lebih efisien, dan terotomasi penuh. 2. Pengertian STP (a) STP merupakan mekanisme integrasi sistem dan proses dengan mengotomasi semua proses dari awal sampai akhir, dari transaksi instrumen keuangan (dalam hal ini transaksi bursa). Rangkaian proses transaksi bursa, mulai dari memasukan order, eksekusi transaksi, kliring, konfirmasi/afirmasi, dan penyelesaian transaksi dilakukan secara otomatis tanpa adanya intervensi manual dan atau input ulang data. (b) STP memungkinkan pelaku transaksi bursa melakukan proses order, eksekusi transaksi, kliring, konfirmasi/afirmasi, dan penyelesaian transaksi melalui suatu sistem elektronik yang terintegrasi. Dengan kata lain, STP dapat diartikan sebagai proses menangkap dan memroses transaksi secara elektronik dalam satu rangkaian proses, mulai dari titik awal terjadinya transaksi (order) sampai dengan akhir penyelesaian transaksinya. 3. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan STP Tujuan utama dari pelaksanaan STP adalah : (a) Meningkatkan efisiensi proses khususnya proses transaksi bursa sampai dengan penyelesiaan; (b) Peningkatan efektifitas pengawasan regulator; (c) Perlindungan nasabah. Sebelum diterapkannya mekanisme STP, setiap transaksi bursa memerlukan beberapa kali langkah dan biaya untuk pengulangan data-entry yang bersumber dari formulir, dokumen, atau sumber lainnya yang berpotensi menyebabkan kesalahan, perubahan data, penundaan waktu, dan potensi penipuan/manipulasi. Lebih jauh lagi, cara dan metoda sebelum STP untuk menangkap dan memroses informasi yang dilakukan melalui sarana telepon, fax, email, dll, memerlukan intervensi manusia, sehingga berpotensi memperlambat keseluruhan siklus proses, berpotensi menimbulkan kesalahan, maupun memperlambat proses penyelesaian transaksi bursa. Implementasi STP memungkinkan suatu order transaksi bursa diproses, dikonfirmasi, dikliring, dan diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, dengan biaya yang lebih efisien, dan dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah. Pada tahap selanjutnya, STP diharapkan juga akan terjadi pada sistem dan aktifitas back offices, yang akan bermanfaat dalam mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi risiko-risiko, dan secara signifikan mengurangi biaya per transaksi. STP memerlukan pengembangan sistem dan aplikasi pendukung, perubahan proses bisnis dan penerapan standar, yang dimaksudkan untuk menyempurnakan mekanisme penyelesaian transaksi bursa dan standar pemrosesan dalam industri pasar modal kita. Manfaat dari Implementasi STP: (a) (b) (c) (d) (e) Meningkatkan kapasitas proses, mengurangi potensi kesalahan, mempercepat waktu proses, dan mengurangi biaya, dengan mencegah duplikasi pekerjaan dan intervensi manual; Meningkatkan transparansi dengan pengaturan dan mekanisme proses terhadap transaksi bursa yang lebih baik dengan audit trail yang sistematik; Mengurangi risiko-risiko dan potensi kesalahan, terutama risiko operasional dan risiko setelmen; Pengambilan data, pemrosesan, dan pelaporan yang lebih cepat; Meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan 4. Ruang Lingkup Sistem untuk Implementasi STP Sistem yang tercakup dalam implementasi STP meliputi : (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) Fasilitas Akses dan penerapan Master Client ID di KSEI; Implementasi Rekening Dana Nasabah (RDN) di Bank Pembayaran; Pengembangan JATS Next-G di BEI dengan menerapkan trading ID yang terhubung dengan SID (Single Investor ID); Pengembangan Sistem Pre Deal Check (PDC) pada sistem Perdagangan di BEI dan pada sistem Manajemen Risiko di KPEI; Pengembangan Sistem Manajemen Risiko yang baru di KPEI; Pengembangan sistem penyelesiaan secara continuous, kliring berdasarkan SID, dan Netting per Counter (NPC) di KPEI; Integrasi dengan Back Office Partisipan di KSEI; Pembangunan Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Saat ini STP sudah mulai diimplementasikan mulai pada tanggal 15 Juni 2012. Melalui berbagai upaya penyempurnaan dan langkah-langkah sosialisasi berkelanjutan, penanganan masalah dan koordinasi yang telah dilakukan, saat ini implementasi sistem STP secara umum telah berjalan dengan baik dan lancar. 5. Mekanisme STP Inti mekanisme STP adalah melalui penerapan Single Investor Identity (SID) yang diinput saat transaksi (disebut trading ID), selanjutnya digunakan untuk kliring, pengelolaan risiko, dan penyelesaian transaksi, sehingga semua proses dilakukan secara otomatis dengan mengacu pada SID tersebut. Adapun penyelesaian transaksi di level nasabah dengan mewajibkan Anggota Bursa (AB) membukakan sub rekening 004 untuk setiap nasabah. Sehingga setiap serah/terima efek dan dana akan secara otomatis didebit/dikredit langsung melalui sub rekening 004 nasabah sesuai SID-nya. Adapun penyelesaian di level AB ke KPEI dilakukan secara DVP/RVP per-saham. Sistem kliring KPEI juga menghasilkan set instruksi yang dapat digunakan oleh AB untuk memindahkan uang/efek serah nasabah dari sub rekening depository (001) ke sub rekening 004 nasabah atau sebaliknya. Hal ini untuk membantu jika sistem back office AB belum siap/belum bisa menghasilkan set instruksi tersebut. 6. Implikasi atau prasyarat bagi AB sehingga manfaat STP dapat secara optimal dirasakan oleh AB Prasyarat bagi AB sehingga manfaat STP dapat diperoleh antara lain: (a) Mengembangkan sistem back office yang prosesnya disesuaikan dengan mekanisme STP, dengan mengimpelentasikan SID. (b) Menyesuaikan proses pencatatan transaksi, kliring, risk management, dan settlement sesuai SID. B. Penambahan Kerjasama Fasilitas Intraday Dalam rangka menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai Central Counterparty di Pasar Modal Indonesia, KPEI telah menyelesaikan pengembangan dan mengimplementasikan sistem untuk mendukung proses kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa melalui metode Continuous Settlement. Dengan diimplementasikannya sistem ini maka proses penyelesaian transaksi bursa pada saat hari penyelesaian transaksi (T+3) menjadi semakin cepat, karena proses penyelesaian transaksi dilakukan secara terus menerus dalam rentang waktu yang lebih pendek dibandingkan proses penyelesaian Transaksi Bursa sebelumnya. Peningkatan kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas transaksi di Bursa Efek Indonesia. Di samping itu, KPEI sebagai lembaga penjamin dan pengelola risiko dapat melakukan perhitungan risk exposure secara lebih cepat dan akurat. Guna mendukung penyelesaian transaksi bursa melalui metode Continuous Settlement tersebut, perlu disediakan fasilitas pembiayaan (funding) kepada KPEI yang bertujuan agar KPEI dapat memenuhi hak terima dana Anggota Kliring yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya lebih awal, tanpa harus menunggu terlebih dahulu penyelesaian kewajiban serah dana dari Anggota Kliring lainnya. Untuk kebutuhan pembiayaan tersebut KPEI menyiapkan fasilitas intraday dari lembaga Perbankan. Saat ini KPEI memiliki perjanjian dengan lima Bank Pembayaran dengan total fasilitas intraday sebesar Rp 1,69 Triliun. Rincian fasilitas intraday yang tersedia adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 BANK Bank Permata Bank CIMB Niaga Bank Mandiri Bank BCA Bank BNI JUMLAH Rp. 300.000.000.000,Rp. 290.000.000.000,Rp. 500.000.000.000,Rp. 300.000.000.000,Rp. 300.000.000.000, C. Pemberlakuan Peraturan dan Surat Edaran KPEI Dengan implementasi STP dan menindaklanjuti penerbitan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: S-6757/BL/2012 tanggal 4 Juni 2012, perihal: Persetujuan Peraturan KPEI tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas, Perhitungan Risiko dan Penempatan Agunan, KPEI telah menerbitkan: (a) Peraturan KPEI No. II-5 tentang Penyelenggaraan Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Efek Bersifat Ekuitas; (b) Peraturan KPEI Nomor II-12 tentang Penempatan Agunan; (c) Peraturan KPEI Nomor II-13 tentang Perhitungan Risiko. Disamping itu, untuk menindaklanjuti penerbitan Peraturan KPEI No. II-12 tentang Penempatan Agunan dan Peraturan KPEI No. II-13 tentang Perhitungan Risiko, juga disampaikan Surat Edaran KPEI No.SE-003/DIR/KPEI/0612, perihal: Parameter Risiko. D. Implementasi Risk Management System Impementasi Risk Management System (RMS) merupakan upaya KPEI sebagai lembaga yang mengidentifikasi dan mengelola risiko dalam melakukan perhitungan risk exposure agar menjadi lebih cepat dan akurat. Pada tahun 2011, KPEI telah selesai mengembangkan Risk Management System (RMS) yang baru dan telah mulai diterapkan bersamaan dengan implementasi STP. RMS ini akan memfasilitasi perubahan angka batasan nilai transaksi AK (Trading Limit) secara real time, peningkatan efisiensi penggunaan agunan dengan konsep cross collateral, dan perhitungan risiko hingga level investor. Metode yang digunakan dalam RMS yang baru ini juga akan mengikuti standar internasional dalam industri keuangan dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR) yang akan meningkatkan efisiensi penggunaan agunan Anggota Kliring. E. Kegiatan operasional KPEI selama 2012 1. Kliring Hingga Juli 2011, tingkat efisiensi proses penyelesaian transaksi bursa secara netting mencapai 57,14%, dengan rata-rata harian penyelesaian efek sebesar 1,810 miliar saham dari rata-rata volume transaksi bursa harian yang mencapai 5,180 miliar saham. Dalam proses penyelesaian dana untuk penyelesaian transaksi bursa, KPEI telah mengefisiensikan penyelesaian hingga 74,25% dari nilai rata-rata transaksi harian sebesar Rp 4,483 triliun, sehingga penyelesaian dana yang dilakukan hanya senilai Rp 1,120 triliun per harinya. Total No 1 2 3 4 5 Bulan Jan-2012 Feb-2012 Mar-2012 Apr-2012 May-2012 (20 hari) (19 hari) (20 hari) (19 hari) (21 hari) (Rp) 2,437,627,711,500.00 3,050,855,604,500.00 2,361,160,231,000.00 3,271,458,838,000.00 3,966,720,064,500.00 6 7 (20 hari) (22 hari) 7,306,769,085,000.00 12,151,486,510,500.00 Rata-Rata Harian (s/d 9-Aug-2012) Rata-Rata Bulanan (s/d Jul-2012) Total Penggunaan FI (2012) 552,340,295,931.82 4,935,154,006,428.57 34,546,078,045,000.0 2. Jun-2012 Jul-2012 Pinjam-Meminjam Efek (PME) Pada kegiatan Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI hingga tanggal 31 Juli 2012 mencatat nilai total transaksi mencapai Rp 544,186 triliun, serta dengan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp 2,554 miliar. Dibandingkan dengan nilai total tahun lalu per-Juli 2011 yang sebesar Rp 5,219 miliar. Tabel 3 Data transaksi PME Januari - Juli 2012 Bulan Value Volume Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 125,233,726,500.00 139,244,135,000.00 62,224,930,500.00 64,296,297,500.00 94,055,257,500.00 27,238,795,500.00 31,892,922,500.00 37,297,500.00 26,941,000.00 13,338,500.00 17,427,500.00 26,316,500.00 15,582,000.00 8,274,500.00 544,186,065,000.00 145,177,500.00 Frekuensi 159 141 107 107 116 83 73 Rata2 Value 4,039,797,629.03 4,801,521,896.55 2,007,255,822.58 2,143,209,915.67 3,034,040,564.52 907,959,850.00 1,028,803,951.61 Volume 1,203,145.16 929,274.19 430,616,67 580,916.67 848,919.35 519,400.00 266,919.35 786 2,554,864,154.93 681,584.51 Jml hari 31 29 31 30 31 30 31 213 Untuk meningkatkan aktifitas transaksi Pinjam Meminjam Efek, KPEI melakukan berbagai upaya melalui kunjungan kepada Anggota PME KPEI untuk mensosialisasikan program PME KPEI. Disamping itu KPEI juga melakukan upaya perluasan transaksi Pinjam Meminjam Efek melalui pengembangan jasa layanan yang berupa PME Bid Offer dan PME Bilateral seperti yang telah berlaku secara internasional. KPEI juga tengah mengembangkan konsep transaksi REPO dengan menggunakan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang berlaku internasional. 3. Pengelolaan Agunan Anggota Kliring (AK) Dalam menjalankan fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan sesuai dengan amanat dari Undang-undang Pasar Modal serta Peraturan Bapepam-LK, KPEI memiliki kewenangan untuk mengelola Agunan yang digunakan sebagai salah satu dasar penghitungan trading limit dan instrumen pengendalian risiko yang dijalankan oleh KPEI. Nilai Agunan dari 119 AK yang dikelola oleh KPEI saat ini telah mencapai Rp 13,376 triliun yang terdiri dari Agunan Off-Line sebesar Rp 6,217 triliun dan Agunan On-Line sebesar Rp 2,923 triliun. 4. Pengelolaan Dana Jaminan Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI per 31 Juli 2011 telah mencapai Rp 1,865 triliun. Untuk menjaga akuntabilitasnya, pengelolaan Dana Jaminan di KPEI diawasi dan dikoordinasikan dengan Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko, yang merupakan perwakilan dari para Anggota Kliring KPEI. Tabel 4 Komposisi Dana Jaminan (Juli 2012) Dana Jaminan Ekuiti DJ KBIE DJ Obligasi Nominal 1,864,660,790,127.99 1,049,121,474.54 1,087,103.00 TOTAL 1,865,710,998,705.53 Sesuai dengan kebijakan investasi dan pengelolaan dana jaminan, saat ini KPEI menginvestasikan Dana Jaminan tersebut ke dalam tiga instrumen. Porsi terbesar ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang mencapai 76,790% dari jumlah Dana Jaminan, 23,210% dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya di tempatkan di Giro. 5. Alternate Cash Settlement dan Gagal Bayar Dalam hal Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate Cash Settlement) kepada KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertingi. Apabila kewajiban ACS tidak dapat dipenuhi maka mengakibatkan Anggota Kliring mengalami Gagal Bayar. Dalam Hal Anggota Kliring tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai DHK (Daftar Hasil Kliring), maka Anggota Kliring dinyatakan Gagal Bayar dan KPEI mengenakan sanksi serta melaporkan kepada Bursa. Tabel 5 Data ACS Januari - Juli 2012 ACS Total Tertinggi Ratarata Terendah Volume 10,452,000 5,000,000 71,102 0 ACS (% Dari Netting) JUMLAH AK (ACS) Nilai Volume % Nilai % AK SERAH AK TERIMA 19,686,677,500 0.00 0.01 19 52 15,485,281,250 0.26 0.67 2 9 133,922,976 0 0.00 0.00 0.01 0.00 0.13 0 0.35 0 Gagal Bayar 2012 Sepanjang periode tahun 2012 (Januari - Juli) ini, gagal bayar dalam penyelesaian transaksi bursa oleh AK tidak pernah terjadi atau NIHIL. F. Pengembangan Sistem Pelaporan MKBD dan Komite Haircut Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-550/BL/2010, tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia diberi amanat untuk mengembangkan dan menyediakan sistem pelaporan MKBD dan membentuk Komite Haircut. Sistem pelaporan MKBD telah diimplementasikan untuk pelaporan MKBD per tanggal 1 Februari 2012. G. Pengembangan Sistem Derivatif Sejalan dengan rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan perdagangan multimarket untuk derivatif di awal tahun 2013 yang dapat menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi pelaku di pasar modal Indonesia bahkan di luar negeri, maka KPEI saat ini sedang melakukan pengembangan Sistem Kliring & Penyelesaian Derivatif (SKD) yang baru. Adapun beberapa pengembangan atas SKD ini dikarenakan adanya perubahan spesifikasi kontrak yang akan diperdagangkan baik untuk futures maupun option, penerapan Single Investor Identity (SID), perhitungan exposure dengan metodologi baru yang lebih moderate, diterapkannya fungsi cross collateral di KPEI, serta dibentuknya fungsi market maker di BEI. H. GMRA GMRA Indonesia Annexes dikembangkan sebagai bentuk penyempurnaan Master Repo Agreement (MRA) yang telah disusun pada tahun 2005 dengan tujuan meningkatkan aktivitas repo antar pelaku pasar di Indonesia. Bapepam-LK, Bank Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan membentuk Working Group GMRA Market Participant (WG GMRA MP) yang terdiri dari perwakilan SRO, pelaku pasar, baik bank maupun non bank (Manajer Investasi, Sekuritas dan Broker) untuk mengembangkan GMRA Indonesia Annexes. KPEI terlibat aktif dalam penyusunan GMRA ini. Hingga saat ini penyusunan GMRA telah memasuki tahap akhir dan diharapkan tidak lama lagi dapat diselesaikan. I. Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Dalam rangka persiapan implementasi STP, KPEI secara aktif terus melakukan sosialisasi tentang STP kepada seluruh Anggota Bursa maupun vendor pengembang sistem back office Anggota Bursa. Sosialisasi dilakukan berupa Focus Group Discussion (FGD) dan kelas reguler termasuk sosialisasi kepada IT Officer dari seluruh Anggota Kliring dan in house training di Anggota Kliring berdasarkan permintaan Anggota Kliring. Disamping itu, KPEI bersama dengan SRO dan Bapepam-LK sepanjang paruh pertama tahun 2012 menjalankan berbagai program sosialisasi dan edukasi yang secara spesifik dikaitkan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan produk-produk pasar modal agar terus menumbuhkan minat investor lokal dan mengembangkan Pasar Modal Indonesia. Oleh karenanya acara sosialisasi pasar modal melalui kegiatan Sekolah Pasar Modal, forum calon investor, dan Workshop Wartawan di berbagai daerah di Indonesia termasuk penerimaan kunjungan dari pihak luar baik dari tingkat Universitas maupun Sekolah Menengah selalu rutin dilaksanakan. J. Data warehouse KPEI Tujuan pengembangan Datawarehouse KPEI adalah untuk menyediakan sistem untuk mengelola data historis yang menyediakan kemampuan pengumpulan data, akses informasi secara cepat dan akurat, analisis data dan decision support. Ruang Lingkup Data warehouse KPEI: 1. Analisa proses bisnis dan data. Kegiatan analisa kebutuhan data untuk kebutuhan bisnis perusahaan. 2. Pengumpulan, transform dan transfer data (ETL). Kegiatan pengumpulan data dari sumber data ke sistem datawarehouse. 3. Datamart dan Data warehousing. Pengolahan data dalam bentuk yang memungkinkan akses informasi secara cepat. 4. Business Intelligence. Penyediaan layanan untuk mengolah data dan analisa data, dalam bentuk yang memudahkan pengguna untuk mengambil keputusan bisnis (decision support) Sistem data warehouse memungkinkan dukungan terhadap aplikasi atau modul yang menggunakannya, antara lain: OLAP (on-line analytical processing), DSS/EIS (decision support system/executive information system), dan data mining. K. Stratifikasi Keanggotaan Kliring Saat ini sedang dilakukan pengkajian Stratifikasi keanggotaan kliring KPEI dengan membentuk Working Group yang keanggotaannya terdiri dari perwakilan SRO, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dengan dibawah pengawasan Bapepam-LK dan bank Indonesia. Tujuan dibetuknya Working Group ini adalah untuk mengkaji seluruh aspek yang berkaitan dengan keikutsertaan Bank Kustodian di dalam skema baru partisipasi keanggotaan kliring termasuk implementasi General Clearing member dan Individual Clearing Member bagi Perusahaan Efek L. Pengembangan Sistem Internal Sebagai salah satu infrastruktur inti dari sistem operasional KPEI secara keseluruhan, sistem Teknologi Informasi memegang peranan penting untuk mendukung kinerja perusahaan mencapai kinerja maksimal. Hingga Juli 2012, telah dilakukan pengembangan sistem internal di KPEI, yang antara lain meliputi: Pengembangan sistem Human Resources System (HRIS); Pengembangan Sistem Otomasi Administrasi umum; - Pengembangan Sistem Korespodensi; Penyempurnaan Webiste KPEI; Implementasi Balance Scorecard (BSC); Pengembangan sistem Knowledge Management (KM). M. Corporate Social Responsibility (CSR) KPEI secara rutin dan berkala tetap menjalankan program Sponsorship dan Corporate Social Responsibility (CSR). Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun komunikasi dan menunjukkan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Program CSR KPEI lebih diprioritaskan pada bidang pendidikan dengan memberikan bantuan operasional pendidikan untuk penyelenggaraan sekolah bagi kalangan tidak mampu, antara lain di daerah Bantar Gebang, Bekasi dan beasiswa bagi Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI). Program Sponsorship bertujuan untuk pemberian dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang terkait dengan edukasi dan pengembangan pasar modal Indonesia. Pada tanggal 28 April 2012 KPEI melakukan kunjungan dan bakti sosial ke yayasan Al-Falah yang berlokasi di Bantar Gebang, Bekasi. CSR yang dilakukan bersama dengan program orientasi karyawan baru (OKB) KPEI ini memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. ===================================== PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) didirikan berdasarkan akta notaris No.8 tertanggal 5 Agustus 1996 dan statusnya resmi sebagai badan hukum sejak 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada 1 Juni 1998, Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menerbitkan Izin Operasional KPEI berdasarkan Surat Keputusan No:Kep26/PM/1998 sehingga KPEI secara resmi menyelenggarakan operasional kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa di Pasar Modal Indonesia. Saat ini 100% saham KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan porsi total saham yang telah ditempatkan adalah sebesar Rp. 15 miliar. Peran utama KPEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) selama lebih dari satu dasawarsa semakin memperkuat peran KPEI dalam menentukan arah perkembangan pasar modal Indonesia. Fungsi utama KPEI adalah sebagai Central Counterparty (CCP) yang menyediakan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang diharapkan bisa terus meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi di Bursa Efek Indonesia. Kehadiran KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) bertujuan untuk melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian transaksi bursa. Proses kliring yang dilakukan KPEI bertujuan untuk memastikan bahwa setiap Anggota Kliring (AK) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing baik berupa efek maupun dana yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian. Sebagai CCP, KPEI menjadi satu-satunya penjual untuk setiap pembeli dan satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa. Informasi lebih lanjut: Unit Komunikasi Perusahaan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 5th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Telp: +62.21.515 5115 Fax: +62.21.515 5120 www.kpei.co.id