NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP SKOR DEPRESI PADA PECANDU NARKOBA REHABILITASI DI WISMA SIRIH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG DAN REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT BUMI KHATULISTIWA KALIMANTAN BARAT ANDRA KURNIA NIM I1032131003 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017 PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP SKOR DEPRESI PADA PECANDU NARKOBA REHABILITASI DI WISMA SIRIH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG DAN REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT BUMI KHATULISTIWA KALIMANTAN BARAT Andra Kurnia *, Yuyun Tafwidhah **, Herman ** *Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura, **Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura ABSTRAK Latar Belakang : Depresi merupakan gangguan mental yang bisa dialami oleh siapapun, termasuk pecandu narkoba. Pengaruh zat-zat seperti obat narkoba mempengaruhi kerja pada neurotransmitter yakni dopamin dan serotonin. Penggunaan obat secara berlebihan dapat memblok reseptor Dopamin dan merusak produksi serotonin, penurunan dopamin menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk merasa senang, sedangkan penurunan serotonin dapat mempengaruhi perilaku seseorang menjadi pendiam, curiga, putus asa, kesepian, dan depresi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi rileks dan dapat mengatasi depresi adalah dengan terapi musik. Hal ini menjadi ketertarikan peneliti karena terapi musik belum pernah diberikan kepada pecandu narkoba rehabilitasi di Wisma Sirih maupun di Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi musik terhadap skor depresi pada pecandu narkoba di Wisma Sirih Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pre eksperiment dalam kategori satu kelompok (one group pretest- posttest design) pada 17 Pecandu narkoba yang mengalami depresi. Menggunakan instrumen musik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu musik klasik Hasil : Setelah diberikan terapi musik pada pecandu narkoba menunjukan adanya penurunan skor Beck Depression Inventori. Nilai median turun dari 17,00 saat prestest menjadi 7,00 saat posttest. Uji wilcoxon memberikan nilai signifikan p 0,001 Kesimpulan : Adanya pengaruh terapi musik terhadap skor depresi pada pecandu narkoba di Wisma Sirih Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat. Sehingga direkomendasikan menggunakan terapi musik sebagai terapi komplementer dalam mengurangi depresi Kata Kunci : Depresi, Pecandu Narkoba, Instrumen Musik Klasik Referensi : ( 2004 – 2016 ) THE EFFECTS OF MUSIC THERAPY ON THE DEPRESSION SCORE ON REHABILITED DRUG ADDICTS AT WISMASIRIH OF REGIONAL MENTAL HOSPITAL SUNGAI BANGKONG AND COMMUNITYBASED REHABILITATION OF BUMI KHATULISTIWA WEST KALIMANTAN Andra Kurnia *, Yuyun Tafwidhah **, Herman ** *Nursing Student Tanjungpura University **Nursing Lecture Tanjungpura University ABSTRACT Background: Depression is a common mental disorder that can be experienced by anyone, including drug addicts. The influence of substances such as drugs may affect the functions on neurotransmitters namely dopamine and serotonin. The use of excessive drugs can block dopamine receptors and damage serotonin production. Dopamine degradation causes a person's inability to feel happy, while decreasing serotonin may affect a person's behavior to become quiet, suspicious, hopeless, lonely, and depressed. One of the efforts to help a person relax and overcome depression is music therapy. This is the researcher's interest because music therapy has never been introduced to drug rehabilitation addicts at Wisma Sirih or at the Community-based Rehabilitation . Aim: To find out the effects of music therapy on the depression score of rehabilitated drug addicts at Wisma Sirih of the Regional Mental Hospital Sungai Bangkong and the community-based rehabilitation of Bumi Khatulistiwa West Kalimantan. Method: Quantitative research using quasi-experimental approach in one group pretestposttest design to 17 depressed drug addicts. The instrument of music used in this research is classical music. Results: After music therapy had been given, the drug addicts showed a decrease in Beck Depression Inventory score. The median value decrease from 17.00 in pretest to 7.00 in the posttest. Wilcoxon test resulted in the significant value of p 0.001 Conclusion: There is an effect of music therapy on the depression score of drug addicts at Wisma Sirih of the Regional Mental Hospital Sungai Bangkong and the community-based rehabilitation of Bumi Khatulistiwa West Kalimantan. Therefore, it is recommended that music therapy should be as a complementary therapy in reducing depression. Keywords: Depression, Drug Addict, Classical Music Instrument Reference : ( 2004-2016 ) PENDAHULUAN Di Indonesia angka prevalensi Menurut Undang-Undang No. penyalahgunaan narkoba pada tahun 35 Tahun 2009 narkotika adalah suatu 2015 berada dikisaran 2,20% atau zat atau obat yang berasal dari sekitar 4.098.029 orang dari total tanaman maupun bukan tanaman, baik populasi penduduk Indonesia berusia sintetis maupun semisintetis, yang 10-59 tahun (BNN, 2015). Data yang dapat menyebabkan penurunan atau diperoleh perubahan seseorang, Nasional (BNN) Kota Pontianak pada mengurangi sampai menghilangkan tahun 2016 terdapat 226 orang pelapor rasa nyeri, hilangnya rasa, dan dapat untuk kasus penggunaan narkoba. menimbulkan ketergantungan, yang Sebanyak 88,5% dari pelapor tersebut dibedakan berdasarkan berjenis kelamin laki-laki dan 11,5% golongan obat. kesadaran jenis dan Penyalahgunaan dari Badan Narkotika adalah berjenis kelamin perempuan. narkoba adalah pemakaian obat secara Pemakaian narkoba yang secara terus-menerus atau sesekali secara terus-menerus dapat berdampak bagi berlebihan tanpa indikasi medis dan kesehatan fisik tidak Kondisi tersebut dalam pengawasan dokter. (BNN, 2011). maupun mental. menimbulkan berbagai masalah, yaitu terganggunya Diperkirakan bahwa 1 dari 20 fungsiologis otak, keracunan obat, orang dewasa, atau seperempat miliar overdosis, gejala putus zat, gangguan orang antara usia 15 dan 64 tahun, kesehatan, gangguan prilaku, mental menggunakan setidaknya satu obat dan sosial, menurunya produktivitas pada tahun 2014. Menurut (UNODC) kerja, pada tahun 2010 didapatkan pengguna memprihatinkan dari adanya kasus narkoba didunia berjumlah pecandu narkoba yang melakukan sekitar 226 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2014 ada yang lebih tindakan kekerasan (Martono, 2008). peningkatan dengan Pecandu narkoba yang telah juta dengan mengalami ketergantungan, akan sulit persentase sebesar 5.2 % naik 0.2%. untuk lepas dari narkoba dan akan (UNODC, 2016). memakai jumlah terjadi bahkan 247 jiwa narkoba terus-menerus. Apabila pecandu narkoba mengurangi ataupun berhenti memakai narkoba postsinaps sehingga neuron postsinaps maka akan timbul reaksi putus zat kurang merespon sinyal kimia dengan dengan seperti impuls elektrik atau aksi potensial perasaan gelisah, khawatir, takut, batin yang dapat menyebabkan seseorang tertekan, putus asa, depresi, mual tidak mampu untuk merasa senang muntah, hilang nafsu makan, sulit (Nasir & Muhith, 2011). Sedangkan tidur, sakit kepala, nyeri tulang dan kekurangan serotonin dalam jumlah sendi, jantung berdebar, dan perasaan yang cukup banyak mempengaruhi sakit yang luar biasa (Partodiharjo, perilaku seseorang menjadi pendiam, 2010). gampang curiga, mudah putus asa, kumpulan gejala Depresi merupakan gangguan kesepian, depresi, dan kemudian jiwa pada alam perasaan seseorang bunuh diri (Pasiak, 2007). Tingkat yang ditandai dengan perasaan sedih serotonin dan dopamin yang rendah yang berlebihan, tidak bersemangat, dihubungkan dengan depresi dan murung, perasaan tidak berharga, gangguan mental lainya. putus harapan, tidak berminat pada kehidupan sehari-hari dan ada Secara umum depresi tidak dapat sembuh secara spontan. keinginan untuk bunuh diri (Yosep & Sehingga tidak dapat dianggap sebagai Sutini, 2014). Angka kejadian depresi masalah yang sederhana. Kondisi pada pecandu narkoba sekitar 50-60% tersebut dapat menimbulkan berbagai dan kejadian depresi ringan sekitar dampak buruk antara lain perubahan 10% (Ilgen, 2008 ; Association AP, mood, dan menurunya minat pada 2013 dalam Massah, 2015). semua Pada kasus pengguna narkoba, aktivitas nantinya akan sehari-hari yang berujung pada penggunaan obat secara terus-menerus penurunan dan dalam dosis yang tinggi dapat pecandu narkoba. Resiko bunuh diri menyebabkan reseptor pada dopamin adalah dampak terburuk dari depresi diblok dan dapat merusak produksi pada pecandu narkoba (Thompson Jr, serotonin dalam tubuh. 2011). jumlah reseptor Penurunan dopamin dapat mengubah permeabilitas membran sel kualitas Penatalaksanaan hidup dalam pada hal menurunkan tingkat depresi dapat dilakukan dengan dua tindakan yaitu mempengaruhi hypothalamus lalu ke farmakologi dan non farmakologi. hipofisis Penatalaksanaan farmakologi yaitu masuk ke kelenjar hipofisis mampu penggunaan mempengaruhi Pengobatan obat anti depresan. nonfarmakologi diotak. Musik yang telah emosional melalui untuk feedback negative ke kelenjar adrenal depresi adalah psikoterapi suportif, untuk menekan pengeluaran hormon terapi stres (Nicholas dalam Zahra, 2016). kognitif-perilaku, terapi keluarga dan terapi relaksasi, terapi Terapi musik merupakan suatu interpersonal, serta konseling dan proses yang memadukan antara aspek dukungan penyembuhan Kondisi social (Lubis, 2009). musik itu sendiri rileks dapat menurunkan dengan kondisi fisik /tubuh, emosi, perasaan depresi sehingga banyak mental, spiritual, kognitif dan situasi model terapi depresi yang dilakukan kebutuhan sosial seseorang. Terapi dengan mempengaruhi perasaan klien musik merupakan terapi atau metode sehingga perasaan penyembuhan dengan musik melalui senang dan memuaskan. Salah satu energi yang dihasilkan dari musik itu upaya yang dilakukan ialah dengan sendiri (Natalina, 2013). mendatangkan terapi musik (Suardiman S, 2011). Menurut (2008 dapat musik menyembuhkan, salah satu alasanya sebagai bahasa universal yang dapat karena musik dapat menghasilkan menjadi salah satu terapi relaksasi. rangsangan ritmis yang kemudian Unsur-unsur musik yakni irama, nada ditangkap melalui organ pendengaran dan intensitasnya masuk ke telinga dan diolah didalam sistem saraf tubuh luar (kanalis auditorius) yang di dan kelenjar otak yang selanjutnya salurkan/diteruskan ke tulang-tulang mereorganisasi pendengaran. Musik yang masuk kedalam ritme internal pendengaran. dapat mengaktifkan memori yang Ritme internal ini mempengaruhi tersimpan dan metabolisme tubuh manusia sehingga mempengaruhi sistem saraf otonom prosesnya berlangsung dengan lebih melalui neurotransmitter yang akan baik. Dengan metabolisme tubuh yang dalam Harmayetty Musik bersifat teraupetik artinya Kirnantoro, didalam 2013) limbik dijadikan sebagai interpretasi metode bunyi lebih baik, tubuh akan mampu Berdasarkan studi pendahuluan membangun sistem kekebalan tubuh yang telah dilakukan di Wisma Sirih yang lebih baik, tubuh akan mampu dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat, membangun sistem kekebalan yang didapatkan lebih baik menjadi lebih tangguh menjalani rehabilitasi berjumlah 25 terhadap orang kemungkinan serangan penyakit (Setiadarma, 2009). Berdasarkan jumlah berjenis pasien kelamin yang laki-laki. Penulis melakukan skrining dengan dari memberikan kuisioner BDI kepada Albornos (2011), bahwa ada pengaruh responden dan didapatkan hasil 10 terapi secara orang mengalami depresi ringan, 5 berkelompok dengan 12 grub terhadap orang mengalami depresi sedang dan 2 penurunan pecandu orang mengalami depresi berat, dan 8 narkoba yang diberikan 2 jam setiap orang tidak mengalami depresi. Belum minggunya dalam tiga bulan. Tidak ada ada diberikan selama ini untuk menangani musik penelitian improvisasi depresi perubahan pada signifikan pada kelompok kontrol. Berdasarkan terapi komplementer yang masalah depresi pada pecandu narkoba penelitian dari Mufidah, (2016) menyatakan setelah diberikan terapi musik klasik selama 2 rehabilitasi khususnya terapi komplementer musik. Hal ini menjadikan alasan minggu dengan 9 kali pemberian, penulis ingin melakukan penelitian didapatkan hasil yang signifikan yakni kepada pecandu narkoba rehabilitasi ada pengaruh terapi musik klasik mengenai penurunan skor depresi mozart terhadap depresi mahasiswa dengan menggunakan metode terapi tugas akhir fisioterapi Universitas komplementer musik di Wisma Sirih Muhammadiyah dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat. diukur dengan Surakarta yang menggunakan kuisioner Beck Depression Inventory. METODE Penelitian ini termasuk kedalam Kriteria inklusi dalam penelitian jenis penelitian kuantitatif dengan ini yaitu: pecandu yang menjalani pendekatan pre eksperiment rehabilitasi, dalam pecandu yang telah kategori satu kelompok (one group melewati atau lepas masa detox, pretest- posttest design). pecandu Penelitian dilakukan selama 5 yang gangguan tidak mengalami pendengaran hari berturut-turut dan kemudian skor maupun depresi diukur dengan menggunakan berkomunikasi instrumen Beck Depression Inventory Sedangkan kriteria eksklusi dalam (BDI) sebelum diberikan terapi dan penelitian ini yaitu: responden yang kemudian menerima antidepresan, responden diukur kembali skor sensorik, konduktif mampu dengan baik. depresinya setelah dilakukan terapi yang musik rehabilitasi saat pada saat pemberian dengan menggunakan instrumen yang sama pada akhir pertemuan. telah dan menyelesaikan masa terapi selama 5 hari. Veriabel independen dalam Populasi pada penelitian ini penelitian ini adalah terapi musik seluruh pecandu yang berjumlah 25 sedangkan veriabel dependen dalam orang di Rehabilitasi Wisma Sirih dan penelitian ini adalah penurunan skor Di Rehabilitasi Berbasis Masyarakat. depresi yang diukur menggunakan Sampel penelitian didapatkan dengan Beck Depression Inventory ((BDI). menggunakan total sampling. Dengan Tempat demikian, peneliti mengambil sampel Rehabilitasi Wisma Sirih Rumah Sakit dari seluruh pecandu yang mengalami Jiwa Daerah Sungai Bangkong dan depresi yang sesuai dengan kriteria Rehabilitasi inklusi dan eksklusi yang berjumlah Bumi Khatulistiwa Kalimantan barat. 17 orang. Penelitian ini dilakukan dari tanggal penelitian dilakukan Berbasis 12 sampai 16 Juni 2017. di Masyarakat HASIL Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Tingkat Pendidikan Karakteristik Responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Frekuensi (f) 17 0 Persen (%) 100 % 0% Usia 12-25 (Remaja) 26-45 (Dewasa) 46-65 (Lansia) 14 3 0 82,4 % 17,6 % 0% Tingkat Pendidikan SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI 1 5 10 1 5,9 % 29,4 % 58,8 % 5,9 % 17 100 % Total Berdasarkan tabel 4.1 SD, 5 responden (29,4%) tingkat karakteristik responden berdasarkan pendidikan jenis kelamin terdiri laki-laki dan (58,8%) tingkat pendidikan SMA, 1 perempuan. Hasil pada tabel tersebut responden (5,9%) tingkat pendidikan didapatkan bahwa seluruh responden Perguruan Tinggi. adalah laki-laki dengan persentase (100%). Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan kategori usia terdapat 14 responden (82,4%) remaja (12-25), dan 3 responden (17,6%) dewasa (26-45) dan tidak ada responden yang berada dikategori lansia (46-65) yang mengalami depresi selama penelitian. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pada tingkat pendidikan terdiri 1 responden (5,9%) tingkat pendidikan SMP, 10 responden Tabel..2 Karakteristik Responden Berdasarkan Skor Beck Depression Inventory (BDI) Tingkat Depresi pada Pretest dan Posttest Pretest Postest Tingkat Depresi Persen (%) 0% Frekuensi (f) 11 Persen (%) Tidak Depresi Frekuensi (f) 0 Depresi Ringan 10 58,8 % 2 11,8 % Depresi Sedang 5 29,4 % 2 11,8 % Depresi Berat 2 11,8 % 2 11,8 % Total 17 100% 17 100% Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan kondisi depresi responden sebelum dan sesudah dilakukannya terapi musik pada pecandu narkoba di Wisma Sirih Sungai Bangkong dan Rehabilitasi menggunakan Berbasis Masyarakat Beck Depression Inventory (BDI) didapatkan hasil skor yang variasi. Tingkat depresi pada pretest yaitu depresi ringan sebanyak 10 responden (58,8 %), sedangkan tingkat depresi sedang sebanyak 5 responden (29,4%) dan tingkat depresi depresi berat sebanyak 2 responden (11,8 %). Tingkat depresi pada posttest paling tinggi adalah tidak depresi sebanyak 11 responden (64,7 %), sedangkan tingkat depresi paling rendah adalah depresi ringan sebanyak 2 orang responden (11,8 %), depresi sedang sebanyak 2 responden (11,8 %), depresi berat responden (11,8 %). 64,7 % sebanyak 2 Tabel 3 Hasil Uji Wilcoxon skor depresi sebelum dan sesudah terapi musik Variabel Skor depresi sebelum Skor depresi sesudah F Mean Median SD 17 22,93 17,00 ±6,39 17 16,05 7,00 ±9,94 Min-max P Value 14,00 – 34,00 1,00 – 34,00 0,001 Berdasarkan tabel di atas dari 17 disimpulkan bahwa Ho ditolak dan ada responden, dikatakan ada pengaruh pengaruh terapi musik terhadap terapi musik jika p < 0,05 dan penurunan skor depresi pecandu didapatkan hasil nilai mean sebelum narkoba di Wisma Sirih Sungai dilakukan terapi musik di Wisma Sirih Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis Sungai Bangkong dan Rehabilitasi Masyarakat. Berbasis Masyarakat yaitu 22,93 dan nilai mean setelah dilakukan terapi musik di Sungai Faktor penyebab turunya skor Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis depresi karena efek musik itu sendiri, Masyarakat yaitu 16,05, yang berarti dimana musik bersifat teraupetik terjadi penurunan nilai mean setelah sehingga dapat memberikan efek diberikan terapi musik. Median skor relaksasi atau rasa nyaman bagi depresi sebelum dilakukan terapi pendengarnya, musik Sungai fungsi fisiologis, mental, spiritual, Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis maupun fungsi kognitif, musik juga Masyarakat dengan bersifat universal. Perlu diingat bahwa standar deviasi 6,39 dan memiliki nilai terapi musik ini merupakan terapi min-max 14,00 – 34,00. Dan median pendukung dalam mengontrol depresi skor depresi sesudah diberikan terapi responden, sehingga bukan sebagai musik yaitu 7,00 dengan standar terapi yang valid atau terapi yang deviasi 9,94 dan memiliki nilai min- utama dalam pengobatan depresi, max 1,00 – 34,00 didapatkan nilai p sehingga 0,001. Berdasarkan data diatas dapat pada pengobatan medis. di Wisma Wisma yaitu Sirih PEMBAHASAN Sirih 17,00 dapat memperbaiki mengesampingkan aspek Unsur-unsur musik yakni irama, nada dan intensitasnya masuk merupakan suatu komponen yang dan dinamis yang bisa mempengaruhi baik fungsinya menontrol semua fungsi psikologis maupun fisiologis bagi hormonal dalam tubuhke telinga luar ( pendengaran seseorang. Hal tersebut kanalis auditorius) yang di salurkan ke juga didukung oleh Djohan (2006) tulang-tulang Musik musik juga memiliki kekuatan dalam dapat mengaktifkan memori yang mempengaruhi denyut jantung dan tersimpan di limbik, dimana limbik tekanan darah sesuai dengan frekuensi merupakan bagian dari pengaturan normal, fungsi dan Semakin lambat tempo musik, denyut mempengaruhi sistem saraf otonom jantung semakin lambat dan tekanan melalui neurotransmitter yang akan darah menurun. Akhirnya pendengar mempengaruhi kerja hypothalamus, pun terbawa dalam suasana rileks, baik hypothalamus pusat itu pada pikiran maupun pada tubuh. kontrol dalam mengendalikan fungsi Sehingga rasa sakit yang dirasakan seluruh pasien dapat berkurang. Musik mampu pendengaran. emosi seseorang merupakan aktivitas tubuh, lalu ke tempo, dan volumenya. hipofisis, hipofisis adalah kelenjar mengatur yang dirangsang oleh hipotalamus dan mempengaruhi stres pada seseorang, fungsinya mengatur seluruh kerja serta dapat meningkatkan daya ingat. hormonal. Musik yang telah masuk ke Musik dan kesehatan memiliki kaitan dalam dapat yang erat, dan tidak diragukan lagi mempengaruhi kelenjar adrenal untuk bahwa dengan mendengarkan musik menekan pengeluaran hormon stres, kesukaan mampu membawa dalam sehingga mood yang baik dalam waktu singkat. kelenjar terjadi seseorang dan hipofisis penurunan stres tubuh akan Terapi hormon-hormon musik adalah yang suatu memproduksi serotonin yang akan proses yang memadukan antara aspek membuat seseorang merasa rileks, penyembuhan musik dengan kondisi nyaman dan tenang (Nicholas dalam fisik /tubuh, emosi, mental, spiritual, Zahra, 2016). kognitif dan situasi kebutuhan sosial Hal ini sejalan dengan Wilgram dalam Novita (2012) musik seseorang. Terapi musik adalah metode penyembuhan dengan musik melalui energi yang dihasilkan dari harinya. Tidak ada perubahan pada 30 musik itu sendiri (Natalina, 2013). responden kelompok kontrol. Musik dapat mendorong ke suasana Studi penelitian pada terapi hati yang positif, semangat untuk musik, boxter menunjukan bahwa dapat beraktifitas. Musik sangat cocok musik dapat membantu pasien dalam diberikan untuk klien yang mengalami mengembalikan gangguan gangguan kognitif (Mapper et all 1930 dalam kardiovaskuler dan gangguan mood Yadollah 2014). Dalam penelitian seperti depresi (Trappe, 2012). yang dilakukan oleh (Prashianusorn konsentrasi, fungsi fisik dan Hasil penelitian dikatakan ada dan pavaganun 2010 dalam Yadollah pengaruh terapi jika p < 0,05 dan 2014), hasilnya menunjukan bahwa didapatkan hasil uji wilcoxon nilai p terapi musik efektif dalam mencegah value 0,001. Berdasarkan data diatas stress pada seseorang dan tanda-tanda dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak penyimpanganya. Serta terapi musik dan merupakan ada pengaruh terapi musik sebuah efektif narkoba rehabilitasi di Wisma Sirih penyakit. Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai merupakan Bangkong dan Rehabilitasi Berbasis emosional, masyarakat stimulasi pada sistem emosi manusia. Khatulistiwa Kalimantan Barat. penyembuhan yang terhadap skor depresi pada pecandu Bumi bagi metode Sementara itu sebuah hal ini gejala musik kebutuhan menyebabkan Musik bersifat teraupetik artinya Hal ini sejalan dengan penelitian dapat menyembuhkan, salah satu Yadollah (2014), menyatakan bahwa alasanya karena musik menghasilkan terdapat pengaruh terapi musik dalam rangsangan ritmis yang kemudian menurunkan ditangkap melalui organ pendengaran kecemasan gejala dan stress depresi, pada 30 dan diolah didalam sistem saraf tubuh responden kelompok intervensi yang dan kelenjar otak yang selanjutnya diambil dari 60 pecandu narkoba. mereorganisasi Penelitian ini dilakukan selama 8 kedalam bulan dengan 5 jam pemberian setiap pendengaranya. Ritme internal ini dapat interpretasi sebuah ritme mempengaruhi bunyi internal metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya menstimulasi medulla adrenal untuk berlangsung melepaskan dengan lebih baik. hormon epinefrin Dengan metabolisme lebih baik, tubuh (adrenalin) dan norepinefrin ke dalam akan mampu membangun sistem pembuluh darah, sehingga berdampak kekebalan tubuh yang lebih baik, meningkatkan denyut jantung dan tubuh membangun tekanan darah, dan norepinefrin secara sistem kekebalan yang lebih baik tidak langsung melalui aksinya pada menjadi terhadap kelenjar hipofisis melepaskan gula penyakit dari hati. Adrenalin Corticotropin (Setiadarma, 2009). Sebagian besar Hormon menstimulasi perubahan fisiologi tersebut terjadi lapisan luar kelenjar adrenal (korteks akibat sistem adrenal) yang menyebabkan pelepasan neuroendokrin yang dikendalikan oleh hormon (salah satu yang utama adalah hipotalamus yaitu sistem simpatis dan kortisol) yang meregulasi sistem kortek adrenal (Prabowo & glukosa dan mineral Regina, 2007). (Primadita, 2011). akan mampu lebih tangguh kemungkinan serangan aktivitas dua Hipotalamus juga dinamakan pusat stres otak karena fungsi (ACTH) Salah satu kadar tertentu manfaat musik sebagai terapi adalah self-mastery gandanya dalam keadaan darurat. yaitu Fungsi mengaktifkan mengendalikan diri seseorang. Musik cabang simpatis dan sistem otonom. mengandung vibrasi energi, vibrasi ini Hipotalamus menghantarkan impuls juga mengaktifkan sel-sel didalam diri saraf ke nukleus-nukleus seseorang, sehingga dengan aktifnya otak pertamanya yang dibatang mengendalikan fungsi sel-sel kemampuan tersebut untuk sistem dapat kekebalan sistem saraf otonom. Cabang simpatis seseorang lebih berpeluang untuk aktif saraf otonom bereaksi langsung pada dan meningkatkan fungsinya. Selain otot polos dan organ internal yang itu, menghasilkan serotonin dan pertumbuhan hormon beberapa perubahan musik tubuh seperti peningkatan denyut yang jantung dan peningkatan tekanan menurunkan darah. (Setiadarma, 2009). Sistem simpatis juga sama dapat meningkatkan baiknya dengan hormon ACTH Perawatan terpadu intervensi Depresi Sikap dan keyakinan • Faktor resiko dari penyakit kardiovaskular • Fungsi kognitif • Dukungan sosial • Efek samping obat • Pengalaman masa lalu Hasil depresi Kepatuhan terhadap pengobatan depresi Keluarga, teman, dan stigma masyarakat Risiko penyakit kardiovaskular Etnis, Usia, Jenis kelamin, pendidikan Skema 1 Kerangka Teori Terapi Musik Terhadap Depresi Sumber : Cooper 2003 dalam Bogner & Vries, 2008 IMPLIKASI KEPERAWATAN Pada penelitian ini didapatkan adanya terhadap pengaruh skor terapi depresi musik memiliki manfaat untuk pecandu narkoba rehabilitasi salah satunya dalam membantu menurunkan pecandu depresi yang dialami. Hal ini karena narkoba rehabilitasi di Wisma Sirih terapi musik adalah suatu proses yang dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat memadukan bumi khatulistiwa. Hasil penelitian ini penyembuhan musik dengan kondisi menunjukan bahwa terapi musik fisik /tubuh, emosi, mental, spiritual, baik antara aspek kognitif dan situasi kebutuhan sosial yaitu 17,00 (depresi ringan) dan seseorang. juga setelah intervensi posttest yaitu 7,00 merupakan terapi tanpa efek samping (minimal/tidak depresi. Sedangkan sehingga untuk pada pretest 10 orang pecandu diaplikasikan bagi siapapun. Perawat narkoba mengalami depresi ringan dan konselor dipanti rehabilitasi dapat (58,8%), 5 orang mengalami depresi menjadikan terapi musik sebagai sedang kegiatan dipanti mengalami depresi berat (11,8%). terapi Dan setelah diberikan intervensi membantu posttest, 11 pecandu narkoba tidak Terapi sangat waktu musik aman luang rehabilitasi sebagai komplementer untuk (29,4%) dan orang menurunkan depresi. Hasil penelitian mengalami ini juga dapat dijadikan sebagai pecandu narkoba mengalami depresi inspirasi bagi penelitian lain agar ringan (11,8%), 2 pecandu narkoba dapat mengalami depresi sedang (11,8%), mengembangkan terhadap tingkat penelitian depresi pada depresi 2 (64,7%), dan 2 pecandu narkoba mengalami pecandu narkoba rehabilitasi dan depresi terapi-terapi yang sesuai dengan mengalami penurunan depresi. bidang keperawatan khususnya pada berat (11,8%) tidak Berdasarkan hasil uji analisis terapi komlementer. dengan KESIMPULAN menunjukkan Berdasarkan studi pada 17 2 menggunakan bahwa Wilxocon terdapat pengaruh terapi musik terhadap skor pecandu narkoba didapatkan median depresi skor depresi melalui BDI rehabilitasi di Wisma Sirih Rumah pretest pada pecandu narkoba Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong responden yang baru terdiagnosa dan Rehabilitasi Berbasis masyarakat narkoba atau yang sudah berulang Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat masuk tempat rehabilitasi. Peneliti yang dibuktikan dengan nilai p value menganjurkan untuk dilakukan juga 0,001. pada responden perempuan sehingga SARAN dapat dibedakan antara responden Bagi peneliti diharapkan dapat laki-laki dan responden perempuan memanfaatkan hasil penelitian yang mengenai pengaruh terapi musik pada telah dilakukan dengan menerapkan pecandu narkoba. dalam bidang keperawatan terutama dalam hal terapi komplementer yang tepat untuk mengatasi depresi pada pecandu narkoba rehabilitasi. Untuk peneliti selanjutnya melakukan menggunakan agar penelitian kelompok dapat dengan kontrol sebagai pembanding, dapat mengatasi keterbatasan sebelumnya lama penelitian dan penggunaan ini mengidentifikasi narkoba oleh responden sehingga dapat dilihat perbedaan apakah pengaruh terapi musik lebih efektif diberikan pada DAFTAR PUSTAKA Albornoz, Y. (2011). The Effects of Improvisational Music Anxiety, Depression and Stress in Narcotics Addicts. Therapy on Depression in International Adolescents and Adult with Journal of Applied and Basic Substance A Sciences. Vol.8(2): 201-205. Randomized Controleed Trial. http://www.irjabs.com/files_si Nordic te/paperlist/r_2124_14042118 Abuse: Journal of Music Therapy. Vol.20(3): 208-224. 0644.pdf. Di akses pada 01 BNN. (2011). Media Informasi & Komunikasi Trubus SINAR BNN. Swadaya. Jakarta: BNN Mei 2017. Lubis, N.L. (2009). Badan Laporan Kinerja Narkotika Nasional Tahun 2015. Jakarta. (2016). Narkoba Data Pengguna Tahun 2016 . Pontianak. Tinjauan Psikologis. Jakarta : (2008). Martono, L. (2008). Belajar Hidup Bertanggung Jawab, Menangkal Narkoba Kekerasan. Jakarta: dan Balai Pustaka. Martono, L., & Joewana, S. (2008). Bogner, H.R & Vries H.F. de. Integration of Peran Orang Treatment: Penyalahgunaan Pilot, Randomized Controlled Trial. Annals Of Family Medicine. Vol 6(4): 295-301. Djohan. (2006). Terapi Musik, Teori Aplikasi. Yogyakarta: Galang Press. Khorramabadi, Y. (2014). Impact of Music Therapy on Reducing dalam dan Menanggulangi A Tua Mencegah Depression and Hyper- tension & Depresi Kencana BNN. (2015). BNN. Research Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka. Massah, O. (2015). Group Reality Therapy in Rehabilitation Addicts Process to Reduce Depression, Anxiety and Stress. Rehabilitation Vol.13(1). Iranian Journal. Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-dasar Jiwa. Keperawatan Jakarta: Salemba Medika. Natalina. Setiadarma, M. (2009). Terapi Musik Alternatif. Jakarta: Yayasan Spritia. Suardiman S. (2011). Psikologi Usia (2013). Terapi (Bidang Musik Keperawatan). Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jakarta: Mitra Wacana Media. Thompson Jr, D. (2011). Depression Novita, Dian. (2012). Pengaruh and Subtance Abuse. Everyday Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasional health. Open Trappe Hans-Joachim. (2012). Music Internal and medicine: The effects of Fixation (ORIF) Di RSUD music on the human being. Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Department of Cardiology and Lampung. Angiology, Reduction Partodiharjo, and S. (2010). Narkoba dan Penyalahgunaanya. Kenali T. University of Bochum, Musuhi United Nations Office on Drugs and Jakarta: Crime. (2016). Word Drugs Esensi. Pasiak, Germany: report. Vienna Austria: United (2007). Management Brain for Nations. Self Zahra Mufidah Z. (2016). Pengaruh Improvement. Bandung: Mizan Terapi Musik Klasik Mozart Pustaka. Dan Terapi Musik Kesukaan Prabowo, H & Regina, H.S. (2007). Terhadap Tingkat Depresi Tritment Meta Musik Untuk Mahasiswa Menurunkan Stres. Fisioterapi S1 Di Fakultas (http;//repository.gunadarma.a Ilmu Kesehatan Universitas c.id) Muhammadiyah Primadita, A. (2011). Efektivitas Universitas Terhadap Surakarta. Skripsi Universitas Diponegoro. Akhir Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta: Intervensi Terapi Musik Klasik Stres. Tugas Muhammadiyah