“STRATEGI MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN (ROK) TERHADAP INDONESIA TAHUN 2006-2012” Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Mahyar Diani NIM: 1110083000015 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang Berjudul: "STRATEGI MUT TI TRACK DIPLOMACY D ALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN (ROIq TERIIADAP INDONESIA TAHUN 2006-2012' 1. Merupakan hasil karya asli saya yang diajukan tmtuk memenuh salah satu persyaratan memperoleh gelm Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan ini telah saya canfumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta3. Jika di kemudian hari rerbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri QIN) Syarif Hidayanrllah Jakarta. Jakartu 26 September 201 4 6C4BgACF534i' ,61r@l Mahyar Diani PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa: Nama NIM Program Studi : Mahyar Diani :1110083000015 : Hubungan Intemasional Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: *STRATEGI MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI IIYDUSTRI KOREA SELATAI\I (ROK) TERIIADAP INDONESIATAHUN2OM-2oI2" dan telah memenuhi persyaratan untuk : diuji. Jakart4 26 September 20 I 4 Menyetujui, Pembimbing, Mengetahui, Ketua Progmm Studi, 1., +-uL r"rJoi.erotr." ilbu"o, M.M Debbie Alfianty, M.Si 1l PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI *STRATEGI MUZTI TMCK DIPLOMACYDN-AM KEzuASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN (ROK) TERHADAP INDONESIA TAHLIN 2006-2012" oleh Mahyar Diani 1110083000015 Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal.....Sepember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Intemasional. Sekretaris, Ketua" tt/\ Zl^e: Debbie A.ffianty, M.Si NIP. NIP. Penguji I, Penguji II, 'w \ V7 Tauliq Rahman' MA NIP. Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 6 Oktober 2014 Ketua Program Studi, Debbie Aflianty, M.Si 111 ABSTRAKSI Skripsi ini menganalisis strategi multi track diplomacy dalam kerjasama ekonomi industri Korea Selatan (ROK) dengan Indonesia pada tahun 2006-2012. Penelitian ini menemukan bahwa hubungan kerjasama ekonomi Korea Selatan dengan Indonesia sudah cukup lama terjalin sejak tahun 1971, bahkan hubungan kedua negara cenderung dikatakan semakin meningkat sejak dibentuknya deklarasi bersama kemiraan strategis (Joint Declaration on Strategic Partnership) yang kemudian difokuskan kedalam Indonesia-Korea Joint Task Force on Economic Cooperation (JTF-EC) pada Desember 2006. Melalui strategi multi track diplomacy maka kesepakatan kerjasama ekonomi industri antara kedua negara dapat lebih mudah dijalankan. Strategi multi track diplomacy dilatarbelakangi oleh kepentingan Korea Selatan untuk meningkatkan perekonomian Korea Selatan, mempertahankan posisinya sebagai negara industri maju dengan mobilisasi industri Indonesia, dan menyebarkan citra “global Korea”. Penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan strategi multi track diplomacy yaitu melalui diplomasi government, diplomasi business, diplomasi communications and media yang dilakukan Korea Selatan terhadap Indonesia salah satunya diwujudkan dengan keterlibatan perusahaan industri besar Korea Selatan seperti POSCO dan Arirang World (After School Club). Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah konsep Kepentingan Nasional, Kerjasama Internasional, dan Multi Track Diplomacy dengan mengutip dari berbagai sumber. Konsep Kepentingan Nasional digunakan untuk menganalisis kepentingan ekonomi industri Korea Selatan menggunakan strategi multi track diplomacy, konsep Kerjasama Internasional digunakan untuk menganalisis sejauh mana kestabilan dan keadaan ekonomi industri Korea Selatan beserta peluang dan ancaman terhadap keadaan ekonomi industri Korea Selatan terhadap Indonesia melalui soft power, sedangkan Multi Track Diplomacy digunakan untuk menganalisis strategi diplomasi soft power dan langkah yang dilakukan Korea Selatan terhadap pencapaian kepentingan nasionalnya dalam kerjasama ekonomi industri terhadap Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan sumber data skunder dan pustaka. Dari hasil analisis dengan menggunakan tiga konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi multi track diplomacy merupakan kebijakan diplomasi soft power yang tepat bagi Korea Selatan terhadap Indonesia dalam kerjasama ekonomi industri tahun 2006-2012 untuk menyebarkan perdamaian dan mewujudkan kepentingan nasionalnya di abad ke-21, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi industrinya dan memperkuat posisi Korea Selatan sebagai negara industri maju dunia melalui peran industri besar Korea Selatan di Indonesia seperti POSCO dan After School Club melalui program Arirang World. Kata Kunci: Multi track diplomacy, Kepentingan Nasional, Kerjasama Internasional, Korea Selatan, Indonesia, Joint Declaration, Ekonomi, Industri, Citra Global Korea, POSCO, Arirang World. iv KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi ALLAH SWT atas segala nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Multi Track Diplomacy Dalam Kerjasama Ekonomi Industri Korea Selatan (Rok) Terhadap Indonesia Tahun 2006-2012. Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Hubungan Internasional. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai dengan hasil karya penulis sendiri tanpa ada bantuan baik secara materi, bantuan bimbingan penulisan, saran, motivasi, tenaga, waktu, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini: 1. Kepada kedua orang tuaku yang terkasih dan tercinta, ayahanda dan ibunda (Najamuddin dan Yustuti Erlina S.H) untuk setiap doa, kasih sayang, perhatian, didikan, ajaran, semangat, motivasi dan segalanya yang tak terbatas disepanjanng hidup saya. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan mengasihi kedua malaikat penolongku. 2. Kepada abang saya dan istri (M. Reza Akmal S.H dan Sri Rani Putri Am.Keb), keponakan cantik Raissa Anindita Akmal, atok H.Ibnu Hajar, andong alm.Hj. Fauziah, kakek alm.sudin, nenek alm.Surti, dan semua keluarga ku tersayang. 3. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih atas semua pengetahuan, motivasi, nasihat, dan kesabaran beliau yang sangat luar biasa dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Armein Daulay, M.Si juga Papa Herman dan Mama Eva atas doa dan perhatian, semoga Allah SWT selalu menjaga mereka sebagai orang tua ku. 5. Ibu Debbie Affianty, M.Si dan Bapak Agus Nilmada Azmi, M.Si selaku ketua dan sekretaris program studi Hubungan Internasional UIN Jakarta. 6. Dosen program studi Hubungan Internasional: Bapak Nazaruddin Nst S.H, M.A, Bapak Adian Firnas, Bapak Faisal Nurdin, Ibu Eva Mushofa, Kak v Mutiara Pertiwi, Ibu Dina Afriyanti, Ibu Rahmi Fitriyanti. Terima kasih atas ilmu yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di UIN Jakarta. 7. Sahabat Hubungan Internasional 2010 (Detty, Peni, Uun, Lydia, Defa, Yuri, Mai, Isti, Zakiya, Dienny, Uni Puput, Rossa, Tisa, Oya, Reza, Nindy, Retno, Murdok Aulia, Uda Alva, Bg Wahyu, Rian, Rami, Ode, Navis, Edo, Yoga, Viqry, Dhani, Adam, Farhan, Rafsan, Herman, Aldy, Malo, Rachmad) tidak satupun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih untuk kebersamaan kita, sukses untuk kita dan seluruh angkatan 2010. 8. Sahabat HMJ HI UIN Jakarta periode 2012-2013, BEM FISIP UIN Jakarta periode 2012-2013, PMII Komisariat FISIP, Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU), HI-A 2010, HI 2008/2009 Indra Ramadhan, Ardhy Dinata, Dimas Juniarto, Imam Rhozali, Imam Baihaqi, Bagus Aulia, M.Eka, Rajif Amar, Muhibin, Rizky.A, Affan Akbar, Khairunnisa Lbs, Andi Dian, Nyimas Diah, Andini, Hudaf.M, Derry.A, Majid Aswaja. Terima kasih kakak senior atas doa, bantuan, saran, serta motivasi selama ini, sukses selalu untuk kakak. 9. Sahabat cantik kost Griya Aini (Mbak Ar, Mbal Lis, Uni Resti, Nourma, ka Findri, tata Mutya, teh Icha, amal, ka Hikma, ka Harum, ka Ummu, Ka Aini, Asmi, Ega, Rahmah, Ka Desi, Nita, Vizel,Vina, Anjar, Bibil). 10. Terkhusus untuk sahabat “Adventure” (R.S Ayu Ramadhana, Alfi Fadli, Edi Syaputra, M.Rajiv Syarif, Trihilman Hasbi, alm.Reza Hendrik) terima kasih atas persahabatan yang begitu indah, semoga kita bisa terus saling mendukung dan meraih masa depan bersama-sama. 11. Sahabat perjuangan MAN Binjai 2010 dan Sahabat kompak KKN GARUDA18 tahun 2014 UIN Jakarta terima kasih untuk kebersamaan kita. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin. Jakarta, 26 September 2014 Mahyar Diani vi DAFTAR SINGKATAN BUMN : Badan Usaha Milik Negara CES: Consumer Electronik Show FDI : Foreign Direct Investment GDP: Gross Domestic Product GFK: Growth for Knowledge HAM: Hak Asasi Manusia IMF: International Monetary Fund JCC: Joint Commission on Cultural Cooperation JSG: Joint Study Group JTF-EC: Joint Task Force on Economic Cooperation JUMP: Job Upgrading and Maturing Program IK-CEPA: Indonesia Korea Conprehensive Economic Partnership Agreement KFF: Korean Freedom Federation KHIS: Korean House for International Solidarity KOICA: Korea International Cooperation Agency KS : Krakatau Steel MOFAT: Ministry of Foreign Affairs and Trade MOTIE: Ministry of Trade, Industry and Energy MoU: Memorandum of Understanding MNC: Multinational Corporation OECD: Organization for Economic Cooperation and Development PHK: Pemutusan Hubungan Karyawan POSCO: Pohang Iron and Steel Company RI: Republik Indonesia ROK : Republic of Korea. SDA: Sumber Daya Alam SDM: Sumber Daya Manusia UMR: Upah Minimum Rakyat. UNESCO: United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization USA: United State of America UWI: United Way International WG: Working Group WLTFM: Working Level Task Force Meetting WRC: Worker‟s Rights Consortium vii DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL Gambar I.I .............................................................................................................. 6 Gambar IV.2 ......................................................................................................... 65 Gambar IV.3...........................................................................................................74 Grafik I.1 ................................................................................................................. 4 Grafik II.2 .............................................................................................................. 31 Grafik II.3 ..............................................................................................................32 Grafik II.4 ...............................................................................................................35 Grafik II.5 ...............................................................................................................37 Grafik III.6 .............................................................................................................49 Grafik III.7 .............................................................................................................49 Grafik III.8 .............................................................................................................50 Grafik IV.9 .............................................................................................................68 Grafik IV.10 ...........................................................................................................76 Tabel II.I................................................................................................................ 28 Tabel IV.2 ............................................................................................................. 60 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Joint Statement Between The Republic of Indonesia and The Republic of Korea Lampiran 2 Joint Study Group IK-CEPA Lampiran 3 Siaran Pers ke-Presidenan Kedutaan RI di Seol “Indonesia dan Korea Tentang JTF Lampiran 4 Perusahaan Korea Selatan Yang Menjalankan Industri Di Indonesia Tahun 2010-2012 Lampiran 5 Pemantauan Impor 31 Kelompok Hasil Industri Korea Selatan di Indonesia Lampiran 6 Steel Plant-Overseas Steel Mill-POSCO Lampiran 7 Negara Asal Impor Terbesar Untuk Produk Hasil Industri Lampiran 8 Laporan Kegiatan Sidang Pertama Komisi Bersama Kebudayaan ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .......................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................................ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI.....................................................iii ABSTRAK.............................................................................................................iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... vii DAFTAR GRAFIK, GAMBAR, TABEL ........................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... x BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Pertanyaan Penelitian .........................................................................................9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................10 1.4 Tinjauan Pustaka ..............................................................................................10 1.5 Kerangka Teori.................................................................................................13 1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional ...............................................................13 1.5.2 Konsep Kerjasama Internasional ...........................................................16 1.5.3 Multi Track Diplomacy ..........................................................................17 1.6 Metodelogi Penelitian ......................................................................................21 1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................................22 BAB.II. HUBUNGAN BILATERAL EKONOMI KOREA SELATANINDONESIA 2.1 Kondisi Ekonomi Korea Selatan-Indonesia ...................................................24 2.1.1 Gambaran Umum Perekonomian Korea Selatan Pasca Krisis ............24 2.1.2 Perekonomian Korea Selatan Sebagai Negara Industri Maju .............27 2.1.3 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Dalam Kerjasamaa Kemitraan Strategis dengan Korea Selatan ....................36 2.2 Bentuk Kerjasama Ekonomi Korea Selatan-Indonesia ...................................38 2.2.1. Kerjasama Kemitraan Strategis Korea Selatan-Indonesia (MoU Joint Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK) ...38 2.2.2. Indonesia-Korea Joint Task Force on Economic Cooperation (JTF-EC) ............................................................................................40 2.2.3. Peluang dan Hambatan citra “global Korea” di Indonesia .................42 BAB.III. PERAN PENTING STRATEGI MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 2006-2012 3.1 Latar Belakang Penggunaan Strategi Multi Track Diplomacy........................45 3.2 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan x Ekonomi Korea Selatan ..................................................................................47 3.3 Multi Track Diplomacy sebagai Strategi Untuk Mobilisasi Industri Indonesia ........................................................................................................52 3.4 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Membangun Citra “global Korea” ......................................................................................53 BAB.IV. LANGKAH MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 20062012 4.1 Aktor Multi Track Diplomacy dalam Kerjasama Ekonomi Industri Korea Selatan Indonesia..................................................................................57 4.2 Strategi Multi Track Diplomacy Korea Selatan Terhadap Indonesia..............58 4.2.1 Diplomasi Government Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Diplomasi) ......................................58 4.2.1.1 Kepala Negara dan Kedutaan Korea Selatan ..........................58 4.2.1.2 Ministry of Foreign Policy and Trade-MOFAT......................62 4.2.2 Diplomasi Business Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Perdagangan, Ekspor, FDI) ............67 4.2.2.1 Perusahaan Industri Baja POSCO (Pohang Iron and Steel Company) Korea Selatan................................................69 4.2.3 Diplomasi Communications and the Media Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Media dan Informasi) ......................................................................................74 4.2.3.1 Arirang World TV (Program After School Club) ....................76 BAB.V. KESIMPULAN Kesimpulan ............................................................................................79 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xii LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad ke 21 ditandai sebagai abad yang sangat menentukan dalam meningkatkan eksistensi Korea Selatan di kancah internasional. Hal tersebut dikarenakan, Korea Selatan dinilai telah berhasil dalam menyebarkan pengaruh budaya Hallyu/Korean Wave ke berbagai wilayah di dunia,1 dan berhasil meraih “Memory of the World Heritage” UNESCO.2 Bahkan Korea Selatan juga berhasil dalam membangun hubungan kerjasama ekonomi di bidang industri dengan berbagai negara salah satunya Indonesia. Hubungan kerjasama ekonomi industri yang dilakukan oleh Korea Selatan tersebutlah yang pada akhirnya mendorong Korsel sebagai negara ekonomi industri maju dunia. Keberhasilan hubungan kerjasama ekonomi industri tersebut, tidak terlepas dari beberapa pihak, seperti: pemerintah, bisnis, dan media. Sejarah mencatat bahwa hubungan bilateral ekonomi antara Korea Selatan dengan Indonesia telah lama terjalin, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penandatanganan kerjasama ekonomi dan teknik serta pengembangan perdagangan antara Republik Indonesia dan Korea Selatan pada bulan April 1971 di Jakarta.3 Pada tahun sebelumnya juga terdapat beberapa kerjasama ekonomi yang telah dijalankan kedua negara seperti penanaman FDI petama Korea Selatan Lee, S.J, “The Korean Wave: The Seoul of Asia‟, The Elon Journal of Undergraduate Research in Communications Vol. 2(1), 2011, 85. 2 UNESCO, “UNESCO Memory Of The World -Training Workshop In The Asia-Pasific Region”, [Pdf online], (Incheon, Republic of Korea, 2009). 3 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Korea Republic (Korea Republik)”, [data online]; tersedia di: http://kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/korea%20selatan.htm ;internet; diunduh pada 6 Agustus 2014. 1 1 berupa perusahaan pengembangan tambang senilai USD 2,85m dan pabrik pengolahan kayu di Kalimantan pada tahun 1969, dan sebagainya.4 Kemudian, hubungan kedua negara terutama dalam aspek ekonomi semakin intens dilaksanakan setelah ditandatanganinya deklarasi bersama pembentukan kemitraan strategis (Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation between the Republic of Indonesia and the Republic of Korea in the 21st Century) oleh kedua kepala negara pada tanggal 4 Desember 2006.5 Terkait dalam aspek kerjasama ekonomi, kedua negara memfokuskan kedalam FDI, ekspor dan perdagangan.6 Kerjasama ekonomi antara kedua negara ini memberikan peluang bagi Korea Selatan untuk memperluas industrinya ke Indonesia melalui FDI maupun ekspor atau perdagangan. Salah satu kerjasama tersebut dibuktikan dengan masuknya perusahaan industri besar Korea Selatan seperti POSCO di Indonesia yang menanamkan FDI nya dan melakukkan kerjasama joint venture agreement dengan perusahaan negeri Indonesia (BUMN) Indonesia PT.Krakatau Steel menjadi PT.Krakatau Posco pada Agustus 2010.7 Keberhasilan Korea Selatan sebagai negara ekonomi maju dan industri maju dunia, memberikan inspirasi yang baik bagi rekan kerjasama ekonomi negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai negara bekas penjajahan Jepang, konflik perang saudara dan negara yang pernah dilanda krisis 1997 dan 2008, Jaisohn Eau, “Crisis, Contradiction and Contingency: An Ethnography of Corporate Capitalism in Korea and Indonesia”, Dissertation, (eScholarship, University of California, 2010),h.20. 5 Diplomasi Indonesia 2012, “Republik Korea”, Jakarta: Perpustakaan Departemen Luar Negeri Ali Alatas, 2012, h.36. 6 Kedutaan Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Ekonomi,” Indonesia Embassy Seoul 2014. [Artikel online]; tersedia di: http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/ekonomi ;Internet; diunduh pada 20 Februari 2014 7 PT.Krakatau Posco, “Perusahaan-Latar Belakanng” [Data online]; tersedia di: http://www.krakatauposco.co.id/company/brief_background ;internet; diunduh pada 8 Oktober 2014. 4 2 pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tergolong sangat dinamis dan kuat. Hal tersebut terbukti dari perubahan besar Korea Selatan sebagai negara perekonomian agraris, menjadi salah satu negara industri maju di dunia dengan pendapatan perkapita saat ini melebihi US$ 20.000 pertahunnya.8 Selanjutnya hal tersebut mendorong adanya penurunan tingkat pengangguran Korea Selatan yang saat ini sebesar 3.5% dari total 196 negara dunia.9 Saat ini, isu ekonomi telah menjadi concern hampir di seluruh negara di dunia. Modernisasi pada abad ke-21 membawa masyarakat internasional kearah yang lebih beragam, sehingga diplomasi yang dilakukan juga ikut berubah kearah yang lebih modern, salah satunya multi track diplomacy. Melalui multi track diplomacy inilah, Korea Selatan mencoba untuk melangsungkan hubungan kerjasama ekonomi industri dengan Indonesia dan seolah menggambarkan bahwa telah adanya sebuah kesatuan yang kuat di internal Korea Selatan dan memiliki power yang mampu mempengaruhi lingkungan internasional. Sehingga, multi track diplomacy dapat dikatakan sebagai langkah yang dapat memberi jalan kemudahan bagi Korea Selatan untuk meningkatkan eksistensi dan pengaruhnya terhadap Indonesia. Jika dilihat berdasarkan pada perkembangan hubungan kerjasama ekonomi Korea Selatan dengan Indonesia hingga saat ini, maka tidak terlepas dari adanya peran pengaruh budaya Korea Selatan.10 Pengaruh budaya Korea Selatan pada Asian info, “Korea's Economy,” [artikel on-line]; tersedia di http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/economy.htm ; internet; diunduh pada 10 Februari 2014 9 Trading Economic, “Indocators for 196 Countries”; [data oline]; tersedia di: http://id.tradingeconomics.com/ ;internet; diunduh pada 15 Mei 2014. 10 Hallyu atau Korean Wave (gelombang Korea), merupakan suatu fenomena budaya pop Korea, yang berawal dari drama televisi, musik pop Korea, film, industri hiburan yang disebarluaskan melalui media massa dan popularitasnya menyebar ke seluruh kawasan Asia, terutama Indonesia, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Filipina, Thailand, Vietnam, sebagian Rusia, serta Meksiko 8 3 abad ke-21 dapat dikatakan cukuplah kuat di Indonesia, hingga berhasil memberikan pengaruh besar kepada masyarakat Indonesia. Grafik.I.1. View of South Korea’s Influence in 2010 Sumber: BBC Cuntry Polling-View of South Korea‟s Influence Sumber:http://www.worldpublicopinion.org/pipa/pipa/pdf/apr10/BBCViews_Apr10_rpt.pdf Data grafik analisis diatas berdasarkan survey yang dilakukan oleh BBC pada tahun 2010, menjelaskan bahwa dunia internasional memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap pengaruh Korea Selatan dan menjelaskan bahwa urutan paling teratas terhadap pengaruh positif Korea Selatan ialah negaranya sendiri, kemudian disusul oleh Indonesia sebagai negara yang sangat menerima dengan positif masuknya pengaruh kebudayaan Korea Selatan, selanjutnya disusul oleh Ghana, Nigeria, USA, Australia, China Spanyol, Inggris, dan Chili, sedangkan pada posisi terakhir adalah Germany. Jika berbicara mengenai pengaruh budaya, maka dapat dikatakan terdapat ekspansi budaya Korea Selatan yang menjadi fenomena global bersejarah ialah ialah fenomena “Arirang”. Asal mula munculnya “Arirang” memiliki persfektif yang berbeda antara Korea Utara dengan Korea Selatan, akan tetapi para peniliti kedua negara setuju dengan satu pemahaman tentang keberadaan Arirang yaitu 4 berdasarkan dari cerita sebuah film yang berjudul “Arirang” pada tahun 1926 tentang kehidupan seorang pria Korea yang berjuang hidup dan membela hak bangsa Korea saat imprealisme Jepang hingga ditangkap dan siksa. 11 Bukti keberadaan “Arirang” sebagai fenomena internasional ialah pada masa Perang Dunia I, ketika tentara Jerman melakukan rekaman riset berupa cerita juga lagulagu rakyat tahanannya terhadap tentara-tentara tahanan perangnya dan menghasilkan 230 bahasa yang berbeda, kemudian salah satu hasil rekaman riset tersebut berisi lagu ”Arirang” yang dinyanyikan oleh dua tahanan tentara Korea dan tentara Rusia, rekaman disimpan dalam tempat penyimpanan data di Universitas Humboldt Berlin.12 Saat ini berbagai peristiwa yang membuktikan simbol keberhargaan “Arirang” diantaranya ialah pemerintah Korea Selatan membentuk stasiun Arirang TV pada tahun 1996 dan masih bertahan hingga saat ini untuk memperkenalkan bangsa Korea lebih jauh lagi ke dunia internasiona yaitu Arirang World TV.13 Arirang World TV memberikan andil yang cukup besar dalam pegaruh kebudayaan Korea Selatan ke dunia internasional termasuk Indonesia dan salah satunya melalui program After School Club. Kebudayaan cukup memberikan pengaruh positif terhadap industri Korea Selatan sehingga dapat meningkatkan nilai FDI, ekspor dan perdagangan Korea Selatan terhadap Indonesia. Berikut merupakan peresentasi pengaruh kebudayaan Korea Selatan terhadap minat industri Korea Selatan: Koreana, A Quarterly on Korean Culture & Arts, “Arirang”, [data online]; tersedia di: http://www.koreana.or.kr/months/news_view.asp?b_idx=3162&lang=in&nt=&page_type=list ;internet; diunduh pada 9 Agustus 2014. 12 Koreana, A Quarterly on Korean Culture & Arts, “Arirang”,internet; diunduh 9 Agustus 2014. 13 Infotelevisi.com, “Arirang World”; [artikel online]; tersedia di: http://www.infotelevisi.com/9/info/tv/channel/ArirangWorld/ ;interner; diunduh pada 7 Agustus 2014. 11 5 Gambar.I.1 Purchased Korean Products After Experiencing Korean Wave in Asia Sumber: KITA.org, News, Korean Wave Show a Way to Export http://global.kita.net/_engapp/board_view.jsp?no=914&code=S2001 Data analisis gambar diatas menjelaskan bahwa berdasarkan survey yang dilakukan oleh Lembaga Perdagangan Internasional Korea Selatan (KITA) pada 1.173 konsumen di Asia, kebudayaan Korea Selatan salah satunya melalui Hallyu/Korean Wave terbukti memberikan keuntungan terhadap industri Korea Selatan saat ini dengan perbandingan sebesar 75,4% konsumen yang terpengaruh dan 24,6 % konsumen yang menolak. Hal tersebut seakan menjadi sebuah pintu bagi Korea Selatan untuk meningkatkan berbagai langkah diplomasi seperti diplomasi multi track dalam melangsungkan kerjasama ekonomi industri kedua negara. Terkait penulisan ini, kerjasama ekonomi industri kedua negara melalui diplomasi multi track dimainkan oleh berbagai aktor seperti pemerintah, bisnis, dan media yang diperankan oleh POSCO dan After School Club dalam program Arirang World TV. Meneliti kerjasama ekonomi industri antara kedua negara tersebut, dapat dilihat dari perspektif kepentingan nasional masing-masing negara. Artinya, jika kedua negara menjalin hubungan kerjasama ekonomi industri maka akan 6 menghasilkan keuntungan bagi kedua negara. Dimana Korea Selatan merupakan negara yang terus berinovasi dalam kemajuan teknologi dan informasi, sumber daya manusia juga manajemen yang berkualitas, dan industri maju sedangkan Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam melimpah, pasar domestik yang besar dan strategis, juga sumber daya manusia yang sedang berkembang, stabilitas politik (yang relatif), dan upah tenaga kerja yang tergolong rendah.14 Terkait hubungan ekonomi industri, Korea Selatan adalah partner dagang yang penting bagi Indonesia dilihat sejak tahun 2006 hingga tahun 2012 yang secara umum mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 merupakan peningkatan yang tergolong luar biasa dari pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 total perdagangan kedua negara sebesar US$ 3,05 miliar, pada tahun 2007 total perdagangan sebesar US$ 3,40 miliar mengalami peningkatan sebesar 11,68% bila dibandingkan data tahun 200615 dan pada tahun 2008 total perdagangan sebesar US$ 19,25 miliar16. Selanjutnya pada tahun 2009 total perdagangan kedua negara sebesar US$ 12,8 miliar, pada tahun 2010 total perdagangan sebesar US$ 20,3 miliar mengalami peningkatan sebesar 57,36% dibandingkan data tahun 2009 dan tahun 2011 total perdagangan mencapai US$ 21,2 miliar17, sedangkan pada tahun 2012 nilai perdagangan kedua negara sebesar Indonesia Investment, “Budaya-Ekonomi Indonesia”, [artikel online]; tersedia di: http://www.indonesiainvestments.com/id/budaya/ekonomi/item177 ;internet; diunduh pada: 8 Juni 2014. 15 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia,”Laporan Atase Perdagangan-Perkembangan Perdagangan Indonesia Korea Selatan 2007”; [data online]; tersedia di: http://www.kemendag.go.id/id/view/trade-attache-report/114/2007/3 ; internet; 14 Mei 2014 16 Conference of Indonesian Students (CISAK) 2009, Astase perdagangan KBRI Seoul, “Perkembangan Perdagangan Indonesia-Korea Tahun 2008”; [pdf online]; tersedia di: http://cisak.perpika.kr/proceeding/CISAK2009/Proceeding_CISAK_2009-2.pdf ;internet; diunduh pada: 15 Mei 2014 17 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Luar Negeri RI, ” Dampak Perjanjian Perdagangan Barang Asean-Korea FTA (AKFTA) Terhadap Indonesia dan Korea Selatan”; [Artikel online]; tersedia di: http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edefkonten-view.asp?id=20140206144410395532025 ;internet; diunduh pada 14 Mei 2014. 14 7 US$ 27,020 miliar.18 Data analisis tren menunjukkan nilai penurunan dan peningkatan, namun secara umum menunjukkan kecenderungan meningkat. Hubungan ekonomi kedua negara juga dapat dilihat dari besarnya FDI Korea Selatan yang menempati urutan keempat selama dua tahun beturut-turut yaitu pada tahun 2012 dengan nilai FDI sebesar US$ 1.949,7 juta, meningkat sebesar 60% dibandingkan data tahun 2011 dengan nilai FDI sebesar US$ 1.218,7 juta.19 Besarnya keinginan Korea Selatan untuk menanamkan FDI di Indonesia, membuat kedua pemerintah berencana untuk membuka sebuah kantor Indonesia Investment Promotion Center di Seoul yang bertujuan untuk mempromosikan keunggulan dan potensi-potensi yang dimiliki Indonesia agar lebih meningkatkan minat FDI Korea Selatan di Indonesia.20 Secara konseptual dapat dikatakan bahwa, ekosistem multi track diplomacy dalam pengembangan kerjasama ekonomi industri Korea Selatan dengan Indonesia terdiri dari berbagai dimensi, seperti: adanya perubahan politik dunia dalam sistem internasional, power yang dimiliki negara untuk mewujudkan kepantingannya melalui soft power, perilaku masyarakat domestik ikut mempengaruhi kebijakan yang nantinya akan dibuat oleh aktor negara dan non negara, kemajuan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan informasi dalam 18 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, “Berita Industri-Karpet Merah Untuk Korea Selatan”; [artikel online]; tersedia di: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0CFYQFjAH&url=http %3A%2F%2Fwww.kemenperin.go.id%2Fartikel%2F8814%2FKarpet-Merah-Untuk-Korea-Selatan&ei=icsgVMv_G4wuASXw4H4DA&usg=AFQjCNHCmPnA80Lrs7GM7vNTRsYukqRAQ&sig2=ZJk2MJ7D_jgajW_J1j97zg&bvm=bv.75775273,d.c2E ;internet; diunduh pada 15 Mei 2014. 19 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, “Pertemuan Komite Bersama Kerjasama Ekonomi Indonesia Korea Selatan ke-3”; [Artikel on-line]; tersedia di: http://www.ekon.go.id/press/view/pertemuan-komitebersama.251.html#.U_zC96N8gmE ;internet; diunduh pada 14 Mei 2014. 20 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, “Pertemuan Komite Bersama Kerjasama Ekonomi Indonesia Korea Selatan ke-3”; [Artikel on-line] diunduh pada 14 Mei 2014. 8 industri, keterbukaan terhadap aktivitas internasional, serta potensi SDA dan SDM. Fenomena ini sekaligus memperlihatkan adanya sebuah transisi dan strategi baru dari sistem pemerintahan Korea Selatan yang mulai melakukan perubahan signifikan untuk menyebarkan perdamaian melalui kerjasama ekonomi industri terhadap Indonesia bahkan terhadap dunia internasional. Konsekuensi transisi tersebut adalah memposisikan Korea Selatan sebagai negara yang tetap survive di sistem internasional salah satunya dalam bidang ekonomi industri. Melalui strategi inilah pada akhirnya Korea Selatan berhasil meraih sukses dalam bidang ekonomi khususnya melalui sektor industri yang menjadi salah satu fokus dalam kepentingan nasionalnya. Keberhasilan dari strategi tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penggunaan strategi multi track diplomacy dalam kerjasama ekonomi industri Korea Selatan (ROK) terhadap Indonesia tahun 2006-2012. 1.2 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diangkat ialah: “Bagaimana strategi multi track diplomacy dalam kerjasama ekonomi industri Korea Selatan (ROK) terhadap Indonesia tahun 2006-2012?” 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Terkait dengan pembahasan diatas, tujuan dari penulisan ini adalah untuk: 1. Mengetahui alasan mengapa Korea Selatan semakin meningkatkan hubungan kerjasamanya dengan Indonesia terutama dalam bidang kerjasama ekonomi terkait industri. 9 2. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana strategi multi track diplomacy dalam kerjasama ekonomi industri Korea Selatan dengan Indonesia sehingga dapat mewujudkan kepentingan nasional negara. 3. Mengetahui apakah strategi multi track diplomacy berhasil dalam mewujudkan kerjasama ekonomi industri Korea Selatan dengan Indonesia periode 20062012. Sedangkan manfaat dari penulisan ini ialah: 1. Diharapkan penulisan ini dapat menjadi salah satu bahan referensi dan pengetahuan bagi pelajar studi Hubungan Internasional dalam hal kajian mengenai multi track diplomacy, dan memahami pembangunan citra suatu bangsa serta kemajuan perekonomian suatu bangsa melalui kerjasama ekonomi industri. 2. Diharapkan penulisan ini dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat, pelajar dan khususnya pemerintah terkait aspek ekonomi di bidang industri melalui diplomasi multi track. 1.4 Tinjauan Pustaka Tiga penelitian yang menjadi sumber referensi berkaitan dengan penulisan ini adalah pertama, skripsi yang ditulis oleh Silvi Fitri Ayu (Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, 2011) berjudul “Kebijakan Ekonomi Park Chung Hee Dalam Industrialisasi Di Korea Selatan Periode 1961-1979”. Pada penelitiannya fokus pembahasan ialah pada aspek ekonomi yaitu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Park Chung Hee sebagai Presiden Korea Selatan, yang mampu memberi 10 bentuk awal perekonomian Korea Selatan, sekaligus memberi sisi kelam bagi masyarakat Korea Selatan saat itu. Penelitian menggunakan tiga konsep yaitu pendekatan ekonomi oleh David Hunt. Pertama, Neoklasik yaitu fokus pada sistem pasar bebas, menekankan peran pemerintah dan pendekatan ketergantungan pada pengalokasian sumber daya yang efisien, berhubungan dengan kekuatan pasar dan strategi pasar. Kedua Development State yaitu keberhasilan perkembangan ekonomi Korea Selatan berkat ketergantungan tinggi pada modal asing, teknologi, dan perdagangan (Evans 1979, Kim 1988, Castley 1997, 1998). Ketiga, Dependency Approach (pendekatan ketergantungan) yaitu keuntungan didapatkan dari faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara industri baru, seperti perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur. Kebijakan Park Chung Hee untuk menjadikan negaranya sebagai negara industri terbesar dunia saat itu masih belum efektif. Kegagalan tersebut disebabkan karena kebijakan industrialisasi Park Chung Hee tidak sesuai dengan keadaan masyarakat Korea Selatan yang mayoritas adalah petani dan merupakan negara kecil yang masyarakatnya minim ilmu pengetahuan saat itu. Beliau juga terlalu kuat memaksakan semangat kerja, berani mengadapi resiko untuk mencapai tujuan, akibatnya membuat sebagian masyarakat Korea Selatan merasa tertekan dan tertindas. Sumber referensi kedua ialah skripsi oleh Adina Dwirezanti (Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Hubungan Internasional, 2012) berjudul “Budaya Populer Sebagai Alat Diplomasi Publik : 11 Analisa peran Korea Wave Dalam Diplomasi Publik Korea periode 2005-2010”. Penelitian menguraikan tentang besarnya peran korean wave melalui industri ferfilm-an Korea Selatan yang digunakan pemerintah dalam melakukan diplomasi publik. Tiga konsep yang digunakan ialah pertama diplomasi pubik, adanya opini publik dapat berperan dalam rangka mendukung kebijakan negara dan mempengaruhi opini masyarakat negara lain terhap negara sendiri. Kedua diplomasi kebudayaan merupakan strategi yang biasa dipakai negara-negara berkembang. Ketiga Pop culture adalah salah satu efek terjadinya fenomena globalisasi, dan aspek kebudayaan. Ketiga konsep tersebut saat ini tidak sepenuhnya dapat dikontrol negara, keadaan dunia telah dihadapkan pada isu-isu yang semakin kompleks. Melalui budaya populer Korean Wave adalah cara yang efektif untuk mensukseskan diplomasinya dengan negara-negara lainnya. Penelitian ketiga ialah penulisan Indonesia Journal of International Law oleh Hikmahanto Juwana (Universitas Indonesia, Volume 1 Nomer 1 Oktober 2003) berjudul “Hukum Internasional Sebagai Instrumen Politik: Beberapa Pengalaman Indonesia Sebagai Studi Kasus”. Penulisan menguraikan, fungsi hukum internasional yang digunakan pemerintah suatu negara untuk mencapai tujuan nasionalnya (international law as insrument of national policy) dapat dilihat dari instrumen politik, ekonomi, dan keamanan. Pada dasarnya hukum internasional dimanfaatkan sebagai instrumen politik dan ekonomi oleh negara. Hal demikian terlihat dari bagaimana negara asing juga organisasi internasional menggunakan hukum internasional pada Indonesia untuk menuruti kehendak mereka, dan bagaimana Indonesia 12 memanfaatkan hukum tersebut untuk mencapai kepentingan nasional dan keuntungan ekonomi. Permasalahan yang muncul ialah adanya ketergantungan ekonomi, ketergantungan masalah pertahanan, dan hukum internasional untuk menyampaikan halangan kedaulatan negara lain dalam mencapai Kepentingan Nasionalnya. Sehingga fungsi hukum internasional selain sebagai instrumen politik yang didasarkan pada realitas hubungan antar negara, juga untuk kepentingan ekonomi suatu negara. Terdapat beberapa hal yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian saat ini. Penelitian ini memfokuskan tak hanya pada peran kepala negara atau pemerintah, sedangkan pada penelitian pertama memfokuskan pada kebijakan ekonomi Park Chung Hee. Selanjutnya penelitian kedua dan ketiga, penelitian tersebut memfokuskan pada peran pemerintah, nilai budaya, serta hukum internasional yang prinsipnya bertujuan untuk mensukseskan kebijakan yang telah disepakati antar pemerintah negara. Sedangkan penelitian ini memfokuskan dalam ruang lingkup masalah penelitian pada peran dan strategi multi track diplomacy Korea Selatan dengan Indonesia yang melibatkan berbagai aktor melalui kerjasama ekonomi industri dengan interval waktu 2006-2012 untuk meningkatkan perekonomian negara dan mewujudkan citra “global Korea” Selatan. 1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional Pada hakekatnya, negara memiliki kepentingan nasional masing-masing yang bertujuan untuk membangun peningkatan derajat perekonominya dan posisi 13 negaranya di dunia internasional, dan hal tersebut yang saat ini sedang dilakukan oleh Korea Selatan. Kepentingan nasional merupakan konsep yang penting dalam penelitian ini, karena hal tersebut menjadi dasar kepentingan bagi Korea Selatan dalam melakukan kerjasama ekonomi terkait industri dengan Indonesia yang semakin intens dijalankan sejak tahun 2006 hingga 2012. Pada penelitian ini, Korea Selatan memiliki kepentingan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negaranya dan memperkuat posisinya sebagai negara industri maju dunia melalui hubungan kerjasama dan menghindari konflik. Dengan demikian, pada penelitian ini konsep kepetingan nasional akan difokuskan menurut pandangan liberal. Kepentingan nasional juga merupakan merupakan modal utama bagi setiap negara untuk menentukan arah kebijakannya. Paul Seabury menjelaskan konsep kepentingan nasional kedalam tiga definisi. Pertama, kepentingan nasional yang bersifat normatif atau konsep umum yang biasa digunakan dalam kepentingan nasional yaitu berkaitan dengan serangkaian cita-cita tujuan suatu bangsa yang berusaha dicapainya melalui hubungan dengan negara lain atau hubungan luar negeri. Kedua, kepentingan nasional bersifat deskriptif dimana kepentingan nasional dianggap sebagai tujuan yang harus dicapai suatu bangsa secara tetap dan gigih melalui kepemimpinan pemerintah. Ketiga, kepentingan nasional ialah apa yang dijelaskan dan dikatakan oleh para pembuat kebijakan luar negeri sebagai kepentingan nasional.21 21 K.J Holsti, ”Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis- Edisi keempat Jilid I”, (Jakarta: Erlangga, 1988), h.136-137. 14 Daniel S. Papp juga mengatakan bahwa dalam kepentingan nasional terdapat beberapa aspek, seperti ekonomi, ideologi, kekuatan dan keamanan militer, moralitas dan legalitas.22 Kepentingan nasional dalam aspek ekonomi bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan keseimbangan kerjasama perdagangan suatu negara, diantaranya dengan cara memperkuat sektor industri.23 Kaum liberalis memandang bahwa, individu atau masyarakat dan perilaku mereka dalam berbagai level masyarakat termasuk institusi dan jalur-jalur komunikasi memiliki banyak kepentingan dan dengan demikian dapat terlibat dalam aksi sosial yang kolaboratif dan kooperatif baik domestik juga internasional, yang menghasilkan manfaat besar bagi setiap orang baik di dalam negeri maupun luar negeri.24 Dengan demikia, keadaan masyarakat domestik menjadi arah dan penjelas atas kebijakan nasional yang dilakukan sebuah negara, karena ketika negara dengan masyarakat berada dalam keadaan yang baik maka akan menghasilkan kebijakan luar negeri dan sistem internasional yang baik pula dengan hubungan kerjasama dan mencapai perdamaian. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa, kepentingan nasional merupakan kebutuhan domestik suatu negara yang dijalankan dengan menggunakan berbagai macam mekanisme atau sistem dalam pencapaiannya melalui kebijakan luar negeri. Untuk mencapai kepentingan nasional maka memerlukan strategi tertentu dalam merumuskan kebijakan luar negeri yaitu dengan memperhitungkan Daniel S. Papp, “Contemporary International Relation : A Framework for Understanding, Second Editions”; (New York: MacMillan Publishing Company, 1988), h.29. 23 S. Papp, “Contemporary International Relation”, h.47. 24 Robert Jackson dan George Sorensen, “Pengantar Studi Hubungan Internasional”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),h.141. 22 15 berbagai aspek yang ada seperti potensi nyata yang dimiliki, peluang maupun hambatan yang mungkin akan muncul, dan sebagainya. Kepentingan nasional juga merupakan bagian penting dan mendasar dalam membentuk kebijakan luar negeri. Holsti mengatakan bahwa kebijakan luar negeri merupakan serangkaian sikap, tindakan atau ide yang dirancang oleh pembuat kebijakan yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah atau perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan negara tersebut.25 Oleh karena itu, untuk mewujudkan kepentingan nasional suatu negara, maka dilakukan melalui serangkaian kebijakan luar negeri yang digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan nasional dan kemudian diimplementasikan melalui kerjasama internasional baik bilateral, regional, maupun internasional. Kerjasama ini terealisasikan melalui strategi diplomasi multi track dengan tujuan untuk mencapai perdamaian dunia dan mewujudkan kepentingan nasional. Sehingga kepentingan nasional adalah kebutuhan dasar dan pedoman bagi Korea Selatan dan Indonesia yang bersifat multidimensi untuk mencapai kebijakan luar negeri melalui hubungan kerjasama bilateral. 1.5.2 Konsep Kerjasama Internasional Kerjasama internasional dapat dikatakan merupakan sebuah hubungan yang telah disepakati dan terjalin, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral untuk mengatasi isu atau keadaan yang sedang terjadi atau yang sedang berkembang. Pada dasarnya kerjasama dapat menciptakan sebuah keuntungan, perdamaian dan meminimalisisr terjadinya konflik antar negara. 25 Holsti, “Politik Internasional”, h.135. 16 Holsti menjelaskan beberapa alasan mengapa negara melakukan kerjasama dengan negara lainnya:26 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya, sehingga negara tersebut dapat mengurangi biaya yang harus ditanggung negara dalam memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena adanya keterbatasan yang dimiliki negara tersebut. 2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan biaya. 3. Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan bersama. 4. Dalam rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakantindakan individual negara yang memberi dampak terhadap negara lain. Terkait hal ini, kerjasama bilateral yaitu kerjasama ekonomi industri antara Korea Selatan dengan Indonesia merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri dalam kerjasama internasional Korea Selatan yang dilakukan dengan menggunakan strategi diplomasi khusus. Strategi diplomasi khusus tersebut yaitu dalam bentuk teknik multi track diplomacy dan merupakan salah satu strategi yang tepat digunakan Korea Selatan dengan Indonesia untuk kesuksesan kerjasama ekonomi industri dan pemenuhan kepentingan nasional negara. 1.5.3 Multi Track Diplomacy Louise Diamond dan John McDonald mengatakan bahwa, “multi track diplomacy” adalah konsep diplomasi yang menjelaskan mengenai proses terjadinya perdamaian dunia dalam sistem internasional melalui perpaduan dari diplomasi jalur pemerintah, diplomasi jalur kelompok, dan diplomasi jalur 26 K. J. Holsti, “International Politik : A Framework For Analisys” (Englewood Cliffs : Prentice Hall International,Inc, 1995), h.362-363. 17 individu.27 Tujuan utama multi track diplomacy ialah demi terciptanya perdamaian dunia hingga peacebuilding yang terintegrasi satu sama lain menggunakan soft power.28 Penggunaan soft power dalam menciptakan perdamaian tercermin dari adanya pelaksanaan soft diplomacy yaitu menjalin hubungan kerjasama dengan negara lain di abad ke-21 dengan fokus terhadap isu low politics salah satunya aspek ekonomi industri. Multi track diplomacy terkait dengan perdamaian ialah mengambil pendekatan sistem untuk memahami sifat internasional peacebuilding secara struktural. Kegiatan struktur peacebuilding membuat struktur tingkat menengah yaitu untuk menciptakan struktur sistem perilaku dan tindakan lembaga untuk mendukung perwujudan atau pelaksanaan perdamaian, dan hal tersebut dengan membangun ekonomi, militer, dan infrastruktur masyarakat yang memberikan kekuatan dan realistis melalui sistem perdamaian.29 Struktur peacebuilding dalam multi track diplomacy ini sangat diperlukan, karena pada dasarnya konflik apapun itu tidak dapat terselesai dengan sendirinya untuk mencapai perdamaian, kecuali dibaringin dengan keterlibatan pembangunan ekonomi. Kegiatan perdamaian struktural meliputi program-program pembangunan ekonomi, penguatan demokrasi dan pemerintahan, mendukung terciptanya organisasi masyarakat dan adat yang mendukung perdamaian.30 Struktural Peacebuilding bukan terlibat kepada aktor pemerintah atau non- 27 Louise Diamond and Ambassador John Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy : A Sistem Approach to Peace - Third edition”; (United States of America: Kumarian press, 1996) h.1. 28 James Notter and Louise Diamond, “Building Peace and Transforming Conflict: Multi-Track Diplomacy in Practice”, Occasional Paper Number 7, [The Institute For Multi Track Diplomacy, October, 1996) 29 Notter and Louise Diamond, “Building Peace and Transforming”, 1996. 30 Notter and Louise Diamond, “Building Peace and Transforming”, 1996. 18 pemerintah saja sehingga dapat lebih efektif dalam mengatasi permasalahan dunia. Hal tersebut mengartikan bahwa, dalam membangun perdamaian dan mewujudkan perdamaian di abad ke-21 ini, tidak hanya dapat diwujudkan dengan menggunakan instrumen militer pertahanan tetapi juga dapat diwujudkan dengan instrumen lainnya seperti menjalin hubungan kerjasama ekonomi internasional antara seluruh level dan multi aktor dengan soft power. Dengan demikian, strategi multi track diplomacy dinilai sebagai strategi diplomasi yang cerdas dan tepat untuk menjalankan kebijakan luar negeri melalui kerjasama internasional terutama kerjasama ekonomi industri untuk mencapai kepentingan nasional. Dengan demikian, strategi diplomasi multi track merupakan alat bagi Korea Selatan untuk merealisasikan kerjasama ekonomi industri tahun 2006-2012 terhadap Indonesia. Soft power yang dilakukan merupakan cara Korea Selatan untuk mengatasi keterbatasan juga ketergantungan sumber daya alam dan perdagangan nya yang kemudian membatasi hard power-nya Konsep multi track diplomacy terdiri dari sembilan track diplomacy yang merupakan gabungan dari berbagai aktor diplomasi yaitu Track One: Government, Track Two: Nongovernment/Professional, Track Three: Business, Track Four: Private Citizen, Track Five: Research, Training, and Education, Track Six: Activism, Track Seven: Religion, Track Eight: Funding, Track Nine: Communications and Media sehingga mudah untuk dapat memahami sistem kegiatan perdamaian yang kompleks.31 Pada penelitian ini strategi multi track 31 Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.4. 19 yang dilakukan ialah diplomacy track one “Goverenment”, diplomacy track three “Business”, diplomacy track nine “Communications and the Media”. Diplomasi government adalah proses tindakan peacebuilding maupun peacemaking antar negara pada tingkat pemerintah yang berusaha untuk membetuk, mengelola dan meningkatkan sistem hubungan internasional, kepercayaan, keyakinan, mediasi, krisis intervensi, resolusi konflik, bahkan untuk mencegah kekerasan dan mengamankan kepentingan nasional negara seperti ekonomi, perdagangan, politik, hak asasi manusia, ilmu pengetahuan, budaya, dan akademis, karena saat ini masyarakat, budaya, kelompok identitas agama, etnis, atau kelompok politik kepentingan, dan warga negara juga memiliki kedudukan formal dalam sistem global.32 Diplomasi busines ialah proses tindakan yang dilakukan non pemerintah untuk menghasilkan keuntungan ekonomi masyarakat dan negara juga menjaga perdamaian dengan cara melalui perdagangan, dimana proses ini membuka pintu hubungan antara sektor swasta dan sektor umum di hampir semua bangsa dengan pertukaran dua arah atau komunikasi, sehingga mengurangi beberapa tekanan kemiskinan ekonomi dan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.33 Sedangkan diplomasi communication and media ialah tindakan untuk mencapai perdamaian dengan menyampaikan informasi diberbagai media dan pada akhirnya merupakan jalan terbentuknya opini publik hingga mampu mempengahuri pandangan suatu negara terhadap negara lain.34 32 33 34 Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.26. Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.57. Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.120 20 Melalui diplomasi government, diplomasi business dan diplomasi Communications and the Media yang diusung oleh Korea Selatan dalam kerjasama ekonomi industri terhadap Indonesia, telah tersusun dengan rapi dan sistematis sehingga diperkirakan dapat menjadi jalan menuju terealisasinya hubungan kerjasama ekonomi industri yang sukses antara Korea Selatan dan Indonesia. Jika dilihat dari sisi tersebut, dapat dikatakan bahwa diplomasi multi track yang bersifat soft power memegang peranan penting dalam memproteksi kedaulatan dan keamanan sebuah negara untuk kemajuan ekonomi industrinya. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan metode deskriptif analisis. Metode kualitatif menurut Taylor dan Bogdan ialah sebuah upaya penelitian untuk menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata yang ditulis maupun diucapkan seperti perilaku-perilaku yang bisa diamati dari subjek itu sendiri.35 Selanjutnya dalam metode kualitatif yang harus dilakukan ialah menetapkan batas-batas untuk penelitian, mengumpulkan informasi melalui pengamatan, dokumen, dan bahan-bahan visual, selanjutnya menetapkan protokol untuk merekam informasi.36 Penelitian ini menggunakan data sekunder melalui metode dokumentar dan penelusuran data online seperti bacaan dari buku-buku, jurnal ilmiah, literatur majalah, artikel, koran dan situs-situs internet yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Sumber-sumber referensi ini didapatkan melalui S.J Taylor, “Introduction to Qualitative Research Methods: The Search for Meaning”; (New York, John Wileyand Sons, 1984), h.5. 36 John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approache, (California: Sage Publication, 1994), h.148. 35 21 sejumah tempat seperti Perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Prof. Dr. Ali Alatas Departemen Luar Negeri, Perpustakaan Freedom Institute, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan CSIS, Perpustakaan Universitas Indonesia dan Perpustakaan Paramadina. Setelah melewati proses pengumpulan data, langkah selanjutnya melakukan analisis data atau pembahasan berdasarkan data-data yang telah terkumpul dan pada akhirnya ditampilkan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan yang lebih sederhana berdasarkan hasil analisis. 1.7 Sistematika Penulisan ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pertanyaan Penelitian 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4 Tinjauan Pustaka 1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional 1.5.2 Konsep Kerjasama Internasional 1.5.3 Multi Track Diplomacy 1.6 Metodelogi Penelitian 1.7 Sistematika Penulisan BAB.II. HUBUNGAN BILATERAL EKONOMI KOREA SELATANINDONESIA 2.1 Kondisi Ekonomi Korea Selatan-Indonesia 2.1.1 Gambaran Umum Perekonomian Korea Selatan Pasca Krisis 2.1.2 Perekonomian Korea Selatan Sebagai Negara Industri Maju 2.1.3 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Dalam Kerjasamaa Kemitraan Strategis dengan Korea Selatan 2.2 Bentuk Kerjasama Ekonomi Korea Selatan-Indonesia 2.2.1. Kerjasama Kemitraan Strategis Korea Selatan-Indonesia (MoU Joint Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK) 22 2.2.2. Indonesia-Korea Joint Task Force on Economic Cooperation (JTFEC) 2.2.3. Peluang dan Hambatan citra “global Korea” di Indonesia BAB.III. PERAN PENTING STRATEGI MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 2006-2012 3.1 Latar Belakang Penggunaan Strategi Multi Track Diplomacy 3.2 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Ekonomi Korea Selatan 3.3 Multi Track Diplomacy sebagai Strategi Untuk Mobilisasi Industri Indonesia 3.4 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Membangun Citra “global Korea” BAB.IV. LANGKAH MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 20062012 4.3 Aktor Multi Track Diplomacy dalam Kerjasama Ekonomi Industri Korea Selatan- Indonesia 4.4 Strategi Multi Track Diplomacy Korea Selatan Terhadap Indonesia 4.4.1 Diplomasi Government Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Diplomasi) 4.4.1.1 Kepala Negara dan Kedutaan Korea Selatan 4.4.1.2 Ministry of Foreign Policy and Trade (MOFAT) 4.4.2 Diplomasi Business Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Perdagangan, Ekspor, FDI) 4.4.2.1 Perusahaan Industri Baja POSCO (Pohang Iron and Steel Company) Korea Selatan 4.4.3 Diplomasi Communications and the Media Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Media dan Informasi) 4.4.3.1 Arirang World TV (After School Club) BAB.V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 23 BAB.II. HUBUNGAN BILATERAL EKONOMI KOREA SELATAN-INDONESIA 2.1 Kondisi Ekonomi Korea Selatan-Indonesia 2.1.1. Gambaran Umum Perekonomian Korea Selatan Pasca Krisis. Untuk menuju pembangunan ekonomi Korea Selatan yang lebih baik paska imprealisme Jepang dan Perang Saudara, maka Korea Selatan melakukan berbagai kebijakan-kebijakan ekonomi dalam negeri dan luar negeri yang bertahap dengan melewati hambatan yang berbeda-beda pula. Penanganan dampak krisis yang terjadi di Korea Selatan, merupakan salah satu bentuk kebijakan ekonomi dalam negeri dan ekonomi luar negeri yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam upaya pembangunan ekonomi industrinya. Bergabungnya Korea Selatan dengan OECD pada Desember 1996 untuk dapat menyesuaikan diri dalam perkembangan ekonomi dunia, adalah sebuah prestasi ekonomi bagi Korea Selatan yang berhasil dalam proses melewati masa sulit pembangunan ekonomi industri.37 Namun pada saat yang bersamaan juga terjadi dampak krisis yang melanda Korea Selatan pada tahun 1997/1998. Krisis moneter tahun 1997-1998 Korea Selatan ditandai dengan meningkatnya nilai US dollar sehingga menyebabkan merosotnya nilai mata uang.38 Adanya kebijakan pemerintah untuk mengizinkan pelonggaran aliran modal asing pada saat masuknya Korea Selatan sebagai anggota OECD memberi peluang masuknya aliran modal uang asing dalam jumlah besar ke Korea Selatan, Yang Seung-Yoon dan Mohtar Mas‟oed, “Politik Luar Negeri Korea Selatan: Penyesuaian Diri Terhadap Masyarakat Internasional” (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2004), h.52. 38 Myung Oak Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea : Mengungkap Kebangkitan Ekonomi Korea Selatan”; (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2013), h.62. 37 24 salah satunya melalui bank-bank Korea Selatan yang meminjam uang kepada bank pusat luar negeri seperti bank Hongkong.39 Pada akhirnya situasi inilah yang melilit perekonomian dan cadangan devisa Korea Selatan hingga hampir habis, akhirnya pemerintahan Kim Young-sam tidak mampu lagi untuk mengatasi krisis tersebut kemudian ia mengumumkan akan mengambil pinjaman darurat dari IMF sebesar US$ 57 biliun yang pada akhirnya menjadi pinjaman hutang mengerikan terhadap IMF.40 Terpilihnya Kim Dea-jung pada 1998 menggantikan Kim Young-sam, berhasil mengatasi dampak krisis moneter 1997/1998 melalui berbagai kebijakan efektif yang dilakukannya. Kebijakan tersebut diantaranya, pertama reformasi sektor keuangan seperti menerapkan kembali suku bunga normal yang dihapuskan oleh IMF dan adanya transparansi dana, kedua reformasi tenaga kerja seperti dibentuknya forum tripartite antara pengusaha-pemerintah-dan buruh juga diberikannya uang tunjangan terhadap buruh yang terkena PHK karena reformasi ekonomi yang dibuat oleh IMF, ketiga reformasi di bidang pemerintahan seperti mengubah sistem negara menjadi demokratis dan pemberantasan korupsi, serta reformasi di bidang korporasi seperti revolusi dibidang teknologi informasi dan memantau penggunaan sumber modal perusahaan Korea Selatan.41 Kebijakan pemerintah lainnya ialah meminta kontribusi rakyat untuk menyumbangkan koin emas atau perhiasan mereka dan secara keseluruhan kontribusi yang diberikan rakyat terkumpul sebesar 225 ton emas, bernilai sekitar Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.61 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.60 41 Shinta R.I Soekarno, Anung Herlianto, M.Taufik Amrozy, dkk, “Bangkitnya Perekonomian Asia Timur-Satu Dekade Setelah Krisis”, (Jakarta, Bank Indonesia, Kompas Gramedia),h.65-66. 39 40 25 US$ 1,8 biliun yang sebagian besar digunakan untuk membayar hutang negara.42 Akhirnya, dengan segala upaya dan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan beserta aktor penting lainya, dapat memberikan pemulihan ekonomi bagi Korea Selatan yang terus berlanjut sampai terjadi krisis ekonomi global tahun 2008. Krisis tahun 2008 dikenal sebagai krisis ekonomi global, ditandai dengan menurunnya nilai US dollar dimana Korea Selatan juga terkena dampak krisis ekonomi tersebut yang dirasakan dengan menurunnya nilai won.43 Akan tetapi, berkat upaya pemerintah yang kuat dalam menjaga stabilitas ekonomi termasuk saat krisis ekonomi pada tahun 2008 dan pasca terjadinya krisis moneter tahun 1997/1998 membuat keadaan krisis ekonomi 2008 Korea Selatan jauh lebih mudah diselesaikan dari pada krisis tahun 1997/1998. Kebijakan yang diambil pemerintah Korea Selatan diantaranya ialah memberi dana sebesar US$ 120 biliun pada mata uang dan pasar finansial untuk mendukung won pada November 2008, Bank Korea dan Bank Sentral negara juga melakukan penukaran sebanyak US$ 30 biliun dengan U.S Federal Reserve untuk menstabilkan nilai won, dan dana pemerintah lainnya sebesar US$ 160 biliun digunakan pada akhir tahun 2010 untuk menopang perekonomian, pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan, membuat akses “unemployetment benefits” (tunjangan pengangguran), pelatihan kerja yang disebut JUMP dan job sharing untuk peningkatan dan pematangan kerja juga untuk mengurangi angka 42 43 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.7. Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.68. 26 penganguran.44 Disamping itu etos kerja yang tinggi, semangat kesatuan bangsa Korea, dan menjaga nilai ajaran Konfusianisme, juga ikut berperan dalam menyelesaikan krisis ekonomi global 2008. Sehingga dapat dikatakan bahwa, bagi Korea Selatan adanya reformasi ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997-1998 hingga krisis ekonomi pada tahun 2008, merupakan sebuah peluang bagi Korea Selatan untuk memperkenalkan kegigihan dan kekuatannya dalam membangun perekonomian dan industrinya yang kuat didunia internasional. Upaya inilah yang pada akhirnya membawa Korea Selatan terbukti berhasil menjadi negara ekonomi industri maju. 2.1.2 Perekonomian Korea Selatan Sebagai Negara Industri Maju Korea Selatan telah melakukan berbagai bentuk kebijakan ekonomi luar negeri untuk meningkatkan pembangunan perekonomian dan industri domestiknya. Pada proses pembangunan ekonomi industri Korea Selatan, salah satu permasalahan yang dihadapi Korea Selatan ialah permasalahan perdagangan internasional. Pada tahun 1970-an negara-negara industri memberikan hambatan non tarrif atau batasan ekspor kepada Korea Selatan dalam bentuk global maupun bilateral, kecuali ekspor industri berat dan industri kimia, sehingga hal ini mengharuskan Korea Selatan berupaya sekuat mungkin untuk meningkatkan industri berat dan industri kimia mereka, sehingga secara perlahan pada tahun 1970-an ekspor Korea Selatan telah meluas ke Timur Tengah dan Eropa.45 Korea Selatan terus berupaya dalam melakukan restrukturisasi dan modernisasi ekonomi, juga teknologi dan informasi untuk meningkatkan 44 45 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.69. Seung-Yoon dan Mohtar Mas‟oed, “Politik Luar Negeri Korea Selatan”, h.54. 27 perindustrian Korea Selatan sejak tahun 1960-an hingga saat ini. Sebagai bukti keberhasilan tersebut Korea Selatan mampu membangun fondasi industri yang kuat, terutama di bidang semikonduktor, elektronik, juga peringkat kedua dalam pembuatan kapal dunia yang memegang 32% pangsa pasar dunia, peringkat ke lima dunia dalam produksi automobil dan otomotif, peringkat ke lima dunia dalam produksi petrokimia, dan sebagainya.46 Korea Selatan juga berhasil membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dalam kebebasan ekonomi regional dan global. Berikut merupakan hasil nilai economic freedom Korea Selatan dalam tingkat regional Asia Pasifik: Tabel.II.1 Regional Ranking-Index of Economic Freedom in Asia Pasifik Sumber: The Heritage Foundation, In Partnership With Wall Street Journal http://www.heritage.org/index/country/southkorea# Data tabel analisis diatas menerangkan bahwa, ekonomi Korea Selatan dinilai cukup bebas, Korea Selatan menempati peringkat ke-8 dalam kebebasan ekonomi dari total 41 negara di wilayah Asia-Pasifik. Nilai rata-rata kebebasan Asian-info.org, “Korean Mining and Manufacturing”, [berita online]; tersedia http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/eco/mining_and_manufacturing.htm ;internet; diunduh pada 16 Juli 2014. 46 28 di: ekonomi Korea Selatan adalah 71,2 dan mengalami peningkatan sebesar 0,9 dari tahun sebelumnya. Peringkat ekonomi bebas ini dihasilkan dari keterbukaan pasar, kebebasan perdagangan, kebebasan (kepercayaan) bisnis, kebebasan investasi, kebebasan ekspor-impor, dan kebebasan finansial, kebebasan dari korupsi, dan pengelolaan belanja publik. Selain itu, Korea Selatan juga telah berhasil menjadi salah satu negara perdagangan terbesar di dunia dan juga menjadi pasar ekspor dan impor penting bagi nega-negara industri maju seperti AS, Jepang, Australia, Kanada.47 Kemajuan ekonomi dan industri Korea Selatan seperti sekarang, tidak terlepas dari peran pemerintah Park Chung-hee (1963-1979) dan Kim Dae-jung (1998-2003). Pemerintahan Park Chung-hee dikenal sebagai peletak dasar pembangunan ekonomi dan modernisasi Korea Selatan pasca invasi Jepang dan perang saudara, kebijakan dimasa itu dinamakan “Samuel Undong” (The new community Movement), walaupun dimasa kepemimpinan ini usia negara masih tergolong muda dan kepemimpinan rezim militer, pada akhirnya kebijakan tersebut berhasil meningkatkan hasil panen, pendapatan pedesaan dan mengurangi ketidak seimbangan hasil industri dalam standar hidup Korea Selatan.48 Sepanjang periode kepemimpinan Korea Selatan, pemerintah Kim Daejung (1998-2003) adalah titik dimulainya perubahan kepemimpinan Korea Selatan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kim Dae-jung adalah pemimpin yang prodemokratis dan anti militer, sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh nya adalah Seung Yoon dan Mohtar Mas‟oed, h.56. Asian-info.org, “Korea‟s Economy- Korea's Heavy and Chemical Industry Promotion in the 1970s”; [artikel online]; tersedia di: http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/economy.htm#Heavy%20and%20Chemical%20Industry%20Promotion%20in%2 0the%201970s ;internet; diunduh pada 15 April 2014 47 48 29 kebijakan yang berorientasi perdamaian, reunifikasi Korea Selatan dan Semenanjung Korea yang diimplemtasikan dengan kebijakan restrukturisasi dan liberalisasi ekonomi, revolusi industri dan teknologi, kebebasan pers, dan lainlain, bahkan salah satu kebijakan dimasa pemerintahan Kim Dae-jung dikenal dengan kebijakan “Sunsine Policy” (Kebijakan Matahari) memberikan penerangan bagi Korea Selatan dan Korea Utara, yang menginspirasi Kim Daejung ialah proses reunifikasi Jerman tahun 1990 akibat perbedaan ideologi namun akhirnya kembali bersatu dengan “Deklarasi Berlin”.49 Pemerintah Kim Dae-jung sebagai pemerintahan demokratis dan cinta damai terbukti berhasil membawa Korea Selatan pada perubahan besar dalam perekonomian, bahkan saat ini kerjasama-kerjasama yang digalang Kim Dae-jung masih terus dijalankan pemerintah Korea Selatan. Kemajuan ekonomi industri yang didapatkan Korea Selatan saat ini dapat dilihat diantaranya melalui perubahan besar yang dilakukan Korea Selatan dari centrally planned goverenment directed investment menjadi market oriented model (pemerintahan yang bersandar pada investasi dan importir telah berorientasi pada model pasar eksportir internasional dengan strategi kerjasama dan perdagangan, atau dikenal dengan perubahan dari negara agraris menjadi negara industri maju), peningkatan GDP perkapita pertahunnya, pemerataan distribusi pendapatan, stabilitas harga, dan menempatkan Korea Selatan sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia.50 Hendrawan F. R, “Sikap Jepang terhadap Rencana Reunifikasi Korea”, (Yogyakarta, UMY: 2004) Kedutaan Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Tentang Korea Selatan,” [Artikel on-line] diunduh pada 20 Februari 2014. 49 50 30 Korea Selatan bergerak melalui kontribusi pada perdagangan, perluasan ekspor, dan perluasan FDI sehingga berhasil meningkatkan GDP perkapita setiap tahunnya. Berikut perbandingan pertumbuhan GDP perkapita tahun 2006 hingga 2012: Grafik II.2. GDP per capita Korea Selatan (US$ at Consistant Prices) Sumber: Trading Economics, World Bank, Anna Fedec and Antonio Sousa in New York City 2008 Berdasarkan data World Bank untuk GDP perkapita Korea Selatan dilihat melalui trend grafik diatas, menunjukkan adanya peningkatan nilai setiap tahunnya. Meningkatnya GDP perkapita Korea Selatan tahun 2006-2012 dari US$ 17550.8538 di tahun 2006, menjadi US$ 18370.458 di tahun 2007, US$ 1921.6294 pada tahun 2008, US$ 19519.3668 pada tahun 2009, US$ 19488.9626 pada tahun 2010, US$ 20625.0998 pada tahun 2011, dan US$ 21.562.4465 pada tahun 2012. Data terakhir World Bank untuk GDP perkapita Korea Selatan senilai US$ 21.562.45 tahun 2012, merupakan nilai tertingi sejak tahun 1960 hingga 31 tahun 2012 dan setara dengan 174% dari rata-rata dunia, PDB perkapita Korea Selatan rata-rata US$ 8.688.58 dari tahun 1960 hingga tahun 2012.51 Disamping itu, meningkatnya jumlah industri Korea Selatan menggambarkan adanya kerjasama perluasan ekspor ke berbagai negara. Aktivitas ekspor adalah faktor penting dalam kerjasama ekonomi industri Korea Selatan untuk pembangunan ekonomi sebagai negara industri. Berikut perbandingan peningkatan nilai ekspor Korea Selatan pada tahun 2006 hingga tahun 2012: Grafik II.3. South Korea Exports by Month (US$ Million) Sumber: Trading Economics; Ministry of Trade, Industry and Energy (MOTIE); Anna Fedec and Antonio Sousa in New York City 2008 Bedasarkan tren grafik tersebut, terlihat bahwa Korea Selatan memiliki ekonomi yang berorientasi ekspor. Nilai ekspor Korea Selatan mengalami peningkatan pesat pada tahun 2006 hingga tahun 2012. Pada kuartal pertama tahun 2006 nilai ekspor Korea Selatan US$ 25.000 juta dan mengalami peningkatan di kuartal selanjutnya hingga tahun 2007 diatas nilai US$ 30.000 juta, di tahun 2008 hingga 2009 nilai ekspor Korea Selatan kembali meningkat diatas US$ 35.000 juta, pada tahun 2010 nilai ekspor Korea Selatan berada diatas Trading Economics, “South Korea GDP per capita”, [Data on-line]; tersedia di: http://www.tradingeconomics.com/southkorea/gdp-per-capita ;internet; diunduh pada 15 Mei 2014. 51 32 US$ 40.000 juta, pada tahun 2011 nilai ekspor kembali meningkat diatas nilai US$ 45.000 juta, hingga tahun 2012 nilai ekspor Korea Selatan berada diatas US$ 45.000 juta. Ekspor utama Korea Selatan adalah produk teknologi tinggi yang diproduksi seperti minyak, semikonduktor (9%), mesin (9%), mobil (9%), kapal (7%), perangkat LCD (5%) dan perangkat komunikasi nirkabel (4%), serta ekspor lainnya termasuk: baja (7%) dan petrokimia (10%).52 Sehingga dengan meningkatnya jumlah ekspor Korea Selatan, berarti menggambarkan adanya peningkatan penjualan dan peningkatan anggaran Korea Selatan dan akhirnya menghasilkan keuntungan ekonomi bagi Korea Selatan. Keberhasilan ekonomi yang didapatkan Korea Selatan juga dihasilkan oleh perdagangan melalui pemasaran yang baik oleh perusahaan MNC Korea Selatan. Nilai perdagangan Korea Selatan saat ini dapat dikatakan berada pada nilai yang meningkat setiap tahunnya pada tahun 2006-2012. MOTIE melaporkan bahwa rata-rata nilai perdagangan Korea Selatan senilai US$ 515.23 juta dari tahun 1966 hingga 2014 dan dari seluruh periode waktu tersebut pada tahun 2006 hingga tahun 2012 nilai perdagangan tertinggi yang dihasilkan Korea Selatan ialah sebesar US$ 6.794.27 juta pada Juni 2010 dan nilai terendah US$ -4.043.46 juta bulan Januari 2008 karena krisis ekonomi, namun perlahan memulih dan secara umum perdagangan Korea meningkat hingga tahun 2012.53 Trading Economics, “South Korea Exports by Month”, [Data on-line]; http://www.tradingeconomics.com/south-korea/exports ;internet; diunduh pada 15 Mei 2014. 53 Trading Economics, “South Korea Balance of Trade”, [Data on-line]; http://www.tradingeconomics.com/south-korea/balance-of-trade; internet; diunduh 15 Mei 2014. 52 33 tersedia di: tersedia di: Beberapa strategi pemasaran Korea Selatan pada perluasan industrinya ialah keikut sertaan Samsung Electronics dalam ajang CES tahun 2009. CES merupakan sebuah pameran terbesar elektronik diseluruh dunia yang telah dilaksanakan lebih dari satu dekade pada Januari di Las Vegas, dengan tujuan konfrensi pers dan memasarkan produk terbaru perusahaan yang dikeluarkan setiap tahunnya sebagai pendongkrak untuk penjualan di pasar domestik dan internasional.54 Samsung berhasil menarik perhatian pengunjung, menjadi produk favorit dengan produk terbaru TV plasma layar lebar memiliki tebal satu inci, dan teknologi kamera auto focus, mengalahkan produk ternama Sony, Nokia, maupun HP.55 Strategi pemasaran lainnya melalui North American Car for the Year Award, sebuah ajang penghargaan industri mobil dan otomotif dunia diadakan oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 50 jurnalis otomitif terkemuka dunia.56 The new Hyundai Genesis untuk pertama kalinya, berhasil memenangkan penghargaan North American Car for the Year Award 2009, dengan penjualan yang relatif murah senilai US$ 40.000 berbeda jauh dengan pasar mobil mewah seperti Lexus, Mercedes, dan BMW.57 Hyundai Genesis memiliki mesin 6 silinder (ada juga model 4 silinder) yang dapat dipacu dari 0 hingga hingga 60 mil per jam dalam waktu 5,7 detik, sistem navigasi builtnya juga dapat menampilkan film, dan setiap mobil dilapisi kulit kursi, keseluruhan kualitas, kontrol, dan harga relatif lebih terjangkau dengan perbedaan US$.20.000 dibandingkan Lexus dengan Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.145. Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.146. 56 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.121. 57 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.121. 54 55 34 stabilitas kemampuan hampir sama.58 Saat ini Hyundai berhasil menjadi ancaman bagi perusahaan besar ternama seperti Ford, Volkswagen, Audi, Toyota, maupun Honda. Teknik pemasaran yang cerdas membuat Korea Selatan berhasil dengan cepat meraih pasar global dalam industri dunia. Melalui peran industri besar Korea Selatan terbukti berhasil menghantarkan Korea Selatan pada hubungan kerjasama yang kompeten secara bilateral, regional dan internaisonal. Korea Selatan juga bergerak melalui FDI yang semakin meningkat, berfokus terhadap negara berkembang yang memiliki sumber daya alam melimpah untuk menjalankan roda perindustriannya. Berikut perbandingan pertumbuhan nilai FDI Korea Selatan pada tahun 2006 hingga tahun 2012: Grafik.II.4. South Korea Foreign Direct Investment (current US$) Sumber: Trading Economics, Ministry of Knowledge Economy, Anna Fedec and Antonio Sousa in New York City 2008 Berdasarkan tren grafik diatas, terlihat bahwa secara general nilai FDI Korea Selatan meningkat, pada tahun 2006 FDI Korea Selatan senilai US$ 2000.000 juta, pada tahun 2007 dan tahun 2008 FDI berada diatas nilai US$ 58 Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.122. 35 4000.000 juta, pada tahun 2009 dan tahun 2010 FDI berada diatas nilai US$ 3000.000 juta, dan pada dekade terakhir tahun 2011 dan tahun 2012 FDI mencapai US$ 5000.000 juta dan US$ 6000.000 juta. Meningkatnya FDI Korea Selatan setiap tahunnya membuktikan bahwa Korea Selatan berhasil menjadi negara ekonomi maju dunia yang dapat berkontribusi untuk perkembanga negara lain dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang berkompeten dan produktif, serta adanya transfer teknologi. 2.1.3. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Dalam Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis dengan Korea Selatan Indonesia telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar dikarenakan konsumsi domestik masyarakat yang tinggi, pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan komoditas, dan Indonesia juga dikatakan merupakan salah satu negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara.59 Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan strategis, serta deposit sumber alamnya yang melimpah, sumber daya alam Indonesia berasal dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi.60 Akan tetapi pada umumnya Indonesia belum sepenuhnya dapat memanfaatkan SDA secara pribadi sehingga membutuhkan keterlibatan pihak lain. Kebijakan pemerintah Indonesia menjalin hubungan deklarasi bersama dengan Korea Selatan terbukti menghasilkan keuntungan bagi perekonomian Indonesia dan pemanfaatan SDA. Sejak tahun 2006 hingga 2012 GDP perkapita 59 Trading Economics, “Indonesia GDP Growth”, [Data on-line]; tersedia di: http://www.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-growth ;internet; diunduh pada 15 Mei 2014. 60 Indonesia.go.id - Portal Nasional Republik Indonesia, “Potensi Sumber Daya Alam”, Portal Nasional Republik Indonesia. [Artikel on-line]; tersedia di: http://indonesia.go.id/in/potensi-daerah/sumber-daya-alam ;internet, diunduh pada 13 Februari 2014. 36 dan FDI Indonesia terus meningkat. GDP perkapita Indonesia setara dengan 15% dari rata-rata dunia.61 Berikut perbandingan pertumbuhan GDP perkapita Indonesia tahun 2006-2012: Grafik II.5. GDP per capita Indonesia (US$ at Consistant Prices) Sumber: Trading Economics, World Bank, Anna Fedec and Antonio Sousa in New York City 2008 Berdasarkan tren grafik diatas, nilai GDP perkapita Indonesia mengalami peningkatan pertahunnya pada tahun 2006-2012, pada tahun 2006 sebesar US$ 1273.47, tahun 2007 sebesar US$ 1324.47, tahun 2008 sebesar US$ 1388.61, tahun 2009 sebesar US$ 1451.56, tahun 2010 sebesar US$ 1498.01, tahun 2011 sebesar US$ 1570.15, dan pada tahun 2012 terus meningkat senilai US$ 1650.63. Peningkatan GDP perkapita Indonesia pertahunnya menggambarkan bukti adanya peningkatan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Trading Economics, “Indonesia GDP Percapita”, [Data on-line]; http://www.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-per-capita ;internet ;diunduh pada 15 Mei 2014. 61 37 tersedia di: 2.2 Bentuk Kerjasama Ekonomi Korea Selatan-Indonesia 2.2.1 Kerjasama Kemitraan Strategis Korea Selatan-Indonesia (Joint Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK) Korea Selatan dan Indonesia merupakan sebuah negara demokratis dan pada umumnya negara demokratis memberikan ruang dan kebebasan terhadap berbagai aktornya untuk melakukan berbagai bentuk interaksi dan hubungan kerja. Hal tersebut bertujuan untuk kemajuan negara dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya, media komunikasi, politik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu hal yang mendasar dalam kebijakan ekonomi luar negeri Korea Selatan ialah pasokan sumber daya alam berupa bahan baku, mineral, dan energi dari negara-negara yang kaya akan sumber daya alam.62 Pertumbuhan ekonomi industri Korea Selatan yang terus meningkat menyebabkan pula peningkatan terhadap konsumsi SDA baik itu batu bara, minyak, maupun gas alam cair lainnya yang dibutuhkan Korea Selatan untuk terus menjalankan industrinya. 63 Hingga kini, Korea Selatan telah mengamankan pasokan sejumlah 16,8 miliar barel migas dari 32 negara mencakup sejumlah 121 ladang migas, dan mengimpor lebih US$11,7 miliar untuk memenuhi kebutuhan mineralnya.64 Dengan demikian, kesadaran kedua negara terhadap kelemahan dan kekuatan potensi yang dimiliki, menjadi pemicu menjalin hubungan kerjasama ekonomi industri antar aktor-aktor penting kedua negara. Sejarah mencatat bahwa hubungan kerjasama ekonomi industri antara Korea Selatan dengan Indonesia Seung-Yoon dan Mohtar Mas‟oed, “Politik Luar Negeri Korea Selatan”, 55. Neraca.co.id, “Hubungan Indonesia Dengan Korea Selatan,” 29 November 2011 [artikel on-line]; tersedia di: http://www.neraca.co.id/article/6541/Hubungan-Indonesia-Dengan-Korea-Selatan ;internet; diunduh pada 14 februari 2014. 64 Neraca.co.id, “Hubungan Indonesia Dengan Korea Selatan,” [artikel on-line]; internet; diunduh pada 14 februari 2014. 62 63 38 sudah lama terjalin sejak tahun 1969 dengan adanya FDI petama Korea Selatan berupa perusahaan pengembangan tambang senilai USD 2,85m dan pabrik pengolahan kayu di Kalimantan, dan sebagainya.65 Selanjutnya pada April 1971 Korea Selatan melakukan kerjasama ekonomi dengan Indonesia, yaitu melalui penandatanganan kerjasama ekonomi dan teknik serta pengembangan perdagangan antara kedua negara.66 Selanjutnya, adanya keterbatasan potensi sumber daya yang dimiliki maisng-masing negara, membuat kedua negara sepakat untuk membentuk deklarasi bersama kemitraan strategis (Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation between the Republic of Indonesia and the Republic of Korea in the 21st Century) oleh kedua kepala negara pada 4 Desember 2006.67 Joint declaration meliputi 32 item kerjasama yang dikelompokkan kedalam bidang kerjasama ekonomi, sosial dan budaya, politik dan pertahanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan hukum.68 Kerjasama kemitraan strategis tersebut merupakan gerbang bagi kedua negara dalam memulai hubungan kerjasama dibidang ekonomi industri yang lebih intens. Untuk mewujudkan kerjasama ekonomi industri, maka kedua negara membentuk beberapa kesepakatan yang saling terintegrasi dalam kerjasama kemitraan strategis “Joint Declaration” yaitu dibentuknya JTF-EC yang dikelola kedalam WG. Kerjasama kemitraan strategis dalam bidang ekonomi industri ini sangat terkait pada FDI, perdagangan dan ekspor. Oleh sebab itu, Indonesia sangat Jaisohn Eau, “Crisis, Contradiction and Contingency”, h.20. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Korea Republic (Korea Republik)”, diunduh 6 Agustus 2014. 67 Diplomasi Indonesia 2012, “Republik Korea”, h.36. 68 Diplomasi Indonesia 2012, “Republik Korea”, h.36. 65 66 39 terbuka untuk FDI apa saja pada perusahaan industri Korea Selatan terutama perusahaan industri besar atau perusahaan MNC Korea Selatan seperti POSCO.69 Sehingga dengan masuknya FDI Korea Selatan ke Indonesia maka akan mendorong masuknya talenta-talenta berbakat dunia yang dapat meningkatkan perekonomian domestik Indonesia sebagai bentuk transfer teknologi. 2.2.2. Indonesia-Korea Joint Task Force on Economic Cooperation (JTF-EC) Menindak-lanjuti kesepakatan kerjasama deklarasi kemitraan strategis “Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century” pada Desember 2006 dalam kerjasama di bidang ekonomi, maka dibentuklah JTF-EC yang bertujuan untuk lebih meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan dan mewujudkan pilar kerjasama ekonomi, perdagangan dan FDI kedua negara. Pada pelaksanaanya JTF-EC diselenggarakan selama lebih dari satu pertemuan dan JTF-EC dilaksanakan setiap dua kali dalam tiga tahun. Pertemuan pertama JTF-EC, sekaligus ditandai dibukanya JTF-EC secara resmi yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 April hingga 1 Mei 2007 dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.70 Pertemuan kedua JTF-EC diselenggarakan di Seoul pada tanggal 25-26 Maret 2010.71 Pada JTF-EC kedua juga diselenggarakan forum bisnis Indonesia-Korea Selatan yang dihadiri oleh sekitar 200 pengusaha kedua negara, dimana dalam forum bisnis tersebut Kedutaan Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Ekonomi,” diunduh pada 20 Februari 2014. Kementerian Luar Negeri RI, “Kunjungan Menko Perekonomian RI ke Korsel untuk Pertemuan Joint Task Force On Economic Cooperation (JTF-EC)”, [Data on-line]; tersedia di: http://kemlu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetailPressReleaseLike.aspx?l=id&ItemId=e508b8bf-0376-49c0-bbbc-66900758a5b8 ;internet, diunduh pada 6 Agustus 2014. 71 Kedutaan Besar Republik Indonesia-Seoul, Siaran Pers No.254/SOSBUD/III/2010, “Indonesia dan Korea Menghasilkan Berbagai Kesepakatan Untuk Menigkatkan Perekonomian Kedua Negara” diunduh pada 6 Agustus 2014. (Lihat dalam lampiran.I Kedutaa Besar Republik Indonesia-Seoul). 69 70 40 dilakukan interaksi bisnis one on one meeting dan membahas peluang serta potensi investasi di Indonesia.72 Pada pertemuan ini dibentuklah WG yang merupakan pengelompokan bidang-bidnag kerjasama bilateral ekonomi termasuk dalam aspek industri ialah mencakup kerjasama Dukungan Kebijakan, Perdagangan dan Investasi, Teknologi Informasi, Riset dan Pengembangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Insfrastruktur dan Konstruksi, Industri Pertahanan, Kehutanan dan Pertanian.73 Pada pertemuan JTF-EC tahun 2011, kedua negara sepakat merevitalisasi JTF-EC yang diagendakan kedalam WLTFM untuk lebih memudahkan mengakomodasi dan meningkatkan perkembangan yang signifikan dalam kerjasama ekonomi industri kedua negara.74 Agenda WLTFM dilaksanakan dalam dua kali setahun. Pertemuan pertama dilaksanakan di Bali pada tanggal 18-19 Mei 2011 membahas apa saja agenda WG yang akan dilaksanakan, pertemuan selanjutnya dilaksanakan di Seoul pada Oktober 2011 dengan kesepakatan yang telah dicapai WG, pertemuan ketiga ditahun kedua dilaksanakan di Jakarta pada 28 Februari 2012 dan saat itu didirikan sekretariat bersama WLTFM di Jakarta untuk memantau perkembangan dan kesepakatan yang dicapai WG.75 Pertemuan WLTFM di Jeju 11-12 Oktober 2012 dengan disepakatinya pembentukan Joint Declaration of Jeju Initiative. Joint Declaration of Jeju Initiative bertujuan untuk lebih memperkuat kerjasama ekonomi termasuk industri bilateral kedua negara 72 Kedutaan Besar Republik Indonesia-Seoul, Siaran Pers.(Lihat dalam lampiran.I Kedutaa Besar Republik IndonesiaSeoul). 73 Kedutaan Besar Republik Indonesia-Seoul, Siaran Pers.(Lihat dalam lampiran.I Kedutaa Besar Republik IndonesiaSeoul). 74 Kedutaan Besar Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Ekonomi”, [Data on-line]; tersedia di: http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/ekonomi ;internet, diunduh pada 6 Agustus 2014. 75 Kedutaan Besar Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Bilateral RI-Korsel”, [Data on-line]; tersedia di: http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/indokor ;internet, diunduh pada 6 Agustus 2014. 41 dengan secara aktif mengkoordinasikan JTF-EC, WLTFM, dan Sekretariat Bersama.76 Menindaklanjuti kesepakatan tersebut maka kembali dibentuk sebuah kerjasama ekonomi yang juga terkait dalam bidang industri kedua negara yaitu IK-CEPA pada tahun 2011 dan JSG sebagai pondasi kerjasama untuk mempererat hubungan kerjasama ekonomi industri kedua negara yang dibentuk berdasarkan tiga pilar yaitu akses pasar perdagangan barang dan jasa, fasilitas perdagangan dan investasi, cooperation termasuk capacity building.77 Dengan demikian IKCEPA merupakan kesepakatan akhir yang dibentuk kedua negara dan masih berlangsung hingga saat ini untuk melaksanakan kerjasama terkait ekonomi industri yang tertuang didalam deklarasi bersama kemitraan strategis “Joint Declaration” dan dirangkum dalam JTF-EC. 2.2.3 Peluang dan Hambatan Citra “Global Korea” di Indonesia Indonesia sebagai negara multikultural dapat berbaur dan menerima budaya luar yang masuk ke Indonesia, selain itu ciri khas masyarakat Indonesia yang dikenal dengan sifat keramah-tamahannya juga menjadi nilai tambah bagi keterbukaan Indonesia terhadap budaya asing. Hal ini dijadikan peluang bagi Korea Selatan untuk mulai secara perlahan menyebarkan pengaruh citra “global Korea” di Indonesia dengan berbagai cara hingga akhirnya pengaruh Korea Selatan berhasil masuk ke Indonesia sampai saat ini. Kedutaan Besar Republik Indonesia, “Kerjasama Ekonomi”, [Data on-line]; internet, diunduh pada 6 Agustus 2014. Dirjen-Kementerian Perdagangan RI; “Indonesia-Korea Selatan, Joint Study Group For A Comprehensive Economic Partnership Agreement” diunduh pada 6 Agustus 2014. (Lihat dalam: Lampiran II IK-CEPA). 76 77 42 Point penting yang harus dipahami bahwa, suksesnya citra “global Korea” tersebut tidak terlepas dari peran penting industri kreatif Korea Selatan sebagai jalan bagi masuknya industri-industri besar Korea Selatan di Indonesia. Industri kreatif memiliki kekuatan melalui media yang berperan sebagai sarana sumber rujukan untuk menikmati karya budaya dan industri Korea Selatan, sehingga industri-industri besar Korea Selatan lainnya adalah pihak yang juga terlibat dalam produksi kreatif Korea Selatan. Keterlibatan tersebut bertujuan sebagai alat promosi dan menunjang peningkatan perekonomian Korea Selatan sebagai negara industri maju dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa media memiliki peran yang signifikan dan memiliki pengaruh dalam implementasi diplomasi multi track dan kebijakan kedua negara terkait kerjasama ekonomi industri. Selain peluang yang dimanfaatkan Korea Selatan dalam menyebarkan citra “global Korea” yang berhasil membuka peluang kerjasama ekonomi industri Korea Selatan di Indonesia, terdapat juga hambatan yang harus dihadapi seperti demonstrasi pekerja buruh Indonesia terhadap beberapa perusahaan Korea Selatan di Indonesia, Pertentangan privatisasi dan investasi asing yang dilakukan peerintah terhadap KS dengan POSCO, serta persaingan industri antara Korea Selatan dengan Jepang di pasar domestik Indonesia. Demontrasi pekerja buruh Indonesia terhadap perusahaan Korea Selatan di Indonesia dimulai pada masa demoktarisasi atau masa yang dikenal dengan rezim militer dan kebanyakan perselisihan terjadi di perusahaan industri manufaktur yang pada akhirnya menimbulkan mogok kerja dan demonstrasi, sehingga menyebabkan terjadinya pemecatan, bahkan PHK masal terhadap buruh pekerja 43 Indonesia.78 Peristiwa tersebut menarik simpati media massa nasional Indonesia dan dikenal dengan isu ”Ugly Korean”, sehingga kemudian mengundang aksi bersama internasional seperti Global Alliance for Workers and Communities, WRC (Konsorium Hak-hak Buruh), dan KHIS sebagai bentuk solidaritas.79 Penyebab terjadinya perselisihan dikarenakan sistem manajemen perusahaan Korea Selatan yang kasar masa itu hingga menimbulkan pelanggaran ketenagakerjaan. Sedikitnya ada sebelas pelanggaran ketenagakerjaan dibeberapa perusahaan Korea Selatan diantaranya berupa gaji dibawah UMR, tidak mengizinkan waktu sholat bagi umat islam, memaksakan kerja lembur dan tidak diberikan upah pekerjaan lembur, adanya pelecehan seksual, pemukulan serta perkataan kasar dan menghina pekerja Indonesia, larangan untuk izin atau tidak menjamin cuti saat hamil-kelahiran-maupun menstruasi, PHK tanpa alasan yang jelas dan tanpa pesangon, penggelapan uang jaminan sosial dan sebagainya.80 Namun secara berangsur pemerintah Korea Selatan dan perusahaan industri Korea Selatan berusaha memperbaiki perselisihan dengan merubah total sistem manajemen perusahaan Korea Selatan menjadi lebih baik.81 Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Undang - Undang Ketenagakerjaan yang disahkan pada tahun 2003.82 Perselisihan tersebut secara bertahap berhasil terselesaikan, hingga sampai saat ini kedua negara tetap menjalin hubungan diplomatik dan hubungan kerjasama ekonomi industri bilateral dengan cukup baik. Jeon dan Yuwanto, “Era Emas Hubungan Indonesia-Korea”, h.66. Ugly Korean merupakan perilaku dan sikap orang-orang Korea yang berperanngai buruk terhadap pegawai atau buruh pekerja Indonesia dalam menjalankan bisnis perusahaan.(Lihat dalam: Jeon & Yuwanto, “Era Emas Hubungan IndonesiaKorea”, h.74). 80 Jeon & Yuwanto, “Era Emas Hubungan Indonesia-Korea”, h.77. 81 Jeon & Yuwanto, “Era Emas Hubungan Indonesia-Korea”, h.64 82 Jeon & Yuwanto, “Era Emas Hubungan Indonesia-Korea”, h.66 78 79 44 BAB.III PERAN PENTING STRATEGI MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 2006-2012 3.1 Latar Belakang Penggunaan Strategi Multi Track Diplomacy Multi-track diplomacy memberikan lebih banyak peluang dan keuntungan dalam aktivitas hubungan kerjasama ekonomi industri Korea Selatan karena menciptakan peacebuilding melalui soft power dengan menggunakan peran bisnis dan media terhadap negara lain termasuk Indonesia. Hal tersebut karena diplomasi ini tidak lagi merupakan tugas para diplomat atau pemerintah saja tetapi telah melibatkan berbagai lingkup masyarakat dari berbagai negara sehingga menciptakan power yang lebih kuat, menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif, memperluas hubungan persahabatan internasional, dapat mengatur strategi yang tepat dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri, dan efisiensi waktu dalam mewujudkan hubungan kerjasama yang berlandaskan perdamaian. Alasan yang mendasari Korea Selatan menggunakan multi track diplomacy cukup beragam. Secara internal, tingginya minat masyarakat Korea Selatan untuk menjadikan negaranya sebagai salah satu icon dunia dan menjadikan negaranya jauh lebih baik dari Jepang. Keadaan masyarakat Korea Selatan yang memiliki ciri menjunjung tinggi nilai sejarah bangsa mereka dan ajaran konfusianisme, menjaga semangat persatuan Korea Selatan, kegigihan dan semangat kerja, serta tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi, membuat Korea Selatan ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka mampu 45 bergerak dari penderitaan perang saudara, imprealisme Jepang, dan kemiskinan menjadi salah satu negara yang memilliki power dan disegani dunia internasional. Terkait peran dalam bidang industri antara Korea Selatan dengan Indonesia, pada dasarnya perusahaan kedua negara tersebut memang saling bersaing di Indonesia terutama dalam hal elektronik dan otomotif. Korea Selatan menyambut ekspansi perdagangan dan investasi Jepang di Indonesia. Tapi disamping itu, Korea Selatan dengan Jepang juga menjalin hubungan kerjasama kerjasama di Indonesia, salah satunya proyek energi seperti kerja sama Mitsubishi Corporation dan Korea Gas Corporation (Kogas) di blok gas alam cair Donggi Senoro, Sulawesi Tengah Indonesia.83 Bahkan untuk saat ini Kim Young-Sun menjelaskan bahwa pemerintahan Korea Selatan yang baru di bawah pimpinan Presiden Park Geun Hye tidak akan mengubah kebijakan ekonomi luar negeri Korea Selatan dengan Indonesia, meskipun ada potensi penguatan persaingan dengan Jepang.84 Hal tersebut dikarenakan menurutnya saat ini, Pemerintah Korea Selatan dan Indonesia fokus dalam menyelesaikan kerja sama kemitraan ekonomi strategis atau IK-CEPA yang telah dimulai sejak 2012.85 Hal tersebut secara langsung ataupun tidak menuntut pemerintah Korea Selatan dan seluruh aktor yang memiliki peran penting di Korea Selatan untuk terus melakukan berbagai hubungan kerjasama dan berbagai strategi diplomasi secara totalitas yang dikenal dengan multi track diplomacy. Sedangkan alasan mendasar yang datang dari eksternal dikarenakan multi track diplomacy saat ini Kementerin Perindustrian Republik Indonesia, “Korsel Siap Bersaing dengan Jepang”, [berita online]; tersedia di: http://www.kemenperin.go.id/artikel/5764/Korsel-Siap-Bersaing-dengan-Jepang ;internet; diunduh pada 8 Oktober 2014. 84 Kementerin Perindustrian Republik Indonesia, “Korsel Siap Bersaing dengan Jepang”, 8 Oktober 2014. 85 Kementerin Perindustrian Republik Indonesia, “Korsel Siap Bersaing dengan Jepang”, 8 Oktober 2014. 83 46 sedang menjadi fokus penting dalam sistem hubungan internasional oleh sebagian besar pemerintah negara didunia, untuk mewujudkan kepentingan masing-masing pihak dan meningkatkan bargaining position di dunia internasional di abad ke-21 dalam situasi untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan. Selain itu konflik antara Korea Utara dengan Korea Selatan yang hingga saat ini belum terselesaikan sepenuhnya, juga menjadi salah satu fokus bagi Korea Selatan dalam melakukan strategi multi track diplomacy.86 Perbedaan yang sangat jelas diantara kedua negara terutama dalam bidang pemerintahan dimana Korea Selatan menganut sistem negara demokratis dan Korea Utara menganut sistem Komunis. Korea Selatan juga menjalin keterbukaan hubungan kerjasama dengan berbagai negara dunia diberbagai bidang namun Korea Utara menutup diri dengan negara lain kecuali hubungan kerjasama Kaesong Industrial Complex dengan Korea Selatan dan China. Kedua hal tersebut jelas memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi, sosial, politik dan kesejahteraan masing-masing negara. Sehingga Korea Selatan dirasa perlu melakukan perubahan terhadap kebijakan di dalam negeri dan luar negerinya dalam berbagai aspek untuk memberikan perubahan yang lebih baik lagi pada negaranya dan negara saudaranya 3.2 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Ekonomi Korea Selatan Strategi multi track diplomacy dapat dinilai sebagai langkah dinamis yang dapat dilakukan oleh pemerintah, individu, institusi atau suatu komunitas tertentu. 86 Myung Oak Kim dan Sam Jaffe, “The New Korea”, h.29. 47 Sehingga secara substansial dapat dikatakan kebijakan multi track diplomacy dapat meminimalisir kerugian dan memberikan keuntungan pada perkembangan ekonomi industri karena dapat meningkatkan pendapatan negara dari berbagai aspek dan ruang lingkup. Implementasi dari strategi diplomasi tersebut telah dijalankan sesuai dengan kesepakatan deklarasi kemitraan strategis kedua negara. Keberhasilan multi track diplomacy sebagai strategi meningkatkan perekonomian industri Korea Selatan dibuktikan dengan bertambahnya jumlah perusahaan besar Korea Selatan yang menanamkan modalnya di Indonesia, hingga tahun 2012 sebanyak 419 perusahaan industri salah satu diantaranya ialah POSCO.87 BKPM Indonesia mengatakan bahwa sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 POSCO telah menanamkan FDI di Indonesia yang bergerak dalam industri besi dan baja senilai US$ 1,51 triliun yang berlokasi di Cilegon, Banten.88 Keberhasilan multi track diplomacy dalam meningkatkan ekonomi industri Korea Selatan juga dibuktikan dengan pendapatan negara yang meningkat dari kesuksesan hasil produk industri dan sektor pariwisata. Pada sektor industri, kesuksesan ekonomi berasal dari meningkatnya penjualan dan minat terhadap berbagai produk industri Korea Selatan yang sering digunakan masyarakat seperti Samsung. Samsung telah berkembang menjadi korporasi kelas dunia dengan bisnis meliputi teknologi canggih, semikonduktor, konstruksi pencakar langit dan 87 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, jawaban pertanyaan publik (pertanyaan via online); tersedia di: http://www.kemenperin.go.id/tanyajawab/detail.php?id=4732 ;internet. (Lihat dalam: Lampiran 4 “Perusahaan Korea Selatan Yang Menjalankan industri di Indonesia Tahun 2010-2012). 88 Kompas.com, “10 Investor Korea Selatan Terbesar di Indonesia”; [artikel online]; tersedia di: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/28/13542033/Ini.10.Investor.Korsel.Terbesar.di.Indonesia ;internet; diunduh pada 10 Juli 2014. 48 pabrik, petrokimia, busana, obat, keuangan, hotel, asuransi, dll.89 Sehingga dalam implementasinya penjualan bersih, total aset, pendapatan bersih perusahaan Samsung pada tahun 2008 hingga tahun 2012 rata-rata meningkat setiap tahunnya. Artinya hal ini dapat memberikan kontribusi pada pendapatan negara dan peningkatan citra nasional Korea Selatan. Grafik III.6 Penjualan Bersih Samsung Tahun 2008-2012 Sumber:http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/performance/performance.html Grafik III.7 Total Aset Samsung Tahun 2008-2012 Sumber:http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/performance/performance.html Samsung, “Tentang Samsung”. Kepemimmpinan Samsung, Sebagai Perusahaan Kelas Dunia. [Data on-line]; tersedia di: http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/index.html ;internet; diunduh 1 Juni 2014. 89 49 Grafik III.8 Pendapatan Bersih Samsung Tahun 2008-2012 Sumber:http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/performance/performance.html Ketiga trend grafik diatas merupakan hasil dari penjualan bersih Samsung, total aset Samsung, dan pendapatan bersih Samsung dalam satu perusahaan sejak tahun 2008 hingga 2012 yang rata-rata mengalami peningkatan pertahunnya. Data trend analisis penjualan bersih Samsung, pada tahun 2008 memperlihatkan nilai penjulan bersih sebesar US$ 173,4 miliar. Tahun berikutnya penjualan bersih terkoreksi menjadi US$ 172,5 miliar. Tahun 2010 berhasil meningkat sebesar US$ 220,1 miliar. Pada tahun 2011 total penjualan bersih memuncak sebesar US$ 247,5 miliar, hingga pendataan terakhir pada tahun 2012 total penjualan bersih Samsung senilai US$ 268,8 miliar. Data trend analisis total aset Samsung rata-rata mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan setiap tahunnya mulai tahun 2008 hingga 2012. Pada tahun 2008 total aset Samsung senilai US$ 252,5 miliar, ditahun 2009 total aset Samsung senilai US$ 294,5 miliar, ditahun 2010 total aset Samsung kembali meningkat senilai US$ 343,3 miliar, ditahun 2011 total aset Samsung meningkat senilai US$ 384,3 miliar, dan terakhir tahun 2012 total aset Samsung meningkat tajam senilai US$ 470,2 miliar. Total aset Samsung tersebut merupakan hasil 50 kekayaan yang dimiliki perusahaan Samsung berupa merk dagang, hak paten teknologi, gedung dan sebagainya memiliki nilai ekonomi tinggi. Data trend analisis pendapatan bersih Samsung tahun sejak 2008 hingga 2012 juga memperlihatkan peningkatan nilai yang signifikan. Pada tahun 2008 pendapatan bersih Samsung seniai US$ 10,7 miliar, ditahun 2009 pendapatan bersih Samsung meningkat menjadi US$ 13,8 miliar, selanjutnya tahun 2010 pendapatan bersih Samsung meningkat tajam dengan nilai US$ 21,2 miliar, tetapi ditahun 2011 pendapatan bersih Samsung menurun dengan nilai US$ 18,3 miliar, pendapatan bersih Samsung di tahun 2012 kembali meningkat tajam dengan nilai sebesar US$ 26,2 miliar. Pendapatan bersih Samsung tersebut didapat berdasarkan sisa setelah penghasilan atau penjualan bersih dikurangi semua biaya dalam satu periode termasuk biaya pajak, sehingga dapat dihasilkan total pendapatan bersih Samsung yang berbeda pertahunnya. Semakin bertambahnya nilai yang dihasilkan pada penjualan bersih, aset total, dan pendapatan bersih Samsung secara rata-rata setiap tahunnya, maka menggambarkan bahwa semakin bertambahnya juga minat masyarakat domestik Korea Selatan maupun masyarakat internasional terhadap perusahaan Samsung. Peran yang lebih proaktif dan efektif dari berbagai pihak melalui multi track diplomacy telah berhasil memberikan kontribusi meningkatkan penjualan hasil produksi perusahaan Samsung. Sektor pariwisata juga menjadi industri favorit dalam ekonomi Korea Selatan pada abad ke-21. Pariwisata menciptakan sebuah efek lingkungan yang positif, menghasilkan efek ekonomi yang positif dan secara keseluruhan jumlah 51 devisa pariwisata ialah sebesar 85,5%.90 Kesuksesan diplomasi communications and the media melalui pengaruh kebudayaan memberikan kesuksesan pada sektor pariwisata Korea Selatan yang mengalami pertumbuhan 10% setiap tahun selama beberapa tahun terakhir sehingga jumlah wisatawan internasional yang ditargetkan mencapai 1,5 milyar pada tahun 2020 menjadi hal yang tidak mustahil dapat dicapai.91 Pada tahun 2012, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Korea Selatan melonjak tercatat lebih dari 10 juta orang untuk pertama kalinya.92 3.3 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Memperkuat Posisi Korea Selatan Sebagai Negara Industri Maju Dunia. Multi track diplomacy selain dapat meningkatkan perekonomian Korea Selatan juga digunakan sebagai strategi untuk memperkuat posisi Korea Selatan sebagai negara industri maju dunia dengan memobilisasi industri Korea Selatan di Indonesia. Pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, diolah semaksimal mungkin oleh kedua negara menjadi hasil industri yang beraneka ragam sebagai upaya awal untuk memperkuat posisi Korea Selatan di Indonesia. Impor kelompok hasil industri Korea Selatan di Indonesia saat ini telah berada pada jenis yang beragam dan dengan jumlah yang terus meningkat pertahunnya sejak tahun 2007. Beberapa hasil industri tersebut diantaranya hasil industri besi baja, mesin dan otomotif dengan total sebesar 32,26 %; hasil industri Korean Tourism Organization, “Economic Benefit of Tourism”. [Data on-line] tersedia di: http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/economicBenefits.kto ;internet; diunduh pada 30 Mei 2014. 91 KBS World Radio, Expo Pariwisata Korea 2012 Dibuka Pekan Lalu. [Data on-line]; tersedia di: http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyweekly_detail.htm?No=35355 ;internet; diunduh pada 20 Februari 2014. 92 KBS World Radio, “Isu Bisnis”, Status Terkini industri pariwisata Korea Selatan dan implikasi ekonominya. 7 November 2013. [Data on-line]; tersedia di: http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyplus_detail.htm?no=4051 ;internet; diunduh pada 20 Februari 2014. 90 52 elektronik dengan total sebesar 47,69%; hasil industri musik, alat olahraga, pendidikan dan mainan dengan total sebesar 58.96%; hasil industri tekstil dengan total sebesar 77,07%; alat-alat listrik dengan total sebesar 25,72%; kulit, barang kulit dan sepatu/alas kaki dengan total sebesar 41,46%; semen dan produk dari semen dengan total sebesar 65,83%; Peng.emas, perak, logam mulia, perhiasan dengan total sebesar 52,14%, kosmetika dengan total presentasi sebesar 52,31%, dan hasil industri komoditi lainnya dengan total sebesar 37,13%; dan lain-lain.93 Sedangkan untuk jumlah investasi Korea Selatan di Indonesia berdasarkan industri juga beragam sejak tahun 1968 hingga tahun 2010 seperti industri manufaktur, real estate activities, konstruksi, agrikultur, wholesale and retail trade, transportasi, dll.94 Besarnya jumlah hasil industri tersebut merupakan salah satu bukti kesuksesan diplomasi multi track Korea Selatan melalui perusahaan industri Korea Selatan yang disesuaikan dengan sumber daya alam indonesia juga kebutuhan masyarakat Indonesia, hingga secara tidak langsung sampai kepada mobilisasi industri Indonesia. Semaraknya aktivitas kerjasama ini membuktikan bahwa Korea Selatan telah masuk sebagai salah satu negara industri maju dunia yang berperan penting dalam kerjasama ekonomi industri terhadap Indonesia. 3.4 Multi Track Diplomacy Sebagai Strategi Untuk Membangun Citra “global Korea” . Korea telah menggunakan slogan-slogan "global Korea" dan "dynamic Korea" untuk menciptakan citra positif dari Korea Selatan dalam masyarakat Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, “jawaban pertanyaan publik (pertanyaan via online)”;; tersedia di: http://kemenperin.go.id/jawaban.php?id=14283-47015&q=3 ;internet; diunduh pada 28-05-2014. (Lihat dalam: Lampiran 5 “Pantauan Impor 31 Kelompok Hasil Industri Korea Selatan di Indonesia”. 94 Dirjen-Kementerian Perdagangan RI; “Indonesia-Korea Selatan, Joint Study Group For A Comprehensive Economic Partnership Agreement” diunduh pada 6 Agustus 2014. (Lihat dalam: Lampiran II IK-CEPA) 93 53 internasional. Kebijakan mengkonsumsi produk merek nasional juga merupakan bagian dari kampanye nasional untuk memimpin warga Korea Selatan untuk maju dan memperbaiki kegagalan yang telah dimiliki Korea Selatan dimasa lalu.95 Dengan demikian untuk merumuskan kebijakan merek nasional tersebut sangat dibutuhkan adanya partisipasi dan perhatian masyarakat sipil karena melalui masyarakat sipil ini akan memperluas pengaruh citra “global Korea”. Hal tersebut adalah salah satu alasan pemerintah Korea Selatan telah mulai membentuk kemitraan dengan institusi pemerintah, organisasi-organisasi swasta dan menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesannya.96 Keinginan dalam mewujudkan citra “global Korea” merupakan sebuah kebijakan yang tidak dapat diwijudkan dalam periode singkat tetapi membutuhkan waktu berkala cukup lama, karena tidak mudah membuat negara lain tertarik terhadap nilai budaya asing negara lain. Hal tersebut dibuktikan dengan kebijakan Presiden Lee Myung-bak dalam meningkatkan kemampuan masyarakat Korea Selatan agar menjadi lebih kreatif, cerdas, dan kuat agar tercipta masyarakat Korea Selatan yang dapat bersaing di dunia internasional dan mampu berkontribusi untuk dunia internasional dalam isu internasional yang bersifat multi nasional hingga tercipta perdamaian.97 Keinginan untuk menanamkan dan membangun citra “global Korea” di dunia internasional sebenarnya sudah lama diterapkan pemerintah Korea Selatan. Pemerintah beserta aktor penting lainnya telah menjalankan strateginya untuk The Asan Institute For Policy Studies, ISSUE Brief-No.39, “Korea‟s Public Diplomacy: A New Initiative For The Future”, 2012,[Pdf online], h.19. 96 The Asan Institute For Policy Studies, “Korea‟s Public Diplomacy, 2012, [Pdf online], h.20 97 Lee Myung-Bak, “The Lee Myung-Bak Administration‟s Foreign Policy and National Security Vision: “global Korea” The National Strategy of the Republic of Korea”, (Cheong Wa Dae: Office of The President, 2009) h.12. 95 54 membangun citra “global Korea”. Citra “global Korea” yang disebarkan oleh Korea Selatan di abad ini pada dasarnya dapat dikatakan bertujuan untuk mempengaruhi pandangan dunia internasional terhadap Korea Selatan menjadi citra positif dan negara demokratis. Namun pada akhirnya hal tersebut mengarah pada peningkatan eksistensi Korea Selatan di dunia internasional yang bertujuan untuk memajukan ekonomi industrinya dan menjadikan negara saudaranya sebuah bangsa kooperatif dan modern. Kebaradan kebudayaan Korea Selatan mencapai kepopuleran besar di kancah internasional saat ini melalui Hallyu/Korean Wave telah ikut memberikan perkembangan besar dan memperkaya citra budaya tradisional Korea Selatan. Kedua hal tersebut telah sukses dalam membantu menyebarkan citra “global Korea” secara perlahan ke dunia internasional termasuk Indonesia. Instrumen dalam citra “global Korea” selain memperkenalkan kemajuan teknologi dan informasi mutakhir dalam industrinya serta budaya modern Korea Selatan, ialah juga memperkenalkan aspek lain yaitu Hangeul/한글 (alfabet Korea), Hanbok/한복 (pakaian tradisional Korean), Hansik/한식 (makanan Korea), Hanok (rumah tradisional Korea), Hanji (kertas tradisional Korea), dan Hanguk Eumak (musik tradisional Korea) keenam simbol budaya leluhur tradisional Korea Selatan itu secara kolektif disebut Han Style.98 Stategi ekspor budaya tersebut terlebih dulu diperkenalkan sejak masa pemerintahan Kim Dae-jung (1998-2003). Bukti atas dukungan penuh beliau 98 Korean Tourism Organization,Imagine Your Korea-Visit Korea, “Culture-Hanstyle”; [artikel online]; tersedia di: http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_3.jsp ;internet; diunduh pada 9 September 2014. 55 terhadap strategi tersebut ialah gelar informal yang diperoleh beliau sebagai President of Culture dan meraih nobel perdamaian serta dibuatnya Basic Law for the Cultural Industry Promotion (hukum dasar untuk promosi industri budaya) pada tahun 1999, beliau juga memberikan bantuan sebesar US$.148.5 juta untuk mensukseskan kebijakan tersebut.99 Disamping itu sejak tahun 2006, MOFAT juga mendukung visi membangun dan menyebarkan citra “global Korea” dengan membangun jaringan global agar pemerintah Korea Selatan dapat menjangkau lebih banyak kerjasama dengan negara lain dan menciptakan citra positif di mata dunia. Saat ini keberhasilan Korea Selatan melalui aktor pemerintah, bisnis dan media dalam penyebaran citra “global Korea” ialah dengan adanya 830 klub penggemar Hallyu/Korean Wave di lebih dari 80 negara dengan total lebih dari 6,7 juta members.100 Bahkan saat ini lebih dari 640 Universitas dan 2100 sekolah di seluruh dunia menawarkan program bahasa Korea.101 99 Sung Sang-Yeon, “Why are Asians Attracted to Korean Pop Culture?, The Korea Herald (eds). Korean wave”, ( Seoul: Jimoondang, 2008), h.16-17. 100 Sung-hwan Kim, “Diplomacy Out in Public,” Joongang Daily , 20 Agustus 2012. 101 Hong-jin Kim, “The Growing Popularity of the Korean Language,” Joongang Daily, [berita online]; tersedia di: http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2009/09/11/2009091100859.html ;internet; diunduh pada 1 Oktober 2014. 56 BAB.IV. LANGKAH MULTI TRACK DIPLOMACY DALAM KERJASAMA EKONOMI INDUSTRI KOREA SELATAN-INDONESIA 2006-2012 4.1 Aktor Multi Track Diplomacy dalam Kerjasama Ekonomi Industri Korea Selatan- Indonesia Korea Selatan dalam pelaksanaan politik luar negerinya memiliki dua kebijakan nasional utama yakni, mengembangkan ekonomi nasional sambil memperkuat kekuatan pertahanannya.102 Berdasarakan pada kebijakan nasional tersebut, maka Korea Selatan harus lebih mengoptimalkan setiap kebijakannya secara seimbang baik itu kebijakan dalam negeri maupun luar negeri melalui multi track diplomacy untuk menciptakan perdamaian. Multy track diplomacy yang dilakukan Korea Selatan melibatkan aktor: 1) Pemerintah Korea Selatan dalam hal ini ialah MOFAT Aktor pemerintah ini merupakan aktor pertama yang berperan penting untuk menciptakan awal kesepakatan kerjasama ekonomi industri yang legal antara Korea Selatan dan Indonesia. Kerjasama tersebut dikhususkan pada perdagangan, FDI, dan ekspor dengan melibatkan industri besar Korea Selatan seperti POSCO dan Arirang World TV (After School Club). Industri tersebutlah yang nantinya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia. Implementasi dari kebijakan tersebut nantinya akan dilaksanakan oleh aktor-aktor 102 Seung-yoon dan Mohtar Mas‟oed. 8. 57 penting lain Korea Selatan yaitu aktor bisnis juga aktor media dan komunikasi, yang bekerjasama dan berada dibawah tanggung jawab MOFAT 2) Aktor bisnis atau perusahaan bisnis Korea Selatan ialah: POSCO 3) Aktor media dan komunikasi Korea Selatan ialah: Arirang World TV dengan salah satu program menariknya yaitu After School Club. 4.2 Strategi Multi Track Diplomacy Korea Selatan Terhadap Indonesia Strategi multi track diplomacy yang dilakukan ketiga aktor Korea Selatan tersebut dalam mewujudkan kesuksesan kerjasama ekonomi industri ialah: 4.2.1 Diplomasi Government (Perwujudan Perdamaian melalui Diplomasi Pemerintah) Strategi government ini bekerja pada level pemerintah untuk menciptakan dan menjaga kepercayaan antara Korea Selatan dengan Indonesia, serta awal dibangunnya hubungan kerjasama dan kesepakatan untuk menciptakan perdamaian antar kedua negara negara melalui diplomasi pemerintah. Strategi diplomasi government Korea Selatan tidak mengusung atas kepentingan pribadi ataupun kelompok namun atas kepentingan pemerintahan, negara dan masyarakat yang diwakilinya untuk kesejahteraan bersama. Strategi diplomacy government dijalankan oleh badan-badan atau isntitusi khusus pemerintah agar proses kerjasama dapat berjalan dengan efektif, diantaranya: 4.2.1.1 Kepala Negara dan Kedutaan Republik Korea di Indonesia (G to G): Strategi dilomacy government yang dilakukan oleh Kepala Negara dan Kedutaan Republik Korea Selatan terhadap Indonesia dengan pemerintah 58 Indonesia ialah dengan dibuatnya berbagai kesepakatan kerjasama ekonomi industri yang pada akhirnya untuk meningkatkan volume hubungan kerjasama ekonomi industri kedua negara. Berbagai kesepakatan dan kerjasama yang berhubungan dengan ekonomi industri antara Korea Selatan terhadap Indonesia yang kemudian memberikan peningkatan volume dan intensitas ekonomi industri terhadap Korea Selatan, dapat dibuktikan dengan: Kesepakatan digelarnya “Koren Indonesia Week 2009”. Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Ho-young meresmikan “Pekan budaya Korea” (Korean Cultural Week) pada tanggal 9-18 Oktober 2009, di Jakarta.103 Korean Week sukses mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia juga member kontribusi dalam penyebaran kemajuan teknologi informasi, budaya, dan nilai keidupan Korea Selatan. Diresmikannya kantor KCC Jakarta dan KTO Jakarta tahun 2011, seperti yang telah terdapat dibeberapa negara lain. Berdirinya kantor cabang Korea Selatan di Indonesia yang berjumlah sekitar 1.300 kantor, serta menyediakan 500.000 lapangan pekerjaan, dan nilai total Korea Selatan dalam Ekspor luar negeri ke Indonesia sebesar 7% atau 96 triliun.104 Posisi Korea Selatan sebagai rekan dagang terbesar keenam bagi Indonesia, dan Indonesia merupakan rekan dagang terbesar kesepuluh bagi Korea Selatan, bahkan terdapat sekitar 23.000 orang Indonesia di Korea Selatan turut KCC, “Korean Culture Week in Jakarta” [data on-line]; tersedia di: http://koreanindo.net/2009/10/10/korean-cultureweek-in-jakarta/ ;internet; diunduh pada 11 Juli 2014 104 Korean Cultural Center, “Tentang Korea”, Hubungan Internasional Korea Indonesia. [Data on-line]; tersedia di: http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201105180021&promImg=1309399369724.gif&men uType=CH&subImg=1309399369724.gif ;internet; diunduh pada 12 Mei 2014. 103 59 memberikan kontribusi penting bagi kemajuan ekonomi Korea Selatan, dan terdapat sekitar 31.000 orang Korea Selatan serta 1.200 perusahaan Korea Selatan di Indonesia.105 Hingga tahun 2012, realisasi kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai US$ 26,9 miliar, nilai ekspor produk Indonesia ke Korea Selatan adalah US$15 miliar, dan nilai ekspor Korea Selatan ke Indonesia adalah US$ 11,9 miliar. 106 Berikut merupakan hasil nilai ekspor, FDI Korea Selatan ke Indonesia yang secara umum meningkat mulai dari tahun 2006-2012: Tabel IV.2 Nilai Ekspor Perdagangan dan FDI Korea Selatan ke Indonesia Tahun 2007-2013 (Hitungan Komulatif 1968-2013) Korea ke Indonesia 105 Kedutaan Besar Republik Korea Untuk Indonesia, “Sambutan dari Duta Besar”, Ministry of Foreign Affairs and Trade, [Artikel on-line] tersedia di: http://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/ind/mission/greetings/index.jsp ;internet, diunduh pada 20 Februari 2014. 106 VOA News Indonesia,“Korea Selatan Tingkatkan Investasi di Indonesia” 1 Oktober 2013, [Berita on-line] tersedia di: http://Korea/Selatan/Tingkatkan/Investasi/di/Indonesia_voaindonesia_com.htm ; internet, diunduh pada 31 Desember 2013. 60 Sumber: Kedutaan Besar Republik Korea Untuk Indonesia; Perdagangan dan FDI; http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/bilateral/ekonomi/dan/index.jsp Berdasarkan data analisis tabel diatas perkembangan ekspor dan FDI Korea Selatan ke Indonesia sejak tahun 2007 hingga tahun 2012 secara umum dapat dikatakan meningkat. Pada tahun 2012 jumlah ekspor Korea Selatan senilai US$ 13,946 juta, yang diawali senilai US$ 5,771 pada tahun 2007. Nilai FDI Korea Selatan ke Indonesia mengalami pasang surut namun secara umum dapat dikatakan bahwa nilai FDI Korea Selatan ke Indonesia masih dalam jumlah yang tinggi sejak tahun 2007 hingga tahun 2012. Pada data analisis tabel diatas, hubungan kerjasama bilateral dalam aspek ekonomi industri semakin intens antar kedua negara dan dapat dilihat melalui sudut pandang FDI Korea Selatan di Indonesia yang meningkat dengan nilai US$ 271 juta dengan 276 proyek pada tahun 2007, bertambah sebesar US$ 1.376 juta dengan 448 proyek FDI pada tahun 2012. Keterlibatan berbagai masyarakat internasional dalam mewujudkan hubungan kerjasama bilateral Korea Selatan dengan Indonesia, membuka peluang bagi aktor non negara Korea Selatan untuk ikut meningatkan intensitas perdagangan internasional Korea Selatan. Hal tersebut terbukti dari penanaman FDI Korea Selatan di Indonesia bukan hanya berasal dari pemeritah, tetapi juga aktor business melalui diplomasi business nya di berbagai sektor industri, aktor media dan komunikasi melalui diplomasi communications and media nya, juga aktor seni budaya. Karena pada dasarnya ukuran untuk menilai kesuksesan ekonomi dan perdagangan internasional mereka, ialah produk dalam negeri harus menguasai local market untuk selanjutnya global market. 61 4.2.1.2 Ministry Of Foreign Affairs and Trade (MOFAT). Keseriusan Pemerintah Korea Selatan dalam mewujudkan kerjasam ekonomi industri dengan Indonesia, ditindak lanjuti oleh pemerintah Korea Selatan melalui upayanya dengan menggabungkan beberapa aspek yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian Korea Selatan melalui citra “global Korea” seperti bidang bisnis dan media. Dalam hal ini pemerintah memberikan tanggung jawab kepada MOFAT, karena kementerian tersebut diberikan tangung jawab oleh pemerintah Korea Selatan untuk menyebarkan citra “global Korea”, MOFAT bekerjasama dengan aktor non state untuk mendukung segala kebijakan yang dapat memperkenalkan citra “global Korea” pada masyarakat internasional dan ekonomi industri maju Korea Selatan. MOFAT merupakan kementerian Korea Selatan yang membawahi segala hal yang berkaitan dengan kepentingan luar negeri dan perdagangan Korea Selatan salah satunya melalui kerjasama ekonomi industri. Sebagai bagian dari upaya untuk membangun kemitraan strategis, maka MOFAT memegang forum tahunan dengan perwakilan non government di mana mereka berbagi pengalaman dan kegiatan mereka di seluruh dunia. Terkait dengan tanggung jawabnya, maka MOFAT lebih memfokuskan kebijakan luar negerinya yaitu dibidang ekonomi industri yang dikemas kedalam strategi business juga strategi media komunikasi yaitu dalam hal FDI, perdagangan dan ekspor yang dibantu dengan KOICA. 62 MOFAT juga membangun komunitas cyber non government yang akan memungkinkan semua non government yang terdaftar untuk bertukar informasi.107 KOICA merupakan lembaga kerjasama internasional pemerintah Korea Selatan yang berada dibawah MOFAT, didirikan untuk memaksimalkan efektivitas bantuan Korea Selatan pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan bantuan itu bisa berupa hibah maupun program kerjasama teknis seperti industri dan energi, pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan pemerintahan, agrikultur, kehutanan dan perikanan, serta bantuan bencana alam untuk kerjasama pembangunan Indonesia dan Korea.108 Kebijakan MOFAT berkerkasama dengan KOICA bertujuan untuk mempermudah perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang berbisnis di Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial Korea Selatan kepada masyarakat Indonesia. KOICA telah memberi bantuan kepada Indonesia berupa bantuan tehnik dan pelatihan, pembangunan fisik dan pengadaan peralatan, selain itu bantuan tehnik dan pelatihan yang dikelola KOICA mempunyai keunggulan dibandingkan dengan donor lain karena sangat menekankan aspek keberlanjutan serta penguatan kelembagaan.109 Berikut merupakan beberapa langkahh yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan untuk meningkatkan perekonomian industri melalui Hallyu/Korean Wave bersama dengan aktor bisnis dan media terhadap Indonesia, diantaranya: 1. Dilaksanakan “Korean Indonesian Week (Korean Cultural Week) Indonesia: The Asan Institute For Policy Studies, ISSUE Brief-No.39, “Korea‟s Public Diplomacy, 2012, h.14 KOICA, “About KOICA-Industri and Energy”. [Data on-line]; tersedia di: http://www.koica.go.kr/english/aid/industry/index.html; internet; diunduh pada 17 Mei 2014. 109 Kementerian PPN/BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), “Delegasi Parlemen Korea Untuk Mempererat Hubungan Kerjasama RI-Korea”. [Data on-line]; tersedia di: http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaranpers/delegasi-parlemen-korea-untuk-mempererat-hubungan-kerjasama-ri-korea/; internet; diunduh pada 12 Mei 2014. 107 108 63 “Korean Indonesian Week 2009” diselenggarakan pada tanggal 9-18 Oktober 2009, di Jakarta seperti: Balai Kartini, Grand Indonesia, Blitzmegaplex Pacific Place, Ballroom Intercontinental Hotel, Museum Nasional Indonesia, Usmar Ismail Hall, Universitas Indonesia. Rangkaian acara yang dilaksanakan ialah: Pertunjukkan seni Korea, tarian, musik dan istrumen, Korean Film Festival, Pameran 100 jenis kerajinan bordir khas Korea Selatan, Pameran produk-produk agrikultur Korea, seperti ginseng, pir, apel, got-gam, produk kehutanan Korea seperti jamur, jat, dan kenari, Pameran Korean food, pertunjukkan seni musisi Korea Selatan di Indonesia dan musisi jazz Indonesia, dan diskusi pendidikan di Korea Selatan dan di Indonesia.110 “Korean Indonesian Week 2010”. Dilaksanakan pada tanggal 11-16 Oktober 2010 di Jakarta yaitu Grand Balroom-The Ritz Carlton Hotel, Senayan Indoor Tennis Stadium, Balai Kartini, Gandaria Mall, Blitz Megaplex Grand Indonesia, Pacific Place Mall, Tennis court, Senayan, Gedung Basket Stadium. Rangkaian acara yang dilaksanakan ialah: Welcome dinner and Batik Hanbok Fashion Show, Korean Film Festival, KPop singer and dancing, Indonesia – Korea Friendship Sharing Concert 2010 (Korea artist and Indonesia artist performance), Korean Indonesia 2010 Cultural Exchange Festival, Culture Performance, Promotion of AT&D Korea (Advanced Technology & Design Korea), Job Fair, Koreanindo, “Korean Culture Week Iin Jakarta”; [data online]; tersedia di; http://koreanindo.net/2009/10/10/koreanculture-week-in-jakarta/ ; internet; diunduh pada 15 Agustus 2014. 110 64 Taekwondo Exhibition and Competition, Badminton Friendship Competition, Taste of Korea Food Festival.111 “Korean Indonesia Week 2011”. Dilaksanakan pada pada 28 September-3 Oktober 2011, Gandaria City Mall Jakarta. Rangkaian acara yang dilaksanakan ialah Hallyu Concert Korean Artist Performance, Korean Film Festival, Korean Food Festival, Korean Traditional Painting Exhibition, The Beauty of Korean Embroidery Exhibition, Photo Contest.112 “Korean Indonesia Week 2012”. Dilaksanakan pada tanggal 3-7 Oktober 2012, Mall Taman Anggrek, Jakarta. Rangkaian acara yang dilaksanakan ialah: K-POP Festival, Korea Winter Travel Fair, K-Food Festival, Korean Film Festival, Taekwondo Performance, Korean Culture Performance.113 Gambar.IV.2. Festival Korea - Indonesia Week in Indonesia (2009-2012) Sumber: Korenindo.net – Korean Indonesia Week Koreanindo, “Korean Culture Week Iin Jakarta”; [data on-line]; ; internet; diunduh pada 15 Agustus 2014. Koreanindo, “all about Korea-Indonesia Week 2011; [data on-line]; tersedia di http://koreanindo.net/2011/09/20/allabout-korea-indonesia-week-2011/ ; internet; diunduh pada 10 Agustus 2014. 113 KCC, “Korean culture Indonesia Week“; [data on-line]; tersedia di: http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=&menuCode=201105180015&page=8&pageDown=0&minSeq=33981&maxSeq=5643 4&action=VIEW&seq=44654 internet; diunduh pada 7 Agustus 2014. 111 112 65 2. Diselenggarakan berbagai kegiatan promosi budaya internasional seperti Korea Travel Fair, Hi Seoul, Busan Travel Fair, Busan Film Festival di berbagai kota di Korea Selatan, promosi kebudayaan ini dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok seni tari dan budayawan Indonesia untuk berpromosi di Korea Selatan.114 3. Dibentuk program “Touch Korea” sejak 2010 oleh MOFAT bersama dengan KTO sebagai kampanye interaktif yang berusaha untuk menggambarkan dan memperkenalkan Korea Selatan secara virtual kepada para wisatawan untuk meningkatkan jumlah wisatawan Indonesia ke Korea Selatan.115 Selain itu bentuk keberhasilan strategi diplomasi government MOFAT juga dapat dibuktikan dengan: 1. Meningkatnya jumlah ekspor produk budaya Korea Selatan. Berdasarkan data statistik Bank Of Korea, bidang ekspor budaya dan jasa hiburan juga industri musik Korean-pop, telah menghasilkan keuntungan sebesar US$ 794 juta tahun lalu, dan mengalami peningkatan 25% dari US$ 637 juta di tahun 2010 seiring Korean-pop semakin diminati oleh masyarakat internasional.116 2. Masuknya beberapa warisan budaya Korea Selatan dalam daftar warisan dunia UNESCO “Memory of the World Heritage” ialah Kuil Bulguksa dan Gua Seokguram tahun 1995; Istana Changdeokgung dan Benteng Hwaseong tahun 1997; situs-situs dolmen di Gochang, Hwasun dan Ganghwado, tempat 114 Kedutaan Besar Republik Indonesia, “Kerjasama Sosial Budaya, [data on-line]: tersedia http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/sosbud ;internet; 15 Agustus 2014. 115 Noh Hyun-gi. 2011. “KTO offers virtual dates with K-Pop stars”. [Data on-line]; tersedia http://www.koreatimes.co.kr/www/news/art/2012/05/201_101202.html; internet; diunduh pada 2 Mei 2014. 116 ChosunMedia, “K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports,” ChosunMedia-The Cholsunilbo, 7 Februari 2012. [Artikel on-line]; tersedia http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.html ; Internet; diunduh pada 22 Februari 2014. 66 di: di; di bersejarah Gyeongju, juga ibu kota Kerajaan Silla kuno tahun 2000; pulau vulkanik Jejudo dan pipa-pipa lavanya tahun 2007, dan sebagainya.117 Dengan demikian seluruh kebijakan yang dibentuk oleh MOFAT, kemudian diimplementasikan bersama dengan aktor-aktor penting Korea Selatan melalui strategi business perusahaan industri POSCO juga media dan komunikasi Arirang World (After School Club), yang nantinya akan diawasi oleh Inspector General MOFAT. Sehingga adanya keterlibatan kerjasama MOFAT pada akhirnya juga dapat menjadi aspek yang lebih luas lagi untuk peningkatan pendapatan ekonomi Korea Selatan dan kemajuan industri Korea Selatan. 4.2.2 Diplomasi Business Korea Selatan Terhadap Indonesia (Perwujudan Perdamaian melalui Perdagangan, ekspor, dan FDI) Sebagian besar negara didunia yang tergolong kedalam negara maju maupun negara berkembang termasuk Korea Selatan dengan Indonesia melakukan strategi diplomasi business sebagai salah satu cara efektif untuk memperlancar hubungan kerjasama ekonomi industri kedua negara. Hal ini terlihat jelas dalam peran yang dimainkan oleh POSCO bersama dengan PT.Krakatau Steel Indonesia. Sehingga pelaku bisnis merupakan salah satu kelompok kepentingan Korea Selatan yang bergerak melalui strategi industrinya untuk meningkatkam ekonomi negara dan memperkuat posisi mereka sebagai negara industri maju dunia saat ini. Upaya Korea Selatan yang kuat dalam membangun dan meningkatkan citra bisnis yang sukses didunia internasional terbukti dengan peringkat yang Korean Cultural Center, “Budaya Korea”, UNESCO, 2014 [Data on-line]; tersedia di: http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201105180026&promImg=1309399446704.gif&men uType=CH&subImg=1309399446704.gif ;internet; diunduh 1 Juli 2014. 117 67 didapatkannya sebagai “Business Freedom” di lingkup regional Asia-Pasifik mengungguli China dan Jepang. Berikut grafik perbandingan tingkat business global dalam lingkup regional Asia-Pasifik sejak tahun 2005-2014: Grafik.IV.9 Regional Ranking, Business Freedom-Index of Economic Freedom in Asia Pasifik Sumber: The Heritage Foundation, In Partnership With Wall Street Journal http://www.heritage.org/index/visualize?countries=southkorea|china&src=ranking Data grafik analisis diatas menerangkan bahwa sejak tahun 2005 hingga 2014 di lingkup Asia Pasifik, Korea Selatan saat ini merupakan negara yang lebih unggul dan memiliki kebebasan dalam aktivitas bisnis yang lebih tinggi diantara Jepang dan China yang dikenal sebagai negara dengan kemajuan ekonomi dunia. Pada tahun 2005 Korea Selatan berada diatas China sebagai negara bebas bisnis dan menempati nilai yang sama dengan Jepang pada ukuran negara dengan intensitas diatas moderately free, pada tahun 2006 nilai bisnis Korea Selatan meningkat diatas intensitas mostly free, pada tahun 2007 dan 2008 nilai bisnis Korea Selatan tetap pada posisi diatas mostly free, kemudian pada tahun 2009 hingga 2014 nilai bisnis Korea Selatan meningkat tajam dengan intensitas 68 freedom mengungguli Jepang dengan intensitas mostly fee dan China dengan intensitas mostly unfree. Ukuran business freedom adalah sebuah kerangka peraturan yang kompetitif dalam memfasilitasi pembangunan atau pembentukan bisnis dan inovasi, sehingga semakin tinggi nilai kebebasannya menggambarkan bahwa adanya perkembangan aktivitas bisnis disuatu negara yang semakin maju dalam hal inovasi, tidak ada kekakuan dalam peraturan bisnis, stabilitas buruh, pasar tenaga kerja yang dinamis, pembangunan bisnis, dan perluasan bisnis secara domestik dan internasional. Kemajuan teknologi yang terus bersaing didunia internasional membuat Korea Selatan terus berusaha memperbaharui industrinya menjadi lebih kreatif, inovatif dan menjadi lebih maju didunia internasional agar menjadi negara industri yang disegani dunia. Hal ini berhasil dicapai POSCO sebagai salah satu perusahaan industri baja terbesar Korea Selatan dan nomer 6 di dunia, juga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Korea Selatan yang mutahir dan mampu menghasilkan tenaga kerja yang kreatif dalam mengembangkan potensi industri kreatif seperti Arirang World TV (After School Club) hingga berhasil menempatkan Korea Selatan sebagai negara populer dunia saat ini. Saah satu bentuk strategi diplomasi business melalui perusahaan industri besar Korea Selatan terhadap Indonesia diantaranya ialah melalui: 4.2.2.1 Industri Baja Korea Selatan POSCO POSCO merupakan perusahaan industri baja terbesar Korea Selatan, bahkan industri baja nomer 6 di dunia, the world’s most competitive steelmaker, global 100 most sustainable, top 200 global company, dan sebagai world-class 69 technology, selain itu POSCO memproduksi 30,5 juta ton per tahun.118 Melalui strategi diplomasi business, POCSO bertujuan untuk dapat memperkenalkan keunggulan dan kemajuan teknologi juga kemajuan industri Korea Selatan yang berkembang pesat sehingga dikenal dengan julukan “Miracle of the Han River”.119 Untuk memperluas kekuatan ekonomi industrinya didunia internasional, maka salah satu strategi yang dilakukan POSCO ialah melakukan kerjasama dengan negara-negara pemilik potensi bahan mentah sumber daya alam salah satunya Indonesia. POSCO pada akhirnya berhasil menandatangani joint venture agreement pada bulan Agustus 2010 dengan perusahaan pemerintah Indonesia yaitu PT.Krakatau Steel dan berubah menjadi nama PT.Krakatau Posco yang terletak di Cilegon.120 KS memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun, KS memiliki sepuluh anak perusahaan, KS juga sanggup melakukan diversifikasi usaha yang menunjang operasional Perusahaan, seperti produk baja bernilai tambah tinggi (pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan, baja profil), industri utilitas (air bersih, tenaga listrik), industri infrastruktur (pelabuhan, kawasan industri), industri jasa teknik (konstruksi, rekayasa), teknologi informasi, serta layanan kesehatan (rumah sakit), bahkan produk-produk baja KS ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga dipasarkan secara internasional.121 PT. Krakatau Posco, “Company”, [data online]; tersedi di: http://www.krakatauposco.co.id/company/our_company ;internet; diunduh pada 19 September 2014. 119 The Asan Institute For Policy Studies, “Korea‟s Public Diplomacy”, 2012, [Pdf online], h.5. 120 PT. Krakatau Posco, “Background”, [data online]; tersedia di: http://www.krakatauposco.co.id/company/brief_background ;internet; diunduh pada 19 September 2014. 121 Krakatau Steel, “Sejarah Singkat”, [data online]; 10 September 2014. 118 70 Sebelum kesuksesan menuju joint venture agremeement antara Korea Selatan dengan Indonesia, telah terjadi konflik perdebatan didalam domestik Indonesia antara kaum elit lokal, politisi, birokrat ataupun pemerintahan pusat dan pemerintah daerah juga masyarakat bahkan terjadi demonstrasi kecil dalam hal privatisasi mendatang PT.Krakatau Steel dan investasi asing yang ditetapkan pemerintah.122 Beberapa alasan yang melatarbelakangi masyarakat dan pemerintah daerah menentang privatisasi dan investasi tersebut ialah: 123 Pertama, KS memiliki nilai simbolis dimana kehadirannya membuat kota Cilegon dikenal sebagai kota baja, pembangunan perusahaan dan kota Cilegon juga tumbuh secara bersama-sama. Kedua, KS dianggap menjadi aset bagi Indonesia dan sejak bertahun-tahun telah menjadi mesin perekonomian daerah Cilegon bahkan Indonesia. Ketiga, adanya kekhawatiran bahwa proyek patungan KS kepada investor asing akan memiliki efek negatif pada prospek lapangan kerja bagi masyarakat setempat karena dapat mengurangi jumlah pekerja yang tersedia bagi pekerja Indonesia, sehingga semua alasan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa liberalisasi ekonomi dan privatisasi akan membuat sifat perusahaan-perusahaan ini jauh lebih eksploitatif dari penduduk setempat. Selain itu beberapa hal yang menjadi konflik perdebatan dan menghambat joint venture agreement PT.Krakatau Steel dengan POSCO sehingga tertundanya FDI POSCO senilai US$ 6 miliar ialah: 122 Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles in an Indonesian Industrial Town”, (International Institute of Social Studies:Netherlands, 2012), h.71. 123 Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles “, h.72 71 Adanya sengketa pertentangan lahan antara pemerintah daerah Cilegon dengan pemerintah pusat Jakarta, dimana KS dan POSCO berencana untuk membangun pabrik baja baru di industri arca di Cilegon sedangkan proyek dari pemerintah daerah Cilegon berencana untuk membangun pelabuhan baru di Kubang Sari.124 Penjualan awal pada tahun 2010 yang menghasilkan sebesar 20% saham untuk KS.125 Keberadaan pemimpin KS yang menganggap privatisasi diperlukan untuk memodernisasi perusahaan, memperbarui fasilitas produksi dan menjamin daya saing internasional, tokoh-tokoh kuat lainnya tidak bersedia untuk menyerah pada perusahaan yang selama bertahun-tahun telah menjadi sumber menguntungkan bagi mereka.126 Untuk mengatasi ketegangan konflik dan perselisihan maka salah satu strategi diplomasi business yang dilakukan POSCO ialah dengan melakukan teknik lobi, karena industri baja raksasa asal Korea Selatan ini sangat tertarik untuk memasuki pasar baja lebih luas dengan melakukan FDI di Asia Tenggara salah satunya Indonesia. Beberapa lobi diplomasi business yang dilakukan POSCO untuk mensukseskan joint venture agrement nya diantaranya: pada tanggal 6 November 2009, President and Chief Investment Officer POSCO Lee Dong Hee dan Vice President POSCO Sung Kwan-Baek berkunjung ke empat 124 125 126 Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles“, h.73. Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles“, h.73. Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles“, h.72. 72 menteri Indonesia, yakni Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri ESDM, dan Menteri Negara BUMN.127 Perselisihan atau konflik sengketa akhirnya terselesaikan pada akhir tahun 2011 dan kerjasama proyek patungan industri baja POSCO dengan PT.Krakatau Steel akan segera terealisasi yang didukung oleh parlemen dan kementerian BUMN nasional dan difasilitasi oleh keringanan pajak.128 Parlemen, Pemerintah dan kementerian BUMN Jakarta melanjutkan kebijakan privatisasi dan investasi asing untuk melakukan joint venture agreement antara PT.Krakatau Steel kepada POSCO, dikarenakan terbatasnya pasokan jumlah subsidi dari pemerintah dan kurangnya pendanaan dari tingkat nasional pada PT.Krakatau Steel untuk memproduksi baja industri nasional, sehingga dengan bergabungnya bersama POSCO akan memberikan keringanan biaya produksi industri baja untuk Indonesia dan perluasan lapangan pekerjaan sebagai penunjang kemajuan ekonmi industri.129 PT.Krakatau Posco yang merupakan perusahaan patungan (Joint Venture Company) antara POSCO Korea Selatan dan PT.Krakatau Steel, telah memulai kontruksi pembangunan pada tanggal 1 juli 2011 dan aktif memulai produksinya pada tahun 2013 dan tahun 2014.130 FDI yang ditanamkan POCSO dalam proyek patungan industri terpadu di Indonesia tersebut memberikan keuntungan ekonomi industri yang besar bagi Korea Selatan. Hal tersebut terbukti dari presentasi tahap 127 Viva News, “Krakatau Steel-Posco Korsel Teken Perjanjian,” [berita online]; tersedia di: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/110548-krakatau_steel_posco_korsel_teken_perjanjian ;internet; diunduh pada 7 Oktober 2014. 128 Suzanne Naafs, “Youth, Work and Lifestyles“, h.73. 129 Suzanne Naafs,“Youth, Work and Lifestyles“, h.71. 130 PT.Krakatau Posco, “about company”, [artikel online]; tersedia di: http://www.krakatauposco.co.id/ ;internet; diunduh pada 20 September 2014. 73 awal yang didapatkan dari kepemilikan saham antar kedua perusahaan, dimulai dengan 70% untuk POSCO dan 30% untuk PT Krakatau Steel, kemudian akan bertambah menjadi 45% satu tahun setelah Final Acceptance Certificate (FAC) dengan cara membeli 15% saham dari POSCO, sehingga kepemilikan saham menjadi 55% untuk POSCO dan 45% untuk KS.131 Hingga saat ini, BKPM Indonesia mengatakan bahwa sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 POSCO telah menanamkan FDI di Indonesia yang bergerak dalam industri besi dan baja senilai US$ 1,51 triliun yang berlokasi di Cilegon, Banten.132 4.2.3 Diplomasi Communications and the Media Korea Selatan Terhadap Indonesia ( Perwujudan Perdamaian melalui Media dan Informasi) Dalam perkembangan dunia, media menjadi pelaku utama yang mempengaruhi keadaan dunia global khususnya terhadap Korea Selatan. Saat ini komunikasi dan pertukaran informasi seluruh negara di dunia dapat berlangsung dengan cepat melalui akses media televisi, radio, telepon, dan internet. Kemajuan teknologi dan informasi melalui seluruh penggunaan media komunikasi telah dimanfaatkan Korea Selatan semaksimal mungkin. Gambar.IV.3 Media do Usually Use to Experience ROK Sumber: KITA.org, News, Korean Show a Way to Export. Krakatau Steel, “PT Krakatau Steel & POSCO Mendirikan Perusahaan Patungan Pabrik Baja Terpadu di Indonesia”, [data online]; tersedia di: http://www.krakatausteel.com/?page=viewnews&action=view&id=1462 ;internet; diunduh pada 10 September 2014. 132 Kompas.com, “10 Investor Korea Selatan Terbesar di Indonesia”; [artikel online]; tersedia di: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/28/13542033/Ini.10.Investor.Korsel.Terbesar.di.Indonesia ;internet; diunduh pada 10 Juli 2014. 131 74 Data analisis gambar diatas menjelaskan bahwa dari keseluruhan media yang digunakan untuk mengamati Korea Selatan, media massa TV memiliki pengaruh yang paling besar terhadap penyebaran informasi mengenai Korea Selatan dengan presentasi yang berbeda-beda mulai dari penayangan TV, internet, radio, performance, dan lain-lain. TV menempati posisi tertinggi dengan presentasi 50,8%, disusul dengan internet sebesar 37,3%, performance 7,8 %, radio 1,5 %, bentuk lainnya 2,5%. Melalui media massa, industri-industri Korea Selatan memiliki wadah yang tepat untuk dapat memperkaya pengetahuan masyarakat dan mempromosikan atau menyebarkan hasil karya atau produksi mereka dalam berbagai bentuk yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi peningkatan ekonomi industri Korea Selatan. Artinya media komunikasi memiliki peran penting dalam mensosialisasikan atau mentransfer nilai-nilai tertentu dalam masyarakat di suatu negara. Bagi Korea Selatan media memiliki peran penting dalam bentuk kebijakan yang dilakukan oleh Korea Selatan untuk mewujudkan kepentingannya. Media tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai strategi untuk membentuk opini publik, sebagai jalan tengah dalam membuka hubungan kerjasama antar aktor, dan untuk memunculkan ciri khas citra positif terhadap Korea Selatan bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Sehingga media dijadikan sebagai strategi diplomasi Korea Selatan dengan Indonesia melalui diplomasi communications and the media terhadap pemerintah Indonesia, kelompok, individu atau masyarakat Indonesia. Hal tersebut terlihat dari 75 meninggkatnya secara umum jumlah ekspor program TV Korea Selatan terhadap sejak tahun 2000-2007: Grafik.IV.10 Ekspor dan Impor Program TV Korea Sumber: Korean Ministry of Culture and Tourism (MCT) Data grafik analisis ekspor program TV Korea Selatan dapat dilihat bahwa Korea Selatan juga fokus terhadap media komunikasi salah satunya ekspor program TV. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2007 ekspor program TV Korea Selatan memperlihatkan jumlah nilai yang terus memuncak yang diawali dengan nilai US$ 13 juta pada tahun 2000, meningkat menjadi US$ 162 juta pada tahun 2007. Saah satu bentuk strategi diplomasi communications and media melalui Korea Selatan terhadap Indonesia diantaranya ialah melalui: 4.2.3.1 Arirang World TV (program After School Club) Arirang World TV merupakan lembaga penyiaran internasional Korea Selatan dengan bantuan satelit multi-guna luar angkasa Korea Selatan dengan resolusi tinggi untuk menyebarkan informasi ke berbagai wilayah dunia.133 KBS World Radio, ” Satelit Arirang-3 sukses diluncurkan pada tgl. 18 Mei”; [berita online]; tersedia di: http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_newsthema_detail.htm?lang=i&id=news_newsthema&No=41332&current_page =4 ;internet; diunduh pada 20 September 2014 133 76 Strategi diplomasi communications and the media merupakan langkah efektif yang dipilih Arirang yang awal keberadaanya dibangun oleh The Korea International Boradcasting Foundation. Tujuan dasar dari Arirang World TV adalah berusaha untuk mendekati dunia internasional dengan kelembutan dan kehangatan bangsa Korea Selatan, semangat sejati Korea, dan kemajuan teknologi dan informasi Korea, juga berusaha untuk membawakan perdamaian di seluruh dunia, memperkenalkan tradisi dan budaya Korea Selatan, membantu melestarikan alam dengan memastikan bahwa semua aset di bidang sejarah, budaya, seni, ilmu pengetahuan dan obat-obatan dapat dibagi dengan semua masyarakat diseluruh dunia melalui satelit.134 Arirang World TV merupakan saluran penyiaran global dengan berbagai program yang mewakili Korea Selatan untuk menyampaikan lebih baik lagi nilainilai positif Korea Selatan. Saluran global ini juga sebagai jalan untuk memperkenalkan dan mengembangkan industri-industri Korea Selatan di lingkup global. Salah satu program Arirang World TV yang menarik banyak perhatian dunia internasional dan generasi muda ialah program After School Club. After School Club adalah program live permintaan acara musik untuk para penggemar K-Pop di seluruh dunia dengan dihadiri oleh bintang tamu sesuai permintaan penonton, selain itu After School Club tidak hanya dapat dilihat melalui televisi, tetapi juga dapat terhubung langsung melalui video chat Google Hangouts, twitter, dan Facebook.135 134 Asia‟s Heartbeat Arirang, “CEO Message”, [artikel online]; tersedia di: http://www.arirang.co.kr/prroom/CEO_Message.asp ;internet; diunduh pada 7 September 2014. 135 Arirang World TV, “About After School Club”; tersedi di: http://arirang.co.kr/Tv2/Tv_About_Content.asp?PROG_CODE=TVCR0688&MENU_CODE=101718&code=Po3&sys_la ng=Eng ;internet; diunduh pada 9 September 2014. 77 Tujuan After School Club merupakan salah satu program yang khusus dibuat Korea Selatan melalui satelit 24 jam sehari untuk meningkatkan citra “global Korea” dan pengaruhnya di dunia internasional.136 Schedule penayangan After School Club pada pukul 15.00, seolah terkesan sengaja untuk buat untuk menarik perhatian dan mempengaruhi pemikiran generasi muda terhadap citra positif Korea Selatan sepulang beraktifitas dari sekolah.137 After School Club merupakan salah satu program yang sukses dalam mempengaruhi masyarakat internasonal, termasuk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan saat ini program After School Club melalui Arirang World TV telah disaksikan di lebih dari 188 negara dan dilihat oleh masyarakat global yang berjumlah 112,85 milliar di setiap benua melalui siaran delapan satelit termasuk Indonesia.138 Selain itu keberhasilan pengaruh citra “global Korea” melalui After School Club, juga dapat dibuktikan melalui situs jejaring sosial yaitu Google+ After School Club yang berhasill menarik minat masyarakat sebanyak 913.749 pengikut.139 Asia‟s Heartbeat Arirang, “About Arirang”, [artikel online]; tersedia di: http://www.arirang.co.kr/prroom/About_ArirangN1.asp ;nternet; diunduh pada 5 September 2014. 137 Arirang TV, “Schedule”; [data online]; tersedia di: http://arirang.co.kr/Tv/Tv_Index.asp?MType=S&sys_lang=Eng ;internet; diunduh 17 September 2014. 138 Asia‟s Heartbeat Arirang, “How to Watch”, [artikel online]; tersedia di: http://www.arirang.co.kr/prroom/HowToWatch1.asp?sys_lang=Eng ;internet; diunduh pada 5 September 2014. 139 Arirang TV, “After School Club”, https://plus.google.com/+ArirangAfterSchoolClub/about ;internet; diunduh pada 7 Oktober 2014. 136 78 BAB V. KESIMPULAN Terjadinya perubahan arah politik dunia di abad ke-21 kearah yang lebih kontemporer, seolah menggamarkan bahwa seluruh negara saat ini sedang bersaing tak hanya dalam hal politik dan militer tetapi juga bersaing dalam kemajuan ekonomi, industri, sosial budaya, bahkan bersaing dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir untuk meningkatkan bargaining position mereka didunia internasional. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa seolah tidak ada batas (borderless) bagi setiap negara untuk mewujudkan kepentingannya dalam melaksanakan kebijakan dalam negeri dan luar negerinya, padahal tidak semua negara didunia internasional memiliki power yang sama untuk survive dan mewujudkan kepentingannya. Keadaan sistem internasional tersebut memicu negara-negara dunia baik itu negara maju maupun negara berkembang untuk menjalin hubungan kerjasama internasional diberbagai bidang baik secara bilateral, regional bahkan internasional sebagai salah satu cara meningkatkan potensi negara di dunia internasional. Korea Selatan dalam hal ini bersama dengan Indonesia telah berupaya untuk menjalin hubungan kerjasama internasional dalam bidang ekonomi industri. Pada abad ke 21 kerjasama ekonomi industri kedua negara tertuang dalam Deklarasi Besama Kemitraan Strategis “Joint Declaration on Strategic Partnership” pada Desember 2006, dan selanjutnya diperkuat lagi dengan dibentuknya kerjasama “Indonesia-Korea Joint Task Force on Economic Cooperation (JTF-EC) pada April 2007”. 79 Kerjasama aspek ekonomi dengan cara memperkuat sektor industri diimplementasikan dalam bentuk perdagangan, FDI, dan ekspor yang dilakukan melalui peran industri besar Korea Selatan salah satu diantaranya industri baja POSCO, juga perusahaan industri besar MNC Korea Selatan dan peran media komunikasi melalui Arirang World TV (After School Club). Keberhasilan Korea Selatan sebagai negara ekonomi industri maju dunia saat ini tidak terlepas dari peran pemerintah, bisnis, dan media, serta pembelajaran masyarakat Korea Selatan dari pengalaman sejarah dimasa invasi Jepang dan perang saudara, pembelajaran masyarakat Korea Selatan pasca krisis moneter dan krisis ekonomi global, juga kebijakan pemerintah Korea Selata yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi. Untuk mensukseskan kerjasama ekonomi industri Korea Selatan dengan Indonesia maka diperlukan sebuah konsep modern dengan cara soft power yang dapat melibatkan seluruh aktor-aktor baik negara dan non negara dalam sistem internasional tanpa menggunakan instrumen hard power yaitu Multi Track Diplomacy yang mengusung perdamaian antar aktor. Diplomasi multi track Korea Selatan terhadap Indonesia dimainkan oleh multi aktor yang dapat dikatakan memiliki peran besar dalam perkembangan ekonomi industri Korea Selatan yaitu diplomasi government, diplomasi business, dan diplomasi communications and the media. Pada proses diplomasi government terhadap Indonesia, kerjasama ekonomi industri dijalankan oleh kedua kepala negara terlebih dahulu karena berhubungan dengan perumusan kebijakan kerjasama yang legal, dan pada akhirnya 80 kesepakatan-kesepakatan kerjasama ekonomi industri tersebut akan dilaksanakan oleh masing-masing pihak yang terlibat didalamnya seperti MOFAT. MOFAT selanjutnya mengejar kebijakan tersebut dengan melakukan berbagai langkah yang pada akhirnya berhasil berkontribusi untuk peningkatan ekonomi industri Korea Selatan seperti melalui KOICA. Sedangkan diplomaasi business terhadap Indonesia memainkan perannya pada perluasan perdagangan dalam industri besar Korea Selatan dan hal tersebut ialah POSCO. Keberadaan POSCO dalam menanamkan FDI nya di Indonesia secara langsung atau tidak memberikan kontribusi besar bagi peningkatan ekonomi industri Korea Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari joint venture agreement PT.Krakatau Posco, dimana kepemilikan saham oleh POSCO jauh lebih besar senilai 70% dari PT.Krakatau Steel senilai 30%. Selanjutnya pada diplomasi communications and the media terhadap Indonesia, dalam membentuk opini publik citra positif terhadap Korea Selatan ialah melalui Arirang World TV dengan salah satu program terfavorit After School Club. After School Club sengaja dibuat untuk memberikan citra positif dan pengaruh terhadap masyarakat internasional khususnya generasi muda melalui live music K-Pop. Seluruh strategi diplomasi dan aktor Korea Selatan yang telah berperan dalam kerjasama ekonomi industri ini telah berhasil diwujudkan. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya volume perdagangan, ekspor, dan FDI Korea Selatan terhadap Indonesia hingga tahun 2012, dan meningkatnya pengaruh citra positif Korea Selatan di Indonesia yang menempati volume tinggi 81 dibandingkan dengan negara-negara dunia lainnya seperti China, Inggris, USA, Jepang, dll. Apapun betuk karya yang dihasilkan oleh aktor-aktor Korea Selatan dalam strategi diplomasinya untuk meningkatkan kekrjasama ekonomi industri harus mencerminkan ciri khas Korea Selatan sebagai negara modern yaitu negara industri maju dunia, kemajuan teknologi dan komunikasi mutakhir, semangat memajukan perusahaan dan negara, kredibilitas generasi muda, dan sebagai negara kultural yaitu negara yang melestarikan ajaran konfusianisme, menjunjung tinggi nilai sejarah, semangat kesatuan bangsa Korea, dan menjaga semangat tradisional Korea. Sehingga pada implementasinya seluruh strategi diplomasi multi track yang dijalankan antar aktor tersebut saling berkaitan. Strategi multi track diplomacy yang dilakukan oleh multi-aktor Korea Selatan dalam kerjasama ekonomi industri berhasil mewujudkan kepentingan nasional Korea Selatan. Pertama, untuk meningkatkan perekonomian Korea Selatan, dimana keuntungan ekonomi tersebut dicapai dengan meningkatkan volume perdagangan, FDI dan ekspor Korea Selatan terhadap Indonesia melalui cara memperkuat sektor industri dan hal ini terbukti dengan keterlibatan POCSO dan perusahaan MNC lainnya. Kedua, memperkuat posisi Korea Selatan sebagai negara industri maju dunia dengan cara mobilisasi industri Indonesia. Industri Korea Selatan saat ini telah menjadi ancaman dan kompetitor bagi Jepang, China, dan Amerika disebabkan oleh meningkatnya persaingan intensitas perdagangan bebas saat ini. Ketekunan industri Korea Selatan yang terus berinovasi dan berkualitas dalam 82 produknya yang berteknologi tinggi, berhasil menempatkan industri Korea Selatan baik itu industri berat atau industri ringan pada kesuksesan pasar global termasuk mobilisasi pasar industri Indonesia. Banyaknya jumlah perusahaan dan kelompak impor hasil industri Korea Selatan di Indonesai menggambarkan bahwa industri Indonesia secara langsung ataupun tidak telah dimobilisasi oleh Korea Selatan. Ketiga untuk membangun dan menyebarkan citra “global Korea” salah satunya melalui Arirang World TV dengan ide kreatif untuk menarik perhatian generasi muda yaitu program After School Club. After School Club sukses dengan meningkatnya ketertarikan dan minat masyarakat Indonesia melalui K-Pop. Hal tersebut tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia yang terpengaruh pada hal-hal yang terkait dengan Korea Selatan seperti musik, fashion, acara hiburan (drama, film, variety show), makanan, pariwisata, pendidikan dan sebagainya. Dengan demikian, strategi multi track diplomacy merupakan instrumen penting bagi Korea Selatan untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui hubungan kerjasama ekonomi industri dengan Indonesia. Salah satu kepentingan nasional sebuah negara adalah mencapai peningkatan ekonomi dan kemajuan industri. Ketika ketiga kepentingan Korea Selatan tersebut terwujud, maka pada akhirnya akan meningkatkan bargaining position Korea Selatan di dunia internasional. Perkembangan Korea Selatan yang dinamis dalam berbagai hal di Indonesia juga menjelaskan bahwa multi track diplomacy melalui berbagai aktor Korea Selatan ternyata berhasil dan sangat diterima oleh masyarakat Indonesia. Sehingga srategi multi track diplomacy Korea Selatan terhadap Indonesia dalam kerjasama ekonomi industri tahun 2006-2012 berhasil dilaksanakan. 83 DAFTAR PUSTAKA Buku: Cummings, Milton C, Cultural Diplomacy and the United States Government, Center fo Art and Culture,Center,2003. Creswell, John W. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage Publication, 1994. Diamond, Louise, dan Ambassador John Mc Donald. Multi-Track Diplomacy : A Sistem Approach to Peace – Third Edition. United States of America: Kumarian press, 1996. Hendrawan, F. R, Sikap Jepang terhadap Rencana Reunifikasi Korea, Yogyakarta, UMY,2004. Holsti, K.J. Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis - Edisi keempat-Jilid satu. Jakarta: Erlangga, 1988. Holsti, K. J, International Politik : A Framework For Analisys, Englewood Cliffs : Prentice Hall International,Inc, 1995. Jackson Robert dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Jeon, Je Seong, dan Yuwanto. Era Emas Hubungan Indonesia – Korea : Pertukaran Kultural Melalui Investasi dan Migrasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2014. Kim, Myung Oak, dan Sam Jaffe. The New Korea : Mengungkap Kebangkitan Ekonomi Korea Selatan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2013. Lee Myung-Bak, Administration’s Foreign Policy and National Security Vision: “global Korea” The National Strategy of the Republic of Korea, Cheong Wa Dae: Office of The President, 2009. Mas‟oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, 1990. Myung-Bak, Lee, The Lee Myung-Bak Administration’s Foreign Policy and National Security Vision: “global Korea” The National Strategy of the Republic of Korea. Cheong Wa Dae,Office of The President, 2009. xii Naafs, Suzanne, Youth, Work and Lifestyles in an Indonesian Industrial Town, International Institute of Social Studies:Netherlands, 2012. Notter James and Louise Diamond, Building Peace and Transforming Conflict: Multi-Track Diplomacy in Practice, Occasional Paper Number 7, The Institute For Multi Track Diplomacy, Oktober, 1996. Nye, Joseph.S. Soft power : The Means to Succes in World Politics. New York: Public Affairs, 2004. Papp, D.S. Contemporary International Relation : A Framework for Understanding, Second Editions. New York: MacMillan Publishing Company, 1988. Soekarno, Shinta R.I, Anung Herlianto, M.Taufik Amrozy, dkk, Bangkitnya Perekonomian Asia Timur-Satu Dekade Setelah Krisis, (Jakarta, Bank Indonesia, Kompas Gramedia, 2013. Sung Sang-Yeon, Why are Asians Attracted to Korean Pop Culture?, The Korea Herald (eds). Korean wave, Seoul,Jimoondang, 2008. Taylor, S.J, Introduction to Qualitative Research Methods: The Search for Meaning; New York, John Wileyand Sons, 1984. Yoon, Yang Seung dan Mohtar Mas‟oed, Politik Luar Negeri Korea Selatan: Penyesuaian Diri Terhadap Masyarakat Internasional , Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2004. Disertasi, Skripsi: Ayu, Silvi Fitri. Kebijakan Ekonomi Park Chung Hee Dalam Industrialisasi di Korea Selatan Periode 1961-1979. Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, 2011. Dwirezanti, Adina. Budaya Populer Sebagai Alat Diplomasi Publik: Analisa peran Korea Wave Dalam Diplomasi Publik Korea periode 2005-2010. Depok: Universitas Indonesia - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Hubungan Internasional, 2012. Eau Jaisohn, “Crisis, Contradiction and Contingency: An Ethnography of Corporate Capitalism in Korea and Indonesia”, eScholarship-University of California, 2010. xiii Jurnal: Doobo, Shim, "Hybridity and Rise of Korean Popular Culture in Asia," Media Culture and Society Vol.28(1), 2006 [jurnal on-line]; tersedia di http://ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Doobo-ShimHybridity-and-the-rise-of-Korean-popular-culture-in-Asia.pdf internet; diunduh pada 20 Januari 2014 Juwana, Hikmahanto. “Hukum Internasional Sebagai Instrumen Politik: Beberapa Pengalaman Indonesia Sebagai Studi Kasus,” Indonesia Journal of International Law Vol: 1 No 1 Universitas Indonesia, Oktober 2003. Kaurow, Mareta Chairani. “Strategi Korea Selatan dalam ekspor produk Korean Waves ke Jepang,” eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Vol:1, Nomor 3:605-614, ISSN 0000-0000,ejournal.hi.fisip-unmul.org, 2013 [jurnal online]; tersedia di http://ejournal.hi.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/08/hi_mareta_korean_waves_jap an%20%2808-30-13-07-25-40%29.pdf ; internet; diunduh pada 20 Januari 2014. S.J Lee, “The Korean Wave: The Seoul of Asia‟, The Elon Journal of Undergraduate Research in Communications Vol. 2(1), 2011. Publikasi, Surat Kabar,Majalah, Artikel: Asian info, “Korea's Economy,” http://www.asianinfo.org/asianinfo/korea/economy.htm (diakses 10 Februari 2014). Conference of Indonesian Students (CISAK) 2009, Astase perdagangan KBRI Seoul, “Perkembangan Perdagangan Indonesia-Korea Tahun 2008”; [pdf] http://cisak.perpika.kr/proceeding/CISAK2009/Proceeding_CISAK_20092.pdf (diakses 15 Mei 2014). ChosunMedia, “K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports,” ChosunMedia-The Cholsunilbo, 7 Februari 2012. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.h tml ; (diakses 22 Februari 2014) Diplomasi Indonesia 2012, “Republik Korea”, Jakarta: Perpustakaan Departemen Luar Negeri Ali Alatas, 2012. Global Finance Magazine - South Korea, Global Data – “South Korea, Anuual Survey: World‟s Best Banks 2014” Data on GDP & Economic Information-Largest Companies in Korea, South. 7 Mei 2014. xiv http://www.gfmag.com/global-data/country-data/south-korea-gdp-countryreport ;(diakses 1 Juli 2014). Guoliang, Z-Cheong Wae Da Office of the president, “Toward the New Era of East Asian Culture through emerging of Korean wave. and China Wind”. http://english.president.go.kr/cwd/en/archive/archive_view.php?meta_id=f or_your_info&m_def=3&ss_def=4&id=923b8c455dd8de7fbd228f6c (diakses 20 September 2014). Indonesia Investment, “Budaya-Ekonomi Indonesia”. http://www.indonesiainvestments.com/id/budaya/ekonomi/item177 (diakses 8 Juni 2014). Joongang Daily, Hong-jin Kim, “The Growing Popularity of the Korean Language”, http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2009/09/11/2009091100859.h tml (diakses 1 Oktober 2014). Joseph S. Nye, “Soft Power and Higher Education,” Forum for the Future of Higher Education (2005): 12. http://www.educause.edu/Resources/SoftPowerandHigherEducation/15867 6; (diakses 20 Januari 2014) Kim, J. Y, “Rethinking Media Flow Under Globalisation: Rising Korean Wave and Korean TV and Film Policy Since 1980s”, Warwick Research Archive Portal, Welcome to Warwick Research Archive Portal-Warwick Research Archive Portal. http://wrap.warwick.ac.uk/1153/ (diakses 15 September 2014). Korean National Commission for UNESCO, Ministry for Health, Welfare and Family Affairs, Cultural Haritage Administration of Korea, “UNESCO Memory Of The World -Training Workshop In The Asia-Pasific Region”, Incheon, Republic of Korea, 2009. KOMPAS.com, “Gelombang Korea dan gaya menunggang kuda ala Psy”, http://tekno.kompas.com/read/2012/09/28/06141280/gelombang.korea.dan .gaya.menunggang.kuda.ala.psy ; (diakses 9 Agustus 2014). KOMPAS.com“10 Investor Korsel Terbesar di Indonesia”. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/28/13542033/Ini.10.Inves tor.Korsel.Terbesar.di.Indonesia. (diakses 15.September 2014). KOMPAS.com, “Indonesia Diminati Mahasiswa Korea”. http://edukasi.kompas.com/read/2012/01/24/0952418/Indonesia.Diminati. Mahasiswa.Korea (diakses 25 Juni 2014). xv Koreanntimes, Noh Hyun-gi. 2011. “KTO offers virtual dates with K-Pop stars”. http://www.koreatimes.co.kr/www/news/art/2012/05/201_101202.html ; (diakses 2 Mei 2014). Koreana.or.kr, Koreana, A Quarterly on Korean Culture & Arts, “Arirang”, http://www.koreana.or.kr/months/news_view.asp?b_idx=3162&lang=in& nt=&page_type=list (diakses 9 Agustus 2014). Okezone Techno, “Fitur keunggulan smartphone Samsung”.http://techno.okezone.com/read/2014/07/24/92/1017564/tigafitur-keunggulan-smartphone-samsung (diakses 8 Agustus 2014). The Asan Institute For Policy Studies, ISSUE Brief-No.39, “Korea‟s Public Diplomacy: A New Initiative For The Future”, 2012. The Heritage Foundation, In Partnership With Wall Street Journal. http://www.heritage.org/index/country/southkorea# (diakses 9 September 2014) The Heritage Foundation, In Partnership With Wall Street Journal http://www.heritage.org/index/visualize?countries=southkorea|china&src= ranking (diakses 9 september 2014) Neraca.co.id, “Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan,” 29 Oktober 2011. http://www.neraca.co.id/article/6541/Hubungan-Indonesia-Dengan-KoreaSelatan (diakses 22 Februari 2014). Republik Korea,”Diplomasi Indonesia 2012.” Jakarta: Perpustakaan Departemen Luar Negeri Ali Alatas, 2012. Viva News, “Krakatau Steel-Posco Korsel Teken Perjanjian”, http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/110548krakatau_steel_posco_korsel_teken_perjanjian (diakses 7 Oktober 2014) Viva News-Bisnis, “Demam Gangnam Style dan K-Pop, Produk Korsel Makin Laris”. http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/358452-demam-gangnamstyle-dan-k-pop--produk-korsel-makin-laris (diakses 20 Mei 2014). VOA News Indonesia,“Korea Selatan Tingkatkan Investasi di Indonesia”. http://Korea/Selatan/Tingkatkan/Investasi/di/Indonesia_voaindonesia_com .htm (diakses 31 Desember 2013). xvi Website: AsiaCalling, Jason Strother. 2009. “Korea‟s Image Problem”. http://www.asiacalling.kbr68h.com/ur/news/south-korea/805-koreasimage-problem; (diakses 10 Mei 2014). Asia‟s Heartbeat Arirang, “CEO Message”. http://www.arirang.co.kr/prroom/CEO_Message.asp (diakses 7 September 2014). Asia‟s Heartbeat Arirang, “Arirang TV”. http://www.arirang.co.kr/Tv/Tv_Index.asp (diakses 5 September 2014). Asia‟s Heartbeat Arirang, “Home”. http://www.arirang.co.kr/Index.asp?sys_lang=Eng (diakses 3 September 2014). Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Luar Negeri RI, ” Dampak Perjanjian Perdagangan Barang Asean-Korea FTA (AKFTA) Terhadap Indonesia dan Korea Selatan”. http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-kontenview.asp?id=20140206144410395532025 (diakses 14 Mei 2014) BBC Cuntry Polling-View of South Korea‟s Influence. http://www.worldpublicopinion.org/pipa/pipa/pdf/apr10/BBCViews_Apr1 0_rpt.pdf (diakses 19 Agustus 2014) Hyundaimobil, “Home”. http://www.hyundaimobil.co.id/ (diakses 20 September 2014). Indonesia.go.id - Portal Nasional Republik Indonesia, “Potensi Sumber Daya Alam”, Portal Nasional Republik Indonesia. http://indonesia.go.id/in/potensi-daerah/sumber-daya-alam (diakses 13 Februari 2014). Infotelevisi.com, “Arirang World”; [artikel online]; tersedia di: http://www.infotelevisi.com/9/info/tv/channel/Arirang-World/ ;interner; diunduh pada 7 Agustus Kementerian PPN/BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), “Delegasi Parlemen Korea Untuk Mempererat Hubungan Kerjasama RIKorea”. http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/delegasiparlemen-korea-untuk-mempererat-hubungan-kerjasama-ri-korea/;(diakses 12 Mei 2014). KBS (Korean Broadcasting System); “ASEAN Broadcasters Join KBS for “One Vision” Documentary Co- xvii Production”.http://english.kbs.co.kr/about/Latest_at.html (diakses 10 September 2014). KBS World Radio, “Isu Bisnis”, Status Terkini industri pariwisata Korea Selatan dan implikasi ekonominya. 7 November 2013. http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyplus_detail.h tm?no=4051 (diakses 20 Februari 2014). KCC.org, “Korean Culture Week in Jakarta”. http://koreanindo.net/2009/10/10/korean-culture-week-in-jakarta/ (diakses 11 Juli 2014) KCC.org “Korean culture Indonesia Week“. http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=&menuCode=201105180015&page=8 &pageDown=0&minSeq=33981&maxSeq=56434&action=VIEW&seq=4 4654 (diakses 7 Agustus 2014). KCC.org “Korean Cultural Center, “Budaya Korea”, UNESCO-2014 http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201 105180026&promImg=1309399446704.gif&menuType=CH&subImg=13 09399446704.gif; (diakses 1 Juli 2014) Kedutaan Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Sosial Budaya”. http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/sosbud (diakses 20 Juni 2014). Kedutaan Besar Republik Indonesia, “Kerjasama Sosial Budaya. http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/sosbud (diakses 15 Agustus 2014). Kedutaan Besar Republik Korea Untuk Indonesia, “Sambutan dari Duta Besar”, Ministry of Foreign Affairs and Trade. http://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/ind/mission/greetings/index.jsp (diakses 20 Februari 2014). Kedutaan RI di Seol, “Indonesia dan Korea menghasilkan berbagai kesepakatan untuk meningkatkan perekonomian kedua Negara”. http://www.kemlu.go.id/seoul/_layouts/mobile/PerwakilanDetailPressReleaseLike.aspx?l=id&ItemId=28386605-36d6-4a70-9c3768bd880c2259 (diakses 5 Agustus 2014) Kedutaan Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Ekonomi,” Indonesia Embassy Seoul 2014. http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/ekonomi (diakses 20 Februari 2014). xviii Kedutaan Besar Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Bilateral RIKorsel”.http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/indokor (diakses 6 Agustus 2014). Kedutaan Besar Republik Indonesia, Seoul, Korea Selatan, “Kerjasama Ekonomi”. http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-0252/ekonomi (diakses 6 Agustus 2014). Kementerian Luar Negeri RI, “Kunjungan Menko Perekonomian RI ke Korsel untuk Pertemuan Joint Task Force On Economic Cooperation (JTF-EC)”. http://kemlu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetailPressReleaseLike.aspx?l=id&ItemId=e508b8bf-0376-49c0-bbbc66900758a5b8 (diakses 6 Agustus 2014). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, “Pertemuan Komite Bersama Kerjasama Ekonomi Indonesia Korea Selatan ke-3”. http://www.ekon.go.id/press/view/pertemuan-komitebersama.251.html#.U_zC96N8gmE (diakses 14 Mei 2014). Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, “wawancara pertanyaan emailpertanyaan masyarakat”; [data online]; tersedia di: ;internet; http://kemenperin.go.id/jawaban.php?id=14283-47015&q=3 diunduh pada 28-05-2014. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia,”Laporan Atase PerdaganganPerkembangan Perdagangan Indonesia Korea Selatan 2007”. http://www.kemendag.go.id/id/view/trade-attache-report/114/2007/3 (diakses 14 Mei 2014) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, “Berita Industri-Karpet Merah Untuk Korea Selatan”.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0CFYQFjAH&url=http%3A%2F%2Fw ww.kemenperin.go.id%2Fartikel%2F8814%2FKarpet-Merah-UntukKorea-Selatan&ei=icsgVMv_G4wuASXw4H4DA&usg=AFQjCNHCmPnA80Lrs7GM7vNTRsYukqRAQ&sig2=ZJk2MJ7D_jgajW_J1j97zg&bvm=bv.757 75273,d.c2E (diakses 15 Mei 2014). KITA.org, News, “Korean Wave Show a Way to Export” http://global.kita.net/_engapp/board_view.jsp?no=914&code=S2001 (diakses pada 9 Agustus 2014) KOICA, “About KOICA-Industri and Energy”. xix http://www.koica.go.kr/english/aid/industry/index.html; (diakses 17 Mei 2014). Koreanindo, “Korean Culture Week Iin Jakarta”; http://koreanindo.net/2009/10/10/korean-culture-week-in-jakarta/ (diakses 15 Agustus 2014) Koreanindo, “all about Korea-Indonesia Week 2011; http://koreanindo.net/2011/09/20/all-about-korea-indonesia-week-2011/ (diakses10 Agustus 2014). Korenindo-Kerean Waves in Indonesia, “Psy „Gangnam Style‟ Akan Menggelar Konser Di Jakarta”.http://koreanindo.net/2012/11/09/psy-gangnam-styleakan-menggelar-konser-di-jakarta/; (diakses 17 April 2014). KTO (Korean Tourism Organization), “About Jakarta http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/OO/OO_EN_13_11_1.jsp 25 Agustus 2014). Office”. (diakses KTO, Korean Tourism Organization, “Economic Benefit of Tourism”. http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/economicBenefits.kto (diakses 30 Mei 2014). KTO, Korean Cultural Center, “Budaya Korea”, UNESCO, 2014. http://id.koreanculture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201 105180026&promImg=1309399446704.gif&menuType=CH&subImg=13 09399446704.gif (diakses 1 Juli 2014). MCST (Ministry of Culture, Sports and Tourism), “About MCST-Minister”. http://www.mcst.go.kr/english/ministry/minister/greetings.jsp (diakses 9 Agustus 2014). MCST (Ministry of Culture, Sports and Tourism), “About MCST-Functions”. http://www.mcst.go.kr/english/ministry/organization/deptIntro.jsp (diakses 9 Agustus 2014). . Neraca.co.id, “Hubungan Indonesia Dengan Korea Selatan,” 29 November 2011. http://www.neraca.co.id/article/6541/Hubungan-Indonesia-Dengan-KoreaSelatan (diakses 14 februari 2014). Neraca.co.id, “Hubungan Indonesia Dengan Korea Selatan,” 29 November 2011.http://www.neraca.co.id/article/6541/Hubungan-Indonesia-DenganKorea-Selatan (diakses 14 februari 2014). xx PT.Krakatau Posco, “Perusahaan-Latar Belakanng”, http://www.krakatauposco.co.id/company/brief_background (diakses 8 Oktober 2014). Ruang Pers - Presiden Rep.Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, ”Pernyataan Pers Bersama dengan Presiden Republik Korea Selatan”. http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/presiden/2013/10/12/761.html (diakses 6 Agustus 2014). Samsung.com, “Aset Samsung”, http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/performance/perform ance.html (diakses 1 Juni 2014) Samsung, “Tentang Samsung”. Kepemimmpinan Samsung, Sebagai Perusahaan Kelas Dunia. . http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/index.html (diakses 1 Juni 2014). Trading Economic, “Indocators for 196 Countries”. http://id.tradingeconomics.com/ (diakses 15 Mei 2014). Trading Economics, “South Korea GDP per capita”. http://www.tradingeconomics.com/south-korea/gdp-per-capita ;internet (diakses 15 Mei 2014). Trading Economics, “South Korea Exports by Month”. http://www.tradingeconomics.com/south-korea/exports (diakses 15 Mei 2014). Trading Economics, “South Korea Balance of Trade”. http://www.tradingeconomics.com/south-korea/balance-of-trade; (diakses 15 Mei 2014). Trading Economics, “Indonesia GDP Growth”. http://www.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-growth (diakses 15 Mei 2014). TradingEconomics, “Indonesia GDP Percapita”.http://www.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-per-capita (diakses 15 Mei 2014). xxi KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SEOUL 55 Youido dong Youngdeungpo ku Seoul 150 896 Telp: +82-2-7835675 Fax: +82-2-7804280 ============================================================= Siaran Pers No : 254/SOSBUD/III/2010 INDONESIA DAN KOREA MENGHASILKAN BERBAGAI KESEPAKATAN UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KEDUA NEGARA Pada tanggal 25-26 Maret 2010, telah diselenggarakan pertemuan kedua Joint Task Force on Economic Cooperation antara Republik Indonesia dan Republik Korea (JTF-EC RI-ROK). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa, telah memimpin sekitar 160 anggota Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut. Sedangkan delegasi Korsel dipimpin oleh Menteri Ekonomi Pengetahuan, Choi Kyung Hwan. Delegasi kedua negara terdiri dari pejabat pemerintahan dan juga para pengusaha. Pertemuan kedua JTF-EC RI-ROK Seoul telah membahas upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di berbagai sektor. Pertemuan dibagi ke dalam delapan Kelompok Kerja (KK) yaitu KK Dukungan Kebijakan, KK Perdagangan dan Investasi, KK Energi dan Sumber Daya Mineral, KK Insfrastruktur dan Konstruksi, KK Teknologi Informasi, KK Industri Pertahanan, KK Kehutanan dan Pertanian, dan KK Riset dan Pengembangan. Pertemuan delapan KK tersebut telah menghasilkan berbagai kesepakatan mengenai proyek-proyek yang baru dan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan sebagai hasil kesepakatan JTF yang pertama yang diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2007. Hasil yang disepakati kedua negara antara lain kesepakatan untuk peningkatan hubungan perdagangan, eksplorasi minyak dan bahan bakar alternatif, pembaruan skema kerjasama pembangunan melalui hibah dan pinjaman lunak, pertukaran teknologi, pembangunan infrastruktur, penghijauan, kerjasama di bidang nuklir dan nano teknologi, serta pengembangan peralatan militer. Kedua menteri mengungkapkan rasa puasnya terhadap kemajuan hubungan ekonomi bilateral kedua negara yang telah berlangsung selama ini, dan menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk semakin memperluas dan memperdalam cakupan serta memajukan proyekproyek kerjasama pembangunan kedua negara. Pertemuan JTF berikutnya disepakati akan diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2011. Pada kesempatan JTF kedua ini telah ditandatangani dua kesepakatan yaitu Business Agreement on the Research Project to Assess Indonesian Shipbuilding Industry and Recommend Changes for Improvement yang ditandatangani pada saat pertemuan Kelompok Kerja, serta MOU tentang Kerjasama Standarisasi antara Badan Standarisasi Nasional kedua negara yang disaksikan langsung oleh kedua Menteri. Dalam kesempatan kunjungan ke Seoul tersebut, Menko Perekonomian juga telah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Korsel, HE. Chung Un Chan. Dalam pertemuan tersebut baik Perdana Menteri Korsel maupun Menko Perekonomian memiliki kesamaan pandangan untuk peningkatan hubungan bilateral dengan mendorong kerjasama lebih erat peopleto-people dan business-to-business. Di tengah-tengah kegiatan JTF Kedua telah dilaksanakan pula Forum Bisnis IndonesiaKorea yang diselenggarakan bersama oleh KADIN dan KCCI (Korea Chambers of Commerce and Industry) yang dihadiri oleh sekitar 200 pengusaha kedua negara. Dalam forum tersebut telah disampaikan peluang dan potensi investasi di Indonesia yang utamanya di sektor infrastruktur serta pertukaran informasi bisnis kedua negara di bidang green energy dan pengembangan kawasan berikat. Seoul, 26 Maret 2010 Perusahaan Korea Selatan Yang Menjalankan Industri Di Indonesia Tahun 2010-2012 No. Nama Perusahaan Bidang usaha 1 Accupix Indonesia Industri kaca mata serta radio, televisi, alat-alat rekaman suara, gambar dan sejenisnya 2 Ace Over Industri pencetakan kain 3 Acro Korin International 4 Afpro Nice Indonesia Industri pemintalan dan penyempurnaan benang jahit Industri barang plastik lainnya 5 Agape Indah Jaya Industri mainan 6 Agb Pelabuhan Ratu Industri pembekuan ikan dan biota perairan lainnya serta perdagangan ekspor dan impor. 7 Agro Parkim Indonesia Industri kemasan plastik 8 Aneka Boga Nusantara Industri bumbu masak dan penyedap masakan serta pengolahan kopi dan teh 9 Ansung Prima Indonesia Jasa industri untuk berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam 10 Archinet Indonesia Industri furnitur dari logam dan plastik 11 Arisu Plastic (Tentative) Industri Kemasan dari Plastik 12 Art Wire Industri wadah dari logam dan mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 13 Aura Insan Jaya Industri sepatu olahraga dan komponennya 14 Baroco Industri furnitur dari kayu 15 Baskara Cipta Pratama Industri alas kaki 16 Bay Industrial Indonesia Industri perahu 17 Belcat Indonesia 18 Besi Tech Indoko 19 Betso Tech Indonesia 20 Bigindo Inti Mandiri Industri komponen elektronik, alat-alat rekaman suara dan sejenisnya serta perdagangan ekspor dan impor Industri penempaan dan pengepresan, industri mur dan baut, serta industri barang-barang dari kawat Industri mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam dan komponen elektronika Industri tali temali 21 Bintan Power Plant Pembangkit Tenaga Listrik dan Penyalur 22 Bintang Baru Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 23 Bio Industry Indoco Industri pelet kayu (wood pellet) 24 Bio Inti Agrindo Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati 25 Blue By Yoo Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 26 Blue Sea Global Industri pakaian jadi dari kain rajut/bordir dan perdagangan impor 27 Blue Sky Biotech Industri farmasi 28 Bna Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 29 Bo Kyung Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari 30 Bo Myoeng Jaya Indonesia Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian 31 Bo Myung Indonesia 32 Bo Myung Indonesia Industri alat-alat rekaman suara dan sejenisnya serta barang-barang dan peralatan teknik/industri dari plastik Industri barang dari plastik untuk pengemasan, suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih, komponen dan perlengkapan sepeda motor roda dua dan tiga 33 Boditech Cakra Indonesia Industri pembuatan peralatan dan perlengkapan laboratorium klinik 34 Boditech Cakra Indonesia Industri produk farmasi 35 Boo Young Indonesia Industri sepatu olah raga, alat olah raga, pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 36 Boram Electronics Industri komponen elektronika 37 Boram Electronics Industri tabung elektron dan konektor elektronik 38 Boram Electronics Elektron gun (komponen tabung TV) 39 Boyang Industrial Industri rambut palsu 40 Boyang Industrial Industri pengolahan lainnya ytdl 41 Bu Kwang Medical 42 Bu Kyung Indonesia Perdagangan besar (distributor utama dan ekspor) Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari 43 Bum Woo Heavy Industry Indonesia Industri tangki, tandon air dan wadah dari logam 44 Busana Perwira Gemilang Industri pencetakan kain, bordir dan pakaian jadi dari tekstil. 45 Busana Prima Global Industri pakaian jadi dari tekstil dan pembordiran 46 Busung Global Industri pakaian jadi dari tekstil 47 C & G Biotech Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, minyak atsiri serta perdagangan ekspor dan impor 48 Cassava Plantation Raya Industri pati ubi kayu 49 Chang Shin Indonesia Industri sepatu olah raga dan asesorisnya. 50 Charmin Tech International Industri barang dari logam bukan aluminium siap pasang untuk bangunan 51 Charming Nails Indonesia Industri barang dari plastik lainnya 52 Cheil Jedang Superfeed Industri pakan ternak dan pakan ikan 53 Chemindo Jaya Abadi (Tentative) Industri barang dari plastik, perdagangan besar (ekspor dan impor) 54 Choeunindo Industri alat musik bukan tradisional 55 Cipta Dwi Busana Industri pakaian jadi (koveksi) dari tekstil dan pakaian jadi dari rajutan 56 Cj Feed Jombang Industri ransum pakan ternak/ikan perdagangan besar (distributor utama) 57 Cj Photo Indonesia Industri album foto 58 Cooling Automotive Indonesia Industri oil cooler dan radiator untuk kendaraan bermotor 59 Cort Indonesia Industri alat musik non tradisional 60 Cosmo Metal Jasa industri untuk berbagai pekerjaan khusus logam dan barang dari logam 61 Cosmos Indo Ink Industri tinta 62 Crevis Tex Jaya Industri pakaian Jadi dari tekstil 63 C-Site Texpia Industri pakaian jadi dari tekstil 64 Dada Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 65 Dae Baek Industri Mesin/Peralatan Pengerjaan Logam 66 Dae Kwang Indonesia 67 Dae Young Textile Indonesia 68 Daejin Decal Indonesia (Tentative) Industri mesin dan perkakas untuk pengerjaan logam Industri pertenunan, penyempurnaan kain dan kain rajutan Industri pencetakan label dan barang-barang plastik lainnya 69 Daenong Global Industri pakaian jadi dari tekstil 70 Daesung Eltec Indonesia Industri komponen elektronika 71 Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia Industri farmasi 72 Daewoong Riasima Indonesia Industri farmasi 73 Dai Back Indonesia Industri Mesin/Peralatan Pengerjaan Logam 74 Dalim Fideta Kornesia Industri rambut palsu 75 Damai Indah Industri penyempurnaan benang 76 Dasan Pan Pacific Indonesia Industri Pakaian Jadi dari Tekstil 77 Dasarang Industri Moulding dan Komponen Bangunan serta Furnitur dari Kayu 78 Dawee Electronic Indonesia Industri komponen elektronik 79 Dawoo International 80 Daya Utama Tehnik Industri bahan baku plastik dan barang dari plastik Industri barang-barang dan peralatan teknik/industri dari plastik serta mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 81 Decal World 82 Deerfos Indonesia untuk untuk dan Pengolahan/ Pengolahan/ Bahan Industri barang dari kertas dan papan kertas lainnya Industri abrasive 83 Dess Mode International Industri pakaian jadi 84 Dewu Textile Indonesia Industri Pakaian Jadi dari Tekstil 85 Dinamika Pan Asia Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari dan sepatu olahraga 86 Dong - Ah Chemindo 87 Dong Jung Indonesia Industri kimia dasar organik yang menghasilkan bahan kimia khusus dan remiling karet serta perdagangan besar Industri barang plastik lembaran 88 Dong Kwang Printing Industri pencetakan kain dan bordir (embroidery) 89 Dong Sung Techno Industri barang dari plastik untuk pengemasan dan barang plastik lainnya 90 Dong Yang Nisusindo Industri pencetakan kain dan kain label 91 Dong Yo Embroidery Indonesia Industri bordir 92 Dong Young Tress Indonesia Industri rambut palsu 93 Dong-A Decal Industri pakaian jadi dari tekstil 94 Dongbu Jaya Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 95 Dongseo Sts Industri pembuatan pipa 96 Doo Seung Global Industri pakaian jadi rajutan 97 Doori Lestari Garment Industri pakaian jadi dari tekstil 98 Dream Sentosa Indonesia Industri barang jadi tekstil lainnya 99 Dunia Kayu Jaya Industri moulding, furnitur dari kayu, komponen alat-alat musik dan perdagangan ekspor dan impor 100 Dunia Press Indonesia 101 E1-Pertagas Industri kemasan dan kotak dari kertas dan karton serta industri barang dari plastik untuk pengemasan Industri pemurnian dan pengolahan gas bumi 102 Ecole Jaya Indonesia Industri penyamakan kulit dan barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 103 Eins Trend Industri pakaian jadi dari tekstil 104 Eins Trend Global Industri pakaian jadi dari tekstil 105 E-Jade Global Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 106 Elbeka Sewing Thread Industri pemintalan benang jahit 107 Electron Parts Technology Indonesia Industri peralatan lainnya dari logam 108 Electronic Technology Indoplas Industri Barang-Barang Teknik/Industri Dari Plastik 109 Elite Industri pakaian jadi dari tekstil dan kulit 110 En3 Green Energy Industri ransum pakan ternak/ikan 111 En3 Green Energy 112 E-S Indonesia Industri tepung dari umbi-umbian dan makanan ternak Industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk buah-buahan dan sayuran serta perdagangan ekspor dan impor dan Peralatan 113 Eunsun Design World Industri kain rajut 114 Euttem Global Industri kain rajut 115 Eva Chemical Industri busa 116 Eye Rich Industri mata palsu 117 Fashion Land Industri pakaian jadi dari tekstil 118 Feelux Indonesia Industri lampu tabung gas 119 Flexo Plate Digital Industri plates untuk percetakan 120 Ga Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 121 Gaon Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 122 Gee San Indonesia Industri non woven 123 Gerin Trend Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil dan industri mainan 124 Geum Cheon Indo Industri peralatan umum, industri barang logam lainnya, industri komponen dan perlengkapan sepeda motor roda dua dan tiga dan industri mesin dan perkakas mesin untuk logam 125 Ghe Sang Indo Industri barang jadi dari tekstil 126 Global Hanstama Jaya Industri polystyrene 127 Global Hanstama Jaya Industri styrofoam 128 Global Total Plastics Industry "Industri kimia dasar anorganik pigment " 129 Golden Garments Indonesia Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 130 Good Guys Indonesia Industri pakaian jadi 131 Grace Textile Indonesia Industri penyempurnaan dan pencetakan kain serta perdagangan ekspor dan impor 132 Green Gloves Indonesia Industri barang dari kulit dan kulit buatan 133 Green Indonesia Industri komponen elektronik 134 Green Sports Glove Industri sarung tangan dari kulit dan kulit sintetis serta perdagangan besar 135 Greenbe Industri sabun dan bahan pembersih keperluan rumah tangga, kosmetik dan sejenisnya 136 Gunung Salak Sukabumi Industri pakaian jadi dari tekstil 137 Ha Eon Indah Jaya Industri pengolahan kopi 138 Hak Lim Indonesia Industri mesin/peralatan pengolahan/pengerjaan logam 139 Han Kook Bioenergy Indonesia Industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati 140 Hana Ahn Technology Industri barang-barang dari karet 141 Hana Embroidery Industri pakaian jadi bordir 142 Hana Engineering Industri alat pengangkat dan alat pemindah serta mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam untuk 143 Hana Indah Electro Plating Jasa industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam 144 Handsome Industri pakaian jadi dari tekstil 145 Hanjin Metal Tech Industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam 146 Hanjung Bio Energy Industri pati ubi kayu 147 Hankook Machinery Indonesia Industri mesin keperluan khusus lainnya 148 Hankook Tire Indonesia Industri ban luar dan ban dalam 149 Hanmi Hair International Industri rambut palsu 150 Hansa Pratama Industri pengecoran besi dan baja 151 Hansae Indonesia Utama Industri pakaian jadi dari tekstil 152 Hansung Tex Jaya Industri pertenunan (kecuali pertenunan karung goni dan karung lainnya) 153 Hanyoung Electronic Indonesia Industri peralatan pengontrol dan pendistribusian listrik 154 Harapan Busana Apparel Industri pakaian jadi 155 Harindo Industri pakaian jadi dari tekstil. 156 Harmoni Indah Industri pakaian jadi dari tekstil 157 Heko Apparel Utama Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 158 Hg Global Industri pakaian jadi dari tekstil 159 Hijau Indonesia Industri pakaian jadi lainnya dari tekstil dan kulit/kulit buatan 160 Hikor Industri peralatan untuk pelindung keselamatan 161 Hit Electronics Indonesia 162 Hoja Indonesia Industri media rekam dari plastik, komponen elektronik, radio, televisi, alat-alat rekam suara dan gambar dan sejenisnya serta perdagangan ekspor dan impor Industri penyempurnaan benang jahit 163 Hwa Sung International Industri pertenunan dan penyempurnaan kain 164 Hwang So Engineering 165 Hwasan Engineering 166 Hyojin Tex Industri pembuatan/peralatan untuk pengolahan/ pengerjaan logam serta perdagangan ekspor dan impor Industri barang dan peralatan teknik/industri dari plastik Industri benang 167 Hyokwang Indonesia Industri pengeringan buah-buahan dan sayuran 168 Hyun Indonesia 169 Hyup Sung Indonesia Industri moulding dan bangunan Industri bulu mata palsu 170 Ie Moto Industri pakaian jadi dan sarung tangan dari tekstil serta kulit 171 Ikhlas I S Indonesia Industri bordir dan pencetakan kain selain batik 172 Ilsung Industry Industri wadah dari logam dan mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam komponen bahan 173 Iman Utama Industri pakaian jadi dari tekstil 174 Indo Decal Abadi Industri pencetakan 175 Indo Sung-Il Jaya Industri tali-temali 176 Indoko Industri ransum pakan ternak 177 Indoko Sejahtera Industri pengolahan susu 178 Indonesia Pos Chosun Ref 179 Inko Hitech Industri barang refraktori, barang tahan api dari tanah liat / keramik, jasa pemasangan mesin dan peralatan industri, reparasi mesin untuk keperluan umum serta perdagangan besar dan pelayanan purna jual Industri barang-barang plastik lainnya 180 Inko T & F Industri pakaian jadi dari tekstil 181 Inne Dongwha Development Industri film faced plywood 182 Inne Dongwha Development Industri bahan pengawet dan perekat/lem 183 Inno Tech Indonesia Industri barang-barang dari karet buatan (rubber compound) untuk keperluan industri 184 Inosia Industri kayu lapis dan veneer 185 Inter Pack Industri mesin pembungkus 186 International Beauty Professional Indonesia Industri barang dari plastik 187 International Beauty Professional Indonesia Industri furnitur dari kayu 188 Ire Tech Industri barang-barang teknik/industri dari plastik 189 J Ekstrim Tech Indonesia Industri komponen elektronik serta perdagangan ekspor dan impor 190 J S Jakarta Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 191 Ja Hoon Tekindo Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian 192 Jeje Indah 193 Jeong In Tech Indonesia 194 Jinyoung Industri barang-barang plastik lainnya, kemasan dari plastik dan mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam. Industri mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam dan industri komponen elektronik serta perdagangan ekspor dan impor Industri roti dan sejenisnya 195 Jj Gloves Indo Industri perlengkapan pakaian dari tekstil 196 Jkj Indonesia 197 Jmtech Busana Global Industri pakaian jadi dari tekstil dan barangbarang dari kulit Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 198 Ju Hyun Plastic Industri barang plastik 199 Ju Young Indonesia Prima Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari, furnitur dari logam dan mainan anak-anak dan peralatan 200 Juhan Coating Indonesia Industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam 201 Jukwang Abadi Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 202 Kairos Jaya Abadi Industri kancing dari kulit kerang 203 Karya Tri Abadi Industri komponen dan perlengkapan alas kaki untuk keperluan sehari-hari 204 Kes Indonesia Industri furnitur dari logam dan plastik 205 Keum Su Tech Industri penempaan, pengepresan dan penggulungan logam, mur, baut, kawat logam serta barang-barang dari kawat 206 Kg Fashion Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 207 Kgeo Electronics Indonesia Industri radio, televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar, dan sejenisnya 208 Kia Textile Industries Industri pertenunan tekstil 209 Kiho Bali Korin Industri sarung tangan dari kulit 210 Kindo Makmur Jaya Industri kulit buatan/imitasi 211 Kirin-Miwon Foods Industri bumbu masak dan penyedap masakan 212 Kizone Indonesia Industri pakaian jadi 213 Kk Label Indonesia Industri kain pita (narrow fabric) dan barang dari kertas lainnya 214 Knh Indonesia Jaya Industri mainan anak – anak 215 Kodanarindo Industri moulding dan komponen bangunan serta furnitur dari kayu 216 Koform Indonesia Industri barang dari plastik dan peralatan listrik yang tidak diklasifikasikan ditempat lain 217 Koko Metal Industries Industri kompor gas 218 Konona Industri pakaian jadi rajutan 219 Korenesia Industri bahan baku kosmetik 220 Korin Casting Industri pengolahan lainnya diklasifikasikan ditempat lain 221 Korin Metal Arts Industri barang-barang logam lainnya berupa pigura dari logam 222 Korin Mitra Jaya Industri alat pengangkat dan alat pemindah beserta komponennya 223 Korin P&C Industri barang dari plastik untuk pengemasan 224 Koryo Hi-Tech Indonesia Industri bahan kimia lainnya dan komponen sepatu serta perdagangan besar. 225 Kosina Textile Industri pertenunan 226 Krakatau Posco Industri logam dasar besi dan baja 227 Krakatau Posco Chemtech Calcination Industri burnt lime dan burnt dolomite 228 Ks Trading Indonesia Industri sepatu dan perdagangan besar yang bahan tidak 229 Kum Kang Tech Indonesia Industri komponan alas kaki untuk keperluan sehari-hari dan olahraga serta perekat/lem 230 Kwang Jin Indonesia Industri barang dari logam berupa scourer 231 Kwang Jin Textile Abadi Industri pertenunan dan penyempurnaan tekstil 232 Kwang Sung Electronics Industri komponen elektronik 233 Kwangduk Worldwide Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 234 Kyoung Hwa Indonesia 235 Le Baek Indonesia Industri barang dan peralatan teknik/industri dari plastik Industri pakaian jadi dari tekstil 236 Leaders World Industri pakaian jadi rajutan 237 Leo Metal Industry Jasa industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam 238 Lestari Busana Angun Mahkota Industri pakaian jadi dari tekstil 239 Lg Electronics Indonesia Industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik, radio, televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar serta sejenisnya 240 Lg Innotek Indonesia Industri komponen elektronik 241 Lg Innotek Indonesia Industri tabung dan katup elektronik serta komponen elektronik lainnya 242 Limantara Indah Makmur Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 243 Lotus World Lestari Industri moulding dan komponen bangunan serta furnitur dari kayu 244 Lp Displays Indonesia Industri tabung dan katup elektronik serta komponen elektronik lainnya 245 Macglo Steel Indonesia 246 Majuel Industri mesin pembangkit listrik dan industri pengubah tegangan (transformator) dan pengubah arus (rectifier) Ind pakaian jadi 247 Majuel Moulding Bra Industri pakaian jadi dari tekstil 248 Menara Karya Unggul Industri furnitur dari kayu 249 Menara Karya Unggul Industri furnitur dari kayu 250 Midas Indonesia Industri bulu mata palsu 251 Milan Indonesia Industri rambut palsu (wig) dan asesoriesnya 252 Min-Gook Industry Kayu Industri komponen bahan bangunan dari kayu 253 Mirio Indonesia Industri komponen elektronika 254 Mitra Pratama Han Jaya Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari 255 Miwon Indonesia Industri bumbu dan penyedap masakan, pupuk lainnya dan gypsum 256 Moving Tech Industri barang-barang teknik/industri dari plastik 257 Mulia Jaya Sentosa Indah Industri pakaian jadi lainnya dari tekstil dan kulit serta komponen dan aksesoris sepatu olah raga dan bahan peralatan 258 Multi Emb Industri pencetakan kain dan pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 259 Myoung In Tech Indonesia Industri barang-barang dan peralatan teknik/industri dari plastik serta mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 260 Namnam Fashion Industries Industri tekstil lainnya 261 Namyoung Indonesia Industri tali dan barang dari tali 262 Nara Summit Industry 263 Neo Star Metalindo Industri mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam dan rekondisi mesin/peralatan berteknologi tinggi Industri pembuatan logam dasar bukan besi 264 Neotech Indonesia Industri peralatan listrik 265 New Sun Industri sepatu 266 Nexco Indonesia Industri mortar/beton siap pakai 267 Nne Energy Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari hasil Pertanian 268 Ns Bio Tec Industri pupuk organik 269 Ns Bio Tec Industri pupuk alam 270 Oh Sung Chemical Industri pigment 271 Oh Sung Electronics Indonesia 272 Oh Sung Metal Indonesia Industri sub assy, komponen elektronika, alat pengangkat, alat pemindah dan mesin/peralatan pengolah logam serta peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik Industri logam dasar bukan besi 273 Old & New Hybridtech 274 Optim Indo Jaya 275 Oriental Ceramic Indonesia 276 Oriental Plastic Industri barang-barang teknik/industri dari plastik 277 Os Tec Indonesia Industri Barang dari Plastik 278 P.A. Rubber Indonesia Jaya 279 Palma Indonesia Industri barang-barang dari karet untuk keperluan industri Industri komponen mebel dari kayu pinus 280 Palma Indonesia Industri komponen mebel dari kayu pinus 281 Pamir Medical Industri barang-barang plastik lainnya 282 Pamir Medical Industri barang-barang plastik lainnya 283 Pamir Medical Industri barang-barang perdagangan besar 284 Pampas Electric Industri semi konduktor dan komponen elektronik 285 Paran International 286 Park Mumin Industri percetakan kain dan pakaian jadi dari tekstil Industri ransum pakan ternak/ikan 287 Perta-Samtan Gas Industri pemurnian dan pengolahan gas bumi 288 Petindo Jaya Industri biji plastik Industri pakaian jadi dari tekstil dan perlengkapannya Industri yang menghasilkan kain keperluan industri Industri komponen elektronik dan plastik peralatan lainnya dan 289 Plavis Industry Industri barang-barang teknik/industri dari plastik dan peralatan 290 Plavis Industry Industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam 291 Poly Ad Dunia Industri barang dari plastik lainnya 292 Polytech Indonesia Industri bahan baku plastik 293 Pony Garment Industri pakaian jadi dari tekstil 294 Prima Jaya Indonesia Industri kain bordir (embroidery) 295 Pse Prima Sukses Industri alat musik bukan tradisional 296 Putra Pile Indah Industri tekstil lainnya 297 Pyojoon Mold Indonesia Industri dan perbaikan mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 298 Rc Grease & Lubricants 299 Recife Industri kimia dasar organik yang menghasilkan bahan kimia khusus dan perdagangan besar (distributor utama) Industri furnitur dari kayu 300 Rodaniaga Kokoh Nusantara Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian 301 Roxy Music Industri alat-alat musik non tradisional 302 Royal Fashion Industri pakaian jadi dari tekstil 303 S Coil Indonesia Industri komponen elektronik 304 Sadua Indo Industri pakaian jadi dari tekstil 305 Sam Sam Jaya Garments Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 306 Samindo Electronics Industri komponen elektronika 307 Samjin 308 Samku Glove Indonesia Industri semi konduktor dan komponen elektronik, peralatan komunikasi, audio, video elektronik lainnya serta barang-barang dan peralatan teknik/industri dari plastik Industri sarung tangan dari kulit 309 Samsung Electronics Indonesia Industri alat transmisi komunikasi 310 Samsung Print & Pack Indo Industri kemasan kertas dan percetakan umum 311 Samwon Busana Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 312 Samwoo Indonesia Industri penyamakan kulit 313 Sangil Indonesia Industri komponen elektronik 314 Sarana Bintang Abaditex Industri pertenunan 315 Sbc Prime Metal Industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan ekspor dan impor 316 Sechang Orion Industri alat pengangkat dan pemindah, industri mesin dan perkakas mesin untuk pengerjaan logam serta perdagangan besar 317 Seijin Indonesia Industri pakaian jadi sulaman/bordir 318 Selim Elektro Industri peralatan listrik lainnya 319 Selim Jaya Indonesia Industri komponen elektronik dan perdagangan impor 320 Semtec Industri Barang dari Plastik 321 Semyung Prima Industri perlengkapan kendaraan bermotor roda empat, komponen electronika dan mold. 322 Semyung Prima Industri perlengkapan kendaraan bermotor 323 Seng Dam Jaya Abadi Industri sepatu olahraga 324 Seo Heung Indonesia Industri komponen sepatu olahraga serta mesin dan perkakas mesin untuk pengerjaan logam 325 Seo Joo Indonesia Industri plastik lembaran 326 Seong Jin Industri perhiasan imitasi dan barang sejenis 327 Serim Indonesia Industri busa polyurethane 328 Sewon Industri sepatu olahraga 329 Seyang Indonesia Industri pakaian jadi dari tekstil 330 Shin Han Indonesia 331 Shin Han Indonesia Industri komponen elektronik dan mesin pendingin Industri mesin pendingin bukan untuk keperluan rumah tangga 332 Shin Heung Indonesia 333 Shin Hwa Engineering 334 Shin Won Chemical Products Indonesia Industri sepatu olahraga 335 Shin Won Hi-Tec Industri pita perekat dan thermo start 336 Shin Young Hi-Tech 337 Shinhwa Techno Indonesia Industri percetakan serta peralatan pengujian dalam proses industri dan industri barang-barang plastik lainnya Industri mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 338 Shinta Woo Sung Industri barang jadi tekstil untuk keperluan rumah tangga dan kain rajut 339 Shinwon Indonesia Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 340 Shinwoo Abadi Industri pakaian jadi dari tekstil 341 Shinwoo Masjaya Industri percetakan stiker 342 Show Laser Industri komponen elektronika 343 Shung Shin Indonesia Industri alas kaki 344 Sigma Makmur Jaya Industri komponen elektronik, barang-barang logam siap pasang untuk bangunan, perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih serta sepeda motor dan sejenisnya 345 Sigma Metal Jaya Industri barang perhiasan imitasi 346 Silla Engineering Indonesia Industri mesin/peralatan pengolahan/pengerjaan logam Industri perlengkapan mesin pengolah/pengerjaan logam, sub assy dan komponen elektronika dari logam dan plastik, barang plastik, serta komponen kendaraan bermotor roda dua dan empat atau lebih Industri mold untuk 347 Sin Jin Tech Indonesia Industri komponen elektronik 348 Sinar Indo Raya Industri penunjang percetakan 349 Sinar Kencana Makmurjaya Industri sarung tangan dari kulit 350 Sinar Professional Indonesia Industri kuku palsu dan bulu mata palsu 351 Sinar Timur Industrindo Industri busa lembaran 352 Sinco Abadi Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 353 Sk Glove Indonesia 354 Sketch Electronics 355 Smart Jaya Garmindo Industri perlengkapan pakaian dari tekstil dan kulit Industri barang-barang dan peralatan teknik/industri dari plastik dan komponen elektronik Industri pakaian jadi dari tekstil 356 Smt Solution Indonesia Industri komponen elektronika untuk alat komunikasi dan komponen elektronika lainnya 357 Sng Garmindo Industri pakaian jadi dari tekstil 358 Solocone Industry 359 Ss Print And Package Industri kemasan dari kertas dan perdagangan impor Industri yang menghasilkan kain pita dan pakaian jadi dari tekstil 360 Starlink Indonesia Industri wire harness 361 Strawland Industri.barang plastik 362 Suil Mold Indonesia Industri wadah dari logam dan mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam 363 Suin Sentosa Industri barang-barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 364 Sumber Manis Indonesia Industri kembang gula 365 Sun Jin Indah Industri pakaian jadi dari bahan bordir 366 Sung Chang Indonesia Industri rambut palsu 367 Sung Shim International Industri kosmetik 368 Sung Sil Mitra Jaya Industri pakaian jadi dari tekstil 369 Sungchang Indah Industri kemasan dan kotak dari kertas dan karton, barang dari kertas dan papan kertas lainnya,serta kain pita (narrow fabric) 370 Sunglim Electronics Indonesia Industri bahan baku plastik 371 Sungsan Global Industri mesin pertanian 372 Sungwon Button Indonesia Industri kancing pakaian 373 Sunshine Global Industri bordir 374 Surya Moldtech Industri mesin/peralatan untuk pengolahan/pengerjaan logam dan komponen elektronik 375 Tae Hang Indonesia 376 Tae Jong Indonesia Industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik, motor listrik, komponen elektronik, alat transmisi komunikasi, radio, televisi, alat-alat rekaman suara serta gambar dan sejenisnya Industri kemasan dari kertas dan karton 377 Taehan Textile Industri pakaian jadi 378 Tanah Air Sentosa Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 379 Tekarindo Sejahtera Industri percetakan umum 380 Tekarindo Sejahtera 381 Top-Point Medical Industri barang dari kertas dan papan kertas lainnya Industri peralatan kedokteran 382 Total Solution Electronic Component Industri komponen elektronik 383 Tranzer Indonesia Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi 384 Trend And Fashion Industri pakaian jadi dari tekstil 385 Triple Circle Technology Indonesia Industri komponen elektronik 386 Tunas Shoulders Pad Industri barang-barang dari plastik lainnya 387 Twin Tek Industri komponen elektronik 388 Tym Nusantara Industri sepatu olahraga 389 Union Turbine Indonesia Industri rekondisi (jasa pemeliharaan) turbin 390 Universe Design Indonesia Industri pencetakan, penyempurnaan tekstil 391 Usaha Abadi Industri sub assy dan komponen elektronika 392 Wildwood Industri alat-alat musik non tradisional 393 Win Textile Industri kain rajut 394 Won Jin Indonesia Industri rambut palsu 395 Woneel Midas Leathers Industri barang dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi. 396 Woo Il Indonesia 397 Woo Shin Garment Indonesia Industri pembuatan mesin/peralatan industri Industri pakaian jadi dari tekstil 398 Woojin Sepatu Industri sepatu olahraga 399 Woonam Music Industri alat musik bukan tradisional 400 Woongjin Textiles 401 World Garment Industri barang jadi tekstil untuk keperluan rumah tangga Industri pakaian jadi dari tekstil dan kulit 402 World Wear Global Industri pakaian jadi dari tekstil 403 Yc Tec Indonesia Industri komponen sepatu olahraga 404 Yeong Shin Indonesia Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda dua pencelupan dan khusus 405 Yeongdo Sejati 406 Yh Pratama Indo Industri moulding dan komponen bahan bangunan Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 407 Yh Star Dua Industri pakaian jadi dari tekstil 408 Yoo Kwang Indonesia Industri barang plastik lembaran 409 You Young Indonesia 410 Youm Kwang Indonesia Industri bordir serta perdagangan ekspor dan impor Industri penyempurnaan benang 411 Young Lim Industri barang dari kertas dan papan kertas lainnya serta industri pencetakan umum 412 Young Won Indonesia Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil 413 Younghyun Star Industri pakaian jadi dari tekstil 414 Youngil Leather Indonesia Industri penyamakan kulit 415 Yu Won Lcd Industri alat transmisi komunikasi serta pengukuran, pengatur dan pengujian elektronik 416 Yulim Mold Industri mesin untuk pengerjaan logam 417 Yuni International Industri pakaian jadi dari tekstil 418 Yutu Leports Jaya 419 Zamoah Industri pakaian jadi dan pakaian jadi lainnya dari tekstil Industri bahan baku plastik dan barang dari plastik Pemantauan Impor 31 Kelompok Hasil Industri Korea Selatan di Indonesia (Dalam Ribu US$) No. 2. Kelompok Hasil Industri Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif Elektronika 3. Kimia Dasar 4. 5. Makanan Minuman Tekstil 6. Alat-alat Listrik 7. Pulp dan Kertas 8. Pupuk 9. Barang-barang Kimia lainnya Makanan Ternak 1. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. dan Pengolahan Tembaga, Timah dll. Pengolahan Aluminium Plastik Pengolahan Karet Produk Farmasi Kulit, Barang Kulit dan Sepatu/Alas Kaki Keramik, Marmer dan Kaca Pengolahan Kayu Alat Olah Raga, Musik, Pendidikan dan Mainan 2007 2008 2009 2010 2011 Trend 20.500.72 9.703 39.924.820. 685 31.683.821. 523 43.218.634.7 65 52.471.706 .272 21,64 % 4.005.484 .355 7.105.086 .371 3.562.957 .959 1.192.047 .638 1.115.923 .248 1.692.597 .906 793.537.9 30 1.342.937 .451 1.149.492 .286 871.486.6 84 13.447.758. 863 10.554.556. 399 3.089.897.0 31 3.902.166.6 82 2.460.486.6 00 2.518.492.3 10 2.548.704.2 35 1.917.008.0 29 1.741.634.8 89 1.678.715.6 86 10.496.709. 385 8.095.115.8 25 2.810.632.3 38 3.396.922.7 65 2.105.815.3 24 1.883.208.1 72 929.140.98 2 1.661.883.1 44 1.679.128.5 76 1.027.136.2 08 14.176.235.3 34 11.431.491.5 32 4.514.181.41 8 5.031.223.89 3 3.142.833.71 3 2.731.779.58 1 1.509.190.28 5 2.199.293.11 0 1.871.564.36 2 1.822.079.35 7 16.116.570 .142 15.413.280 .076 6.851.930. 686 6.735.213. 076 3.769.056. 352 3.262.647. 857 2.706.978. 092 2.592.292. 795 2.220.456. 925 2.195.096. 443 32,81 % 17,69 % 18,38 % 45,03 % 30,72 % 14,96 % 21,29 % 15,64 % 14,90 % 21,28 % 830.797.0 79 526.536.0 75 539.006.6 72 605.056.0 38 221.837.1 81 1.274.371.6 66 1.155.442.9 89 899.448.91 1 673.936.74 2 567.462.14 0 894.596.07 9 1.034.028.6 01 765.147.77 6 702.685.09 6 415.336.32 6 1.398.162.62 1 1.525.087.44 6 1.090.427.10 1 872.837.421 1.936.647. 716 1.860.277. 638 1.388.319. 360 972.221.41 6 967.237.79 0 19,55 % 32,34 % 23,18 % 12,83 % 37,24 % 336.540.0 13 642.887.68 3 453.554.71 2 689.586.778 872.237.83 4 21,83 % 282.374.9 21 184.381.9 16 381.432.07 2 355.175.55 7 269.876.29 6 244.635.41 1 367.784.594 483.461.27 0 462.452.08 7 10,95 % 20,49 % 707.339.676 364.023.263 20. Rokok 21. Kosmetika 22. Minyak Atsiri 23. Kamera dan Alat-alat Optis Semen dan Produk dari Semen Peng. Emas, Perak, Logam Mulia, Perhiasan dll. Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit Barang-barang Kerajinan lainnya Pengolahan Tetes Pengolahan Hasil Hutan Ikutan Pengolahan Rotan Olahan Komoditi lainnya TOTAL 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 233.313.8 11 183.504.3 22 252.051.9 26 65.811.56 9 99.321.05 7 321.325.44 3 243.348.12 2 312.539.98 6 313.159.82 3 135.376.02 9 302.762.62 4 214.934.24 4 300.205.50 0 230.368.60 1 146.088.42 9 381.760.908 444.137.51 6 392.580.63 9 359.959.72 4 302.987.28 8 227.347.81 0 15,72 % 18,46 % 8,69% 24.655.71 3 72.714.106 62.116.310 113.635.011 149.330.11 9 49,91 % 35.508.37 3 62.330.855 65.871.397 98.428.004 109.462.88 9 31,11 % 26.858.04 4 49.848.046 37.294.277 59.437.742 73.673.778 24,53 % 18.280.60 9 12.618.21 5 25.617.837 37.155.075 40.839.641 38.451.889 15.772.893 17.292.162 27.118.414 31.904.136 21,57 % 27,09 % 367.526 663.818 706.329 624.060 1.069.746 274.386.4 16 48.085.48 9.007 515.628.01 2 91.802.724. 139 433.918.45 7 72.398.087. 944 627.923.811 690.560.59 9 126.099.54 9.960 289.348.832 352.596.551 271.058.782 188.878.550 101.115.406. 556 33,77 % 22,01 % 23,06 % 22,67 % 22,44 % 30 Negara Asal Impor Terbesar Untuk Produk Hasil Industri di Indonesia (Dalam Ribu US$) No. Negara 2007 2008 2009 2010 2011 2. Rep. Rakyat Cina Jepang 3. Singapura 4. Amerika Serikat Thailand 7.306.262.8 80 6.447.447.2 01 3.866.056.7 82 3.597.785.7 19 3.999.023.7 73 1.987.419.5 90 2.112.477.7 23 1.947.866.4 67 1.429.749.6 61 2.096.160.9 21 1.442.856.9 96 437.049.19 1 1.422.804.8 24 503.039.01 1 514.142.71 5 642.934.55 0 655.335.12 1 400.725.84 7 658.989.03 4 366.582.01 1 769.602.98 0 14.176.571. 155 14.754.153. 355 11.002.991. 250 5.998.872.8 71 6.050.944.2 72 4.774.530.8 56 3.849.366.7 97 3.019.294.3 59 2.697.284.0 20 2.662.900.8 04 2.170.056.3 80 2.355.425.9 27 1.655.239.1 76 1.022.925.2 01 506.549.356 12.739.070. 057 9.759.801.1 03 9.203.462.3 23 5.928.429.5 31 4.333.927.8 84 3.791.564.8 05 3.088.906.0 91 2.337.177.5 73 1.992.078.7 60 2.035.963.1 83 1.852.563.6 59 1.692.263.0 83 1.612.597.7 53 801.369.264 1.055.105.5 39 983.990.776 836.641.323 18.722.124. 134 16.842.531. 731 10.005.939. 924 7.898.873.6 89 7.221.136.8 16 5.579.318.6 02 4.380.103.5 87 2.951.354.4 53 2.929.860.4 86 2.435.375.5 54 2.299.512.6 33 1.852.931.1 86 1.304.908.5 93 1.196.205.2 61 1.022.011.7 84 931.377.124 715.598.177 894.454.602 1.219.292.6 59 1.293.809.8 51 555.010.421 369.680.137 885.476.830 613.787.918 833.856.413 457.000.795 733.847.622 24.333.313. 948 19.233.696. 123 10.495.257. 685 8.391.843.9 59 9.936.536.4 89 7.424.084.8 05 5.508.756.2 24 3.332.521.2 29 3.824.344.9 97 3.065.736.1 60 3.134.666.2 24 2.457.335.4 74 1.949.829.9 73 1.303.078.2 51 2.186.279.4 45 1.160.965.4 30 1.198.338.0 24 1.264.431.5 76 1.532.837.5 53 947.563.062 1.027.209.7 51 710.533.327 712.315.121 865.518.912 484.115.56 8 346.883.83 1 356.820.92 691.923.005 544.479.942 710.668.403 706.169.607 705.846.766 530.256.274 694.527.411 820.449.477 544.037.326 616.481.159 690.550.366 1.120.659.5 1. 5. 6. 7. Korea Selatan Malaysia 8. Jerman 9. Taiwan 10. Australia 11. India 12. Hongkong 13. Perancis 14. Brasilia 15. Vietnam 16. Inggris 17. Italia 18. Federasi Rusia Kanada 19. 20. 21. 22. Saudi Arabia Swedia 23. Selandia Baru Pilipina 24. Argentina 417.783.921 Tren d 30,79 % 26,09 % 20,95 % 21,76 % 22,11 % 32,20 % 22,70 % 11,08 % 22,76 % 6,94 % 17,47 % 37,90 % 4,00 % 22,88 % 43,29 % 11,15 % 11,76 % 21,88 % 13,30 % 24,34 % 1,30 % 8,13 % 18,60 % 28,75 2 25. Belanda 26. Ukraine 27. Belgia 28. 29. Rep. Afrika Selatan Swiss 30. Finlandia Lainnya 492.483.60 3 535.408.20 1 335.466.75 1 191.293.38 2 346.319.64 3 326.863.81 6 2.065.520.2 93 10 % 10,75 % 0,39 % 10,35 % 33,75 % 10,26 % 8,85 % 26,05 % 585.920.564 537.928.940 631.925.893 790.288.947 916.231.487 378.163.092 585.098.366 683.232.725 609.900.103 427.061.794 544.373.802 581.098.910 299.325.192 257.336.222 472.936.734 651.347.084 546.835.542 434.981.047 460.268.993 615.201.485 359.699.772 227.036.222 358.711.902 500.090.861 3.711.479.6 06 3.154.162.5 85 4.332.828.5 41 6.084.075.8 11