SKRIPSI PERANCANGAN ENTERPRISE

advertisement
SKRIPSI
PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN
TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
(STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C)
Disusun oleh:
TINUK SULANDARI
NIM: 1110093000063
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436H
1
SKRIPSI
PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN
TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
(STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C)
Oleh :
Tinuk Sulandari
NIM 1110093000063
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
i
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 9 Juli 2015
Tinuk Sulandari
iv
ABSTRAK
TINUK SULANDARI, Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF
Architecture Development Method (Studi Kasus : PT. Bali Double C). Di bawah
bimbingan ELVI FETRINA dan SUCI RATNAWATI.
Pemanfaatan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) sangat diperlukan
dalam suatu proses bisnis karena ketika suatu perusahaan berkembang semakin besar
dan tingkatan operasionalnya semakin tidak sederhana maka tuntutan kebutuhan
fungsional khususnya data, teknologi dan aplikasi juga akan semakin besar. PT. Bali
Double C sebagai perusahaan usaha penampungan dan ekspor ikan hias belum
memanfaatkan SI/TI untuk mendukung bisnisnya, seperti proses pengadaan dan
penjualan. Oleh sebab itu, dibutuhkan perancangan enterprise architecture (EA) yang
menghasilkan keselarasan antara SI/TI dan kebutuhan bisnis. Pada penelitian ini,
perancangan EA dibuat dengan menggunakan TOGAF (The Open Group
Architecture Framework) dengan metode ADM (Architecture Development Method)
yang terdiri dari tahapan yaitu Preliminary, Visi Arsitektur, Arsitektur Bisnis,
Arsitektur Aplikasi & Data, Arsitektur Teknologi, Peluang & Solusi dan Perencanaan
Migrasi dan akan menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi,
arsitektur data, arsitektur teknologi, analisis gap pada setiap arsitektur, serta roadmap
implementasi aplikasi untuk PT. Bali Double C.
Kata Kunci : Enterprise Architecture, TOGAF, Architecture Development Method.
V Bab + xxx Halaman + 238 Halaman + 64 Gambar + 39 Tabel + 24 Pustaka + 3
Lampiran
Pustaka Acuan (26, 2005-2014)
v
i
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim ...
Alhamdulillahi robbil „alamiin, Alhamdulillah wa syukurillah „alaa
ni‟matillahpenulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih
sayang-Nya tiada terkira. Dengan izin dan Kuasa-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga selesai. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat
yang telah membawa umatnya menuju zaman terang benderang akan ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta program studi Sistem Informasi. Skripsi ini berjudul:
“Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Architecture
Development Method (Studi Kasus : PT. Bali Double C)”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemukan banyak
kesulitan dan rintangan yang memberikan pelajaran tersendiri bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa terkadang hal banyak kebahagiaan-kebahagiaan kecil
seperti ini tidak dapat diukur oleh materi. Untuk itu penulis menghanturkan rasa
terima kasih yang tidak terkira kepada:
vi
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Jakarta
2. Ibu Nia Kumaladewi, MSSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
3. Ibu Elvi Fetrina, M.IT selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ilmu,
motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Suci Ratnawati, MTI selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar
memberikan bimbingan, semangat, dan motivasinya kepada penulis sehingga
dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mencurahkan
segenap ilmu-ilmunya khususnya kepada penulis, semoga segala ilmu yang
diberikan bermanfaat dapat mejadi amal yang tiada terputus diakhirat kelak.
6. Ka Alivia Indah selaku Manajer PT. Bali Double C yang telah banyak membantu
penulis. Terima kasih atas waktu dan bantuan dalam memperoleh kelengkapan
data yang dibutuhkan.
7. Terima kasih kepada orangtua tercinta Bapak dan Ibu yang telah memberikan
banyak motivasi serta doa yang tiada pernah terputus kepada penulis untuk terus
semangat dalam menjalankan studi. Doakan selalu kelak anakmu ini menjadi
anak yang dapat membanggakan dan membahagiakan keluarga kita, Amin
YaaRabbal „Aalamiin.
8. Seluruh teman teman kelas Sistem Informasi B 2010 tersayang atas semangat
kebersamaan, khususnya untuk SIB_Wati (Ines, Alvi, Tiwi, Dias, Putri, Ika,
vii
Dalya, Nda dan Rika). Teman terbaik yang pernah saya miliki dari awal kuliah
hingga saat ini dan tidak lupa untuk semua teman seperjuangan Sistem Informasi
2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Dan pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses pembuatan laporan ini
yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima
kasih sedikitpun dari penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, serta
masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun dalam susunan
bahasanya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, serta
berguna bagi penulis pasa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, 9 Juli 2015
Tinuk Sulandari
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN.............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
DAFTAR SIMBOL......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................... 9
1.6 Metodologi Penelitian............................................................................... 9
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................. 12
ix
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perancangan............................................................................. 15
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi....................... 15
2.2.1 Pengertian Sistem.............................................................................. 15
2.2.2 Pengertian Informasi.......................................................................... 16
2.2.3 Sistem Informasi.............................................................................. 17
2.2.4 Komponen Sistem Informasi............................................................. 18
2.2.5 Teknologi Informasi.......................................................................... 21
2.3 Service Oriented Architecture (SOA).......................................................... 23
2.3.1 Definisi Service.................................................................................. 23
2.3.2 Definisi Service Oriented Architecture (SOA)................................. 24
2.4 Konsep Enterprise Architecture.................................................................. 27
2.4.1 Enterprise......................................................................................... 27
2.4.2 Architecture...................................................................................... 28
2.4.3 Enterprise Architecture................................................................... 28
2.5 Kerangka Kerja Enterprise Architecture.................................................... 31
2.5.1 Kerangka Kerja Zachman................................................................ 32
2.5.2 FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework) 33
2.5.3 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)..................... 34
2.6 Pemilihan Kerangka Kerja.......................................................................... 37
2.7 TOGAF ADM (Architecture Development Method).................................. 38
2.7.1 Preliminary Phase............................................................................ 40
2.7.2 Requirements Management.............................................................. 42
2.7.3 Phase A: Architecture Vision........................................................... 43
2.7.4 Phase B: Business Architecture....................................................... 45
x
2.7.5 Phase C: Information Systems Architecture.................................... 49
2.7.6 Phase D: Technology Architecture.................................................. 53
2.7.7 Phase E: Opportunities and Solutions............................................. 54
2.7.8 Phase F: Migration Plannning........................................................ 56
2.7.9 Phase G: Implementation Governance............................................ 57
2.7.10 Phase H: Architecture Change Management.................................. 58
2.8 Tools Perancangan Arsitektur..................................................................... 61
2.8.1 Principle Catalog............................................................................. 61
2.8.2 Flowchart......................................................................................... 62
2.8.3 Value Chain...................................................................................... 66
2.8.4 Stakeholder Map Matrix.................................................................. 70
2.8.5 Archimate......................................................................................... 71
2.8.6 Rich Picture...................................................................................... 73
2.8.7. Data Dissemination Diagram.......................................................... 74
2.8.8 UML (Unified Modeling Language)................................................ 75
2.8.9 Application Portofolio Catalog........................................................ 83
2.8.10 Communication Engineering Diagram………….............................. 84
2.8.11 Platform Decomposition Diagram................................................... 86
2.8.12 Technology Portfolio Catalog.......................................................... 87
2.8.13 Matrix analisis gap........................................................................... 88
2.8.14 Roadmap.......................................................................................... 89
2.9 Penelitian Sejenis........................................................................................ 90
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data......................................................................... 94
3.1.1 Metode Observasi............................................................................. 94
3.1.2 Metode Wawancara.......................................................................... 95
3.1.3 Metode Studi Pustaka....................................................................... 96
3.1.4 Metode Studi Literatur..................................................................... 97
3.2 Metode Perancangan Enterprise Architecture............................................ 100
3.2.1 Preliminary Phase............................................................................ 100
3.2.2 Requirement Management............................................................... 101
3.2.3 Phase A: Architecture Vision........................................................... 102
3.2.4 Phase B: Business Architecture....................................................... 103
3.2.5 Phase C: Information System Architecture...................................... 103
3.2.5.1 Application Architecture...................................................... 103
3.2.5.2 Data Architecture................................................................. 104
3.2.6 Phase D: Technology Architecture.................................................. 104
3.2.7 Phase E: Opportunities and Solutions............................................. 105
3.2.8 Phase F: Migration Planning.......................................................... 106
3.3 Kerangka Penelitian.................................................................................... 106
BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
4.1 Preliminary Phase...................................................................................... 109
4.1.1 Prinsip – Prinsip Perancangan Enterprise Architecture................... 109
4.1.2 Identifikasi 5W + 1H........................................................................ 112
4.2 Requirements Management......................................................................... 114
xii
4.2.1 Kondisi Sistem Berjalan................................................................... 114
4.2.2 Issue Organisasi............................................................................... 133
4.2.3 Solusi Aktivitas................................................................................ 136
4.2.4 Solusi Sistem Informasi................................................................... 141
4.2.5 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK................... 145
4.3 Phase A: Architecture Vision...................................................................... 145
4.3.1 Profil Perusahaan............................................................................. 145
4.3.2 Pendefinisian Visi dan Misi……..................................................... 146
4.3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas............................................. 147
4.3.4 Analisis Value Chain....................................................................... 151
4.3.4.1 Aktivitas Utama................................................................... 151
4.3.4.2 Aktivitas Pendukung............................................................ 158
4.3.5 Struktur Organisasi Usulan.............................................................. 159
4.3.6 Pelatihan yang Diusulkan................................................................. 163
4.3.7 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi....................... 164
4.4 Phase B : Business Architecture................................................................. 169
4.4.1 Pemetaan Layaan Bisnis, Proses Bisnis dan Fungsi bisnis.............. 169
4.4.2 Rancangan Arsitektur Bisnis............................................................ 178
4.5 Phase C: Information System Architecture................................................ 188
4.5.1 Application Architecture.................................................................. 188
4.5.2 Data Architecture............................................................................. 197
4.5.2.1 Data Dissemination Diagram.............................................. 198
4.5.2.2 Class Diagram..................................................................... 199
4.6 Phase D: Technology Architecture........................................................... 204
4.6.1 Konfigurasi Jaringan Internal........................................................... 204
xiii
4.6.2 Platform Decomposition Diagram.................................................. 206
4.6.3 Konfigurasi Hardware dan Software............................................... 207
4.7 Phase E: Oppurtunities and Soluition
209
4.7.1 Analisis Gap
209
4.8 Migration Planning................................................................................... 221
4.8.1 Urutan Implementasi........................................................................ 221
4.8.2 Roadmap Aplikasi............................................................................ 224
4.8.3 Perencanaan Target Implementasi................................................... 225
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 234
5.2 Saran........................................................................................................... 235
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................236
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Perbedaan arsitektur 3-tier dengan SOA................................
25
Gambar 2.2
Aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri...................................
26
Gambar 2.3
Service dihasilkan dari aplikasi dan digunakan dalam proses
27
bisnis....................................................................................
Gambar 2.4
Subset Enteprise Architecture TOGAF...............................
37
Gambar 2.5
TOGAF ADM......................................................................
39
Gambar 2.6
Contoh Value Chain PT. Bali Double C..............................
69
Gambar 2.7
Contoh Model Fungsi Bisnis...............................................
72
Gambar 2.8
Contoh Rich Picture............................................................
73
Gambar 2.9
Data Dissemination Diagram.............................................
74
Gambar 2.10
Contoh Use Case Diagram..................................................
79
Gambar 2.11
Contoh Class Diagram........................................................
82
Gambar 2.12
Communication Engineering Diagram................................
85
Gambar 2.13
Platform Decomposition Diagram.......................................
86
Gambar 2.14
Roadmap.................................................................................
90
Gambar 3.1
Kerangka Penelitian...............................................................
107
Gambar 4.1
Sistem Berjalan PT. BDC (Bali Double C)............................
115
Gambar 4.2
Flowchart Sistem Berjalan Level 0........................................
118
Gambar 4.3
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penerimaan Level 1.......
121
Gambar 4.4
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pemeliharaan Level 1.....
122
Gambar 4.5
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengiriman Level 1........
123
Gambar 4.6
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penjualan Level 1...........
124
Gambar 4.7
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengadaan Level 1.........
126
Gambar 4.8
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan Level 1..........
127
Gambar 4.9
Flowchart Sistem Berjalan Bagian Kepegawaian Level 1....
128
xv
Gambar 4.10
Flowchart Sistem Berjalan Persortiran Ikan Level 2.............
129
Gambar 4.11
Flowchart Sistem Berjalan Pemeliharaan Ikan Level 2.........
130
Gambar 4.12
Flowchart Sistem Berjalan Pengamatan dan Pengasingan
131
Level 2………………………………………………….
Gambar 4.13
Flowchart Sistem Berjalan Pengemasan Level 2...................
132
Gambar 4.14
Struktur Organisasi Perusahaan.............................................
147
Gambar 4.15
Analisis Value Chain PT. Bali Double C...............................
151
Gambar 4.16
Struktur Organisasi Usulan Perusahaan.................................
160
Gambar 4.17
Tree Diagram Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan
171
Fungsi Bisnis PT. Bali Double C.........................................
Gambar 4.18
Layanan Bisnis di PT. Bali Double C....................................
171
Gambar 4.19
Proses Bisnis pada Layanan Pengadaan PT. Bali Double C..
171
Gambar 4.20
Proses Bisnis pada Layanan Penjualan PT. Bali Double C....
172
Gambar 4.21
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Persediaan.........................
172
Gambar 4.22
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pasokan Ikan.
173
Gambar 4.23
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Keuangan..........................
173
Gambar 4.24
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pesanan.........
174
Gambar 4.25
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemeliharaan....................
175
Gambar 4.26
Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persortiran Ikan.........
175
Gambar 4.27
Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Memelihara...............
176
Gambar 4.28
Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengamatan dan
176
Pengasingan………………………………………………….
Gambar 4.29
Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengemasan...............
177
Gambar 4.30
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pengiriman........................
177
Gambar 4.31
Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemasaran.......................... 178
Gambar 4.32
Rancangan Arsitektur Bisnis................................................... 179
Gambar 4.33
Rancangan Arsitektur Bisnis Penerimaan Pasokan……......... 180
Gambar 4.34
Rancangan Arsitektur Bisnis Pemeliharaan............................
xvi
181
Gambar 4.35
Rancangan Arsitektur Bisnis Pengiriman...............................
182
Gambar 4.36
Rancangan Arsitektur Bisnis Penjualan……………..............
183
Gambar 4.37
Rancangan Arsitektur Bisnis Pengadaan................................
185
Gambar 4.38
Rancangan Arsitektur Bisnis Keuangan.................................. 186
Gambar 4.39
Rancangan Arsitektur Bisnis Kepegawaian............................
Gambar 4.40
Arsitektur Aplikasi Pengadaan................................................ 191
Gambar 4.41
Arsitektur Aplikasi Penjualan.................................................
Gambar 4.42
Arsitektur Aplikasi Keuangan................................................. 195
Gambar 4.43
Arsitektur Aplikasi Kepegawaian...........................................
196
Gambar 4.44
Data Dissemination Diagram.................................................
198
Gambar 4.45
Arsitektur Data Aplikasi Pengadaan.......................................
199
Gambar 4.46
Arsitektur Data Aplikasi Penjualan......................................... 201
Gambar 4.47
Arsitektur Data Aplikasi Keuangan........................................
202
Gambar 4.48
Arsitektur Data Aplikasi Kepegawaian..................................
203
Gambar 4.49
Arsitektur Jaringan Awal........................................................
204
Gambar 4.50
Arsitektur Jaringan Usulan...................................................... 205
Gambar 4.51
Platform Decomposition Technology...................................... 206
Gambar 4.52
Roadmap Aplikasi................................................................... 222
xvii
187
193
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Daftar Simbol Business Service, Business Process, Business
48
Function.....................................................................................
Tabel 2.2
Contoh Principle Catalog.......................................................... 61
Tabel 2.3
Simbol Penghubung Flowchart.................................................
Tabel 2.4
Simbol Proses Flowchart........................................................... 64
Tabel 2.5
Simbol Input-Output Flowchart................................................
65
Tabel 2.6
Contoh Stakeholder Map Matrix...............................................
70
Tabel 2.7
Daftar Simbol Use Case Diagram….........................................
77
Tabel 2.8
Daftar Simbol Class Diagram...................................................
80
Tabel 2.9
Application Portofolio Catalog.................................................
83
Tabel 2.10
Technology Portfolio Catalog...................................................
88
Tabel 2.11
Matrix Analisis Gap................................................................... 89
Tabel 3.1
Perbandingan Penelitian Sejenis................................................ 97
Tabel 3.2
Daftar Simbol Kerangka Penelitian...........................................
Tabel 4.1
Principle Catalog....................................................................... 111
Tabel 4.2
Identifikasi 5W+1H...................................................................
Tabel 4.3
Permasalahan dalam Aktivitas Organisasi................................. 133
Tabel 4.4
Solusi Aktivitas.......................................................................... 137
Tabel 4.5
Solusi Sistem Informasi……….................................................
141
Tabel 4.6
Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK.............
145
Tabel 4.7
Daftar Pelatihan Usulan.............................................................
163
Tabel 4.8
Stakeholder Map Matrix............................................................
166
Tabel 4.9
Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas........... 166
Tabel 4.10
Application Portfolio Catalog...................................................
189
Tabel 4.11
Konfigurasi Hardware..............................................................
207
Tabel 4.12
Konfigurasi Software.................................................................
207
xviii
63
107
113
Tabel 4.13
Technology Portfolio Catalog...................................................
208
Tabel 4.14
Analisa Gap Arsitektur Bisnis...................................................
212
Tabel 4.15
Analisa Gap Arsitektur Aplikasi................................................ 214
Tabel 4.16
Analisa Gap Arsitektur Data Pengadaan...................................
Tabel 4.17
Analisa Gap Arsitektur Data Penjualan..................................... 216
Tabel 4.18
Analisa Gap Arsitektur Data Keuangan..................................... 217
Tabel 4.19
Analisa Gap Arsitektur Data Kepegawaian...............................
Tabel 4.20
Analisa Gap Arsitektur Teknologi............................................. 220
Tabel 4.21
Kandidat Front Office System.................................................... 222
Tabel 4.22
Kandidat Back Office System.....................................................
222
Tabel 4.23
Urutan Implementasi.................................................................
223
Tabel 4.24
Roadmap Aplikasi Tahun 2015.................................................
225
Tabel 4.25
Roadmap Aplikasi Tahun 2016.................................................
227
Tabel 4.26
Roadmap Aplikasi Tahun 2017.................................................
229
xix
215
218
Simbol Use Case Diagram
(Sugiarti, 2013)
Simbol
Use Case
Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit
atau aktor; biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal frase nama
use case.
Nama Use Case
Orang,
proses,
atau
sistem
lain
yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama
aktor.
Asosiasi (association)
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case.
Ekstensi (extend)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan dapat
berdiri
<<extend>>
sendiri
walau
tanpa
use
case
tambahan; biasanya use case tambahan
memiliki nama depan yang sama dengan use
xx
case yang ditambahkan.
Generalisasi (generalization)
Hubungan
generalisasi
dan
spesialisasi
(umum – khusus) antara dua buah use case
dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang
lebih umum dari lainnya.
Menggunakan (include)
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana
use
case
yang
ditambahkan
memerlukan use case ini untuk menjalankan
fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use
case ini. Dua sudut pandang mengenai include
di use case, yaitu :
1. Include berarti use case yang ditambahkan
akan selalu dipanggil saat use case tambahan
dijalankan.
2. Include berarti use case yang tambahan
akan selalu melakukan pengecekan apakah
use case yang ditambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan dijalankan.
Kedua
sudut
digunakan
pandang
salah
satu
tersebut
atau
dapat
keduanya,
tergantung pada pertimbangan dan sudut
xxi
pandang yang dibutuhkan.
Simbol Use Case Diagram
(Sugiarti, 2013)
Simbol
Deskripsi
Kelas
Kelas pada struktur sistem.
nama_kelas
+Attribute
+Operation()
Antarmuka (interface)
Sama seperti
konsep
interface
dalam pemrograman berorientasi
objek.
Asosiasi (association)
Relasi antar kelas dengan makna
umum; biasanya disertai dengan
multiplicity.
Asosiasi berarah (directed
Relasi antar kelas dengan makna
association)
kelas yang satu digunakan oleh
kelas yang lain; biasanya disertai
dengan multiplicity.
Generalisasi (generalization)
Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi – spesialisasi (umum –
xxii
khusus).
Kebergantungan (depedency)
Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas.
Simbol Business Service, Business Process, Business Function
(The Open Group, 2009)
Simbol
Keterangan
Business Service
Layanan yang memenuhi kebutuhan
bisnis untuk customer internal atau
eksternal organisasi.
Business Process
Elemen tindakan berdasarkan pada
urutan aktivitas. Proses bisnis
dimaksudkan untuk menetapkan
sekumpulan produk atau layanan
bisnis.
Business Function
Elemen tindakan berdasarkan pada
sekumpulan kriteria yang dipilih
(kriteria yang dibutuhkan sumber
daya bisnis).
Triggering
Triggering menjelaskan tentang
hubungan sebab-akibat antara
proses-proses.
Flow
Flow menjelaskan tentang
pertukaran informasi diantara
proses bisnis dan fungsi bisnis.
xxiii
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemanfaatan sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) sangat
diperlukan dalam suatu proses bisnis sebagai solusi untuk terus meningkatkan
kualitas dan daya saing bisnis karena ketika suatu perusahaan berkembang
semakin besar dan tingkatan operasionalnya semakin tidak sederhana maka
secara alamiah tuntutan pihak manajemen akan kebutuhan fungsional
khususnya data, teknologi dan aplikasi juga akan semakin besar.
Namun demikian, untuk mengelola SI/TI, agar mampu diselaraskan
dengan strategi bisnis merupakan hal yang tidak mudah. Kegagalan yang terjadi
seperti kurangnya pemahaman mengenai keunggulan pemanfaatan SI/TI, tidak
adanya perencanaan yang baik dan menyeluruh untuk membangun dan
mengembangkan aplikasi sistem informasi, kurangnya dukungan dan perbedaan
pendapat di dalam organisasi serta peluang bisnis yang tidak dapat
dimanfaatkan dikarenakan SI/TI yang ada tidak digunakan secara maksimal
untuk mendukung tujuan perusahaan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah Enterprise Architecture (EA) untuk
perencanaan dan pengelolaan suatu sistem besar yang bersifat kompleks. EA
mempunyai arti penting bagi organisasi sebab salah satu hasilnya adalah
1
2
terwujudnya keselarasan antara SI/TI dan kebutuhan bisnis. Pemanfaatan EA
menjadi sangat penting dengan datangnya era e-bisnis dengan aplikasi front-end
yang berorientasi ke pelanggan, dan terdapat kebutuhan untuk menghubungkan
aplikasi front-end ke sejumlah sistem aplikasi back-end sehingga menimbulkan
kebutuhan adanya EA untuk menetapkan bagaimana mencapai integrasi layanan
dan aplikasi tersebut (Surendro, 2009).
Menurut The Open Group (2009) EA adalah blueprint organisasi yang
menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi
organisasi. EA juga merupakan kumpulan prinsip, metode dan model yang
digunakan sebagai design dan merealisasikan sebuah struktur organisasi
enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya yang meliputi
hardware, software, dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan
misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi
dengan didukung oleh teknologi informasi (Surendro, 2009).
PT. Bali Double C adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha
penampungan dan ekspor ikan hias air laut. Perusahaan ini mulai beroperasi
pada bulan Agustus 2007. Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya, perusahaan
tidak melakukan usaha penangkapan dan budidaya sendiri, melainkan
perusahaan membeli ikan dari pemasok atau supplier yaitu para nelayan dan
petani ikan hias yang nantinya akan ditampung dan di ekspor ke negara tujuan.
3
PT. Bali Double C adalah perusahaan yang berkembang semakin besar
dengan saat ini, perminggunya dapat melakukan pengirimaan ekspor ikan lebih
dari 800 ekor. Dengan bisnis yang semakin berkembang besar, maka tingkatan
operasionalnya juga semakin tidak sederhana dan kebutuhan perencanaan dan
pengelolaan kebutuhan untuk perusahaan yang nantinya semakin berkembang.
Sehingga perusahaan perlu menerapkan EA untuk dapat melakukan
perencanaan dan pengelolaan dalam perkembangan bisnisnya.
Dilihat dari permasalahan lingkungan bisnis perusahaan baik internal
maupun eksternal, dapat dilihat permasalahan internal adalah perusahaan
mempunyai lebih dari satu perangkat komputer yang dimiliki oleh setiap bagian
di dalam organisasi, namun investasi tersebut dirasa belum mampu menunjang
proses bisnis seperti penerimaan pasokan ikan, pemeliharaan, pengiriman,
penjualan, pemasaran, keuangan, pengadaan, dan kepegawaian secara optimal
dikarenakan belum adanya suatu sistem informasi yang mengintegrasikan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain di dalam perusahaan. Selama
ini perusahaan hanya menggunakan microsoft office sebagai aplikasi penunjang,
sehingga data masih tersebar disetiap bagian yang mengakibatkan data tidak
akurat, mudah rusak, redudansi serta apabila dibutuhkan kembali informasi
tersebut akan sulit dipenuhi dalam waktu yang cepat dan tidak adanya bagian TI
dalam struktur organisasinya dimana permasalahan TI hanya ditangani oleh
4
tenaga ahli atau freelance, sehingga sudut pandang dari semua sumber daya TI
masih bersifat sebagai pendukung (support).
Dalam
permasalahan
lingkungan
eksternal,
perusahaan
belum
memaksimalkan peran SI/TI untuk berkompetisi dengan perusahaan lain.
Perusahaan memiliki kesulitan dalam aktivitas pemasaran dan penjualan seperti
belum memiliki website dimana merupakan hal yang terpenting untuk menjalani
aktivitas pemasaran yang lebih luas dan memudahkan untuk berkomunikasi dan
memberikan informasi yang lengkap, mudah dan cepat sehingga meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap customer.
Konsep dalam perancangan EA pada PT. Bali Double C adalah
menggunakan framework The Open Group Architecture Framework (TOGAF).
TOGAF merupakan kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam
pengembangan arsitektur perusahaan. TOGAF memberikan metode yang detail
mengenai bagaimana membangun, mengelola dan mengimplementasikan EA
dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method
(ADM), dimana ADM merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam
Open Group Architecture Forum. ADM merupakan metode generik yang
berisikan sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan progeresi dari setiap
fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap
pengembangan EA. (Surendro, 2009).
5
Terdapat beberapa penelitian mengenai EA menggunakan TOGAF
diantaranya oleh Kartika Dwi Hapsari (2014), yang membuat Perancangan
Model Arsitektur Enterprise pada Proses Perencanaan dan Monitoring Evaluasi
Anggaran Berbasis TOGAF (Studi Kasus : Kementerian Pertanian RI), Aenun
Jariyatul Umami (2013) yang membuat Perencanaan Infrastruktur Teknologi
Informasi di Lembaga Penelitian (LEMLIT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM), Vivi
Fydiani Pratiwi (2013) yang membuat Perancangan Model Enterprise
Architecture dengan menggunakan TOGAF Architecture Development Method
pada PT. Satya Karya Utama dan Anis Khairunisa (2013) yang membuat
Perencanaan Arsitektur Enterprise pada PT. Dian Nikel Mining. Dalam
keempat penelitian diatas pemilihan framework TOGAF dipilih karena dirasa
mampu mendeskripsikan perancangan EA yang dibutuhkan dengan metode dan
tools-nya yang detil untuk diimplementasikan.
Berdasarkan permasalahan dan fakta diatas, penulis mengajukan
penelitian tentang perancangan EA menggunakan framework TOGAF untuk
memberikan solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem informasi dan
teknologi informasi agar dapat selaras dengan strategi bisnis perusahaan serta
untuk mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan framework
TOGAF sampai kepada phase F yaitu migration planning. Oleh sebab itu, judul
yang akan diangkat untuk penelitian ini adalah “PERANCANGAN
6
ENTERPRISE
ARCHITECTURE
MENGGUNAKAN
TOGAF
ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS PT. BALI
DOUBLE C)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. PT. Bali Double C belum memiliki perancangan EA untuk penyelarasan
strategi bisnis dan strategi SI/TI.
2. PT. Bali Double C sudah mempunyai lebih dari satu perangkat komputer
yang dimiliki oleh setiap bagian di dalam organisasi, namun investasi
tersebut belum mampu sepenuhnya memanfaatkan SI/TI untuk pengelolaan
data.
3. PT. Bali Double C memiliki permasalahan dalam lingkungan internal dan
eksternal
yang
belum
memaksimalkan
aktivitas
bisnisnya
seperti
penerimaan pasokan, pemeliharaan, pengiriman, pengadaan, penjualan,
keuangan dan kepegawaian.
4. PT. Bali Double C belum memiliki bagian TI dalam struktur organisasinya
bahkan tidak memiliki pegawai yang memahami TI sehingga permasalahan
TI hanya ditangani oleh tenaga ahli atau staff freelance untuk mengatasi
permasalahan TI dan ini juga menjadikan lemahnya pemahaman tentang
fungsi teknologi informasi.
7
Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah
“Bagaimana membuat perancangan EA pada PT. Bali Double C agar dapat
mengoptimalkan pemanfaatan SI/TI selaras dengan strategi bisnis perusahaan?”
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di PT. Bali Double C pada keseluruhan divisi
perusahaan.
2. Bisnis proses yang dilakukan mencakup proses utama perusahaan seperti
proses penerimaan pasokan, pemeliharaan, pengiriman dan penjualan serta
aktivitas pendukung perusahaan seperti pengadaan, keuangan dan
kepegawaian.
3. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group
Framework (TOGAF) dengan menggunakan Architecture Development
Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur. Penelitian ini
dibatasi hanya pada fase preliminary, visi arsitektur, arsitektur bisnis,
arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi, serta
perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase tata kelola
implementasi dan manajemen perubahan arsitektur.
4. Tools
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
model
arsitektur
menggunakan Rich Picture, Analisis Value Chain, UML (Unified Model
8
Language),
Principle
Catalog,
Stakeholder
Map
Matrix,
Data
Dissemination Diagram, Application Portfolio Catalog, Technology
Portfolio Catalog, Communication Engineering diagram, Matrix Gap
Analysis, dan Roadmap. Diagram UML yang digunakan, yaitu Use Case
Diagram, dan Class Diagram.
5. Penelitian ini tidak membahas bagaimana penyusunan anggaran biaya yang
dibutuhkan dari rencana strategis SI/TI.
1.4 Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perancangan EA untuk
menyelaraskan strategi bisnis dan strategi SI/TI pada PT. Bali Double C.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu menghasilkan:
1. Rancangan EA dengan menggunakan metode TOGAF ADM.
2. Analisis kebutuhan dari EA secara menyeluruh dan terpadu yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Rancangan arsitektur bisnis perusahaan dengan menentukan model bisnis
(proses, fungsi, dan aktivitas) yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis
dari aspek informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis.
4. Rancangan arsitektur sistem informasi yang terdiri dari arsitektur data dan
aplikasi.
9
5. Rancangan arsitektur teknologi yang di definisikan dalam fase arsitektur
aplikasi menjadi satu set komponen teknologi, yang mewakili hardware,
software dan jaringan.
6. Rancangan peluang dan solusi untuk menghasilkan implementasi arsitektur
tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan
kembali sistem yang sudah ada dengan menggunakan matriks GAP.
7. Rancangan perencanaan migrasi untuk memilih proyek implementasi yang
bervariasi menjadi urutan prioritas.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Kerangka arsitektur yang dihasilkan diharap dapat digunakan oleh PT. Bali
Double C guna mendukung proses bisnisnya sehingga dapat menambah
kualitas nilai perusahaan dalam persaingan bisnis yang ada sekarang.
2. Membantu PT. Bali Double C dalam membangun sistem informasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan strategis bisnis.
3. Membantu PT. Bali Double C dalam menentukan teknologi yang akan
dikembangkan untuk menunjang sistem informasi yang akan dibangun.
4. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dibidang kajian EA.
1.6
Metodologi Penelitian
Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan
data dan metodologi perancangan EA. Dalam metodologi pengumpulan data
terdapat tiga macam, yaitu:
10
1. Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data
premier dengan cara mengamati langsung obyek datanya. (Jogiyanto, 2008).
2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
responden (Jogiyanto, 2008).
3. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 2009).
Untuk metodologi perancangan EA adalah menggunakan TOGAF ADM.
Ada 8 tahapan yang akan dilakukan pada skripsi ini, yaitu: (TOGAF, 2009)
1. Preliminary Phase
Fase awal untuk persiapan perancangan EA. Tahapan ini dilakukan agar
pemodelan arsitektur dapat berjalan dengan baik.
2. Requirement Management
yaitu proses analisis dan pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase
ADM. Pada fase ini akan dijelaskan sistem yang sedang berjalan (as – is
system) dan dibuat solusi dari permasalahan yang telah dianalisis
berdasarkan sistem yang sedang berjalan (as-is system).
11
3. Phase A : Architecture Vision
Fase untuk menciptakan pandangan yang seragam mengenai pentingnya EA
dan menentukan lingkup arsitektur yang akan dikembangkan dan guna
mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi.
4. Phase B : Business Architecture
Fase untuk menentukan model aktivitas yang menggambarkan strategi
layanan serta aspek lingkungan aktivitas (organisasi, fungsi, proses, dan
informasi) berdasarkan pada prinsip aktivitas, tujuan aktivitas, dan
penggerak strategi.
5. Phase C : Information System Architecture
Fase yang terdiri atas arsitektur data yang menetapkan tipe dan sumber
utama data yang diperlukan untuk mendukung aktivitas dan arsitektur
aplikasi yang menetapkan jenis sistem aplikasi utama yang dibutuhkan
untuk mengolah data dan mendukung aktivitas.
6. Phase D : Technology Architecture
Fase yang memetakan komponen aplikasi yang telah ditetapkan pada fase
arsitektur aplikasi ke dalam satu set komponen teknologi yang mewakili
komponen software dan hardware.
7. Phase E : Opportunities and Solution
Fase E akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini
dan
target.
Identifikasi
proyek
utama
akan
dilaksanakan
untuk
12
mengimplementasikan
arsitektur
tujuan
dan
klasifikasi
sebagai
pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.
8. Phase F : Migration Planning
Fase untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan
prioritas.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis akan menyajikan pembahasan dalam lima
pokok bahasan yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan
serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori-teori dasar yang terkait dengan teori
pengumpulan data, teori SI/TI, teori EA, teori framework TOGAF
ADM, dan teori diagram-diagram yang akan digunakan untuk
memodelkan serta menjelaskan arsitektur yang akan dirancang.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi metode pengumpulan data, kerangka penelitian,
serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan perancangan
enterprise architecture menggunakan metode TOGAF ADM. Pada
bab ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang akan dilakukan penulis
dalam setiap fase TOGAF ADM untuk memodelkan dan merancang
arsitektur.
BAB IV
PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
Pada bab ini akan diuraikan hasil dari pengumpulan data saat
penelitian untuk kemudian dilanjutkan dengan menganalisis datadata tersebut supaya dapat dibuat perancangan EA menggunakan
metode TOGAF ADM bagi PT. Bali Double C. Perancangan EA
dibuat dengan cara memodelkan dan merancang visi arsitektur,
arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur
teknologi. Selain membuat arsitektur, pada bab ini juga akan
dijelaskan mengenai evaluasi dan analisis gap antara sistem yang
sedang berjalan dengan sistem yang akan diusulkan melalui
pemodelan dan perancangan arsitektur.
14
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan dari
hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta saran-saran untuk
perbaikan dari hasil penelitian ini.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perancangan
Definisi perancangan menurut Krismiaji (2005) dalam buku Sistem
Informasi Akuntansi menyebutkan bahwa: Perancangan terdiri dari perancangan
logis dan perancangan fisik. Perancangan logis merupakan yang melengkapi dan
menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi ke dalam
skema konseptual sedangkan perancangan fisik (physical design) adalah
mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur penyimpanan fisik.
Pengertian lain dari perancangan adalah proses menuangkan ide dan
gagasan berdasarkan teori-teori dasar yang mendukung. Proses perancangan
dapat dilakukan dengan cara pemilihan komponen yang akan digunakan,
mempelajari karakteristik dan data fisiknya, membuat rangkaian skematik
dengan melihat fungsi–fungsi komponen yang dipelajari, sehingga dapat dibuat
alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan (Iqbal, 2013).
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis (Jogiyanto, 2005)
15
16
pengertian “suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur - prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Adapun pengertian lain mengenai sistem yang tertulis dalam buku Audit
Sistem Informasi + pendekatan Cobit mengenai sistem adalah “kumpulan
elemen - elemen atau sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu,
terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk
mencapai tujuan tertentu.” (Gondodiyoto, 2007)
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem
memiliki karakterisitik yang mana suatu sistem merupakan jaringan kerja
yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dan terbentuk dari prosedur prosedur atau kumpulan elemen – elemen yang berkumpul dalam suatu
kegiatan, saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lainnya.
2.2.2
Pengertian Informasi
Pengertian informasi yang didapat dalam buku Analisis dan Desain
Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi
Bisnis (Jogiyanto, 2005) adalah “hasil dari pengolahan data dalam suatu
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang digunakan untuk
pengambilan keputusan.” Agar informasi lebih berguna untuk sebuah
pengambilan keputusan, kualitas dari sebuah informasi harus bermutu
17
seperti akurat berarti harus terbebas dari adanya kesalahan – kesalahan
dan tidak menyesatkan bagi pengguna, relevan atau sesuai, timely yang
berarti informasi dapat disajikan tepat pada saat dibutuhkan, lengkap, dan
mudah dimengerti.
2.2.3 Sistem Informasi
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang
mempertemukan
kebutuhan
pengolahan
transaksi
harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan.” (Jogiyanto, 2005)
Pengertian lain dari sistem informasi adalah “kumpulan elemen–
elemen sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara
terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan
bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.” (Gondodiyoto, 2007)
Dengan memahami definisi sistem, definisi informasi serta definisi
sistem informasi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dalam
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan terbaik saat ini dan masa
depan.
18
Menurut Sutarman (2009), sistem informasi memiliki beberapa
kemampuan sebagai berikut :
a. Menyediakan proses transaksi yang cepat dan akurat dengan cara
sistem informasi menangkap, merekam, menyimpan, dan mengupdate
data.
b. Menyediakan penyimpanan dengan kapasitas besar dan akses cepat
terhadap penyimpanan.
c. Menyediakan komunikasi yang cepat menggunakan jaringan yang
memungkinkan pekerja dan komputer untuk berkomunikasi secara
langsung.
d. Mengurangi informasi yang terlalu berlebihan menggunakan jaringan
komputer dengan cara merancang sistem informasi yang dapat
menyaring informasi.
e. Span boundaries yang memfasilitasi pengambilan keputusan pada area
fungsional, rekayasa proses bisnis, dan komunikasi.
f. Menyediakan penunjang dalam pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi dan pada semua level organisasi.
2.2.4
Komponen Sistem Informasi
1.
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal
sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah
19
manusia, hardware, software, data dan jaringan (Mulyanto, 2009). Sumber Daya
Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi.
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna
akhir, orang yang menggunakan informasi sebagai produk dari sistem
informasi dan pakar sistem informasi, orang yang mengembangkan
dan mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan
dalam pemrosesan informasi. Sumber daya hardware tidak hanya
sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran
kertas dan disk magnetik atau optikal. Contoh hardware dalam sistem
informasi berbasis komputer, yaitu sistem komputer yaitu terdiri atas
CPU (Central Processing Unit) yang mengandung microprocessors
dan variasi perangkat terhubung, seperti printer, scanner, monitor, dan
lainnya. dan sekeliling komputer (computer peripheral) seperti
keyboard dan mouse untuk memasukkan data, printer untuk
mengeluarkan informasi, dan magnetic atau optical disk drive untuk
penyimpanan sumber data.
20
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah
(instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya
software tidak hanya berupa program saja yang merupakan
sekumpulan instruksi untuk pemrosesan informasi, tetapi juga berupa
prosedur yang merupakan sekumpulan aturan yang digunakan untuk
mewujudkan pemrosesan informasi dan mengoperasikan perintah bagi
orang-orang yang menggunakan informasi.
4. Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk
masukan sebuah sistem
informasi, melainkan sebagai dasar
membentuk sumber daya organisasi untuk dikelola, disimpan dan
diakses oleh teknologi manajemen sumber daya data ke dalam
database. Seperti dijelaskan data dapat berbentuk teks, gambar, audio,
maupun audio.
5. Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan
lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi.
21
2.2.5
Teknologi Informasi
Menurut Information Technology Association of America (ITAA)
dalam buku pengantar teknologi informasi (Sutarman, 2009) teknologi
informasi
adalah
suatu
studi,
perancangan,
pengembangan,
implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis
komputer khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras
komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak
computer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses,
mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.
Menurut Sutarman (2009), fungsi teknologi informasi ada enam,
yaitu :
a. Menangkap (capture)
Menangkap data yang relevan dengan kebutuhan user dari kumpulan
data yang tersedia.
b. Mengolah (processing)
Mengolah data masukan untuk menjadi informasi, berupa konversi
(pengubahan data ke bentuk lain), analisis (analisis kondisi),
perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data
dan informasi.
22
c. Menghasilkan (generating)
Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang
berguna, misalnya laporan, tabel, dan grafik.
d. Menyimpan (storage)
Menyimpan data dan informasi dalam suatu media penyimpanan yang
dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
e. Mencari kembali (retrieval)
Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin data dan
informasi yang sudah tersimpan.
f. Transmisi (transmission)
Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui
jaringan komputer.
Keuntungan dari penerapan teknologi informasi (Sutarman, 2009)
adalah sebagai berikut :
a. Kecepatan (speed)
Komputer dapat mengerjakan suatu perhitungan yang kompleks dalam
hitungan detik, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh
manusia.
b. Konsistensi (consistency)
23
Hasil pengolahan data lebih konsisten dan tidak berubah-ubah karena
format/bentuknya sudah standar. c. Ketepatan (precision)
Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang
tidak dapat dilihat dengan kemampuan manusia, dan juga dapat
melakukan perhitungan yang sulit.
d. Keandalan (reliability)
Hasil keluaran dari komputer lebih dipercaya dibandingkan dengan
yang
dilakukan
manusia
karena
kesalahan
yang
terjadi
kemungkinannya lebih kecil jika menggunakan komputer.
2.3 Service Oriented Architecture (SOA)
2.3.1
Definisi Service
Menurut Schekkerman (2006) dalam penelitian Gigih Forda
Nama (2013) sebuah service (layanan) adalah suatu implementasi
dari fungsi bisnis yang telah didefinisikan dengan baik beroperasi secara
independen bersama service lainnya di dalam sebuah sistem.
Service memiliki interface yang telah didefinisikan dengan baik dan
beroperasi melalui kesepakatan yang telah didefinisikan antara client
dari service dan service itu sendiri.
Menurut Michelson (2006) dalam penelitian Gigih Forda Nama
(2013), service layaknya aplikasi yang diperuntukkan memenuhi suatu
tujuan,
seperti
mengambil
informasi
sampai
dengan
tingkat
24
kompleksitas menjalankan sebuah proses bisnis. Contoh paling
umum yang dikenal saat inimengenai service adalah pada web
service yang merupakan komponen-komponen aplikasi yang mudah
digabung-gabungkan dan dijalankan melalui teknologi standar internet.
2.3.2 Definisi Service Oriented Architecture (SOA)
Menurut Michelson (2006) dalam penelitian Gigih Forda Nama
(2013), istilah Service Oriented Architecture (SOA) digunakan secara
bergantian untuk tiga jenis konsep yang berbeda: konsep arsitektur, gaya
dari hasil solusi bisnis, dan infrastruktur pendukung. Namun yang
dimaksudkan disini adalah SOA sebagai konsep arsitektur TI untuk
solusi bisnis (dan solusi infrastruktur) yang diterapkan berdasarkan
konsep berorientasi layanan.
Konsep arsitektur ini memungkinkan komunikasi antar service,
penyedia (provider) dengan peminta (requestor), sehingga sang peminta
hanya tahu apa kerja dari service itu dan bagaimana memintanya.
Namun aplikasi berbasis web hanyalah salah satu bentuk aplikasi yang
menggunakan SOA, meskipun harus diakui bahwa pada saat ini basis
yang paling cocok untuk SOA adalah berbentuk portal atau web (Nama,
2013).
25
Gambar 2.1 Perbedaan arsitektur 3-tier dengan SOA (Tibco 2007)
Gambar 2.1 memperlihatkan perbedaan antara arsitektur 3-tier
dengan
SOA
yang
memungkinkan
aplikasi
yang
beragam
(heterogeneous) untuk saling berkomunikasi. SOA juga menguntungkan
karena tidak bergantung kepada satu bahasa pemograman, sebaliknya
SOA memungkinkan kebebasan memilih bahasa pemograman. Aplikasi
yang dibangun selama ini cenderung menggunakan prinsip tier dengan
menempatkan pada satu atau dua server dengan dibedakan antara server
aplikasi dan server basis data, namun dengan SOA, service dari aplikasi
yang dibangun dapat terpisah dari aplikasi induk atau ditaruh di server
SOA untuk didistribusikan dan dipergunakan oleh aplikasi lain. Aplikasi
yang dibangun pun cenderung terfokus
pada
pemrogramannya
(coding) yang berakibat aplikasi cenderung berdiri sendiri namun
dengan SOA fokus diarahkan pada kerjasama antara bisnis dan TI
26
sehingga aplikasi yang dibangun dengan landasan SOA saling
berkomunikasi secara lebih nyaman dan merupakan integrasi semua
aplikasi yang ada. Selain itu terjadi penambahan teknik komunikasi dari
aplikasi yang selama ini adalah meminta (request) dan dibalas
(reply), kini diperkaya dengan kemampuan menerbitkan (publish),
mendaftar untuk menggunakan service (subscribe), dan membuat
service dijalankan apabila terdapat keadaan (event) yang merupakan
pemicu (Nama, 2013).
Selama ini aplikasi-aplikasi perusahaan mungkin beragam, namun
setiap aplikasi berdiri sendiri-sendiri.
Gambar 2.2 Aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri (FileNet 2006)
Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana tiga aplikasi yang merupakan
aplikasi back-office (ERP) sebenarnya terpisah dengan aplikasi frontoffice untuk layanan pelanggan (CRM) dan layanan pemasok (SCM).
Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana teknologi SOA memungkinkan
27
service yang merupakan komponen dari aplikasi-aplikasi tersebut
digunakan sebagai bagian dari sebuah proses bisnis (Nama, 2013).
Gambar 2.3 Service dihasilkan dari aplikasi dan digunakan dalam proses
bisnis (FileNet 2006)
2.4 Konsep Enterprise Architecture
2.4.1 Enterprise
Umumnya
pengertian
enterprise
sering
disamakan
dengan
pengertian organisasi atau perusahaan. Didalam buku (The Open Group,
2009). Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang
memiliki
sekumpulan
tujuan.
Enterprise
diartikan
sebuah
agen
pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi, departemen
tunggal atau sebuah rantai organisasi yang terhubung tetapi berjauhan
secara geografis. Enterprise dalam konteks arsitektur enterprise dapat
digunakan oleh semua perusahaan yang meliputi layanan sistem
28
informasi, teknologi informasi, proses, dan infrastruktur dan domain
tertentu dalam perusahaan.
Dalam definisi tersebut dapat disimpulkan kumpulan organisasi
berupa organisasi non-profit/nirlaba seperti pemerintah, organisasi amal
atau institusi pendidikan bisa dikatakan juga sebagai enterprise yang
memiliki sekumpulan pemanfaatan dari sistem informasi, teknologi
informasi, proses, dan infrastruktur guna mencapai tujuan.
2.4.2 Architecture
Menurut
The Open Group
(2009) architecture (arsitektur)
didefinisikan sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan
komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki
kerterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk
perancangan dan evaluasi.
Sebuah arsitektur juga merupakan penggambaran jelas tentang
rencana detail bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana
setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana aturan dan interface
(penghubung
sistem)
digunakan
untuk
mengintegrasikan
seluruh
komponen yang ada tersebut hingga implementasi.
2.4.3 Enterprise Architecture
Enterprise architecture adalah kumpulan prinsip, metode, dan model
yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendisain dan
29
merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis seperti
perencanaan bisnis dan operasional bisnis, sistem informasi, dan
infrastruktur teknologi informasi (Surendro, 2009). Menurut The Open
Group (2009) dapat disimpulkan enterprise architecture adalah blueprint
organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang
digunakan agar tercapai misi organisasi.
Sebuah enterprise architecture penting diterapkan karena sebagai
proses menerjemahkan visi bisnis dan strategi (baik perusahaan dan TI)
menjadi efektif dengan menciptakan, berintegrasi dan meningkatkan
persyaratan utama, prinsip-prinsip dan model yang menggambarkan
keadaan perusahaan sekarang, masa depan dan memungkinkan evolusi
dengan membangun dan menggunakan sistem TI.
Keuntungan yang dihasilkan dari sebuah enterprise architecture
yang baik yaitu (Open Group, 2009):
a. Dalam operasi bisnis, istilah enterprise architecture mengacu pada
seni dan ilmu merancang suatu perusahaan sehingga dapat
memungkinkan bagaimana menghasilkan kualitas organisasi yang
semakin baik, pengelolaan biaya operasional yang lebih rendah,
menghasilkan tenaga kerja yang fleksibel, dan meningkatkan
produktivitas bisnis.
30
b. Dalam operasi teknologi informasi, implementasi teknologi informasi,
seperti halnya rumah yang dibangun tidak akan selamanya kokoh
berdiri pastinya didalamnya terdapat perbaikan. Teknologi informasi
memiliki pengembangan hampir setiap bidang bisnis dan koordinasi
operasional. Namun, dengan enterprise architecture yang baik maka
operasi TI akan lebih efisien seperti pengembangan perangkat lunak,
dukungan dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah, portabilitas
aplikasi
yang
meningkat,
interoperability
yang
ditingkatkan,
manajemen sistem dan jaringan yang lebih mudah, kemampuan untuk
memenuhi masalah yang perlu ditingkatkan seperti keamanan,
upgrade dan petukaran komponen sistem yang lebih mudah.
c. Pengurangan risiko untuk investasi masa depan, pengurangan
kompleksitas dalam infrastruktur TI, fleksibilitas untuk membuat,
pengadaan, membeli atau solusi TI secara outsource, mengurangi
resiko secara keseluruhan dalam investasi baru dan biaya kepemilikan
TI.
d. Menyediakan suatu mekanisme yang memungkinkan komunikasi
tentang elemen-elemen EA diantara organisasi bisnis dan TI dan
berfungsinya enterprise.
31
e. Menghasilkan informasi yang terpusat, stabil dan meningkatkan
konsistensi,
ketelitian,
ketepatan
waktu,
integritas,
kualitas,
ketersediaan, akses dan pembagian informasi.
f. Memungkinkan organisasi untuk mengurangi duplikasi dalam
informasi.
g. Mempercepat integrasi sistem lama serta migrasi sistem yang baru
h. Fokus pada strategi penggunaan teknologi untuk mengelola data
sebagai aset.
2.5 Kerangka Kerja Enterprise Architecture
Pengertian tentang kerangka kerja adalah suatu ide, pemikiran, dan konsep
yang digunakan untuk membuat pemikiran lain yang lebih spesifik dalam suatu
obyek dan digunakan untuk mengelompokkan suatu organisasi yang penting
bagi manajemen organisasi tersebut dan digunakan juga dalam pengembangan
sistem perusahaan yang akan datang (Aham, 2012).
Dalam pengembangan sebuah enterprise architecture akan lebih baik dan
lebih mudah jika mengikuti sebuah kerangka berpikir tertentu. Kerangka
berpikir tersebut dikenal dengan istilah kerangka kerja enterprise architecture.
Kerangka kerja enterprise architecture mengidentifikasikan jenis informasi
yang
dibutuhkan
untuk
mendeskripsikan
enterprise
architecture,
mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan
hubungan antara jenis informasi tersebut menjelaskan dan menunjukkan
32
bagaimana metode merancang, mengembangkan dari arsitektur-arsitektur yang
berbeda sesuai dengan yang direncanakan sehingga mempercepat dan
menyederhanakan pengembangan arsitektur (Surendro, 2009).
Penggunaan kerangka kerja (framework) mempunyai tujuan utama yang
sama, yaitu menggambarkan struktur dimana hubungan dari objek kompleks
dapat berinteraksi untuk menghubungkan orang, proses, dan teknologi dan
menghasilkan cetak biru enterprise architecture.
Cetak biru (blueprint) menyediakan alat bantu untuk menerapkan
teknologi ke dalam perusahaan secara tepat dan mengandung rincian bisnis,
informasi, dan teknologi yang ada saat ini, dan yang diusulkan perusahaan
untuk masa depan. Sebagai contoh, saat teknologi baru dibawa ke dalam
perusahaan dan teknologi lama digantikan, cetak biru arsitektur harus
diperbaharui untuk menunjukkan adanya perubahan portofolio bisnis atau
portofolio teknologi informasi.
Kerangka kerja yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan enterprise
architecture, contohnya seperti The Zachman Framework for Enterprise
Architectures, FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework)
dan The Open Group Architecture Framework (TOGAF).
2.5.1 Kerangka Kerja Zachman
Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama kali
dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam tulisannya
33
yang berjudul “A Framework for Information Systems Architecture” di
IBM Systems Journal. Kerangka kerja Zachman adalah suatu skema yang
merupakan pertemuan antara dua klasifikasi yang telah digunakan selama
ribuan tahun. Pertama adalah dasar-dasar komunikasi yang ditemukan di
dalam pertanyaan-pertanyaan klasik seperti What, How, When, Who,
Where dan Why. Pertanyaan-pertanyaan ini mengintegrasikan jawaban
dari pertanyaan yang komprehensif dan gambaran dari ide yang kompleks.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka kerja
Zachman merupakan suatu alat bantu berfikir bagi arsitek atau manajer
dalam memetakan permasalahan atau memotret arsitektur yang terdapat
di suatu organisasi sehingga didapatkan gambaran membuat struktur,
klasifikasi dan dokumentasi tentang berbagai aspek yang berkaitan
dengan manajemen dan pembangunan sistem dalam suatu enterprise dan
mengurusi apa yang perlu diurus namun bukan merupakan metodologi
untuk mengembangkan arsitektur enterprise dan tidak ada cara standar
untuk mengimplentasikannya (Surendro, 2009).
2.5.2 FEAF Framework (Federal Enterprise Architecture Framework)
Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) merupakan
sebuah framework yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Federal
CEO Council. FEAF ini ditujukan untuk mengembangkan EA dalam
Federal Agency atau sistem yang melewati batas multiple inter-agency.
34
FEAF
menyediakan
standar
untuk
mengembangkan
dan
mendokumentasikan deskripsi arsitektur pada area yang menjadi prioritas
utama. FEAF ini cocok untuk mendeskripsikan arsitektur bagi
pemerintahan federal (Setiawan,2009).
Beberapa karakteristik FEAF menurut Setiawan (2009) antara lain,
FEAF merupakan EA Reference Model, menampilkan prespective view
yang menyeluruh, dan merupakan tools yang digunakan untuk
perencanaan dan komunikasi.
Kelebihan pada framework FEAF:
1. FEAF menampilkan prespektif view yang menyeluruh
2. Support terhadap evolusi arsitektur
3. Mempunyai Architecture Knowledge Base
Kekurangan framework FEAF:
1. Proses arsitektur sistem yang ridak mendetail
2. Bersifat tidak netral
3. Tidak menyediakan prinsip arsitektur.
2.5.3 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
Menurut The Open Group (2009), The Open Group Architecture
Framework
(TOGAF)
adalah
kerangka
kerja
arsitektur
yang
menyediakan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan,
produksi, penggunaan, dan pemeliharaan arsitektur enterprise. TOGAF
35
didasarkan pada proses yang berulang-ulang yang didukung oleh best
practices dan penggunaan kembali aset-aset arsitektur yang sudah ada.
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah
kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam
pengembangan arsitektur perusahaan. TOGAF memberikan metode yang
detail
mengenai
bagaimana
membangun,
mengelola,
dan
mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang
disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Surendro,
2009).
TOGAF berperan penting dalam membantu proses pengembangan
arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis
sistem terbuka untuk kebutuhan bisnis mereka. Menurut The Open Group
(2009), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai
bagian dari keseluruhan enterprise architecture, yaitu arsitektur bisnis,
arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kombinasi
arsitektur data dan aplikasi disebut juga arsitektur sistem informasi.
1. Arsitektur Bisnis
Arsitektur yang menetapkan strategi bisnis, tata kelola,
organisasi,
dan
proses
bisnis
utama.
Arsitektur
bisnis
menggambarkan strategi, maksud, fungsi, proses, informasi dan aset
bisnis yang penting untuk memberikan layanan bagi masyarakat,
36
bisnis, pemerintah, dan sebagainya. Kerangka arsitektur bisnis
memberikan struktur untuk pengumpulan detail mengenai motivasi,
organisasi, lokasi, kejadian, fungsi, dan aset yang menentukan arah
perusahaan dari sudut pandang bisnis (Surendro, 2009).
2. Arsitektur Data
Arsitektur yang menggambarkan struktur aset data dan sumber
daya manajemen data organisasi secara logis dan fisik. Kerangka
arsitektur data menyediakan struktur untuk mendokumentasikan
detail informasi yang penting bagi organisasi (Surendro, 2009).
3. Arsitektur Aplikasi
Arsitektur yang menyediakan blueprint untuk sistem aplikasi
individu untuk digunakan, interaksi sistem aplikasi individu, dan
hubungan sistem aplikasi individu dengan proses bisnis inti
organisasi. Arsitektur aplikasi adalah proses yang memusatkan pada
pengembangan dan penerapan solusi atau layanan yang sedang
diciptakan untuk organisasi tersebut. Kerangka arsitektur aplikasi
adalah gabungan dari proses yang memanfaatkan komponen dan
model bisnis, informasi, dan teknologi untuk merancang suatu
aplikasi bisnis yang diinginkan (Surendro, 2009).
37
4. Arsitektur Teknologi
Menggambarkan kemampuan logis software dan hardware
yang diperlukan untuk mendukung penyebaran bisnis, data, dan
layanan aplikasi. Arsitektur teknologi memasukkan infrastruktur TI,
middleware, jaringan, komunikasi, proses dan standar. Arsitektur
teknologi adalah suatu pendekatan dalam menjelaskan struktur dan
hubungan teknologi perusahaan saat ini dan di masa depan untuk
memaksimalkan nilai dalam teknologi tersebut. Kerangka arsitektur
teknologi menyediakan sekumpulan proses yang mendukung
penerapan dan penyampaian arsitektur teknologi (Surendro, 2009).
Gambar 2.4 Subset Enterprise Architecture TOGAF (Open Group, 2009)
2.6
Pemilihan Kerangka Kerja
Zachman
Framework.
FEAF
Framework
(Federal
Enterprise
Architecture Framework), dan TOGAF (The Open Group Architecture
Framework) merupakan kerangka kerja yang dapat digunakan dalam
pengembangan enterprise architecture. Namun kekurangan yang dimiliki
38
zachman framework yaitu bukan merupakan metodologi untuk mengembangkan
arsitektur enterprise dan tidak ada cara standar untuk mengimplementasikannya
serta FEAF framework proses arsitektur sistem yang tidak mendetail dan tidak
menyediakan prinsip arsitektur, akhirnya penulis menggunakan TOGAF
framework untuk perencanaan, mengelola, dan mengimplementasikan EA.
TOGAF framework menyediakan metode yang sistematis dan tools yang
lengkap untuk membangun serta memfokuskan pada siklus proses dan
implementasi, mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
mendeskripsikan arsitektur, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur
logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut.
2.7 TOGAF ADM (Architechture Development Method)
Menurut The Open Group (2009), elemen kunci dari TOGAF adalah
Architecture Development Method (ADM) yang memberikan gambaran spesifik
untuk proses pengembangan arsitektur enterprise. TOGAF ADM (Architecture
Development Method) menyediakan proses yang teruji dan berulang untuk
mengembangkan arsitektur. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam siklus
berulang yang berkelanjutan dan terealisasi agar memungkinkan organisasi
untuk mengubah perusahaan mereka dengan cara terkontrol dalam menanggapi
tujuan bisnis dan peluang (The Open Group, 2009).
ADM (Architecture Development Method) merupakan hasil dari kerja
sama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture. ADM adalah metode
39
generic yang berisi sekumpulan aktivitas yang mempresentasikan progresi dari
setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap
pengembangan enterprise architecture (Surendro, 2009). ADM adalah fitur
penting yang memungkinkan organisasi mendefinisikan pengelolaan kebutuhan,
dimana kebutuhan bisnis, sistem informasi, dan arsitektur teknologi selalu
diselaraskan dengan sasaran dan kebutuhan bisnis.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fase pada TOGAF
ADM menurut The Open Group (2009).
Gambar 2.5 TOGAF ADM
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fase pada TOGAF
ADM menurut The Open Group (2009).
40
2.7.1 Preliminary Phase
Tahapan persiapan (priliminary phase) merupakan tahap awal
persiapan perancangan enterprise architecture. Tahapan ini dilakukan
untuk menghasilkan prinsip-prinsip arsitektur yang merupakan bagian dari
kebijakan teknologi informasi organisasi yang akan mempengaruhi
keseluruhan proses design dan untuk meyakinkan setiap orang yang
terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan
proses arsitektur. Tujuan lain dari fase preliminary adalah untuk
meyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini
berkomitmen untuk kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.
Pada fase preliminary dilakukan identifikasi “who”, “what”,
“why”, “when” dan “where” dari arsitektur itu sendiri (The Open Group,
2009).
1.
“What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.
2.
“Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang
bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana
mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.
3.
“How” adalah bagaimana mengembangkan enterprise architecture,
menentukan framework dan metode yang akan digunakan untuk
menangkap informasi.
4.
“When” adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur.
41
5. “Why” adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan
dengan tujuan bisnis, yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi
tujuan bisnis.
6. “Where” adalah penunjukkan lokasi kerja dari bisnis.
Preliminary phase memiliki langkah-langkah, dan output sebagai
berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Prinsip dan tujuan aktivitas.
b. Langkah-Langkah
1. Menentukan ruang lingkup unit-unit inti yang terlibat dalam
perancangan enterprise architecture.
2. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur.
c. Output
1. Prinsip-prinsip perancangan enterprise architecture (principles
catalog). Prinsip-prinsip tersebut akan menjadi dasar dalam
pengembangan
perancangan
enterprise
architecture
yang
menghasilkan beberapa arsitektur. Prinsip-prinsip dasar akan
dibuat dalam principles catalog.
2. Tabel identifikasi 5W (What, Who, Why, When, Where) + 1H
(How), tabel yang menguraikan apa yang akan dilakukan pada
objek penelitian, siapa yang akan mengerjakan dan bertanggung
42
jawab dengan pekerjaan pada objek penelitian, bagaimana cara
kerja pada objek penelitian, kapan waktu penyelesaian pekerjaan
pada objek penelitian, kenapa pekerjaan dalam objek penelitian
dilakukan dan dimana tempat objek penelitian tersebut.
2.7.2 Requirements Management
Requirements management adalah proses pengelolaan kebutuhan
arsitektur di seluruh fase TOGAF ADM. Tujuan dari proses ini adalah
untuk menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, kebutuhan itu
disimpan, lalu dimasukkan ke dalam fase yang sesuai (The Open Group,
2009).
Sumber daya utama yang harus dikembangkan dalam tahapan ini
adalah skenario aktivitas. Skenario aktivitas mencakup process business
(alur aktivitas) dan issue (permasalahan dalam organisasi). Yang
dimaksud dengan process business dalam tahap ini adalah penjelasan
sistem yang sedang berjalan (as – is system) pada organisasi
(Widyaningsih, 2014).
Requirements management memiliki langkah-langkah, dan output
sebagai berikut :
a. Input
1. Kondisi sistem saat ini
2. Data inventaris sarana dan prasarana pendukung TIK
43
b. Langkah-langkah
1. Menganalisis kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem saat
ini (as-is system).
2. Mengidentifikasi permasalahan dari kondisi sistem saat ini (as-is
system).
3. Membuat solusi dari setiap permasalahan pada kondisi sistem saat
ini (as-is system).
c. Ouput
1. Flowchart yang menggambarkan proses bisnis saat ini.
2. Tabel permasalahan organisasi, yang berisi tentang permasalahan
dari setiap aktivitas organisasi beserta kolom tolak ukur yang
menjelaskan setiap permasalahan yang sudah diidentifikasi.
3. Tabel solusi aktivitas, yang berisi tentang permasalahan dari setiap
aktivitas beserta solusi yang akan mengatasi permasalahan
tersebut.
4. Tabel
solusi
sistem
informasi
memberikan
solusi
yang
menyebutkan tentang sistem atau aplikasi apa yang sebaiknya
digunakan dalam mengatasi permasalahan.
2.7.3 Phase A : Architecture Vision
Phase architecture vision atau fase visi arsitektur adalah fase awal
pada ADM (Architecture Development Method) yang merupakan
44
kesempatan utama untuk menjual keuntungan dari pengembangan yang
disarankan
kepada
pembuat
keputusan
enterprise
sehingga
memungkinkan tujuan bisnis tanggap kepada penggerak strategis, sesuai
dengan prinsip dan mencapai maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi
tujuan tersebut dan menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh
pengembangan arsitektur yang disarankan.
Fase ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan
mengenai pentingnya perancangan enterprise architecture untuk mencapai
tujuan perusahaan dan menentukan lingkup perencanaan strategis yang
akan dikembangkan.
Beberapa tujuan dari fase ini adalah:
1. Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur mendapatkan
pengakuan dan dukungan dari manajemen perusahaan atau organisasi.
2. Melakukan validasi prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan penggerak
strategi bisnis organisasi.
3. Mendefinisikan ruang lingkup dan melakukan identifikasi dan
memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.
4. Menghasilkan visi arsitektur yang menunjukkan respon terhadap
kebutuhan dan batasannya.
Fase visi arsitektur memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
45
a. Input
1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas, dan penggerak aktivitas.
b. Langkah-Langkah
1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala
aktivitas.
2. Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup
arsitektur saat ini.
3. Mengembangkan visi arsitektur.
c. Output
1.
Analisis Value Chain, diagram yang mengidentifikasi dan
mengelompokkan seluruh aktivitas akan masuk ke dalam
kelompok aktivitas utama atau aktivitas pendukung.
2.
Stakeholder map matrix, matriks yang menjelaskan hubungan
antara stakeholder dengan aktivitas pada organisasi.
3.
Visi dan misi organisasi, penjelasan tentang visi dan misi dari
organisasi agar perancangan enterprise architecture yang akan
dibuat dapat selaras dengan visi misi organisasi.
2.7.4 Phase B : Business Architecture
Phase business architecture atau fase arsitektur bisnis berisi strategi
bisnis, organisasi, dan informasi aktivitas utama. Arsitektur bisnis sering
46
diperlukan sebagai sarana untuk menunjukkan nilai aktivitas dan alur
aktivitas yang akan diusulkan sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
Tujuan dari fase arsitektur bisnis adalah :
1.
Menguraikan deskripsi dasar arsitektur bisnis.
2.
Mengembangkan tujuan arsitektur bisnis, menguraikan strategi
layanan serta proses dan organisasi dari lingkungan bisnis yang
berdasarkan pada prinsip bisnis dan tujuan bisnis dan penggerak
strategis.
3.
Menganalisis gap antara arsitektur bisnis (aktivitas) saat ini dan tujuan
arsitektur bisnis.
Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a.
Input
1. Aktivitas pada saat ini (as – is system)
b.
Langkah-Langkah
1. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis dasar.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur bisnis.
3. Melakukan analisis gap.
4. Membuat arsitektur bisnis.
c.
Output
1.
Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan archimate.
47
2.
Rancangan arsitektur bisnis yang menggambarkan alur aktivitas
usulan sesuai dengan kebutuhan stakeholders dan didahului
dengan analisis as – is system. Rancangan arsitektur bisnis
digambarkan menggunakan rich picture.
3.
Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur
organisasi yang baru untuk menunjang kinerja organisasi dan
kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.
Arsitektur bisnis dijelaskan menggunakan beberapa konsep tambahan
berdasarkan orientasi layanan, yaitu konsep business service (layanan
bisnis), business process (proses bisnis), dan business function (fungsi
bisnis).
a. Business Service
Business service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai
tambah untuk lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan secara
internal dan independen. Business service menetapkan layanan yang
memenuhi kebutuhan bisnis untuk
customer. Business service
berhubungan dengan sebuah nilai (The Open Group, 2009).
b. Business Process
Business process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang
terdiri atas proses atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process
adalah untuk memuaskan atau menyenangkan customer. Business
48
process menetapkan elemen perilaku untuk menghasilkan satu set
produk atau business service yang telah didefinisikan (The Open Group,
2009).
c. Business Function
Business function menetapkan elemen perilaku berdasarkan pada
sekumpulan kriteria terpilih. Business function menjelaskan perilaku
internal oleh business role. Business function mengelompokkan perilaku
berdasarkan pada sumber daya bisnis, kemampuan, kompetensi, dan
pengetahuan yang dibutuhkan.
Business function adalah tugas-tugas
khusus yang dilakukan dalam sebuah organisasi (The Open Group,
2009).
Tabel 2.1 Daftar Simbol Business Service, Business Process, Business Function
(The Open Group, 2009)
Simbol
Keterangan
Layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis
untuk customer internal atau eksternal
organisasi.
Business Service
Elemen tindakan berdasarkan pada urutan
aktivitas. Proses bisnis dimaksudkan untuk
Business Process
menetapkan
sekumpulan
produk
atau
49
layanan bisnis.
Elemen
tindakan
berdasarkan
pada
sekumpulan kriteria yang dipilih (kriteria
yang dibutuhkan sumber daya bisnis).
Business Function
Triggering menjelaskan tentang hubungan
sebab-akibat antara proses-proses.
Triggering
Flow
menjelaskan
tentang
pertukaran
informasi atau nilai diantara proses bisnis
Flow
dan fungsi bisnis.
2.7.5
Phase C : Information Systems Architecture
Fase information systems architectures atau arsitektur sistem
informasi berfokus pada identifikasi dan penetapan pertimbangan aplikasi
dan data yang mendukung arsitektur bisnis perusahaan. Fase ini
melibatkan antara kombinasi arsitektur data dan arsitektur aplikasi.
a. Data Architecture (Arsitektur Data)
Pada arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data
utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada arsitektur
aplikasi, ditentukan jenis aplikasi penting untuk memproses data dan
mendukung bisnis. Kemudian, dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan
50
arsitektur aplikasi tujuan, melakukan analisis gap dan melakukan
korelasi fungsi bisnis dengan aplikasi tujuan.
Tujuan arsitektur data adalah untuk mendefinisikan tipe dan
sumber data utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis dengan
cara yang dapat dipahami oleh stakeholder, lengkap, konsisten dan
stabil. Perlu diketahui bahwa arsitektur data tidak memperhatikan
perancangan database, tetapi hanya mendefinisikan entitas data yang
relevan
dengan
enterprise,
bukan
untuk
merancang
sistem
penyimpanan fisik dan logik.
Arsitektur data memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Data principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai data
yang mendukung bisnis pada perusahaan seperti prinsip
penggunaan data tersebut.
b. Langkah-Langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data.
3. Melakukan analisis gap.
4. Menyelesaikan arsitektur data.
51
c. Output
1. Rancangan diagram yang menghubungkan data, layanan bisnis,
dan
aplikasi.
Rancangan
tersebut
menggunakan
data
dissemination diagram.
2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting
untuk mendukung aktivitas pada organisasi. Rancangan
tersebut digambarkan dalam class diagram.
b. Application Architecture (Arsitektur Aplikasi)
Tujuan arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis
utama dari sistem aplikasi yang penting untuk memproses data dan
mendukung bisnis. Perlu diketahui bahwa arsitektur aplikasi tidak
memperhatikan perancangan sistem aplikasi, tetapi hanya untuk
mendefinisikan jenis-jenis sistem aplikasi yang relevan dengan enterprise
dan aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mengatur data dan
menghadirkan informasi kepada aktor manusia dan komputer pada
enterprise.
Arsitektur aplikasi memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
52
a. Input
1. Application principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai
aplikasi yang digunakan pada perusahaan, seperti prinsip
penggunaan aplikasi tersebut.
b. Langkah-Langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur aplikasi.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur aplikasi.
3. Melakukan analisis gap.
4. Menyelesaikan arsitektur aplikasi.
c. Output
1. Hasil identifikasi semua aplikasi yang digunakan di dalam asis system perusahaan. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan
menggunakan application portfolio catalog.
2. Rancangan
penempatan
distribusi
aplikasi
yang
akan
digunakan user di dalam organisasi. Rancangan tersebut
digambarkan oleh application and user location Diagram.
3. Rancangan penggambaran interaksi antara aktor (user) dan
perannya
dalam
setiap
aplikasi.
Rancangan
ini
akan
digambarkan dalam use case diagram.
4. Penggambaran gabungan antar aplikasi atau biasa disebut
dengan application landscape.
53
5. Penggambaran aliran informasi antar aplikasi pada application
landscape dengan menggunakan interoperability map.
2.7.6
Phase D : Technology Architecture
Phase technology architecture atau fase arsitektur teknologi
berusaha untuk memetakan komponen aplikasi yang didefinisikan pada
arsitektur aplikasi ke dalam satu set komponen teknologi yang mewakili
komponen software, hardware, dan jaringan, dengan cara membeli ke
pihak luar atau dikonfigurasi sendiri oleh organisasi ke dalam platform
teknologi.
Arsitektur teknologi akan menetapkan pandangan dasar dan target
dari portfolio teknologi, memperinci roadmap menuju arsitektur target,
dan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan utama di dalam roadmap.
Fase arsitektur teknologi memiliki input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Technology principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai
teknologi yang digunakan untuk mendukung aktivitas pada
organisasi.
b. Langkah-Langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.
54
3. Melakukan analisis gap.
4. Menyelesaikan arsitektur teknologi.
c. Output
1. Rancangan komunikasi di dalam arsitektur teknologi, seperti
rancangan jaringan yang melibatkan hardware-hardware untuk
membuat suatu komunikasi jaringan. Rancangan tersebut akan
digambarkan di dalam communication engineering diagram.
2. Platform
decomposition
diagram
menggambarkan
platform
teknologi yang mendukung sistem informasi.
3. Hasil identifikasi teknologi yang sudah digunakan di dalam sistem
yang berjalan pada organisasi. Hasil tersebut dapat dijelaskan
menggunakan technology portfolio catalog.
2.7.7 Phase E : Opportunities and Solutions
Phase opportunities and solutions atau fase peluang dan solusi
adalah tahap pertama yang langsung berkaitan dengan struktur bagaimana
arsitektur target akan dilaksanakan. Pada fase E akan dikonsentrasikan
pada cara menyampaikan arsitektur. Dibutuhkan aktivitas organisasi dan
perspektif teknis untuk merasionalisasi kegiatan TI dan mengelompokkan
secara logis kegiatan TI tersebut ke dalam paket pekerjaan proyek dalam
portfolio dan juga dalam setiap portfolio lain yang bergantung pada TI.
Tujuan dari fase peluang dan solusi, yaitu :
55
1. Meninjau kembali target tujuan dan kemampuan aktivitas.
2. Mengidentifikasi parameter organisasi saat ini untuk kemampuan
menyerap perubahan.
3. Memperoleh serangkaian arsitektur transisi yang memberikan nilai
aktivitas yang berkelanjutan melalui eksploitasi peluang.
4. Menghasilkan persetujuan mengenai ringkasan implementasi dan
strategi migrasi.
Fase peluang dan solusi memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Hasil analisis gap mulai dari arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan
teknologi.
b. Langkah-Langkah
1. Menentukan kendala aktivitas untuk implementasi.
2. Meninjau kembali dan menggabungkan hasil analisis gap dari fase
B sampai fase D.
3. Merumuskan implementasi dan strategi migrasi.
c. Output
1. Hasil analisis gap gabungan dari fase arsitektur bisnis sampai
arsitektur teknologi.
56
2.7.8 Phase F : Migration Planning
Fokus utama dari phase migration planning atau fase rencana
migrasi adalah penciptaan rencana implementasi dan migrasi yang layak,
bekerja sama dengan portfolio dan manajer proyek. Daftar prioritas
proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan
implementasi detail dan rencana migrasi.
Fase rencana migrasi memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1.
Implementation and migration plan, suatu rencana untuk
menjadwalkan migrasi data dan implementasi aplikasi.
b. Langkah-Langkah
1.
Memastikan interaksi kerangka kerja manajemen untuk rencana
implementasi dan migrasi.
2.
Menetapkan nilai bisnis pada setiap proyek.
3.
Memperkirakan kebutuhan sumber daya, pemilihan waktu proyek,
dan ketersediaan saran.
4.
Memprioritaskan proyek migrasi melalui pelaksanaan penilaian
biaya atau keuntungan dan validasi risiko.
5.
Membuat roadmap implementasi arsitektur dan perencanaan
migrasi.
57
c. Output
1.
Roadmap untuk implementasi aplikasi.
2.7.9 Phase G : Implementation Governance
Pada Phase implementation governance atau fase tata kelola
implementasi, proyek dilaksanakan sebagai program rencana kerja dan
diolah agar dapat mencapai arsitektur yang diinginkan. Aspek utama pada
fase
G
adalah
memastikan
kepatuhan
dengan
arsitektur
yang
didefinisikan, bukan hanya oleh proyek implementasi, tetapi juga oleh
proyek yang sedang berlangsung dalam perusahaan. Fase G membuat
hubungan antara arsitektur dan organisasi implementasi melalui kontrak
arsitektur.
Tujuan dari fase ini, yaitu :
1. Merumuskan rekomendasi untuk setiap proyek implementasi.
2. Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses deployment
dan implementasi secara keseluruhan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan secara tepat selagi sistem sedang
diimplementasi dan dideploy.
4. Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang didefinisikan oleh
proyek implementasi dan proyek lainnya.
5. Memastikan solusi program di deploy dengan sukses.
6. Memastikan kesesuaian solusi deploy dengan arsitektur target.
58
Fase tata kelola implementasi memiliki input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Architecture Roadmap, menggambarkan jadwal implementasi
aplikasi.
b. Langkah-Langkah
1. Memastikan ruang lingkup dan prioritas untuk deployment dengan
manajemen pengembangan.
2. Mengidentifikasi sumber daya dan keterampilan deployment.
3. Membimbing pengembangan solusi deployment.
4. Melakukan tinjauan kepatuhan enterprise architecture
5. Menerapkan operasi bisnis dan TI.
6. Melaksanakan
tinjauan
pasca
implementasi
dan
menutup
implementasi.
c. Output
1. Kontrak arsitektur yang telah ditandatangani.
2. Compliance Assessment.
2.7.10 Phase H : Architecture Change Management
Pada phase architecture change management atau fase manajemen
perubahan arsitektur akan diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana
mengatur perubahan tersebut, mulai dari pemeliharaan sederhana sampai
59
perancangan kembali arsitektur. Fase ini akan secara khusus menyediakan
monitoring berkelanjutan dari pengembangan teknologi baru dan
perubahan dalam lingkungan bisnis, serta menentukan apakah untuk
memulai siklus evolusi arsitektur yang baru secara formal. ADM
menguraikan strategi dan rekomendasi pada fase ini. Tujuan dari fase
manajamen perubahan arsitektur adalah untuk memastikan bahwa
arsitektur mencapai nilai target bisnis aslinya, serta membangun dan
mendukung arsitektur enterprise diimplementasikan sebagai arsitektur
yang dinamis.
Surendro (2009) berpendapat bahwa fase ini menetapkan proses
arsitektur manajemen perubahan untuk enterprise architecture baru yang
telah selesai di implementasikan secara berkelanjutan memonitor
perkembangan dan perubahan lingkungan organisasi dan menentukan
apakah akan dilakukan siklus pengembangan enterprise architecture
berikutnya.
Tujuan dari fase ini, yaitu :
1. Memastikan bahwa arsitektur dasar menjadi cocok dengan tujuan.
2. Menilai kinerja dari arsitektur dan membuat rekomendasi untuk
perubahan.
3. Menilai perubahan pada kerangka kerja dan prinsip-prinsip yang
ditetapkan dalam fase sebelumnya.
60
4. Membuat arsitektur proses manajemen perubahan untuk arsitektur
dasar perusahaan yang baru dan dicapai dengan penyelesaian fase G.
5. Memaksimalkan nilai bisnis dari arsitektur dan operasi yang sedang
berjalan.
6. Menjalankan kerangka kerja tata kelola.
Fase manajemen perubahan arsitektur memiliki input, langkahlangkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Change request pada pengembangan bisnis, inovasi teknologi
bisnis, dan perubahan strategi.
b. Langkah-Langkah
1. Membuat proses realisasi nilai.
2. Menyebarkan tools monitoring.
3. Mengelola risiko.
c. Output
1. Arsitektur yang diperbarui untuk perubahan proses pemeliharaan.
2. Perubahan kerangka arsitektur dan prinsip-prinsip untuk perubahan
proses pemeliharaan.
3. Statement of Architecture Work.
4. Kontrak arsitektur yang sudah diperbarui.
5. Compliance Assessment yang sudah diperbarui.
61
2.8 Tools Perancangan Arsitektur
2.8.1 Principle Catalog
Tujuan dari katalog ini adalah untuk menangkap prinsip-prinsip
bisnis dan prinsip arsitektur yang menggambarkan apa solusi yang baik
atau arsitektur seharusnya seperti apa. Prinsip-prinsip digunakan untuk
mengevaluasi dan menyetujui hasil dari poin keputusan arsitektur. Prinsip
ini juga digunakan sebagai tools untuk membantu tata kelola arsitektur
yang mempunyai inisiatif perubahan. (The Open Group, 2009).
Tabel 2.2 Contoh Principle Catalog
No.
1.
Prinsip
Keputusan arsitektur yang
Tujuan

Mendukung
aktivitas
dan
dibuat harus sesuai dengan
proses bisnis yang ada pada
tujuan, aktivitas, serta proses
PT. Bali Double C
bisnis di PT. Bali Double C

Meningkatkan
pelayanan
terhadap customer
2.
Arsitektur yang dikembangkan

Meminimalisir gangguan pada
harus mendukung
sistem
kesinambungan bisnis
menghambat
yang
dapat
operasional
bisnis
3.
Keamanan data

Untuk melindungi keamanan
dan kerahasiaan data dari
akses pihak-pihak yang tidak
berwenang

Mengatur stakeholder dalam
62
mengolah data.
Pada tabel 2.2 menjelaskan prinsip-prinsip beserta tujuan masingmasing dari tiap prinsip untuk membantu stakeholder dalam mengevaluasi
dan menyetujui perubahan arsitektur yang akan diusulkan.
2.8.2 Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart
merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).
Terdapat dua macam flowchart yang menggambarkan proses
komputer, yaitu (Ladjamudin, 2005):
1. System flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan
menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan
dalam proses pengolahan data.
2. Program flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan
dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu
program.
Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat
bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang
63
akan digunakan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu simbol
penghubung/alur (flow direction simbols), simbol proses (processing
symbols), dan simbol input-output (input-output symbols). Dengan uraian
sebagai berikut.
1. Simbol Penghubung/Alur (Flow Direction Simbols)
Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang
satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line.
Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3 Simbol Penghubung Flowchart
Simbol
Ar Arus / Flow
Penjelasan
U Untuk menyatakan jalannya arus
suatu proses.
Cs Communication Link
U Untuk menyatakan bahwa adanya
transisi suatu data / informasi dari
satu lokasi ke lokasi lainnya.
Cc Connector
Untuk menyatakan sambungan dari
suatu proses ke proses lainnya dalam
halaman/lembar yang sama.
O
Off-line Connector
Untuk menyatakan sambungan dari
satu proses ke proses lainnya dalam
64
halaman/lembar yang berbeda.
2. Simbol Proses (Processing Symbols)
Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu
proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.4 Simbol Proses Flowchart
Simbol
Proses/Penugasan
Penjelasan
Untuk kegiatan pemrosesan input,
pada simbol ini dapat menuliskan
operasi-operasi yang dikenakan pada
input.
Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan
(proses) yang tidak dilakukan oleh
komputer (manual).
Decision / logika
Untuk menunjukkan suatu kondisi
tertentu yang akan menghasilkan dua
kemungkinan jawaban, ya atau tidak.
Predefined Process
Untuk
tempat
menyatakan
penyediaan
penyimpanan
suatu
65
pengolahan untuk member harga
awal.
Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau
akhir suatu program.
Keying Operation
Untuk
menyatakan
operasi
yang
segala
diproses
jenis
dengan
menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard.
Off-Line Storage
Untuk menunjukkan bahwa data
dalam simbol ini akan disimpan ke
suatu media tertentu.
Manual Input
Untuk memasukkan data secara
manual dengan menggunakan online
keyboard.
3. Simbol Input-Output (Input-Output Symbols)
Tabel 2.5 Simbol Input-Output Flowchart
Simbol
Input-Output
Penjelasan
Untuk menyatakan proses input
66
dan
output
tanpa
tergantung
dengan jenis peralatannya.
Punched Card
Untuk menyatakan input berasal
dari kartu atau output ditulis ke
kartu.
Magnetic-tape Unit
Untuk menyatakan input berasal
dari pita magnetic atau output
disimpan ke pita magnetic.
Disk Storage
Untuk menyatakan input berasal
dari disk atau output disimpan
disk.
Document
Untuk
mencetak
laporan
ke
printer.
Display
Untuk
menyatakan
peralatan
output yang digunakan berupa
layar (video dan komputer).
2.8.3 Value Chain
Value chain bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
aktivitas menjadi dua bagian yaitu aktivitas utama dan aktivitas
pendukung. Kemudian aktivitas-aktivitas tersebut akan dipetakan dan
67
digunakan sebagai dasar untuk menentukan solusi SI/TI dan menghasilkan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Sensuse & Sopryadi, 2008).
Porter (1985), dalam buku karangan Jogiyanto (2005), value chain
meliputi kegiatan-kegiatan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas utama, yang meliputi penanganan dan penyimpanan bahan
mentah yang berupa inbound logistics, operations, outbond logistics,
marketing and sales, dan services
2. Aktivitas pendukung yaitu infrastruktur perusahaan, yang berupa firm
infrastructure,
human
resources
management,
technology
development, dan procurement.
Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, operations, outbound
logistics, sales and marketing, services. Aktivitas utama merupakan
proses satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan berhubungan. Aktivitas ini
dapat dilihat sebagai bagian dari aliran informasi dalam organisasi yang
berkaitan dengan input, proses dan output. Berikut ini merupakan
penjelasan dari beberapa aktivitas yang masuk ke dalam aktivitas utama
seperti :
68
a. Inbound Logistics
Pemberlakukan, penerimaan, penyimpanan, dan pengadaan input dan
sumber daya utama dalam kualitas dan kuantitas yang baik untuk
bisnis.
b. Operations
Mengubah input menjadi produk atau layanan sesuai kebutuhan
customer. Aktivitas ini melibatkan membawa sumber daya dan bahanbahan secara bersama-sama untuk membuat produk atau menyediakan
layanan.
c. Outbound Logistics
Mendistribusikan produk kepada customer secara langsung atau
melalui channel distribusi supaya customer dapat memperoleh produk
atau layanan dan membayarnya.
d. Sales and Marketing
Menyediakan cara agar customer mengetahui produk atau layanan dan
bagaimana mereka dapat memperoleh produk atau layanan tersebut.
e. Services
Menambahkan nilai lebih jauh lagi dengan memastikan customer
mendapatkan manfaat.
Aktivitas pendukung (support activities) terdiri dari Infrastruktur
perusahaan (firm infrastructure), manajemen sumber daya manusia
69
(human resources management), pengembangan teknologi (technology
development), pengadaan (procurement) yang merupakan kebutuhan
untuk mengatur dan mengembangkan bisnis dan hal itu yang menambah
nilai secara tidak langsung. Nilai tersebut dicapai melalui keberhasilan
aktivitas utama (primary activities). Aktivitas pendukung lebih bersifat
organisasi, dan digunakan untuk mengawasi aktivitas utama. Analisis
yang dilakukan adalah bentuk-bentuk kontribusi informasi yang
diperlukan dari aktivitas utama, dan bagaimana aktivitas utama
membutuhkan informasi dari aktivitas pendukung dalam kaitan dengan
pengelolaan aktivitas yang benar.
Gambar 2.6 Contoh Value Chain PT. Bali Double C
Pada gambar 2.6 merupakan contoh value chain dengan objek
penelitian ini, yaitu PT. Bali Double C. Aktivitas utama yang ada pada PT.
70
Bali Double C yaitu inbound logistic penerimaan pasokan ikan dari
supplier, Operation seperti persortiran ikan, pemeliharaan, pengamatan
dan pengasingan dan pengemasan, Outbound Logistic ekspor ikan hias,
Sales and Marketing penjualan dan pemasaran ikan hias, dan Service
penerapan
CKIB
(Cara
Karantina
Ikan
yang
Baik).
Aktivitas
pendukungnya yaitu pengadaan, keuangan, dan kepegawaian dan tujuan
dari value chain mendapat margin dari semua aktivitas yang dilakukan.
2.8.4 Stakeholder Map Matrix
Tujuan stakeholder map matrix adalah untuk mengidentifikasi
stakeholder untuk keterlibatannya di dalam aktivitas utama dan aktivitas
pendukung pada perusahaan (The Open Group, 2009).
Tabel 2.6 Contoh Stakeholder Map Matrix
71
Pada tabel 2.6 digambarkan keterlibatan stakeholder terhadap
aktivitas yang ada di PT. Bali Double C. Kolom pada matriks tersebut
merupakan stakeholder yang ada di PT. Bali Double C. Baris pada matriks
tersebut merupakan aktivitas-akivitas yang ada pada PT. Bali Double C.
Warna biru yang ada dalam matriks tersebut menandakan siapa saja
stakeholder yang terlibat dalam setiap aktivitas. Sebagai contoh, aktivitas
pengadaan melibatkan bagian pengadaan, keuangan, manajer dan supplier.
2.8.5 Archimate
Archimate adalah bahasa pemodelan untuk menggambarkan
enterprise architecture (Berkem, 2013). Menurut standarisasi archimate,
enterprise architecture terbagi atas 3 layer, yaitu layer teknologi, layer
bisnis, dan layer aplikasi seperti yang tergambar dibawah ini (Lankhorst
& Drunen, 2007) :
a. Layer bisnis
1)
Konsep struktural antara peran bisnis, pelaku usaha, dan entitas
yang melakukan perilaku seperti proses bisnis atau fungsi. Peran
bisnis menandakan tanggung jawab untuk satu atau lebih proses
bisnis atau fungsi bisnis. Fungsi bisnis dapat terhubung melalui
arus yang menggambarkan informasi.
72
Gambar 2.4 Contoh Model Fungsi Bisnis
Gambar 2.4 menggambarkan fungsi bisnis pemeliharaan
yang ada di PT. Bali Double C seperti persortiran ikan,
memelihara, pengamatan dan pengasingan dan pengemasan.
2)
Peran bisnis ditetapkan kepada pelaku usaha. Pelaku usaha bisa
berupa individu (misalnya, pelanggan atau karyawan) atau
kelompok masyarakat dan sumber daya yang memiliki status
permanen dalam organisasi. Proses bisnis yang menggambarkan
behaviour bisnis peran. Perilaku eksternal terlihat dari proses
bisnis yang dimodelkan dengan konsep layanan bisnis yang
merupakan unit fungsi.
b. Layer aplikasi
Konsep struktural untuk layer ini adalah komponen aplikasi. Konsep
ini digunakan untuk memodelkan entitas struktural dalam lapisan
aplikasi dari perangkat lunak lengkap atau sistem informasi.
73
c. Layer teknologi
Konsep struktural untuk lapisan teknologi ini adalah node. Konsep ini
digunakan untuk memodelkan entitas struktural dalam lapisan
teknologi.
2.8.6 Rich Picture
Menurut Mathiassen (dalam Hapsari, 2014), rich picture adalah
penggambaran sistem atau situasi dengan menggunakan gambar-gambar.
Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur, dan masalah
pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan. Rich picture
digunakan untuk menggambarkan keseluruhan proses bisnis secara jelas
dengan gambar dan hubungan antar gambar tersebut dengan penjelasan
singkat agar orang ysang melihat dapat dengan mudah untuk mengerti dan
memahami maksud dari gambar tersebut.
Gambar 2.7 Contoh Rich Picture
74
Pada gambar 2.7 menjelaskan bagian pemasaran melakukan
pemasaran dengan memberikan penawaran produk atau ikan hias yang di
jual ke pelanggan/customer melalui email. Pelanggan yang ingin memesan
ikan hias dapat mengirim kembali email tersebut dengan pesanannya ke
bagian pemasaran dan nantinya akan diproses.
2.8.7 Data Dissemination Diagram
Data dissemination diagram menunjukkan hubungan antara entitas
data, layanan bisnis, dan komponen aplikasi. Diagram ini menunjukkan
bagaimana entitas logis yang secara fisik diwujudkan dengan komponen
aplikasi. Kemudian, menggambarkan replikasi data dan sistem utama
untuk data (TOGAF, 2009).
Gambar 2.8 Data Dissemination Diagram
75
Pada gambar 2.8 menggambarkan hubungan layanan pada PT. Bali
Double C, aplikasi dan data. Aplikasi pengadaan terdapat data ikan, data
kategori ikan, data purchase order, data supplier, data pegawai dan data
pemeliharaan. Aplikasi kepegawaian terdapat data pegawai, data surat,
data kategori surat, data absensi, dan data gaji. Aplikasi penjualan terdapat
data customer, data ikan, data pesanan, data pengiriman, data pembayaran,
data pesan dan data pegawai. Aplikasi keuangan terdapat data pegawai,
data general ledger, data pendapatan, data pengeluaran dan data periode.
2.8.8 UML ( Unified Modeling Language )
UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti
bahasa pemodelan standar. UML merupakan alat komunikasi yang
konsisten dalam mensuport para pengembang sistem saat ini. Konsep
UML mempunyai aturan-aturan yang harus diikuti dan bukan hanya
sekedar diagram. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, antara lain
untuk:
1. Merancang perangkat lunak.
2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis .
3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang
diperlukan sistem.
4. Mendokumentasi sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya
(Herlawati & Widodo, 2011)
76
Pengertian lainnya tentang UML adalah salah satu alat bantu yang
sangat handal dalam bidang pengembangan sistem berorientasi objek
karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan
pengembangan sistem membuat blueprint atas visinya dalam bentuk baku.
UML mempunyai banyak diagram yang dapat mengakomodasi berbagai
sudut pandang dari suatu perangkat lunak yan gakan dibangun.
Diagram-diagram tersebut digunakan untuk :
1. Mengkomunikasikan ide
2. Melahirkan ide-ide baru dan peluang-peluang baru
3. Menguji ide dan membuat prediksi
4. Memahami struktur dan relasi-relasinya (Sugiarti, 2013)
Desain sistem pada UML di susun oleh simbol-simbol yang
terbentuk menjadi sebuah diagram model. Berikut adalah model use case
diagram yang digunakan pada desain sistem ini, diantaranya:
1. Use Case Diagram
Use case diagram atau diagram use case merupakan pemodelan
untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat.
Diagram use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau
lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Dengan pengertian cepat,
diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang
ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan
77
fungsi-fungsi
tersebut.
Terdapat
beberapa
simbol
dalam
menggambarkan diagram use case yaitu use case, aktor dan relasi
serta penamaan use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungki
dapat dipahami dan menggunakan kata kerja (Sugiarti, 2013).
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case:
(Sugiarti, 2013):
Tabel 2.7 Daftar Simbol Use Case Diagram
Simbol
Use Case
Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit
atau aktor; biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal frase nama
use case.
Nama Use Case
Orang,
proses,
atau
sistem
lain
yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama
aktor.
Asosiasi (association)
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case.
78
Ekstensi (extend)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan dapat
berdiri
<<extend>>
sendiri
walau
tanpa
use
case
tambahan; biasanya use case tambahan
memiliki nama depan yang sama dengan use
case yang ditambahkan.
Generalisasi (generalization)
Hubungan
generalisasi
dan
spesialisasi
(umum – khusus) antara dua buah use case
dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang
lebih umum dari lainnya.
Menggunakan (include)
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana
use
case
yang
ditambahkan
memerlukan use case ini untuk menjalankan
fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use
case ini. Dua sudut pandang mengenai include
di use case, yaitu :
1. Include berarti use case yang ditambahkan
akan selalu dipanggil saat use case tambahan
dijalankan.
2. Include berarti use case yang tambahan
akan selalu melakukan pengecekan apakah
79
use case yang ditambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan dijalankan.
Kedua
sudut
digunakan
pandang
salah
satu
tersebut
atau
dapat
keduanya,
tergantung pada pertimbangan dan sudut
pandang yang dibutuhkan.
Gambar 2.9 Contoh Use Case Diagram
Pada gambar 2.9 menjelaskan use case diagram di sistem
keuangan. Sistem keuangan memiliki 3 aktor dan 6 use case yang dapat
dilakukan dalam sistem keuangan. Aktor yang terlibat, yaitu admin,
80
bagian keuangan, dan manajer. Use case yang terlibat dalam sistem
keuangan, yaitu login, logout, manajemen user, pencatatan general
ledger, atur periode pelaporan, dan lihat laporan.
Use case login dan logout melibatkan semuat aktor. Use case
manajemen user hanya melibatkan aktor admin. Use case pencatatan
general ledger hanya melibatkan bagian keuangan. Use case atur
periode pelaporan melibatkan bagian keuangan dan Use case lihat
laporan melibatkan manajer.
2. Class Diagram
Class diagram atau kelas diagram menggambarkan struktur sistem
dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau
operasi. Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem
dan berbagai hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Class
diagram juga menunjukkan properti dan operasi sebuah kelas dan
batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut
(Sugiarti, 2013).
Tabel 2.8 Daftar Simbol Class Diagram
Simbol
Deskripsi
Kelas
Kelas pada struktur sistem.
81
nama_kelas
+Attribute
+Operation()
Antarmuka (interface)
Sama seperti konsep
interface
dalam pemrograman berorientasi
objek.
Asosiasi (association)
Relasi antar kelas dengan makna
umum; biasanya disertai dengan
multiplicity.
Asosiasi berarah (directed
Relasi antar kelas dengan makna
association)
kelas yang satu digunakan oleh
kelas yang lain; biasanya disertai
dengan multiplicity.
Generalisasi (generalization)
Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi – spesialisasi (umum –
khusus).
Kebergantungan (depedency)
Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas.
82
Gambar 2.10 Contoh Class Diagram
Pada gambar 2.10 menjelaskan class diagram keuangan yang
memiliki 5 kelas yaitu pegawai, user, general_ledger, pendapatan,
pengeluaran dan periode. Kelas pegawai memiliki multiplicity 11
(satu ke satu) terhadap kelas user. Kelas user memiliki multiplicity 11
(satu ke satu) terhadap kelas general_ledger. Kelas general_ledger
memiliki multiplicity 1  * (satu ke banyak) terhadap kelas pendapatan.
Kelas general_ledger memiliki multiplicity 1  * (satu ke banyak)
terhadap kelas pengeluaran. Kelas general_ledger memiliki multiplicity
1  * (satu ke banyak) terhadap kelas periode. Kelas periode memiliki
multiplicity *  1 (banyak ke satu) terhadap kelas user.
83
2.8.9 Application Portofolio Catalog
Menurut The Open Group (2009), application portfolio catalog
berguna untuk mengidentifikasi dan memelihara semua daftar aplikasi
yang ada di perusahaan. Daftar ini membantu untuk menentukan ruang
lingkup perubahan yang dapat mempengaruhi jenis-jenis aplikasi tertentu.
Tabel 2.9 Application Portofolio Catalog
Nama Aplikasi
Website
PT.
Fungsi
Bali Mengintegerasikan semua aplikasi, memudahkan
Double C
terhubung dengan customer untuk memberikan
informasi produk, memberikan informasi tentang PT.
Bali Double C, menerima pemesanan Ikan dari
customer, memudahkan customer untuk melihat
pesanannya kembali dan memudahkan untuk FAQ.
Aplikasi Penjualan
Mengonfirmasi
pengelolaan
pesanan
penerimaan
ikan,
pencatatan
pesanan,
dan
memberikan
informasi penjadwalan pengiriman, mencatat biodata
customer,
mengelola
customer
dan
keluhan
memudahkan
atau
pesan
membuat
dari
laporan
penjualan.
Aplikasi Pengadaan
Mengelola data ikan yang keluar, mengelola data ikan
yang masuk, pengawasan terhadap persediaan ikan,
84
pencatatan
terhadap
kebutuhan
ikan
mati
pemeliharaan,
dan
pencatatan
pencatatan
laporan
pemeliharaan, memudahkan permintaan pasokan,
mengelola data penerimaan pasokan, pendaftaran
supplier, pengelolaan data supplier, pengelolaan PO
(Purchase Order), memudahkan membuat laporan
pengadaan pasokan ikan.
Aplikasi Keuangan
Memudahkan pencatatan uang keluar, pencatatan
uang yang masuk, pengaturan periode laporan
akuntansi keuangan, dan memudahkan membuat
laporan keuangan.
Aplikasi Kepegawaian
Mengelola data pegawai, absensi pegawai, dan
memudahkan pencarian data pegawai.
2.8.10 Communication Engineering Diagram
Communication engineering diagram menggambarkan sarana
komunikasi diantara aset arsitektur teknologi. Sebuah diagram pengiriman
dan penerimaan informasi, antara aset – aset arsitektur teknologi informasi
yaitu hardware, software, networking. Diagram ini membutuhkan
hubungan logis antara komponen client dan server serta mengidentifikasi
85
batas jaringan dan infrastruktur jaringan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan koneksi secara fisik (The Open Group, 2009).
Gambar 2.11 Communication Engineering Diagram
Pada gambar 2.11 mengambarkan jaringan usulan di PT. Bali
Double C. Pada lantai satu dan lantai dua, terhubung dengan
menggunakan switch dan wireless. Dua lantai tersebut terhubung dengan
bandwitch melalui firewall dan bisa dapat terhubung dengan server
dengan menggunakan core switch. Selanjutnya, ditambahkan disaster
recovery center dimana dua lantai terhubung melalui router untuk back up
data.
86
2.8.11 Platform Decomposition Diagram
Menurut The Open Group (2009), Platform decomposition
diagram
menggambarkan
platform
teknologi
yang
mendukung
operasional arsitektur sistem informasi. Diagram ini mencakup semua
aspek platform infrastruktur dan menyediakan gambaran platform
teknologi pada organisasi.
Gambar 2.12 Platform Decomposition Diagram
Pada
gambar
2.12
menjelaskan
platform
teknologi
menggambarkan bahwa keseluruhan sistem yang diusulkan. Pada level
client interface, user eksternal dapat mengakses melalui web browser dan
87
internet. User internal dapat mengakses keseluruhan sistem melalui
internet atau jaringan lokal (LAN). Apache web server digunakan untuk
mendukung berjalannya aplikasi berbasis web. Aplikasi berbasis web
dibangun
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
(Hypertext
Preprocessor). Bahasa pemrograman ini akan mengambil data dari data
storage. Aplikasi pemasaran akan mengambil data dari data storage
pemasaran. Aplikasi pengadaan akan mengambil data dari data storage
pengadaan. Aplikasi keuangan akan mengambil data dari data storage
keuangan. Aplikasi kepegawaian akan mengambil data dari data storage
kepegawaian.
2.8.12 Technology Portfolio Catalog
Tujuan dari katalog ini adalah untuk mengidentifikasi dan
memelihara daftar semua teknologi yang digunakan diseluruh perusahaan,
didalamnya terdapat hardware, infrastruktur software, dan aplikasi
software. Sebuah portfolio yang disetujui mendukung siklus hidup
manajemen produk teknologi dan beberapa versi teknologi, juga
membentuk dasar untuk definisi standar teknologi (The Open Group,
2009).
88
Tabel 2.10 Technology Portfolio Catalog
Pada tabel 2.10 dijelaskan teknologi apa saja yang dibutuhkan dan
akan digunakan PT. Bali Double C dalam arsitektur teknologi yang
diusulkan untuk setiap aplikasi yang dibangun.
2.8.13 Matrix Analisis Gap
Matrix analisis gap menunjukkan ruang lingkup dari sebuah paket
pekerjaan yang harus diimplementasikan sebagai bagian dari transformasi
roadmap yang lebih luas dengan penggambaran baseline architecture
yang ada pada saat ini dan penggambaran arsitektur target (The Open
Group, 2009).
89
Tabel 2.11 Matrix Analisis Gap
Pada tabel 2.11 adalah analisis gap arsitektur aplikasi. Website PT.
Bali Double C, aplikasi penjualan, aplikasi pengadaan, aplikasi keuangan
dan aplikasi kepegawaian memiliki keterangan add yang menjelaskan
aplikasi tersebut baru akan ditambahkan dalam sistem usulan.
2.8.14 Roadmap
Roadmap adalah sebuah arahan bagi usaha pengembangan yang
bersifat strategis, berskala besar, dan berdurasi panjang. Esensi sebuah
roadmap adalah adanya jalur-jalur (paths) pengembangan yang bila
diikuti akan membawa pelakunya mencapai tujuan pengembangan
tersebut. Jalur-jalur ini disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan
berbagai faktor yang melekat pada konteks, situasi, dan lingkungan
90
pengembangan, sehingga dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan
dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi (Widyaningsih, 2014).
Gambar 2.13 Roadmap
2.9 Penelitian Sejenis
Ada beberapa penelitian sejenis seperti thesis dan skripsi yang dijadikan
acuan sebagai refresnsi dalam penulisan, yaitu:
1. “Perancangan Model Enterprise Architecture dengan Menggunakan
TOGAF Architecture Development Method pada PT. Satya Karya
Utama”
Skripsi ini disusun oleh Vivi Fydiani Pratiwi (Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013). Tujuan
penelitian ini menghasilkan blueprint arsitektur perusahaan PT. Satya Karya
Utama. Kelebihan dari penelitian ini adalah adanya penjelasan anilisis
91
investasi biaya menggunakan ROI (Return of Investment) dan penjelasan
rancangan arsitektur yang mendetail pada setiap fase TOGAF ADM.
Adapun kekurangan dari penelitian ini adalah tidak semua divisi
perusahaan terlibat untuk perancangan blueprint, current system tidak
dijelaskan lebih dulu sebelum dibuat arsitektur yang baru, dan belum semua
fase TOGAF ADM dilakukan, seperti fase migration planning, fase
implementation governance dan fase architecture change management.
2.
“Perancangan Model Arsitektur Enterprise pada Proses Perencanaan
dan Monitoring Evaluasi Anggaran Berbasis TOGAF (Studi Kasus :
Kementerian Pertanian RI)”
Skripsi ini disusun oleh Kartika Dwi Hapsari (Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014). Penelitian
ini
menghasilkan
usulan
strategi
Teknologi
Informasi
dalam
menyeimbangkan dengan visi dan misi bagi Kementerian Pertanian dalam
proses perencanaan dan monitoring evaluasi anggaran. Kelebihan dari
penelitian ini adalah penulis membuat tabel permasalahan yang terjadi pada
current system serta membuat solusi untuk masing-masing permasalahan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan adanya analisa ROI
(Return of Invesment) untuk analisa investasi biaya. Namun, kekurangan
pada penelitian ini, yaitu hanya melakukan empat tahapan dalam perancangan
92
enterprise architecture seperti fase arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur
sistem informasi (aplikasi dan data) serta arsitektur teknologi.
3. “Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi di Lembaga Penelitian
(Lemlit) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menggunakan TOGAF ADM”
Skripsi ini disusun oleh Aenun Jariyatul Umami (UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013). Penelitian ini menghasilkan strategi sistem
informasi sesuai dengan visi dan misi di Lembaga Penelitian (Lemlit) UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Pada
penelitiani
ini,
penulis
hanya
melaksanakan fase TOGAF dari fase Preliminary sampai fase Teknologi
Arsitektur. Pada penelitian ini current system pada Lemlit tidak dijelaskan
dengan lengkap, dan tidak adanya roadmap aplikasi sebagai dasar prioritas
untuk implementasi aplikasi yang diusulkan.
4. “ Perencanaan Arsitektur Enterprise pada PT. Dian Nikel Mining”
Skripsi ini disusun oleh Anis Khairunisa (Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013). Penelitian ini menghasilkan
solusi bisnis bagi PT. Dian Nikel Mining dengan perencanaan arsitektur
enterprise menggunakan TOGAF ADM.
Penelitian ini menganilisis arsitektur mulai dari fase preliminary sampai
fase migration planning. Penulis juga membuat tabel permasalahan yang terjadi
serta membuat solusi untuk masing-masing permasalahan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pada setiap fase TOGAF ADM dan sudah adanya roadmap
93
untuk urutan implementasi aplikasi sebagai persiapan ke tahap implementation
governance. Namun kekurangan pada penelitian ini, yaitu kurangnya
penjelasannya arsitektur bisnis seperti konsep business service, business
process, dan business function pada perusahaan dan current system pada
perusahaan tidak dijelaskan dengan lengkap.
Berikut ini adalah hal-hal yang membedakan skripsi ini dengan penelitianpenelitian sejenis yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu :
1.
Skripsi ini akan melibatkan semua bagian yang ada pada PT. Bali Double C
untuk membuat perancangan enterprise architecture.
2.
Skripsi ini menggambarkan dan menjelaskan current system pada PT. Bali
Double C.
3.
Skripsi ini akan menjelaskan arsitektur bisnis menggunakan konsep business
service, business process, dan business function agar pemetaan proses bisnis di
PT. Bali Double C dapat terbagi ke dalam level atas sampai level terkecil.
4.
Skripsi ini akan melengkapi kekurangan dari penelitian lain yaitu melakukan
melakukan fase TOGAF ADM dari fase preliminary sampai fase migration
planning dengan membuat roadmap pada fase migration planning.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian skripsi ini menggunakan metode pengumpulan data dan metode
perancangan enterprise architecture. Metode pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, studi dokumen, dan tinjauan pustaka. Metode perancangan
enterprise architecture menggunakan TOGAF Architecture Development Method
(ADM).
3.1
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan agar dapat membantu penulis dalam
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari PT. Bali Double C
untuk mendapatkan kebenaran uraian materi untuk pembahasan. Berikut ini
adalah beberapa metode pengumpulan data yang dipakai penulis.
3.1.1
Metode Observasi
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan
kegiatan bisnis yang berjalan pada studi kasus PT. Bali Double C.
Observasi dilakukan pada bulan desember 2014 yang bertempat di Jl.
Taman Jimbaran XVI No. 28 Jimbaran – Bali Kel. Jimbaran, Kec. Kuta
Selatan. Kab. Badung. Hasil observasi yang didapat, yaitu :
1. Sejarah singkat, visi dan misi PT. Bali Double C.
2. Profil PT. Bali Double C, produk-produk PT. Bali Double C.
94
95
3. Sistem berjalan yaitu bagaimana proses customer memesan ikan
kepada PT. Bali Double C sampai ikan di lokasi tujuan dan
pengadaan pasokan ikan yang dilakukan PT. Bali Double C.
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata dari suatu
peristiwa dan mempelajari proses bisnis yang sedang berjalan serta apa
saja dukungan yang ada agar proses bisnis berjalan sesuai dan mencapai
tujuan perusahaan.
3.1.2 Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mencari informasi yang berkaitan
dengan kegiatan bisnis yang dilakukan PT. Bali Double C dengan cara
berinteraksi langsung dengan Manajer PT. Bali Double C, Alivia Indah.
Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak yang dianggap
mengetahui dan menguasai seluk beluk yang bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan proses bisnis
yang sedang berjalan dan dukungan teknologi informasi pada PT. Bali
Double C.
Dari hasil wawancara tersebut, dikumpulkan data dan informasi
berupa tugas dan fungsi tiap-tiap unit kerja, permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja, serta pemanfaatan TI
terhadap tiap-tiap unit kerja. Dari hasil wawancara tersebut dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
96
1. Bagaimana gambaran secara umum mengenai aktifitas bisnis yang
ada pada PT. Bali Double C?
2. Apa yang menjadi fokus bisnis utama pada perusahaan PT. Bali
Double C?
3. Data-data apa saja yang dibutuhkan pada masing-masing aktivitas
bisnis PT. Bali Double C?
4. Aplikasi apa saja yang sudah ada di PT. Bali Double untuk
mendukung kinerja proses bisnis?
5. Bagaimana dengan pengelolaan sistem informasi dan teknologi
informasi yang ada pada PT. Bali Double C?
6. Apakah PT. Bali Double C sudah memiliki perencanaan enterprise
architecture? Jika sudah, bagaimana strategi SI/TI nya?
7. Bagaimana mengenai infrastruktur jaringan yang ada pada PT.
Bali Double C?
3.1.3
Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka ini dilakukan dengan cara mencari sumber
data sekunder yang akan mendukung penelitian. Metode ini dilakukan
dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai acuan
untuk perancangan enterprise architecture ini, referensi-referensi
tersebut berasal dari buku-buku terkait maupun publikasi dari hasil
penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang
97
berkaitan dengan penelitian ini diantaranya mengenai konsep sistem
informasi, enterprise architecture, TOGAF, TOGAF ADM, serta
meliputi
tools
yang
digunakan
dalam
perancangan
enterprise
architecture ini.
3.1.4 Metode Studi Literatur
Metode studi literatur ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
dan membandingkan beberapa dokumen penelitian yang sejenis seperti
skripsi, thesis, jurnal dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai enterprise
architecture
yang
terdahulu
kemudian
mempelajarinya
untuk
memperoleh suatu perbandingan seperti kelebihan dan kelemahan yang
terdapat dalam penelitian tersebut. Dengan cara tersebut, penelitian yang
terdahulu dapat dijadikan referensi atau acuan dalam penggunaan
metode yang akan diteliti.
Penulis
menggunakan
4
referensi
dari
skripsi
sebagai
perbandingan untuk penulisan penelitian ini. Adapun penelitianpenelitian berikut antara lain :
Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis
No.
1.
Penulis
Judul
Vivi Fydiani Perancangan
Masalah
Hasil Penelitian
 Tidak adanya divisi TI
Pratiwi
Model
dalam
(2013)
Enterprise
organisasi perusahaan.
struktur
 Rancangan
berdasarkan
EA
konsep
menggunakan
98
 Perusahaan
belum
dengan
mempunyai
rancangan
Menggunakan
aplikasi
pendukung
TOGAF
berbasis
elektronik
Architecture
untuk menunjang proses
Development
bisnis.
Architecture
Method pada PT.
Satya
Karya
Utama
TOGAF ADM.
 Rancangan
bisnis perusahaan.
 Rancangan
belum
mempunyai
arsitektur
teknologi informasi.
arsitektur
sistem informasi.
 Rancangan
 Perusahaan
arsitektur
arsitektur
teknologi.
 Rancangan
peluang
dan solusi.
 Analisis
biaya
investasi
untuk
implementasi EA.
2.
 Bagaimana
 Rancangan
Kartika Dwi
Perancangan
Hapsari
Model
framework yang dapat
berdasarkan
(2014)
Arsitektur
memberikan
EA
Enterprise pada
dalam
Proses
untuk
Perencanaan dan
persajajaran
Monitoring
bisnis dengan strategi IT
panduan
merancang
Anggaran
perancangan
Berbasis
dapat
(Studi
EA
memudahkan
 Bagaimana
Evaluasi
TOGAF
menentukan
strategi
melakukan
EA
yang
menggambarkan
proses perencanaan dan
kasus:
monitoring
Kementerian
anggaran diusulkan pada
Pertanian RI)
Kementerian
sesuai TOGAF
evaluasi
Pertanian
konsep
menggunakan
TOGAF ADM.
 Rancangan
arsitektur
bisnis perusahaan.
 Rancangan
arsitektur
sistem informasi.
 Rancangan
arsitektur
teknologi.
 Analisis biaya
investasi untuk
implementasi EA.
99
3.
 Bagaimana
 Rancangan
Aenun
Perencanaan
Jariyatul
Infrastuktur
merencanakan
Umami
Teknologi
infrastruktur
teknologi
EA
(2013)
Informasi
informasi
Lembaga
TOGAF ADM.
di
Lembaga
Penelitian
Penelitian
sehingga
(Lemlit)
UIN
di
berdasarkan
(Lemlit)
dapat
memudahkan
fungsi
Syarif
bisnis
Hidayatullah
berjalandengan
Jakarta
teknologi informasi untuk
Menggunakan
membantu mencapai visi
TOGAF ADM
dan misi Lemlit dengan
TOGAF
yang
strategi
konsep
menggunakan
 Rancangan
arsitektur
bisnis perusahaan.
 Rancangan
arsitektur
sistem informasi.
 Rancangan
arsitektur
teknologi.
Architechture
Development
Method
(ADM)
4.
 Perusahaan
Anis
Perencanaan
Khairunisa
Arsitektur
memiliki
(2013)
Enterprise pada
strategis SI pada bidang
PT. Dian Nikel
SI/TI.
Mining
tidak
perencanaan
dalam struktur organisasi
kerangka
berdasarkan
TOGAF ADM.
dari
kebutuhan
perencanaan
strategis SI.
 Rancangan arsitektur
perusahaan.
 Aplikasi yang digunakan
Microsoft Office.
kerja
 Analisis
 Divisi TI belum masuk
perusahaan
 Rancangan
hanya
visi.
 Rancangan arsitektur
bisnis.
 Rancangan arsitektur
sistem informasi.
 Rancangan arsitektur
100
teknologi.
 Rancangan
Peluang
dan Solusi.
 Rancangan
Perencanaan Migrasi
3.2
Metode Perancangan Enterprise Architecture
Untuk perancangan enterprise architecture menggunakan TOGAF ADM.
Dalam pemodelan ini dimulai dari menerapkan TOGAF ADM adalah
melakukan persiapan-persiapan, yaitu mengidentifikasi konteks arsitektur yang
akan dikembangkan. Selanjutnya, mendefinisikan strategi dari arsitektur dan
menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, seperti arsitektur
bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Ada 6 tahap
dalam metodologi TOGAF ADM (The Open Group, 2009) yang digunakan
penulis yaitu:
3.2.1
Preliminary Phase
Fase
ini
tentang
mendefinisikan
bagaimana
melakukan
perancangan di perusahaan yang bersangkutan. Pada fase ini akan
dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan
prinsip-prinsip
pengembangan arsitektur.
perencanaan
sebagai
acuan
101
2. Menentukan identifikasi 5w (who, what, where, why, dan when) +
1H (how) dalam perancangan arsitektur. Menentukan ruang lingkup
perancangan enterprise architecture (what). Menentukan siapa saja
actor yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan perancangan
enterprise architecture (who). Menentukan lokasi perancangan
enterprise architecture yang akan dibuat (where). Menentukan
waktu mulai dan target penyelesaian perancangan enterprise
architecture (when).
architecture
ini
Menetapkan alasan perancangan enterprise
dibangun
(why).
Menetapkan
bagaimana
perancangan enterprise architecture ini dibuat (how).
Tools yang digunakan pada fase ini yaitu Principles Catalog.
3.2.2 Requirement Management
Pada fase ini dilakukan analisis kebutuhan dari PT. Bali Double C
dan kebutuhan dari user. Tujuan fase ini, yaitu untuk menganalisis dan
mengelola kebutuhan arsitektur di seluruh fase ADM.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi permasalahan pada PT. Bali Double C.
2. Membuat solusi aktivitas dari permasalahan yang telah diidentifikasi.
3. Membuat solusi sistem informasi dari permasalahan yang telah
diidentifikasi.
3.2.3
Phase A: Architecture Vision
102
Pada tahapan architecture vision (tahap visi arsitektur) bertujuan
untuk menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya
enterprise architecture untuk mencapai tujuan PT. Bali Double C yang
dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari
arsitektur yang akan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dan
identifikasi yang sudah dirancang pada fase preliminary, dan untuk itu
penulis menguraikan beberapa tahapan untuk menentukan visi arsitektur
berdasarkan pengamatan yg dilakukan pada perusahaan tersebut, yaitu:
1. Mendefinisikan visi PT. Bali Double C.
1. Menentukan seluruh aktivitas di PT. Bali Double C, meliputi aktivitas
utama dan aktivitas pendukung.
2. Mendefinisikan stakeholder.
3. Menentukan hubungan stakeholder dengan aktivitas utama dan
pendukung menggunakan stakeholder map matrix.
4. Membuat rancangan arsitektur visi.
Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu Value Chain Diagram
dan Stakeholder Map Matrix.
3.2.4
Phase B : Business Architecture
Tahapan business architecture (arsitektur bisnis) ini menentukan
model aktivitas (sejarah perusahaan, proses, dan fungsi) yang diinginkan
untuk menentukan arah PT. Bali Double C di masa depan melalui sudut
103
pandang
organisasi.
Penjelasan
alur
skenario
aktivitas
bisnis
menggunakan salah satu diagram UML, yaitu Business Use Case
Diagram.
Beberapa langkah yang dilakukan pada fase ini adalah:
1. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis dasar.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur bisnis.
3. Melakukan analisis gap.
4. Membuat arsitektur bisnis.
Tools yang digunakan pada fase ini yaitu: Archimate diagram, dan
Rich Picture.
3.2.5 Phase C : Information System Architecture
Pada tahapan Information System Architecture (arsitektur sistem
informasi) akan membahas arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang
akan digunakan pada PT. Bali Double C.
3.2.5.1
Application Architecture
Pada application architecture atau arsitektur aplikasi,
dilakukan
dengan
mengidentifikasi
kandidat
aplikasi,
menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk memproses
data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan
arsitektur aplikasi. beberapa tahapannya yaitu sebagai berikut:
1.
Menidentifikasi aplikasi – aplikasi yang dibutuhkan.
104
2.
Membuat pemodelan aplikasi – aplikasi yang akan
dibutuhkan.
3.
Menjelaskan manfaat aplikasi yang dirancang.
Tools yang digunakan pada fase ini yaitu: Application
Portfolio Catalog dan Use Case Diagram.
3.2.5.2
Data Architecture
Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi
seluruh komponen data yang akan digunakan oleh aplikasi
untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi
berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang telah
ditetapkan. Untuk fase arsitektur data diuraikan beberapa
tahapan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi struktur data yang diperlukan pada setiap
aplikasi.
2.
Membuat pemodelan arsitektur data.
Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu Data
Dissemination Diagram, dan Class Diagram.
3.2.6
Phase D: Technology Architecture
Arsitektur teknologi menggambarkan struktur teknologi yang
dibutuhkan PT. Bali Double C untuk menunjang operasional aplikasi
105
yang telah dimodelkan pada arsitektur aplikasi. Langkah-langkah untuk
membuat arsitektur teknologi, yaitu :
1. Memodelkan konfigurasi jaringan awal pada PT. Bali Double C.
2. Membuat konfigurasi jaringan usulan.
3. Menentukan software dan hardware yang diperlukan.
4. Merancang platform teknologi yang akan digunakan.
Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu Communications
Engineering
Diagram,
Platform
Decomposition
Diagram,
dan
Technology Portfolio Catalog.
3.2.7
Phase E: Opportunities & Solutions
Pada fase opportunities & solutions (peluang dan solusi) ini, ada
beberapa tahapan yang akan diuraikan. Adapun tahapan-tahapannya
adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi model yang telah dibangun untuk semua arsitektur yang
sudah dibuat pada setiap fase yang mencakup bisnis, aplikasi, data,
dan teknologi.
2. Mengidentifikasi hubungan arsitektur data antar aplikasi.
3. Dalam tahapan ini rancangan dibuat menggunakan Matrix Analysis
gap.
Tools yang digunakan pada fase ini yaitu: Matrix Analysis gap.
106
3.2.8
Phase F : Migration Planning
Pada tahapan migration planning (perencanaan migrasi) ini akan
dilakukan perencanaan migrasi untuk implementasi arsitektur aplikasi
baru yang dibangun pada fase sebelumnya. Pada Tahapan fase
perencanaan migrasi ini akan dilakukan beberapa tahap berikut:
1. Melakukan penyusunan urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas
pengimplementasian aplikasi.
2. Menetapkan dan menggambarkan roadmap aplikasi pada PT. Bali
Double C.
Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu roadmap implementasi
aplikasi.
3.3 Kerangka Penelitian
Adapun kerangka penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
107
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Simbol Kerangka Penelitian
No
Nama Simbol
1.
Mulai / Selesai
Gambar Simbol
Keterangan
Mendeskripsikan
permulaan penelitian
2.
Tahapan
Mendeskripsikan tahapan
108
penelitian
yang
akan
dilakukan
4.
Proses
Mendeskripsikan
proses
penelitian.
5.
Relasi
Mendeskripsikan
proses
aliran
95
109
BAB IV
PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
Bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan pada PT. Bali Double C serta
perancangan enterprise architecture (EA) menggunakan framework TOGAF ADM
yang dimulai dari preliminary phase, requirement management, architecture vision,
business architecture, information system architecture, technology architecture,
opportunities and solutions, sampai migration planning.
4.1 Preliminary Phase
Fase preliminary merupakan tahap awal persiapan perancangan (EA).
Dalam tahap ini akan menentukan bagaimana EA akan dibuat dan dilaksanakan.
Pada tahap ini akan diidentifikasikan prinsip-prinsip arsitektur yang terdiri dari
arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi serta arsitektur teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan dalam PT. Bali Double C. Prinsip tersebut
menggambarkan karakteristik EA yang akan dikembangkan dalam PT. Bali
Double C.
4.1.1 Prinsip-prinsip Perancangan Enterprise Architecture (EA)
Prinsip-prinsip berikut ini untuk memberikan bimbingan kepada
proses
pengambilan
keputusan
arsitektur
teknologi
informasi,
menentukan struktur dan komposisi dari komponen arsitektur,
110
menentukan kriteria untuk memilih teknologi dan produk yang akan
digunakan, dan juga dalam desain arsitektur dan implementasi.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan sebagai acuan dalam
perancangan adalah sebagai berikut:
1. Keputusan arsitektur yang dibuat harus sesuai dengan tujuan,
aktivitas, serta proses bisnis di PT. Bali Double C.
2. Arsitektur yang dikembangkan harus mendukung kesinambungan
bisnis.
3. Arsitektur yang dikembangkan harus aman.
4. Data (informasi) dan sistem harus dilindungi dari akses oleh pihakpihak yang tidak berwenang.
5. Data yang mudah diakses.
6. Aplikasi yang saling terintegrasi.
7. Perancangan arsitektur aplikasi yang mudah digunakan.
8. Penerapan arsitektur multi-tier dan arsitektur berbasis komponen.
9. Independensi teknologi.
Setelah prinsip-prinsip sudah ditetapkan maka dibuat tabel
principle catalog untuk lebih menggambarkan prinsip-prinsip yang akan
dipakai oleh PT. Bali Double C dan menjelaskan tujuan dari setiap
prinsip-prinsipnya.
111
Tabel 4.1 Principle Catalog
No.
1.
Prinsip
Keputusan arsitektur yang dibuat
Tujuan
 Mendukung proses bisnis yang
ada pada PT. Bali Double C
harus sesuai dengan tujuan,

aktivitas, serta proses bisnis di
Meningkatkan
pelayanan
terhadap customer
PT. Bali Double C
2.
Arsitektur yang dikembangkan
 Meminimalisir gangguan pada
sistem yang dapat menghambat
harus mendukung
operasional bisnis
kesinambungan bisnis
3.
Arsitektur yang dikembangkan
 Meminimalkan
harus aman
dampak
dari
bencana
 Mampu bertahan dari serangan
virus, spyware, hack, worm.
4.
Keamanan data

Untuk melindungi keamanan
dan kerahasiaan data dari akses
pihak-pihak
yang
tidak
berwenang

Mengatur
stakeholder
dalam
mengolah data.
5.
Data mudah diakses
 Memudahkan pengaksesan data
secara
bersamaan
untuk
mempercepat pelayanan kepada
customer
serta
mempercepat
pengambilan keputusan
112
6.
Aplikasi yang saling terintegrasi

Memudahkan dalam pemrosesan
data
untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan
7.
Perancagan arsitektur aplikasi

mudah digunakan
Kemudahan dalam penggunaan
akan meningkatkan efektifitas
proses bisnis dan meningkatkan
efisiensi sumber daya
8.
Penerapan arsitektur multi-tier

Memudahkan kegiatan
dan arsitektur berbasis
penggantian komponen yang
komponen.
rusak (meningkatkan
availability)
9.
Independensi teknologi

Memudahkan upgrading modul

Dapat
digunakan
di
semua
platform teknologi
4.1.2 Identifikasi 5W+ 1H
Setelah prinsip-prinsip arsitektur sudah ditentukan, maka langkah
berikutnya adalah mengidentifikasi where, what, why, who, when dan
how untuk perancangan enterprise architecture di PT. Bali Double C.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi objek-objek yang terlibat
selama perancangan arsitektur.
113
Tabel 4.2 Identifikasi 5W+1H
No.
1.
Driver
What
Deskripsi
Objek : Lingkup Arsitektur
Deskripsi: Membuat perancangan model enterprise
architecture
2.
Who
Objek : Siapa yang memodelkan dan yang bertanggung jawab
Deskripsi:
a. Pembuat perencanaan : Tinuk Sulandari
b. Penanggung jawab : Manajer PT. Bali Double C
3.
Where
Objek
: Lokasi objek penelitian
Deskripsi: PT. Bali Double C di Jl. Taman Jimbaran XVI
No.28, Lingkungan Banjar Pararudan Jimbaran- Kuta Selatan.
4.
When
Objek: Waktu penyelesaian
Deskripsi: Juni 2015
5.
Why
Objek : Mengapa perancangan enterprise architecture ini
dibuat
Deskripsi:
Untuk menyelaraskan teknologi yang digunakan, berupa
hardware dan software dengan strategis bisnis perusahaan.
Penyalarasan ini akan dijadikan landasan pengembangan
implementasi SI/TI dengan membuat katalog dan diagram
114
arsitektur
yang
mengintegrasikan
modul-modul
yang
dibutuhkan PT. Bali Double C sehingga dapat menghasilkan
blueprint dan roadmap aplikasi.
6.
How
Objek: Menentukan bagaimana rancangan dibuat.
Deskripsi: Rancangan dibuat menggunakan framework
TOGAF ADM
4.2
Requirements Management
Fase requirement management bertujuan untuk menentukan kebutuhan
proses dalam perancangan enterprise architecture pada PT. Bali Double C.
Dalam fase requirement management dibutuhkan skenario aktivitas yaitu yang
mencakup core business, process business, dan issue organisasi. Namun,
sebelum mengembangkan skenario aktivitas, terlebih dahulu untuk menganalisa
sistem yang sedang berjalan di PT. Bali Double C.
4.2.1
Kondisi Sistem Berjalan
Pada bagian ini akan digambarkan sistem yang sedang berjalan
dengan rich picture dan flowchart pada aktivitas penerimaan,
pemeliharaan, pengiriman, penjualan, pengadaan, keuangan dan
kepegawaian di PT. Bali Double C.
115
Gambar 4.1 Sistem Berjalan PT. BDC (Bali Double C)
Bagian pemasaran mempunyai tugas mengenalkan PT. Bali Double
C ke customer serta memberikan informasi tentang ikan yang dijual dan
memberikan informasi bagaimana proses pemesanan ikan di PT. Bali
Double C. Customer mendapatkan informasi ketersediaan ikan, jenis
ikan serta harga ikan secara rinci melalui email yang dikirim oleh bagian
116
pemasaran yang berbentuk stocklist menggunakan microsoft excel.
Setelah customer melihat daftar stocklist dan memesan ikan, customer
dapat menghubungi kembali bagian pemasaran melalui email beserta
informasi pembayaran. Bagian pemasaran memberitahu kepada bagian
keuangan untuk memastikan pembayaran.
Setelah bagian keuangan sudah mengonfirmasi pembayaran yang
dilakukan customer, selanjutnya bagian pengadaan mengonfirmasi
bagian pemeliharaan untuk mempersiapkan ikan yang sudah dipesan.
Aktivitas pemeliharaan adalah mengelola dan mengontrol kesehatan
ikan, pemeriksaan kualitas air dan mengontrol pemeliharaan seperti
pemberian makanan. Setelahnya pemeliharaan dapat melakukan
pengamatan dan pengasingan terhadap ikan yang siap untuk di packing
atau pengemasan.
Ikan yang akan dikirim dilakukan pengepakan dengan dimasukkan
ke dalam kantong yang telah diisi air dan kemudian diisi oksigen.
Selanjutnya administrasi memiliki tugas untuk mempersiapkan dokumen
pengiriman beberapa hari sebelum pengiriman seperti pemesanan
melalui agen airlines, dan mendapat AWB (Air Way Bill) atau SMU
(Surat Muat Udara) serta konfirmasi penerbangan, dokumen certificate
of original (COO) dan sertifikat kesehatan ikan. AWB (Air Way Bill)
dan konfirmasi penerbangan harus diinformasikan ke importir untuk
117
dikonfirmasi ke agen airlines di negara tujuan dan semua copy dokumen
asli harus dikirimkan melalui fax atau email ke importir negara tujuan.
Ikan yang sudah diekspor dapat diterima customer di Bandara
yang bersangkutan. Untuk pengadaan ikan yang dibutuhkan, bagian
pengadaan akan memesan kepada pemasok atau supplier yang
sebelumnya sudah dapat persetujuan dari bagian keuangan dan manajer.
Supplier memberikan pasokan ikan yang nantinya akan disortir terlebih
dahulu dan dipilih ikan yang memenuhi syarat. Selanjutnya, pengadaan
akan mencatat ikan yang masuk sebagai laporan persediaan ikan. Proses
keuangan, pengadaan, penjualan, dan administrasi memiliki tugas untuk
menyusun laporan hasil akhir proses yang dilakukaan kepada manajer
yang bertugas mengawasi dan mengontrol kelancaran proses bisnis dan
melaporkan kembali pada direktur.
Berikut ini adalah flowchart yang digambarkan dalam beberapa
level. Semakin besar levelnya maka penjelasan flowchart semakin lebih
rinci dari flowchart pada level sebelumnya.
118
1. Flowchart Level 0
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Level 0
Flowchart pada level 0 menggambarkan semua proses grup yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang ada di dalam PT. Bali
Double C. Proses grup untuk aktivitas utama, yaitu penerimaan,
pemeliharaan, pengiriman, penjualan, dan pelayanan. Proses grup untuk
aktivitas pendukung, yaitu pengadaan, keuangan, dan kepegawaian.
Pada gambar di atas, terdapat arah dan warna tanda panah yang
menunjukan apakah proses grup tersebut saling berkaitan dengan proses
grup lainnya dengan alur aktivitas searah atau bolak-balik.
Pada proses grup penerimaan memiliki tanda panah berwarna
hitam menuju proses grup pemeliharaan dan pengadaan yang
menjelaskan bahwa aktivitas penerimaan hanya memberikan laporan
119
penerimaan ikan yang masuk dari supplier. Selanjutnya setelah
penerimaan adalah pemeliharaan. Jadi, laporan yang dikirim dari
penerimaan ke pemeliharaan dan pengadaan hanya akan menjadi
laporan pasif sehingga alur aktivitasnya adalah satu arah.
Pada proses grup pemeliharaan memiliki tanda panah berwarna
hitam yang menjelaskan alur aktivitasnya satu arah menuju grup
pengadaan
dan
pengiriman.
Pemeliharaan
memberikan
laporan
informasi ikan yang mati pada pengadaan sehingga tercatat ikan yang
keluar pada persediaan digudang serta informasi kebutuhan yang
diperlukan untuk pemeliharaan dan selanjutnya pemeliharaan akan
menyerahkan ikan yang sudah dipesan ke pengiriman untuk dikirim.
Pada proses grup pengiriman memiliki tanda panah berwarna
hitam yang menjelaskan alur aktivitasnya satu arah menuju grup
penjualan. Pengiriman memberikan laporan pengiriman ikan yang sudah
dikirimkan ke penjualan agar dapat disampaikan kepada customer.
Proses grup pelayanan memiliki alur aktivitas satu arah ke grup
penjualan yang menjelaskan informasi penerapan CKIB (Cara Karantina
Ikan yang Benar) sehingga customer mendapat ikan yang berkualitas
dari PT. Bali Double C.
Pada proses grup pengadaan memiliki tanda panah berwarna hitam
yang menjelaskan alur aktivitasnya dua arah menuju grup penjualan.
120
Pengadaan memberikan informasi persediaan ikan yang ada ke
penjualan sehingga penjualan dapat memberikan informasi kepada
customer tentang produknya seperti ketersediaan jumlah, jenis dan harga
ikan yang ada. Kemudian pemasaran memberikan informasi pemesanan
ikan untuk customer sehingga diperoleh data ikan keluar di pengadaan.
Pada proses grup keuangan memiliki tanda panah berwarna merah
yang menjelaskan alur aktivitasnya bolak-balik terhadap proses grup
pengiriman,
penjualan,
pengadaan
dan
kepegawaian.
Penjualan
membutuhkan keuangan untuk menkonfirmasi kiriman uang dari
customer. Pengiriman membutuhkan keuangan untuk membiayai semua
pembuatan dokumen atau sertifikat yang dibutuhkan untuk syarat
pengiriman ikan. Pengadaan membutuhkan keuangan untuk membiayai
semua kebutuhan pengadaan seperti pembelian pasokan ikan ke
supplier, kebutuhan untuk pemeliharaan dan kebutuhan kantor.
Kepegawaian
membutuhkan
keuangan
untuk
membayar
gaji.
Sedangakan keuangan membutuhkan laporan dari penjualan, laporan
pengiriman, laporan pengadaan, dan laporan pembayaran gaji untuk
dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
121
2. Flowchart Level 1
a. Penerimaan
Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penerimaan Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian penerimaan di level 1,
digambarkan bahwa ada 4 proses yaitu penerimaan pasokan ikan dari
supplier, memeriksa ikan sesuai dengan permintaan, mencatat data ikan
yang masuk, dan melaporkan data ikan yang masuk. Data ikan yang
masuk ke bagian pengadaan berupa kode ikan, nama ikan, jenis ikan,
ukuran ikan, harga beli, harga jual, dan stok.
122
b. Pemeliharaan
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pemeliharaan Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian pemeliharaan di level 1,
digambarkan bahwa ada 4 proses yaitu proses pertama persortiran ikan.
Proses kedua adalah proses pemeliharaan. Proses ketiga adalah
pengamatan dan pengasingan dan yang terakhir proses pengemasan.
Setiap proses yang ada di pemeliharaan akan lebih rinci dijelaskan pada
flowchart level 2.
123
c. Pengiriman
Gambar 4.45 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengiriman Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian pengiriman di level 1.
Pengiriman dilakukan dengan ekspor ikan hias air laut ke negara tujuan
customer. Pada flowchart tersebut digambarkan bahwa proses pertama
adalah memesan cargo ke Agen Airlines. Proses kedua adalah setelah
memesan cargo akan mendapat AWB (Air Way Bill) atau SMU (Surat
Muat Udara). Proses selanjutnya adalah mengkonfirmasi penerbangan.
AWB (Air Way Bill) dan konfirmasi penerbangan harus dikonfirmasikan
kepada importer untuk konfirmasi ke Agen Airlines di negara Customer.
Proses keempat adalah menyiapkan dokumen dan sertifikat yang
124
sebelumnya sudah dilakukan sebelum pengiriman, dokumen seperti
draft AWB (Air Way Bill), dokumen Certificate of original (COO) dan
sertifikat kesehatan ikan yang dikeluarkan oleh karantina ikan yang ada
di Bandara. Proses terakhir adalah menyusun laporan pengiriman.
Laporan pengiriman berupa dokumen dan sertifikat kesehatan itu akan
dikirim ulang melalui fax atau email ke Importir Negara Customer.
d. Penjualan
Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Penjualan Level 1
125
Pada flowchart sistem berjalan bagian Penjualan di level 1,
digambarkan bahwa ada 6 proses, yang pertama adalah memberikan
informasi persediaan ikan, informasi umum tentang ikan hias air laut
yang dijual dan informasi tentang perusahaan PT. Bali Double C kepada
customer. Proses kedua adalah penerimaan pesanan dari customer.
Proses ketiga adalah mengonfirmasi pembayaran yang sudah dilakukan
customer. Proses keempat adalah memberikan nota penjualan lengkap
kepada customer. Proses kelima adalah mencatat data pesanan dan yang
terakhir melaporkan data pesanan agar segera diproses dan memperbarui
data ikan yang berkurang di persediaan.
126
e. Pengadaan
Gambar 4.7 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengadaan Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian Pengadaan di level 1,
digambarkan bahwa proses pertama adalah mencetak laporan stok
minimum, dan proses kedua adalah membuat purchase order. Purchase
order, ini ditujukan kepada manajer dan bagian keuangan untuk
persetujuan pembelian pasokan ikan ke supplier. Proses ketiga
memberikan nota pemesanan yang valid atau sudah lengkap dengan
persetujuan bagian keuangan dan manajer nantinya akan diberikan
kepada supplier sebagai tanda bukti persetujuan pembelian dan proses
keempat adalah menerima nota pembelian yang diberikan oleh supplier.
127
Proses terakhir adalah mencetak laporan pengadaan sebagai laporan
kepada manajer perusahaan.
f. Keuangan
Gambar 4.8 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian Keuangan di level 1,
digambarkan bahwa proses pertama adalah mencatat pemasukan
keuangan. Pemasukan keuangan seperti penjualan ikan hias air laut yang
dilakukan PT. Bali Double C. Proses kedua adalah mencatat pengeluran
keuangan. Pengeluaran keuangan seperti pembelian pasokan ikan ke
supplier, keperluan kebutuhan kantor, keperluan untuk pengiriman,
pengeluaran untuk pemeliharaan ikan dan pembayaran gaji pegawai.
Proses ketiga adalah mengelola akuntansi keuangan dan proses terakhir
adalah menyusun laporan keuangan. Menyusun laporan keuangan
merupakan hasil dari pengelolaan dan pengeluaran dan pemasukan
128
keuangan. Laporan keuangan tersebut akan diberikan kepada manajer
dan direktur PT. Bali Double C sebagai bentuk pertanggungjawaban
data keuangan.
g. Kepegawaian
Gambar 4.9 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Kepegawaian Level 1
Pada flowchart sistem berjalan bagian kepegawaian di level 1,
digambarkan bahwa proses pertama adalah mengelola administrasi
pegawai seperti mengelola biodata dan absensi dari setiap pegawai yang
dapat digunakan untuk proses penggajian. Proses terakhir adalah
penggajian pegawai.
129
3. Flowchart Level 2
a. Pemeliharaan
1. Persortiran Ikan
Gambar 4.10 Flowchart Sistem Berjalan Persortiran Ikan Level 2
Pada flowchart sistem berjalan persortiran ikan di level 2,
digambarkan bahwa proses pertama adalah proses aklimitasi.
Aklimitasi adalah proses pemisahan yang dilakukan agar ikan
tidak mengalami shock karena perbedaan temperatur pada saat
pengangkutan dengan kondisi pada saat turun dari alat angkut.
Proses kedua adalah mengecek kesahatan ikan. Setelah aklimitasi
dilakukan akan dicek ikan yang siap dimasukan kedalam
akuarium. Proses terakhir adalah pemasukan ikan sesuai dengan
ukuran dan jenis ikan.
130
2. Pemeliharaan
Gambar 4.11 Flowchart Sistem Berjalan Pemeliharaan Level 2
Pada flowchart sistem berjalan bagian pemeliharaan di level 2,
digambarkan bahwa proses pertama adalah pemberian makan.
Proses kedua adalah memelihara sanitasi air. Air selalu dijaga
kualitasnya dan selalu mengalami pergantian melalui pipa-pipa
akuairum setiap harinya dengan tujuan untuk membuang sisa
pakan dan kotoran ikan sehingga kualitas air tetap terjaga dan tidak
beresiko timbulnya suatu penyakit. Cara yang digunakan untuk
mengukur kualitas air adalah dengan menjaga kadar garam dan
melakukan pergantian atau pengurasan. Kadar garam air diukur
131
dengan menggunakan salinometer, apabila kadar garam terlalu
tinggi ditambahkan dengan air tawar dan penggantian atau
pengurasan air dilakukan tergantung dari kondisi air tersebut.
Proses ketiga adalah mencatat kebutuhan pemeliharaan dan yang
terakhir adalah melaporkan aktivitas pemeliharaan kepada bagian
pengadaan seperti kebutuhan pakan ikan, sarana dan prasarana
pemeliharaan dan laporan ikan yang mati.
3. Pengamatan dan Pengasingan
Gambar 4.12 Flowchart Sistem Berjalan Pengamatan dan
Pengasingan Level 2
Pada flowchart sistem berjalan pengamatan dan pengasingan di
level 2, digambarkan bahwa proses pertama adalah mengecek
132
kesehatan kondisi ikan yang siap dikirim. Proses kedua adalah
memisahkan
ikan
yang
sakit
dan
terakhir
pemeriksaan
laboratorium jika terdapat ikan yang sakit sehingga dapat diketahui
penyebabnya.
4. Pengemasan
Gambar 4.13 Flowchart Sistem Berjalan Pengemasan Level 2
Pada flowchart sistem berjalan bagian pengemasan di level 2,
digambarkan bahwa proses pertama adalah mengawasi temperatur.
Cara pengemasannya dengan ikan diaklimatisasi terlebih dahulu
pada temperatur rendah ±20oC agar tidak banyak kegiatan
metabolisme, lalu proses kedua adalah pemberian oksigen murni.
Proses ketiga adalah pengemasan dengan plastik polyethylen dan
133
proses terakhir adalah pengemasan luar dengan menggunakan
styrofoam box.
4.2.2
Issue Organisasi
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan
pada seluruh aktivitas, maka didapatkan beberapa permasalahan yang
dialami oleh PT. Bali Double C untuk memberikan dukungan SI/TI,
seperti yang ditampilkan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Permasalahan dalam Aktivitas Organisasi
No.
1.
Aktivitas
Permasalahan
Penerimaan
 Pengelolaan
Pasokan Ikan
Deskripsi

Pencatatan,
penyimpanan
data
dan
pelaporan
data
penerimaan
penerimaan pasokan ikan
dari supplier masih bersifat
manual sehingga arus data
ke
pengadaan
tidak
realtime, dan data mudah
rusak.
2.
Pemeliharaan
 Pelaporan
pemeliharaan

Pelaporan
data
pemeliharaan yang masih
manual sehingga data yang
134
disampaikan
tidak
waktu
penumpukan
dan
tepat
laporan pemeliharaan.
3.
Pengiriman
 Pengelolaan

Informasi kapan jadwal
data
pengiriman dan
pengiriman
penyimpanan data masih
manual sehingga terjadi
penumpukan pencatatan
data pengiriman yang
mudah rusak dan sulit
untuk dicari kembali.
4.
Penjualan
 Pemberian

Belum ada website
informasi
perusahaan, yang mana
tentang
sangat penting untuk
perusahaan
pemasaran dan
dan data ikan
memberikan kemudahan
 Pengelolaan
informasi kepada
Customer.
data customer
dan data
penjualan

Pencatatan, penyimpanan
dan pelaporan data
customer dan data
135
penjualan hanya
menggunakan microsoft
excel sehingga arus data ke
pengadaan tidak realtime,
dan data mudah rusak.
5.
Pengadaan
 Pengelolaan

Belum ada fasilitas untuk
pengadaan
mengelola pengadaan yang
pasokan ikan
belum terintegrasi dengan
 Pengelolaan
persediaan, keuangan dan
data
manajer sehingga
persediaan
memperlambat aktivitas
pengadaan.

Penyimpanan laporan
pengadaan yang belum
tersusun rapi.

Pengelolaan data
persediaan menggunakan
microsoft excel,
pengamanan data yang
kurang, dan tidak
terintegrasi dengan
136
pemasaran sehingga data
yang dihasilkan tidak
realtime.
6.
Keuangan

Pencatatan

keuangan
Proses pencataan keuangan
masih bersifat manual.

Kesulitan dalam membuat
laporan keuangan yang
cepat dan akurat.
7.
Kepegawaian


4.2.3
Pengelolaan

Belum ada fasilitas khusus
data pegawai
untuk mengelola data
Penggajian
pegawai dan penggajian
pegawai
pegawai.
Solusi Aktivitas
Pada bagian ini akan dianalisis solusi aktivitas untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan pada setiap aktivitas PT. Bali Double C.
Solusi yang diberikan pada bagian ini ditinjau dari sudut pandang
proses kerja. Sasaran perbaikannya terfokus hanya pada alur kerja agar
menjadi lebih baik. Solusi aktivitas yang sudah dianalisis dapat dilihat
dalam tabel 4.4.
137
Tabel 4.4 Solusi Aktivitas
No.
1.
Aktivitas
Penerimaan
pasokan ikan
Deskripsi
Solusi Aktivitas
 Pencatatan,
Penyediaan fasilitas untuk
penyimpanan
dan pengelolaan
pelaporan
data penerimaan pasokan ikan
penerimaan
pasokan dari
ikan
supplier terintegrasi
dari
supplier
data
yang
dengan
masih bersifat manual pengadaan, keuangan dan
sehingga arus data ke manajer.
pengadaan
realtime,
tidak
dan
data
mudah rusak.
2.
Pemeliharaan
 Pelaporan
data Penyediaan fasilitas untuk
yang pelaporan
data
manual pemeliharaan
yang
pemeliharaan
masih
sehingga data yang terintegarasi
disampaikan
tepat
waktu
dengan
tidak pengadaan, keuangan dan
dan manajer.
penumpukan laporan
pemeliharaan.
3.
Pengiriman
 Informasi kapan
Penyediaan fasilitas untuk
138
jadwal pengiriman
pengelolaan
data
dan penyimpanan
pengiriman
yang
data masih manual
terintegrasi
dengan
sehingga terjadi
pemasaran,
pengadaan,
penumpukan
keuangan, dan manajer.
pencatatan data
pengiriman yang
mudah rusak dan sulit
untuk dicari kembali.
4.
Penjualan


Belum ada website
Penyediaan fasilitas untuk
perusahaan, yang
memudahkan
mana sangat penting
dan penjualan, pemberian
untuk pemasaran dan
informasi
memberikan
perusahaan dan data ikan ke
kemudahan informasi
customer dan terintegrasi
kepada Customer.
dengan
Pencatatan,
keuangan.
penyimpanan dan
pelaporan data
customer dan data
penjualan hanya
pemasaran
tentang
pengadaan
dan
139
menggunakan
microsoft excel
sehingga arus data ke
pengadaan tidak
realtime, dan data
mudah rusak.
5.
Pengadaan

Belum ada fasilitas
Penyediaan fasilitas untuk
untuk mengelola
pengelolaan data pengadaan
pengadaan yang
pasokan ikan, pengelolaan
belum terintegrasi
data persediaan ikan, yang
dengan persediaan,
terintegrasi
keuangan dan
keuangan,
manajer sehingga
manajer.
memperlambat
aktivitas pengadaan.

Penyimpanan
laporan pengadaan
yang belum
tersusun rapi.

Pengelolaan data
persediaan
dengan
supplier¸dan
140
menggunakan
microsoft excel,
pengamanan data
yang kurang, dan
tidak terintegrasi
dengan pemasaran
sehingga data yang
dihasilkan tidak
realtime.
6.
Keuangan


Proses pencataan
Penyediaan fasilitas untuk
keuangan masih
pencatatan keuangan yang
bersifat manual.
terintegarasi
dengan
Kesulitan dalam
penerimaan,
pengadaan,
membuat laporan
bagian
keuangan yang
kepegawaian dan manajer.
administrasi,
cepat dan akurat.
7.
Kepegawaian
 Belum ada fasilitas Penyediaan fasilitas untuk
khusus
untuk pengelolaan data pegawai
mengelola
data dan
pegawai
dan yang
penggajian pegawai.
penggajian
terintegrasi
pegawai
dengan
keuangan dan manajer.
141
4.2.4 Solusi Sistem Informasi
Tahap selanjutnya adalah membuat solusi sistem informasi
agar permasalahan-permasalahan
yang
ada
juga
dapat ditangani
dengan bantuan sistem. Solusi sistem informasi hanya fokus pada
pengembangan aplikasi untuk mendukung proses kerja dan aktivitas di
PT. Bali Double C. Berikut tabel 4.5 untuk menyajikan solusi sistem
informasi dari setiap permasalahan yang ada dalam setiap bagian di PT.
Bali Double C:
Tabel 4.5 Solusi Sistem Informasi
No.
Aktivitas
Deskripsi
Solusi Sistem
Informasi
1.
Pengelolaan data
 Pencatatan,
Pembuatan aplikasi
penerimaan
penyimpanan dan
pengadaan untuk
pasokan ikan
pelaporan data
pengelolaan data ikan
penerimaan pasokan
yang masuk dan ikan
ikan dari supplier
yang keluar.
masih bersifat manual
sehingga arus data ke
pengadaan tidak
realtime, dan data
mudah rusak.
142
2.
Pelaporan data
 Pelaporan data
pemeliharaan
Pelaporan data
pemeliharaan yang
pemeliharaan yang
masih manual
terintegrasi dengan
sehingga data yang
pengadaan, keuangan
disampaikan tidak
dan manajer.
tepat waktu dan
penumpukan laporan
pemeliharaan.
3.
Pengelolaan data
 Informasi kapan
pengiriman
Pembuatan aplikasi
jadwal pengiriman
penjualan yang
dan penyimpanan
memudahkan bagian
data masih manual
administrasi
sehingga terjadi
mengurusi data
penumpukan
pengiriman yang
pencatatan data
terintegrasi dengan
pengiriman yang
penjualan, keuangan
mudah rusak dan sulit
dan manajer.
untuk dicari kembali.
4.
Pemberian

Belum ada website
Pembuatan website
informasi tentang
perusahaan, yang
perusahaan yang dapat
perusahaan dan
mana sangat penting
memperluas
143
produk ikan yang
untuk pemasaran dan
pemasaran dan
dijual ke
memberikan
memudahkan
customer dan
kemudahan informasi
customer mendapat
pengelolaan data
kepada Customer.
informasi dari PT. Bali
Pencatatan,
Double C dan
penyimpanan dan
pembuatan aplikasi
pelaporan data
penjualan untuk
customer dan data
menjaga data customer
penjualan hanya
serta pesanannya
customer dan
data penjualan

menggunakan
microsoft excel
sehingga arus data ke
pengadaan tidak
realtime, dan data
mudah rusak.
5.
Pengelolaan
 Belum ada fasilitas
Pembuatan aplikasi
pengadaan
untuk mengelola
pengadaan yang
pasokan ikan
pengadaan yang
mengelola pengadaan
belum terintegrasi
pasokan ikan dari
dengan persediaan,
supplier sehingga
keuangan dan
memudahkan untuk
144
manajer sehingga
terhubung dengan
memperlambat
supplier dan
aktivitas pengadaan.
pengelolaan data
 Penyimpanan laporan
persediaan ikan yang
realtime.
pengadaan yang
belum tersusun rapi.
 Pengelolaan data
persediaan
6.
Pencatatan
keuangan
 Proses pencataan
Pembuatan aplikasi
keuangan masih
keuangan yang
bersifat manual.
mengelola pencatatan
 Kesulitan dalam
7.
Pengelolaan data
keuangan yang
membuat laporan
terintegrasi dan
keuangan yang cepat
pelaporan keuangan
dan akurat.
yang baik.
 Belum ada fasilitas Pembuatan
aplikasi
pegawai dan
khusus
untuk kepegawaian
penggajian
mengelola
data mengelola
data
pegawai
pegawai
dan pegawai
dan
penggajian pegawai.
penggajian
yang
untuk
pegawai
terintegrasi
145
dengan keuangan dan
manajer.
4.2.4
Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK
Pada saat ini, PT. Bali Double C memiliki inventaris sarana dan
prasarana pendukung TIK yang terdapat dalam tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK
No.
Barang
Fungsi
Jumlah
1.
Komputer
Operasional
6
2.
Printer
Operasional
5
3.
Laptop
Operasional
4
4.
Mobile Modem
Operasional
1
4.3 Phase A : Architecture Vision
4.3.1
Profil Perusahaan
PT Bali Doubel C adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
usaha penampungan dan ekspor ikan hias air laut. PT Bali Doubel
C mulai beroperasi pada bulan Agustus 2007. PT Bali Double C
berlokasi di Jl. Taman Jimbaran XVI No.28, Lingkungan Banjar
Pararudan Jimbaran- Kuta Selatan. Pemilihan lokasi perusahaan ini
didasarkan pada petimbangan faktor pendukung lingkungan dan
146
trasportasi. Lokasi perusahaan yang berada didekat rawa memberikan
keuntungan bagi perusahaan karena memudahkan perusahaan untuk
mendapatkan air laut sebagai faktor penting dalan menjalankan usaha ini.
Selain itu letak perusahaan yang jaraknya tidak tertalu jauh dari
Bandara Ngurah Rai Tuban yang hanya membutuhkan waktu sekitar 30
menit. Dalam melaksanakan kegiatan ekspornya, perusahaan tidak
melakukan usaha penangkapan
ikan sendiri, melainkan perusahaan
membeli ikan dari pemasok atau supplier yaitu para nelayan dan petani
ikan hias yang nantinya akan di ekspor ke negara tujuan.
Perusahaan ini menghasillkan ikan hasil budidaya yang bermutu
dan bebas hama penyakit ikan karantina (HPIK) serta sesuai dengan
standar negara mitra seperti Hongkong, New York, London, LA, Toronto
dan Paris.
4.3.2 Pendefinisian Visi dan Misi
Visi dari PT. Bali Double C adalah menjamin ikan hasil budidaya
yang bermutu dan bebas hama penyakit ikan karantina serta sesuai
dengan standar negara mitra dan meningkatkan kualitas pelayanan
perusahaan untuk kepuasan mitra.
Adapun misi dari PT. Bali Double C adalah:
1.
Menerapkan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik) secara benar.
147
2.
Menjalankan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik) secara
konsisten dan terintegrasi.
3.
Mengawasi semua kinerja proses bisnis perusahaan.
4.
Menggunakan tenaga kerja yang mempunyai komitmen dan
berpangalaman.
4.3.3
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. Bali Double C:
Gambar 4.14 Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi diatas, berikut uraian penjelasan
setiap bagian yang ada di PT. Bali Double C adalah sebagai berikut:
148
1.
Direktur
Direktur PT. Bali Double C merupakan pemegang pimpinan
tertinggi dan bertanggung jawab terhadap perusahan. Direktur PT.
Bali Double C juga menentukan, menetapkan arah dan kebijakan
perusahaan
serta
hasil yang telah diperoleh
rencana
serta
kerja
menerima
berdasarkan
dan
mengangkat
pegawai.
2.
Manajer
Manajer PT. Bali Double C memperoleh kepercayaan tertinggi oleh
Direktur untuk bekerja sama dengan menjalankan proses bisnis
dengan baik
Tugas dari manajer adalah membantu tugas-tugas
direktur. Selain itu menggantikan tanggung jawab direktur jika
tidak berada ditempat. Manajer juga bertugas untuk mengawasi
kelancaran jalannya perusahaan, serta menentukan kebijakan yang
akan dilaksanakan perusahaan.
Manajer PT. Bali Double C juga bertanggung jawab pada
bagian produksi seperti laporan bagian pengadaan dan pengelolaan
persediaan selama di penampungan serta persiapan produk yang
akan di ekspor. Selain itu juga bertugas untuk mengkoordinasikan
bagian pemeliharaan dan perawatan ikan hias, memberikan
bimbingan kepada bagian yang lain yang berada di bawah
149
wewenangnya. Manajer juga memiliki tanggung jawab untuk
melaporkan setiap perkembangan yang terjadi didalam kegiatan
setiap produksi kepada Direktur.
3.
Bagian Keuangan
Bagian keuangan memiliki tugas dan fungsi seperti mengatur dan
mengawasi penerimaan, penyimpanan dan penggunaan keuangan,
mencatat dan membuat laporan akuntansi pertanggung jawaban
keuangan perusahaan kepada Manajer serta Direktur.
4.
Bagian Administrasi
Bagian administrasi adalah bagian yang memiliki tugas dan fungsi
untuk
menyelenggarakan
tata
administrasi
masyarakat
dan
dokumentasi serta mengumpulkan laporan-laporan menyangkut
kegiatan operasional dan administrasi.
5.
Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran memiliki tugas dan fungsi untuk berkomunikasi
dengan customer yang ingin membeli ikan hias dan melakukan
bagaimana mengenalkan perusahaan ke para customer maupun
calon customer.
6.
Bagian Pengadaan
Bagian Pengadaan merupakan bertanggung jawab dalam pengadaan
barang/ikan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendukung
150
kegiatan bisnis perusahaan, mulai dari proses mencari supplier,
memilih supplier, sampai melakukan pembelian barang, selain itu
divisi ini juga bertanggung jawab dalam mengawasi ikan yang
tersedia di penampungan, serta mengawasi ikan yang masuk dan
keluar dari penampungan.
7.
Bagian Pemeliharaan
Bagian pemeliharaan adalah bagian yang pemberian makan,
memelihara kesehatan ikan hias, mulai dari kualitas air serta
kualitas ikan dengan penelitian dan kualitas pengembangan ikan
dan mengawasi ikan hias sebelum di pisahkan dan yang sudah
dipisahkan untuk diekspor. Bagian pemeliharaan ini memiliki
organisasi dibawahnya yang dinamai line. Line terdiri dari delapan
line dengan pemeliharaan jenis ikan yang berbeda, sehingga
diperlukan pencatatan masing-masing line untuk melaporkan
kembali ke bagian pengadaan.
8.
Bagian Transportasi
Bagian transportasi merupakan bagian yang memiliki tugas dan
fungsi untuk menjamin kelancaran pengambilan produk dari
supplier di Bandara, dan membantu dalam memudahkan kegiatan
bisnis diluar perusahaan.
151
4.3.4
Analisis Value Chain
Analisis value chain bertujuan untuk mengelompokkan seluruh
aktivitas yang ada di dalam PT. Bali Double C. Pengelompokkan
aktivitas dalam analisis value chain terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Gambar 4.15 Analisis Value chain PT. Bali Double C
4.3.4.1 Aktivitas utama
Aktivitas utama yang termasuk kedalam kegiatan value chain
PT. Bali Double C terdiri dari aktivitas inbound logistic, operation,
outbound logistic, sales & marketing dan yang terakhir servicing.
Berikut merupakan rincian aktivitasnya:
1. Inbound Logistic
PT. Bali Double C menerima bahan baku atau pasokan ikan
dari pemasok atau supplier. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian
pengadaan. Bagian pengadaan menghubungi supplier untuk
152
memesan ikan yang sesuai kebutuhan seperti jenis ikan, harga
ikan dan berapa banyak ikan yang dipesan. Pengiriman ikan dari
supplier yang berasal dari pulau jawa biasanya dikirim dengan
transportasi mereka sendiri dan supplier yang berasal dari luar
pulau jawa biasanya menggunakan cargo yang biayanya
ditanggung oleh pihak supplier itu sendiri. Pengiriman ikan hias
dari supplier biasanya dilakukan pada pagi hari, ini dikarenakan
untuk menekan angka kematian pada saat pengiriman dan
menghindari agar ikan tidak terlalu stres selama diperjalanan.
Ikan yang sudah sesuai dengan permintaan PT. Bali Double C
dari kualitas ikan hingga jumlahnya maka akan dimasukan dalam
akuarium dan dicatat sebagai laporan data ikan yang masuk di
persediaan dan laporan untuk manajer perusahaan sebagai
pengawas kegiatan bisnis di PT. Bali Double C.
2. Operation
Untuk mendapatkan ikan hias yang berkualitas maka PT
Bali Double C melakukan kontrol kualitas terlebih dahulu
terhadap ikan hias yang diperoleh dari supplier. Ikan hias yang
baru datang dari supplier dimasukan ke penampungan sementara
lalu disortir berdasarkan ukuran, kesehatan serta penampilan
ikan. Ikan yang tidak memenuhi syarat (ukuran tidak sesuai,
153
sakit, luka, mati dan kurang bagus dari segi penampilan) tidak
akan diambil.
Selanjutnya proses aklimatisasi. Aklimatisasi dilakukan
agar ikan tidak mengalami shock karena perbedaan temperatur
pada saat pengangkutan dengan kondisi pada saat turun dari alat
angkut. Ikan yang memenuhi syarat sesuai dengan permintaan
PT.Bali Double C akan langsung dimasukan ke dalam
akuarium/kolam sesuai jenis ikan dan ukurannya. Selanjutnya
proses adaptasi yang dilakukan adalah dengan mengganti
sebagian volume air dengan air baru dari perusahaan, prosesnya
lebih kurang dari satu jam agar ikan tidak stres dengan
lingkungan yang barunya serta agar ikan tersebut sehat kembali
setelah stress dalam perjalanan. Lalu ikan-ikan tersebut
dipindahkan ke dalam akuarium yang telah diberi cooper (cairan
yang menyehatkan ikan) kemudian di penampungan ikan akan
diadakan proses pemeliharaan.
Dalam proses pemeliharaan dan perawatan dilakukan
pemberikan pakan, mengontrol kesehatan ikan dan memelihara
sanitasi. PT Bali Double C menggunakan dua jenis air untuk
menunjang kegiatan penampungan dan ekspor ikan hias yaitu air
tawar dan air laut. Untuk memenuhi kebutuhan air tawar dan air
154
laut tidak menjadi masalah karena lokasi PT. Bali Double C yang
dekat dengan rawa memudahkan untuk mendapatkan pesedian
air laut dan air tawar.
Air selalu dijaga kualitasnya dan selalu mengalami
pergantian melalui pipa-pipa akuarium setiap harinya dengan
tujuan untuk membuang sisa pakan dan kotoran ikan sehingga
kualitas air tetap terjaga dan tidak beresiko timbulnya suatu
penyakit. Cara yang digunakan untuk mengukur kualitas air
adalah dengan menjaga kadar garam dan melakukan pergantian
atau pengurasan. Kadar garam air diukur dengan menggunakan
salinometer, apabila kadar garam terlalu tinggi ditambahkan
dengan air tawar dan penggantian atau pengurasan air dilakukan
tergantung dari kondisi air tersebut.
Proses pengamatan dan pengasingan dilakukan apabila
ditemukan ikan yang menunjukkan gejala sakit dan nantinya
akan dipisahkan ke bak perlakuan. Selama masa pengasingan
dilakukan sampling untuk pemeriksaan lab. Proses pengamatan
juga mengawasi ikan sesuai jadwal (pagi, siang, sore) dan waktuwaktu tertentu dikarenakan dapat menyebabkan kekurangan
oksigen, temperatur naik/turun secara ekstrim dan kontaminasi
ikan sakit dan tindakan perbaikannya yang dilakukan dengan
155
kalibrasi alat kualitas air, pemisahan ikan sakit dengan ikan sehat
serta memberi perlakuan/pengobatan ramah lingkungan dengan
tepat dosis terhadap ikan sakit pada tempat yang khusus.
Setelah itu, kegiatan operation akhir yang dilakukan adalah
packing atau pengemasan untuk pengiriman (ekspor). Cara
pengemasannya dengan ikan diaklimatisasi terlebih dahulu pada
temperatur
rendah
±20oC
agar
tidak
banyak
kegiatan
metabolisme, lalu pemberian oksigen murni, pengemasan dengan
plastik polyethylen dan pengemasan luar dengan menggunakan
styrofoam.
3.
Outbound logistic
Yaitu adalah proses pengiriman atau ekspor ikan hias air
laut. Sebelum pengiriman pihak perusahaan sudah memesan
melalui cargo pesawat, jadi sudah ada penjadwalan kapan ikan
siap dikirim ke lokasi yang dituju. Setelah jadwal pengiriman
diketahui, maka disiapkan beberapa hari sebelum penjadwalan
dokumen yang diperlukan seperti AWB (Air Way Bill) atau
SMU (Surat Muat Udara), konfirmasi penerbangan, dokumen
Certificate of original (COO) dan sertifikat kesehatan ikan.
AWB (Air Way Bill), konfirmasi penerbangan, dokumen
Certificate of original (COO) dan sertifikat kesehatan ikan yang
156
dikeluarkan oleh karantina ikan yang ada di Bandara harus
dikonfirmasikan kepada importer untuk konfirmasi ke Agen
Airlines di negara Customer. Kemudian proses akhir Customer
dapat mengambil pesanannya di bandara yang bersangkutan.
4.
Sales and Marketing
Proses penjualan di PT. Bali Double C adalah perusahaan
menerima pesanan ikan untuk di ekspor dari customer melalui
email. Proses ini dilakukan oleh bagian pemasaran. Selanjutnya
customer dapat melakukan pembayaran. Cara pembayaran
advance payment adalah yang diambil Perusahaan. Advance
payment yaitu importir melakukan pembayaran terlebih dahulu
sebelum terima barang sampai di tujuan, sehingga perusahaan
memiliki kepercayaan penuh dari importir untuk memproses
pesanan tersebut. Bagian Pemasaran akan meminta konfirmasi
dari keuangan apakah pembayaran sudah diterima atau belum.
Bagian Keuangan mengkonfirmasi bukti pembayaran pemesanan
dari customer kemudian manajer memiliki hak untuk mengawasi
semua kegiatan pemesanan ikan yang ada dan bertanggung
jawab untuk melaporkan kembali kepada Direktur.
Proses pemasaran yang dilakukan perusahaan dengan
memperkenalkan
perusahaan
dan
memberikan
penawaran
157
kepada calon customer serta menangani segala kebutuhan yang
diinginkan oleh customer. Proses pemberitahuan informasi
tentang perusahaan, jenis ikan, harga ikan dan ketersediaan ikan
yang ada dilakukan melalui via email.
5.
Service
Servicing adalah menambahkan nilai lebih jauh lagi dengan
memastikan customer mendapatkan manfaat. PT. Bali Double C
melakukan penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB)
sehingga bebas Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)
sesuai dengan standar negara mitra. Customer juga akan
mendapatkan ikan hias dengan kualitas jauh lebih baik dengan
pelayanan dari perusahaan yang memiliki lokasi perusahaan yang
didasarkan pada pertimbangan faktor pendukung lingkungan dan
transportasi.
Lokasi perusahaan yang berada didekat rawa memberikan
keuntungan karena memudahkan untuk mendapatkan air laut
sebagai faktor penting. Selain itu letak perusahaan yang jaraknya
tidak tertalu jauh dari Bandara Ngurah Rai Tuban yang hanya
membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
158
4.3.4.2 Aktivitas Pendukung
1. Pengadaan
Aktivitas ini meliputi tanggung jawab dalam pengadaan
ikan ke supplier sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan
untuk mendukung kelancaran kegiatan bisnis perusahaan.
Aktivitas pengadaan ini mencatat dan melaporkan data
pengadaan sebagai data ikan yang masuk dan laporan untuk
manajer sebagai hasil laporan aktivitas pengadaan.
Aktivitas ini meliputi pencatatan dan pengelolaan data
persediaan pasokan ikan yang ada di gudang. Persediaan akan
mencatat ikan yang masuk dari supplier dan mencatat ikan
keluar yang sudah dibeli oleh customer, sehingga diperoleh
kembali data persediaan untuk bagian pemasaran dan laporan
kepada manajer.
2.
Keuangan
Aktivitas yang dilakukan adalah pengelolaan kegiatan di
bidang keuangan dengan upaya peningkatan jasa layanan
keuangan di setiap aktivitas bisnis PT. Bali Double C seperti
mengatur
pengawasaan
penerimaan,
penyimpanan
penggunaan keuangan serta pelaporan keuangan.
dan
159
3.
Kepegawaian
Aktivitas
ini
meliputi
administrasi
dan
penggajian
kepegawaian. Untuk tenaga kerja yang dimiliki seperti keahlian
berbahasa inggris dan untuk pemeliharaan diberi pelatihan
terhadap pengetahuan berupa packing ikan, pengetahuan jenis
ikan dan bagaimana kualitas menjaga ikan yang baik. Namun,
saat ini jumlah pegawai belum memadai untuk membuat visi dari
arsitektur ini. Karena perusahaan belum memiliki bagian TI
ataupun staff TI, sehingga sangat tergantung terhadap microsoft
office yang dilakukan dengan sederhana dengan tujuan penulisan
akan lebih rapih dari pada tulisan tangan dalam menghasilkan
laporan.
4.3.5 Struktur Organisasi Usulan
Struktur organisasi usulan merupakan hasil dari analisis value
chain. Berdasarkan analisis value chain yang sudah dilakukan, terdapat
aktivitas pendukung seperti pengadaan, keuangan dan kepegawaian.
Tetapi, jika melihat struktur organisasi saat ini, PT. Bali Double C
belum memiliki bagian atau subbagian tersendiri untuk fokus menangani
untuk mengimplementasikan arsitektur-arsitektur yang akan dibuat
dalam perancangan enterprise architecture maka peran bagian TI sangat
160
dibutuhkan dalam proses tersebut. Adapun usulan dari struktur
organisasi PT. Bali Double C adalah sebagai berikut.
Gambar 4.16 Struktur Organisasi Usulan Perusahaan
Tugas masing-masing dari bagian baru yang diusulkan adalah
sebagai berikut:
1. Bagian IT
Bagian TI bertanggung jawab untuk melakukan pengembangan,
pengimplementasian, dan perawatan sumber daya TIK di PT. Bali
Double C. Tugas dari masing-masing subbagian di bagian TI, yaitu:
1. Aplikasi TI
a. System analyst berperan dalam mendesain sistem secara
keseluruhan, baik dari segi basis data, aplikasi, dan
teknologi informasi pendukung. System analyst merancang
161
sistem dengan mengumpulkan semua informasi yang
dibutuhkan dari pengguna sehingga dapat memberikan
gambaran yang baik kepada programmer untuk membangun
aplikasi
sesuai
dengan
apa
yang
dibutuhkan
dan
pengembangan aplikasi sesuai dengan rencana.
b. Programmer berperan dalam tahap pembangunan dan
pengembangan aplikasi-aplikasi yang telah didesain oleh
system analyst. Dengan adanya acuan desain sistem dari
system analyst diharapkan programmer dapat mengerjakan
dan menyelesaikan pembuatan aplikasi secara tepat dan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2. Technological Support
a. System
administrator
berperan
dalam
melakukan
konfigurasi terhadap sistem jaringan komputer, baik server,
client, dan system software yang membentuk sebuah
infrastruktur dimana terdapat aplikasi dan data perusahaan.
Sistem yang dimaksud adalah sistem mail server, file
sharing, proxy server, dan application server. Selain
melakukan konfigurasi, System administrator juga berperan
dalam hal maintenance dan melakukan kontrol sistem agar
dapat berjalan dengan baik.
162
b. Database
administrator
berperan
dalam
mendesain
arsitektur database, melakukan install dan konfigurasi
database
software,
berpartisipasi
pada
desain
dan
pengembangan dengan developer (programmer), menjamin
integritas dan keamanan data, dan mengawasi serta
meningkatkan performansi database. PT. Bali Double C
membutuhkan tenaga yang mampu melakukan semua tugas
diatas untuk mendukung aplikasi yang berjalan serta
aplikasi yang diusulkan. Sehingga basis data yang
menyimpan data penting perusahaan selalu aman. Membackup, restore, authentication, dan role dari pengguna juga
merupakan tanggung jawab dari Database administrator.
c. Helpdesk atau teknisi bertugas melakukan perawatan dan
perbaikan perangkat keras/ perangkat lunak komputer,
instalasi perangkat keras/ lunak, Internet, dan Intranet dan
membantu end user apabila mendapatkan suatu masalah
dalam menangani tindak lanjut atas keluhan menjalankan
sistem untuk proses bisnis perusahaan, serta memberi
pelatihan kepada end user setiap ada pengembangan sistem.
163
4.3.6
Pelatihan yang Diusulkan
Pelatihan ini diusulkan kepada bagian yang baru diusulkan dalam
struktur organisasi PT. Bali Double C agar dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Berikut ini adalah daftar pelatihan usulan yang
diperlukan oleh pegawai PT. Bali Double C.
Tabel 4.7 Daftar Pelatihan Usulan
No.
1.
Jabatan
System Analyst
Jenis Pelatihan
Pelatihan yang diberikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan untuk
menganalisis dalam perencanaan dan
pengembangan sistem.
2.
Programmer
Pelatihan yang diberikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan
programming sehingga dapat
mengembang aplikasi
sesuai dengan tujuan bisnis.
3.
System
Pelatihan yang diberikan adalah
Administrator
kemampuan untuk membuat,
mengembangkan dan memelihara
infrastruktur jaringan dan pelatihan
164
menngoperasikan sistem dan
memelihara sistem.
4.
Database
Pelatihan yang diberikan adalah untuk
Administrator
mengembangkan kemampuan dalam
mengelola keamanan sistem untuk
melindungi sistem informasi dari hal-hal
yang dapat merusak informasi.
5.
Help Desk
Pelatihan yang diberikan adalah untuk
mngatur pengaduan pengguna atau end
user mengenai masalah dan kendala
penggunaan sistem tersebut dan
pelatihan untuk mengembangkan ilmu
dalam kemampuan memperbaiki,
memelihara dan memilih hardware yang
baik untuk digunakan.
4.3.7
Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi
Proses bisnis di PT. Bali Double C memiliki beberapa stakeholder
yang memiliki kepentingan terhadap proses bisnis utama dan pendukung
yaitu:
165
1. Bagian Pemasaran
2. Bagian Pengadaan
3. Bagian Keuangan
4. Bagian Pemeliharaan
5. Bagian Administrasi
6. Customer
7. Supplier
8. Manajer
9. Direktur
Penjelasan hubungan stakeholder dengan aktivitas organisasi
terlihat dalam tabel 4.8 :
166
Tabel 4.8 Stakeholder Map Matrix
Tabel 4.9 Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas
No.
1.
Aktivitas
Penerimaan
Pasokan Ikan
Stakeholder
Keterlibatan
Supplier
Memberikan pasokan ikan
Bagian Transportasi
Mengambil pasokan ikan di
Bandara
Bagian Pengadaan
Menerima dan mencatat data
ikan yang masuk dari
supplier
Manajer
Mengawasi dan menerima
laporan aktivitas penerimaan
pasokan dari supplier
2.
Persortiran Ikan
Bagian Pemeliharaan
Mensortir atau pemisahan
ikan yang baru masuk dari
supplier
3.
Pemeliharaan
Bagian Pemeliharaan
Mengoperasikan
167
pemeliharaan ikan di
penampungan
Bagian Pengadaan
Menerima laporan kebutuhan
pemeliharaan dan laporan
pemeliharaan seperti laporan
ikan yang mati
Bagian Keuangan
Memberikan pembayaran
untuk kebutuhan
pemeliharaan
Manajer
Mengawasi aktivitas
pemeliharaan
5.
Pengamatan dan
Bagian Pemeliharaan
Pengasingan
Mengawasi aktivitas
pengamatan dan pengasingan
terhadap kualitas ikan di
penampungan
6.
Pengemasan
Bagian Pemeliharaan
Melakukan pengemasan
untuk persiapan ekspor ikan
hias
7.
Ekspor ikan hias
Bagian Administrasi
Mempersiapkan dokumen
untuk pengiriman ekspor
ikan
Bagian Keuangan
Memberikan pembayaran
untuk pengiriman ikan
Customer
Menerima informasi
pengiriman ikan
Manajer
Mengawasi dan menyetujui
aktivitas pengiriman ikan
8.
Penjualan
Bagian Pemasaran
Memberikan informasi ikan
168
yang dijual dan menerima
pesanan dari customer
Customer
Mendapatkan informasi dan
membeli Ikan Hias
Bagian Keuangan
Mengkonfirmasi pembayaran
dari customer
Bagian Pengadaan
mencatat data pesanan ikan
yang keluar
Manajer
Mengawasi dan menerima
laporan penjualan
Direktur
Menerima semua laporan
aktivitas penjualan
9.
Pengadaan
Bagian Pengadaan
Mengelola data persediaan
ikan dan membuat PO
(Purchase Order)
Bagian Keuangan
Menerima PO dan
mengonfirmasi PO
Manajer
Menerima dan konfirmasi
persetujuan PO lengkap
Supplier
Melihat request order dan
mengirim pasokan ikan
Direktur
Menerima semua laporan
aktivitas pengadaan
10.
Keuangan
Bagian Keuangan
Mengelola penggunaan
keuangan dan pencatatan
keuangan
Manajer
Mengawasi dan menerima
laporan aktivitas keuangan
169
Direktur
Menerima semua laporan
aktivitas keuangan
11.
Kepegawain
Bagian Administrasi
Mengelola administrasi
perusahaan dan data pegawai
Manajer
Menerima laporan data
pegawai
Direktur
Melakukan rekrutmen
pegawai.
4.4 Phase B: Business Architecture
4.4.1 Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis di PT.
Bali Double C
Pemetaan layanan bisnis, proses bisnis dan fungsi bisnis
digambarkan dengan bentuk seperti diagram pohon. Top Level dalam
pemetaan ini adalah layanan bisnis. Setiap layanan bisnis mempunyai
beberapa proses bisnis dan sub proses bisnis. Terakhir, setiap proses
bisnis akan mempunyai beberapa fungsi bisnis dan sub fungsi bisnis. Sub
fungsi bisnis merupakan unit aktivitas terkecil.
Berikut ini adalah tree diagram untuk pemetaan gabungan layanan
bisnis, proses bisnis, dan fungsi bisnis di PT. Bali Double C. Karena
diagram pohon yang kompleks tidak memungkinkan untuk ditampilkan
secara jelas disini, maka pemetaan akan digambarkan dalam bentuk grup
agar terlihat lebih jelas dan terperinci.
170
Gambar 4.17 Tree Diagram Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis PT. Bali Double C
171
1. Layanan Bisnis
Gambar 4.18 Layanan Bisnis di PT. Bali Double C
Pada gambar 4.18 menjelaskan layanan pada PT. Bali Double C terdapat
dua pelayanan yaitu pengadaan dan penjualan.
2. Proses Bisnis
Gambar 4.19 Proses Bisnis pada Pengadaan PT. Bali Double C
Pada gambar 4.19 menjelaskan layanan pengadaan PT. Bali Double C
memiliki beberapa proses bisnis seperti proses persediaan, penerimaan pasokan
ikan dan keuangan.
172
Gambar 4.20 Proses Bisnis pada Penjualan PT. Bali Double C
Pada gambar 4.20 menjelaskan pada layanan penjualan PT. Bali Double C
memiliki
beberapa
proses
bisnis
seperti
proses
penerimaan
pesanan,
pemeliharaan, pengiriman, dan pemasaran.
3. Fungsi Bisnis
a. Persediaan
Gambar 4.21 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Persediaan
Pada gambar 4.21 menjelaskan pada proses bisnis persediaan terdapat
beberapa fungsi bisnis seperti pelaporan data persediaan, pembuatan purchase
173
order, pemberian nota pemesanan valid, penerimaan nota pembelian, dan
pengelolaan data pengadaan.
b. Penerimaan Pasokan Ikan
Gambar 4.22 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pasokan Ikan
Pada gambar 4.22 menjelaskan pada proses bisnis penerimaan pasokan ikan
terdapat beberapa fungsi bisnis seperti pengecekan kualitas ikan, pencatatan ikan
yang masuk, pencatatan retur, dan pelaporan data ikan yang masuk.
c. Keuangan
Gambar 4.23 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Keuangan
174
Pada gambar 4.23 menjelaskan pada proses bisnis keuangan terdapat
beberapa fungsi bisnis seperti pencatatan pendapatan, pencatatan pengeluaran,
pengelolaan akuantansi keuangan dan pembuatan laporan akuntansi keuangan.
d. Penerimaan Pesanan
Gambar 4.24 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Penerimaan Pesanan
Pada gambar 4.24 menjelaskan pada proses bisnis penerimaan pesanan
terdapat beberapa fungsi bisnis seperti pengecekan pemesanan, konfirmasi
pembayaran, memberikan nota penjualan, pencatatan pesanan, dan pelaporan
pesanan.
175
e. Pemeliharaan
Gambar 4.25 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemeliharaan
Pada gambar 4.25 menjelaskan pada proses bisnis pemeliharaan terdapat
beberapa fungsi bisnis seperti persortiran ikan, memelihara, pengamatan dan
pengasingan dan pengemasan.
Gambar 4.26 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persortiran Ikan
176
Pada gambar 4.26 menjelaskan pada fungsi bisnis persortiran ikan terdapat
beberapa sub fungsi bisnis seperti proses aklimitasi, pngecekan kesehatan ikan,
pemasukan ikan sesuai jenis, dan pemasukan ikan sesuai ukuran.
Gambar 4.27 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Memelihara
Pada gambar 4.27 menjelaskan pada fungsi bisnis memelihara terdapat
beberapa sub fungsi bisnis seperti pemberian makan, pemeliharaan sanitasi air,
pencatatan kebutuhan pemeliharaan dan pelaporan pemeliharaan.
Gambar 4.28 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengamatan dan Pengasingan
177
Pada gambar 4.28 menjelaskan pada fungsi bisnis pengamatan dan
pengasingan terdapat beberapa sub fungsi bisnis seperti pengecekan kesehatan
ikan, pemisahan ikan, dan pemeriksaan laboratorium.
Gambar 4.29 Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengemasan
Pada gambar 4.29 menjelaskan pada fungsi bisnis pengemasan terdapat
beberapa sub fungsi bisnis seperti pengawasan temperatur, pemberian oksigen
murni, pengemasan plastik polythylen, dan pengemasan luar.
f. Pengiriman
Gambar 4.30 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pengiriman
178
Pada gambar 4.30 menjelaskan pada proses bisnis pengiriman terdapat
beberapa fungsi bisnis seperti pemesan cargo, penerimaan AWB, konfirmasi
penerbangan, persiapan dokumen sertifikat kesehatan ikan, dan pengumpulan
laporan data ekspor ikan.
g. Pemasaran
Gambar 4.31 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pemasaran
Pada gambar 4.31 menjelaskan pada proses bisnis pemasaran terdapat
beberapa fungsi bisnis seperti penyediaan informasi perusahaan dan penyediaan
informasi data ikan.
4.4.2
Rancangan Arsitektur Bisnis
Rancangan arsitektur bisnis dirancang dalam berbentuk rich
picture untuk masing-masing aktivitas di PT. Bali Double C, yaitu
penerimaan pasokan, pemeliharaan, pengiriman, penjualan, pengadaan,
keuangan dan kepegawaian dengan tujuan mempermudah user
memahami rancangan arsitektur bisnis.
179
Gambar 4.32 Rancangan Arsitektur Bisnis
180
1.Penerimaan Pasokan
Gambar 4.33 Rancangan Arsitektur Bisnis Penerimaan Pasokan
Rancangan arsitektur bisnis penerimaan pasokan ini akan
mengusulkan penggunaan aplikasi pengadaan yang sebelumnya
pengelolaan data penerimaan pasokan ikan menggunakan microsoft
office untuk menambah data ikan yang masuk. Sistem yang berjalan
kurang efektif dikarenakan data persediaan hanya disesuaikan dalam
waktu dua minggu sekali dengan data persediaan ikan di penjualan
sehingga, penjualan tidak memiliki data persediaan ikan yang update
untuk diinformasikan kepada customer.
Bagian pengadaan dan bagian pemasaran yang terlibat dalam
sistem aplikasi pengadaan harus terlebih dahulu melakukan login.
Bagian pengadaan menginput data ikan yang masuk dari supplier dan
aplikasi pengadaan akan menghasilkan laporan data persediaan ikan
181
yang update dan real time untuk manajer dan bagian pemasaran
sehingga informasi persediaan ikan untuk customer selalu terupdate.
2. Pemeliharaan
Gambar 4.34 Rancangan Arsitektur Bisnis Pemeliharaan
Rancangan arsitektur bisnis pemeliharaan akan mengubah
pencatatan dan laporan pemeliharaan yang masih manual menjadi sistem
terkomputerisasi melalui aplikasi pengadaan. Bagian pengadaan,
manajer dan bagian pemeliharaan yang terlibat dalam sistem aplikasi
pengadaan harus terlebih dahulu melakukan login.
Bagian pemeliharaan menginput kebutuhan pemeliharaan dan
menginput data ikan yang mati. Kemudian, sistem akan menghasilkan
laporan pemeliharaan untuk diproses oleh bagian pengadaan terhadap
persediaan ikan yang ada dan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan serta
laporan untuk manajer mengawasi aktivitas pemeliharaan.
182
3. Pengiriman
Gambar 4.35 Rancangan Arsitektur Bisnis Pengiriman
Rancangan arsitektur bisnis pengiriman akan mengubah aktivitas
laporan pengiriman yang awalnya menggunakan email sebagai alat
komunikasi menjadi aplikasi penjualan. Aplikasi penjualan ini akan
terintegarasi
langsung
dengan
customer.
Customer
dan
bagian
administrasi yang terlibat dalam aplikasi penjualan harus terlebih dahulu
melakukan login. Dalam aplikasi penjualan, data pesanan customer dan
pengiriman akan tersimpan baik dan lebih mudah untuk pencarian
datanya kembali dibandingkan dengan menggunakan email.
Bagian administrasi menginput data jadwal pengiriman yang sudah
diterima dari agen airlines. Setelah itu, bagian administrasi juga
menginput semua copy dokumen asli ke dalam sistem pemasaran.
Dokumen tersebut seperti draft AWB, dokumen certificate of original
183
(COO) dan Sertifikat kesehatan ikan. Selanjutnya, customer bisa melihat
pesenan lengkap dengan jadwal pengiriman di Portal Web PT. Bali
Double C.
4. Penjualan
Gambar 4.36 Rancangan Arsitektur Bisnis Penjualan
Rancangan arsitektur bisnis penjualan akan menggunakan aplikasi
penjualan, dikarenakan perusahaan yang belum memiliki website
perusahaan dan aktivitas pemasaran hanya dilakukan melalui customer
secara langsung. Customer, bagian pemasaran, bagian administrasi,
bagian keuangan, manajer, dan bagian pemeliharaan yang terlibat dalam
aplikasi penjualan harus terlebih dahulu melakukan login.
Aplikasi
184
penjualan ini akan terintegarasi langsung dengan pesanan yang diminta
customer di Portal Web PT. Bali Double C.
Calon Customer yang ingin memesan ikan didahulukan untuk
registrasi di Portal Web PT. Bali Double C. Setelah registrasi customer
dapat mengisi form pemesanan dan melakukan pembayaran. Bagian
keuangan
memberikan
konfirmasi
payment
approval
terhadap
pembayaran yang sudah dilakukan oleh customer. Setelah itu, bagian
administrasi
menginput
data
jadwal
pengiriman
dan
bagian
pemeliharaan dapat mempersiapkan ikan yang diminta sesuai jadwal
yang sudah ditentukan. Bagian administrasi mengirim semua copy
dokumen ekspor seperti draft AWB (Air Way Bill), dokumen certificate
of original (COO) dan sertifikat kesehatan ikan kepada customer. Hasil
data pesanan lengkap dapat dilihat kembali oleh customer dan manajer
lebih mudah mendapatkan laporan penjualan dari aplikasi penjualan.
185
5. Pengadaan
Gambar 4.37 Rancangan Arsitektur Bisnis Pengadaan
Rancangan arsitektur bisnis pengadaan akan mengubah sistem
pengadaan yang masih manual menjadi sistem terkomputerisasi melalui
aplikasi pengadaan. Bagian pengadaan, bagian keuangan, manajer, dan
supplier yang terlibat dalam sistem aplikasi pengadaan harus terlebih
dahulu melakukan login.
Supplier sebelum melakukan login, terlebih dahulu melakukan
registrasi. Bagian pengadaan membuat purchase order setelah melihat
laporan data persediaan yang menunjukan kurangnya persediaan ikan di
penampungan. Purchase order akan langsung terintegrasi kepada bagian
keuangan dan manajer untuk dikonfirmasi. Setelah purchase order
sudah lengkap dikonfirmasi, purchase order akan dikirimkan ke
186
supplier dan disetujui dengan pesanan pasokan ikan yang diminta. Dari
semua aktivitas pengadaan terdapat laporan pengadaan yang akan
digunakan manajer untuk mengontrol dan laporan ke direktur.
6. Keuangan
Gambar 4.38 Rancangan Arsitektur Bisnis Keuangan
Rancangan arsitektur bisnis keuangan akan menggunakan aplikasi
keuangan. Aplikasi keuangan mengubah sistem keuangan sebelumnya
hanya menggunakan microsoft excel, dimana penggunaan tersebut
rawan untuk menjaga kualitas data keuangan. Bagian keuangan dan
manajer yang terlibat dalam aplikasi keuangan harus terlebih dahulu
melakukan login.
Bagian keuangan mengelola periode pembuatan laporan keuangan,
menginput pemasukan keuangan seperti penjualan ikan hias air laut
yang dilakukan PT. Bali Double C dan menginput pengeluran keuangan
187
seperti pembelian pasokan ikan dari supplier, keperluan kebutuhan
kantor, keperluan untuk pengiriman, pengeluaran untuk pemeliharaan
ikan dan pembayaran gaji pegawai. Aplikasi keuangan akan
menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil dari pengelolaan
terhadap pengeluaran dan pemasukan keuangan tiap periodenya.
Laporan keuangan tersebut akan diberikan kepada manajer dan direktur
PT. Bali Double C sebagai bentuk pertanggungjawaban data keuangan.
7. Kepegawaian
Gambar 4.39 Rancangan Arsitektur Bisnis Kepegawaian
Rancangan arsitektur bisnis kepegawaian akan menggunakan
aplikasi
kepegawaian.
Aplikasi
kepegawaian
mengubah
sistem
kepegawaian sebelumnya masih semi manual dalam pencatatan biodata,
absensi data pegawai dan penyimpanan data kepegawaian. Pegawai,
bagian administrasi, bagian keuangan dan manajer yang terlibat dalam
aplikasi kepegawaian harus terlebih dahulu melakukan login.
188
Bagian Administrasi dapat mengelola data pegawai, selanjutnya
yaitu pegawai melakukan absensi, lalu bagian administrasi mengelola
data absensi tersebut dan kemudian membuat laporan jumlah gaji
berdasarkan absensi yang akan diserahkan kepada bagian keuangan.
Manajer dapat melihat laporan kepegawaian dan bisa melaporkan data
pegawai jika direktur meminta laporan tersebut.
4.5
Phase C: Information System Architecture
4.5.1
Application Architecture
Terdapat lima rancangan arsitektur aplikasi yang dibutuhkan oleh
PT. Bali Double C, yaitu portal web PT. Bali Double C, aplikasi
penjualan, aplikasi pengadaan, aplikasi keuangan dan aplikasi
kepegawaian. Dalam membuat rancangan arsitektur aplikasi untuk PT.
Bali Double C, akan digunakan tools use case diagram. Use case
diagram digunakan untuk menggambarkan siapa saja aktor yang terlibat
dalam setiap aplikasi, apa saja yang dapat dilakukan oleh setiap aplikasi
(use case), serta menunjukkan interaksi setiap aktor terhadap use case
yang ada dalam tiap aplikasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masingmasing rancangan aplikasi tersebut.
189
Tabel 4.10 Application Portfolio Catalog
Nama Aplikasi
Fungsi
Website PT. Bali
Mengintegerasikan semua aplikasi, memudahkan
Double C
terhubung dengan customer untuk memberikan
informasi produk, memberikan informasi tentang PT.
Bali Double C, menerima pemesanan Ikan dari
Customer, memudahkan customer untuk melihat
pesanannya kembali dan memudahkan untuk FAQ.
Aplikasi Pengadaan
Mengelola data ikan yang keluar, mengelola data ikan
yang masuk, pengawasan terhadap persediaan ikan,
pencatatan kebutuhan pemeliharaan, pencatatan
terhadap ikan mati dan pencatatan laporan
pemeliharaan, memudahkan permintaan pasokan,
mengelola data penerimaan pasokan, pendaftaran
supplier, pengelolaan data supplier, pengelolaan PO
(Purchase Order), memudahkan membuat laporan
pengadaan pasokan ikan.
Aplikasi Penjualan
Mengkonfirmasi pesanan ikan, pencatatan dan
pengelolaan penerimaan pesanan, memberikan
informasi penjadwalan pengiriman, mencatat biodata
customer, mengelola keluhan atau pesan dari
190
customer dan memudahkan membuat laporan
penjualan.
Aplikasi Keuangan
Memudahkan pencatatan uang keluar, pencatatan
uang yang masuk, pengaturan periode laporan
akuntansi keuangan, dan memudahkan membuat
laporan keuangan.
Aplikasi Kepegawaian
Mengelola data pegawai, absensi pegawai, dan
memudahkan pencarian data pegawai.
191
1. Aplikasi Pengadaan
uc PENGADAAN
Logout
Admin
Login
«include»
Manaj emen
User
Bagian Pemeliharaan
Input Kebutuhan
Pemeliharaan
Input Data Ikan
Mati
Manaj er
Bagian Pengadaan
Manaj emen
Data Persediaan
Buat Purchase
Order
«extend»
Bagian Keuangan
Lihat Purchase
Order
Buat Nota
Pembelian
Lihat Laporan
Gambar 4.40 Arsitektur Aplikasi Pengadaan
Supplier
192
Arsitektur aplikasi pengadaan memiliki 6 aktor dan 9 use case
yang dapat dilakukan dalam sistem pengadaan. Aktor yang terlibat yaitu
admin, bagian pengadaan, bagian pemeliharaan, bagian keuangan,
supplier dan manajer. Use case yang terlibat yaitu login, logout,
manajemen user, input kebutuhan pemeliharaan, input data ikan mati,
manajemen data persediaan, buat purchase order, lihat purchase order,
dan lihat laporan.
Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case
manajemen user melibatkan aktor admin. Use case input kebutuhan
pemeliharaan dan use case input data ikan yang mati melibatkan aktor
bagian pemeliharaan.
Use case buat purchase order melibatkan aktor bagian pengadaan.
Use case lihat purchase order melibatkan bagian pengadaan, bagian
keuangan, manajer, dan supplier. Use case lihat laporan melibatkan
aktor bagian keuangan dan manajer.
193
2. Aplikasi Penjualan
uc PENJUALAN
Logout
«include»
Login
Admin
Manaj emen
User
Bagian Keuangan
Customer
Input Form
Pemesanan
Input
Pembayaran
Bagian Administrasi
Konfirmasi
Pembayaran
Bagian Pemasaran
Manaj emen Konten
Website PT. Bali
Double C
Manaj emen
Informasi Data
Ikan
Bagian Pemeliharaan
Manaj emen
Pesan Customer
Input Dokumen
Ekspor
Manaj er
Input Jadw al
Pengiriman
Lihat Laporan
Gambar 4.41 Arsitektur Aplikasi Pengadaan
Arsitektur aplikasi penjualan memiliki 7 aktor dan 12 use case
yang dapat dilakukan dalam sistem pemasaran. Aktor yang terlibat yaitu
194
admin, bagian pemasaran, customer, bagian keuangan, bagian
administrasi, bagian pemeliharaan dan manajer.
Use case yang terlibat dalam sistem pemasaran yaitu login, logout,
manajemen user, input form pemesanan, input pembayaran, konfirmasi
pembayaran, manajemen konten website PT. Bali Double C, manajemen
informasi data ikan, manajemen pesan customer, input jadwal
pengiriman, input dokumen ekspor, dan lihat laporan.
Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case
manajemen user melibatkan aktor admin. Use case input form
pemesanan dan Use case input pembayaran melibatkan aktor customer.
Use case konfirmasi pembayaran melibatkan aktor bagian keuangan.
Use case manajemen konten website PT. Bali Double C, use case
manajemen informasi data produk, dan use case manajemen pesan
customer,
melibatkan aktor bagian pemasaran. Use case input jadwal
pengiriman dan Use case input dokumen ekspor melibatkan bagian
admnistrasi.
Use
case
pemeliharaan dan manajer.
lihat
laporan
melibatkan
aktor
bagian
195
3. Aplikasi Keuangan
Gambar 4.42 Arsitektur Aplikasi Keuangan
Arsitektur aplikasi keuangan memiliki 3 aktor dan 6 use case yang
dapat dilakukan dalam sistem keuangan. Aktor yang terlibat yaitu
admin, bagian keuangan dan manajer. Use case yang terlibat yaitu Use
case login, logout, manajemen user, pencatatan general ledger, atur
periode pelaporan, dan lihat laporan.
Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case
manajemen user melibatkan aktor admin. Use case Use case pencatatan
general ledger dan use case atur periode pelaporan melibatkan aktor
bagian keuangan. Use case lihat laporan melibatkan aktor manajer.
196
4. Aplikasi Kepegawaian
uc PEGAWAI
Logout
«include»
Login
Admin
Bagian Administrasi
Manaj emen
User
Lihat Surat
Pegaw ai
Data Pegaw ai
Manaj emen Data
Pegaw ai
«extend»
«extend»
Buat Surat
Bagian Keuangan
Absensi
Manaj emen Data
Absensi
«extend»
Data Absensi
Manaj er
Manaj emen Data
Penggaj ian
Lihat Laporan
Gambar 4.43 Arsitektur Aplikasi Kepegawaian
Arsitektur aplikasi kepegawaian memiliki 5 aktor dan 12 use case
yang dapat dilakukan dalam sistem kepegawaian. Aktor yang terlibat
yaitu admin, bagian bagian administrasi, pegawai, bagian keuangan dan
manajer. Use case yang terlibat yaitu, login, logout, manajemen user,
manajemen data pegawai, data pegawai, buat surat, lihat surat, absensi,
manajemen data absensi, data absensi, manajemen data absensi,
manajemen data penggajian dan lihat laporan.
197
Use case yang terlibat yaitu Use case login, dan logout melibatkan
semua aktor. Use case manajemen user melibatkan aktor admin. Use
case manajemen data pegawai, use case buat surat dan use case
manajemen data absensi melibatkan aktor bagian administrasi. Use case
lihat surat dan use case absensi melibatkan aktor pegawai. Use case
manajemen data penggajian melibatkan aktor bagian keuangan dan use
case lihat laporan melibatkan manajer.
4.5.2
Data Architecture
Pada tahapan ini akan dilakukan rancangan data architecture.
Rancangan
data
architecture
akan
dissemination diagram dan class diagram.
menggunakan
tools
data
198
4.5.2.1 Data Dissemination Diagram
Gambar 4.44 Data Dissemination Diagram
Pada gambar 4.44 menggambarkan hubungan layanan PT.
Bali Double C, aplikasi, dan data. Di aplikasi keuangan terdapat
data pegawai, data general ledger, data pendapatan, data
pengeluaran, dan periode. Aplikasi pengadaan terdapat data ikan,
data kategori ikan, data purchase order, data supplier, data
pegawai dan data pemeliharaan. Aplikasi penjualan terdapat data
customer, data ikan, data pesanan, data pengiriman, data
pembayaran,
data
pesan,
dan
data
pegawai.
Aplikasi
kepegawaian terdapat data pegawai, data surat, data kategori
surat, data absensi dan data gaji.
199
4.5.2.2 Class Diagram
Class Diagram digunakan untuk menggambarkan model
konseptual data yang berupa entitas, atribut, dan relasi. Class
diagram juga berguna untuk menunjukkan hubungan antar kelas
dalam suatu sistem yang bertujuan untuk mendefinisikan
kebutuhan data yang berupa entitas-entitas yang akan digunakan
pada application architecture tetapi tidak berhubungan dengan
rancangan database. Class Diagram digunakan sebagai tools
dalam pendefinisian entitas ini.
1. Pengadaan
Gambar 4.45 Arsitektur Data Aplikasi Pengadaan
200
Arsitektur data aplikasi pengadaan 7 kelas yaitu pegawai,
user, ikan, pembelian, purchase_order, pemeliharaan, dan
supplier.
Kelas pegawai memiliki multiplicity 11 (satu ke satu)
terhadap kelas user. Kelas user memiliki multiplicity 11 (satu
ke satu) terhadap kelas supplier dan kelas pemeliharaan. Kelas
user memiliki multiplicity 1* (satu ke banyak) terhadap kelas
purchase_order,
pembelian,
dan
kelas
ikan.
Kelas
purchase_order memiliki multiplicity *1 (banyak ke satu)
terhadap kelas supplier. Kelas purchase_order memiliki
multiplicity 1* (satu ke banyak) terhadap kelas ikan. Kelas
supplier memiliki multiplicity 1* (banyak ke satu) terhadap
kelas pembelian.
201
2. Penjualan
Gambar 4.46 Arsitektur Data Aplikasi Pengadaan
Arsitektur data aplikasi penjualan 8 kelas yaitu, user,
pegawai, ikan, pesanan, pengiriman, pesan, customer dan
pembayaran.
Kelas pegawai memiliki multiplicity 11 (satu ke satu)
terhadap kelas user. Kelas user memiliki multiplicity 1 * (satu
ke banyak) terhadap kelas pesanan. Kelas ikan memiliki
multiplicity *  1 (banyak ke satu) terhadap kelas pesanan.
Kelas pesanan memiliki multiplicity 1  1 (satu ke satu)
terhadap kelas pengiriman dan kelas pembayaran. Kelas
pengiriman memiliki multiplicity *  1 (banyak ke satu)
terhadap kelas user. Kelas user memiliki multiplicity 1  * (satu
202
ke banyak) terhadap kelas pesan. Kelas pesan memiliki
multiplicity *  1 (banyak ke satu) terhadap kelas customer.
Kelas user memiliki multiplicity 1* (satu ke banyak) terhadap
kelas pembayaran. Kelas pembayaran memiliki multiplicity 1
1 (banyak ke satu) terhadap kelas pembayaran.
4. Keuangan
Gambar 4.47 Arsitektur Data Aplikasi Keuangan
Arsitektur data aplikasi keuangan 5 kelas yaitu pegawai,
user, general_ledger, pendapatan, pengeluaran dan periode.
Kelas pegawai memiliki multiplicity 11 (satu ke satu) terhadap
kelas user. Kelas user memiliki multiplicity 11 (satu ke satu)
terhadap kelas general_ledger. Kelas general_ledger memiliki
multiplicity 1  * (satu ke banyak) terhadap kelas pendapatan.
203
Kelas general_ledger memiliki multiplicity 1  * (satu ke
banyak) terhadap kelas pengeluaran.
Kelas general_ledger
memiliki multiplicity 1  * (satu ke banyak) terhadap kelas
periode. Kelas periode memiliki multiplicity *  1 (banyak ke
satu) terhadap kelas user.
5. Kepegawaian
Gambar 4.48 Arsitektur Data Aplikasi Kepegawaian
Arsitektur data aplikasi kepegawaian 6 kelas yaitu
pegawai, user, data_lengkap_pegawai, absensi, gaji, surat, dan
kategori_surat. Kelas pegawai memiliki multiplicity 11 (satu
ke satu) terhadap kelas user. Kelas user memiliki multiplicity
11 (satu ke satu) terhadap kelas absensi. Kelas user memiliki
multiplicity 11 (satu ke satu) terhadap kelas gaji. Kelas user
memiliki multiplicity 1*(satu ke banyak) terhadap kelas surat.
204
Kelas surat memiliki multiplicity *1 (banyak ke satu) terhadap
kategori_surat.
4.6
Phase D : Technology Architecture
4.6.1 Konfigurasi Jaringan Internal
Konfigurasi jaringan internal yang ada pada PT. Bali Double C saat
ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4.49 Arsitektur Jaringan Awal
Pada saat ini pertukaran data pada PT. Bali Double C masih
tergantung pada paperbased dan melalui email antar bagian. Namun
dengan jaringan yang ada, dirasa tidak fleksibel dan hanya mengandalkan
internet yang ada disana. Oleh sebab tersebut diatas, diusulkan jaringan
teknologi seperti pada gambar 4.50 dibawah ini:
205
Gambar 4.50 Arsitektur Jaringan Usulan
Pada gambar 4.50 mengambarkan jaringan usulan di PT. Bali
Double C. Pada lantai satu dan lantai dua, terhubung dengan
menggunakan switch dan wireless. Dua lantai tersebut terhubung dengan
bandwitch melalui firewall dan bisa dapat terhubung dengan server
dengan menggunakan core switch. Selanjutnya, ditambahkan disaster
recovery center dimana dua lantai terhubung melalui router untuk back up
data.
4.6.2 Platform Decomposition Diagram
Pada gambar 4.51 menjelaskan platform teknologi menggambarkan
bahwa keseluruhan sistem yang diusulkan. Pada level client interface,
user eksternal dapat mengakses melalui web browser dan internet. User
206
internal dapat mengakses keseluruhan sistem melalui internet atau
jaringan lokal (LAN). Apache web server digunakan untuk mendukung
berjalannya aplikasi berbasis web. Aplikasi berbasis web dibangun
menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor).
Bahasa pemrograman ini akan mengambil data dari data storage. Aplikasi
penjualan akan mengambil data dari data storage penjualan. Aplikasi
pengadaan akan mengambil data dari data storage pengadaan. Aplikasi
keuangan akan mengambil data dari data storage keuangan. Aplikasi
kepegawaian akan mengambil data dari data storage kepegawaian.
Gambar 4.51 Platform Technology
207
4.6.3 Konfigurasi Hardware dan Software
Pada bagian ini akan diusulkan konfigurasi kebutuhan software dan
hardware yang akan digunakan pada infrastruktur jaringan usulan untuk
PT. Bali Double C. Konfigurasi Hardware berada pada tabel 4.11,
konfigurasi Software pada tabel 4.12 seperti di bawah ini.
Tabel 4.11 Konfigurasi Hardware
Hardware
Spesifikasi
Server
IBM System
Processor
Intel Xeon 5500 series
Memory
192 GB
Storage
1 Terra Byte
Graphic Card
SVGA 8Mb
Input Device
mouse , keyboard
Ouput Device
monitor LCD
Tabel 4.12 Konfigurasi Software
Software
Spesifikasi
Operating System
Windows Server 2012
Web Server
Apache
Web Browser
Mozilla Firefox, Google Chrome,
DBMS
MySQL
208
Coding
PHP
Word Processing
Microsoft Word 2013
Speadsheet
Microsoft Excel 2013
Presentation
Microsoft Power Point 2013
Dari hasil perancangan arsitektur teknologi yang telah dijelaskan
sebelumnya, dapat dihasilkan identifikasi pengembangan arsitektur
teknologi atau disebut sebagai portofolio teknologi infrastuktur hardware,
software, aplikasi software, serta jaringan pada tabel 4.7
Tabel 4.13 Technology Portfolio Catalog
Aplikasi
Aplikasi
Aplikasi
Aplikasi
Aplikasi
Penjualan
Pengadaan
Keuangan
Kepegawaian
Persentation
Mozilla Firefox
Mozilla Firefox
Mozilla Firefox
Mozilla Firefox
DBMS
MySQL
MySQL
MySQL
MySQL
Web Platform
Windows Server
2012
Windows Server
2012
Windows
Server 2012
Windows Server
2012
Application
Apache & PHP
Apache & PHP
Apache & PHP
Apache & PHP
Microsoft SQL
Server 2014
Microsoft SQL
Server 2014
Microsoft SQL
Server 2014
Microsoft SQL
Server 2014
LAN
Ethernet
Ethernet
Ethernet
Ethernet
WAN
Internet
Internet
Internet
Internet
WAN
security
Firewall
Firewall
Firewall
Firewall
Domain
Platform
Database
Platform
209
4.7
Phase E : Opportunities and Solution
Pada fase ini akan dievaluasi peluang dan solusi dalam model yang telah
dibangun dengan menggunakan analisa gap. Analisa ini berfungsi untuk
memetakan komponen- komponen dalam arsitektur bisnis, sistem informasi dan
teknologi supaya dapat ditentukan peluang yang dan solusinya. Peluang yaitu
apa yang dapat dipakai ulang sedangkan solusi merupakan apa yang harus
disediakan.
4.7.1 Analisis Gap
Analisis gap berguna untuk menjelaskan komponen-komponen apa
saja yang harus dipertahankan (retain) atau dihilangkan (remove) dari
sistem yang sedang berjalan di PT. Bali Double C dan untuk menjelaskan
komponen-komponen apa saja yang harus diganti (replace) atau
ditambahkan (add) dengan komponen baru dari arsitektur usulan.
Analisis gap dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan sebagai
berikut ini :
1. Penempatan semua komponen arsitektur target (future) pada baris
pertama paling atas dari matriks. Komponen sistem yang sedang
berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama paling kiri dari
matriks.
2. Tambahkan keterangan “new” (komponen baru) pada baris paling
terakhir dan ditempatkan pada kolom komponen sistem yang sedang
210
berjalan
(existing)
dan
tambahkan
keterangan
“eliminated”
(komponen yang akan dihapus) pada kolom paling kanan dan
ditempatkan pada baris komponen arsitektur target (future).
3. Jika komponen sistem yang sedang berjalan (existing) masih ada
dalam komponen arsitektur target (future), maka tandai sel yang
saling berpotongan tersebut dengan keterangan “retain” (komponen
lama masih dipertahankan dan digunakan). Jika komponen sistem
yang sedang berjalan (existing) mengalami pengembangan versi pada
komponen arsitektur target (future) maka tandai sel yang saling
berpotongan dengan keterangan “replace” (komponen yang lama
dikembangkan sehingga mempunyai versi baru).
4. Jika komponen sistem yang sedang berjalan (existing) tidak
digunakan lagi pada komponen arsitektur target (future), maka tandai
dengan keterangan “remove” pada kolom “eliminated”. Jika
komponen arsitektur target (future) tidak terdapat dalam komponen
sistem yang sedang berjalan (existing), maka tandai dengan
keterangan “add” pada baris “new”. Semua komponen yang diberi
keterangan “add” merupakan gap yang harus dipenuhi. Berikut ini
adalah analisis gap dari empat arsitektur usulan, yaitu :
1. Analisis Gap Arsitektur Bisnis
FUTURE
EXISTING
Mengelola Data Persediaan
Pembuatan Purchase Order
Penerimaan Nota Pembelian
Pelaporan Data Pengadaan
Pencatatan Data Supplier
Pengecekan Kualitas Ikan
Pencatatan Ikan Yang Masuk
Pencatatan Retur
Pencatatan Pendapatan
Pencatatan Pengeluaran
Pengelolaan Keuangan
Pencatatan
Pesanan
Customer
Pencatatan Data Customer
Konfirmasi Pembayaran
Memberikan Nota Penjualan
Pelaporan Pesanan
Proses Aklimitasi
Pengecekan Kesehatan Ikan
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
T
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
P
R
T
R
T
Kebutuhan
ELIMINATED
Melakukan Login
Pengelolaan Data Pegawai
Pemasaran
Pengumpulan Data Pengiriman
Pengemasan
Pengamatan dan Pengasingan
Pencatatan
Pemeliharaan
Pemeliharaan Sanitasi Air
Pemberian Makan
Pemasukan Ikan Sesuai Jenis
Pengecekan Kesehatan Ikan
Proses Aklimitasi
Pelaporan Pesanan
Memberikan Nota Penjualan
Konfirmasi Pembayaran
Pencatatan Data Customer
Pencatatan Pesanan Customer
Pengelolaan Keuangan
Pencatatan Pengeluaran
Pencatatan Pendapatan
Pencatatan Retur
Pencatatan Ikan Yang Masuk
Pengecekan Kualitas Ikan
Pencatatan Data Supplier
Pelaporan Data Pengadaan
Penerimaan Nota Pembelian
Pembuatan Purchase Order
Mengelola Data Persediaan
211
212
Pemasukan
Ikan Sesuai
Jenis
Pemberian Makan
R
T
R
T
Pemeliharaan Sanitasi Air
R
T
Pencatatan Kebutuhan
Pemeliharaan
Pengamatan dan
Pengasingan
Pengemasan
RP
R
T
R
T
Pengumpulan Data
Pengiriman
Pemasaran
R
P
R
P
Pengumpulan Data Pegawai
R
P
NEW
A
D
D
*) Keterangan
: Replace (RP)
: Retain (RT)
: Add
Tabel 4.14 Analisa Gap Arsitektur Bisnis
213
Pada tabel 4.14 merupakan analisis gap arsitektur bisnis pada PT. Bali
Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan komponen
arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks dan
komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama
paling kiri dari matriks.
Pada aktivitas mengelola data persediaan, membuat purchase order,
pemberian nota pemesanan, penerimaan nota pembeliaan, pelaporan data
pengadaan, pencatatan data supplier, pencatatan ikan yang masuk, pencatatan
retur, pencatatan pendapatan, pencatatan pengeluaran, pengelolaan keuangan,
pelaporan keuangan, pencatatan pesanan customer, pencatatan data customer,
konfirmasi pembayaran, pemberian nota penjualan, pelaporan pesanan,
pencatatan kebutuhan pemeliharaan, pengumpulan data pengiriman, pemasaran,
dan pengelolaan data pegawai, diberi keterangan “RP” atau “Replace” karena
ada dua puluh satu aktivitas tersebut tetap digunakan dalam sistem yang baru,
tetapi
akan
mengalami
pengembangan,
yaitu
menggunakan
sistem
terkomputerisasi.
Pada aktivitas proses aklimitasi, pengecekan kesehatan ikan, pemasukan
ikan sesuai jenis, pemberian makan, pemeliharaan sanitasi air, pengamatan dan
pengasingan, pengemasan diberi keterangan “RT” atau “Retain” karena
aktivitas tersebut tetap ada di sistem saat ini atau di sistem baru. Pada aktivitas
melakukan login baru akan ditambahkan dalam sistem usulan.
214
2. Analisis Gap Arsitektur Aplikasi
Add
Add
Add
Add
Eliminated
Aplikasi Kepegawaian
Add
Aplikasi Keuangan
New
Aplikasi Penjualan
Existing
Aplikasi Pengadaan
FUTURE
PWebsite PT. Bali Double
C
Tabel 4.15 Analisa Gap Arsitektur Aplikasi
*)
Keterangan
: Replace (RP)
: Retain (RT)
: Add
Pada tabel 4.15 merupakan analisis gap arsitektur aplikasi pada PT. Bali
Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan komponen
arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks dan
komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama
paling kiri dari matriks.
Website PT. Bali Double C, aplikasi pengadaan, aplikasi penjualan,
aplikasi keuangan, dan aplikasi kepegawaian diberi keterangan “add” karena
aplikasi tersebut merupakan aplikasi baru yang akan ditambahkan dalam sistem
usulan.
215
3. Analisis Gap Arsitektur Data
a. Pengadaan
Tabel 4.16 Analisa Gap Arsitektur Data Pengadaan
*) Keterangan
: Replace (RP)
: Add
Pada tabel 4.16 merupakan analisis gap arsitektur data pengadaan pada
PT. Bali Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan
komponen arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks
dan komponen yang sedang berjalan (exisiting) ditempatkan pada kolom
pertama paling kiri dan matriks.
216
Pada data user diberi keterangan “add” karena data tersebut merupakan
data baru yang akan ditambahkan dalam sistem usulan. Pada data pegawai, data
ikan, data pembelian, data purchase order, data pemeliharaan, dan data
supplier, diberi keterangan “RP” atau “Replay” karena enam data tersebut tetap
digunakan dalam sistem yang baru, tetapi akan mengalami pengembangan,
yaitu pengelolaan data dengan sistem terkomputerisasi.
b. Penjualan
Tabel 4.17 Analisa Gap Arsitektur Data Penjualan
*) Keterangan
: Replace (RP)
: Add
217
Pada tabel 4.17 merupakan analisis gap arsitektur data penjualan pada PT.
Bali Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan komponen
arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks dan
komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama
paling kiri dari matriks.
Pada data user dan data pesan diberi keterangan”add” karena data
tersebut merupakan data baru yang akan ditambahkan dalam sistem usulan.
Pada data pegawai, data ikan, data pesanan, data customer, data pembayaran
dan data pengiriman diberi keterangan “RP” atau “Replace” karena enam data
tersebut tetap digunakan dalam sistem yang baru, tetapi akan mengalami
pengembangan, yaitu pengelolaan data dengan sistem terkomputerisasi.
c. Keuangan
Tabel 4.18 Analisa Gap Arsitektur Data Keuangan
Pegawai
RP
User
Periode
General Ledger
Pendapatan
RP
RP
RP
ELIMINATED
Pengeluaran
Pendapatan
General Ledger
Periode
User
EXISTING
Pegawai
FUTURE
218
Pengeluaran
RP
NEW
ADD
*
) Keterangan
: Replace (RP)
: Add
Pada tabel 4.18 merupakan analisis gap arsitektur data keuangan pada PT.
Bali Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan komponen
arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks dan
komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama
paling kiri dari matriks.
Pada data user diberi keterangan”add” karena data tersebut merupakan
data baru yang akan ditambahkan dalam sistem usulan. Pada data pegawai, data
periode dan general ledger, data pendapatan, dan data pengeluaran diberi
keterangan “RP” atau “Replace” karena lima data tersebut tetap digunakan
dalam sistem yang baru, tetapi akan mengalami pengembangan, yaitu
pengelolaan data dengan sistem terkomputerisasi.
d. Kepegawaian
Tabel 4.19 Analisa Gap Arsitektur Data Kepegawaian
219
ELIMINATED
Gaji
Absensi
Kategori Surat
RP
Surat
Pegawai
User
EXISTING
Pegawai
FUTURE
User
Surat
RP
Kategori Surat
Absensi
RP
Gaji
NEW
RP
Add
Add
*)
Keterangan
: Replace (RP)
: Add
Pada tabel 4.19 merupakan analisis gap arsitektur data kepegawaian pada
PT. Bali Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan
komponen arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks
dan komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom
pertama paling kiri dari matriks.
Pada data user diberi keterangan”add” karena data tersebut merupakan
data baru yang akan ditambahkan dalam sistem usulan. Pada data pegawai, data
surat, data kategori surat, data absensi, dan data gaji diberi keterangan “RP”
220
atau “Replace” karena lima data tersebut tetap digunakan dalam sistem yang
baru, tetapi akan mengalami pengembangan, yaitu pengelolaan data dengan
sistem terkomputerisasi.
221
4. Analisis Gap Arsitektur Teknologi
Web Browser
Microsoft Office
R
T
RP
Windows Server
2009
Internet
RP
RT
Firewall
RT
Wireless
New
RT
Add
Add
Add
Add
Add
Add
Add
Ad
d
*) Keterangan
: Retain (RT)
: Replace (RP)
: Add
Pada tabel 4.20 merupakan analisis gap arsitektur teknologi pada PT. Bali
Double C yang dibuat dalam bentuk matriks, dengan ketentuan komponen
arsitektur target (future) pada baris pertama paling atas dari matriks dan
komponen yang sedang berjalan (existing) ditempatkan pada kolom pertama
paling kiri dari matriks.
Eliminated
Wireless
PHP
Firewall
Switch
Internet
Windows Server 2012
Apache
Streaming Server
Application Server
Email Server
Web Server
EXISTING
Microsoft Office
Web Browser
FUTURE
Microsoft SQL server 2014
(Database server)
Tabel 4.20 Analisis Gap Arsitektur Teknologi
222
Pada web browser, internet, firewall, dan wireless diberi keterangan “RT”
atau “Retain” karena teknologi tersebut tetap ada di sistem saat ini atau di
sistem baru. Pada microsoft office dan windows server diberi keterangan “RP”
atau “Replace” karena teknologi tersebut tetap digunakan dalam sistem yang
baru, tetapi akan mengalami pengembangan, yaitu pembaruan perangkat
microsoft office dan windows server. Pada windows server, microsoft SQL 2014
(database 2014), email server, application server, streaming server, apache,
switch, dan php diberi keterangan “add” karena teknologi tersebut merupakan
teknologi baru yang akan ditambahkan dalam sistem usulan.
4.8
Phase F : Migration Planning
Tahapan perencanaan migrasi bertujuan untuk merencanakan proses
peralihan teknologi dari sistem lama (existing system) menuju ke sistem baru
(future system). Dalam fase ini akan dijabarkan urutan implementasi aplikasi
sistem informasi sesuai prioritas serta roadmap aplikasinya.
4.8.1 Urutan Implementasi
Urutan implementasi menggunakan perspective operational untuk
menentukan urutan implementasi aplikasi sistem informasi. Perspective
operational dibagi menjadi dua bagian Front Office System dan Back
Office System. Front Office System yaitu kelompok sistem aplikasi yang
orientasi
fungsinya
langsung
memberikan
pelayanan
kepada
penggunanya. Back Office System yaitu kelompok sistem aplikasi yang
223
orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan untuk memberikan bantuan
pekerjaan yang bersifat administrasi dan umum.
a. Front Office System
Sesuai dengan orientasi fungsinya, maka kandidat aplikasi untuk Front
Office System dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut :
Tabel 4.21 Kandidat Front Office System
Nama Aplikasi
Fungsionalitas
Portal Web PT.
Memberikan
Informasi
ikan
hias,
memberikan
informasi tentang PT. Bali Double C pada customer,
Bali Double C
pemesanan ikan hias dan penerimaan pesan dari
Customer dan FAQ.
b. Back Office System
Sesuai dengan orientasi fungsinya, maka kandidat aplikasi untuk
Back Office System dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut :
Tabel 4.22 Kandidat Back Office System
Nama Aplikasi
Aplikasi Pengadaan
Fungsionalitas
Pencatatan ikan yang keluar, pencatatan ikan yang
masuk, pengawasan terhadap stok ikan, pencatatan
kebutuhan pemeliharaan, pencatatan terhadap ikan mati,
224
pencatatan penelitian dan pengembangan, pencatatan
laporan pemeliharaan, laporan persediaan, permintaan
pasokan, penerimaan pasokan, pendaftaran supplier,
pengelolaan data supplier, pengelolaan PO (Purchase
Order), dan pencatatan laporan pengadaan.
Aplikasi Penjualan
Mengkonfirmasi pesanan ikan, pencatatan penerimaan
pesanan, penjadwalan pengiriman, pencatatan customer,
pencatatan keluhan atau pesan customer, pencatatan
laporan pemasaran, menyediakan layanan data yang
relevan
dan
saran
untuk
menyelesaikan
keluhan
customer.
Aplikasi Keuangan
Pengaturan periode untuk alur kas, pencatatan uang
keluar, pencatatan uang yang masuk dan pencatatan
laporan keuangan.
Aplikasi
Pengelolaan data karyawan, absensi karyawan, laporan
Kepegawaian
jumlah
penggajian,
pembuatan
surat-surat
yang
berhubungan langsung dengan kepegawaian.
Berdasarkan perspective diatas, maka urutan implementasi kandidat
aplikasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23 Urutan Implementasi
225
No
Nama aplikasi
1.
Website PT. Bali Double C
2.
Aplikasi Pengadaan
3.
Aplikasi Penjualan
4.
Aplikasi Keuangan
5.
Aplikasi Kepegawaian
4.8.2 Roadmap Aplikasi
Roadmap aplikasi merupakan arahan pengembangan aplikasi yang
bersifat strategis. Urutan implementasi aplikasi dapat dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 4.50 Roadmap Aplikasi
226
Website PT. Bali Double C yang mendapat urutan pertama karena
portal tersebut menjadi media untuk mengintegrasikan semua aplikasi.
Urutan kedua adalah aplikasi pengadaan karena aplikasi pengadaan akan
mengelola data ikan, serta pengadaan ikan ke supplier sehingga
pengelolaan data persediaan ikan dapat terupdate untuk penjualan dan
pemasaran. Urutan ketiga adalah aplikasi penjualan karena mengelola
laporan pesanan yang masuk dari customer. Urutan keempat adalah
aplikasi keuangan karena aplikasi ini akan berkesinambungan dengan
aplikasi penjualan dan aplikasi sebelumnya. Urutan kelima adalah aplikasi
kepegawaian karena pengorganisasian data pegawai erat kaitannya dengan
penggajian dan keuangan.
4.8.3 Perencanaan Target Implementasi
Perencanaan target implementasi pembuatan aplikasi pada PT. Bali
Double C menggunakan metode RAD (Rapid Application Development).
Pada metode ini, terdapat 3 tahapan yang dilakukan, yaitu requirements
planning yaitu analisis sistem berjalan dan usulan, desain workshop RAD
yaitu tahapan perancangan sistem dan database, dan implementasi sistem
yaitu tahapan pembuatan sistem diantaranya coding, testing, dan revisi.
Berikut ini merupakan tabel- tabel penjadwalan jangka waktuu dan
rincian dari roadmap aplikasi pada PT. Bali Double C:
Tabel 4.24 Roadmap Website PT. Bali Double Tahun 2015
227
Penjelasan tabel 4.24 menjelaskan pembuatan aplikasi yang pertama
yaitu website PT. Bali Double C. Pertimbangan dibuatnya website
perusahaan yang mendapat urutan pertama pada tahun 2015 karena
website tersebut menjadi media untuk mengintegrasikan semua aplikasi.
Website ini membantu pihak eksternal seperti customer dan calon
customer untuk melakukan pendaftaran dan pesanan ikan hias. Pada
tahapan requirement planning, analisis sistem berjalan mulai dilakukan
pada bulan Juli di minggu pertama selama 2 minggu, yang kemudian
dilanjutkan dengan analisis sistem usulan mulai dari minggu ketiga Juli
sampai dengan minggu pertama Agustus. Selanjutnya pada tahapan desain
sistem, perancangan sistem dan perancangan database dilakukan dimulai
dari minggu kedua Agustus sampai depan minggu ketiga September atau
dilakukan selama 6 minggu. Dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yaitu
tahapan implementasi, coding, dilakukan selama 8 minggu dimulai dari
minggu terakhir September sampai minggu ketiga November. Setelah
228
coding selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan testing aplikasi
selama dua minggu, dan jika ada perbaikan bisa dilakukan dimulai dari
minggu kedua Desember sampai dengan akhir Desember 2015.
Selanjutnya, pada tabel roadmap aplikasi pada tahun 2016 terdapat
perancangan aplikasi pengadaan dan aplikasi penjualan.
229
Tabel 4.25 Roadmap Aplikasi Pengadaan dan Aplikasi Penjualan Tahun 2016
Penjelasan tabel 4.25 menjelaskan pembuatan aplikasi pengadaan
dan aplikasi penjualan yang dilakukan pada tahun 2016. Pada awal tahun,
dilakukan pembuatan aplikasi pengadaan hal ini dilakukan karena aplikasi
pengadaan akan mengelola data ikan, serta pengadaan ikan ke supplier
sehingga pengelolaan data persediaan ikan dapat terupdate untuk
penjualan dan pemasaran.
Pada tahapan requirement planning, analisis sistem berjalan mulai
dilakukan pada bulan Januari di minggu pertama selama 2 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan analisis sistem usulan mulai dari minggu
ketiga Januari sampai dengan minggu pertama Februari. Selanjutnya pada
tahapan desain sistem, perancangan sistem dan perancangan database
dilakukan dimulai dari minggu kedua Februari sampai depan minggu
230
ketiga Maret atau dilakukan selama 6 minggu. Dilanjutkan dengan
tahapan selanjutnya yaitu tahapan implementasi, coding, dilakukan selama
8 minggu dimulai dari minggu terakhir Maret sampai minggu ketiga Mei.
Setelah coding selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan testing
aplikasi selama dua minggu, dan jika ada perbaikan bisa dilakukan
dimulai dari minggu kedua Juni sampai dengan akhir Juni 2016.
Pada awal tahun, dilakukan pembuatan aplikasi pengadaan hal ini
dilakukan karena aplikasi pengadaan akan mengelola data ikan, serta
pengadaan ikan ke supplier sehingga pengelolaan data persediaan ikan
dapat terupdate untuk penjualan dan pemasaran.
Pada aplikasi penjualan terdapat tahapan requirement planning,
analisis sistem berjalan mulai dilakukan pada bulan Juli di minggu
pertama selama 2 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis
sistem usulan mulai dari minggu ketiga Juli sampai dengan minggu
pertama Agustus. Selanjutnya pada tahapan desain sistem, perancangan
sistem dan perancangan database dilakukan dimulai dari minggu kedua
Agustus sampai depan minggu ketiga September atau dilakukan selama 6
minggu.
Dilanjutkan
dengan
tahapan
selanjutnya
yaitu
tahapan
implementasi, coding, dilakukan selama 8 minggu dimulai dari minggu
terakhir September sampai minggu ketiga November. Setelah coding
selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan testing aplikasi selama
231
dua minggu, dan jika ada perbaikan bisa dilakukan dimulai dari minggu
kedua Desember sampai dengan akhir Desember 2016.
Selanjutnya, pada tabel roadmap aplikasi pada tahun 2017 terdapat
perancangan aplikasi keuangan dan aplikasi kepegawaian.
Tabel 4.26 Roadmap Aplikasi Keuangan dan Aplikasi Kepegewaian Tahun 2017
Penjelasan tabel 4.26 menjelaskan pembuatan aplikasi keuangan dan
aplikasi kepegawaian yang dilakukan pada tahun 2017. Pada awal tahun,
dilakukan pembuatan aplikasi keuangan hal ini dilakukan karena aplikasi
ini akan berkesinambungan dengan aplikasi penjualan dan aplikasi
sebelumnya.
Pada tahapan requirement planning, analisis sistem berjalan mulai
dilakukan pada bulan Januari di minggu pertama selama 2 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan analisis sistem usulan mulai dari minggu
ketiga Januari sampai dengan minggu pertama Februari. Selanjutnya pada
232
tahapan desain sistem, perancangan sistem dan perancangan database
dilakukan dimulai dari minggu kedua Februari sampai depan minggu
ketiga Maret atau dilakukan selama 6 minggu. Dilanjutkan dengan
tahapan selanjutnya yaitu tahapan implementasi, coding, dilakukan selama
8 minggu dimulai dari minggu terakhir Maret sampai minggu ketiga Mei.
Setelah coding selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan testing
aplikasi selama dua minggu, dan jika ada perbaikan bisa dilakukan
dimulai dari minggu kedua Juni sampai dengan akhir Juni 2017.
Pada aplikasi kepegawaian terdapat tahapan requirement planning,
analisis sistem berjalan mulai dilakukan pada bulan Juli di minggu
pertama selama 2 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis
sistem usulan mulai dari minggu ketiga Juli sampai dengan minggu
pertama Agustus. Selanjutnya pada tahapan desain sistem, perancangan
sistem dan perancangan database dilakukan dimulai dari minggu kedua
Agustus sampai depan minggu ketiga September atau dilakukan selama 6
minggu.
Dilanjutkan
dengan
tahapan
selanjutnya
yaitu
tahapan
implementasi, coding, dilakukan selama 8 minggu dimulai dari minggu
terakhir September sampai minggu ketiga November. Setelah coding
selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan testing aplikasi selama
dua minggu, dan jika ada perbaikan bisa dilakukan dimulai dari minggu
kedua Desember sampai dengan akhir Desember 2017.
233
234
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, antara lain yaitu:
1. PT. Bali Double C dalam proses bisnisnya belum mengoptimalkan
pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi. Oleh karena itu,
penelitian ini, membuat perancangan enterprise architecture agar dapat
menyelaraskan strategi bisnis dan strategi SI/TI. Perancangan enterprise
architecture menggunakan framework TOGAF dan menghasilkan blueprint
(cetak biru) dari arsitektur utama pada TOGAF, yaitu arsitektur bisnis,
arsitektur aplikasi, arsitektur data, dan arsitektur teknologi.
2. PT. Bali Double C hanya menggunakan microsoft office sebagai aplikasi
penunjang dalam proses bisnisnya seperti pengadaan dan penjualan,
sehingga data masih tersebar disetiap bagian dan tidak terintegrasi. Oleh
karena itu, penelian ini melakukan perancangan enterprise architecture dengan
memaksimalkan penggunaan SI/TI untuk mengotomatisasi sistem disana
menggunakan aplikasi yang saling terintegrasi pada setiap bagian seperti
dibuatnya arsitektur aplikasi pengadaan dan aplikasi penjualan sehingga
diharapkan pelayanan bisnis PT. Bali Double C akan semakin baik.
235
5.2
Saran
1. Perancangan enterprise architecture yang dilakukan untuk perkembangan proses
bisnis harus mendapat dukungan dan komitmen dari semua stakeholder.
2. Pada penelitian selanjutnya, fase-fase TOGAF ADM perlu dilanjutkan sampai
fase tata kelola teknologi informasi dan fase manajemen perubahan agar
pengimplementasian arsitektur pada perusahaan menjadi lebih mudah.
3. Diharapkan adanya pengukuran return on investment yaitu analisis estimasi
biaya investasi awal terhadap penggunaan hardware dan software, serta
perawatan sistem yang dibutuhkan pada perancangan enterprise architecture
yang diusulkan, dengan mengukur seberapa besar biaya yang akan
dikeluarkan dan anggaran yang disediakan oleh PT. Bali Double
236
236
DAFTAR PUSTAKA
Aham Muchtar. 2012. Rancang Bangun Arsitektur Teknologi Informasi Pada
Pelayanan Rumah Makan Menggunakan TOGAF Architecture Development
Method. Skripsi Mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Islam Negeri
Jakarta.
Nama, Gigih Forda. 2013. Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi Adapatif
Pada Universitas Lampung. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan Cobit. Jakarta :
Mitra Wacana Media.
Hapsari Dwi, Kartika. 2014. Perancangan Model Arsitektur Enterprise Pada Proses
Perencanaan dan Monitoring Evaluasi Anggaran Berbasis TOGAF
(Studi Kasus : Kementerian Pertanian RI). Fakultas Sains dan Teknologi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Herlawati dan Widodo, Prabowo Pudjo. 2011. Menggunakan UML (Unified
Modeling Language). Bandung : Informatika
Iqbal, Mohamad. 2013. Perancangan Aplikasi Informasi SPBU Terdekat Berbasis
Android (Studi Kasus : Kota Tangerang). Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarih Hidayatullah Jakarta.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Andi- Yogyakarta.
237
Khairunisa, Anis. 2013. Perencanaan arsitektur enterprise pada PT. Dian Nikel
Mining. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Ladjamudin, Al- Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lankhorst, Marc dan Drunen, Van Hans. 2007. Enterprise Architecture Development
and Modelling. www.via-nova-architecture.org diakses 15 November 2014.
Mathiassen L. 2000. Object Oriented Analysis and Design. 1st Edition. Denmark
:Marco Publishing Aps.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Najir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pratiwi, Vivi Fydiani. 2013. Perancangan Model Enterprise Architecture dengan
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method pada PT. Satya
Karya Utama. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
Sessions R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture
Methodologies [Online], Available: http://msdn.microsoft.com/enus/libra
ry/bb466232 .aspx diakses 15 Desember 2012.
Setiawan, Erwin Budi. 2009. Pemelihan EA Framework [Online], Avaible:
http://msdn.microsoft.com/enus/library/bb466232.aspx diakses 30 juni 2014.
238
Sugiarti, Yuni. 2013. Analisis dan Perancangan UML (Unified Modeling Language)
Generated VB.6 Disertai Contoh Studi Kasus dan Interface Web. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Surendro, Krisdanto. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi.
Bandung : Informatika.
Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara.
The Open Group. 2009. TOGAF Version 9. San Fransisco : The Open Group.
Umami Jariyatul, Aenun. 2013. Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi Di
Lembaga Penelitian Penelitian (LEMLIT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM). Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Widyaningsih, Novia. 2014. Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan
TOGAF Versi 9 (Studi Kasus Dewan Kehormatan Penyelanggara Pemilu
(DKPP). Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
LAMPIRAN 1
TRANSKRIP WAWANCARA
Transkrip Wawancara
Nama
: Alivia Indah Yanuar R
Jabatan
: Manajer PT. Bali Double C
Tanggal
: Selasa, 6 Januari 2015
1.
T : Bagaimana gambaran secara umum mengenai aktivitas bisnis
yang ada pada PT. Bali Double C?
J : PT. Bali Double C adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha
penampungan dan ekspor ikan hias. Dalam melaksanakan kegiatan
ekspornya, perusahaan tidak melakukan usaha penangkapan dan
budidaya ikan sendiri, melainkan perusahaan membeli ikan dari
pemasok atau suplier. Jadi perusahaan ini hanya melakukan
penampungan ikan hias yang nantinya akan di ekspor ke negara
tujuan. Kami menerima pesanan ikan dari customer biasanya melalui
email atau datang langsung ke tempat kantor kami dan untuk promosi
dilakukan dari mulut ke mulut saja.
2.
T : Aplikasi apa saja yang sudah ada di PT. Bali Double C untuk
mendukung kinerja masing-masing bagian atau divisi dalam
menjalankan tugasnya?
J : Di PT. Bali Double C hanya menggunakan Microsoft Word untuk
membuat
dokumen
atau
surat-surat.
Microsoft
Excel
untuk
pengelohan data seperti data pegawai, keuangan, stocklist ikan.
Penggunaan aplikasi tersebut hanya sebagai aplikasi penunjang
sehingga pengelolaan data dan penyampaian informasi yang ada saat
ini bisa dikatakan agak menghambat laporan-laporan yang dibutuhkan
dalam waktu cepat dan tepat.
3. T : Apakah PT. Bali Double C mempunyai bagian atau divisi khusus
untuk menangani permasalahan SI/TI. Jika ada apakah divisi TI
mempunyai visi dan misi sendiri?
J : Untuk bagian TI saat ini belum ada, jika terjadi permasalahan TI kita
akan meminta orang freelance untuk memperbaikinya.
4. T : Bagaimana dengan infrastruktur jaringannya?
J : Untuk sekarang ini hanya menggunakan modem dan wireless untuk
terkoneksi dengan internet
5. T : Apakah PT. Bali Double C sudah mempunyai website sendiri?
J : Untuk saat ini kami belum mempunyai website, kami hanya memiliki
sebuah page di Facebook yang berisi profil dan contact perusahaan
dan untuk
berkomunikasi dengan customer luar biasanya hanya
menggunakan email.
6. T: Kemudian, bagaimana strategi perusahaan saat ini dalam
menghadapi kompetitor yang ada, atau mungkin PT. Bali Double
C sudah memiliki semacam blueprint?
J:
Untuk blueprint semacam itu belum ada, perusahaan hanya menjalani
kegiatan bisnis seperti biasa. Strategi yg dimilikipun tidak banyak,
yang pasti tetap mengedepankan kualitas penampungan dan kualitas
ikan yang dikirim. Sesuai dengan motto perusahaan. Untuk
pengenalan produk kami ke pasaran, selain mengandalkan kemitraan,
kami juga sering sekali mengikuti seminar-seminar.
7. T: Lalu, harapan seperti apa jika nantinya bagian TI ditambahkan
kedalam kestrukturan organisasi?
J : Perusahaan bisa lebih terbantu lagi, dalam hal penyampaian informasi,
pengelolaan data dan lain sebagainya, ini mungkin akan berpengaruh
besar terhadap pendapatan perusahaan. Tentu dengan adanya bagian TI
nantinya permasalahan mengenai teknologi informasi di perusahaan
diharapkan
bisa
teratasi.
Sehingga
perusahaanpun
bisa
lebih
berkembang lagi selaras dengan berkembangnya teknologi saat ini.
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN
PENUNJUKAN DOSEN
PEMBIMBING
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN
TEMPAT RISET
Download