konsep ketuhanan dalam islam

advertisement
PERTEMUAN PERTAMA
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Oleh :
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
I. PENDAHULUAN
• Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab
)‫(رب‬dalam bahasa Arab yang merujuk pada interpretasi ulama
terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang didalamnya
termaktum kalimat Ilah )‫( (اله‬Tuhan)
• Menurut Ibn Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah )‫(اله‬dalam alQur’an tersebut adalah :
yang
dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya,
merendahkan diri dihadapanNya, dan mengharapkanNya,
kepadaNya tempat berserah ketika dalam kesusahan, berdo’alah
dan bertawakal kepadaNya untuk kemashlahatan diri, meminta
perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingat dan terpaut kepada Nya.
II. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
Difinisi : Pemikiran Manusia di sini adalah konsep
yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik
melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah,
baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman bathin.
A. Pemikiran Barat
Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat
dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya
dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor,
Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Menurut
teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari
kepercayaan :
1.
Dinamisme Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya
kekuatan yang maha dasat yang berpengaruh dalam kehidupan.
Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam benda-benda.
2. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh
gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.
3. Politeisme
yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa
4. Henoteisme yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak
puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak
sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa saja
5. Monoteisme yaitu Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan.
B. Pemikiran Umat Islam
Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang wajib disembah dan
dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Dia. Permasalahan
muncul diseputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan
keberadaan sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam perkembangan
selanjutnya melahirkan kajian keagamaan tersendiri, seperti yang kita
kenal adanya Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.
III. Sanggahan Terhadap Teori Evolusionisme
• Bagi Adrew Lang Konsepsi EB. Taylor tentang Evolusionisme
sulit untuk dipertahankan, sebab kepercayaan Monotheisme
pada dasarnya sudah terbangun sejak zaman masyarakat
primitif.
• Dengan munculnya pandangan Adrew lang ini, para sarjana
Barat mulai meyakini bahwa kepercayaan terhadap Tuhan
bukan datang secara Evolusionisme melainkan dengan jalan
agama melalui wahyu.
IV. PANDANGAN ALIRAN TEOLOGI : FUNGSI AKAL DAN
WAHYU
• Menurut Mu’tazilah dengan Akal, manusia dapat mengetahui akan adanya Tuhan
sekalipun tanpa bantuan Wahyu. Adapun fungsi wahyu adalah sebagai konfirmasi
dan informasi atas apa yang telah diketahui oleh akal.
• Menurut Asy’ariah betul manusia dengan akalnya dapat mengetahui adanya
Tuhan, namun untuk mengetahui tata cara menyembahnya (beribadah) diperlukan
Wahyu.
V. ANALISA PERBANDINGAN
Aliran
Mu’tazilah
Fungsi Akal
1.
2.
3.
4.
Mengetahui
adanya Tuhan
Kewajiban
Mengetahui
Tuhan
Mengetahui
Baik dan buruk
Kewajiban
mengerjakan
yang baik dan
meninggalkan
yang buruk
Fungsi Wahyu
Hanya sebagai alat untuk
konfirmasi dan informasi
atas apa yang di dapat
melaui akal
Aliran
Asy’ariah
Fungsi Akal
Untuk mengetahui
adanya Tuhan (MT)
Fungsi Wahyu
1.
2.
3.
Maturidiah
A.
Samarkand
1.
2.
3.
B.
Bukhara
Kewajiban
mengetahui
adanya Tuhan
(KMT)
Mengetahui baik
Dan buruk (MBB)
Kewajiban
mengerjakan yang
baik dan
meninggalkan yang
buruk (KMBB)
MT
KMT
MBB
KMBB
MT
MBB
KMT
KMBB
VI. MATRIK EVOLUSIONISME
DINAMISME
ANIMISME
POLITHEISME
HENOTHEISME
MONOTHEISME
VII. TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA
•
•
Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif Agamaagama menuju satu titik temu bahwa Tuhan merupakan satu
DZAT yang menjadi tujuan akhir setiap umat manusia yang
sangat berperan vital atau penting dalam kehidupan manusia.
Karakteristik yang mendasar yang membedakan antara
konsepsi Agama Islam dengan Agama Lainnya adalah terletak
dalam lapangan eksoterisnya (Syariat) yang berisikan tentang
tatacara beribadah
lanjutan
•Dalam konsepsi Islam Tuhan adalah Esa
atau satu sebagaimana dalam al-Qur’an
S.al-Ikhlas:1-4
•Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan
dalam konsepsi Trinitas
•Dalam Agama Budha Tuhan
dikonsepsikan dalam Sang Budha
Gauthama
VIII. TEORI PEMBUKTIAN TUHAN
1.
Keberadaan alam semesta raya
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa Neraka.
QS. Ali Imron : 190-191
• 2. Pendekatan Astronomi
Dalam al-Qur’an S. al-A’raf :54 Allah
SWT berfirman :
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy Dia
menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan
dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
“
• Perhatikan berikut ini :
PERTEMUAN KEDUA
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Oleh :
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
I. KONSEP MANUSIA
A.
Penggunaan Istilah Dalam al-Qur’an
Jika diperhatikan dengan seksama, penggunaan kata yang merujuk
pada makna manusia dalam al-Qur’an terdapat beberapa istilah.
Istilah tersebut antara lain basyar (‫)بشر‬, al-Insan (‫)االنسان‬, dan al-Nas
(‫)الناس‬. Masing-masing istilah tersebut memiliki maksud dan
perberdaan tersendiri. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam
diagram dibawah ini :
Istilah manusia dalam
Al-Qur’an
‫بشر‬
-Istilah basyar dalam
al-Qur’an Diketemukan
sebanyak 37 kali
-maknanya merujuk pada
sifat Biologis manusia,
Seperti berasal dari
tanah, makan, dan
minum
-contoh dalam
S. al-Kahfi:110 al-Hijr:33,
S. al-Rum:20
‫االنسان‬
-istilah al-Insan dalam
al-Qur’an diketemukan
Sebanyak 65 kali.
-maknanya merujuk pada
Sifat Psikologis atau
Spiritual manusia
Sebagai makhluk
yang berfikir, Diberi
ilmu, dan mengemban
amanah
-contoh dalam S. al-Alaq
: 5 S. al-Ahzab: 72
‫الناس‬
-Dalam al-Qur’an
Diketemukan sebanyak
240Kali
-Maknanya merujuk
pada Sifat manusia
sebagai Makhluk
sosial atau kolektif
-contoh dalam
S. al-Zumar:27
B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN MAKHLUK LAIN
1. Persamaan dengan makhluk lain.
secara umum antara manusia dengan makhluk Allah yang
lainnya (jin, malaikat dan yang lain) memiliki kesamaan dari
sisi orientasi (tujuan) penciptaannya yakni sama-sama diberi
tugas untuk beribadah pada Allah SWT. Namun demikian
dalam kenyataannya terdapat kelompok ciptaan Allah yang
lain yang membantah terhadap perintah Allah yakni iblis dan
syaitan. Hal ini sebagaimana terekam dalam al-Qur’an S. alBaqarah: 34
‫واذ قلنا للملئكة اسجدواالدام فسجدوا االابليس ابى وستكبر وكان من الكفرين‬
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis;
ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir”
II. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
A. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan pokok penciptaan manusia adalah sematamata hanya untuk beribadah pada Allah SWT. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an Surat
az-Dzariyat :56 yang berbunyi :
‫وما خلقت الجن واالنس اال ليعبدون‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Menurut para ulama’, ibadah yang dimaksud dalam
ayat tersebut adalah ibadah yang menyangkut
hubungan manusia dengan Allah SWT mahdloh
(‫)مهضه‬/vertikal, maupun hubungan manusia dengan
sesamanya ( ‫)غير مهضه‬/horizontal.
‫‪B. Proses Penciptaan Manusia‬‬
‫‪Selain dalam QS. Al-Mu’minun: 12-15, proses kejadian‬‬
‫‪manusia secara lengkap dapat dilacak dalam Hadis yang‬‬
‫‪diriwayatkan oleh sahabat Ibn Mas’ud ra. Berikut ini :‬‬
‫حديث عبد ااهلل بن مسعود رضي اهلل عنه‪ :‬قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وهو‬
‫الصادق المصدوق أن احدكم يجمع خلفه في بطن امه أربعين يوما ثم يكون في دلك‬
‫علقة مثل دلك ثم يكون في دلك مضغة مثل دلك ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح‬
‫ويؤمر بأربع كلمات بكتب رزقه واجله وعمله وشقي أو سعيد فوالذي الاله غيره أن‬
‫احدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها اال ذراع فيسبق عليه الكتاب‬
‫فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها وان احدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه‬
‫وبينها اال ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها‬
AYAH
(sel seperma)
Pembuahan / fase ‫النطفه‬
dalam rahim Ibu selama 40 hari
IBU
(Sel telur/ovum)
Fase ‫( علقة‬segumpal darah)
40 hari
Fase ‫( مضغة‬segumpal daging)
40 hari
Kematian
Kelahiran
Fase ‫( عظام‬terbentuknya tulang)
Dan ditiupkannya ruh serta 4
Ketentuan (takdir) yang menyangkut
Rizki, kematian, amal ibadah, dan
kecelakaan dan kebahagiaan
Perhatikan ilustrasi berikut
C. Fungsi dan Peran Manusia
Diciptakannya manusia di muka bumi adalah tak lain
berfungsi sebagai khalifah dimuka bumi. Peran tersebut
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an S. al-Baqarah: 30
yang berbunyi :
)30:‫(البقرة‬.... ‫واذ قال ربك للملئكة اني جاعل فى االرض خليفه‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi”
Istilah khlaifah dalam ayat tersebut memiliki makna sebagai
penerus ajaran Allah SWT dan pemakmur dan pengelolah
bumi beserta isinya.
PERTEMUAN KETIGA
KEIMANAN DAN
KETAQWAAN
Oleh :
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
PENGERTIAN IMAN
• Secara bahasa iman berasal dari kata ‫امن يئمنو ايمنا‬
yang artinya percaya. Sedangkan secara istilah para ulama
mendifinisikan iman dengan
‫تصديق بالقلب وقول بالسان وعمل باالركان‬
3
2
1
“Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan”
• Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan
adalah ;
a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)
b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)
c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)
Apakah manusia mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan
“Aku beriman”
sedang mereka tidak diuji
(Q.S. Al-Ankabut : 2)
TANDA-TANDA ORANG BERIMAN
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan/ditunjukkan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal (Q.S. Al-Anfaal : 2)
TANDA-TANDA ORANG BERIMAN
• Dalam al-Qur’an S. Al-Anfal :2-3 di atas dinyatakan bahwa
tanda-tanda orang beriman adalah :
- idza dzukkirallahu wujilat qulubuhum : bergetar hatinya
tatkala disebut nama Allah SWT
- Idza tuliyat alaihim ayatuhu zadathum imanan :
bertambah keimanannya tatkala dibacakan ayat alQur’an
- wa ala rabbihim ya tawakkalun: dan hanya pada Allahlah mereka bertawakal
- yuqimunas sholah : mendirikan sholat
- razaqnahum yungfiqun : menafkahkan sebagian rizkinya
‫‪Wujud Iman‬‬
‫‪Isi Pokok ajaran‬‬
‫‪Islam‬‬
‫إحسان‬
‫أن تعبد اهلل كئانك تره‬‫فان لم تكن تره فإنه يراك‬
‫‪Wujud‬‬
‫‪Keimana‬‬
‫‪n‬‬
‫إسالم‬
‫ايمان‬
‫أن تشهد أن ال اله اال هلل‬‫و أن محمدا رسول اهلل‬
‫وتقيم الصالة‬‫وتؤتي الزكاة‬‫وتصوم الرمضان‬‫وتحج البيت إن ستطعت‬‫إليه سبيال‬
‫أن تؤ من باهلل ‪-‬‬
‫و مالئكاته ‪-‬‬
‫و كتابه ‪-‬‬
‫ورسوله ‪-‬‬
‫واليوم ألخر‪-‬‬
‫وتؤمن بالقدر خيره وشره ‪-‬‬
PENGERTIAN TAQWA
• Secara bahasa taqwa berasal dari kata ‫ وقى يقى وقيه‬yang artinya
memelihara. Sedangakan secara istilah para ulama mendifinisikan taqwa
dengan
‫امتثال اوامراهلل عزوجل واجتناب نواهيه‬
“ imtisalul awamirillah” : Melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya
“wajtinabu nawahiyah” : Menjauhi segala larangan-Nya.
TANDA-TANDA ORANG BERTAQWA
Dalam al-Qur’an S. al-Baqarah :2-4 yang berbunyi :
‫) الدين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصالوة‬2( ‫دلك الكتب الريب فيه هدى للمتقين‬
‫) والدين يؤمنون بما انزل اليك وما انزل من قبلك وباالخرة هم‬3( ‫ومما رزقنهم ينفقون‬
)4-2 : ‫يو قينون (البقرة‬
dinyatakan bahwa tanda orang bertaqwa adalah :
-al ladzina yukminuna bil ghaib : orang yang beriman
(percaya) terhadap alam ghaib
-yuqimunas shalah : mendirikan sholat
-Razaqna yungfiqun : menafkahkah sebagian rizkinya
-yukminuna bima unzila ilaika : meyakini (percaya) pada
al-Qur’an dan kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelumnya
-wa bil akhirati yuqinun : percaya pada hari akhirat
PROSES TERBENTUKNYA IMAN
BAPAK
SEL SPERMA
SEL TELUR (OVUM)
PEMBUAHAN
Fase pembentukan
janin
IBU
‫في قرار مكين‬: Tempat
Yang kokoh (rahim ibu)
- ‫ علقة‬: segumpal darah
- ‫مضغة‬: segumpal daging
-‫ عظام‬: tulang
LAHIR
‫ كل مولود يلد على الفطرة‬:
setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan suci. Dari proses ini pula
iman hakekatnya terbentuk sejak manusia dalam kandungan yang ditandai oleh pengakuan manusia pada Allah
SWT sebagai Tuhan seperti dalam S. al-A’raf : 172
.......‫الست بربكم قالوا بلى شهدنا‬.....
RELASI IMAN DAN TAQWA
Tauhid/keimanan
Tauhid teoritis
Menyatakan pada Pengakuan Keberadaan
Allah dan ke-Esaan Allah SWT
Tauhid praksis
Implementasi Dari Tauhid Teoritis
yang Berkaitan dengan Amal ibadah manusia
(melaksanakan perintah dan menjauihi
Larangan)
Keimanan
Ketaqwaan
PERTEMUAN KE EMPAT
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK
Oleh :
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
I. PENGERTIAN
• Etika merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan
berdasarkan ukuran akal.
• Moral merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan
berdasarkan ukuran tradisi yang berlaku dan berkembang dalam suatu
masyarakat tertentu.
• Akhlak merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan
berdasarkan ukuran ajaran agama.
II. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN
ASPEK
Obyek
Kajian
ETIKA
Prilaku manusia
terkait baik dan
buruk
MORAL
Prilaku
manusia
terkait baik
dan buruk
AKHLAK
Prilaku
manusia
terkait baik
dan buruk
Parameter
Akal Manusia
Adat Istiadat
Tertentu
Agama
III. URGENSITAS AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM
• Akhlak dalam ajaran agama Islam memiliki posisi yang sangat
penting. Hal ini dibuktikan dalam Hadis yang menyatakan
‫انما بعثت التم مكارم الخالق‬
”innama Buistum Li utamima Makarimal Akhlaq” yang artinya :
”sesungguhnya aku (Muhammad) di utus untuk menyempurnakan
akhalak kamu sekalian”
PETEMUAN KE LIMA
HAM
DALAM ISLAM
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
TUHAN
ISLAM
MANUSIA
HAK
KEWAJIBAN
PENGERTIAN
•
•
•
HAMstandar dasar yang merupakan
anugerah Tuhan yang tidak boleh dicabut
siapapun, dan tanpanya manusia tidak dapat
hidup sesuai martabat/fitrahnya sebagai
manusia.
HAMlandasarn dari
kebebasan,keadilan,kedamaian
“KEKUASAAN DAN KEAMANAN” yg
dimiliki setiap individu
HAMdipandang sebagai sesuatu yg
mendasar, fundamental, dan penting.
Universal Declaration of Human Rights,
1948
dalam muqodimah dinyatakan:
HAM sebagai
“Pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan
hak-hak yang sama dan tidak dapat dipindahkan kepada
orang lain dari semua anggota keluarga kemanusian adalah
dasar kemerdekaan dan keadilan di dunia”
•CIRI-CIRI HAM:
1.Bagian dari manusia secara otomatistidak perlu dibeli/diwarisi
2.Berlaku untuk semua orang tanpa memandang ras, agama, jenis
kelamin, ennisitas,bangsa, asal-usul sosial, politik HAM bersifat
universal
3.HAM tidak bisa dilanggarorang tidak mempunyai hak untuk
membatasi/melanggar hak orang lain, orang tetap mempunyai HAM,
walaupun negara membuat hukum yang tidak melondungi atau
melanggarnya.
Abad 17 dan 18
Raja dan kaum Feodal
Gerakan HAMPenegakan HAM
penindasan
Konsep “semua manusia sama”
“merdeka dan tdk ada yg lebih tinggi”
“Penghapusan perbudakan,perlindungan
minoritas, perldngan korban perang”
Rakyat bawah “budak”
puncaknya
1948: PBB
Perlindungan hidup, kemerdekaan dan
keamanan pribdai, kebebasan pendapat,
berserikat dan berkumpul scr damai,
beragama, kebebasan bergerak, larangan
perbudakan, “jaminan thd hak ekonomi,
sosial dan budaya, dll”
Universal Declaration of
Human Rights
IDE HAMDALAM ISLAM
AJARAN TAUHID
Hanya ada satu pencipta
bagi alam semesta
Hak asasi mrpkan kewajiban bg negara/
Individu bukan hanya menahan diri
dari menyentuh hak-hak tsb melainkan juga
Berkewajiban untuk melindungi dan
menjamin hak-hak tsb
La ilaha illa Allah
Manusia,
hewan,
tumbuhan,
benda
Persamaan,
persaudaraan
Kebebasan manusia
dari perbudakan,
beragama, berpendapat,dll
SYARIAH ISLAM
MANUSIA
makhluk bebas mempunyai tugas dan
tanggung jawab
tidak superioritas
“hak dan kebebasan”
Tidak mutlakHak dan
kepentingan orang lain
Keadilan persamaan/egaliter
kemuliaan
Islam memandang semua
manusia sama dan mempyai
kedudukan yg sama
pembeda
KETAKWAAN
QS. AL JURURAT: 13
TUJUAN HUKUM ISLAM
al maqasid al khamsah
al dloruriyat al khomsah al huquq al insaniyah fi al islam
(HAM dalam Islam)
SUBSTANSI HAM
•
Abu Ishaq Al Shatibi, merumuskan lima tujuan hukum Islam
yaitu memelihara:
1. Agama hifdzu al din (penghormatan atas kebebasan beragama)
2. Jiwa hifdzu al nafs wa al ‘ird (penghormatan atas jiwa, hak
hidup, dan kehormatan individu)
1. Akal hifdzu al ‘aql (penghormatan atas kebebasan berfikir)
2. Keturunan hifdzu al nasl (keharusan untuk menjaga keturunan)
3. Harta hifdzu al mal (penghormatan atas harta benda)
Tatanan kehidupan yg lebih manusiawi
PENGATURAN HAM DALAM AL QURAN
Dalam sunnah nabi “perintah Nabi yang menyuruh
untuk memelihara hak-hak manusia dan hakhak kemuliaan, walaupun terhadap orang yang
berbeda agama”
SABDA NABI
Pengaturan lainnya
PIAGAM MADINAH
POKOK-POKOK
BERLANJUT
SUBSTANSI PIAGAM MADINAH
BERLANJUT
LANJUTAN
PIAGAM MADINAH
KUTBAH WADA’
PERTEMUAN KE ENAM
DEMOKRASI DALAM ISLAM
Pengertian Demokrasi
Definisi Demokrasi Demokrasi adalah sebuah
tatanan Negara pemerintahan yang
bersumber dari rakyat, oleh rakyat, untuk
rakyat. (benyamin Franklin).
Demokrasi seperti definisi Abraham Lincoln :
Dari rakyat dan untuk rakyat pengertian itu pun ada di dalam
sistem negara Islam dengan pengecualian bahwa rakyat harus
memahami Islam secara komprehensif.
Yusuf al-Qardhawi
Menurut beliau, substasi demokrasi sejalan dengan Islam. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa hal:
1. Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang
untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan
mengurus keadaan mereka.
2. Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga
sejalan dengan Islam. Bahkan amar makruf dan nahi mungkar serta
memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran
Islam.
Dr. Dhiyauddin ar Rais mengatakan, Ada beberapa
persamaan yang mempertemukan Islam dan
demokrasi
:
1. demokrasi diartikan
sebagai sistem yang diikuti asas pemisahan
kekuasaan, itu pun sudah ada di dalam Islam.
2. Kekuasaan legislatif sebagai sistem terpenting dalam sistem
demokrasi diberikan penuh kepada rakyat sebagai satu kesatuan
dan terpisah dari kekuasaan Imam atau Presiden.
3. Pembuatan Undang-Undang atau hukum didasarkan pada alQuran
dan Hadist, ijma, atau ijtihad.
4. Imamah (kepemimpinan) ada di kekuasaan eksekutif yang memiliki
kewenangan independen karena pengambilan keputusan tidak
boleh didasarkan pada pendapat atau keputusan penguasa atau
presiden, melainkan berdasarka pada hukum-hukum syariat atau
perintah Allah Swt.
Demokrasi menyerukan kebebasan manusia
secara menyeluruh dalam hal :
• a. Kebebasan beragama
• b. Kebebasan berpendapat
• c. Kebebasan kepemilikan
• d. Kebebasan bertingkah laku
Demokrasi Bertentangan Dengan Islam
Dalam demokrasi kedaulatan berada di tangan rakyat,
konsekuensinya bahwa hak legislasi (penetapan
hukum) berada di tangan rakyat (yang dilakukan oleh
lembaga perwakilannya, seperti DPR).
Sementara dalam Islam, kedaulatan berada di tangan
syara’, bukan di tangan rakyat. Ketika syara’ telah
mengharamkan sesuatu, maka sesuatu itu tetap
haram walaupun seluruh rakyat sepakat
membolehkannya.
Landasan Al-Qur’an
‫ّلل‬
ِ َّ ‫ُون‬
َ ‫ا َّت َخ ُذوا أَ ْح َب‬
ِ ُ ْ‫ار ُه ْم َو ُرهْ َبا َن ُه ْم أَ ْر َبا ًبا ِمن‬
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.
(QS. At Taubah : 31)
Menurut Plato
Pada masa itu citra negara benar-benar telah rusak. Ia
menyaksikan betapa negara menjadi rusak dan buruk akibat
penguasa yang korup. Karena demokrasi terlalu mendewadewakan (kebebasan) individu yang berlebihan sehingga
membawa bencana bagi negara, yakni anarki (kebrutalan)
yang memunculkan tirani.
Sistem Pemerintahan Islam
Berbeda dengan demokrasi, Islam menggariskan bahwa sistem
pemerintahan yang seharusnya dipakai umat Islam tegak diatas 4 pilar
pokok yakni:
1. Pertama, kedaulatan di tangan syara’.
َ‫ص ا ْل َح َّق َوه َُو َخ ْي ُر ا ْل َفاصِ لِين‬
ِ َّ ِ ‫إِ ِن ا ْل ُح ْك ُم إِ َّال‬
ُّ ُ‫ّلِل َيق‬
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang
sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. (QS Al An’am :
57).
2. Kekuasaan ditangan umat, yakni umatlah yang berhak
memilih pemimpin yang dikehendakinya untuk menjalankan
kekuasaan.
3. Mengangkat satu orang khalifah adalah wajib atas seluruh
kaum muslimin.
4. Hanya kepala negara saja yang berhak melegislasikan
hukum-hukum syara’.
‫حكم الحاكم يرفع الخالف‬
Ketetapan penguasa menghilangkan perbedaan pendapat.
Juga kaidah syar’iyah lain yang tak kalah masyhur,”Lil Imam an
yuhditsa minal aqdhiyati bi qadri mâ yahdutsu min
musykilât.” (Imam (kepala negara) berhak menetapkan
keputusan baru sejalan dengan persoalan-persoalan baru
yang terjadi).
PERTEMUAN KE TUJUH
HUKUM ISLAM
DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM
INDONESIA
Oleh:
Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I
I. Sumber Hukum Islam
Secara umum keberadaan sumber hukum Islam dapat
digambarkan dalam diagram berikut :
Al-Qur’an
Sumber Hukum
Islam (QS. AnNisa’59)
Hadis
Ijtihad
Kalam atau Firman Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui perantaraan malaikat Jibril yang
membacanya merupakan suatu ibadah
Merupakan segala perkataan, perbuatan,
dan ketetapan yang disandarkan pada
Rasulullah SAW.
Merupakan usaha sungguh-sungguh yang
dilakukan seorang mujtahid dalam rangka
mengetahui hukum-hukum syari’at
• Keberadaan tiga sumber hukum Islam di atas dijelaskan dalam al-Qur’an
Surat an-Nisa’: 59 yang berbunyi :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa’:59)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sumber hukum Islam adalah alQur’an, al-Hadis, dan ulil amri (para penguasa). Keterkaitan dengan ijtihad,
ulil amri adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat untuk melakukan
ijtihad (mujtahid) seperti memahami bahasa arab, memahami ulumul
Qur’an, Kaidah fiqih serta beberapa persyaratan yang lain.
II. Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat
• Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali dari alQur’an dan al-Hadis sebagai sumber pokoknya. Keberadaannya
sangat penting dalam mengawal kehidupan manusia agar
selaras dengan tujuan penciptaan manusia yang dalam alQur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56 dikatakan hanya untuk
menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata
• Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat di
atas terkadung dua maksud. Hal ini sebagimana Musthofa alMara>ghi dalam Tafsi>r Maraghi nya menyatakan bahwa
ibadah dalam konsepsi Islam mengacu pada ayat di atas terdiri
atas dua macam, yakni ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru
mahdoh.
Ibadah
Mahdloh
(‫)مهضه‬
Hubungan vertical
antara manusia
dengan Allah SWT.
(Hablum Minallah).
Contoh :sholat,
zakat puasa
Ghoiru Mahdloh
(‫)غير مهضه‬
Hubungan
horizontal antara
manusia dengan
sesamanya (hablum
minan nas)
• Di lihat dari segi isinya, hukum Islam dapat diklasifikasikan
dalam tiga kelompok, yakni berisi perintah, larangan dan
pilihan. Ketiga hal tersebut bila diperinci lebih lanjut nampak
dalam penjelasan bagan berikut :
Isi Hukum Islam
Perintah
Larangan
Pilihan
Keras
Biasa
Keras
Biasa
Wajib
Sunah
Haram
Makruh
Mubah
Seiring dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, muncul berbagai macam
persoalan yang dihadapi manusia. Berbagai permasalahan tersebut harus dikelolah
dengan baik untuk dicarikan solusinya dengan tetap berpatokan pada ketentuanketentuan yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Dari hal tersebut,
hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi yang dapat dijabarkan di
bawah ini :
Fungsi Hukum Islam
Fungsi Ibadah
Fungsi Ibadah
merupakan
kewajiban pokok
yang harus dilakukan
oleh setiap manusia
sebagai bagian dari
perintah agama
Amar ma’ruf nahi
munkar
Fungsi Zawazir
Tanzin wa islah alummah
Merupakan perintah dan
larangan yang harus
dijalankan oleh setiap
manusia dalam rangka
untuk mencapai
kemaslahatan
(kebaikan) dan menjauhi
kemadlaratan
(keburukuan) di dunia
dan akhirat
Merupakan sanksi
yang akan diterima
manusia tatkala
melakukan tindakan
yang melanggar
hukum Islam, seperti
ketentuan qisas,
diyat, dan ta’zir
Fungsi ini untuk
memperlancar
interaksi dalam
kehidupan
masyarakat agar
terwujud masyarakat
yang harmonis, aman
dan sejahterah
III. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional
• Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan
hukum di Indonesa nampak jelas setelah Indonesia
merdeka. Walaupun demikian, bukan berarti pada fase awal
sebelum proklamasi kemerdekaan umat Islam tidak memiliki
kontribusi terhadap negara Indonesia. Banyak hal yang telah
dilakukan oleh umat Islam di Indonesia termasuk salah
satunya adalah lahirnya proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 juga merupakan hasil perjuangan umat Islam
dengan beberapa komponen bangsa yang lainnya
•
Lahirnya pancasila dan UUD 1945
Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan
berideologikan Islam, namun kerangka acuan dalam mengembangkan
aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu pada nilai-nilai Islam.
Pancasila yang pada awal mulanya merupakan hasil perubahan dari
piagam Jakarta dengan menghilangkan tujuh kata pada sila pertama,
kelahirannya juga tidak bisa dilepaskan dari kontribusi umat Islam. Kondisi
demikian senada dengan pendapat Dawam Rahardjo mengutip perkataan
Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang basis pengembangannya
berdasarkan pancasila merupakan obyektivasi dari sistem ekonomi Islam.
Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan misi negara
Indonesia yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan lima sila
pancasila. Dalam alinea tiga pembukaan UUD 1945 dirumuskan 4 tujuan
pokok bangsa Indonesia. Tujuan tersebut pertama melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua
memajukan kesejahteraan umum, ketiga mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
•
Lahirnya regulasi perundang-undangan berkaitan hukum Islam
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum
dewasa ini semakin nampak jelas dengan ditandai lahirnya beberapa
peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan
Hukum Islam. Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat di simak
dalam rumusan berikut ini :
peraturan perundangundangan
UU No. 1
Tahun
1974
merupakan
undangundang
yang
mengatur
perkawinan
UU No. 7
Tahun 1989
berkaitan
dengan
peradilan
agama
UU No. 38
Tahun 1999
tentang
pengelolaan
zakat
Instruksi
Presiden
RI No. 1
Tahun
1991
tentang
Kompilasi
Hukum
Islam
PP. No. 28
Tahun
1977
tentang
perwakafan
tanah milik
Lahirnya Lembaga Keuangan Syari’ah (Bank Syari’ah, Asuransi.
Pasar modal)
Download