PERTEMUAN PERTAMA KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Oleh : Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I I. PENDAHULUAN • Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab )(ربdalam bahasa Arab yang merujuk pada interpretasi ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang didalamnya termaktum kalimat Ilah )( (الهTuhan) • Menurut Ibn Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah )(الهdalam alQur’an tersebut adalah : yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapanNya, dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berserah ketika dalam kesusahan, berdo’alah dan bertawakal kepadaNya untuk kemashlahatan diri, meminta perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut kepada Nya. II. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN Difinisi : Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman bathin. A. Pemikiran Barat Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Menurut teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari kepercayaan : 1. Dinamisme Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya kekuatan yang maha dasat yang berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam benda-benda. 2. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. 3. Politeisme yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa 4. Henoteisme yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa saja 5. Monoteisme yaitu Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan. B. Pemikiran Umat Islam Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang wajib disembah dan dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Dia. Permasalahan muncul diseputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan kajian keagamaan tersendiri, seperti yang kita kenal adanya Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam. III. Sanggahan Terhadap Teori Evolusionisme • Bagi Adrew Lang Konsepsi EB. Taylor tentang Evolusionisme sulit untuk dipertahankan, sebab kepercayaan Monotheisme pada dasarnya sudah terbangun sejak zaman masyarakat primitif. • Dengan munculnya pandangan Adrew lang ini, para sarjana Barat mulai meyakini bahwa kepercayaan terhadap Tuhan bukan datang secara Evolusionisme melainkan dengan jalan agama melalui wahyu. IV. PANDANGAN ALIRAN TEOLOGI : FUNGSI AKAL DAN WAHYU • Menurut Mu’tazilah dengan Akal, manusia dapat mengetahui akan adanya Tuhan sekalipun tanpa bantuan Wahyu. Adapun fungsi wahyu adalah sebagai konfirmasi dan informasi atas apa yang telah diketahui oleh akal. • Menurut Asy’ariah betul manusia dengan akalnya dapat mengetahui adanya Tuhan, namun untuk mengetahui tata cara menyembahnya (beribadah) diperlukan Wahyu. V. ANALISA PERBANDINGAN Aliran Mu’tazilah Fungsi Akal 1. 2. 3. 4. Mengetahui adanya Tuhan Kewajiban Mengetahui Tuhan Mengetahui Baik dan buruk Kewajiban mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk Fungsi Wahyu Hanya sebagai alat untuk konfirmasi dan informasi atas apa yang di dapat melaui akal Aliran Asy’ariah Fungsi Akal Untuk mengetahui adanya Tuhan (MT) Fungsi Wahyu 1. 2. 3. Maturidiah A. Samarkand 1. 2. 3. B. Bukhara Kewajiban mengetahui adanya Tuhan (KMT) Mengetahui baik Dan buruk (MBB) Kewajiban mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk (KMBB) MT KMT MBB KMBB MT MBB KMT KMBB VI. MATRIK EVOLUSIONISME DINAMISME ANIMISME POLITHEISME HENOTHEISME MONOTHEISME VII. TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA • • Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif Agamaagama menuju satu titik temu bahwa Tuhan merupakan satu DZAT yang menjadi tujuan akhir setiap umat manusia yang sangat berperan vital atau penting dalam kehidupan manusia. Karakteristik yang mendasar yang membedakan antara konsepsi Agama Islam dengan Agama Lainnya adalah terletak dalam lapangan eksoterisnya (Syariat) yang berisikan tentang tatacara beribadah lanjutan •Dalam konsepsi Islam Tuhan adalah Esa atau satu sebagaimana dalam al-Qur’an S.al-Ikhlas:1-4 •Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan dalam konsepsi Trinitas •Dalam Agama Budha Tuhan dikonsepsikan dalam Sang Budha Gauthama VIII. TEORI PEMBUKTIAN TUHAN 1. Keberadaan alam semesta raya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. QS. Ali Imron : 190-191 • 2. Pendekatan Astronomi Dalam al-Qur’an S. al-A’raf :54 Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam “ • Perhatikan berikut ini : PERTEMUAN KEDUA HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM Oleh : Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I I. KONSEP MANUSIA A. Penggunaan Istilah Dalam al-Qur’an Jika diperhatikan dengan seksama, penggunaan kata yang merujuk pada makna manusia dalam al-Qur’an terdapat beberapa istilah. Istilah tersebut antara lain basyar ()بشر, al-Insan ()االنسان, dan al-Nas ()الناس. Masing-masing istilah tersebut memiliki maksud dan perberdaan tersendiri. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam diagram dibawah ini : Istilah manusia dalam Al-Qur’an بشر -Istilah basyar dalam al-Qur’an Diketemukan sebanyak 37 kali -maknanya merujuk pada sifat Biologis manusia, Seperti berasal dari tanah, makan, dan minum -contoh dalam S. al-Kahfi:110 al-Hijr:33, S. al-Rum:20 االنسان -istilah al-Insan dalam al-Qur’an diketemukan Sebanyak 65 kali. -maknanya merujuk pada Sifat Psikologis atau Spiritual manusia Sebagai makhluk yang berfikir, Diberi ilmu, dan mengemban amanah -contoh dalam S. al-Alaq : 5 S. al-Ahzab: 72 الناس -Dalam al-Qur’an Diketemukan sebanyak 240Kali -Maknanya merujuk pada Sifat manusia sebagai Makhluk sosial atau kolektif -contoh dalam S. al-Zumar:27 B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN MAKHLUK LAIN 1. Persamaan dengan makhluk lain. secara umum antara manusia dengan makhluk Allah yang lainnya (jin, malaikat dan yang lain) memiliki kesamaan dari sisi orientasi (tujuan) penciptaannya yakni sama-sama diberi tugas untuk beribadah pada Allah SWT. Namun demikian dalam kenyataannya terdapat kelompok ciptaan Allah yang lain yang membantah terhadap perintah Allah yakni iblis dan syaitan. Hal ini sebagaimana terekam dalam al-Qur’an S. alBaqarah: 34 واذ قلنا للملئكة اسجدواالدام فسجدوا االابليس ابى وستكبر وكان من الكفرين “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” II. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA A. Tujuan Penciptaan Manusia Tujuan pokok penciptaan manusia adalah sematamata hanya untuk beribadah pada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an Surat az-Dzariyat :56 yang berbunyi : وما خلقت الجن واالنس اال ليعبدون “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” Menurut para ulama’, ibadah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT mahdloh ()مهضه/vertikal, maupun hubungan manusia dengan sesamanya ( )غير مهضه/horizontal. B. Proses Penciptaan Manusia Selain dalam QS. Al-Mu’minun: 12-15, proses kejadian manusia secara lengkap dapat dilacak dalam Hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Mas’ud ra. Berikut ini : حديث عبد ااهلل بن مسعود رضي اهلل عنه :قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وهو الصادق المصدوق أن احدكم يجمع خلفه في بطن امه أربعين يوما ثم يكون في دلك علقة مثل دلك ثم يكون في دلك مضغة مثل دلك ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع كلمات بكتب رزقه واجله وعمله وشقي أو سعيد فوالذي الاله غيره أن احدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها اال ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها وان احدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها اال ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها AYAH (sel seperma) Pembuahan / fase النطفه dalam rahim Ibu selama 40 hari IBU (Sel telur/ovum) Fase ( علقةsegumpal darah) 40 hari Fase ( مضغةsegumpal daging) 40 hari Kematian Kelahiran Fase ( عظامterbentuknya tulang) Dan ditiupkannya ruh serta 4 Ketentuan (takdir) yang menyangkut Rizki, kematian, amal ibadah, dan kecelakaan dan kebahagiaan Perhatikan ilustrasi berikut C. Fungsi dan Peran Manusia Diciptakannya manusia di muka bumi adalah tak lain berfungsi sebagai khalifah dimuka bumi. Peran tersebut sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an S. al-Baqarah: 30 yang berbunyi : )30:(البقرة.... واذ قال ربك للملئكة اني جاعل فى االرض خليفه “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” Istilah khlaifah dalam ayat tersebut memiliki makna sebagai penerus ajaran Allah SWT dan pemakmur dan pengelolah bumi beserta isinya. PERTEMUAN KETIGA KEIMANAN DAN KETAQWAAN Oleh : Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I PENGERTIAN IMAN • Secara bahasa iman berasal dari kata امن يئمنو ايمنا yang artinya percaya. Sedangkan secara istilah para ulama mendifinisikan iman dengan تصديق بالقلب وقول بالسان وعمل باالركان 3 2 1 “Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan” • Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan adalah ; a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati) b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan) c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan) Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan “Aku beriman” sedang mereka tidak diuji (Q.S. Al-Ankabut : 2) TANDA-TANDA ORANG BERIMAN Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan/ditunjukkan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (Q.S. Al-Anfaal : 2) TANDA-TANDA ORANG BERIMAN • Dalam al-Qur’an S. Al-Anfal :2-3 di atas dinyatakan bahwa tanda-tanda orang beriman adalah : - idza dzukkirallahu wujilat qulubuhum : bergetar hatinya tatkala disebut nama Allah SWT - Idza tuliyat alaihim ayatuhu zadathum imanan : bertambah keimanannya tatkala dibacakan ayat alQur’an - wa ala rabbihim ya tawakkalun: dan hanya pada Allahlah mereka bertawakal - yuqimunas sholah : mendirikan sholat - razaqnahum yungfiqun : menafkahkan sebagian rizkinya Wujud Iman Isi Pokok ajaran Islam إحسان أن تعبد اهلل كئانك ترهفان لم تكن تره فإنه يراك Wujud Keimana n إسالم ايمان أن تشهد أن ال اله اال هللو أن محمدا رسول اهلل وتقيم الصالةوتؤتي الزكاةوتصوم الرمضانوتحج البيت إن ستطعتإليه سبيال أن تؤ من باهلل - و مالئكاته - و كتابه - ورسوله - واليوم ألخر- وتؤمن بالقدر خيره وشره - PENGERTIAN TAQWA • Secara bahasa taqwa berasal dari kata وقى يقى وقيهyang artinya memelihara. Sedangakan secara istilah para ulama mendifinisikan taqwa dengan امتثال اوامراهلل عزوجل واجتناب نواهيه “ imtisalul awamirillah” : Melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya “wajtinabu nawahiyah” : Menjauhi segala larangan-Nya. TANDA-TANDA ORANG BERTAQWA Dalam al-Qur’an S. al-Baqarah :2-4 yang berbunyi : ) الدين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصالوة2( دلك الكتب الريب فيه هدى للمتقين ) والدين يؤمنون بما انزل اليك وما انزل من قبلك وباالخرة هم3( ومما رزقنهم ينفقون )4-2 : يو قينون (البقرة dinyatakan bahwa tanda orang bertaqwa adalah : -al ladzina yukminuna bil ghaib : orang yang beriman (percaya) terhadap alam ghaib -yuqimunas shalah : mendirikan sholat -Razaqna yungfiqun : menafkahkah sebagian rizkinya -yukminuna bima unzila ilaika : meyakini (percaya) pada al-Qur’an dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya -wa bil akhirati yuqinun : percaya pada hari akhirat PROSES TERBENTUKNYA IMAN BAPAK SEL SPERMA SEL TELUR (OVUM) PEMBUAHAN Fase pembentukan janin IBU في قرار مكين: Tempat Yang kokoh (rahim ibu) - علقة: segumpal darah - مضغة: segumpal daging - عظام: tulang LAHIR كل مولود يلد على الفطرة: setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan suci. Dari proses ini pula iman hakekatnya terbentuk sejak manusia dalam kandungan yang ditandai oleh pengakuan manusia pada Allah SWT sebagai Tuhan seperti dalam S. al-A’raf : 172 .......الست بربكم قالوا بلى شهدنا..... RELASI IMAN DAN TAQWA Tauhid/keimanan Tauhid teoritis Menyatakan pada Pengakuan Keberadaan Allah dan ke-Esaan Allah SWT Tauhid praksis Implementasi Dari Tauhid Teoritis yang Berkaitan dengan Amal ibadah manusia (melaksanakan perintah dan menjauihi Larangan) Keimanan Ketaqwaan PERTEMUAN KE EMPAT ETIKA, MORAL DAN AKHLAK Oleh : Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I I. PENGERTIAN • Etika merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan berdasarkan ukuran akal. • Moral merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan berdasarkan ukuran tradisi yang berlaku dan berkembang dalam suatu masyarakat tertentu. • Akhlak merupakan ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan berdasarkan ukuran ajaran agama. II. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ASPEK Obyek Kajian ETIKA Prilaku manusia terkait baik dan buruk MORAL Prilaku manusia terkait baik dan buruk AKHLAK Prilaku manusia terkait baik dan buruk Parameter Akal Manusia Adat Istiadat Tertentu Agama III. URGENSITAS AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM • Akhlak dalam ajaran agama Islam memiliki posisi yang sangat penting. Hal ini dibuktikan dalam Hadis yang menyatakan انما بعثت التم مكارم الخالق ”innama Buistum Li utamima Makarimal Akhlaq” yang artinya : ”sesungguhnya aku (Muhammad) di utus untuk menyempurnakan akhalak kamu sekalian” PETEMUAN KE LIMA HAM DALAM ISLAM Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I TUHAN ISLAM MANUSIA HAK KEWAJIBAN PENGERTIAN • • • HAMstandar dasar yang merupakan anugerah Tuhan yang tidak boleh dicabut siapapun, dan tanpanya manusia tidak dapat hidup sesuai martabat/fitrahnya sebagai manusia. HAMlandasarn dari kebebasan,keadilan,kedamaian “KEKUASAAN DAN KEAMANAN” yg dimiliki setiap individu HAMdipandang sebagai sesuatu yg mendasar, fundamental, dan penting. Universal Declaration of Human Rights, 1948 dalam muqodimah dinyatakan: HAM sebagai “Pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dari semua anggota keluarga kemanusian adalah dasar kemerdekaan dan keadilan di dunia” •CIRI-CIRI HAM: 1.Bagian dari manusia secara otomatistidak perlu dibeli/diwarisi 2.Berlaku untuk semua orang tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, ennisitas,bangsa, asal-usul sosial, politik HAM bersifat universal 3.HAM tidak bisa dilanggarorang tidak mempunyai hak untuk membatasi/melanggar hak orang lain, orang tetap mempunyai HAM, walaupun negara membuat hukum yang tidak melondungi atau melanggarnya. Abad 17 dan 18 Raja dan kaum Feodal Gerakan HAMPenegakan HAM penindasan Konsep “semua manusia sama” “merdeka dan tdk ada yg lebih tinggi” “Penghapusan perbudakan,perlindungan minoritas, perldngan korban perang” Rakyat bawah “budak” puncaknya 1948: PBB Perlindungan hidup, kemerdekaan dan keamanan pribdai, kebebasan pendapat, berserikat dan berkumpul scr damai, beragama, kebebasan bergerak, larangan perbudakan, “jaminan thd hak ekonomi, sosial dan budaya, dll” Universal Declaration of Human Rights IDE HAMDALAM ISLAM AJARAN TAUHID Hanya ada satu pencipta bagi alam semesta Hak asasi mrpkan kewajiban bg negara/ Individu bukan hanya menahan diri dari menyentuh hak-hak tsb melainkan juga Berkewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-hak tsb La ilaha illa Allah Manusia, hewan, tumbuhan, benda Persamaan, persaudaraan Kebebasan manusia dari perbudakan, beragama, berpendapat,dll SYARIAH ISLAM MANUSIA makhluk bebas mempunyai tugas dan tanggung jawab tidak superioritas “hak dan kebebasan” Tidak mutlakHak dan kepentingan orang lain Keadilan persamaan/egaliter kemuliaan Islam memandang semua manusia sama dan mempyai kedudukan yg sama pembeda KETAKWAAN QS. AL JURURAT: 13 TUJUAN HUKUM ISLAM al maqasid al khamsah al dloruriyat al khomsah al huquq al insaniyah fi al islam (HAM dalam Islam) SUBSTANSI HAM • Abu Ishaq Al Shatibi, merumuskan lima tujuan hukum Islam yaitu memelihara: 1. Agama hifdzu al din (penghormatan atas kebebasan beragama) 2. Jiwa hifdzu al nafs wa al ‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup, dan kehormatan individu) 1. Akal hifdzu al ‘aql (penghormatan atas kebebasan berfikir) 2. Keturunan hifdzu al nasl (keharusan untuk menjaga keturunan) 3. Harta hifdzu al mal (penghormatan atas harta benda) Tatanan kehidupan yg lebih manusiawi PENGATURAN HAM DALAM AL QURAN Dalam sunnah nabi “perintah Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak manusia dan hakhak kemuliaan, walaupun terhadap orang yang berbeda agama” SABDA NABI Pengaturan lainnya PIAGAM MADINAH POKOK-POKOK BERLANJUT SUBSTANSI PIAGAM MADINAH BERLANJUT LANJUTAN PIAGAM MADINAH KUTBAH WADA’ PERTEMUAN KE ENAM DEMOKRASI DALAM ISLAM Pengertian Demokrasi Definisi Demokrasi Demokrasi adalah sebuah tatanan Negara pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. (benyamin Franklin). Demokrasi seperti definisi Abraham Lincoln : Dari rakyat dan untuk rakyat pengertian itu pun ada di dalam sistem negara Islam dengan pengecualian bahwa rakyat harus memahami Islam secara komprehensif. Yusuf al-Qardhawi Menurut beliau, substasi demokrasi sejalan dengan Islam. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal: 1. Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengurus keadaan mereka. 2. Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan dengan Islam. Bahkan amar makruf dan nahi mungkar serta memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran Islam. Dr. Dhiyauddin ar Rais mengatakan, Ada beberapa persamaan yang mempertemukan Islam dan demokrasi : 1. demokrasi diartikan sebagai sistem yang diikuti asas pemisahan kekuasaan, itu pun sudah ada di dalam Islam. 2. Kekuasaan legislatif sebagai sistem terpenting dalam sistem demokrasi diberikan penuh kepada rakyat sebagai satu kesatuan dan terpisah dari kekuasaan Imam atau Presiden. 3. Pembuatan Undang-Undang atau hukum didasarkan pada alQuran dan Hadist, ijma, atau ijtihad. 4. Imamah (kepemimpinan) ada di kekuasaan eksekutif yang memiliki kewenangan independen karena pengambilan keputusan tidak boleh didasarkan pada pendapat atau keputusan penguasa atau presiden, melainkan berdasarka pada hukum-hukum syariat atau perintah Allah Swt. Demokrasi menyerukan kebebasan manusia secara menyeluruh dalam hal : • a. Kebebasan beragama • b. Kebebasan berpendapat • c. Kebebasan kepemilikan • d. Kebebasan bertingkah laku Demokrasi Bertentangan Dengan Islam Dalam demokrasi kedaulatan berada di tangan rakyat, konsekuensinya bahwa hak legislasi (penetapan hukum) berada di tangan rakyat (yang dilakukan oleh lembaga perwakilannya, seperti DPR). Sementara dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syara’, bukan di tangan rakyat. Ketika syara’ telah mengharamkan sesuatu, maka sesuatu itu tetap haram walaupun seluruh rakyat sepakat membolehkannya. Landasan Al-Qur’an ّلل ِ َّ ُون َ ا َّت َخ ُذوا أَ ْح َب ِ ُ ْار ُه ْم َو ُرهْ َبا َن ُه ْم أَ ْر َبا ًبا ِمن Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah. (QS. At Taubah : 31) Menurut Plato Pada masa itu citra negara benar-benar telah rusak. Ia menyaksikan betapa negara menjadi rusak dan buruk akibat penguasa yang korup. Karena demokrasi terlalu mendewadewakan (kebebasan) individu yang berlebihan sehingga membawa bencana bagi negara, yakni anarki (kebrutalan) yang memunculkan tirani. Sistem Pemerintahan Islam Berbeda dengan demokrasi, Islam menggariskan bahwa sistem pemerintahan yang seharusnya dipakai umat Islam tegak diatas 4 pilar pokok yakni: 1. Pertama, kedaulatan di tangan syara’. َص ا ْل َح َّق َوه َُو َخ ْي ُر ا ْل َفاصِ لِين ِ َّ ِ إِ ِن ا ْل ُح ْك ُم إِ َّال ُّ ُّلِل َيق Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. (QS Al An’am : 57). 2. Kekuasaan ditangan umat, yakni umatlah yang berhak memilih pemimpin yang dikehendakinya untuk menjalankan kekuasaan. 3. Mengangkat satu orang khalifah adalah wajib atas seluruh kaum muslimin. 4. Hanya kepala negara saja yang berhak melegislasikan hukum-hukum syara’. حكم الحاكم يرفع الخالف Ketetapan penguasa menghilangkan perbedaan pendapat. Juga kaidah syar’iyah lain yang tak kalah masyhur,”Lil Imam an yuhditsa minal aqdhiyati bi qadri mâ yahdutsu min musykilât.” (Imam (kepala negara) berhak menetapkan keputusan baru sejalan dengan persoalan-persoalan baru yang terjadi). PERTEMUAN KE TUJUH HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA Oleh: Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I I. Sumber Hukum Islam Secara umum keberadaan sumber hukum Islam dapat digambarkan dalam diagram berikut : Al-Qur’an Sumber Hukum Islam (QS. AnNisa’59) Hadis Ijtihad Kalam atau Firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril yang membacanya merupakan suatu ibadah Merupakan segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang disandarkan pada Rasulullah SAW. Merupakan usaha sungguh-sungguh yang dilakukan seorang mujtahid dalam rangka mengetahui hukum-hukum syari’at • Keberadaan tiga sumber hukum Islam di atas dijelaskan dalam al-Qur’an Surat an-Nisa’: 59 yang berbunyi : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’:59) Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sumber hukum Islam adalah alQur’an, al-Hadis, dan ulil amri (para penguasa). Keterkaitan dengan ijtihad, ulil amri adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat untuk melakukan ijtihad (mujtahid) seperti memahami bahasa arab, memahami ulumul Qur’an, Kaidah fiqih serta beberapa persyaratan yang lain. II. Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat • Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali dari alQur’an dan al-Hadis sebagai sumber pokoknya. Keberadaannya sangat penting dalam mengawal kehidupan manusia agar selaras dengan tujuan penciptaan manusia yang dalam alQur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56 dikatakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata • Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat di atas terkadung dua maksud. Hal ini sebagimana Musthofa alMara>ghi dalam Tafsi>r Maraghi nya menyatakan bahwa ibadah dalam konsepsi Islam mengacu pada ayat di atas terdiri atas dua macam, yakni ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah Mahdloh ()مهضه Hubungan vertical antara manusia dengan Allah SWT. (Hablum Minallah). Contoh :sholat, zakat puasa Ghoiru Mahdloh ()غير مهضه Hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya (hablum minan nas) • Di lihat dari segi isinya, hukum Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yakni berisi perintah, larangan dan pilihan. Ketiga hal tersebut bila diperinci lebih lanjut nampak dalam penjelasan bagan berikut : Isi Hukum Islam Perintah Larangan Pilihan Keras Biasa Keras Biasa Wajib Sunah Haram Makruh Mubah Seiring dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, muncul berbagai macam persoalan yang dihadapi manusia. Berbagai permasalahan tersebut harus dikelolah dengan baik untuk dicarikan solusinya dengan tetap berpatokan pada ketentuanketentuan yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Dari hal tersebut, hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi yang dapat dijabarkan di bawah ini : Fungsi Hukum Islam Fungsi Ibadah Fungsi Ibadah merupakan kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia sebagai bagian dari perintah agama Amar ma’ruf nahi munkar Fungsi Zawazir Tanzin wa islah alummah Merupakan perintah dan larangan yang harus dijalankan oleh setiap manusia dalam rangka untuk mencapai kemaslahatan (kebaikan) dan menjauhi kemadlaratan (keburukuan) di dunia dan akhirat Merupakan sanksi yang akan diterima manusia tatkala melakukan tindakan yang melanggar hukum Islam, seperti ketentuan qisas, diyat, dan ta’zir Fungsi ini untuk memperlancar interaksi dalam kehidupan masyarakat agar terwujud masyarakat yang harmonis, aman dan sejahterah III. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional • Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesa nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Walaupun demikian, bukan berarti pada fase awal sebelum proklamasi kemerdekaan umat Islam tidak memiliki kontribusi terhadap negara Indonesia. Banyak hal yang telah dilakukan oleh umat Islam di Indonesia termasuk salah satunya adalah lahirnya proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga merupakan hasil perjuangan umat Islam dengan beberapa komponen bangsa yang lainnya • Lahirnya pancasila dan UUD 1945 Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan berideologikan Islam, namun kerangka acuan dalam mengembangkan aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu pada nilai-nilai Islam. Pancasila yang pada awal mulanya merupakan hasil perubahan dari piagam Jakarta dengan menghilangkan tujuh kata pada sila pertama, kelahirannya juga tidak bisa dilepaskan dari kontribusi umat Islam. Kondisi demikian senada dengan pendapat Dawam Rahardjo mengutip perkataan Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang basis pengembangannya berdasarkan pancasila merupakan obyektivasi dari sistem ekonomi Islam. Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan misi negara Indonesia yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan lima sila pancasila. Dalam alinea tiga pembukaan UUD 1945 dirumuskan 4 tujuan pokok bangsa Indonesia. Tujuan tersebut pertama melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua memajukan kesejahteraan umum, ketiga mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. • Lahirnya regulasi perundang-undangan berkaitan hukum Islam Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum dewasa ini semakin nampak jelas dengan ditandai lahirnya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan Hukum Islam. Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat di simak dalam rumusan berikut ini : peraturan perundangundangan UU No. 1 Tahun 1974 merupakan undangundang yang mengatur perkawinan UU No. 7 Tahun 1989 berkaitan dengan peradilan agama UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam PP. No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik Lahirnya Lembaga Keuangan Syari’ah (Bank Syari’ah, Asuransi. Pasar modal)