Disa Vania (0806317546) Dwi Mei Kusumo Wardani (0906561805) Febrika Kusuma Pertiwi (0806347050) Fitri Amelia (0806317552) UDARA, IKLIM, DAN CUACA Cuaca adalah kondisi fisik dari atmosfer (kelembaban, temperatur, tekanan, dan angin) yang semuanya memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem. Cuaca memiliki jangka waktu 24 jam. Adapun ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut dengan meteorologi. Iklim adalah pola jangka panjang dari cuaca di suatu daerah tertentu. Udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau ( oksigen dan nitrogen) yang memenuhi ruang di atas bumi seperti yang kita hirup apabila kita bernapas. Komposisi atmosfer telah berubah secara dratis sejak pertama kali bumi mengalami kondensasi dari gas antar bintang dan debu. Unsur atmosfer pada planet bumi yang paling awal terdiri dari hidrogen dan helium. Dengan seiringnya waktu, sebagian besar hidrogen dan helium menyebar ke ruang angkasa dan emisi gunung api telah menambahkan karbon, nitrogen, oksigen, sulfur, dan elemen lainnya ke atmosfer. Komposisi atmosfer bumi saat ini adalah sebagai berikut: Gas Simbol atau Formula Persen Volume Nitrogen N2 78.08 Oksigen O2 20.94 Argon Ar 0.934 Karbon dioksida CO2 0.035 Neon Ne 0.00182 Helium He 0.00052 Metana CH4 0.00015 Krypton Kr 0.00011 Hidrogen H2 0.00005 Nitrous oxide N2O 0.00005 Xenon Xe 0.000009 Page | 1 Atmosfer memiliki struktur lapisan yang berbeda-beda suhunya karena terjadi perbedaan penyerapan energi matahari, berikut ini adalah struktur lapisan atmosfer : Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling dekat dengan bumi dengan ketinggian sekitar 18 km dari garis khatulistiwa dan di lapisan ini hampir seluruh peristiwa cuaca terjadi. Troposfer mengandung sekitar 75 persen dari total massa atmosfer, namun suhu udara akan semakin menurun jika semakin tingginya lapisan ini yang bisa mencapai -60o C. Stratosfer Stratosfer berada di atas lapisan troposfer sekitar 50 km. Ada dua komponen yang penting dalam lapisan ini yaitu air dan ozon (O3). Ozon memiliki fungsi untuk melindungi kehidupan di permukaan bumi dengan menyerap radiasi ultraviolet sinar matahari. Mesosfer Lapisan ini berada di atas stratosfer dengan suhu minimum mencapai -80o C. Tesmosfer Termosfer berada diatas mesosfer yang merupakan wilayah yang terionisasi dengan luas sekitar 1600 km. suhu di termosfer sangat tinggi karena molekul yang ada terus diserang oleh tingginya energi matahari dan radiasi kosmik. Ionosfer Ionosfer merupakan lapisan paling akhir dan tempat dimana aurora borealis (cahaya utara) muncul ketika hujan yang disebabkan oleh energi matahari atau kosmik yang terionisasi gas untuk memancarkan cahaya. Radiasi Matahari Memanaskan Lapisan Atmosfer Matahari sebagai mesin cuaca yang besar bagi bumi yang memiliki sejumlah energi yang cukup besar. Walaupun berfluktuasi dari waktu ke waktu, energi matahari yang masuk ke lapisan atmosfer sekitar 1330 watt per meter persegi. Sekitar setengah dari energi ini dipantulkan atau diserap oleh lapisan atmosfer dan setengahnya lagi menjauh dari matahari. Penyerapan energi matahari di lapisan atmosfer lebih selektif. Hal ini dapat terlihat dari cahaya yang melewati lapisan ini hampir berkurang, sedangkan sinar ultraviolet banyak diserap lapisan ozon di stratosfer. Radiasi inframerah kebanyakan diserap oleh karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) di stratosfer. Page | 2 Albedo adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan reflektifitas. Saat kondisi terang, albedo bisa mencapai 90%, yang berarti bahwa 90 persen dari radiasi insiden jatuh pada permukaannya tercermin. Sedangkan di permukaan yang gelap, seperti lapisan tanah atau hutan kanopi menyerap energinya secara efisien dan memiliki albedo hanya 2%-3%. Awanlah yang menentukan sebagian besar reflektifitas. Permukaan bumi memiliki albedo rata-rata rendah (5%) karena daya serap energi matahari tinggi dari lautan yang tersebar luas di permukaan bumi. Akhirnya, semua energi yang diserap di permukaan bumi akan dipantulkan kembali ke ruang angkasa. Sebagian besar energi matahari mencapai bumi adalah cahaya yang relatif transparan atau energi reemitted terutama radiasi inframerah (energi panas). Panjang gelombang inframerah yang diserap bersifat agak efektif di tingkat yang lebih rendah dari atmosfer, sehingga mengakibatkan terjebaknya sebagian besar panas di permukaan bumi dan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi 35'C (63'F). Fenomena ini disebut "efek rumah kaca". Analoginya adalah kaca jauh lebih transparan terhadap radiasi inframerah daripada udara sehingga rumah kaca tetap hangat terutama karena kaca memblok gerakan udara. Peningkatan karbon dioksida di atmosfer yang terjadi sebagai akibat aktivitas manusia yang mengakibatkan pemanasan global sehingga terjadinya perubahan iklim secara drastis. Terjadinya siklus energi inframerah diantara atmosfer dan bumi mengakibatkan jumlah energi yang dipancarkan dari permukaan bumi sekitar 30% lebih besar dari radiasi matahari total yang masuk ke permukaan bumi. Jumlah energi yang dipantulkan dari puncak harus diimbangi dengan insolation total agar suhu permukaan bumi bersifat konstan. Proses Pemanasan Global Konveksi Arus dan Panas Laten Arus udara yang terjadi paling banyak berbentuk uap air. Uap air berperan penting dalam membentuk cuaca dan iklim. Seperti matahari memanasi permukaan bumi, sebagian panas yang ditransferkan ke lapisan udara yang berdekatan dan akan menyebabkan energi panas tersebut menjadi kurang padat. Lalu udara ringan naik dan digantikan oleh udara dingin sehingga udara ini menjadi lebih berat dan mengakibatkan terjadinya arus konveksi vertikal yang mengaduk suasana panas dan proses perpindahan dari satu daerah ke daerah lainnya. Sebagian besar energi matahari diserap oleh bumi digunakan untuk menguapkan air karena sifat unik dari air, dibutuhkan energi yang cukup besar untuk mengubah air menjadi uap air dan energi ini tersimpan di dalam uap air secara laten atau bisa disebut sebagai energi protential. Dimana energi laten ini kemudian dilepaskan kembali sebagai panas saat mengembun. Uap air dibawa ke atmosfer dengan Page | 3 meningkatnya arus konveksi yang besar dan memainkan peranan penting dalam redistribusi panas dari dataran rendah ke dataran tinggi, dan dari lautan ke daratan. Saat kondisi hangat, udara lembab naik, mengembang (karena tekanan udara lebih rendah saat berada pada ketinggian) dan mendingin. Jika inti kondensasi hadir atau suhu cukup rendah, air akan mengembun untuk membentuk tetesan air atau kristal es dan curah hujan. Melepaskan panas laten menyebabkan udara naik lebih tinggi, lebih sejuk, dan kehilangan lebih banyak uap air. Dengan memperluas wilayah udara akan menciptakan daerah tekanan yang relatif tinggi di bagian atas kolom konveksi. Udara dingin mengalir dari zona tekanan tinggi ke daerah tekanan yang rendah, sedangkan udara kering tenggelam. Udara kering yang tenggelam dikompres mendekati permukaan bumi, di mana udara kering ini menumpuk dan menciptakan daerah tekanan yang relatif tinggi di permukaan. Lalu udara mengalir keluar dari daerah tekanan tinggi kembali menuju ke daerah tekanan rendah karena disebabkan jumlah udara yang meningkat, sehingga menutup siklus. Ini adalah kekuatan pendorong dari siklus hidrologi. Secara singkatnya proses terjadinya konveksi adalah ketika angin laut bertiup pada siang hari. Daratan yang memiliki kalor jenis kecil karena pada siang hari lebih cepat menyerap panas matahari dibandingkan dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas daratan lebih tinggi daripada suhu udara di atas permukaan laut. Daratan yang mempunyai suhu lebih tinggi menyebabkan tekanan udaranya lebih kecil daripada tekanan udara di atas laut dengan suhu udara lebih rendah. Karena tekanan udara di atas laut lebih besar, terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Udara yang mengalir dari laut ke darat disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari, daratan yang memiliki kalor jenis kecil lebih cepat melepas panas dibandingkan dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas daratan lebih rendah daripada suhu udara di atas lautan. Karena suhu udara di atas lautan tinggi, tekanan udaranya rendah. Terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Udara yang mengalir dari darat ke laut disebut angin darat. Keseimbangan Energi di Lapisan Atmosfer Energi matahari tidak berhenti menyinari seluruh permukaan bumi sepanjang tahunnya. Di khatulistiwa matahari hampir secara langsung menyinari sepanjang tahunnya. Sinarnya sangat intens karena sinar matahari relative pendek (lurus ke bawah) dan energinya secara Page | 4 terus menerus meningkat. Lajur sinar yang panjang harus pas selesainya sebelum sampai kepermukaan bumi karena energi akan berkurang sangat besar dari penyerapannya. Selain itu, ketika sinar matahari menjangkau permukaan bumi yang sangat luas terjadi penurunan pemanasan permukaan yang sangat besar karena sudut kedatangan sinar mataharinya. Selanjutnya, sinar matahari tidak ada selama musim dingin. Di khatulistiwa pun terjadi perbedaan penyinaran sinar matahari disepanjang tahunnya. Tetapi secara keseluruhan daerah khatulistiwa memiliki energi sinar matahari lebih banyak dibandingkan daerah lainnya. Konveksi Sel dan Angin yang Berlaku Saat udara hangat di khatulistiwa naik dan bergerak ke utara, tidak langsung ke kutub dalam sebuah proses konveksi tunggal. Sebaliknya, tenggelamnya udara hangat ini dan naik di antara beberapa band, lalu membentuk pola sirkulasi yang disebut sel. Aliran permukaan kembali ke dalam permukaan sel-sel yang tidak berjalan lurus ke utara dan selatan. Gesekan, drag, dan lapisan udara menyebabkan momentum pada permukaan bumi yang ditarik ke arah rotasi, biasanya disebut defleksi. Defleksi ini disebut juga efek Coriolis. Di belahan bumi utara, efek Coriolis mengalihkan angin sekitar 30 'di sebelah kanan yang diharapkan dapat menciptakan pola spiral searah jarum jam atau anticyclonic dalam angin yang mengalir keluar dari pusat highpressure, dan angin siklon bergerak ke daerah tekanan rendah. Sedangkan di belahan bumi selatan, angin mengalami pergeseran ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Namun, udara mengalir keluar dari belahan bumi selatan dan tidak selalu berputar-putar dalam arah yang berlawanan dari utara. Zona utama penurunan terjadi pada 30 'Lintang Utara. Udara mengalir ke daerah ini (30’LU) dengan tekanan rendah baik dari utara maupun dari selatan. Lalu udara mengalir kembali ke ekuator sehingga berbalik ke arah barat melalui efek Coriolis yang menciptakan angin timur laut yang stabil di daerah lautan subtropis. Dimana udara kering ini mereda dan jatuh pada suatu daerah sehingga menciptakan daerah gurun subtropis. Angin yang berada 60 ' di utara biasanya disebut kutub depan yang cenderung memblokir aliran udara dingin di kutub selatan. Namun, semua batas-batas antara aliran udara utama yang bolak-balik menyebabkan ketidakstabilan yang besar dalam pola cuaca, terutama di daerah midcontinent. Di belahan bumi selatan angin memiliki pola lebih stabil karena memiliki laut dan daratan lebih kecil dari belahan bumi utara. Page | 5 Jet Stream Jet stream merupakan angin yang kuat yang beredar di pergeseran arus bahkan arusnya menyaingi arus samudera, baik dalam hal luas ataupu efeknya. Jet stream bisa memiliki lebar sebesar 50 km dan dalamnya sebesar 5 km. Kecepatan, lokasi, dan ukuran jet stream sangat bervariasi dari hari ke hari dan dari tempat ke tempatnya. Kecepatan angin yang berada di tengah-tengah aliran jet stream sering mencapai 200 km / jam (124 mph) dan dapat mencapai dua kali kecepatan normalnya. Jet stream terletak 6 sampai 12 km (3,77,5 mil) di atas permukaan bumi, mengikuti aliran jet diskontinuitas dalam tropopause (batas antara troposfer dan stratosfer), dimana dibagi menjadi besar, tumpang tindih sesuai sama seperti herpes zoster pada atap rumah. Ada dua jet stream di belahan bumi utara. Pertama, aliran jet subtropis, aliran ini umumnya mengikuti jalan yang berliku-liku yang berada di 30’ lintang utara. Kedua, aliran jet utara mengikuti jalur yang lebih teratur di sepanjang tepi massa udara dingin yang besar atau biasanya disebut pusaran sirkumpolar yang menutupi bumi seperti topi dengan tepi yang bergigi, sehingga terjadi proses perputaran di seluruh pusaran kutub dari barat ke timur. Hal ini mengakibatkan sedikit lebih cepat daripada rotasi planet. Bentrokan antara udara dingin mengakibatkan massa udara kering di Arktik dan mendorong udara hangat ke selatan dan massa udara basah bergerak ke utara dari teluk meksiko atau lautan pasifik yang menyebabkan angin, hujan, dan badai di seluruh benua. Selama musim dingin, belahan bumi utara mengalami kemiring yang menjauhi matahari dan mengakibatkan suasana menjadi dingin. Ketika massa udara di kutub menjadi lebih kuat mengakibatkan massa udara ini terdorong lebih jauh ke selatan yang mana pada akhirnya akan membawa salju dan temperature yang lebih rendah. Selama musim panas, belahan bumi utara kembali mendekati matahari, sehingga mengakibatkan udara hangat dari selatan mendorong jet stream dari kutub kembali ke jet stream semulanya. Kadangkadang, pusaran sirkumpolar menjadi lambat sehingga berputar dengan kecepatan yang hampir sama seperti bumi, lambatnya gerakan lobus atau massa udara mengakibatkan udara kering di pertengahan daratan Amerika selama berbulan-bulan. Frontal Cuaca Batasan antara dua massa udara yang berbeda temperatur dan kepadatan disebut front. Pergantiaan udara dingin ke udara yang lebih hangat terjadi karena udara dingin cenderung lebih padat daripada udara hangat dan front dingin akan mendekati tanah dan mendorong udara yang lebih hangat, dimana udara hangat dipaksa ke atas tanpa Page | 6 kehilangan energi, dan uap air akan mengembun. Lapisan atas dari gerakan massa udara dingin lebih cepat daripada lapisan udara yang bergesekan dengan permukaan bumi. Maka dari itu, wilayah pembentukan awan dan curah hujan relatif sempit. Front dingin menghasilkan arus konveksi yang kuat dan sering disertai dengan angin yang merusak. Bahkan, sebuah front dingin menghasilkan awan petir yang mencapai ke dalam stratosfer, dimana jet stream ini akan mendorong puncak awan menjadi bentuk karakteristik landasan. Cuaca dingin setelah melewati fase ini biasanya bersifat kering. Jika massa udara ini lebih hangat daripada udara lokal, maka hasil udaranya akan hangat pula. Karena udara hangat itu bersifat kurang padat daripada udara dingin, sehingga udara hangat akan meluncur di atas udara dingin. Pada akhirnya massa udara dari daerah tetangga tersebut akan menghasilkan lapisan awan yang banyak dan curah hujan yang banyak. Secara bertahap terjadi proses pendinginan udara hangat di bagian depan sehingga menghindari arus konveksi kuat yang disertai sebuah front dingin. Sebuah front hangat akan memiliki banyak lapisan awan pada tingkat yang berbeda. Lapisan awan tertinggi terdiri dari kristal es biasanya berbentuk cirrus tipis (ekor kuda). Mungkin cirrus tipis ini akan mencapai panjang 1000 km (621 mil) menjelang mendekati tanah dan muncul sebanyak 48 jam sebelum presipitasi apapun. Sebuah front hangat lembab dapat membawa gerimis dan mengakibatkan langit mendung. Tornado Tornado merupakan pusaran angin yang membentuk corong di atas permukaan tanah. Tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari 1,6 km dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 130 km. Proses terjadinya tornado itu sendiri merupakan akibat dari bertemunya udara yang lembab dan kering yang disertai juga dengan thunderstorm. Perbedaan suhu udara yang lebih besar menyebabkan badai yang lebih kuat. Sebagian besar tornado yang merusak dan mematikan disebabkan oleh supersel, yaitu badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang disebut mesosiklon. Kolom udara yang berputar dengan cepat dapat mencapai kecepatan hingga 510 kilometer per jam. Tornado memiliki skala tingkatan sampai F5 yang bernama skala Fujita. Untuk skala F1 dapat mematahkan cabang pohon dan merusak papan reklame. Skala F2 dapat menghancurkan atap rumah dan mobil. Skala F3 dapat menumbangkan pohon dan menghancurkan kerangka rumah. Skala F4 dapat merusak struktur bangunan, Page | 7 dan skala F5 mampu melempar mobil, hewan dan bahkan rumah yang akan berterbangan di udara. El Nino, La Nina, dan Southem Oscillation El Nino, La Nina, dan Southern Oscillation menggambarkan hubungan antara laut dan atmosfer yang tampaknya mempengaruhi faktor-faktor dan pola cuaca di seluruh dunia. El Nino merupakan suatu istilah dalam bahasa Spanyol yang berarti bayi laki-laki anak kristus, yang pertama kali diberikan oleh nelayan Peru untuk menandakan munculnya massa air hangat di lepas pantai Peru yang terjadi saat Natal. El Nino merupakan kejadian yang terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali. El Nino merupakan suatu siklus yang menyebabkan perbedaan suhu permukaan laut dan mempengaruhi iklim continental. Pada saat terjadi El Nino, suhu permukaan laut yang lebih hangat (diatas rata-rata) akan terjadi di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur, sedangkan di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian barat suhu permukaan lautnya akan lebih dingin (dibawah rata-rata). Konveksi di Pasifik dekat ekuator cenderung akan bergerak lebih ke timur dari biasanya dan akan menyebabkan naiknya curah hujan di pesisir Pasifik Amerika Serikat, sementara itu di Australia dan Indonesia justru akan terjadi kekeringan. El Nino adalah fasa hangat atau positif dari El Nino–Southern Oscillation (ENSO). Fenomena yang berlawanan dengan El Nino disebut La Nina, yang merupakan fasa negatif atau dingin dari ENSO. Pada saat terjadi El Nino angin pasat akan melemah sedangkan pada saat terjadi La Nina angin pasat justru akan lebih kuat. Teori tentang terjadinya El Nino salah satunya adalah karena awan cirrus tinggi menyerap sinar matahari yang cukup untuk mendinginkan permukaan laut dan mempengaruhi angin dan permukaan laut sehingga mengalir ke timur, bukan ke barat. Teori lain terjadinya El Nino yaitu karena arus yang mengalir ke arah timur dalam gelombang baroklinik mengganggu terjadinya upwelling sehingga berakibat memanaskan suhu permukaan laut dan menghilangkan gradien suhu di seluruh pasifik yang berdampak pada sistem cuaca di Amerika Utara , Amerika Selatan, bahkan cuaca seluruh dunia. Pengaruh Siklus El Nino–Southern Oscillation (ENSO) bagi kehidupan yaitu: Pengaruh Negatif Hujan deras dan badai dari California ke seluruh negara bagian Midwestern akibat aliran suhu di utara yang berada di Kanada didorong ke selatan Amerika yang membawa udara lembab dari Pasifik dan pedalaman teluk Meksiko; kekeringan di Australia dan Indonesia menyebabkan kegagalan panen dan kebakaran hutan; banjir di Lembah mississippi, Oregon, Washington dan British Columbia; terjadinya El Nino menyebabkan tidak adanya upwelling di Amerika Selatan sehingga nelayan di sekitar daerah tersebut tidak dapat menangkap ikan; produksi kopi dari Brazil dan Indonesia berkurang. Pengaruh Positif Petani Brazil dan Amerika Serikat memperoleh panen kacang yang melimpah; nelayan Chile mendapat hasil tangkapan ikan yang melimpah karena tidak terkena pengaruh El Nino; petani kopi di Kenya mendapat hasil kopi yang melimpah. Page | 8 Kekuatan Pendorong dan Perubahan Iklim Terdapat teori yang berbeda-beda dalam menjelaskan bencana perubahan iklim, yaitu : 1) Perubahan iklim jangka panjang mengikuti pola acak murni yang disebabkan oleh interaksi kesempatan peristiwa yang tidak terkait 2) Perubahan iklim jangka panjang dapat diakibatkan dari pola periodik dalam siklus cuaca. Siklus Milankovitch Sifat episodik periode bumi glasial dan interglacial telah disebabkan terutama oleh perubahan siklus dalam mengelilingi bumi dari matahari. Variasi di bumi eksentrisitas , kemiringan sumbu , dan presesi terdiri dari tiga siklus yang dominan, yang dikenal sebagai Siklus Milankovitch. Hal ini penting utama untuk menjelaskan bahwa perubahan iklim, dan periode berikutnya glasial, yang dihasilkan dari ketiga variabel berikut ini bukan karena jumlah total energi matahari mencapai bumi. Tiga siklus Milankovitch dampak musiman dan lokasi energi matahari mengelilingi bumi, sehingga berdampak kontras antara musim. 1. Eksentrisitas bumi Secara sederhana eksentrisitas adalah bentuk orbit bumi mengelilingi matahari. Hal ini selalu berfluktuasi berkisar bentuk orbital antara lebih dan kurang berbentuk bulat panjang (0 sampai 5% eliptisitas) pada siklus sekitar 100.000 tahun. Osilasi ini, dari lebih eliptik menjadi kurang elips, sangat penting utama untuk glasialisasi dalam hal itu mengubah jarak dari bumi ke matahari, sehingga mengubah jarak radiasi gelombang pendek matahari harus pergi untuk mencapai bumi, kemudian mengurangi atau memperbanyak jumlah radiasi yang diterima di permukaan bumi pada musim yang berbeda. 2. Kemiringan sumbu bumi Dengan kemiringan sumbu kurang radiasi matahari akan lebih merata antara musim dingin dan musim panas. Namun, kemiringan kurang juga meningkatkan perbedaan dalam penerimaan radiasi antara daerah khatulistiwa dan kutub. Satu hipotesis untuk reaksi bumi dengan tingkat kemiringan sumbu lebih kecil adalah bahwa hal itu akan mendorong pertumbuhan lapisan es. Respon ini karena musim dingin lebih hangat, di mana udara yang hangat akan mampu menahan lebih banyak uap air, dan kemudian menghasilkan sejumlah besar salju. Selain itu, suhu musim panas akan menjadi lebih dingin. 3. Presesi bumi Presesi adalah memlambatnya goyangan bumi seperti berputar pada porosnya. Bumi ini bergoyang-goyang pada porosnya, dapat disamakan ke atas yang berjalan ke bawah, dan mulai bergetar bolak-balik pada porosnya. Presesi bumi bergetar dari menunjuk Polaris (Bintang Utara) untuk menunjuk pada bintang Vega. Ketika pergeseran ini dengan sumbu menunjuk Page | 9 Vega terjadi, Vega kemudian akan dianggap Bintang Utara. Karena ini suatu perubahan iklim yang signifikan, goyangan harus terjadi. Bila sumbu dimiringkan terhadap Vega posisi belahan utara musim dingin dan musim panas masing-masing akan bertepatan dengan aphelion dan perihelion. Ini berarti bahwa belahan bumi utara akan mengalami musim dingin saat bumi sedang terjauh dari matahari dan musim panas ketika bumi terdekat dengan matahari. Ini akan menghasilkan kontras musiman yang lebih besar. Sejarah telah membuktikan bahwa perubahan iklim global memiliki efek yang buruk pada manusia yaitu pada “zaman es kecil” yang dimulai pada 1400-an. Dimana terjadi hal-hal seperti berikut : 1) Suhu turun sehingga tanaman berulang kali gagal tumbuh di beberapa bagian di Eropa Utara. 2) Ikan yang pernah bermigrasi sepanjang pantai selatan tinggal menjauh. 3) Pemukiman perlahan-lahan mati. Tindakan Manusia yang Membawa Perubahan Iklim Global Sepanjang tahun 1990, IPCC telah mempelajari manusia sebagai penyebab pada dampak iklim global. Berikut ini adalah kesimpulan penting yang dicapai oleh IPCC : 1) Iklim dunia telah berubah secara signifikan selama abad terakhir. 2) Sisa bukti menunjukkan pengaruh yang dilihat manusia pada iklim global. 3) Model iklim menunjukkan bahwa jika kecenderungan ini terus berlanjut, rata-sata suhu global permukaan udara akan meningkat antara 1 C dan 8 C dengan AD 2100. Gas rumah kaca Sekitar 6,3 milliar ton CO2 per tahun bertambah ke atmosfer setiap tahun diperkirakan terutama berasal dari aktivitas manusia, seperti : 1) Pembakaran bahan bakar fosil 2) Pembuatan semen 3) Pembakaran biomassa Jika kecenderungan ini terus berlanjut, konsentrasi CO2 bisa mencapai sekitar 500 ppm pada akhir abad ke-21. Karena CO2 merupakan gas rumah kaca yang menyerap radiasi infra merah dan menghangatkan permukaan udara, maka perubahan konsentrasi CO2 dapat meningkatkan berarti suhu global. Selain itu, ada pula gas yang disebabkan perbuatan manusia yang dapat mengakibatkan pemanasan global seperti metana, chloroflurocarbon, dan asam nitrat. Efek aerosol Page | 10 Aerosol memiliki kecenderungan untuk memantulkan sinar matahari dan suhu permukaan udara dingin. Secara lokal, aerosol lebih dapat diimbangi dari pemanasan yang disebabkan oleh gas rumah kaca, tetapi aerosol tinggal di udara cenderung sebentar dan efeknya bersifat sementara. Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim lokal dapat pula berefek pada parahnya kondisi manusia, pertanian, dan ekosistem alam. Temperatur yang tinggi di kutub utara. Banyak tanaman liar dan satwa kemungkinan akan dipaksa keluar dari jangkauan mereka saat ini karena menghangatnya iklim. Naiknya permukaan laut memberi pengaruh pada garis pantai dan kerusakan badai lebih berat. Menghangatnya iklim juga membuat penyakit menular lebih umum. Page | 11