DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA SCRAP BAN DI PT X BELLADINI LOVELY DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2013 Belladini Lovely NIM F34090047 ABSTRAK BELLADINI LOVELY. Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X. Dibimbing oleh NASTITI SISWI INDRASTI dan SUPRIHATIN. Manajemen penanganan limbah padat ekonomis merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan integrasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) suatu industri ban. Penelitian ini bertujuan merancang desain model Tempat Penampungan Sementara (TPS) scrap (limbah padat ekonomis) ban yakni area dimana scrap dikumpulkan dan disimpan sebelum memasuki tahap pengangkutan saat penjualan kembali. Selain itu pada tulisan ini juga mencakup hasil penyusunan dari pedoman manajemen penanganan scrap tersebut, dalam lingkup pabrik produksi, sebagai sumber, sampai ke TPS. Metode yang digunakan untuk menghitung luas area kerangkeng yang dibutuhkan masing-masing jenis scrap sebelum merancang sketsa desain ialah “menghitung volume menggunakan data massa”. Matriks sumber scrap dan lembar Instruksi Kerja (IK) ditujukan sebagai acuan operator selama menangani scrap. Hasil rancangan manajemen jika diterapkan dengan baik maka dapat memenuhi persyaratan Audit Lingkungan dalam standarisasi ISO 14001. Kata kunci: limbah padat, manajemen lingkungan, desain, audit lingkungan, ISO 14001 ABSTRACT BELLADINI LOVELY. Design and management of temporary collecting area of tire scrap in PT X. Supervised by NASTITI SISWI INDRASTI and SUPRIHATIN. Solid waste handling management is one of necessary aspects in order to execute integration of EMS (Environmental Management System) in tire industry. This research aimed to sketch Temporary Collecting Area (TCA) model design of tire scrap (economical solid waste), shelter where scrap are all gathered and accommodated before it is carried out and resold. Besides, there was also described about scrap managing manual, in scope of production plant, as scrap’s resource, up to TCA. Method used to find out area width needed of each scraps before sketching was “measuring volume by mass”. Matrix of scrap’s resources and Jobdesk Manual (JM) sheet was objected to be used as references of scraps handling for production plant operator. If the management set composed might be implemented well, it would able to pass standard requirements of Environmental Audit in ISO 14001 sertification. Keyword: solid waste, environmental management, design, environmental audit, ISO 14001 DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA SCRAP BAN DI PT X BELLADINI LOVELY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi : Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X Nama : Belladini Lovely NIM : F34090047 Disetujui oleh Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Pembimbing I Prof Dr Ir Suprihatin Pembimbing II Diketahui oleh Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen Tanggal Lulus: PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X” berhasil diselesaikan. Tema yang diangkat dalam penelitian yang dilaksanakan selama Februari 2013 sampai April 2013 ini ialah manajemen lingkungan. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada: 1. Ibu Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti dan Bapak Prof Dr Ir Suprihatin selaku Pembimbing Akademik atas perhatian dan bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi 2. Bapak Dr Ir Muslich MSi selaku dosen penguji sidang dan Bapak Dr Ono Suparno STP MT selaku dosen moderator seminar 3. Bapak Dr Ir Wayah S. Wiroto selaku Corporate Planning & Learning Center Director, Bapak Murdi Yuwono selaku Head Department, Kak Noor F. Laily ST dan seluruh staf khususnya departemen EHS atas bimbingannya selama penelitian dalam internship program di PT X 4. Papa Ir H Rafmen, Mama Dra Med Vet Hj Rahmadia, adik-adik Muhammad Zaky Satria dan Qurattu Ayyunin beserta keluarga besar dan Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal SP atas doa dan kasih sayangnya 5. Keluarga besar TIN 46 atas keceriaan dan kenangan indah tak terlupakan 6. Seluruh penghuni kos CALISTA atas kehangatan suasana kekeluargaan selama ini, Kakak Niza Erica STP dan Derbie Octania Suryanto STP atas motivasinya serta Dziyad Dzulfansyah atas jasa besarnya dalam desain akhir. 7. Seluruh sanak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2013 Belladini Lovely DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 4 4 METODE Waktu dan Tempat 4 Metode 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 11 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 11 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 36 DAFTAR TABEL 1 Pembagian grup pembeli scrap 2 Perbedaan dua golongan scrap 6 6 DAFTAR GAMBAR 1 Tahapan Penanganan Limbah Konvensional 2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau drum) 3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs) 3 7 8 DAFTAR LAMPIRAN 1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X 2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli CV X dan CV Y 14 15 3 Hasil klasifikasi ulang scrap 4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap 5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018 6 Hasil sampling berat jenis scrap 7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS 8 Gambar sketsa model TPS scrap yang ada saat ini 9 Gambar sketsa model TPS scrap yang direkomendasikan 10 Matriks sumber scrap 11 Lembar Instruksi Kerja (IK) 16 17 27 28 31 32 33 35 36 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ban merupakan produk turunan dari komoditas unggulan Indonesia yakni karet (Hevea brasiliensis). Data Kementerian Pertanian mencatat laju pertumbuhan luas perkebunan karet dalam periode 2009-2011 berkisar 0.27 persen sedangkan rata-rata pertumbuhan produksi karet 1.28 persen per tahun yang berarti terdapat peningkatan produktivitas karet (Anonim 2011). Konsumsi karet di dalam negeri pada tahun 2013 ini diperkirakan tumbuh 5 persen dari realisasi tahun lalu akibat ekspansi produsen ban di dalam negeri, termasuk PT X. Ekspansi produsen ban telah mengikuti pertumbuhan produksi kendaraan bermotor di Indonesia. Dari total konsumsi karet alam nasional, sebanyak 70 persen di antaranya diserap industri ban (Indra 2013). Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) memproyeksikan pertumbuhan penjualan ban nasional pada 2013 akan tumbuh 3 – 4 persen (Anonim 2013). Perkembangan agroindustri ban berdampak pada bertambah besarnya limbah terutama limbah padat. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar 1990). Limbah padat industri ban terbagi berdasarkan kandungan bahan berbahayanya, dimana limbah padat non-B3 masih dapat dijual kembali sehingga disebut sebagai scrap (limbah padat ekonomis atau konvensional). Berdasarkan definisi produk oleh Kotler (1998) dimana produk diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan yang meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud, scrap termasuk kedalam lingkup produk. Scrap bersifat sangat stabil dan merupakan polimer berantai panjang. Scrap memiliki kemampuan meningkatkan daya tarik dan lentur, daktilitas, penyerapan energi saat deformasi, serta tahan fatigue (beban berulang) dan impact (beban tumbukan). Scrap tergolong kedalam polimer termoset yang hanya mampu meleleh pada saat suhu tinggi sehingga sulit untuk diuraikan menjadi monomernya (Liang 2004). Penanganan scrap pada sebagian besar industri ban di Indonesia, termasuk PT X, belum sampai tahap recycle atau pengolahan menjadi produk baru namun baru sebatas dikelola dengan cara ditampung pada suatu tempat sebelum scrap dijual kembali ke pihak pembeli dimana area tersebut lebih dikenal dengan nama Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS scrap diletakkan terpisah dari TPS limbah B3. TPS scrap berupa lahan terbuka, dengan kerangkeng-kerangkeng sebagai area penempatan scrap dengan label sesuai nama jenis scrap masingmasing kerangkeng. Pada TPS tidak dilakukan perlakuan khusus terhadap scrap namun hanya ditampung sampai pembeli datang mengangkut. Berdasarkan karakteristik scrap yang dijabarkan Liang (2004) maka tidak diperlukan perlakuan khusus dalam penyimpanan scrap di TPS ini. Pembeli, setelah menyelesaikan tahapan regulasi pembelian, datang ke TPS untuk mengangkut scrap yang telah disepakati dalam kontrak dengan jumlah sesuai kebutuhan. 2 Simarmata (2011) menjelaskan bahwa permasalahan yang dapat ditemukan dalam penanganan limbah padat yakni pemisahan yang belum baik atau tepat sehingga memungkinkan tercampurnya limbah berbeda jenis, kurang memadainya sarana dan prasarana serta prosedur kerja dan MoU atau referensi operator sebagai pelaku yang bertugas menangani limbah belum tersedia.Dalam mengatasi masalah tersebut luas masing-masing bagian TPS scrap dapat disesuaikan berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan. Karena tidak seluruh scrap dikeluarkan dalam volume besar per minggunya dimana beberapa lainnya hanya dihasilkan sedikit. Hal ini bertentangan dengan kondisi TPS saat ini dimana pembagian luas tiap area kerangkeng yang seluruhnya hampir sama. Ketika operator yang sedang akan mendistribusikan scrap dari pabrik menuju TPS lalu menemukan bahwa area kerangkeng yang ia tuju telah penuh terisi maka operator cenderung akan meletakkan scrap tersebut di tempat lain seperti di jalan lorong TPS atau sebaliknya di area kerangkeng label jenis berbeda. Perlu diketahui sebelumnya bahwa setiap scrap memiliki harga jual berbeda-beda dan memungkinkan untuk pembeli mengangkut scrap yang salah dan hal ini dapat merugikan perusahaan. Dalam dekade terakhir ini, PT X menargetkan sertifikasi ISO 14001. ISO 14001 merupakan standarisasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sebagai standar berskala internasional yang ditujukan kepada suatu organisasi dalam mencapai tujuan ekonominya namun senantiasa memperhatikan aspek penanganan lingkungan sekitar (Bratasida 1996). Pelaksanaan Audit Lingkungan termasuk kedalam rangkaian ISO 14001. Audit Lingkungan ialah suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan kebutuhan lingkungan dan memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Salah satu bahasan dalam ISO 14001 tersebut ialah penanganan limbah padat, termasuk scrap. Melihat kekurangan dalam penanganan scrap PT X diharuskan membangun TPS scrap baru dan menyusun sistem pedoman penanganannya seperti prosedur atau Instruksi Kerja (IK). Sebagaimana yang telah diterangkan Dewo (2009), dengan menerapkan ISO 14001 PT X selain dapat meningkatkan kinerja lingkungan organisasi juga dapat meningkatkan citranya, penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan, efisiensi kegiatan, daya saing, serta komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan, mengurangi resiko usaha, memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act). Urutan penanganan scrap secara sistematis dapat mengacu dari penjabaran Adisasmito (2007) mengenai tahapan pengolahan limbah konvensional pada Gambar 1. Tahap pertama yakni pemisahan. Scrap yang telah keluar dari mesin ditampung dalam suatu wadah. Pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pemisahan di awal akan mengurangi kemungkinan kesalahan operator dalam menangani scrap tersebut. Tahap kedua yaitu penampungan. Syarat sarana penampungan yang baik diantaranya memiliki label sebagai pembeda (Adisasmito 2007), berlokasi strategis dan memiliki luas area yang merata dengan ukuran berdasarkan frekuensi 3 jjumlah dan pengumpullannya masing-masing serta terjanngkau oleh kendaraan p pengangkutn nya (Kemeenkes RI 2002), serrta mudah dibersihkann, mudah d dikosongkan n, tidak mennimbulkan bising b serta tahan terhaadap benda tajam dan r runcing (Kem menkes RI 2004). 2 Gambar 1 Tahapan Peenanganan Limbah L Konvvensional Pemaddatan merupakan cara yaang paling efisien e dalam m penyimpannan limbah ((Adisasmito o 2007), term masuk scrap.. Salah satu langkah pokkok sebelum m menyusun s sistem penggolahan scraap adalah m menentukan jumlah (maassa atau beerat) scrap y yang dihasillkan yang naantinya akann digunakan untuk meneentukan luass area yang h harus disediakan dan keendaraan penngangkut yanng sesuai. Konversi K beraat scrap ke n nilai luas menggunakan m n rumus beerat jenis attau densitas (ρ). Metodde tersebut d dikenal denngan prinsipp “perhitunggan volume atau luas m menggunakaan massa”. S Selain itu, pada peneelitian ini kapasitas produksi p baan dijadikann variabel d dikarenakan n pertumbuhhan kapasitaas produksii PT X yaang meninggkat secara s signifikan dalam kuru un waktu 10 tahun terakhir. P PT X secaara khusus m menginstruk ksikan hasill perancanggan model TPS baruu diharapkaan mampu m menampung g scrap samppai periode taahun 2018. Perum musan Masalah 1. 2 2. 33. 4 4. 5 5. 6 6. Bagaim mana klasifikasi scrap yyang dihasilkkan PT X? Berapaa jumlah sccrap (dalam m kg atau pieces p atau drum) makssimum per bulannnya yang dappat dihasilkaan tiap jenisnnya? Berapaa kebutuhan luas area keerangkeng tiap jenis scraap di TPS? Bagaim mana gambaaran sketsa desain d modell TPS scrap baru? Bagaim mana susunaan matriks suumber scrap p? Bagaim mana diagraam alir aktiivitas penannganan scrapp dari sumbber (pabrik produk ksi) menuju TPS scrap? uan Penelitiian Tuju 1. 2 2. Memb buat desain TPS scrap sesuai klassifikasi dan luas area yang y tepat, sebagaai usaha peerbaikan tatta letak dann peningkattan efisienssi aktivitas penangganan scrap Menyu usun sistem m pedomann (Instruksi Kerja atau a IK) manajemen m penangganan scrap, dari pabrikk produksi seebagai sumber sampai kee TPS 4 Manfaat Penelitian Model TPS scrap baru dirancang sesuai klasifikasi (penggolongan) yang telah disesuaikan dengan klasifikasi scrap oleh pihak pembeli. Karena pada dasarnya TPS digunakan oleh pembeli sehingga menghindarkan dari terjadinya kesalahan pengangkutan scrap saat proses pembelian – yang dapat merugikan perusahaan. TPS baru dengan luas area kerangkeng yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing jenis scrap dapat meningkatkan efisiensi kinerja operator dalam penataan scrap di TPS dan juga memperbaiki aspek estetika. Selain itu tata letak TPS yang rapi dan teratur sesuai dengan asas penerapan SML yang baik dalam ISO 14001. Matriks scrap dapat digunakan sebagai alat monitoring apabila ditemukan ceceran scrap jenis tertentu sehingga dapat dilacak sumbernya. Sedangkan IK digunakan sebagai acuan pelaksanaan operator dalam menangani scrap. Lembar IK ditempelkan di tiga tempat, antara lain di area penumpukan scrap di tiap section di pabrik, area penimbangan dan TPS scrap. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengukuran kebutuhan luas tiap jenis scrap sebagai dasar dalam melakukan desain TPS scrap menggunakan software Solidwork, susunan matriks sumber scrap dan IK penanganan scrap. Input yang digunakan yakni klasifikasi tiap jenis scrap, data berat scrap (dalam kg atau pieces atau drum) maksimum bulanan, data hasil sampling berat jenis, keterangan mengenai section yang menjadi sumber scrap beserta pelaku yang bertanggungjawab dalam penanganannya. METODE Waktu dan Tempat Pengambilan data penelitian dilaksanakan di PT X. Penelitian berlangsung dari Februari 2013sampai dengan April 2013. Metode Desain Model TPS Baru Hal pertama yang dilakukan yakni berdiskusi dengan departemendepartemen di PT X yang bertanggungjawab dalam penjualan scrap. Lembar kontrak pembelian scrap menunjukkan klasifikasi scrap yang dibentuk oleh pihak pembeli. Dari hal ini diketahui bahwa terdapat perbedaan antara klasifikasi scrap oleh pembeli tersebut dengan klasifikasi oleh persepsi operator pabrik. Sehingga klasifikasi ulang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya. Berat scrap dihitung dengan mengolah data penimbangan yang dilakukan setiap Senin sampai dengan Jumat setiap minggunya dalam satuan kilogram, (kg), pieces (pcs) atau drum. Perhitungan menggunakan data berat hasil penimbangan harian periode Januari 2012 sampai dengan Maret 2013. Nilai berat ini digunakan selanjutnya dalam menghitung nilai rendemen (yield atau Y) tiap jenis scrap 5 dengan membagi nilai berat pada bulan n (dalam kg atau pcs atau drum) dengan jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada bulan n tersebut (dalam pcs). Y kg Berat pada bulan n kg Jumlah produksi ban PT X pada bulan n Tahap selanjutnya yakni mengestimasi berat scrap yang mungkin dihasilkan per bulannya pada periode tahun 2018, dengan mengalikan nilai Y dengan 30,000 pcs, yakni estimasi jumlah ban yang dapat diproduksi PT X dalam waktu 1 hari pada periode tahun 2018, dan dikalikan pula dengan 24, yakni jumlah hari kerja PT X setiap bulannya. Estimasi massa Y per bulan tahun 2018 kg kg hari x 30 000 x 24 hari bulan Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai prinsip “perhitungan volume atau luas menggunakan massa”, luas yang dibutuhkan masing-masing area kerangkeng di TPS dapat diperoleh menggunakan rumus berat jenis. Namun, tidak seluruh scrap diketahui nilai berat jenisnya sehingga perlu dilakukan sampling. Metode sampling yang dilakukan mengacu pada SNI 19-3964-1995 tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi limbah skala besar (bulky), dimana sampling dilakukan selama 8 hari dengan jumlah minimum sampel 10 buah per harinya. Volume dihitung dengan membagi nilai estimasi massa scrap tahun 2018 dengan nilai berat jenisnya. Kemudian, nilai volume tersebut dibagikan dengan 2 meter, yakni tinggi tumpukan scrap di TPS, sehingga diperoleh nilai kebutuhan luas. Terakhir, desain sketsa kebutuhan area TPS yang telah diperoleh menggunakan software desain Solidwork versi tahun 2012. Kebutuhan volume m Kebutuhan luas m Massa tahun 2018 kg Berat jenis kg/m Kebutuhan volume m Tinggi tumpukan 2 m Pedoman Penanganan Scrap Wawancara selanjutnya ditujukan kepada seluruh section di pabrik produksi. Section pabrik produksi berjumlah 11 diantaranya banbury, bead building, extruding, cushioning, callender, bead apexing, cutting, Tyre Building Machine (TBM), curing, finishing, dan laboratorium R&D. Lalu, seluruh kemungkinan jenis scrap yang dapat mereka hasilkan didata untuk memetakan matriks. Matriks menjelaskan sumber setiap jenis scrap yang ditandai dengan simbol checklist (√), yang berart ya, atau strip (), yang berarti tidak. Setiap pedoman kerja di PT X terstandar dalam format Instruksi Kerja (IK). IK penanganan scrap PT X saat ini belum ada sehinggadisusun dengan mengacu IK penanganan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang telah disusun 6 sejak tahun 2012. Pembuatan IK penanganan scrap juga didasarkan pada hasil wawancara di pabrik produksi. IK jenis scrap X mencakup nama section sumber, nama pelaksana dan penanggungjawabnya, ruang lingkup aktivitas, diagram alir beserta penjelasan tiap tahapnya, dan dokumen yang dibutuhkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Regulasi Pembelian Scrap Produsen ban merupakan salah satu contoh tepat industri yang memiliki limbah konvensional dalam jumlah sangat besar. Proses penjualan kembali scrap milik PT X melewati empat departemen. Pertama, pembeli melakukan tawarmenawar kemudian menyetujui kontrak pembelian dengan departemen Purchasing. Lalu departemen tersebut menginstruksikan kepada pihak General Service (GS) untuk mengeluarkan memo sebagai perizinan pembelian scrap yang ditujukan ke departemen Raw Material Warehouse (RMWh). RMWh berperan sebagai penanggungjawab TPS scrap dan bertugas menimbang setiap scrap yang keluar dan masuk ke TPS. Terakhir, pembeli melunaskan pembayaran kepada departemen Accounting. Mempelajari dari kontrak pembelian scrap tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dua grup pembeli, yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Pembagian grup pembeli scrap Grup 1 CV X CV Y Grup 2 Desa setempat Organisasi X Klasifikasi Scrap Alasan mengapa perlu dilakukan klasifikasi ulang telah dijelaskan sebelumnya, yakni disebabkan perbedaan persepsi antara pembeli dan operator pabrik produksi. Secara umum, scrap dapat dikategorikan berdasarkan grup pembelinya yakni grup 1 membeli scrap golongan 1 sedangkan grup 2 membeli scrap golongan 2. Hal yang membedakan antara scrap golongan 1 berbeda dengan golongan 2 ialah karakteristiknya antara lain sumber dan kesalahan yang menyebabkan scrap jenis tersebut dapat dihasilkan. Penjelasan mengenai perbedaan masing-masing golongan scrap dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan apa saja jenis scrap yang termasuk kedalam golongan 1 dan golongan 2 tersebut terlampir berurutan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Tabel 2 Perbedaan dua golongan scrap Karakteristik Golongan 1 Sumber Produksi Penyebab Kesalahan teknis operator atau mesin; sisa material (residu)di mesin Golongan 2 Gudang (RMWH) dan Produksi Bekas wadah atau kemasan material 7 Perbedaan klasifikasi scrap yang sebelumnya disebutkan hanya pada scrap golongan 1 sedangkan scrap golongan 2 kedua pihak memiliki pembagian yang sama. Persepsi keduanya dalam klasifikasi scrap golongan 1 tersebut tidak hanya berbeda dalam penamaan jenis-jenis scrap yang ada namun juga pada jumlah masing-masing jenis scrap. Operator pabrik produksi membagi scrap golongan 1 kedalam 26 jenis sedangkan pembeli membagi kedalam 12 jenis. Klasifikasi ulang scrap didasarkan pada kesamaan bentuk dan harga jual, sehingga sebagian dari 26 jenis scrap milik operator pabrik produksi disatukan kedalam sebagian lainnya dari 12 jenis scrap milik pembeli dan dihasilkanlah klasifikasi akhir dari scrap golongan 1. Scrap-scrap tersebut diantaranya steel cord, textile rubberized, carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized, polyester, compound ex lab, serbuk buffing, serutan ban dan oli. Penjabaran dari klasifikasi ulang scrap tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. Perhitungan Nilai Rendemen (Y) Gambar 2 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan scrap golongan 1. Berat terbesar didapatkan dari jenis Textile Rubberized (38,780 kg) dan paling terkecil pada jenis Compound Ex Lab (843 kg). Steel Cord Bead Wire Steel Rubberized 40.000 Textile Rubberized Compound Polyester Carcass Bladder Compound Ex Lab 38.780 35.000 29.210 Jumlah (kg) 30.000 25.000 18.356 20.000 15.000 10.950 10.000 5.000 8.567 12.670 10.640 4.840 8.890 7.245 4.000 843 - Gambar 2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau drum) Scrap golongan 2 terdiri atas 14 jenis diantaranya pallet besi, pallet kayu lapis besi, pallet kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik 8 beku, bobin, triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng bekas. Gambar 3 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan scrap golongan 2. Jenis scrap dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi (70,000 kg) dan paling sedikit oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng bekas teridentifikasi sangat jarang dihasilkan, dimana diketahui pada data penimbangan scrap 15 bulan kebelakang tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis ini. Pallet Besi Pallet Kayu (Non) Besi Jumbo Bag Plastik Beku Triplek Kayu Bakar 70.000 70.000 62.320 Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Plastik Plastik PP/PE Bobin Kardus Gram Besi 60.000 Jumlah (kg) 50.000 44.630 40.780 40.000 30.000 21.830 20.000 10.000 14.780 16.750 11.100 6.640 4.450 5.510 1.940 4.660 - Gambar 3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs) Nilai berat ini digunakan selanjutnya dalam menghitung nilai rendemen (yield atau Y) tiap jenis scrap. Hasil pembagian nilai berat pada bulan n (dalam kg atau pcs atau drum) dengan jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada bulan n tersebut (dalam pcs) lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai Y tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pendugaan estimasi berat tiap bulan scrap di tahun 2018 dan hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 5. Selain untuk menghitung estimasi, nilai Y juga dapat digunakan dalam perhitungan neraca massa total produksi. Sampling Berat Jenis Kebutuhan area kerangkeng tiap jenis scrap dapat dihitung menggunakan rumus berat jenis namun dikarenakan beberapa nilainya yang tidak diketahui maka perlu dilakukan sampling. Berat jenis 8 dari 12 jenis scrap golongan 1 9 belum diketahui sehingga harus diterapkan samping, sedangkan berat jenis scrap golongan 2 seluruhnya telah diketahui. Sampling dilakukan di tempat penimbangan scrap dengan cara membagi massa terhitung di neraca dengan volume tumpukan scrap. Begitu seterusnya sampai hari sampling ke-8 dengan jumlah sampel lebih dari 10 setiap harinya. Hasil sampling berat jenis dan data berat jenis scrap jenis lain yang telah diketahui sebelumnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Perhitungan Kebutuhan Luas Area TPS Menggunakan rumus berat jenis yang telah dijabarkan sebelumnya dapat diperoleh nilai luas area yang dibutuhkan masing-masing scrap di TPS. Hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 7. Sebagaimana yang ditunjukkan pada Lampiran 8, kondisi TPS saat ini yang hanya terdiri atas 13 kerangkeng dimana scrap seluruhnya berdasarkan hasil klasifikasi akhir berjumlah 26 jenis (12 jenis golongan 1 dan 14 golongan 2) dan masing-masingnya membutuhkan area kerangkeng yang terpisah satu sama lain. Sketsa gambar model TPS baru dibuat menggunakan software SolidWork 2012 dan dapat dilihat pada Lampiran 9. Sketsa TPS yang direkomendasikan tersebut diyakini mampu menampung scrap setiap bulannya sampai periode 5 tahun kedepan, yakni tahun 2018, dengan luas 55.5 x 28.35 m (1573.43 m2) dan tinggi bangunan 3.35 m. Sistem Pedoman Penanganan Scrap Telah dijabarkan bahwa sistem pedoman penanganan scrap di PT X yakni dalam bentuk Instruksi Kerja (IK) saat ini belumlah disusun. Penyusunan IK tersebut mengacu kepada matriks yang menerangkan sumber scrap sepanjang alir proses produksi ban. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya produksi ban melewati 11 section antara lain banbury, bead building, extruding, cushioning, callender, bead apexing, cutting, Tyre Building Machine (TBM), curing, finishing, dan laboratorium R&D. Scrap-scrap golongan 1 dijabarkan sumbernya masing-masing pada matriks, namun tidak halnya pada jenis scrap oli dan scrapscrap golongan 2. Hal ini dikarenakan scrap-scrap jenis tersebut memiliki 1 sumber yang sama yakni departemen Raw Material Warehouse (RMWh). Hasil pembuatan matriks dapat dilihat pada Lampiran 10. Instruksi Kerja (IK) penanganan scrap ditujukan kepada seluruh section yang teridentifikasi pada matriks sumber scrap sebagai acuan operator masingmasing section saat menangani scrap yang dihasilkan. Salah satu contoh lembar IK penanganan scrap dapat dilihat pada Lampiran 11. IK secara spesifik bertujuan memelihara lingkungan pabrik produksi dan sekitarnya dari scrap yang mungkin berserakan atau terata tidak teratur. Ruang lingkup aktivitas ini yakni dari area sekitar section bersangkutan sampai ke TPS scrap. Pelaksananya ialah operator section bersangkutan dan dibimbing oleh foreman atau team leader sebagai penanggungjawabnya. Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelumnya antara lain box besi atau kayu, sebagai wadah tempat scrap ditampung setelah keluar dari mesin, forklift sebagai kendaraan pengangkut dan seperangkat Alat Pelindung Diri (APD) berupa sarung tangan dan safety shoes. Apabila box telah terisi penuh, operator mengangkut box tersebut menuju area penimbangan untuk mendata berat scrap jenis tersebut didalam logbook. Lembar formulir (form) penimbangan 10 disimpan oleh staf penanggungjawab penimbangan dan juga oleh operator section pemilik scrap itu sendiri. Selanjutnya scrap diangkut menuju TPS dan diletakkan di area kerangkeng berlabel yang sesuai dengan jenis scrap yang diangkut. Perbaikan Manajemen Lingkungan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu cara paling potensial dalam perbaikan suatu manajemen, termasuk mengenai penanganan scrap. Anggota dari SDM manajemen penanganan scrap antara lain seluruh operator dan staf tiap section yang teridentifikasi pada matriks sebagai penghasil scrap, staf departemen RMWh sebagai pelaksana penimbangan scrap dan penanggungjawab TPS, staf departemen Purchasing sebagai penawar scrap kepada pembeli, dan staf departemen GS sebagai pemberi izin regulasi. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh David (1999), seluruh pemeran yang bertanggungjawab dalam manajemen ini berkewajiban untuk memahami dengan baik pentingnya pelaksanaan metode penanganan scrap yang tepat. Namun budaya internal perusahaan mempengaruhi kepekaan setiap pekerja. Termasuk dalam hal ini mengenai penanganan scrap bahwa terdapat spekulasi yang tertanam bahwa kurang diperhatikannya manajemen scrap ini dikarenakan karakteristiknya sebagai limbah yang tidak berbahaya seperti halnya limbah B3. Selain itu, scrap memiliki nilai jual yang memang tidak sebanding jika disandingkan dengan harga produk ban itu sendiri. Ditambah pula munculnya mindset dimana keuntungan penjualan scrap dianggap tidak seimbang dengan modal besar yang harus ditanamkan dalam pembangunan TPS baru atau perbaikan manajemen yang akan dilakukan. Padahal serangkaian perbaikan performa TPS dan manajemennya ini telah diatur sesuai dengan asas Audit Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang ditargetkan oleh PT X. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa ISO 14001 dapat membawa pengaruh besar bagi perusahaan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Dewo (2009) bahwa ISO 14001 memberikan manfaat bagi internal dan eksternal perusahaan pelaksana. Khusus teruntuk individu, standarisasi ini dapat meningkatkan environment awereness masing-masing individu dan meningkatkan kompetensi atau keahlian dalam memahami permasalahan lingkungan yang mungkin muncul kemudian hari serta mengembangkan pendalaman SML (Sistem Manajemen Lingkungan). Sedangkan manfaatnya bagi perusahaan secara umum antara lain terpenuhinya standar ketentuan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang berlaku dan ditetapkan pemerintah, sehingga perusahaan ikut menyumbang kontribusi bisnis yang ramah lingkungan dan patuh terhadap hukum negara serta mencegah pencemaran lingkungan melalui pengendalian dampak lingkungan dari proses operasional perusahaan yang sebelumnya berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan signifikan. Selain itu ISO 14001 juga mampu meningkatkan kepercayaan investor, calon pembeli dan rekan bisnis yang berorientasi pada business environmental friendly. Aspek operasi pun memegang peran penting dalam pencapaian perbaikan manajemen yang lebih baik. Sistem operasi yang telah tersusun dengan baik dan terfasilitasi dengan lengkap dapat memudahkan operator melaksanakan tugasnya 11 dalam menangani scrap. Operasional yang tertata jelas selain mempermudah monitoring kerja juga membantu dalam pencapaian efisiensi (Wardani 2006). Faktor penelitian dan pengembangan juga turut berkontribusi khususnya dalam menganalisis masalah, kebutuhan perusahaan dan memperkirakan isu yang mungkin muncul di masa mendatang lalu membantu memecahkannya. Hasil penelitian teruji dengan baik dan terpercaya karena mengacu pada referensi berkualitas dan dibimbing oleh ahli di bidang terkait sehingga hasil penelitian atau pengembangan dapat dijadikan pertimbangan dalam analisis pengambilan keputusan di perusahaan (Wardani 2006). Penanggungjawab scrap di PT X dapat mempelajari hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pilihan penanganan limbah padat konvensional yang telah diterapkan atau direkomendasikan pada perusahaan lainnya, khususnya pada industri ban. PT X juga dapat mendalami dari hasil penelitian mengenai perkembangan dan pembaharuan peraturan manajemen limbah, regulasi dan hukum yang berlaku, sistem dan metode proses daur ulang (recycle) scrap kemudian menyesuaikannya dengan kemampuan perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perbedaan persepsi dalam klasifikasi scrap saat ini mengakibatkan perlunya dilakukan klasifikasi scrap ulang. Sebelumnya diketahui pembeli scrap terdiri atas 2 grup, dimana grup 1 yakni CV X dan CV Y dan grup 2 yakni desa setempat dan Organisasi X. Kedua grup masing-masing membeli scrap berbeda. Scrap golongan 1 dibeli oleh pembeli grup 1, bersumber dari pabrik produksi dan diakibatkan oleh kesalahan teknis saat menjalankan mesin atau residu yang tersisa pada mesin. Sedangkan scrap golongan 2 dibeli oleh pembeli grup 2, bersumber dari gudang bahan baku dan merupakan bekas wadah atau kemasan material. Perbedaan klasifikasi yakni pada scrap golongan 1 menghasilkan klasifikasi ulang dimana anggota scrap golongan 1 terdiri atas 14 jenis diantaranya steel cord, textile rubberized, carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized, polyester, compound ex lab, serbuk buffing, serutan ban dan oli. Sedangkan scrap golongan 2 terdiri atas 14 jenis antara lain pallet besi, pallet kayu lapis besi, pallet kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik beku, bobin, triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng bekas. Scrap golongan 1 dengan berat terbesar yakni textile rubberized (38,780 kg) dan paling terkecil compound ex lab (843 kg). Sedangkan untuk scrap golongan 2, jenis dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi (70,000 kg) dan paling sedikit oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng bekas teridentifikasi sangat jarang dihasilkan, dimana diketahui pada data penimbangan scrap 15 bulan kebelakang tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis ini. Desain bangunan TPS scrap seluas 55.5 m x 28.35 m (1,573.43 m2) dan tinggi bangunan 3,35 m dan terdiri atas 26 buah kerangkeng telah dirancang dan terhitung mampu menampung kapasitas pengeluaran scrap sampai tahun 2018. Total luas area TPS baru yang direkomendasikan ini lebih kecil dibandingkan total luas area TPS saat ini yakni yang mencapai 1,940.75 m2 dengan spesifikasi luas 55.45 m x 35.00 m sehingga lebih efektif lahan. Sisa lahan dapat 12 dipergunakan untuk pembangunan pos pengamanan atau fasilitas pelengkap TPS lainnya. Sistem pedoman penanganan scrap disusun mengacu pada matriks yang menerangkan sumber tiap jenis scrap pada 11 pilihan section disepanjang alir proses produksi ban. Instruksi Kerja (IK) penanganan scrap ditujukan sebagai acuan operator dalam menangani scrap yang telah dihasilkan pada section terkait. IK tersebut mencakup pelaksana dan penanggungjawab aktivitas penanganan scrap, diagram alir dan dokumen yang dibutuhkan. Disamping itu, faktor SDM, operasi dan R&D pun turut berpengaruh besar dalam perbaikan SML (Sistem Manajemen Lingkungan) perusahaan. Dengan menerapkan perbaikan manajemen lingkungan yang telah direkomendasikan berikut maka PT X diharapkan dapat mendapatkan sertifikasi ISO 14001. Saran Kedepannya, PT X perlu melakukan sosialisasi hasil klasifikasi ulang scrapgolongan 1 kepada seluruh stakeholders terkait, khususnya operator pabrik produksi dan empat departemen penanggungjawab regulasi pembelian scrap, yakni departemen Purchasing, GS, RMWh dan Accounting, untuk menghindarkan dari terjadinya kembali kesalahan teknis. Selain itu, PT X diharapkan dapat menambah personil atau staf yang memiliki latar belakang di bidang lingkungan (misalnya Teknik Lingkungan dan sejenisnya). Untuk penelitian atau pengembangan selanjutnya, topik yang dapat diangkat yakni mengenai potensi dilakukannya recycle terhadap scrap di PT X. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Karet alam [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: http://www.karetalam.com/article/prod2012jan. Anonim. 2013. Ekspansi industri ban kerek konsumsi karet. [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: http://www.neraca.co.id/harian/article/24563/ ekspansi.industri.ban.kerek.konsumsi.karet#.uw4ghfxzssk. Adisasmito W. 2007. Sistem manajemen lingkungan rumah sakit. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Azwar A. 1987. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. PT Bina Rupa Aksara. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 1994. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. SNI 19-3964-1995. LPMB. Bandung. Bratasida, L. 1996. Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia.BAPEDAL. Jakarta.David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT Prenhallindo. Jakarta. David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT Prenhallindo. Jakarta. Dewo. 1996. Tanya jawab ISO 14001 [internet]. [diacu 2013 Mei 19]. Tersedia dari http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/ Indra BP. 2013. Ekspansi produsen ban tingkatkan konsumsi karet nasional. [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: [terhubung berkala] 13 http://www.pn8.co.id/pn8/index.php?option=com_content&task=view&id=989 &itemid=2. Kemenkes RI. 2002. Pedoman sanitasi RS di Indonesia. Bakti Husada. Jakarta. Kemenkes RI. 2004. Kepmenkes RI no.1204/menkes/sk/x/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Jakarta. Kotler P. 1998. Manajemen pemasaran. Erlangga. Jakarta. Liang L. 2004. Recovery and evaluation of the solid products produced by thermocatalytic decomposition of tire rubber compounds. Disertasi. A & M University. Texas. Simarmata HLT. 2011. Analisis penanganan limbah padat dan cair di RSUD dr. Djasamen saragih pematangsiantar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Wardani SM. 2006. Analisis strategi pemasaran industri ban mobil pada PT Intirub. Jurusan Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 14 Lampiran 1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Description Jumbo Bag Besar Plastik PP Warna Plastik PP Bening Pallet Plastik Kaleng Bekas Jerigen Plastik Plastik Beku Satuan pcs kg kg kg kg pcs kg Kayu Bakar Pallet Non Besi Pallet Kayu Lapis Besi Kardus Jumbo Bag Kecil Gram Besi Triplek Bobin truk atau kg kg kg kg pcs kg pcs kg Pengambil Desa dan Organisasi X 15 Lampiran 2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli CV X dan CV Y No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Description Steel Rubberized Textile Rubberized Carcass Bead Wire Ban Potong Serbuk Tire Buffing Compound Bladder Steel Cord Polyester Serutan Ban Compound Ex Lab Carcass Potong Pallet Besi Oli Mesin Oli Proses Satuan kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg drum drum Pengambil CV X dan CV Y 16 Lampiran 3 Hasil klasifikasi ulang scrap Golongan 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Klasifikasi oleh Pembeli Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi Steel Cord Steel Cord Inner Liner, Polyester Rubberized, Nylon Rubberized, Ply, Body Ply, Body Ply Textile Rubberized Assembly (BPA), JLB, Cap Ply, Canfas Chaffer Carcass, Carcass Potong, Green Tyre (GT) Carcass Bead Wire Bead Wire, Bead, Bead Apex Compound Compound Bladder Bladder Steel Rubberized Steel Rubberized, Steel Belt Polyester Polyester, Nylon Compound Ex Lab Compound Ex Lab Serbuk Buffing Serbuk Buffing Serutan Ban Serutan Ban Oli Oli Mesin, Oli Proses Golongan 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Klasifikasi oleh Pembeli Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Non Besi Pallet Plastik Jumbo Bag (Karung Jumbo) Plastik PP/PE Plastik Beku Bobin Triplek Kardus Kayu Bakar Gram Besi Jerigen Plastik Kaleng Bekas Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Non Besi Pallet Plastik Jumbo Bag Besar, Jumbo Bag Kecil Plastik Bening, Plastik Warna Plastik Beku Bobin Triplek Kardus Kayu Bakar Gram Besi Jerigen Plastik Kaleng Bekas 17 Lampiran 4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap Golongan 1 1. Steel Cord Tahun/Bulan Produksi (pcs) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777 803 844 987 940 567 746 911 957 854 1 008 172 625 416 785 715 927 515 796 788 306 541 Rata-rata 7 283 6 974 8 567 5 295 5 310 0 0 2 880 2 730 1 347 101 Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata 2012 2013 Scrap (kg) Y (kg/pcs) 0.009 0.008 0.009 0.007 0.006 0 0 0.004 0.003 0.002 0 0.004 2. Textile Rubberized 2012 2013 26,937 25,653 28,433 22,941 47,966 0 38,780 36,220 10,880 14,513 5,548 Y (kg/pcs) 0.035 0.030 0.030 0.031 0.050 0 0.062 0.046 0.012 0.018 0.018 0.030 18 3. Carcass Tahun/Bulan Produksi (pcs) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata 2012 2013 Scrap (kg) 18,029 12,868 13,426 15,545 31,372 0 18,160 16,600 11,670 11,141 3,270 Y (kg/pcs) 0.023 0.015 0.014 0.021 0.033 0 0.029 0.021 0.013 0.014 0.011 0.018 4. Bead Wire Tahun/Bulan Produksi (pcs) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata 2012 2013 Scrap (kg) 3,239 3,449 3,400 2,486 12,914 4,820 8,760 5,830 6,300 2,725 527 Y (kg/pcs) 0.004 0.004 0.004 0.003 0.013 0.005 0.014 0.007 0.007 0.003 0.002 0.006 19 5. Compound Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata 6,704 3,611 4,652 5,330 8,700 0 10,640 8,480 1,840 3,462 2,102 0.009 0.004 0.005 0.007 0.009 0 0.017 0.011 0.002 0.004 0.007 0.007 Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 8,956 8,855 8,044 7,634 12,670 0 7,960 8,680 5,450 7,300 7,300 0.012 0.010 0.009 0.010 0.013 0.013 0.011 0.006 0.009 0.024 0.011 2012 2013 6. Bladder 2012 2013 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1 2 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata 20 7. Steel Rubberized Tahun/Bulan 1 2 3 4 6 2012 7 8 9 10 1 2013 2 Produksi (pcs) 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata Scrap (kg) 4,438 4,061 4,240 4,454 28,646 0 29,210 23,460 17,850 6,073 2,377 Y (kg/pcs) 0.006 0.005 0.005 0.006 0.030 0.047 0.030 0.019 0.008 0.008 0.015 8. Polyester Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) 1 777,803 77 2 844,987 0 3 940,567 977 4 746,911 450 6 957,854 818 2012 7 1,008,172 0 8 625,416 0 9 785,715 0 10 927,515 2480 1 796,788 4840 2013 2 306,541 0 Rata-rata Y (kg/pcs) 0.0001 0 0.0010 0.0006 0.0009 0 0 0 0.0027 0.0061 0 0.001 21 9. Compound Ex Lab Tahun/Bulan 1 2 3 4 6 2012 7 8 9 10 1 2013 2 Produksi (pcs) 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata Scrap (kg) Y (kg/pcs) 0 0 0 0 0 0 0 0 843 0.0009 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0001 10.Serbuk Buffing Tahun/Bulan 4 6 7 2012 8 9 10 Produksi (pcs) 746,911 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 0 4,000 0 0 0 0 Y (kg/pcs) 0 0.004 0 0 0 0 0.001 11. Serutan Ban Periode Produksi (pcs) Scrap (kg) 4 746,911 6,250 6 957,854 3,760 7 927,515 0 2012 8 625,416 0 9 785,715 8,890 10 927,515 2,280 Rata-rata Y (kg/pcs) 0.008 0.004 0 0 0.011 0.002 0.004 22 12. Oli Tahun/Bulan 1 2 3 4 6 2012 7 8 9 10 1 2013 2 Produksi (pcs) 777,803 844,987 940,567 746,911 957,854 927,515 625,416 785,715 927,515 796,788 306,541 Rata-rata Scrap (drum) 40 49 51 34 0 0 25 7,245 0 60 12 Y (kg/pcs) 0.00005 0.00006 0.00005 0.00005 0 0 0.00004 0.00922 0 0.00008 0.00004 0.00087 Produksi (pcs) 746,911 885,842 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 0 0 0 0 62,320 24,370 0 Y (kg/pcs) Scrap (kg) 13,600 10,450 14,780 14,580 3,780 6,360 0 Y (kg/pcs) 0.018 0.012 0.015 0.014 0.006 0.008 0 0.011 Golongan 2 1. Pallet Besi Tahun/Bulan 4 5 6 2012 7 8 9 10 0 0 0 0 0.100 0.031 0 0.019 2. Pallet Kayu Lapis Besi Tahun/Bulan Produksi (pcs) 4 746,911 5 885,842 6 957,854 2012 7 1,008,172 8 625,416 9 785,715 10 927,515 Rata-rata 23 3. Pallet Kayu Non Besi Tahun/Bulan 4 5 6 2012 7 8 9 10 Produksi (pcs) 746,911 885,842 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 62,700 70,000 45,230 48,380 30,330 30,200 29,400 Y (kg/pcs) 0.084 0.079 0.047 0.048 0.048 0.038 0.032 0.054 Produksi (pcs) 746,911 885,842 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 12,680 9,110 6,810 9,000 7,040 16,750 10,030 Y (kg/pcs) 0.017 0.010 0.007 0.009 0.011 0.021 0.011 0.012 4. Pallet Plastik Tahun/Bulan 4 5 6 2012 7 8 9 10 5. Jumbo Bag (Karung Jumbo) Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) 4 746,911 1,175 5 885,842 1,672 6 957,854 900 2012 7 1,008,172 1,940 8 625,416 1,388 9 785,715 1,331 10 927,515 1,303 Rata-rata Y (kg/pcs) 0.002 0.002 0.001 0.002 0.002 0.002 0.001 0.002 24 6. Plastik PP/PE Tahun/Bulan Produksi (pcs) 4 746,911 5 885,842 6 957,854 2012 7 1,008,172 8 625,416 9 785,715 10 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 4,220 4,450 2,400 2,690 1,790 1,870 2,360 Y (kg/pcs) 0.006 0.005 0.003 0.003 0.003 0.002 0.003 0.003 Tahun/Bulan Produksi (pcs) 4 746,911 5 885,842 6 957,854 2012 7 1,008,172 8 625,416 9 785,715 10 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 4,340 4,660 850 600 0 1,030 1,160 Y (kg/pcs) 0.006 0.005 0.001 0.001 0 0.001 0.001 0.002 Tahun/Bulan Produksi (pcs) 4 746,911 5 885,842 6 957,854 7 1,008,172 2012 8 625,416 9 785,715 10 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 5,550 5,630 3,190 2,950 6,440 11,100 4,410 Y (kg/pcs) 0.007 0.006 0.003 0.003 0.010 0.014 0.005 0.007 7. Plastik Beku 8. Bobin 25 9. Triplek Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 4 746,911 4,055 0.005 5 885,842 2,410 0.003 6 957,854 6,640 0.007 7 1,008,172 0 0 2012 8 625,416 0 0 9 785,715 0 0 10 927,515 0 0 Rata-rata 0.002 10. Kardus Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 4 746,911 850 0.0011 5 885,842 0 0 6 957,854 540 0.0006 7 1,008,172 5,510 0.0055 2012 8 625,416 1,330 0.0021 9 785,715 3,810 0.0048 10 927,515 0 0 Rata-rata 0.0020 11. Kayu Bakar Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 4 746,911 14,970 0.020 5 885,842 21,830 0.025 6 957,854 2,930 0.003 7 1,008,172 10,590 0.011 2012 8 625,416 4,250 0.007 9 785,715 10,310 0.013 10 927,515 7,900 0.009 Rata-rata 0.012 26 12. Gram Besi Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs) 4 746,911 0 0 5 885,842 0 0 6 957,854 3,320 0.003 7 1,008,172 1,710 0.002 2012 8 625,416 2,990 0.005 9 785,715 44,630 0.057 10 927,515 2,790 0.003 Rata-rata 0.010 13. Jerigen Plastik Tahun/Bulan 4 5 6 7 2012 8 9 10 Produksi (pcs) 746,911 885,842 957,854 1,008,172 625,416 785,715 927,515 Rata-rata Scrap (kg) 0 0 0 0 0 40,780 0 Y (kg/pcs) 0 0 0 0 0 0.052 0 0.007 27 Lampiran 5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018 Golongan 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis Steel Cord Textile Rubberized Carcass Bead Wire Compound Bladder Steel Rubberized Polyester Compound Ex Lab Serbuk Buffing Serutan Ban Oli Y (kg/pcs) 0.0044 0.0302 0.0176 0.0061 0.0068 0.0106 0.0147 0.0011 0.0001 0.0007 0.0043 0.0009 Massa di tahun 2018 3,453 23,918 13,939 4,807 5,401 8,395 11,666 895 63 554 3,437 689 Satuan kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg drum Massa di tahun 2018 14,787 8,379 42,633 9,805 1,315 2,677 1,711 5,568 1,703 1,600 9,805 7,888 55 Satuan kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg pcs Golongan 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jenis Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Non Besi Pallet Plastik Jumbo Bag Plastik PP/PE Plastik Beku Bobin Triplek Kardus Kayu Bakar Gram Besi Jerigen Plastik Y (kg/pcs) 0.0187 0.0106 0.0538 0.0124 0.0017 0.0034 0.0022 0.0070 0.0022 0.0020 0.0124 0.0100 0.0001 28 Lampiran 6 Hasil sampling berat jenis scrap Golongan 1 1. Steel Cord Hasil sampling (kg/m3) 199.92 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 199.92 2. Textile Rubberized Hasil sampling (kg/m3) 363.57 371.70 173.39 193.24 148.35 198.46 230.61 616.13 161.21 85.85 60.23 190.51 251.11 208.13 95.21 302.64 221.40 500.38 155.60 125.16 641.98 402.39 256.21 274.86 100.07 315.22 303.18 195.73 247.41 107.66 248.53 318.57 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 600.05 353.38 237.93 268.94 289.13 338.48 323.00 208.39 226.61 325.44 293.55 468.51 311.89 221.87 350.80 364.64 275.98 3. Carcass Hasil sampling (kg/m3) 402.82 70.68 105.74 297.95 258.36 112.51 332.67 148.57 193.82 186.86 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 315.09 174.68 199.52 203.97 200.03 4. Bead Wire Hasil sampling (kg/m3) 593.09 537.10 447.40 2309.03 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 385.44 854.41 29 5. Compound Hasil sampling (kg/m3) 473.60 431.41 726.10 189.39 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 348.64 362.32 421.91 6. Bladder Hasil sampling (kg/m3) 124.96 184.51 208.39 187.43 164.18 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 165.99 144.73 168.60 7. Steel Rubberized Hasil sampling (kg/m3) 203.62 232.83 297.57 779.19 71.60 322.13 175.44 637.42 398.21 422.65 129.97 511.98 388.56 227.95 564.87 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 99.98 314.82 140.32 1337.53 368.46 246.22 265.47 369.85 8. Compound Ex Lab Hasil sampling (kg/m3) 432.53 336.20 297.62 Berat jenis rata-rata (kg/m3) 355.45 Data berat jenis dari data internal perusahaan (MASA 2006) Golongan 1 No. 1 2 3 4 Jenis Polyester Serbuk Buffing Serutan Ban Oli Berat Jenis (kg/m3) 1,140 971 275.98 840 30 Golongan 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jenis Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Non Besi Pallet Plastik Jumbo Bag Plastik PP/PE Plastik Beku Bobin Triplek Kardus Kayu Bakar Gram Besi Jerigen Plastik Berat Jenis (kg/m3) 106.29 32.47 106.29 121.59 3.09 930.00 930.00 106.29 4.00 1,350.00 106.29 106.29 960.00 31 Lampiran 7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS Golongan 1 No. Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Steel Cord Textile Rubberized Carcass Bead Wire Compound Bladder Steel Rubberized Polyester Compound Ex Lab Serbuk Buffing Serutan Ban Oli Massa di tahun 2018 3,453 23,918 13,939 4,807 5,401 8,395 11,666 895 63 554 3,437 689 Satuan kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg drum Berat Jenis Volume (kg/m3) (m3) 199.92 17.27 275.98 86.67 200.03 69.69 854.41 5.63 421.91 12.80 168.60 49.79 369.85 31.54 1,140 0.79 355.45 0.18 971 0.57 275.98 12.45 840 0.82 Golongan 2 No. Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Non Besi Pallet Plastik Jumbo Bag Plastik PP/PE Plastik Beku Bobin Triplek Kardus Kayu Bakar Gram Besi Jerigen Plastik Massa di tahun 2018 14,787 8,379 42,633 9,805 1,315 2,677 1,711 5,568 1,703 1,600 9,805 7,888 55 Satuan kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg drum pcs Berat Jenis (kg/m3) 106.29 32.47 106.29 121.59 3.09 930.00 930.00 106.29 4.00 1,350.00 106.29 106.29 960.00 Volume (m3) 139.12 258.06 401.10 80.64 425.48 2.88 1.84 52.38 425.70 1.19 92.25 74.22 0.06 32 Lampiran 8 Gambbar sketsa model m TPS sccrap yang adda saat ini 33 Lampiran 9 Gambar skketsa model TPS scrap yang direkom mendasikan 34 35 Lampiran 10 Matriks suumber scrapp 36 mbar Instrukssi Kerja (IK)) Lampiiran 11 Lem 37 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 1 Juni 1994 dari ayah Ir H Rafmen dan ibu Dra Med Vet Hj Rahmadia dengan adik Muhammad Zaky Satria dan Qurattu Ayunin. Penulis berdarah suku minang Bukittinggi ini menempuh studi di SDN 027 Ukui 19992002, SDN 015 Peranap 2002-2003, SDN 038 Pekanbaru 2003-2005, SMPN 4 Pekanbaru 2005-2007, SMAN 8 Pekanbaru 2007-2009 dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2009. Penulis menjadi asisten mata kuliah Peralatan Industri Pertanian pada tahun 2011, Bendahara Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN) periode 2010-2011, anggota Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau (IKPMR), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang (IPMM), UKM Taekwondo Unit IPB dan Klub Manga IPB. Penulis melaksanakan Praktek Lapangan pada Juli-Agustus 2012 dalam program Internship Project di EHS (Environment, Health and Safety) Department PT X dengan judul “Analisis dan Desain TPS (Tempat Penampungan Sementara) Scrap (Limbah Padat Ekonomis) pada Produksi Ban” yang bergerak di bidang industri ban radial, diantaranya merk Achilles, Corsa, dan Strada.