desain dan manajemen tempat penampungan

advertisement
DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN
SEMENTARA SCRAP BAN DI PT X
BELLADINI LOVELY
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Desain dan
manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Belladini Lovely
NIM F34090047
ABSTRAK
BELLADINI LOVELY. Desain dan manajemen tempat penampungan sementara
scrap ban di PT X. Dibimbing oleh NASTITI SISWI INDRASTI dan
SUPRIHATIN.
Manajemen penanganan limbah padat ekonomis merupakan salah satu aspek
penting dalam pelaksanaan integrasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) suatu
industri ban. Penelitian ini bertujuan merancang desain model Tempat
Penampungan Sementara (TPS) scrap (limbah padat ekonomis) ban yakni area
dimana scrap dikumpulkan dan disimpan sebelum memasuki tahap pengangkutan
saat penjualan kembali. Selain itu pada tulisan ini juga mencakup hasil
penyusunan dari pedoman manajemen penanganan scrap tersebut, dalam lingkup
pabrik produksi, sebagai sumber, sampai ke TPS. Metode yang digunakan untuk
menghitung luas area kerangkeng yang dibutuhkan masing-masing jenis scrap
sebelum merancang sketsa desain ialah “menghitung volume menggunakan data
massa”. Matriks sumber scrap dan lembar Instruksi Kerja (IK) ditujukan sebagai
acuan operator selama menangani scrap. Hasil rancangan manajemen jika
diterapkan dengan baik maka dapat memenuhi persyaratan Audit Lingkungan
dalam standarisasi ISO 14001.
Kata kunci: limbah padat, manajemen lingkungan, desain, audit lingkungan, ISO
14001
ABSTRACT
BELLADINI LOVELY. Design and management of temporary collecting area of
tire scrap in PT X. Supervised by NASTITI SISWI INDRASTI and
SUPRIHATIN.
Solid waste handling management is one of necessary aspects in order to
execute integration of EMS (Environmental Management System) in tire industry.
This research aimed to sketch Temporary Collecting Area (TCA) model design of
tire scrap (economical solid waste), shelter where scrap are all gathered and
accommodated before it is carried out and resold. Besides, there was also
described about scrap managing manual, in scope of production plant, as scrap’s
resource, up to TCA. Method used to find out area width needed of each scraps
before sketching was “measuring volume by mass”. Matrix of scrap’s resources
and Jobdesk Manual (JM) sheet was objected to be used as references of scraps
handling for production plant operator. If the management set composed might be
implemented well, it would able to pass standard requirements of Environmental
Audit in ISO 14001 sertification.
Keyword: solid waste, environmental management, design, environmental audit,
ISO 14001
DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN
SEMENTARA SCRAP BAN DI PT X
BELLADINI LOVELY
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban
di PT X
Nama
: Belladini Lovely
NIM
: F34090047
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Pembimbing I
Prof Dr Ir Suprihatin
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Desain dan manajemen tempat
penampungan sementara scrap ban di PT X” berhasil diselesaikan. Tema yang
diangkat dalam penelitian yang dilaksanakan selama Februari 2013 sampai April
2013 ini ialah manajemen lingkungan.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada:
1. Ibu Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti dan Bapak Prof Dr Ir Suprihatin selaku
Pembimbing Akademik atas perhatian dan bimbingannya selama penelitian
dan penyelesaian skripsi
2. Bapak Dr Ir Muslich MSi selaku dosen penguji sidang dan Bapak Dr Ono
Suparno STP MT selaku dosen moderator seminar
3. Bapak Dr Ir Wayah S. Wiroto selaku Corporate Planning & Learning Center
Director, Bapak Murdi Yuwono selaku Head Department, Kak Noor F. Laily
ST dan seluruh staf khususnya departemen EHS atas bimbingannya selama
penelitian dalam internship program di PT X
4. Papa Ir H Rafmen, Mama Dra Med Vet Hj Rahmadia, adik-adik Muhammad
Zaky Satria dan Qurattu Ayyunin beserta keluarga besar dan Muhammad
Ridha Alfarabi Istiqlal SP atas doa dan kasih sayangnya
5. Keluarga besar TIN 46 atas keceriaan dan kenangan indah tak terlupakan
6. Seluruh penghuni kos CALISTA atas kehangatan suasana kekeluargaan
selama ini, Kakak Niza Erica STP dan Derbie Octania Suryanto STP atas
motivasinya serta Dziyad Dzulfansyah atas jasa besarnya dalam desain akhir.
7. Seluruh sanak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2013
Belladini Lovely
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
1 Perumusan Masalah
3 Tujuan Penelitian
3 Manfaat Penelitian
4 4 METODE
Waktu dan Tempat
4 Metode
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
6 11 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
11 Saran
12 DAFTAR PUSTAKA
12 LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR TABEL
1 Pembagian grup pembeli scrap
2 Perbedaan dua golongan scrap
6 6 DAFTAR GAMBAR
1 Tahapan Penanganan Limbah Konvensional
2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau drum)
3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs)
3 7 8
DAFTAR LAMPIRAN
1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap
oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X
2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap
oleh pembeli CV X dan CV Y
14 15 3 Hasil klasifikasi ulang scrap
4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap
5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018
6 Hasil sampling berat jenis scrap
7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS
8 Gambar sketsa model TPS scrap yang ada saat ini
9 Gambar sketsa model TPS scrap yang direkomendasikan
10 Matriks sumber scrap
11 Lembar Instruksi Kerja (IK)
16 17 27 28 31 32 33 35 36 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ban merupakan produk turunan dari komoditas unggulan Indonesia yakni
karet (Hevea brasiliensis). Data Kementerian Pertanian mencatat laju
pertumbuhan luas perkebunan karet dalam periode 2009-2011 berkisar 0.27
persen sedangkan rata-rata pertumbuhan produksi karet 1.28 persen per tahun
yang berarti terdapat peningkatan produktivitas karet (Anonim 2011). Konsumsi
karet di dalam negeri pada tahun 2013 ini diperkirakan tumbuh 5 persen dari
realisasi tahun lalu akibat ekspansi produsen ban di dalam negeri, termasuk PT X.
Ekspansi produsen ban telah mengikuti pertumbuhan produksi kendaraan
bermotor di Indonesia. Dari total konsumsi karet alam nasional, sebanyak 70
persen di antaranya diserap industri ban (Indra 2013). Asosiasi Pengusaha Ban
Indonesia (APBI) memproyeksikan pertumbuhan penjualan ban nasional pada
2013 akan tumbuh 3 – 4 persen (Anonim 2013).
Perkembangan agroindustri ban berdampak pada bertambah besarnya
limbah terutama limbah padat. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak
dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar
1990). Limbah padat industri ban terbagi berdasarkan kandungan bahan
berbahayanya, dimana limbah padat non-B3 masih dapat dijual kembali sehingga
disebut sebagai scrap (limbah padat ekonomis atau konvensional). Berdasarkan
definisi produk oleh Kotler (1998) dimana produk diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan yang meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi,
gagasan, atau bauran dari semua wujud, scrap termasuk kedalam lingkup produk.
Scrap bersifat sangat stabil dan merupakan polimer berantai panjang. Scrap
memiliki kemampuan meningkatkan daya tarik dan lentur, daktilitas, penyerapan
energi saat deformasi, serta tahan fatigue (beban berulang) dan impact (beban
tumbukan). Scrap tergolong kedalam polimer termoset yang hanya mampu
meleleh pada saat suhu tinggi sehingga sulit untuk diuraikan menjadi
monomernya (Liang 2004).
Penanganan scrap pada sebagian besar industri ban di Indonesia, termasuk
PT X, belum sampai tahap recycle atau pengolahan menjadi produk baru namun
baru sebatas dikelola dengan cara ditampung pada suatu tempat sebelum scrap
dijual kembali ke pihak pembeli dimana area tersebut lebih dikenal dengan nama
Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS scrap diletakkan terpisah dari TPS
limbah B3. TPS scrap berupa lahan terbuka, dengan kerangkeng-kerangkeng
sebagai area penempatan scrap dengan label sesuai nama jenis scrap masingmasing kerangkeng. Pada TPS tidak dilakukan perlakuan khusus terhadap scrap
namun hanya ditampung sampai pembeli datang mengangkut. Berdasarkan
karakteristik scrap yang dijabarkan Liang (2004) maka tidak diperlukan perlakuan
khusus dalam penyimpanan scrap di TPS ini. Pembeli, setelah menyelesaikan
tahapan regulasi pembelian, datang ke TPS untuk mengangkut scrap yang telah
disepakati dalam kontrak dengan jumlah sesuai kebutuhan.
2
Simarmata (2011) menjelaskan bahwa permasalahan yang dapat ditemukan
dalam penanganan limbah padat yakni pemisahan yang belum baik atau tepat
sehingga memungkinkan tercampurnya limbah berbeda jenis, kurang memadainya
sarana dan prasarana serta prosedur kerja dan MoU atau referensi operator sebagai
pelaku yang bertugas menangani limbah belum tersedia.Dalam mengatasi masalah
tersebut luas masing-masing bagian TPS scrap dapat disesuaikan berdasarkan
kapasitas yang dibutuhkan. Karena tidak seluruh scrap dikeluarkan dalam volume
besar per minggunya dimana beberapa lainnya hanya dihasilkan sedikit. Hal ini
bertentangan dengan kondisi TPS saat ini dimana pembagian luas tiap area
kerangkeng yang seluruhnya hampir sama. Ketika operator yang sedang akan
mendistribusikan scrap dari pabrik menuju TPS lalu menemukan bahwa area
kerangkeng yang ia tuju telah penuh terisi maka operator cenderung akan
meletakkan scrap tersebut di tempat lain seperti di jalan lorong TPS atau
sebaliknya di area kerangkeng label jenis berbeda. Perlu diketahui sebelumnya
bahwa setiap scrap memiliki harga jual berbeda-beda dan memungkinkan untuk
pembeli mengangkut scrap yang salah dan hal ini dapat merugikan perusahaan.
Dalam dekade terakhir ini, PT X menargetkan sertifikasi ISO 14001. ISO
14001 merupakan standarisasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sebagai
standar berskala internasional yang ditujukan kepada suatu organisasi dalam
mencapai tujuan ekonominya namun senantiasa memperhatikan aspek
penanganan lingkungan sekitar (Bratasida 1996). Pelaksanaan Audit Lingkungan
termasuk kedalam rangkaian ISO 14001. Audit Lingkungan ialah suatu
pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif
berdasarkan aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan
dengan pentaatan kebutuhan lingkungan dan memverifikasi secara objektif upaya
manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan
guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
Salah satu bahasan dalam ISO 14001 tersebut ialah penanganan limbah
padat, termasuk scrap. Melihat kekurangan dalam penanganan scrap PT X
diharuskan membangun TPS scrap baru dan menyusun sistem pedoman
penanganannya seperti prosedur atau Instruksi Kerja (IK). Sebagaimana yang
telah diterangkan Dewo (2009), dengan menerapkan ISO 14001 PT X selain dapat
meningkatkan kinerja lingkungan organisasi juga dapat meningkatkan citranya,
penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan
lingkungan, efisiensi kegiatan, daya saing, serta komunikasi internal dan
hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan, mengurangi resiko usaha,
memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,
pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act).
Urutan penanganan scrap secara sistematis dapat mengacu dari penjabaran
Adisasmito (2007) mengenai tahapan pengolahan limbah konvensional pada
Gambar 1. Tahap pertama yakni pemisahan. Scrap yang telah keluar dari mesin
ditampung dalam suatu wadah. Pemberian label yang jelas dari berbagai jenis
limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pemisahan di awal akan
mengurangi kemungkinan kesalahan operator dalam menangani scrap tersebut.
Tahap kedua yaitu penampungan. Syarat sarana penampungan yang baik
diantaranya memiliki label sebagai pembeda (Adisasmito 2007), berlokasi
strategis dan memiliki luas area yang merata dengan ukuran berdasarkan frekuensi
3
jjumlah dan pengumpullannya masing-masing serta terjanngkau oleh kendaraan
p
pengangkutn
nya (Kemeenkes RI 2002), serrta mudah dibersihkann, mudah
d
dikosongkan
n, tidak mennimbulkan bising
b
serta tahan terhaadap benda tajam dan
r
runcing
(Kem
menkes RI 2004).
2
Gambar 1 Tahapan Peenanganan Limbah
L
Konvvensional
Pemaddatan merupakan cara yaang paling efisien
e
dalam
m penyimpannan limbah
((Adisasmito
o 2007), term
masuk scrap.. Salah satu langkah pokkok sebelum
m menyusun
s
sistem
penggolahan scraap adalah m
menentukan jumlah (maassa atau beerat) scrap
y
yang
dihasillkan yang naantinya akann digunakan untuk meneentukan luass area yang
h
harus
disediakan dan keendaraan penngangkut yanng sesuai. Konversi
K
beraat scrap ke
n
nilai
luas menggunakan
m
n rumus beerat jenis attau densitas (ρ). Metodde tersebut
d
dikenal
denngan prinsipp “perhitunggan volume atau luas m
menggunakaan massa”.
S
Selain
itu, pada peneelitian ini kapasitas produksi
p
baan dijadikann variabel
d
dikarenakan
n pertumbuhhan kapasitaas produksii PT X yaang meninggkat secara
s
signifikan
dalam kuru
un waktu 10 tahun terakhir. P
PT X secaara khusus
m
menginstruk
ksikan hasill perancanggan model TPS baruu diharapkaan mampu
m
menampung
g scrap samppai periode taahun 2018.
Perum
musan Masalah
1.
2
2.
33.
4
4.
5
5.
6
6.
Bagaim
mana klasifikasi scrap yyang dihasilkkan PT X?
Berapaa jumlah sccrap (dalam
m kg atau pieces
p
atau drum) makssimum per
bulannnya yang dappat dihasilkaan tiap jenisnnya?
Berapaa kebutuhan luas area keerangkeng tiap jenis scraap di TPS?
Bagaim
mana gambaaran sketsa desain
d
modell TPS scrap baru?
Bagaim
mana susunaan matriks suumber scrap
p?
Bagaim
mana diagraam alir aktiivitas penannganan scrapp dari sumbber (pabrik
produk
ksi) menuju TPS scrap?
uan Penelitiian
Tuju
1.
2
2.
Memb
buat desain TPS scrap sesuai klassifikasi dan luas area yang
y
tepat,
sebagaai usaha peerbaikan tatta letak dann peningkattan efisienssi aktivitas
penangganan scrap
Menyu
usun sistem
m pedomann (Instruksi Kerja atau
a
IK) manajemen
m
penangganan scrap, dari pabrikk produksi seebagai sumber sampai kee TPS
4
Manfaat Penelitian
Model TPS scrap baru dirancang sesuai klasifikasi (penggolongan) yang
telah disesuaikan dengan klasifikasi scrap oleh pihak pembeli. Karena pada
dasarnya TPS digunakan oleh pembeli sehingga menghindarkan dari terjadinya
kesalahan pengangkutan scrap saat proses pembelian – yang dapat merugikan
perusahaan. TPS baru dengan luas area kerangkeng yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing jenis scrap dapat meningkatkan efisiensi kinerja operator dalam
penataan scrap di TPS dan juga memperbaiki aspek estetika. Selain itu tata letak
TPS yang rapi dan teratur sesuai dengan asas penerapan SML yang baik dalam
ISO 14001.
Matriks scrap dapat digunakan sebagai alat monitoring apabila ditemukan
ceceran scrap jenis tertentu sehingga dapat dilacak sumbernya. Sedangkan IK
digunakan sebagai acuan pelaksanaan operator dalam menangani scrap. Lembar
IK ditempelkan di tiga tempat, antara lain di area penumpukan scrap di tiap
section di pabrik, area penimbangan dan TPS scrap.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pengukuran kebutuhan luas tiap jenis scrap
sebagai dasar dalam melakukan desain TPS scrap menggunakan software
Solidwork, susunan matriks sumber scrap dan IK penanganan scrap. Input yang
digunakan yakni klasifikasi tiap jenis scrap, data berat scrap (dalam kg atau
pieces atau drum) maksimum bulanan, data hasil sampling berat jenis, keterangan
mengenai section yang menjadi sumber scrap beserta pelaku yang
bertanggungjawab dalam penanganannya.
METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di PT X. Penelitian berlangsung
dari Februari 2013sampai dengan April 2013.
Metode
Desain Model TPS Baru
Hal pertama yang dilakukan yakni berdiskusi dengan departemendepartemen di PT X yang bertanggungjawab dalam penjualan scrap. Lembar
kontrak pembelian scrap menunjukkan klasifikasi scrap yang dibentuk oleh pihak
pembeli. Dari hal ini diketahui bahwa terdapat perbedaan antara klasifikasi scrap
oleh pembeli tersebut dengan klasifikasi oleh persepsi operator pabrik. Sehingga
klasifikasi ulang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya.
Berat scrap dihitung dengan mengolah data penimbangan yang dilakukan
setiap Senin sampai dengan Jumat setiap minggunya dalam satuan kilogram, (kg),
pieces (pcs) atau drum. Perhitungan menggunakan data berat hasil penimbangan
harian periode Januari 2012 sampai dengan Maret 2013. Nilai berat ini digunakan
selanjutnya dalam menghitung nilai rendemen (yield atau Y) tiap jenis scrap
5
dengan membagi nilai berat pada bulan n (dalam kg atau pcs atau drum) dengan
jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada bulan n tersebut (dalam pcs).
Y
kg
Berat
pada bulan n kg
Jumlah produksi ban PT X pada bulan n
Tahap selanjutnya yakni mengestimasi berat scrap yang mungkin dihasilkan
per bulannya pada periode tahun 2018, dengan mengalikan nilai Y dengan 30,000
pcs, yakni estimasi jumlah ban yang dapat diproduksi PT X dalam waktu 1 hari
pada periode tahun 2018, dan dikalikan pula dengan 24, yakni jumlah hari kerja
PT X setiap bulannya.
Estimasi massa
Y
per bulan tahun 2018 kg
kg
hari
x 30 000
x 24
hari
bulan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai prinsip
“perhitungan volume atau luas menggunakan massa”, luas yang dibutuhkan
masing-masing area kerangkeng di TPS dapat diperoleh menggunakan rumus
berat jenis. Namun, tidak seluruh scrap diketahui nilai berat jenisnya sehingga
perlu dilakukan sampling. Metode sampling yang dilakukan mengacu pada SNI
19-3964-1995 tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan
komposisi limbah skala besar (bulky), dimana sampling dilakukan selama 8 hari
dengan jumlah minimum sampel 10 buah per harinya.
Volume dihitung dengan membagi nilai estimasi massa scrap tahun 2018
dengan nilai berat jenisnya. Kemudian, nilai volume tersebut dibagikan dengan 2
meter, yakni tinggi tumpukan scrap di TPS, sehingga diperoleh nilai kebutuhan
luas. Terakhir, desain sketsa kebutuhan area TPS yang telah diperoleh
menggunakan software desain Solidwork versi tahun 2012.
Kebutuhan volume m
Kebutuhan luas m
Massa tahun 2018 kg
Berat jenis kg/m
Kebutuhan volume m
Tinggi tumpukan 2 m
Pedoman Penanganan Scrap
Wawancara selanjutnya ditujukan kepada seluruh section di pabrik
produksi. Section pabrik produksi berjumlah 11 diantaranya banbury, bead
building, extruding, cushioning, callender, bead apexing, cutting, Tyre Building
Machine (TBM), curing, finishing, dan laboratorium R&D. Lalu, seluruh
kemungkinan jenis scrap yang dapat mereka hasilkan didata untuk memetakan
matriks. Matriks menjelaskan sumber setiap jenis scrap yang ditandai dengan
simbol checklist (√), yang berart ya, atau strip (), yang berarti tidak.
Setiap pedoman kerja di PT X terstandar dalam format Instruksi Kerja (IK).
IK penanganan scrap PT X saat ini belum ada sehinggadisusun dengan mengacu
IK penanganan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang telah disusun
6
sejak tahun 2012. Pembuatan IK penanganan scrap juga didasarkan pada hasil
wawancara di pabrik produksi. IK jenis scrap X mencakup nama section sumber,
nama pelaksana dan penanggungjawabnya, ruang lingkup aktivitas, diagram alir
beserta penjelasan tiap tahapnya, dan dokumen yang dibutuhkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Regulasi Pembelian Scrap
Produsen ban merupakan salah satu contoh tepat industri yang memiliki
limbah konvensional dalam jumlah sangat besar. Proses penjualan kembali scrap
milik PT X melewati empat departemen. Pertama, pembeli melakukan tawarmenawar kemudian menyetujui kontrak pembelian dengan departemen
Purchasing. Lalu departemen tersebut menginstruksikan kepada pihak General
Service (GS) untuk mengeluarkan memo sebagai perizinan pembelian scrap yang
ditujukan ke departemen Raw Material Warehouse (RMWh). RMWh berperan
sebagai penanggungjawab TPS scrap dan bertugas menimbang setiap scrap yang
keluar dan masuk ke TPS. Terakhir, pembeli melunaskan pembayaran kepada
departemen Accounting. Mempelajari dari kontrak pembelian scrap tersebut,
dapat diketahui bahwa terdapat dua grup pembeli, yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1 Pembagian grup pembeli scrap
Grup 1
CV X
CV Y
Grup 2
Desa setempat
Organisasi X
Klasifikasi Scrap
Alasan mengapa perlu dilakukan klasifikasi ulang telah dijelaskan
sebelumnya, yakni disebabkan perbedaan persepsi antara pembeli dan operator
pabrik produksi. Secara umum, scrap dapat dikategorikan berdasarkan grup
pembelinya yakni grup 1 membeli scrap golongan 1 sedangkan grup 2 membeli
scrap golongan 2. Hal yang membedakan antara scrap golongan 1 berbeda
dengan golongan 2 ialah karakteristiknya antara lain sumber dan kesalahan yang
menyebabkan scrap jenis tersebut dapat dihasilkan. Penjelasan mengenai
perbedaan masing-masing golongan scrap dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan
apa saja jenis scrap yang termasuk kedalam golongan 1 dan golongan 2 tersebut
terlampir berurutan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Tabel 2 Perbedaan dua golongan scrap
Karakteristik Golongan 1
Sumber
Produksi
Penyebab
Kesalahan teknis operator atau mesin;
sisa material (residu)di mesin
Golongan 2
Gudang (RMWH)
dan Produksi
Bekas wadah atau
kemasan material
7
Perbedaan klasifikasi scrap yang sebelumnya disebutkan hanya pada scrap
golongan 1 sedangkan scrap golongan 2 kedua pihak memiliki pembagian yang
sama. Persepsi keduanya dalam klasifikasi scrap golongan 1 tersebut tidak hanya
berbeda dalam penamaan jenis-jenis scrap yang ada namun juga pada jumlah
masing-masing jenis scrap. Operator pabrik produksi membagi scrap golongan 1
kedalam 26 jenis sedangkan pembeli membagi kedalam 12 jenis. Klasifikasi ulang
scrap didasarkan pada kesamaan bentuk dan harga jual, sehingga sebagian dari 26
jenis scrap milik operator pabrik produksi disatukan kedalam sebagian lainnya
dari 12 jenis scrap milik pembeli dan dihasilkanlah klasifikasi akhir dari scrap
golongan 1. Scrap-scrap tersebut diantaranya steel cord, textile rubberized,
carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized, polyester, compound ex
lab, serbuk buffing, serutan ban dan oli. Penjabaran dari klasifikasi ulang scrap
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Perhitungan Nilai Rendemen (Y)
Gambar 2 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan
scrap golongan 1. Berat terbesar didapatkan dari jenis Textile Rubberized (38,780
kg) dan paling terkecil pada jenis Compound Ex Lab (843 kg).
Steel Cord
Bead Wire
Steel Rubberized
40.000
Textile Rubberized
Compound
Polyester
Carcass
Bladder
Compound Ex Lab
38.780
35.000
29.210
Jumlah (kg)
30.000
25.000
18.356
20.000
15.000
10.950
10.000
5.000
8.567
12.670
10.640
4.840
8.890
7.245
4.000
843
-
Gambar 2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau
drum)
Scrap golongan 2 terdiri atas 14 jenis diantaranya pallet besi, pallet kayu
lapis besi, pallet kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik
8
beku, bobin, triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng
bekas. Gambar 3 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan
scrap golongan 2. Jenis scrap dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi
(70,000 kg) dan paling sedikit oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng
bekas teridentifikasi sangat jarang dihasilkan, dimana diketahui pada data
penimbangan scrap 15 bulan kebelakang tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis
ini.
Pallet Besi
Pallet Kayu (Non) Besi
Jumbo Bag
Plastik Beku
Triplek
Kayu Bakar
70.000
70.000
62.320
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Plastik
Plastik PP/PE
Bobin
Kardus
Gram Besi
60.000
Jumlah (kg)
50.000
44.630
40.780
40.000
30.000
21.830
20.000
10.000
14.780
16.750
11.100
6.640
4.450
5.510
1.940 4.660
-
Gambar 3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs)
Nilai berat ini digunakan selanjutnya dalam menghitung nilai rendemen
(yield atau Y) tiap jenis scrap. Hasil pembagian nilai berat pada bulan n (dalam kg
atau pcs atau drum) dengan jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada
bulan n tersebut (dalam pcs) lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai Y
tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pendugaan estimasi berat tiap
bulan scrap di tahun 2018 dan hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 5.
Selain untuk menghitung estimasi, nilai Y juga dapat digunakan dalam
perhitungan neraca massa total produksi.
Sampling Berat Jenis
Kebutuhan area kerangkeng tiap jenis scrap dapat dihitung menggunakan
rumus berat jenis namun dikarenakan beberapa nilainya yang tidak diketahui
maka perlu dilakukan sampling. Berat jenis 8 dari 12 jenis scrap golongan 1
9
belum diketahui sehingga harus diterapkan samping, sedangkan berat jenis scrap
golongan 2 seluruhnya telah diketahui. Sampling dilakukan di tempat
penimbangan scrap dengan cara membagi massa terhitung di neraca dengan
volume tumpukan scrap. Begitu seterusnya sampai hari sampling ke-8 dengan
jumlah sampel lebih dari 10 setiap harinya. Hasil sampling berat jenis dan data
berat jenis scrap jenis lain yang telah diketahui sebelumnya dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Perhitungan Kebutuhan Luas Area TPS
Menggunakan rumus berat jenis yang telah dijabarkan sebelumnya dapat
diperoleh nilai luas area yang dibutuhkan masing-masing scrap di TPS. Hasil
perhitungan terlampir pada Lampiran 7. Sebagaimana yang ditunjukkan pada
Lampiran 8, kondisi TPS saat ini yang hanya terdiri atas 13 kerangkeng dimana
scrap seluruhnya berdasarkan hasil klasifikasi akhir berjumlah 26 jenis (12 jenis
golongan 1 dan 14 golongan 2) dan masing-masingnya membutuhkan area
kerangkeng yang terpisah satu sama lain. Sketsa gambar model TPS baru dibuat
menggunakan software SolidWork 2012 dan dapat dilihat pada Lampiran 9.
Sketsa TPS yang direkomendasikan tersebut diyakini mampu menampung scrap
setiap bulannya sampai periode 5 tahun kedepan, yakni tahun 2018, dengan luas
55.5 x 28.35 m (1573.43 m2) dan tinggi bangunan 3.35 m.
Sistem Pedoman Penanganan Scrap
Telah dijabarkan bahwa sistem pedoman penanganan scrap di PT X yakni
dalam bentuk Instruksi Kerja (IK) saat ini belumlah disusun. Penyusunan IK
tersebut mengacu kepada matriks yang menerangkan sumber scrap sepanjang alir
proses produksi ban. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya produksi ban
melewati 11 section antara lain banbury, bead building, extruding, cushioning,
callender, bead apexing, cutting, Tyre Building Machine (TBM), curing,
finishing, dan laboratorium R&D. Scrap-scrap golongan 1 dijabarkan sumbernya
masing-masing pada matriks, namun tidak halnya pada jenis scrap oli dan scrapscrap golongan 2. Hal ini dikarenakan scrap-scrap jenis tersebut memiliki 1
sumber yang sama yakni departemen Raw Material Warehouse (RMWh). Hasil
pembuatan matriks dapat dilihat pada Lampiran 10.
Instruksi Kerja (IK) penanganan scrap ditujukan kepada seluruh section
yang teridentifikasi pada matriks sumber scrap sebagai acuan operator masingmasing section saat menangani scrap yang dihasilkan. Salah satu contoh lembar
IK penanganan scrap dapat dilihat pada Lampiran 11. IK secara spesifik bertujuan
memelihara lingkungan pabrik produksi dan sekitarnya dari scrap yang mungkin
berserakan atau terata tidak teratur. Ruang lingkup aktivitas ini yakni dari area
sekitar section bersangkutan sampai ke TPS scrap. Pelaksananya ialah operator
section bersangkutan dan dibimbing oleh foreman atau team leader sebagai
penanggungjawabnya. Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelumnya antara lain
box besi atau kayu, sebagai wadah tempat scrap ditampung setelah keluar dari
mesin, forklift sebagai kendaraan pengangkut dan seperangkat Alat Pelindung Diri
(APD) berupa sarung tangan dan safety shoes. Apabila box telah terisi penuh,
operator mengangkut box tersebut menuju area penimbangan untuk mendata berat
scrap jenis tersebut didalam logbook. Lembar formulir (form) penimbangan
10
disimpan oleh staf penanggungjawab penimbangan dan juga oleh operator section
pemilik scrap itu sendiri. Selanjutnya scrap diangkut menuju TPS dan diletakkan
di area kerangkeng berlabel yang sesuai dengan jenis scrap yang diangkut.
Perbaikan Manajemen Lingkungan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu cara
paling potensial dalam perbaikan suatu manajemen, termasuk mengenai
penanganan scrap. Anggota dari SDM manajemen penanganan scrap antara lain
seluruh operator dan staf tiap section yang teridentifikasi pada matriks sebagai
penghasil scrap, staf departemen RMWh sebagai pelaksana penimbangan scrap
dan penanggungjawab TPS, staf departemen Purchasing sebagai penawar scrap
kepada pembeli, dan staf departemen GS sebagai pemberi izin regulasi.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh David (1999), seluruh pemeran yang
bertanggungjawab dalam manajemen ini berkewajiban untuk memahami dengan
baik pentingnya pelaksanaan metode penanganan scrap yang tepat. Namun
budaya internal perusahaan mempengaruhi kepekaan setiap pekerja. Termasuk
dalam hal ini mengenai penanganan scrap bahwa terdapat spekulasi yang
tertanam bahwa kurang diperhatikannya manajemen scrap ini dikarenakan
karakteristiknya sebagai limbah yang tidak berbahaya seperti halnya limbah B3.
Selain itu, scrap memiliki nilai jual yang memang tidak sebanding jika
disandingkan dengan harga produk ban itu sendiri. Ditambah pula munculnya
mindset dimana keuntungan penjualan scrap dianggap tidak seimbang dengan
modal besar yang harus ditanamkan dalam pembangunan TPS baru atau perbaikan
manajemen yang akan dilakukan. Padahal serangkaian perbaikan performa TPS
dan manajemennya ini telah diatur sesuai dengan asas Audit Manajemen
Lingkungan ISO 14001 yang ditargetkan oleh PT X. Sebagaimana yang telah
dipaparkan sebelumnya bahwa ISO 14001 dapat membawa pengaruh besar bagi
perusahaan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Dewo (2009) bahwa ISO 14001
memberikan manfaat bagi internal dan eksternal perusahaan pelaksana. Khusus
teruntuk individu, standarisasi ini dapat meningkatkan environment awereness
masing-masing individu dan meningkatkan kompetensi atau keahlian dalam
memahami permasalahan lingkungan yang mungkin muncul kemudian hari serta
mengembangkan pendalaman SML (Sistem Manajemen Lingkungan). Sedangkan
manfaatnya bagi perusahaan secara umum antara lain terpenuhinya standar
ketentuan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang berlaku dan
ditetapkan pemerintah, sehingga perusahaan ikut menyumbang kontribusi bisnis
yang ramah lingkungan dan patuh terhadap hukum negara serta mencegah
pencemaran lingkungan melalui pengendalian dampak lingkungan dari proses
operasional perusahaan yang sebelumnya berpotensi menyebabkan pencemaran
lingkungan signifikan. Selain itu ISO 14001 juga mampu meningkatkan
kepercayaan investor, calon pembeli dan rekan bisnis yang berorientasi pada
business environmental friendly.
Aspek operasi pun memegang peran penting dalam pencapaian perbaikan
manajemen yang lebih baik. Sistem operasi yang telah tersusun dengan baik dan
terfasilitasi dengan lengkap dapat memudahkan operator melaksanakan tugasnya
11
dalam menangani scrap. Operasional yang tertata jelas selain mempermudah
monitoring kerja juga membantu dalam pencapaian efisiensi (Wardani 2006).
Faktor penelitian dan pengembangan juga turut berkontribusi khususnya
dalam menganalisis masalah, kebutuhan perusahaan dan memperkirakan isu yang
mungkin muncul di masa mendatang lalu membantu memecahkannya. Hasil
penelitian teruji dengan baik dan terpercaya karena mengacu pada referensi
berkualitas dan dibimbing oleh ahli di bidang terkait sehingga hasil penelitian atau
pengembangan dapat dijadikan pertimbangan dalam analisis pengambilan
keputusan di perusahaan (Wardani 2006). Penanggungjawab scrap di PT X dapat
mempelajari hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pilihan penanganan
limbah padat konvensional yang telah diterapkan atau direkomendasikan pada
perusahaan lainnya, khususnya pada industri ban. PT X juga dapat mendalami dari
hasil penelitian mengenai perkembangan dan pembaharuan peraturan manajemen
limbah, regulasi dan hukum yang berlaku, sistem dan metode proses daur ulang
(recycle) scrap kemudian menyesuaikannya dengan kemampuan perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perbedaan persepsi dalam klasifikasi scrap saat ini mengakibatkan perlunya
dilakukan klasifikasi scrap ulang. Sebelumnya diketahui pembeli scrap terdiri
atas 2 grup, dimana grup 1 yakni CV X dan CV Y dan grup 2 yakni desa setempat
dan Organisasi X. Kedua grup masing-masing membeli scrap berbeda. Scrap
golongan 1 dibeli oleh pembeli grup 1, bersumber dari pabrik produksi dan
diakibatkan oleh kesalahan teknis saat menjalankan mesin atau residu yang tersisa
pada mesin. Sedangkan scrap golongan 2 dibeli oleh pembeli grup 2, bersumber
dari gudang bahan baku dan merupakan bekas wadah atau kemasan material.
Perbedaan klasifikasi yakni pada scrap golongan 1 menghasilkan klasifikasi ulang
dimana anggota scrap golongan 1 terdiri atas 14 jenis diantaranya steel cord,
textile rubberized, carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized,
polyester, compound ex lab, serbuk buffing, serutan ban dan oli. Sedangkan scrap
golongan 2 terdiri atas 14 jenis antara lain pallet besi, pallet kayu lapis besi, pallet
kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik beku, bobin,
triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng bekas. Scrap
golongan 1 dengan berat terbesar yakni textile rubberized (38,780 kg) dan paling
terkecil compound ex lab (843 kg). Sedangkan untuk scrap golongan 2, jenis
dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi (70,000 kg) dan paling sedikit
oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng bekas teridentifikasi sangat jarang
dihasilkan, dimana diketahui pada data penimbangan scrap 15 bulan kebelakang
tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis ini.
Desain bangunan TPS scrap seluas 55.5 m x 28.35 m (1,573.43 m2) dan
tinggi bangunan 3,35 m dan terdiri atas 26 buah kerangkeng telah dirancang dan
terhitung mampu menampung kapasitas pengeluaran scrap sampai tahun 2018.
Total luas area TPS baru yang direkomendasikan ini lebih kecil dibandingkan
total luas area TPS saat ini yakni yang mencapai 1,940.75 m2 dengan spesifikasi
luas 55.45 m x 35.00 m sehingga lebih efektif lahan. Sisa lahan dapat
12
dipergunakan untuk pembangunan pos pengamanan atau fasilitas pelengkap TPS
lainnya.
Sistem pedoman penanganan scrap disusun mengacu pada matriks yang
menerangkan sumber tiap jenis scrap pada 11 pilihan section disepanjang alir
proses produksi ban. Instruksi Kerja (IK) penanganan scrap ditujukan sebagai
acuan operator dalam menangani scrap yang telah dihasilkan pada section terkait.
IK tersebut mencakup pelaksana dan penanggungjawab aktivitas penanganan
scrap, diagram alir dan dokumen yang dibutuhkan. Disamping itu, faktor SDM,
operasi dan R&D pun turut berpengaruh besar dalam perbaikan SML (Sistem
Manajemen Lingkungan) perusahaan. Dengan menerapkan perbaikan manajemen
lingkungan yang telah direkomendasikan berikut maka PT X diharapkan dapat
mendapatkan sertifikasi ISO 14001.
Saran
Kedepannya, PT X perlu melakukan sosialisasi hasil klasifikasi ulang
scrapgolongan 1 kepada seluruh stakeholders terkait, khususnya operator pabrik
produksi dan empat departemen penanggungjawab regulasi pembelian scrap,
yakni departemen Purchasing, GS, RMWh dan Accounting, untuk menghindarkan
dari terjadinya kembali kesalahan teknis. Selain itu, PT X diharapkan dapat
menambah personil atau staf yang memiliki latar belakang di bidang lingkungan
(misalnya Teknik Lingkungan dan sejenisnya). Untuk penelitian atau
pengembangan selanjutnya, topik yang dapat diangkat yakni mengenai potensi
dilakukannya recycle terhadap scrap di PT X.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Karet alam [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari:
http://www.karetalam.com/article/prod2012jan.
Anonim. 2013. Ekspansi industri ban kerek konsumsi karet. [internet]. [diacu
2013 April 17]. Tersedia dari: http://www.neraca.co.id/harian/article/24563/
ekspansi.industri.ban.kerek.konsumsi.karet#.uw4ghfxzssk.
Adisasmito W. 2007. Sistem manajemen lingkungan rumah sakit. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Azwar A. 1987. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. PT
Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan. SNI 19-3964-1995. LPMB.
Bandung.
Bratasida, L. 1996. Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di
Indonesia.BAPEDAL. Jakarta.David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT
Prenhallindo. Jakarta.
David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT Prenhallindo. Jakarta.
Dewo. 1996. Tanya jawab ISO 14001 [internet]. [diacu 2013 Mei 19]. Tersedia
dari http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/
Indra BP. 2013. Ekspansi produsen ban tingkatkan konsumsi karet nasional.
[internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: [terhubung berkala]
13
http://www.pn8.co.id/pn8/index.php?option=com_content&task=view&id=989
&itemid=2.
Kemenkes RI. 2002. Pedoman sanitasi RS di Indonesia. Bakti Husada. Jakarta.
Kemenkes RI. 2004. Kepmenkes RI no.1204/menkes/sk/x/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Jakarta.
Kotler P. 1998. Manajemen pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Liang L. 2004. Recovery and evaluation of the solid products produced by
thermocatalytic decomposition of tire rubber compounds. Disertasi. A & M
University. Texas.
Simarmata HLT. 2011. Analisis penanganan limbah padat dan cair di RSUD dr.
Djasamen saragih pematangsiantar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Medan.
Wardani SM. 2006. Analisis strategi pemasaran industri ban mobil pada PT
Intirub. Jurusan Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
14
Lampiran 1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian
scrap oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Description
Jumbo Bag Besar
Plastik PP Warna
Plastik PP Bening
Pallet Plastik
Kaleng Bekas
Jerigen Plastik
Plastik Beku
Satuan
pcs
kg
kg
kg
kg
pcs
kg
Kayu Bakar
Pallet Non Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Kardus
Jumbo Bag Kecil
Gram Besi
Triplek
Bobin
truk atau kg
kg
kg
kg
pcs
kg
pcs
kg
Pengambil
Desa dan
Organisasi X
15
Lampiran 2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian
scrap oleh pembeli CV X dan CV Y
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Description
Steel Rubberized
Textile Rubberized
Carcass
Bead Wire
Ban Potong
Serbuk Tire Buffing
Compound
Bladder
Steel Cord
Polyester
Serutan Ban
Compound Ex Lab
Carcass Potong
Pallet Besi
Oli Mesin
Oli Proses
Satuan
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
drum
drum
Pengambil
CV X dan CV Y
16
Lampiran 3 Hasil klasifikasi ulang scrap
Golongan 1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Klasifikasi oleh Pembeli Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi
Steel Cord
Steel Cord
Inner Liner, Polyester Rubberized, Nylon
Rubberized, Ply, Body Ply, Body Ply
Textile Rubberized
Assembly (BPA), JLB, Cap Ply, Canfas
Chaffer
Carcass, Carcass Potong, Green Tyre (GT)
Carcass
Bead Wire
Bead Wire, Bead, Bead Apex
Compound
Compound
Bladder
Bladder
Steel Rubberized
Steel Rubberized, Steel Belt
Polyester
Polyester, Nylon
Compound Ex Lab
Compound Ex Lab
Serbuk Buffing
Serbuk Buffing
Serutan Ban
Serutan Ban
Oli
Oli Mesin, Oli Proses
Golongan 2
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Klasifikasi oleh Pembeli
Pallet Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Kayu Non Besi
Pallet Plastik
Jumbo Bag (Karung Jumbo)
Plastik PP/PE
Plastik Beku
Bobin
Triplek
Kardus
Kayu Bakar
Gram Besi
Jerigen Plastik
Kaleng Bekas
Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi
Pallet Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Kayu Non Besi
Pallet Plastik
Jumbo Bag Besar, Jumbo Bag Kecil
Plastik Bening, Plastik Warna
Plastik Beku
Bobin
Triplek
Kardus
Kayu Bakar
Gram Besi
Jerigen Plastik
Kaleng Bekas
17
Lampiran 4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap
Golongan 1
1. Steel Cord
Tahun/Bulan
Produksi (pcs)
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777 803
844 987
940 567
746 911
957 854
1 008 172
625 416
785 715
927 515
796 788
306 541
Rata-rata
7 283
6 974
8 567
5 295
5 310
0
0
2 880
2 730
1 347
101
Tahun/Bulan
Produksi (pcs)
Scrap (kg)
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
2012
2013
Scrap (kg)
Y (kg/pcs)
0.009
0.008
0.009
0.007
0.006
0
0
0.004
0.003
0.002
0
0.004
2. Textile Rubberized
2012
2013
26,937
25,653
28,433
22,941
47,966
0
38,780
36,220
10,880
14,513
5,548
Y (kg/pcs)
0.035
0.030
0.030
0.031
0.050
0
0.062
0.046
0.012
0.018
0.018
0.030
18
3. Carcass
Tahun/Bulan
Produksi (pcs)
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
2012
2013
Scrap (kg)
18,029
12,868
13,426
15,545
31,372
0
18,160
16,600
11,670
11,141
3,270
Y (kg/pcs)
0.023
0.015
0.014
0.021
0.033
0
0.029
0.021
0.013
0.014
0.011
0.018
4. Bead Wire
Tahun/Bulan
Produksi (pcs)
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
2012
2013
Scrap (kg)
3,239
3,449
3,400
2,486
12,914
4,820
8,760
5,830
6,300
2,725
527
Y (kg/pcs)
0.004
0.004
0.004
0.003
0.013
0.005
0.014
0.007
0.007
0.003
0.002
0.006
19
5. Compound
Tahun/Bulan
Produksi (pcs)
Scrap (kg)
Y (kg/pcs)
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
6,704
3,611
4,652
5,330
8,700
0
10,640
8,480
1,840
3,462
2,102
0.009
0.004
0.005
0.007
0.009
0
0.017
0.011
0.002
0.004
0.007
0.007
Tahun/Bulan Produksi (pcs)
Scrap (kg)
Y (kg/pcs)
8,956
8,855
8,044
7,634
12,670
0
7,960
8,680
5,450
7,300
7,300
0.012
0.010
0.009
0.010
0.013
0.013
0.011
0.006
0.009
0.024
0.011
2012
2013
6. Bladder
2012
2013
1
2
3
4
6
7
8
9
10
1
2
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
20
7. Steel Rubberized
Tahun/Bulan
1
2
3
4
6
2012
7
8
9
10
1
2013
2
Produksi (pcs)
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
Scrap (kg)
4,438
4,061
4,240
4,454
28,646
0
29,210
23,460
17,850
6,073
2,377
Y (kg/pcs)
0.006
0.005
0.005
0.006
0.030
0.047
0.030
0.019
0.008
0.008
0.015
8. Polyester
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg)
1
777,803
77
2
844,987
0
3
940,567
977
4
746,911
450
6
957,854
818
2012
7
1,008,172
0
8
625,416
0
9
785,715
0
10
927,515
2480
1
796,788
4840
2013
2
306,541
0
Rata-rata
Y (kg/pcs)
0.0001
0
0.0010
0.0006
0.0009
0
0
0
0.0027
0.0061
0
0.001
21
9. Compound Ex Lab
Tahun/Bulan
1
2
3
4
6
2012
7
8
9
10
1
2013
2
Produksi (pcs)
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
Scrap (kg) Y (kg/pcs)
0
0
0
0
0
0
0
0
843
0.0009
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0001
10.Serbuk Buffing
Tahun/Bulan
4
6
7
2012
8
9
10
Produksi (pcs)
746,911
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
0
4,000
0
0
0
0
Y (kg/pcs)
0
0.004
0
0
0
0
0.001
11. Serutan Ban
Periode Produksi (pcs) Scrap (kg)
4
746,911
6,250
6
957,854
3,760
7
927,515
0
2012
8
625,416
0
9
785,715
8,890
10
927,515
2,280
Rata-rata
Y (kg/pcs)
0.008
0.004
0
0
0.011
0.002
0.004
22
12. Oli
Tahun/Bulan
1
2
3
4
6
2012
7
8
9
10
1
2013
2
Produksi (pcs)
777,803
844,987
940,567
746,911
957,854
927,515
625,416
785,715
927,515
796,788
306,541
Rata-rata
Scrap (drum)
40
49
51
34
0
0
25
7,245
0
60
12
Y (kg/pcs)
0.00005
0.00006
0.00005
0.00005
0
0
0.00004
0.00922
0
0.00008
0.00004
0.00087
Produksi (pcs)
746,911
885,842
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
0
0
0
0
62,320
24,370
0
Y (kg/pcs)
Scrap (kg)
13,600
10,450
14,780
14,580
3,780
6,360
0
Y (kg/pcs)
0.018
0.012
0.015
0.014
0.006
0.008
0
0.011
Golongan 2
1. Pallet Besi
Tahun/Bulan
4
5
6
2012
7
8
9
10
0
0
0
0
0.100
0.031
0
0.019
2. Pallet Kayu Lapis Besi
Tahun/Bulan Produksi (pcs)
4
746,911
5
885,842
6
957,854
2012
7
1,008,172
8
625,416
9
785,715
10
927,515
Rata-rata
23
3. Pallet Kayu Non Besi
Tahun/Bulan
4
5
6
2012
7
8
9
10
Produksi (pcs)
746,911
885,842
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
62,700
70,000
45,230
48,380
30,330
30,200
29,400
Y (kg/pcs)
0.084
0.079
0.047
0.048
0.048
0.038
0.032
0.054
Produksi (pcs)
746,911
885,842
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
12,680
9,110
6,810
9,000
7,040
16,750
10,030
Y (kg/pcs)
0.017
0.010
0.007
0.009
0.011
0.021
0.011
0.012
4. Pallet Plastik
Tahun/Bulan
4
5
6
2012
7
8
9
10
5. Jumbo Bag (Karung Jumbo)
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg)
4
746,911
1,175
5
885,842
1,672
6
957,854
900
2012
7
1,008,172
1,940
8
625,416
1,388
9
785,715
1,331
10
927,515
1,303
Rata-rata
Y (kg/pcs)
0.002
0.002
0.001
0.002
0.002
0.002
0.001
0.002
24
6. Plastik PP/PE
Tahun/Bulan Produksi (pcs)
4
746,911
5
885,842
6
957,854
2012
7
1,008,172
8
625,416
9
785,715
10
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
4,220
4,450
2,400
2,690
1,790
1,870
2,360
Y (kg/pcs)
0.006
0.005
0.003
0.003
0.003
0.002
0.003
0.003
Tahun/Bulan Produksi (pcs)
4
746,911
5
885,842
6
957,854
2012
7
1,008,172
8
625,416
9
785,715
10
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
4,340
4,660
850
600
0
1,030
1,160
Y (kg/pcs)
0.006
0.005
0.001
0.001
0
0.001
0.001
0.002
Tahun/Bulan Produksi (pcs)
4
746,911
5
885,842
6
957,854
7
1,008,172
2012
8
625,416
9
785,715
10
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
5,550
5,630
3,190
2,950
6,440
11,100
4,410
Y (kg/pcs)
0.007
0.006
0.003
0.003
0.010
0.014
0.005
0.007
7. Plastik Beku
8. Bobin
25
9. Triplek
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)
4
746,911
4,055
0.005
5
885,842
2,410
0.003
6
957,854
6,640
0.007
7
1,008,172
0
0
2012
8
625,416
0
0
9
785,715
0
0
10
927,515
0
0
Rata-rata
0.002
10. Kardus
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)
4
746,911
850
0.0011
5
885,842
0
0
6
957,854
540
0.0006
7
1,008,172
5,510
0.0055
2012
8
625,416
1,330
0.0021
9
785,715
3,810
0.0048
10
927,515
0
0
Rata-rata
0.0020
11. Kayu Bakar
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)
4
746,911
14,970
0.020
5
885,842
21,830
0.025
6
957,854
2,930
0.003
7
1,008,172
10,590
0.011
2012
8
625,416
4,250
0.007
9
785,715
10,310
0.013
10
927,515
7,900
0.009
Rata-rata
0.012
26
12. Gram Besi
Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)
4
746,911
0
0
5
885,842
0
0
6
957,854
3,320
0.003
7
1,008,172
1,710
0.002
2012
8
625,416
2,990
0.005
9
785,715
44,630
0.057
10
927,515
2,790
0.003
Rata-rata
0.010
13. Jerigen Plastik
Tahun/Bulan
4
5
6
7
2012
8
9
10
Produksi (pcs)
746,911
885,842
957,854
1,008,172
625,416
785,715
927,515
Rata-rata
Scrap (kg)
0
0
0
0
0
40,780
0
Y (kg/pcs)
0
0
0
0
0
0.052
0
0.007
27
Lampiran 5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018
Golongan 1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jenis
Steel Cord
Textile Rubberized
Carcass
Bead Wire
Compound
Bladder
Steel Rubberized
Polyester
Compound Ex Lab
Serbuk Buffing
Serutan Ban
Oli
Y (kg/pcs)
0.0044
0.0302
0.0176
0.0061
0.0068
0.0106
0.0147
0.0011
0.0001
0.0007
0.0043
0.0009
Massa di tahun 2018
3,453
23,918
13,939
4,807
5,401
8,395
11,666
895
63
554
3,437
689
Satuan
kg
kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg drum
Massa di tahun 2018
14,787
8,379
42,633
9,805
1,315
2,677
1,711
5,568
1,703
1,600
9,805
7,888
55
Satuan
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
pcs
Golongan 2
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jenis
Pallet Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Kayu Non Besi
Pallet Plastik
Jumbo Bag
Plastik PP/PE
Plastik Beku
Bobin
Triplek
Kardus
Kayu Bakar
Gram Besi
Jerigen Plastik
Y (kg/pcs)
0.0187
0.0106
0.0538
0.0124
0.0017
0.0034
0.0022
0.0070
0.0022
0.0020
0.0124
0.0100
0.0001
28
Lampiran 6 Hasil sampling berat jenis scrap
Golongan 1
1. Steel Cord
Hasil sampling (kg/m3)
199.92
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
199.92
2. Textile Rubberized
Hasil sampling (kg/m3)
363.57
371.70
173.39
193.24
148.35
198.46
230.61
616.13
161.21
85.85
60.23
190.51
251.11
208.13
95.21
302.64
221.40
500.38
155.60
125.16
641.98
402.39
256.21
274.86
100.07
315.22
303.18
195.73
247.41
107.66
248.53
318.57
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
600.05
353.38
237.93
268.94
289.13
338.48
323.00
208.39
226.61
325.44
293.55
468.51
311.89
221.87
350.80
364.64
275.98
3. Carcass
Hasil sampling (kg/m3)
402.82
70.68
105.74
297.95
258.36
112.51
332.67
148.57
193.82
186.86
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
315.09
174.68
199.52
203.97
200.03
4. Bead Wire
Hasil sampling (kg/m3)
593.09
537.10
447.40
2309.03
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
385.44
854.41
29
5. Compound
Hasil sampling (kg/m3)
473.60
431.41
726.10
189.39
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
348.64
362.32
421.91
6. Bladder
Hasil sampling (kg/m3)
124.96
184.51
208.39
187.43
164.18
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
165.99
144.73
168.60
7. Steel Rubberized
Hasil sampling (kg/m3)
203.62
232.83
297.57
779.19
71.60
322.13
175.44
637.42
398.21
422.65
129.97
511.98
388.56
227.95
564.87
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
99.98
314.82
140.32
1337.53
368.46
246.22
265.47
369.85
8. Compound Ex Lab
Hasil sampling (kg/m3)
432.53
336.20
297.62
Berat jenis rata-rata (kg/m3)
355.45
Data berat jenis dari data internal perusahaan (MASA 2006)
Golongan 1
No.
1
2
3
4
Jenis
Polyester
Serbuk Buffing
Serutan Ban
Oli
Berat Jenis (kg/m3)
1,140
971
275.98
840
30
Golongan 2
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jenis
Pallet Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Kayu Non Besi
Pallet Plastik
Jumbo Bag
Plastik PP/PE
Plastik Beku
Bobin
Triplek
Kardus
Kayu Bakar
Gram Besi
Jerigen Plastik
Berat Jenis (kg/m3)
106.29
32.47
106.29
121.59
3.09
930.00
930.00
106.29
4.00
1,350.00
106.29
106.29
960.00
31
Lampiran 7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS
Golongan 1
No.
Jenis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Steel Cord
Textile Rubberized
Carcass
Bead Wire
Compound
Bladder
Steel Rubberized
Polyester
Compound Ex Lab
Serbuk Buffing
Serutan Ban
Oli
Massa di
tahun 2018
3,453
23,918
13,939
4,807
5,401
8,395
11,666
895
63
554
3,437
689
Satuan
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
drum
Berat Jenis Volume
(kg/m3)
(m3)
199.92
17.27
275.98
86.67
200.03
69.69
854.41
5.63
421.91
12.80
168.60
49.79
369.85
31.54
1,140
0.79
355.45
0.18
971
0.57
275.98
12.45
840
0.82
Golongan 2
No.
Jenis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Pallet Besi
Pallet Kayu Lapis Besi
Pallet Kayu Non Besi
Pallet Plastik
Jumbo Bag
Plastik PP/PE
Plastik Beku
Bobin
Triplek
Kardus
Kayu Bakar
Gram Besi
Jerigen Plastik
Massa di
tahun 2018
14,787
8,379
42,633
9,805
1,315
2,677
1,711
5,568
1,703
1,600
9,805
7,888
55
Satuan
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
kg
drum
pcs
Berat Jenis
(kg/m3)
106.29
32.47
106.29
121.59
3.09
930.00
930.00
106.29
4.00
1,350.00
106.29
106.29
960.00
Volume
(m3)
139.12
258.06
401.10
80.64
425.48
2.88
1.84
52.38
425.70
1.19
92.25
74.22
0.06
32
Lampiran 8 Gambbar sketsa model
m
TPS sccrap yang adda saat ini
33
Lampiran 9 Gambar skketsa model TPS scrap yang direkom
mendasikan
34
35
Lampiran 10 Matriks suumber scrapp
36
mbar Instrukssi Kerja (IK))
Lampiiran 11 Lem
37
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Sumatera
Utara pada tanggal 1 Juni 1994 dari ayah Ir H Rafmen dan ibu Dra Med Vet Hj
Rahmadia dengan adik Muhammad Zaky Satria dan Qurattu Ayunin. Penulis
berdarah suku minang Bukittinggi ini menempuh studi di SDN 027 Ukui 19992002, SDN 015 Peranap 2002-2003, SDN 038 Pekanbaru 2003-2005, SMPN 4
Pekanbaru 2005-2007, SMAN 8 Pekanbaru 2007-2009 dan diterima di
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2009.
Penulis menjadi asisten mata kuliah Peralatan Industri Pertanian pada tahun
2011, Bendahara Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknologi
Industri (HIMALOGIN) periode 2010-2011, anggota Ikatan Keluarga Pelajar
Mahasiswa Riau (IKPMR), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang (IPMM), UKM
Taekwondo Unit IPB dan Klub Manga IPB.
Penulis melaksanakan Praktek Lapangan pada Juli-Agustus 2012 dalam
program Internship Project di EHS (Environment, Health and Safety) Department
PT X dengan judul “Analisis dan Desain TPS (Tempat Penampungan Sementara)
Scrap (Limbah Padat Ekonomis) pada Produksi Ban” yang bergerak di bidang
industri ban radial, diantaranya merk Achilles, Corsa, dan Strada.
Download