Persamaan 5.7 Contoh perencanaan kebutuhan bahan dan

advertisement
Minggu ke 4 – 5
Dyah Anggraini
Persamaan 5.1
Oi = Ii – f.Ii
Oi = Ii (1 – f)
Persamaan 5.1 digunakan untuk menghitung keluaran suatu proses.
Persamaan 5.2
𝐼𝑖 =
𝑂𝑖
(1 − 𝑓)
Persamaan 5.2 digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan di awal
proses.
Note:
I : Input (Masukkan)
O : Output (Keluaran)
f : Scrap
Penghitungan kebutuhan jumlah mesin dapat diformulasikan sebagai
ratio antara kapasitas yang dibutuhkan (R) dan kapasitas yang tersedia
(A).
Persamaan 5.3
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘’π‘ π‘–π‘› (𝑛) =
𝑅
𝐴
1
Minggu ke 4 – 5
Dyah Anggraini
Kapasitas yang dibutuhkan terkait dengan tingkat permintaan (D) dan
waktu yang dibutuhkan untuk memprosesnya (P), diformulasikan
dengan :
Persamaan 5.4
𝑅 =𝐷 ×𝑃
Waktu pemrosesan umumnya terdiri dari waktu persiapan (S) dan
waktu pengerjaan (M). Waktu persiapan dilakukan berdasarkan jumlah
lot yang akan dikerjakan.
Persamaan 5.5
𝑅 = 𝑆 + (𝐷 × π‘ƒ)
Kapasitas yang tersedia berkaitan dengan kebijakan manajemen pabrik
yang diterapkan dan pertimbangan teknis, diantaranya:
1. Jam kerja (h)
2. Efisiensi pabrik atau mesin (E)
Persamaan 5.6
𝐴=β„Ž ×𝐸
Persamaan 5.4, 5.5 dan 5.6 dapat disederhanakan menjadi:
Persamaan 5.7
𝑛=
𝑆 + (𝐷 × π‘…)
β„Ž ×𝐸
2
Minggu ke 4 – 5
Dyah Anggraini
Contoh perencanaan kebutuhan bahan dan penghitungan jumlah
mesin.
1. Sebuah produk yang membutuhkan proses milling dengan
panjang awal 200 mm, lebar 125 mm dan tebal 20mm. Bentuk
dan ukuran yang diinginkan adalah sebagai berikut:
20 mm
5 mm
200 mm
125 mm
70 mm
Bila target produksi yang ditetapkan sebanyak 10 unit, hitung
jumlah kebutuhan bahan di awal proses.
2. Lanjutan soal no.1
Target produksi sebesar 10 unit/hari dengan data proses produksi
pada Tabel dibawah ini.
Urutan
1
2
Jenis Mesin
Potong
Milling
Kapasitas
Mesin
1 Unit/Jam
0,6 Unit/Jam
Faktor Scrap
5%
8,75%
3
Minggu ke 4 – 5
Dyah Anggraini
Jam kerjanya adalah 8 jam dan efisiensi pabrik 90%. Hitunglah
kebutuhan mesin.
3. Sebuah produk dirakit dari 2 jenis komponen; A dan B. Komponen
A diproses pada O-1 dan komponen B diproses pada O-2.Kedua
komponen dirakit pada O-3. O-1 berkapasitas 30 Unit/jam
dengan factor scarp 5%. O-2 berkapasitas 150 Unit/jam dengan
factor scarp 2%. O-3 berkapasitas 20 Unit/jam dengan factor scarp
3%. Bill of material produk jadi adalah 1 unit A dan 2 unit B. Pabrik
bekerja pada efisiensi 90% dengan target produksi 100 Unit/jam.
Hitunglah kebutuhan bahan dan jumlah mesin di setiap operasi !
4. Sebuah bengkel kerja memproduksi beberapa produk; P1, P2 dan
P3. Ketiga produk melalui proses produksi yang berbeda-beda.
Urutan proses pembuatan P1 adalah M1 – M3, P2 adalah M2 –
M1 – M3, dan P3 adalah M2 dan M3. Jam kerja yang diterapkan
bengkel kerja per hari adalah 8 jam. Peramalan menunjukkan
bahwa permintaan untuk P1 sebesar 50 Unit/hari, P2 sebesar 40
unit/hari, dan P3 sebesar 60 Unit/hari. Kebijakan ukuran lot yang
diterapkan mengharuskan kegiatan persiapan per hari untuk P1
sebanyak 3 kali, P2 sebanyak 2 kali, dan P3 sebanyak 3 kali.
Efisiensi mesin M1 sebesar 90%, M2 sebesar 95% dan M3 sebesar
90%. Scrap yang terjadi untuk P1 pada M1 sebesar 5% dan pada
M3 sebesar 5%. Untuk P2, besar scrap pada M1 sebesar 5%, M2
sebesar 10% dan M3 sebesar 5%. Scarp pada P3 di M2 sebesar
10% dan pada M3 sebesar 5%. Bengkel kerja ingin memperkirakan
kebutuhan setiap jenis mesin dengan waktu produksi sebagai
berikut:
4
Minggu ke 4 – 5
Produk
P1
P2
P3
Dyah Anggraini
M1 (Menit)
Set Up
Run
15
45
10
30
M2(Menit)
Set Up
Run
20
15
50
30
M3(Menit)
Set Up
Run
10
50
10
45
15
45
5
Download