BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan (makanan dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di luar negeri. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah muslim. Makanan yang halal menjadi syarat utama terhadap makanan yang dikonsumsi oleh konsumen yang beragama Islam. Dengan demikian peluang pasar untuk pangan halal dan baik sangat terbuka luas dan menjanjikan. Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan tingginya aktifitas masyarakat dan tingkat konsumsi yang lebih besar di perkotaan dibandingkan di pedesaan. Pengeluaran untuk makanan olahan juga meningkat pesat seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Gambar 1.1 adalah tingkat tingkat pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia sebulan yang menunjukkan tingkat konsumsi terhadap makanan olahan menduduki peringkat tertinggi dalam Cluster barang yang dibeli oleh masyarakat. Pulau jawa merupakan pulau dengan jumlah penduduk paling besar. Menurut data BPS, pada tahun 2010 pulau jawa memiliki jumlah penduduk sebesar 136.610.590 orang atau 57,5 % dari total penduduk Indonesia. Oleh karena itu Pulau Jawa memiliki potensi yang sangat besar dalam pemasaran 1 produk makanan olahan yang diindikasikan dengan tingginya tingkat konsumsi per kapita penduduk. Pengeluaran Rata‐rata Per Kapita(Persen) 16 2009 2011 (Maret) 2012 (Maret) 2013 (Maret) 14 12 10 2010 2011 (September) 2012 (September) 8 6 4 2 0 Komoditas Sumber : BPS (2013) Gambar 1.1 Diagram Batang Tingkat Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan 2009-2013 Provinsi D.I Yogyakarta menempati peringkat ke-3 setelah DKI Jakarta dan Banten dalam hal tingkat konsumsi per kapita penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi D.I Yogyakarta memberikan kontribusi besar dalam penjualan makanan olahan di Pulau Jawa. Pemilihan olahan daging ayam sebagai produk yang akan diteliti dikarenakan sumber protein hewani jenis ini merupakan makanan yang paling digemari oleh masyarakat. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan daging ayam menempati urutan pertama terbesar diatas tingkat konsumsi 2 daging sapi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 mengenai konsumsi daging per kapita tahun 2007-2011. Jumlah Konsumsi (kg/Kapita/Tahun) 4 3.5 3 2007 2008 2009 2010 2011 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Ayam Ras Ayam Kampung Sapi Babi Kambing Unggas Lainnya Daging Lainnya Komoditas Sumber : BPS ( 2012 ) dalam Deptan ( 2013 ) Gambar 1.2 Diagram Batang Konsumsi Daging menurut Jenis Daging Per Kapita, 2007-2011 Pemilihan topik penelitian mengenai sertifikasi halal pada makanan olahan ayam dikarenakan salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam konsumsi makanan adalah status kehalalannya. Makanan halaldiproduksisesuai denganpedomandiet Islam. Menurutpanduan ini, umat Islam tidak bisa mengkonsumsi daging babi atau produk babi, serta setiap daging lainnya yang tidak disembelih dengan benar, burung pemangsa, hewan karnivora, produk darahdan alkohol. Konsumen membutuhkan jaminan terhadap status kehalalan pangan yang dikonsumsi dari produsen makanan tersebut. Untuk menjamin hal itu, Pemerintah Indonesia telah 3 membuat regulasi terkait dengan adanya jaminan konsumen terhadap produk pangan halal. UU Pangan no.7 tahun 1996 mengatur ketentuan dalam pencantuman label dan iklan pangan yang wajib memuat keterangan halal. Selain itu Pemerintah telah mengesahkan RUU Jaminan Pangan Halal yang mengatur tentang syarat-syarat produk pangan halal dan sistem pengawasan terhadap produk pangan bersertifikat halal sehingga nantinya masyarakat memperoleh kenyamanan dalam mengkonsumsi produk pangan di pasar. Tingkat aktifitas yang tinggi di masyarakat perkotaan menjadikan makanan olahan menjadi pilihan menu makanan sehari-hari, termasuk tempat membeli makanan olahan yang nyaman bagi konsumen. Konsumen menentukan jalur distribusi dari produk yang dikonsumsi sesuai dengan preferensi yang dimiliki, daya beli serta jenis produk yang diinginkan. Pemilihan ritel modern sebagai salah satu jalur distribusi yang menjadi fokus peneitian karena pertumbuhan ritel modern yang terus naik. Untuk wilayah Provinsi D.I Yogyakarta sendiri Disperindagkop dan UKM DIY (2010) dalam Disperindagkop Sleman (2013) menyebutkan bahwa pertumbuhan ritel modern mencapai 52 % pada tahun 2007-2009. Berdasarkan data dari USDA FAS (2013) pada tahun 2011, mayoritas konsumen Indonesia melakukan pembelian terhadap produk yang dikonsumsi melalui pasar tradisional, yaitu sebesar 55,8 %, tetapi dari tahun 2002 hingga 2011 tren pembelian produk melalui retail modern mulai meningkat dan mengurangi jumlah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional. Gambar 1.3 menunjukkan data persentase nilai pembelian masyarakat di ritel modern dan pasar tradisional di 4 Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada salah satu jalur distribusi produk yaitu jalur retail modern. Pasar Tradisional Supermarket & Hypermarket 4.90% 20.20% 10.20% Minimarket 22.40% 22.20% 21.80% 74.80% 67.60% 2002 2005 55.80% 2011 Sumber : USDA FAS (2013) Gambar 1.3 Diagram Batang Nilai Penjualan Pasar Tradisional dan Ritel Modern Penelitian ini mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat terhadap produk olahan ayam yang tersedia di ritel modern di D.I Yogyakarta. Dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran mengenai potensi pasar dari produk makanan bersertifikat halal sehingga mendorong industri untuk mengembangkan produk yang didasarkan pada jaminan kehalalan produk yang dihasilkan. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perilaku konsumen dalam membeli makanan olahan ayam bersertifikat halal di ritel modern Yogyakarta. 5 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli makanan olahan ayam bersertifikat halal di Ritel Modern Yogyakarta. 3. Menyusun masukan terhadap strategi pemasaran makanan olahan ayam yang telah bersertifikat halal sebagai rekomendasi kepada ritel moderen dan LPPOM MUI. 1.3 Manfaat Penelitian 1. Menyediakan informasi mengenai potensi pasar produk pangan olahan ayam yang bersertifikat halal kepada pelaku industri. 2. Menyediakan informasi mengenai tingkat kepedulian masyarakat terhadap produk pangan bersertifikat halal kepada lembaga pemerintah maupun LPPOM MUI sebagai lembaga pengawas kehalalan produk pangan di Indonesia. 1.4 Batasan Masalah 1. Jenis produk yang dianalisis dalam perilaku pembelian konsumen adalah produk olahan ayam. Spesifikasi produk olahan ayam yang dimaksud dalam penelitian antara lain : - Bahan utama berasal dari daging ayam - Dapat berupa produk siap santap (ready-to-eat) atau produk siap masak (ready-to-cook). - Dijual dalam bentuk kemasan atau curah. - Dijual di ritel modern. 6 2. Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli produk olahan ayam di ritel modern minimal 1 kali selama sebulan terakhir. 7