perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Bukit Sinai 1. Macam-macam Istilah Bukit Sinai Menurut catatan sejarah nama Sinai diambil dari nama Tuhan masyarakat Mesir Kuno, yaitu Sin yang berarti Tuhan Bulan. Selain itu Sinai juga mempunyai banyak julukan seperti Land of Turquoise, Land of Enchantment (Tanah Pesona), dan Bridge to Asia. Untuk nama yang terkahir ini, Sinai disebut demikian karena letaknya yang merupakan persimpangan antara Asia dan Afrika. Dalam al-Quran, Sinai disebutkan dengan nama Thur Saina> atau Thur Sini>n (Marzuq, 2015:172). Menurut pendapat lain bukit Sinai disebut juga dengan Jabal Musa (gunung Musa), karena di puncak gunung itulah nabi Musa a.s. menerima wahyu dan berdialok langsung dengan Tuhannya, sebagaimana yang dikisahkan dalam Al Qur’an. Dalam agama Nasrani peristiwa luar biasa tersebut terkenal dengan isitilah “Ten Commandments atau Decalogue”. ( Baddal, 2013: diakses 20 Agustus 2015) Seperti yang dipaparkan oleh Jauhar Ridloni Marzuq tentang definisi Sinai, menurut al-Qamus al-Islam, kata Thursina>' adalah gunung yang tandus atau gersang. Namun, menurut mufassir Qatadah dan Al Kalibi, Thu>r Sini>n (Sinai) adalah bukit yang berpepohonan dan berbuah-buahan. Dancommit diantara dua pendapat tersebut, pendapat to user 21 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terakhirlah yang banyak disepakati para ulama sehingga Thursina> memang dikenal sebagai tempat kaya akan aneka ragam vegetasi (Zainudin, 2008: diakses 03 Juni 2015). 2. Batas-batas Wilayah Bukit Sinai Gambar.01 Peta Sinai (www.googlemap.com) Gambar diatas adalah peta kawasan Sinai yang diambil dari google map online. Secara geografis bukit Sinai berada di wilayah Sinai, salah satu provinsi Mesir yang terletak di Semananjung Sinai. Semananjung Sinai terdiri dari dua provinsi yaitu provinsi Sinai Selatan dan provinsi Sinai Utara. Semenanjung Sinai mempunyai luas sebesar 60.000 km². Gunung Sinai terletak di sebelah selatan semenanjung tersebut (Sinai Selatan). Semenanjung Sinai dalam bahasa Arab disebut syibhu jazi<rotu si<na’ adalah sebuah semenanjung berbentuk segi tiga yang commit to user 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terletak di Asia Barat namun menjadi bagian dari Mesir di Afrika (Nugraha, 2009:88). Semananjung Sinai merupakan batas dari dua benua besar yaitu benua Asia dan benua Afrika. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut Tengah di sebelah utara, Terusan Suez di sebelah barat, Israel di sebelah timur, dan Laut Merah di sebelah selatan. Sebagian besar wilayah ini berupa gurun pasir yang tandus dan bukit bebatuan. Dataran tingginya adalah bukit Catherine (2627 m) dan bukit Musa (2285 m). Bukit Sinai merupakan daerah tertinggi di Mesir (Nugraha, 2009:88). Gambar.02 Hamparan Bukit Sinai (Gambar di ambil oleh: M. Khafidz, 15 juni 2011) Secara umum, dataran Sinai terbagi menjadi tiga bagian, bagian utara terdiri atas pasir berkerikil, dataran rendah dan perbukitan. Bagian tengah terdiri atas dataran tinggi dan gunug-gunung batu yang commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tidak terlalu besar. Bagian selatan merupakan puncak-puncak yang menjulang dan cadas (Marzuq, 2015:172). 3. Keindahan Alam Bukit Sinai Sebagian besar wilayah Sinai dikelilingi oleh lautan, kecuali bagian timur yang berbatasan dengan Palestina. Perpaduan garis pantai antara dataran yang menjorok ke terusan Suez di bagian utara dan pegunungan cadas yang gagah membentang ke Teluk Aqabah. Ditambah wadi-wadi dengan oasisnya yang membelah pegunungan, semakin menambah keindahan kawasan bersejarah ini (Marzuq, 2015:173). Selain keindahan tersebut, Sinai juga memiliki kekayaan tambang yang cukup besar, sehingga selalu menjadi rebutan para penguasa di sekitar kawasan tersebut. Keistimewaan lain dari Sinai adalah statusnya sebagai celah yang paling terkenal di dunia, dari rangkaian pegunungan yang membentang dari Turki sampai pada celah di lembah Kenya. Sinai juga memiliki nilai sejarah yang sangat agung karena di datran ini pernah berlangsung beberapa peristiwa religius, seperti eksodus Nabi Musa ketika lari dari kejaran Raja Fir’aun (173-174). Beragam kelebihan tersebut yang menjadikan Sinai selalu menarik untuk dikunjungi. Bagi para agamawan, semenanjung Sinai merupakan situs yang sangat berharga karena berbagai warisan budaya dan tempat bersejarah yang disucikan berada disana. commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Konstruksi Sejarah Bukit Sinai Konstruksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti susunan suatu bangunan (2008), dalam hal ini konstruksi yang dimaksud adalah susunan suatu bangunan sejarah yang berupa peristiwa mengenai sejarah bukit Sinai. Peristiwa tersebut adalah peristiwa yang dianggap penting dan berpengaruh dalam membangun sejarah bukit Sinai. Peristiwa yang berkaitan dengan sejarah bukit Sinai adalah kisah perjalanan nabi Musa as menuju bukit Sinai. Konstruksi sejarah bukit Sinai disini adalah berupa latarbelakang sejarah bukit Sinai terkait dengan kisah nabi Musa as, dan peninggalanpeningalan bangunan di kawasan bukit Sinai yang dianggap sakral serta memiliki nilai sejarah yang penting bagi agama samawi khusunya bagi umat Islam. Peradaban merupakan bagian dari kebudayaan. Hubungan kebudayan dan peradaban dikemukakan oleh Oswald Speengler yang dikutip Samuel P. Huntington, bahwa kebudayaan adalah untuk menunjuk upaya-upaya manusia yang masih terus berlanjut, sedangkan peradaban untuk menunjukan titik akhir dari kegiatan manusia (Supriyadi, 2008:19). Pernyataan di atas menunjukan bahwa bukit Sinai yang merupakan kebudayaan yang dilihat dari perspektif sejarah. Bukit Sinai merupakan peninggalan dari sebuah peradaban, dimana peradaban tersebut berada pada masa Mesir kuno yaitu zaman kekuasaan Fir’aun. Kebudayan terdapat dalam sejarah bukit Sinai karena sampai sekarang peninggalan bersejarah tersebut masih aktif digunakan oleh masyarakat, dan commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berpengaruh dengan beberapa aspek sosial terhadap masyarakat, salah satunya sebagai tempat wisata religi oleh umat beragama khususnya agama-agama samawi. 1. Latarbelakang Sejarah Bukit Sinai Terkait dengan Kisah Nabi Musa as. Latar belakang bukit Sinai diperoleh dari dogma al-Quran yang menyebutkan tentang perjalanan nabi Musa as dari lahir, menghadapi Fir’aun hingga akhirnya sampe ke bukit Sinai untuk menerima wahyu dari Allah SWT berupa perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi kaumnya. Para agamawan juga beranggapan bahwa kisah tentang nabi Musa as yang menyelamatkan kaumnya dari penindasan Fir’aun serta membawanya ke jalan Allah tersebut yang menjadikan bukit Sinai menjadi salah satu tempat yang disucikan. Statement dari alQuran yang mengisahkan nabi Musa bermunajat di bukit Sinai di ceritakan dalam al-Quran surat al-A’ra>f ayat 142-145. Kisah nabi Musa itulah yang menjadi latarbelakang sejarah bukit Sinai, sehingga bukit Sinai mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi dan menjadikannya sebagai peninggalan peradaban yang disucikan. a. Kelahiran Nabi Musa as. Musa as dinisbatkan kepada generasi nabi yang dilahirkan dari keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibarhim. Setelah yusuf mendatangkan ayahnya yakni Ya’qub dan para saudaranya ke mesir, mereka bermukim di sana (Mesir) sampai beranak pinak dan commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berkembang pesat. Ya’qub memiliki beberapa putra diantaranya adalah Rubail, Auraubin, Syam’un, Lawi, Yahudza, Yasakir, Zabulun, Bunyamin, Dan, Naftali, Jad, Asyir, dan ditambah dengan Yusuf yang berada di Mesir (Sya’ban, 2015:11-12). Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa silsilah keturunan nabi Musa as yaiitu Musa bin Imran bin Fahis bin 'Azir bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Ibunda Musa memiliki nama Yukabad, pendapat lain mengatakan namanya adalah Yuhanaz Bilzal. Musa dilahirkan pada masa kekuasaan Fir’aun. Fir’aun adalah seorang raja dari Mesir yang menjalankan kekuasannya dengan sewenang- sewenang. Pada masa itu, Fir’aun memerintahkan pasukannya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir dari Bani Israel dan membiarkan hidup jika bayi yang dilahirkan adalah seorang bayi perempuan. Perintah itu datang setelah Fir’aun mendengar ramalan dari seorang peramal bahwa akan lahir seorang anak laki-laki dari Bani Israel yang kelak akan melenyapkan sang raja tersebut (Maula, 2015:212). Tiga bulan setelah kelahiran Musa, Allah mengilhamkan kepada ibunda Musa untuk membuat kotak kayu sebagai tempat menyimpan nabi Musa di dalamnya, kemudian kotak kayu tersebut dihanyutkan di sungai Nil. Kotak kayu itu terhanyut hingga masuk ke istana Fir’aun dan ditemukan oleh Asiah istri dari Fir’aun. commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Asiah meminta kepada Fir’aun agar diperbolehkan merawat bayi tersebut. Fir’aun mengizinkan Asiah untuk merawat Musa. Asiah mencari seorang ibu yang dapat memberikan Musa air susu, dan dari sekian banyak wanita yang mencoba memberikan asi kepada Musa, akan tetapi Musa menolaknya dan tidak mau meminum asi yang diberikan kecuali asi yang diberikan oleh Yukabad yang merupakan ibunda Musa. (Maula, 2015:213-125). Pada masa kekuasaan Firaun kelahiran bayi laki-laki adalah sesuatu hal yang dilarang, namun seperti yang dipaparkan diatas, nabi Musa mendapat mukjizat dari Allah dari ancaman Fir’aun. Kisah tentang kelahiran nabi Musa as merupakan salah satu unsur dari latarbelakang yang membangun nilai sejarah bukit Sinai di Mesir. Hal tersebut dikarenakan kisah kelahiran nabi Musa yang mendapatkan mukjizat dari Allah merupakan awal dari perjalanan nabi Musa ke bukit Sinai. b. Musa ke Negeri Madyan Latarbelakang sejarah bukit Sinai yang kedua adalah tentang kisah nabi Musa as yang mengasingkan diri ke negeri Madyan dikarenakan Musa merasa ketakukan setelah membunuh salah satu pengikut Fir’aun. Allah memberikan rahmat kepada nabi Musa berupa tempat tinggal dan Istri yang merupakan putri dari syekh Syu’aib. Saat mulai dewasa Musa melihat keganjalan dan keburukan commit to user Kalangan Bani israel merupakan yang terjadi di dalam masyarakat. 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kalangan lemah dan tertindas. Musa melihat dua laki-laki sedang berkelahi. Dua orang laki-laki tersebut merupakan orang Bani Israel (Ibrani) dan pengikut Fir’aun yang kuat. Orang Ibrani tersebut meminta bantuan Musa untuk menolongnya. Kemudin Musa pun membantu dan menolongnya dengan memukul pengikut Fir’aun. Musa terkejut melihat laki-laki tersebut mati hanya dengan satu pukulan. Kabar tersebut terdengar oleh pengikut Fir’aun lainnya. Beberapa pengikut Fir’aun berencana membunuh Musa guna membalas dendam atas saudaranya yang mati di tangan Musa (Maula, 2015:216-217). Mendengar rencana pengikut Fir’aun yang akan membunuhnya, Musa berjalan menuju negeri Madyan dengan rasa khawatir. Musa berlari menghindari kejaran dari para pengikut Fir’aun. Di tengah perjalanan Musa menolong dua orang gadis untuk mengambil air dari kerumunan para penggembala. Gadis tersebut menceritakan peristiwa yang dialaminya keada ayahnya yang telah lanjut usia. Ayah gadis tersebut bernama Syu’aib. Menurut al-Hasan al-Bashri dan Malik ibn Anas meriwayatkan bahwa Syu’aib yang dimaksud adalah nabi Syu’aib, sedangkan yang lainnya meriwayatkan bahwa syekh tersebut hanyalah seorang lelaki yang bernama Syu’aib (2015:219). Syu’aib menyuruh salah seorang putrinya untuk pergi menemui Musa dan mengundangnya ke rumah. Dengan rasa malu dan segan gadis itu menemui musa dan berkata, “sesungguhnya commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bapakku memanggilmu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami”. Seperti yang tertulis dalam al-Quran Surat al-Qashas ayat 25, Faja>'athu ichda>huma> tamsyi> ‘ala istichya>'in qa>lat inna abi> yad’u>ka liyajziyaka ajra ma> saqaita lana> falamma> ja>'ahu wa qassha ‘alaihil-qashasha qa>la la> takhaf najauta minal-qaumi'zhzha>limi>n (25) Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. Ketika Musa mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata, "Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”. (al-Qashas ayat 25) Musa memenuhi ajakannya dan berjalan mengikuti gadis itu kerumah Syu’aib yang menyambutnya dengan ramah. Musa menceritakan keadaan dirinya dan membuka rahasia pelariannya dari Mesir. Setelah sekian lama Musa tinggal bersama Syu’aib, Musa mendapatkan tawaran untuk menikahi salah satu putri Syu’aib. Sebagai syarat mas kawin Musa diminta bekerja menggembalakan ternak-ternak milik nabi Syu’aib selama 8 tahun. Musa menyaggupi syarat tersebut, bahkan Musa menggenapkan sampai dengan 10 tahun (Maula, 2015:219-222). commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sekian lama meninggalkan tanah air (Mesir) telah menimbulkan kerinduan Musa untuk pulang melihat perubahan dan perkembangan yang terjadi di negerinya. Musa meminta ijin kepada nabi Syu’aib untuk pulang ke tanah kelahirannya, dan Nabi Syu’aib mengizinkannya. Musa dan istrinya berjalan ke arah selatan hingga pada suatu malam mereka tiba di bukit Sinai. Tibatiba Musa kehilangan arah jalan pulang. Tidak lama kemudian perlindungan Allah datang dengan memberikan mukjizat pada tongkatnya. Ia dibekali mukjizat tersebut untuk menghadapi para pengikut Fir’aun (Maula, 2015:222-225). Perjalanan Musa meninggalkan mesir ke negeri Madyan menjadi salah satu unsur dari latarbelakang yang membangun sejarah bukit Sinai karena pada perjalanan tersebut Musa mendapat mukjizat dari Allah sebuah tongkat yang sakti, yang mana mukjizat tersebut diturunkan di bukit Sinai. c. Musa dan Harun menghadapi Fir’aun Latarbelakang sejarah bukit Sinai di Mesir yang ketiga adalah kisah nabi Musa as yang menghadapi Fir’aun. Nabi Musa as dibantu oleh saudaranya yang bernama Harun as sebagai juru bicaranya untuk menghadapi Fir’aun. Allah menyeru Musa untuk segera menghadap Fir’aun, akan tetapi Musa memiliki keraguan dalam hatinya yang dikarenakan ia telah membunuh salah satu dari pengikut Fir’aun, commit to user Fir’aun itu membunuhnya. Akal dan dia merasa takut jika pengikut 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dan hatinya dipenuhi harapan besar untuk membimbing dan menyeru menusia ke jalan kebenaran. Namun, nabi Musa merasa tidak punya kemampuan untuk menyampaikan dalil dan hujjah tentang cara yang benar dan meyakinkan. Musa tidak dapat mengungkapkan apa yang dipikirkannya ke dalam kata-kata yang runut, jelas, dan dipahami orang-orang. Musa memiliki kesulitan untuk berbicara. Allah pun menentramkan hati Musa dan dijadikannya Harun sebagai pendukung dakwahnya, dan orang yang memuliakan risalahnya. Kemudian Allah mengilhamkan kepada Harun yang saat itu berada di Mesir untuk menemui Musa di lereng Sinai sebelah kanan (Maula, 2015: 226-228). Musa dan Harun beserta keluarganya berangkat ke Mesir. Setibanya di Mesir keduanya langsung menemui Fir’aun dan menyampaikan seruan menuju jalan kebenaran. Namun Fir’aun menentang seruan tersebut. Fir’aun masih menganggap dirinya sebagai Tuhan, dan tidak ada yang lebih kuat dibanding dengan dirinya. Segala upaya dilakukan Musa dan Harun, dari bertanding dengan para penyihir utusan Fir’aun. Musa mengalahkan para penyihir tersebut sehingga membuat para penyihir beriman kepada Musa (2015: 230-241). Amarah dan kebencian Fir’aun tak tertahankan dan kembali berkata, “Kita harus membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan anak-anak perempuan mereka”. Mulailah Fir’aun dan para pengikutnya menjalankan kezaliman dan penindasan. Mereka commit to user 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menangkap, menyiksa, dan siapa saja yang dianggap membahayakan kekuasaan. Semua orang yang menyatakan beriman dan mengikuti Musa mereka buru dan mereka siksa. Para pengikut Musa meminta perlindungan kepada Musa (Maula, 2015:241-242). Kisah dari pemaparan di atas menjadi salah satu unsur konstruksi sejarah bukit Sinai, karena pada bagian ini telah muncul nabi Harun yang merupakan saudara dan sekaligus teman dakwah nabi Musa. Kemunculan nabi Harun as akan berpengaruh kepada konstruksi sejarah bukit Sinai karena nabi harun ditugaskan untuk mengawasi Bani Isarel dalam perjalanan ke bukit Sinai selagai nabi Musa bermunajat kepada Allah di atas puncak bukit sinai. Selain itu, makam nabi Harun as juga menjadi peninggalan bersejarah yang terdapat di bukit Sinai. d. Musa dan Bani Israil keluar dari Mesir Latarbelakang sejarah bukit Sinai selanjutnya didasari dari kisah nabi Musa as yang membawa kaumnya yaitu Bani Israel keluar dari Mesir guna menghindari penindasan yang dilakukan oleh Fir’aun terhadap kaumnya. Bani israel hidup menderita di bawah tekanan Fir’aun dan para pengikutnya. Kehadiran Musa untuk menyelematkan dan membebaskan mereka dari belenggu penindasan. Bani Israel mendatangi Musa agar memohonkan rahmat dan hidayah Allah commit to user untuk mereka. Nabi Musa bersama kaumnya dari Bani Israil, perpustakaan.uns.ac.id 34 digilib.uns.ac.id sedang dalam perjalanan keluar dari negeri Mesir, menuju ke negeri harapan Kan’an (Palestina). Karena dikejar oleh pasukan Fir’aun Mesir (Baddal, 2013: diakses 20 Agustus 2015). Bani Israel berjalan dengan cepat karena takut tertangkap oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang . Pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yang luas. Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Isra'il ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mereka dikejar oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mereka tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Fir'aun yang zalim itu. Musa memukul laut tersebut dengan tongkatnya, maka dengan izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya. Setelah mereka sudah berada di bagian tepi timur dalam keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Fir'aun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bertanya apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar tenang menanti Fir'aun dan bala tentaranya turun semua ke dasar laut. Karena takdir Allah telah mendahului bahwa mereka akan menjadi bala tentera yang tenggelam (Baddal, 2013: diakses 20 Agustus 2015). Fir’aun berbohong kepada para pengikutnya dan mengaku bahwa lautan terbelah itu karena kuasanya untuk menangkap rombongan dari nabi Musa. Para pengikut Fir’aun percaya dengan ucapannya, kemudian kembali mengejar Musa dan kaumnya. Ketika pengikut Musa sampai ke tepi daratan, tiba-tiba laut yang terbelah tersebut kembali menutup. Fir’aun dan pasukannya tenggelam di dalam samudera (Maula, 2015:251). Bani Isra'il yang merupakan pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Fir'aun. Mereka masih terpengaruh dengan kenyataan yang ditanamkan oleh Fir'aun semasa ia berkuasa sebagai raja bahwa dia adalah manusia luar biasa lain daripada yang lain dan bahwa dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yang masih melekat pada fikiran mereka menjadikan mereka tidak mau percaya bahwa dengan tenggelamnya, Fir'aun sudah mati. Mereka menyatakan kepada Musa bahwa Fir'aun mungkin masih hidup namun di alam lain. Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bahwa apa yang terfikir oleh mereka tentang Fir'aun adalah suatu khayalan belaka dan bahwa Fir'aun sebagai orang biasa telah mati tenggelam akibat commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pembalasan Allah atas perbuatannya, menentang kekuasaan Allah mendustakan Nabi Musa dan menindaskan serta memperhambakan Bani Isra'il. Dan setelah melihat dengan mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan orang-orangnya terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala tahayul mereka tentang Fir'aun dan kesaktiannya (Baddal, 2013: diakses 20 Agustus 2015). Menurut catatan sejarah, mayat Fir'aun yang terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir, lalu diawet hingga utuh sampai sekarang, sebagai mana dapat dilihat di museum Mesir. Kisah perjalanan nabi Musa dan Harun beserta kaumnya keluar dari mesir merupakan unsur dari latarbelakang sejarah bukit Sinai, karena keluarnya Musa beserta kaumnya dari mesir merupakan bagian perjalanan mereka menuju ke bukit Sinai. e. Musa bermunajat di Bukit Sinai Latarbelakang sejarah yang terahir inilah yang merupakan inti dari latarbelakang sejarah bukit Sinai di Mesir terkait dengan kisah nabi Musa as. Pada bagian ini terdapat kisah nabi Musa yang menjalankan perintah Allah untuk mendaki Bukit Sinai guna mendapatkan wahyu yang berupa perintah serta larangan sebagai pedoman hidup bagi kaumnya. Selamat dari kejaran fir’aun dan tentaranya, Musa dan pengikutnya tinggal di sebuah tempat. Mereka mulai membangun komunitas commit to userperangkat dengan segala dan sistem yang 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dibutuhkannya. Mereka membutuhkan pedoman untuk menciptakan tatanan masyarakat yang teratur, untuk nabi Musa meminta kepada Tuhannya sebuah kitab untuk dijadikan sebagai petunjuk dan landasan hukum (Maula, 2015:254). Allah memerintahkan Musa untuk bersuci dan berpuasa selama tiga puluh hari. Musa diperintahkan pergi ke Bukit Sinai setelah selesai menjalankan puasanya, untuk menerima perintahNya yang terdapat dalam sebuah kitab yang berisi perintah dan larangan bagi kaumnya. Musa memilih tujuh puluh laki-laki dari kaumnya. Kemudian mereka berangkat ke Bukit Sinai (2015:254). Musa berjalan lebih dulu daripada kaumnya, demi menjalankan perintah Allah, Musa meningglakan kaumnya. Harun ditugaskan untuk mengurus, mengatur dan menjaga keadaan kamunya sampai Musa kembali membawa syariat dan pedoman dari Tuhannya. Musa berjalan seorang diri mendaki Bukit Sinai. Musa meminta Tuhannya untuk menampakkan wujudnya agar ketetapan dan hukum Allah menjadi hujjah yang pasti bagi kaumnya. Kaumnya sendiri pernah memintanya agar memperlihatkan Allah dengan jelas kepada mereka. Allah berkata kepada musa bahwa dia bisa melihat-Nya jika bukit tersebut tetap berda di tempatnya seperti semula, akan tetapi nabi Musa pingsan karena ketakutan setelah melihat bukit tersebut hancur ditelan bumi (2015:255). commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Nabi Musa berbicara langsung dengan Tuhannya untuk membawa risalah yang diberikan oleh Tuhannya, akan tetapi pengelihatan nabi Musa tidak mampu melihat wujud Allah. Seperti yang tertulis dalam al-Quran surat al-A’raf ayat 144 , Qa>la ya> Mu>sa inni>s-'shthafaituka ‘ala'n-nasi birisa>la>ti> wa bikala>mi fakhud ma> ataituka wa ku'm-mina'sy-sya>kiri>n (144) Allah berfirman, “ Hai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu diantara manusia lainnya untuk membawa risalahKu dan berbicara langsung dengan-Ku. Maka berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah diantara orang-orang yang bersyukur (QS. al-A’raf ayat 144). Susunan dari kisah-kisah nabi Musa as diatas merupakan konstruksi yang membangun sejarah bukit Sinai di Mesir. Bukit atau Gunung Tursina merupakan salah satu tempat yang berpengaruh bagi para agamawan atau orang-orang muslim yang ingin bernapak tilas menelusuri jejak nabi Musa as. Nabi Musa bermunajat kepada Allah untuk menunjukkan bukti kenabian kepada kaumnya di bukit Sinai. Bukit Sinai menjadi saksi bisu saat Musa menerima mukjizat kenabian Musa yang diberikan dalam wujud tongkat yang bisa berubah menjadi ular . Bukit Tursina juga yang menjadi saksi bahwa Nabi Musa pernah berbicara langsung kepada Allah. Di tempat ini pula kita akan temui dua jenis buah commit to user 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang dijadikan sumpah oleh Allah , buah tin dan buah zaitun. Seperti yang dijelaskan di dalam al-Quran surat at-Tin ayat 1 dan 2. Wat-'ti>ni wazzaitu>n (1) wa thu>ri si>ni>n (2) Demi (buah) tin dan (buah) zaitun,(1) dan demi bukit Sinai (2). Ayat tersebut juga yang menjadikan bukit Sinai sebagai tempat yang amat penting bagi umat Islam pada khususnya, karena nama dari bukit Sinai terdapat di dalam al-Quran yang merupakan kitab suci dari umat Islam. 2. Peninggalan Bersejarah di Bukit Sinai Peninggalan bersejarah yang berada di kawasan bukit Sinai juga merupakan sebuah konstruksi sejarah bukit Sinai serta sebagai saksi bahwa kawasan bukit Sinai mempunyai nilai histotis yang tinggi. Terdapat beberapa peninggalan bersejarah di bukit Sinai yang menambah kawasan di sekitar Sinai menjadi lebih menarik untuk dijelajahi, karena pada masing-masing peninggalan tersebut mempunyai nilai sejarah tersendiri yang penting untuk diketahui bagi para penganut agama samawi. commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Puncak Bukit Sinai Puncak bukit Sinai mempunyai sejarah penting bagi umat islam dan yahudi. Menurut Islam, di atas puncak bukit Sinai inilah nabi Musa bermunajat kepada Allah SWT selama 40 hari sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 51. Ketika sedang bermunajat di atas puncak bukit Sinai, nabi Musa menerima wahyu dari Allah secara langsung, yakni berupa kitab Taurat sebagai pedoman baginya dan bagi kaumnya. Menurut kepercayaan yahudi, di bukit inilah Musa menerima The Ten Commandements (Sepuluh Firman Tuhan). (Nugraha, 2009:87). Bukit Sinai disebut juga dengan jabal Musa. Start dalam pendakian ke puncak bukit tersebut dimulai dari lembah jabal musa. Start untuk mendaki puncak tersebut baru akan dibuka pada pukul 00.30 dini hari, dimaksudkan agar pendaki bisa sampai di puncak Jabal Musa sebelum matahari terbit sehingga para pendaki dapat menikmati keindahan sunrise dari atas puncak bukit tersebut (Marzuq, 2015:181). Gambar. 03 Sunrise di puncak gunung Sinai (gambar commit to user diambil oleh Dien, 17 Juli 2008) 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Puncak bukit Sinai tersebut menjadi tempat yang paling digemari oleh para wisatawan, karena latarbelakang historisnya. Di atas puncak bukit tersebut terdapat tempat peribadatan tiga umat agama samawi. Terdapat pula pedagang asongan yang berada di atas puncak bukit Sinai untuk pengganjal perut bagi para pendaki yang tidak membawa bekal makanan. Banyak para pendaki yang tidak sanggup menakluklan puncak bukit Sinai tersebut karena medannya yang sulit untuk dilalui. Pendakian menuju puncak bukit Sinai melewati bebatuan yang terjal dan licin. Pendakian puncak tersebut dapat diabantu dengan mengendarai unta, tapi hanya sampai batas jalan yang disediakan untuk jalur unta, selebihnya para pendaki mendaki puncak tersebut dengan berjalan kaki. b. Patung Samiri Patung samiri merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terdapat di kawasan bukit Sinai. Patung samiri adalah sebuah patung yang berbentuk lembu atau sapi. Gambar.04 Patung Anak Sapi Samiri (gambar diambil oleh: Wawan B, 07 Maret 2015) commit to user 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Patung yang menyerupai lembu tersebut di klaim oleh penduduk sekitar Sinai sebagai berhala hasil ciptaan orang yang bernama Samiri yang digunakan untuk menyesatkan Bani Israel. Pendapat lain tentang patung samiri yang ada di bukit Sinai bahwa gambaran patung lembu tersebut merupakan pancaran daripada patung emas yang dibuat oleh Samiri. Lalu pancaran tersebut terkena ke bukit dan membentuk ukiran seekor lembu. Ukiran ini dapat dilihat dengan jelas kira-kira 20 meter dari tempat tersebut. Ada pendapat lain yang menyatakan ia bukan hasil pancaran dari patung emas tersebut tapi hanya kesan luluhawa yang membentuk seperti lembu (BKMIP, 2008: diakses 31 Agustus 2015). 1) Latarbelakang terbentuknya Patung Samiri Kisah yang menyebutkan tentang Samiri terdapat dalam alQuran surat Tha>ha> ayat 85 sampai 98. Kemudian al-A’ra>f ayat 138, 149, 151, 154, 155 dan surat al-Baqarah ayat 55, 56, 63 dan 64. Kejadian mengenai kisah tentang patung Samiri bermula saat nabi Musa terlambat pulang dari bermunajat kepada Allah di atas bukit Sinai, Bani Israel mulai meragukan kenabian dan agama yang dibawa oleh nabi Musa karena terlalu lama menunggu nabi Musa turun dari puncak bukit Sinai. Bani Israel meminta nabi Harun untuk membuatkan sesembahan, hal ini terdapat dalam al-Quran surat al-A’raf ayat 148, commit to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Wa jawazna> bibani> isra>'i>lal-bachra fa'atau ‘ala> qaumin ya’kufu>na ‘ala> ashna>mil-lahum qa>lu> ya>mu>sa>-j’al-lana< ila>han kama> lahum a>lihatun qa>la innakum qaumun tajhalu>na Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu. Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk Kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)" (138). Berdasarkan ayat di atas, munculah ambisi samiri untuk mengajak bani Isarel menyembah patung anak sapi. Salah seorang dari Bani Israel yang bernama Samiri, telah menghimpunkan emas, perak dan barang perhiasan lalu membentuk seekor anak lembu dan membawa patung tersebut ke hadapan Nabi Harun. Dia meminta kaumnya supaya menyembah dan menyembelih korban kepada Tuhan baru mereka (berhala patung Samiri). Sekembalinya Nabi Musa bermunajat, dia membawa bersamanya kitab Taurat sebagai ajaran dan panduan kepada Bani Israel. Namun, Nabi Musa kecewa setelah mendapati kaumnya menyekutukan Allah dengan menyembah patung berhala yang dibuat oleh Samiri (BKMIP, 2008: diakses 31 Agustus 2015). commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Biografi Samiri Menurut Muhammad Ibnu Ishaq (704 M-767 M) penyusun kitab Sirat ar-Rasulullah, meriwayatkan kisah dari Ibnu Abbas, mengatakan bahwa, Samiri adalah seorang penduduk Bajarma dan dia berasal daripada kaum yang menyembah berhala. Dalam dirinya telah tertanam kecintaan kepada penyembahan terhadap patung dan berhala sapi. Samiri menampakkan dirinya adalah pengikut Musa di hadapan Bani Israil namun hatinya bergelojak dengan kepercayaan nenek-moyangnya. Menurut Muhammad Ibnu Ishaq, Samiri adalah nama panggilan bagi seorang individu kufur bernama Musa bin Zafar (wikipedia, 2015: diakses 30 Juli 2015). Pendapat lain mengatakan, Samiri adalah penisbatan kepada salah satu kabilah bani Israil. Dahulu, Samiri bergaul dengan orang-orang yang menyembah patung anak sapi, sehingga cintanya kepada anak sapi benar-benar merasuk tulang (Fadhl, 2012: diakses 11 September 2015). Menurut sumber yang penulis peroleh dari data kuesioner, bahwa lokasi patung anak sapi yang disebut patung Samiri berada di kawasan bawah perbukitan Sinai di Mesir diantara batu-batu besar yang terdapat di kawasan tersebut. c. Wadi Arbain Wadi Arbain adalah tempat bersejarah yang berada di bukit Sinai. Nama Wadi Arbain (empat puluh lembah) diambil dari firman Allah Ta’ala di dalam al-Quran surat al-Ma’idah ayat 26, commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Qa>la fa'innaha> mucharramatun ‘alaihim arba’i>na sanatan yati>hu>na fi>l-ardhi fala> ta'sa ‘alal-qaumil-fa>siqi>na Allah berfirman: "(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang Fasik itu". Di kawasan inilah pengikut Nabi Musa menjadi kebingungan tidak menjumpai tempat keluar selama 40 tahun disebabkan mereka enggan mematuhi perintah Allah untuk memasuki kota Palestina. Keengganan mereka di sebabkan karena keangkuhan mereka serta cerita yang menyatakan terdapat orangorang yang kuat di dalam negeri Palestina tersebut (BKMIP, 2008: diakses 31 Agustus 2015). Peristiwa tersebut terdapat dalam al-Quran surat al-Ma’idah ayat 02, commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Ya>qaumi udkhulul-ardhal-muqaddasata'l-lati> kataba'l-la>hu lakum wala> tartaddu> ‘ala> adba>rikum fatanaqalibu> kha>siri>na (21). Qa>lu> ya>mu>sa> inna fi>ha> qauman jabba>ri>na wa inna> lannadkhulu>ha> chatta> yakhruju> minha> fa'in yakhruju> minha> fa'inna> da>khilu>na (22). Qa>la rajula>ni mina'l-ladzi>na yakha>fu>na an’ama'l-la>hu ‘alaihima> udkhulu> ‘alaihimul-ba>ba fa'idza> dakhaltumu>hu fa'innakum gha>libu>na wa ‘ala'l-la>hi fatawakkalu> in kuntum-mu'mini>na (23). Qa>lu> ya>mu>sa> inna> lan-nadkhuluha< abadam-ma> da>mu> fi>ha> fa'dzhab anta wa rabbuka faqa>tila> inna> ha>huna> qa>’idu>na (24). Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu[409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi (21). Mereka berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, Sesungguhnya Kami sekalikali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. jika mereka ke luar daripadanya, pasti Kami akan memasukinya" (22). Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman" (23).Mereka berkata: "Hai Musa, Kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selamalamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya Kami hanya duduk menanti disini saja" (24). Wadi Arbain terletak di dekat 12 mata air yang disebut Uyun Musa. Kawasan tersebut terdapat banyak air dan pepohonan yang masih hijau. Lokasi Wadi Arbain adalah berupa jalan sepanjang terdapat beberapa lembah. commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar. 05 Wadi Arbain (www.discoversinai.net) Pada gambar di atas adalah sebuah papan nama sebagai penanda bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan dari Wadi Arbain. d. Uyun Musa Uyun Musa adalah sumur yang diyakini sebagai 12 mata air yang berasal dari sebuah batu yang dipecahkan oleh Musa dengan tongkatnya. Nabi Musa melakukan hal tersebut karena mukjizat dari Allah SWT untuk memberi minum kaumnya, yaitu Bani Israel (Marzuq, 2015: 178-179). Cerita tentang kejadian tersebut dipaparkan oleh al-Quran dalam surat al-Baqarah: 60. commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Wa idzistasqa> mu>sa> liqaumihi fakulna>dh-rib bi’asha>kalchajara fan-'fajarat minhutsnata> ‘asyrata ‘ainan qad ‘alima kullu unasim-masyrabahum kulu> wasyrabu> min rizqi'l-la>hi wa la> ta’tsau fil-ardhi mufsidi>na (9) Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masingmasing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan (9). Menurut beberapa ahli tafsir , kedua belas mata air tersebut sesuai dengan jumlah golongan atau suku yang ada adalam tubuh Bani Israel, seperti yang dijelaskan dalam al-Quran surat al-A’raf: 160, Wa qatha’na>humuts-natay ‘asyrata asba>than umaman wa'auchaina< ila> mu>sa> idzi>s'-tasqa>hu anidh-ribb-biasha>kalchajara fa>-'nbajasat minhuts-'nata> ‘asyrata ‘ainan qad ‘alima kullu una>sim-masyrabahum wazhalalna> ‘alaihimul-ghama>ma wa'nzalna> ‘alaihimul-manna> was-'salwa> kulu> minathayyiba>ti ma> commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id razaqna>kum wama> zhalamu>na walakin ka>nu> anfusahum yazhlimu>na (19). Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masingmasingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu Menganiaya dirinya sendiri (19). Dua belas dari jumlah sumur yang ada, saat ini hanya tersisa dua buah sumur, karena sebagian sumur yang lain tertutup oleh pasir. Gambar. 06 Uyun Musa (gambar diambil oleh Aini Masithoh, 12 Desember 2014) Uyun Musa berada di sebuah kawasan padang pasir yang luas dan hanya ditumbuhi sedikit pohon kurma yang saling berjauhan. Uyun Musa terletak 20 km dari terowongan Ahmed Hamdi Sinai selatan, yaitu terowongan bawah laut dan dekat commit to user dengan Saint Chaterine City. Dari beberapa peninggalan 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bersejarah, Uyun Musa berlokasi dekat dengan Wadi Arbain. Sebagai tempat pariwisata, sebenarnya tempat tersebut tidak begitu menarik untuk dikunjungi. Tempat tersebut menjadi menarik untuk dikunjungi karena terkandung nilai historis didalamnya, khususnya bagi pemeluk agama samawi. e. Makam Nabi Harun dan Nabi Shaleh Istilah makam dalam bahasa Arab berasal dari kata maqam yang berarti tempat, status, atau hirarki. Tempat penyimpan jenazah sendiri disebut qubra yang berarti kubur atau kuburan. Makna dari keduanya tidak dapat dibedakan secara tegas. Sehingga orang yang akan berziarah bisa menyatakan “ke makam” atau “ke keburuan” (Nur Syam dalam Anton, 2008:17). Penelitian ini akan membahas dua makam yang berada di kawasan bukit Sinai, yaitu makam nabi Harun dan nabi Shaleh. Kedua makam tersebut terlihat biasa saja dan tak terlalu istimewa. Hanya sebuah ruangan kecil yang di dalamnya terdapat gundukan tanah yang kurang terawat secara baik (Marzuq, 2015:181). Hanya saja tempat tersebut menjadi tempat yang sakral dan bersejarah karena kedua tokoh tersebut sangat berpengaruh bagi umat islam, sehingga pada saat ini dijadikan sebagai tempat berziarah bagi pemeluk agama Islam pada khususnya. commit to user 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Makam Nabi Harun Makam Nabi Harun as merupakan peninggalan bersejarah yang disucikan, karena nabi Harun as adalah salah satu dari sekian banyak nabiallah yang dianggap berpengaruh dan di hormati bagi umat Islam. Maka, peninggalan dari tokoh yang sangat bersejarah inilah yang menambah nilai daya tarik di sekitar kawasan bukit Sinai. Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim. Baginda ialah adik-beradik seibu Nabi Musa, diutuskan untuk membantu Musa memimpin Bani Israel ke jalan yang benar. Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Beliau yang fasih berbicara dan mempunyai pendirian tetap sering mengikuti Musa dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun. Nabi Musa sendiri mengakui saudaranya fasih berbicara dan berdebat, seperti diceritakan al-Quran,Surah AlQashas ayat 34: Wa akhi> ha>ru>na huwa afshachu minni> lisa>nan faarsilhu ma’iya rid'an yushaddiquni> inni> akha>fu anyukaddibu>na (34) Dan saudaraku Harun, Dia lebih fasih lidahnya daripadaku, Maka utuslah Dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku. commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Nabi Harun hidup selama 120 tahun. Dia wafat sebelum kematian Musa. Nabi Harun as dikubur di bukit Hur yaitu di daerah al-Tiih di dataran Sinai yaitu sebelum Bani israel memasuki Palestina. Nabi musa yang telah mengubur jasad nabi Harun as.setelah pengeburan itu nabi Musa kembali dan mengabarkan kematian Harun kepada Bani Israel (Fikri, 2003:143). Gambar. 07 Papan Nama Kawasan Makam Nabi Harun as (Gambar diambil oleh Wawan B, 07 Maret 2015). Di kawasan makam nabi Harun as terdapat papan nama yang menuliskan nama dari nabi harun. Jarak makam dan papan nama tersebut agak jauh, karena makam nabi Harun berada di puncak perbukitan. Sebagian wisatawan hanya mengambil gambar pada papan nama kawasan makam nabi Harun tersebut, karena jarak untuk menempuh lokasi makam commit to user 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id nabi Harun as sangatlah jauh dan akses jalannya yang tidak mudah karena berada di puncak perbukitan. 2) Makam Nabi Shaleh Baginda merupakan nabi kelima dan menjadi Rasul pada tahun 1990 SM. Suatu ketika dahulu, Allah Taala telah mengutus Nabi Saleh untuk menyampaikan dakwah kepada kaum Thamud. Nabi Saleh telah berhijrah dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Antara kawasan yang dipercayai pernah dijadikan tempat penginapan Nabi Saleh bersama pengikutnya yang menerima seruan dakwah Islam terletak di kaki bukit Thursina ini. Terdapat beberapa pohon yang menjadi simbol kawasan tersebut. Ia dapat dilihat dengan jelas apabila melalui kaki bukit sebelum sampai ke puncak bukit Thursina (BKMIP, diakses 31 Agustus 2015). Gambar. 08 Papan Nama Kawasan Makam Nabi Shaleh as (www.kompasiana.com) commit to user 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Makam nabi shaleh terletak tidak jauh dari papan nama yang berada di kawasan makan nabi Shaleh. Papan nama tersebut digunakan sebagai petanda bahwa daerah tersebut merupakan kawasan dari makam nabi Shaleh as. f. Gereja St. Catherine Gereja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rumah atau tempat berdoa dan melakukan upacara orang Kristen. Gereja besar biasanya juga difungsikan sebagai tempat badan organisasi umat Kristen yang sama kepercayaannya, ajaran, dan tata cara ibadahnya seperti dikelompokan sebagai kristen ortodoks, vatikan dan lain sebagainya (KBBI, 2011:357) 1) Sejarah St. Catherine Tahun 330 St. Helena yang merupakan ibunda kaisar Konstantin, memerintahkan pembangunan gereja kecil Biara St. Kemudian pada tahun 542 M gereja tersebut direnovasi oleh Kaisar Justanian. Catherine dibangun oleh para prajurit dan pelayan dari Romawi atas perintah Kaisar Justinian. Tempat ini dahulu digunakan oleh para pendeta dan pertapa Kristen untuk melarikan diri dari penyiksaan Romawi sekitar abad ke-3 (Mulyono, 2009:104). Nama Catherine berasal dari nama biarawati asal Alexandria yang ditemukan tewas mengenaskan di puncak bukit. Bagian separuh atas badannya ditemukan di puncak commit to user 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bukit Musa atau ja>bal Mu>sa di bukit Sinai mesir (Nugraha, 2009:91-92). 2) Biografi Catherine Chaterine dilahirkan di Alexandria, kota provinsi di barat Mesir, pada tahun 295 M. Nama asal Chaterine adalah Dorothea. Dorothea dibesarkan oleh keluarga bangsawan penyembah berhala (paganis). Dorothea berkenalan dengan seorang rahib asal Syria yang mengenalkannya dengan ajaranajaran Kristus, kemudian ia masuk agama Kristen dengan nama baptis St Catherine. Masuknya Catherine ke agama Kristen membuat ia dibenci oleh keluarganya, sehingga dia kabur meningalkan Alexandria dan sampai ke bukit Sinai. Selama beberapa hari dia bersembunyi di dalam gereja, kemudian secara resmi dia bergabung dengan jemaat yang tinggal di gereja tersebut (Nugraha, 2009:92). Seorang wanita bernama Elijah membantu Catherine membuat tempat persembunyian di lereng bukit. Elijah juga mengajak Catherine mendaki bukit hingga sampai ke puncak. Mereka mebangun sebuah gereja kecil berukuran 5x3m sebagai tempat persembunyian yang lebih aman untuk Catherine.keberadaan Catherine di bukit Musa diketahui oleh ayahnya. Ayahnya mendatanginya dengan keadaan marah, kemudian mereka bertemu di atas bukit, dan disana Catherine commit to user dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri. Separuh bagian atas 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mayatnya di simpan di gereja kecil tersebut, sedangkan bawahnya disimpan di bukit Sini. Mayat Catherine ditemukan oleh para rahib gereja 3 abad kemudian setelah persitwa pembunuhannya. Sejak abad 11 M gereja tersebut diberi nama St. Catherine atau Catherine Monastery (Nugraha, 2009:9293). 3) Deskripsi Bangunan Gereja St. Catherine Kompleks biara atau gereja St. Catherine dikelilingi oleh tembok yang kukuh selebar 2,5 m dan tingginya rata-rata 11 m. Bangunannya dibuat dari blok-blok batu granit berlapis dan berukuran besar. Sebagian temboknya dihiasi dengan berbagai simbol bernuansa kristiani seperti salib, monogram dan sejumlah gerbang berbentuk besar dan kecil. Bangunan utama di dalam kompleks ini adalah gereja chruch of tranfiguration (the katholitikon) yang merupakan karya dari seorang arsitek Byzantium, Stephanos. Bangunan yang berbentuk basilika dari bahan batu granit ini memiliki ruang ibadah utama yang luas dan memiliki dua jalur menuju altar dan kolom-kolom batu granit raksasa yang dihiasi dengan motif-motif Kristen dibagian puncaknya, sebuah mimbar dan narthex. Masingmasing ruang altar memiliki tiga buah kapel. Sementara di dekat altar utama terdapat sebuah peti kubur batu yang berisi sisa-sisa dari jenazah Saint Catherine. Bagian langit-langit commit to user kapel yang merupakan lapis kedua dari langit-langit yang 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sebelumnya, dibuat pada abad ke- 18 bersamaan dengan lantai marmer dan hiasan ikonostasis yang detail. Pintu-pintunya berukir dan dibuat dari kayu pohon cedar, yang merupakan karya prajurit perang salib abad ke- 11 (Mulyono, 2009:104105). Terdapat taman biara di belakang tembok biara yang berbentuk segi tiga, yang dibangun oleh para biarawan selama bertahun-tahun. Mereka membawa lapisan tanah untuk dikumpulkan di tempat ini serta membuat tangki penampungan air untuk irigasi. Gambar. 09 Osarium di Gereja St Catherine commit to user (www.wikipedia.com) perpustakaan.uns.ac.id 58 digilib.uns.ac.id Sejumlah pohon buah-buahan yang tumbuh di tempat ini di antaranya pohon zaitun, aprikot, prem, chery dan sayursayuran. Kebun ini berada satu kompleks dengan tempat pemakaman dan rumah penguburan. Setelah dikubur di makam, tulang belulang para biarawan di tempat ini kemudian diambil dan disemayamkan di rumah penguburan. Tulang belulang dari uskup tertinggi disemayamkan dalam cerukceruk khusus, tempat tersebut dinamakan Osarium. Hal ini dilakukan karena sulitnya menggali lubang makam di daerah yang berbatu di sekitar biara. Makam ini memiliki makna untuk mengingatkan akan datangnya kematian yang tidak dapat dielakan manusia (Mulyono, 2009:105). Gambar. 10 Gereja St. Catherine di Sinai (www.discoversinai.net) Proyek pembangunan gereja tersebut memakan waktu sembilan tahun. Napoleon Bonaparte juga pernh merenovasi beberapa bagian benteng dan gereja tersebut pada tahun 1801 commit to user 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id M. Pada bagian depan gereja terdapat pintu yang terkunci rapat. Gereja tersebut terbuka untuk umum setiap hari kecuali pada hari minggu dan jumat. Pada tahun 1951, pemerintah mesir mendirikan beberapa bangunan di dalam benteng sekitar gereja. Bangunan-bangunan tersebut ada yang berfungsi sebagai perpustakaan, rumah para biara, ruang galeri, dan kantor keuskupan St Catherine (Nugaraha, 2009:90). Biara St. Catherine juga memiliki perpustakaan paling tua dalam khasanah Kristen. Perpustakaan ini dianggap sebagai perpustakaan kedua terbesar setelah perpustakan Vatikan, baik dalam hal jumlah maupun nilai koleksi manuskrip kuno yang tersimpan di dalamnya. Total manuskrip yang ada di perpustakaan ini lebih dari 3000 eksemplar, ditambah dengan tidak kurang dari 5000 buku religius. Biara ini juga memiliki lebih dari 2000 koleksi lukisan suci yang dipajang dalam galeri khusus. lukisan-lukisan di tempat ini mewakili semua jenis aliran seni lukis era Byzantium mulai dari abad ke- 6 sampai abad ke- 8 (Mulyono, 2009:105). Terdapat beberapa naskah penting yang terdapat di perpustakaan tersebut. Diantara naskah penting yang ada adalah codex syriacus yang dibuat pada abad 5 M. Naskah tersebut ditulis ulang pada abad ke 8. Perpustakaan ini juga pernah menyimpan codex sanaiticus, sebuah naskah Bibel asli yang ditulis pada abad ke 4. Pada tahun 1865, naskah tersebut commit to user 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pernah dipinjam Tischendorf seorang rohaniawan Jerman, atas nama kaisar Rusia untuk kepentingan penelitian, akan tetapi Tischendorf membawanya ke Petersburg dan hingga kini belum dikembalikan. Pada tahun 1933, pihak museum inggis membelinya dari pihak Uni Soviet dengan harga yang sngat mahal pada masa itu, yaitu senilai 100 ribu poundsterling. Naskah lain yang masih ada di gereja ini adalah sebuah Bibel Yunani klasik, hadiah dari Theodosius tiga, salah seorang Kaisar Byzantium (Nugraha, 2009:91). Pada tahun 2002, UNESCO menetapkan gereja St Catherine sebagai salah satu obyek wisata sejarah bernilai budaya tinggi yang harus dilestarikan, karena banyak menyimpan naskahnaskah penting kuno. Hal tersebut juga menambah nilai bukit Sinai di mata agamawan di kancah dunia, karena lokasi gereja St Catherine berada di kawasan bukit Sinai. Hubungan gereja St Catherine dengan Islam adalah karena gereja tersebut mendapat perlindungan dari umat Islam terkait dengan “surat jaminan” yang ditulis oleh nabi Muhammad. g. Masjid Fatimiah Masjid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rumah atau bangunan yang berguna sebagai tempat sembahyang orang Islam (2011:719). Terdapat masjid berukuran sedang yang berada di dalam commit to user Masjid tersebut adalah masjid komplek gereja St. Catherine. 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Fatimiah. Masjid Fatimiah yang terletak di barat daya basilika (ruang pertemuan / aula) merupakan bangunan baru yang didirikan pada kurun waktu antara tahun 1101-1106 di bekas sebuah kapel peringatan Perang Salib berukuran kecil. Skema dasar bangunannya berbentuk persegi panjang, berukuran 7x11 m, dengan tinggi bangunan 7 m dan dilengkapi dengan sebuah menara masjid semi terpisah disudut sebelah utara, serta sebuah halaman depan. Ruang dalam terdiri atas enam bilik dengan atap-atap mendatar dari kayu. Sementara jendela-jendelanya dijajar searah sumbu pada dinding bagian dalam, di atas tingkatan pintu-pintu lengkungnya. Tiga buah mihrab berupa cerukan kecil, dibuat pada dinding yang mengarah ke arah kiblat. Pintu masuk utama terdapat di sebelah utara dilengkapi dengan dua buah jendela dan empat buah jendela di pintu muka sebelah timur. Sayangnya seluruh jendela di masjid ini telah dilapisi dengan batu bata sekitar empat abad yang lalu. Persediaan air di tempat ini dipasok dari sumber air yang mengalir terus-menerus dari Uyun Musa, yang berasal dari sebuah sumber air bawah tanah (Mulyono, 2009:105). h. Kapel Semak Terbakar Kapel dalam bahasa inggris disebut Chapel adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat persekutuan dan ibadah bagi orang Kristen. Bangunan kapel bisa jadi dibangun melekat commitseperti to user gereja besar, perguruan tinggi, pada lembaga lainnya, 62 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id rumah sakit, istana, penjara, atau pemakaman. Bangunan kapel juga bisa berdiri sendiri dan terpisah dari bangunan lainnya. Dapat dikatakan bahwa sebuah kapel adalah lokasi tempat ibadah sekunder. Bagian paling disucikan di biara ini berada tepat dibagian belakang mimbar, yakni Kapel Semak Terbakar yang dibangun pada abad ke- 4 dan didedikasikan kepada Perawan maria. Altar ini dibangun tepat di atas bekas semak-semak yang terbakar. Sementara semak-semaknya dipindahkan dan ditanam beberapa meter dari Kapel, ketika Kapel ini dibangun. Gereja ini dilengkapi dengan sebuah menara lonceng bergaya Neo-Klasik dari tahun 1871. Menara ini karya seorang biarawan yang bernama Gregorius. Terdapat 19 buah lonceng pemberian para Tsar Rusia. Terdapat aula tempat makan yang cukup besar dan berbentuk pesegi empat. Aula tersebut memiliki atap lengkung bergaya Gothic dengan lengkung-lengkung yang dihiasi lukisan baju zirah atau simbolsimbol prajurit perang salib yang lain. Temboknya dihiasi lukisan dinding-dinding dari masa perang salib abad ke- 16. Keunikan aula ini adalah keberadaan sebuah meja panjang berukir yang artistik, meja ini dibawa dari Corfu pada abad ke- 18 (Mulyono, 2009:105). i. Surat Jaminan Muhammad Surat Jaminan Muhammad (bahasa Inggris: Achtiname of Muhammad, Patent of Mohammed), juga dikenal sebagai Surat commit to user Perjanjian (Testamentum) Muhammad, adalah sebuah dokumen 63 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id atau ahdname merupakan suatu surat perjanjian yang diratifikasi oleh nabi Muhammad SAW yang memberikan jaminan perlindungan dan hak-hak lain bagi para biarawan di Biara Santa Katarina (St Catherine), Semenanjung Sinai. Surat ini dimeteraikan dengan gambar telapak tangan nabi Muhammad. Pada 628 M, utusan dari Biara St. Catherine mengunjungi Nabi Muhammad untuk meminta perlindungan. Nabi menyanggupi dengan memberi mereka sebuah dokumen perjanjian (Khan, diakses 28 September 2015). Dokumen tersebut menyatakan bahwa Nabi Muhammad secara pribadi melalui perjanjian ini memberikan hak-hak dan kemudahan bagi semua orang Kristen "jauh dan dekat". Memuat sejumlah point topik perlindungan orang-orang Kristen yang hidup dalam kekuasaan Islam sebagaimana para peziarah dalam perjalanan ke biara-biara, kebebasan beragama, kebebasan bepergian dan kebebasan menentukan para hakim dan memelihara hak milik mereka, bebas dari wajib militer dan pajak serta hak untuk dilindungi dalam peperangan. Naskah perjanjian yang asli sudah tidak ada lagi, tetapi beberapa salinan masih ada di Biara Santa Katarina (St Catherine), di antaranya ada yang disaksikan oleh para hakim Islam untuk menguatkan keotentikan sejarahnya. Penjelasan tradisional mengenai hilangnya naskah asli adalah commit to user 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pada waktu Kekaisaran Ottoman menyerang Mesir pada tahun 1517 atas perintah sultan Selim I, naskah asli diambil dari biara tersebut oleh tentara Ottoman dan dibawa ke istana Selim di Istanbul (Wikipedia, 2015). Salinannya kemudian dibuat untuk mengganti kehilangannya di biara tersebut. Di sisi lain, mungkin pula perjanjian itu diperbarui di bawah penguasa baru, sebagaimana disebutkan dalam dokumen lain di arsip tersebut (Atiya, 1955:578). Tradisi mengenai toleransi yang ditunjukkan terhadap biara ini telah dilaporkan dalam dokumen-dokumen pemerintah yang diterbitkan di Kairo, dan selama periode kekuasaan Ottoman (1517-1798), Pasha Mesir setiap tahun menegaskan kembali perlindungannya (Ratliif, 2008:177). Pada tahun 1630, Gabriel Sionita menerbitkan edisi pertama naskah bahasa Arab, dengan terjemahan bahasa Latin, berjudul Testamentum et pactiones inter Mohammedem et Christianae fidei cultores atau judul bahasa Arab "Al-'ahd wal-surut allati sarrataha Muhammad rasul-Allah li ahl al-millah al-nasraniyyah.". Asal mula dokumen ini telah menjadi topik berbagai tradisi berbeda, yang paling terkenal melalui kisahkisah petualang Eropa yang mengunjungi biara tersebut. Para pengarang ini termasuk perwira Perancis Greffin Affagart (mati tahun 1557), pengunjung Perancis Jean de Thévenot (mati tahun 1667) dan uskup (prelate) Inggris Richard commit to user 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Peacocke, yang menyertakan terjemahan bahasa Inggris naskah tersebut (Ratliif, 2008). Sejak abad ke-19, beberapa bagian Achtiname ini mulai diteliti lebih mendalam, terutama daftar para saksi. Terdapat kemiripan dengan dokumen-dokumen lain yang diberikan kepada komunitas agama lain di Timur Dekat. Salah satu contoh adalah surat Muhammad bagi orang-orang Kristen di Najrān, yang ditemukan pertama kali pada tahun 878 pada sebuah biara di Irak dan naskahnya diawetkan di Chronicle of Séert. C. Pengaruh Peninggalan Bangunan Bersejarah di Bukit Sinai terhadap Realita Sosial Masyarakat 1. Realita Sosial Masyarakat a. Definisi Realita Sosial Realita sosial disebut juga degan fenomena sosial. Realita sosial merupakan suatu peristiwa yang memang benar terjadi di tengah-tengah masyarakat. Paradigma realita sosial, artinya melihat gambaran yang mendasar mengenai realita sosial (masyarakat). (Soelaeman, 2009: 122). b. Tingkatan Realitas Sosial Terdapat empat tingkatan realitas sosial, yaitu tiingkat individu, tingkat antar pribadi (interpersonal), tingkat struktur sosial, dan tingkat budaya (soelaeman, 2009: 47-67). commit to user 66 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Tingkat Individu Tingkat ini menempatkan individu sebagai pusat perhatian untuk analisa. Tingkat individual tersebut analisanya dapat dibagai menjadi dua bagian, yaitu tingkat perilaku (behavioral) dan tingkat subjektif . 2) Tingkat Antarpribadi (Interpersonal) Tingkat ini meliputi interaksi antarindividu dengan semua arti yang berhubungan dengan kerjasama, konflik, adaptasi, negosiasi, komunikasi simbolis dan hal lain yang mempunyai arti hubungan. 3) Tingkat Struktur Sosial Tingkat struktur sosial bersifat abstrak, perhatiannya atau analisanya ditunjukan pada pola-pola tindakan, jaringanjaringan interaksi yang teratur dan seragam dalam waktu dan ruang, posisi sosial dan peranan sosial. Tingkat ini dapat pula menyangkut institusi-institusi sosial dan masyarakat secara keseluruhan. 4) Tingkat Budaya Tingkat budaya dalam hal realita sosial maksudnya meliputi arti nilai, simbol, norma, dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki oleh anggota suatu masyarakat. Tingkat budaya artinya meihat realitas sosial menurut perspektif budaya. Istilah kebudayaan dalam arti yang luas adalah terdiri dari produk-produk tindakan dan interaksi commit to user 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id manusia, termasuk karya cipta manusia berupa materi dan nonmateri. Kebudayaan nonmateri adalah keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, kemampuan dan tatacara lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Beberapa tingkatan diatas, tingkatan yang diambil dalam penelitian ini adalah tingkat strukur sosial dan tingkat budaya. Penelitian ini akan membahas realitas sosial ditingkat masyarakat Mesir secara umum dan keseluruhan. c. Masyarakat Masyarakat disebut society dalam bahasa inggris, berasal dari kata socius yang berarti kawan. Masyarakat adalah sekelompok oramg yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Terdapat sifat dasar masyarakat, diantaranya (Soelaeman, 2009:42-43) : 1) Masyarakat sebagai kenyataan sosial yang ditegaskan berdasarkan kesadaran, pembagian ide dan makna dari anggotanya. 2) Dasar masyarakat adalah resiprositas. Masing-masing anggota kelompok mempunyai basis pada apa yang mereka lakukan dan commit to user 68 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id apa yang mereka pikirkan, yang ada dalam hubungan resiprokal. 3) Pemaknaan dari hubungannya yang bersifat resiprokal, simbolsimbol dan konsep-konsep diri yang harus dipahami sebagai bagian dari gambaran keseluruhan. 4) Pola pelembagaan masyarakat seperti negara agama, pendidikan, ekonomi dan keluarga, dikonsepsikan sebagai peran-peran dari organisasi. 5) Pandangan pluralis masyarakat adalah suatu yang suatu yang heterogen yang ditunjukan oleh banyaknya budaya-budaya dan kelompok-kelompok minat. 6) Visi masyarakat yang ambivalens menuju adanya aturan yang konsisten dengan visi yang pluralis. 2. Bidang-bidang Sosial Terdapat empat bidang sosial yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: a. Bidang Sosial Agama Kaitan agama dan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut yang menimbulkan religi (Soelaeman, 2011:277). Seperti halnya konstruksi sejarah bukit Sinai yang mempengaruhi ralitas commit to user 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sosial masyarakat di bidang agama, yang menjadikan masyarakat menjadi religi. b. Bidang Sosial Ekonomi Ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan. Sosial ekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Dapat dilihat bagaimana ekonomi mempengarhui masyarakat dalam hubungan tersebut. Hubungan dilihat dari sisi saling mempengarhi. Interaksi sosial dengan ekonomi yang dimaksud adalah kesadaran masyarakat maupun individu untuk melakukan kegiatan ekonomi demi menyambung hidup (Damsar dan Indrayani, 2009:11). Seperti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Sinai yang memanfaatkan situs bersejarah tersebut sebagai lapangan kerja salah satunya pemanfaatan situs bersejarah sebagai kegiatan pariwisata. c. Bidang Sosial Ilmu Pengetahuan Terdapat keseragaman pendapat diantara para ilmuwan, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan to user empiris, umum, dan akumulatif. sistematis, metodis,commit rasional/logis, 70 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian (Soelaeman, 2009:213). Mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlakukan sikap yang bersifat ilmiah. Sifat yang ilmiah tersebut meliputi (Soelaeman, 2009:214): 1) Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif. 2) Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilikan terhadap hipotesis yang ada. 3) Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tidak dapat diubah. 4) Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali. Ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan sebagai apa yang disebut generic eliputi segala usaha penelitian dasar dan terapan serta peengmbangannya. commit to user 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pemnfaatan situs bersejarah bukit Sinai adalah berupa ilmu pengetahuan ilmiah yang meniliti nilai seni bangunan arsitektural dan artefak. d. Bidang Sosial Masyarakat Sosiologi sebagai perspektif dalam menganalisis masyarakat adalah sangat tepat karena merupakan undangan bagi sosiologi (Invitation to Sociology). Melalui sosiologi dapat memahami struktur sosial masyarakakat. Ketahanan masyarakat dalam kehidupan manusia, serta apa yang terjadi dalam perubahan, juga tipe orang hidup dalam masyarakat. Masyarakat sebagai cita-cita dalam mewujudkan manusia bebas dan merdeka dari dominasi dan eksploisitas penguasa di bahas oleh para sosiologi paradigma konflik yaitu dengan menggunakan konsep masyarakat komunal. Penggunaan dasar materialisme historis sebagai tumpuan maka ide-ide atau gagasan serta kesadaran manusia itu merupakan refleksi dari kondisi material, dimana kenyataan adalah ada pada benda-benda. Kemudian pola-pola perubahan sejarah ini adalah perubahan dari cara atau teknik produksi, sebagai sumber utama perubahan sosial budaya (Soelaeman, 2009:97). Definisi sosial masyarakat diatas mempunyai pengertian yang relavan dengan penelitian pengaruh situs bersejarah di bukit Sinai terhadap masyarakat terkait dengan perubahan sosial yang dipengaruhi to user olehcommit material historis berupa surat jaminan 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Muhammad yang mengajarkan tentang toleransi dan kerukunan antar masyarakat. 3. Pengaruh Peninggalan Bangunan Bersejarah di Bukit Sinai dalam Bidang-bidang Sosial Peninggalan bersejarah yang berada di kawasan bukit Sinai mempunyai pengaruh terhadap realitas sosial masyarakat di dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu : a. Bidang Sosial Agama sebagai Sumber-sumber Ritual Keagamaan Pengaruh peninggalan bersejarah di bukit Sinai sebagai sumber-sumber ritual keagamaan yang dimaksud adalah sebagai sarana napak tilas tentang kisah nabi Musa yang bermunajat di atas puncak bukit sinai selama 40 hari untuk mendapatkan wahyu dari Allah SWT berupa kitab taurat dan berbicara langsung kepada Allah seperti yang dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 51. Kegiatan religi tersebut dilakukan oleh tiga umat beragama, yaitu islam, kristen dan yahudi. Ritual keagamaan yang terdapat di kawasan bukit Sinai juga menjadi sarana untuk berziarah ke makam nabi, yaitu makam nabi Harun as dan makam nabi Shaleh as bagi umat islam. Dalam perspektif kristen terdapat gereja tua yang dianggap suci dan menyimpan sejarah bagi umat kristen. Tidak jauh beda dengan Islam, penganut agama Yahudi juga mempercayai puncak bukit Sinai sebagai sarana napak tilas dan commit to user 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id beribadah kepada Moses (Musa) yang diyakini sebagai orang suci bagi penganut agama Yahudi tersebut. Bangunan-bangunan ritual yang biasa dipakai sebagai tempat berziarah adalah sebagai berikut: No. Islam Kristen Yahudi 1. Puncak Bukit Sinai (tempat Nabi Musa menerima kitab suci Taurat) Biara atau gereja St. Catherine (gereja tertua kristen ortodok, dengan perpustakaan ke-2 paling besar setelah gereja vatikan) Puncak Bukit Sinai ( tempat moses menerima the ten commandements/10 perintah Tuhan) 2. Makam Nabi Harun as (salah satu nabi yang membantu nabi Musa dalam menghadapi musuh dan menjaga kaumnya) Kapel Semak Terbakar (tempat moses menerima loh batu yang berisi 10 perintah dari Tuhan) 3. 4. - Makam Nabi Shaleh as (nabi ke-5 yang menyeru kaum tsamud pada kebenaran Allah) - - Wadi Arbain (tempat nabi Musa dan kaumnya berada dalam keadaan kebingungan selama 40 tahun) - - commit to user 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5. 6. Uyun Musa (sumur yang diyakini sebagai 12 mata air yang berasal dari sebuah batu yang dipecahkan oleh Nabi Musa as dengan tongkatnya) - - Patung Samiri (bukti kesesatan Bani Israel) - - Pada masing-masing agama mempunyai tempat yang dipercayai sebagai tempat suci dan sakral. Sebagian dari beberapa tempat yang dianggap suci mempunyai lokasi yang sama, akan tetapi pada masing-masing agama tersebut mempunyai latarbelakang historis yang berbeda, sesuai dengan kitab suci yang dipercayai. b. Bidang Sosial Ekonomi sebagai Tempat kawasan Wisata Peninggalan bukit Sinai dapat mempengaruhi realitas sosial masyarakat dalam bidang ekonomi melalui pemanfaatan situs yang terdapat di kawasan bukit Sinai menjadi tempat atau lokasi pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu jalan dalam melestarikan bangunan bersejarah di Sinai sehingga memiliki nilai ekonomi untuk membantu pelestariannya. Seperti yang dinyatakan MacDonald (2004,commit dalamto user Pitana dan Diarta, 2009:32), Pada 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kenyataannya pariwisata telah berkembang menjadi sebuah mega bisnis. Beberapa orang rela mengeluarkan sejumlah uang, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang (leisure). Manurut peneliti Pemanfaatan situs peninggalan bersejarah di bukit Sinai Mesir sebagai tempat wisata mempunyai dampak realitas sosial masyarakat dibidang ekonomi. Pemanfaatn sebagai tempat pariwisata dapat menambah atau memperluas lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan penduduk sekitar Sinai pada khususnya. Menurut E. Guyer Freuler, pariwisata adalah proses yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas orang-orang asing yang datang dan pergi ke- dan dari suatu tempat, daerah atau negara dan segala sesuatunya ada sangkut pautnya dengan proses tersebut (Pendit, 1986:32). Keberadaan bangunan sejarah, situs atau monumen merupakan potensi terhadap pengembangan heritage tourism atau wisata warisan budaya sebagai alternatif pengembangan pariwisata (Hayati, 2014:26). Menurut Pederson (2002, dalam Southall dan Robinson, 2011:177) Heritage tourism as embracing both eco tourism and cultural tourism, with an emphasis on conservation and cultural heritage. Melalui definisi tersebut dijelaskan bahwa wisata warisan budaya dapat merangkul ekowisata dan wisata commit to user 76 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id budaya pada saat bersamaan dan menitikberatkan kepada konservasi dan warisan budaya itu sendiri. Menurut peneliti, situs yang terdapat di kawasan bukit Sinai berupa 8 peninggalan bersejarah yang telah dibahas sebelumnya merupakan kawasan wisata budaya yang bernilai religi dikarenakan latarbelakang sejarah bukit Sinai itu sendiri. Berdasarkan data kusioner, Sinai sebagai kawasan wisata religi juga berpengaruh terhadap sosial ekonomi penduduk sekitar Sinai yang merupakan keturunan suku baduy. Suku baduy adalah penduduk dari suku khas pegunungan Mesir. Mereka hidup dari bertanam zaitun, tin, dan kurma. Di sisi lain, mereka berternak kuda dan unta untuk alat transportasi. Pemanfaatan sinai sebagai kawasan wisata dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar Sinai sebagai mata pencaharian karena banyak turis dari penjuru dunia yang datang dan berkunjung ke gunung Sinai untuk beribadah, ziarah, tur, bahkan untuk penelitian sehingga penduduk sekitar Sinai dapat menjadi pemandu wisata dan berdagang souvenir di sekitar kawasan bukit Sinai. Di sisi lain, karena Mesir hanya mengakui dua agama samawi (Islam dan Nasrani), maka merekapun menjadikan bukit ini tempat peribadatannya juga. c. Bidang Ilmu Pengetahuan sebagai Pusat Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Oxford English Dictionary mendifinisikan ilmu ke dalam to user informasi dan kecakapan yang tiga arti. Pertama, commit ilmu merupakan 77 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan. Kedua, ilmu adalah keseluruhan dari apa yang diketahui. Ketiga, ilmu merupakan kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan suatu fakta atau keadaan (Husaini, 2013:72). Konstrksi sejarah bukit Sinai mempunyai kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan. Menurut definisi ilmu yang penulis uraikan di atas, latarbelakang bukit Sinai yang mempelajari tentang sejarah merupakan bagian dari ilmu karena kisah sejarah tersebut didukung dengan fakta-fakta sejarah yang terkandung dalam kitab suci al-quran. Selain mempelajari tentang sejarahnya, peninggalan bersejarah yang berada di tempat tersebut juga mempunyai kontribusi dalam bidang penelitian terkait dengan situs purbakala yang berada di sana. Peninggalan bersejarah di bukit Sinai juga memilki dampak realitas sosial masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan. Terdapat beberapa situs yang berada di bukit Sinai yang dapat dijadikan sebagai sumber penelitian. Sebagai situs purbakala maka peninggalan yang berada di bukit Sinai dapat dikaji oleh para peneliti ahli arkeolog. Penelitian mengenai peninggalan bangunan-bangunan yang bersejarah juga dapat dikaji oleh para ahli arsitektur. Para ahli arsitektur dapat mengkaji seni arsitek yang terdapat pada gereja St. Catherine, karena di dalam gereja St. Catherine mempunya nilai seni yang sangat indah yang terdapat pada ornamen-ornamen pada commit to user 78 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id gereja tersebut. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan dengan meneliti perkembangan seni aristektur gereja St Catherine. Penelitian mengenai teks-teks kuno juga dapat diteletiti di dalam gereja St Chaterine, karena gereja tersebut mempunyai perpustakaan yang menyimpan berbagai macam teks kuno. d. Bidang Sosial Masyarakat sebagai Ajaran tentang Toleransi dan Kerukunan antar Umat Beragama Terkait dengan Surat Jaminan Muhammad Agama bagi setiap pemeluknya merupakan wahyu atau petunjuk Tuhan (revelation). Namun kehidupan beragama tetaplah menjadi fenomena budaya. Artinya, manifestasi keberagamaan seseorang mengambil tempat dalam pelataran budaya. Semua agama mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, penekanan harmonitas kehidupan menjadi bersifat lintas agama (Harahap, 2011:03-16). Satu di antara kesulitan kemanusiaan sepanjang sejarah adalah perumusan strategi yang tepat untuk menciptakan nuansa hidup rukun dan kreatif dalam suatu masyarakat majemuk tanpa masing-masing pihak merasa diperlakukan secara tidak adil, atau merasa dibatasi kebebasannya, yaitu suatu kebebasan yang inheren dalam struktur martabat manusia itu sendiri. Pada masa 628 M, masyarakat Kristen berada dalam kekuasan Islam, utusan dari Biara St Catherine mengunjungi Nabi to user Muhammad untukcommit meminta perlindungan. Nabi menyanggupi 79 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dengan memberi mereka sebuah dokumen perjanjian. Sehingga akhirnya biara St Chaterine di Sinai serta umat Kristen mendapatkan hak dan perlindungan dari nabi Muhammad SAW melalui surat jaminan tersebut. Isi dari surat jaminan tersebut kurang lebih adalah sebagai berikut: Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, yang berfungsi sebagai perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen, di sini dan di mana pun mereka berada, kami bersama mereka. Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku; dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka. Tidak boleh ada paksaan atas mereka. Tidak boleh ada hakim Kristen yang dicopot dari jabatannya demikian juga pendeta dari biaranya. Tak boleh ada seorang pun yang menghancurkan rumah ibadah mereka, merusaknya, atau memindahkan apa pun darinya ke rumah kaum Muslim. Bila ada yang melakukan halhal tersebut, maka ia melanggar perintah Allah dan RasulNya. Bahwasanya mereka sesungguhnya adalah sekutuku dan mereka aku jamin untuk tidak mengalami yang tidak mereka sukai. Tidak boleh ada yang memaksa mereka pergi atau mewajibkan mereka berperang. Muslimlah yang harus berperang untuk mereka. Bila seorang perempuan Kristen menikahi lelaki Muslim, pernikahan itu harus dilakukan atas persetujuannya. Ia tak boleh dilarang untuk mengunjungi gereja untuk berdoa. Gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang untuk memperbaiki gereja mereka dan tidak boleh pula ditolak haknya atas perjanjian ini. Tak boleh ada umat Muslim yang melanggar perjanjian ini hingga hari penghabisan (kiamat). Isi surat perjanjian di atas dikutip dari Dr. Muqtedar Khan, merupakan Direktur Program Studi Islam di University of Delaware dan peneliti di Insitute for Social Policy and Understanding. Artikel ini disebarluaskan oleh Kantor Berita Common Ground seizin Altmuslim.com.(Khan, diakses 28 September 2015) commit to user 80 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Aspek utama yang ada dalam surat jaminan ini adalah umat Kristen menikmati hak-hak tersebut tanpa syarat. Cukup bagi perjanjian ini status mereka sebagai orang Kristen. Mereka tidak diminta untuk mengubah agama mereka, mereka tidak diharuskan membayar pajak, dan mereka tidak mempunyai kewajiban apa pun. Ini adalah piagam hak tanpa kewajiban. Dokumen ini memang bukan piagam modern hak-hak asasi manusia. Tetapi meski ditulis pada tahun 628 M, dokumen ini jelas-jelas melindungi hak atas properti, kebebasan beragama, kebebasan untuk bekerja, dan perlindungan terhadap keamanan individu. Menurut peneliti, meskipun surat jaminan tersebut ada pada masa nabi Muhammad yaitu masa setelah nabi Musa. Namun, kehadiran surat jaminan tersebut juga menambah nilai historis dari situs peninggalan bersejarah yang berada di kawasan bukit Sinai. Karena surat jaminan dari nabi Muhammad tersebut menjadi koleksi naskah kuno yang masih tersimpan di gereja ortodoks timur yaitu gereja St catherine. commit to user