JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP) ISSN 1829 – 9857 PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DI INDONESIA Andi Wibowo [email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya ABSTRACT In 2005, fixed-income funds in crisis marked by the decline funds under management at year end 2005 compared with the beginning of 2005. Until 2007, fixed-income funds experience a significant increase although Indonesia’s economy is still vacillating economic crisis. Specific target of this study to determine the performance of fixedincome funds and macro economics variables that influence it so that it can provide protection to investors. The long-term goal of this research is the creationof markets for fixed-income funds and orderly, fair, and efficient. Research conducted on to 79 active fixed-income funds during the years 2005 to 2007. Data derived from fixed-income funds NAV contained in the Media Business Indonesia, Bank Indonesia, and the BPS Province. Data were analyzed with a statistical regression method to determine the effect of macro economics variables such as world oil prices, gold prices, SBI, Inflation, and exchange rate on fixed-income funds in Indonesia. Keyword: fixed-income funds, macro economics PENDAHULUAN Berinvestasi di pasar modal secara langsung membutuhkan nilai investasi yang besar dan kesiapan menanggung risiko yang besar pula, sejalan dengan potensi akan hasil investasi yang tersedia. Adanya perubahan harga saham yang cepat dan fluktuatif, maka investor harus rajin memantau kondisi pasar untuk memperoleh keuntungan. Selain itu investor juga dapat berinvestasi di bursa saham secara tidak langsung, yaitu dengan membeli unit penyertaan reksadana saham (mutual fund). Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan reksadana yaitu dengan adanya undang-undang pasar modal yang mengijinkan diterbitkannya reksadana terbuka. Sejak saat itu pertumbuhan reksadana di Indonesia semakin berkembang. Pemerintah juga memberi insentif perpajakan untuk mendorong investor masuk ke Pengaruh Variabel MakroEkonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 163 industri ini, karena dengan semakin banyak investor yang berinvestasi di reksadana akan mendorong perkembangan perekonomian nasional. Sebagai instrumen investasi, reksadana dianggap mempunyai kelebihan dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain. Beberapa kelebihan tersebut adalah, pertama, memiliki tingkat likuiditas yang tinggi yaitu kemudahan menjual dan membeli pada harga umum yang berlaku. Kedua, dapat dibagi-bagi dalam pecahan yang lebih kecil. Ketiga, biaya transaksi murah, stabil, dan seragam. Keempat, risiko yang dihadapi bila dikelola secara rasional dapat memberi kepastian terhadap keuntungan yang diperoleh pada masa yang akan datang. Karena sifatnya yang likuid dan bisa dibagi, maka seorang investor dapat meminimalisasi risiko melalui diversifikasi investasi. Diversifikasi bisa dilakukan dengan jumlah dana yang relatif kecil, bahkan bisa dilakukan secara kolektif melalui produk reksadana. Penelitian ini mencoba menganalisis kinerja reksadana pendapatan tetap selama tahun 2005 sampai dengan 2007, dimana pada masa tersebut kondisi perekonomian dunia dan khususnya di Indonesia mengalami berbagai kejadian seperti naiknya harga minyak mentah dunia, inflasi dan sebagainya yang telah memicu krisis ekonomi global, selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui karakteristik data secara time series dan croosectional. TINJAUAN TEORETIS Pengertian Reksadana Sejarah reksadana dimulai dari Amerika Serikat yaitu The Massachusets Trust yang dilahirkan di Boston pada tahun 1924 yang bergerak sebagai perusahaan investasi privat bagi pendirinya. Perusahaan ini masih berjalan hingga kini dengan nama State Research Street dan mengoperasikan 7 reksadana terbuka. Di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 disebutkan bahwa reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal dan kemudian selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Reksadana yang dijalankan oleh perusahaan investasi adalah intermediasi keuangan yang mengumpulkan dana dari investor-investor individual dan menginvestasikan dana tersebut pada berbagai efek dan aset lain yang potensial (Bodie et al., 2005). Perusahaan investasi pengelola reksadana menjalankan beberapa fungsi utama bagi investor, yaitu: 1. Memelihara catatan dan administrasi. 2. Diversifikasi dan pembagian. 3. Manajemen profesional. 4. Biaya transaksi yang rendah. 164 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 Jenis-Jenis Reksadana Jenis reksadana bermacam-macam tergantung dengan instrumen efek yang membentuk portfolio reksadana. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Indonesia No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal Indonesia, terdapat 4 jenis reksadana yaitu: 1. Reksadana saham, reksadana adalah yang dananya sebesar 80% diinvestasikan pada efek saham dan sisanya pada obligasi, surat hutang atau pasar uang. 2. Reksadana obligasi/pendapatan tetap, adalah reksadana yang dananya sebesar 80% diinvestasikan dalam efek obligasi, deposito, atau surat hutang dan sisanya pada efek saham. 3. Reksadana campuran, adalah reksadana yang dananya maksimal sebesar 60% diinvestasikan dalam efek obligasi, deposito, pasar uang, dan sisanya pada efek saham serta dapat dibalik komposisinya. 4. Reksadana pasar uang, adalah reksadana yang dananya diinvestasikan dalam efekefek pasar uang. Manfaat Reksadana Ada beberapa manfaat yang dapat diraih investor dengan menginvestasikan dana yang dimiliki pada reksadana antara lain: 1. Diversifikasi Investasi dan penyebaran risiko. Besarnya dana yang dikelola reksadana memungkinkan pengelola untuk mendiversifikasi investasi ke berbagai jenis efek (saham, obligasi, pasar uang) tidak tergantung pada satu atau beberapa instrumen saja sehingga ada penyebaran risiko. 2. Biaya rendah. Biaya akan relatif lebih kecil karena dikelola secara profesional sehingga akan menciptakan efisiensi dalam pengelolaan. 3. Dapat dimonitor secara rutin. Investor dapat memonitor perkembangan aktivanya secara rutin karena setiap minggu reksadana akan mengumumkan nilai aset bersih atau net asset value (NAV) melalui surat kabar. 4. Likuiditas terjamin. Berbeda dengan saham perusahaan biasa, saham reksadana terbuka sangat likuid. Apabila seorang investor ingin menjual reksadana, perusahaan penerbit reksadana wajib membeli kembali pada harga NAV. 5. Pengelolaan portofolio yang profesional. Keterbatasan investor kecil dalam mengakses informasi pasar dan kemampuan menganalisis sangat terbatas. Melalui manajer investasi yang mengelola portofolio, investor akan memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi dan dapat mengambil keputusan yang lebih akurat. 6. Pemerataan kesempatan investasi. Adanya anggapan bahwa pasar modal masih dianggap sebagai lahan investasi bagi para pemilik modal besar seringkali menyurutkan minat para investor kecil untuk menanamkan modal. Melalui reksadana, investor pemilik modal kecil dapat memiliki kesempatan menanam uang di pasar modal. Lembaga Yang Terlibat dalam Reksadana Beberapa lembaga yang terlibat dalam reksadana antara lain: Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 165 1. 2. 3. Manajemen reksadana Pada dasarnya reksadana merupakan entitas ekonomi yang independent dan bisa berbentuk Perseroan Terbatas. Dewan direksi bertanggungjawab terhadap jalannya perusahaan. Mereka juga berwenang membuat kontrak-kontrak dengan institusi penunjang mekanisme reksadana. Manajer Investasi Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para nasabah atau mengelola investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan (Pratomo dan Nugraha, 2002). Manajer investasi dapat beroperasi setelah mendapat ijin dari Bapepam. Dalam hal reksadana, manajer investasi bertanggungjawab mengelola portfolio investasi untuk sekelompok nasabah yang membeli unit penyertaan dengan berpedoman pada kebijakan investasi sesuai dengan penjelasan dalam prospektus. Bank Kustodian Kekayaan reksadana wajib disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dan bank kustodian bertindak sebagai penitipan kolektif dan administrator. Obligasi Obligasi adalah fixed income securities yang paling mendasar. fixed income securities disebut demikian karena pihak penerbit menjanjikan aliran pendapatan yang tetap berdasarkan formula atau rumus tertentu. Fixed income memiliki jadwal pembayaran tertentu. Obligasi adalah salah satu jenis surat hutang atau janji pembayaran untuk jangka waktu tertentu dan dikeluarkan oleh peminjam yang berjanji untuk membayar bunga tertentu setiap tahun kepada pemegangnya (Keown et al., 2005). Obligasi biasanya dikeluarkan oleh pihak tertentu untuk mendapat pinjaman tunai. Peminjam mengeluarkan atau menjual obligasi pada pihak lain untuk mendapat pinjaman hutang berupa sejumlah uang tunai. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu atau periode, dan pihak yang menerbitkan obligasi wajib membayar kembali uang tersebut beserta bunga kepada pemegang obligasi. Pembayaran bunga kepada pemegang obligasi disebut Coupon Payments. Pembayaran bunga tersebut dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu. Jika obligasi tersebut habis jangka waktunya, atau disebut mature, maka penerbit obligasi akan membayar hutang sebesar par valuenya (face value) pada umumnya beserta dengan coupon yang terakhir. Kurs Mata Uang Kurs mata uang menunjukkan bagaimana nilai mata uang tersebut terhadap mata uang lain. Nilai tukar uang antara satu negara dengan negara lain cenderung berbeda. Perbedaan ini ditimbulkan oleh perbedaan antara permintaan dan ketersediaan dari mata uang yang diminta oleh suatu negara dalam melakukan hubungan dengan negara lain. 166 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 Hubungan tersebut dapat berupa kegiatan meminjam, atau kegiatan investasi atau penyediaan pinjaman. Dari perbedaan inilah mata uang bisa mengalami apresiasi (naik) atau depresiasi (turun) terhadap nilai mata uang asing. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah: 1. Tingkat inflasi Jika inflasi di Indonesia naik, maka orang Indonesia akan melakukan impor barang dari luar negeri. Akibatnya kebutuhan akan mata uang asing akan meningkat, karena pembayaran dilakukan dengan mata uang asing. Akibatnya permintaan mata uang asing tersebut lebih banyak, dan harganya meningkat. 2. Tingkat bunga Jika bunga meningkat, maka kemungkinan tingkat konsumsi akan menurun, karena akan ditabung sehingga rupiah akan masuk ke bank dan pemerintah dan akan menjadi langka. Akibatnya rupiah menjadi langka dan mata uang rupiah akan menguat. 3. Tingkat pendapatan masyarakat Jika pendapatan meningkat, maka kebutuhan akan konsumsi meningkat. Misalnya konsumsi menggunakan barang dari luar negeri meningkat, akibatnya membutuhkan banyak mata uang asing sehingga mata uang asing akan menguat dan mata uang rupiah akan melemah. 4. Pengendalian oleh pemerintah Pemerintah bisa mengendalikan nilai tukar mata uang. Misalkan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mencegah atau menyebabkan inflasi, mencegah impor yang berlebihan ke suatu Negara lain, meningkatkan tingkat bunga, dan lain-lain. 5. Harapan/ekspektasi dari para spekulan Terkadang harga kurs juga bisa dipengaruhi oleh rumor-rumor yang beredar. Ada beberapa sistem penukaran mata uang, seperti: a. Fixed Exchange Rate Nilai mata uang akan berfluktuasi sedikit sekali, atau di-set konstan. b. Freely Floating Exchange Rate Nilai mata uang akan berfluktuasi sesuai dengan pergerakan pasar. c. Managing Float Exchange Rate Nilai mata uang bebas berfluktuasi, tetapi pemerintah bisa melakukan intervensi untuk mencegah fluktuasi yang tidak menguntungkan. Misal mencegah agar nilai mata uang tidak naik secara tidak terkendali. d. Pegged Exchange Rate Sistem yang nilai mata uangnya bergantung pada nilai suatu mata uang asing. Misalkan jika dollar naik, maka mata uang tersebut ikut naik, demikian juga sebaliknya. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 167 Nilai aset kita adalah nilai present value dari nilai di masa depan. Hal-hal yang mempengaruhi nilai dari aset kita adalah: 1. Jumlah dan waktu dari aliran dana harapan. 2. Tingkat risiko dari dana ini. 3. Harapan return yang ingin dicapai oleh investor. Harga Minyak Mentah Dunia Kenaikan harga minyak mentah dunia akan mendorong pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak yang akan menyebabkan kenaikan inflasi. Oleh karena harga obligasi sangat tergantung pada suku bunga, maka wajar jika perhatian pelaku pasar tertuju pada kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Jika suku bunga naik, harga obligasi akan turun. Fakta menunjukkan bahwa penurunan harga obligasi akan memicu terjadinya pencairan (Redemption) oleh investor, dan pencairan tersebut akan meningkatkan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Padahal kita tahu bahwa peningkatan jumlah uang beredar dapat memicu kenaikan inflasi, yang pada akhirnya akan memperparah lingkaran peningkatan suku bunga dan pencairan reksadana. Harga Emas Dunia Ada dua hal penting yang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas, yaitu: 1. Perubahan kurs Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini karena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murah dalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaan emas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia, pada pertengahan tahun 2001, ketika mata uang Rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, harga emas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika Rupiah melemah, harga emas LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (Dollar AS terhadap Rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah. 2. Suku Bunga Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito daripada emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing), hal ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik. Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Hal ini mirip dengan karakteristik harga obligasi yang cenderung turun bila tingkat suku bunga naik. Suku Bunga Suku bunga adalah prosentase yield pada sekuritas keuangan seperti obligasi dan saham. Suku bunga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang diterima oleh pihak yang meminjamkan dan dibayarkan oleh peminjam dalam bentuk prosentase dari jumlah pinjaman (McTaggart et al., 2003). Suku bunga mempengaruhi keputusan individu 168 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uang dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Suku bunga dibedakan menjadi dua (McTaggart et al., 2003): 1. Suku bunga nominal Suku bunga yang dipakai dalam transaksi sehari-hari dan dimuat di surat kabar. 2. Suku bunga riil Suku bunga nominal yang telah dikurangi dengan inflasi. Pengertian Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan nilai dari uang mengalami penurunan. Inflasi menurut sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu (McTaggart et al., 2003) : 1. Demand-pull inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan agregate demand. Inflasi jenis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan jumlah uang beredar, peningkatan belanja negara, dan peningkatan harga barang domestik terhadap barang impor. 2. Cost-push inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya. Inflasi jenis ini biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu kenaikan tingkat upah dan kenaikan harga bahan baku produksi. Hipotesis Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Di Indonesia Periode 20052007 Dan Variabel Makro Ekonomi Yang Mempengaruhinya H1: Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS) memiliki pengaruh terhadap perubahan NAV Reksadana Pendapatan Tetap tahun 2005, 2006, 2007 dan 2005 sampai dengan 2007. H2: Perubahan harga emas (DGOLD) memiliki pengaruh terhadap perubahan NAV Reksadana Pendapatan Tetap tahun 2005, 2006, 2007 dan 2005 sampai dengan 2007. H3: Perubahan harga minyak dunia (DOIL) memiliki pengaruh terhadap perubahan NAV Reksadana Pendapatan Tetap tahun 2005, 2006, 2007 dan 2005 sampai dengan 2007. H4: Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh terhadap perubahan NAV Reksadana Pendapatan Tetap tahun 2005, 2006, 2007 dan 2005 sampai dengan 2007. H5: Tingkat inflasi Indonesia (INFL) memiliki pengaruh terhadap perubahan NAV Reksadana Pendapatan Tetap tahun 2005, 2006, 2007 dan 2005 sampai dengan 2007. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 169 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh faktor-faktor makro ekonomi seperti kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, harga emas dunia, harga minyak dunia, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan tingkat inflasi terhadap kinerja Reksadana Pendapatan Tetap dengan menggunakan pengujian statistik. Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh lima variabel makro ekonomi terhadap NAV Reksadana Pendapatan Tetap. Data-data variabel ekonomi makro yang digunakan adalah periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Variabel makro tersebut antara lain adalah data kurs nilai tukar Rupiah terhadap USD, harga emas didapat dari kitco (http://www.kitco.com), harga minyak berdasarkan Indonesia Minas Spot Price FOB (Dollars per Barrel) dari OPEC, tingkat suku bunga SBI 1 bulan yang didapat dari data Bank Indonesia, dan data tingkat inflasi diperoleh dari data yang disediakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Sedangkan Nilai Aset Bersih Reksadana Pendapatan Tetap perusahaan sekuritas di Indonesia diperoleh dari media cetak Bisnis Indonesia. Data Penelitian Di dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari penelitian, melalui artikel-artikel ekonomi, buku-buku, internet. Selanjutnya data-data tersebut diolah menjadi informasi yang kemudian digunakan dalam analisis penelitian ini. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah : 1. Tingkat Imbal Hasil Reksadana Pendapatan Tetap Data nilai aset bersih per unit diperoleh langsung dari media cetak Bisnis Indonesia pada periode Januari 2005 hingga periode Desember 2007 untuk jenis Reksadana Pendapatan Tetap yang masih aktif pada periode Januari 2005 hingga Desember 2007. 2. Nilai Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah Data nilai kurs yang digunakan merupakan data kurs tengah mingguan yang merupakan data nilai tukar pada periode Januari 2005 hingga periode Desember 2007. 3. Harga Emas Dunia Harga emas dunia yang digunakan dalam penelitian merupakan data harga emas dunia bulanan pada periode Januari 2005 hingga periode Desember 2007 yang diperoleh dari kitco (http://www.kitco.com). 4. Harga Minyak Dunia Data harga minyak dunia yang digunakan dalam penelitian merupakan data harga minyak bumi mingguan pada periode Januari 2005 hingga periode Desember 2007 yang diperoleh dari data situs web OPEC (http://www.opec.org). 170 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 5. 6. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Data tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah suku bunga satu bulan yaitu pada periode Januari 2005 hingga Desember 2007 yang diperoleh dari data statistik Bank Indonesia dari web BI (http://www.bi.go.id). Tingkat Inflasi Data tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data prosentase perubahan mingguan indeks harga konsumen di 43 kota di Indonesia berdasarkan data statistik BPS pada periode Januari 2005 hingga periode Desember 2007. Teknik Analisis Data Regresi Linier Berganda Analisis lain yang digunakan adalah regresi berganda (double regression). Regresi berganda digunakan untuk meramalkan fluktuasi (keadaan naik turunnya) variabel dependen (Kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Model persamaan matematis disajikan sebagai berikut: Model : IH = β0 + β1.DKURS + β2.DGOLD + β3.DOIL + β4.SBI + β5.INFL + e Dengan : Yi IH Xj DKURS DGOLD DOIL SBI INFL β0 βj pengaruh e = variabel eksogen (dependen Variabel ) yaitu: = Tingkat Imbal Hasil Reksadana Pendapatan Tetap = variabel endogen (independen Variabel) yaitu: = Tingkat Perubahan Nilai Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika = Tingkat Perubahan Harga Emas Dunia = Tingkat Perubahan Harga Minyak Bumi Dunia = Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia = Tingkat Inflasi (INFL) = Intersep = koefisien regresi (slope dari garis regresi) yang mengukur besarnya Xj terhadap Y kalau Xj naik 1 unit dan variabel-variabel X lainnya tetap = error term = gangguan/disturbance Uji Hipotesis Uji t Uji t bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap return saham. Jika sigifikansi t hitung ≤ 0,05 maka variabel penjelas tersebut berpengaruh signifikan terhadap tingkat imbal hasil Reksadana Pendapatan Tetap. Jika signifikansi t hitung > 0,05 maka variabel independen tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat imbal hasil Reksadana Pendapatan Tetap. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 171 Uji F (Uji Signifikan Linier Berganda) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh berdasarkan penelitian memiliki arti bila digunakan dalam penarikan simpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang dipelajari. Bila signifikansi F hitung > 0,05 yang diperoleh dari tabel ditribusi F dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis tidak terdukung. Bila signifikansi F hitung ≤ 0,05 yang diperoleh dari tabel ditribusi F dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis terdukung. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Analisis dan Uji Hipotesis Model Analisis Model analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis regresi berganda secara komprehensif, mulai dari interpretasi besaran-besaran kuantitatif statistik dari persamaan regresi linier berganda, kemudian dilanjutkan dengan pengujian apakah asumsi-asumsi dasar dalam memberi batasan penggunaan regresi linier berganda terpenuhi, yakni tidak terlanggarnya asumsi klasik. Asumsi Klasik Pada dasarnya analisis regresi linier berganda merupakan alat analisis yang mengutamakan kemampuan koefisien regresi dalam memprediksi atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pembiasan kemampuan estimasi dari koefisien regresi akan meningkat disebabkan karena distribusi residual yang tidak normal, terjadi kolinearitas antar variabel independen (multikolinearitas), varians yang tidak dapat dijelaskan oleh model tidak homogen (heteroskedastisitas), terjadi korelasi serial antar residual berdasarkan runtut waktu (autokorelasi) dan penggunaan model yang tidak tepat dengan fungsi linier (non linearitas). Hal di atas menunjukkan bahwa ketepatan penggunaan model sangat tergantung dari terpenuhinya asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas, autokorelasi dan linearitas) dalam setiap model regresi linier berganda. Namun demikian, identifikasi pelanggaran asumsi klasik untuk autokorelasi tidak dilakukan dalam penelitian ini karena gejala autokorelasi tidak diidentifikasi disebabkan jenis datanya bukan time series. Multikolinearitas Multikolinearitas memiliki arti adanya korelasi linier di antara dua atau lebih variabel bebas. Jika terjadi multikolinearitas maka standard kesalahan untuk masing-masing koefisien yang diduga semakin besar dan nilai t akan menjadi rendah. Akibat lainnya adalah akan sulit mendeteksi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap Return Reksadana Pendapatan Tetap. 172 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 Tabel 1 Koefisien Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Bebas Variabel DKURS DGOLD DOIL SBI INFL 2005 2006 2007 2005-2007 1,108 6,752 1,842 2,314 5,742 6,780 7,893 4,013 5,917 1,137 1,149 1,378 1,172 1,275 1,487 1,313 1,776 1,497 1,409 1,584 Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari variabel bebas 4 (empat) model regresi memiliki nilai di bawah 10. Hal dalam menunjukkan bahwa variabel bebas dari 4 (empat) model yang digunakan dalam model regresi penelitian ini tidak memiliki masalah dengan multikolinearitas. Heteroskedastisitas Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya gejala heteroskedastisitas adalah dengan bantuan SPSS melalui pendekatan metode Rank Spearman. Tabel 2 Heteroskedastisitas pada Regresi Linier Variabel 2005 2006 2007 2005-2007 DKURS DGOLD DOIL SBI INFL 0,314 0,925 0,405 0,908 0,712 0,559 0,983 0,599 0,441 0,525 0,436 0,154 0,681 0,967 0,063 0,074 0,404 0,733 0,057 0,977 Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 2) menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi antara variabel bebas dengan nilai residual prediksi model regresi yang relevan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan residual nilai observasi dari variabel yang diprediksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi yang dibentuk untuk menghasilkan koefisien regresi yang digunakan dalam analisis regrsi linier berganda menunjukkan tidak terjadi adanya gejala heteroskedastisitas. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 173 Tabel 3 Heteroskedastisitas pada Regresi Linier Variabel 2005 2006 2007 2005-2007 DKURS DGOLD DOIL SBI INFL 0,314 0,925 0,405 0,908 0,712 0,559 0,983 0,599 0,441 0,525 0,436 0,154 0,681 0,967 0,063 0,074 0,404 0,733 0,057 0,977 Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi antara variabel bebas dengan nilai residual prediksi model regresi yang relevan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan residual nilai observasi dari variabel yang diprediksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi yang dibentuk untuk menghasilkan koefisien regresi yang digunakan dalam analisis regrsi linier berganda menunjukkan tidak terjadi adanya gejala heteroskedastisitas. Normalitas Normalitas nilai residual prediksi regresi sangat menentukan bagi hasil uji signifikansi ketepatan model (model fit) dengan menggunakan uji F dan signifikansi pengaruh variabel bebas dengan menggunakan uji t, karena pada dasarnya kedua uji tersebut merupakan uji statistik parametrik yang mengharuskan bagian yang terlibat dalam pengujian tersebut yakni residual harus berdistribusi normal. Menurut Ghozali (2006: 110), uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Tabel 4 Uji Normalitas Model Regresi dengan Uji Statistik Kolmogorov Smirnov Test 2005 2006 2007 2005-2007 Z-KS 1,326 1,039 1,031 1,291 Sign. 0,059 0,230 0,239 0,071 Regresi yang memiliki residual yang berdistribusi normal juga dapat dilihat pada nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-Smirnov (KS) yang menunjukkan nilai yang lebih besar 0,05 (5%) yang memberi indikasi bahwa residual model regresi yang dibentuk berdistribusi normal. 174 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 Model Regresi Pemodelan regresi dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian yang ditentukan pada periode model analisis tahun 2005, model analisis tahun 2006, model analisis tahun 2007 dan model analisis tahun 2005-2007. Tabel 5 Model Persamaan Regresi Berganda Variabel Konstanta DKURS DGOLD DOIL SBI INFL R R2 Adjusted R2 Fcalculated Sign. 2005 2006 2007 -7,100 -20,404 3,084 1,588 -11,269 40,000 10,703 184,555 53,766 -3,591 -254,853 116,689 0,552 0,304 0,296 35,886 0,000 0,787 0,620 0,614 113,781 0,000 -3,893 16,792 -0,665 -2,318 3,631 20,141 0,549 0,302 0,297 59,861 0,000 2005-2007 -6,766 -0,623 -1,832 -0,239 14,537 5,564 0,428 0,183 0,176 24,653 0,000 Pemodelan regresi yang dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan model yang sudah baik (model fit). Hal ini ditunjukkan dengan: 1. Pada model regresi tahun 2005, ditunjukkan dengan nilai uji F sebesar 35,886 dan nilai signifikansi uji F hitung sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 (5%) 2. Pada model regresi tahun 2006, ditunjukkan dengan nilai uji F sebesar 113,781 dan nilai signifikansi uji F hitung sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 (5%) 3. Pada model regresi tahun 2007, ditunjukkan dengan nilai uji F sebesar 59,861 dan nilai signifikansi uji F hitung sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 (5%) 4. Pada model regresi tahun 2005-2007, ditunjukkan dengan nilai uji F sebesar 24,653 dan nilai signifikansi uji F hitung sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 (5%). Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4 di atas, maka dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 175 LN_IH(2005) = -7,100 - 20,404DKURS + 3,084DGOLD + 1,588DOIL 11,269SBI + 40,000INFL LN_IH(2006) = 10,703 + 184,555DKURS + 53,766DGOLD - 3,591DOIL254,853SBI + 116,689INFL LN_IH(2007) = -3,893 + 16,792DKURS - 0,665DGOLD - 2,318DOIL + 3,631SBI -20,141INFL LN_IH(2005-2007) = -6,766 - 0,623DKURS - 1,832DGOLD - 0,239DOIL + 14,537SBI + 5,564INFL Beberapa hal yang dapat diketahui dari persamaan regresi linier berganda di atas dengan nilai koefisien korelasi parsial adalah sebagai berikut: 1. Konstanta regresi sebesar -7,100 pada model regresi tahun 2005, sebesar 10,703 pada model regresi tahun 2006, sebesar -3,893 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar -6,766 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel-variabel bebas yakni Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS), Perubahan harga emas (DGOLD), Perubahan harga minyak dunia (DOIL), Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Tingkat inflasi Indonesia (INFL) maka Return Reksadana Pendapatan Tetap akan negatif sebesar -7,100 pada tahun 2005, sebesar 10,703 pada tahun 2006, sebesar -3,893 pada tahun 2007 dan sebesar 6,766 pada tahun 2005-2007. 2. Koefisien regresi untuk Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS) sebesar -20,404 pada model regresi tahun 2005, sebesar 184,555 pada model regresi tahun 2006, sebesar 16,792 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar -0,623 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukkkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel yang lain (variabel bebas yang lain konstan) maka kenaikan satu satuan Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS) akan berdampak pada penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 20,404 pada tahun 2005, peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 184,555 pada tahun 2006, peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 16,792 pada tahun 2007, dan penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 0,623 pada tahun 2005-2007. 3. Koefisien regresi untuk Perubahan harga emas (DGOLD) sebesar 3,084 pada model regresi tahun 2005, sebesar 53,766 pada model regresi tahun 2006, sebesar -0,665 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar -1,832 pada model regresi tahun 20052007 menunjukkkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel yang lain (variabel bebas yang lain konstan) maka kenaikan satu satuan Perubahan harga emas (DGOLD) akan berdampak pada peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 3,084 pada tahun 2005, peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 53,766 pada tahun 2006, penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 0,665 176 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 4. 5. 6. 7. pada tahun 2007, dan penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 1,832 pada tahun 2005-2007. Koefisien regresi untuk Perubahan harga minyak dunia (DOIL) sebesar 1,588 pada model regresi tahun 2005, sebesar -3,591 pada model regresi tahun 2006, sebesar 2,318 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar -0,239 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukkkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel yang lain (variabel bebas yang lain konstan) maka kenaikan satu satuan Perubahan harga minyak dunia (DOIL) akan berdampak pada peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 1,588 pada tahun 2005, penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 2,318 pada tahun 2006, penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 0,239 pada tahun 2007, dan peingkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 0,623 pada tahun 2005-2007. Koefisien regresi untuk Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar -11,269 pada model regresi tahun 2005, sebesar -254,853 pada model regresi tahun 2006, sebesar 3,631 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar 14,537 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukkkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel yang lain (variabel bebas yang lain konstan) maka peningkatan satu satuan Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan berdampak pada penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 11,269 pada tahun 2005, penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 254,853pada tahun 2006, peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 3,631 pada tahun 2007, dan peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 14,537 pada tahun 2005-2007. Koefisien regresi untuk Tingkat inflasi Indonesia (INFL) sebesar 40,000 pada model regresi tahun 2005, sebesar 116,689 pada model regresi tahun 2006, sebesar -20,141 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar 5,564 pada model regresi tahun 20052007 menunjukkkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel yang lain (variabel bebas yang lain konstan) maka peningkatan satu satuan Tingkat inflasi Indonesia (INFL) akan berdampak pada peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 40,000 pada tahun 2005, peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 116,689 pada tahun 2006, penurunan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 20,141 pada tahun 2007, dan peningkatan LN Return Reksadana Pendapatan Tetap sebesar 5,564 pada tahun 2005-2007. Nilai koefisien korelasi Berganda (R) atau Multiple R dari persamaan regresi linier Barganda sebesar 0,552 pada model regresi tahun 2005, sebesar 0,787 pada model regresi tahun 2006, sebesar 0,549 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar 0,428 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukkan adanya pengaruh yang cukup kuat pada tahun 2005, pengaruh yang kuat pada tahun 2006, pengaruh yang cukup kuat pada tahun 2007, dan pengaruh yang cukup kuat pada tahun 2005-2007 variabel Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS), Perubahan harga emas (DGOLD), Perubahan harga minyak dunia (DOIL), Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Tingkat inflasi Indonesia (INFL) terhadap Return Reksadana Pendapatan Tetap (IH). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 177 8. Nilai koefisien determinasi berganda (R2) dari persamaan regresi linier berganda sebesar 0,296 pada model regresi tahun 2005, sebesar 0,614 pada model regresi tahun 2006, sebesar 0,297 pada model regresi tahun 2007, dan sebesar 0,176 pada model regresi tahun 2005-2007 menunjukan sebesar 29,6% pada tahun 2005, sebesar 61,4% pada tahun 2006, sebesar 29,7% pada tahun 2007, dan sebesar 17,6% pada tahun 2005-2007 perubahan Return Reksadana Pendapatan Tetap (IH) dipengaruhi oleh variabel Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (DKURS), Perubahan harga emas (DGOLD), Perubahan harga minyak dunia (DOIL), Harga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Tingkat inflasi Indonesia (INFL), dan selebihnya disebabkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Uji Hipotesis Untuk meneliti pengaruh masing-masing varibel, yakni: Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, perubahan harga emas, perubahan harga minyak dunia, harga Sertifikat Bank Indonesia dan tingkat inflasi Indonesia terhadap Return Reksadana Pendapatan Tetap, digunakan uji t dalam analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis regresi linier berganda disajikan pada table berikut: Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis Signifikansi uji t Variabel DKURS DGOLD DOIL SBI INFL 2005 2006 2007 2005-2007 0,000 0,003 0,000 0,031 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,405 0,000 0,427 0,006 0,517 0,000 0,325 0,000 0,002 Berdasarkan tabel no. 6 terlihat hasil signifikansi uji t (pengaruh masing-masing variabel) untuk masing-masing model analisis regresi 2005, 2006, 2007 dan 2005-2007 yang menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Return Reksadana Pendapatan Tetap sebagai berikut: Tahun 2005 a. Signifikansi perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ≤ 0,05, yang berarti perubahan kurs nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. 178 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 b. c. d. e. Signifikansi perubahan harga emas ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga emas berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Signifikansi perubahan harga minyak Mentah dunia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga minyak mentah dunia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Signifikansi harga Sertifikat Bank Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga sertifikat Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Signifikansi tingkat inflasi Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Tahun 2006 a. Signifikansi perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ≤ 0,05, yang berarti perubahan kurs nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. b. Signifikansi perubahan harga emas ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga emas berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. c. Signifikansi perubahan harga minyak Mentah dunia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga minyak mentah dunia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. d. Signifikansi harga Sertifikat Bank Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga sertifikat Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. e. Signifikansi tingkat inflasi Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Tahun 2007 a. Signifikansi perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ≤ 0,05, yang berarti perubahan kurs nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. b. Signifikansi perubahan harga emas ≥ 0,05, yang berarti perubahan harga emas berpengaruh tidak signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. c. Signifikansi perubahan harga minyak Mentah dunia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga minyak mentah dunia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. d. Signifikansi harga Sertifikat Bank Indonesia ≥ 0,05, yang berarti perubahan harga sertifikat Bank Indonesia berpengaruh tidak signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. e. Signifikansi tingkat inflasi Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 179 Tahun 2005 – 2007 b. Signifikansi perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ≥ 0,05, yang berarti perubahan kurs nilai tukar rupiah berpengaruh tidak signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. c. Signifikansi perubahan harga emas ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga emas berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. d. Signifikansi perubahan harga minyak Mentah dunia ≥ 0,05, yang berarti perubahan harga minyak mentah dunia berpengaruh tidak signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. e. Signifikansi harga Sertifikat Bank Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan harga sertifikat Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap f. Signifikansi tingkat inflasi Indonesia ≤ 0,05, yang berarti perubahan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return reksadana pendapatan tetap. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Simpulan 1. Pada tahun 2005, yang berpengaruh positif atas perubahan Return Pendapatan Tetap adalah: a. Perubahan harga emas b. Perubahan harga minyak dunia c. Tingkat inflasi Indonesia sedangkan yang berpengaruh negatif atas perubahan Return Reksadana Tetap adalah: a. Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar b. Harga Sertifikat Bank Indonesia (pengaruh negatif) 2. Pada tahun 2006, yang berpengaruh positif atas perubahan Return Pendapatan Tetap adalah: a. Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar b. Perubahan harga emas c. Tingkat inflasi Indonesia sedangkan yang berpengaruh negatif atas perubahan Return Reksadana Tetap adalah: a. Perubahan harga minyak dunia b. Harga Sertifikat Bank Indonesia 3. Pada tahun 2007, yang berpengaruh positif atas perubahan Return Pendapatan Tetap adalah: 4. Perubahan Kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar sedangkan yang berpengaruh negatif atas perubahan Return Reksadana Tetap adalah: 180 Reksadana Pendapatan Reksadana Pendapatan Reksadana Pendapatan JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182 5. 6. a. Perubahan harga minyak dunia b. Tingkat inflasi Indonesia Pada analisis overall, yakni tahun 2005-2007 secara umum, menunjukkan bahwa yang berpengaruh positif atas perubahan Return Reksadana Pendapatan Tetap adalah: Tingkat inflasi Indonesia sedangkan yang berpengaruh negatif atas perubahan Return Reksadana Pendapatan Tetap adalah: a. Perubahan harga emas b. Harga Sertifikat Bank Indonesia Saran 1. Bagi investor, hendaknya selalu memperhatikan tingkat sensitivitas return reksadana pendapatan tetap terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang berubah, seperti perubahan kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar, perubahan harga emas, perubahan harga minyak dunia, harga sertifikat bank indonesia dan tingkat inflasi indonesia sehingga mampu memaksimalkan return dan menghindari risiko yang berlebihan dan tidak perlu terjadi. 2. Pada saat kondisi atau situasi makro ekonomi kurang stabil, bagi investor, pilihan investasi pendapatan tetap dianjurkan untuk lebih diutamakan dipilih dibanding pilihan investasi yang terlalu menanggung risiko seperti investasi di sektor saham secara murni. 3. Penelitian selanjutnya, peneliti sebaiknya menggunakan data dengan tahun yang terbaru serta variabel makro ekonomi yang lebih banyak. Keterbatasan Keterbatasan dari penelitian ini tidak memasukkan raw performance yaitu biaya-biaya operasional yang ditanggung oleh reksadana pendapatan tetap dan termasuk load charges (biaya pemasaran ditanggung oleh investor) yang digunakan dalam menganalisis kinerja reksadana pendapatan tetap. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. http://www.bi.go.id. Kurs Bank Indonesia. Bodie, Z., Alex K. and A. J. Marcus. 2005. Investment. 6th edition. New York. Mc Graw Hill. Keown, Arthur J., J. D. Martin and W. Petty J. 2005, Financial Management: Principles and Applications. 10th edition. Pearson – PrenticeHall. United State of America. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Reksa Dana (Andi Wibowo) 181 Kitco. http://www.kitco.com. Live Chart, Historical Chart and Data. McTaggart, Douglas., C. Findlay and M. Parkin. 2003. Economics. 4th edition. AddisonWesley. Organization of the Petrolium Exporting Countries, http://www.opec.org. OPEC Basket Price. Pratomo, E. P. dan U. Nugraha. 2002. Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang – Undang RI Nomor 8 Tahun 1995. Pasar Modal. Jakarta. B.P Cipta Jaya. 182 JAMBSP Vol. 7 No. 2 – Pebruari 2011: 163-182