kekristenan dan adat batak - stt

advertisement
KEKRISTENAN DAN ADAT BATAK
Tumpak Manurung
ABSTRAK
Tulisan ini berjudul : Kekristenan dan Adat Batak. Adapun tujuan tulisan ini untuk
mengetahui bagaimana Adat Batak itu sebelum datang Kekritenan di Tanah Batak, dan Bagaiman
Adat Batak itu setelah Kekristenan datang di Tanah Batak.
Adat Batak sudah ada sebelum Kekritenan ada, Adat Batak tetap dilaksanakan oleh orang
batak secara turun temurun dimanapun orang batak berada. Ada acara Adat Batak yang tidak sesuai
dengan Kekristenan dan ada juga acara Adat Batak yang mendukung Kekristenan.
Kekristenan di Tanah Batak di bawa oleh Pdt. Dr.I.L. Nomensen seorang missionary dari
Jerman. Sejak kedatangan Kekristenan di Tanah Batak sampai dengan sekarang, ada orang Batak yang
Pro dan Kontra tentang Adat Batak dengan Kekeristenan. Disatu sisi tetap menjalankan acara adat
Batak, disisi lain sama sekali tidak melaksanakan acara Adat Batak
Kekritenan dan Adat Batak perlu dipahami oleh orang batak sesuai dengan pandangan dan
wawasan masing-masing, dan tidak bisa dipaksakan sesuai dengan kehendaknya kepada orang lain.
Kata kunci : Kristen dan Adat
I. PENDAHULUAN
adatlah yang menjadi hukum sekaligus
Injil diberitakan ditengah-tengah
aturan paling tinggi diakui. Tetapi setelah
dunia yang penuh dengan adat kebudayaan
kekristenan
memasuki
serta berhadapan dengan adat kebudayaan
pandangan
tehadap
suatu masyarakat atau suku-suku. Dalam
mengalami pergeseran. Bahkan ada yang
pertemuan injil dan adat tersebut, secara
beranggapan bahwa adat tidak perlu lagi
khusus adalah dengan unsur-unsur adat
dipelihara, sebab dianggap budaya kafir
kebudayaan, terdiri dari: Sistem relegius
atau hasipelebeguon. Dengan demikian,
dan
berangkat dari pemaparan di atas penulis
upacara
keagamaan,
sistem
dan
Batak,
makna
“adat”
organisasi masyarakat, sistem bahasa,
ingin
sistem kesenian, dsb.
kekristenan terhadap adat kebudayaan
Adat merupakan hal yang sangat
memaparkan
tanah
mengenai
Batak.
penting dalam suatu masyarakat, apalagi di
dalam
masyarakat
kekristenan
Batak.
memasuki
tanah
Sebelum
Batak,
II. DEFINISI ADAT DAN
KEKRISTENAN
sikap
Adat adalah kata Arab, yang juga
percaya
kepada Yesus
Kristus”
atau
diambil-alih oleh bangsa-bangsa yang
sebagai “seorang pengikut Yesus Kristus.”
bukan Islam di Asia Tenggara sebagai
mungkin lebih tepat ia digambarkan
pinjaman, sebagai juga dengan sedikit
sebagai seorang yang menganggap dirinya
perubahan. Asal katanya ialah kata kerja
adalah milik persekutuan dari orang-orang
ada,
untuk siapa Yesus Kristus - hidup-Nya,
berbalik-kembali,
datang-kembali,
artinya: yang lazim, dengan demikian:
perkataan-Nya,
kebiasaan. Sinonim yang lebih tua dalam
tujuan-Nya - adalah yang paling penting
sejarah Indonesia ialah biasa yang berasal
sebagai kunci untuk memahami diri
dari bahasa Sanskerta abhaysa.(1)
mereka sendiri dan dunia mereka, sumber
Definisi Adat
utama
(KBBI)
manusia, yang baik dan yang jahat,
merupakan wujud gagasan kebudayaan
sahabat tetap hati nurani, dan pembebas
yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma,
dari kejahatan yang dinantikan.(5)
hukum, dan aturan yang satu dengan yang
III. SEJARAH SINGKAT MASUKNYA
Bahasa
Indonesia
pengetahuan
lainnya berkaitan dengan suatu sistem.
KEKRISTENAN
Aturan (perbuatan) itu lazim dituruti dan
BATAK
dilakukan sejak dahulu kala di suatu
daerah
tertentu.(2)
Verkuyl,
Menurut
sebagaimana
pendapat
dikutip
oleh
akan
dan
Kamus
Besar
menurut
perbuatan-Nya,
Allah
KE
dan
TANAH
Sampai tahun ± 1800 M penduduk
Tanah Batak di pedalaman Sumatera Utara
di
daerah-daerah
Toba,
Angkola,
Mangapul Sagala bahwa kata “adat”
Mandailing, Simalungun, Dairi dan Karo
berasal dari bahasa Arab “ada” yang
masih animis. Walaupun daerah pesisir
berarti
atau
dikuasai oleh sultan-sultan yang bukan
kebiasaan yang terjadi pada masyarakat.(3)
orang Batak, tetapi daerah pedalaman yang
Sedangkan,
merupakan dataran tinggi dengan banyak
cara
yang
telah
definisi
lazim
Kristen
menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ialah nama agama yang disampaikan oleh
jurangnya tidak diganggu.
Barulah pada permulaan abad 19 M
Kristus (Nabi Isa). Mengkristenkan berarti
penduduk
menjadikan penganut (pemeluk) agama
berbatasan
Kristen; menjadikan Kristen. Kekristenan
Minangkabau, didatangi oleh tentara Padri.
adalah
Penduduk daerah Mandailing, begitu pula
keadaan
atau
sifat
yang
menyangkut agama Kristen.(4)
Seorang
digambarkan
Kristen
sebagai
daerah
letaknya
Mandailing,
dengan
yang
daerah
penduduk daerah Angkola di sebelah utara
biasanya
“seorang
yang
Mandailing,
beralih
menjadi
pemeluk
agama Islam. Usaha tentara Padri itu juga
meng-Islamkan daerah Toba (Tapanuli
Agama Kristen cepat tersebar di kalangan
Utara), yang terletak di sebelah utara
penduduk Tapanuli Utara, misalnya pada
Angkola,
itu
tahun 1881 penduduk di Balige, letaknya
disebabkan serbuan ini, yang hendak
di tepi Danau Toba, mulai memeluk agama
menerobos ke pantai Danau Toba, dapat
Kristen.
tidak
berhasil.
Hal
dihancurkan oleh tentara Batak, yang
Pendeta Nomensen wafat pada
terdiri dari para sukarelawan, di suatu
tahun 1918 dan untuk memenuhi pesannya
tempat yang terjal dengan jurangnya yang
sewaktu masih hidup dimakamkan dekat
amat dalam bernama Tanggabatu (di
sebuah gereja di Sigumpar, tempat ia
anatara kota Balige dan kota Siborong-
mengabdi pada akhir hidupnya, kira-kira
borong). Di daerah-daerah yang telalui
60
oleh tentara Padri tersebut, yaitu di
Penggantinya sebagai pemimpin Zending
Silindung dan di Humbang Timur, banyak
itu ialah Dr. Warneck. Selain seorang
rumah adat habis terbakar. Perang itu
pendeta, beliau ini seorang penullis kamus
berakhir tahun ± 1830 M.
Batak-Jerman serta buku-buku ilmiah
km
di
sebelah
utara
Pada tahun 1861 datang zending
lainnya.
Dari
Kristen dari Jerman Barat ke Sipirok,
Zending
Jerman
sebuah kota kecil di daerah Angkola dekat
kegiatannya ke daerah Simalungun dan
perbatasan dengan daerah Toba. Hanya
Dairi dengan hasil baik juga. Zending
sebagian di antara penduduk di sana
Belanda
bersedia memeluk agama Kristen. Tiga
menyebarkan agama Kristen ke daerah
tahun kemudian, yakni pada tahun 1864
Karo,
Zending
pusat
segemilang yang dicapai oleh Zending
daerah
Jerman daerah Toba, Simalungun dan
Tapanuli Utara. Pada masa itu belum ada
Dairi. Selain membawa agama Kristen,
suasana pertempuran, karena perang yang
Zending giat memperkenalkan pengobatan
akan
modern serta pendidikan sekolah dalam
tersebut
kegiatannya
ke
memindahkan
Tarutung
dipimpin oleh
di
Sisingamangaraja
daerah
Tarutung.
tersebut
berusaha
akan
Toba
pada
tetapi
tersebut
meluaskan
tahun
hasilnya
tidak
melawan serbuan Belanda barulah meletus
pengabdiannya
pada tahun 1877. Sikap seorang pendeta
Pendidikan sekolah sudah lebih dulu
Jerman Dr. I. L. Nomensen (lahir tanggal 6
tertanam oleh penjajah di Sumatera Barat
Februari 1834), yang pandai berbahasa
dan membuahkan hasil di sana, lalu di
Batak,
daerah
sangat
merakyat
dalam
itu
kepada
1904
secara
penduduk.
berangsur-angsur
pergaulannya dengan penduduk sehingga
tersebar semakin ke utara di Sumatera
ia diberi gelar Ompu, artinya “kakek”.
Utara. Adat Batak juga berkembang terus
sesudah
mengalami
integrasi
dengan
penyakit, malapetaka, kematian dan lain-
agama yang baru dianut oleh penduduk di
lain.
Sumatera Utara, yaitu Kristen dan Islam.
Peralihan dari setiap tingkat hidup ditandai
(6)
dengan pelaksanaan suatu upacara adat
IV. ADAT BATAK
khusus.Upacara
Adat Batak adalah aturan-aturan
tentang
beberapa
didasarkan
pada
pemikiran bahwa masa peralihan tingkat
kehidupan
kehidupan itu mengandung bahaya gaib.
masyarakat Batak yang tumbuh dari usaha
Upacara adat dilakukan agar seseorang
orang di dalam masyarakat tersebut,
atau sekelompok orang terhindar dari
sebagai kelompok sosial untuk mengatur
bahaya
tata
menimpanya. Malahan sebaliknya, mereka
tertib
segi
ini
tingkah
masyarakatnya.(7)
Jadi,
laku
di
anggota
dalamnya
atau
memperoleh
celaka
berkat
yang
dan
akan
keselamatan.
termuat pula peraturan-peraturan hukum
Inilah salah satu prinsip universal yang
yang melingkupi dan mengatur hidup
terdapat
bersama dari pada masyarakat Batak.(8)
upacara adat itu.
Pada
kegiatan
Beberapa upacara adat yang dijumpai pada
masyarakat di dalam tatanan adat dan
masyarakat Batak Toba di antaranya:
budayanya adalah benar-benar bagian dari
mangganje
hidup dan kehidupan mereka. Kegiatan
(kelahiran), martutu aek dan mampe goar
keseharian
(permandian
dasarnya,
memang
dilakukan
dengan
tetap
di
balik
pelaksanaan
(kehamilan),
dan
setiap
mangharoan
pemberian
nama),
memikirkan dan berlandaskan kelayakan
marhajabuan (menikah), mangompoi jabu
dalam kewajaran yang berpedoman pada
(memasuki
adat dan kebiasaan masyarakatnya yang
(menyulangi/menyuapi),
dilakukan sejak kehamilan seorang Ibu
(kematian), mangongkal holi (menggali
hingga pada saat warga adat itu meninggal
tulang belulang), dsb. Pada masyarakat
dunia.(9)
Batak
rumah),
lainnya
manulangi
hamatean
(Karo,
Simalungun,
Mandailing, Angkola, dan Pakpak Dairi),
upacara tersebut memiliki sebutan-sebutan
4.1 Makna adat bagi orang batak
yang berbeda.(11)
Kehidupan masyarakat Batak dipenuhi
4.2 Susunan kekeluargaan adat batak
dengan
adat,
Susunan kekeluargaan atau kekerabatan
(10)mulai dari masa dalam kandungan,
masyarakat Batak didasarkan atas sistem
kelahiran,
kekerabatan
berbagai
jenis
penyapihan,
upacara
perkawinan,
Dalihan
Na
Tolu.
Arti
Dalihan Na Tolu secara harafiah adalah
“tungku nan tiga.”(12)Satu cara yang
berasal dari kelompok marga kita
dapat
sebagai isterinya.(14)
membantu
memasak
tersebut
kelancaran
masak
adalah
dengan
membentuk tiga penyangga, bisa terdiri
V. PERJUMPAAN ADAT BATAK DAN
dari batu dan besi. Dengan tuga penyangga
KEKRISTENAN
tersebut nyala api akan terjamin lebih
5.1 Perjumpaan Adat Batak pada Awal
bermanfaat, panasnya merata dan berdaya
Masuknya Kekristenan di Tanah Batak
guna serta aman.(13)
Persoalan besar dan sangat penting yang
Kemudian hal itu diberikan dalam suatu
dihadapi oleh seseorang yang memutuskan
lambang yang memeliharakan tatanan
untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan
terbaik bagi masyarakat Batak dalam
Yesus adalah: apakah dia masih boleh
konsep kekerabatan yang ditata dalam
terlibat dalam upacara adat Batak yang
bentuk dalam Dalihan Na Tolu, yang
berasal dari masa ketika leluhurnya hidup
merupakan lambang jika diasosiasikan
dalam kegelapan rohani (haholomon) dan
dengan sistem sosial Batak yang juga
penyembahan berhala (hasipelebeguon).
mempunyai tiga tiang penopang, yaitu
Permasalahan tersebut muncul ketika Injil
Dongan Tubu, boru, dan hula-hula:
Tuhan Yesus diberitakan pertama kalinya
•
•
•
Kelompok Dongan Tubu (Dongan
oleh para Missionaris di Tanah Batak, dan
Sahuta) adalah yang satu marga
terus berlanjut hingga masa kini. Persoalan
dengan kita, atau pernah satu
ini
kelompok marga dengan marga
sewaktu Pdt. I.L. Nomensen masih hidup,
kita.
pada
Kelompok Hula-hula adalah marga
Missionaris penerusnya, maupun pada
dari isteri kita dan marga orang tua
masa pimpinan gereja berada di tangan
isteri anak lelaki kita dan bisa juga
orang Batak sendiri. Nommensen mencoba
marga isteri dari dongan tubu kita.
membagi upacara adat atas tiga kategori,
Artinya marga hula-hula adalah
yaitu:
marga darimana saja kita dan
1. Adat yang netral
kelompok marga mengambil isteri.
2. Adat yang bertentangan dengan Injil
Kelompok Boru adalah marga yang
3. Adat yang sesuai dengan Injil
mengambil isteri dari marga kita,
Sebelum
atau
marga
perempuan
mengambil
suami
kita,
belum
masa
tuntas
diselesaikan,
gereja
masalah
itu
baik
dipimpin
tuntas,
para
beliau
dari
anak
mengambil kebijaksanaan untuk melarang
marga
yang
keras dilaksanakannya upacara adat Batak
yang
oleh
perempuan
orang
Kristen
Batak,
termasuk
penggunaan musik dan tarian (gondang
Pdt. K. Sirait menjadi Ephorus Batak
dan tortor) Batak. Akibatnya, jemaat yang
pertama (1942).
baru dilayani pada masa itu banyak yang
Tekanan supaya diizinkannya kembali
dikucilkan
sehingga
upacara adat muncul sebagai dampak
Nomensen terpaksa menampung mereka
negatif dari strategi penginjilan di tanah
dengan membangun perkampungan baru,
Batak
yang disebut Huta Dame. Bahkan Raja
masyarakat Batak. Penginjilan dilakukan
Pontas Lumban Tobing pernah dikenai
dengan memusatkan perhatian kepada
disiplin gereja karena menghadiri sebuah
raja-raja yang memimpin di wilayah
upacara kematian. Raja Pontas Lumban
masing-masing marga. Pertobatan seorang
Tobing adalah orang yang memberikan
raja
tanahnya di Pearaja, Tarutung untuk
pembaptisan massal dari penduduk di
dipakai bagi kegiatan pelayanan gereja.
wilayah itu, yang umumnya memiliki
Dia termasuk seorang raja Batak yang
ikatan kekerabatan dengan sang raja.
menjadi percaya kepada Tuhan Yesus di
Dengan cara ini, para Missionaris berhasil
awal pelayanan Nomensen. Raja ini
dengan cepat mengkristenkan wilayah
mempunyai andil yang cukup besar dalam
Tapanuli bagian Utara.
penyebaran
dalam
Pihak gereja yang mengutus Nommensen
menjangkau raja-raja di wilayah Silindung.
menolak adanya pembaptisan massal yang
Namun sampai akhir hidupnya, Nomensen
tidak didasarkan pada pertobatan pribadi.
gagal menyelesaikan masalah tersebut.
Namun,
Salah satu sumber kegagalan Nomensen
melakukannya
terletak pada kategori yang dibuatnya
gerakan islamisasi di Tapanuli Selatan,
sendiri.
menentukan
yang digerakkan oleh pasukan Tuanku
upacara adat Batak mana yang tidak
Imam Bonjol dan Tuanku Rao. Nomensen
bertentangan dengan Injil dan upacara adat
berharap mereka yang telah dikristenkan
mana yang netral. Pada masa-masa akhir
dapat dibimbing dalam ajaran Tuhan di
pelayanan para Missionaris di Tanah
kemudian hari untuk memasuki pertobatan
Batak, ditengah-tengah umat Kristen Batak
pribadi, mengikut Yesus karena kemauan
muncul
untuk
sendiri dan karena sudah mengerti ajaran
mempertahankan berbagai upacara adat
Injil. Dalam kenyataannya, pembaptisan
Batak
kepemimpinan
massal kerabat seorang raja yang menjadi
gereja dengan orang Batak sendiri. Usaha
pengikut Yesus banyak dilakukan karena
tersebut baru berhasil dengan diangkatnya
solidaritas
dari
masyarakat,
Injil,
Nomensen
suatu
dan
khususnya
sulit
desakan
mengganti
dengan
biasanya
pendekatan
segera
struktural
diikuti
Nomensen
terpaksa
mengingat
kekerabatan,
dengan
bukan
cepatnya
karena
pertobatan murni dari pemahaman akan
karena
Injil Yesus Kristus. Banyak dari mereka
Tuhan.
belum mengenal kekayaan dan kemuliaan
Pdt.
Injil Yesus Kristus sehingga tidak pernah
utamanya berada di Silindung memiliki
mengalami pembaharuan hidup oleh kuasa
sikap yang tegas melarang keberadaan
Roh Kudus dan mengerti keunikan Injil
berbagai unsur upacara Hasipelebeguon,
Kristus.
termasuk tortor dan gondang. Tetapi
Pembaptisan massal tersebut memberikan
Gustav Pilgram yang melayani di Balige
kesibukan yang luar biasa bagi para
dan sekitarnya justru mengizinkan tortor
Missionaris dalam melayani Jemaat baru
dan
tersebut.
jumlah
beberapa
Jemaat
hasipelebeguon
Karena
Missionaris,
keterbatasan
banyak
anggota
bertentangan
I.L.Nomensen
gondang
dengan
yang
Firman
pelayanan
dilaksanakan
persyaratan
dengan
seperti:
harus
unsur
dihilangkan,
tersebut yang tidak sempat dibina dalam
pemimpinnya
prinsip-prinsip sejati pemuridan Yesus
dilaksanakan pada siang hari, peralatannya
Kristus. Secara organisasi mereka anggota
milik orang Kristen, dan tidak boleh
gereja, tetapi dalam pemikiran dan cara
diikuti oleh orang yang belum percaya
hidup mereka masih sebagai orang Batak
kepada Tuhan Yesus. Perbedaan sikap
Haholomon
terikat
Pilgram itu dianggap oleh banyak orang
cara
hidup
Batak
ini
juga
dengan
(kegelapan)
cara
hasipelebeguon.
pikir
yang
dan
Persoalan
harus
sebagai
penerimaan
adat
disebabkan oleh tidak adanya pedoman
kekristenan.(15)
atau aturan gereja yang jelas dari pimpinan
5.2
di
Kebudayaan
Jerman,
yang
mengirim
para
Sikap
missionaris,
lampu
hijau
Batak
Kekristenan
di
bagi
dalam
Terhadap
Missionaris. Mereka sendiri belum dapat
Richard Niebuhr(16) dari Yale University
memutuskan sikap yang jelas terhadap
di Amerika serikat telah membuat bagan
upacara adat Batak karena upacara adat
tentang
Batak merupakan hal baru bagi mereka.
kebudayaan dalam bukunya “Christ and
Karenanya, terdapat perbedaan sikap yang
Culture” atau Kristus dan kebudayaan. Ia
belum pernah dituntaskan di antara para
telah menjelajahi sikap-sikap kekristenan
Missionaris dalam menyikapi jenis-jenis
terhadap kebudayaan sepanjang zaman
upacara
dalam lima sikap, yaitu:
adat
Batak
yang
harus
sikap
kekristenan
ditinggalkan. Namun pada prinsipnya,
A. Paralel
mereka sangat menekankan bahwa segala
Kebudayaan/adat
bentuk hasipelebeguon harus ditinggalkan,
kekristenan.
bisa
Menerima
terhadap
diterima
oleh
unsur-unsur
kebudayaan/adat yang bersesuaian dengan
bukan sembarangan, sebab telah dilakukan
Injil dan bermanfaat bagi kehidupan.
analisa
B. Kontradiksi
yang tidak sesuai dengan kekristenan.
Kekristenan
menolak
kebudayaan/adat.
Dengan
bagian-bagian
demikian
kebudayaan/adat
ada
perdamaian
Kekristenan menentang kebudayaan/adat
kekristenan dengan kebudayaan/adat.
khususnya terhadap unsur-unsur yang
VI. ADAT BATAK DITINJAU DARI
secara
PERSPEKTIF DOGMATIS KRISTEN
total
bertentangan
dengan
kekristenan, umpamanya terhadap kultus
Persoalan yang utama bagi orang Batak
agama, suku dan tata kehidupan yang tidak
yang menganut agama Kristen ialah
membangun seperti poligami, perjudian,
persoalan tentang adat, adanya keraguan
perhambaan.
dalam pelaksanakan adat. Bagi segolongan
C. Akomodatif
orang, adat dikatakan sebagai bentuk
Kebudayaan/adat turut mendukung di
kekafiran
dalam
dalam
Persoalan ini sudah menjadi perbincangan
menyebarkan Injil atau ajaran kekristenan.
yang hangat dari masa ke masa. Seorang
Misalnya,
rohani
yang sudah memutuskan mengikut Kristus,
dengan diiringi uning-uningan (alat musik
apakah dia masih boleh terlibat dalam
tradisional Batak).
upacara adat Batak yang berasal dari masa
D. Transformatif
ketika leluhurnya hidup dalam kegelapan
kekristenan,
menyanyikan
Menerima
tertentu
terutama
lagu
unsur-unsur
dan
kebudayaan
mentransformasikannya
atau
praktek
okultisme.
rohani (haholomon) dan penyembahan
berhala (hasipelebeguon)?(17)
dengan Injil. Misalnya, tata perkawinan,
Pada zaman ini, masih terdapat orang
seni tari dan lain-lain sehingga dapat
Batak
menjadi sarana Injil untuk membangun
melaksanakan adat Batak yang memiliki
iman dan kehidupan.
unsur
beragama
Kristen
hasipelebeguon
dan
yang
lebih
mementingkan pesta adat daripada acara
E. Asimilatif
Kekristenan
gereja (ibadah). Sebagai contoh, upacara
dan
kebudayaan
saling
kematian
(hamatean),
berbaur atau bercampur. Kelompok yang
memindahkan
menganut paham ini merasa tidak ada
(mangongkal holi), dan upacara lainnya.
ketegangan besar antara kekristenan dan
Bukan itu saja, upacara penyembahan
kebudayaan/adat.
berusaha
nenek moyang yang merupakan inti agama
dan
Batak pada masa haholomon, kembali
kebudayaan/adat. Namun penyesuaian ini
merebak dilakukan oleh masyarakat Batak
menyesuaikan
Mereka
kekristenan
tulang
upacara
belulang
Kristen
sekarang.
Kebangkitan
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia
penyembahan ini mengambil bentuk baru
akan setia kepada yang seorang dan tidak
yang
mengindahkan yang lain. Kamu tidak
ditandai
dengan
menjamurnya
pembangunan tugu-tugu marga Batak.
dapat
Tugu tersebut dibangun oleh keturunan
kepada Mammon” (Matius 6:24).
marga yang berasal dari satu garis leluhur
Selain itu, kelompok yang menolak adat
(ompu parsadaan). Pembangunan ini telah
Batak mengatakan bahwa keterlibatan
menghabiskan dana sangat besar, bahkan
dalam adat di dalam perkawinan telah
mendatangkan kemerosotan rohani yang
merampas hak-hak Allah dalam memberi
dalam. Kalau dahulu Nomensen mau
berkat, yaitu praktek Dalihan Na Tolu,
dikorbankan oleh orang Batak kepada roh
terutama
sembahan leluhur marganya diatas bukit
diharapkan dapat memberikan berkat yang
Siatas Barita, maka sekarang yang terjadi
melimpah bagi kedua pengantin. Bagi
sebaliknya.
orang Batak, kata-kata berkat dari hula-
Banyak pendeta dan penatua pemimpin
hula sangat besar maknanya. Sehingga ada
kebaktian pada acara pemujaan roh nenek
istilah “Hata do hangoluan“, artinya
moyang di tugu-tugu marga. Ironisnya
ucapan atau perkataan adalah kehidupan
lagi, pelaksanaan upacara dari masa
yang akan membawa kesejahteraan sosial
kegelapan itu dibungkus dengan kebaktian
rohaniah
gerejawi, yang dilaksanakan di lokasi
melaksanakan
pendirian tugu marga dimana tulang
orang Batak sendiri mengatakan bahwa
belulang
hula-hula
leluhur
tersebut
dikuburkan
mengabdi
dari
kepada
pihak
kepada
itu
Tuhan
hula-hula
golongan
pesta.
dan
yang
yang
Kadang-kadang
seumpama
illahi
yang
kembali. Proses pembangunan tugu juga
kelihatan, oleh sebab itu harus dihormati.
banyak
setan
Ucapan atau perkataan dari hula-hula itu
melalui datu, misalnya untuk menentukan
hanya sebagai simbol berkat yang tidak
lokasi penggalian tulang belulang leluhur
memilki kuasa untuk memberkati, hanya
marga.
ucapan-ucapan
Orang Batak telah melupakan prinsip
menjadi pedoman atau cerminan dalam
rohani bahwa terang tidak dapat bersatu
menjalani
dengan gelap, dan kebenaran tidak dapat
nasehat itu bila diresapi dan dipratekkan
dipersatukan
dalam kehidupan sehari-hari maka akan
melibatkan
kuasa-kuasa
dengan
ketidakbenaran.
nasehat
kehidupan.
yang
dapat
Ucapan-ucapan
Tuhan Yesus berkata: “Tidak seorangpun
memberikan
kesejahteraan
bagi
yang
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
mempraktekkannya. Tetapi, kalau ucapan
jika demikian, ia akan membenci yang
yang dipahami sebagai berkat dari hula-
hula dijadikan suatu keharusan yang utama
terjadi pembakaran ulos yang dilakukan
di setiap pesta adat. Ucapannya dianggap
oleh golongan atau gereja yang menentang
punya kuasa yang dapat memberikan
adat.
kesejahteraan hidup dan hula-hula tersebut
Hanya Allah yang berhak mengenakan
dihormati
sehingga
ulos/membungkus roh kita dengan darah
dianggap illah yang tampak, hal itu yang
Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib
tidak bisa diterima.
sehingga memberikan berkat keselamatan
Hanya Firman Tuhan di dalam Alkitab
jasmani dan rohani (Gal. 3:27). Ulos harus
yang merupakan Firman (ucapan) yang
dipahami sebagai kekayaan budaya, alat
hidup, dan telah menjadi manusia yaitu
yang dapat menghangatkan tubuh secara
Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa yang
fisik. Tidak ada kuasa apapun di dalamnya.
diberikan kepada-Nya kemuliaan Allah
Lothar Schreiner(18) berpendapat, adat
(Yoh.
dapat
sebagai tata tertib yang diciptakan oleh
secara
1:14).
berlebihan
Dia
saja
yang
memberikan
berkat
yang
melimpah,
nenek moyang dan mempunyai dasar
memberikan
kesejahteraan,
melindungi
agamawi, yakni pemujaan-pemujaan yang
hidup kita, dan memberikan keturunan
biasa dilakukan oleh nenek
moyang
yang banyak bagi orang-orang yang selalu
(dalam
Melalui
berserah dan mengandalkan-Nya (Bnd.
pertemuannya dengan Injil harus dapat
Bil. 6:24; Ibr. 6:14). Oleh karena itu, sudah
membebaskan adat tersebut dari sifat
selayaknya
agamawinya
puji-pujian
dan
sembah
agama
suku).
yang
berkaitan
disampaikan hanya kepada Allah yang
pemujaan-pemujaan
selalu memelihara dan memperhatikan
misalnya, penyembahan kepada Debata
ciptaan-Nya, tidak kepada kuasa-kuasa
Mulajadi Nabolon. Apabila demikian, adat
duniawi
dapat
(Mzm.
81:10;
Why.
4:11).
diterima
nenek
dengan
oleh
moyang,
gereja
dan
Sedangkan iblis sendiri harus menyembah
permasalahan mengenai pro dan kontra
Allah dan hanya kepada Dia sajalah
terhadap
berbakti (Mat. 4:10).
demikian adat dapat dipraktekkan oleh
Dan, penggunaan ulos juga dikatakan
orang-orang Kristen sebagai tata tertib
sebagai praktek okultisme karena dulunya
sosial yang bebas dari dasar agamawinya.
ulos dipercaya sebagai selembar kain yang
Adat itu tidak dapat memperbaharui.
indah Debata Mulajadi Nabolon yang
Dengan bertitik tolak pada pandangan dan
membungkus jiwa (roh) manusia, sehingga
pernyataan tersebut maka secara tegas
mendatangkan kesejahteraan jasmani dan
bahwa
rohaniah. Karena hal itu maka banyak
membuahkan nilai-nilai positif dalam tata
adat
adat
dapat
yang
diatasi.
Dengan
memiliki
dan
kehidupan masyarakat Batak dapat atau
Oleh karena itu, gereja menolak kultus roh
bahkan
nenek moyang dan semua ritus-ritus untuk
perlu
tetap
(19)Persyaratan
dipenuhi
dipertahankan.
utama
dalam
yang
mempertahankan
harus
menguatkan roh atau jiwa seseorang.
itu
Tujuan utama penolakan ini, agar tidak
adalah bahwa adat itu harus dilepaskan
terjadi
dari sifat agamawinya.
selain dari Tuhan Allah (Keluaran 20 : 2-
Contoh adat yang memberikan nilai positif
5).(21)
yaitu, di dalam hukum-hukum adat orang
VII. KESIMPULAN
Batak
Di
dulu
khususnya
di
dalam
penyembahan
dalam
kepada
pemberitaan
ilah-ilah
Injil
dan
perkawinan dilarang menceraikan istri
penyebaran agama Kristen, sudah pasti
meskipun menikah lagi dengan perempuan
akan berhadapan dengan adat setempat.
lain yang berbeda (poligami), dan dilarang
Demikian juga dengan pemberitaan Injil
berzinah. Walaupun tidak tertulis tetapi
ke tanah Batak, tentunya berhadapan
harus ditaati. Jadi ada nilai-nilai positif
dengan adat batak. Adat batak dulunya
yang dapat diambil. Dengan begitu, jauh
mengandung hasipelebeguon. Oleh karena
sebelum orang Batak menerima ajaran
itu, Injil harus dapat menerangi adat
kekristenan, mereka telah mengamalkan
kebudayaan
bunyi
pemberitaannya. Apabila adat Batak di
hukum
Allah
yang
berbunyi:
di
daerah
“Jangan berzinah. Jangan mengingini
dalam
rumah sesamamu; jangan mengingini
hasipelebeguon atau pemujaan-pemujaan
istrinya, atau hambanya laki-laki atau
kepada roh nenek, maka sudah selayaknya
hambanya perempuan,…..” (Kel. 20:14,
masyarakat Batak yang Kristen harus
17).(20)
menolak dan menentangnya dengan tegas.
Di
dalam
Perjanjian
Lama
terdapat
Tidak
pelaksanaannya
tempat
semua
adat
mengandung
Batak
tersebut
pengaruh adat yang positif, yaitu Hak.
mengandung nilai negatif, karena ada juga
18:7, dikatakan: “……. Dilihat merekalah,
nilai-nilai positif yang terkandung di
bahwa rakyat yang diam di sana hidup
dalamnya,
dengan tenteram, menurut adat orang
diperbolehkan menceraikan isterinya dan
Sidon, aman dan tenteram. Orang-orang
tidak
itu tidak kekurangan apapun yang ada di
mengenal hal tersebut, sebelum datangnya
muka bumi, malah kaya harta.”
ajaran kekristenan ke tanah Batak.
Gereja harus selalu mengawasi agar unsur-
DAFTAR PUSTAKA
unsur adat yang bertentangan dengan Injil
(1) Lothar Schreiner, Adat dan Injil:
tidak memasuki kehidupan umat Kristen.
Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen
boleh
misalnya:
berzinah.
laki-laki
Mereka
tidak
sudah
di Tanah Batak,
BPK-GM, Jakarta
Beragama Kristen“, dalam: Pemikiran
2003: hlm. 18.
(2)_______,
tentang
Batak
(Editor:
B.A.
Kamus
Besar
Bahasa
Simanjuntak),
Indonesia
(Edisi
ketiga),
Nommensen, Medan 1986: hlm. 115.
Balai Pustaka, Jakarta 2005:
(11)
hlm. 6.
Universitas
Lih.
“Pandangan
Upacara
Adat
HKBP
Injil
terhadap
Batak“,
dalam:
(3) Mangapul Sagala, Injil dan Adat Batak,
http://be-
Yayasan Bina Dunia, Jakarta 2008: hlm.
e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf,
20.
dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015.
(4)_______,
Kamus
Besar
Bahasa
(12) Nalom Siahaan, Op. Cit., hlm. 18.
Indonesia (Edisi ketiga), Op. Cit., hlm.
(13) John B. Pasaribu, Op. Cit., hlm. 50.
465.
(14) Ibid., hlm. 53-54.
(5)
Richard
Niebuhr,
Kristus
dan
(15)Lih.
“Pandangan
Adat
Injil
terhadap
Kebudayaan, Petra Jaya, Jakarta 1995:
Upacara
Batak“,
dalam:
hlm. 14.
http://be-
(6) Nalom Siahaan, Adat Dalihan Na Tolu,
e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf,
Jakarta 1982: hlm. 7-8.
dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015.
(7)_______, Ensiklopedi Umum, Yayasan
(16) Bnd. Richard Niebuhr, Op. Cit., hlm.
Kanisius, Yogyakarta 1973: hlm. 14.
53-258.
(8) R. Van Dijk, Pengantar Hukum Adat
17)
Indonesia, Vorkink - Van Hoeve, Bandung:
e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf,
hlm. 6.
dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015.
http://be-
(18) Lothar Schreiner, Op. Cit., hlm. 226.
(9) John B. Pasaribu, Adat Batak: Saluran
Kasih
Sesama
Umat
Manusia,
Yayasan Borbor, Jakarta 2003: hlm.
(19)
J.
Verkuyl,
Etika
Kristen
dan
Kebudayaan, BPK-GM, Jakarta, 1960:
hlm. 18.
42.
(10)Adat ataupun hukum adat, walaupun
tidak
tertulis
sudah
merupakan
(20) E.H. Tambunan, Sekelumit Mengenai
Masyarakat
Batak
peraturan-peraturan yang mengatur
Kebudayaannya,
cara hidup manusia dan takluk kepada
1982: hlm. 130.
Toba
Tarsito,
dan
Bandung
adat, ataupun hukum adat tersebut.
(21) Bnd. A. Ginting Suka, Hubungan
Lih. I. Simanjuntak, “Pesta Adat Di
Agama dan Budaya dalam Kristen
Kalangan Suku Batak Toba yang
Protestan
dalam
www.bergaul.com/pages/dump/getfile.
php?id=15075, dikunjungi tanggal 7
Agustus 2015.
Download