KEKRISTENAN DAN ADAT BATAK Tumpak Manurung ABSTRAK Tulisan ini berjudul : Kekristenan dan Adat Batak. Adapun tujuan tulisan ini untuk mengetahui bagaimana Adat Batak itu sebelum datang Kekritenan di Tanah Batak, dan Bagaiman Adat Batak itu setelah Kekristenan datang di Tanah Batak. Adat Batak sudah ada sebelum Kekritenan ada, Adat Batak tetap dilaksanakan oleh orang batak secara turun temurun dimanapun orang batak berada. Ada acara Adat Batak yang tidak sesuai dengan Kekristenan dan ada juga acara Adat Batak yang mendukung Kekristenan. Kekristenan di Tanah Batak di bawa oleh Pdt. Dr.I.L. Nomensen seorang missionary dari Jerman. Sejak kedatangan Kekristenan di Tanah Batak sampai dengan sekarang, ada orang Batak yang Pro dan Kontra tentang Adat Batak dengan Kekeristenan. Disatu sisi tetap menjalankan acara adat Batak, disisi lain sama sekali tidak melaksanakan acara Adat Batak Kekritenan dan Adat Batak perlu dipahami oleh orang batak sesuai dengan pandangan dan wawasan masing-masing, dan tidak bisa dipaksakan sesuai dengan kehendaknya kepada orang lain. Kata kunci : Kristen dan Adat I. PENDAHULUAN adatlah yang menjadi hukum sekaligus Injil diberitakan ditengah-tengah aturan paling tinggi diakui. Tetapi setelah dunia yang penuh dengan adat kebudayaan kekristenan memasuki serta berhadapan dengan adat kebudayaan pandangan tehadap suatu masyarakat atau suku-suku. Dalam mengalami pergeseran. Bahkan ada yang pertemuan injil dan adat tersebut, secara beranggapan bahwa adat tidak perlu lagi khusus adalah dengan unsur-unsur adat dipelihara, sebab dianggap budaya kafir kebudayaan, terdiri dari: Sistem relegius atau hasipelebeguon. Dengan demikian, dan berangkat dari pemaparan di atas penulis upacara keagamaan, sistem dan Batak, makna “adat” organisasi masyarakat, sistem bahasa, ingin sistem kesenian, dsb. kekristenan terhadap adat kebudayaan Adat merupakan hal yang sangat memaparkan tanah mengenai Batak. penting dalam suatu masyarakat, apalagi di dalam masyarakat kekristenan Batak. memasuki tanah Sebelum Batak, II. DEFINISI ADAT DAN KEKRISTENAN sikap Adat adalah kata Arab, yang juga percaya kepada Yesus Kristus” atau diambil-alih oleh bangsa-bangsa yang sebagai “seorang pengikut Yesus Kristus.” bukan Islam di Asia Tenggara sebagai mungkin lebih tepat ia digambarkan pinjaman, sebagai juga dengan sedikit sebagai seorang yang menganggap dirinya perubahan. Asal katanya ialah kata kerja adalah milik persekutuan dari orang-orang ada, untuk siapa Yesus Kristus - hidup-Nya, berbalik-kembali, datang-kembali, artinya: yang lazim, dengan demikian: perkataan-Nya, kebiasaan. Sinonim yang lebih tua dalam tujuan-Nya - adalah yang paling penting sejarah Indonesia ialah biasa yang berasal sebagai kunci untuk memahami diri dari bahasa Sanskerta abhaysa.(1) mereka sendiri dan dunia mereka, sumber Definisi Adat utama (KBBI) manusia, yang baik dan yang jahat, merupakan wujud gagasan kebudayaan sahabat tetap hati nurani, dan pembebas yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, dari kejahatan yang dinantikan.(5) hukum, dan aturan yang satu dengan yang III. SEJARAH SINGKAT MASUKNYA Bahasa Indonesia pengetahuan lainnya berkaitan dengan suatu sistem. KEKRISTENAN Aturan (perbuatan) itu lazim dituruti dan BATAK dilakukan sejak dahulu kala di suatu daerah tertentu.(2) Verkuyl, Menurut sebagaimana pendapat dikutip oleh akan dan Kamus Besar menurut perbuatan-Nya, Allah KE dan TANAH Sampai tahun ± 1800 M penduduk Tanah Batak di pedalaman Sumatera Utara di daerah-daerah Toba, Angkola, Mangapul Sagala bahwa kata “adat” Mandailing, Simalungun, Dairi dan Karo berasal dari bahasa Arab “ada” yang masih animis. Walaupun daerah pesisir berarti atau dikuasai oleh sultan-sultan yang bukan kebiasaan yang terjadi pada masyarakat.(3) orang Batak, tetapi daerah pedalaman yang Sedangkan, merupakan dataran tinggi dengan banyak cara yang telah definisi lazim Kristen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah nama agama yang disampaikan oleh jurangnya tidak diganggu. Barulah pada permulaan abad 19 M Kristus (Nabi Isa). Mengkristenkan berarti penduduk menjadikan penganut (pemeluk) agama berbatasan Kristen; menjadikan Kristen. Kekristenan Minangkabau, didatangi oleh tentara Padri. adalah Penduduk daerah Mandailing, begitu pula keadaan atau sifat yang menyangkut agama Kristen.(4) Seorang digambarkan Kristen sebagai daerah letaknya Mandailing, dengan yang daerah penduduk daerah Angkola di sebelah utara biasanya “seorang yang Mandailing, beralih menjadi pemeluk agama Islam. Usaha tentara Padri itu juga meng-Islamkan daerah Toba (Tapanuli Agama Kristen cepat tersebar di kalangan Utara), yang terletak di sebelah utara penduduk Tapanuli Utara, misalnya pada Angkola, itu tahun 1881 penduduk di Balige, letaknya disebabkan serbuan ini, yang hendak di tepi Danau Toba, mulai memeluk agama menerobos ke pantai Danau Toba, dapat Kristen. tidak berhasil. Hal dihancurkan oleh tentara Batak, yang Pendeta Nomensen wafat pada terdiri dari para sukarelawan, di suatu tahun 1918 dan untuk memenuhi pesannya tempat yang terjal dengan jurangnya yang sewaktu masih hidup dimakamkan dekat amat dalam bernama Tanggabatu (di sebuah gereja di Sigumpar, tempat ia anatara kota Balige dan kota Siborong- mengabdi pada akhir hidupnya, kira-kira borong). Di daerah-daerah yang telalui 60 oleh tentara Padri tersebut, yaitu di Penggantinya sebagai pemimpin Zending Silindung dan di Humbang Timur, banyak itu ialah Dr. Warneck. Selain seorang rumah adat habis terbakar. Perang itu pendeta, beliau ini seorang penullis kamus berakhir tahun ± 1830 M. Batak-Jerman serta buku-buku ilmiah km di sebelah utara Pada tahun 1861 datang zending lainnya. Dari Kristen dari Jerman Barat ke Sipirok, Zending Jerman sebuah kota kecil di daerah Angkola dekat kegiatannya ke daerah Simalungun dan perbatasan dengan daerah Toba. Hanya Dairi dengan hasil baik juga. Zending sebagian di antara penduduk di sana Belanda bersedia memeluk agama Kristen. Tiga menyebarkan agama Kristen ke daerah tahun kemudian, yakni pada tahun 1864 Karo, Zending pusat segemilang yang dicapai oleh Zending daerah Jerman daerah Toba, Simalungun dan Tapanuli Utara. Pada masa itu belum ada Dairi. Selain membawa agama Kristen, suasana pertempuran, karena perang yang Zending giat memperkenalkan pengobatan akan modern serta pendidikan sekolah dalam tersebut kegiatannya ke memindahkan Tarutung dipimpin oleh di Sisingamangaraja daerah Tarutung. tersebut berusaha akan Toba pada tetapi tersebut meluaskan tahun hasilnya tidak melawan serbuan Belanda barulah meletus pengabdiannya pada tahun 1877. Sikap seorang pendeta Pendidikan sekolah sudah lebih dulu Jerman Dr. I. L. Nomensen (lahir tanggal 6 tertanam oleh penjajah di Sumatera Barat Februari 1834), yang pandai berbahasa dan membuahkan hasil di sana, lalu di Batak, daerah sangat merakyat dalam itu kepada 1904 secara penduduk. berangsur-angsur pergaulannya dengan penduduk sehingga tersebar semakin ke utara di Sumatera ia diberi gelar Ompu, artinya “kakek”. Utara. Adat Batak juga berkembang terus sesudah mengalami integrasi dengan penyakit, malapetaka, kematian dan lain- agama yang baru dianut oleh penduduk di lain. Sumatera Utara, yaitu Kristen dan Islam. Peralihan dari setiap tingkat hidup ditandai (6) dengan pelaksanaan suatu upacara adat IV. ADAT BATAK khusus.Upacara Adat Batak adalah aturan-aturan tentang beberapa didasarkan pada pemikiran bahwa masa peralihan tingkat kehidupan kehidupan itu mengandung bahaya gaib. masyarakat Batak yang tumbuh dari usaha Upacara adat dilakukan agar seseorang orang di dalam masyarakat tersebut, atau sekelompok orang terhindar dari sebagai kelompok sosial untuk mengatur bahaya tata menimpanya. Malahan sebaliknya, mereka tertib segi ini tingkah masyarakatnya.(7) Jadi, laku di anggota dalamnya atau memperoleh celaka berkat yang dan akan keselamatan. termuat pula peraturan-peraturan hukum Inilah salah satu prinsip universal yang yang melingkupi dan mengatur hidup terdapat bersama dari pada masyarakat Batak.(8) upacara adat itu. Pada kegiatan Beberapa upacara adat yang dijumpai pada masyarakat di dalam tatanan adat dan masyarakat Batak Toba di antaranya: budayanya adalah benar-benar bagian dari mangganje hidup dan kehidupan mereka. Kegiatan (kelahiran), martutu aek dan mampe goar keseharian (permandian dasarnya, memang dilakukan dengan tetap di balik pelaksanaan (kehamilan), dan setiap mangharoan pemberian nama), memikirkan dan berlandaskan kelayakan marhajabuan (menikah), mangompoi jabu dalam kewajaran yang berpedoman pada (memasuki adat dan kebiasaan masyarakatnya yang (menyulangi/menyuapi), dilakukan sejak kehamilan seorang Ibu (kematian), mangongkal holi (menggali hingga pada saat warga adat itu meninggal tulang belulang), dsb. Pada masyarakat dunia.(9) Batak rumah), lainnya manulangi hamatean (Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, dan Pakpak Dairi), upacara tersebut memiliki sebutan-sebutan 4.1 Makna adat bagi orang batak yang berbeda.(11) Kehidupan masyarakat Batak dipenuhi 4.2 Susunan kekeluargaan adat batak dengan adat, Susunan kekeluargaan atau kekerabatan (10)mulai dari masa dalam kandungan, masyarakat Batak didasarkan atas sistem kelahiran, kekerabatan berbagai jenis penyapihan, upacara perkawinan, Dalihan Na Tolu. Arti Dalihan Na Tolu secara harafiah adalah “tungku nan tiga.”(12)Satu cara yang berasal dari kelompok marga kita dapat sebagai isterinya.(14) membantu memasak tersebut kelancaran masak adalah dengan membentuk tiga penyangga, bisa terdiri V. PERJUMPAAN ADAT BATAK DAN dari batu dan besi. Dengan tuga penyangga KEKRISTENAN tersebut nyala api akan terjamin lebih 5.1 Perjumpaan Adat Batak pada Awal bermanfaat, panasnya merata dan berdaya Masuknya Kekristenan di Tanah Batak guna serta aman.(13) Persoalan besar dan sangat penting yang Kemudian hal itu diberikan dalam suatu dihadapi oleh seseorang yang memutuskan lambang yang memeliharakan tatanan untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan terbaik bagi masyarakat Batak dalam Yesus adalah: apakah dia masih boleh konsep kekerabatan yang ditata dalam terlibat dalam upacara adat Batak yang bentuk dalam Dalihan Na Tolu, yang berasal dari masa ketika leluhurnya hidup merupakan lambang jika diasosiasikan dalam kegelapan rohani (haholomon) dan dengan sistem sosial Batak yang juga penyembahan berhala (hasipelebeguon). mempunyai tiga tiang penopang, yaitu Permasalahan tersebut muncul ketika Injil Dongan Tubu, boru, dan hula-hula: Tuhan Yesus diberitakan pertama kalinya • • • Kelompok Dongan Tubu (Dongan oleh para Missionaris di Tanah Batak, dan Sahuta) adalah yang satu marga terus berlanjut hingga masa kini. Persoalan dengan kita, atau pernah satu ini kelompok marga dengan marga sewaktu Pdt. I.L. Nomensen masih hidup, kita. pada Kelompok Hula-hula adalah marga Missionaris penerusnya, maupun pada dari isteri kita dan marga orang tua masa pimpinan gereja berada di tangan isteri anak lelaki kita dan bisa juga orang Batak sendiri. Nommensen mencoba marga isteri dari dongan tubu kita. membagi upacara adat atas tiga kategori, Artinya marga hula-hula adalah yaitu: marga darimana saja kita dan 1. Adat yang netral kelompok marga mengambil isteri. 2. Adat yang bertentangan dengan Injil Kelompok Boru adalah marga yang 3. Adat yang sesuai dengan Injil mengambil isteri dari marga kita, Sebelum atau marga perempuan mengambil suami kita, belum masa tuntas diselesaikan, gereja masalah itu baik dipimpin tuntas, para beliau dari anak mengambil kebijaksanaan untuk melarang marga yang keras dilaksanakannya upacara adat Batak yang oleh perempuan orang Kristen Batak, termasuk penggunaan musik dan tarian (gondang Pdt. K. Sirait menjadi Ephorus Batak dan tortor) Batak. Akibatnya, jemaat yang pertama (1942). baru dilayani pada masa itu banyak yang Tekanan supaya diizinkannya kembali dikucilkan sehingga upacara adat muncul sebagai dampak Nomensen terpaksa menampung mereka negatif dari strategi penginjilan di tanah dengan membangun perkampungan baru, Batak yang disebut Huta Dame. Bahkan Raja masyarakat Batak. Penginjilan dilakukan Pontas Lumban Tobing pernah dikenai dengan memusatkan perhatian kepada disiplin gereja karena menghadiri sebuah raja-raja yang memimpin di wilayah upacara kematian. Raja Pontas Lumban masing-masing marga. Pertobatan seorang Tobing adalah orang yang memberikan raja tanahnya di Pearaja, Tarutung untuk pembaptisan massal dari penduduk di dipakai bagi kegiatan pelayanan gereja. wilayah itu, yang umumnya memiliki Dia termasuk seorang raja Batak yang ikatan kekerabatan dengan sang raja. menjadi percaya kepada Tuhan Yesus di Dengan cara ini, para Missionaris berhasil awal pelayanan Nomensen. Raja ini dengan cepat mengkristenkan wilayah mempunyai andil yang cukup besar dalam Tapanuli bagian Utara. penyebaran dalam Pihak gereja yang mengutus Nommensen menjangkau raja-raja di wilayah Silindung. menolak adanya pembaptisan massal yang Namun sampai akhir hidupnya, Nomensen tidak didasarkan pada pertobatan pribadi. gagal menyelesaikan masalah tersebut. Namun, Salah satu sumber kegagalan Nomensen melakukannya terletak pada kategori yang dibuatnya gerakan islamisasi di Tapanuli Selatan, sendiri. menentukan yang digerakkan oleh pasukan Tuanku upacara adat Batak mana yang tidak Imam Bonjol dan Tuanku Rao. Nomensen bertentangan dengan Injil dan upacara adat berharap mereka yang telah dikristenkan mana yang netral. Pada masa-masa akhir dapat dibimbing dalam ajaran Tuhan di pelayanan para Missionaris di Tanah kemudian hari untuk memasuki pertobatan Batak, ditengah-tengah umat Kristen Batak pribadi, mengikut Yesus karena kemauan muncul untuk sendiri dan karena sudah mengerti ajaran mempertahankan berbagai upacara adat Injil. Dalam kenyataannya, pembaptisan Batak kepemimpinan massal kerabat seorang raja yang menjadi gereja dengan orang Batak sendiri. Usaha pengikut Yesus banyak dilakukan karena tersebut baru berhasil dengan diangkatnya solidaritas dari masyarakat, Injil, Nomensen suatu dan khususnya sulit desakan mengganti dengan biasanya pendekatan segera struktural diikuti Nomensen terpaksa mengingat kekerabatan, dengan bukan cepatnya karena pertobatan murni dari pemahaman akan karena Injil Yesus Kristus. Banyak dari mereka Tuhan. belum mengenal kekayaan dan kemuliaan Pdt. Injil Yesus Kristus sehingga tidak pernah utamanya berada di Silindung memiliki mengalami pembaharuan hidup oleh kuasa sikap yang tegas melarang keberadaan Roh Kudus dan mengerti keunikan Injil berbagai unsur upacara Hasipelebeguon, Kristus. termasuk tortor dan gondang. Tetapi Pembaptisan massal tersebut memberikan Gustav Pilgram yang melayani di Balige kesibukan yang luar biasa bagi para dan sekitarnya justru mengizinkan tortor Missionaris dalam melayani Jemaat baru dan tersebut. jumlah beberapa Jemaat hasipelebeguon Karena Missionaris, keterbatasan banyak anggota bertentangan I.L.Nomensen gondang dengan yang Firman pelayanan dilaksanakan persyaratan dengan seperti: harus unsur dihilangkan, tersebut yang tidak sempat dibina dalam pemimpinnya prinsip-prinsip sejati pemuridan Yesus dilaksanakan pada siang hari, peralatannya Kristus. Secara organisasi mereka anggota milik orang Kristen, dan tidak boleh gereja, tetapi dalam pemikiran dan cara diikuti oleh orang yang belum percaya hidup mereka masih sebagai orang Batak kepada Tuhan Yesus. Perbedaan sikap Haholomon terikat Pilgram itu dianggap oleh banyak orang cara hidup Batak ini juga dengan (kegelapan) cara hasipelebeguon. pikir yang dan Persoalan harus sebagai penerimaan adat disebabkan oleh tidak adanya pedoman kekristenan.(15) atau aturan gereja yang jelas dari pimpinan 5.2 di Kebudayaan Jerman, yang mengirim para Sikap missionaris, lampu hijau Batak Kekristenan di bagi dalam Terhadap Missionaris. Mereka sendiri belum dapat Richard Niebuhr(16) dari Yale University memutuskan sikap yang jelas terhadap di Amerika serikat telah membuat bagan upacara adat Batak karena upacara adat tentang Batak merupakan hal baru bagi mereka. kebudayaan dalam bukunya “Christ and Karenanya, terdapat perbedaan sikap yang Culture” atau Kristus dan kebudayaan. Ia belum pernah dituntaskan di antara para telah menjelajahi sikap-sikap kekristenan Missionaris dalam menyikapi jenis-jenis terhadap kebudayaan sepanjang zaman upacara dalam lima sikap, yaitu: adat Batak yang harus sikap kekristenan ditinggalkan. Namun pada prinsipnya, A. Paralel mereka sangat menekankan bahwa segala Kebudayaan/adat bentuk hasipelebeguon harus ditinggalkan, kekristenan. bisa Menerima terhadap diterima oleh unsur-unsur kebudayaan/adat yang bersesuaian dengan bukan sembarangan, sebab telah dilakukan Injil dan bermanfaat bagi kehidupan. analisa B. Kontradiksi yang tidak sesuai dengan kekristenan. Kekristenan menolak kebudayaan/adat. Dengan bagian-bagian demikian kebudayaan/adat ada perdamaian Kekristenan menentang kebudayaan/adat kekristenan dengan kebudayaan/adat. khususnya terhadap unsur-unsur yang VI. ADAT BATAK DITINJAU DARI secara PERSPEKTIF DOGMATIS KRISTEN total bertentangan dengan kekristenan, umpamanya terhadap kultus Persoalan yang utama bagi orang Batak agama, suku dan tata kehidupan yang tidak yang menganut agama Kristen ialah membangun seperti poligami, perjudian, persoalan tentang adat, adanya keraguan perhambaan. dalam pelaksanakan adat. Bagi segolongan C. Akomodatif orang, adat dikatakan sebagai bentuk Kebudayaan/adat turut mendukung di kekafiran dalam dalam Persoalan ini sudah menjadi perbincangan menyebarkan Injil atau ajaran kekristenan. yang hangat dari masa ke masa. Seorang Misalnya, rohani yang sudah memutuskan mengikut Kristus, dengan diiringi uning-uningan (alat musik apakah dia masih boleh terlibat dalam tradisional Batak). upacara adat Batak yang berasal dari masa D. Transformatif ketika leluhurnya hidup dalam kegelapan kekristenan, menyanyikan Menerima tertentu terutama lagu unsur-unsur dan kebudayaan mentransformasikannya atau praktek okultisme. rohani (haholomon) dan penyembahan berhala (hasipelebeguon)?(17) dengan Injil. Misalnya, tata perkawinan, Pada zaman ini, masih terdapat orang seni tari dan lain-lain sehingga dapat Batak menjadi sarana Injil untuk membangun melaksanakan adat Batak yang memiliki iman dan kehidupan. unsur beragama Kristen hasipelebeguon dan yang lebih mementingkan pesta adat daripada acara E. Asimilatif Kekristenan gereja (ibadah). Sebagai contoh, upacara dan kebudayaan saling kematian (hamatean), berbaur atau bercampur. Kelompok yang memindahkan menganut paham ini merasa tidak ada (mangongkal holi), dan upacara lainnya. ketegangan besar antara kekristenan dan Bukan itu saja, upacara penyembahan kebudayaan/adat. berusaha nenek moyang yang merupakan inti agama dan Batak pada masa haholomon, kembali kebudayaan/adat. Namun penyesuaian ini merebak dilakukan oleh masyarakat Batak menyesuaikan Mereka kekristenan tulang upacara belulang Kristen sekarang. Kebangkitan seorang dan mengasihi yang lain, atau ia penyembahan ini mengambil bentuk baru akan setia kepada yang seorang dan tidak yang mengindahkan yang lain. Kamu tidak ditandai dengan menjamurnya pembangunan tugu-tugu marga Batak. dapat Tugu tersebut dibangun oleh keturunan kepada Mammon” (Matius 6:24). marga yang berasal dari satu garis leluhur Selain itu, kelompok yang menolak adat (ompu parsadaan). Pembangunan ini telah Batak mengatakan bahwa keterlibatan menghabiskan dana sangat besar, bahkan dalam adat di dalam perkawinan telah mendatangkan kemerosotan rohani yang merampas hak-hak Allah dalam memberi dalam. Kalau dahulu Nomensen mau berkat, yaitu praktek Dalihan Na Tolu, dikorbankan oleh orang Batak kepada roh terutama sembahan leluhur marganya diatas bukit diharapkan dapat memberikan berkat yang Siatas Barita, maka sekarang yang terjadi melimpah bagi kedua pengantin. Bagi sebaliknya. orang Batak, kata-kata berkat dari hula- Banyak pendeta dan penatua pemimpin hula sangat besar maknanya. Sehingga ada kebaktian pada acara pemujaan roh nenek istilah “Hata do hangoluan“, artinya moyang di tugu-tugu marga. Ironisnya ucapan atau perkataan adalah kehidupan lagi, pelaksanaan upacara dari masa yang akan membawa kesejahteraan sosial kegelapan itu dibungkus dengan kebaktian rohaniah gerejawi, yang dilaksanakan di lokasi melaksanakan pendirian tugu marga dimana tulang orang Batak sendiri mengatakan bahwa belulang hula-hula leluhur tersebut dikuburkan mengabdi dari kepada pihak kepada itu Tuhan hula-hula golongan pesta. dan yang yang Kadang-kadang seumpama illahi yang kembali. Proses pembangunan tugu juga kelihatan, oleh sebab itu harus dihormati. banyak setan Ucapan atau perkataan dari hula-hula itu melalui datu, misalnya untuk menentukan hanya sebagai simbol berkat yang tidak lokasi penggalian tulang belulang leluhur memilki kuasa untuk memberkati, hanya marga. ucapan-ucapan Orang Batak telah melupakan prinsip menjadi pedoman atau cerminan dalam rohani bahwa terang tidak dapat bersatu menjalani dengan gelap, dan kebenaran tidak dapat nasehat itu bila diresapi dan dipratekkan dipersatukan dalam kehidupan sehari-hari maka akan melibatkan kuasa-kuasa dengan ketidakbenaran. nasehat kehidupan. yang dapat Ucapan-ucapan Tuhan Yesus berkata: “Tidak seorangpun memberikan kesejahteraan bagi yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena mempraktekkannya. Tetapi, kalau ucapan jika demikian, ia akan membenci yang yang dipahami sebagai berkat dari hula- hula dijadikan suatu keharusan yang utama terjadi pembakaran ulos yang dilakukan di setiap pesta adat. Ucapannya dianggap oleh golongan atau gereja yang menentang punya kuasa yang dapat memberikan adat. kesejahteraan hidup dan hula-hula tersebut Hanya Allah yang berhak mengenakan dihormati sehingga ulos/membungkus roh kita dengan darah dianggap illah yang tampak, hal itu yang Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib tidak bisa diterima. sehingga memberikan berkat keselamatan Hanya Firman Tuhan di dalam Alkitab jasmani dan rohani (Gal. 3:27). Ulos harus yang merupakan Firman (ucapan) yang dipahami sebagai kekayaan budaya, alat hidup, dan telah menjadi manusia yaitu yang dapat menghangatkan tubuh secara Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa yang fisik. Tidak ada kuasa apapun di dalamnya. diberikan kepada-Nya kemuliaan Allah Lothar Schreiner(18) berpendapat, adat (Yoh. dapat sebagai tata tertib yang diciptakan oleh secara 1:14). berlebihan Dia saja yang memberikan berkat yang melimpah, nenek moyang dan mempunyai dasar memberikan kesejahteraan, melindungi agamawi, yakni pemujaan-pemujaan yang hidup kita, dan memberikan keturunan biasa dilakukan oleh nenek moyang yang banyak bagi orang-orang yang selalu (dalam Melalui berserah dan mengandalkan-Nya (Bnd. pertemuannya dengan Injil harus dapat Bil. 6:24; Ibr. 6:14). Oleh karena itu, sudah membebaskan adat tersebut dari sifat selayaknya agamawinya puji-pujian dan sembah agama suku). yang berkaitan disampaikan hanya kepada Allah yang pemujaan-pemujaan selalu memelihara dan memperhatikan misalnya, penyembahan kepada Debata ciptaan-Nya, tidak kepada kuasa-kuasa Mulajadi Nabolon. Apabila demikian, adat duniawi dapat (Mzm. 81:10; Why. 4:11). diterima nenek dengan oleh moyang, gereja dan Sedangkan iblis sendiri harus menyembah permasalahan mengenai pro dan kontra Allah dan hanya kepada Dia sajalah terhadap berbakti (Mat. 4:10). demikian adat dapat dipraktekkan oleh Dan, penggunaan ulos juga dikatakan orang-orang Kristen sebagai tata tertib sebagai praktek okultisme karena dulunya sosial yang bebas dari dasar agamawinya. ulos dipercaya sebagai selembar kain yang Adat itu tidak dapat memperbaharui. indah Debata Mulajadi Nabolon yang Dengan bertitik tolak pada pandangan dan membungkus jiwa (roh) manusia, sehingga pernyataan tersebut maka secara tegas mendatangkan kesejahteraan jasmani dan bahwa rohaniah. Karena hal itu maka banyak membuahkan nilai-nilai positif dalam tata adat adat dapat yang diatasi. Dengan memiliki dan kehidupan masyarakat Batak dapat atau Oleh karena itu, gereja menolak kultus roh bahkan nenek moyang dan semua ritus-ritus untuk perlu tetap (19)Persyaratan dipenuhi dipertahankan. utama dalam yang mempertahankan harus menguatkan roh atau jiwa seseorang. itu Tujuan utama penolakan ini, agar tidak adalah bahwa adat itu harus dilepaskan terjadi dari sifat agamawinya. selain dari Tuhan Allah (Keluaran 20 : 2- Contoh adat yang memberikan nilai positif 5).(21) yaitu, di dalam hukum-hukum adat orang VII. KESIMPULAN Batak Di dulu khususnya di dalam penyembahan dalam kepada pemberitaan ilah-ilah Injil dan perkawinan dilarang menceraikan istri penyebaran agama Kristen, sudah pasti meskipun menikah lagi dengan perempuan akan berhadapan dengan adat setempat. lain yang berbeda (poligami), dan dilarang Demikian juga dengan pemberitaan Injil berzinah. Walaupun tidak tertulis tetapi ke tanah Batak, tentunya berhadapan harus ditaati. Jadi ada nilai-nilai positif dengan adat batak. Adat batak dulunya yang dapat diambil. Dengan begitu, jauh mengandung hasipelebeguon. Oleh karena sebelum orang Batak menerima ajaran itu, Injil harus dapat menerangi adat kekristenan, mereka telah mengamalkan kebudayaan bunyi pemberitaannya. Apabila adat Batak di hukum Allah yang berbunyi: di daerah “Jangan berzinah. Jangan mengingini dalam rumah sesamamu; jangan mengingini hasipelebeguon atau pemujaan-pemujaan istrinya, atau hambanya laki-laki atau kepada roh nenek, maka sudah selayaknya hambanya perempuan,…..” (Kel. 20:14, masyarakat Batak yang Kristen harus 17).(20) menolak dan menentangnya dengan tegas. Di dalam Perjanjian Lama terdapat Tidak pelaksanaannya tempat semua adat mengandung Batak tersebut pengaruh adat yang positif, yaitu Hak. mengandung nilai negatif, karena ada juga 18:7, dikatakan: “……. Dilihat merekalah, nilai-nilai positif yang terkandung di bahwa rakyat yang diam di sana hidup dalamnya, dengan tenteram, menurut adat orang diperbolehkan menceraikan isterinya dan Sidon, aman dan tenteram. Orang-orang tidak itu tidak kekurangan apapun yang ada di mengenal hal tersebut, sebelum datangnya muka bumi, malah kaya harta.” ajaran kekristenan ke tanah Batak. Gereja harus selalu mengawasi agar unsur- DAFTAR PUSTAKA unsur adat yang bertentangan dengan Injil (1) Lothar Schreiner, Adat dan Injil: tidak memasuki kehidupan umat Kristen. Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen boleh misalnya: berzinah. laki-laki Mereka tidak sudah di Tanah Batak, BPK-GM, Jakarta Beragama Kristen“, dalam: Pemikiran 2003: hlm. 18. (2)_______, tentang Batak (Editor: B.A. Kamus Besar Bahasa Simanjuntak), Indonesia (Edisi ketiga), Nommensen, Medan 1986: hlm. 115. Balai Pustaka, Jakarta 2005: (11) hlm. 6. Universitas Lih. “Pandangan Upacara Adat HKBP Injil terhadap Batak“, dalam: (3) Mangapul Sagala, Injil dan Adat Batak, http://be- Yayasan Bina Dunia, Jakarta 2008: hlm. e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf, 20. dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015. (4)_______, Kamus Besar Bahasa (12) Nalom Siahaan, Op. Cit., hlm. 18. Indonesia (Edisi ketiga), Op. Cit., hlm. (13) John B. Pasaribu, Op. Cit., hlm. 50. 465. (14) Ibid., hlm. 53-54. (5) Richard Niebuhr, Kristus dan (15)Lih. “Pandangan Adat Injil terhadap Kebudayaan, Petra Jaya, Jakarta 1995: Upacara Batak“, dalam: hlm. 14. http://be- (6) Nalom Siahaan, Adat Dalihan Na Tolu, e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf, Jakarta 1982: hlm. 7-8. dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015. (7)_______, Ensiklopedi Umum, Yayasan (16) Bnd. Richard Niebuhr, Op. Cit., hlm. Kanisius, Yogyakarta 1973: hlm. 14. 53-258. (8) R. Van Dijk, Pengantar Hukum Adat 17) Indonesia, Vorkink - Van Hoeve, Bandung: e.info/wancil/page1/files/bab1.pdf, hlm. 6. dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015. http://be- (18) Lothar Schreiner, Op. Cit., hlm. 226. (9) John B. Pasaribu, Adat Batak: Saluran Kasih Sesama Umat Manusia, Yayasan Borbor, Jakarta 2003: hlm. (19) J. Verkuyl, Etika Kristen dan Kebudayaan, BPK-GM, Jakarta, 1960: hlm. 18. 42. (10)Adat ataupun hukum adat, walaupun tidak tertulis sudah merupakan (20) E.H. Tambunan, Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak peraturan-peraturan yang mengatur Kebudayaannya, cara hidup manusia dan takluk kepada 1982: hlm. 130. Toba Tarsito, dan Bandung adat, ataupun hukum adat tersebut. (21) Bnd. A. Ginting Suka, Hubungan Lih. I. Simanjuntak, “Pesta Adat Di Agama dan Budaya dalam Kristen Kalangan Suku Batak Toba yang Protestan dalam www.bergaul.com/pages/dump/getfile. php?id=15075, dikunjungi tanggal 7 Agustus 2015.