model awal pengaruh karakteristik kepribadian terhadap kinerja

advertisement
MODEL AWAL PENGARUH KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
TERHADAP KINERJA DOSEN
Dian Indiyati
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi
email: [email protected]
Abstrak – Pada persaingan yang semakin ketat, perguruan tinggi dituntut untuk berkinerja tinggi, salah
satunya dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dosen merupakan salah satu anggota organisasi yang
sangat penting, merupakan ujung tombak dalam perguruan tinggi yang diharapkan dapat mencetak lulusan
yang berkualitas, sehingga dosen dituntut untuk selalu berkinerja tinggi. Salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam mempengaruhi kinerja dosen, adalah karakteristik kepribadiannya. Karakteristik
kepribadian dosen yang sesuai, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dosen terutama dalam tri dharma
perguruan tinggi, dosen diharapkan dapat membimbing, mendidik mahasiswa selama proses pembelajaran
sehingga dapat menghasilkan sarjana sesuai tuntutan masyarakat.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyajikan konsep dan model awal penelitian yang dapat menganalisis
dampak dari karakteristik kepribadian terhadap kinerja dosen, dimana tulisan ini berbentuk proposal penelitian.
Metode penelitiannya yaitu explanatory research, menggunakan proportional random sampling, teknik
pengumpulan data akan menggunakan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang diuji dengan
uji validitas dan reliabilitas. Uji analisis yang akan digunakan adalah SEM (Structural Equation Model)LISREL 8.3.
Kata Kunci : personality, karakteristik kepribadian, performance, kinerja, kinerja dosen
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
I. PENDAHULUAN
II. LANDASAN TEORI
Tantangan yang dihadapi oleh semua
Perguruan Tinggi yaitu globalisasi dan kualitas
SDM. Kualitas SDM ini sangat ditentukan oleh
adanya kinerja SDM yang tinggi. Kinerja SDM ini
dianggap penting karena sangat menentukan
kegiatan manajemen Perguruan Tinggi yang
lainnya. Sedangkan, salah satu hal yang dapat
mempengaruhi kinerja SDM pada organisasi adalah
perilaku individu, dan salah satu unsur penting dari
perilaku individu yang berpengaruh terhadap
kinerja SDM adalah kepribadian SDM (Robbins :
2011).
Salah satu masalah yang dihadapi di bidang
pendidikan tinggi adalah tentang dosen, Dosen
adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan
dan menyebarkanluaskan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (Pasal 1, UU Dikti
12/2012).
Berdasarkan data dari Kopertis Wilayah IV
(2014), masih terdapat dosen yang berpendidikan
S1, tanpa jabatan fungsional, juga masalah tentang
integritas akademik. Yang harus diperhatikan juga
adalah tingkat publikasi dosen yang masih rendah,
dan juga masalah plagiarism.
Kualifikasi
dosen
berdasarkan
tingkat
pendidikan, bahwa 10% dosen berpendidikan S3;
kemudian 54% dosen berpendidikan S2, berikutnya
36% dosen berpendidikan S1 dan Diploma.
Berdasarkan Penerima Tunjangan Sertifikasi /
Kehormatan
dapat dinyatakan bahwa 33,21%
dosen berpendidikan S3; kemudian 66,53% dosen
berpendidikan S2, dan 0,26% dosen berpendidikan
S1.
Data per Januari 2014 (DIKTI), dosen tetap
pada PTS Kopertis Wilayah IV, 41.06% sudah
lulus serdos, 43.65% belum memenuhi syarat
serdos dan 15.09% belum serdos. Dosen yang
belum memenuhi syarat serdos tersebut, 71.84%
belum mempunyai jabatan akademik, dan dari yang
sudah mempunyai jabatan akademik, mayoritas
berjabatan akademik Asisten ahli serta belum
berpendidikan S2. Berdasarkan proses serdos pada
tahun 2013 (Ditjen Dikti : 2014), Dosen yang tidak
lulus serdos, 24.14% karena plagiat deskripsi diri.
Berdasarkan
fenomena
dan
beberapa
permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis
tertarik untuk melakukan pengkajian melalui
penelitian tentang Karakteristik kepribadian dan
Kinerja dosen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengkaji dan menganalisis tentang karakteristik
kepribadian dan kinerja dosen serta pengaruh
karakteristik kepribadian terhadap kinerja dosen
pada PTS Kopertis Wilayah IV. Tulisan ini
merupakan model awal yang disampaikan oleh
penulis dalam bentuk proposal penelitian.
Berikut diuraikan tentang karakteristik
kepribadian dari beberapa ahli.
2.1. Kepribadian (Personality)
Pembahasan kepribadian, merupakan bahasan
lebih khusus dari perilaku individu.
Istilah personality berasal dari kata latin
“persona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu
tutup muka yang sering dipakai oleh pemainpemain panggung, yang maksudnya untuk
menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi
seseorang. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti
bagaimana seseorang tampak pada orang lain.
Berikut ini diuraikan beberapa definisi tentang
kepribadian dari beberapa ahli. Menurut Robbins
(2011), Kepribadian adalah organisasi yg dinamis
pada masing-masing sistem psikofisik yg
menentukan
penyesuaian
unik
terhadap
lingkungannya. Kepribadian merupakan total
jumlah dari seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Merupakan suatu
konsep yang dinamis yang menggambarkan
pertumbuhan dan pengembangan dari sistem
psikologis keseluruhan dari seseorang.
Allport (2009) juga mendefinisikan personality
sebagai susunan sistem-sistem psikofisik yang
dinamis dalam diri individu, yang menentukan
penyesuaian yang unik terhadap lingkungan.
Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi
kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan
emosional, perasaan dan motif yang bersifat
psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam
kelenjar, saraf, dan keadaan fisik (anak) secara
umum.
Sedangkan personality menurut Kartini dan
Dali Gulo (2000) adalah sifat dan tingkah laku khas
seseorang yang membedakannya dengan orang
lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur,
pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan
dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu
mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui
oleh orang lain.
Kepribadian adalah karakteristik dinamik dan
terorganisasi dari seorang individu yang
mempengaruhi kognisi, motivasi, dan perilakunya.
Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga
dapat digunakan untuk membedakan antara
individu satu dengan lainnya (Feist & Feist, 2006)
Berarti dapat dinyatakan bahwa kepribadian
merupakan suatu suatu hal yang dinamis yang
menggambarkan perilaku keseluruhan dari
seseorang atau individu.
Setiap kepribadian individu mempunyai ciri
atau karakteristik, atau dapat dinyatakan sebagai
karakteristik kepribadian. Karakteristik kepribadian
merupakan
karakteristik
abadi
yang
menggambarkan perilaku seseorang (Robbins :
2011).
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
Berarti dapat dinyatakan bahwa karakteristik
kepribadian merupakan suatu pola perilaku pada
individu yang dapat terlihat, yang dikatakan
sebagai ciri khusus atau keunggulan atau keunikan
dari individu tersebut.
2.2. Faktor-faktor Kepribadian
Kepribadian individu dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, yaitu keturunan, dimana
keturunan ini merujuk pada faktor-faktor yang
ditentukan pada saat pembuahan, yang merupakan
susunan hayati, faali (fisiologis) dan psikologis,
sepertti sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin,
temperamen, komposisi otot dan reflex, tingkat
energy dan ritme hayati. (Robbins : 2011).
Selanjutnya, kepribadian individu, tidak hanya
dipengaruhi oleh keturunan, tetapi dipengaruhi pula
oleh lingkungan atau budaya, di mana individu itu
dibesarkan, pengkondisian dini, norma-norma
diantara keluarga, teman-teman, dan kelompokkelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain
yang dialaminya. Lingkungan mempunyai peran
yang cukup besar dalam membentuk kepribadian
individu. (Robbins:2011).
Berikutnya, kepribadian individu, walaupun
pada umumnya konsisten dan mantab, tetapi dapat
berubah dalam situasi yang berbeda. (Robbins
:2011)
Pendapat yang berbeda disampaikan oleh
Koentjaraningrat (2006), yang menyatakan bahwa
pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh :
 Pengetahuan, dimana pengetahuan diartikan
sebagai salah satu unsur kepribadian yang
memiliki aspek-aspek penggambaran, apersepsi,
pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di
alam sadar manusia.
 Perasaan, adalah suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan
positif atau negative.
 Naluri / dorongan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, baik yang bersifat rohaniah, maupun
jasmani
2.3. Jenis-jenis Kepribadian-Karakteristik
Kepribadian.
Makin konsisten karakteristik individu dan
makin sering terjadi dalam situasi yang beraneka,
maka makin penting ciri itu dalam menggambarkan
individu tersebut.
Beberapa
karakteristik
kepribadian
dikemukakan oleh beberapa ahli. Dimensi
kepribadian berawal dari 17.953 ciri individu, yang
akhirnya muncul Myers-Briggs Type IndicatorMBTI, atau disebut dengan “The Big Five”,
dimana dimensi kepribadian tersebut adalah :
(Robbins : 2011;
 Ekstraversi,
yaitu
kepribadian
yang
menggambarkan seseorang yang senang
bergaul, banyak bicara dan tegas




Kooperatif,
yaitu
kepribadian
yang
menggambarkan seseorang yang baik hati,
kooperatif dan mempercayai.
Conscientiousness, yaitu kepribadian yang
menggambarkan seseorang yang bertanggung
jawab, dapat diandalkan, tekun dan
berorientasi pada prestasi.
Neuroticism,
yaitu
kepribadian
yang
menggambarkan seseorang yang tenang, dan
bergairah
Keterbukaan,
yaitu
kepribadian
yang
mencirikan seseorang yang imajinatif, benarbenar sensitif dan intelektual.
Penelitian yang dilakukan oleh Ozer dan
Benet-Martinez (2006), menyatakan bahwa The big
five personality telah terkait dengan berbagai
perilaku,
termasuk prestasi kerja, prestasi akademik,
kepemimpinan dan kesejahteraan. Penelitian
tersebut didukung juga oleh Heckman, et al (2006);
Hakimi, et al (2011), Fairweather (2012); dan
Singh (2012).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Nye, et al (2013), menyatakan bahwa The big five
personality berhubungan dengan prestasi akademik
mahasiswa di Universitas Rusia
Penelitian
yang
berhubungan
dengan
personality dan kinerja pegawai, dilakukan juga
oleh Darsana (2013), dimana hasilnya menyatakan
bahwa personality berpengaruh terhadap kinerja
pegawai BPR di Gianyar Bali.
Block (1995) berpendapat bahwa The Big Five
Model telah banyak dikritik dan dinyatakan
tidak mampu untuk menjelaskan semua
kepribadian di segala tempat, tetapi secara umum,
masih sering digunakan untuk penelitian di bidang
psikologi dan pendidikan (Nye, et al : 2013).
2.4. Kinerja
Arti kinerja sebenarnya berasal dari kata “job
performance” . Kinerja dapat juga berasal dari kata
“to perform”, dengan rinciannya yaitu (The
Scriber-Bantam English Dictionary) : 1). To do or
carry of a execute; 2). To discharge of fulfil, as
vow; 3). To execute or complete an understaking;
and 4). To do what is expected of a person
machine.
Beberapa pengertian kinerja dikemukan oleh
para ahli. Kinerja dapat dinyatakan sebagai hasil
pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat
fisik/material maupun non fisik/non material
(Namawi : 2008). Sedangkan Cascio (2003)
menyatakan Performance sebagai pencapaian atau
prestasi seseorang yang berhubungan dengan tugastugas yang dibebankan kepadanya. Selanjutnya
Robbins (2011) menyatakan bahwa Performance
sebagai fungsi interaksi antara ability (A),
motivation (M) dan opportunity (O).
Berdasarkan beberapa ahli tersebut, Kinerja
dapat diartikan sebagai hasil kerja, baik kualitatif
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
maupun kuantitatif, yang dicapai oleh individu atau
kelompok, yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
2.5. Paradigma dan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan beberapa hal yang sudah
dijelaskan sebelumnya, dapat divisualisasikan
dalam bentuk gambar paradigma penelitian ini,
yaitu pada gambar. 1.
Sehingga dapat dirumuskan hipotesis pada
penelitian ini yaitu “Karakteristik Kepribadian
yang
berupa
Extraversion,
Cooperative,
Conscientiousness, Neuroticism dan Openness
berpengaruh terhadap Kinerja Dosen pada PTS
Kopertis Wilayah IV, baik secara simultan maupun
parsial”
EXTRAVERSION
K
COOPERATIVE
CONSCIENTIOUSNESS
PERFORMANCE
NEUROTICISME
OPENESS
Gambar. 1. Paradigma Penelitian
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengelaborasi 6 variabel laten,
yaitu Karakteristik kepribadian (Personality) yang
berupa : Extraversion (X1), Cooperative (X2),
Conscientiousness (X3), Neuroticism (X4) dan
Openness
(X5);
sebagai
variabel
antaceden/independen; serta Performance/Kinerja
(Y) sebagai variabel akibat/dependen.
Penelitian ini direncanakan akan menggunakan
explanatory survey method, dimana berdasarkan
pada tipe penyelidikannya yaitu causal relationship.
Unit analisis pada penelitian ini adalah organisasi
PTS Kopertis Wilayah IV. Populasi pada penelitian
ini yaitu PTS Kopertis Wilayah IV, sedangkan
sampel yang akan digunakan yaitu proportional
probability sampling, dimana ukuran sampelnya
ditentukan dengan menggunakan pendekatan power
analysis-power test, sehingga diperoleh sampelnya
berjumlah 157 PTS Kopertis Wilayah IV.
Respondennya yaitu dosen tetap pada PTS Kopertis
Wilayah IV. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, observasi dan
kuesioner yang akan diuji terlebih dahulu validitas
dan reliabilitasnya. Metode analisis verifikatif yang
digunakan yaitu Structural Equation Model (SEM)LISREL 8.3.
REFERENSI
Allport, Alan. (2009). Modern World Leader;
Gordon Brown. New York; Infobase
Publishing
Block, J. (1995). A Contrarian View of the FiveFactor
Approach
to
Personality
Description. Psychological Bulletin, Vol
117(2), Mar 1995, 187-215
Cascio, Wayne F (2003). Managing Human
Resources: Productivity, Quality of Work
Life, Profits, 6th Edition, The McGrawHill
Darsana, Made (2013). The Influence of
Personality and Organizational Culture on
Performance Through Organizational
Citizenship Behavior. The International
Journal of Management. Vol 2 Issue 4.
ISSN 2277-5846.
Fairweather, J. (2012). Personality, Nations, and
Innovation:
Relationships
Between
Personality Traits and National Innovation
Scores. Cross-Cultural Research: The
Journal of Comparative Social Science,
46, 3–30.
Feist, J. & Feist, G. J. 2006. Theories of
Personality. (Ed. Ke-6). New York:
McGraw-Hill Inc.
Hakimi S., Hejazi E., Lavasani M. G. (2011). The
Relationships Between Personality Traits
and Students’ Academic Achievement.
Procedia - Social and Behavioral
Sciences, Volume 29, 2011, Pages 836845.
Heckman, J. J., Stixrud, J., & Urzua, S. (2006). The
Effects of Cognitive and Noncognitive
Abilities on Labor Market Outcomes and
Social Behavior. Journal of Labor
Economics, 24(3), 411-482.
Kartini Kartono & Dali Gulo (2000). Kamus
Psikologi. Bandung: C. V. Pionir Jaya.
Koentjaraningrat
(2006).
Pengantar
Ilmu
Antropologi. Rineka Cipta.
Nye, John V.C, Ekaterina Orel, Ekaterina
Kochergina (2013). Big Five Personality
Traits and Academic Performance in
Russian Universities. The Working Paper
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
WP BRD 10/Psy/2013. National Research
University Higher School of Economics
(HSE).
Ozer, D., & Benet-Martínez, V. (2006). Personality
and the Prediction of Consequential
Outcomes. Annual Review of Psychology,
57401-421.
Robbins, Stephen P (2011). Organizational
Behavior . Prentice Hall, Inc. New Jersey.
Singh, A. K. (2012). Does Trait Predict
Psychological
Well-Being
Among
Students of Professional Courses? Journal
of the Indian Academy of Applied
Psychology 38 (2): 234–241.
..............., Ditjen Dikti. 2014
……….., Rapat Sosialisasi Program Kerja Kopertis
Wilayah IV. Tahun 2014
……….., UU Dikti no 12 Tahun 2012
Biodata Penulis
Dian Indiyati, memperoleh gelar Sarjana Hukum
(SH), Jurusan Hukum Perdata Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus tahun
1990. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE),
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, lulus tahun 1992.
Memperoleh gelar Magister Science (MSi) di
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi
Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun
2004. Memperoleh gelar Doktor di Program Doktor
Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung,
lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Dosen Tetap di
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
Download