Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBANTUAN GERAKAN SENAM OTAK PADA POKOK BAHASAN GERAK Melitasari, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAMBanjarmasin [email protected] ABSTRAK :Kegiatan pembelajaran IPA hanya mengacu pada buku panduan LKS. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang maksimal, karena minimalnya perangkat pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantuan gerakan senam otak dengan tujuan khusus untuk mendeskripsikan: (1) Validitas perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan, (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dilihat dari keterlaksanaan RPP, dan (3) Efektivitas perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dilihat dari hasil belajar kognitif produk. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Dick and Carey.Subyek uji coba adalah peserta didik kelas VII.E SMPN 27 Banjarmasin.Data diperoleh melalui lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, dan hasil belajar.Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Validitas perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dinyatakan valid dengan revisi kecil, (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dinyatakan terlaksana dengan sangat baik, dan (3) Efektivitas perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dinyatakan sedang. Simpulan penelitian adalah bahwa perangkat pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantuan gerakan senam otak layak untuk digunakan. Kata Kunci : pembelajaran kooperatif tipe NHT, senam otak. tetapi memaksimalkan proses dalam PENDAHULUAN Upaya pemerintah dalam adalah dengan kompetensi peserta didik. Oleh sebab yang itu, para peserta didik harus melakukan pendidikan menyempurnakan diterapkan di kurikulum sekolah. pembelajaran dan mengembangkan Kurikulum kegiatan belajar Tingkat Satuan Pendidikan atau yang mandiri serta lebih dikenal dengan kurikulum KTSP pelajaran 2006 yang menuntut pendidik untuk berperan aktif menuntut aktivasi dan partisipasi para dalam memberikan bimbingan belajar peserta didik yang lebih banyak dalam bagi peserta didik pada setiap kegiatan proses pembelajaran. Penekanan KTSP belajar (Yamin, 2013). merupakan kurikulum 2006 bukan mengejar target materi 183 secara terstruktur secara mempelajari mata mandiri.Hal ini, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 Berdasarkan hasil wawancara pada Berdasarkan pernyataan tersebut, tanggal 21 Februari 2015 dengan guru guru mata pelajaran IPA Terpadu di SMP bagaimana peserta didik dapat berperan Negeri 27 Banjarmasin yaitu Ibu Yuli aktif dan berpartisipasi dalam proses Sutiono,S.Pd, menyatakan pembelajaran, salah satunya melalui beberapa permasalahan yang umum model pembelajaran kooperatif tipe terjadi dalam Numbered Heads Together (NHT). pembelajaran IPA. Pertama, kemauan Numbered Heads Together (NHT) yang rendah dari diri peserta didik untuk merupakan tipe pembelajaran kooperatif belajar, untuk yang menekankan pada struktur khusus menanamkan konsep pembelajaran IPA dirancang untuk mempengaruhi pola kepada peserta didik.Kedua, peserta interaksi peserta didik dan memiliki didik terkadang mengalami ketegangan tujuan untuk meningkatkan penguasaan ketika akademik. pada beliau peserta sehingga guru belajar.Hal ini didik sulit menyebabkan harus mampu Aktivitas merancang pembelajaran peserta didik cepat merasa bosan untuk kooperatif ini menekankan belajar, sehingga peserta didik harus peserta didik untuk mengaplikasikan dipartisipasi agar tidak tegang dalam pengetahuan, konsep, dan keterampilan pembelajaran. Ketiga, pada saat kegiatan kepada peserta didik yang membutuhkan kerja kelompok, sebagian peserta didik atau anggota lain dalam kelompoknya. tidak membantu yang Tipe NHT dilakukan dengan cara dan setiap siswa diberi nomor dan dibuat adapula sebagian peserta didik yang suatu kelompok, kemudian secara acak, tingkat intelektualnya lebih tinggi hanya guru memanggil nomor dari siswa. Hal mengerjakan tugas kelompoknya sendiri ini tentunya memberikan kesempatan tanpa kepada semua peserta didik untuk dapat mengerjakan tugas menanyakan temannya kesadaran kelompok, pendapat teman sekelompoknya yang lain. Keempat, terlibat kegiatan pembelajaran hanya mengacu berpikir dan kegiatan belajar. Selama pada buku panduan LKS dan guru bekerja dalam kelompok, tugas anggota belum pernah menggunakan perangkat kelompok adalah mencapai ketuntasan pembelajaran model kooperatif tipe materi yang disajikan oleh guru dan Numbered saling membantu teman sekelompoknya Heads Together (NHT) secara berbantuan senam otak dalam kegiatan untuk pembelajaran IPA. (Huda, 2014). 184 mencapai aktif dalam ketuntasan proses belajar Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 Hasil Penelitian menunjukkan pembelajaran Slavin bahwa (1995) (Tammase penggunaan kooperatif (2009) 2013).Dengan dalam Faidi, melakukan gerakan dapat tersebut secara teratur, maka otak lebih meningkatkan prestasi belajar peserta mudah menyerap pelajaran, tidak hanya didik dan sekaligus dapat meningkatkan meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap memompa otak untuk berpikir kreatif toleransi, menghargai pendapat orang sekaligus sistematis. memori, Materi lain, dan mengintegrasi pengetahuan “Gerak” tetapi juga memiliki dengan pengalaman. Selain itu, Spencer kompetensi dasar untuk menganalisis Kagan yang dikenal sebagai “guru” bagi data percobaan gerak lurus beraturan pembelajaran dan dan gerak lurus berubah beraturan serta pengembang dari model pembelajaran penerapannya dalam kehidupan sehari- kooperatif tipe NHT menyatakan bahwa hari. Menurut teori piaget, usia peserta salah satu keuntungan atau manfaat didik SMP sudah mulai berpikir abstrak pembelajaran kooperatif yaitu dapat dan memiliki kemampuan untuk mulai meningkatkan prestasi akademis.Hal ini melakukan pemecahan masalah terhadap sesuai dengan penelitian akademis yang soal-soal dan melakukan percobaan telah positif walaupun sifatnya masih sederhana. dalam Oleh karena itu, materi gerak dianggap meningkatkan prestasi akademis siswa sesuai untuk diterapkan pada model untuk pembelajaran kooperatif tipe NHT yang kooperatif membuktikan pembelajaran berbagai dampak kooperatif bidang studi dan tingkatan kelas secara konsisten. Pengenalan otak dalam melatihkan kemampuan berpikir anak, proses baik dalam menganalisis data percobaan belajar dibutuhkan bagi orangtua dan maupun soal-soal yang sifatnya masih para pendidik, karena otak adalah pintu sederhana. untuk belajar dan bekerja. Proses belajar Berdasarkan uraian di atas, maka dapat berhasil lebih optimal apabila peneliti pengembangan potensi otak dilakukan model kooperatif tipe NHT berbantuan lebih optimal dan lebih dini. Salah satu gerakan senam otak dalam proses cara untuk mengembangkan potensi otak pembelajaran adalah dengan gerakan memberikan solusi senam otak. adalah permasalahan tersebut melakukan Senam otak tertarik untuk dan menerapkan berharap dapat terhadap melalui serangkaian gerak sederhana yang dapat pengembangan perangkat pembelajaran menyeimbangkan setiap bagian otak IPA menggunakan model kooperatif tipe 185 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 NHT berbantuan gerakan senam otak dikembangkan; pada pokok bahasan gerak. Penelitian ini operasional bertujuan sesuai dengan harapan. untuk “Mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dan (2) secara memberikan hasil Karakteristik peserta yang didik menggunakan menggambarkan kondisi awal peserta model kooperatif tipe NHT berbantuan didik sebelum dilakukan pembelajaran. gerakan senam otak pada pokok bahasan Berdasarkan hasil tes awal (pretest) gerak.” penguasaan kognitif produk, peserta didik kesulitan di dalam memahami soal-soal KAJIAN PUSTAKA Pengembangan perangkat yang berkaitan dengan perhitungan dan grafik. Materi pokok pembelajaran adalah serangkaian proses gerak atau kegiatan yang dilakukan untuk merupakan salah satu materi yang menghasilkan perangkat dipelajari di SMP Kelas VII.Kompetensi pembelajaran baru berdasarkan teori Dasar (KD) pada materi ini adalah pengembangan yang telah ada. Nieveen menganalisis data percobaan gerak lurus mengemukakan perangkat beraturan dan gerak lurus berubah dikembangkan beraturan serta penerapannya dalam suatu pembelajaran bahwa yang dalam dianggap ideal atau layak jika memenuhi kehidupan aspek meliputi valid, praktis, dan efektif. kurikulum KTSP sehari-hari.Materi pengertian gerak, ini besaran- Perangkat pembelajaran dikatakan valid besaran dalam gerak, gerak lurus, dan jika: (1) sesuatu yang dikembangkan penerapan gerak lurus dalam kehidupan berdasarkan pada rasional teoretis yang sehari-hari. kuat; dan (2) terdapat internal. Perangkat dikatakan praktis akademisi dan konsistensi Pembelajaran kooperatif tipe NHT pembelajaran merupakan salah satu tipe pembelajaran jika: praktisi (1) para yang dilakukan dengan cara setiap siswa menyatakan diberi nomor dan dibuat suatu bahwa apa yang dikembangkan dapat kelompok, kemudian secara acak, guru diimplementasikan; dan (2) kenyataan memanggil menunjukkan Pembelajaran bahwa dikembangkan Perangkat dapat pembelajaran yang diterapkan. nomor ini dari bertujuan siswa. untuk meningkatkan kerjasama kelompok dan dikatakan penguasaan efektif jika: (1) ahli dan praktisi akademik dengan memberikan kesempatan kepada peserta menyatakan efektif pada apa yang 186 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 didik untuk terlibat secara aktif dalam alternatif proses berpikir dan kegiatan belajar. mengembangkan fungsi dan kinerja otak Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah dikembangkan oleh Spencer paling dengan efektif untuk melakukan gerakan senam otak. Kagan (1992) yang secara sederhana Senam otak ditemukan oleh Paul E. merumuskan, “Pembelajaran kooperatif Dennison, Ph.D dan istrinya Gail E. terdiri dari teknik-teknik pembelajaran Dennison yang memerlukan saling ketergantungan Educational-Kinesiology.Educational- positif agar Kinesiology pembelajaran berlangsung baik.” Model latineducare ini dikembangkan berdasarkan teori keluar dan kinesiology (kinesis) berasal belajar kognitif-konstruktivis.Tiga teori dari kata Yunani yaitu ilmu tentang belajar diantaranya yang mendukung gerakan pembelajaran kooperatif ini adalah teori Educational-Kinesiology Ausubel, Jean Lev disebut Edu-K adalah menarik keluar Vygotsky. Kognitif dimaknai potensi yang terpendam melalui gerakan sebagai suatu proses mental yang terkait tubuh.Tammase (2009) mengemukakan dengan perolehan pengetahuan termasuk senam otak adalah serangkaian gerak berpikir, mengenali, sederhana yang dapat menyeimbangkan memahami, mempertimbangkan, antara memecahkan pebelajar Piaget, dan dapat masalah. mengingat, dan setiap Sedangkan, konstruktivisme memandang bahwa mengonstruksi pengetahuan pada sebagai berasal yang tubuh bagian dari dari kata artinya manusia. menarik Inti yang dari biasa otak.Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan individu akan dapat diciptakan melalui otak.Gerakan pengalaman-pengalaman stimulus baru bagian dan interaksi sosial. atau yang itulah meningkatkan stimulus pada menghasilkan yang dapat kemampuan kognitif, Aktivitas otak dapat mengalami menyelaraskan kemampuan beraktivitas titik kejenuhan.Jeda antara konsentrasi dan berpikir pada saat yang bersamaan, dengan titik jenuh berkisar waktu 15-20 meningkatkan menit. Itulah sebabnya guru harus harmonisasi antara kontrol emosi dan mengetahui cara menghadapi tingkat logika, mengoptimalkan fungsi kinerja kejenuhan anak dalam belajar. Salah pancaindra, serta menjaga kelenturan satu dan keseimbangan tubuh (Faidi, 2013). cara menyegarkan dan mengembalikan semangat belajar serta 187 keseimbangan atau Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 dilaksanakan dari bulan Februari sampai METODE PENELITIAN Jenis penelitian penelitian dan ini berupa pengembangan April 2015. atau dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini Perangkat disebut penelitian dan pengembangan dikembangkan karena berupa: mengembangkan perangkat pembelajaran dalam yang penelitian Rencana ini Pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan gerak Siswa (LKS), materi ajar, dan Tes Hasil menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe Belajar (THB). Pembahasan NHTberbantuan gerakan senam otak. mencakup Prosedur pembelajaran yang dikembangkan yaitu pengembangan yang kelayakan ini digunakan dalam penelitian ini mengacu validitas pada model pengembangan perangkat kepraktisan pembelajaran Dick and Carey yang telah dilihat dari keterlaksanaan RPP, dan diadaptasi, yaitu mengidentifikasi tujuan efektivitas pembelajaran, menganalisis materi ajar dilihat dari hasil belajar kognitif produk dan karakteristik siswa, merumuskan siswa. tujuan kinerja, Validitas Perangkat Pembelajaran menentukan strategi pembelajaran, perangkat mengembangkan pembelajaran, perangkat perangkat pembelajaran pembelajaran RPP yang dikembangkan mengacu melakukan pada standar kompetensi serta kurikulum laporan perangkat perangkat validasi, simulasi, dan uji coba kelas, membuat pembelajaran, akhir berdasarkan hasil penelitian. kompetensi dasar KTSP dan berdasarkan 2006. Penilaian validasi RPP untuk dua kali pertemuan Subjek ujicoba pada penelitian ini meliputi aspek format RPP, aspek adalah siswa kelas VII.E SMP Negeri 27 bahasa, dan aspek isi RPP. Secara Banjarmasin tahun keseluruhan jumlah kriteria yag dinilai ajaran 2014/2015. Sedangkan, subjek oleh validator adalah 32 kriteria. Jumlah penelitiannya rata-rata semester adalah genap perangkat skor validasi RPP pada pembelajaran IPA menggunakan model pertemuan pertama adalah 3,53 dan pada kooperatif tipe NHT berbantuan gerakan pertemuan ke dua 3,66. Sehingga, RPP brain gym (senam otak) pada pokok termasuk kategori sangat baik dengan bahasan kategori validitas yaitu valid dengan gerak. Penelitian ini revisi kecil. Adapun besar koefisien 188 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 korelasi untuk pertemuan pertama yaitu juga dilengkapi dengan 5 gerakan senam sebesar 0,70 dan pertemuan kedua otak yang dapat diterapkan dalam sebesar 0,78. Kedua RPP ini memiliki kehidupan koefisien korelasi yang tergolong tinggi, meningkatkan sehingga reliabilitas dari kedua RPP ini konsentrasi pun dinyatakan tergolong tinggi. kekuatan sehari-hari daya serta otak untuk fokus dan menyeimbangkan kiri dan otak LKS yang dikembangkan berisikan kanan.Penilaian validasi materi ajar prosedural percobaan dan pertanyaan meliputi aspek format, aspek bahasa, pemantapan untuk melatih kemampuan dan aspek isi, aspek penyajian, dan akademik yang menuntut peserta didik aspek untuk berperan aktif dan berpartisipasi ajar.Secara keseluruhan jumlah kriteria dalam proses pembelajaran. Penilaian yang dinilai oleh validator adalah 63 validasi LKS meliputi aspek format kriteria. Jumlah rata-rata skor validasi LKS, aspek bahasa, dan aspek isi LKS. materi ajar sebesar 3,71. Sehingga, Secara keseluruhan jumlah kriteria yag materi ajar termasuk kategori sangat dinilai oleh validator adalah 23 kriteria. baik dengan kategori validitas yaitu Jumlah rata-rata skor validasi LKS pada valid dengan revisi kecil. Adapun besar pertemuan pertama dan ke dua sama koefisien korelasi materi ajar yang yaitu sebesar 3,70. Sehingga, LKS dikembangkan termasuk kategori sangat baik dengan Materi ajar ini kategori validitas yaitu valid dengan korelasi yang tergolong sangat tinggi, revisi kecil. Adapun besar koefisien sehingga reliabilitas dari materi ajar ini korelasi untuk pertemuan pertama dan pun dinyatakan tergolong sangat tinggi. kedua sama yaitu sebesar 0,93. Kedua Tes manfaat/kegunaan yaitu sebesar materi 0,96. memiliki koefisien hasil belajar yang LKS ini memiliki koefisien korelasi dikembangkan mengacu pada indikator yang tergolong sangat tinggi, sehingga dari kompetensi dasar materi gerak yang reliabilitas dari kedua LKS ini pun menghasilkan 10 butir soal essai dengan dinyatakan tergolong sangat tinggi. tingkatan soal dari C2 hingga Materi ajar yang dikembangkan C4.Penilaian validasi tes hasil belajar berisikan materi gerak yang disusun meliputi aspek konstruksi umum dan secara sederhana, rinci, dan sistematis aspek validasi butir. Secara keseluruhan untuk memudahkan peserta didik dalam jumlah kriteria yag dinilai oleh validator memahami dan menerapkan materi ajar adalah 18 kriteria. Jumlah rata-rata skor yang diberikan.Selain itu, materi ajar validasi 189 THB yaitu sebesar 3,75. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 Sehingga, THB termasuk kategori korelasi secara keseluruhan pada sangat baik dengan kategori validitas pertemuan pertama adalah 0,94 dan yaitu valid dengan revisi kecil. Adapun tergolong besar koefisien korelasi THB yang reliabilitasnya pun dinyatakan tergolong dikembangkan yaitu sebesar 0,94. THB sangat ini memiliki koefisien korelasi yang korelasi tergolong pertemuan kedua sangat tinggi, sehingga sangat tinggi. tinggi, Sedangkan, secara sehingga koefisien keseluruhan pada adalah 0,60 dan reliabilitas dari THB ini pun dinyatakan tergolong tergolong sangat tinggi. reliabilitasnya pun dinyatakan tergolong Hasil penilaian validasi RPP, LKS, cukup, sehingga cukup. materi ajar, dan THB berkategori valid Efektivitas Perangkat Pembelajaran dengan revisi kecil.Hal ini menunjukkan Efektivitas perangkat pembelajaran bahwa komponen-komponen penyusun ditinjau dari hasil belajar siswa melalui dari perangkat pembelajaran tersebut tes hasil belajar (THB) kognitif produk telah terpenuhi dengan benar, sehingga yang diukur berupa tes awal (pre-test) dapat perangkat untuk mengetahui kemampuan awal pembelajaran yang dikembangkan sesuai siswa dan tes akhir (post-test) untuk dan layak digunakan sebagai perangkat mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran. menggunakan perangkat pembelajaran Kepraktisan Perangkat Pembelajaran yang telah dikembangkan. Efektivitas dinyatakan bahwa Perangkat pembelajaran hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan model kooperatif tipe menggunakan persamaan gain score. NHT dapat diketahui kepraktisannya dapat dilihat bahwa dari 31 siswa ada 6 ditinjau dari keterlaksanaan RPP yang orang siswa dalam kategori sangat diamati dengan lembar pengamatan efektif (19,36%), 18 orang siswa dalam keterlaksanaan RPP yang dilakukan kategori efektif (58,06%), dan 7 orang pada dalam kategori rendah (22,58%). Rata- dua kali pertemuan. Adapun Pengamat pada penelitian ini adalah Siti rata Noordarmalisa Arifah dan Siti Saidah. keseluruhan adalah 0,46 dan termasuk Nilai yang ke kategori sedang/efektif, sehingga diberikan oleh dua orang pengamat pada efektivitas perangkat pembelajaran yang pertemuan pertama dan ke dua yaitu dikembangkan dapat dinyatakan efektif. keterlaksanaan RPP sebesar 3,70 dan 3,78 dengan kategori terlaksana sangat baik. Adapun koefisien 190 perolehan gain score secara Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.3, Oktober 2015 KESIMPULAN pengamat berkategori terlaksana sangat Berdasarkan hasil pengembangan baik; dan (3) Efektivitas perangkat dan uji coba, maka dapat ditarik pembelajaran IPA yang dikembangkan simpulan bahwa perangkat pembelajaran dilihat dari hasil belajar peserta didik yang dengan menggunakan Tes Hasil Belajar dikembangkan dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan gerakan (THB) kognitif produk senam otak pada pokok bahasan gerak sedang/efektif . berkategori layak untuk berkategori digunakan sebagai perangkat pembelajaran. Hal ini DAFTAR PUSTAKA sesuai dengan fakta sebagai berikut: (1) Faidi, A. (2013). Tutorial Mengajar untuk melejitkan Otak Kanan dan Kiri Anak. Yogyakarta: DIVA Press. Validitas perangkat pembelajaran IPA yang dikembangkan dilihat dari hasil validasi dengan menggunakan lembar Huda, M. (2014). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar. validasi oleh validator berkategori valid dengan revisi kecil; (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran dikembangkan dilihat IPA yang dari hasil Yamin, Martinis. (2013). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi. pengamatan keterlaksanaan RPP dengan menggunakan lembar pengamatan oleh . 191