I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMAN 2 Pringsewu , diperoleh bahwa nilai rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X pada materi Tata nama senyawa dan Persamaan reaksi sederhana tahun pelajaran 2010-2011 masih rendah yaitu 62,4. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 6,5 hanya mencapai 55%, sedangkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan di SMAN 2 Pringsewu yaitu sebesar ≥ 6,5 dan suatu kelas dikatakan tuntas apabila di kelas tersebut terdapat 100% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 6,5. Dengan demikian belum mencapai belajar tuntas. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran kimia disebabkan karena usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa belum berjalan seperti yang diharapkan. Berdasarkan wawancara, guru memulai pembelajaran dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi berikutnya. Dalam kegiatan ini siwa mendengarkan dan mencatat penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Pada proses pembelajaran, kemampuan siswa untuk bertanya atau meminta bantuan dengan guru masih kurang pada saat diberi kesempatan untuk bertanya sebagian besar siswa malas dan tidak berani bertanya. Kalaupun ada yang bertanya, terbatas pada siswa tertentu 2 saja. Bila diberikan pertanyaan oleh guru siswa kurang berani untuk menjawab. Siswa mengeluarkan pendapat jika diminta oleh guru. Hal ini menunjukkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga pada saat mengerjakan latihan secara individu, siswa banyak mengalami kesulitan akibatnya proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Hal ini tidak sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, dan motivator. Melihat kondisi tersebut maka kualitas pembelajaran kimia di SMAN 2 Pringsewu perlu di tingkatkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pembelajaran konstuktivisme diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Berdasarkan prinsip konstruktivisme pengetahuan dibangun oleh siswa. Siswa menemukan sendiri konsep tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator yang menyediakan berbagai macam pengalaman belajar dan mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga penguasaan konsep siswa makin baik. Selain hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif berupa minat akan meningkat. Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana adalah salah satu pelajaran kimia yang bertujuan agar siswa dapat menuliskan nama-nama senyawa biner, poliatom, senyawa organik sederhana dan dapat menyetarakan reaksi sederhana. Berdasarkan hal ini, pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tidak tepat digunakan dalam pembelajaran pada materi ini dimana dibutuhkan pemahaman secara menyeluruh yang pada tujuannya siswa tidak hanya memahami 3 secara teoritis tetapi siswa dituntut untuk dapat menuliskan nama-nama senyawa nya dan menyetarakan reaksi kimia. Adanya masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran tersebut, menuntut guru untuk berupaya memperbaiki pembelajaran kimia pada materi pokok Tata nama senyawa dan persamaan reaksi, yaitu dengan memilih model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam menemukan konsep dari materi yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibimbing untuk dapat menemukan konsep dari materi yang ada secara mandiri melalui sarana pembelajaran yang telah disediakan oleh guru. Penerapan pembelajaran kooperatif pada peserta didik akan membuat mereka aktif terlibat dalam pembelajaran melalui interaksi dengan teman sebaya dan guru. (Ismail, 2003:18), Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas dan hasil belajar siswa diharapkan dapat ditingkatkan dengan diterapkan suatu model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) yang sesuai dengan pandangan konstruktifis. NHT merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang akan saling bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu model pembelajaran ini dapat membantu siswa-siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran karena setiap siswa diberikan 4 tugas yang berbeda dalam satu kelompoknya sehingga siswa diharapkan dapat lebih memahami konsep serta menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal materi Tata nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana. B. Rumusan Masalah . Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah yakni bagaimanakah peningkatan: 1. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kimia materi pokok tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT. 2. Rata-rata persentase penguasaan konsep kimia siswa pada materi tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan model pembelajaran koopertif teknik NHT. 3. Persentase Ketuntasan belajar siswa pada materi pokok tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT. C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan: 1. Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II pada materi pokok Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana melalui pembelajaran kooperatif teknik NHT. 5 2. Rata-rata persentase penguasaan konsep siswa pada materi pokok Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana dari siklus I ke siklus II melalui pembelajaran kooperatif teknik NHT. 3. Persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik NHT. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat berguna: 1. Bagi Siswa Melalui pembelajaran dengan menggunkan teknik NHT siswa lebih mudah memahami konsep pembelajaran Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana, sehingga pengetahuan yang didapat lebih lama diingat. 2. Bagi guru Sebagai salah satu bentuk alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia pada materi pokok Tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Materi pokok yang dipilih adalah tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana. 6 2. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas X6 Semester 1 SMAN 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. 3. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif teknik NHT yang meliputi aspek perilaku siswa yang relevan dengan kegiatan belajar yang meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dari guru, mengerjakan LKS, bertanya kepada guru, bertanya kepada teman dalam kelompok, mengemukakan pendapat dalam kelompok, dan bertanya atau menanggapi jawaban dari kelompok lain. 4. Hasil belajar siswa meliputi nilai kognitif dan afektif. Nilai kognitif diperoleh melalui tes formatif. Nilai afektif melalui Lembar Observasi Aktivitas Siswa.