BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah; c) Tukar jawaban antar kelompok Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menurut Ibrahim (2000: 29) yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat skenario pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Pembentukan Kelompok 4 5 Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 – 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setipa siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. 3. Tiap Kelompok Harus Memiliki Buku Paket Atau Buku Panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. 4. Diskusi Masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. 5. Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. 6. Memberi Kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Jadi langkah-langkah NHT adalah: a. Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, dan soal tes formatif. b. Guru membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari latar belakang yang heterogen, siswa dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok beranggota 4 siswa, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor 1, 2, 3 dan 4. 6 c. Guru membagi buku paket matematika dan IPA pada setiap kelompok, untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan LKS. d. Guru memberi penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai. e. Guru membagi lembar kerja tentang operasi hitung campuran dan mengklasifikasi benda-benda di lingkungan sekolah kepada setiap siswa. f. Setiap siswa mengerjakan lembar kerja dengan berpikir bersama kelompok untuk meyakinkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. g. Siswa yang dipanggil dengan nomor yang sama pada setiap kelompok untuk mempresentasikan jawaban kepada siswa di kelas dan siswa yang lain memberi tanggapan. h. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban tentang operasi hitung campuran dan mengklasifikasi benda-benda di lingkungan sekolah. 2.1.2 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005: 3) “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. 2.1.3 Pembelajaran Matematika 2.1.3.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu matematika , fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan linguistik. Didasarkan pada pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada 7 masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya (Hamzah,2007:126-132). “Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Namun demikian, dalam pembelajaran pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika”. Selama mempelajari matematika di kelas, aplikasi hasil rumus atau sifat yang diperoleh dari penalaran deduktif maupun induktif sering ditemukan meskipun tidak secara formal hal ini disebut dengan belajar bernalar (Depdiknas,2003:5-6). Sedangkan “Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Dimyati dan Mudjiono,2002:157). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing. 2.1.3.2 Teori Pembelajaran Matematika SD Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa matematika SD tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu: (1) memiliki objek kajian yang abstrak (2) memiliki pola pikir deduktif konsisten. Suherman (2006: 55). Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini tidak berarti bahwa matematika tidak mungkin tidak diajarkan di jenjang pendidikan dasar, bahkan pada hakekatnya matematika lebih baik diajarkan pada usia dini. 8 Mengingat pentingnya matematika untuk siswa-siswa usia dini di SD, perlu dicari suatu cara mengelola proses belajar-mengajar di SD sehingga matematika dapat dicerna oleh siswa-siswa SD. Disamping itu, matematika juga harus bermanfaat dan relevan dengan kehidupannya, karena itu pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan dasar dari matematika itu sendiri. Keterampilan yang menonjol adalah keterampilan terhadap penguasaan operasi-operasi hitung dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian). Untuk itu dalam pembelajaran matematika terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah, dan (2) matematika merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari. Karena itu dua aspek matematika yang dikemukakan di atas, perlu mendapat perhatian yang proporsional (Syamsuddin, 2003: 11). Konsep yang sudah diterima dengan baik dalam benak siswa akan memudahkan pemahaman konsep-konsep berikutnya. Untuk itu dalam penyajian topik-topik baru hendaknya dimulai pada tahapan yang paling sederhana ketahapan yang lebih kompleks, dari yang konkret menuju ke yang abstrak, dari lingkungan dekat anak kelingkungan yang lebih luas. Hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu dalam belajar matematika yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Menurut: - Nur Fajariyah, Devi Triratnawati dalam buku “Cerdas Berhitung Matematika” Untuk SD/MI Kelas III hal. 43-48 dan hal.59. - M. Khafid/Suyati dalam buku “Matematika” Untuk SD Kelas III hal.86-87 dan hal.99. Adalah sebagai berikut: - Hasil perkalian dua bilangan tidak berubah walaupun urutan atau letak bilangan tersebut ditukar. - Menurut sifat pengelompokan pada perkalian, maka hasil perkalian akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja. - Cara membagi tiga bilangan berturut-turut adalah: a. Mengelompokan operasi pembagian dengan pemakaian tanda kurung. 9 b. Mengerjakan pembagian yang berada di dalam kurung terlebih dahulu. c. Hasil pembagian bilangan dalam kurung, dibagi lagi dengan bilangan yang terakhir. 2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Suwiyadi (2006) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model NHT untuk meningkatkan prestasi belajar pendidikan PKN”. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Terbuka I Balikpapan yang berinduk di SMP Negeri 04 Balikpapan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Terbuka I Balikpapan sebanyak 25 siswa dengan rincian 12 siswa dan 13 siswi. Penerapan pembelajaran NHT meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan nilai rata-rata siswa untuk aspek kognitif, yaitu sebesar 73,9 untuk ketuntasan belajar 70%, dan aspek kognitif mengalami peningkatan prosentase sebesar 29,7% yaitu dari 60% sebelum tindakan menjadi 89,7% setelah diberi tindakan. 2.3 Kerangka Berfikir Kemampuan siswa dalam menghitung perkalian dan pembagian, belum mencapai hasil yang maksimal, banyak faktor yang menyebabkan hasil menurun. Aktifitas guru dalam mengajar bukan menjadi penentu utama keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh siswa. Agar siswa dapat menyesuaikan masalahnya, harus saling kerjasama satu sama lain dalam kelompok. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan sekaligus hasil belajar siswa adalah melalui model pembelajaran NHT. Karena dengan model pembelajaran ini siswa semakin senang dan sering terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga makin besar pula baginya untuk mengalami proses belajar. Model pembelajaran ini tidak hanya belajar konsep dan prinsip tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu. Proses pembelajaran melalui model pembelajaran NHT ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu perencanaan, tindakan observasi dan refleksi. 10 Pada siklus 1 siswa belum mampu melakukan operasi hitung campuran dengan baik maka dilanjutkan pembelajaran siklus 2. Sehingga hasil belajar Matematika dapat meningkat. Alur kerangka berpikir pembelajaran konvensional dengan ( metode ceramah ) ke pembelajaran PAIKEM ( pendekatan model Kooperatif Tipe NHT Pembelajaran PBM Konvensional dengan Pola berpikir siswa metode ceramah (berpusat pada guru) abstrak ke konkret Perbaikan pembelajaran dengan PAIKEM Hasil belajar dibawah KKM (pendekatan model Kooperatif Tipe NHT) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Observasi 1. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor urut yang sama. 2. Setiap siswa mendapat soal tentang operasi hitung campuran. 3. Memikirkan jawaban soal setiap siswa dalam kelompok. 4. Setiap siswa dalam kelompok yang Penilaian proses belajar nomornya sama dipanggil maju mempresentasikan jawaban. 5. Siswa yang lain memberi tanggapan jawaban yang dipresentasikan. Tes Formatif Hasil belajar KKM > 65 dan ketuntasan Penilaian hasil belajar klasikal 81,48 % Gambar 1 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Tindakan Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran kelas III SD Kayuapu Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus semester I Tahun 2012/2013.