Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan Unit Bisnis Dth

advertisement
Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan Unit Bisnis Dth
Pay Tv Pada Kabelvision
Fauziah, Ina Agustina
Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Komunikasi & Informatika
Universitas Nasional
[email protected]
Abstraksi
Munculnya teknologi televisi digital (sistem Direct To Home) telah memberikan peluang bisnis
baru bagi para penyelenggara jasa multimedia, termasuk Kabelvision. Bisnis DTH diharapkan dapat
mengakomodir kebutuhan dan keinginan pelanggan serta kepentingan internal Kabelvision. Namun
berdasarkan pengalaman berbagai macam layanan yang telah ada, Maka Perhitungan ini sangat
diperlukan apabila bisnis yang sedang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi, sekurangkurangnya dilihat dari segi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitabilitas Index
(PI), Payback Period (PP), maupun Accounting Rate of Return (ARR).
Kata Kunci : NPV, IRR, PI,PP, ARR.
1. PENDAHULUAN
Adanya fenomena globalisasi dan digitalisasi
telah mendorong terjadinya konvergensi, yaitu
terjadinya persenyawaan teknik antara teknologi
informasi (IT), telekomunikasi dan penyiaran.
Konvergensi industri tersebut merupakan
kekuatan penggerak perubahan yang sangat
fenomenal di setiap aspek kehidupan yang
memberi efek luas dan berantai dalam kehidupan
individu maupun kegiatan usaha. Ini memperluas
spektrum pelayanan yang dapat ditawarkan
penyelenggara di tiap sektor industri tersebut dan
melahirkan peta bisnis baru, yaitu bisnis
jasa/layanan multimedia.
Dampak globalisasi sendiri telah melahirkan
suatu era liberalisasi di semua sektor
perdagangan.
Dalam
era
liberalisasi
perdagangan, sebagaimana disepakati dalam
kerangka AFTA, APEC dan WTO, setiap
perusahaan harus menghadapi persaingan ketat
dari perusahaan lain di seluruh dunia.
Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah
pesaing menuntut setiap perusahaan untuk
meningkatkan usaha dalam mempertahankan dan
memenuhi keinginan, harapan dan kebutuhan
konsumen dengan cara yang lebih baik dari pada
yang dilakukan pesaing. Dengan demikian
pemenang bisnis masa depan adalah perusahaan
yang memiliki pandangan ke depan dan
mempunyai
teknologi
untuk
membawa
pertarungan ke pelayanan individu pelanggan.
2. PEMBAHASAN
Dewasa ini masyarakat memasuki era
perubahan yang luar biasa dan seringkali disertai
ketidakpastian.
Meningkatnya
intensitas
persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap
perusahaan untuk selalu memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta
berusaha memenuhi harapan kosumen dengan
cara yang lebih baik daripada yang dilakukan
pesaing.
Adanya kesadaran akan hal tersebut
manajemen Kabelvision dengan didukung
sepenuhnya oleh para pemegang saham berusaha
melakukan usaha pengembangan strategi yang
sesuai, yaitu dengan cara menganalisa,
merumuskan, dan mengevaluasi berbagai macam
faktor yang berpengaruh langsung terhadap
perusahaan. Alternatif strategi yang akan
ditempuh oleh Kabelvision adalah Product
Development Strategic dan Market Development
Strategy. Strategi pengembangan produk dan
pasar ini merupakan strategi yang diusahakan
agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan
dengan cara meningkatkan dan memodifikasi
produk atau jasa yang ada sekarang dan
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
memperkenalkan produk dan jasa tersebut ke
daerah-daerah yang secara geografis merupakan
daerah baru. Rencana pengembangan produk
atau jasa yang dimaksud adalah Pengembangan
Bisnis Direct To Home Pay TV.
Sistem Direct To Home merupakan
hasil dari perkembangan teknologi digital pada
suatu pentransmisian sinyal video untuk
penyiaran (broadcasting) televisi dengan
mengimplementasikan fungsi kerja satelit.
Sistem ini mampu mendistribusikan jasa
multimedia, dalam hal ini program siaran untuk
diakses secara langsung oleh pelanggan di rumah
dengan mempergunakan suatu penerima
Integrated Receiver Decoder (IRD) yang
sederhana dan antena penerima. Kabelvision
melihat suatu kesempatan untuk menjangkau
potensi pasar nasional dengan memanfaatkan
satelit. Karena hanya dengan infrastruktur satelit
maka seluruh potensi pasar nasional dapat
dijangkau dalam waktu yang cepat
NPV merupakan alat ukur yang biasa
dilakukan dalam mengukur kinerja
perencanaan investasi. Tabel 2.1
Penilaian Kriteria Investasi
Penilaian criteria investasi meliputi
•
•
(IRR)
Net Present Value (NPV)
Provitability Index (PI)
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
•
Payback Periode
Average Rate Of Return
Berdasarkan kelima alat ukur investasi tersebut diatas menunjukan bahwa investasi DTH Pay TV
bagi PT Broadband Mulitimedia sangat layak untuk dijalankan.
3. PENUTUP
KESIMPULAN
Perhitungan kriteria investasi pada
perencanaan bisnis DTH Pay TV dilakukan
dengan perhitungan mengenai feasible atau
tidaknya bisnis yang dikembangkan dilihat dari
segi kriteria investasi. Hasil perhitungan juga
merupakan indikator dari modal yang
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total
benefit yang diterima dengan total biaya yang
dikeluarkan dalam bentuk present value selama
umur ekonomis proyek.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis perhitungan
atas rencana bisnis DTH Pay TV seperti yang
disimpulkan di atas dinyatakan layak untuk
dijalankan dengan berbagai analisis dan asumsi
yang dipersyaratkan sebelumnya. Kelayakan
tersebut tentutnya perlu ditinjau ulang bila
Perhitungan ini sangat diperlukan
apabila bisnis yang sedang direncanakan dalam
bentuk jenis kegiatan produksi, sekurangkurangnya dilihat dari segi Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Profitabilitas Index (PI), Payback Period (PP),
maupun Accounting Rate of Return (ARR).
terdapat asumsi-asumsi yang berubah sehingga
akan terjadi perubahan dalam analisis kelayakan
usaha. Asumsi-asumsi yang berubah misalnya
adalah tingkat suku bunga, nilai tukar valuta
asing serta pertumbuhan ekonomi. Selain itu
perlu pula dilakukan tinjuan atas aspek bisnis
non finansial seperti faktor kebijakan
pemerintah, ekonomi, sosial budaya dan
teknologi, serta faktor internal perusahaan.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
4. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Bambang Riyanto, Dasar – Dasar Pembelanjaan perusahaan, Edisi 4, BPFE Yogyakarta, 1995.
[2]. Ibrahim, H.M. Yacob, “Studi Kelayakan Bisnis”. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998.
[3]. Ishadi SK, “Media Audio Visual di Era Multimedia” Kompas, Jakarta, Rabu 28 Juni 2000.
[4]. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan Implementasi dan Kontrol, jilid I, PT.
Prenhalindo, Jakarta, 1997.
[5]. Rangkuti, Freddy, “Business Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus”. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
[6] Reimers, Ulrich, “Digital Video Broadcasting (DVB) The Future of Television”.
http://www.cbu.ch/dvb/dvb_articles/dvb_physics.htm, 1998.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
21-23 Mei 2008, Jakarta
Download