1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Proyek

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Proyek didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang bersifat unik dan
dikerjakan dalam kurun waktu yang terbatas untuk mencapai sebuah tujuan tertentu
(PMI, 2008). Setiap proyek bersifat unik karena memiliki perbedaan antara satu
proyek dengan yang lain, baik perbedaan dari segi objek yang dikerjakan maupun
situasi pendukungnya. Tujuan dari sebuah proyek harus memenuhi lima kriteria
utama, yaitu spesifik, dapat diukur, dapat diterima, dapat direlisasikan dan dapat
diperoleh dalam kurun waktu tertentu (PMI, 2008).
Terdapat potensi risiko pada setiap proyek. Untuk mengatasi potensi risiko
yang muncul pada sebuah proyek diperlukan adanya proses identifikasi dan analisis
terhadap risiko proyek yang biasa disebut manajemen risiko proyek. Beberapa
proyek mempunyai potensi risiko yang lebih tinggi dari beberapa proyek yang lain
(Hillson, 2010). Tujuan dari penerapan manajemen risiko proyek adalah unuk
memaksimalkan kesempatan dalam sebuah proyek sekaligus meminimalkan
konsekuensi dari kejadian yang mempunyai potensi risiko (Kululanga et al, 2009).
Setiap proyek yang dikerjakan mempunyai tingkat kompleksitas yang
berbeda. Tingkat kompleksitas proyek yang sedang dikerjakan diiringi dengan
munculnya potensi risiko atas proyek tersebut. Untuk itu manajemen risiko proyek
harus mencakup serangkaian aktivitas untuk meminimalkan potensi risiko yang
disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas proyek yang sedang dikerjakan
(WSDOT, 2010).
Teori tradisional yang ada saat ini mengatakan bahwa semakin tinggi level
kedewasaan suatu organisasi dalam menggunakan manajemen risiko proyek maka
akan semakin tinggi pula nilai kinerja perusahaan tersebut (Elkington dan
Smallman, 2002). Wijaya (2012) melakukan sebuah studi empiris dengan hasil
yang memperkuat teori Elkington dan Smallman (2002) yakni kinerja organisasi
berbanding lurus dengan level kedewasaan manajemen risiko proyek. Namun di sisi
1
2
lain, Sisaye (2005) mengungkapkan bahwa dalam teori kontinjensi tidak terdapat
sistem pengendalian yang berlaku secara universal selalu tepat untuk diterapkan
pada semua organisasi dalam setiap keadaan. Sebagai contoh adalah riset yang
dilakukan Bloch (2012) yang mengungkapkan bahwa sebanyak 33 persen proyek
bidang ICT mengalami keterlambatan. Hal tersebut disebabkan oleh manajemen
risiko yang diterapkan perusahaan tidak mampu mengatasi kedinamisan
kompleksitas proyek ICT. Untuk itu penerapan manajemen risiko proyek harus
menyesuaikan tingkat kompleksitas untuk mencapai kinerja maksimal.
Dalam teori kontinjensi, kinerja sebuah organisasi selalu dipengaruhi oleh
variabel kesesuaian antara variabel utama dengan variabel lain, atau sering disebut
fit, terhadap kinerja. Menurut Venkatraman (1988) ada lima macam fit yang sering
berperan dalam menentukan kinerja perusahaan. Lima peran tersebut adalah fit
sebagai variabel moderasi, fit sebagai variabel mediasi, fit sebagai variabel
matching, fit sebagai gestalts dan fit sebagai deviasi profil..
Setiap perspektif fit mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap kinerja
perusahaan (Venkatraman, 1988). Dewasa ini banyak peneliti manajemen proyek
yang melakukan penelitian tentang teori kontinjensi, namun banyak diantaranya
yang menguji fit dengan metode analisis yang tidak tepat (Venkatraman, 1988).
Ketidaktepatan metode analisis dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat. Tabel
1.1 merangkum ketidaktepatan metode analisis fit.
Tabel 1.1. Ketidaktepatan Metode Analisis Fit
3
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka perlu
adanya sebuah penelitian empiris dengan metode analisis yang tepat untuk menguji
konsep kesesuaian dari teori kontinjensi yang sesuai dengan keadaan di Indonesia
sekarang ini.
I.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang dibahas dalam penelitian ini lebih terfokus maka
penelitian ini akan dilakukan hanya pada perusahaan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) yang mempunyai kegiatan berbasis manajemen proyek di
Indonesia.
I.4 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh
project risk management maturity (PRMM) dan kompleksitas proyek terhadap
kinerja perusahaan berbasis ICT di Indonesia dilihat dari berbagai model
kontinjensi. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel untuk
mengukur tingkat ‘project risk management maturity’ (PRMM) dan
‘kompleksitas proyek’, dan ‘kinerja’.
2. Mengetahui gambaran umum industri ICT di Indonesia ditinjau dari
variabel ‘PRMM’, ‘kompleksitas proyek’, dan ‘kinerja’.
3. Mengkaji hubungan antara ‘PRMM’, ‘kompleksitas proyek’, dan ‘kinerja’
dengan menggunakan konsep kesesuaian dari teori kontinjensi.
I.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam menentukan strategi project
risk management maturity yang sesuai dengan tingkat kompleksitas proyek yang
dikerjakan untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang maksimal.
Download