p-ISSN : 2303-307X, e-ISSN 2541-5468 79 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI JURISPRUDENSIAL UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN PKn Yustina Titik Riyanti1 , SDN 2 Curah Kotok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo ABSTRACT The low learning outcomes of students in the subjects of civics, particularly the globalization of the material due to saturation of the students towards learning that is teacher-oriented. Efforts should be made to enhance the students' understanding of the globalization of the material through the application of jurisprudential inquiry learning model. The purpose of this study describe the application of jurisprudential inquiry learning model in civics learning globalization materials, and measure learning outcomes Civics after application of jurisprudential inquiry learning model. The subjects were students of class IV SDN Munitions Kotok Kapongan Situbondo in academic year 2015/2016. Data collection techniques used in this study included interviews, observations, and tests. Based on the results of research in the field of data obtained average increase in activity of students from the first cycle to the second cycle value of 70.00 to 78.50 with a value of 8.5%. In addition, the application of jurisprudential inquiry learning model is also able to measure improvement of student learning outcomes, the first cycle and the second cycle, ie 67.5 becomes 80. Thus, an increase of 12.5%. Thus according to the jurisprudential inquiry model of child development so as to minimize the problem and can increase student mastery of the material globalization. Moreover, the jurisprudential inquiry learning model can measure improvements in student learning outcomes. Keywords: Jurisprudential Inquiry, Learning Outcomes, SD Civics ABSTRAK Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, khususnya materi globalisasi disebabkan kejenuhan siswa terhadap pembelajaran yang bersifat teacher oriented. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi melalui penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial dalam pembelajaran PKn materi globalisasi, dan mengukur hasil belajar PKn setelah penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Curah Kotok Kapongan Situbondo Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan tes. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data Rata-rata peningkatan keaktifan siswa dari siklus I dengan nilai 70,00 ke siklus II dengan nilai 78,50 sebesar 8,5%. Selain itu, penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial juga mampu mengukur peningkatan hasil belajar siswa, siklus I dan siklus II, yaitu 67,5 menjadi 80. Sehingga mengalami kenaikan sebesar 12,5%. Dengan demikian model inkuiri jurisprudensial sesuai dengan perkembangan anak sehingga dapat meminimalkan masalah dan dapat meningkatkan penguasaan siswa tentang materi globalisasi. Selain itu, model pembelajaran inkuiri jurisprudensial dapat mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Inkuiri jurisprudensial, Hasil belajar, PKn, SD. 1 Korespondensi : Yustina Titik, S. Pd, SDN 2 Curah Kotok,Kabupaten Situbondo . Email: Yustina_T @yahoo.com 80 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 PENDAHULUAN pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan kreatif dan menyenangkan, diperlukan SD pada dasarnya adalah upaya dan keterampilan. Dalam proses pendidikan PKn di SD, guru sangat memiliki dan menjadikan berdasarkan nilai pribadi moral di yang yang dan norma pancasila. Sehingga anak-anak SD dapat peran berbagai pelaksanaan sentral besar pengaruhnya dalam keberhasilan tujuan. memilih dalam bersikap, berkemauan, dan Dalam proses belajar PKn, siswa dapat berkelakuan baik sebagai individu, tidak terlepas dari masalah dan kesulitan. anggota masyarakat dan warga negara. Kesulitan dalam belajar PKn tersebut Jadi dapat dikatakan, PKn di tingkat SD dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor adalah intern dan faktor ekstern. Faktor intern mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan kepribadian utuh dan menjadikan warga negara yang baik. Tujuan utama kewarganegaraan menumbuhkan wawasan kemampuan intelektual siswa dan cara pendidikan adalah yaitu hal-hal yang berhubungan dengan untuk siswa memproses isi pembelajaran PKn dalam pikirannya, diantaranya: motivasi dan kesadaran belajar, konsentrasi, intelegensi, kebiasaan bernegara, serta membentuk sikap dan belajar, dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku cinta tanah air yang bersendikan faktor ekstern yaitu semua faktor yang kebudayaan bangsa (Sukaya dkk, 2002: tidak 3). Menurut Hakim (2002: 5) pendidikan intelektual, diantaranya: kewarganegaraan cara membentuk bertujuan kepribadian untuk warga negara berhubungan mengajar dengan kemampuan guru, fasilitas belajar, lingkungan sosial siswa, dan lain-lain (Dimyati, 2006: 236). yang baik (idesirable personal quality). Salah satu perlu dalam proses diperhatikan dapat pembelajaran PKn adalah bagaimana cara kepribadian dari sebagai beberapa kualitas dari penyampaian materi PKn dapat diterima potensi yang melekat pada diri seorang dan diterapkan oleh siswa dengan baik warga negara. dan Pembelajaran perwujudan guru yang Kriteria seorang warga negara yang baik digali oleh hal merupakan suatu menyenangkan. ketahui pembelajaran yang telah kenal berbagai aspek ceramah secara klasikal karena dianggap Oleh karena itu, untuk menciptakan menggunakan kita proses yang kompleks dan melibatkan yang saling berkaitan. banyak Seperti yang kita mudah dan murah. metode Tanpa mengurangi s Yustina Titik R: M odel Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk M engukur Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn kemampuan dari penggunaan metode pembelajaran kurang pembelajaran (teacher metode ini pasif. keberhasilan menggunakan metode ceramah, dalam tanya jawab, dan penugasan, sedangkan efektif karena siswa dituntut untuk mendengarkan secara guru tertib dan tenang tanpa terlibat langsung siswa dalam pembelajaran tersebut. Siswa hanya pada sehingga Oleh karena itu pencapaian tujuan tergantung pada pembelajaran sering ceramah berpusat centered) cenderung ceramah, 81 dapat menerima informasi yang telah disampaikan oleh guru, tanpa mengetahui maksud dan tujuan dari informasi kemampuan guru memahami dan memilih tersebut. Dari kegiatan evaluasi tersebut model dapat pembelajaran yang digunakan dalam prose belajar mengajar. dilihat kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang efektif. Hal ini Pembelajaran PKn dapat dikatakan disebabkan berhasil apabila siswa dapat merubah siswa tingkah ketuntasan lakunya bahwa serta dapat yang banyaknya hasil evaluasi hasilnya dibawah kriteria minimal (KKM) mata menyelesaikan tugas dan penilaian yang pelajaran PKn yang telah ditentukan oleh dilakukan oleh guru. Alat penilaian yang SDN 2 digunakan hasil wawancara dengan guru kelas IV harus kemampuan dapat kognitif, psikomotor sesuai menjaring afektif, dengan dan taksonomi Curah Kotok Kapongan. Dari tersebut peneliti menyimpulkan dapat juga bahwa selama Bloom. Dengan demikian penilaian yang pembelajaran siswa kurang aktif dalam dilakukan oleh guru tidak hanya penilaian pembelajaran, tertulis namun juga dapat dilihat dari mendengarkan guru menjelaskan materi sikap siswa setelah memperoleh materi PKn di depan kelas, dan siswa kurang yang diterima. termotivasi Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV SDN 2 Curah siswa karena merasa tidak jenuh merasakan tantangan dalam belajar yaitu siswa tidak menemukan sendiri materi dalam Kotok Kapongan. Dari hasil wawancara pembelajaran PKn/ tidak mengkonstruksi tersebut pengetahuannya sendiri. peneliti menyimpulkan guru kelas IV SDN 2 Kapongan masih dalam Curah Kotok pembelajaran menggunakan bahwa PKn pembelajaran tradisional. Dalam pembelajarannya guru Dari hasil observasi yang dilakukan penulis pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SDN 2 Curah Kotok Kapongan, dapat diketahui bahwa kriteria 82 Widyagogik, Vol. 4 No.1 Juli-Desember. 2016 ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan adalah nilai 70. Namun pada berpikir secara juridis (Suprihadi, 2004: 253). kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu mencapai Model inkuiri jurisprudensial standar memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat ketuntasan yang telah ditentukan. Hasil mengajarkan siswa untuk dapat menerima evaluasi atau menghargai sikap orang lain terhadap siswa yang dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran menunjukkan suatu bahwa hanya ada 4 dari 9 siswa yang bertentangan dengan sikap yang ada pada mendapatkan dirinya. nilai ketuntasan pembelajaran di atas minimal. tersebut standar masalah Atau yang sebaliknya, mungkin ia bahkan Kegiatan menerima dan mengakui kebenaran sikap segera yang diambil orang lain terhadap isu harus diperbaiki oleh guru dengan cara memilih sosial tertentu (Uno, 2010: 31). model pembelajaran yang dapat membuat Di samping cara memilih model siswa lebih aktif, kreatif, dan senang pembelajaran, materi juga mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Oleh karena keberhasilan dalam proses pembelajaran. itu, peneliti ingin meningkatkan keaktifan Secara kebetulan kelas IV 2 Curah Kotok dan hasil belajar siswa di SDN 2 Curah Kapongan Kotok Kapongan sekarang sedang mempelajari globalisasi. Salah satu model pembelajaran Materi pada mata mencakup pelajaran contoh PKn sederhana PKn yang dapat diterapkan adalah model pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar pembelajaran dan menentukan sikap terhadap pengaruh Model inkuiri jurisprudensial. pembelajaran globalisasi yang jurisprudensial bertolak dari fakta bahwa sekitar. Dengan dalam kehidupan masyarakat, tidak lepas memungkinkan guru menerapkan model dari adanya isu-isu dan konflik/masalah pembelajaran inkuiri jurisprudensial yaitu diantara berbagai kepentingan yang ada. dengan Berbagai isu/masalah yang berkembang, identifikasi dapat menyangkut dan SARA, ekonomi, masalah dan masalah inkuiri politik, sosial terjadi di lingkungan materi tersebut melakukan isu-isu, orientasi kasus, pengambilan posisi, mengemukakan pandangan. Dalam kegiatan tersebut siswa dapat berpikir lainnya. Melalui model pembelajaran ini kritis dan melakukan analisis untuk siswa dilatih untuk mampu menemukan mencari serta menemukan pengaruh dari cara pemecahan masalah sosial melalui globalisasi. s Yustina Titik R: M odel Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk M engukur Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn Pembelajara inkuiri jurisprudensial bertujuan untuk permasalahan peka sosial, terhadap mengambil perbaikan ini mengacu pembelajaran. pada Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa (sikap) terhadap permasalahan tersebut, model penelitian tindakan adalah serta berbentuk mempertahankan sikap posisi Penelitian 83 tersebut spiral. tindakan 2010: perencanaan atau pelaksanaan observasi Melalui tujuan tersebut pembelajaran suatu penelitian dengan argumentasi yang relevan (Uno, 31). pada Tahapan siklus meliputi diharapkan dengan yang dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan diterapkan melalui penelitian ini dapat dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada kelas IV di SDN 2 dan dirasa sudah cukup. Curah Kotok Kapongan Penelitian ini akan dilakukan di pada siswa kelas IV SDN 2 Curah Katok Tujuan Penelitian ini adalah (1) Kabupaten Situbondo Menerapkan Model Pembelajaran Inkuri 2015/2016. Teknik Yurisprudensial pada mata pelajaran PKn yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri SD (2) Mengetahui peningkatan aktifitas atas adalah wawancara, observasi, dan tes. dan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan model pembelajaran Inkuri Jenis penelitian Tahun pengumpulan penelitian tindakan, Pelajaran ini penelitian data adalah ini Yurisprudensial di SDN 2 Curah Kotok menggunakan model penelitian tindakan Kapongan Situbondo. dari Kemmis Arikunto, METODE PENELITIAN Penelitian penelitian karena tindakan kelas. penelitian 2002:83), (dalam yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke merupakan siklus yang berikutnya. Siklus di dalam (action research), PTK meliputi planning (rencana), action dilakukan masalah Penelitian Suharsimi, Taggart ini penelitian memecahkan dan ini untuk pembelajaran juga di termasuk deskriptif, (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu sebab menyusun rumusan masalah, tujuan dan menggambarkan bagaimana suatu teknik membuat rencana tindakan, yang sesuai pembelajaran diterapkan dan bagaimana dengan permasalahan riil yang terdapat di hasil yang diinginkan dapat dicapai. dalam kelas. Adapun langkah-langkah di 84 Widyagogik, Vol. 4 No.1 Juli-Desember. 2016 dalam penelitian ini dapat dilakukan dapat menghasilkan suatu kesimpulan, dengan beberapa tahap: maka digunakan analisis data kuantitatif 1. Perencanaan yang meliputi perangkat dan pada metode observasi digunakan pembelajaran yang digunakan selama data kualitatif. Cara penghitungan untuk proses penelitian, media, serta sarana mengetahui prasana yang mendukung. dalam proses belajar mengajar sebagai 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi ketuntasan belajar berikut. tindakan yang dilakukan oleh peneliti 1. Merekapitulasi hasil tes sebagai upaya 2. Menghitung pemahaman konsep mengamati dari hasil membangun siswa serta diterapkannya serta dan peneliti jumlah pelaksanaan masing-masing pembelajaran menggunakan yang siswa rumus dengan ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam mengkaji, mempertimbangkan skor tercapai dan prosentasenya untuk model inkuiri Yurisprudensial 3. Refleksi, siswa melihat petunjuk teknis penilaian atau yaitu siswa dikatakan tuntas secara dampak dari tindakan yang dilakukan individual jika mendapatkan nilai berdasarkan lembar pengamatan yang minimal diisi oleh pengamat. klasikal dikatakan 4. Rancangan/rencana berdasarkan hasil buku yang hasil direvisi, refleksi jika dari 70, jumlah secara sedangkan tuntas siswa individu secara belajar yang tuntas mencapai 80% pengamat membuat rancangan yang yang telah mencapai daya serap direvisi lebih dari sama dengan 70%. untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. 3. Observasi dibagi dalam tiga siklus, Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana kegiatan masing berlangsung. siklus dikenai perlakuan yang belajar mengajar sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang PEMBAHASAN diakhiri dengan Siklus I tes formatif di akhir masing putaran. Dalam Perencanaan rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga Pada mempersiapkan tahap perangkat ini peneliti pembelajaran s Yustina Titik R: M odel Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk M engukur Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn model pembelajaran Inkuiri kelompoknya. Yurisprudensial, yang terdiri dari rencana dilakukan pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat- kelompok. alat pengajaran yang mendukung. Selain Bimbingan secara Pada 85 dari guru intensif pada tiap LKK kegiatan 1 siswa itu juga dipersiapkan lembar observasi menempelkan media klipping koran dan pengelolaan model pembelajaran Inkuiri selanjutnya mengerjakan pertanyaan pada Yurisprudensial, kegiatan 2 bersama-sama dengan teman dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. sekelompokknya dan dengan bimbingan Pelaksanaan guru. Pada kegiatan ini siswa diminta Pembelajaran apersepsi dimulai dengan melakukan orientasi kasus, identifikasi eksplorasi tujuan mengenai isu-isu, dan menetapkan posisi/pendapat tujuan yang akan dicapai. Pada kegiatan tentang kesenian Indonesia yang tampil di inti guru melakukan eksplorasi konsep luar negeri. Tahap berikutnya yaitu guru yaitu dengan menunjukkan media berupa meminta gambar permainan kuda lumping kepada melakukan siswa kelompok di menjelaskan apa hubungan antara gambar melakukan presentasi, permainan kuda lumping yang dibawa oleh guru. dan meminta siswa untuk guru dengan misi kesenian Indonesia ke luar negeri. perwakilan presentasi elaborasi konsep siswa Untuk memperoleh pembelajaran beranggotakan 4-5 dalam siswa. Setelah memperjelas kelompoknya setiap mengingatkan menerima LKK klipping koran. kegiatan, yaitu dengan saksama LKK dan media terdiri dari 2 kegiatan 1 klipping membaca koran dan siswa. kelas. Dalam siswa dibimbing evaluasi guru meminta pembelajaran. siswa mendapatkan bimbingan guru disamping harus bekerjasama dengan tentang guru globalisasi dengan kembali guru siswa hasil jawaban membagi soal mengerjakannya. Setelah soal evaluasi selesai dikerjakan, Dalam LKK contoh dan kesulitan mengerjakan kesimpulan globalisasi Kemudian kegiatan 2 mengerjakan 5 pertanyaan. siswa diskusi Pada kegiatan akhir guru meminta dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang kelompok hasil siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Pada berkumpul depan kelompok yang siswa terkait Kemudian menyampaikan dengan materi guru meminta siswa menyampaikan pesan dan kesan, 86 Widyagogik, Vol. 4 No.1 Juli-Desember. 2016 siswa menjawab senang mengikuti pelajaran. siswa. Pada siklus I, didapatkan data mengenai keaktifan melalui proses KBM yang dilakukan dan KKM siswa dari hasil Tabel 1. Hasil Observasi Siklus I evaluasi akhir yang dapat dilihat pada Observasi tabel berikut ini: Selama melakukan proses KBM, pengamatan dan peneliti penilaian Siklus I 65% Tuntas 4 orang Tidak Tuntas 5 orang 67,5 33% Aktifitas Hasil Belajar Rata-rata Ketuntasan Klasikal II, maka diadakan refleksi terhadap proses Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pembelajaran bahw aktivitas siswa selama mengikuti Refleksi ini harus dilakukan oleh semua pembelajaran model Inkuiri Yurisprudensi pihak yang terlibat dalam proses belajar sudah mengajar yaitu guru dan siswa. Dengan dapat dikatakan cukup aktif, yang meskipun masih belum memenuhi kriteria refleksi dapat keaktifan yang ditentukan oleh peneliti. dirasa kurang Selain itu, Hasil Belajar menunjukan diperbaiki. bahwa selam proses Siklus II yang masih belum tuntas memenuhi SKM Perencanaan dan terdapat 4 orang siswa yang tuntas Tahap Sehingga KKM berdasarkan diketahui dilaksanakan. hal-hal yang dan perlu sempurna pembelajaran mengikuti evaluasi akhir, terdapat 5 orang memenuhi telah yang hasil ditentukan. siklus I, ketuntasan klasikal siswa mencapai 33%. Dapat dapat dikatakn belum tuntas secara perangkat dengan pembelajaran yang perlu direvisi pada siklus I. Pada kegiatan inti guru melakukan eksplorasi Refleksi menunjukkan evaluasi yang telah dilakukan pada siklus sama perencanaan Siklus I dengan memperbaiki klasikal. Berdasarkan hasil observasi dan ini konsep media yaitu dengan berupa gambar permainan kuda lumping kepada siswa dan meminta siswa untuk menjelaskan apa hubungan antara gambar permainan s Yustina Titik R: M odel Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk M engukur Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn 87 kuda lumping yang dibawa guru dengan melakukan presentasi, siswa misi kesenian Indonesia ke luar negeri. oleh guru. Kelompok yang menjawab Pada elaborasi konsep siswa dengan benar mendapat dibimbing poin dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang kelompok yang poinnya paling banyak beranggotakan mendapat hadiah berupa bintang. berkumpul kelompok 4-5 dalam Setelah kelompoknya setiap Pada kegiatan akhir guru meminta dan media siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. menerima LKK klipping koran. kegiatan, yaitu dengan siswa. LKK terdiri dari 2 kegiatan saksama 1 klipping membaca koran dan Untuk memperoleh pembelajaran mengingatkan Dalam siswa. mengerjakan LKK siswa tentang globalisasi memperjelas kegiatan 2 mengerjakan 5 pertanyaan. kesimpulan contoh globalisasi dengan kembali Kemudian guru guru hasil jawaban membagi soal mendapatkan bimbingan guru disamping evaluasi dan siswa mengerjakannya. siswa Observasi harus kelompoknya. dilakukan bekerjasama Bimbingan secara dengan dari guru intensif pada tiap kelompok. berikutnya meminta kelompok melakukan proses pengamatan KBM, dan peneliti penilaian siswa. Pada siklus II, didapatkan data Tahap yaitu guru mengenai keaktifan melalui proses KBM kelompok yang dilakukan dan KKM siswa dari hasil hasil diskusi evaluasi akhir yang dapat dilihat pada kelas. Dalam tabel berikut ini: perwakilan melakukan Selama presentasi di depan Tabel 2. Hasil Siklus II Hasil Pelaksanaan Siklus II 75% Tuntas 7 orang Tidak Tuntas 2 orang Rata-rata 80 Ketuntasan Klasikal 78% Aktifitas Hasil Belajar Refleksi (reflection) Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut. 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu 88 Widyagogik, Vol. 4 No.1 Juli-Desember. 2016 Hasil Revisi Rancangan pembelajaran Pelaksanaan kegiatan belajar pada PKn 1. Pembelajaran kekurangan. Maka perlu adanya revisi bermakna yaitu untuk dilaksanakan pada siklus II antara orientasi kasus, lain: pengambilan dalam hendaknya lebih memotivasi dapat selama untuk pendapat atau bertanya. globalisasi sabar jurisprudensial sikap dalam pendapat dengan argumen yang kuat. model pembelajaran inkuiri jurisprudensial maka siswa mengalami merumuskan belajar bermakna menjadi aktif. Proses belajar bermakna akan meningkatkan 4) Guru harus mendistribusikan waktu baik inkuiri model dalam kesimpulan/menemukan konsep. secara Dalam melalui penerapan menentukan 2. Dengan siswa pandangan. mencari serta menemukan sebab akibat serta membimbing dan kritis dan melakukan analisis untuk baik lebih isu, proses dalam harus identifikasi kegiatan tersebut siswa dapat berpikir pembelajaran 3) Guru melakukan posisi, sehingga tidak ada perasaan takut mengemukakan dengan lebih siswa 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa siswa menjadi mengemukakan belajar mengajar berlangsung. diri PKn siswa membuat termotivasi penulis menyimpulkan sebagai berikut: siklus II ini masih terdapat kekurangan- 1) Guru maka sehingga kegiatan pemahaman siswa dan daya ingat belajar. Terlebih keaktifan dalam KBM pembelajaran dapat berjalan sesuai tentang globalisasi. dengan yang diharapkan. menjadi lebih percaya diri dan mampu 5) Guru sebaiknya menambah lebih Selain itu siswa menyatakan pendapat dengan argumen banyak contoh soal dan memberi yang soal-soal latihan pada siswa untuk peningkatan keaktifan siswa dari siklus dikerjakan I dengan nilai 70,00 ke siklus II dengan pada setiap kegiatan belajar mengajar. tepat dan relevan. Rata-rata nilai 78,50 sebesar 8,5%. 3. Dengan model pembelajaran inkuiri SIMPULAN DAN SARAN jurisprudensial maka siswa mengalami Kesimpulan peningkatan Berdasarkan dan alternatif data permasalahan pemecahannya dalam hasil belajar dari pra tindakan, siklus I dan siklus II, yaitu s Yustina Titik R: M odel Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Untuk M engukur Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn 67,5 menjadi 80. Sehingga mengalami kenaikan sebesar 12,5%. 2. Sebaiknya guru lebih memperhatikan siswa yang ramai di kelas. Jika siswa B. Saran yang ramai di kelas diperhatikan maka Berdasarkan kekurangan pada siswa tersebut tidak akan mengganggu penelitian diajukan saran sebagai berikut: temannya 1. Sebaiknya berjalan baik. dalam mengajar PKn khususnya di kelas IV menggunakan model 89 pembelajaran dan Melalui pembelajaran hasil bisa penelitian ini inkuiri diharapkan dapat menjadi masukan dan jurisprudensial karena sesuai dengan pedoman bagi peneliti lain yang ingin perkembangan anak dapat meneliti meminimalkan masalah dapat jurisprudensial pada materi globalisasi siswa di masa yang datang dan sebaiknya meningkatkan sehingga dan penguasaan model tentang materi globalisasi. Selain itu, pada penelitian model lebih dapat pembelajaran jurisprudensial meningkatkan inkuiri dapat keaktifan juga dan pembelajaran selanjutnya, inkuiri peneliti menyempurnakan penelitian ini. hasil belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. 90 Widyagogik, Vol. 4 No.1 Juli-Desember. 2016 Djumiran. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Depdiknas. Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Hakim, Suparlan Al. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press). Ikhwandaru. 2009. Penerapan Model pembelajaran Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas V SDN Plososari 3 Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Joice, Bruce & Marsha Weil. 1980. Models of Teaching. New Jersy: Prentice/Hall International, Inc. Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Paradigma. Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Penerbit Paradigma. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdiknas. Mbulu, Joseph & Suhartono. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press). Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press). Prabowo, Sugeng L. 2008. Pedoman Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Malang: UIN Maulana Maliki Ibrahim. Ruminiati. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Malang: Panitia Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 15 Universitas Negeri Malang.