AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) KALIMANTAN TENGAH Dadang Sudirman Email : [email protected] STIE Palangka Raya ABSTRACT Mechanism of investment is an initial stage in production activity of a nation. Investment also is the initial stage in economic development activity. In the effort to develop the economy, each country always tries to create such a climate to be able to encourage investment. The targets are not only the community or private party in the country, but also foreign investment. The research aims to (a) analyze whether manpower influences on the PMDN in Central Kalimantan Province, (b) analyze whether export influences on the PMDN in Central Kalimantan Province, (c) analyze whether inflation influences on the PMDN in Central Kalimantan Province, (d) analyze whether dummy variable of ecoomic crisis influences on the PMDN in Central Kalimantan Province, (e) analyze whether the effects of man power, export, inflation, and dummy variable on the Domectic Investment in Central Kalimantan Province. The data used in this research is the secondary data obtained from Central Statistics Board and Annual Report of Bank Indonesia in various publication years. The data analysis was conducted by ordinary least square regression method, with function of domestic investment = f (Manpower, export, and inflation as well as dummy variable of economy). Results of the research are (a) The manpower provides positive effects on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province.It means that the increase on manpower will increase on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. (b) Export provides positive effects on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. It means that the increase on export will increase on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. (c) The inflation provides positive effects on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province.It means that the increase on inflation will increase on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. (d) The dummy variable of economic crisis provides negative and significant effects on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province.It means that the economic crisis will decrease on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. (e) Results of the testing simultaneously show that the variables of manpower, export and inflation rate as well as dummy variable of economic crisis provide effects on the Domestic Investment in Central Kalimantan Province. Keywords: Capital Investment, Manpower, Export, Inflation. 343 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 daerah. Iklim investasi yang kondusif, PENDAHULUAN Mekanisme merupakan penanaman langkah awal jaminan keamanan dan kepastian hukum modal diharapkan dapat meningkatkan kegiatan Modal dengan investasi yang juga merupakan cukup besar. ekonomi. Dalam upaya menumbuhkan Penelitian perekonomian, setiap negara senantiasa iklim Daerah dalam meraih investasi di memperhatikan dunia usaha apakah inflasi berpengaruh terhadap PMDN dan bagi PMDN menganalisis dummy Modal Dalam terhadap Negeri TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Investasi Investasi merupakan pengeluaran kesejahteraan rakyat di daerah. Akhirnya yang memberdayakan atau investasi daerah bahwa dalam rangka pertumbuhan Tengah, ekonomi (PMDN) Kalimantan Tengah kepada peningkatan dan pemerataan memacu terhadap variabel Penanaman daerah ekonomi daerah yang nantinya bermuara disimpulkan krisis pengaruh Tenaga kerja, Ekspor,inflasi dalam rangka memacu pertumbuhan dapat variabel Kalimantan maupun PMDN ke daerah akan dapat pengembangan Tengah, menganalisis berpengaruh dengan menggaet investor besar baik PMA positif menganalisis Kalimantan dummy pemberdayaan investasi kalangan dunia dampak PMDN Kalimantan Tengah, menganalisis apakah peningkatan nilai investasi dan sekaligus menimbulkan kerja Tengah, PMDN Diharapkan tenaga apakah ekspor berpengaruh terhadap investasi asing. lokal. untuk terhadap Kalimantan kalangan swasta dalam negeri, tapi juga harus bertujuan apakah berpengaruh yang dituju bukan hanya masyarakat atau usaha ini menganalisis yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran daerah Dalam Negeri (PMDN) di Kalimantan Tengah juga dapat dikatakan langkah awal kegiatan pembangunan menciptakan nilai investasi ke daerah. Nilai Penanaman produksi suatu negara. Begitu halnya berusaha ISSN: 2476 – 9576 ditujukan untuk meningkatkan mempertahankan stok barang- barang modal yang terdiri dari mesin- perekonomian daerah sangat diperlukan kerjasama antar 344 mesin, pabrik, kantor dan produk- produk tahan lama lainnya yang AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 digunakan dalam proses produksi. ISSN: 2476 – 9576 investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Usaha untuk Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus (2001), investasi mencatat adalah pengeluaran yang dilakukan oleh dilakukan dalam satu tahun tertentu yang para penanam modal yang menyangkut digolongkan sebagai investasi, meliputi penggunaan seperti pengeluaran atau pembelanjaan untuk (a) gedung, peralatan produksi Seluruh pembelian para pengusaha atas dan mesin-mesin baru lainnya atau barang modal dan membelanjakan untuk persediaan mendirikan peralatan, sumber-sumber yang diharapkan akan nilai penanaman modal industri-industri, memberikan keuntungan dari investasi Pengeluaran tersebut. mendirikan masyarakat tempat (b) untuk tinggal, (c) Investasi menghimpun akumulasi Pertambahan dalam nilai stok barang- modal dengan membangun sejumlah barang perusahaan yang berupa bahan gedung dan peralatan yang berguna bagi mentah, barang yang belum diproses dan kegiatan barang jadi. produktif, maka output 2. Tenaga Kerja potensial suatu bangsa akan bertambah jangka Pengertian tenaga kerja adalah panjang juga akan meningkat. Jelas penduduk yang berumur dalam batas dengan usia kerja. Batasan usia kerja berbeda- dan pertumbuhan ekonomi demikian memainkan menentukan bahwa investasi peranan jumlah penting output dalam beda disetiap Negara. Indonesia tidak dan menganut batas usia maksimum karena Indonesia belum mempunyai jaminan pendapatan. sosial nasioanal. Hanya sebagian kecil Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya penduduk Indonesia investasi tunjangan yang ditentukan oleh hari yang tua, yaitu menerima pegawai kebijakan tingkat bunga dan pajak, negeri sipil dan sebagian perusahaan serta harapan mengenai masa depan swasta. (Paul A. Samuelson dan William D. pendapatan yang meeka terima tidak Nordhaus, 2001). mencukupi Buat golongan kebutuhan inipun sehari-hari Faktor penentu investasi sangat mereka. Oleh sebab itu, mereka yang tergantung pada situasi di masa depan telah mencapai usia pensiun masih tetap yang sulit untuk diramalkan, maka harus bekerja, dengan kata lain sebagian 345 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 besar penduduk Indonesia yang sudah daya yang langka usia pensiun masih aktif dalam kegiatan internasional yang ekonomi, dan tetap digolongkan sebagai berbagai produk ekspor yang mana tanpa tenaga kerja. produk-produk tersebut, maka negaranegara Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan bekerja, menganggur, pasar-pasar potensial tidak akan untuk mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan kerja. perekonomian nasionalnya. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang miskin dan dan Ekspor juga dapat membantu mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja semua negara dalam menjalankan usaha- terdiri dari golongan yang bersekolah, usaha pembangunan mereka melalui mengurus rumah tangga, dan golongan promosi serta penguatan sektor-sektor lain yang menerima pendapatan. Ketiga ekonomi yang mengandung keunggulan golongan tersebut sewaktu-waktu dapat komparatif, baik itu berupa ketersediaan menawarkan jasanya untuk bekerja, oleh faktor faktor produksi tertentu dalam sebab itu kelompok ini sering disebut jumlah yang melimpah, atau keunggulan sebagai potensial labor force. efisiensi alias produktifitas kerja. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan, dan tenaga Ekspor sedang semua juga negara dapat membantu dalam menganbil mencari pekerjaan. Sedangkan yang keuntungan dari skala ekonomi yang termasuk bukan angkatan kerja adalah mereka miliki. Untuk meningkatkan mereka yang sekolah, mengurus rumah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan tangga, akan pada umumnya, setiap negara perlu tetapi bukan dari imbalan langsung atas merumuskan dan menerapkan kebijakan- kerjanya. kebijakan 3. Ekspor berorientasi ke luar. Dalam semua menerima pendapatan internasional kasus, kemandirian yang Ekspor merupakan faktor penting yang didasarkan pertumbuhan pada isolasi, baik yang penuh maupun ekonomi suatu negara. Ekspor akan yang hanya sebagian, tetap saja secara memperbesar kapasitas konsumsi suatu ekonomi akan lebih rendah nilainya negara meningkatkan output dunia, serta daripada menyajikan akses ke sumber- sumber perdagangan dunia yang benar-benar dalam merangsang 346 partisispasi ke dalam AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 bebas tanpa batasan atau hambatan ISSN: 2476 – 9576 Tenaga kerja merupakan salah satu apapun (Todaro dan Smith, 2003). faktor penting dalam berproduksi. 4. Inflasi Adanya peningkatan jumlah tenaga kerja Secara umum inflasi diartikan akan meningkatkan kapasitas produksi. sebagai suatu kecendrungan terjadinya Sehingga nantinya akan meningkatkan kenaikan secara investasi. Oleh karena itu hal yang harus keseluruhan. Dan tingkat inflasi adalah dilakukan adalah meningkatkan kualitas suatu tenaga kerja dengan mengembangkan harga-harga indikator umum perubahan kenaikan harga-harga umum. Golongan monetaris sistem keterpaduan antara dunia menganggap bahwa inflasi disebabkan pendidikan, pelatihan keterampilan yang oleh kelebihan dalam penawaran uang sepadan dengan kebutuhan pasar tenaga dan permintaan agregat masyarakat. kerja, perkembangan pembangunan dan teknologi. Sedangkan Golongan strukturalis pada hakikatnya berpendapat bahwa b. Pengaruh Ekspor dengan PMDN inflasi di negara berkembang disebabkan Ekspor merupakan faktor penting oleh kelemahan dalam stuktur ekonomi. dalam Menurut golongan stukturalis, walaupun ekonomi suatu negara. Ekspor akan dalam masyarakat terdapat memperbesar kapasitas konsumsi suatu ekspansi moneter, inflasi dapat juga negara meningkatkan output dunia, serta terjadi. dari menyajikan akses ke sumber-sumber ketidakmampuan sektor-sektor produktif daya yang langka dan pasar- pasar untuk internasional Ia tidak bersumber mengembangkan produksi merangsang yang pertumbuhan potensial untuk dengan cepat dan sesuai dengan yang berbagai diperlukan oleh perubahan-perubahan tanpa produk-produk tersebut, maka dalam permintaan. Sektor yang paling negara-negara miskin tidak akan mampu tidak mampu menambah produksi untuk mengembangkan kegiatan dan kehidupan memenuhi pertambahan permintaan atas perekonomian nasionalnya. barang-barang yang dihasilkan adalah produk Ekspor ekspor yang juga dapat mana membantu sektor pertanian. semua negara 5. Hubungan Antar Variabel usaha-usaha a. Pengaruh Tenaga Kerja dengan melalui promosi serta penguatan sektor- PMDN sektor 347 dalam menjalankan pembangunan ekonomi yang mereka mengandung AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 keunggulan komparatif, baik itu berupa terhadap ketersediaan produksi Negeri. Adanya krisis ekonomi tersebut tertentu dalam jumlah yang melimpah, menciptakan keengganan para investor atau untuk menanamkan modalnya, karena faktor-faktor keunggulan efisiensi alias Penanaman produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga investasi dapat membantu semua negara dalam tidak menguntungkan lagi. mengambil 6. Hipotesis. keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan didalam Modal negeri Dalam dianggap a. Diduga tenaga kerja berpengaruh ekonomi positif terhadap Penanaman Modal dan pembangunan pada umumnya, setiap Dalam Negeri (PMDN) Kalimantan negara Tengah perlu menerapkan merumuskan dan kebijakan-kebijakan b. Diduga ekspor berpengaruh positif internasional yang berorientasi ke luar. dan signifikan terhadap Penanaman Dalam semua kasus, kemandirian Modal yang didasarkan pada isolasi, baik yang Dalam Negeri (PMDN) Kalimantan Tengah penuh maupun yang hanya sebagian, c. Diduga tingkat inflasi berpengaruh tetap saja secara ekonomi akan lebih negatif rendah nilainya Penanaman Modal Dalam Negeri daripada partisispasi ke dalam perdagangan dunia yang dan signifikan terhadap (PMDN) Kalimantan Tengah benar-benar bebas tanpa batasan atau d. Diduga dummy variabel krisis hambatan apapun (Todaro dan Smith, ekonomi berpengaruh negatif dan 1993). signifikan c. Pengaruh Krisis Ekonomi dengan Modal Dalam Negeri Penanaman (PMDN) Kalimantan Tengah PMDN Pada terhadap pertengahan 1997 dan e. Diduga secara serempak variabel pada 1998 telah tenaga kerja, ekspor dan tingkat memberikan pengaruh yang luas kepada inflasi serta variabel dummy krisis perekonomian. Dampak krisis ekonomi ekonomi terhadap perekonomian ditandai dengan Penanaman Modal Dalam Negeri pertumbuhan yang negatif, tingginya (PMDN) Kalimantan Tengah puncaknya tahun berpengaruh tingkat inflasi dan tingginya tingkat METODE PENELITIAN pengganguran serta berpengaruh negatif 1. Jenis dan Sumber Data 348 terhadap AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 Data yang digunakan dalam ISSN: 2476 – 9576 Analisis data Metode yang Regresi dilakukan penelitian ini adalah data sekunder yang dengan Kuadrat merupakan data time series yaitu mulai Terkecil/OLS (ordinary least square), dari tahun 1993 sampai dengan tahun dengan fungsi PMDN = f ( Tenaga 2013, yang diperoleh dari Badan Pusat Kerja, Ekspor dan Inflasi serta Dummy Statistik (BPS) dan Laporan Tahunan variabel Bank Indonesia dalam berbagai tahun regresi liniernya adalah : ekonomi), maka persamaan penerbitan. 2. Metode Analisis Data a. Metode Regresi Kuadrat Terkecil LogPMDN = β0 + β1LogTK + β2 LogEKS + β3 INF + β4 Dm + e Keterangan: PMDN = PMDN (Milyar Rupiah) TK = Tenaga Kerja (Orang) EKS = Ekspor (Juta US$) INF = Inflasi (Persen) Dm = dummy Variabel 0 = sebelum krisis ekonomi 1 = sesudah Krisis ekonom β0 = Konstanta regresi β1, β2, β3 = Koefisien regresi e = Kesalahan pengganggu b. Uji Statistik < t hitung, Ho ditolak berarti variabel Selanjutnya untuk mengetahui independen secara individu keakuratan data maka perlu dilakukan berpengaruh secara signifikan terhadap beberapa pengujian (Gujarati, 2003). variabel dependen. Uji t statistik melihat hubungan atau c. Uji F-Statistik pengaruh antara variabel independen Pengujian ini akan memperlihatkan secara individual terhadap variabel hubungan atau pengaruh antara variabel dependen. independen 2. Pengujian satu sisi Jika t tabel ≥ t terhadap variabel dependen, yaitu dengan hitung, Ho diterima berarti secara bersama-sama cara sebagai berikut : variabel independen secara individual Ho : βi = 0, maka variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan secara terhadap variabel dependen. Jika t tabel 349 bersama-sama tidak AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 mempengaruhi variabel independen. Ha : βi ≠ independen 0, dengan membandingkan koefisien variabel determinasi parsial, (r2) dengan koefisien bersama-sama determinasi majemuk (R2) regreasi awal maka secara ISSN: 2476 – 9576 mempengaruhi variabel dependen. atau yang disebut dengan metode Klein Hasil pengujian adalah : Ho diterma ( tidak signifikan ) jika F rule of Thumbs. Jika r2 < R2 hitung < F tabel (df = n – k) Ho ditolak ( tidak ada multikolineraitas. ( Gujarati, signifikan ) jika F hitung > F tabel (df = n 2003). maka Adalah keadaan dimana faktor- – k) Dimana : faktor pengganggu yang satu dengan K : Jumlah variabel yang lain saling berhubungan, pengujian N : Jumlah pengamatan terhadap ini digunakan mendeteksi adanya autokorelasi dalam model bisa dilakukan menggunakan uji mengalami penyimpangan asumsi klasik LM atau Lagrange Multiplier. Salah satu atau tidak, maka pengadaan pemeriksaan cara terhadap penyimpangan asumsi klasik harus dapat (DW. Atau dengan cara lain untuk untuk melihat apakah model yang diteliti akan tersebut autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson d. Uji asumsi klasik Pengujian gejala dilakukan. Adalah hubungan yang terjadi diantara variabel- untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi tersebut adalah dengan memasukkan lag variabel dependen kedalam model regresi. Misalnya pada variabel independen, pengujian terhadap model regresi : gejala multikolinearitas dapat dilakukan Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + β4Dt + e Heteroskedastisitas adalah keadaan square. Uji Hipotesis untuk menentukan dimana faktor gangguan tidak memiliki ada tidaknya heterokedastisitas. varian yang sama. Pengujian terhadap Ho : ρ1 = ρ2 = ....= ρq= 0 , Tidak ada gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan heterokedastisitas dengan melakukan White Test, yaitu Ha : ρ1 ≠ ρ2 ≠....≠ ρq ≠ 0 , dengan cara meregresi residual kuadrat ( heterokedastisitas Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel Perbandingan antara Obs*R square ( χ2 bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 Ada –hitung )dengan χ2 –tabel, yang menunjukkan bahwa Obs*R square ( χ2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R -hitung 350 )< χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ditolak. Dari hasil uji tersebut ISSN: 2476 – 9576 White Test berarti Ho dapat ditolak. Dari hasil uji dapat disimpulkan bahwa tidak White Test tersebut dapat disimpulkan ada heterokedastisitas. Sedangkan jika nilai Obs*R square ( χ2 -hitung) > χ2 bahwa ada heterokedastisitas. –tabel, HASIL PENELITIAN 1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis Tabel 1 Hasil Uji MWD Variabel Nilai Statistik t .Z1 1.894541 -1.969922 Sumber: Data diolah, 2016 Z2 Menggunakan 0.0790 0.0676 karena itu analisis menggunakan fungsi antara model semilog. Analisis hasil regresi ini kedua bentuk fungsi model empiris menggunakan alat bantu yaitu program (linier dengan log-linier). Dengan derajat komputer kepercayaan 95% ( α semilog berganda yang di dapat adalah adanya MWD Probabilitas tidak ditemukan uji Nilai Tabel t α (=5%) 1,746 1,746 perbedaan = 5%). Oleh Eviews. Hasil regresi sebagai berikut : Perhitungan yang dilakukan untuk ekspor dan tingkat inflasi serta dummy mengukur proporsi atau prosentase dari variabel krisis ekonomi sebesar 76,72 variasi total variabel dependen yang sisanya dijelaskan oleh variabel lain di mampu dijelaskan oleh model regresi. R2 luar model. dalam regresi sebesar 0,767203. Ini berarti variabel Penanaman Modal Dalam Negeri Kalimantan Tengah dapat dijelaskan oleh jumlah tenaga kerja, 351 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 Tabel 2 Hasil Uji t-Statistik t-hitung t-tabel Variabel Koefisien Keterangan TK 8.347165 1.991564 1.746 Signifikan EKS 1.181864 2.239964 1.746 Signifikan INF 0.018140 1.955691 1.746 Signifikan Dm -2.298685 │-5.515664│ │-1.746│ Signifikan Sumber: Data diolah, 2016 independen 2. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang lain. Pengujian terhadap gejala multikolinieritas dapat ini meliputi 3 macam pengujian, yaitu dilakukan dengan pengujian koefisien determinasi parsial (r2), jika multikolinieritas, autokorelasidan heteroskedastisitas. melihat besarnya r2 lebih kecil 0,85 maka tidak ada Multikolinieritas adalah hubungan multikolinieritas. Dan sebaliknya jika yang terjadi diantara variabel-variabel koefisien determinasi parsial (r2), jika independen atau variabel independen r2 yang satu fungsi dari variabel lebih besar 0,85 maka ada multikolinieritas. Tabel 3 Hasil Pengujian Multikolinearitas LOG(TK) LOG(EKS) INF DM C LOG(TK) LOG(EKS) INF DM C 17.56667 -1.827963 0.006173 -0.351648 -263.3908 -1.827963 0.278390 -0.000328 -0.057878 26.21537 0.006173 -0.000328 8.60E-05 -0.001228 -0.097427 -0.351648 -0.057878 -0.001228 0.173685 6.533888 -263.3908 26.21537 -0.097427 6.533888 3965.383 Sumber: Data diolah, 2016 determinasi parsial (r2) lebih kecil dari Hasil pengujian Covarian Matrik diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat 0,85 multikolinieritas karena nilai koefisien Autokorelasi 352 maka ada berarti multikolinieritas. adanya korelasi AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 antara anggota observasi satu dengan OLS, autokorelasi merupakan korelasi observasi lain yang berlainan waktu. antara satu residual dengan residual yang Dalam lain. kaitannya dengan asumsi 4.848779 sedangkan χ2 Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 5.222509 sedangkan χ2 -tabel 2 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 tabel -hitung) < χ2 –tabel -hitung dengan χ2 menunjukkan bahwa χ2 -hitung (4.848779 < 14,0671). Perbandingan antara χ2 – -hitung dengan χ2 menunjukkan bahwa χ2 (5.222509 < 5,99). Perbandingan antara χ2 = 14,0671 ( df = 7 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 -hitung < χ2 = = 5,99 ( df = - hitung -tabel –tabel, -hitung yang < χ2 –tabel, –tabel, yang berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari < χ2 –tabel, hasil uji White Test tersebut dapat berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil disimpulkan bahwa uji LM tersebut dapat disimpulkan bahwa heterokedastisitas. tidak ada tidak ada autokorelasi. Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 -hitung ) = tenaga kerja, variabel lain tidak berubah a. Tenaga Kerja (TK) Pada hipotesa sebelumnya (ceteris paribus) dikemukakan bahwa tenaga kerja (TK) Penanaman berpengaruh positif terhadap Penanaman (PMDN) naik sebesar 8.347165 %. Hal Modal (PMDN) ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan Kalimantan Tengah. Itu berarti kenaikan dalam penelitian ini, dimana tenaga kerja tenaga kerja akan menaikkan Penanaman dan Penanaman Modal Dalam Negeri Modal mempunyai pengaruh positif. Dalam Dalam Kalimantan Negeri Negeri Tengah, (PMDN) begitu Modal mengakibatkan Dalam Negeri juga sebaliknya. b. Ekspor (EKS) Hasil regresi menunjukkan nilai Pada hipotesa koefisien TK adalah 8.347165. Hal ini dikemukakan dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1% berpengaruh positif terhadap Penanaman 353 bahwa sebelumnya ekspor (EKS) AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 Modal Dalam Negeri (PMDN) ISSN: 2476 – 9576 paribus) mengakibatkan Kalimantan Tengah. Itu berarti kenaikan Modal Ekspor Penanaman Kalimantan Tengah naik sebesar 0.018140 (PMDN) %. Hal ini berbeda dengan hipotesa yang akan Modal menaikkan Dalam Kalimantan Negeri Tengah, begitu juga Dalam Penanaman Negeri (PMDN) diajukan dalam penelitian ini, dimana sebaliknya. inflasi dan Penanaman Modal Dalam Negeri mempunyai pengaruh negatif. Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien EKS adalah 1.181864. Hal ini d. Krisis Ekonomi dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1% 1) Persamaan sebelum krisis ekonomi ekspor, LOG(PMDN) variabel (ceteris lain tidak paribus) Penanaman (PMDN) berubah Dalam Kalimantan - 145.510094 + 8.347164998LOG(TK) mengakibatkan Modal = 1.181863842LOG(EKS) Negeri Besarnya 0.01814030927INF. Tengah naik + koefisien sebesar 1.181864 %. Hal ini sesuai konstanta adalah = - 145.510094. Pada dengan hipotesa yang diajukan dalam saat variabel lain dianggap tetap atau penelitian ceteris paribus maka besarnya Penanaman ini, Penanaman dimana Modal ekspor Dalam dan Modal Negeri Dalam Negeri adalah =- mempunyai pengaruh positif. 145.510094. c. Inflasi (INF) 2) Persamaan sesudah krisis ekonomi Pada hipotesa sebelumnya LOG (PMDN) = - 148 + 8.347164998LOG dikemukakan bahwa inflasi (INF) akan (TK) berpengaruh negatif terhadap Penanaman 0.01814030927INF. Modal (PMDN) konstanta adalah = - 148. Pada saat Kalimantan Tengah. Itu berarti kenaikan variabel lain dianggap tetap atau ceteris inflasi akan menurunkan Penanaman paribus maka besarnya Penanaman Modal Modal Dalam Negeri adalah – 148. Dalam Dalam Kalimantan Negeri Negeri Tengah, (PMDN) begitu juga Pada sebaliknya. 1.181863842LOG(EKS) Besarnya hipotesa + koefisien sebelumnya dikemukakan bahwa krisis ekonomi (dm) Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien INF adalah + 0.018140. akan Hal ini berpengaruh Penanaman negatif Modal Dalam terhadap Negeri dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1% (PMDN) inflasi, variabel lain tidak berubah (ceteris berarti pada saat terjadi krisis ekonomi 354 Kalimantan Tengah. Itu AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576 akan menurunkan Penanaman Modal Kalimantan Tengah. Artinya setiap Dalam Negeri (PMDN) di Kalimantan kenaikan inflasi akan meningkatkan Tengah, begitu juga sebaliknya. Penanaman krisis ekonomi berpengaruh terhadap Modal Negeri d. Dummy variabel krisis ekonomi Negeri berpengaruh negatif dan signifikan (PMDN) Kalimantan Tengah. Hal ini terhadap Penanaman Modal Dalam sesuai dengan hipotesa yang diajukan Negeri dalam krisis Tengah. Artinya ekonomi dan Penanaman Modal Dalam ekonomi akan Negeri mempunyai pengaruh negatif. Penanaman Jadi (PMDN) Kalimantan Tengah. penelitian adanya berpengaruh Modal Dalam Dalam (PMDN) Kalimantan Tengah. Hasil regresi menunjukkan bahwa Penanaman Modal ini, dimana krisis ekonomi akan terhadap Dalam Penanaman e. Hasil Negeri (PMDN) (PMDN) di Kalimantan adanya Modal pengujian krisis menurunkan Dalam secara Negeri bersama- sama menunjukkan bahwa variabel Kalimantan Tengah. tenaga kerja, ekspor dan tingkat inflasi KESIMPULAN serta a. Tenaga kerja berpengaruh positif variabel berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam dummy terhadap ekonomi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Negeri (PMDN) Kalimantan Tengah. Artinya setiap kenaikan tenaga kerja DAFTAR PUSTAKA akan meningkatkan Penanaman Modal Arsyad, Lincolin (2009), Ekonomika Pembangunan, Edisi Ketiga, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Dalam Negeri (PMDN) Kalimantan Tengah. b. Ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap Modal Dalam dan BPS, (1992-2005), Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta. Budiono (1998), Ekonomi Internasional, BPFE UGM, Yogyakarta. Penanaman Negeri (PMDN) Kalimantan Tengah. Artinya setiap kenaikan ekspor akan meningkatkan Penanaman Modal Dalam Fendityana, Tunggal Yoga (2005) Analisis Uji Kausalitas Granger Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penanaman Modal asing Langsung Indonesia Periode 1986-2003, diakses pada tanggal 21 Mei 2016 dari http://adln.lib.unair.ac.id/ Negeri (PMDN) Kalimantan Tengah. c. Inflasi berpengaruh signifikan Modal Dalam terhadap Negeri positif dan Penanaman (PMDN) di 355 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 Gujarati ,Damodar (2013), Econometric, Erlangga, Jakarta. Indra, Arya (2002), Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia Periode 1975-2002”, diakses tanggal 21 Mei 2016 dari http://adln.lib.ums.ac.id/ Jhingan M.L (2000), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D.Guritno, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mankiw N.Gregory (2003), Teori Makro Ekonomi, Terjemahan Erlangga, Jakarta. Nopirin (1995), Ekonomi Internasional, BPFE, UGM. Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1994), Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Sasandara, Rudy (2005), Ekspor Indonesia : Kinerja, Permasalahan serta Strategi Peningkatannya, diakses tanggal 17 Juni 2016 dari http://rudicty.com/ Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith (2013), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta. Widarjono, Agus (2015) Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia FE UII, Yogyakarta. 356 ISSN: 2476 – 9576 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 3, Nomor 1, April 2017 ISSN: 2476 – 9576