1 STRATEGI SALURAN DISTRIBUSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN GAS ELPIJI 12 KG DAN 50 KG PADA PT. CAHAYA BERLIAN SYUKUR KOTA KENDARI Nurlatipa Muh. Amir Sartono Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo ([email protected]) ABSTRAK NURLATIPA (C1A1 12 121), Strategi Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Gas Elpiji 12 Kg Dan 50 Kg Pada PT. Cahaya Berlian Syukur Kota Kendari. Dibawah bimbingan Bapak Muh. Amir selaku pembimbing I dan Bapak Sartono selaku pembimbing II.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Cahaya Berlian Syukur Kendari dengan tujuan untuk mengetahui strategi saluran distribusi dalam meningkatkan volume penjualan gas elpiji. Informan dalam penelitian ini yaitu pimpinan perusahaan, kepala bagian pemasaran, bagian administrasi, pengecer dan konsumen akhir. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Serta menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan dalam penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa strategi saluran distribusi yang di pakai oleh PT. Cahaya Berlian Syukur pada gas elpiji 12 kg menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung, sedangkan pada gas elpiji 50 kg hanya menggunakan saluran distribusi langsung. Dalam saluran distribusi PT. Cahaya Berlian Syukur pada gas elpiji 12 kg yang paling efektif digunakan adalah saluran distribusi tidak langsung, sedangkan pada gas elpiji 50 kg yang paling efektif digunakan adalah saluran distribusi langsung. Kata kunci; Strategi Saluran Distribusi, Volume Penjualan PENDAHULUAN Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan. Secara garis besar pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan) (Tjiptono 2002;185). PT. Cahaya Berlian Syukur adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran. Eksistensi usaha gas sangat ditentukan oleh seberapa besar kegiatan pemasaran yang dilakukan. Perusahaan gas elpiji 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Cahaya Berlian Syukur dalam menarik konsumen adalah menawarkan produk dengan harga yang pantas atau relevan, 2 proses pelayanan yang cepat, sumber daya manusia yang ramah. Untuk meningkatkan volume penjualan, PT. Cahaya Berlian Syukur melakukan Promosi yaitu kepada pangkalan, pelanggan atau masyarakat tentang pemakaian tabung gas elpiji 12 kg dan 50 kg yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pemakaian gas elpiji 12 kg dan 50 kg. Berdasarkan uraian diatas dan melihat betapa pentingnya sebuah distribusi, maka penelitian ini mengkaji tentang “Strategi Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Gas Elpiji 12 kg dan 50 kg Pada PT. Cahaya Berlian Syukur Kota Kendari” TINJAUAN PUSTAKA Konsep Distribusi Pengertian saluran distribusi yang dikemukakan oleh David A. Revzan dalam bukunya yang berjudul “Marketing Organization Through Thethannel, Wholeselling in Marketing Organization” menyatakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Pengertian distribusi yang dikemukakan tersebut masih bersifat sempit karena istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik akibatnya lebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa unsur penting yaitu: 1. Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. 2. Tujuan dari saluran distribusi adalah mencapai pasar-pasar tertentu. Dengan demikian pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran. 3. Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih. 4. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen kepada konsumen. 5. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dalam melaksanakan sistem kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk. Strategi Distribusi Menurut Tjiptono (2002:205) ada lima (5) macam strategi saluran distribusi yang harus di perhatikan, yaitu: 1. Strategi struktur saluran distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang dipergunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen, alternatif yang dipilih dapat berupa distribusi langsung (direct channel) atau distribusi tidak langsung (indirect channel). Tujuan dari strategi ini adalah untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu tepat dan dengan biaya yang rendah. (Tjiptono, 2002:205) 2. Strategi cakupan distribusi Tjiptono (2002:208) Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara disuatu wilayah atau market exposure. Tujuan dari strategi ini adalah melayani pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan. 3. Strategi modifikasi saluran distribusi Tjiptono (2002:210) strategi modifikasi saluran distribusi adalah mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang. Timbulnya kebutuhan baru sehubungan dengan jasa, suku cadang atau bantuan teknis adalah: a. Perubahan pandangan atau perspektif pasaing; b. Perubahan kemampuan keuangan perusahaan; c. Perubahan volume penjualan pada produk saat ini; 3 d. Munculnya saluran distribusi yang baru dan inovatif; e. Munculnya pesaing-pesaing baru. 4. Strategi pengendalian saluran distribusi Tjiptono (2002:212) strategi pengendalian saluran distribusi (Channel Control Strategy) adalah menguasai anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat kearah pencapaian tujuan bersama. Adapaun tujuan dari strategi ini adalah: a. Untuk meningkatkan pengendalian; b. Memperbaiki ketidakefisenan; c. Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman; d. Mencapai skala ekonomis. 5. Strategi manajemen konflik dalam saluran distribusi Tjiptono (2002:215) konsep sistem pada distribusi mensyaratakan adanya kerja sama antarsaluran. Meskipun demikian di dalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga kekuatan sehingga di antara anggota saluran sering terjadi perselisihan. Konflik tersebut dapat bersifat horizontal dan vertikal. a. Konflik Horizontal Konflik ini terjadi di antara para perantara yang sejenis. Konflik horizontal bisa berupa: 1. Konflik antar perantara yang menjual barang sejenis (contoh: toko komputer versus toko komputer); 2. Konflik antar peranta yang menjual barang yang berbeda (contoh: toko komputer versus toko peralatan elektronik). Sumber konflik biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan tidak tradisional. b. Konflik Vertikal Konflik ini terjadi antar anggota saluran distribusi dan terdiri dari: 1. Konflik antara produsen dan pedagang grosir (contoh: produsen langsung menjual ke pengecer); 2. Konflik antara produsen dan pengecer (contoh: independent retailer versus producerowned retail store). Fungsi Saluran Distribusi Kotler dan Amstrong (1997:6) menjelaskan bahwa fungsi dari saluran distribusi adalah menggerakkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang menggunakannya. Distribusi Fisik Tjiptono (2002:204) Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu. Perpindahan fisik ini dapat berupa perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan bahan mentah dari sumber ke jalur produksi. Fungsi-fungsi dalam distribusi fisik meliputi: 1. Transportation, yaitu memilih cara yang tepat untuk memidahkan barang ke tempat yang jauh jarakya. 2. Storage werehousing, yaitu meyimpan barang untuk sementara, menunggu untuk di jual atau dikirim. 3. Inventory central, yaitu pemilihan alternatif apakah penyimpanan harus dilakukan terpusat atau tersebar. 4. Material handling, yaitu pemilihan alat yang tepat untuk pemindahan barang ke tempat yang dekat, seperti gudang, ke kendaraan, ke retailer store, dan sebagainya. 5. Border Processing, yaitu kegiatan-kegiatan seperti penentuan syarat-syarat pengiriman, persiapan dokumen, dan sebagainya. 4 Lembaga Dalam Saluran Distribusi Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang dan jasa, masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi kegiatan distribusi ini langsung diarahkan dari produsen kepada konsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada pembeli akhir. Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi (Swastha, 1981: 213), mereka itu adalah perantara pedagang. Perantara ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya. Dalam hubungan dengan pemindahan milik, kegiatan perantara pedagang ini berbeda dengan lembaga lain yang termasuk dalam perantara agen, seperti perusahaan pergudangan. Model-Model Saluran Distribusi Untuk Barang Konsumsi Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan untuk pasar konsumen terhadap lima (5) macam tingkatan (Swastha, 1981:207). Adapun tingkatan-tingkatan itu adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Produsen Produsen Produsen Produsen Produsen Konsumen Pengecer Konsumen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Agen Pengecer Konsumen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Distribusi Swastha (1981:210) menyatakan “pemilihan saluran distribusi produsen harus memperhatikan faktor-faktor dalam mempertimbangkan pasar, barang, perusahaan dan perantara”. Adapun faktor-faktor pemilihan saluran distribusi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pertimbangan Pasar Pertimbangan Barang Pertimbangan Perusahaan Pertimbangan perantara Konsep Penjualan Menurut Swastha (1981:9) yang dimaksud dengan penjualan adalah satu bagian dari promosi dan promosi adalah satu bagian dari program pemasaran secara keseluruhan. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulakan bahwa penjualan adalah proses kegiatan yang dilakukan manusia yang terlatih untuk menyampaikan barang yang dihasilkan untuk mencapai target secara menguntungkan, baik bagi perusahaan ataupun kepuasan konsumen. Menurut Swastha dan Irawan (2001:404) bahwa secara umum terdapat tiga tujuan dalam melakukan penjualan, yaitu: 1. Mencapai volume tertentu; 2. Mendapatkan laba tertentu; 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan. Menurut Swastha dan Irawan (2001:406) Faktor yang mempengaruhi penjualan dan melakukan kegiatan penjualan perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Kondisi dan kemampuan penjual Penjual dituntut untuk dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai volume penjualan yang diharapkan disamping itu penjual harus memahami jenis dan karakteristik produk yang ditawarkan, harga produk serta syarat penjualan yang diinginkan. 2. Kondisi pasar 5 Yang perlu diperhatikan disini adalah jenis “pasar” misalnya apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar pemerintah, atau pasar internasional. Selain itu juga diperhatikan kelompok pembeli atau segmen pasar, daya beli konsumen serta keinginan dan kebutuhan konsumen. 3. Modal Dengan modal yang dimiliki, maka perusahaan dapat memberikan sarana teransportasi, tempat peragaan baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan dan saran lain. 4. Kondisi organisasi perusahaan Merupakan keadaan organisasi yang sebenarnya misalnya ada tidaknya bagian penjualan dalam organisasi, jumlah tenaga penjualan yang dimiliki atau sistem organisasinya. 5. Faktor lain Faktor ini meliputi peragaan, kampanye, pemberian hadiah, pengurangan harga, dan penggunaan alat-alat insentif yang lain dalam program promosi penjualan, periklanan serta kegiatan promosi lainnya yang tercakup dalam bauran promosi yang banyak mempengaruhi kegiatan penjualan. Pengertian Volume Penjualan Dari penjelesan mengenai penjualan, penjualan selalu dihubungkan dengan istilah volume penjualan. Besarnya kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh jumlah produk yang terjadi seperti pendapat yang dikemukakan oleh John Downes dan Jordan Elliot Goodman yang diterjemahkan oleh Susanto Budidharmo (2000:646) yaitu : “Volume penjualan adalah total penjualan yang didapat dari komoditas yang diperdagangkan dalam suatu masa tertentu”. Sedangkan dalam volume penjualan yang dikemukakan Assegaf Abdullah (2001:444), bahwa : “Volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit produksi suatu pemindahan dari pihak produsen ke pihak konsumen, dan tetap pada suatu periode tertentu”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan pihak produsen dalam hal ini adalah perusahaan ketangan konsumen dalam usahanya mencapai sasaran yaitu memaksimalkan laba untuk periode yang ditentukan. Kerangka Pikir PT. CAHAYA BERLIAN SYUKUR Strategi Saluran Distribusi: 1. 2. Struktur Saluran Distribusi Cakupan Distribusi (Tjiptono, 2002:205) Volume Penjualan 1. 2. 3. Mendapatkan Laba Menunjang Pertumbuhan Perusahaan Mencapai volume penjualan (Swasta dan Irawan, 2001:404) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Cahaya Berlian Syukur yang berada di Jalan Banteng No. 100 Andonuohu Kendari. Informan dalam penelitian ini yaitu Pimpinan Perusahaan, Kepala Bagian Pemasaran, Bagian Administrasi, Konsumen Langsung dan Pengecer. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. 6 HASIL PENELITIAN Jumlah karyawan a. b. c. d. e. Direktur Bagian Administrasi Keuangan Bagian Administrasi Umum Bagian Pemasaran Pembantu Pemasaran (sales) Jumlah 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 6 orang 12 orang Kualitas Karyawan dilihat dari Tingkat Pendidikan a. b. c. d. Sarjana muda Diploma SMA SMP Jumlah 4 orang 1 orang 6 orang 1 orang 12 orang Upah dan Sistem Penggajian No Karyawan 1 Karyawan Tetap 2 Karyawan musiman Upah/Gaji Rp. 1.600.000,- /bulan Rp. 600,- /Gas Elpiji/ 12 kg Rp. 3.000,- /Gas Elpiji/ 50 kg Berdasarkan tabel tersebut bahwa karyawan tetap sistem penggajiannya adalah sistem bulanan dengan gaji Rp. 1.600.000,- per bulan, sedangkan untuk karyawanan musiman atau karyawan kontrak sistem penggajiannya adalah gaji yang diberikan menurut jumlah barang/unit yang dipasarkan. Untuk gas elpiji 12 kg upah atau gaji yang diberikan sebesar Rp. 600,- per tabung dan untuk gas elpiji 50 kg upah atau gaji yang diberikan sebesar Rp. 3.000,per tabung. Daerah Pemasaran Pada masa pertama kali berdiri, PT. Cahaya Berlian Syukur hanya memiliki daerah pemasaran dikota Kendari saja seperti Baruga, Andonouhu, Wua-Wua, Tipulu dan Puuwatu. Dengan semakin bertambah kapasitas produk dan didukung oleh adanya promosi, perusahaan ini dapat memperluas daerah pemasarannya sampai Bombana, Unaha, Moramo dan Kolaka. Pesaing Dengan makin pesatnya perkembangan ekonomi ini, maka semakin menimbulkan persaingan dikalangan perusahaan dalam memasarkan produknya. Pada akhirnya mereka yang berhasil menjadi pemenang adalah mereka yang mampu memberikan pelayanan kepada konsumen dalam arti barang yang di tawarkan berkualitas dan harganya yang bersaing. Tentu saja hal ini juga dialami oleh PT. Cahaya Berlian Syukur dalam memasarkan produknya. Sehingga PT. Cahaya Berlian Syukur harus berjuang keras agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 7 PT. Cahaya Berlian Syukur dalam memasarkan produknya mempunyai beberapa pesaing. Adapun pesaing-pesaing tersebut adalah: 1. PT. Putra Wirawan Gas 2. PT. Rahmat Abu Bakar 3. PT. Taruna Pratama Mandiri Data hasil penjualan No Jenis Gas Elpiji 1 12 Kg 2 50 Kg Jumlah Desember 2.574 503 3.077 Volume Penjualan (Unit) November Oktober September Agustus 2.215 2.032 1.920 2.068 453 368 325 335 2.668 2.400 2.245 2.403 Berdasarkan tabel diatas nampak realisasi penjualan Gas Elpiji 12 kg dan Gas Elpiji 50 kg terjadi peningkatan selama 5 bulan terakhir, meskipun terjadi penurunan pada bulan september, tetapi tidak menjadi suatu kendala dalam perusahaan karena pada bulan-bulan berikutnya volume penjualannya terus meningkat. Tujuan Perusahaan PT. Cahaya Berlian Syukur Dalam menentukan setiap tujuan, perusahaan harus terlebih dahulu menentukan sasarannya, sehingga tujuan perusahaan lebih terarah, mudah dan terkendali. Demikian pula halnya dengan PT. Cahaya Berlian Syukur mempunyai tujuan yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. 1. Tujuan Jangka Pendek a. Meningkatkan Volume Penjualan b. Menjaga Kontinuitas Perusahaan c. Mempertahankan Posisi Perusahaan dalam Persaingan. 2. Tujuan Jangka Panjang a. Mencapai laba yang maksimal b. Mempertahankan reputasi perusahaan c. Mengadakan perluasan usaha 1. Saluran Distribusi a. Struktur saluran distribusi Struktur saluran distribusi ini diartikan sebagai penentuan jumlah perantara yang digunakan PT. Cahaya Berlian Syukur dalam memasarkan produknya ketangan konsumen. Struktur saluran distribusi merupakan salah satu sub variabel penting dalam saluran distribusi karena perusahaan dapat lebih cepat dalam menyesuaikan bauran pemsarannya tanpa harus meminta bantuan anggota saluran yang lain. PT. Cahaya Berlian Syukur menggunakan dua struktur saluran distribusi yaitu distribusi langsung (Distributor – Konsumen) dan distribusi tidak langsung (Distributor - Pengecer – Konsumen). Saluran distribusi untuk gas elpiji 12 Kg menggunakan distribusi langsung dan distribusi tidak langsung, dengan melihat Tabel 4.4. Dari tabel diatas saluran distribusi yang paling efektif digunakan adalah saluran distribusi tidak langsung dengan jumlah gas elpiji yang terjual sebesar 8.899 unit dibandingkan dengan saluran distribusi langsung dengan jumlah gas elpiji yang terjual sebesar 1.910 unit. Sedangkan saluran distribusi untuk gas elpiji 50 Kg hanya menggunakan satu saluran 8 distribusi yaitu distribusi langsung dengan jumlah gas elpiji yang terjual sebesar 1.984 unit. b. Cakupan distribusi Cakupan distribusi ini penentuan jumlah perantara disuatu wilayah. PT. Cahaya Berlian Syukur pembagian wilayah pendistribusian terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: wilayah I dan wilayah II. Wilayah I terdiri dari (Puuwatu, Tipulu dan Kendari Barat) dan wilayah II terdiri dari (Andonouhu, Wua-Wua dan Baruga). PT. Cahaya Berlian Syukur cakupan distribusinya terdiri dari wilayah I dan Wilayah II, pada gas elpiji 12 kg untuk wilayah I berjumlah 5.461 unit dan untuk wilayah II berjumlah 5.346. Sedangkan pada gas elpiji 50 kg untuk wilayah I berjumlah 1.019 unit dan untuk wilayah II berjumlah 965 unit. 2. Volume Penjualan a. Mendapatkan laba Perusahaan yang ada dalam masyarakat tujuan akhir yang dicapainya adalah mencapai keuntungan dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat baik berupa hasil produksi maupun berupa jasa yang dihasilkan suatu perusahaan. PT. Cahaya Berlian Syukur dalam mencapai keuntungan dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. PT. Cahaya Berlian Syukur memberikan harga gas elpiji 12 kg pada pengecer sebesar Rp. 153.000,- dan mengambil keuntungan perunit dari harga jual tersebut sebesar Rp. 10.000,-, harga jual yang diberikan kepada konsumen langsung sebesar Rp. 155.000,- dan mengambil keuntungan per unit dari harga jual tersebut sebesar Rp. 12.000,- Sedangkan untuk gas elpiji 50 kg pada konsumen langsung memberikan harga sebesar Rp. 665.000,- dan mengambil keuntungan perunit dari harga jual tersebut sebesar Rp. 50.000,-. b. Menunjang pertumbuhan perusahaan Menunjang pertumbuhan perusahaan merupakan usaha meningkatkan volume penjualan serta reputasi yang baik bukan berarti perusahaan harus puas dengan keadaan tersebut, akan tetapi perusahaan harus selalu berorientasi kedepan agar dalam upaya mengembangkan usahanya dapat terwujud. Dari pihak perusahaaan sendiri saluran distribusi yang dipakai cukup bisa menyebar pada tiap-tiap daerah pemasaran, karena dalam hal ini perusahaan tidak menggunakan agen dalam mendistribusikan produknya, jadi perantara langsung bisa meyampaikan keluhan-keluhan dari konsumen secara langsung ke produsen, tetapi hasil yang di dapat kurang sesuai dengan keinginan. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil suatu kebijakan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menghindari adanya informasi yang tidak tersampaikan, maka pihak perusahaan berusaha mengoptimalkan dan memanfaatkan saluran distribusi yang ada sehingga keluhan-keluhan dari konsumen dapat diketahui pihak perusahaan dan untuk langkah selanjutnya akan dapat menentukan kebijakan yang berkenanaan dengan pemasaran barangnya secara baik dan tepat. Dalam menunjang pertumbuhan perusahaan promosi yang dilakukan oleh PT. Cahaya Berlian Syukur ada dua yaitu melalui sales dan perantara, pelayanan yang berikan oleh perusahaan tersebut memuaskan dan memberikan pengurangan bagi pelanggan setia. Promosi juga merupakan bagian penting dalam pemasaran secara keseluruhan, oleh karena itu perantara lebih intensif memperkenalkan produknya kepada masyarakat menggunakan fungsi promosi dalam saluran distribusinya. Promosi yang dilakukan perusahaan melalui perantara dan sales. Perantara 9 disamping menyalurkan produk langsung ke konsumen juga mempromosikan produk ke daerah yang belum dimasuki produk. Untuk pelanggan setia kami memberikan penurunan harga untuk pengecer c. Mencapai volume penjualan Mencapai volume penjualan merupakan upaya meningkatkan volume penjualan oleh pihak manajemen perusahaan merupakan hal yang pokok karena akan berpengaruh pada pencapaian keuntungan sebagai aktivitas dan kontinuitas dan kelangsungan hidup perusahaan yang terkendali dan terjamin. Penjualan gas elpiji 12 kg dan 50 kg PT. Cahaya Berlian Syukur mengalami peningkatan, walapun pada penjualan gas elpiji 12 kg mengalami penurunan dibulan september sebesar 1.920 unit Sedangkan pada gas elpiji 50 kg volume penjualannya mengalami penurunan yang terjadi pada bulan september sebesar 10 unit tetapi penurunan yang terjadi pada bulan september tidak menjadi suatu kendala perusahaan, karena didukung oleh penjualan pada bulan-bulan berikutnya yang terus mengalami peningkatan. KESIMPULAN 1. Saluran distribusi yang di pakai oleh PT. Cahaya Berlian Syukur pada gas elpiji 12 kg menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung yang pertama dari Distributor – Konsumen dan yang kedua dari Distributor – Pengecer – Konsumen, sedangkan pada gas elpiji 50 kg hanya menggunakan saluran distribusi langsung dari Distributor – Konsumen hal ini karena menurut pihak perusahaan sendiri dalam penerapan di lapangan menggunakan saluran distribusi ini lebih menguntungkan. Saluran distribusi yang cocok diterapkan PT. Cahaya Berlian Syukur yaitu saluran distribusi yang tidak merugikan perusahaan itu sendiri, Perusahaan juga tidak mau mengalami kerugian terus menerus karena terhambatnya dana. Oleh karena itu perusahaan hanya menggunakan saluran distribusi 1 dan 2 tingkat. 2. Dalam saluran distribusi PT. Cahaya Berlian Syukur pada gas elpiji 12 kg yang paling efektif digunakan adalah saluran distribusi tidak langsung dengan jumlah gas elpiji yang terjual sebesar 8.899 unit, sedangkan pada gas elpiji 50 kg yang paling efektif digunakan adalah saluran distribusi langsung dengan jumlah gas elpiji yang terjual sebesar 1.984 unit. Keuntungan yang di ambil dari pengecer sebesar Rp. 10.000,-, dari harga jual yang diberikan sebesar Rp. 153.000,- dan untuk konsumen langsung mengambil keuntungan per unit dari harga jual (Rp. 155.000,-) sebesar Rp. 12.000,- Sedangkan untuk gas elpiji 50 kg pada konsumen langsung memberikan harga sebesar Rp. 665.000,- dan mengambil keuntungan perunit dari harga jual tersebut sebesar Rp. 50.000,-. SARAN Adapun saran-saran yang dikemukakan adalah: 1. Diharapka Perusahaan selalu menunjang pertumbuhan perusahaan dan memperhatikan kondisi persaingan dengan yang semakin ketat karena munculnya perusahaan-perusahaan pesaing bisa menjadi ancaman serius bagi perusahaan. 2. Diharapka Perusahaan selalu menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggan baik itu pengecer ataupun konsumen langsung. DAFTAR PUSTAKA A Soekarno, Suryo. 2004. Membangun Sukses Lewat Jalur Distribusi. 04 Agustus 2004 Abdullah, Assegaf. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 10 Angipora, Maruis. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Graindo. Assauri, Sofyan. 1997. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: Rajawali. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budidharmo, Susanto. 2000. Dasar-DasarManajemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS Griffin, Ricky.W dan Elbert Ronald.J. 1999. Bisnis II. Terjemah Edina cahya ningsih. Jakarta: Prenhallindo. Hadi, Sutisno. 1984. Metodologi Research. Jilid 3 edisi ke 1. Jogyakarta. Handoko T.H, 1992. Management edisi 2. Hermawan, Atang. 1998. Marketing. Bandung: Arnico. Hidayat, Taufiq. 2007. Produk Kaki Lima, Penjualan Bintang. Edisi 03.06 Februari 2003. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. 1997. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip. dan Amstrong, Gary. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Terjemahan oleh Sindoro, Alexander dan molan, Benyamin. 1997. Jakarta. Prenhallindo. ___________________________. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Terjemahan oleh W. Wilhelmus dan bakowatun .1996. Jakarta: Intermedia. Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution. 1999. Manajemen Transportasi. Jakarta: Erlangga. Nazir M. 2005. Metode Penelitian. cetakan ke 6. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nitisemito, Alex. S. 1977. Maketing. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sigit, Suhardi 1992. Pemasaran Praktis. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kombinsi. Yogyakarta: Alfabeta. Swastha, Basu. 1981. Azaz-Azaz Pemasaran. Yogyakarta: Bagian penerbitan. FE.UGM. _____________. 1999. Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty. Swasta, Basu. dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua Yogyakarta: Liberty. ______________________. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Offiset. _____________. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offiset. _____________. 2000. Perspektip Manajemen dan Pemasaran Kontemporer. Yogyakarta: Andi Offiset. _____________. 2002. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offiset. _____________. 2006. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing. Qardhawi, Yusuf. 1997. Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Robbani Press. Wijaya, Indra. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Sinar Baru. William J. Stanton. 1985. Manajemen Pemasaran. Edisi VII. Jakarta: Erlangga. William J. Stanton. 2003. Prinsip Pemasaran. (Saduran Yohanes Lamarto). Jakarta: Erlangga. Winardi. 1980. Asas-Asas Marketing. Bandung: Alumni