PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PELATIHAN METODE EKSPRESI BEBAS BERBASIS ANAK DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN POTENSI KREATIF ANAK TK DENGAN OPTIMAL Oleh Kamsidjo Budi Utomo Dosen Universitas Negeri Semarang Abstract he aims of the research are to show that: 1. Training program is effective to prepare kindigarten teachers professionally mastering method, material, making preparation, conducting and evaluating teaching learning process especially to develop creative drawing potential for golden age students optimally. 2. By using free expression method will very support condusive situation for drawing activity the golden age students to develop optimally. 3. By preparing a training model of free expression method that is based on children for kindigarten teachers that is conducted professionally with closed attention to training management principals accurately and measurable, so that it will guarantee the formed of kindigarten teachers professionally. Therefore, the development of it needs more ideas and opinion from kindigarten teachers/members of training for material and everything that are needed for training. The existing training model to be based for development as in line with field needed. For innovation of training management model we need Research and Development (R&D). This research is for developing, resulting product and examining the qualified product. Longitudinally, stages multi years, to applicate descriptive method. a. Need analysis, b. Evaluative, c. Experiment. Study result showed that the existing drawing training model has not handled professionally, it did not applicate management principal correctly, such as: planning, organizing, conducting, evaluating and follow up. It conducted insidentally, top down, no inisiative from training participants, no pretest and pos test and no monitoring/follow up. The research result showed that kindigarten teachers are badly needed the existing of training model of free expression method based on children that is managed professionally. It needed quality process and training result, mainly its procedure and conducting. Training media should be practical and can be used easily. Training target should be clear for creative drawing with conservation topic that is supported by qualified literatures for traning and teachers. Keywords: management; training; free expression method; drawing and target. PENDAHULUAN Eksistensi guru sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena berhasil pembelajaran tidaknya sangat pelaksanaan bergantung pada 17 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) kemampuan professional guru yang mengaktualisasikan berbagai potensi/daya menjadi kunci utamanya. Professionalitas kreativitasnya. Guru menggunakan Taman Kanak-kanak (TK) Khususnya metode dalam ekspresi bebas merupakan faktor yang sangat penting prioritas utama guru memiliki kompetensi untuk menentukan keberhasilan dunia pembelajaran dan inovatif. Guru dituntut pendidikan pada anak usia dini. Guru agar kreatif dalam melaksanakan proses sebagai pembelajaran profesi tidak hanya dituntut untuk mengoptimalkan menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan potensi metode, melainkan juga harus mampu atasperkembangan memotivasi peserta didik agar memiliki Mengacu keterampilan, Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar berkreasi dan memiliki wawasan yang luas. menjadikan dilakukan sangat program mengembangkan pada pelatihan dan Pemerintah secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, mempertahankan upaya SDM membantu dalam organisasi/instansi pada Program menantang, suatu pendidikan memotivasi berpartisipasi ruang yang peserta didik aktif, serta cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minatnya. pelatihan yang Berdasarkan rincian pengambangan matang dan sumber daya manusia tersebut, maka secara berkesinambungan peraturan untuk memberikan direncanakan kreatifnya. pada satuan pendidikan diselenggarakan strategis khususnya. daya penting untuk peningkatan didik menyatakan bahwa proses pembelajaran mutu guru. Pelatihan merupakan cara yang dalam peserta nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 Peningkatan sumber daya manusia (SDM) kreatif dapat mendorong pengembangan sumber daya pendidikan manusia peningkatan mutu guru yang pada akhirnya dibidang khususnya akan berdampak pada peningkatan kualitas peningkatan profesi guru menjadi prioritas kinerja guru. utama untuk : (1) Meningkatkan kinerja Standar Kualifikasi Akademik dan guru agar lebih berkompeten, trampil, Kompetensi guru telah dicanangkan dalam kreatif dan berprestasi (2) Meningkatkan lampiran Permendiknas No. 16/2007 yang mutu pada table 3 butir 6 menyatakan tentang pembelajaran di kelas. (3) Peningkatan peran guru dalam rangka memfasilitasi sumber pengembangan potensi peserta didik untuk meningkatkan mutu perkembangan siswa. 18 guru daya dalam guru melaksanakan bertujuan untuk Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 (4) Meningkatkan kemampuan manajerial optimis tujuan program pelatihan metode akan berdampak pada kemampuan guru ekspresi bebas menggambar kreatif dapat dalam mengelola pembelajaran mulai dari tercapai secara maksimal. merancang, melaksanakan, mengorganisasi dan mengevalusi. pelatihan Salah satu Program pelatihan Guru TK dalam Penyelenggaraan program–program pembelajaran yang dilaksanakan belum dikelola secara profesional. Program yang diharapkan disusun belum menjadi sebuah gerakan menjadi titik awal untuk meningkatkan bagi pendidik/guru yang dilaksanakan keprofesional guru, sekaligus menjadi secara kolaboratif dengan berbagai pihak produk guru TK sebagai produk unggul dan program pelatihan yang dirancang yang masih berfokus pada pelatihan untuk berdaya saing, tujuan program pendidikan dan pelatihan guru TK adalah peningkatan keterampilan saja, membekali seperangkat pengetahuan dan dikembangkan kerah terbentuknya perilaku metode mengajar agar mereka memiliki professional. kemampuan professional dibidang Program kegiatannya belum bersifat pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. parsial, pelaksanaan program pelatihan Program pada belum focus sebagai upaya penguatan atau terbentuknya kompetensi guru di bidang pemberdayaan Guru TK yang terampil dan pembelajaran mandiri. Kondisi tersebut tercermin dari pelatihan diarahkan menggambar kreatif yang diharapkan dapat melaksanakan kemampuan peserta didik dalam berfikir pembelajaran menggambar kreatif dengan dan pengambilan keputusan dalam proses optimal. pemecahan Keberhasilan tercapainya masalah pembelajaran. tujuan Kegiatan aktif dilaksanakan cenderung program pelatihan untuk menciptakan ketika masih ada dana blockgrant dari tenaga–tenaga pendidik professional sangat pemerintah, namun ketika dana blockgrant ditentukan oleh kemampuan pengelola sudah habis, kegiatannya juga berhenti. dalam memahami program pelatihan Program pemberdayaan Guru TK yang professional dengan disusun memang sudah memperhatikan memperhitungkan secara cermat fungsi– kompetensi, namun kurang memperhatikan fungsi Jika aspek–aspek professionalitas pelatihan menyeluruh, sehingga secara lebih manajemen pelatihan. penyelenggaraan program dimaknai professional secara sangat secara meningkatkan kemampuan pembelajaran secara efektif. 19 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) Antara lain penggunaan metode menggambar yang hanya bisa pembelajaran menggambar ekspresi bebas diciptakan oleh „anak‟ dan „gambar‟, berbasis anak. anak haruslah diberi kebebasan untuk tumbuh bagaikan kembang, bebas dari gangguan orang dewasa pernyataan A. Konsep pendekatan ekspresi bebas Perlunya ekspresi anak untuk pendekatan ekspresi bebas. Di kelas disalurkan dalam kegiatan pendidikan yang dibinanya, ia tidak memberi banyak mendapat dukungan dari para petunjuk kepada anak kecuali mereka pendidik pada akhir abad ke-19 sebagai memintanya. Apa yang diberikannya dampak hanyalah simpati dan pengertian untuk dari temuan ilmiah dan perkembangan dunia seni. Franz Cizek merangsang imajinasi lah yang disebut sebagai bapak dari Cizek tidak setuju jika anak meniru, pendekatan ekspresi haruslah berasal dari dalam diri ekspresi bebas dalam pendidikan seni rupa (Salam, 2005 : 4). anak Cizek (subyektif). pada hubungannya pribadinya mendapatkan modernisme seni rupa dengan sebagai erat pandangan seniman pengaruh yang anak kreatif anak. sendiri/ekspresi orisinil Pendekatan ekspresi bebas yang yang diperkenalkan oleh Cizek kemudian pandangan dikembangkan dan lebih dipopulerkan memang mulai oleh dua orang tokoh pendidik seni rupa bangkit pada masa itu. Kelompoknya yang melakukan pembangkangan terhadap internasional yakni Viktor Lowenfeld seni rupa yang bersifat akademik dan dan Herbert Read”. Pandangan Viktor memperjuangkan kehadiran seni rupa Lowenfeld tentang pendidikan seni on-realistis yang kreatif (Efland, tanpa rupa, melalui bukunya yang terkenal tahun). The Nature of Creative Activity dan Franz Cizek dipandang sebagai 20 Franz Cizek merupakan tonggak bagi juga memiliki reputasi Creative and Mental Growth, pada “bapak” dari pendekatan ekspresi bebas dasarnya karena berkat pandangan dan apa yang pada pertumbuhan mentak dan kreatif dipraktikkan di tempat ia mengajar. Ia anak, memandang bahwa seni rupa mengatakan (dalam Macdonald, 1970) merupakan suatu wahana yang dapat bahwa digunakan “menggambar anak adalah memusatkan untuk perhatiannya memudahkan Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 pertumbuhan Viktor menempatkan Lowenfeld menggambar sebagai wujud ekspresi dari dorongan alam itu karena pada gambar tidak dikenal jawaban yang benar atau salah (Salam, 2005 : 12). bawah sadar. Menggambar berdasarkan Herbert Read, terkenal dengan pandangan ini dapat dianggap senagai gagasannya education through art yang indikator kesehatan jiwa dan ekspresi menekankan bahwa naluri menggambar menggambar terapi anak adalah suatu yang universal, pembersihan jiwa. Bagi Lowenfeld sesuatu yang tumbuh secara alamiah seyogyanya menjadi ajang pemberian pada pengalaman mengkomunikasikan merupakan yang menarik, diri anak dalam dirinya. Orang menyadarkan anak akan lingkungannya. dewasa atau pendidik, tidak seyogyanya Pendidikan hendaknya mengintervensi hal tersebut melalui memperhatikan proses yang terjadi apa berbagai dalil. Menurutnya, semua itu diri anak. Pendidik harus mengamati akan secara nyata dapat menggusur apa yang terjadi pada anak saat ia minat alamiah anak yang akan berarti sedang menggambar. Anak sebagai merusak yang menikmati menggambar utama sedang aktivitas kebahagiaan anak kebebasan dalam menggambar menggambar sendiri hanyalah suatu (Read, 1978 : 10). Ekspresi diri tak bisa alat. diajarkan, Dilontarkan gagasan yang peranan guru hanyalah menghubungkan antara menggambar sebagai fasilitator, komunikator dan dan kesehatan mental ini timbul oleh dinamisator. karena disadari bahwa melalui kegiatan berolah gambar menyalurkan seseorang perasaan, dapat keprihatinan, B. Implementasi pendekatan ekspresi bebas dan kecemasannya yang mungkin tidak Pendekatan ekspresi bebas secara dapat disalurkan melalui media yang murni diimplementasikan oleh pendidik lain. Lowenfeld mengatakan bahwa seni rupa dalam merancang kegiatannya anak yang mengalami frustasi pada pembelajarannya menggunakan model mata pelajaran lain seperti membaca, emerging curriculum yakni kegiatan mengarang dapat pembelajaran pada sebelumnya tetapi berkembang sesuai menggambar untuk melepas frustasinya keinginan anak. Salam (2005 : 13) mengalihkan atau berhitung, kegiatannya yang dirancang 21 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) dengan cara guru menanyakan kepada apa yang diharapkan. Siasat tersebut anak kegiatan menggambar apa yang untuk merangsang dan memberikan ingin motivasi dilakukannya dan kemudian kepada anak. menyiapkan segala sesuatunya untuk Kegiatan pemberian motivasi dapat memberikan anak dilakukan dengan berbagai cara antara kegiatan lain : (1) Bercerita atau berdialog menggambar yang diinginkan. Ada dengan anak untuk membangkitkan kemungkinan, satu dan lain hal anak perhatian dan merangsang lahirnya tiba-tiba berubah pikiran, maka guru motif yang dapat dijadikan dasar dalam pun harus segera menyesuaikan diri berkarya/gambar. dengan keinginan anak. Pendekatan dialog akan menarik dengan cara guru ekspresi bebas semacam ini memang memperlihatkan foto, gambar, alam lebih cocok dilakukan di sanggar seni, sekitar. yang Untuk pengalaman kontak langsung degan memiliki alam secara sadar misalnya dengan dalam kemudahan bagi melaksanakan bersifat sekolah non-formal. formal yang (2) cerita memberikan anak untuk dilakukan. Pertimbangan yang keadaan terbaik implementasi mungkin selama ini diabaikan seperti seyogyanya bunga-bunga yang tumbuh di sekeliling bersifat ekspresi luwes saja demi prioritas kreativitas anak berkembang. Karena sulitnya alam untuk atau mengajak idealnya anak Tema kurikulum serta jadwal yang ketat sulit pendkeatan mencermati sekelilingnya yang sekolah, pejalan kaki serta kendaraan yang lalu lalang, sawah ladang yang menerapkan sudah penuh kesibukan para petani, itik, pendekatan ekspresi bebas secara murni ayam, angsa, kambing, sapi dan kerbau di sekolah, maka pendidik, guru TK yang setiap harinya dilihat anak-anak. disarankan mengembangkan pendekatan Untuk mengarahkan perhatian anak, ekspresi bebas yang bersifat “terarah”. guru dapat mengajukan pertanyaan Dengan pendekatan yang terarah ini, seperti: guru kegiatan ternak?”, “bagaimana sikap petani yang pembelajaran sesuai dengan jadwal akan mengerjakan sawah di ladang” yang ditetapkan tetapi dengan siasat atau berapa banyak jumlah kembang tertentu, matahari yang ada di halaman sekolah?” melaksanakan agar anak dapat mengekspresikan dirinya sesuai dengan 22 berekspresi “apakah anak-anak punya Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 mendemonstrasikan proses penciptaan salah dalam mengekspresikan dirinya. karya seni gambar yang akan diajarkan. Penilaian yang diberikan bersifat Pemberian motivasi kepada murid apresiatif, yakni bersifat menerima dan dapat dilaksanakan dalam waktu yang menghargai apa yang diungkapkan atau singkat (kurang dari 5 menit) akan diciptakan tetapi dapat pula dilaksanakan dalam menunjukkan berbagai kemungkinan waktu 10 – 15 menit. Pemberian peningkatan kualitas dari karya yang motivasi dlam bentuk kontak langsung diciptakannya. oleh anak dengan dengan alam sekitar memerlukan waktu Hasil karya gambar anak-anak, yang relatif lama, akan tetapi kegiatan selanjutnya dipajang di papan tulis, ini dapat dirangkaikan dengan kegiatan dinding atau tempat lainnya. Hal ini lain (misalnya darmawisata) sehingga tentu saja sangat membanggakan anak- tidak perlu mengambil waktu yang anak, karyanya di hargai dan di pajang tersedia untuk praktik di kelas. Pada untuk dilihat bersama-sama. Untuk saat menjelang praktik menggambar, kepentingan meningkatkan semangat guru ekspresi tinggal memancing ingatan menggambar terpelihara, menggambar anak-anak tentang apa tindakan guru yang sangat dinantikan yang telah diamati dari indahnya alam anak-anak adalah selalu memberi pujian sepanjang perjalanan wisatanya. atas karya gambar ciptaan anak-anak. Setelah anak termotivasi, maka anak pun diminta untuk menggambar C. METODE PENELITIAN mengeskpresikan pengalaman secara bebas. Peran guru pada saat Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode berlangsungnya ekspresi tersebut adalah Research and Development (Riset dan mendampingi anak untuk memberikan Pengembangan). Penelitian ini merupakan bantuan dan pujian jika diperlukan. penelitian pendidikan, maka penelitian ini Dalam dapat diklasifikasikan ke dalam Penelitian kaitannya dengan penilaian karya gambar anak, guru harus kembali dan Pengembangan Pendidikan ke filosofi pendekatan ekspresi bebas, (Educational Research and Development). yakni “ekspresi anak bersifat unik dan alamiah”, tidak ada istilah benar dan 23 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) Rancangan Penelitian Pengembangan TAHAP STUDI PENDAHULUAN Studi lapangan 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Evaluasi/kontroling Studi Literatur 1. Teori Manajemen pelatihan 2. Teori Guru Profesional 3. Teori Pembelajaran 4. Teori Pengembangan SDM Deskripsi tentang temuan model pelatihan menggambar kreatif TAHAP PENGEMBANGAN Perumusan desain model pengembangan dan implementasi model Penilaian terbatas pada aspek pengembangan dan pelaksanaan oleh pakar Penyusunan perangkat panduan pengembangan dan implementasi model Workshop/FGD Evaluasi/Revisi penyempurnaan Desain model pengemb. Dan impelmentasi model(konseptual) TAHAP VALIDASI Model final / temuan Gambar: Uji coba model manajemen pelatihan Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development) pengembangan Model Manajemen Pelatihan (Borg and Gall, 1983 : 775 dan diadaptasi dari Samsudi, 2009: 23) D. Tahap Studi Pendahuluan Kegiatan studi model pelatihan metode ekspresi pendahuluan bebas menggambar kreatif. Pada tahap mengumpulkan penelitian ini peneliti melakukan studi berbagai informasi yang dianggap pustaka dan observasi lapangan. Studi relevan dan mendukung perencanaan pustaka dilakukan untuk mendapatkan bertujuan 24 Evaluasi pre test-post test untuk Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 informasi yang berkaitan dengan hasil- rancangan model hasil penelitian lain yang relevan observasi dengan model pelatihan yang akan dianalisis dan dideskripsikan sebagai dirancang yang moel faktual (model empirik) yang model akan dijadikan dasar untuk merancang dan mendukung teori-teori rancangan pelatihan. Observasi bertujuan untuk lapangan mendapatkan informasi tentang pengalaman guru model dan pelatihan. Hasil wawancara pelatihan metode akan ekspresi bebas berbasis anak menggambar. E. Menetapkan Model Empirik TK mengikuti pelatihan, menggali Tahap kedua adalah penyusunan informasi tentang kompetensi guru model empirik. Langkah pertama dari yang dan penyusunan model ini memperoleh masukan tentang hal-hal menetapkan kondisi empirik terkait pelatihan lapangan, yang mengacu pada hasil metode ekspresi bebas menggambar. studi pendahuluan yang meliputi studi Hasil observasi ini sebagai need pustaka, observasi, dan wawancara. assessment dalam merancang model Hasil manajemen pelatihan. menggambarkan profil kemampuan perlu dikembangkan, dengan rencana Pengambilan data pada studi pendahuluan menggunakan lembar guru studi TK di pendahuluan dalam melaksanakan adalah dan merancang, mengevaluasi kuesioner yang diisi oleh guru-guru gambar kreatif. Langkah kedua adalah TK Kota Semarang untuk memperoleh menetapkan analisis kebutuhan yang informasi diperlukan yang berkaitan dengan untuk meningkatkan pembelajaran menggambar kreatif dan kompetensi guru dalam melaksanakan jenis pembelajaran kompetensi kembangkan. yang perlu Lembar di menggambar kreatif. observasi Tahap ini diperlukan untuk menyusun tentang pengalaman pelatihan pada materi pelatihan khususnya. Model tahap studi pendahuluan dan jenis pelatihan metode ekspresi kompetensi menggambar guru yang perlu bebas kreatif yang dikembangkan disajikan pada tabel dikembangkan lampiran. Wawancara juga dilakukan Undang-undang untuk memperoleh masukan tentang Pemerintah hal-hal profesi guru, (2) konsep manajemen yang berkaitan dengan berdasarkan dan tentang (1) Peraturan peningkatan 25 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) mutu, dan (3) hasil penelitian yang implikasi terhadap pengembangan relevan. Integrasi dari tiga langkah profesi guru dalam meningkatkan tersebut kompetensi mengajar menggambar menghasilkan rancangan model faktual atau model empirik kreatif. yang dijadikan sebagai acuan untuk unsur input, proses dan out put. menyusun rancangan model pelatihan Kusdiyah Rahmawati (2008 : 9) metode menjelaskan ekspresi bebas dalam menggambar. memperhatikan bahwa kegiatan perencanaan pengembangan sumber daya manusia merupakan rangkaian F. Merancang Model Hipotetik Model Dengan hipotetik akan dikembangkan berdasarkan model proses yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut : empirik, yang dirancang berdasarkan Perencanaan SDM Proses Input Proses Transformasi Proses Output Desain & Analisis Seleksi Pelatihan Produktivitas Environmental influences Gambar: Proses Perencanaan Pengembangan SDM implikasi kompetensi guru yang perlu G. Hasil Penelitian Pendahuluan Studi pendahuluan dimaksudkan sebagai need assesment yakni untuk Setelah dilakukan studi mengumpulkan berbagai informasi yang pendahuluan, studi pustaka, dan studi dianggap lapangan pada prinsipnya secara garis rancangan 26 dikembangkan. relevan dan mendukung pengembangan model besar temuan hasil studi pendahuluan pelatihan metode ekspresi bebas dalam dapat dikelompokkan ke dalam tiga menggambar kreatif pada guru TK di jenis, 1) bentuk pelatihan yang sudah Kota Semarang, seperti 1) kebutuhan pernah ada di kota semarang, 2) guru dalam pelatihan, 2) pengalaman kebutuhan guru dalam mengikuti pelatihan, dan 3) kreatif guru TK di Kota Semarang, dan pelatihan menggambar Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 3) draft model menggambar awal kreatif pelatihan yang (IGTKI) Persatuan Guru Republik akan Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Tengah digunakan dalam pelatihan pada guru dan Kota Semarang, serta pengamatan TK di Kota Semarang. lapangan, bagan model yang disusun Model faktual pelatihan metode ekspresi bebas dalam menggambar dimulai dari pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan kreatif pada guru TK, sesuai dengan evaluasi secara empirik seperti pada hasil gambar di bawah ini. wawancara Ikatan Guru dengan Taman Pengurus kanak-kanak Gambar: Model Empirik Pelatihan Metode Ekspresi Bebas Dalam Menggambar Kreatif pada Guru TK di Kota Semarang Dari gambar tersebut dapat dilihat pengorganisasian sudah ada namun masih bahwa pada perencanaan masih jarang bersifat dilakukan, memperhatikan kebutuhan tetapi top down, bersifat insidental, bersifat paket, tidak fokus dan kurang efektif, pada tidak sederhana, ada inisiatif program sesuai tidak kebutuhan 27 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) peserta, pada pelaksanaan tidak selalu ada H. Perbandingan Kebutuhan dan secara rutin dilaksanakan, tidak pernah Kualitas Pelatihan Metode Ekspresi dilakukan pre test, dilaksanakan oleh Bebas dalam Menggambar Kreatif PGTKI sendiri, dan tidak pernah ada pos Kebutuhan dan kualitas dalam test, sementara itu pada evaluasi jarang pelatihan menggambar kreatif diungkap dilakukan, tidak pernah ada monitoring dari lima 5 indikator yaitu prosedur dan pelatihan, dan tidak ada tindak lanjut dari pelaksanaan, program pelatihan, bahan hasil pelaithan tersebut. ajar pelatihan menggambar kreatif, dan instruktur serta sarana dan prasarana pelatihan menggambar kreatif. Perbandingan rata-rata skornya adalah seperti disajikan pada gambar berikut. . 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 Kebutuhan Kualitas Sumber: Data primer diolah Gambar : Perbandingan Kebutuhan dan Kualitas Pelatihan Metode Ekspresi Bebas Menggambar kreatif Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ini menunjukkan bahwa pada dasarnya secara umum kebutuhan lebih tinggi program pelatihan menggambar kreatif dibandingkan dengan kualitas, kebutuhan sudah mendapatkan skor rata-rata di atas 3,3 Pendidikan Anak Usia Dini, sehingga sementara kualitas jauh di bawahnya. Hal mereka 28 sangat dapat dibutuhkan oleh mengembangkan Guru dan Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 mengaplikasikannya mereka yang dalam pendidikan menggambar kreatif yang telah berjalan harapannya dapat pengembangan bakat Selanjutnya jika dilihat dari skor kreativitas anak-anak usia dini dalam pada setiap komponen indikator kebutuhan asuhannya. dan meningkatkan Sementara itu kualitas pelaksanaan pelatihan metode ekspresi bebas masih relatif perlu ditingkatkan. kualitas program pelatihan menggambar kreatif dapat dilihat seperti gambar berikut . 4 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 Kebutuhan Kualitas Gambar : Perbandingan rerata skor kebutuhan dan kualitas setiap komponen indikator program pelatihan metode ekspresi bebas menggambar kreatif Dari gambar di atas dapat dilihat dalam pelatihan menggambar kreatif bahwa rata-rata skor paling tinggi di atas adalah tujuan program pelatihan, relevansi 3,6 adalah pada komponen materi pelatihan dan media-media yang kebutuhan adalah tujuan program pelatihan, relevansi digunakan instruktur dalam pelatihan, bahan ajar, dan media yang digunakan oleh sehingga mendapatkan hasil pelatihan yang instruktur. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai harapan para guru-guru anak usia komponen yang paling urgen dibutuhkan dini / TK. 29 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) Sementara itu dari segi kualitas yang program pelatihan sehingga pelatihan paling rendah di bahwa 3,1 adalah bentuk dapat menjangkau target tersebut, dan pelatihan yang meliputi prosedur dan media-media pelaksanaannya, target program pelatihan, pelatihan dan media pelatihan yang digunakan oleh memberikan kemudahan bagi para guru instruktur pelatihan metode ekspresi bebas anak usia dini/TK untuk menerima hasil- menggambar kreatif. Hal ini menunjukkan hasil pelatihan. yang media digunakan yang dalam benar-benar bahwa perlu ada peningkatan kualitas Selanjutnya disajikan desain model pelatihan tertutama peningkatan bentuk manajemen Pelatihan metode ekspresi pelatihannya bebas menggambar kreatif. terkait prosedur dan pelaksanaan pelatihan, kejelasan target 30 Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 Draf awal pengembangan model pelatihan menggambar kreatif bertema konservasi pada guru TK di Kota Semarang 31 Pengembangan Model Manajemen Kepelatihan …. (Kamsidjo Budi Utomo) I. Fokus Pengembangan berada pada proses penerapan pelatihan metode ekspresi bebas menggambar Model pelatihan metode ekspresi bebas kreatif sudah sangat dibutuhkan oleh menggambar kreatif yang ideal perlu para Guru Pendidikan Anak Usia Dini, didukung sehingga seperangkat buku pedoman mereka berharap dapat antara lain sebagai berikut. mengembangkan dan mengaplikasikan- 1. Pedomen Model manajemen pelatihan nya dalam pendidikan agar supaya metode ekspresi bebas menggambar dapat kreatif bakat kreativitas anak-anak usia dini 2. Pedoman Pelaksanaan Model meningkatkan pengembangan dengan optimal. Sementara itu kualitas Manajemen Pelatihan pelaksanaan pelatihan menggambar 3. Pedoman Bagi Instruktur pelatihan kreatif yang telah berjalan masih relatif 4. Pedoman bagi peserta pelatihan perlu ditingkatkan kualitasnya. 5. Pedoman materi metode ekspresi bebas menggambar kreatif. 2. Komponen yang paling urgen dibutuhkan dalam pelatihan metode ekspresi bebas menggambar kreatif adalah Kesimpulan Dari hasil penelitian awal diperoleh hal-hal sebagaiberikut. 1. Pada dasarnya program metode ekspresi bebas menggambar 32 program pelatihan, relevansi materi pelatihan dan mediamedia pelatihan tujuan dalam yang dugunakan pelatihan, instruktur sehingga Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014 mendapatkan hasil pelatihan yang Saran 1. Inovasi model manajemen pelatihan sesuai harapan para guru-guru TK . kualitas metode ekspresi bebas menggambar pelatihan tertutama peningkatan bentuk kreatif sangat diperlukan masukan dari pelatihannya calon peserta pelatihan. 3. Perlu ada peningkatan terkait prosedur dan pelaksanaan pelatihan, kejelasan target 2. Pre-tes dan post-tes wajib dilakukan program pelatihan sehingga pelatihan dalam dapat menjangkau target tersebut, dan pelatihan yang ideal. media-media yang digunakan dalam pelatihan media yang benar-benar bentuk model manajemen 3. Setiap proses pelatihan wajib diikuti, monitoring, dan evaluasi. memberikan kemudahan bagi para guru Perlu tindak lanjut pasca pelatihan metode TK untuk menerima hal-hal penting ekspresi bebas menggambar kreatif. dalam pelatihan menggambar kreatif. DAFTAR PUSTAKA Ardana, Komang. 202. Manajemen Sumber daya Manusia.Yogyakarta : Graha Ilmu. Bong, WR dan Gall. MD. 1989. Edication Research : An Introduction. New York : Logman. Kusdiah. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi. Munandar, Utami. 1999. Kreavitas dan Keterberatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta : PT. gramedia. Permendiknas No. 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Konmpetensi Guru. Rothwell, W.J., 1996. Beyond Training and Developmen state of the art Strategies for Enhancing Human Performance. New York : Amacom Rusdarmawan. 2009. Children Drawing dalam PAUD. Bantul : Kreasi wacana. Salam, Sofyan. 2005. Pendidikan Seni Rupa Anak-anak. Makasar : FBS. Samsudi. 2009. Model Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan Dasar dan menengah. Terry, GR. 1977. Principles of Management 7nd ea. Unites state of America. Illinois Richall D./Kwin. Inc. Tino Sin, 1978. Gemar Menggambar. Yogyakarta : Yayasan Kanisius. 33