analisis tokoh dan watak tokoh novel laksmana jangoi karya

advertisement
ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA
MUHARRONI
E-JOURNAL
OLEH
PARMASARI
NIM 080320717168
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
ABSTRAK
Parmasari, 2015. Analisis Tokoh dan Watak Tokoh Novel Laksmana Jangoi Karya
Muharroni.
Kata Kunci : Analisis Perwatakan
Analisis dalam bahasa Indonesia dapat diartikan penyelidikan terhadap satu objek untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan perwatakan diartikan sebagai sifat batin
manusia yang memepengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Analisis perwatakan pula
diartikan sebagai penelitian terhadap sifat batin manusia untuk mengetahui tingkah laku dan
budi pekerti seseorang.
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja tokoh
yang yang ada dan bagaimanakah perwatakan setiap tokoh dalam novel Laksmana Jangoi.
Objek penelitian ini bertumpu pada novel karya Muharroni yang berjudul Laksmana
Jangoi terbitan Umrah Press tahun 2011. Untuk mengetahui banyaknya tokoh yang terlibat
dan bagaimana perwatakan setiap tokoh di lakukan dengan teknik analisi data yang di
peroleh melalui pengumpulan data atau teknik dokumentasi.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa terdapat 11 tokoh yang terdiri dari
sepasang tokoh utama yang berwatak baik, yaitu Laksmana Jangoi dan Putri Nilam Sari. 9
tokoh pendukung yang di antaranya ada 4 tokoh berwatak jahat : Baginda Sahar Bin Yakup,
Pendekar Hitam, Pendekar Belang-Belang, dan Panglima Kawal. Sedangkan Bujang,
Dolmat, Tun Cebol memiliki perwatakan yang setia, teguh memegang janji, dan
bertanggungjawab, Datuk Kaya Bergelar Haji berwatak perhitungan dan pelit, sedangkan
Permaisuri Kerajaan sendiri berwatak penakut dan penurut.
1. PENDAHULUAN
Sastra dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata “sas” yang berarti mengarahkan,
memberi petunjuk atau instruksi. Sedangkan “tra” berarti alat atau sarana (Teeuw, 1984: 23).
Padahal dalam pengertian sekarang (bahasa Melayu), sastra banyak diartikan tulisan.
Pengertian ini kemudian ditambahkan dengan kata su yang berarti indah atau baik, maka jadilah
susastra yang bermakna tulisan yang indah (Fananie, 2000: 4 ).
Novel Laksamana Jangoi adalah sebuah novel karya Muharroni yang merupakan penulis
pemula dalam menelurkan karya. Novel setebal 163 halaman terbitan UNRI Press tahun 2011
ini merupakan novel yang mengangkat sebuah kisah percintaan antara dua insan berlainan
status sosial dan derajat. Novel ini juga mengisahkan sejarah terjadinya nama sebuah pulau di
daerah Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Novel ini memang belum mencapai titik best seller
dalam penjualannya di tengah-tengah masyarakat. Namun novel ini dapat dijadikan bahan
rujukan bagi pembaca dalam mencari informasi akan sejarah yang pernah ada di Tanjungpinang
suatu masa terdahulu. Selain itu novel yang berciri khas Melayu ini juga belum pernah di teliti
oleh peneliti-peneliti sebelumnya, baik sebagai bahan kajian sastra maupun bahan skripsi.
2. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan dan menafsirkan keadaan objektif novel
yang diteliti ( Moh Nazir 2005 : 10 ). Sehingga dapat diketahui dengan jelas gambaran tiap
tokoh yang ada didalam novel.
3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis dan kajian terhadap novel Laksmana Jangoi karya Muharroni
maka dapat di temukan 11 tokoh yang terdiri dari Laksmana Jangoi, Putri Nilam Sari,
Bujang, Dolmat, Tun Cebol, Pendekar Hitam, Pendekar Belang-Belang, Datuk Kaya
Bergelar Haji, Baginda Raja Sahar Bin Yakup, Panglima Kawal dan Permaisuri Kerajaan.
4. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang di lakukan dapat disimpulkan kesemua tokoh yang
ada dalam Laksmana Jangoi berjumlah 11 orang dengan pengeleompokan sebagai berikut
:
1. Tokoh Protagonis : Laksmana Jangoi dan Putri Nilam Sari
2. Tokoh Antagonis : Baginda Raja Sahar Bin Yakup, Pendekar Hitam,
Pendekar Belang-Belang, dan Panglima Kawal.
3. Tokoh tambahan : Bujang, Dolmat, Tun Cebol, Datuk Kaya Bergelar Haji,
dan Permaisuri Kerajaan.
SARAN
Untuk Mahasiswa :
1. Perbanyak membaca novel karya tempatan dan mengapresiasikannya dalam
bentuk penelitian agar pengetahuan akan kearifan lokal mampu berkembang.
2. Analisis tokoh dalam penelitian ini mencerminkan kebaikan budi perkerti dan
karakter yang dapat di jadikan suri tauladan dan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hasan, dkk. 2010. Dermaga Sastra Indonesia. Jakarta : Komodo Books.
Abrams. M. H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston
Dendy, Mustakim, dkk. 2009. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta :
Pendidikan Nasional.
Departemen
Dendy, Hasan, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Fadhilah. 2011. “ Analisis Karakter Tokoh Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman ElShirazy “. Skripsi Sarjana. Tanjungpinang : Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Fananie. 2000. Telaah Sastra. Yogyakarta : Muhammadiah University Press.
Malik, Abdul. 1997. Penelitian Deskriptif : untuk Penelitian Bahasa, Pendidikan, Sosial,
dan Budaya. Pekanbaru : FKIP Universitas Riau.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra : Karya Sastra, Metode, Teori dan Contoh
Kasus : Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Muharroni. 2011. Laksmana Jangoi. Pekanbaru : UNRI Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Suhardi. 2011. Sastra Kita, Kritik, dan Lokalitas. Jakarta : Komodo Books.
Semi, M. Attar. 1998. Anatomi Sastra. Padang : Angkasa Raya.
Teeuw. 1984. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka
Download