sikap belajar siswa yang berminat menggambar

advertisement
SIKAP BELAJAR SISWA YANG BERMINAT MENGGAMBAR PADA
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SISWA
KELAS IV, V, DAN VI SDN KELEYAN 3 KECAMATAN SOCAH
KABUPATEN BANGKALAN
SKRIPSI
OLEH
INDAH SUCI KARTIKAWATI
NIM. 106251400523
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
DESEMBER 2010
SIKAP BELAJAR SISWA YANG BERMINAT MENGGAMBAR PADA
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SISWA
KELAS IV, V, DAN VI SDN KELEYAN 3 KECAMATAN SOCAH
KABUPATEN BANGKALAN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Seni Rupa
Oleh :
Indah Suci Kartikawati
NIM. 106251400523
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
Desember 2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Indah Suci Kartikawati ini
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Malang, 13 Desember 2010
Pembimbing I
Drs. Triyono Widodo M. Sn
NIP. 19581201 198502 1 002
Malang, 13 Desember 2010
Pembimbing II
Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd
NIP. 19540319 198502 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Indah Suci Kartikawati ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 27 Desember 2010
Dewan Penguji
Drs. Iriaji, M. Pd, Ketua
NIP 19630817 198802 1 001
Drs. Triyono Widodo, M. Sn, Anggota
NIP 19581201 198502 1 002
Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd, Anggota
NIP 19540319 198502 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Seni dan Desain
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Sastra
Drs. Iriaji, M. Pd
NIP 19630817 198802 1 001
Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd
NIP 19590610 198503 1 005
ABSTRAK
Kartikawati, Indah Suci. 2010. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar
pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan
VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Skripsi, Jurusan
Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing:
(I) Drs. Triyono Widodo, M. Sn. (II) Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd.
Kata Kunci : Sikap belajar, minat menggambar, seni budaya, SD
Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau
menolak terhadap sesuatu sehingga timbul derajat efek positif dan negatif. . Minat
seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih tahu dan lebih
banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam kegiatan yang
berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Dalam bidang pendidikan minat siswa
merupakan suatu masalah yang perlu diketahui, sebab minat merupakan suatu bagian
penting yang ikut berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang
diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan siswa yang berminat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V,
dan VI, 2) mendeskripsikan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, dalam pengumpulan data menggunakan angket terstruktur. Sedangkan
dalam teknik analisis data menggunakan teknik prosentase. Populasinya adalah siswa
kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3. Peneliti menggunakan penelitian populasi
karena subjek penelitian kurang dari 100 maka diambil semua subjeknya. Subjek
dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa yang terdiri dari kelas IV 25 siswa, kelas V
29 siswa, dan kelas VI 30 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan: (a) siswa yang berminat menggambar pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pada kelas IV dengan kategori sangat
tinggi (36%) dan tinggi (44 %), pada kelas V dengan kategori sangat tinggi (10,3 %)
dan tinggi (31 %), pada kelas VI dengan kategori sangat tinggi (33,3 %) dan tinggi
(20 %), (b) sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan pada kelas IV dengan prosentase (55 %) siswa memiliki
tingkat sikap belajar tinggi, pada prosentase (41,7 %) siswa kelas V memiliki tingkat
sikap belajar rendah, dalam prosentase (31,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat
sikap belajar rendah.
Mengingat pentingnya minat yang muncul dari diri siswa maka perlu upaya
untuk mengetahui, meningkatkan, dan mengembangkan minat tersebut untuk lebih
baik lagi dan membangun komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua murid
supaya ikut andil dalam menjaga dan memperhatikan sikap dan prestasi siswa sesuai
dengan minat yang telah dimilikinya.Untuk itu pada penelitian selanjutnya
diharapkan untuk diterapkan variabel lain atau menambah lebih banyak variabel dan
indikator agar penelitian tersebut diperoleh hasil yang lebih akurat.
ABSTRACT
Kartikawati, Indah Suci. 2010. Students Learning Attitude Who Interested in
Drawing at Art Culture and Skills Subject for The Fourth, Fifth, and Sixth
Grader in SDN Kelayan 3 Sub District Socah District Bangkalan. Thesis, Fine
Art and Design Department, Faculty of Letter, State University of Malang.
Advisor: (1) Drs. Triyono Widodo, M. Sn. (2) Dra. Tjitjik Sriwardhani,
M. Pd.
Key Words: Learning atitude, drawing interested, art culture, elementary school
Attitude is a form of evaluation or reaction feeling to support or reject about
something which can appear the level of positive or negative effect. Someone’s
interesting can be seen from their desire or their will to know a lot and do more study
and the will to be more involved in the activity that is related to those things. In
educational field student’ interest is one of the problems that we need to know,
because interest or desire is one of the most important things that can be affected to
the students’ achievement and the hope that expected.
The purpose of this research: 1) describe the students who interested in
drawing at art culture and skills of the fourth, fifth, and sixth grader. 2) describe the
students’ attitude who interested in drawing at art culture and skills of the fourth,
fifth, and sixth grader.
This research is using descriptive method with quantitative approach and in
collecting the data the researcher using the structural questionnaire. While the
researcher use the percentage technique to analyze the data. And the subjects of the
research are the fourth, fifth, and sixth grader of SDN kelayan 3. The researcher use
the population research because the subject of the research are less than 100 so every
of the subject is taken. The subjects of this research are 84 students and consist of 25
students of the fourth grader, 29 students of fifth grader, and 30 students of the sixth
grader.
The results showed: (a) students who interested in drawing on the subjects of
art culture and skills in the fourth grade with very high category (36%) and high
(44%), in fifth grade with very high category (10.3%) and high (31%), the class VI
with very high category (33.3%) and high (20%), (b) the attitude of students who
interested in drawing on the subjects of art culture and skills in the fourth graders
with the percentage (55% ) have a high attitude learning, the percentage (41.7%) of
the fifth grader students have a low attitude learning, in percentage (31.3%) sixth
graders have a low attitude learning.
As we reckon the important of the students’ interest, we, as the teacher need
to know, increase, and develop the interest of the students to be better and build the
good communication between teachers and the parents to be also involved in keeping
and noticing the students’ attitude and achievement according to the students’
interest. That is why for the future research is hoped to use the other variables or add
more variable and indicator to make those research get the actual result.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘’Sikap Belajar Siswa yang
Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten
Bangkalan” tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
2. Drs. Iriaji, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kemudahan dalam
pelayanan akademis.
3. Drs. Triyono Widodo, M. Sn, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dra. Hj. Ida Siti Herawati Abdullah, M. Pd, selaku Dosen Penasehat
Akademik yang selalu membantu dan mengarahkan hal-hal yang berhubungan
dengan akademis.
6. Moh. Husnan, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab.
Bangkalan yang telah memberikan ijin kepada penulis hingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
7. Sohib Al Amin, S. Pd, selaku guru mata pelajaran seni budaya di SDN
Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan yang telah membantu dalam penelitian
ini.
8. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Tarso, S. Sos dan Ibu Siti Amina, S. Pd
atas segala do’a, nasehat, semangat serta dukungan moril maupun materil
dengan ikhlas dan sabar dalam studi ini hingga selesai.
9. Adikku Febrian Islah Hidayatullah, terimakasih telah memberi semangat dan
selalu berdo’a hingga terselesainya studi ini.
10. Thanks to teman dekatku Ophie yang sudah memberi semangat dan selalu
berdo’a hingga terselesainya studi ini, mator sakalangkong.....hehehehe.
11. Mbak Tooooommm (Mbak Fitri), Mbak Julaika, Tutus, Silvi, Fitri ye dan si
mamel Resty terima kasih semangatnya, terima kasih sudah jadi teman
curhatku.
12. SIRUP NEM Ratih, Reza, Bunga, Eka, Sulton, Dika, Faldi, Mayang, Nia,
Herlin, Bink2, Ajib, Brow, Lisa, Ayung, Yuna, Wawan, Heru, Nanda maaf
gak bisa nyebutin satu persatu. Ingat masa depan yang cerah sedang
menunggu kita semua.
13. Citra, Hilda, Evi, Nounk n Triana terima kasih atas
semangaaaaaatnya.......\^_^/ kalian sahabat terbaikku.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan moril serta tenaga selama penelitian
hingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala
dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Malang, 2 Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………………..……i
KATA PENGANTAR……………………..………………………………………....iii
DAFTAR ISI……………………………………………..………………………......vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………..…………......ix
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………...………..5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………..……………6
D. Kegunaan Penelitian………………..…………………………………...6
E. Ruang Lingkup Penelitian …………………...……………...………….7
F. Keterbatasan Penelitian ………..……………...………………………..8
G. Definisi Istilah…………………………………………………………..8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sikap.......................................................................................................10
1. Pengertian Sikap................................................................................10
2. Objek Sikap.......................................................................................12
3. Ciri-ciri Sikap....................................................................................12
4. Komponen Sikap...............................................................................13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap..........................................16
B. Minat.......................................................................................................17
1. Pengertian Minat................................................................................17
2. Jenis-jenis Minat................................................................................19
3. Karakteristik Minat............................................................................19
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat.........................................20
5. Cara mengetahui Minat......................................................................21
C. Menggambar……………………...……………………………...….…22
1. Hakekat Menggambar.......................................................................22
2. Kegiatan Menggambar bagi Anak-anak...........................................23
D. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan…….…...24
1. Tujuan.................................................................................................26
2. Ruang Lingkup...................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………...……...……...28
B. Populasi dan Sampel…………………...…………………………...….30
C.
D.
E.
F.
Instrumen Penelitian………………………………………………...…31
Pengujian Instrumen………………………………………………...…38
Teknik Pengumpulan Data………………………………..………...….42
Teknik Analisis Data…………………………….………………...…...44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan..............................................................50
1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................50
2. Minat Menggambar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................57
3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................64
B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV, V, dan VI
pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.............................72
1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat menggambar Kelas IV Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................72
2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................76
3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................80
BAB V PEMBAHASAN
A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan..............................................................85
1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................85
2. Minat Menggambar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................87
3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.................................................................87
B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV, V, dan VI
pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.............................88
1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat menggambar Kelas IV Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................88
2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................92
3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Pada
mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................95
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..…...99
B. Saran-saran…………………………………………………...………..101
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………....102
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………….104
LAMPIRAN………………………………………………………………..………105
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………...…142
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………………....7
3.1
Jabaran Variabel, Subvariabel, dan Indikator………………………….............29
3.2
Kisi-kisi Angket………………………………………………………………..33
3.3 Pedoman Penyekoran Instrumen/ Angket Minat dan Sikap…………………...34
3.4 Rincian Jumlah Item Instrumen Penelitian……………………………….........35
3.5
Tabel Uji Validitas Instrumen…………………………………...…………….40
3.6
Reliability Statistics………………………………………………………....... 41
3.7
Makna Prosentase...............................................................................................48
4.1
Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas IV.....................................................50
4.2
Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................51
4.3
Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................51
4.4
Tingkat Keaktifan pada Kegiatan menggambar.................................................52
4.5
Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga.........................................................52
4.6
Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah............................................................53
4.7
Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat......................................................54
4.8
Tingkat Prestasi..................................................................................................55
4.9
Tingkat Kehadiran..............................................................................................55
4.10 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................56
4.11 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................56
4.12 Tingkat Minat Siswa Kelas V.............................................................................57
4.13 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................58
4.14 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................59
4.15 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar.................................................59
4.16 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga..........................................................60
4.17 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah.......................................... ..................61
4.18 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat........................................ ..............61
4.19 Tingkat Prestasi...................................................................................................62
4.20 Tingkat Kehadiran..............................................................................................63
4.21 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................63
4.22 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................64
4.23 Tingkat Minat Siswa Kelas VI............................................................................65
4.24 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................65
4.25 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................66
4.26 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar.................................................67
4.27 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga..........................................................67
4.28 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah............................................................68
4.29 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat......................................................69
4.30 Tingkat Prestasi..................................................................................................69
4.31 Tingkat Kehadiran..............................................................................................70
4.32 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................71
4.33 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................71
4.34 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV…..…..…….........72
4.35 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................73
4.36 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................73
4.37 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan.......................................................................................................74
4.38 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................75
4.39 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya ..............................75
4.40 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V..............................76
4.41 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................77
4.42 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................78
4.43 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan.......................................................................................................78
4.44 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................79
4.45 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan.....................................................79
4.46 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Kelas VI...................................................80
4.47 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................81
4.48 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................82
4.49 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan.......................................................................................................82
4.50 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................83
4.51 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan.....................................................84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi angket………………………………………..…........………………..105
2. Instrumen Penelitian............................................................................................107
3. Data Mentah Uji Coba Penelitian…………………………..………................112
4. Analisis Uji Coba Penelitian…………………………………...........................113
5. Data Mentah Penelitian…………………………………………………............118
6. Analisis Hasil Penelitian…………………………………….............................124
7. Data Mentah Tiap Indikator…………………………………............................133
8. Hasil Karya Siswa………………………………………………...………...….139
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual,
multidimensi dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa
rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai panduannya. Multidimensional bermakna
pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman,
analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis
unsur estetika, logika, kinestika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna
pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi
terhadap beragam seni budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud
pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab
serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Depdiknas, 2006:2).
Mata pelajaran kesenian atau seni budaya dan keterampilan di sekolah masih
terasa dikesampingkan bahkan belum ditempatkan secara proposional sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Pelajaran seni budaya dan keterampilan dipandang tidak
penting, jarang dimonitoring kepala sekolah maupun pengawas, pelaksanaan terkesan
sekedarnya, sesuai kemampuan guru, sehingga menjadi kurang jelas apa yang ingin
diperoleh siswa.
Sekolah sebagai tempat untuk melakukan kegiatan belajar yang berguna untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Instansi sekolah sebagai wadah dalam
proses pembelajaran, diharapkan mampu berperan dalam mengembangkan potensi
dan bakat siswa. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga formal yang bertugas
mendidik dan mengembangkan sikap, perbuatan, dan tingkah laku bagi setiap peserta
didiknya agar mencapai perkembangan yang optimal.
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar
di sekolah yang memikul tanggung jawab yang sangat berat untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut. Oleh karena itu keprofesionalan seorang guru sangat
diperlukan, agar memiliki pegangan dalam menghadapi segala hambatan dan
rintangan. Keprofesionalan seorang guru tidak hanya dihadapkan pada satu
permasalahan mengajar saja, akan tetapi juga dituntut untuk dapat melihat,
merasakan, memahami, dan mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul
dalam proses pendidikan. Seorang guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam
mengenai keadaan siswa, tingkah laku/ sikap siswa, latar belakang dan kesulitankesulitan yang dihadapi oleh siswa. Juga hendaknya guru mampu mencari jalan
keluar atau pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut agar siswa
tersebut tidak merasa terbebani dengan permasalahannya yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi pandangan dan pola pikir anak didik yang implikasinya akan
mempengaruhi sikap dan minat dalam mengikuti pembelajaran sehingga
dimungkinkan siswa tersebut tidak mendapatkan hasil yang optimal dalam studinya
(dalam Miftakhul, 2008:6).
Dari hasil obeservasi peneliti dilapangan, ternyata di SDN Keleyan 3 dijumpai
adanya Proses Belajar Mengajar Seni Budaya dan Keterampilan hanya menggambar
dan setiap jadwal mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan setiap minggunya
guru hanya memerintah siswa membawa buku gambar dan memberi tugas pada siswa
untuk menggambar hingga muncul persepsi pada siswa, mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan adalah menggambar. Hal itu ditemui saat peneliti mengadakan
penelitian di Sekolah Dasar tersebut, pada saat jam pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan di kelas empat, peneliti melihat guru memberi tugas untuk
menggambar tentang kegiatan/ aktivitas kebudayaan daerah setempat, guru hanya
menjelaskan sedikit tentang bahasan tersebut tanpa memperdulikan kesulitan yang
siswa hadapi, setelah itu siswa mengerjakan tugasnya sesuai apa yang ia ketahui. Hal
ini tidak hanya peneliti jumpai di kelas empat saja, tetapi peneliti juga menemukan
hal itu terjadi dihari lain di kelas enam. Pada saat Proses Belajar Mengajar Seni
Budaya dan Keterampilan berlangsung, guru hanya menggunakan metode ceramah
dan memberi tugas menggambar saja pada siswa kemudian guru hanya mengontrol
siswa di depan kelas . Padahal pada Proses Belajar Mengajar Seni Budaya dan
Keterampilan guru dituntut untuk dapat memberikan pengalaman baru pada siswa
dengan berkreasi/ berekspresi dan berapresiasi.
Dari perihal di atas telah menimbulkan berbagai pertanyaan bagi peneliti,
terutama bagaimana guru bisa mengetahui siswa yang berminat menggambar kalau
dalam proses belajar mengajar kurang maksimal dan bagaimana sikap belajar siswa
di kelas yang mempunyai minat menggambar.
Minat dan sikap sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut
Slameto (dalam Miftakhul, 2008:7) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat berhubungan dengan bentuk perhatian secara khusus terhadap sesuatu yang
diikuti dengan kemauan/ keinginan. Sedangkan sikap menurut Bruno (1987), sikap
(attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (dalam Miftakhul, 2008:6). Sikap
berhubungan dengan kesediaan individu untuk merespon, kesediaan seseorang untuk
melaksanakan suatu tindakan tertentu yang dapat bersifat positif ataupun negatif.
Minat dan sikap mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar,
untuk itu diharapkan adanya minat dan sikap yang timbul dengan sendirinya dalam
diri siswa tanpa adanya paksaan dan keterpaksaan sehingga siswa dapat belajar
dengan nyaman, aktif dan baik. Akan tetapi tidak jarang ada siswa yang mengikuti
pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena suatu keharusan, yang terkadang ia sendiri
tidak berminat atau kurang berminat akan mata pelajaran tersebut. Hal ini merupakan
salah satu penyebab terdapat siswa yang mendapat prestasi belajar yang rendah,
sedangkan hal ini belum tentu disebabkan oleh rendahnya kecerdasan (dalam Astri
Kurnia, 2005:5).
Peneliti disini hanya meneliti siswa yang berminat menggambar pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan karena siswa yang berminat menggambar
mempunyai sikap yang bervariasi dan mempunyai prestasi yang rendah terhadap
mata pelajaran lain. Oleh karena itu guru bisa lebih memberi perhatian dan dorongan
supaya siswa lebih giat dan aktif dalam proses belajar mengajar dikelas dan siswa
bisa menjuarai berbagai perlombaan dalam bidang seni.
Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada SDN Keleyan 3 Kecamatan
Socah Kabupaten Bangkalan. Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini karena
adanya proses belajar mengajar yang kurang maksimal pada mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dalam pelaksanaan
pembelajaran seni budaya dan keterampilan di sekolah, orang tua siswa mayoritas
berekonomi menengah ke bawah yakni bermata pencaharian sebagai petani, dan
variasi sikap siswanya.
Peneliti memilih kelas IV, V, dan VI sebagai subyek penelitian karena
memudahkan peneliti dalam penyebaran angket dan pada usia inilah anak sudah bisa
terlihat akan minat dan sikap belajar dalam mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul ”
Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3
Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat ditarik permasalahan sebagai
berikut yakni:
1.
Seperti apakah minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah
Kabupaten Bangkalan?
2.
Seperti apakah sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V dan VI SDN Keleyan
3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mendeskripsikan minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah
Kabupaten Bangkalan.
2.
Mendeskripsikan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan
3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini penting karena hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak.
1. Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik dalam
proses belajar mengajar agar efektifitas dan efisien proses belajar mengajar dapat
tercapai sesuai dengan tujuan
2. Orang Tua
Hal ini penting dalam membangun semangat belajar anak, pendampingan
diperlukan selama anak masih bergantung pada peran serta orang tua.
3. Siswa
Siswa diharapkan mempunyai minat dan sikap positif pada saat proses belajar
mengajar Seni Budaya dan Keterampilan.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sarana untuk menambah wawasan
peneliti dalam memecahkan masalah terutama yang bersangkutan dengan minat
dan sikap terhadap kegiatan belajar mengajar seni budaya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah meliputi memberi arah, kerangka, dan acuan
yang menggambarkan isi dari penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Indikator
 Kegiatan saat menggambar
 Frekuensi melihat pameran seni
 Keaktifan pada kegiatan
menggambar
b. Minat dari faktor
 Dukungan lingkungan keluarga
lingkungan
 Dukungan lingkungan sekolah
 Dukungan lingkungan masyarakat
c. Aktivitas/ kegiatan
 Prestasi
pembelajaran
 Kehadiran
 Interaksi saat mata pelajaran seni
budaya
 Tugas di kelas / tugas PR
a. Komponen Kognitif
 Pandangan siswa terhadap materi
(pandangan/ persepsi)
pengetahuan
 Pandangan siswa terhadap materi
praktik
b. Komponen Afektif
 Antusias mengikuti mata
(perasaan)
pelajaran seni budaya
c. Komponen Konatif
 Kesiapan media (alat dan bahan)
(kesiapan atau
 Kesiapan buku teori/ buku catatan
kesediaan)
seni budaya
Sumber
Data
Prosedur/
Metode
a. Minat dari faktor
pribadi
Minat
Sikap
Siswa
Angket
Siswa
Angket
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pada sikap belajar siswa yang berminat menggambar diperlukan
waktu yang terus-menerus dan dipantau secara berkesinambungan, sehingga
membutuhkan waktu yang lama. Singkatnya waktu penelitian yang hanya
dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober, terbatasnya tenaga, dan luasnya
cakupan materi penelitian maka penelitian ini dibatasi pada sikap belajar siswa yang
berminat menggambar pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
G. Definisi Istilah
Judul penelitian ini adalah “Sikap belajar siswa yang berminat menggambar
pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan siswa kelas IV, V dan VI di SDN
Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan”. Definisi pada penelitian ini
adalah:
1. Minat, adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian secara
khusus terhadap suatu kegiatan dan disertai keinginan, ketertarikan, kesenangan
untuk mengetahui dan mempelajari atau membuktikan lebih lanjut yang
diwujudkan dalam bentuk keaktifan mengikuti kegiatan tersebut (dalam
Miftakhul, 2008:18).
2. Menurut Adrian (1998:10) menggambar merupakan pengungkapan oleh
seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garisgaris dan warna.
3. Sikap, merupakan daya mental yang khusus untuk menanggapi berbagai
pengalaman yang dapat mengubah suatu pengalaman tersebut, atau suatu
kesiapan untuk melakukan kegiatan tertentu. Kesetujuan atau ketidaksetujuan,
senang atau tidak senang, dan kecenderungan bertindak siswa terhadap suatu
proses pembelajaran (Janna, 2008:18).
4. Mata Pelajaran Seni Budaya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan seni budaya dan keterampilan di berikan disekolah karena keunikan,
kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta
didik.
5. Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan yang dimiliki individu mengenai
sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan
(Azwar, 1995:24).
6. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar
paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang
(Azwar, 1995:24).
7. Komponen konatif (perilaku) berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak
atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu (Azwar, 1995:24).
8. SD adalah Sekolah tempat memberikan pendidikan sebagai dasar pengetahuan
untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah SDN
Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan yang terletak di Jalan
Rambutan Desa Keleyan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. SIKAP
1. Pengertian Sikap
Warren berpendapat bahwa sikap merupakan daya mental yang khusus untuk
menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah suatu pengalaman itu, atau
suatu kesiapan untuk melakukan kegiatan tertentu (dalam Janna, 2008:27). Secara
historis, Istilah ’sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer (1862)
diartikan olehnya sikap sebagai status mental seseorang (dalam Azwar, 1995:3).
Dimasa-masa awal itu pula menurut Wrightsman & Deaux (1981) penggunaan
konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh
seseorang (Saifuddin, 1995:4).
Menurut Thurston dan O’osgod (1989) bahwa sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau menolak. Sikap adalah derajat efek
positif atau negatif yang dikaitkan dengan suatu obyek psikologis. Sikap merupakan
kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memberi arah
pengaruh yang dinamis kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan
yang menyangkut sikap itu.
Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu
kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau
situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan
baik mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya.
Sikap adalah suatu perbuatan/ tingkah laku sebagai reaksi/ respons terhadap sesuatu
rangsangan/ stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu
(Janna, 2008:27).
Definisi di atas menyatakan bahwa sikap sebagai kecenderungan menyenangi
atau tidak menyenangi sekumpulan stimulus yang dihadapkan pada individu.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung diamati, akan tetapi harus ditafsirkan dari
’’tingkah laku tampak’’, baik yang verbal maupun yang non verbal. Secara
operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi kesesuaian reaksi terhadap
kategori stimulus dan dalam penggunaan yang praktis, sikap sering dihadapkan pada
rangsangan atau stimulus sosial dan reaksi yang bersifat emosional (Mar’at, 1984:10).
Dalam hal kecenderungan dan kesiapan untuk bertingkah laku, Mar’at
(1984:13) menjelaskan proses tersebut sebagai stimulus yang datang dan diterima
pancaindera seperti penglihatan, pendengaran dan alat panca raba. Selanjutnya, dalam
diri terjadi dinamika psikofisik seperti kebutuhan, perasaan, motif, perhatian dan
pengambilan keputusan. Semua proses ini terlihat sebagai dasar pembentukan sikap
yang akhirnya melalui ambang batas terjadi tindakan yang bersifat terbuka (over
behavior) yang disebut tingkah laku, jadi sikap belum merupakan tindakan atau
aktifitas tertentu
Dari berbagai definisi dan batasan di atas maka sikap diartikan sebagai
tingkat kesesuaian (persetujuan/ ketidaksetujuan, senang/ tidak senang dan
kecenderungan bertindak seseorang terhadap objek). Menurut Walgito (1983:52)
sikap itu adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak,
menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek
dan terbentuk atas dasar pengalaman-pengalaman. Sikap merupakan tenaga
pendorong (motif) dari seseorang untuk timbulnya sesuatu perbuatan atau tindakan.
Munculnya sikap di dalam sesuatu situasi, dan nilainya bagi seseorang adalah bersifat
subyektif dan berdasarkan atas perasaan orang yang bersangkutan terhadap obyek
yang dihadapinya. Karena berdasarkan atas pengalaman-pengalaman maka terdapat
perbedaan antara sikap seseorang dengan orang yang lain, walaupun obyek yang
dihadapi sama.
2. Objek Sikap
Dari berbagai rumusan tentang sikap di atas kita dapat melihat bahwa
sesungguhnya sikap mempunyai objek atau sasaran tertentu. Gerungan (2002:149)
mengemukakan bahwa sikap merupakan kesediaan reaksi terhadap suatu hal. Sikap
ini senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada
objeknya. Selanjutnya, Gerungan menyatakan bahwa sikap itu selain diarahkan pada
benda-benda, orang-orang, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan,
lembaga, juga diarahkan pada moral dan nilai (dalam Janna, 2008:30).
3. Ciri-Ciri Sikap
Sikap itu merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perbuatan-perbuatan atau tingkah laku yang tertentu.
Walgito ( dalam Miftakhul, 2008:30) membagi lima ciri sikap yang
berhubungan dengan timbulnya tingkah laku, yaitu:
a.
Sikap itu adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir dan sikap terbentuk
karena perkembangan individu. Dengan begitu berarti sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah-ubah.
b.
Sikap itu timbul dari adanya hubungan antara individu dengan obyek, sehingga
sikap selalu terbentuk atau dapat dipelajari dalam hubungannya dengan obyekobyek melalui proses pengenalan atau persepsi terhadap obyek tersebut.
c.
Sikap merupakan reaksi yang dapat tertuju pada sebuah atau sekumpulan obyek.
d.
Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar. Jika sikap telah terbentuk dan
merupakan salah satu nilai dalam kehidupan seseorang, maka secara relatif sulit
mengalami perubahan. Kalau berubah prosesnya membutuhkan waktu yang agak
lama, sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam, maka akan lebih mudah
mengalami perubahan, sehingga sikap tidak lama bertahan.
e.
Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motif. Ini berarti bahwa sesuatu sikap
terhadap sesuatu obyek tertentu akan selalu diikuti adanya perasaan yang
tertentu, apakah perasaan yang bersifat positif (senang) atau negatif (tidak
senang) terhadap obyek tersebut. Sebagai segi motivasi, berarti sikap itu
mempunyai daya pendorong bagi individu untuk bertindak atau berbuat secara
tertentu terhadap obyek yang dihadapinya.
4. Komponen Sikap
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam Janna, 2008:32) mengemukakan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: (1) komponen kognitif
(cognitive component) yaitu kemampuan dan keyakinan seseorang menganalisa dan
mempersepsikan baik atau buruk suatu objek yang selanjutnya mengarah kepada
evaluasi atau penelitian, (2) komponen afektif (affectif component) yaitu ungkapan
perasaan seseorang terhadap obyek, dan (3) komponen konasi (action component)
yaitu perilaku seseorang untuk bertindak terhadap obyek.
Selanjutnya Allport (dalam Mar’at, 1984:13) menguraikan bahwa komponen
kognitif berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep. Komponen afektif
menyangkut kehidupan emosional seseorang, dan komponen konatif merupakan
kecenderungan bertingkah laku.
Mann (dalam Azwar, 1995:24) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi
persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini).
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen
perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Secara bersamaan Shaver (Mar’at,1984:21) mengungkapkan tiga komponen
sikap yaitu: (1) komponen kognisi yang akan menjawab pertanyaan tentang apa yang
dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek, (2) komponen afektif yang akan
menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang atau tidak senang) terhadap
objek, dan (3) komponen konatif yang akan menjawab pertanyaan tentang
bagaimana kesiapan atau kesediaan untuk bertindak terhadap objek.
Shaver (dalam Mar’at, 1984:26) mengemukakan persepsi merupakan proses
pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognitif. Persepsi ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala pandang dan
pengetahuannya. Dengan demikian timbulnya sikap terhadap suatu objek tidak dapat
dilepaskan dari komponen kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen pembentuk
sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu sistem yang berinteraksi secara
kompleks, bersifat selaras dan konsisten.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap objek
tertentu, bisa positif atau negatif, senang atau tidak senang, dan komponen kognitif
akan menimbulkan persepsi, ide, dan konsep mengenai sesuatu yang dilihat. Persepsi
di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar (sosialisasi) keluasan pandangan/
wawasan dan pengetahuan seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar akan
memberikan bentuk dan struktur terhadap hal yang dilihat. Sedangkan keluasan
pandangan (cakrawala) dan pengetahuan akan memberi arti kepada objek yang di
lihat. Kemudian berdasarkan norma-norma yang dianut oleh seseorang, maka ia akan
mempunyai keyakinan (belief) tertentu terhadap suatu objek. Selanjutnya komponen
afektif memberikan evaluasi emosional yang berupa perasaan senang atau tidak
senang, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek sikap. Komponen konatif yang
menentukan kesediaan untuk bertindak terhadap objek itu.
Dari uraian diatas mengenai struktur/ komponen sikap yang terdiri dari aspek
kognitif, afektif dan konatif maka dipandang dapat dijadikan sub variabel dan
indikator dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui seberapa tingkat sikap siswa terhadap pembelajaran seni budaya (seni
rupa) disamping untuk mengetahui minat dan motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran seni budaya (seni rupa).
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Apabila dari ketiga komponen tersebut tidak konsisten satu dengan yang lain,
maka yang akan terjadi adalah ketidak selarasan yang menyebabkan timbulnya
mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa.
Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan sikap adalah
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri
individu (dalam Azwar, 1995:30).
Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang.
Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti
adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan
dan juga situasi lingkungan (Purwanto, 2002:141). Demikian pula sikap pada diri
seseorang terhadap sesuatu/ perangsang yang sama mungkin juga tidak selalu sama.
Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak-anak didik
adalah sangat penting. Menurut Ellis, faktor-faktor yang sangat mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam
pendidikan ialah: kematangan (maturation), keadaan fisik anak, pengaruh keluarga,
lingkungan sosial, kehidupan sekolah, bioskop, guru, kurikulum sekolah, dan cara
guru mengajar (dalam Purwanto, 2002:142).
B. MINAT
1. Pengertian Minat
Secara umum minat dapat diartikan sebagai kekuatan yang mendorong atau
mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu aktifitas yang lebih dalam
dari aktifitas lain. Untuk mengetahui minat seseorang diperlukan waktu yang cukup
lama, minat membuat seseorang lebih tertarik pada salah satu obyek/situasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 744), minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Menurut
Wrigstone minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan merupakan faktor
pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat
adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anakanak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya
cukup menarik minatnya (Nurkancana: 225). Tidak berbeda jauh menurut Jersid dan
Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang
dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau
interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang
menstimulir perasaan senang pada individu (Sumartana: 224). Dikatakan seseorang
itu berminat jika ia mempunyai perhatian dan keinginan atau kemauan yang didukung
oleh bakat dan lingkungan. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka
minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan
situasi.
Minat seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih
tahu dan lebih banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam
kegiatan yang berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Minat dapat juga disebut dengan
sebagai kondisi yang tertarik terhadap sesuatu yang selanjutnya dapat mencerminkan
tujuannya. Seseorang dipandang mempunyai minat jika ia mempunyai rasa
ketertarikan pada suatu kelompok kegiatan tertentu dan ketertarikannya itu tampak
dalam tingkah laku.
Dalam bidang pendidikan minat siswa merupakan suatu masalah yang perlu
diketahui, sebab minat merupakan suatu bagian penting yang ikut berpengaruh
terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Menurut
Soesilowindradini yang dikutip oleh Miftakhul (2008:33) bahwa suatu kegiatan yang
dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang
memuaskan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat
seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan bathin yang dapat
menimbulkan motivasi belajar. Minat memiliki intensitas atau daya beda. Minat yang
kurang akan mengakibatkan berkurangnya intensitas suatu kegiatan. Minat yang
timbul dari individu sebagai kebutuhan akan menjadi suatu pendorong bagi individu
tersebut dalam melakukan berbagai usahanya. Dapat dikatakan pula minat merupakan
suatu yang penting dalam melakukan suatu aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
kecenderungan seseorang yang mendasar untuk bertingkah laku terhadap benda,
orang, aktivitas atau situasi yang mendapat perhatian dari individu itu sehingga
memberikan perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang
disenangi itu.
2. Jenis-jenis Minat
Whiterington (1985:136) menggolongkan minat menjadi dua macam yaitu:
a. Minat primitif yaitu minat yang timbul dari pemenuhan kebutuhan sehari- hari
yang terasa secara langsung, seperti pemenuhan kebutuhan pokok meliputi soal
makanan, beras, gula dan sebagainya.
b. Minat kultural atau sosial yaitu minat yang timbul dari proses belajar yang
dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Individu berminat pada suatu obyek jika
ia telah mengetahui obyek tersebut akan menyenangkan dirinya.
Menurut Blum minat dibedakan menjadi dua macam:
a. Minat Subyektif: sesuatu yang dapat memberikan rasa senang dan tidak senang
pada suatu obyek yang didasarkan pada pengalaman.
b. Minat Obyektif: suatu minat terhadap obyek yang dapat memberikan reaksi
menerima atau menolak pada diri individu itu sendiri.
Kedua minat tersebut saling berhubungan yang muncul lebih dahulu adalah
minat subyektif yang dapat memberikan rasa senang atau tidak, kemudian akan
timbul minat obyektif yang bersifat menerima atau menolak obyek tersebut.
3. Karakteristik Minat
Menurut Crow & Crow (1963:156) karakteristik minat antara lain:
a. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu obyek atau situasi yang menarik
perhatian seseorang
b. Minat dapat menyebabkan seseorang menaruh perhatian secara sadar, spontan,
mudah, wajar, tanpa dipaksakan dan selektif.
c. Minat dapat merangsang seseorang untuk mencari obyek atau situasi yang diminati
d. Minat bersifat personal karena setiap individu memiliki perbedaan dalam
menentukan minatnya dan hal ini berkaitan dengan kepentingan pribadi seseorang
e. Dapat bersifat konsisten sepanjang obyek yang diminati efektif bagi individu
f. Minat bersifat diskriminatif sepanjang obyek yang diminati efektif bagi individu.
g. Minat bersifat diskriminatif karena dapat membantu seseorang membedakan halhal yang harus dan tidak harus dilakukan sehubungan dengan minatnya
h. Minat tidak dapat bersifat native atau bawaan melainkan tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan pengalaman-pengalaman selama perkembangan individu, dan
minat dapat juga menjadi "sebab" atau "akibat" dari pengalaman.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat dapat berbentuk dari berbagai faktor, baik yang berasal dari individu
maupun yang berasal dari lingkungan. Crow & Crow (1963:159) mengemukakan tiga
faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
a. Faktor dorongan dari dalam, merupakan faktor yang berhubungan dengan
dorongan fisik, motif mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa sakit dan
sebagainya. Jika individu merasa lapar ini akan menimbulkan minat untuk mencari
makan.
b. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan aktifitas demi memenuhi kebutuhan untuk diakui atau diterima oleh
lingkungan sosial. Sebagai contoh minat bekerja, minat anak muda untuk
mengikuti mode yang sedang populer, hal itu semua berhubungan untuk
mendapatkan perhatian dan penghargaan.
c. Faktor emosional atau perasaan, ini dapat menimbulkan invdividu apabila
menghasilkan emosi atau perasaan senang, perasaan ini akan membangkitkan
minat terhadap aktivitas tersebut. Dengan demikian kesuksesan yang dicapai
dalam suatu usaha dapat menimbulkan minat yang sudah ada.
Dengan demikian minat terbentuk oleh pengalaman atau proses belajar dan
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang berasal dari
luar individu.
5. Cara Mengetahui Minat
Menurut Super & Critis (Sumartono, 1993:23) berpendapat untuk mengetahui
minat menggunakan empat cara, yaitu:
a. Dengan melihat kenyataan seseorang apakah ia senang atau tidak senang pada
suatu obyek atau barang, aktivitas atau pekerjaan.
b. Dengan melihat dan mengobservasi partisipasi seseorang ke dalam suatu aktivitas
atau pekerjaan.
c. Dengan menggunakan tes obyektif
d. Dengan mengukur atau melihat jawaban-jawaban seseorang dari sejumlah
pertanyaan tentang aktivitas atau pekerjaan yang disenangi atau tidak disenangi,
disini informan menjawab setiap item atau pertanyaan yang sesuai dengan
minatnya.
Dari pendapat ahli tentang cara mengetahui minat dapat disimpulkan bahwa
pada umumnya untuk mengetahui minat membeli seseorang adalah dengan cara
menanyakan kepada orang tersebut apakah ia senang atau tidak senang pada suatu
barang atau jasa yang ditawarkan, dengan melihat atau mengobservasi dan dengan
melalui tes.
C. MENGGAMBAR
1. Hakekat Menggambar
Sebelum menetapkan hakekat menggambar yang digunakan dalam penelitian,
peneliti memaparkan beberapa hakekat menggambar yang sangat mempengaruhi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengajaran menggambar. Menurut Adrian
(1998:10) menggambar merupakan pengungkapan oleh seseorang secara mental dan
visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garis-garis dan warna. Jadi
menggambar adalah melukiskan apa yang terpikir dengan goresan-goresan pensil di
atas kertas. Selain itu menggambar merupakan proses komunikasi langsung karena
seseorang dapat berkomunikasi hanya dengan menggunakan pensil dan kertas.
Selain itu, Hobbs (1980:49) menyatakan bahwa menggambar adalah
pekerjaan membuat penanda dengan satu warna pada sebuah kertas. Selain itu,
dengan menggunakan pensil, kapur, maupun crayon sebagai media yang digunakan
dalam menggambar. Menggambar bukan hanya sekedar sketsa tetapi keseluruhan
tekstur.
Myer (1958:69-71) menyatakan bahwa menggambar mempertimbangkan tiga
masalah utama, yaitu (1) tingkatan yang paling sederhana yaitu dengan membuat
objek tertentu atau situasi yang menarik dalam peristiwa khusus, (2) menggambar
sebagai pekerjaan seni bagi dirinya sendiri, dan (3) menggambar sebagai fungsi
belajar pada beberapa peristiwa menggambar, seni patung, atau pekerjaan yang lain.
Menggambar merupakan sebagai pekerjaan yang lengkap adalah sebuah
pekerjaan yang bukan hanya sekedar sketsa dari sebuah subjek tetapi keseluruhan
gambar secara detail dan menyuluruh dari gambar tersebut.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
menggambar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
menuangkan gagasan atau ide melalui goresan pensil berupa gambar, sehingga
menggambar membutuhkan kecermatan dalam mengamati, menggores, dan
menyempurnakan gambar.
2. Kegiatan Menggambar bagi Anak-anak
Tingkah laku anak itu merupakan spontanitas yang tidak disadarinya.
Pernyataan seperti ini disebut ekspresi. Jadi anak-anak itu membutuhkan ekspresi,
karena melalui ekspresi berkembanglah kreatifitasnya.
(I Made Suru, 1983) menjelaskan, “ekspresi anak yang masih berada dalam
periode yang sangat peka itu, menjelma keseluruhan pribadinya. Dorongan
pertumbuhan dan perkembangan rohaninya, melahirkan spontanitas gerakan
(bernyanyi, berteriak meloncat-loncat dan sebagainya). Pengalaman atas pengamatan
dan pengindraan sendiri, menadikan kehidupan jasmani dan rohani itu wajar dan
segar”. Jadi ekspresi bagi anak benar-benar merupakan kebutuhan yang mutlak dalam
pertumbuhan perkembangannya.
Menggambar itu sendiri merupakan jenis kegiatan universal yang disukai dan
dilakukan oleh anak-anak dari berbagai bangsa dan berbagai zaman. Melalui
menggambar anak dapat bermain-main menggunakan cat air, spidol, pencil dan
sebagainya diatas media kertas, tembok, pasir dan kanvas. Menggambar memberikan
peluang kepada anak untuk bermain dengan bahan dan teknik yang dipilihnya untuk
mengekspresikan kesadaran dan jiwa caranya sendiri.
Sejalan dengan perkembangannya secara menyeluruh, kemampuan anak-anak
dalam menggambar semakin berkembang lagi.
D. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN
KETERAMPILAN
Mata pelajaran seni budaya memiliki karakteristik pembelajaran yang khas
dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam mata pelajaran
seni budaya sendiri, aspek budaya dibahas secara terintegrasi dengan seni. Dengan
demikian pada dasarnya mata pelajaran seni budaya merupakan pendidikan seni yang
berbasis budaya.
Pendidikan seni budaya dan keterampilan di berikan di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan
peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/ berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan ’’belajar dengan
seni’’, ’’belajar melalui seni’’, dan ’’belajar tentang seni.’’ Peran ini tidak dapat
diberikan oleh mata pelajaran lain.
Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional dan
multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan
diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak,
peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan
beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi).
Apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni
budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap
demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peran dalam pembentukan
pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, spasial, musikal, linguistik, matematik, naturalis,
spiritual dan kecerdasan emosional.
Bidang seni rupa, musik, tari dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya aktivitas
berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian
pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh
melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks
budaya masyarakat yang beragam (dalam Miftakhul, 2008:21).
1. Tujuan
Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
d. Meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional maupun
global
e. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistik (Standar kompetensi dan
kompetensi dasar, panduan pengembangan silabus per mata pelajaran, RPP,
dan KTSP, 2006:1343).
2. Ruang Lingkup
Mata pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Seni rupa, mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dalam menghasilkan
karya seni berupa lukisan, patung, ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya.
b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah
vokal, mengekspresikan impresi bunyi, dan apresiasi karya musik.
c. Seni tari, mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh dengan
dan tanpa rangsang bunyi, dan apresiasi terhadap gerak tari.
d. Seni teater, mencakup kemampuan olah tubuh, pikir dan suara yang
pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.
Keempat bidang seni tersebut ditawarkan di sekolah. Pelaksanaannya minimal
satu bidang seni dilaksanakan tergantung kesiapan sumberdaya manusia dan fasilitas
yang tersedia. Namun apabila sekolah mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih
dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni
yang diikutinya. (Standar kompetensi dan kompetensi dasar, panduan pengembangan
silabus per mata pelajaran, RPP, dan KTSP, 2006:1343).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini mencakup (A) Pendekatan dan Jenis Penelitian , (B)
Populasi dan Sampel, (C) Instrumen Penelitian, (D) Pengujian Instrumen, (E) Teknik
Pengumpulan Data, dan (F) Teknik Analisis Data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai
maka diperlukan pendekatan dan jenis penelitian.
Menurut Sugiyono (2005:1) “Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Azwar (1998:5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
metode statistika. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif karena penelitian ini dipusatkan pada masalah yang ada saat sekarang yaitu
Sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan.
Menurut Mohamad Ali (1985:120) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi,
penggambaran atau melukiskanan tentang sesuatu keadaan secara sistematis,
obyektif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu minat dan sikap belajar.
Menurut Sugiyono dalam Umar (2001:106) adalah “Variabel dalam suatu penelitian
merupakan suatu atribut di sekolompok obyek yang diteliti yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.”
Sesuai dengan pendapat ini dan berdasarkan pada teori-teori sebelumnya dan
perumusan masalah, maka dapat diturunkan variabel dan sub variabel penelitian
tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan.
Di bawah ini jabaran variabel, sub variabel, dan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variabel, Sub Variabel, dan Indikator
Variabel
Sub Variabel
Prosedur/
Metode
Item
Soal
 Siswa
 Angket
1-2
3-4
5
 Siswa
 Angket
6
7
8
 Siswa
 Angket
9
10
11-12
a. Komponen
Kognitif
(pandangan/
persepsi)
 Pandangan siswa terhadap materi
pengetahuan
 Pandangan siswa terhadap materi
praktik
 Siswa
b. Komponen
Afektif
(perasaan)
 Antusias mengikuti mata
pelajaran seni budaya
 Siswa
b. Minat dari
faktor
lingkungan
c. Aktivitas/
kegiatan
pembelajaran
Sikap
Sumber
Data
 Kegiatan saat menggambar
 Frekuensi melihat pameran seni
 Keaktifan pada kegiatan
menggambar
 Dukungan lingkungan keluarga
 Dukungan lingkungan sekolah
 Dukungan lingkungan masyarakat
 Prestasi
 Kehadiran
 Interaksi saat mata pelajaran seni
budaya
 Tugas di kelas / tugas PR
a. Minat dari
faktor
pribadi
Minat
Indikator
13-14
 Angket
1
2
 Angket
3-6
c. Komponen
Konatif
(kesiapan
atau
kesediaan)
 Kesiapan media (alat dan bahan)
 Kesiapan buku teori/ buku catatan
seni budaya
 Siswa
 Angket
7-8
9-10
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.(Arikunto, 2002:108).
Sedangkan menurut Sugiyono (2004:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian populasi karena subyek
penelitian kurang dari 100 maka diambil semua subyeknya. Menurut Arikunto
(2006:134) apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa yang terdiri dari kelas IV
berjumlah 25 siswa, kelas V berjumlah 29 siswa, dan kelas VI berjumlah 30 siswa.
2. Sampel
Menurut Umar (2001:108) “Sampel adalah bagian terkecil dari populasi.”
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan penelitian sampel disebabkan
subyek yang diteliti kurang dari 100 subyek.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, yang
untuk selanjutnya dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data
atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian (UM, 2000:16). Hal
ini dilakukan dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau tujuan penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah angket.
Angket/ Kuesioner
Menurut Arikunto (2002:128) angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan
menurut Sanapiah Faisal (1981:2) mengemukakan bahwa ciri khas angket terletak
pada: pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang
berupa orang.
Jenis angket yang digunakan berupa angket terstruktur. Angket terstruktur
adalah angket yang mempunyai sifat tegas, kongkrit dan dengan pertanyaanpertanyaan yang terbatas, cara mengerjakannya responden diminta tidak lebih dari
mencek atau mengisi skala atau lajur pertanyaan yang sudah ditentukan (dalam
Miftakhul, 2008:65). Dalam angket terstruktur yang digunakan, setiap item
pertanyaan telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya dan tinggal
memberikan tanda (X) pada tempat yang tersedia. Dipandang dari cara menjawab
responden adalah angket/ kuesioner tertutup, yaitu jawaban pertanyaan telah
ditentukan seperti halnya pilihan ganda.
Pembuatan angket ini berpedoman pada skala likert, dengan pernyataan yang
diikuti oleh lima kemungkinan jawaban. Sukarnyana Wayan (1988:61) menyatakan
bahwa dalam skala likert setiap pernyataan diikuti oleh lima kemungkinan jawaban
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Tetapi dalam angket ini jawaban tersebut dimodifikasi dengan
mentiadakan kategori R (ragu-ragu) dengan alasan sebagai berikut:
1. Kategori tersebut mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan
atau memberi jawaban, bisa berarti tidak tahu, bisa berarti ragu-ragu.
2. Tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderungan jawaban ke
tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu atas arah
jawabannya, ke arah sesuai atau tidak sesuai.
3. Maksud kategorisasi jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS),
tidak setuju (TS) adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat
responden ke arah setuju atau tidak setuju dikutip oleh Maryudi Kurniawan
(2004:28).
Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas IV, V dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab.Bangkalan.
Alasan pemilihan angket sebagai instrumen pengambilan data yang paling tepat
antara lain: angket dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu dalam proses
pengumpulan data, angket dapat menjaring data subyektif mungkin sehingga dapat
mengindikasi minat dan sikap belajar dari setiap responden yang menjadi sasaran
penelitian. Secara garis besar angket penelitian disusun berdasarkan penjabaran
variabel. Di bawah ini dijelaskan kisi-kisi instrumen pengumpulan data (angket).
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket
1. MINAT MENGGAMBAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
Variabel
Minat
menggambar
Subvariabel
a. Minat dari
faktor
pribadi
Indikator



b. Minat dari
faktor
lingkungan



c. Aktivitas/
kegiatan
pembelajar
an




Jumlah butir
pernyataan
Nomor butir
pernyataan
Kegiatan saat
menggambar
Frekuensi melihat
pameran seni
Keaktifan pada
kegiatan seni rupa
2 pernyataan
1, 2
2 pernyataan
3, 4
1 pernyataan
5
Dukungan
lingkungan
keluarga
Dukungan
lingkungan
sekolah
Dukungan
lingkungan
masyarakat
1 pernyataan
6
1 pernyataan
7
1 pernyataan
8
Prestasi
Kehadiran
Interaksi saat
mata pelajaran
seni budaya
Tugas di kelas /
tugas PR
1 pernyataan
1 pernyataan
2 pernyataan
9
10
11, 12
2 pernyataan
13, 14
2. SIKAP BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
Variabel
Sikap
Subvariabel
Jumlah butir
pernyataan
Indikator
a. Komponen
Kognitif
(pandangan/
persepsi)

b. Komponen
Afektif
(perasaan)
c. Komponen
Konatif
(kesiapan/
kesediaan)
Nomer butir
pernyataan
Pandangan siswa
terhadap materi
pengetahuan
Pandangan
siswa terhadap
materi praktek
1 pernyataan
1
1 pernyataan
2

Antusias
mengikuti mata
pelajaran seni
budaya
4 pernyataan
3, 4, 5, 6

Kesiapan media
(alat dan bahan)
Kesiapan buku
teori/ buku
catatan seni
budaya
2 pernyataan
7,8
3 pernyataan
9, 10, 11


Secara keseluruhan terdapat 25 item pernyataan dalam angket/ kuesioner.
Analisis dilakukan pada 25 item pernyataan. Dengan rincian butir pernyataan nomor
1-14 berisi pernyataan untuk menjaring minat menggambar siswa dan butir
pernyataan nomor 15-25 berisi pernyataan untuk menjaring sikap belajar siswa
terhadap pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Pada masing-masing
pernyataan disediakan 4 pilihan atau alternatif jawaban yakni sangat setuju, setuju,
kurang setuju, dan tidak setuju.
Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Instrumen/ Angket Minat dan Sikap
Kriteria Jawaban
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Skor Pernyataan Positif
Skor Pernyataan Negatif
4
3
2
1
1
2
3
4
Alternatif jawaban setiap item berjumlah 4 dengan menggunakan skala linkert
dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4. Secara terperinci jumlah item pernyataan
dalam angket/ instrumen sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada tabel
3.3 di bawah ini:
Tabel 3.4 Rincian Jumlah Item Instrumen Penelitian
Jumlah
No
Indikator
Skor Terendah
Item
1
Kegiatan saat
2
2
menggambar
2
Frekuensi menonton
2
2
pameran seni
3
Keaktifan pada kegiatan
1
1
seni rupa
4
Dukungan lingkungan
1
1
keluarga
5
Dukungan lingkungan
1
1
sekolah
6
Dukungan lingkungan
1
1
masyarakat
7
Prestasi
1
1
8
Kehadiran
1
1
9
Interaksi saat mata
2
2
pelajaran seni budaya
10
Tugas seni budaya (seni
2
2
rupa)
11
12
13
14
15
Pandangan siswa
terhadap materi
pengetahuan
Pandangan siswa
terhadap materi praktek
Antusias mengikuti mata
pelajaran seni budaya
Kesiapan media (alat dan
bahan)
Kesiapan buku teori/
buku catatan seni budaya
Jumlah
Skor
Tertinggi
8
8
4
4
4
4
4
4
8
8
1
1
4
1
1
4
4
4
16
2
2
8
3
3
12
25
25
100
1. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen/ angket dilakukan untuk memperoleh data dari siswa/
responden. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam membuat
angket dalam penelitian ini adalah:
a. Membuat kisi-kisi pernyataan-pernyataan yang disusun sesuai dengan
deskriptor dalam jabaran variabel
b. Menyusun item-item dalam bentuk pernyataan
c. Membuat sampul angket
d. Menentukan pilihan jawaban yang gunanya adalah untuk mempermudah
responden dalam mengisi instrumen
e. Menyusun lembar jawaban angket
Bagian-bagian dari angket ini meliputi:
a. Sampul angket yang memuat: 1) label yaitu identitas kuesioner/ angket,
2) identitas peneliti, 3) lembaga pendidikan asal peneliti, 4) tahun penyebaran
kuesioner/ angket.
b. Kata pengantar, berisi tentang maksud dan tujuan peneliti dalam menyebarkan
angket.
c. Petunjuk pengerjaan angket dimaksudkan untuk mempermudah siswa/
responden dalam pengisian angket.
d. Item atau butir pernyataan yaitu pernyataan yang harus dijawab atau di respon
oleh responden. Dalam angket penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
pertama tentang minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dan bagian kedua tentang sikap belajar siswa pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan.
2. Isi Instrument/ Angket
Berikut ini akan diuraikan data dari instrumen berupa angket tentang
minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Untuk instrumen angket tentang minat siswa terdiri dari 14 item pernyataan yang
terdiri dari:
a. Subvariabel minat dari faktor pribadi dengan indikator :
1) Kegiatan saat menggambar terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 1, 2.
2) Frekuensi melihat pameran seni terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor
3, 4.
3) Keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1 item pernyataan pada
nomor 5.
b. Subvariabel minat dari faktor lingkungan dengan indikator :
1) Dukungan lingkungan keluarga 1 item pernyataan pada nomor 6.
2) Dukungan lingkungan sekolah 1 item pernyataan pada nomor 7.
3) Dukungan lingkungan masyarakat 1 item pernyataan pada nomor 8.
c. Subvariabel aktivitas dengan indikator :
1) Prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 9.
2) Kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 10.
3) Keaktifan terdiri dari 2 item pertnyataan pada nomor 11, 12.
4) Tugas di kelas/ tugas PR terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 13, 14.
Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang
sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk
instrumen angket tentang sikap belajar siswa terdiri dari 11 item pernyataan yang
terdiri dari :
a. Subvariabel komponen kognitif (pandangan/ persepsi) dengan indikator
pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item pernyataan pada
nomor 1dan pandangan terhadap materi praktek terdiri dari 1item pernyataan
pada nomor 2.
b. Subvariabel komponen afektif (perasaan) dengan indikator antusias mengikuti
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan terdiri dari 4 item pernyataan
pada nomor 3, 4, 5, 6.
c. Subvariabel komponen konatif (kesiapan/ kesediaan) dengan indikator
kesiapan media (alat dan bahan) terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 7,
8 dan kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya (seni rupa) terdiri dari 3
item pernyataan pada nomor 9, 10, 11.
D. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang
digunakan, dalam penelitian ini instrumen dikatakan baik apabila valid dan reliable.
Sedangkan tujuan dari uji coba instrumen dilakukan untuk menyempurnakan
instrumen sehingga sewaktu-waktu disebarkan kepada responden sudah reliable dan
valid. Uji coba dilakukan menggunakan responden sebanyak 25 siswa. Penelitian uji
coba dilaksanakan sebelum penelitian sikap belajar siswa yang berminat menggambar
berlangsung yaitu pada tanggal 15 Juli 2010. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
reliabilitas dan validitas instrumen dalam penelitian.
1. Validitas instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara
tepat. Dikemukakan oleh Ancok dalam Effendi dan Singarimbun (1995:122) bahwa
validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
di ukur.
Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data
terkumpul dan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.
Sugiyono (2000:97) mengatakan bahwa, ” Dengan menggunakan instrumen yang
telah diuji validitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid. Hal ini masih
dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang menggunakan
instrumen.”
Pengujian validitas dilakukan menggunakan software SPSS 15.00 for windows
dengan item-Total Statistics sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tabel Uji Validitas Instrumen
Butir
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Butir
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Hasil Uji Validitas Intrumen Minat
rhitung signifikan
rtabel N 25
Keterangan
Taraf Nyata
95%
0.675
0.000
0, 396
Valid
0.514
0.009
0, 396
Valid
0.777
0.000
0, 396
Valid
0.748
0.000
0, 396
Valid
0.686
0.000
0, 396
Valid
0.611
0.001
0, 396
Valid
0.685
0.000
0, 396
Valid
0.414
0.039
0, 396
Valid
0.495
0.012
0, 396
Valid
0.690
0.000
0, 396
Valid
0.810
0.000
0, 396
Valid
0.495
0.012
0, 396
Valid
0.463
0.020
0, 396
Valid
0.522
0.007
0, 396
Valid
Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap
rhitung signifikan
rtabel N 25
Keterangan
Taraf Nyata
95%
0.915
0.000
0, 396
Valid
0.537
0.006
0, 396
Valid
0.556
0.004
0, 396
Valid
0.426
0.034
0, 396
Valid
0.732
0.000
0, 396
Valid
0.896
0.000
0, 396
Valid
0.463
0.020
0, 396
Valid
0.492
0.012
0, 396
Valid
0.529
0.007
0, 396
Valid
0.903
0.000
0, 396
Valid
0.672
0.000
0, 396
Valid
Dari tabel diatas menujukkan bahwa butir soal dapat dinyatakan valid apabila rhitung
lebih besar dari rtabel dan signifikan < 0,05.
2. Reliabilitas Intrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik, maka berapa kalipun diambil hasilnya akan tetap sama, atau
dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat
digunakan lebih dari satu kali dalam waktu yang berbeda, namun tetap menunjukkan
hasil yang relative konstant.
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002:108). Menurut Ancok
dalam Effendi dan Singarimbun (1995:140), ” Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat yang dipercaya atau diandalkan.
Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS 15.00 for
windows dengan Reliability Statistics sebagai berikut:
Tabel 3.6 Reliability Statistics
Reliability Statistics Instrumen Minat
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,863
N of Items
14
Reliability Statistics Instrumen Sikap
Reliabi lity Statisti cs
Cronbach's
Alpha
,874
N of Items
11
Dari tabel diatas menujukkan bahwa nilai cronbach’s alpha (0,863) dan
(0, 874) > 0,60 maka data dapat dikatakan reliabel. Pendapat Widayat (2004:87)
bahwa “ Suatu pengukuran dikatakan reliabel bilamana paling tidak nilai Cronbach
Alphanya lebih besar dari 0,60”.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dan relevan serta akan memberikan gambaran aspek yang akan diteliti
(Arikunto, 1998:92). Menurut Nazir (1999:211) pengumpulan data adalah prosedur
yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Kegiatan
pengumpulan data didukung oleh beberapa faktor, antara lain kesiapan instrumen
pengumpulan data (kuesioner) dan subyek yang menjadi sasaran pengumpulan data
yaitu siswa. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan judul penelitian ini, maka
teknik yang digunakan adalah angket/ kuesioner. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan, dalam kegiatan ini diadakan penjajagan untuk mencari
informasi kemungkinan masalah yang akan diteliti sehingga permasalahannya
akan menjadi jelas dan tidak menghambat pelaksanaan penelitian.
b. Penyusunan proposal, merupakan rancangan singkat tentang apa yang hendak
dilakukan dalam penelitian, sedangkan tujuan penyusunan proposal yaitu untuk
menguraikan secara garis besar tentang tujuan penelitian, sasaran penelitian,
metode yang digunakan, langkah-langkah dalam penelitian dan analisis
penelitian serta hasil yang diharapkan sebagai bahan penyusunan skripsi.
c. Menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpul data yang berupa angket.
d. Pengurusan/ administrasi perijinan agar pelaksanaan pengumpulan data dapat
berjalan lancar dan untuk mendapatkan pengesahan dari lembaga yang
bersangkutan.
e. Melakukan uji coba instrumen dan tenaga yang dilibatkan dalam pengumpulan
data agar pelaksanaan pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar. Uji coba
instrumen ini untuk melihat tingkat kehandalan instrumen penelitian yang
dinyatakan dalam validitas dan reliabilitas. Validitas yaitu suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen
(Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara cermat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Reliabilitas
menunjukkan bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data dalam arti sebagai derajat keajegan alat dalam
mengukur suatu data (Arikunto, 2002:154). Uji coba instrumen dilakukan pada
responden yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan sampel penelitian.
Uji coba instrumen dilaksanakan di SDN Keleyan 3 pada siswa kelas III yang
berjumlah 28 siswa dan yang diambil 25 siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilaksanakan mulai pertengahan bulan Agustus sampai
dengan akhir Oktober 2010. Pada tahap ini peneliti melaksanakan pengumpulan
data dengan memberikan angket kepada responden untuk mengisinya dan
memberikan jawaban sesuai dengan keadaan pribadi yang sebenarnya pada kolom
jawaban yang tersedia. Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengisian maka
peneliti memberikan petunjuk cara pengisian angket tersebut.
3. Tahap Persiapan Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya melakukan persiapan
menganalisis data. Pada tahap ini data harus dipersiapkan dahulu karena data
yang masuk tidak dapat langsung dianalisis. Pertama angket yang masuk dicek/
diperiksa terlebih dahulu apakah angket yang disebarkan dapat kembali semuanya
dan terisi atau tidak. Selanjutnya, adalah data diberi kode. Karena jumlah
responden sebanyak 84 siswa, maka kode data dimulai dari angka 01 sampai 84
dan setelah itu data dimasukkan.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan, data segera diolah. Teknik
analisis data sendiri merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang telah
diperoleh dari proses pengumpulan data.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah tahap persiapan
yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Tabulasi
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006:235).
Peneliti melakukan persiapan terhadap angket (kuesioner) yang sudah
terkumpul. Hal ini untuk mengetahui kelengkapan identitas pengisi, kelengkapan
data, dan macam isian data dalam pengisian angket. Langkah ini juga bermaksud
untuk merapikan data sehingga mempermudah langkah pengolahan data selanjutnya
yaitu tabulasi. Kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap jawaban
responden pada setiap item pernyataan, menyesuaikan data dengan teknik analisis
yang digunakan. Skoring adalah menjumlahkan skor pada angket. Selanjutnya data
yang telah diskoring dimasukkan ke dalam tabel. Termasuk ke dalam kegiatan
tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan nilai/ skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
Tujuan dari pemberian skor ini adalah untuk mengetahui jumlah skor setiap
responden dalam menjawab angket dan memudahkan peneliti dalam menganalisis
data. Untuk pengukuran dalam skala likert, jawaban rentangan sekaligus skornya
yaitu:
a. Angket
Untuk pernyataan positif terdiri dari: (a) sangat setuju (SS) skor 4, (b) setuju
(S) skornya 3, (c) kurang setuju (KS) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1.
Jadi total skor tertinggi dalam angket ini adalah 4x14= 56.
Untuk pernyataan negatif terdiri dari: (a) sangat setuju (SS) skor 1, (b) setuju
(S) skornya 2, kurang setuju (KS) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 4. Jadi
total skor terendah dalam angket ini adalah 1x 14= 14.
2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor untuk angket dari
item yang tidak di isi atau tidak diberi skor atau nol.
Setelah data terkumpul dan ditabulasikan, ditetapkan dahulu cara untuk
menganalisis sesuai dengan tujuan penelitian dan penerapan data sesuai dengan
pendekatan penelitian. Yang dimaksud disini adalah pengolahan data yang diperoleh
dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan
penelitian atau desain yang diambil. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
adalah angket/ kuesioner dengan metode angket.
Adapun langkah-langkah dalam penerapan data akan dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Angket/ kuesioner
Angket yang dibuat terdiri dari 14 item pernyataan masing-masing untuk variabel
minat dan 11 item pernyataan untuk variabel sikap, disajikan secara berurutan
sesuai dengan variabel minat dan sikap. Untuk mencari seberapa tingkat minat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya pada metode angket dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Menjumlah secara keseluruhan skor dari seluruh item jawaban tiap
responden
2)
Dari jumlah keseluruhan, ditentukan tingkat minat menggambar pada mata
pelajaran seni budaya kedalam kriteria apakah sangat tinggi, tinggi, rendah
dan sangat rendah. Yang didapat dari rumus kelas interval yaitu:
Skor tertinggi - Skor terendah
Panjang kelas interval
=====
3)
4)
Banyaknya kelas interval
B
Setelah ditentukan kriterianya dari tiap responden, untuk mengetahui berapa
a
% responden dari total jumlah responden yang tingkat minat menggambar
n
pada mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat
y
rendah di hitung dengan rumus:
a
f
x 100%
P=
k
N
P = prosentase responden
n
f = frekuensi kriteria
y
N = jumlah responden keseluruhan
a
Setelah mengetahui siswa yang berminat menggambar dengan kategori
sangat tinggi dan tinggi maka dapat menentukan tingkat sikap ksiswa pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
5)
e
Untuk mencari seberapa tingkat minat dan sikap siswa pada mata
l pelajaran
seni budaya dari tiap indikator pada metode angket dilakukan adengan cara:
(a) Pengelompokan pernyataan sesuai indikator
s
(b) Pemberian skor tiap item dari jawaban responden, kemudian ditentukan
kriterianya berdasarkan rentangan skor
i
n
t
e
(c) Setelah kriteria ditentukan, kemudian dihitung berapa % responden dari
total jumlah responden yang tingkat sikap sesuai dengan kriteria masingmasing indikator yang dihitung dengan rumus:
P=
f
x 100%
N
P = prosentase responden
f = frekuensi kriteria
N = jumlah responden keseluruhan
Tabel 3.7 Makna Prosentase
Prosentase
80 % - 100 %
51 % - 79 %
50 %
30 % - 49 %
1 % - 29 %
Makna
Sebagian Besar
Lebih dari Separuh
Separuh
Kurang dari Separuh
Lebih Kecil
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab III telah dijelaskan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode angket. Sedangkan subjek penelitiannya adalah
siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Sebelum
angket ini dipergunakan, angket tersebut diuji cobakan terlebih dahulu. Dari hasil uji
coba tersebut terdapat beberapa item pernyataan yang perlu diperbaiki. Mengenai
pilihan penggunaan kata, ada yang perlu ditambah dan dikurangi agar lebih mudah
dimengerti oleh responden.
Angket atau instrumen ini terdiri dari 25 item pernyataan yang memuat
tentang bagaimana gambaran-gambaran minat dan sikap belajar siswa terhadap mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan. Instrumen ini disusun dari indikatorindikator dari sub variabel yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Selanjutnya dalam bab IV ini akan disajikan secara sistematis hasil dari
penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
penelitian ini berupa data deskriptif studi tentang siswa yang berminat menggambar
dan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab.
Bangkalan. Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik
prosentase.
Setelah melalui tahap-tahap pengolahan data, peneliti dapat melaporkan hasil
penelitian dalam bentuk tabel-tabel prosentase dan uraian variabel sebagai berikut.
A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan
1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV
Minat menggambar siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas IV
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
9
36 %
Tinggi
11
44 %
Rendah
2
8%
Sangat Rendah
3
12 %
Jumlah
25
100 %
Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa prosentase kurang dari separuh (36 %)
siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi, dengan prosentase kurang
dari separuh (44 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi, prosentase
lebih kecil (8%) siswa memiliki tingkat minat menggambar rendah dan prosentase
lebih kecil (12 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat rendah. Maka
siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi (36 %) dan tinggi
(44%) siswa dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya akan diuraikan data dari instrumen angket untuk tiap indikator
siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas IV hanya ada 20
responden dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang indikator tingkat
kegiatan saat menggambar. Dengan 2 item pernyataan, pada nomor 1 dan 2. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
13
65 %
Tinggi
6
30 %
Rendah
1
5%
Sangat Rendah
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari separuh (65 %) siswa memiliki
tingkat minat sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh (20%) siswa
memiliki tingkat minat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (5 %) siswa memiliki
tingkat minat rendah dan yang tingkat minatnya sangat rendah tidak ada (0%). Maka
dapat dikatakan bahwa tingkat minat dalam kegiatan menggambar sangat tinggi,
karena lebih dari separuh jumlah siswa/ respondennya berminat dalam kegiatan
menggambar.
Kedua tentang indikator tingkat frekuensi melihat pameran seni ada 2 item
pernyataan pada no. 3 dan 4. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
55 %
Tinggi
5
25 %
Rendah
4
20 %
Sangat Rendah
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran
seni siswa kelas IV lebih dari separuh (55 %) siswa sangat tinggi, yang tingkat
frekuensi melihat pameran seninya tinggi memiliki prosentase lebih kecil (25 %)
siswa, yang tingkat frekuensi melihat pameran seninya rendah memiliki prosentase
lebih kecil (20 %) siswa dan sangat rendah memiliki prosentase (0 %) tidak ada.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat frekuensi melihat pameran
seninya sangat tinggi.
Ketiga tentang indikator tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri
dari 1 item pernyataan pada no. 5. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
12
60 %
Tinggi
6
30 %
Rendah
1
5%
Sangat Rendah
1
5%
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (60 %) siswa
kelas IV memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar sangat tinggi, kurang
dari separuh (30 %) siswa memiliki tingkat keaktifan tinggi, yang tingkat
keaktifannya rendah lebih kecil (5 %) siswa, dan lebih kecil juga (5 %) siswa
memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar sangat rendah. Maka dapat
dikatakan bahwa tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar siswa kelas IV sangat
tinggi.
Keempat tentang indikator tingkat dukungan lingkungan keluarga hanya
terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 6. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
8
40 %
Tinggi
5
25 %
Rendah
5
25 %
Sangat Rendah
2
10 %
Jumlah
20
100 %
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan keluarga siswa
kelas IV dengan prosentase kurang dari separuh (40 %) siswa sangat tinggi, yang
tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi dengan prosentase lebih kecil yaitu
(25 %) siswa, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah prosentasenya
juga lebih kecil (25%) siswa, dan yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya
sangat rendah mendapatkan prosentase lebih kecil yaitu (10 %) siswa. Maka dapat
dikatakan bahwa tingkat dukungan lingkungan keluarga siswa kelas IV adalah sangat
tinggi, meskipun tidak mencapai separuh dari jumlah secara keseluruhan.
Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya terdiri dari 1
item pernyataan yaitu no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
6
30 %
Tinggi
8
40 %
Rendah
3
15 %
Sangat Rendah
3
15 %
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa kurang dari separuh (30 %) siswa
memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi, dengan prosentase
kurang dari separuh (40 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolahnya
tinggi, responden yang tingkat dukungan lingkungan sekolah rendah (15 %) siswa
memiliki prosentase lebih kecil dan tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat
rendah juga memiliki prosentase lebih kecil (15%) siswa. Maka dapat dikatakan
bahwa siswa kelas IV tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi, meskipun
jumlah responden kurang dari separuh dari jumlah secara keseluruhan.
Keenam tentang indikator tingkat dukungan lingkungan masyarakat 1 item
pernyataan yaitu pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
7
35 %
Tinggi
7
35 %
Rendah
6
30 %
Sangat Rendah
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan
masyarakat pada siswa kelas IV dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya kurang
dari separuh (35 %) siswa, kriteria tinggi prosentasenya juga kurang dari separuh
(35%) siswa, dengan prosentasenya kurang dari separuh (30 %) siswa memiliki
tingkat dukungan masyarakat rendah, dan tingkat dukungan masyarakat sangat
rendah tidak ada (0 %) siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV tingkat
dukungan lingkungan masyarakatnya sangat tinggi dan tinggi, dengan jumlah
responden yang paling banyak dibanding dengan kriteria lainnya meskipun
prosentasenya kurang dari separuh.
Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 9.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tingkat Prestasi
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
5
25 %
Tinggi
9
45 %
Rendah
5
25 %
Sangat Rendah
1
5%
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas IV
dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, untuk tingkat
prestasi siswa dengan kriteria tinggi prosentasenya kurang dari separuh (45 %) siswa,
yang tingkat prestasinya rendah prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, dan untuk
tingkat prestasinya sangat rendah prosentasenya lebih kecil (5 %) siswa. Maka dapat
dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat prestasinya tinggi, meskipun prosentasenya
kurang dari separuh jumlah siswa/ responden.
Kedelapan tentang indikator tingkat kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan
yaitu pada no. 10. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tingkat Kehadiran
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
14
70 %
Tinggi
4
20 %
Rendah
1
5%
Sangat Rendah
1
5%
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dengan prosentase lebih dari
separuh (70 %) siswa menunjukkan tingkat kehadirannya sangat tinggi, yang tingkat
kehadirannya dengan kriteria tinggi prosentasenya lebih kecil (20 %) siswa, dengan
prosentase lebih kecil (5 %) siswa memiliki kriteria rendah, dan prosentase juga lebih
kecil (5 %) siswa yang tingkat kehadirannya sangat rendah. Maka dapat dikatakan
bahwa siswa kelas IV tingkat kehadirannya sangat tinggi.
Kesembilan tentang indikator interaksi saat mata pelajaran seni budaya terdiri
dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
8
40 %
Tinggi
12
60 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
20
100 %
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa kurang dari separuh (40 %) siswa
memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, dengan
jumlah prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat
mata pelajaran seni budaya dengan kriteria tinggi, prosentase tidak ada (0 %) siswa
memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya rendah dan sangat rendah.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat interaksi saat mata pelajaran seni
budayanya tinggi, jumlahnya lebih dari separuh keseluruhan responden.
Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan
pada no. 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tingkat Tugas Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
13
65 %
Tinggi
5
25 %
Rendah
2
10 %
Sangat Rendah
Jumlah
20
100 %
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (65 %) siswa
memiliki tingkat tugas menggambar untuk mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat tinggi, lebih kecil (25 %) siswa memiliki tingkat tugas
menggambar untuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi, dengan
prosentase lebih kecil (10 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar rendah, dan
dengan prosentase tidak ada (0 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar dengan
kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat tugas
menggambar sangat tinggi, jumlahnya lebih dari separuh jumlah responden
keseluruhan.
2. Minat Menggambar Siswa Kelas V
Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang
minat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Untuk instrumen angket tentang minat menggambar siswa terdiri dari 14 item
pernyataan. Yang dibagikan pada 29 siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas V
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
3
10,3 %
Tinggi
9
31,0 %
Rendah
12
41,4 %
Sangat Rendah
5
17,2 %
Jumlah
29
100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat minat menggambar siswa kelas
V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan prosentase lebih kecil
(10,3 %) mendapat kriteria sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh
(31,0 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi, yang menunjukkan
tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan
kriteria rendah prosentasenya kurang dari separuh (41,4%) siswa, dan yang
menunjukkan tingkat minat menggambar lebih kecil (17,2%) siswa mendapatkan
kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah.
Maka siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan tinggi
mempunyai prosentase (10,3 %) dan (31 %) siswa dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator
siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas V ada 12 responden dari
jumlah keseluruhan dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang
indikator kegiatan saat menggambar terdiri dari 2 item pernyataan yaitu pada no. 1
dan 2. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
12
100 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Dari tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (100 %) siswa
memiliki tingkat minat menggambar pada kegiatan saat menggambar sangat tinggi,
dan (0%) siswa tingkat kegiatan saat menggambarnya tinggi, rendah, dan sangat
rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat minat menggambar siswa kelas V
terhadap kegiatan menggambar sangat tinggi.
Kedua tentang indikator frekuensi melihat pameran seni hanya 2 item
pernyataan yaitu no. 3 dan 4. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
12
100 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran seni
sebagian besar (100 %) siswa mendapat kriteria sangat tinggi , dan tingkat frekuensi
melihat pameran seninya tinggi, rendah, dan sangat rendah (0%) siswa. Maka dapat
dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat terhadap frekuensi melihat pameran
seni adalah sangat tinggi. Karena prosentasenya lebih besar dibanding dengan yang
lain, dan juga lebih dari separuh jumlah responden.
Ketiga tentang indikator keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1
item pernyataan yaitu pada no. 5. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
10
83,3 %
Tinggi
2
16,7 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa kelas V pada kegiatan
menggambar dengan kriteria sangat tinggi sebagian besar (83,3 %) siswa, yang
menunjukkan tingkat keaktifannya pada kegiatan menggambar dengan kriteria tinggi
lebih kecil (16,7 %) siswa, yang menunjukkan tingkat keaktifan pada kegiatan
menggambar dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0 %) siswa. Maka dapat
dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat terhadap keaktifan pada kegiatan
menggambar sangat tinggi, jumlah/ prosentasenya lebih dari separuh jumlah
responden.
Keempat tentang indikator dukungan lingkungan keluarga 1 item pernyataan
pada no.6. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
3
25 %
Tinggi
7
58,3 %
Rendah
Sangat Rendah
2
16,7 %
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa lebih kecil (25 %) siswa memiliki tingkat
dukungan lingkungan keluarga sangat tinggi, yang menunjukkan tingkat dukungan
lingkungan keluarganya tinggi lebih dari separuh (58.3 %) siswa, sedang yang
menunjukkan tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah prosentasenya tidak
ada (0 %) siswa, dan prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa memiliki tingkat
dukungan lingkungan keluarganya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa
kelas V tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi, jumlah/ prosentasenya lebih
besar daripada kriteria yang lainnya. Dengan mendapatkan prosentase lebih dari
separuh jumlah keseluruhan siswa.
Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya 1 item
pernyataan yaitu pada no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
4
33,3 %
Tinggi
5
41,7 %
Rendah
2
16,7 %
Sangat Rendah
1
8,3 %
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa kurang dari separuh (33,3 %) siswa
kelas V memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi, yang
menunjukkan tingkat dukungan lingkungan sekolahnya kurang dari separuh (41,7 %)
siswa memiliki kriteria tinggi, yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya rendah
lebih kecil (16,7 %) siswa, dan yang menunjukan tingkat dukungan lingkungan
sekolahnya sangat rendah juga lebih kecil (8,3%)siswa. Maka dapat dikatakan bahwa
siswa kelas V tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi.
Keenam tentang indikator dukungan lingkungan masyarakat 1 item
pernyataan pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
4
33,3 %
Tinggi
5
41,7 %
Rendah
3
25 %
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan masyarakat
siswa kelas V dengan kriteria sangat tinggi kurang dari separuh (27,6 %) siswa, yang
menunjukkan kriteria tinggi prosentasenya kurang dari separuh (41,7 %) siswa,
sedang yang menunjukkan kriteria rendah prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa,
dan siswa memiliki kriteria sangat rendah tidak ada (0 %). Maka dapat dikatakan
bahwa siswa kelas V tingkat dukungan lingkungan masyarakatnya tinggi, jumlah/
prosentasenya lebih besar dengan menunjukkan prosentase kurang dari separuh pada
jumlah responden yang lainnya.
Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no.
9. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 Tingkat Prestasi
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
5
41,7 %
Tinggi
4
33,3 %
Rendah
1
8,3 %
Sangat Rendah
2
16,7 %
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas V sangat tinggi
dengan prosentase kurang dari separuh (41,7 %) siswa, dengan prosentase kurang dari
separuh (33,3 %) siswa memiliki tingkat prestasi tinggi, lebih kecil (8,3 %) siswa
memiliki kriteria rendah, dan yang menunjukkan kriteria sangat rendah prosentasenya
lebih kecil (16,7 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat
prestasinya sangat tinggi tinggi.
Kedelapan tentang indikator kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan pada no.
10. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20 Tingkat Kehadiran
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
8
66,7 %
Tinggi
3
25 %
Rendah
Sangat Rendah
1
8,3 %
Jumlah
12
100 %
Dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa jumlah responden siswa kelas V yang
tingkat kehadirannya sangat tinggi mendapat prosentase lebih dari separuh (66,7 %)
siswa, responden yang menunjukkan tingkat kehadirannya tinggi mendapat
prosentase lebih kecil (25 %) siswa, tingkat kehadirannya rendah tidak ada (0 %)
siswa, dan prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa memiliki tingkat kehadirannya sangat
rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat kehadirannya sangat
tinggi, karena jumlah/ prosentasenya lebih besar dari jumlah responden yang lain dan
lebih dari separuh jumlah responden secara keseluruhan.
Kesembilan tentang indikator tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya
terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
91,7 %
Tinggi
1
8,3 %
Cukup
Kurang
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (91,7 %) siswa
memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, dengan
prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran
seni budaya tinggi, dan tidak ada tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya
dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa
siswa kelas V tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi,
prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden keseluruhan.
Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan
pada no 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Tingkat Tugas Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
4
33,3 %
Tinggi
8
66,7 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Dari tabel 4.22 menunjukkan bahwa siswa kelas V tingkat tugas menggambar
sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa, yang
menunjukkan tingkat tugas menggambar tinggi memperoleh prosentase lebih dari
separuh yaitu (66,7 %) siswa, dan (0 %) untuk kriteria rendah dan sangat rendah.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat mengerjakan tugasnya tinggi,
prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden seluruhnya.
3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI
Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang
minat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan. Untuk instrumen angket tentang minat siswa terdiri dari 14 item
pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas VI
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
10
33,3 %
Tinggi
6
20,0 %
Rendah
10
33,3 %
Sangat Rendah
4
13,4 %
Jumlah
30
100 %
Dari tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa kurang dari separuh (33,3 %)
siswa kelas VI memiliki tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (20,0 %) siswa kelas VI
memiliki tingkat minat menggambar tinggi, jumlah responden dengan prosentase
kurang dari separuh (33,3%) siswa memiliki tingkat minat menggambar rendah dan
lebih kecil (13,3 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat rendah. Maka
dapat dikatakan bahwa siswa yang berminat menggambar pada kelas VI mempunyai
kriteria sangat tinggi dan tinggi dengan prosentase (33,3 %) dan (20 %) siswa.
Selanjutnya akan diuraikan data dari instrumen angket untuk tiap indikator
siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas VI ada 16 responden
dari jumlah keseluruhan dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang
indikator kegiatan saat menggambar. Dengan 2 item pernyataan, nomor 1 dan 2.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
15
93,75 %
Tinggi
1
6,25 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.24 menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (93,75 %) siswa
kelas VI memiliki tingkat kegiatan saat menggambar sangat tinggi, dengan prosentase
lebih kecil (6,25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat kegiatan saat menggambar
tinggi, kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan
bahwa siswa kelas VI tingkat minat terhadap kegiatan saat menggambar sangat
tinggi, karena prosentasenya paling banyak dan sebagian besar jumlah siswa/
responden keseluruhan.
Kedua tentang indikator frekuensi melihat pameran seni 2 item pernyataan
pada no. 3 dan 4 . Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
16
100 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran
seni prosentasenya sebagian besar (100 %) siswa kelas VI sangat tinggi, dan yang
kriteria tinggi, rendah dan sangat rendah mendapat prosentase (0%) atau tidak ada.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat frekuensi melihat pameran seni
adalah sangat tinggi.
Ketiga tentang indikator keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1
item pernyataan pada no. 5. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.26 Tingkat Keaktifan pada Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
14
87,5 %
Tinggi
2
12,5 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa dengan prosentase sebagian besar
(83,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar
sangat tinggi, kriteria tinggi mendapatkan prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa, yang
tingkat keaktifannya rendah tidak ada (0%), dan yang tingkat keaktifan sangat rendah
juga tidak ada (0 %). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat keaktifan
pada kegiatan menggambar mendapat kriteria sangat tinggi. Karena kriteria tersebut
mendapat responden/ prosentase yang lebih besar dari jumlah responden/ prosentase
keseluruhan.
Keempat tentang indikator dukungan lingkungan keluarga hanya terdiri dari 1
item pernyataan yaitu pada no. 6. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.27 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
68,75 %
Tinggi
5
31,25 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.27 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa
kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan keluarga sangat tinggi, yang tingkat
dukungan lingkungan keluarganya tinggi prosentasenya kurang dari separuh
(31,25%) siswa, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah dan sangat
rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat dukungan lingkungan
keluarga dari siswa kelas VI adalah sangat tinggi dengan jumlah responden lebih
banyak.
Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya terdiri dari 1
item pernyataan yaitu no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
68,75 %
Tinggi
3
18,75 %
Rendah
Sangat Rendah
2
12,5 %
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.28 menunjukkan bahwa dengan prosentase lebih dari separuh
(43,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi,
dengan prosentase lebih kecil (18,75 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan
sekolahnya tinggi, responden yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya rendah
tidak ada (0 %) siswa dan yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya sangat
rendah memiliki prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa
siswa kelas VI tingkat dukungan lingkungan sekolahnya sangat tinggi mendapatkan
lebih dari separuh jumlah/ prosentase dari seluruh siswa/ responden.
Keenam tentang indikator dukungan lingkungan masyarakat 1 item
pernyataan yaitu pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.29 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
68,75 %
Tinggi
2
12,5 %
Rendah
Sangat Rendah
3
18,75 %
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh
(68,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan masyarakat sangat
tinggi, sedangkan kriteria tinggi mendapat prosentase lebih kecil (12,5%) siswa,
dengan kriteria rendah jumlah prosentasenya tidak ada (0 %) siswa, dan untuk kriteria
sangat rendah prosentasenya lebih kecil (18,75 %) siswa. Maka dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas VI tingkat dukungan lingkungan masyarakatnya mendapatkan
kriteria sangat tinggi, dengan jumlah responden paling banyak dibanding dengan
kriteria lainnya, prosentasenya lebih dari separuh jumlah keseluruhan.
Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 9.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30 Tingkat Prestasi
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
6
37,5 %
Tinggi
2
12,5 %
Rendah
1
6,25 %
Sangat Rendah
7
43,75 %
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.30 di atas menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas VI
pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan kriteria sangat tinggi
kurang dari separuh (37,5 %) siswa, untuk kriteria tinggi mendapatkan lebih kecil
(12,5 %) siswa, yang tingkat prestasinya rendah prosentasenya juga lebih kecil
(6,25%) siswa, dan untuk tingkat prestasinya sangat rendah prosentasenya kurang
dari separuh (43,75 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat
prestasinya sangat rendah, jumlah prosentasenya lebih dari separuh jumlah siswa/
responden keseluruhan.
Kedelapan tentang indikator kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan yaitu
pada no. 10. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.31 Tingkat Kehadiran
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
13
81,25 %
Tinggi
2
12,5 %
Rendah
1
6,25 %
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.31 menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (81,25 %) siswa
memiliki tingkat kehadiran sangat tinggi, yang tingkat kehadirannya dengan kriteria
tinggi mendapat prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa, dengan prosentase lebih kecil
(6,25 %) siswa memiliki tingkat kehadiran rendah, dan tidak ada yang tingkat
kehadirannya sangat rendah (0 %). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI
memiliki tingkat kehadiran sangat tinggi, karena prosentasenya lebih dari separuh
dari jumlah keseluruhan responden/ siswa.
Kesembilan tentang indikator interaksi saat mata pelajaran seni budaya terdiri
dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
16
100 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.32 di atas menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (100 %)
siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi,
dengan prosentase (0 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni
budaya tinggi, dan tidak ada juga tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya
dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0%). Maka dapat dikatakan bahwa siswa
kelas VI memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi,
prosentasenya sebagian besar jumlah keseluruhan responden.
Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan
pada no. 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.33 Tingkat Tugas Menggambar
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
15
93,75 %
Tinggi
1
6,25 %
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.33 di atas menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (93,75 %)
siswa memiliki tingkat tugas menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (6,25 %) siswa memiliki
tingkat tugas menggambar mendapat kriteria tinggi, dan dengan (0 %) siswa memiliki
tingkat tugas menggambar rendah dan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa
minat menggambar siswa kelas VI terhadap tingkat tugas menggambar sangat tinggi,
prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden.
B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI
1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV
Sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.34 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
7
35 %
Tinggi
11
55 %
Rendah
Sangat Rendah
2
10 %
Jumlah
20
100 %
Berdasarkan jawaban responden dari tabel 4.34 diperoleh prosentase kurang
dari separuh (35 %) siswa kelas IV memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran
seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, tingkat sikap belajar siswa tinggi dengan
prosentase lebih dari separuh (55 %) siswa, dengan prosentase tidak ada (0 %) siswa
memiliki tingkat sikap belajar rendah dan jumlah responden dengan kriteria sangat
rendah lebih kecil (10 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa IV tingkat sikap
belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan mendapatkan kriteria
tinggi.
Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator
sikap belajar siswa yang berminat menggambar kelas IV pada mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan. Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi
pengetahuan, terdapat 1 item no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.35 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
10
50 %
Tinggi
Rendah
6
30 %
Sangat Rendah
4
20 %
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.35 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV pada
materi pengetahuan dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya separuh (50 %)
siswa, yang tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan tinggi prosentasenya
tidak ada (0 %) siswa, dengan kriteria rendah prosentasenya kurang dari separuh
(30%) siswa, dan kriteria sangat rendah prosentasenya lebih kecil (20 %) siswa. Maka
dapat dikatakan bahwa sikap belajar siswa kelas IV pada tingkat pandangan terhadap
materi pengetahuannya sangat tinggi.
Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket
terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.36 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
16
80 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
4
20 %
Jumlah
20
100 %
Tabel 4.36 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV terhadap
materi praktek prosentasenya sebagian besar (80 %) siswa adalah sangat tinggi,
jumlah responden yang tinggi dan rendah rendah tidak ada (0%) siswa, dengan
prosentase lebih kecil (20 %) siswa memiliki kriteria sangat rendah. Maka dapat
dikatakan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV terhadap materi praktek adalah
sangat tinggi.
Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada no 3, 4,5 dan 6. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.37 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
12
4
1
3
20
Prosentase
60 %
20 %
5%
15 %
100 %
Tabel 4.37 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa
kelas IV memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi
prosentasenya lebih kecil (40 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah memiliki
prosentase lebih kecil (5 %) siswa, dan prosentase lebih kecil (15 %) siswa memiliki
tingkat antusias sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat
antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi,
prosentasenya lebih besar dari jumlah siswa/ responden.
Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2
item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.38 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
12
60 %
Tinggi
4
20 %
Rendah
1
5%
Sangat Rendah
3
15 %
Jumlah
20
100 %
Dari tabel 4.38 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih dari separuh (60 %) siswa,
responden yang tingkat kesiapan medianya tinggi lebih kecil (25 %) siswa, yang
tingkat kesiapan medianya rendah prosentase lebih kecil (5 %) siswa, dan tingkat
kesiapan medianya sangat rendah lebih kecil (15%) siswa. Maka dapat dikatakan
bahwa siswa kelas IV tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya lebih dari
separuh dari jumlah responden seluruhnya.
Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.39 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
9
8
2
1
20
Prosentase
45 %
40 %
10 %
5%
100 %
Tabel 4.39 menunjukkan bahwa prosentase kurang dari separuh (45 %) siswa
kelas IV memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden kurang dari separuh (40 %)
siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi, prosentase
lebih kecil (10%) siswa memiliki kriteria rendah, dan prosentase lebih kecil ( 5% )
siswa memiliki kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV
tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi.
2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V
Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang
sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas V. Untuk instrumen angket tentang sikap siswa terdiri dari
11 item pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.40 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
3
33.3 %
Tinggi
4
25,0 %
Rendah
5
41,7 %
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Dari tabel diatas diketahui bahwa prosetase kurang daei separuh (33,3 %)
siswa kelas V memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25,0 %) siswa memiliki
tingkat sikap belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi,
prosentase kurang dari separuh (41,7 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar
terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah, dan (0 %) tingkat
sikapnya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat sikapnya
pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah.
Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator
sikap belajar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item
pernyataan yaitu pada no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.41 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
4
33,3 %
Tinggi
1
8,3 %
Rendah
3
25 %
Sangat Rendah
4
33,3 %
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.41 diatas menunjukkan bahwa prosentasenya kurang dari separuh
(33,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan
sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat
pandangan terhadap materi pengetahuan adalah tinggi, dengan prosentase lebih kecil
(25 %) siswa memiliki kriteria rendah, sedangkan kurang dari separuh (33,3%) siswa
kelas V memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat rendah.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat pandangan terhadap materi
pengetahuannya sangat tinggi dan rendah.
Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket
terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.42 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
12
100 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
12
100 %
Tabel 4.42 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas V terhadap
materi praktek prosentasenya sebagian besar (100 %) siswa adalah sangat tinggi, dan
tinggi, rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat
pandangan siswa kelas V terhadap materi praktek adalah sangat tinggi.
Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada ( no 3, 4,5 dan 6). Hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.43 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
2
1
2
7
12
Prosentase
16,7 %
8,3 %
16,7 %
58,3 %
100 %
Tabel 4.43 menunjukkan bahwa prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa kelas V
memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi
prosentasenya lebih kecil (8,3 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah juga
memiliki prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa dan sangat rendah memiliki
prosentase lebih dari separuh (58,3 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa
kelas V tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
sangat rendah, prosentasenya lebih besar dari jumlah siswa/ responden.
Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2
item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.44 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
10
83,3 %
Tinggi
Rendah
1
8,3 %
Sangat Rendah
1
8,3 %
Jumlah
12
100 %
Dari tabel 4.44 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya sebagian besar (83,3 %) siswa, responden
yang tingkat kesiapan medianya tinggi tidak ada (0 %) siswa, tingkat kesiapan
medianya rendah memiliki prosentasi lebih kecil (8,3 %) siswa dan sangat rendah
dengan prosentasi lebih kecil juga (8,3 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa
kelas V tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya sebagian besar dari
jumlah responden seluruhnya.
Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.45 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
9
3
12
Prosentase
75 %
25 %
100 %
Tabel 4.45 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (75 %) siswa
kelas V memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden tidak ada (0 %) siswa memiliki
tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi dan rendah, tingkat
kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya sangat rendah memiliki prosentasi
lebih kecil (25 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat
kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi.
3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI
Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang
sikap belajar siswa yang nerminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan siswa kelas VI. Untuk instrumen angket tentang sikap siswa terdiri dari
11 item pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.46 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
4
25,0 %
Tinggi
3
18,7 %
Rendah
5
31,3 %
Sangat Rendah
4
25,0 %
Jumlah
16
100 %
Dari tabel diatas diketahui bahwa prosetase lebih kecil (25,0%) siswa kelas VI
memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (18,7 %) siswa memiliki tingkat sikap
belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi, prosentase
kurang dari separuh (31,3 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar terhadap mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah, dan peosentase lebih kecil (25,0 %)
tingkat sikapnya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat
sikapnya pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah.
Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator
sikap belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item
pernyataan yaitu pada no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.47 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
5
31,25 %
Tinggi
4
25 %
Rendah
4
25 %
Sangat Rendah
3
18,75 %
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.47 diatas menunjukkan bahwa prosentasenya kurang dari separuh
(31,25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan
sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat
pandangan terhadap materi pengetahuan adalah tinggi, dengan prosentase lebih kecil
(25 %) siswa memiliki kriteria rendah, sedangkan lebih kecil juga (18,75 %) siswa
kelas VI memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat rendah.
Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat pandangan terhadap materi
pengetahuannya sangat tinggi.
Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket
terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.48 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
15
93,75 %
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
1
6,25 %
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.48 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas VI terhadap
materi praktek prosentasenya sebagian besar (93,75 %) siswa adalah sangat tinggi,
dengan prosentase lebih tidak ada (0 %) siswa adalah tinggi dan rendah, prosentase
lebih kecil (6,25 %) siswa sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat
pandangan siswa kelas VI terhadap materi praktek adalah sangat tinggi.
Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada ( no 3, 4,5 dan 6). Hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.49 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
5
4
5
2
16
Prosentase
31,25 %
25 %
31,25 %
12,5 %
100 %
Tabel 4.49 menunjukkan bahwa prosentase kurang dari separuh (31,25 %)
siswa kelas VI memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi
prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah memiliki
prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa, dan sangat rendah memiliki
prosentase lebih kecil (12,5%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI
tingkat antusiasnya sangat tinggi dan rendah, prosentasenya lebih besar dari jumlah
siswa/ responden.
Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2
item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.50 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
68,75 %
Tinggi
2
12,5 %
Rendah
1
6,25 %
Sangat Rendah
2
12,5 %
Jumlah
16
100 %
Dari tabel 4.50 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih dari separuh (68,75 %) siswa,
responden yang tingkat kesiapan medianya tinggi lebih kecil (12,5 %) siswa, tingkat
kesiapan medianya rendah prosentasenya lebih kecil (6,25 %) siswa dan sangat
rendah memiliki prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa
siswa kelas VI tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya lebih besar dari
jumlah responden seluruhnya.
Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.51 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan
Kriteria/ Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Sangat tinggi
11
68,75 %
Tinggi
3
18,75 %
Rendah
1
6,25 %
Sangat Rendah
1
6,25 %
Jumlah
16
100 %
Tabel 4.51 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa
kelas VI memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden lebih kecil (18,75 %) siswa
memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi, dan tingkat
kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya rendah lebih kecil juga (6,25 %) siswa,
dengan responden lebih kecil (6,25%) siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/
buku catatannya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat
kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab V ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendeskriptifkan perilaku belajar siswa yang
berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas
IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Dengan respondennya
berjumlah 84 siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VI dengan
jumlah responden kelas IV sebanyak 25 siswa, kelas V sebanyak 29 siswa dan kelas
VI dengan jumlah responden 30 siswa. Dari hasil penelitian yang terdapat pada bab
IV akan disajikan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
A. Siswa Kelas IV, V, dan VI yang Berminat Menggambar pada Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
1. Siswa Kelas IV yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa
kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden
25 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (36 %) siswa, kriteria tinggi
menunjukkan prosentase (44 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (8%)
siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (12 %) siswa. Jadi siswa
kelas IV yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dengan
prosentase kurang dari separuh (36 %) dengan jumlah 9 siswa memiliki tingkat minat
menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (44 %) dengan
jumlah 11 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 20 siswa dari responden 25
siswa. Oleh karena itu dengan adanya data tersebut guru harus mempertahankan
minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Menurut Wrigstone minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan
merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat
dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan
sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila
pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya (Wayan Nurkancana: 225).
Tidak berbeda jauh menurut Jersid dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest
menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat
seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih tahu dan lebih
banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam kegiatan yang
berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Minat dapat juga disebut dengan sebagai
kondisi yang tertarik terhadap sesuatu yang selanjutnya dapat mencerminkan
tujuannya. Seseorang dipandang mempunyai minat jika ia mempunyai rasa
ketertarikan pada suatu kelompok kegiatan tertentu dan ketertarikannya itu tampak
dalam tingkah laku.
2. Siswa kelas V yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa
kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden
29 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (10,3 %) siswa, kriteria tinggi
menunjukkan prosentase (31,0 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase
(41,4 %) siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (17,2%) siswa.
Jadi siswa kelas V yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya
dengan prosentase lebih kecil (10,3 %) dengan jumlah 3 siswa memiliki tingkat minat
menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (31,0 %)
dengan jumlah 9 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 12 siswa dari 29
responden. Dari data tersebut sebaiknya guru lebih meningkatkan minat menggambar
siswa dengan memberi motivasi kepada siswa dan menggunakan media pembelajaran
yang beragam.
3. Siswa Kelas VI yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa
kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden
30 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (33,3 %) siswa, kriteria tinggi
menunjukkan prosentase (20,0 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase
(33,3 %) siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (13,3%) siswa.
Jadi siswa kelas VI yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya
dengan prosentase kurang dari separuh (33,3 %) dengan jumlah 10 siswa memiliki
tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase lebih kecil (20,0 %)
dengan jumlah 6 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VI yang berminat menggambar
dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 16 siswa dari 30
responden. Dari data diatas guru agar mempertahankan minat menggambar siswa dan
memberi motivasi supaya minat menggambar siswa lebih meningkat.
B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI
1. Sikap Belajar Siswa Kelas IV yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV
dengan jumlah responden 20 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap
belajar siswa kelas IV dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar
siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV sangat tinggi dengan prosentase
(35%) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (55 %) siswa, kriteria rendah
mendapatkan prosentase (0 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat rendah
menunjukkan prosentase (10 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan
bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah tinggi dengan prosentase sebesar
55 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa. Sehingga dari hasil ini
guru harus tetap mempertahankan sikap belajar siswa yang berminat menggambar
terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan lebih baik.
Hal ini dikarenakan sikap belajar siswa yang berbeda terhadap suatu hal.
Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu
kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau
situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan
baik mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya.
Sikap adalah suatu perbuatan/ tingkah laku sebagai reaksi/ respons terhadap sesuatu
rangsangan/ stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu
(Janna, 2008:27).
Jadi dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara sikap seseorang dengan
orang yang lain terhadap suatu hal, meski objek yang dihadapi sama. Dalam hal ini
adalah pada saat mengikuti pembelajaran seni budaya, dimana mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan sebagai rangsangan/ stimulusnya yang menunjukkan sikap/
perilaku senang atau tidak senang.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap
seperti yang dikemukakan oleh Azwar (1995:30) yaitu pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi lembaga
pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Tiap orang
mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang. Ini disebabkan
oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan
bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi
lingkungan (dalam Janna, 2008:161).
Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa
kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan
dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif
(pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi
pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel
komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan; dan ketiga subvariabel komponen konatif
(kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya dan keterampilan.
Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada
kriteria tinggi mendapat prosentase separuh (50 %) siswa. Berdasarkan data di
lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi
mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa mendengarkan dan
memperhatikan dengan seksama apa yang diterangkan oleh guru dan separuh dari
siswa yang berminat menggambar mengobrol dengan teman sebangkunya.
Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variable
sikap belajar siswa kelas IV menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati
jumlah prosentase terbanyak yaitu sebagian besar (80 %) siswa. Hal ini terjadi karena
siswa kelas IV selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana hampir
sebagian besar adalah tugasnya yaitu praktek menggambar, sehingga siswa dapat
memahami dan mengerjakannya dengan maksimal.
Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu lebih dari separuh (60 %)
siswa dalam kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dari siswa menyukai dan
bersikap positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, hampir
sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam setiap materi dan tugas yang
telah diberikan.
Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase
lebih dari separuh (60 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam
pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua siswa mengerjakan
tugasnya menggunakan media yang ia miliki sendiri. Walaupun kadang alat untuk
menggambar seperti krayon dan pensil gambarnya kurang lengkap.
Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan menunjukkan jumlah prosentase kurang dari separuh (45 %) siswa
dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka
yang selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam
diri siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan.
Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap
belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa
indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah
prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (80 %) siswa dengan kriteria sangat
tinggi; kedua indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dan indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan
prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga
indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dengan prosentase
separuh (50 %) siswa dengan kriteria tinggi; dan yang keempat indikator tingkat
kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan dengan prosentase
kurang dari separuh (45 %) siswa kriteria sangat tinggi.
2. Sikap Belajar Siswa Kelas V yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas V
dengan jumlah responden 12 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap
belajar siswa kelas V dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar
siswa yang berminat menggambar siswa kelas V sangat tinggi dengan prosentase
(33,3 %) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (25,0 %) siswa, kriteria
rendah mendapatkan prosentase (41,7 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat
rendah menunjukkan prosentase (0 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat
dikatakan bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas
V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan
prosentase sebesar (41,7 % ) yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa.
Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa guru harus lebih meningkatkan lagi
sikap belajar siswa supaya lebih baik dalam mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan.
Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa
kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan
dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif
(pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi
pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel
komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan; dan ketiga subvariabel komponen konatif
(kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya dan keterampilan.
Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada
kriteria sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa dan
pada kriteria sangat rendah miliki prosentase kurang dari separuh juga (33,3 %)
siswa. Berdasarkan data di lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan
penjelasan tentang materi mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa
ada yang mengobrol sendiri, selain itu ada juga yang mendengarkan dan
memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru, adapula yang mengerjakan tugas
pelajaran yang lain.
Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variabel
sikap belajar siswa kelas V menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati
jumlah prosentase terbanyak yaitu (100 %) siswa. Hal ini terjadi karena siswa kelas V
selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana hampir sebagian besar
adalah tugas psikomotorik yaitu praktek menggambar, siswa dapat memahami dan
mengerjakannya dengan maksimal. Sebagian besar siswa tepat waktu dalam
pengumpulan tugas menggambar.
Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu lebih dari separuh
(58,3%) siswa dalam kriteria sangat rendah. Hal ini tercermin hampir sebagian besar
siswa kurang antusias dan bersemangat dalam setiap materi yang telah diberikan,
ditemukan dilapangan bahwa siswa lebih mengutamakan pelajaran lain dimana siswa
mengerjakan tugas rumah yang bukan pelajaran seni budaya dikerjakan saat jam
pelajaran seni budaya dan keterampilan.
Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase
lebih dari sebagian besar (83,3 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini
tercermin dalam pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua
siswa dengan media masing-masing sedang mengerjakan tugasnya tanpa meminjam
peralatan menggambar ke temannya.
Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan menunjukkan jumlah prosentase lebih dari separuh (75 %) siswa dengan
kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka yang
selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam diri
siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan.
Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa
indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah
prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (100 %) siswa dengan kriteria sangat
tinggi; kedua indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) yaitu sebagian besar
(91,7 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga indikator tingkat kesiapan buku
teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan dengan prosentase lebih dari
separuh (75%) siswa dengan kriteria sangat tinggi; keempat indikator tingkat antusias
mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yaitu lebih dari separuh
(58,3%) dengan kriteria sangat rendah; dan kelima indikator tingkat pandangan siswa
terhadap materi pengetahuan menunjukkan prosentase kurang dari separuh (33,3 %)
siswa dengan kriteria sangat tinggi dan sangat rendah.
3. Sikap Belajar Siswa Kelas VI yang Berminat Menggambar
Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas VI
dengan jumlah responden 16 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap
belajar siswa kelas VI dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar
siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI sangat tinggi dengan prosentase
(25%) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (18,7 %) siswa, kriteria rendah
mendapatkan prosentase (31,3 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat rendah
menunjukkan prosentase (25 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan
bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase
sebesar 31,3 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa.
Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa
kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan
dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif
(pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi
pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel
komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata
pelajaran seni budaya (seni rupa); dan ketiga subvariabel komponen konatif
(kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan)
dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya (seni rupa).
Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada
kriteria sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa.
Berdasarkan data di lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan
penjelasan tentang materi mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa
mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama apa yang diterangkan oleh guru
dan sebagian dari siswa yang berminat menggambar mengobrol dengan teman
sebangkunya.
Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variabel
sikap belajar siswa kelas VI menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati
jumlah prosentase terbanyak yaitu sebagian besar (93,75 %) siswa. Hal ini terjadi
karena siswa kelas VI selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana
hampir sebagian besar adalah tugas psikomotorik yaitu praktek menggambar, siswa
dapat memahami dan mengerjakannya dengan maksimal. Siswa juga tepat waktu
dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu kurang dari separuh
(31,25%) siswa dalam kriteria sangat tinggi dan rendah. Hal ini tercermin dari siswa
menyukai dan bersikap positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan,
hampir sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam setiap materi dan tugas
yang telah diberikan. Adapula siswa yang berminat menggambar tapi dia takut
bertanya kepada guru apabila ada kesulitan dalam pelajaran seni budaya dan
keterampilan.
Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase
lebih dari separuh (68,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin
dalam pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua siswa dengan
media masing-masing sedang mengerjakan tugasnya. Siswa konsentrasi dengan tugas
yang diberikan oleh guru.
Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan menunjukkan jumlah prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa
dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka
yang selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam
diri siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan.
Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap
belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa
indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah
prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (93,75 %) siswa dengan kriteria sangat
tinggi; kedua indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan
keterampilan dan tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan prosentase lebih
dari separuh (68,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga indikator tingkat
antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan prosentase kurang
dari separuh (31,25 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi dan rendah; dan keempat
indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dengan prosentase
kurang dari separuh (31,25%) siswa dengan kriteria sangat tinggi.
BAB VI
PENUTUP
Pada bagian terakhir dari penulisan skripsi ini dipaparkan: (A) Simpulan,
dan (B) Saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang telah diuraikan
pada bab IV dan bab V, maka penelitian sikap belajar siswa yang berminat
menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V,
dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan Kelas IV, V, dan VI.
a.
Prosentase kurang dari separuh (36 %) siswa memiliki tingkat minat
menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (44%)
siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas IV yang
berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah
20 siswa dari 25 responden. Minat menggambar siswa kelas IV cenderung sangat
tinggi sehingga harus tetap dipertahankan.
b.
Prosentase lebih kecil (10,3 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar
sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (31,0 %) siswa
memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas V yang berminat
menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 12 siswa
dari 29 responden. Minat menggambar siswa kelas V cenderung rendah sehingga
perlu ditingkatkan minat siswa dalam menggambar.
c.
Prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa memiliki tingkat minat
menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase lebih kecil (20,0%) siswa
memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas VI yang berminat
menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 16 siswa
dari 30 responden. Minat menggambar siswa kelas VI yang sudah ada tetap
dipertahankan dan perlu peningkatan supaya siswa yang berminat menggambar
bertambah.
2.
Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan Kelas IV, V, dan VI
a.
Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah tinggi dengan prosentase
sebesar 55 % yaitu lebih dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 20
responden. Sikap belajar siswa kelas IV mempunyai sikap belajar yang
cenderung positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
sehingga harus dipertahankan dalam kegiatan praktek menggambar dan antusias
siswa dalam mengikuti pelajaran semakin besar.
b.
Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase
sebesar 41,7 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 12
responden. Sikap belajar siswa kelas V mempunyai sikap belajar yang cenderung
negatif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sehingga perlu
adanya bimbingan dan motivasi untuk menumbuhkan sikap belajar yang positif.
Oleh sebab itu perlu pemahaman tentang pandangan siswa terhadap materi
pengetahuan, perlu peningkatan dalam memberi bimbingan dan mengontrol
siswa supaya rasa antusias siswa dalam mengikuti pelajaran seni budaya dan
keterampilan tetap terjaga.
c.
Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada
mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase
sebesar 31,3 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 16
responden. Sikap belajar siswa kelas VI mempunyai sikap belajar yang negatif
terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sehingga perlu adanya
bimbingan dan motivasi untuk menumbuhkan sikap belajar yang positif supaya
antusias siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan lebih besar.
B.
Saran
1.
Mengingat pentingnya minat yang muncul dari diri siswa maka perlu upaya
untuk mengetahui, meningkatkan, dan mengembangkan minat tersebut untuk
lebih baik lagi serta memberikan pengetahuan yang cukup dan memberikan
contoh sikap yang baik pada kegiatan sehari-hari di sekolah.
2.
Membangun komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua murid supaya
ikut andil dalam menjaga dan memperhatikan sikap dan prestasi siswa sesuai
dengan minat yang telah dimilikinya dan perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan desain dan variabel lain yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 1998. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin, 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Blum, Gerald S. 1953. Psychoanalytic Theories of Personality. New York: McGrawHill Book Company.
Crow, Lester D. 1963. An Outline of General Psychology. Paterson : Littlefield,
Adams.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional,2006, Kurikulum 2006. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Seni Budaya Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta.
Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.
Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha
Nasional.
Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Hill, Adrian. 1998. Bagaimana Menggambar. Bandung: Angkasa.
Hobbs, Jack A. 1980. Art in Context. New York: Harcourt Brace Javanovich.
Janna, Miftakhul. 2006. Sikap, Minat dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Seni Budaya (seni rupa) di SMA Negeri 1 Bangil Tahun Ajaran 2007/
2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Kurnia, Astri. 2005. Sikap dan Minat siswa jurusan Tata Kecantikan terhadap mata
pelajaran desain kecantikan sebagai sebagian dari pendidikan seni di SMK
Negeri 1 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Kurniawan, Adi. 2009. Minat Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Ekstrakurikuler Seni Budaya Bidang Lukis Di SD Negeri 2 Tlogomas Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Mar’at. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta Timur:
Ghalia Indonesia.
Munandar, S.C. Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia.
Nurkancana, I. Wayan & Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Purwanto, Ngalim M. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwodarminto. W.J.S. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikanas. Jakarta:
Balai Pustaka.
Singarimbun, M. dan Effendi S.1995. Metode Penelitian Survey. Jalkarta: LP3ES
Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Panduan Pengambangan Silabus per Mata
Pelajaran, RPP dan KTSP. 2006. Jakarta: PT. Binatama Raya.
Suru, I Made. 1983. Nilai Kegiatan Menggambar dalam Kegiatan Ungkapan Kreatif bagi
Anak-anak. Majalah Warta Scientia, vol xii. Malang: IKIP MALANG
Umar, Husein. 2001. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat.Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Walgito, Bimo. 1983. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
Download