SIKAP BELAJAR SISWA YANG BERMINAT MENGGAMBAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS IV, V, DAN VI SDN KELEYAN 3 KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN SKRIPSI OLEH INDAH SUCI KARTIKAWATI NIM. 106251400523 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA DESEMBER 2010 SIKAP BELAJAR SISWA YANG BERMINAT MENGGAMBAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS IV, V, DAN VI SDN KELEYAN 3 KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Seni Rupa Oleh : Indah Suci Kartikawati NIM. 106251400523 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Desember 2010 LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi oleh Indah Suci Kartikawati ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Malang, 13 Desember 2010 Pembimbing I Drs. Triyono Widodo M. Sn NIP. 19581201 198502 1 002 Malang, 13 Desember 2010 Pembimbing II Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd NIP. 19540319 198502 2 001 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi oleh Indah Suci Kartikawati ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 27 Desember 2010 Dewan Penguji Drs. Iriaji, M. Pd, Ketua NIP 19630817 198802 1 001 Drs. Triyono Widodo, M. Sn, Anggota NIP 19581201 198502 1 002 Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd, Anggota NIP 19540319 198502 2 001 Mengetahui, Ketua Jurusan Seni dan Desain Mengesahkan, Dekan Fakultas Sastra Drs. Iriaji, M. Pd NIP 19630817 198802 1 001 Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd NIP 19590610 198503 1 005 ABSTRAK Kartikawati, Indah Suci. 2010. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Triyono Widodo, M. Sn. (II) Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd. Kata Kunci : Sikap belajar, minat menggambar, seni budaya, SD Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau menolak terhadap sesuatu sehingga timbul derajat efek positif dan negatif. . Minat seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih tahu dan lebih banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam kegiatan yang berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Dalam bidang pendidikan minat siswa merupakan suatu masalah yang perlu diketahui, sebab minat merupakan suatu bagian penting yang ikut berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI, 2) mendeskripsikan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dalam pengumpulan data menggunakan angket terstruktur. Sedangkan dalam teknik analisis data menggunakan teknik prosentase. Populasinya adalah siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3. Peneliti menggunakan penelitian populasi karena subjek penelitian kurang dari 100 maka diambil semua subjeknya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa yang terdiri dari kelas IV 25 siswa, kelas V 29 siswa, dan kelas VI 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan: (a) siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pada kelas IV dengan kategori sangat tinggi (36%) dan tinggi (44 %), pada kelas V dengan kategori sangat tinggi (10,3 %) dan tinggi (31 %), pada kelas VI dengan kategori sangat tinggi (33,3 %) dan tinggi (20 %), (b) sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pada kelas IV dengan prosentase (55 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar tinggi, pada prosentase (41,7 %) siswa kelas V memiliki tingkat sikap belajar rendah, dalam prosentase (31,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat sikap belajar rendah. Mengingat pentingnya minat yang muncul dari diri siswa maka perlu upaya untuk mengetahui, meningkatkan, dan mengembangkan minat tersebut untuk lebih baik lagi dan membangun komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua murid supaya ikut andil dalam menjaga dan memperhatikan sikap dan prestasi siswa sesuai dengan minat yang telah dimilikinya.Untuk itu pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk diterapkan variabel lain atau menambah lebih banyak variabel dan indikator agar penelitian tersebut diperoleh hasil yang lebih akurat. ABSTRACT Kartikawati, Indah Suci. 2010. Students Learning Attitude Who Interested in Drawing at Art Culture and Skills Subject for The Fourth, Fifth, and Sixth Grader in SDN Kelayan 3 Sub District Socah District Bangkalan. Thesis, Fine Art and Design Department, Faculty of Letter, State University of Malang. Advisor: (1) Drs. Triyono Widodo, M. Sn. (2) Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd. Key Words: Learning atitude, drawing interested, art culture, elementary school Attitude is a form of evaluation or reaction feeling to support or reject about something which can appear the level of positive or negative effect. Someone’s interesting can be seen from their desire or their will to know a lot and do more study and the will to be more involved in the activity that is related to those things. In educational field student’ interest is one of the problems that we need to know, because interest or desire is one of the most important things that can be affected to the students’ achievement and the hope that expected. The purpose of this research: 1) describe the students who interested in drawing at art culture and skills of the fourth, fifth, and sixth grader. 2) describe the students’ attitude who interested in drawing at art culture and skills of the fourth, fifth, and sixth grader. This research is using descriptive method with quantitative approach and in collecting the data the researcher using the structural questionnaire. While the researcher use the percentage technique to analyze the data. And the subjects of the research are the fourth, fifth, and sixth grader of SDN kelayan 3. The researcher use the population research because the subject of the research are less than 100 so every of the subject is taken. The subjects of this research are 84 students and consist of 25 students of the fourth grader, 29 students of fifth grader, and 30 students of the sixth grader. The results showed: (a) students who interested in drawing on the subjects of art culture and skills in the fourth grade with very high category (36%) and high (44%), in fifth grade with very high category (10.3%) and high (31%), the class VI with very high category (33.3%) and high (20%), (b) the attitude of students who interested in drawing on the subjects of art culture and skills in the fourth graders with the percentage (55% ) have a high attitude learning, the percentage (41.7%) of the fifth grader students have a low attitude learning, in percentage (31.3%) sixth graders have a low attitude learning. As we reckon the important of the students’ interest, we, as the teacher need to know, increase, and develop the interest of the students to be better and build the good communication between teachers and the parents to be also involved in keeping and noticing the students’ attitude and achievement according to the students’ interest. That is why for the future research is hoped to use the other variables or add more variable and indicator to make those research get the actual result. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘’Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan” tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 2. Drs. Iriaji, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kemudahan dalam pelayanan akademis. 3. Drs. Triyono Widodo, M. Sn, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dra. Tjitjik Sriwardhani, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dra. Hj. Ida Siti Herawati Abdullah, M. Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu membantu dan mengarahkan hal-hal yang berhubungan dengan akademis. 6. Moh. Husnan, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan yang telah memberikan ijin kepada penulis hingga penelitian ini dapat terselesaikan. 7. Sohib Al Amin, S. Pd, selaku guru mata pelajaran seni budaya di SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan yang telah membantu dalam penelitian ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Tarso, S. Sos dan Ibu Siti Amina, S. Pd atas segala do’a, nasehat, semangat serta dukungan moril maupun materil dengan ikhlas dan sabar dalam studi ini hingga selesai. 9. Adikku Febrian Islah Hidayatullah, terimakasih telah memberi semangat dan selalu berdo’a hingga terselesainya studi ini. 10. Thanks to teman dekatku Ophie yang sudah memberi semangat dan selalu berdo’a hingga terselesainya studi ini, mator sakalangkong.....hehehehe. 11. Mbak Tooooommm (Mbak Fitri), Mbak Julaika, Tutus, Silvi, Fitri ye dan si mamel Resty terima kasih semangatnya, terima kasih sudah jadi teman curhatku. 12. SIRUP NEM Ratih, Reza, Bunga, Eka, Sulton, Dika, Faldi, Mayang, Nia, Herlin, Bink2, Ajib, Brow, Lisa, Ayung, Yuna, Wawan, Heru, Nanda maaf gak bisa nyebutin satu persatu. Ingat masa depan yang cerah sedang menunggu kita semua. 13. Citra, Hilda, Evi, Nounk n Triana terima kasih atas semangaaaaaatnya.......\^_^/ kalian sahabat terbaikku. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan moril serta tenaga selama penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin. Malang, 2 Desember 2010 Penulis DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK………………………………………………………………………..……i KATA PENGANTAR……………………..………………………………………....iii DAFTAR ISI……………………………………………..………………………......vi DAFTAR TABEL……………………………………………………..…………......ix DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………...1 B. Rumusan Masalah……………………………………………...………..5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………..……………6 D. Kegunaan Penelitian………………..…………………………………...6 E. Ruang Lingkup Penelitian …………………...……………...………….7 F. Keterbatasan Penelitian ………..……………...………………………..8 G. Definisi Istilah…………………………………………………………..8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sikap.......................................................................................................10 1. Pengertian Sikap................................................................................10 2. Objek Sikap.......................................................................................12 3. Ciri-ciri Sikap....................................................................................12 4. Komponen Sikap...............................................................................13 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap..........................................16 B. Minat.......................................................................................................17 1. Pengertian Minat................................................................................17 2. Jenis-jenis Minat................................................................................19 3. Karakteristik Minat............................................................................19 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat.........................................20 5. Cara mengetahui Minat......................................................................21 C. Menggambar……………………...……………………………...….…22 1. Hakekat Menggambar.......................................................................22 2. Kegiatan Menggambar bagi Anak-anak...........................................23 D. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan…….…...24 1. Tujuan.................................................................................................26 2. Ruang Lingkup...................................................................................26 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………...……...……...28 B. Populasi dan Sampel…………………...…………………………...….30 C. D. E. F. Instrumen Penelitian………………………………………………...…31 Pengujian Instrumen………………………………………………...…38 Teknik Pengumpulan Data………………………………..………...….42 Teknik Analisis Data…………………………….………………...…...44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan..............................................................50 1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................50 2. Minat Menggambar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................57 3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................64 B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.............................72 1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat menggambar Kelas IV Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................72 2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................76 3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................80 BAB V PEMBAHASAN A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan..............................................................85 1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................85 2. Minat Menggambar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................87 3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.................................................................87 B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.............................88 1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat menggambar Kelas IV Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................88 2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................92 3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Pada mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan................................95 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..…...99 B. Saran-saran…………………………………………………...………..101 DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………....102 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………….104 LAMPIRAN………………………………………………………………..………105 RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………...…142 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………………....7 3.1 Jabaran Variabel, Subvariabel, dan Indikator………………………….............29 3.2 Kisi-kisi Angket………………………………………………………………..33 3.3 Pedoman Penyekoran Instrumen/ Angket Minat dan Sikap…………………...34 3.4 Rincian Jumlah Item Instrumen Penelitian……………………………….........35 3.5 Tabel Uji Validitas Instrumen…………………………………...…………….40 3.6 Reliability Statistics………………………………………………………....... 41 3.7 Makna Prosentase...............................................................................................48 4.1 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas IV.....................................................50 4.2 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................51 4.3 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................51 4.4 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan menggambar.................................................52 4.5 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga.........................................................52 4.6 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah............................................................53 4.7 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat......................................................54 4.8 Tingkat Prestasi..................................................................................................55 4.9 Tingkat Kehadiran..............................................................................................55 4.10 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................56 4.11 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................56 4.12 Tingkat Minat Siswa Kelas V.............................................................................57 4.13 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................58 4.14 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................59 4.15 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar.................................................59 4.16 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga..........................................................60 4.17 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah.......................................... ..................61 4.18 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat........................................ ..............61 4.19 Tingkat Prestasi...................................................................................................62 4.20 Tingkat Kehadiran..............................................................................................63 4.21 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................63 4.22 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................64 4.23 Tingkat Minat Siswa Kelas VI............................................................................65 4.24 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar..................................................................65 4.25 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni...........................................................66 4.26 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar.................................................67 4.27 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga..........................................................67 4.28 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah............................................................68 4.29 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat......................................................69 4.30 Tingkat Prestasi..................................................................................................69 4.31 Tingkat Kehadiran..............................................................................................70 4.32 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya...........................................71 4.33 Tingkat Tugas Menggambar...............................................................................71 4.34 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV…..…..…….........72 4.35 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................73 4.36 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................73 4.37 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.......................................................................................................74 4.38 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................75 4.39 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya ..............................75 4.40 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V..............................76 4.41 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................77 4.42 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................78 4.43 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.......................................................................................................78 4.44 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................79 4.45 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan.....................................................79 4.46 Tingkat Sikap Siswa yang Berminat Kelas VI...................................................80 4.47 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan..................................81 4.48 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek..........................................82 4.49 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.......................................................................................................82 4.50 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan)..........................................................83 4.51 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan.....................................................84 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-kisi angket………………………………………..…........………………..105 2. Instrumen Penelitian............................................................................................107 3. Data Mentah Uji Coba Penelitian…………………………..………................112 4. Analisis Uji Coba Penelitian…………………………………...........................113 5. Data Mentah Penelitian…………………………………………………............118 6. Analisis Hasil Penelitian…………………………………….............................124 7. Data Mentah Tiap Indikator…………………………………............................133 8. Hasil Karya Siswa………………………………………………...………...….139 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensi dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai panduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Depdiknas, 2006:2). Mata pelajaran kesenian atau seni budaya dan keterampilan di sekolah masih terasa dikesampingkan bahkan belum ditempatkan secara proposional sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pelajaran seni budaya dan keterampilan dipandang tidak penting, jarang dimonitoring kepala sekolah maupun pengawas, pelaksanaan terkesan sekedarnya, sesuai kemampuan guru, sehingga menjadi kurang jelas apa yang ingin diperoleh siswa. Sekolah sebagai tempat untuk melakukan kegiatan belajar yang berguna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Instansi sekolah sebagai wadah dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu berperan dalam mengembangkan potensi dan bakat siswa. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga formal yang bertugas mendidik dan mengembangkan sikap, perbuatan, dan tingkah laku bagi setiap peserta didiknya agar mencapai perkembangan yang optimal. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar di sekolah yang memikul tanggung jawab yang sangat berat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut. Oleh karena itu keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan, agar memiliki pegangan dalam menghadapi segala hambatan dan rintangan. Keprofesionalan seorang guru tidak hanya dihadapkan pada satu permasalahan mengajar saja, akan tetapi juga dituntut untuk dapat melihat, merasakan, memahami, dan mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul dalam proses pendidikan. Seorang guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan siswa, tingkah laku/ sikap siswa, latar belakang dan kesulitankesulitan yang dihadapi oleh siswa. Juga hendaknya guru mampu mencari jalan keluar atau pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut agar siswa tersebut tidak merasa terbebani dengan permasalahannya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pandangan dan pola pikir anak didik yang implikasinya akan mempengaruhi sikap dan minat dalam mengikuti pembelajaran sehingga dimungkinkan siswa tersebut tidak mendapatkan hasil yang optimal dalam studinya (dalam Miftakhul, 2008:6). Dari hasil obeservasi peneliti dilapangan, ternyata di SDN Keleyan 3 dijumpai adanya Proses Belajar Mengajar Seni Budaya dan Keterampilan hanya menggambar dan setiap jadwal mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan setiap minggunya guru hanya memerintah siswa membawa buku gambar dan memberi tugas pada siswa untuk menggambar hingga muncul persepsi pada siswa, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah menggambar. Hal itu ditemui saat peneliti mengadakan penelitian di Sekolah Dasar tersebut, pada saat jam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas empat, peneliti melihat guru memberi tugas untuk menggambar tentang kegiatan/ aktivitas kebudayaan daerah setempat, guru hanya menjelaskan sedikit tentang bahasan tersebut tanpa memperdulikan kesulitan yang siswa hadapi, setelah itu siswa mengerjakan tugasnya sesuai apa yang ia ketahui. Hal ini tidak hanya peneliti jumpai di kelas empat saja, tetapi peneliti juga menemukan hal itu terjadi dihari lain di kelas enam. Pada saat Proses Belajar Mengajar Seni Budaya dan Keterampilan berlangsung, guru hanya menggunakan metode ceramah dan memberi tugas menggambar saja pada siswa kemudian guru hanya mengontrol siswa di depan kelas . Padahal pada Proses Belajar Mengajar Seni Budaya dan Keterampilan guru dituntut untuk dapat memberikan pengalaman baru pada siswa dengan berkreasi/ berekspresi dan berapresiasi. Dari perihal di atas telah menimbulkan berbagai pertanyaan bagi peneliti, terutama bagaimana guru bisa mengetahui siswa yang berminat menggambar kalau dalam proses belajar mengajar kurang maksimal dan bagaimana sikap belajar siswa di kelas yang mempunyai minat menggambar. Minat dan sikap sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut Slameto (dalam Miftakhul, 2008:7) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat berhubungan dengan bentuk perhatian secara khusus terhadap sesuatu yang diikuti dengan kemauan/ keinginan. Sedangkan sikap menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (dalam Miftakhul, 2008:6). Sikap berhubungan dengan kesediaan individu untuk merespon, kesediaan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan tertentu yang dapat bersifat positif ataupun negatif. Minat dan sikap mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar, untuk itu diharapkan adanya minat dan sikap yang timbul dengan sendirinya dalam diri siswa tanpa adanya paksaan dan keterpaksaan sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman, aktif dan baik. Akan tetapi tidak jarang ada siswa yang mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena suatu keharusan, yang terkadang ia sendiri tidak berminat atau kurang berminat akan mata pelajaran tersebut. Hal ini merupakan salah satu penyebab terdapat siswa yang mendapat prestasi belajar yang rendah, sedangkan hal ini belum tentu disebabkan oleh rendahnya kecerdasan (dalam Astri Kurnia, 2005:5). Peneliti disini hanya meneliti siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan karena siswa yang berminat menggambar mempunyai sikap yang bervariasi dan mempunyai prestasi yang rendah terhadap mata pelajaran lain. Oleh karena itu guru bisa lebih memberi perhatian dan dorongan supaya siswa lebih giat dan aktif dalam proses belajar mengajar dikelas dan siswa bisa menjuarai berbagai perlombaan dalam bidang seni. Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini karena adanya proses belajar mengajar yang kurang maksimal pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya dan keterampilan di sekolah, orang tua siswa mayoritas berekonomi menengah ke bawah yakni bermata pencaharian sebagai petani, dan variasi sikap siswanya. Peneliti memilih kelas IV, V, dan VI sebagai subyek penelitian karena memudahkan peneliti dalam penyebaran angket dan pada usia inilah anak sudah bisa terlihat akan minat dan sikap belajar dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul ” Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan.” B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat ditarik permasalahan sebagai berikut yakni: 1. Seperti apakah minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan? 2. Seperti apakah sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. 2. Mendeskripsikan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini penting karena hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. 1. Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik dalam proses belajar mengajar agar efektifitas dan efisien proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan 2. Orang Tua Hal ini penting dalam membangun semangat belajar anak, pendampingan diperlukan selama anak masih bergantung pada peran serta orang tua. 3. Siswa Siswa diharapkan mempunyai minat dan sikap positif pada saat proses belajar mengajar Seni Budaya dan Keterampilan. 4. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti dalam memecahkan masalah terutama yang bersangkutan dengan minat dan sikap terhadap kegiatan belajar mengajar seni budaya. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah meliputi memberi arah, kerangka, dan acuan yang menggambarkan isi dari penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Kegiatan saat menggambar Frekuensi melihat pameran seni Keaktifan pada kegiatan menggambar b. Minat dari faktor Dukungan lingkungan keluarga lingkungan Dukungan lingkungan sekolah Dukungan lingkungan masyarakat c. Aktivitas/ kegiatan Prestasi pembelajaran Kehadiran Interaksi saat mata pelajaran seni budaya Tugas di kelas / tugas PR a. Komponen Kognitif Pandangan siswa terhadap materi (pandangan/ persepsi) pengetahuan Pandangan siswa terhadap materi praktik b. Komponen Afektif Antusias mengikuti mata (perasaan) pelajaran seni budaya c. Komponen Konatif Kesiapan media (alat dan bahan) (kesiapan atau Kesiapan buku teori/ buku catatan kesediaan) seni budaya Sumber Data Prosedur/ Metode a. Minat dari faktor pribadi Minat Sikap Siswa Angket Siswa Angket F. Keterbatasan Penelitian Penelitian pada sikap belajar siswa yang berminat menggambar diperlukan waktu yang terus-menerus dan dipantau secara berkesinambungan, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Singkatnya waktu penelitian yang hanya dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober, terbatasnya tenaga, dan luasnya cakupan materi penelitian maka penelitian ini dibatasi pada sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. G. Definisi Istilah Judul penelitian ini adalah “Sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan”. Definisi pada penelitian ini adalah: 1. Minat, adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian secara khusus terhadap suatu kegiatan dan disertai keinginan, ketertarikan, kesenangan untuk mengetahui dan mempelajari atau membuktikan lebih lanjut yang diwujudkan dalam bentuk keaktifan mengikuti kegiatan tersebut (dalam Miftakhul, 2008:18). 2. Menurut Adrian (1998:10) menggambar merupakan pengungkapan oleh seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garisgaris dan warna. 3. Sikap, merupakan daya mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah suatu pengalaman tersebut, atau suatu kesiapan untuk melakukan kegiatan tertentu. Kesetujuan atau ketidaksetujuan, senang atau tidak senang, dan kecenderungan bertindak siswa terhadap suatu proses pembelajaran (Janna, 2008:18). 4. Mata Pelajaran Seni Budaya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan keterampilan di berikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. 5. Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (Azwar, 1995:24). 6. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang (Azwar, 1995:24). 7. Komponen konatif (perilaku) berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu (Azwar, 1995:24). 8. SD adalah Sekolah tempat memberikan pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah SDN Keleyan 3 Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan yang terletak di Jalan Rambutan Desa Keleyan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. SIKAP 1. Pengertian Sikap Warren berpendapat bahwa sikap merupakan daya mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah suatu pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan kegiatan tertentu (dalam Janna, 2008:27). Secara historis, Istilah ’sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer (1862) diartikan olehnya sikap sebagai status mental seseorang (dalam Azwar, 1995:3). Dimasa-masa awal itu pula menurut Wrightsman & Deaux (1981) penggunaan konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang (Saifuddin, 1995:4). Menurut Thurston dan O’osgod (1989) bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau menolak. Sikap adalah derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan suatu obyek psikologis. Sikap merupakan kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memberi arah pengaruh yang dinamis kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan yang menyangkut sikap itu. Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan baik mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya. Sikap adalah suatu perbuatan/ tingkah laku sebagai reaksi/ respons terhadap sesuatu rangsangan/ stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu (Janna, 2008:27). Definisi di atas menyatakan bahwa sikap sebagai kecenderungan menyenangi atau tidak menyenangi sekumpulan stimulus yang dihadapkan pada individu. Manifestasi sikap tidak dapat langsung diamati, akan tetapi harus ditafsirkan dari ’’tingkah laku tampak’’, baik yang verbal maupun yang non verbal. Secara operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus dan dalam penggunaan yang praktis, sikap sering dihadapkan pada rangsangan atau stimulus sosial dan reaksi yang bersifat emosional (Mar’at, 1984:10). Dalam hal kecenderungan dan kesiapan untuk bertingkah laku, Mar’at (1984:13) menjelaskan proses tersebut sebagai stimulus yang datang dan diterima pancaindera seperti penglihatan, pendengaran dan alat panca raba. Selanjutnya, dalam diri terjadi dinamika psikofisik seperti kebutuhan, perasaan, motif, perhatian dan pengambilan keputusan. Semua proses ini terlihat sebagai dasar pembentukan sikap yang akhirnya melalui ambang batas terjadi tindakan yang bersifat terbuka (over behavior) yang disebut tingkah laku, jadi sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas tertentu Dari berbagai definisi dan batasan di atas maka sikap diartikan sebagai tingkat kesesuaian (persetujuan/ ketidaksetujuan, senang/ tidak senang dan kecenderungan bertindak seseorang terhadap objek). Menurut Walgito (1983:52) sikap itu adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak, menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek dan terbentuk atas dasar pengalaman-pengalaman. Sikap merupakan tenaga pendorong (motif) dari seseorang untuk timbulnya sesuatu perbuatan atau tindakan. Munculnya sikap di dalam sesuatu situasi, dan nilainya bagi seseorang adalah bersifat subyektif dan berdasarkan atas perasaan orang yang bersangkutan terhadap obyek yang dihadapinya. Karena berdasarkan atas pengalaman-pengalaman maka terdapat perbedaan antara sikap seseorang dengan orang yang lain, walaupun obyek yang dihadapi sama. 2. Objek Sikap Dari berbagai rumusan tentang sikap di atas kita dapat melihat bahwa sesungguhnya sikap mempunyai objek atau sasaran tertentu. Gerungan (2002:149) mengemukakan bahwa sikap merupakan kesediaan reaksi terhadap suatu hal. Sikap ini senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada objeknya. Selanjutnya, Gerungan menyatakan bahwa sikap itu selain diarahkan pada benda-benda, orang-orang, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga, juga diarahkan pada moral dan nilai (dalam Janna, 2008:30). 3. Ciri-Ciri Sikap Sikap itu merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perbuatan-perbuatan atau tingkah laku yang tertentu. Walgito ( dalam Miftakhul, 2008:30) membagi lima ciri sikap yang berhubungan dengan timbulnya tingkah laku, yaitu: a. Sikap itu adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir dan sikap terbentuk karena perkembangan individu. Dengan begitu berarti sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah-ubah. b. Sikap itu timbul dari adanya hubungan antara individu dengan obyek, sehingga sikap selalu terbentuk atau dapat dipelajari dalam hubungannya dengan obyekobyek melalui proses pengenalan atau persepsi terhadap obyek tersebut. c. Sikap merupakan reaksi yang dapat tertuju pada sebuah atau sekumpulan obyek. d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar. Jika sikap telah terbentuk dan merupakan salah satu nilai dalam kehidupan seseorang, maka secara relatif sulit mengalami perubahan. Kalau berubah prosesnya membutuhkan waktu yang agak lama, sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam, maka akan lebih mudah mengalami perubahan, sehingga sikap tidak lama bertahan. e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motif. Ini berarti bahwa sesuatu sikap terhadap sesuatu obyek tertentu akan selalu diikuti adanya perasaan yang tertentu, apakah perasaan yang bersifat positif (senang) atau negatif (tidak senang) terhadap obyek tersebut. Sebagai segi motivasi, berarti sikap itu mempunyai daya pendorong bagi individu untuk bertindak atau berbuat secara tertentu terhadap obyek yang dihadapinya. 4. Komponen Sikap Krech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam Janna, 2008:32) mengemukakan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: (1) komponen kognitif (cognitive component) yaitu kemampuan dan keyakinan seseorang menganalisa dan mempersepsikan baik atau buruk suatu objek yang selanjutnya mengarah kepada evaluasi atau penelitian, (2) komponen afektif (affectif component) yaitu ungkapan perasaan seseorang terhadap obyek, dan (3) komponen konasi (action component) yaitu perilaku seseorang untuk bertindak terhadap obyek. Selanjutnya Allport (dalam Mar’at, 1984:13) menguraikan bahwa komponen kognitif berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep. Komponen afektif menyangkut kehidupan emosional seseorang, dan komponen konatif merupakan kecenderungan bertingkah laku. Mann (dalam Azwar, 1995:24) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini). Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Secara bersamaan Shaver (Mar’at,1984:21) mengungkapkan tiga komponen sikap yaitu: (1) komponen kognisi yang akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek, (2) komponen afektif yang akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang atau tidak senang) terhadap objek, dan (3) komponen konatif yang akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana kesiapan atau kesediaan untuk bertindak terhadap objek. Shaver (dalam Mar’at, 1984:26) mengemukakan persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognitif. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala pandang dan pengetahuannya. Dengan demikian timbulnya sikap terhadap suatu objek tidak dapat dilepaskan dari komponen kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen pembentuk sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu sistem yang berinteraksi secara kompleks, bersifat selaras dan konsisten. Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap objek tertentu, bisa positif atau negatif, senang atau tidak senang, dan komponen kognitif akan menimbulkan persepsi, ide, dan konsep mengenai sesuatu yang dilihat. Persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar (sosialisasi) keluasan pandangan/ wawasan dan pengetahuan seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur terhadap hal yang dilihat. Sedangkan keluasan pandangan (cakrawala) dan pengetahuan akan memberi arti kepada objek yang di lihat. Kemudian berdasarkan norma-norma yang dianut oleh seseorang, maka ia akan mempunyai keyakinan (belief) tertentu terhadap suatu objek. Selanjutnya komponen afektif memberikan evaluasi emosional yang berupa perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek sikap. Komponen konatif yang menentukan kesediaan untuk bertindak terhadap objek itu. Dari uraian diatas mengenai struktur/ komponen sikap yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan konatif maka dipandang dapat dijadikan sub variabel dan indikator dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa tingkat sikap siswa terhadap pembelajaran seni budaya (seni rupa) disamping untuk mengetahui minat dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran seni budaya (seni rupa). 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Apabila dari ketiga komponen tersebut tidak konsisten satu dengan yang lain, maka yang akan terjadi adalah ketidak selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa. Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu (dalam Azwar, 1995:30). Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan (Purwanto, 2002:141). Demikian pula sikap pada diri seseorang terhadap sesuatu/ perangsang yang sama mungkin juga tidak selalu sama. Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak-anak didik adalah sangat penting. Menurut Ellis, faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan ialah: kematangan (maturation), keadaan fisik anak, pengaruh keluarga, lingkungan sosial, kehidupan sekolah, bioskop, guru, kurikulum sekolah, dan cara guru mengajar (dalam Purwanto, 2002:142). B. MINAT 1. Pengertian Minat Secara umum minat dapat diartikan sebagai kekuatan yang mendorong atau mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu aktifitas yang lebih dalam dari aktifitas lain. Untuk mengetahui minat seseorang diperlukan waktu yang cukup lama, minat membuat seseorang lebih tertarik pada salah satu obyek/situasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 744), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Menurut Wrigstone minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anakanak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya (Nurkancana: 225). Tidak berbeda jauh menurut Jersid dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu (Sumartana: 224). Dikatakan seseorang itu berminat jika ia mempunyai perhatian dan keinginan atau kemauan yang didukung oleh bakat dan lingkungan. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi. Minat seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih tahu dan lebih banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam kegiatan yang berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Minat dapat juga disebut dengan sebagai kondisi yang tertarik terhadap sesuatu yang selanjutnya dapat mencerminkan tujuannya. Seseorang dipandang mempunyai minat jika ia mempunyai rasa ketertarikan pada suatu kelompok kegiatan tertentu dan ketertarikannya itu tampak dalam tingkah laku. Dalam bidang pendidikan minat siswa merupakan suatu masalah yang perlu diketahui, sebab minat merupakan suatu bagian penting yang ikut berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Menurut Soesilowindradini yang dikutip oleh Miftakhul (2008:33) bahwa suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang memuaskan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan bathin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Minat memiliki intensitas atau daya beda. Minat yang kurang akan mengakibatkan berkurangnya intensitas suatu kegiatan. Minat yang timbul dari individu sebagai kebutuhan akan menjadi suatu pendorong bagi individu tersebut dalam melakukan berbagai usahanya. Dapat dikatakan pula minat merupakan suatu yang penting dalam melakukan suatu aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang yang mendasar untuk bertingkah laku terhadap benda, orang, aktivitas atau situasi yang mendapat perhatian dari individu itu sehingga memberikan perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. 2. Jenis-jenis Minat Whiterington (1985:136) menggolongkan minat menjadi dua macam yaitu: a. Minat primitif yaitu minat yang timbul dari pemenuhan kebutuhan sehari- hari yang terasa secara langsung, seperti pemenuhan kebutuhan pokok meliputi soal makanan, beras, gula dan sebagainya. b. Minat kultural atau sosial yaitu minat yang timbul dari proses belajar yang dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Individu berminat pada suatu obyek jika ia telah mengetahui obyek tersebut akan menyenangkan dirinya. Menurut Blum minat dibedakan menjadi dua macam: a. Minat Subyektif: sesuatu yang dapat memberikan rasa senang dan tidak senang pada suatu obyek yang didasarkan pada pengalaman. b. Minat Obyektif: suatu minat terhadap obyek yang dapat memberikan reaksi menerima atau menolak pada diri individu itu sendiri. Kedua minat tersebut saling berhubungan yang muncul lebih dahulu adalah minat subyektif yang dapat memberikan rasa senang atau tidak, kemudian akan timbul minat obyektif yang bersifat menerima atau menolak obyek tersebut. 3. Karakteristik Minat Menurut Crow & Crow (1963:156) karakteristik minat antara lain: a. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu obyek atau situasi yang menarik perhatian seseorang b. Minat dapat menyebabkan seseorang menaruh perhatian secara sadar, spontan, mudah, wajar, tanpa dipaksakan dan selektif. c. Minat dapat merangsang seseorang untuk mencari obyek atau situasi yang diminati d. Minat bersifat personal karena setiap individu memiliki perbedaan dalam menentukan minatnya dan hal ini berkaitan dengan kepentingan pribadi seseorang e. Dapat bersifat konsisten sepanjang obyek yang diminati efektif bagi individu f. Minat bersifat diskriminatif sepanjang obyek yang diminati efektif bagi individu. g. Minat bersifat diskriminatif karena dapat membantu seseorang membedakan halhal yang harus dan tidak harus dilakukan sehubungan dengan minatnya h. Minat tidak dapat bersifat native atau bawaan melainkan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pengalaman-pengalaman selama perkembangan individu, dan minat dapat juga menjadi "sebab" atau "akibat" dari pengalaman. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Minat dapat berbentuk dari berbagai faktor, baik yang berasal dari individu maupun yang berasal dari lingkungan. Crow & Crow (1963:159) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi minat, yaitu: a. Faktor dorongan dari dalam, merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa sakit dan sebagainya. Jika individu merasa lapar ini akan menimbulkan minat untuk mencari makan. b. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan aktifitas demi memenuhi kebutuhan untuk diakui atau diterima oleh lingkungan sosial. Sebagai contoh minat bekerja, minat anak muda untuk mengikuti mode yang sedang populer, hal itu semua berhubungan untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan. c. Faktor emosional atau perasaan, ini dapat menimbulkan invdividu apabila menghasilkan emosi atau perasaan senang, perasaan ini akan membangkitkan minat terhadap aktivitas tersebut. Dengan demikian kesuksesan yang dicapai dalam suatu usaha dapat menimbulkan minat yang sudah ada. Dengan demikian minat terbentuk oleh pengalaman atau proses belajar dan dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang berasal dari luar individu. 5. Cara Mengetahui Minat Menurut Super & Critis (Sumartono, 1993:23) berpendapat untuk mengetahui minat menggunakan empat cara, yaitu: a. Dengan melihat kenyataan seseorang apakah ia senang atau tidak senang pada suatu obyek atau barang, aktivitas atau pekerjaan. b. Dengan melihat dan mengobservasi partisipasi seseorang ke dalam suatu aktivitas atau pekerjaan. c. Dengan menggunakan tes obyektif d. Dengan mengukur atau melihat jawaban-jawaban seseorang dari sejumlah pertanyaan tentang aktivitas atau pekerjaan yang disenangi atau tidak disenangi, disini informan menjawab setiap item atau pertanyaan yang sesuai dengan minatnya. Dari pendapat ahli tentang cara mengetahui minat dapat disimpulkan bahwa pada umumnya untuk mengetahui minat membeli seseorang adalah dengan cara menanyakan kepada orang tersebut apakah ia senang atau tidak senang pada suatu barang atau jasa yang ditawarkan, dengan melihat atau mengobservasi dan dengan melalui tes. C. MENGGAMBAR 1. Hakekat Menggambar Sebelum menetapkan hakekat menggambar yang digunakan dalam penelitian, peneliti memaparkan beberapa hakekat menggambar yang sangat mempengaruhi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengajaran menggambar. Menurut Adrian (1998:10) menggambar merupakan pengungkapan oleh seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garis-garis dan warna. Jadi menggambar adalah melukiskan apa yang terpikir dengan goresan-goresan pensil di atas kertas. Selain itu menggambar merupakan proses komunikasi langsung karena seseorang dapat berkomunikasi hanya dengan menggunakan pensil dan kertas. Selain itu, Hobbs (1980:49) menyatakan bahwa menggambar adalah pekerjaan membuat penanda dengan satu warna pada sebuah kertas. Selain itu, dengan menggunakan pensil, kapur, maupun crayon sebagai media yang digunakan dalam menggambar. Menggambar bukan hanya sekedar sketsa tetapi keseluruhan tekstur. Myer (1958:69-71) menyatakan bahwa menggambar mempertimbangkan tiga masalah utama, yaitu (1) tingkatan yang paling sederhana yaitu dengan membuat objek tertentu atau situasi yang menarik dalam peristiwa khusus, (2) menggambar sebagai pekerjaan seni bagi dirinya sendiri, dan (3) menggambar sebagai fungsi belajar pada beberapa peristiwa menggambar, seni patung, atau pekerjaan yang lain. Menggambar merupakan sebagai pekerjaan yang lengkap adalah sebuah pekerjaan yang bukan hanya sekedar sketsa dari sebuah subjek tetapi keseluruhan gambar secara detail dan menyuluruh dari gambar tersebut. Dengan adanya beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa menggambar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk menuangkan gagasan atau ide melalui goresan pensil berupa gambar, sehingga menggambar membutuhkan kecermatan dalam mengamati, menggores, dan menyempurnakan gambar. 2. Kegiatan Menggambar bagi Anak-anak Tingkah laku anak itu merupakan spontanitas yang tidak disadarinya. Pernyataan seperti ini disebut ekspresi. Jadi anak-anak itu membutuhkan ekspresi, karena melalui ekspresi berkembanglah kreatifitasnya. (I Made Suru, 1983) menjelaskan, “ekspresi anak yang masih berada dalam periode yang sangat peka itu, menjelma keseluruhan pribadinya. Dorongan pertumbuhan dan perkembangan rohaninya, melahirkan spontanitas gerakan (bernyanyi, berteriak meloncat-loncat dan sebagainya). Pengalaman atas pengamatan dan pengindraan sendiri, menadikan kehidupan jasmani dan rohani itu wajar dan segar”. Jadi ekspresi bagi anak benar-benar merupakan kebutuhan yang mutlak dalam pertumbuhan perkembangannya. Menggambar itu sendiri merupakan jenis kegiatan universal yang disukai dan dilakukan oleh anak-anak dari berbagai bangsa dan berbagai zaman. Melalui menggambar anak dapat bermain-main menggunakan cat air, spidol, pencil dan sebagainya diatas media kertas, tembok, pasir dan kanvas. Menggambar memberikan peluang kepada anak untuk bermain dengan bahan dan teknik yang dipilihnya untuk mengekspresikan kesadaran dan jiwa caranya sendiri. Sejalan dengan perkembangannya secara menyeluruh, kemampuan anak-anak dalam menggambar semakin berkembang lagi. D. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Mata pelajaran seni budaya memiliki karakteristik pembelajaran yang khas dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam mata pelajaran seni budaya sendiri, aspek budaya dibahas secara terintegrasi dengan seni. Dengan demikian pada dasarnya mata pelajaran seni budaya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan keterampilan di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/ berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan ’’belajar dengan seni’’, ’’belajar melalui seni’’, dan ’’belajar tentang seni.’’ Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi). Apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peran dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, spasial, musikal, linguistik, matematik, naturalis, spiritual dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa, musik, tari dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam (dalam Miftakhul, 2008:21). 1. Tujuan Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya d. Meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional maupun global e. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistik (Standar kompetensi dan kompetensi dasar, panduan pengembangan silabus per mata pelajaran, RPP, dan KTSP, 2006:1343). 2. Ruang Lingkup Mata pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Seni rupa, mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya. b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan impresi bunyi, dan apresiasi karya musik. c. Seni tari, mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsang bunyi, dan apresiasi terhadap gerak tari. d. Seni teater, mencakup kemampuan olah tubuh, pikir dan suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran. Keempat bidang seni tersebut ditawarkan di sekolah. Pelaksanaannya minimal satu bidang seni dilaksanakan tergantung kesiapan sumberdaya manusia dan fasilitas yang tersedia. Namun apabila sekolah mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang diikutinya. (Standar kompetensi dan kompetensi dasar, panduan pengembangan silabus per mata pelajaran, RPP, dan KTSP, 2006:1343). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini mencakup (A) Pendekatan dan Jenis Penelitian , (B) Populasi dan Sampel, (C) Instrumen Penelitian, (D) Pengujian Instrumen, (E) Teknik Pengumpulan Data, dan (F) Teknik Analisis Data. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka diperlukan pendekatan dan jenis penelitian. Menurut Sugiyono (2005:1) “Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (1998:5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini dipusatkan pada masalah yang ada saat sekarang yaitu Sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Menurut Mohamad Ali (1985:120) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi, penggambaran atau melukiskanan tentang sesuatu keadaan secara sistematis, obyektif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu minat dan sikap belajar. Menurut Sugiyono dalam Umar (2001:106) adalah “Variabel dalam suatu penelitian merupakan suatu atribut di sekolompok obyek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.” Sesuai dengan pendapat ini dan berdasarkan pada teori-teori sebelumnya dan perumusan masalah, maka dapat diturunkan variabel dan sub variabel penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Di bawah ini jabaran variabel, sub variabel, dan indikator sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel, Sub Variabel, dan Indikator Variabel Sub Variabel Prosedur/ Metode Item Soal Siswa Angket 1-2 3-4 5 Siswa Angket 6 7 8 Siswa Angket 9 10 11-12 a. Komponen Kognitif (pandangan/ persepsi) Pandangan siswa terhadap materi pengetahuan Pandangan siswa terhadap materi praktik Siswa b. Komponen Afektif (perasaan) Antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya Siswa b. Minat dari faktor lingkungan c. Aktivitas/ kegiatan pembelajaran Sikap Sumber Data Kegiatan saat menggambar Frekuensi melihat pameran seni Keaktifan pada kegiatan menggambar Dukungan lingkungan keluarga Dukungan lingkungan sekolah Dukungan lingkungan masyarakat Prestasi Kehadiran Interaksi saat mata pelajaran seni budaya Tugas di kelas / tugas PR a. Minat dari faktor pribadi Minat Indikator 13-14 Angket 1 2 Angket 3-6 c. Komponen Konatif (kesiapan atau kesediaan) Kesiapan media (alat dan bahan) Kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya Siswa Angket 7-8 9-10 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.(Arikunto, 2002:108). Sedangkan menurut Sugiyono (2004:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian populasi karena subyek penelitian kurang dari 100 maka diambil semua subyeknya. Menurut Arikunto (2006:134) apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa yang terdiri dari kelas IV berjumlah 25 siswa, kelas V berjumlah 29 siswa, dan kelas VI berjumlah 30 siswa. 2. Sampel Menurut Umar (2001:108) “Sampel adalah bagian terkecil dari populasi.” Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan penelitian sampel disebabkan subyek yang diteliti kurang dari 100 subyek. C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, yang untuk selanjutnya dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian (UM, 2000:16). Hal ini dilakukan dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau tujuan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket/ Kuesioner Menurut Arikunto (2002:128) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sanapiah Faisal (1981:2) mengemukakan bahwa ciri khas angket terletak pada: pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang. Jenis angket yang digunakan berupa angket terstruktur. Angket terstruktur adalah angket yang mempunyai sifat tegas, kongkrit dan dengan pertanyaanpertanyaan yang terbatas, cara mengerjakannya responden diminta tidak lebih dari mencek atau mengisi skala atau lajur pertanyaan yang sudah ditentukan (dalam Miftakhul, 2008:65). Dalam angket terstruktur yang digunakan, setiap item pertanyaan telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya dan tinggal memberikan tanda (X) pada tempat yang tersedia. Dipandang dari cara menjawab responden adalah angket/ kuesioner tertutup, yaitu jawaban pertanyaan telah ditentukan seperti halnya pilihan ganda. Pembuatan angket ini berpedoman pada skala likert, dengan pernyataan yang diikuti oleh lima kemungkinan jawaban. Sukarnyana Wayan (1988:61) menyatakan bahwa dalam skala likert setiap pernyataan diikuti oleh lima kemungkinan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Tetapi dalam angket ini jawaban tersebut dimodifikasi dengan mentiadakan kategori R (ragu-ragu) dengan alasan sebagai berikut: 1. Kategori tersebut mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa berarti tidak tahu, bisa berarti ragu-ragu. 2. Tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderungan jawaban ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu atas arah jawabannya, ke arah sesuai atau tidak sesuai. 3. Maksud kategorisasi jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS) adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju dikutip oleh Maryudi Kurniawan (2004:28). Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab.Bangkalan. Alasan pemilihan angket sebagai instrumen pengambilan data yang paling tepat antara lain: angket dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu dalam proses pengumpulan data, angket dapat menjaring data subyektif mungkin sehingga dapat mengindikasi minat dan sikap belajar dari setiap responden yang menjadi sasaran penelitian. Secara garis besar angket penelitian disusun berdasarkan penjabaran variabel. Di bawah ini dijelaskan kisi-kisi instrumen pengumpulan data (angket). Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket 1. MINAT MENGGAMBAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Variabel Minat menggambar Subvariabel a. Minat dari faktor pribadi Indikator b. Minat dari faktor lingkungan c. Aktivitas/ kegiatan pembelajar an Jumlah butir pernyataan Nomor butir pernyataan Kegiatan saat menggambar Frekuensi melihat pameran seni Keaktifan pada kegiatan seni rupa 2 pernyataan 1, 2 2 pernyataan 3, 4 1 pernyataan 5 Dukungan lingkungan keluarga Dukungan lingkungan sekolah Dukungan lingkungan masyarakat 1 pernyataan 6 1 pernyataan 7 1 pernyataan 8 Prestasi Kehadiran Interaksi saat mata pelajaran seni budaya Tugas di kelas / tugas PR 1 pernyataan 1 pernyataan 2 pernyataan 9 10 11, 12 2 pernyataan 13, 14 2. SIKAP BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Variabel Sikap Subvariabel Jumlah butir pernyataan Indikator a. Komponen Kognitif (pandangan/ persepsi) b. Komponen Afektif (perasaan) c. Komponen Konatif (kesiapan/ kesediaan) Nomer butir pernyataan Pandangan siswa terhadap materi pengetahuan Pandangan siswa terhadap materi praktek 1 pernyataan 1 1 pernyataan 2 Antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya 4 pernyataan 3, 4, 5, 6 Kesiapan media (alat dan bahan) Kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya 2 pernyataan 7,8 3 pernyataan 9, 10, 11 Secara keseluruhan terdapat 25 item pernyataan dalam angket/ kuesioner. Analisis dilakukan pada 25 item pernyataan. Dengan rincian butir pernyataan nomor 1-14 berisi pernyataan untuk menjaring minat menggambar siswa dan butir pernyataan nomor 15-25 berisi pernyataan untuk menjaring sikap belajar siswa terhadap pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Pada masing-masing pernyataan disediakan 4 pilihan atau alternatif jawaban yakni sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Instrumen/ Angket Minat dan Sikap Kriteria Jawaban Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif 4 3 2 1 1 2 3 4 Alternatif jawaban setiap item berjumlah 4 dengan menggunakan skala linkert dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4. Secara terperinci jumlah item pernyataan dalam angket/ instrumen sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.4 Rincian Jumlah Item Instrumen Penelitian Jumlah No Indikator Skor Terendah Item 1 Kegiatan saat 2 2 menggambar 2 Frekuensi menonton 2 2 pameran seni 3 Keaktifan pada kegiatan 1 1 seni rupa 4 Dukungan lingkungan 1 1 keluarga 5 Dukungan lingkungan 1 1 sekolah 6 Dukungan lingkungan 1 1 masyarakat 7 Prestasi 1 1 8 Kehadiran 1 1 9 Interaksi saat mata 2 2 pelajaran seni budaya 10 Tugas seni budaya (seni 2 2 rupa) 11 12 13 14 15 Pandangan siswa terhadap materi pengetahuan Pandangan siswa terhadap materi praktek Antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya Kesiapan media (alat dan bahan) Kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya Jumlah Skor Tertinggi 8 8 4 4 4 4 4 4 8 8 1 1 4 1 1 4 4 4 16 2 2 8 3 3 12 25 25 100 1. Penyusunan Instrumen Penyusunan instrumen/ angket dilakukan untuk memperoleh data dari siswa/ responden. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam membuat angket dalam penelitian ini adalah: a. Membuat kisi-kisi pernyataan-pernyataan yang disusun sesuai dengan deskriptor dalam jabaran variabel b. Menyusun item-item dalam bentuk pernyataan c. Membuat sampul angket d. Menentukan pilihan jawaban yang gunanya adalah untuk mempermudah responden dalam mengisi instrumen e. Menyusun lembar jawaban angket Bagian-bagian dari angket ini meliputi: a. Sampul angket yang memuat: 1) label yaitu identitas kuesioner/ angket, 2) identitas peneliti, 3) lembaga pendidikan asal peneliti, 4) tahun penyebaran kuesioner/ angket. b. Kata pengantar, berisi tentang maksud dan tujuan peneliti dalam menyebarkan angket. c. Petunjuk pengerjaan angket dimaksudkan untuk mempermudah siswa/ responden dalam pengisian angket. d. Item atau butir pernyataan yaitu pernyataan yang harus dijawab atau di respon oleh responden. Dalam angket penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama tentang minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dan bagian kedua tentang sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. 2. Isi Instrument/ Angket Berikut ini akan diuraikan data dari instrumen berupa angket tentang minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk instrumen angket tentang minat siswa terdiri dari 14 item pernyataan yang terdiri dari: a. Subvariabel minat dari faktor pribadi dengan indikator : 1) Kegiatan saat menggambar terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 1, 2. 2) Frekuensi melihat pameran seni terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 3, 4. 3) Keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 5. b. Subvariabel minat dari faktor lingkungan dengan indikator : 1) Dukungan lingkungan keluarga 1 item pernyataan pada nomor 6. 2) Dukungan lingkungan sekolah 1 item pernyataan pada nomor 7. 3) Dukungan lingkungan masyarakat 1 item pernyataan pada nomor 8. c. Subvariabel aktivitas dengan indikator : 1) Prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 9. 2) Kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 10. 3) Keaktifan terdiri dari 2 item pertnyataan pada nomor 11, 12. 4) Tugas di kelas/ tugas PR terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 13, 14. Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk instrumen angket tentang sikap belajar siswa terdiri dari 11 item pernyataan yang terdiri dari : a. Subvariabel komponen kognitif (pandangan/ persepsi) dengan indikator pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item pernyataan pada nomor 1dan pandangan terhadap materi praktek terdiri dari 1item pernyataan pada nomor 2. b. Subvariabel komponen afektif (perasaan) dengan indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan terdiri dari 4 item pernyataan pada nomor 3, 4, 5, 6. c. Subvariabel komponen konatif (kesiapan/ kesediaan) dengan indikator kesiapan media (alat dan bahan) terdiri dari 2 item pernyataan pada nomor 7, 8 dan kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya (seni rupa) terdiri dari 3 item pernyataan pada nomor 9, 10, 11. D. Pengujian Instrumen Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan, dalam penelitian ini instrumen dikatakan baik apabila valid dan reliable. Sedangkan tujuan dari uji coba instrumen dilakukan untuk menyempurnakan instrumen sehingga sewaktu-waktu disebarkan kepada responden sudah reliable dan valid. Uji coba dilakukan menggunakan responden sebanyak 25 siswa. Penelitian uji coba dilaksanakan sebelum penelitian sikap belajar siswa yang berminat menggambar berlangsung yaitu pada tanggal 15 Juli 2010. Berikut ini akan dipaparkan mengenai reliabilitas dan validitas instrumen dalam penelitian. 1. Validitas instrumen Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat. Dikemukakan oleh Ancok dalam Effendi dan Singarimbun (1995:122) bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul dan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Sugiyono (2000:97) mengatakan bahwa, ” Dengan menggunakan instrumen yang telah diuji validitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid. Hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang menggunakan instrumen.” Pengujian validitas dilakukan menggunakan software SPSS 15.00 for windows dengan item-Total Statistics sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Uji Validitas Instrumen Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hasil Uji Validitas Intrumen Minat rhitung signifikan rtabel N 25 Keterangan Taraf Nyata 95% 0.675 0.000 0, 396 Valid 0.514 0.009 0, 396 Valid 0.777 0.000 0, 396 Valid 0.748 0.000 0, 396 Valid 0.686 0.000 0, 396 Valid 0.611 0.001 0, 396 Valid 0.685 0.000 0, 396 Valid 0.414 0.039 0, 396 Valid 0.495 0.012 0, 396 Valid 0.690 0.000 0, 396 Valid 0.810 0.000 0, 396 Valid 0.495 0.012 0, 396 Valid 0.463 0.020 0, 396 Valid 0.522 0.007 0, 396 Valid Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap rhitung signifikan rtabel N 25 Keterangan Taraf Nyata 95% 0.915 0.000 0, 396 Valid 0.537 0.006 0, 396 Valid 0.556 0.004 0, 396 Valid 0.426 0.034 0, 396 Valid 0.732 0.000 0, 396 Valid 0.896 0.000 0, 396 Valid 0.463 0.020 0, 396 Valid 0.492 0.012 0, 396 Valid 0.529 0.007 0, 396 Valid 0.903 0.000 0, 396 Valid 0.672 0.000 0, 396 Valid Dari tabel diatas menujukkan bahwa butir soal dapat dinyatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel dan signifikan < 0,05. 2. Reliabilitas Intrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, maka berapa kalipun diambil hasilnya akan tetap sama, atau dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat digunakan lebih dari satu kali dalam waktu yang berbeda, namun tetap menunjukkan hasil yang relative konstant. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002:108). Menurut Ancok dalam Effendi dan Singarimbun (1995:140), ” Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat yang dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS 15.00 for windows dengan Reliability Statistics sebagai berikut: Tabel 3.6 Reliability Statistics Reliability Statistics Instrumen Minat Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,863 N of Items 14 Reliability Statistics Instrumen Sikap Reliabi lity Statisti cs Cronbach's Alpha ,874 N of Items 11 Dari tabel diatas menujukkan bahwa nilai cronbach’s alpha (0,863) dan (0, 874) > 0,60 maka data dapat dikatakan reliabel. Pendapat Widayat (2004:87) bahwa “ Suatu pengukuran dikatakan reliabel bilamana paling tidak nilai Cronbach Alphanya lebih besar dari 0,60”. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan relevan serta akan memberikan gambaran aspek yang akan diteliti (Arikunto, 1998:92). Menurut Nazir (1999:211) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Kegiatan pengumpulan data didukung oleh beberapa faktor, antara lain kesiapan instrumen pengumpulan data (kuesioner) dan subyek yang menjadi sasaran pengumpulan data yaitu siswa. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan judul penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah angket/ kuesioner. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Studi pendahuluan, dalam kegiatan ini diadakan penjajagan untuk mencari informasi kemungkinan masalah yang akan diteliti sehingga permasalahannya akan menjadi jelas dan tidak menghambat pelaksanaan penelitian. b. Penyusunan proposal, merupakan rancangan singkat tentang apa yang hendak dilakukan dalam penelitian, sedangkan tujuan penyusunan proposal yaitu untuk menguraikan secara garis besar tentang tujuan penelitian, sasaran penelitian, metode yang digunakan, langkah-langkah dalam penelitian dan analisis penelitian serta hasil yang diharapkan sebagai bahan penyusunan skripsi. c. Menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpul data yang berupa angket. d. Pengurusan/ administrasi perijinan agar pelaksanaan pengumpulan data dapat berjalan lancar dan untuk mendapatkan pengesahan dari lembaga yang bersangkutan. e. Melakukan uji coba instrumen dan tenaga yang dilibatkan dalam pengumpulan data agar pelaksanaan pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar. Uji coba instrumen ini untuk melihat tingkat kehandalan instrumen penelitian yang dinyatakan dalam validitas dan reliabilitas. Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara cermat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Reliabilitas menunjukkan bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dalam arti sebagai derajat keajegan alat dalam mengukur suatu data (Arikunto, 2002:154). Uji coba instrumen dilakukan pada responden yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan sampel penelitian. Uji coba instrumen dilaksanakan di SDN Keleyan 3 pada siswa kelas III yang berjumlah 28 siswa dan yang diambil 25 siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data dilaksanakan mulai pertengahan bulan Agustus sampai dengan akhir Oktober 2010. Pada tahap ini peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan memberikan angket kepada responden untuk mengisinya dan memberikan jawaban sesuai dengan keadaan pribadi yang sebenarnya pada kolom jawaban yang tersedia. Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengisian maka peneliti memberikan petunjuk cara pengisian angket tersebut. 3. Tahap Persiapan Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya melakukan persiapan menganalisis data. Pada tahap ini data harus dipersiapkan dahulu karena data yang masuk tidak dapat langsung dianalisis. Pertama angket yang masuk dicek/ diperiksa terlebih dahulu apakah angket yang disebarkan dapat kembali semuanya dan terisi atau tidak. Selanjutnya, adalah data diberi kode. Karena jumlah responden sebanyak 84 siswa, maka kode data dimulai dari angka 01 sampai 84 dan setelah itu data dimasukkan. F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan, data segera diolah. Teknik analisis data sendiri merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah tahap persiapan yaitu : 1. Tahap persiapan 2. Tabulasi 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006:235). Peneliti melakukan persiapan terhadap angket (kuesioner) yang sudah terkumpul. Hal ini untuk mengetahui kelengkapan identitas pengisi, kelengkapan data, dan macam isian data dalam pengisian angket. Langkah ini juga bermaksud untuk merapikan data sehingga mempermudah langkah pengolahan data selanjutnya yaitu tabulasi. Kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap jawaban responden pada setiap item pernyataan, menyesuaikan data dengan teknik analisis yang digunakan. Skoring adalah menjumlahkan skor pada angket. Selanjutnya data yang telah diskoring dimasukkan ke dalam tabel. Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: 1. Memberikan nilai/ skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Tujuan dari pemberian skor ini adalah untuk mengetahui jumlah skor setiap responden dalam menjawab angket dan memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Untuk pengukuran dalam skala likert, jawaban rentangan sekaligus skornya yaitu: a. Angket Untuk pernyataan positif terdiri dari: (a) sangat setuju (SS) skor 4, (b) setuju (S) skornya 3, (c) kurang setuju (KS) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1. Jadi total skor tertinggi dalam angket ini adalah 4x14= 56. Untuk pernyataan negatif terdiri dari: (a) sangat setuju (SS) skor 1, (b) setuju (S) skornya 2, kurang setuju (KS) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 4. Jadi total skor terendah dalam angket ini adalah 1x 14= 14. 2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor untuk angket dari item yang tidak di isi atau tidak diberi skor atau nol. Setelah data terkumpul dan ditabulasikan, ditetapkan dahulu cara untuk menganalisis sesuai dengan tujuan penelitian dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Yang dimaksud disini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket/ kuesioner dengan metode angket. Adapun langkah-langkah dalam penerapan data akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Angket/ kuesioner Angket yang dibuat terdiri dari 14 item pernyataan masing-masing untuk variabel minat dan 11 item pernyataan untuk variabel sikap, disajikan secara berurutan sesuai dengan variabel minat dan sikap. Untuk mencari seberapa tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya pada metode angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menjumlah secara keseluruhan skor dari seluruh item jawaban tiap responden 2) Dari jumlah keseluruhan, ditentukan tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya kedalam kriteria apakah sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Yang didapat dari rumus kelas interval yaitu: Skor tertinggi - Skor terendah Panjang kelas interval ===== 3) 4) Banyaknya kelas interval B Setelah ditentukan kriterianya dari tiap responden, untuk mengetahui berapa a % responden dari total jumlah responden yang tingkat minat menggambar n pada mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat y rendah di hitung dengan rumus: a f x 100% P= k N P = prosentase responden n f = frekuensi kriteria y N = jumlah responden keseluruhan a Setelah mengetahui siswa yang berminat menggambar dengan kategori sangat tinggi dan tinggi maka dapat menentukan tingkat sikap ksiswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. 5) e Untuk mencari seberapa tingkat minat dan sikap siswa pada mata l pelajaran seni budaya dari tiap indikator pada metode angket dilakukan adengan cara: (a) Pengelompokan pernyataan sesuai indikator s (b) Pemberian skor tiap item dari jawaban responden, kemudian ditentukan kriterianya berdasarkan rentangan skor i n t e (c) Setelah kriteria ditentukan, kemudian dihitung berapa % responden dari total jumlah responden yang tingkat sikap sesuai dengan kriteria masingmasing indikator yang dihitung dengan rumus: P= f x 100% N P = prosentase responden f = frekuensi kriteria N = jumlah responden keseluruhan Tabel 3.7 Makna Prosentase Prosentase 80 % - 100 % 51 % - 79 % 50 % 30 % - 49 % 1 % - 29 % Makna Sebagian Besar Lebih dari Separuh Separuh Kurang dari Separuh Lebih Kecil BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab III telah dijelaskan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket. Sedangkan subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Sebelum angket ini dipergunakan, angket tersebut diuji cobakan terlebih dahulu. Dari hasil uji coba tersebut terdapat beberapa item pernyataan yang perlu diperbaiki. Mengenai pilihan penggunaan kata, ada yang perlu ditambah dan dikurangi agar lebih mudah dimengerti oleh responden. Angket atau instrumen ini terdiri dari 25 item pernyataan yang memuat tentang bagaimana gambaran-gambaran minat dan sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Instrumen ini disusun dari indikatorindikator dari sub variabel yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selanjutnya dalam bab IV ini akan disajikan secara sistematis hasil dari penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian ini berupa data deskriptif studi tentang siswa yang berminat menggambar dan sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik prosentase. Setelah melalui tahap-tahap pengolahan data, peneliti dapat melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tabel-tabel prosentase dan uraian variabel sebagai berikut. A. Minat Menggambar Siswa Kelas IV, V, dan VI pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan 1. Minat Menggambar Siswa Kelas IV Minat menggambar siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas IV Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 9 36 % Tinggi 11 44 % Rendah 2 8% Sangat Rendah 3 12 % Jumlah 25 100 % Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa prosentase kurang dari separuh (36 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh (44 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi, prosentase lebih kecil (8%) siswa memiliki tingkat minat menggambar rendah dan prosentase lebih kecil (12 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat rendah. Maka siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi (36 %) dan tinggi (44%) siswa dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya akan diuraikan data dari instrumen angket untuk tiap indikator siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas IV hanya ada 20 responden dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang indikator tingkat kegiatan saat menggambar. Dengan 2 item pernyataan, pada nomor 1 dan 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 13 65 % Tinggi 6 30 % Rendah 1 5% Sangat Rendah Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari separuh (65 %) siswa memiliki tingkat minat sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh (20%) siswa memiliki tingkat minat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (5 %) siswa memiliki tingkat minat rendah dan yang tingkat minatnya sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat minat dalam kegiatan menggambar sangat tinggi, karena lebih dari separuh jumlah siswa/ respondennya berminat dalam kegiatan menggambar. Kedua tentang indikator tingkat frekuensi melihat pameran seni ada 2 item pernyataan pada no. 3 dan 4. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 55 % Tinggi 5 25 % Rendah 4 20 % Sangat Rendah Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran seni siswa kelas IV lebih dari separuh (55 %) siswa sangat tinggi, yang tingkat frekuensi melihat pameran seninya tinggi memiliki prosentase lebih kecil (25 %) siswa, yang tingkat frekuensi melihat pameran seninya rendah memiliki prosentase lebih kecil (20 %) siswa dan sangat rendah memiliki prosentase (0 %) tidak ada. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat frekuensi melihat pameran seninya sangat tinggi. Ketiga tentang indikator tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 5. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 12 60 % Tinggi 6 30 % Rendah 1 5% Sangat Rendah 1 5% Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (60 %) siswa kelas IV memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar sangat tinggi, kurang dari separuh (30 %) siswa memiliki tingkat keaktifan tinggi, yang tingkat keaktifannya rendah lebih kecil (5 %) siswa, dan lebih kecil juga (5 %) siswa memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar siswa kelas IV sangat tinggi. Keempat tentang indikator tingkat dukungan lingkungan keluarga hanya terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 6. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 8 40 % Tinggi 5 25 % Rendah 5 25 % Sangat Rendah 2 10 % Jumlah 20 100 % Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan keluarga siswa kelas IV dengan prosentase kurang dari separuh (40 %) siswa sangat tinggi, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi dengan prosentase lebih kecil yaitu (25 %) siswa, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah prosentasenya juga lebih kecil (25%) siswa, dan yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya sangat rendah mendapatkan prosentase lebih kecil yaitu (10 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat dukungan lingkungan keluarga siswa kelas IV adalah sangat tinggi, meskipun tidak mencapai separuh dari jumlah secara keseluruhan. Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya terdiri dari 1 item pernyataan yaitu no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 6 30 % Tinggi 8 40 % Rendah 3 15 % Sangat Rendah 3 15 % Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa kurang dari separuh (30 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh (40 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi, responden yang tingkat dukungan lingkungan sekolah rendah (15 %) siswa memiliki prosentase lebih kecil dan tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat rendah juga memiliki prosentase lebih kecil (15%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi, meskipun jumlah responden kurang dari separuh dari jumlah secara keseluruhan. Keenam tentang indikator tingkat dukungan lingkungan masyarakat 1 item pernyataan yaitu pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 7 35 % Tinggi 7 35 % Rendah 6 30 % Sangat Rendah Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan masyarakat pada siswa kelas IV dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya kurang dari separuh (35 %) siswa, kriteria tinggi prosentasenya juga kurang dari separuh (35%) siswa, dengan prosentasenya kurang dari separuh (30 %) siswa memiliki tingkat dukungan masyarakat rendah, dan tingkat dukungan masyarakat sangat rendah tidak ada (0 %) siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV tingkat dukungan lingkungan masyarakatnya sangat tinggi dan tinggi, dengan jumlah responden yang paling banyak dibanding dengan kriteria lainnya meskipun prosentasenya kurang dari separuh. Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 9. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Tingkat Prestasi Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 5 25 % Tinggi 9 45 % Rendah 5 25 % Sangat Rendah 1 5% Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas IV dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, untuk tingkat prestasi siswa dengan kriteria tinggi prosentasenya kurang dari separuh (45 %) siswa, yang tingkat prestasinya rendah prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, dan untuk tingkat prestasinya sangat rendah prosentasenya lebih kecil (5 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat prestasinya tinggi, meskipun prosentasenya kurang dari separuh jumlah siswa/ responden. Kedelapan tentang indikator tingkat kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 10. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Tingkat Kehadiran Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 14 70 % Tinggi 4 20 % Rendah 1 5% Sangat Rendah 1 5% Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dengan prosentase lebih dari separuh (70 %) siswa menunjukkan tingkat kehadirannya sangat tinggi, yang tingkat kehadirannya dengan kriteria tinggi prosentasenya lebih kecil (20 %) siswa, dengan prosentase lebih kecil (5 %) siswa memiliki kriteria rendah, dan prosentase juga lebih kecil (5 %) siswa yang tingkat kehadirannya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat kehadirannya sangat tinggi. Kesembilan tentang indikator interaksi saat mata pelajaran seni budaya terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 8 40 % Tinggi 12 60 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 20 100 % Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa kurang dari separuh (40 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, dengan jumlah prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya dengan kriteria tinggi, prosentase tidak ada (0 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya rendah dan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budayanya tinggi, jumlahnya lebih dari separuh keseluruhan responden. Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Tingkat Tugas Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 13 65 % Tinggi 5 25 % Rendah 2 10 % Sangat Rendah Jumlah 20 100 % Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (65 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar untuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, lebih kecil (25 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar untuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi, dengan prosentase lebih kecil (10 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar rendah, dan dengan prosentase tidak ada (0 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar dengan kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat tugas menggambar sangat tinggi, jumlahnya lebih dari separuh jumlah responden keseluruhan. 2. Minat Menggambar Siswa Kelas V Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang minat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk instrumen angket tentang minat menggambar siswa terdiri dari 14 item pernyataan. Yang dibagikan pada 29 siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas V Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 3 10,3 % Tinggi 9 31,0 % Rendah 12 41,4 % Sangat Rendah 5 17,2 % Jumlah 29 100 % Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat minat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan prosentase lebih kecil (10,3 %) mendapat kriteria sangat tinggi, dengan prosentase kurang dari separuh (31,0 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi, yang menunjukkan tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan kriteria rendah prosentasenya kurang dari separuh (41,4%) siswa, dan yang menunjukkan tingkat minat menggambar lebih kecil (17,2%) siswa mendapatkan kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah. Maka siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan tinggi mempunyai prosentase (10,3 %) dan (31 %) siswa dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas V ada 12 responden dari jumlah keseluruhan dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang indikator kegiatan saat menggambar terdiri dari 2 item pernyataan yaitu pada no. 1 dan 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 12 100 % Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Dari tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (100 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar pada kegiatan saat menggambar sangat tinggi, dan (0%) siswa tingkat kegiatan saat menggambarnya tinggi, rendah, dan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat minat menggambar siswa kelas V terhadap kegiatan menggambar sangat tinggi. Kedua tentang indikator frekuensi melihat pameran seni hanya 2 item pernyataan yaitu no. 3 dan 4. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 12 100 % Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran seni sebagian besar (100 %) siswa mendapat kriteria sangat tinggi , dan tingkat frekuensi melihat pameran seninya tinggi, rendah, dan sangat rendah (0%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat terhadap frekuensi melihat pameran seni adalah sangat tinggi. Karena prosentasenya lebih besar dibanding dengan yang lain, dan juga lebih dari separuh jumlah responden. Ketiga tentang indikator keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 5. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 10 83,3 % Tinggi 2 16,7 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Tabel 4.15 menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa kelas V pada kegiatan menggambar dengan kriteria sangat tinggi sebagian besar (83,3 %) siswa, yang menunjukkan tingkat keaktifannya pada kegiatan menggambar dengan kriteria tinggi lebih kecil (16,7 %) siswa, yang menunjukkan tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat minat terhadap keaktifan pada kegiatan menggambar sangat tinggi, jumlah/ prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden. Keempat tentang indikator dukungan lingkungan keluarga 1 item pernyataan pada no.6. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 3 25 % Tinggi 7 58,3 % Rendah Sangat Rendah 2 16,7 % Jumlah 12 100 % Tabel 4.16 menunjukkan bahwa lebih kecil (25 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan keluarga sangat tinggi, yang menunjukkan tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi lebih dari separuh (58.3 %) siswa, sedang yang menunjukkan tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah prosentasenya tidak ada (0 %) siswa, dan prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan keluarganya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi, jumlah/ prosentasenya lebih besar daripada kriteria yang lainnya. Dengan mendapatkan prosentase lebih dari separuh jumlah keseluruhan siswa. Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya 1 item pernyataan yaitu pada no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 4 33,3 % Tinggi 5 41,7 % Rendah 2 16,7 % Sangat Rendah 1 8,3 % Jumlah 12 100 % Tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa kurang dari separuh (33,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi, yang menunjukkan tingkat dukungan lingkungan sekolahnya kurang dari separuh (41,7 %) siswa memiliki kriteria tinggi, yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya rendah lebih kecil (16,7 %) siswa, dan yang menunjukan tingkat dukungan lingkungan sekolahnya sangat rendah juga lebih kecil (8,3%)siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi. Keenam tentang indikator dukungan lingkungan masyarakat 1 item pernyataan pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 4 33,3 % Tinggi 5 41,7 % Rendah 3 25 % Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Tabel 4.18 menunjukkan bahwa tingkat dukungan lingkungan masyarakat siswa kelas V dengan kriteria sangat tinggi kurang dari separuh (27,6 %) siswa, yang menunjukkan kriteria tinggi prosentasenya kurang dari separuh (41,7 %) siswa, sedang yang menunjukkan kriteria rendah prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, dan siswa memiliki kriteria sangat rendah tidak ada (0 %). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat dukungan lingkungan masyarakatnya tinggi, jumlah/ prosentasenya lebih besar dengan menunjukkan prosentase kurang dari separuh pada jumlah responden yang lainnya. Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 9. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Tingkat Prestasi Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 5 41,7 % Tinggi 4 33,3 % Rendah 1 8,3 % Sangat Rendah 2 16,7 % Jumlah 12 100 % Tabel 4.19 menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas V sangat tinggi dengan prosentase kurang dari separuh (41,7 %) siswa, dengan prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa memiliki tingkat prestasi tinggi, lebih kecil (8,3 %) siswa memiliki kriteria rendah, dan yang menunjukkan kriteria sangat rendah prosentasenya lebih kecil (16,7 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat prestasinya sangat tinggi tinggi. Kedelapan tentang indikator kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 10. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Tingkat Kehadiran Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 8 66,7 % Tinggi 3 25 % Rendah Sangat Rendah 1 8,3 % Jumlah 12 100 % Dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa jumlah responden siswa kelas V yang tingkat kehadirannya sangat tinggi mendapat prosentase lebih dari separuh (66,7 %) siswa, responden yang menunjukkan tingkat kehadirannya tinggi mendapat prosentase lebih kecil (25 %) siswa, tingkat kehadirannya rendah tidak ada (0 %) siswa, dan prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa memiliki tingkat kehadirannya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat kehadirannya sangat tinggi, karena jumlah/ prosentasenya lebih besar dari jumlah responden yang lain dan lebih dari separuh jumlah responden secara keseluruhan. Kesembilan tentang indikator tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 91,7 % Tinggi 1 8,3 % Cukup Kurang Jumlah 12 100 % Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (91,7 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya tinggi, dan tidak ada tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden keseluruhan. Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan pada no 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.22 Tingkat Tugas Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 4 33,3 % Tinggi 8 66,7 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Dari tabel 4.22 menunjukkan bahwa siswa kelas V tingkat tugas menggambar sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa, yang menunjukkan tingkat tugas menggambar tinggi memperoleh prosentase lebih dari separuh yaitu (66,7 %) siswa, dan (0 %) untuk kriteria rendah dan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat mengerjakan tugasnya tinggi, prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden seluruhnya. 3. Minat Menggambar Siswa Kelas VI Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang minat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk instrumen angket tentang minat siswa terdiri dari 14 item pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.23 Tingkat Minat Menggambar Siswa Kelas VI Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 10 33,3 % Tinggi 6 20,0 % Rendah 10 33,3 % Sangat Rendah 4 13,4 % Jumlah 30 100 % Dari tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa kurang dari separuh (33,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat minat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (20,0 %) siswa kelas VI memiliki tingkat minat menggambar tinggi, jumlah responden dengan prosentase kurang dari separuh (33,3%) siswa memiliki tingkat minat menggambar rendah dan lebih kecil (13,3 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang berminat menggambar pada kelas VI mempunyai kriteria sangat tinggi dan tinggi dengan prosentase (33,3 %) dan (20 %) siswa. Selanjutnya akan diuraikan data dari instrumen angket untuk tiap indikator siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Siswa yang berminat menggambar pada kelas VI ada 16 responden dari jumlah keseluruhan dengan kategori sangat tinggi dan tinggi. Pertama tentang indikator kegiatan saat menggambar. Dengan 2 item pernyataan, nomor 1 dan 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Tingkat Kegiatan Saat Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 15 93,75 % Tinggi 1 6,25 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Tabel 4.24 menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (93,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat kegiatan saat menggambar sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (6,25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat kegiatan saat menggambar tinggi, kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat minat terhadap kegiatan saat menggambar sangat tinggi, karena prosentasenya paling banyak dan sebagian besar jumlah siswa/ responden keseluruhan. Kedua tentang indikator frekuensi melihat pameran seni 2 item pernyataan pada no. 3 dan 4 . Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 16 100 % Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa tingkat frekuensi melihat pameran seni prosentasenya sebagian besar (100 %) siswa kelas VI sangat tinggi, dan yang kriteria tinggi, rendah dan sangat rendah mendapat prosentase (0%) atau tidak ada. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat frekuensi melihat pameran seni adalah sangat tinggi. Ketiga tentang indikator keaktifan pada kegiatan menggambar terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 5. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.26 Tingkat Keaktifan pada Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 14 87,5 % Tinggi 2 12,5 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa dengan prosentase sebagian besar (83,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar sangat tinggi, kriteria tinggi mendapatkan prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa, yang tingkat keaktifannya rendah tidak ada (0%), dan yang tingkat keaktifan sangat rendah juga tidak ada (0 %). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat keaktifan pada kegiatan menggambar mendapat kriteria sangat tinggi. Karena kriteria tersebut mendapat responden/ prosentase yang lebih besar dari jumlah responden/ prosentase keseluruhan. Keempat tentang indikator dukungan lingkungan keluarga hanya terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 6. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.27 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 68,75 % Tinggi 5 31,25 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Tabel 4.27 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan keluarga sangat tinggi, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya tinggi prosentasenya kurang dari separuh (31,25%) siswa, yang tingkat dukungan lingkungan keluarganya rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat dukungan lingkungan keluarga dari siswa kelas VI adalah sangat tinggi dengan jumlah responden lebih banyak. Kelima tentang indikator dukungan lingkungan sekolah hanya terdiri dari 1 item pernyataan yaitu no. 7. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.28 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 68,75 % Tinggi 3 18,75 % Rendah Sangat Rendah 2 12,5 % Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.28 menunjukkan bahwa dengan prosentase lebih dari separuh (43,3 %) siswa kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolah sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (18,75 %) siswa memiliki tingkat dukungan lingkungan sekolahnya tinggi, responden yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya rendah tidak ada (0 %) siswa dan yang tingkat dukungan lingkungan sekolahnya sangat rendah memiliki prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat dukungan lingkungan sekolahnya sangat tinggi mendapatkan lebih dari separuh jumlah/ prosentase dari seluruh siswa/ responden. Keenam tentang indikator dukungan lingkungan masyarakat 1 item pernyataan yaitu pada no. 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.29 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 68,75 % Tinggi 2 12,5 % Rendah Sangat Rendah 3 18,75 % Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat dukungan lingkungan masyarakat sangat tinggi, sedangkan kriteria tinggi mendapat prosentase lebih kecil (12,5%) siswa, dengan kriteria rendah jumlah prosentasenya tidak ada (0 %) siswa, dan untuk kriteria sangat rendah prosentasenya lebih kecil (18,75 %) siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VI tingkat dukungan lingkungan masyarakatnya mendapatkan kriteria sangat tinggi, dengan jumlah responden paling banyak dibanding dengan kriteria lainnya, prosentasenya lebih dari separuh jumlah keseluruhan. Ketujuh tentang indikator prestasi terdiri dari 1 item pernyataan pada no. 9. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.30 Tingkat Prestasi Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 6 37,5 % Tinggi 2 12,5 % Rendah 1 6,25 % Sangat Rendah 7 43,75 % Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.30 di atas menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan kriteria sangat tinggi kurang dari separuh (37,5 %) siswa, untuk kriteria tinggi mendapatkan lebih kecil (12,5 %) siswa, yang tingkat prestasinya rendah prosentasenya juga lebih kecil (6,25%) siswa, dan untuk tingkat prestasinya sangat rendah prosentasenya kurang dari separuh (43,75 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat prestasinya sangat rendah, jumlah prosentasenya lebih dari separuh jumlah siswa/ responden keseluruhan. Kedelapan tentang indikator kehadiran terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 10. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.31 Tingkat Kehadiran Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 13 81,25 % Tinggi 2 12,5 % Rendah 1 6,25 % Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Tabel 4.31 menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (81,25 %) siswa memiliki tingkat kehadiran sangat tinggi, yang tingkat kehadirannya dengan kriteria tinggi mendapat prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa, dengan prosentase lebih kecil (6,25 %) siswa memiliki tingkat kehadiran rendah, dan tidak ada yang tingkat kehadirannya sangat rendah (0 %). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI memiliki tingkat kehadiran sangat tinggi, karena prosentasenya lebih dari separuh dari jumlah keseluruhan responden/ siswa. Kesembilan tentang indikator interaksi saat mata pelajaran seni budaya terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 11 dan 12. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.32 Tingkat Interaksi Saat Mata Pelajaran Seni Budaya Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 16 100 % Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Tabel 4.32 di atas menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (100 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, dengan prosentase (0 %) siswa memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya tinggi, dan tidak ada juga tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya dengan kriteria rendah dan sangat rendah (0%). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI memiliki tingkat interaksi saat mata pelajaran seni budaya sangat tinggi, prosentasenya sebagian besar jumlah keseluruhan responden. Kesepuluh tentang indikator tugas menggambar terdiri dari 2 item pernyataan pada no. 13 dan 14. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.33 Tingkat Tugas Menggambar Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 15 93,75 % Tinggi 1 6,25 % Rendah Sangat Rendah Jumlah 16 100 % Tabel 4.33 di atas menunjukkan bahwa prosentase sebagian besar (93,75 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (6,25 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar mendapat kriteria tinggi, dan dengan (0 %) siswa memiliki tingkat tugas menggambar rendah dan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa minat menggambar siswa kelas VI terhadap tingkat tugas menggambar sangat tinggi, prosentasenya lebih dari separuh jumlah responden. B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI 1. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV Sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.34 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas IV Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 7 35 % Tinggi 11 55 % Rendah Sangat Rendah 2 10 % Jumlah 20 100 % Berdasarkan jawaban responden dari tabel 4.34 diperoleh prosentase kurang dari separuh (35 %) siswa kelas IV memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, tingkat sikap belajar siswa tinggi dengan prosentase lebih dari separuh (55 %) siswa, dengan prosentase tidak ada (0 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar rendah dan jumlah responden dengan kriteria sangat rendah lebih kecil (10 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa IV tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan mendapatkan kriteria tinggi. Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator sikap belajar siswa yang berminat menggambar kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi pengetahuan, terdapat 1 item no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.35 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 10 50 % Tinggi Rendah 6 30 % Sangat Rendah 4 20 % Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.35 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV pada materi pengetahuan dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya separuh (50 %) siswa, yang tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan tinggi prosentasenya tidak ada (0 %) siswa, dengan kriteria rendah prosentasenya kurang dari separuh (30%) siswa, dan kriteria sangat rendah prosentasenya lebih kecil (20 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa sikap belajar siswa kelas IV pada tingkat pandangan terhadap materi pengetahuannya sangat tinggi. Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.36 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 16 80 % Tinggi Rendah Sangat Rendah 4 20 % Jumlah 20 100 % Tabel 4.36 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV terhadap materi praktek prosentasenya sebagian besar (80 %) siswa adalah sangat tinggi, jumlah responden yang tinggi dan rendah rendah tidak ada (0%) siswa, dengan prosentase lebih kecil (20 %) siswa memiliki kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat pandangan siswa kelas IV terhadap materi praktek adalah sangat tinggi. Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada no 3, 4,5 dan 6. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.37 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi 12 4 1 3 20 Prosentase 60 % 20 % 5% 15 % 100 % Tabel 4.37 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa kelas IV memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi prosentasenya lebih kecil (40 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah memiliki prosentase lebih kecil (5 %) siswa, dan prosentase lebih kecil (15 %) siswa memiliki tingkat antusias sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, prosentasenya lebih besar dari jumlah siswa/ responden. Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2 item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.38 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan) Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 12 60 % Tinggi 4 20 % Rendah 1 5% Sangat Rendah 3 15 % Jumlah 20 100 % Dari tabel 4.38 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih dari separuh (60 %) siswa, responden yang tingkat kesiapan medianya tinggi lebih kecil (25 %) siswa, yang tingkat kesiapan medianya rendah prosentase lebih kecil (5 %) siswa, dan tingkat kesiapan medianya sangat rendah lebih kecil (15%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya lebih dari separuh dari jumlah responden seluruhnya. Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.39 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi 9 8 2 1 20 Prosentase 45 % 40 % 10 % 5% 100 % Tabel 4.39 menunjukkan bahwa prosentase kurang dari separuh (45 %) siswa kelas IV memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden kurang dari separuh (40 %) siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi, prosentase lebih kecil (10%) siswa memiliki kriteria rendah, dan prosentase lebih kecil ( 5% ) siswa memiliki kriteria sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi. 2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas V. Untuk instrumen angket tentang sikap siswa terdiri dari 11 item pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.40 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas V Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 3 33.3 % Tinggi 4 25,0 % Rendah 5 41,7 % Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Dari tabel diatas diketahui bahwa prosetase kurang daei separuh (33,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25,0 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi, prosentase kurang dari separuh (41,7 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah, dan (0 %) tingkat sikapnya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat sikapnya pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah. Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator sikap belajar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.41 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 4 33,3 % Tinggi 1 8,3 % Rendah 3 25 % Sangat Rendah 4 33,3 % Jumlah 12 100 % Tabel 4.41 diatas menunjukkan bahwa prosentasenya kurang dari separuh (33,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (8,3 %) siswa kelas V memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan adalah tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25 %) siswa memiliki kriteria rendah, sedangkan kurang dari separuh (33,3%) siswa kelas V memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat pandangan terhadap materi pengetahuannya sangat tinggi dan rendah. Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.42 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 12 100 % Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah 12 100 % Tabel 4.42 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas V terhadap materi praktek prosentasenya sebagian besar (100 %) siswa adalah sangat tinggi, dan tinggi, rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat pandangan siswa kelas V terhadap materi praktek adalah sangat tinggi. Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada ( no 3, 4,5 dan 6). Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.43 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi 2 1 2 7 12 Prosentase 16,7 % 8,3 % 16,7 % 58,3 % 100 % Tabel 4.43 menunjukkan bahwa prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa kelas V memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi prosentasenya lebih kecil (8,3 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah juga memiliki prosentase lebih kecil (16,7 %) siswa dan sangat rendah memiliki prosentase lebih dari separuh (58,3 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat rendah, prosentasenya lebih besar dari jumlah siswa/ responden. Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2 item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.44 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan) Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 10 83,3 % Tinggi Rendah 1 8,3 % Sangat Rendah 1 8,3 % Jumlah 12 100 % Dari tabel 4.44 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya sebagian besar (83,3 %) siswa, responden yang tingkat kesiapan medianya tinggi tidak ada (0 %) siswa, tingkat kesiapan medianya rendah memiliki prosentasi lebih kecil (8,3 %) siswa dan sangat rendah dengan prosentasi lebih kecil juga (8,3 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya sebagian besar dari jumlah responden seluruhnya. Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.45 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi 9 3 12 Prosentase 75 % 25 % 100 % Tabel 4.45 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (75 %) siswa kelas V memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden tidak ada (0 %) siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi dan rendah, tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya sangat rendah memiliki prosentasi lebih kecil (25 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi. 3. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Berikut ini akan diuraikan data hasil dari instrumen berupa angket tentang sikap belajar siswa yang nerminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas VI. Untuk instrumen angket tentang sikap siswa terdiri dari 11 item pernyataan. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.46 Tingkat Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar Kelas VI Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 4 25,0 % Tinggi 3 18,7 % Rendah 5 31,3 % Sangat Rendah 4 25,0 % Jumlah 16 100 % Dari tabel diatas diketahui bahwa prosetase lebih kecil (25,0%) siswa kelas VI memiliki tingkat sikap belajar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (18,7 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tinggi, prosentase kurang dari separuh (31,3 %) siswa memiliki tingkat sikap belajar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah, dan peosentase lebih kecil (25,0 %) tingkat sikapnya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat sikapnya pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan rendah. Selanjutnya akan diuraikan data hasil instrumen angket untuk tiap indikator sikap belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Pertama tentang indikator pandangan terhadap materi pengetahuan terdiri dari 1 item pernyataan yaitu pada no. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.47 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengetahuan Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 5 31,25 % Tinggi 4 25 % Rendah 4 25 % Sangat Rendah 3 18,75 % Jumlah 16 100 % Tabel 4.47 diatas menunjukkan bahwa prosentasenya kurang dari separuh (31,25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan adalah tinggi, dengan prosentase lebih kecil (25 %) siswa memiliki kriteria rendah, sedangkan lebih kecil juga (18,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat pandangan terhadap materi pengetahuan sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat pandangan terhadap materi pengetahuannya sangat tinggi. Kedua tentang indikator pandangan terhadap materi praktek pada angket terdapat dalam 1 item pernyataan yaitu no. 2. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.48 Tingkat Pandangan Siswa Terhadap Materi Praktek Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 15 93,75 % Tinggi Rendah Sangat Rendah 1 6,25 % Jumlah 16 100 % Tabel 4.48 menunjukkan bahwa tingkat pandangan siswa kelas VI terhadap materi praktek prosentasenya sebagian besar (93,75 %) siswa adalah sangat tinggi, dengan prosentase lebih tidak ada (0 %) siswa adalah tinggi dan rendah, prosentase lebih kecil (6,25 %) siswa sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat pandangan siswa kelas VI terhadap materi praktek adalah sangat tinggi. Ketiga tentang indikator antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dari 4 item pernyataan yaitu pada ( no 3, 4,5 dan 6). Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.49 Tingkat Antusias Mengikuti Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi 5 4 5 2 16 Prosentase 31,25 % 25 % 31,25 % 12,5 % 100 % Tabel 4.49 menunjukkan bahwa prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa kelas VI memiliki tingkat antusias dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sangat tinggi, jumlah responden tingkat antusiasnya tinggi prosentasenya lebih kecil (25 %) siswa, yang tingkat antusiasnya rendah memiliki prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa, dan sangat rendah memiliki prosentase lebih kecil (12,5%) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat antusiasnya sangat tinggi dan rendah, prosentasenya lebih besar dari jumlah siswa/ responden. Keempat tentang indikator kesiapan media (alat dan bahan) yang terdiri dari 2 item pernyataan pada no 7 dan 8. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.50 Tingkat Kesiapan Media (alat dan bahan) Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 68,75 % Tinggi 2 12,5 % Rendah 1 6,25 % Sangat Rendah 2 12,5 % Jumlah 16 100 % Dari tabel 4.50 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan kriteria sangat tinggi prosentasenya lebih dari separuh (68,75 %) siswa, responden yang tingkat kesiapan medianya tinggi lebih kecil (12,5 %) siswa, tingkat kesiapan medianya rendah prosentasenya lebih kecil (6,25 %) siswa dan sangat rendah memiliki prosentase lebih kecil (12,5 %) siswa. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat kesiapan medianya sangat tinggi, jumlahnya lebih besar dari jumlah responden seluruhnya. Kelima tentang indikator kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan yang terdiri dari 3 item pernyataan yaitu pada no. 9, 10 dan 11. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.51 Tingkat Kesiapan Buku Teori/ Buku Catatan Seni Budaya dan Keterampilan Kriteria/ Tingkat Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 11 68,75 % Tinggi 3 18,75 % Rendah 1 6,25 % Sangat Rendah 1 6,25 % Jumlah 16 100 % Tabel 4.51 menunjukkan bahwa prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa kelas VI memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan adalah sangat tinggi, dengan responden lebih kecil (18,75 %) siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya adalah tinggi, dan tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya rendah lebih kecil juga (6,25 %) siswa, dengan responden lebih kecil (6,25%) siswa memiliki tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat rendah. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI tingkat kesiapan buku teori/ buku catatannya sangat tinggi. BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendeskriptifkan perilaku belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan. Dengan respondennya berjumlah 84 siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VI dengan jumlah responden kelas IV sebanyak 25 siswa, kelas V sebanyak 29 siswa dan kelas VI dengan jumlah responden 30 siswa. Dari hasil penelitian yang terdapat pada bab IV akan disajikan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: A. Siswa Kelas IV, V, dan VI yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan 1. Siswa Kelas IV yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden 25 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (36 %) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (44 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (8%) siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (12 %) siswa. Jadi siswa kelas IV yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dengan prosentase kurang dari separuh (36 %) dengan jumlah 9 siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (44 %) dengan jumlah 11 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 20 siswa dari responden 25 siswa. Oleh karena itu dengan adanya data tersebut guru harus mempertahankan minat menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Menurut Wrigstone minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya (Wayan Nurkancana: 225). Tidak berbeda jauh menurut Jersid dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat seseorang dapat dilihat dari kemauan dan keinginannya untuk lebih tahu dan lebih banyak belajar dan kemauan untuk lebih melibatkan diri dalam kegiatan yang berkaitan dengan sesuatu hal tersebut. Minat dapat juga disebut dengan sebagai kondisi yang tertarik terhadap sesuatu yang selanjutnya dapat mencerminkan tujuannya. Seseorang dipandang mempunyai minat jika ia mempunyai rasa ketertarikan pada suatu kelompok kegiatan tertentu dan ketertarikannya itu tampak dalam tingkah laku. 2. Siswa kelas V yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden 29 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (10,3 %) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (31,0 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (41,4 %) siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (17,2%) siswa. Jadi siswa kelas V yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dengan prosentase lebih kecil (10,3 %) dengan jumlah 3 siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (31,0 %) dengan jumlah 9 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 12 siswa dari 29 responden. Dari data tersebut sebaiknya guru lebih meningkatkan minat menggambar siswa dengan memberi motivasi kepada siswa dan menggunakan media pembelajaran yang beragam. 3. Siswa Kelas VI yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah responden 30 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran siswa yang berminat menggambar dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dengan prosentase (33,3 %) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (20,0 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (33,3 %) siswa, dan kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (13,3%) siswa. Jadi siswa kelas VI yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dengan prosentase kurang dari separuh (33,3 %) dengan jumlah 10 siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase lebih kecil (20,0 %) dengan jumlah 6 siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VI yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 16 siswa dari 30 responden. Dari data diatas guru agar mempertahankan minat menggambar siswa dan memberi motivasi supaya minat menggambar siswa lebih meningkat. B. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV, V, dan VI 1. Sikap Belajar Siswa Kelas IV yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV dengan jumlah responden 20 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap belajar siswa kelas IV dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV sangat tinggi dengan prosentase (35%) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (55 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (0 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (10 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah tinggi dengan prosentase sebesar 55 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa. Sehingga dari hasil ini guru harus tetap mempertahankan sikap belajar siswa yang berminat menggambar terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan sikap belajar siswa yang berbeda terhadap suatu hal. Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan baik mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya. Sikap adalah suatu perbuatan/ tingkah laku sebagai reaksi/ respons terhadap sesuatu rangsangan/ stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu (Janna, 2008:27). Jadi dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara sikap seseorang dengan orang yang lain terhadap suatu hal, meski objek yang dihadapi sama. Dalam hal ini adalah pada saat mengikuti pembelajaran seni budaya, dimana mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sebagai rangsangan/ stimulusnya yang menunjukkan sikap/ perilaku senang atau tidak senang. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap seperti yang dikemukakan oleh Azwar (1995:30) yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan (dalam Janna, 2008:161). Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif (pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan; dan ketiga subvariabel komponen konatif (kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya dan keterampilan. Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada kriteria tinggi mendapat prosentase separuh (50 %) siswa. Berdasarkan data di lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama apa yang diterangkan oleh guru dan separuh dari siswa yang berminat menggambar mengobrol dengan teman sebangkunya. Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variable sikap belajar siswa kelas IV menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati jumlah prosentase terbanyak yaitu sebagian besar (80 %) siswa. Hal ini terjadi karena siswa kelas IV selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana hampir sebagian besar adalah tugasnya yaitu praktek menggambar, sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakannya dengan maksimal. Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu lebih dari separuh (60 %) siswa dalam kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dari siswa menyukai dan bersikap positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, hampir sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam setiap materi dan tugas yang telah diberikan. Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua siswa mengerjakan tugasnya menggunakan media yang ia miliki sendiri. Walaupun kadang alat untuk menggambar seperti krayon dan pensil gambarnya kurang lengkap. Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan menunjukkan jumlah prosentase kurang dari separuh (45 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka yang selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam diri siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (80 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; kedua indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dan indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan prosentase lebih dari separuh (60 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dengan prosentase separuh (50 %) siswa dengan kriteria tinggi; dan yang keempat indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan dengan prosentase kurang dari separuh (45 %) siswa kriteria sangat tinggi. 2. Sikap Belajar Siswa Kelas V yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas V dengan jumlah responden 12 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap belajar siswa kelas V dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas V sangat tinggi dengan prosentase (33,3 %) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (25,0 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (41,7 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (0 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase sebesar (41,7 % ) yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa guru harus lebih meningkatkan lagi sikap belajar siswa supaya lebih baik dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif (pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan; dan ketiga subvariabel komponen konatif (kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya dan keterampilan. Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada kriteria sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa dan pada kriteria sangat rendah miliki prosentase kurang dari separuh juga (33,3 %) siswa. Berdasarkan data di lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa ada yang mengobrol sendiri, selain itu ada juga yang mendengarkan dan memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru, adapula yang mengerjakan tugas pelajaran yang lain. Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variabel sikap belajar siswa kelas V menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati jumlah prosentase terbanyak yaitu (100 %) siswa. Hal ini terjadi karena siswa kelas V selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana hampir sebagian besar adalah tugas psikomotorik yaitu praktek menggambar, siswa dapat memahami dan mengerjakannya dengan maksimal. Sebagian besar siswa tepat waktu dalam pengumpulan tugas menggambar. Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu lebih dari separuh (58,3%) siswa dalam kriteria sangat rendah. Hal ini tercermin hampir sebagian besar siswa kurang antusias dan bersemangat dalam setiap materi yang telah diberikan, ditemukan dilapangan bahwa siswa lebih mengutamakan pelajaran lain dimana siswa mengerjakan tugas rumah yang bukan pelajaran seni budaya dikerjakan saat jam pelajaran seni budaya dan keterampilan. Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase lebih dari sebagian besar (83,3 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua siswa dengan media masing-masing sedang mengerjakan tugasnya tanpa meminjam peralatan menggambar ke temannya. Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan menunjukkan jumlah prosentase lebih dari separuh (75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka yang selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam diri siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap belajar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (100 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; kedua indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) yaitu sebagian besar (91,7 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan dengan prosentase lebih dari separuh (75%) siswa dengan kriteria sangat tinggi; keempat indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yaitu lebih dari separuh (58,3%) dengan kriteria sangat rendah; dan kelima indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan menunjukkan prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi dan sangat rendah. 3. Sikap Belajar Siswa Kelas VI yang Berminat Menggambar Hasil analisis data penelitian tentang sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas VI dengan jumlah responden 16 siswa, dapat diketahui dengan jelas gambaran sikap belajar siswa kelas VI dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI sangat tinggi dengan prosentase (25%) siswa, kriteria tinggi menunjukkan prosentase (18,7 %) siswa, kriteria rendah mendapatkan prosentase (31,3 %) siswa dan yang termasuk kriteria sangat rendah menunjukkan prosentase (25 %) siswa. Maka dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase sebesar 31,3 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa. Untuk mengetahui sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, berikut akan dideskripsikan beberapa indikatornya. Indikator sikap belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, pertama subvariabel komponen kognitif (pandangan/ persepsi) terdiri dari indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dan tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek; kedua subvariabel komponen afektif (perasaan) dengan indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya (seni rupa); dan ketiga subvariabel komponen konatif (kesiapan/ kesediaan) terdiri dari indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dan tingkat kesiapan buku teori dan buku catatan seni budaya (seni rupa). Dalam indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, pada kriteria sangat tinggi mendapat prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa. Berdasarkan data di lapangan, hal ini dikarenakan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi mengenai kesenian/ kebudayaan daerah setempat, siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama apa yang diterangkan oleh guru dan sebagian dari siswa yang berminat menggambar mengobrol dengan teman sebangkunya. Indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek untuk variabel sikap belajar siswa kelas VI menunjukkan bahwa kriteria sangat tinggi menempati jumlah prosentase terbanyak yaitu sebagian besar (93,75 %) siswa. Hal ini terjadi karena siswa kelas VI selalu memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana hampir sebagian besar adalah tugas psikomotorik yaitu praktek menggambar, siswa dapat memahami dan mengerjakannya dengan maksimal. Siswa juga tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan jumlah prosentase paling banyak yaitu kurang dari separuh (31,25%) siswa dalam kriteria sangat tinggi dan rendah. Hal ini tercermin dari siswa menyukai dan bersikap positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, hampir sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam setiap materi dan tugas yang telah diberikan. Adapula siswa yang berminat menggambar tapi dia takut bertanya kepada guru apabila ada kesulitan dalam pelajaran seni budaya dan keterampilan. Indikator tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan jumlah prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam pengerjaan tugas praktek yang dikerjakan di dalam kelas. Semua siswa dengan media masing-masing sedang mengerjakan tugasnya. Siswa konsentrasi dengan tugas yang diberikan oleh guru. Indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan menunjukkan jumlah prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam perhatian dan kesiapan mereka yang selalu membawa buku teori/ buku catatan. Dengan penuh kesadaran dari dalam diri siswa sendiri untuk selalu membawa pada saat ada jam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Dari semua indikator di atas dapat terlihat dengan jelas dalam variabel sikap belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bahwa indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi praktek menempati jumlah prosentase paling banyak yaitu sebagian besar (93,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; kedua indikator tingkat kesiapan buku teori/ buku catatan seni budaya dan keterampilan dan tingkat kesiapan media (alat dan bahan) dengan prosentase lebih dari separuh (68,75 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi; ketiga indikator tingkat antusias mengikuti mata pelajaran seni budaya dan keterampilan prosentase kurang dari separuh (31,25 %) siswa dengan kriteria sangat tinggi dan rendah; dan keempat indikator tingkat pandangan siswa terhadap materi pengetahuan dengan prosentase kurang dari separuh (31,25%) siswa dengan kriteria sangat tinggi. BAB VI PENUTUP Pada bagian terakhir dari penulisan skripsi ini dipaparkan: (A) Simpulan, dan (B) Saran. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV dan bab V, maka penelitian sikap belajar siswa yang berminat menggambar pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV, V, dan VI SDN Keleyan 3 Kec. Socah Kab. Bangkalan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kelas IV, V, dan VI. a. Prosentase kurang dari separuh (36 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (44%) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas IV yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 20 siswa dari 25 responden. Minat menggambar siswa kelas IV cenderung sangat tinggi sehingga harus tetap dipertahankan. b. Prosentase lebih kecil (10,3 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase kurang dari separuh (31,0 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas V yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 12 siswa dari 29 responden. Minat menggambar siswa kelas V cenderung rendah sehingga perlu ditingkatkan minat siswa dalam menggambar. c. Prosentase kurang dari separuh (33,3 %) siswa memiliki tingkat minat menggambar sangat tinggi dan dengan prosentase lebih kecil (20,0%) siswa memiliki tingkat minat menggambar tinggi. Maka siswa kelas VI yang berminat menggambar dengan kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi berjumlah 16 siswa dari 30 responden. Minat menggambar siswa kelas VI yang sudah ada tetap dipertahankan dan perlu peningkatan supaya siswa yang berminat menggambar bertambah. 2. Sikap Belajar Siswa yang Berminat Menggambar pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kelas IV, V, dan VI a. Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas IV pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah tinggi dengan prosentase sebesar 55 % yaitu lebih dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 20 responden. Sikap belajar siswa kelas IV mempunyai sikap belajar yang cenderung positif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sehingga harus dipertahankan dalam kegiatan praktek menggambar dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran semakin besar. b. Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas V pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase sebesar 41,7 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 12 responden. Sikap belajar siswa kelas V mempunyai sikap belajar yang cenderung negatif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sehingga perlu adanya bimbingan dan motivasi untuk menumbuhkan sikap belajar yang positif. Oleh sebab itu perlu pemahaman tentang pandangan siswa terhadap materi pengetahuan, perlu peningkatan dalam memberi bimbingan dan mengontrol siswa supaya rasa antusias siswa dalam mengikuti pelajaran seni budaya dan keterampilan tetap terjaga. c. Tingkat sikap belajar siswa yang berminat menggambar siswa kelas VI pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah rendah dengan prosentase sebesar 31,3 % yaitu kurang dari separuh jumlah keseluruhan siswa dari 16 responden. Sikap belajar siswa kelas VI mempunyai sikap belajar yang negatif terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan sehingga perlu adanya bimbingan dan motivasi untuk menumbuhkan sikap belajar yang positif supaya antusias siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dan keterampilan lebih besar. B. Saran 1. Mengingat pentingnya minat yang muncul dari diri siswa maka perlu upaya untuk mengetahui, meningkatkan, dan mengembangkan minat tersebut untuk lebih baik lagi serta memberikan pengetahuan yang cukup dan memberikan contoh sikap yang baik pada kegiatan sehari-hari di sekolah. 2. Membangun komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua murid supaya ikut andil dalam menjaga dan memperhatikan sikap dan prestasi siswa sesuai dengan minat yang telah dimilikinya dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan desain dan variabel lain yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, Saifudin. 1998. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin, 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Blum, Gerald S. 1953. Psychoanalytic Theories of Personality. New York: McGrawHill Book Company. Crow, Lester D. 1963. An Outline of General Psychology. Paterson : Littlefield, Adams. Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional,2006, Kurikulum 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional. Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama. Hill, Adrian. 1998. Bagaimana Menggambar. Bandung: Angkasa. Hobbs, Jack A. 1980. Art in Context. New York: Harcourt Brace Javanovich. Janna, Miftakhul. 2006. Sikap, Minat dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Seni Budaya (seni rupa) di SMA Negeri 1 Bangil Tahun Ajaran 2007/ 2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM. Kurnia, Astri. 2005. Sikap dan Minat siswa jurusan Tata Kecantikan terhadap mata pelajaran desain kecantikan sebagai sebagian dari pendidikan seni di SMK Negeri 1 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM. Kurniawan, Adi. 2009. Minat Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekstrakurikuler Seni Budaya Bidang Lukis Di SD Negeri 2 Tlogomas Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM. Mar’at. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia. Munandar, S.C. Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia. Nurkancana, I. Wayan & Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Purwanto, Ngalim M. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwodarminto. W.J.S. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikanas. Jakarta: Balai Pustaka. Singarimbun, M. dan Effendi S.1995. Metode Penelitian Survey. Jalkarta: LP3ES Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Panduan Pengambangan Silabus per Mata Pelajaran, RPP dan KTSP. 2006. Jakarta: PT. Binatama Raya. Suru, I Made. 1983. Nilai Kegiatan Menggambar dalam Kegiatan Ungkapan Kreatif bagi Anak-anak. Majalah Warta Scientia, vol xii. Malang: IKIP MALANG Umar, Husein. 2001. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat.Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Walgito, Bimo. 1983. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.