Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gawanan 02 Tahun 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : NINIK INDARTI A 510 100 214 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 BIODATA Nama Penulis : NINIK INDARTI Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : FKIP Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta Alamat e-mail : [email protected] Nomor Telepon : 081 794 569 14 ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPAKELAS IV SDN GAWANAN 02 TAHUN 2013/2014 Ninik Indarti, A 510 100 214, ProgramStudi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2014, 132 halaman. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN 02 Gawanan yang berjumlah 27 siswa. Subjek pelaksanaan tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru kelas. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data (sumber). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data dekriptif kualitatif yang melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar pada pembelajaran IPA hal ini dapat dilihat dari pra siklus, aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 9 siswa (33,33%) , keberanian menjawab sebanyak 8 siswa (29,62%). siklus I pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 11 siswa (40,74%) , keberanian menjawab sebanyak 13 siswa (48,14%). Siklus I pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 19 siswa (70,37%), keberanian bertanya sebanyak 16 siswa (59,25%) , keberanian menjawab sebanyak 17 siswa (62,96%). Siklus II pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 22 siswa (81,84%), keberanian bertanya sebanyak 21 siswa (77,78%) , keberanian menjawab sebanyak 20 siswa (74,07%).Pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 25 siswa (92,59%), keberanian bertanya sebanyak 23 siswa (85,18%) , keberanian menjawab sebanyak 24 siswa (88,89%).Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SDN 02 Gawanan. Kata kunci : motivasi belajar, metode pembelajaran discovery A. PENDAHULUAN Pada umumnya pembelajaran di Sekolah Dasar masih dianggap kurang maksimal jika dilihat dari cara guru mengajar,karena pada umumnya seorang guru masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak sepenuhnya materi yang dapat dipahami oleh siswa. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelajaran ini untuk mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gawanan 02 Tahun 2013/2014 ". B. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan di SDN O2 Gawanan,Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai tahap pelaporan hasil penelitian. Waktu penelitian dimulai dari bulan April sampai Juni 2014. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas IV SD Negeri 01 Kayen yang berjumlah 26 siswa dan guru kelas IV. Pada penelitian ini, jenis data ada dua yaitu 1) data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa dengan prosentase ketuntasan siswa mencapai KKM, 2) data kualitatif berupa daftar nama siswa, pedoman observasi, proses pembelajaran, dan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas IV. Peneliti menggunakan prosedur penelitian melalui tahap permasalahan, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kusumah Wijaya dkk (2012: 9) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan dan (3) merefleksikan tindakaan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. PTK atau classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas. Dan untuk masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Menurut Rubino (2011:67) wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula. wawancara ini digunakan untuk mengetahui teknik pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran IPA dan mengetahui kesulitan siswa pada saat pembelajaran IPA. Selain itu juga peneliti menggunakan teknik observasi, Menurut Wijaya Kusumah dkk (2012: 66) observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Observasi ini digunakan untuk mengamati tindak mengajar guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery dan tindak belajar siswa pada saat proses pembelajaran IPA. Menurut Arikunto (2010: 201) dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti penyelelidiki benda- benda tertulis seperti buku- buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Untuk menjamin kevalidan dan kebenaran data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menurut Oemar Hamalik (2008: 158) Motivasi belajar adalah dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini kan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang. Menurut Suciati (2002: 3.10) mengatakan bahwa:“Motivasi belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda ini akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula”. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan teknik dictogloss yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV. Sebagaimana penelitian Rika Nanda Puspitasari (2009) yang menerapkan metode discovery untuk meningkatkan motivasi belajar IPA. Peneliti melakukan wawancara dan observasi sebelum melaksanakan tindakan kelas untuk memperoleh data motivasi belajar IPA. Setelah itu, peneliti melaksanakan tindakan yang terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas IV sebagai observer yang mengamati proses pembelajaran selama tindakan. Pada tindakan siklus I ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan metode discovery, menyusun RPP, mempersiapkan media pembelajaran dan sumber belajar, menyusun lembar observasi, dan menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran selama tindakan. Setelah didapatkan hasil pengamatan lalu peneliti melakukan refleksi terhadap siklus I. Dari hasil refleksi diketahui kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kemudian peneliti merencanakan tindakan siklus II yang tahapannya sama dengan siklus I. Adapun tingkat keberhasilan sebelum tindakan (prasiklus) sampai siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Motivasi Belajar Siswa dan Prosentase Indikator Motivasi Belajar No Tindakan Antusias mengerjakan soal Keberanian Bertanya Keberanian Menjawab 1 Pra Siklus 12 siswa (44,44%) 9 siswa (33,33%) 8 siswa (29,62%) 2 Siklus I pertemuan I 12 siswa (44,44%) 11 siswa (40,74%) 13 siswa (48,14%) 3 Siklus I pertemuan II 19 siswa (70,37%) 16 siswa (59,25%) 17 siswa (62,96%) 4 Siklus II pertemuan I 22 siswa (81,84%) 21 siswa (77,78%) 20 siswa (74,07%) 5 Siklus II pertemuan II 25 siswa (92,59%) 23 siswa (85,18%) 24 siswa (88,89%) Berdasarkan table diatas dapat diketahui peningkatan motivasi belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: pra siklus, aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 9 siswa (33,33%) , keberanian menjawab sebanyak 8 siswa (29,62%). siklus I; siklus I diadakan dalam dua kali pertemuan, pada siklus I pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 11 siswa (40,74%) , keberanian menjawab sebanyak 13 siswa (48,14%). Siklus I pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 19 siswa (70,37%), keberanian bertanya sebanyak 16 siswa (59,25%) , keberanian menjawab sebanyak 17 siswa (62,96%). Siklus II juga dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 22 siswa (81,84%), keberanian bertanya sebanyak 21 siswa (77,78%) , keberanian menjawab sebanyak 20 siswa (74,07%). pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 25 siswa (92,59%), keberanian bertanya sebanyak 23 siswa (85,18%) , keberanian menjawab sebanyak 24 siswa (88,89%). Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka hipotesis penelitian ini yaitu dengan penerapan metode discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SDN O2 Gawanan,Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Tahun 2013/2014 dapat diterima. D. KESIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam 2 siklus dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata IPA kelas IV SDN O2 Gawanan tahun 2013/2014. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari ketercapaiannya aspek antisisas siswa 85%, keberanian bertanya 80%, keberanian menjawab 75%. Sebelum tindakan kelas (prasiklus) aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (44,44%), keberanian bertanya sebanyak (33,33%) , keberanian menjawab sebanyak (29,62%). siklus I pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (44,44%), keberanian bertanya sebanyak (40,74%) , keberanian menjawab sebanyak (48,14%). Siklus I pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (70,37%), keberanian bertanya sebanyak (59,25%) , keberanian menjawab sebanyak (62,96%). Siklus II, pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (81,84%), keberanian bertanya sebanyak (77,78%) , keberanian menjawab sebanyak (74,07%). Siklus II pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (92,59%), keberanian bertanya sebanyak (85,18%) , menunjukkan kebenarannya. keberanian bahwa menjawab hipotesis sebanyak yang telah (88,89%). dirumuskan Hal ini terbukti DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Grafika Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, dedi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University Press. Universitas Negeri Surabaya. Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan . Surakarta: FKIP UMS. Siadari, Eben Ezer. 2001. 8 Etos Kerja Bisnisdan 8 Etos Keguruan. Jakarta: Darma Mahardika Suciati dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana, Nana. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algentindo